SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
2
3
Materi
• Investasi dan PAD untuk Kesejahteraan
Masyarakat
• Permasalahan Investasi yang Ditemukan
• Strategi Peningkatan Investasi Daerah
dadang-solihin.blogspot.com 4
5
Investasi merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan
ekonomi karena mempunyai keterkaitan dengan keberlangsungan kegiatan
ekonomi di masa yang akan datang.
Dengan melakukan investasi, kapasitas produksi dapat ditingkatkan, yang
berarti peningkatan output. Peningkatan output akan meningkatkan pendapatan.
Dalam jangka panjang akumulasi investasi mendorong perkembangan berbagai
aktivitas ekonomi sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Dengan demikian dampak dan keterkaitannya cukup besar, baik pada investor
sendiri, pemerintah daerah, maupun rakyat kecil.
Makin banyak dan tinggi nilai investasi, kian besar pula dampak dan manfaat
yang dipetik, seperti menyerap tenaga kerja, optimalisasi sumber daya alam,
serta yang paling utama meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat di
daerah tersebut.
INVESTASI
Analisis Potensi PAD
1. Kenali setiap jenis Pajak Daerah,
2. Kenali setiap jenis Retribusi
Daerah,
3. Kenali indikator utama yang
mempengaruhi jenis Pajak Daerah
tersebut,
4. Kenali indikator utama yang
mempengaruhi jenis Retribusi
Daerah (kaitkan dengan pelayanan
publik yang diberikan),
5. Buat analisa potensi pajak dan
kaitkan dengan pertumbuhan
ekonomi daerah.
dadang-solihin.blogspot.com 7
PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN DI DAERAH
Upaya untuk memberdayakan
masyarakat di seluruh daerah
Upaya terencana untuk
meningkatkan kapasitas
Pemerintahan Daerah
Sehingga tercipta suatu
kemampuan yang andal dan
profesional dalam:
 Memberikan pelayanan kepada
masyarakat,
 Mengelola sumber daya
ekonomi daerah.
Sehingga tercipta suatu
lingkungan yang memungkinkan
masyarakat untuk:
 Menikmati kualitas kehidupan
yang lebih baik, maju, dan
tenteram,
 Peningkatan harkat, martabat,
dan harga diri.
dadang-solihin.blogspot.com 8
Daya Tarik Investasi Daerah
13%
18,3%
22,6%
27,4%
27,4% 22,6% 18,3% 13%
15%
15%
dadang-solihin.blogspot.com 9
Kelembagaan (15%)
Kebijakan Daerah dan Perda
 Kejelasan Tarif
 Kejelasan Prosedur
 Proses Perumusan Perda
 Kebijakan Ketenagakerjaan
Kebijakan Daerah dan Perda
 Kejelasan Tarif
 Kejelasan Prosedur
 Proses Perumusan Perda
 Kebijakan Ketenagakerjaan
Kepemimpinan Lokal
 Kepemimpinan Kepala
Daerah
 Inisiatif Kepala Daerah
 Hubungan Kepala Daerah
dengan Pengusaha
Kepemimpinan Lokal
 Kepemimpinan Kepala
Daerah
 Inisiatif Kepala Daerah
 Hubungan Kepala Daerah
dengan Pengusaha
Aparatur dan Pelayanan
 Respon Pemda thd.
Permasalahan Dunia Usaha
 Birokrasi Pelayanan Dunia
Usaha
 Informasi Potensi Ekonomi
Daerah
 Penyalahgunaan
Wewenang olehAparat
Aparatur dan Pelayanan
 Respon Pemda thd.
Permasalahan Dunia Usaha
 Birokrasi Pelayanan Dunia
Usaha
 Informasi Potensi Ekonomi
Daerah
 Penyalahgunaan
Wewenang olehAparat
Kepastian Hukum
 Konsistensi Peraturan
 Penegakan Keputusan
Peradilan
 KecepatanAparat Keamanan
 Pungutan Liar di Luar
Birokrasi
Kepastian Hukum
 Konsistensi Peraturan
 Penegakan Keputusan
Peradilan
 KecepatanAparat Keamanan
 Pungutan Liar di Luar
Birokrasi
dadang-solihin.blogspot.com 10
Keamanan, Politik dan Sosial Budaya (27,4%)
Politik
 Hubungan Eksekutif-Legislatif
 Hubungan antar Partai Politik
Sosial Budaya
 Keterbukaan Masyarakat thd. Dunia Usaha
 Keterbukaan Masyarakat thd. Tenaga Kerja dari Luar Daerah
 Etos Kerja Masyarakat
 Kemudahan Memperoleh Hak Penguasaan Tanah
 Potensi Konflik di Masyarakat
Sosial Budaya
 Keterbukaan Masyarakat thd. Dunia Usaha
 Keterbukaan Masyarakat thd. Tenaga Kerja dari Luar Daerah
 Etos Kerja Masyarakat
 Kemudahan Memperoleh Hak Penguasaan Tanah
 Potensi Konflik di Masyarakat
Keamanan
 Kemanan Usaha
 Keamanan Masyarakat
 Dampak Unjuk Rasa
Keamanan
 Kemanan Usaha
 Keamanan Masyarakat
 Dampak Unjuk Rasa
Politik
 Hubungan Eksekutif-Legislatif
 Hubungan antar Partai Politik
dadang-solihin.blogspot.com 11
Ekonomi Daerah (22,6%)
Struktur Ekonomi
 Pertumbuhan Sektor Primer
 Pertumbuhan Sektor Sekunder
 Pertumbuhan Sektor Tersier
Struktur Ekonomi
 Pertumbuhan Sektor Primer
 Pertumbuhan Sektor Sekunder
 Pertumbuhan Sektor Tersier
Potensi Ekonomi
 PDRB Perkapita
 Pertumbuhan Ekonomi
 Indeks Kemahalan Konstruksi
Potensi Ekonomi
 PDRB Perkapita
 Pertumbuhan Ekonomi
 Indeks Kemahalan Konstruksi
dadang-solihin.blogspot.com 12
Tenaga Kerja (18,3%)
Biaya Tenaga Kerja
 Biaya Tenaga Kerja Formal
 Biaya T
enaga Kerja Aktual
Biaya Tenaga Kerja
 Biaya Tenaga Kerja Formal
 Biaya T
enaga Kerja Aktual
Kualitas Tenaga Kerja
 Produktivitas Tenaga Kerja
 Pendidikan Tenaga Kerja
Kualitas Tenaga Kerja
 Produktivitas Tenaga Kerja
 Pendidikan Tenaga Kerja
Ketersediaan Tenaga Kerja
 Tenaga Kerja Usia Produktif
 Tenaga Kerja Pencari Kerja
Ketersediaan Tenaga Kerja
 Tenaga Kerja Usia Produktif
 Tenaga Kerja Pencari Kerja
dadang-solihin.blogspot.com 13
Infrastruktur Fisik (13%)
Kualitas Infrastruktur Fisik
 Kualitas Jalan Darat
 Kualitas Pelabuhan Laut
 Kualitas Pelabuhan Udara
 Kualitas Sambungan Telepon
 Kualitas Tegangan Listrik
Kualitas Infrastruktur Fisik
 Kualitas Jalan Darat
 Kualitas Pelabuhan Laut
 Kualitas Pelabuhan Udara
 Kualitas Sambungan Telepon
 Kualitas Tegangan Listrik
Ketersediaan Infrastruktur Fisik
 Ketersediaan Jalan Darat
 Ketersediaan Pelabuhan Laut
 Ketersediaan Pelabuhan Udara
 Ketersediaan Sambungan Telepon
 Ketersediaan Supply Listrik
Ketersediaan Infrastruktur Fisik
 Ketersediaan Jalan Darat
 Ketersediaan Pelabuhan Laut
 Ketersediaan Pelabuhan Udara
 Ketersediaan Sambungan Telepon
 Ketersediaan Supply Listrik
dadang-solihin.blogspot.com 14
15
Sinergi dan Koordinasi
dadang-solihin.blogspot.com 16
What are problems in Indonesia
for foreign investors?
 Business-unfriendly labor
disputes,
 Relatively bad socio-political
image,
 Sharp increase of wages in the
past years with labor productivity
kept low,
 Rampant KKN including non-
transparent legal/ judicial system,
 Confusion related to the
‘decentralization’ policies,
 Deteriorating social infrastructure.
dadang-solihin.blogspot.com 17
Why more FDI in China and other Asian
nations and less in Indonesia?
• Better Socio-Economic Situation and Less Labor Disputes 
China, Thailand, Malaysia
• Bigger Market Potential by entrance to WTO  China
• Good Social Infrastructure  Singapore, Malaysia, China,
Thailand
• Better Rule of Law  Singapore, Malaysia, Thailand
• Quickly Expanding Industrial Clusters  China, Thailand (esp.
auto-related industries), Malaysia
• Qualified Human Capital  China, India, Singapore, Vietnam
dadang-solihin.blogspot.com 18
All measures should be done at
the same time
• To call for Indonesian people to change mindset to really welcome
FDI.
• To improve labor issues and taxation.
• To improve social security
• To strengthen law and order including judicial reform.
• To avoid illegal taxation/ charges taken by many provinces
• To improve and set up social infrastructure
• To make ministers a good single team
• Most important thing: Political leadership or a strong will of the
government to realize the above
dadang-solihin.blogspot.com 19
Ketidakpastian Investasi di Daerah
• Daerah dengan potensi PAD rendah cenderung menerapkan Perda
distortif,
• Penyusunan Perda tidak partisipatif,
• Ketidakpastian pengelolaan daerah otorita, dan kawasan industry,
• Perebutan aset usaha di daerah,
• Perbedaan mencolok kebijakan antar daerah,
• Konflik pada usaha berbasis lahan luas,
• Kebimbangan tentang level pemerintahan yang harus diikuti dalam
pengelolaan aktivitas perekonomian (ketenagakerjaan, perijinan,
pungutan, dll.),
dadang-solihin.blogspot.com 20
dadang-solihin.blogspot.com 21
Sinergi Stakeholders
dadang-solihin.blogspot.com 22
Three BKPM’s Priorities
Source: BKPMN 2023
Improvements of Licensing:
Faster, Simpler, Transparent & Integrated
Debottlenecking of Investment Realization
Development of Investment Climate
1
2
3
23
Target Realisasi Investasi PMA dan PMDN
(Rp. Triliun)
Wilayah
Perkiraan
2014
Proyeksi Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
NASIONAL 456.6 519.5 594.8 678.8 792.5 933.0
Jawa 263.7 282.6 302.6 317.5 337.6 354.5
Sumatera 63.0 75.2 90.2 108.0 132.2 163.1
Kalimantan 62.9 74.5 88.8 105.4 128.1 156.9
Sulawesi 20.4 27.8 38.1 52.0 72.7 102.6
Bali dan Nusa
Tenggara
14.7 19.0 24.9 32.4 43.2 58.1
Maluku 4.8 7.3 9.5 13.6 16.1 18.7
Papua 27.2 33.2 40.8 50.0 62.6 79.1
Source: RPJMN 2015-2019, Bappenas 2015
dadang-solihin.blogspot.com 24
Arah Kebijakan Investasi Nasional
• Penguatan investasi ditempuh melalui dua pilar kebijakan yaitu:
1. Peningkatan Iklim Investasi dan dan Iklim Usaha untuk meningkatkan
efisiensi proses perijinan bisnis;
2. Peningkatan Investasi yang inklusif terutama dari investor domestik.
• Kedua pilar kebijakan ini akan dilakukan secara terintegrasi baik di tingkat
pusat maupun daerah.
dadang-solihin.blogspot.com 25
Pillar 1: Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
• Arah kebijakan yang ditempuh adalah menciptakan iklim investasi dan iklim
usaha yang lebih berdaya saing, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang
dapat:
1. Meningkatkan efisiensi proses perijinan,
2. Meningkatkan kepastian berinvestasi dan berusaha di indonesia, serta
3. Mendorong persaingan usaha yang lebih sehat dan berkeadilan.
mate
Improving Investment Cli
and Business Climate
Licensing
Process
Infrastructure
Development
(including energy)
Labor
Policy
Land
Acquisition
Policy
National
Logistic
System
Incentive
and
Regulation
Fair
Competition
dadang-solihin.blogspot.com 26
Pillar 2: Peningkatan Investasi yang Inklusif
• Arah kebijakan yang ditempuh adalah mengembangkan dan memperkuat
investasi di sektor riil, terutama yang berasal dari sumber investasi domestik,
yang dapat mendorong pengembangan investasi dan usaha di Indonesia
secara inklusif dan berkeadilan terutama pada sektor produktif yang
mengutamakan sumber daya lokal.
Peningkatan Investasi
yang Inklusif
kemitraan
antara PMA
dan UKM lokal
efektivitas
strategi dan
upaya promosi
investasi
Pengembangan
investasi lokal
Pengurangan
dampak negatif
dominasi PMA
penyebaran
investasi di
daerah yang
lebih berimbang
dadang-solihin.blogspot.com 27
Strategi Peningkatan Investasi Daerah
1. Deregulasi (debottlenecking) peraturan-peraturan yang
menghambat pengembangan investasi dan usaha di kawasan
pertumbuhan ekonomi, melalui:
a. Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan undang-
undang yang terkait dengan investasi,
b. Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada
baik di tingkat pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga,
c. Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan
untuk mendukung pengembangan wilayah strategis, dan
d. Menyusun peraturan untuk memberikan insentif bagi
pengembangan investasi di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
dadang-solihin.blogspot.com 28
Strategi Peningkatan Investasi Daerah
2. Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha di Kawasan Strategis,
melalui:
a. Penyederhanaan prosedur investasi dan prosedur berusaha di kawasan strategis,
b. Peningkatan efisiensi logistik di dalam kawasan strategis dan antar wilayah,
c. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di kawasan strategis
dengan mempercepat pelimpahan kewenangan perijinan dari kepala daerah
kepada kepala PTSP,
d. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan KPS terutama dalam rangka penyediaan
infrastruktur dan energi untuk mendukung pengembangan kawasan strategis,
e. Meningkatkan dan menggali potensi investasi kawasan strategis,
f. Membatalkan perda bermasalah untuk meningkatkan kepastian berusaha di
kawasan strategis,
g. Menerapkan iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif dengan tetap
mempertimbangkan peningkatan produktivitas untuk menarik minat investor ke
kawasan strategis; dan
h. Memberikan insentif fiskal dan non fiskal khusus untuk kawasan strategis dalam
rangka yang dapat mendorong investasi sektor pengolahan yang memproduksi
bahan baku untuk industri domestik dan sektor industri yang mengolah sumber
daya alam.
dadang-solihin.blogspot.com 29
Perda yang Kondusif terhadap Iklim
Usaha dan Investasi
• Memiliki kesesuaian dengan Peraturan-Peraturan yang lebih tinggi yang
berlaku (UU, PP, Kepres, Kepmen, dll)
• Tidak mengakibatkan hambatan lalu-lintas distribusi barang dan atau jasa
yang bersifat tarif maupun non tarif (tidak bertentangan dengan free internal
trade principle).
• Tidak mengakibatkan pungutan berganda (Double Taxation) dengan Pajak
Pusat (PPh, PPN, PBB, dll)) atau dengan Pajak/ Retribusi Daerah lainnya.
• Besaran tarifnya berada dalam batas kewajaran sehingga tidak mengakibatkan
ekonomi biaya tinggi. Tidak diskriminatif. Perda yang tidak mengakibatkan
penguasaan ekonomi pada kelompok-kelompok orang (tidak berpotensi
menciptakan struktur pasar yang monopolis dan oligopolis).
• Menjamin kepastian standar pelayanan (Perda-Perda yang berkaitan dengan
perizinan), meliputi: kesederhanaan prosedur, kepastian atau batasan waktu
pelayanan, tarif, dan institusi yang berwenang.
• Tidak mengharuskan atau mewajibkan investor untuk menjalin kemitraan
dengan mitra lokal dari daerah yang bersangkutan.
dadang-solihin.blogspot.com 30
Strategi Daerah dalam Menarik Investasi
1. Identifikasi potensi ekonomi
daerah
2. Restrukturisasi organisasi
pemerintah daerah
3. Pelayanan investasi satu
atap
4. Pengembangan situs potensi
daerah
5. Keikutsertaan dalam
pameran investasi
6. Studi banding pelayanan
investasi
7. Pelibatan masyarakat dalam
penyusunan kebijakan
8. Menggali peluang dan
menetapkan unggulan daerah
9. Menyinergikan peluang dan
kebijakan antar daerah
10. Membangun prasarana dasar
dan SDM
11. Mengefektifkan promosi,
pelayanan dan bimbingan
pelaksanaan penanaman
modal
12. Menyinkronisasikan kebijakan
antara Pusat dan Daerah
13. Kesediaan meninjau ulang
Perda yang bermasalah
dadang-solihin.blogspot.com 31
32

More Related Content

Similar to Pengembangan Investasi Daerah.pptx

Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan NasionalSinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008
E Development Kota Bogor   11 Sept 2008E Development Kota Bogor   11 Sept 2008
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008Tatang Taufik
 
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A TaufikDaya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A TaufikTatang Taufik
 
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008Tatang Taufik
 
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019Dadang Solihin
 
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan DaerahSistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Relevansi OTDA thd Peningkatan Kinerja Pelayanan
Relevansi OTDA thd Peningkatan Kinerja PelayananRelevansi OTDA thd Peningkatan Kinerja Pelayanan
Relevansi OTDA thd Peningkatan Kinerja PelayananTri Widodo W. UTOMO
 
Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...
Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...
Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...Dadang Solihin
 
Policy Brief Pemerintah Kota Madiun (1).pdf
Policy Brief Pemerintah  Kota Madiun (1).pdfPolicy Brief Pemerintah  Kota Madiun (1).pdf
Policy Brief Pemerintah Kota Madiun (1).pdfKetahananBangsa
 
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal Frans Dione
 
Kebijakan Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kerangka Investasi
Kebijakan Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kerangka InvestasiKebijakan Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kerangka Investasi
Kebijakan Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kerangka InvestasiDadang Solihin
 
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan PemdaSinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan PemdaDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Dadang Solihin
 
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)Massaputro Delly TP
 
Peningkatan Kinerja dan Penyerapan Anggaran Daerah sebagai Stimulus Pertumbuh...
Peningkatan Kinerja dan Penyerapan Anggaran Daerah sebagai Stimulus Pertumbuh...Peningkatan Kinerja dan Penyerapan Anggaran Daerah sebagai Stimulus Pertumbuh...
Peningkatan Kinerja dan Penyerapan Anggaran Daerah sebagai Stimulus Pertumbuh...Dadang Solihin
 
1. IPUNG@34.B @ LINGKBIS 1 (1).pptx
1. IPUNG@34.B @ LINGKBIS 1 (1).pptx1. IPUNG@34.B @ LINGKBIS 1 (1).pptx
1. IPUNG@34.B @ LINGKBIS 1 (1).pptxp4lhdlhkaranganyar
 
Economic Leadership in Financial Technology
Economic Leadership in Financial TechnologyEconomic Leadership in Financial Technology
Economic Leadership in Financial TechnologyBimo Tyasono
 
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptxDodiSetiawan46
 

Similar to Pengembangan Investasi Daerah.pptx (20)

Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan NasionalSinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Sinergi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Pembangunan Nasional
 
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008
E Development Kota Bogor   11 Sept 2008E Development Kota Bogor   11 Sept 2008
E Development Kota Bogor 11 Sept 2008
 
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A TaufikDaya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten   Tatang A Taufik
Daya Saing Daerah BKAD Subosukowonosraten Tatang A Taufik
 
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008
Strategi E Development ~ Pemantapan OTDA 25 Ags 2008
 
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019Sinergi Perencanaan dan  Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Sinergi Perencanaan dan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
 
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan DaerahSistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 
Relevansi OTDA thd Peningkatan Kinerja Pelayanan
Relevansi OTDA thd Peningkatan Kinerja PelayananRelevansi OTDA thd Peningkatan Kinerja Pelayanan
Relevansi OTDA thd Peningkatan Kinerja Pelayanan
 
Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...
Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...
Implementasi Sismennas dalam Peningkatan Kualitas Demokrasi guna Mempercepat ...
 
orasi ilmia
orasi ilmiaorasi ilmia
orasi ilmia
 
Policy Brief Pemerintah Kota Madiun (1).pdf
Policy Brief Pemerintah  Kota Madiun (1).pdfPolicy Brief Pemerintah  Kota Madiun (1).pdf
Policy Brief Pemerintah Kota Madiun (1).pdf
 
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
Strategi percepatan pembangunan daerah tertinggal
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
Kebijakan Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kerangka Investasi
Kebijakan Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kerangka InvestasiKebijakan Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kerangka Investasi
Kebijakan Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kerangka Investasi
 
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan PemdaSinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
 
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)
16 EoDB (Astera Primanto Bhakti - Dirjen Perimbangan Keu Kemenkeu)
 
Peningkatan Kinerja dan Penyerapan Anggaran Daerah sebagai Stimulus Pertumbuh...
Peningkatan Kinerja dan Penyerapan Anggaran Daerah sebagai Stimulus Pertumbuh...Peningkatan Kinerja dan Penyerapan Anggaran Daerah sebagai Stimulus Pertumbuh...
Peningkatan Kinerja dan Penyerapan Anggaran Daerah sebagai Stimulus Pertumbuh...
 
1. IPUNG@34.B @ LINGKBIS 1 (1).pptx
1. IPUNG@34.B @ LINGKBIS 1 (1).pptx1. IPUNG@34.B @ LINGKBIS 1 (1).pptx
1. IPUNG@34.B @ LINGKBIS 1 (1).pptx
 
Economic Leadership in Financial Technology
Economic Leadership in Financial TechnologyEconomic Leadership in Financial Technology
Economic Leadership in Financial Technology
 
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
190708-7225000000-bimtek_smartcity-11-Persiapan Bimtek I.pptx
 

More from padlah1984

Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .pptKebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .pptpadlah1984
 
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...padlah1984
 
KJA Goes to Campus_All for accounting SME
KJA Goes to Campus_All for accounting  SMEKJA Goes to Campus_All for accounting  SME
KJA Goes to Campus_All for accounting SMEpadlah1984
 
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logisticJenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logisticpadlah1984
 
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistikKEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistikpadlah1984
 
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaanPenggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaanpadlah1984
 
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaruPengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbarupadlah1984
 
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.pptRetensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.pptpadlah1984
 
0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdfpadlah1984
 
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdfpadlah1984
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdfpadlah1984
 
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.pptpadlah1984
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdfpadlah1984
 
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptxMateri Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptxpadlah1984
 
Materai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdfMaterai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdfpadlah1984
 
2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.ppt2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.pptpadlah1984
 
pajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpadlah1984
 
1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptx1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptxpadlah1984
 
1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.ppt1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.pptpadlah1984
 
1. IKEA MNC.ppt
1. IKEA MNC.ppt1. IKEA MNC.ppt
1. IKEA MNC.pptpadlah1984
 

More from padlah1984 (20)

Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .pptKebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
 
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
 
KJA Goes to Campus_All for accounting SME
KJA Goes to Campus_All for accounting  SMEKJA Goes to Campus_All for accounting  SME
KJA Goes to Campus_All for accounting SME
 
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logisticJenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
 
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistikKEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistik
 
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaanPenggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
 
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaruPengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
 
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.pptRetensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
 
0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf
 
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
 
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
 
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptxMateri Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
 
Materai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdfMaterai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdf
 
2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.ppt2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.ppt
 
pajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptx
 
1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptx1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptx
 
1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.ppt1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.ppt
 
1. IKEA MNC.ppt
1. IKEA MNC.ppt1. IKEA MNC.ppt
1. IKEA MNC.ppt
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Pengembangan Investasi Daerah.pptx

  • 1.
  • 2. 2
  • 3. 3
  • 4. Materi • Investasi dan PAD untuk Kesejahteraan Masyarakat • Permasalahan Investasi yang Ditemukan • Strategi Peningkatan Investasi Daerah dadang-solihin.blogspot.com 4
  • 5. 5
  • 6. Investasi merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan ekonomi karena mempunyai keterkaitan dengan keberlangsungan kegiatan ekonomi di masa yang akan datang. Dengan melakukan investasi, kapasitas produksi dapat ditingkatkan, yang berarti peningkatan output. Peningkatan output akan meningkatkan pendapatan. Dalam jangka panjang akumulasi investasi mendorong perkembangan berbagai aktivitas ekonomi sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Dengan demikian dampak dan keterkaitannya cukup besar, baik pada investor sendiri, pemerintah daerah, maupun rakyat kecil. Makin banyak dan tinggi nilai investasi, kian besar pula dampak dan manfaat yang dipetik, seperti menyerap tenaga kerja, optimalisasi sumber daya alam, serta yang paling utama meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat di daerah tersebut. INVESTASI
  • 7. Analisis Potensi PAD 1. Kenali setiap jenis Pajak Daerah, 2. Kenali setiap jenis Retribusi Daerah, 3. Kenali indikator utama yang mempengaruhi jenis Pajak Daerah tersebut, 4. Kenali indikator utama yang mempengaruhi jenis Retribusi Daerah (kaitkan dengan pelayanan publik yang diberikan), 5. Buat analisa potensi pajak dan kaitkan dengan pertumbuhan ekonomi daerah. dadang-solihin.blogspot.com 7
  • 8. PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN DI DAERAH Upaya untuk memberdayakan masyarakat di seluruh daerah Upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas Pemerintahan Daerah Sehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan profesional dalam:  Memberikan pelayanan kepada masyarakat,  Mengelola sumber daya ekonomi daerah. Sehingga tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk:  Menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, dan tenteram,  Peningkatan harkat, martabat, dan harga diri. dadang-solihin.blogspot.com 8
  • 9. Daya Tarik Investasi Daerah 13% 18,3% 22,6% 27,4% 27,4% 22,6% 18,3% 13% 15% 15% dadang-solihin.blogspot.com 9
  • 10. Kelembagaan (15%) Kebijakan Daerah dan Perda  Kejelasan Tarif  Kejelasan Prosedur  Proses Perumusan Perda  Kebijakan Ketenagakerjaan Kebijakan Daerah dan Perda  Kejelasan Tarif  Kejelasan Prosedur  Proses Perumusan Perda  Kebijakan Ketenagakerjaan Kepemimpinan Lokal  Kepemimpinan Kepala Daerah  Inisiatif Kepala Daerah  Hubungan Kepala Daerah dengan Pengusaha Kepemimpinan Lokal  Kepemimpinan Kepala Daerah  Inisiatif Kepala Daerah  Hubungan Kepala Daerah dengan Pengusaha Aparatur dan Pelayanan  Respon Pemda thd. Permasalahan Dunia Usaha  Birokrasi Pelayanan Dunia Usaha  Informasi Potensi Ekonomi Daerah  Penyalahgunaan Wewenang olehAparat Aparatur dan Pelayanan  Respon Pemda thd. Permasalahan Dunia Usaha  Birokrasi Pelayanan Dunia Usaha  Informasi Potensi Ekonomi Daerah  Penyalahgunaan Wewenang olehAparat Kepastian Hukum  Konsistensi Peraturan  Penegakan Keputusan Peradilan  KecepatanAparat Keamanan  Pungutan Liar di Luar Birokrasi Kepastian Hukum  Konsistensi Peraturan  Penegakan Keputusan Peradilan  KecepatanAparat Keamanan  Pungutan Liar di Luar Birokrasi dadang-solihin.blogspot.com 10
  • 11. Keamanan, Politik dan Sosial Budaya (27,4%) Politik  Hubungan Eksekutif-Legislatif  Hubungan antar Partai Politik Sosial Budaya  Keterbukaan Masyarakat thd. Dunia Usaha  Keterbukaan Masyarakat thd. Tenaga Kerja dari Luar Daerah  Etos Kerja Masyarakat  Kemudahan Memperoleh Hak Penguasaan Tanah  Potensi Konflik di Masyarakat Sosial Budaya  Keterbukaan Masyarakat thd. Dunia Usaha  Keterbukaan Masyarakat thd. Tenaga Kerja dari Luar Daerah  Etos Kerja Masyarakat  Kemudahan Memperoleh Hak Penguasaan Tanah  Potensi Konflik di Masyarakat Keamanan  Kemanan Usaha  Keamanan Masyarakat  Dampak Unjuk Rasa Keamanan  Kemanan Usaha  Keamanan Masyarakat  Dampak Unjuk Rasa Politik  Hubungan Eksekutif-Legislatif  Hubungan antar Partai Politik dadang-solihin.blogspot.com 11
  • 12. Ekonomi Daerah (22,6%) Struktur Ekonomi  Pertumbuhan Sektor Primer  Pertumbuhan Sektor Sekunder  Pertumbuhan Sektor Tersier Struktur Ekonomi  Pertumbuhan Sektor Primer  Pertumbuhan Sektor Sekunder  Pertumbuhan Sektor Tersier Potensi Ekonomi  PDRB Perkapita  Pertumbuhan Ekonomi  Indeks Kemahalan Konstruksi Potensi Ekonomi  PDRB Perkapita  Pertumbuhan Ekonomi  Indeks Kemahalan Konstruksi dadang-solihin.blogspot.com 12
  • 13. Tenaga Kerja (18,3%) Biaya Tenaga Kerja  Biaya Tenaga Kerja Formal  Biaya T enaga Kerja Aktual Biaya Tenaga Kerja  Biaya Tenaga Kerja Formal  Biaya T enaga Kerja Aktual Kualitas Tenaga Kerja  Produktivitas Tenaga Kerja  Pendidikan Tenaga Kerja Kualitas Tenaga Kerja  Produktivitas Tenaga Kerja  Pendidikan Tenaga Kerja Ketersediaan Tenaga Kerja  Tenaga Kerja Usia Produktif  Tenaga Kerja Pencari Kerja Ketersediaan Tenaga Kerja  Tenaga Kerja Usia Produktif  Tenaga Kerja Pencari Kerja dadang-solihin.blogspot.com 13
  • 14. Infrastruktur Fisik (13%) Kualitas Infrastruktur Fisik  Kualitas Jalan Darat  Kualitas Pelabuhan Laut  Kualitas Pelabuhan Udara  Kualitas Sambungan Telepon  Kualitas Tegangan Listrik Kualitas Infrastruktur Fisik  Kualitas Jalan Darat  Kualitas Pelabuhan Laut  Kualitas Pelabuhan Udara  Kualitas Sambungan Telepon  Kualitas Tegangan Listrik Ketersediaan Infrastruktur Fisik  Ketersediaan Jalan Darat  Ketersediaan Pelabuhan Laut  Ketersediaan Pelabuhan Udara  Ketersediaan Sambungan Telepon  Ketersediaan Supply Listrik Ketersediaan Infrastruktur Fisik  Ketersediaan Jalan Darat  Ketersediaan Pelabuhan Laut  Ketersediaan Pelabuhan Udara  Ketersediaan Sambungan Telepon  Ketersediaan Supply Listrik dadang-solihin.blogspot.com 14
  • 15. 15
  • 17. What are problems in Indonesia for foreign investors?  Business-unfriendly labor disputes,  Relatively bad socio-political image,  Sharp increase of wages in the past years with labor productivity kept low,  Rampant KKN including non- transparent legal/ judicial system,  Confusion related to the ‘decentralization’ policies,  Deteriorating social infrastructure. dadang-solihin.blogspot.com 17
  • 18. Why more FDI in China and other Asian nations and less in Indonesia? • Better Socio-Economic Situation and Less Labor Disputes  China, Thailand, Malaysia • Bigger Market Potential by entrance to WTO  China • Good Social Infrastructure  Singapore, Malaysia, China, Thailand • Better Rule of Law  Singapore, Malaysia, Thailand • Quickly Expanding Industrial Clusters  China, Thailand (esp. auto-related industries), Malaysia • Qualified Human Capital  China, India, Singapore, Vietnam dadang-solihin.blogspot.com 18
  • 19. All measures should be done at the same time • To call for Indonesian people to change mindset to really welcome FDI. • To improve labor issues and taxation. • To improve social security • To strengthen law and order including judicial reform. • To avoid illegal taxation/ charges taken by many provinces • To improve and set up social infrastructure • To make ministers a good single team • Most important thing: Political leadership or a strong will of the government to realize the above dadang-solihin.blogspot.com 19
  • 20. Ketidakpastian Investasi di Daerah • Daerah dengan potensi PAD rendah cenderung menerapkan Perda distortif, • Penyusunan Perda tidak partisipatif, • Ketidakpastian pengelolaan daerah otorita, dan kawasan industry, • Perebutan aset usaha di daerah, • Perbedaan mencolok kebijakan antar daerah, • Konflik pada usaha berbasis lahan luas, • Kebimbangan tentang level pemerintahan yang harus diikuti dalam pengelolaan aktivitas perekonomian (ketenagakerjaan, perijinan, pungutan, dll.), dadang-solihin.blogspot.com 20
  • 23. Three BKPM’s Priorities Source: BKPMN 2023 Improvements of Licensing: Faster, Simpler, Transparent & Integrated Debottlenecking of Investment Realization Development of Investment Climate 1 2 3 23
  • 24. Target Realisasi Investasi PMA dan PMDN (Rp. Triliun) Wilayah Perkiraan 2014 Proyeksi Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 NASIONAL 456.6 519.5 594.8 678.8 792.5 933.0 Jawa 263.7 282.6 302.6 317.5 337.6 354.5 Sumatera 63.0 75.2 90.2 108.0 132.2 163.1 Kalimantan 62.9 74.5 88.8 105.4 128.1 156.9 Sulawesi 20.4 27.8 38.1 52.0 72.7 102.6 Bali dan Nusa Tenggara 14.7 19.0 24.9 32.4 43.2 58.1 Maluku 4.8 7.3 9.5 13.6 16.1 18.7 Papua 27.2 33.2 40.8 50.0 62.6 79.1 Source: RPJMN 2015-2019, Bappenas 2015 dadang-solihin.blogspot.com 24
  • 25. Arah Kebijakan Investasi Nasional • Penguatan investasi ditempuh melalui dua pilar kebijakan yaitu: 1. Peningkatan Iklim Investasi dan dan Iklim Usaha untuk meningkatkan efisiensi proses perijinan bisnis; 2. Peningkatan Investasi yang inklusif terutama dari investor domestik. • Kedua pilar kebijakan ini akan dilakukan secara terintegrasi baik di tingkat pusat maupun daerah. dadang-solihin.blogspot.com 25
  • 26. Pillar 1: Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha • Arah kebijakan yang ditempuh adalah menciptakan iklim investasi dan iklim usaha yang lebih berdaya saing, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang dapat: 1. Meningkatkan efisiensi proses perijinan, 2. Meningkatkan kepastian berinvestasi dan berusaha di indonesia, serta 3. Mendorong persaingan usaha yang lebih sehat dan berkeadilan. mate Improving Investment Cli and Business Climate Licensing Process Infrastructure Development (including energy) Labor Policy Land Acquisition Policy National Logistic System Incentive and Regulation Fair Competition dadang-solihin.blogspot.com 26
  • 27. Pillar 2: Peningkatan Investasi yang Inklusif • Arah kebijakan yang ditempuh adalah mengembangkan dan memperkuat investasi di sektor riil, terutama yang berasal dari sumber investasi domestik, yang dapat mendorong pengembangan investasi dan usaha di Indonesia secara inklusif dan berkeadilan terutama pada sektor produktif yang mengutamakan sumber daya lokal. Peningkatan Investasi yang Inklusif kemitraan antara PMA dan UKM lokal efektivitas strategi dan upaya promosi investasi Pengembangan investasi lokal Pengurangan dampak negatif dominasi PMA penyebaran investasi di daerah yang lebih berimbang dadang-solihin.blogspot.com 27
  • 28. Strategi Peningkatan Investasi Daerah 1. Deregulasi (debottlenecking) peraturan-peraturan yang menghambat pengembangan investasi dan usaha di kawasan pertumbuhan ekonomi, melalui: a. Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan undang- undang yang terkait dengan investasi, b. Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada baik di tingkat pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga, c. Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan wilayah strategis, dan d. Menyusun peraturan untuk memberikan insentif bagi pengembangan investasi di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. dadang-solihin.blogspot.com 28
  • 29. Strategi Peningkatan Investasi Daerah 2. Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha di Kawasan Strategis, melalui: a. Penyederhanaan prosedur investasi dan prosedur berusaha di kawasan strategis, b. Peningkatan efisiensi logistik di dalam kawasan strategis dan antar wilayah, c. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di kawasan strategis dengan mempercepat pelimpahan kewenangan perijinan dari kepala daerah kepada kepala PTSP, d. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan KPS terutama dalam rangka penyediaan infrastruktur dan energi untuk mendukung pengembangan kawasan strategis, e. Meningkatkan dan menggali potensi investasi kawasan strategis, f. Membatalkan perda bermasalah untuk meningkatkan kepastian berusaha di kawasan strategis, g. Menerapkan iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif dengan tetap mempertimbangkan peningkatan produktivitas untuk menarik minat investor ke kawasan strategis; dan h. Memberikan insentif fiskal dan non fiskal khusus untuk kawasan strategis dalam rangka yang dapat mendorong investasi sektor pengolahan yang memproduksi bahan baku untuk industri domestik dan sektor industri yang mengolah sumber daya alam. dadang-solihin.blogspot.com 29
  • 30. Perda yang Kondusif terhadap Iklim Usaha dan Investasi • Memiliki kesesuaian dengan Peraturan-Peraturan yang lebih tinggi yang berlaku (UU, PP, Kepres, Kepmen, dll) • Tidak mengakibatkan hambatan lalu-lintas distribusi barang dan atau jasa yang bersifat tarif maupun non tarif (tidak bertentangan dengan free internal trade principle). • Tidak mengakibatkan pungutan berganda (Double Taxation) dengan Pajak Pusat (PPh, PPN, PBB, dll)) atau dengan Pajak/ Retribusi Daerah lainnya. • Besaran tarifnya berada dalam batas kewajaran sehingga tidak mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. Tidak diskriminatif. Perda yang tidak mengakibatkan penguasaan ekonomi pada kelompok-kelompok orang (tidak berpotensi menciptakan struktur pasar yang monopolis dan oligopolis). • Menjamin kepastian standar pelayanan (Perda-Perda yang berkaitan dengan perizinan), meliputi: kesederhanaan prosedur, kepastian atau batasan waktu pelayanan, tarif, dan institusi yang berwenang. • Tidak mengharuskan atau mewajibkan investor untuk menjalin kemitraan dengan mitra lokal dari daerah yang bersangkutan. dadang-solihin.blogspot.com 30
  • 31. Strategi Daerah dalam Menarik Investasi 1. Identifikasi potensi ekonomi daerah 2. Restrukturisasi organisasi pemerintah daerah 3. Pelayanan investasi satu atap 4. Pengembangan situs potensi daerah 5. Keikutsertaan dalam pameran investasi 6. Studi banding pelayanan investasi 7. Pelibatan masyarakat dalam penyusunan kebijakan 8. Menggali peluang dan menetapkan unggulan daerah 9. Menyinergikan peluang dan kebijakan antar daerah 10. Membangun prasarana dasar dan SDM 11. Mengefektifkan promosi, pelayanan dan bimbingan pelaksanaan penanaman modal 12. Menyinkronisasikan kebijakan antara Pusat dan Daerah 13. Kesediaan meninjau ulang Perda yang bermasalah dadang-solihin.blogspot.com 31
  • 32. 32