Sistem informasi manufaktur dirancang untuk industri pembuatan batik di Solo yang meliputi subsistem input, database, dan output. Subsistem input mengumpulkan data produksi, pekerja, dan pemasok. Database menyimpan seluruh data. Subsistem output mengeluarkan jadwal produksi, persediaan, dan laporan biaya. Evaluasi menunjukkan sistem ini memenuhi kebutuhan industri dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR UNTUK INDUSTRI BATIK SOLO
1. I
ANALISIS PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI MANUFAKTUR UNTUK INDUSTRI
BATIK DI KOTA SOLO
Disusun oleh
AGUS SUPRIYONO NURINDRA DEWI ASTRINI
530001542 530004903
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2017
2. II
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..........................................................................................................................I
Daftar Isi .................................................................................................................................. II
BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................................1
BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................................................3
BAB III : PEMBAHASAN.......................................................................................................6
BAB IV : KESIMPULAN......................................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................................15
3. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut UU No.3 tahun 2014 tentang Perindustrian, pengertian Industri adalah
seluruh bentuk dari kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dana atau
memanfaatkan sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan barang yang
memiliki nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk juga jasa industri.
Dilihat dari besar kecilnya modal, industri dibagi menjadi Industri Padat Modal
dan Industri Padat Karya. Industri Padat Modal adalah industri yang dibangun dengan
modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
Sedangkan Industri Padat Karya adalah industri yang lebih dititikberatkan pada
sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya,
dengan kata lain industri padat karya lebih berfokus pada penyerapan sejumlah besar
tenaga kerja.
Pada makalah ini pembahasan akan lebih dikhususkan pada Industri Padat
Karya yaitu industri pembuatan batik di Kota Solo, Jawa Tengah. Industri Padat Karya
memiliki kelebihan yaitu penyerapan tenaga kerja yang tinggi sehingga dalam
pengembangannya dapat mengurangi jumlah pengangguran secara signifikan. Namun
disamping itu, jenis industri ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti kurangnya
tenaga kerja yang sudah terlatih sehingga seringkali hasil dari kerajinan tidak
memenuhi standar kelayakan dan banyak produk yang reject. Banyaknya tenaga kerja
tanpa penjadwalan kerja yang baik, dapat membuat produktifitas tidak maksimal seperti
misalnya keterlambatan penyelesaian target produksi, atau banyaknya tenaga kerja
yang idle karena pemasok terlambat memasok bahan baku. Kekurangan lain adalah,
banyaknya tenaga kerja yang diserap menimbulkan biaya gaji yang cukup tinggi,
sehingga untuk menekan biaya tersebut maka upah tenaga kerja ditekan menjadi lebih
rendah.
Sistem Informasi Manufaktur adalah sistem berbasis komputer yang bekerja
dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya dan memiliki tujuan
membantu perusahaan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan
manufaktur produk perusahaan.
4. 2
Sistem Informasi Manufaktur memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi
manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
2. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3. Arsip lebih cepat terstruktur karena menggunakan sistem database.
4. Sistem informasi menufaktur yang berupa fisik robotic, hasil produksi semakin
cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
Industri Padat Karya pada pembuatan Batik di Kota Solo, Jawa Tengah dengan
penyerapan tenaga kerjanya yang besar belum dibarengi dengan kualitas dan
produktifitas yang maksimal karena belum adanya standarisasi keterampilan pekerja,
penjadwalan kerja, dan penjadwalan pasokan bahan baku. Hal ini mengakibatkan
perusahaan kesulitan dalam memantau persediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan produksi, kegiatan produksi yang dilakukan belum terjadwal
dengan baik serta perusahaan kesulitan dalam membuat laporan produksi serta laporan
persediaan bahan baku secara cepat dan akurat.
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh Industri Padat Karya
khususnya pembuatan Batik di Kota Solo Jawa Tengah, penerapan model Sistem
Informasi Manufaktur diharapkan dapat membantu peningkatan kinerja pekerja
pembuat batik, meningkatkan kualitas dan produktifitas industri, meningkatkan
ketepatan pasokan bahan baku, dan meminimalisir biaya bagi perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah :
1) Bagaimana implementasi Sistem Informasi Manajemen yang dapat diterapkan pada
Industri Padat Karya khususnya pembuatan Batik di Kota Solo?
2) Bagaimana evaluasi implementasi Sistem Informasi Manajemen yang dapat
diterapkan pada Industri Padat Karya khususnya pembuatan Batik di Kota Solo
kaitannya dengan model Sistem Informasi Manajemen oleh McLeod Jr., Raymond
dan George Schell?
5. 3
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem Informasi manufaktur terdiri dari Subsistem Input, Database, dan
Subsistem Output. Model Sistem Informasi SDM yang diperkenalkan McLeod &
Schell pada tahun 2001 adalah seperti pada bagan berikut:
Model Sistem Informasi Manufaktur
1. Subsistem Input Sistem Informasi Manufaktur
Subsistem Input terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Sistem Informasi Akuntansi
Adalah sistem informasi yang mengumpulkan data intern yang menjelaskan
operasi manufaktur, dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi
perusahaan dengan pemasok.
Data yang dimasukkan oleh pegawai bagian produksi ke dalam terminal,
kemudian dibaca dan ditransmisikan ke komputer pusat untuk memperbarui
database, sehingga database dapat mencerminkan status terbaru dari sistem
fisik.
Melalui job reporting (laporan pekerjaan) dan attendance reporting (laporan
kehadiran), data dari setiap aktifitas produksi yang penting dikumpulkan. Data
ini berguna bagi manajemen untuk memonitor aktifitas produksi.
6. 4
2. Subsistem Engineering Industri
Fungsi subsistem ini adalah analisis untuk menetapkan standar produksi,
dengan mempelajari proses produksi untuk menentukan berapa lama
dikerjakannya suatu produksi. Standar tersebut disimpan dalam database untuk
kemudian dibandingkan dengan kinerja sesungguhnya dari Sistem Informasi
Akuntansi, dan perbedaan yang ada akan dilaporkan ke manajemen.
3. Subsistem Intelijen Manufaktur
Subsistem Intelijen Manufaktur menyangkut informasi personel dan informasi
pemasok.
a) Informasi personel
Informasi mengenai pekerja bisa didapatkan dengan cara sebagai berikut:
1) Sistem formal, dimulai dengan informasi mengenai kebutuhan personel
kepada Divisi Sumber Daya Manusia, yang kemudian ditindaklanjuti
dengan pengumpulan informasi oleh Divisi SDM tersebut sebelum
menghubungi para pelamar.
Ketika terjadi rekrutmen terhadap pelamar, maka informasi personel
dimasukkan ke database Human Resource Information System (HRIS)
dan juga file penggajian.
2) Sistem informal, arus informasi sebagian besar didapat dari sistem
informal, seperti kontak harian pegawai dengan supervisornya,
komunikasi antara pejabat serikat buruh, manajemen tingkat atas,
mereka bekerja sama untuk memecahkan masalah terkait
ketenagakerjaan.
b) Informasi Pemasok
Pemasok yang sudah dipilih dengan proses screening, lalu data pemasok
terseut disimpan dalam database. Database tersebut juga mampu
memberikan gambaran kinerja pemasok, analisis organisasi pemasok,
kinerja material yang diperoleh dari pemasok dari proses awal hingga akhir
produksi.
2. Database Sistem Informasi Manufaktur
7. 5
Input dari database ini berasal dari subsistem input yang sudah dijelaskan di atas.
Dalam database, sebagian digunakan terkait dengan fungsi produksi, sedangkan
sebagian lainnya digunakan bersama-sama dengan area fungsional lainnya.
3. Subsistem Output Sistem Informasi Manufaktur
1. Subsistem Produksi
Program dalam subsistem ini berfungsi untuk membuat jadwal produksi,
dengan mengambil data berupa standar produksi yang sudah ditetapkan
sebelumnya oleh Subsistem Input Engineering Industri dan Sistem Informasi
Akuntansi. Selain jadwal produksi, subsistem ini juga dapat menampilkan status
suatu pekerjaan/ produksi.
2. Subsistem Persediaan
Subsistem ini bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku dan barang
dalam proses. Dengan manajemen persediaan dan software yang tepat maka
Subsistem Persediaan mampu untuk mendukung efisiensi biaya terkait
persediaan.
Manajemen persediaan sangat penting karena berkaitan dengan investasi yang
besar. Biaya yang terkait dalam persediaan adalah Biaya Pemeliharaan atau
biaya penyimpanan dan Biaya Pembelian.
3. Subsistem Kualitas
Adalah semua hal yang memiliki hubungan dengan kualitas, seperti waktu,
biaya, performa kerja, dan juga dalam pemilihan pemasok.
Subsistem kualitas memiliki penekatan khusus dalam peningkatan kualita
produksi dengan menggunakan Total Quality Management (TQM). Konsep
dasar TQM adalah:
a. Kualitas ditetapkan oleh para konsumen
b. Kualitas merupakan pencapaian oleh manajemen
c. Tanggung jawab terhadap Kualitas dipikul oleh seluruh anggota perusahaan.
4. Subsistem Biaya
Subsistem ini memiliki software yang berfungsi untuk menyiapkan laporan
yang diproduksi secara rutin maupun khusus.
Subsistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses
produksi, juga unsur pengendalian biaya melalui standar kerja dan rincian
kegiatan proses produksi yang akurat.
8. 6
BAB III
PEMBAHASAN
A. IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM
PERUSAHAAN
Sistem informasi yang digunakan menggunakan metodologi waterfall yang terdiri dari
tahap analisis permasalahan, Design dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD)
untuk perancangan model fungsional dan Entity Relationship Diagram (ERD) untuk
menggambarkan model datanya, Coding dengan menggunakan bahasa pemrograman
Borland Delphi dan database MySql, Testing yang dilakukan dengan metode Black
Box dan Maintenance yang merupakan tahap akhir dari metodologi waterfall.
Sistem informasi ini dapat digunakan untuk menangani pendataan pegawai, pemesanan
produk dari customer, transaksi penjualan produk, transaksi pembelian bahan baku dan
part ke supplier dan mencatat keluar masuknya barang di gudang.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan oleh Pratama Wicaksana Budiarta dan Nur
Iriawan (2011), dan Muhammad Iqbal Hadi (2011), maka diperoleh kesimpulan bahwa
secara fungsional semua proses pada sistem informasi ini dapat berfungsi dengan baik,
memberikan output yang sesuai dengan input tertentu yang diberikan. Sedangkan
berdasarkan hasil kuisioner terhadap pegawai dan customer dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi ini memudahkan pegawai dalam menangani pendataan serta customer
menilai pelayanannya lebih meningkat
11. 9
3) Konteks Diagram
4) Sumber Daya Perangkat
a) Perangkat Keras
Perangkat keras yang mendukung aplikasi ini adalah suatu unit komputer
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Komputer Server
1) Processor : Intel Pentium 4 Processor 2 GHz
2) Memory : 512 MB
3) Hardisk : 2 GB (minimum space)
4) Monitor
5) Keyboard
6) Mouse
7) Switch
12. 10
8) NIC (Network Interface Card) / LAN Card on Board
9) Kabel UTP (Unshield Twist Pair) dan Konektor RJ 45
10) Printer
Komputer Client
1) Processor : Intel Pentium 3 Processor 1,2 GHz
2) Memory : 128 MB
3) Hardisk : 1 GB (minimum space)
4) Monitor
5) Keyboard
6) Mouse
7) NIC (Network Interface Card) / LAN Card on Board
8) Kabel UTP (Unshield Twist Pair) dan Konektor RJ 45
b) Perangkat Lunak
Spesifikasi Sistem Operasi dan perangkat lunak yang mendukung adalah
sebagai berikut :
Server
Operating System : Linux Centos 5 releases, Windows SP2
Web server : Apache-2.2
PHP Component-5.1.6
MySql 5.0
Client/User
Operating System : Windows, Linux, MAS OS dan Linux dan lainnya.
Browser : IE 7, Mozilla 3.0 dan sejenisnya
Flashplayer 10 atau yang terbaru
Network
Arsitektur Jaringan : Client Server
Jenis Jaringan : Local Area Network
Bandwitch Internet : 1 Mbps
13. 11
B. EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM
PERUSAHAAN
Berdasarakan Model Sistem Informasi Manufaktur yang dikembangkan oleh McLeod
Jr., Raymond dan George Schell, penerapan Sistem Informasi Manufaktur di Industri
Padat Karya pada pembuatan Batik di Kota Solo sebagaimana dijelaskan di atas terdiri
dari subsistem input dan subsistem output yang dihubungkan dengan database.
1. Subsistem Input
Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data
lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok.
Pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini, pegawai produksi
memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media
yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar
code yang dapat dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca
secara optik, dan kartu plastik dengan garis‐garis catatan yang dapat dibaca
secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat
untuk memperbarui database.
Subsistem engineering industri
Subsistem Engineering Industri pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo
ini terdiri dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan
yang menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
Subsistem intelijen manufaktur
Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur pada perusahaan
pembuatan batik di Kota Solo ini adalah :
a) Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat
pekerja yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam
sistem kontrak, tak berjangka maupun borongan.
b) Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja
dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen
sumber daya manusia dan data dari berbagai elemen lingkungan yang
menghubungkan kepada pihak pelamar.
14. 12
c) Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur
sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara
pekerja dan manajer mereka.
2. Database
Dalam database pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini, sebagian
digunakan terkait dengan fungsi produksi, sedangkan sebagian lainnya digunakan
bersama-sama dengan area fungsional lainnya.
3. Subsistem Output
a) Sub sistem produksi
Pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini, sub sistem produksi
digunakan untuk segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi di
setiap divisi kerja ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal
waktu, menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
b) Sub sistem persediaan
Pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini, subsistem persediaan
memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain
berdasarkan hasil pengolahan data dari input. Subsistem persediaan biasanya
memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan
fungsi dari sub sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi
saat persediaan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.
c) Sub sistem kualitas
Pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini, sub sistem kualitas
digunakan untuk segala hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu,
biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Sub sistem kualitas juga
digunakan untuk mengukur kualitas material saat material diubah. Banyak hal
lain yang bukan unsur mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur
kualitas seperti proses (Process Control), Perawatan (Maintenance), dan
Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Sub sistem
kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas
produksinya dengan menggunakan total quality management (TQM) yaitu
manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua
dimensi produk dan jasa yang penting bagi semua pelanggan.
15. 13
d) Sub sistem biaya
Tujuan perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini adalah mencapai
keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem
informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
Sub sistem biaya pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini
berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses produksi terjadi.
Unsur-unsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang baik dan
sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang
akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu:
• Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan atau biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai
presentase biaya tahunan dari barang. Dan biaya tersebut mencakup
faktor-faktor seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
• Biaya Pembelian
Adalah yang mencakup biaya-biaya yang terjadi saat material dipesan,
waktu pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan
pembelian dan sebagainya.
16. 14
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan terhadap Sistem Informasi
Manufaktur di Industri Padat Karya pada pembuatan Batik di Kota Solo adalah sebagai
berikut:
1) Sistem Informasi Manufaktur bertujuan menghasilkan informasi manufaktur yang
berguna bagi perusahaan. Kegiatan manufaktur mendukung proses bisnis sebuah
perusahaan. Kegiatan ini perlu diperhatikan untuk kelangsungan perusahaan. Oleh
karena itu, komitmen perusahaan untuk menjalankan sistem informasi manufaktur
haruslah sangat tinggi agar proses yang terjadi di lantai produksi menjadi
menguntungkan bagi perusahaan.
2) Sistem Informasi Manufaktur adalah solusi tepat bagi perusahaan yang
memikirkan prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan sistem
informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi
dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang
jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
3) Sistem Informasi Manufaktur ini dapat membantu pegawai dalam menangani
pendataan pesanan produk, pendataan bahan baku, pendataan part, pendataan
produk, pendataan transaksi, serta pendataan produk di gudang.
4) Sistem Informasi Manufaktur ini membantu dalam meningkatkan pelayanan
pesanan kepada customer.
5) Sistem Informasi Manufaktur ini dapat menyajikan informasi sesuai kebutuhan
karena di bangun dengan database yang sudah terstruktur.
17. 15
DAFTAR PUSTAKA
Daniel SE.Ak, Dr Debby Ratna, Supratiwi MBA.Ak, Wiwik. (2005). Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta: Universitas Terbuka
Rosidah, Aminatul & Amelia, Meli, 2014, Makalah Sistem Informasi Manufaktur,
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer, Bogor
Suroso, Ragil Agus. 2010. Sistem Informasi Manufaktur di PT. Tepat Industry.
Universitas Komputer Indonesia: Bandung.
Budiarta, Pratama Wicaksana dan Nur Iriawan. 2011. Kostumisasi Rancangan Sistem
Informasi Manufaktur Pada Implementasi Powermax (Studi Kasus PT. Alstom Power
Energy System Indonesia). Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.
Hadi, Muhammad Iqbal. 2011. Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana
Jeans pada CV. Anugrah. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.
18. 16
KONTRIBUSI DALAM PENULISAN MAKALAH KELOMPOK
No Nama NIM Kontribusinya dalam Penulisan Makalah Kelompok
1 Nurindra Dewi Astrini 530004903 Membuat konsep Bab I dan Bab II
Mencari referensi yang berkaitan dengan Sistem
Informasi Manufaktur
Bersama-sama memperbaiki konsep Bab I sampai
dengan Bab IV
2 Agus Supriyono 530001542 Membuat konsep Bab III dan Bab IV
Mencari referensi yang berkaitan dengan Sistem
Informasi Manufaktur
Bersama-sama memperbaiki konsep Bab I sampai
dengan Bab IV