3. berasal dari kata maha yang berarti ‘besar’ dan kata bharata yang berarti ‘
bangsa Bharata’
Bhagawan Wyasa sebagai pengarang-penyair
epos Mahabharata
Mahabharata terdiri dari tiga perkembangan yaitu;
Jaya Samhita ditulis oleh Vyasa dengan 8.800 sloka,
Bharata Samhita penulisnya Vaisampayana dengan juml ah
sloka 24.000, dan
Mahabharata Samhita penulisnya Suta Ugasrava dengan 100.0
00 sloka
MAHA
BHARAT
A
4. Menurut Hopkins dalam bukunya THE GREAT EPIC OF INDIA Perkembangan Epos
Mahabharata:
terdapat kisah te
ntang asal-usul
bangsa Bharata,
tetapi Pandawa
belum dikenal p
ada masa itu
Mahabharatayang m
enceritakan bahwa P
andawa adalah pahl
awan-pahlawan yan
g memegang perana
n utama dan Krishna
adalah manusia sete
ngah dewa.
Bab-bab pendahuluan dan
bahan-bahan baru ditamb
ahkan.
Tahun 400 SM Tahun 400 -200SM
Krishna dikisahkan s
ebagai Dewa. Ada p
enambahan kisah-ki
sah baru yang bersif
at didaktis yang bert
ujuan untuk memper
tinggi semangat dan
moral-spiritual para
pembaca.
Antara tahun 300 S
M-100-200 M
Tahun 200-400 M
6. Carita-carita Dalam Kitab Adiparwa
a. Cerita Begawan Ugrasrawa (Ugraçrawā) mengenai terjadinya pemandian Samantapañcaka dan tentang dituturkannya kisah
MahaBharata oleh Begawan Waisampayana (Waiçampāyana).
b. sang Ugrasrawa juga menjelaskan ringkasan delapan belas parwa yang menyusun MahaBharata; jumlah bab, seloka (çloka
) dan isi dari masing-masing parwa.
c. Cerita dikutuknya maharaja Janamejaya oleh sang Sarama, yang berakibat kegagalan kurban yang dilangsungkan oleh san
g maharaja.
d. Cerita Begawan Dhomya beserta ketiga orang muridnya; sang Arunika, sang Utamanyu dan sang Weda. Dilanjutkan denga
n ceritera Posya, mengenai kisah asal mula sang Uttangka murid sang Weda bermusuhan dengan naga Taksaka.
e. Cerita asal mula Hyang Agni (dewa api) memakan segala sesuatu, apa saja dapat dibakarnya, dengan tidak memilah-milah.
f. Ceritera Astika; mulai dari kisah sang Jaratkāru mengawini sang Nāgini (naga perempuan) dan beranakkan sang Astika, kis
ah lahirnya naga dan garuda, dikutuknya para naga oleh ibunya agar dimakan api pada kurban ular, permusuhan naga deng
an garuda, hingga upaya para naga menghindarkan diri dari kurban ular.
g. Cerita asal-usul Raja Parikesit dikutuk Begawan Çrunggī dan karenanya mati digigit naga Taksaka.
h. Cerita asal-usul dan sejarah nenek moyang Kurawa dan Pandawa. Kisah Sakuntala (Çakuntala) yang melahirkan Bharata, y
ang kemudian menurunkan keluarga Bharata. Sampai kepada sang Kuru, yang membuat tegal Kuruksetra; sang Hasti, yang
mendirikan Hastinapura; maharaja Santanu (Çantanu) yang berputra Bhîsma Dewabrata, lahirnya Begawan Byasa (Byâsa a
tau Abiyasa) –sang pengarang kisah ini– sampai kepada lahirnya Dhrestarastra (Dhŗţarāstra) –ayah para Kurawa, Pandu (P
ãņdu) –ayah para Pandawa, dan sang Widura.
i. Cerita kelahiran dan masa kecil Kurawa dan Pandawa. Permusuhan Kurawa dan Pandawa kecil, kisah dang hyang Drona, h
ingga sang Karna menjadi adipati di Awangga.
j. Cerita masa muda Pandawa.
.
7. Sabhaparwa
Kitab Sabhaparwa berisi kisah pertemuan Pandawa dan Korawa di sebuah balairung untuk main judi
, ata s rencana Duryodana. Karena usaha licik Sangkuni, permainan dimenangkan selama dua kali
oleh Korawa sehingga sesuai perjanjian, Pandawa harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tah
un dan setelah itu melalui masa penyamaran selama 1 tahun.
Wanaparwa
Kitab Wanaparwa berisi kisah Pandawa selama masa 12 tahun pengasingan diri di hutan. Dalam kita
b tersebut juga diceritakan kisah Arjuna yang bertapa di gunung Himalaya untuk memperoleh senjat
a sakti. Kisah Arjuna tersebut menjadi bahan cerita Arjunawiwaha.
Wirataparwa
Kitab Wirataparwa berisi kisah masa satu tahun penyamaran Pandawa di Kerajaan Wirata setelah m
engalami pengasingan selama 12 tahun. Yudistira menyamar sebagai ahli agama, Bhima sebagai jur
u masak, Arjuna sebagai guru tari, Nakula sebagai penjinak kuda, Sahadewa sebagai pengembala,
dan Dropadi sebagai penata rias.
Udyogaparwa
Kitab Udyogaparwa berisi kisah tentang persiapan perang keluarga Bharata (Bharatayuddha). Kresn
a yang bertindak sebagai juru damai gagal merundingkan perdamaian dengan Korawa. Pandawa da
n Korawa mencari sekutu sebanyak-banyaknya di penjuru Bharatawarsha, dan hampir seluruh Keraj
aan India Kuno terbagi menjadi dua kelompok.
Carita-Carita Dalam Kitab Lainya:
8. Bhismaparwa
Kitab Bhismaparwa merupakan kitab awal yang menceritakan tentang pertempuran di Kurukshetra. Dalam
beberapa bagiannya terselip suatu percakapan suci antara Kresna dan Arjuna menjelang perang berlangsung.
Percakapan tersebut dikenal sebagai kitab Bhagavad Gītā. Dalam kitab Bhismaparwa juga diceritakan
gugurnya Resi Bhisma pada hari kesepuluh karena usaha Arjuna yang dibantu oleh Srikandi
Dronaparwa
Kitab Dronaparwa menceritakan kisah pengangkatan Bagawan Drona sebagai panglima perang Korawa. Drona
berusaha menangkap Yudistira, namun gagal. Drona gugur di medan perang karena dipenggal oleh
Drestadyumna ketika ia sedang tertunduk lemas mendengar kabar yang menceritakan kematian anaknya,
Aswatama. Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah gugurnya Abimanyu dan Gatotkaca.
Karnaparwa
Kitab Karnaparwa menceritakan kisah pengangkatan Karna sebagai panglima perang oleh Duryodana setelah
gugurnya Bhisma, Drona, dan sekutunya yang lain. Dalam kitab tersebut diceritakan gugurnya Dursasana oleh
Bhima. Salya menjadi kusir kereta Karna, kemudian terjadi pertengkaran antara mereka. Akhirnya, Karna gugur
di tangan Arjuna dengan senjata Pasupati pada hari ke-17.
Salyaparwa
Kitab Salyaparwa berisi kisah pengangkatan Sang Salya sebagai panglima perang Korawa pada hari ke-18.
Pada hari itu juga, Salya gugur di medan perang. Setelah ditinggal sekutu dan saudaranya, Duryodana
menyesali perbuatannya dan hendak menghentikan pertikaian dengan para Pandawa. Hal itu menjadi ejekan
para Pandawa sehingga Duryodana terpancing untuk berkelahi dengan Bhima. Dalam perkelahian tersebut,
Duryodana gugur, tapi ia sempat mengangkat Aswatama sebagai panglima.
Lanjutan
9. NILAI-NILAI MORAL DAN ETIKA DALAM MAHABHARATA
1. Tentang perbuatan baik, hormat-menghormati antara sesama manusia, hormat
terhadap orang tua, patuh, disiplin, jujur dan bertanggung jawab
2. Bhakti Marga Yoga penyerahan diri secara penuh kepada Ida Sang Hyang
Widhi Wasa
3. Konflik antara Dharma (kebenaran/kebajikan) yang diperankan oeh Panca
Pandawa) dengan Adharma (kejahatan/kebatilan ) yang diperankan oleh
Seratus Korawa
4. Mengandung lima nilai kesetiaan (satya: Satya Wacana, satya hredaya,, satya
laksana, satya mitra,,satya semaya,
5. Disiplin dan kerja keras menjadi kata kunci dalam proses belajar mengajar.