2. 1
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 4
BAB II Landasan Teori......................................................................................................... 5
2.1 Konsep Dasar Sistem................................................................................................... 5
2.1..1 Definisi Sistem..................................................................................................... 5
2.1.2 Karakteristik Sistem .............................................................................................. 5
2.1.3 Klasifikasi Sistem.................................................................................................. 7
2.2 Konsep Dasar Informasi............................................................................................... 8
2.2.1 Definisi Informasi ................................................................................................. 8
2.2.2 Kualitas Informasi............................................................................................ 8
2.2.3 Informasi dan Tingkat Manajemen................................................................... 9
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi................................................................................... 9
2.3.1 DefinisiSistem Informasi....................................................................................... 9
2.3.2 Komponen Sistem Informasi ................................................................................. 9
2.4 Konsep Dasar Sistem informasi Manufaktur .............................................................. 10
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur............................................................. 10
2.4.2 Model Sistem Informasi Manufaktur ................................................................... 11
2.5 Konsep Dasar Sistem Produksi .................................................................................. 13
2.6 Subsistem persediaan................................................................................................. 14
2.6.1 Definisi Persediaan.............................................................................................. 14
2.6.2 Fungsi Persediaan .......................................................................................... 14
3. 2
2.6.3 Masalah Khusus Persediaan dalam Sistem Manufaktur .................................. 15
2.7 Konsep Dasar Basis Data........................................................................................... 16
2.7.1 Definisi Basis Data (Database) ............................................................................ 16
2.7.2 Jenjang Basis Data (Database) ................................................................................ 17
Suatu bangunan basis data memiliki jenjang sebagai berikut:........................................... 17
2.7.3 Database Management System (DBMS).............................................................. 18
BAB III Metodologi............................................................................................................ 22
3.1 Metodologi Pengembangan Sistem ............................................................................ 22
3.2 Kerangka Berfikir...................................................................................................... 23
BAB IV Pembahasan .......................................................................................................... 24
4.1 Tahapan Perencanaan Sistem..................................................................................... 24
4.1.1 Tahap Menyadari Masalah................................................................................... 24
4.1.2 Tahap Menentukan Tujuan Sistem ................................................................. 24
4.2 Tahapan Analisis Sistem............................................................................................ 24
4.2.1 Mendefinisikan Kebutuhan Informasi.................................................................. 24
4.2.2 Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem............................................................... 25
4.3 Tahapan Rancangan dan Penerapan Sistem................................................................ 25
4.3.1 Membuat Rancangan Sistem yang Terinci........................................................... 25
4.3.2 Penerapan Sistem ................................................................................................ 27
BAB V Penutup .................................................................................................................. 29
5.1 Kesimpulan........................................................................................................... 29
5.2 Saran..................................................................................................................... 29
4. 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baju batik merupakan kekayaan budaya Indonesia yang sudah diakui dunia.
Perkembangan Batik terus meningkat dari zaman Kesultanan Mataram, Kesultanan
Surakarta, Kesultanan Yogyakarta dan masih terus dibudayakan sampai saat ini. Batik tidak
lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia. Dan batik sudah diakui secara internasional oleh
Unesco sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity sejak
tanggal 2 Oktober 2009. Salah satu kota di Indonesia yang terkenal dengan batiknya adalah
kota Surakarta atau yang kita kenal dengan kota Solo.
Di kota Solo sendiri terdapat dua lokasi penghasil batik yang sangat terkenal yaitu
kampung Laweyan dan Kauman. Penghasilan yang didapat dari industri rumahan kampung
Laweyan dan Kauman sangat berpengaruh pada perkembangan ekonomi di kota Solo.
Industri batik di Kota Solo rata-rata merupakan industri padat karya.
Menurut UU No.3 tahun 2014 tentang Perindustrian, pengertian Industri adalah
seluruh bentuk dari kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dana atau memanfaatkan
sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki nilai tambah atau
manfaat yang lebih tinggi, termasuk juga jasa industri.
Dilihat dari besar kecilnya modal, industri dibagi menjadi Industri Padat Modal dan
Industri Padat Karya. Industri Padat Modal adalah industri yang dibangun dengan modal
yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya. Sedangkan
Industri Padat Karya adalah industri yang lebih dititikberatkan pada sejumlah besar tenaga
kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya, dengan kata lain industri
padat karya lebih berfokus pada penyerapan sejumlah besar tenaga kerja.
Industri Padat Karya memiliki kelebihan yaitu penyerapan tenaga kerja yang tinggi
sehingga dalam pengembangannya dapat mengurangi jumlah pengangguran secara
signifikan. Namun disamping itu, jenis industri ini juga memiliki beberapa kekurangan
seperti kurangnya tenaga kerja yang sudah terlatih sehingga seringkali hasil dari kerajinan
tidak memenuhi standar kelayakan dan banyak produk yang reject. Banyaknya tenaga kerja
tanpa penjadwalan kerja yang baik, dapat membuat produktifitas tidak maksimal seperti
5. 4
misalnya keterlambatan penyelesaian target produksi, atau banyaknya tenaga kerja yang idle
karena pemasok terlambat memasok bahan baku. Kekurangan lain adalah, banyaknya tenaga
kerja yang diserap menimbulkan biaya gaji yang cukup tinggi, sehingga untuk menekan biaya
tersebut maka upah tenaga kerja ditekan menjadi lebih rendah.
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh industri padat karya khususnya
pembuatan Batik di Kota Solo Jawa Tengah, penerapan model Sistem Informasi Manufaktur
diharapkan dapat membantu peningkatan kinerja pekerja pembuat batik, meningkatkan
kualitas dan produktifitas industri, meningkatkan ketepatan pasokan bahan baku, dan
meminimalisir biaya bagi perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah :
1. Bagaimana penerapan Sistem Informasi Manufaktur pada Industri Padat Karya
khususnya pembuatan Batik di Kota Solo?
2. Implementasi Sistem Informasi Manufaktur yang dapat diterapkan pada Industri Padat
Karya khususnya pembuatan Batik di Kota Solo kaitannya dengan model Sistem
Informasi Manufaktur oleh McLeod Jr., Raymond dan George Schell?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan tujuan penulisan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan Sistem Informasi Manufaktur pada Industri Padat Karya
khususnya pembuatan Batik di Kota Solo.
2. Untuk mengetahui implementasi Sistem Informasi Manufaktur yang dapat diterapkan
pada Industri Padat Karya khususnya pembuatan Batik di Kota Solo kaitannya dengan
model Sistem Informasi Manufaktur oleh McLeod Jr., Raymond dan George Schell.
6. 5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1..1 Definisi Sistem
Sistem merupakan kumpulan dari unsur/elemen-elemen yang saling
berkaitan/berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry FithGerald, sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yangsaling berhubungan, berkumpul bersama-
sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Sedangkan menurut Ludwig Von Bartalanfy, sebuah sistem merupakan seperangkat
unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut
dengan lingkungan. Anatol Raporot mengungkapkan bahwa sistem adalah suatu
kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain. Sedangkan menurut L.
Ackof, sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari
bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Komponen (Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja
sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun
kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap
subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu
dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai
suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan
dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih
besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu
sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila
perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah
subsistemnya.
7. 6
Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan, karena dengan batas sistem ini fungsi
dan tugas dari subsistem yang satu dengan lainnya berbeda tetapi tetap saling
berinteraksi. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem
tersebut.
Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Segala sesuatu diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi dari suatu
sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan atau merugikan.
Lingkungan luar yang menguntungkan harus dipelihara dan dijaga agar tidak hilang
pengaruhnya, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dimusnahkan
dikendalikan agar tidak mengganggu operasi sistem.
Penghubung Sistem (Interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya. Untuk membentuk satu kesatuan, sehingga sumber-sumber daya mengalir
dari subsistem yang satu ke subsistem yang lainnya. Dengan kata lain output dari
suatu subsistem akan menjadi input dari subsistem yang lainnya.
Masukan sistem (Input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupaMasukan Perawatan (Maintenance Input) adalah energi yang dimasukkan
supaya sistemtersebut dapat beroperasi. Masukan Sinyal (Signal Input) adalah energi
yang diproses untukdidapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer,
program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan
komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
Keluaran Sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Meliputi : Keluaran
yangberguna, contohnya Informasi yang dikeluarkan oleh komputer. Dan Keluaran
yang tidakberguna yang dikenal sebagai sisa pembuangan, contohnya panas yang
dikeluarkan olehkomputer.
8. 7
Pengolah Sistem (Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran
yangdiinginkan. Contoh CPU pada Komputer, Bagian Produksi yang mengubah
bahan bakumenjadi barang jadi, Bagian akuntansi yang mengolah data transaksi
menjadi laporankeuangan.
Tujuan Sistem (Goal)
Setiap sistem pasti mempunyai tujuan ataupun sasaran yang mempengaruhi
inputyang dibutuhkan dan output yang dihasilkan. Dengan kata lain suatu sistem
akan dikatakanberhasil kalau pengoperasian sistem itu mengenai sasaran atau
tujuannya. Sistem yang tidakmempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada
gunanya.
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Sistem Abstrak (Abstract System): sistem yang berupa pemikiran atau ide- ide
yangtidak tampak secara fisik. (Contoh: Sistem Teologia yang merupakan suatu
sistem yangmenggambarkan hubungan Tuhan dengan Manusia)
2. Sistem Fisik (Physical System): merupakan sistem yang ada secara fisik
sehingga setiapmakhluk dapat melihatnya. (Sistem Komputer, Sistem Akuntansi,
Sistem Produksi dll.)
3. Sistem Alamiah (Natural System): sistem yang terjadi melalui proses alam
dalam artiantidak dibuat oleh manusia. (Contoh: Sistem Tata Surya, Sistem Galaxi,
Sistem Reproduksi dll.)
4. Sistem Buatan Manusia (Human Made System): sistem yang dirancang oleh
manusia.Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin
disebut humanmachine system. (contoh: Sistem Informasi)
5. Sistem Tertentu (Deterministic System): beroperasi dengan tingkah laku yang
sudahdapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti
sehinggakeluaran dari sistem dapat diramalkan (contoh: Sistem Komputer)
9. 8
6. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System): sistem yang kondisi masa depannya
tidakdapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. (Contoh : Sistem
Manusia)
7. Sistem Tertutup (Close System): sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruhdengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya
turut campurtangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi
kenyataannya tidakada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively
closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).
8. Sistem Terbuka (Open System): sistem yang berhubungan dan terpengaruh
denganlingkungan luarnya. Lebih spesifik dikenal juga yang disebut dengan sistem
terotomasi yang merupakan bagian dari sistem buatan manusia dan berinteraksi
dengan kontrol olehsatu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang
digunakan dalam masyarakat.
2.2 Konsep Dasar Informasi
2.2.1 Definisi Informasi
Informasi didefinisikan sebagai data yang telah diproses menjadi bentuk yang
memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi
ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi (input - proses – output).
Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan
data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang memerlukan.
Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi manajemen
level di atasnya, atau sebaliknya.
2.2.2 Kualitas Informasi
Kualitas informasi (information quality) adalah sejauh mana informasi secara
konsisten dapat memenuhi persyaratan dan harapan semua orang yang
membutuhkan informasi tersebut untuk melakukan proses mereka. Konsep ini
dikaitkan dengan konsep produk informasi yang menggunakan data sebagai
masukan dan informasi didefinisikan sebagai data yang telah diolah sehingga
memberikan makna bagi penerima informasi. Kualitas informasi bersifat
multidimensi dan berbagai variasi karakteristik pengukur telah diusulkan oleh
beberapa penulis. Secara umum, dimensi kualitas informasi dapat
10. 9
dikelompokkan ke dalam empat kategori: (1) intrinsik, (2) kontekstual, (3)
representasi, dan (4) aksesibilitas atau keteraksesan.
2.2.3 Informasi dan Tingkat Manajemen
Pada tingkat top level management,fungsi dari sistem informasi tidak lagi
sebatas memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan
keputusan. Sekarang ini sistem informasi dapat berfungsi untuk membantu end
usermanajerial membangun strategi yang menggunakan teknologi sistem
informasi untuk menjawab tantangan yang ada dalam persaingan. Penggunaan
yang efisien dan efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end users
manajerial dengan tantangan manajerial yang besar. Dengan teknologi sistem
informasi yang tangguh, perusahaan diharapkan dapat memenangkan
persaingan dalam bisnis atau dapat memiliki keunggulan bersaing yang
berkelanjutan (sustainable competitive advantage)
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1 DefinisiSistem Informasi
Menurut Robert A. Leitch, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan- laporan yang diperlukan.
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
1. Perangkat keras komputer: CPU, Storage, perangkat Input/Output, Terminal
untuk interaksi, media komunikasi data.
2. Perangkat lunak komputer: perangkat lunak sistem (sistem operasi dan
utilitinya), perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemrograman), perangkat lunak
aplikasi (aplikasi akuntansi, dll).
3. Basis data: penyimpanan data pada media penyimpan komputer.
4. Prosedur: langkah-langkah penggunaan sistem.
5. Personil untuk pengelolaan operasi (SDM), meliputi:
• Clerical Personnel (untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan
melakukaninquiry = operator).
11. 10
• First level manager: untuk mengelola pemrosesan data didukung
denganperencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control dan
pengambilankeputusan level menengah ke bawah.
• Staff specialist: digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan pelaporan.
• Management: untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khsus, analisis
khusus,laporan khsusus, pendukung identifikasi masalah dan peluang. Aplikasi =
program dan prosedur pengoperasian.
2.4 Konsep Dasar Sistem informasi Manufaktur
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur
Manufaktur adalah suatu aktifitas yang komplek yang melibatkan bermacam-
macam sumberdaya meliputi aktifitas perancangan produk, mesin dan perkakas,
pembelian, pemasaran, penjualan, production control, pengiriman material, customer
service, support service dan manufacturing.
Sedangkansistem informasi manufaktur adalah suatu sistem yang berbasis
komputer yang berfungsi untuk menghubungkan (mengelola) data bersama sistem
informasi fungsional lainnya guna mendukung manajemen perusahaan untuk
memecahkan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan
meliputi input, proses dan output.
Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi:
1. Sistem perencanaan manufaktur
2. Rencana tenaga kerja
3. Rencana produksi
4. Rencana kebutuhan bahan baku dan
5. Sistem pengendalian manufaktur.
Fungsi sistem informasi manufaktur adalah untuk mendukung fungsi
produksi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan seperti perencanaan dan
pengendalian proses untuk memproduksi barang dan jasa.
Manfaat sistem informasi manufaktur adalah:
1. Hasil produksi perusahaan bisa lebih efisien dan tepat waktu karena menggunakan
komputer sebagai alat prosesnya.
2. Arsip perusahaan lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
12. 11
3. Perusahaan lebih cepat dalam memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
4. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik akan membuat hasil
produksi semakin cepat.
2.4.2 Model Sistem Informasi Manufaktur
2.4.2.1 Subsistem Input dalam Sistem Informasi Manufaktur
Subsistem input terdiri dari subsistem informasi akuntansi, subsistem
engineering industri dan subsistem intelijen manufaktur.
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data internal yang
menggambarkan operasional manufaktur dan data lingkungan yang menggambarkan
operasional manufaktur dan data lingkungan yang menggambarkan transaksi
perusahaan dengan pemasok.
Tugas pengumpulan data yang menggambarkan operasional produksi
dilakukan dengan menggunakan terminal pengumpulan data. Pegawai bagian
produksi memasukan data ke dalam terminal menggunakan kombinasi machine-
readable media, keyboard, dan peralatan pointing. Media yang umum digunakan
untuk dokumen dengan barcode agar dapat dibaca secara optical. Selain itu media
dapat berupa pencil mark juga dapat dibaca secara optical dan plasctic badges dengan
strip pencatatan yang dapat dibaca secara magnetik. Setelah data dibaca,
ditransmisikan ke komputer pusat untuk memperbaharui database yang
mencerminkan status terbaru dari sistem fisik. Terminal yang digunakan untuk
menyediakan data yang menggambarkan pekerjaan produksi disebut juga job
reporting (laporan pekerjaan). Data tersebut meliputi arus barang, penggunaan mesin.
Sedangkan kehadiran karyawan dilaporkan dalam attendance reporting (laporan
kehadiran) dengan memasukkan plastic badges karyawan ke terminal. Dengan kedua
pelaporan tersebut sistem pengumpulan data mencatat setiap aktifitas produksi yang
penting. Manajemen menggunakan database ini untuk memonitor seluruh sistem
produksi.
Subsistem Engineering Industri
Subsistem engineering industrial terdiri dari proyek pengumpulan data
spesial, lebih banyak data internal daripada data lingkungan. Keahlian teknik industri
adalah menyangkut rancangan dan operasional sistem fisik tetapi juga dikenal dalam
sistem konseptual. Industrial engineer dapat menjadi anggota tim proyek yang
13. 12
mengembangkan sistem pengumpulan data dan setiap subsistem output. Bagian
terpenting tugas Industrial engineer ialah menetapkan standar produksi dengan
mempelajari proses produksi untuk menentukan berapa proses produksi dikerjakan.
Standar disimpan dalam database dan dibandingkan dengan kinerja sesungguhnya
yang disediakan SIA. Setiap perbedaan dilaporkan kepada manajemen.
Subsistem Intelijen Manufaktur
Subsistem Intelijen Manufaktur menyangkut informasi personel dan
informasi pemasok.
• Informasi personel
Informasi mengenai pekerja bisa didapatkan dengan cara sebagai berikut:
1. Sistem formal, dimulai dengan informasi mengenai kebutuhan
personel kepada Divisi Sumber Daya Manusia, yang kemudian
ditindaklanjuti dengan pengumpulan informasi oleh Divisi SDM tersebut
sebelum menghubungi para pelamar.Ketika terjadi rekrutmen terhadap
pelamar, maka informasi personel dimasukkan ke database Human
Resource Information System (HRIS) dan juga file penggajian.
2. Sistem informal, arus informasi sebagian besar didapat dari sistem
informal, seperti kontak harian pegawai dengan supervisornya, komunikasi
antara pejabat serikat buruh, manajemen tingkat atas, mereka bekerja sama
untuk memecahkan masalah terkait ketenagakerjaan.
• Informasi Pemasok
Pemasok yang sudah dipilih dengan proses screening, lalu data
pemasok terseut disimpan dalam database. Database tersebut juga mampu
memberikan gambaran kinerja pemasok, analisis organisasi pemasok,
kinerja material yang diperoleh dari pemasok dari proses awal hingga akhir
produksi.
2.4.2.2 Subsistem Output dalam Sistem Informasi Manufaktur
Subsistem output meliputi beberapa subsistem sebagai berikut:
• Subsistem produk: memberikan informasi mengenai produk
perusahaan.
• Subsistem tempat: memberikan informasi mengenai jaringan distribusi
perusahaan.
14. 13
• Subsistem promosi: memberikan informasi mengenai pengiklanan
perusahaan dan aktivitas personal selling.
• Subsistem harga: membantu manajer untuk membuat keputusan
mengenai harga.
• Subsistem unsur terpadu: memungkinkan manajer untuk
mengembangkan strategi dengan mempertimbangkan pengaruh keterpaduan
unsur tersebut (produk, tempat, promosi, harga).
2.5Konsep Dasar Sistem Produksi
2.5.1 Definisi Sistem Produksi
Sistem produksi merupakan kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling
berintergrasi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi.
Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan
informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut
hasil sampingannya seperti limbah, informasi dan sebagainya.
2.5.2 Fungsi Produksi
Aktifitas produksi sebagai bagian dari fungsi organisasi perusahaan
bertanggungjawab terhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapat
dijual. Untuk melaksanakan fungsi produksi tersebut, diperluakan rangkaian kegiatan
yang akan membentuk suatu sistem produksi. Ada tiga fungsi utama dari kegiatan-
kegiatan produksi yang dapat kita identifikasi, yaitu:
• Proses produksi, yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah
bahan baku menjadi produk
• Perencanaan produksi, yaitu merupakan tindakan antisipasi dimasa mendatang
sesuai degan periode waktu yang direncanakan
• Pengendalian produksi, yaitu tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan
yang dilakukan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang
telah ditetapkan.
Program dalam subsistem ini berfungsi untuk membuat jadwal produksi, dengan
mengambil data berupa standar produksi yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh
15. 14
Subsistem Input Engineering Industri dan Sistem Informasi Akuntansi. Selain jadwal
produksi, subsistem ini juga dapat menampilkan status suatu pekerjaan/ produksi.
2.6 Subsistem persediaan
2.6.1 Definisi Persediaan
Subsistem ini bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku dan barang
dalam proses. Dengan manajemen persediaan dan software yang tepat maka
Subsistem Persediaan mampu untuk mendukung efisiensi biaya terkait persediaan.
Manajemen persediaan sangat penting karena berkaitan dengan investasi yang
besar. Biaya yang terkait dalam persediaan adalah Biaya Pemeliharaan atau biaya
penyimpanan dan Biaya Pembelian.
2.6.2 Fungsi Persediaan
Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam
perusahaan baik yang disimpan ataupun akan dibutuhkan. Subsistem
persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain
berdasarkan hasil pengolahan data dari input. Subsistem persediaan biasanya
memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Proses
yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan perusahaan, namun kedua
proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam subsistem
persediaan. Dalam proses pembelian, pihak manajemen informasi perlu
mendokumentasi proses pemilihan pemasok hingga kedatangan material dari
pemasok untuk kemudian diproses di dalam lantai produksi. Proses pembelian
perlu diperhitungkan dengan mempertimbangkan korelasi antara pembelian
dan penyimpanan. Apabila jumlah penyimpanan kecil, maka frekuensi
pembelian diperkirakan semakin banyak (dengan kuantitas produk yang
sedikit) dan biaya semakin besar,. Namun apabila jumlah penyimpanan besar,
maka frekuensi pembelian sedikit (dengan kuantitas produk yang banyak) dan
biaya dapat ditekan, tapi biaya penyimpanan juga bertambah. Perbandingan
terbalik antara penyimpanan dan pembelian ini perlu dihitung untuk mencari
titik optimal untuk pembelian dan titik optimal untuk penyimpanan agar tidak
terjadi pembengkakan cost. Proses penyimpanan juga memiliki peran dalam
subsistem persediaan. Penyimpanan yang terlalu banyak (berlebihan) dapat
16. 15
mengakibatkan biaya (perawatan, kerusakan, dll), sehingga kuantitas
penyimpanan perlu diperkirakan sesuai dengan kapasitas gudang
2.6.3 Masalah Khusus Persediaan dalam Sistem Manufaktur
Persediaan tentu menjadi salah satu hal terpenting bagi sebuah perusahaan, tak
terkecuali perusahaan manufaktur. Namun tak jarang sebuah perusahaan
mengalami kesulitan dalam mengendalikan persediaannya. Masalah kemudian
timbul sebagai dampak dari pengendalian yang buruk tersebut, atau dalam
bahasa ekonomi disebut poor inventory management.
Pada tahun 70-80an, dunia manufaktur bersaing dengan semakin ketat
mengingat timbulnya perusahaan baru dan mencuatnya industri Jepang di
persaingan global. Banyaknya output yang diproduksi per satuan waktu mulai
tak begitu penting karena kesadaran pelanggan semakin meningkat tentang
kualitas sebuah produk.
Kemudian, persaingan berubah lebih ketat lagi ketika teknologi informasi
muncul ke permukaan. Konsumen tak lagi hanya menginginkan produk yang
murah dan berkualitas, tapi juga variatif. Semua elemen yang ada pada bisnis
pun bergerak dinamis seiring dengan persaingan tersebut. Tak terkecuali
manajemen persediaan dalam sebuah perusahaan manufaktur.
Model Sistem Informasi Manufaktur
Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) termasuk dalam kerangka kerja Sistem
Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. SIMa lebih menekankan kepada
proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan
mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang
terjadi
17. 16
Subsistem Input Subsistem Output
Gambar 1. Model Sistem Infoemasi Manufaktur
Model sistem informasi manufaktur seperti gambar diatas terdiri dari
subsistem input dan subsistem output yang dihubungkan dengan database.
2.7 Konsep Dasar Basis Data
2.7.1 Definisi Basis Data (Database)
Menurut Sutarman (2012:15), Database sekumpulan file yang saling
berhubungan dan terorganisasi atau kumpulan record-record yang menyimpan data
dan hubungan diantaranya. Menurut Ladjamudin (2013:129), Database adalah
sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat besar) yang tersimpan dalam
magnetic disk, oftical disk, magnetic drum, atau media penyimpanan sekunder lainya.
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan Database adalah sekumpulan file
yang saling berhubungan yang menyimpan data dan tersimpan dalam sebuah media
penyimpanan.
18. 17
2.7.2 Jenjang Basis Data (Database)
Suatu bangunan basis data memiliki jenjang sebagai berikut:
• Karakter, merupakan bagian data terkecil yang berupa angka, huruf, atau
karakter khusus yang membentuk sebuah item data atau field. Contoh
A,B,X,Y,2,1,2,9,0,=,<,> dan sebagainya.
• Field/item, merupakan representasi suatu atribut dan record (rekaman/tupel)
yang sejenis yang menunjukkan suatu item dari data. Contoh field nama (berisi
data nama-nama pegawai), field departemen (berisi data bagian atau
spesifikasi pekerjaan), dan lain sebagainya.
• Record/rekaman/tupel: Kumpulan dari field membentuk suatu record atau
rekaman. Record menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu.
Contoh: file pegawai, dimana tiap-tiap recordnya berisi kumpulan data nama,
alamat, departemen, yang dapat mewakili tiap-tiap data.
• File, merupakan kumpulan dari record-record yang menggambarkan satu
kesatuan data yang sejenis. Contoh file pegawai berisi data tentang semua
yang berhubungan dengan pegawai seperti nama pegawai, alamat pegawai,
departemen, yang dapat mewakili tiap-tiap data.
• Database, merupakan kumupan dari file atau tabel yang membentuk suatu
database. Contoh database pegawai PT Maju Terus terdiri atas file pegawai,
file gaji, file golongan, dan sebagainya.
Dalam satu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk,
yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu record terdiri dari
field yang saling berhubungan menunjukkan bahwa field tersebut dalam satu
pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record. Setiap nilai atau isi
field memiliki kapasitas ruang atau lebar yang sama. Jenis isi data sebuah field
harus sesuai dengan tipe datanya. Nama sebuah file harus menggambarkan isi
dari data file tersebut. Untuk melengkapi definisi tentang file, dalam database
dikenal nama entitas (entity) dan atribut. Entetis adalah orang, tempat,
kejadian, atau konsep yang informasinya direkam. setiap entitas memiliki
atribut atau sebutan untuk mewakili suatu entitas. Sebagai contoh dalam sistem
perkuliahan; mahasiwa, matakuliah, pembayaran, dosen adalah sebagai entitas.
Sedangkan entitas mahasiswa memiliki atribut nomor induk, nama, jurusan,
dan sebagainya. Atau dari contoh di atas entitasnya adalah pegawai, ang
19. 18
memilik atribut NIP, nama, alamat, tgl_lahir, jns_kel Sistem basis data
merupakan perpaduan antara basis data dan sistem manajemen basis data
(SMBD). Database yang kompleks dan disertai dengan teknik
pendokumentasian dan prosedur manipulasinya akan membentuk Sistem
Manajemn Basis Data (Database Management System-DBMS). Singkatnya
DBMS adalah database dan program untuk mengaksesnya.
2.7.3Database Management System (DBMS)
2.7.3.1 Fitur – fitur DBMS
Pada umumnya suatu DBMS menyediakan fasilitas DBMS atau fitur-fitur
yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah, aman, dan cepat
sehingga dapat memudahkan pengguna dalam penggunaanya.
Berikut ini fitur atau fasilitas yang di sediakan oleh DBMS:
• Keamanan (security): DBMS menyediakan sistem pengamanan data
sehingga tidak mudah diakses oleh orang yang tidak memiliki hak akses.
• Independensi : DBMS menjamin independensi antara data dan program,
data tidak bergantung pada program yang meng-akses-nya, karena struktur
data-nya dirancang berdasarkan kebutuhan informasi, bukan berdasarkan
struktur program. Sebaliknya program juga tidak bergantung pada data,
sehingga walaupun struktur data diubah, program tidak perlu berubah.
• Konkruensi ( data sharing ): data dapat diakses secara bersamaan oleh
beberapa pengguna karena manajemen data dilaksanakan oleh DBMS.
• Integritas : DBMS mengelola file-file data serta relasi-nya dengan tujuan
agar data selalu dalam keadaan valid dan konsisten
• Pemulihan : DBMS menyediakan fasilitas untuk memulihkan kembali file-
file data ke keadaan semula sebelum terjadi-nya kesalahan (error) atau
gangguan baik kesalahan perangkat keras maupun kegagalan perangkat
lunak.
• Kamus (katalog sistem) : DBMS menyediakan fasilitas kamus data atau
katalog sistem yang menjelaskan deskripsi dari field-field data yang
terkandung dalam basisdata.
Perangkat Produktivitas : DBMS menyediakan sejumlah perangkat
produktivitas sehingga memudahkan para pengguna untuk menarik manfaat
20. 19
dari database, misalnya report generator (pembangkit laporan) dan query
generator (pembangkit query / pencarian informasi)
2.7.3.2 Keunggulan DBMS
Dengan menggunakan sistem manajemen basis data penyimpanan data
menjadi lebih baik selain itu juga memiliki banyak kelebihan diantaranya.
Performance
Dari segi performance dapat diketahui bahwa dengan menggunakan sistem
basis data dapat menyimpan file berukuran besar, sekaligus juga membuat
lebih efisien dan praktis.
Integritas
Dengan penggunaan DBMS integritas data menjadi lebih terjamin. Masalah
redudansi sering terjadi dalam DBMS. Redudansi adalah kejadian
berulangnya data atau kumpulan data yang sama dalam sebuah database yang
mengakibatkan pemborosan media penyimpanan.
Independensi
Perubahan struktur database dimungkinkan terjadi tanpa harus mengubah
aplikasi yang mengaksesnya sehingga pembuatan antarmuka ke dalam data
akan lebih mudah dengan penggunaan DBMS.
Sentralisasi / Pusat data
Data yang terpusat akan mempermudah pengelolaan database. kemudahan di
dalam melakukan bagi pakai dengan DBMS dan juga kekonsistenan data
yang diakses secara bersama-sama akan lebiih terjamin dari pada data
disimpan dalam bentuk file atau worksheet yang tersebar.
Sekuritas / Keamanan Data
DBMS memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel daripada pengamanan
pada file sistem operasi. Keamanan dalam DBMS akan memberikan
keluwesan dalam pemberian hak akses kepada pengguna.
2.7.3.3 Kelemahan DBMS
Kelemahan DBMS (Database Management System)
• Biaya & Harga DBMS yang Tinggi & Mahal Kebutuhan untuk
medapatkan perangkat lunak dan perangkat keras yang tepat cukup
mahal, termasuk biaya pemeliharaan dan sumber daya manusia yang
mengelola basis data tersebut.
21. 20
• Memerlukan suatu skill tertentu untuk bisa melakukan administrasi dan
manajemen database agar dapat diperoleh struktur dan relasi data yang
optimal
• Sangat kompleks. Sistem basis data lebih kompleks dibandingkan
dengan proses berkas, sehingga dapat mudah terjadinya kesalahan dan
semakin sulit dalam pemeliharaan data.
• Resiko data yang terpusat. Data yang terpusat dalam satu lokasi dapat
beresiko kehilangan data selama proses aplikasi.
• Konversi dari sistem lama ke sistem DBMS terkadang sangat mahal,
disamping biaya pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak,
diperlukan pula biaya pelatihan.
• Membutuhkan media penyimpanan yang besar baik eksternal (disk)
maupun internal (memory) agar DBMS dapat bekerja cepat dan efisien.
• Membutuhkan memory komputer yang besar.
• Membutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi / khusus.
• Membutuhkan waktu yang lama untuk konversi sistem.
• Terkadang kinerja DBMS low performance.
• Resiko kegagalan cukup tinggi
2.7.3.4 Komponen DBMS
DBMS biasanya mempunyai komponen fungsional “modul” diantaranya
sebagaimana di bawah ini:
• File Manager ialah menglola ruang di dalam suatu disk dan juga struktur
data yang digunakan untuk merepresentasikan informasi yang tersimpan
didalam suatu disk.
• Database Manager ialah menyediakan interface antar data low-level yang
terdapat pada basis data dengan program aplikasi serta querty yang
diberikan ke suatu sistem.
• Query Processor ialah menterjemahkan perintah dalam bahasa query ke
instruksi low-level yang dapat dimengerti database manager.
• DML Precompiler ialah mengkonversi pernyataan atau perintah DML yang
ditambahkan dalam suatu program aplikasi kepemain prosedur normal
dalam bahasa induk.
22. 21
• DDL Compiler ialah yang mengkonversi berbagai perintah DDL ke dalam
sekumpulan tabel yang mengandung meta data.
23. 22
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi yang digunakan dalam penulisan kali ini yaitu pengembangan system SDLC
(System Development Life Cycle) karena system yang akan dibuat merupakan system
berskala kecil / menengah, serta terfokus pada lingkup tertentu, yang dalam hal ini
lingkupnya adalah mengenai pemantauan barang di setiap tahapan manufaktur serta
peningkatan kualitas barang yang diproduksi.
Pengembangan system SDLC meliputi tahapan diantaranya (McLeod, 2004):
1. Tahapan Perencanaan Sistem
Dalam tahap ini diadakan pengamatan untuk mendapat gambaran umum
tentang kondisi umum usaha batik antara lain:
• Menyadari masalah.
• Mendefinisikan masalah
• Menentukan tujuan sistem
• Mengidentifikasi kendala sistem
2. Tahapan Analisis Sistem
Tahapan yang dilakukan dalam analisis sistem antara lain:
• Mendefinisikan kebutuhan informasi
• Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
• Menganalisis sistem berjalan
• Menyiapkan usaha rancangan sistem
3. Tahapan Rancangan Sistem
Pada tahap ini dilakukan hal – hal sebagai berikut:
• Membuat rancangan sistem terperinci, dalam hal ini
mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan perangkat
permodelan berupa DFD, ERD, dan normalisasi.
• Membuat rancangan antarmuka sistem (interface), yang meliputi
halaman – halmaan yang ada di dalam sistem.
4. Tahapan Penerapan Sistem
24. 23
Tahap ini akan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fidik dan
konseptual utnuk menghasilkan system, antara lain:
• Menyiapkan sumber daya perangkat keras
• Menyiapkan sumberdaya perangkat lunak
• Membangun sistem, dalam hal ini dibangun dengan pemrograman PHP
dan mySQL.
• Menguji sistem
3.2 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Berpikir
25. 24
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tahapan Perencanaan Sistem
4.1.1 Tahap Menyadari Masalah
Mekanisme kegiatan manufaktur pada Produksi Batik yaitu melakukan pemantauan
dan pencatatan barang yang diproduksi mulai dari bahan mentah sampai barang jadi,
pencatatan jumlah produksi dan persediaan barang. Namun dalam setiap proses tersebut data
yang ada belum tersimpan secara baik sehingga apabila mengeluarkan produk baru akan
membutuhkan waktu lama untuk mengakses informasi dan informasi yang didapatkan kadang
tidak sesuai. Hal itu akan merugikan pengrajin dan pengusaha.
4.1.2 Tahap Menentukan Tujuan Sistem
Tujuan dari dilakukannya pembuatan sistem informasi manufaktur ini yaitu:
a. Mempermudah karyawan dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja
karyawan dapat lebih efektif dan efisien.
b. Memberikan informasi mengenai proses manufaktur yang ada secara cepat dan
benar.
c. Dapat digunakan untuk memonitor kegiatan karyawan.
d. Dapat digunakan oleh para eksekutif untuk mengambil keputusan dalam
menemukan model batik baru untuk diproduksi.
4.2 Tahapan Analisis Sistem
4.2.1 Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi dari pemakai yaitu:
a. Informasi data bahan dasar yang masuk dari supplier.
b. Informasi data bahan dasar yang dikeluarkan untuk pemolaan.
c. Informasi data pemolaan, penjahitan, dan fonishing.
d. Informasi data hasil produksi.
26. 25
4.2.2 Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem
Setelah mendefinisikan kebutuhna informasi dari pemakai, dapat ditentukan
kriteria yang dicapai sistem. Kriteria tersebut antara lain:
a. Pengolahan data penerimaan bahan dasar, data pengeluaran bahan dasar, data
proses pemolaan, penjahitan, dan data hasil produksi.
b. Proses pengiriman data dari satu bagian ke bagian lain melalui jaringan.
c. Proses penghitungan jumlah produksi.
d. Pengolahan laporan bulanan dan tahunan di setiap bagian dapat lebih baik.
4.3 Tahapan Rancangan dan Penerapan Sistem
4.3.1 Membuat Rancangan Sistem yang Terinci
Dalam membuat rancangan sistem yang terinci dari sistem baru menggunakan
perangkat pemodelan berupa Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram
(ERD).
4.3.1.1 Data Flow Diagram (DFD)
Gambar 3. Data Flow Diagram (DFD)
27. 26
Diagram konteks menjelaskan secara umum sistem yang akan berjalan. Disini
terdapat 7 eksternal entity yang memiliki peran masing – masing dan saling
berhubungan satu dengan lainnya, yaitu entitas bagian inventory, bagian pemolaan,
bagian penjahitan, bagian finishing,supplier dan manager. Untuk membedakan
layanan pada sistem maka setiap user sistem melakukan login terlebih dahulu kecuali
supplier dikarenakan berada di luar perusahaan dimana proses yang terkait masih
dilakukan dengan manual.
4.3.1.2Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD)
28. 27
4.3.2 Penerapan Sistem
4.3.2.1 Menyiapkan Sumber Daya Perangkat Keras
Perangkat keras yang mendukung aplikasi ini adalah suatu unit
komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:
0. Processor : Intel Pentium 4 Processor 2 GHz
1. Memory : 512 MB
2. Hardisk : 2 GB (minimum Space)
3. Monitor
4. Keyboard
5. Mouse
6. Switch
7. NIC (Network Interface Card) / LAN Card on board.
8. Kabel UTP (Unshield Twist Pair) dan Konektor RJ 45
9. Printer
4.3.2.2 Menyiapkan Sumber Daya Perangkat Lunak
Spesifikasi software atau perangkat lunak yang disarankan meliputi:
1. Server
a. Operating System: Windows 7
b. Web server: Apache-2.2
c. PHP Component-5.1.6
d. MySql 5.0
2. Client / User
a. Operating System: Windows, Linux, MAC OS
b. Browser: IE 7, Mozilla Firefox, Google Chrome
c. Flashplayer 10
29. 28
3. Network
a. Arsitektur Jaringan: Client Server
b. Jenis Jaringan: Local Area Network
c. Bandwidth Internet: 1 Mbps
30. 29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan dari bab – bab sebelumnya, maka pada bab ini
disimpulkan bahwa:
1. Sistem informasi manufaktur yang dirancang untuk pengusaha Btik Solo dapat
membantu meminimalisir kerugian yang ada karena data produksi dapat
terpantau secara cepat dan akurat dengan menggunakan model pendekatan
(System Development Life Cycle).
2. Analisis masalah sistem informasi manufaktur ini dibuat dengan menggunakan
diagram alir (flowchart), Data Flow Diagram (DFD), dan Entity Relationship
Diagram (ERD).
3. Perancangan sistem informasi manufaktur ini dapat membantu dalam melakukan
pemantauan data produksi, penghitungan jumlah barang yang telah diproduksi
penghitungan jumlah barang yang telah diproduksi, penghitungan biaya
pembelian bahan dasar, penghitungan biaya pembelian bahan dasar, dan
penghitungan biaya operasional secara cepat dan akurat.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan – kesimpulan yang telah diterangkan maka diajukan
beberapa saran:
1. Penelitian sistem manufaktur di masa yang akan datang diharapkan dapat
langsung menangani proses penjadwalan produksi dan proses laporan keuangan
secara menyeluruh.
2. Sistem informasi manufaktur agar dapat dikembangkan menjadi sistem yang
terintegrasi dalam proses penjualan.
31. 30
DAFTAR PUSTAKA
Danie, Debby Ratna. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Universitas Terbuka.
Feronika, Nanda. Peran Sistem Informasi Pada Tingkat Manajemen Strategis. Diakses pada
28 April 2018 pada situs https://sis.binus.ac.id/2016/10/06/peran-sistem-informasi-
pada-tingkat-manajemen-strategis/
Hadi, Muhammad Iqbal. 2011. Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans
pada CV. Anugrah. Jakarta: UIN. Diakses pada 18 April 2018 pada situs
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5041/1/MUHAMMAD%20
IQBAL%20HADI-FST.pdf
Hariyanto, Bambang. Pengertian dan Fungsi Produksi. Diakses pada 28 April 2018 pada situs
http://www.bambanghariyanto.com/2013/11/pengertian-dan-fungsi-produksi.html
Ridwan, Mujib. Karakteristik Sistem. Diakses pada 28 April 2018 pada situs
http://walangkopo99.blogspot.co.id/2015/05/karakteristik-sistem.html
Yahya, Bernardo Nugroho. 2001. Sistem Informasi Manufaktur dalam Kerangka Kerja
Sistem Infoemasi Manajemen. Universitas Kristen Petra. Diakses pada 18 April 2018
pada situs http://download.portalgaruda.org/article.php?article=66574&val=350