SlideShare a Scribd company logo
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN 
KLASTER IKM KERAJINAN DAN 
BARANG SENI (WILAYAH I) 
DISAMPAIKAN PADA 
TEMU USAHA PEMASARAN 
DENGAN EKSPORTIR/DEPT. STORE 
(KLASTER BORDIR DAN SULAMAN BUKITTINGGI)
Visi dan Misi 
Misi
Pendekatan Klaster 
Pengertian Klaster  aglomerasi perusahaan(s) 
yang membentuk kerjasama strategis dan 
komplementer serta memiliki hubungan yang 
intensif 
Elemen Kunci Klaster  
1. aglomerasi perusahaan 
2. nilai tambah dan mata rantai nilai 
3. jaringan pemasok 
4. infrastruktur ekonomi
Fase Pengembangan Klaster 
Fase pertama, diagnosis dan penyusunan konsep 
(conceptualizing)  tahap diagnosis 
Fase kedua, merancang dan memasyarakatkan 
kolaborasi (launching)  tahap kolaborasi 
Fase ketiga, melaksanakan dan mengoperasikan 
(operating)  tahap implementasi 
Fase keempat, evaluasi dan pematangan 
(maturing)  tahap monev
DASAR HUKUM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN 
KLASTER KERAJINAN DAN BARANG SENI 
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 
Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan 
Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014. 
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 
Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional 
(KIN). 
 Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia 
Nomor 132/M-IND/PER/10/2009 Tentang Peta 
Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster 
Industri Kerajinan dan Barang Seni. 
 Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2010- 
2014.
KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 
(PERPRES 28/2008) 
Kebijakan Industri Nasional (KIN) diamanatkan dalam 
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 
2008 merupakan suatu arahan dan kebijakan jangka 
menengah maupun jangka panjang, dalam rangka 
mempercepat proses industrialisasi untuk mendukung 
pembangunan ekonomi nasional sekaligus 
mengantisipasi dampak negatif globalisasi dan 
liberalisasi ekonomi dunia dan perkembangan di masa 
yang akan datang. 
Visi Industri 2025: membawa Indonesia pada tahun 
2025 menjadi “Sebuah Negara Industri Tangguh di 
Dunia”. 
Visi antara : membawa Indonesia pada tahun 2020 
menjadi “Negara Industri Maju Baru”.
KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 
(PERPRES 28/2008) 
Implementasi pembangunan industri nasional dilakukan secara sinergi 
dan terintegrasi di seluruh daerah dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu : 
• TOP DOWN 
PPeennggeemmbbaannggaann 3355 KKllaasstteerr IInndduussttrrii PPrriioorriittaass yyaanngg ddiippiilliihh 
bbeerrddaassaarrkkaann kkeemmaammppuuaann nnaassiioonnaall uunnttuukk bbeerrssaaiinngg ddii ppaassaarr 
ddoommeessttiikk ddaann iinntteerrnnaassiioonnaall 
• BOTTOM UP 
PPeennggeemmbbaannggaann iinndduussttrrii ppeennggoollaahhaann kkoommooddiittii uunngggguullaann 
ddaaeerraahh mmeennuujjuu KKoommppeetteennssii IInnttii IInndduussttrrii DDaaeerraahh 
((ppeemmbbeerrddaayyaaaann pprroodduukk iinndduussttrrii uunngggguullaann ddaaeerraahh))
Pendekatan I : TOP – DOWN POLICY 
(Industri Prioritas) 
Agar pembangunan industri dapat dilakukan secara lebih fokus, dipilih industri-industri 
prioritas yang mampu didorong untuk mencapai tujuan pembangunan 
industri 
Industri tersebut bila berhasil dikembangkan akan membawa industri-industri 
lainnya turut berkembang 
Industri prioritas dipilih berdasarkan: 
a) potensi daya saing internasionalnya, dan 
b) potensi ke depan untuk berkembang (Luasnya Bentang Wilayah, Besarnya 
jumlah penduduk, Sumber Daya/Potensi Alam yang bisa di daya gunakan) 
Potensi daya saing internasional diukur dari sisi: 
 Supply (15 parameter) dan 
 Demand (8 parameter) 
dari 365 industri (ISIC 5 digit). Terpilih 35 industri prioritas dengan total 
output 78% dan total ekspor 83%.
PENGELOMPOKAN KLASTER INDUSTRI 
PRIORITAS 
Fokus 
IInndduussttrrii PPeennuunnjjaanngg IInndduussttrrii KKrreeaattiiff 
1. Perangkat Lunak & Konten Multimedia 
2. Fashion 
3. Kerajinan & Barang Seni 
IIKKMM TTeerrtteennttuu 
BBaassiiss IInndduussttrrii MMaannuuffaakkttuurr 
EElleekkttrroonniikkaa && TTeelleemmaattiikkaa 
1. Elektronika 
2. Telekomunikasi 
3. Komputer dan Peralatannya 
AAllaatt AAnnggkkuutt 
1.Kendaraan Bermotor 
2.Perkapalan 
3.Kedirgantaraan 
4.Perkeretaapian 
AAggrroo 
1. Industri Material Dasar (baja, semen, 
petrokimia, keramik) 
2. Industri Permesinan (mesin listrik & peralatan 
listrik, mesin peralatan umum) 
3. Industri Manufaktur Padat Tenaga Kerja (tekstil 
& produk tekstil, alas kaki) 
1.Pengolahan Kelapa sawit 
2.Karet dan Barang Karet 
3.Kakao 
4.Pengolahan Kelapa 
5.Pengolahan Kopi 
6.Gula 
1.Batu Mulia dan Perhiasan 
2.Garam 
3.Gerabah & Keramik Hias 
4.Minyak Atsiri 
5.Makanan Ringan 
7. Hasil Tembakau 
8. Pengolahan Buah 
9. Furniture 
10.Pengolahan Ikan 
11.Kertas 
12.Pengolahan Susu 
35 industri prioritas 
dari 365 industri, 
dengan : 
 total output 78% 
 total ekspor 83% 
Klaster Bordir dan Sulaman
Peraturan Menteri Perindustrian Republik 
Indonesia Nomor 132/M-IND/PER/10/2009 
(Road Map) 
 Ruang Lingkup Industri Kerajinan dan Barang Seni : salah 
satunya adalah Industri Kerajinan Bordir dan Sulaman 
 Definisi Industri Kerajinan Bordir dan Sulaman Adalah 
industri yang berbahan baku benang dan kain/tekstil dengan 
proses produksi menjadi bordir dan sulaman. 
 Berdasarkan jenis kegunaannya maka industri bordir/sulaman 
: bordir busana/ gaun/ asesorisnya serta bordir untuk 
perlengkapan rumah tangga : sprei, sarung bantal, taplak 
meja,tutup televisi/ dispenser/ audivisual (KBLI 17293).
Road Map: Sasaran Jangka Panjang 
Kegiatan Pemasaran 
 Memperkuat peran pasar spesifik produk industri kerajinan 
dan barang seni di dalam negeri. 
 Pemantapkan kemampuan market intelegen yang berperan 
dalam penetrasi pasar lokal dan global. 
 Memperbanyak jumlah showroom/ counter/ outlet produk 
industri kerajinan dan barang seni di pasar modern dan 
pariwisata di dalam negeri diberbagai corner store/ mini-market 
di stasiun KA, Bandara, POM Bensin, serta ruang 
pamer di Kedubes RI di berbagai negara. 
 Peningkatan pemanfaatan website portal IKM di internet.
Program / Rencana Aksi 
Jangka Menengah (2010 - 2014) 
Tahap pengembangan dalam jangka menengah yang akan 
dilakukan dengan kegiatan program, sebagai berikut: 
1) Menciptakan iklim usaha yang konsusif. 
2) Mengoptimalkan kegiatan promosi dan pemasaran dalam dan 
luar negeri. 
3) Meningkatkan teknologi dan standardisasi. 
4) Memperkuat struktur usaha. 
5) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. 
6) Memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana.
Peran Pemerintah Pusat (Ditjen IKM) 
Sebagai pemrakarsa pengembangan klaster; 
Koordinasi dengan pemerintah daerah; 
Koordinasi dengan Pusdiklat atau pihak ketiga 
(Konsultan) dalam penyelenggaraan pendidikan 
fasilitator; 
Membentuk national cluster point; 
Membuat manual untuk fasilitator; 
Mengelola database untuk fasilitator, alumni 
shindan dan TPL
Cluster Vocal Point 
(Pusat Pengembangan Klaster) 
Menjaga keberlanjutan (sustainability) 
program klaster; 
Pusat informasi klaster tingkat nasional; 
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi 
menyeluruh ditingkat nasional; 
Titik simpul jejaring klaster tingkat 
nasional 
Memfasilitasi penyelesaian kendala 
ditingkat klaster (Constraint removal)
Fokus Kegiatan Klaster Bordir 
Ditjen IKM 2006 - 2011 
 Dari tahun 2006 - 2010 telah dilakukan tahapan 
diagnosis, sosialisasi, kolaborasi dan rencana aksi . 
 Pada tahun 2008, kegiatan yang telah dilakukan 
adalah implementasi dan evaluasi. 
 Pada tahun 2011, kegiatannya diarahkan pada 
perkuatan implementasi kolaborasi/rencana aksi dan 
evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan 
yang telah dilaksanakan di Bukittinggi dan Aceh 
Besar Utara sesuai dengan Permen Perindustrian 
No: 132/M-IND/PER/10/2009.
Program Klaster Bordir 
Ditjen IKM TA 2011 
 IKM kerajinan yang dikuatkan kelembagaan klaster 
pada tahun 2011 adalah klaster bordir dan sulaman 
dengan lokus di Bukittinggi dan Aceh BEsar 
 Kegiatan diarahkan pada perkuatan implementasi 
kolaborasi / rencana aksi 
 Mengintegrasi program pemasaran antara produsen 
dan penjual 
 Menginventarisir permasalahan klaster
INFORMASI PERKEMBANGAN KLASTER BORDIR 
KOTA BUKITTINGGI 
Pemda Kota Bukittinggi berperan aktif dalam pengembangan 
klaster bordir (APBD) 
Bank Nagari berperan dalam pembiayaan melalui Koperasi 
Lambuang Pusako 
Dinas Pariwisata membuka counter - counter bordir pada obyek 
wisata Jam Gadang dan Lembah Anai 
Dinas Perhubungan membuka jalur untuk mempermudah 
kendaraan menuju Pusat Perdagangan Bordir 
Lembaga pendidikan keterampilan desain menyediakan tenaga 
desainer (guru, plant visit) ke kelompok pengusaha bordir 
JICA : telah memberikan pelatihan 5S, studi banding ke Jateng 
kepada pengusaha bordir dan mengirim fasilitator ke Jepang 
Program JICA di Bukittinggi komplementer dengan rencana aksi 
yang disusun oleh kelompok kerja
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Kebijakan Pengembangan Klaster IKM Kerajinan dan Barang Seni (Wilayah I)

PENGEMBANGAN PROGRAM FASILITASI DAN KONSULTASI BAGI INDUSTRI KECIL.pptx
PENGEMBANGAN PROGRAM FASILITASI DAN  KONSULTASI  BAGI INDUSTRI KECIL.pptxPENGEMBANGAN PROGRAM FASILITASI DAN  KONSULTASI  BAGI INDUSTRI KECIL.pptx
PENGEMBANGAN PROGRAM FASILITASI DAN KONSULTASI BAGI INDUSTRI KECIL.pptx
ssuser9ad164
 
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptxRakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
FeryHaidir2
 

Similar to Kebijakan Pengembangan Klaster IKM Kerajinan dan Barang Seni (Wilayah I) (20)

Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanitaPengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
Pengembangan IKM dalam meningkatkan peran wirausaha wanita
 
Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1
Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1
Fgd Pembiayaan Dan Insentif Rev 1 1
 
Klaster fashion bukittinggi (Oleh Roosmiharso)
Klaster fashion bukittinggi (Oleh Roosmiharso)Klaster fashion bukittinggi (Oleh Roosmiharso)
Klaster fashion bukittinggi (Oleh Roosmiharso)
 
Paparan makasar 1
Paparan makasar 1Paparan makasar 1
Paparan makasar 1
 
291010 dampak kebijakan rev 1.0
291010 dampak kebijakan rev 1.0291010 dampak kebijakan rev 1.0
291010 dampak kebijakan rev 1.0
 
Kajian UPT Pengembangan UMKM 2017
Kajian UPT Pengembangan UMKM 2017Kajian UPT Pengembangan UMKM 2017
Kajian UPT Pengembangan UMKM 2017
 
PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL ...
PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL ...PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL ...
PERPRES NO. 26/2012 TENTANG CETAK BIRU PENGEMBANGAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL ...
 
wirausaha 2023 untuk pemula dan lulus sekolah.pptx
wirausaha 2023 untuk pemula dan lulus sekolah.pptxwirausaha 2023 untuk pemula dan lulus sekolah.pptx
wirausaha 2023 untuk pemula dan lulus sekolah.pptx
 
PEDOMAN TECHNOPRENEURSHIP PEMUDA 2013
PEDOMAN TECHNOPRENEURSHIP PEMUDA 2013PEDOMAN TECHNOPRENEURSHIP PEMUDA 2013
PEDOMAN TECHNOPRENEURSHIP PEMUDA 2013
 
(20230621) Karo Mos - Arah Kebijakan dan Rencana Kerja Tahun 2023-2024 Pada R...
(20230621) Karo Mos - Arah Kebijakan dan Rencana Kerja Tahun 2023-2024 Pada R...(20230621) Karo Mos - Arah Kebijakan dan Rencana Kerja Tahun 2023-2024 Pada R...
(20230621) Karo Mos - Arah Kebijakan dan Rencana Kerja Tahun 2023-2024 Pada R...
 
Panduan diseminasi-2018
Panduan diseminasi-2018Panduan diseminasi-2018
Panduan diseminasi-2018
 
Sentra UKM sebagai Pusat Promosi
Sentra UKM sebagai Pusat PromosiSentra UKM sebagai Pusat Promosi
Sentra UKM sebagai Pusat Promosi
 
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
Ekonomi Digital di Indonesia 2016 - 2019
 
13086710321320826500.makalah
13086710321320826500.makalah13086710321320826500.makalah
13086710321320826500.makalah
 
Kebijakan koperasi dan UMKM dalam menghadapi tantangan.pptx
Kebijakan koperasi dan UMKM dalam menghadapi tantangan.pptxKebijakan koperasi dan UMKM dalam menghadapi tantangan.pptx
Kebijakan koperasi dan UMKM dalam menghadapi tantangan.pptx
 
Buku panduan inbistek_2018_tbic_puspiptek
Buku panduan inbistek_2018_tbic_puspiptekBuku panduan inbistek_2018_tbic_puspiptek
Buku panduan inbistek_2018_tbic_puspiptek
 
PENGEMBANGAN PROGRAM FASILITASI DAN KONSULTASI BAGI INDUSTRI KECIL.pptx
PENGEMBANGAN PROGRAM FASILITASI DAN  KONSULTASI  BAGI INDUSTRI KECIL.pptxPENGEMBANGAN PROGRAM FASILITASI DAN  KONSULTASI  BAGI INDUSTRI KECIL.pptx
PENGEMBANGAN PROGRAM FASILITASI DAN KONSULTASI BAGI INDUSTRI KECIL.pptx
 
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal DaerahKerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
Kerjasama Antar Daeah Sebagai Payung Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah
 
KUMKM-TANGGUH-final_(1).pdf
KUMKM-TANGGUH-final_(1).pdfKUMKM-TANGGUH-final_(1).pdf
KUMKM-TANGGUH-final_(1).pdf
 
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptxRakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
Rakor Industri Agro 2015 - BAPPENAS.pptx
 

More from Kacung Abdullah

More from Kacung Abdullah (20)

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
 
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
 
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
 
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di IndonesiaPembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
 
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa PemerintahCara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
 
Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
 
Organization life cycle
Organization life cycleOrganization life cycle
Organization life cycle
 
Persfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasiPersfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasi
 
21 core competencies
21 core competencies21 core competencies
21 core competencies
 
Pendanaan/Modal
Pendanaan/ModalPendanaan/Modal
Pendanaan/Modal
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 
Working Capital
Working CapitalWorking Capital
Working Capital
 
Analisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataAnalisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian data
 
Strategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce ManagementStrategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce Management
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
 
KBLI 2015
KBLI 2015KBLI 2015
KBLI 2015
 
Defining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st CenturyDefining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st Century
 

Recently uploaded

LAPORAN TRIWULAN I _JAN_MRT_PMI SLEMAN 2024 halamn 1-3.pdf
LAPORAN TRIWULAN I _JAN_MRT_PMI SLEMAN 2024 halamn 1-3.pdfLAPORAN TRIWULAN I _JAN_MRT_PMI SLEMAN 2024 halamn 1-3.pdf
LAPORAN TRIWULAN I _JAN_MRT_PMI SLEMAN 2024 halamn 1-3.pdf
Sarjuri Sleman
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 

Recently uploaded (12)

Panduan Aplikasi ASIK pengelola program imunisasi
Panduan Aplikasi ASIK pengelola program imunisasiPanduan Aplikasi ASIK pengelola program imunisasi
Panduan Aplikasi ASIK pengelola program imunisasi
 
LAPORAN TRIWULAN I _JAN_MRT_PMI SLEMAN 2024 halamn 1-3.pdf
LAPORAN TRIWULAN I _JAN_MRT_PMI SLEMAN 2024 halamn 1-3.pdfLAPORAN TRIWULAN I _JAN_MRT_PMI SLEMAN 2024 halamn 1-3.pdf
LAPORAN TRIWULAN I _JAN_MRT_PMI SLEMAN 2024 halamn 1-3.pdf
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
 
UU Nomor 3 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua UU 6 Tahun 2014
UU Nomor 3 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua UU 6 Tahun 2014UU Nomor 3 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua UU 6 Tahun 2014
UU Nomor 3 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua UU 6 Tahun 2014
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
EVALUASI HASIL PENILAIAN KEPATUHAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
EVALUASI HASIL PENILAIAN KEPATUHAN  PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIKEVALUASI HASIL PENILAIAN KEPATUHAN  PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
EVALUASI HASIL PENILAIAN KEPATUHAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
Rencana Kerja PMI DI Yogyakarta Tahun 2024
Rencana Kerja PMI DI Yogyakarta  Tahun 2024Rencana Kerja PMI DI Yogyakarta  Tahun 2024
Rencana Kerja PMI DI Yogyakarta Tahun 2024
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 

Kebijakan Pengembangan Klaster IKM Kerajinan dan Barang Seni (Wilayah I)

  • 1. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KLASTER IKM KERAJINAN DAN BARANG SENI (WILAYAH I) DISAMPAIKAN PADA TEMU USAHA PEMASARAN DENGAN EKSPORTIR/DEPT. STORE (KLASTER BORDIR DAN SULAMAN BUKITTINGGI)
  • 3. Pendekatan Klaster Pengertian Klaster  aglomerasi perusahaan(s) yang membentuk kerjasama strategis dan komplementer serta memiliki hubungan yang intensif Elemen Kunci Klaster  1. aglomerasi perusahaan 2. nilai tambah dan mata rantai nilai 3. jaringan pemasok 4. infrastruktur ekonomi
  • 4. Fase Pengembangan Klaster Fase pertama, diagnosis dan penyusunan konsep (conceptualizing)  tahap diagnosis Fase kedua, merancang dan memasyarakatkan kolaborasi (launching)  tahap kolaborasi Fase ketiga, melaksanakan dan mengoperasikan (operating)  tahap implementasi Fase keempat, evaluasi dan pematangan (maturing)  tahap monev
  • 5. DASAR HUKUM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KLASTER KERAJINAN DAN BARANG SENI  Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014.  Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN).  Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 132/M-IND/PER/10/2009 Tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Kerajinan dan Barang Seni.  Rencana Strategis Kementerian Perindustrian 2010- 2014.
  • 6. KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL (PERPRES 28/2008) Kebijakan Industri Nasional (KIN) diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 merupakan suatu arahan dan kebijakan jangka menengah maupun jangka panjang, dalam rangka mempercepat proses industrialisasi untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional sekaligus mengantisipasi dampak negatif globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia dan perkembangan di masa yang akan datang. Visi Industri 2025: membawa Indonesia pada tahun 2025 menjadi “Sebuah Negara Industri Tangguh di Dunia”. Visi antara : membawa Indonesia pada tahun 2020 menjadi “Negara Industri Maju Baru”.
  • 7. KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL (PERPRES 28/2008) Implementasi pembangunan industri nasional dilakukan secara sinergi dan terintegrasi di seluruh daerah dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu : • TOP DOWN PPeennggeemmbbaannggaann 3355 KKllaasstteerr IInndduussttrrii PPrriioorriittaass yyaanngg ddiippiilliihh bbeerrddaassaarrkkaann kkeemmaammppuuaann nnaassiioonnaall uunnttuukk bbeerrssaaiinngg ddii ppaassaarr ddoommeessttiikk ddaann iinntteerrnnaassiioonnaall • BOTTOM UP PPeennggeemmbbaannggaann iinndduussttrrii ppeennggoollaahhaann kkoommooddiittii uunngggguullaann ddaaeerraahh mmeennuujjuu KKoommppeetteennssii IInnttii IInndduussttrrii DDaaeerraahh ((ppeemmbbeerrddaayyaaaann pprroodduukk iinndduussttrrii uunngggguullaann ddaaeerraahh))
  • 8. Pendekatan I : TOP – DOWN POLICY (Industri Prioritas) Agar pembangunan industri dapat dilakukan secara lebih fokus, dipilih industri-industri prioritas yang mampu didorong untuk mencapai tujuan pembangunan industri Industri tersebut bila berhasil dikembangkan akan membawa industri-industri lainnya turut berkembang Industri prioritas dipilih berdasarkan: a) potensi daya saing internasionalnya, dan b) potensi ke depan untuk berkembang (Luasnya Bentang Wilayah, Besarnya jumlah penduduk, Sumber Daya/Potensi Alam yang bisa di daya gunakan) Potensi daya saing internasional diukur dari sisi:  Supply (15 parameter) dan  Demand (8 parameter) dari 365 industri (ISIC 5 digit). Terpilih 35 industri prioritas dengan total output 78% dan total ekspor 83%.
  • 9. PENGELOMPOKAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS Fokus IInndduussttrrii PPeennuunnjjaanngg IInndduussttrrii KKrreeaattiiff 1. Perangkat Lunak & Konten Multimedia 2. Fashion 3. Kerajinan & Barang Seni IIKKMM TTeerrtteennttuu BBaassiiss IInndduussttrrii MMaannuuffaakkttuurr EElleekkttrroonniikkaa && TTeelleemmaattiikkaa 1. Elektronika 2. Telekomunikasi 3. Komputer dan Peralatannya AAllaatt AAnnggkkuutt 1.Kendaraan Bermotor 2.Perkapalan 3.Kedirgantaraan 4.Perkeretaapian AAggrroo 1. Industri Material Dasar (baja, semen, petrokimia, keramik) 2. Industri Permesinan (mesin listrik & peralatan listrik, mesin peralatan umum) 3. Industri Manufaktur Padat Tenaga Kerja (tekstil & produk tekstil, alas kaki) 1.Pengolahan Kelapa sawit 2.Karet dan Barang Karet 3.Kakao 4.Pengolahan Kelapa 5.Pengolahan Kopi 6.Gula 1.Batu Mulia dan Perhiasan 2.Garam 3.Gerabah & Keramik Hias 4.Minyak Atsiri 5.Makanan Ringan 7. Hasil Tembakau 8. Pengolahan Buah 9. Furniture 10.Pengolahan Ikan 11.Kertas 12.Pengolahan Susu 35 industri prioritas dari 365 industri, dengan :  total output 78%  total ekspor 83% Klaster Bordir dan Sulaman
  • 10. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 132/M-IND/PER/10/2009 (Road Map)  Ruang Lingkup Industri Kerajinan dan Barang Seni : salah satunya adalah Industri Kerajinan Bordir dan Sulaman  Definisi Industri Kerajinan Bordir dan Sulaman Adalah industri yang berbahan baku benang dan kain/tekstil dengan proses produksi menjadi bordir dan sulaman.  Berdasarkan jenis kegunaannya maka industri bordir/sulaman : bordir busana/ gaun/ asesorisnya serta bordir untuk perlengkapan rumah tangga : sprei, sarung bantal, taplak meja,tutup televisi/ dispenser/ audivisual (KBLI 17293).
  • 11. Road Map: Sasaran Jangka Panjang Kegiatan Pemasaran  Memperkuat peran pasar spesifik produk industri kerajinan dan barang seni di dalam negeri.  Pemantapkan kemampuan market intelegen yang berperan dalam penetrasi pasar lokal dan global.  Memperbanyak jumlah showroom/ counter/ outlet produk industri kerajinan dan barang seni di pasar modern dan pariwisata di dalam negeri diberbagai corner store/ mini-market di stasiun KA, Bandara, POM Bensin, serta ruang pamer di Kedubes RI di berbagai negara.  Peningkatan pemanfaatan website portal IKM di internet.
  • 12. Program / Rencana Aksi Jangka Menengah (2010 - 2014) Tahap pengembangan dalam jangka menengah yang akan dilakukan dengan kegiatan program, sebagai berikut: 1) Menciptakan iklim usaha yang konsusif. 2) Mengoptimalkan kegiatan promosi dan pemasaran dalam dan luar negeri. 3) Meningkatkan teknologi dan standardisasi. 4) Memperkuat struktur usaha. 5) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. 6) Memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana.
  • 13. Peran Pemerintah Pusat (Ditjen IKM) Sebagai pemrakarsa pengembangan klaster; Koordinasi dengan pemerintah daerah; Koordinasi dengan Pusdiklat atau pihak ketiga (Konsultan) dalam penyelenggaraan pendidikan fasilitator; Membentuk national cluster point; Membuat manual untuk fasilitator; Mengelola database untuk fasilitator, alumni shindan dan TPL
  • 14. Cluster Vocal Point (Pusat Pengembangan Klaster) Menjaga keberlanjutan (sustainability) program klaster; Pusat informasi klaster tingkat nasional; Melaksanakan pemantauan dan evaluasi menyeluruh ditingkat nasional; Titik simpul jejaring klaster tingkat nasional Memfasilitasi penyelesaian kendala ditingkat klaster (Constraint removal)
  • 15. Fokus Kegiatan Klaster Bordir Ditjen IKM 2006 - 2011  Dari tahun 2006 - 2010 telah dilakukan tahapan diagnosis, sosialisasi, kolaborasi dan rencana aksi .  Pada tahun 2008, kegiatan yang telah dilakukan adalah implementasi dan evaluasi.  Pada tahun 2011, kegiatannya diarahkan pada perkuatan implementasi kolaborasi/rencana aksi dan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan yang telah dilaksanakan di Bukittinggi dan Aceh Besar Utara sesuai dengan Permen Perindustrian No: 132/M-IND/PER/10/2009.
  • 16. Program Klaster Bordir Ditjen IKM TA 2011  IKM kerajinan yang dikuatkan kelembagaan klaster pada tahun 2011 adalah klaster bordir dan sulaman dengan lokus di Bukittinggi dan Aceh BEsar  Kegiatan diarahkan pada perkuatan implementasi kolaborasi / rencana aksi  Mengintegrasi program pemasaran antara produsen dan penjual  Menginventarisir permasalahan klaster
  • 17. INFORMASI PERKEMBANGAN KLASTER BORDIR KOTA BUKITTINGGI Pemda Kota Bukittinggi berperan aktif dalam pengembangan klaster bordir (APBD) Bank Nagari berperan dalam pembiayaan melalui Koperasi Lambuang Pusako Dinas Pariwisata membuka counter - counter bordir pada obyek wisata Jam Gadang dan Lembah Anai Dinas Perhubungan membuka jalur untuk mempermudah kendaraan menuju Pusat Perdagangan Bordir Lembaga pendidikan keterampilan desain menyediakan tenaga desainer (guru, plant visit) ke kelompok pengusaha bordir JICA : telah memberikan pelatihan 5S, studi banding ke Jateng kepada pengusaha bordir dan mengirim fasilitator ke Jepang Program JICA di Bukittinggi komplementer dengan rencana aksi yang disusun oleh kelompok kerja