2. 1. Ikhtiar Ringkas Mahabharata (Sautikaparva-Svargarohanaparva)
● Sauptikaparwa melukiskan perang malam oleh Avatthama dan kematian anak-
aak Devi Drupadi, melukiskan kematian Duryodhana
● Striparwa menceritakan ratap tangisan dan upacara kematian
● Shantiparwa menceritakan kematian Bhisma yang seorang kakek, sebelum
beliau meninggal, beliau memberikan wejangan Dharma kepada Yudhistira
● Anusasanaparwa menceritakan kerajaan Pandava
● Aswamedhikaparwa menceritakan Asramavasan oleh pandava
● Asramaparwa melukiskan Asramavasa Dhrtarastra dan lain-lain
● Mausalaparwa melukiskan kehancuran keturunan Yadu di Dvaraka
● Mahaprashthanikaparwa melukiskan kepergian Pandava ke Gunung Himawan
● Swargarohanaparwa melukiskan kematian Bhima, arjuna dll.
3. 2. Ajaran Nilai-Nilai Moral dalam Mahabharata
Resi Bhisma memberikan nasehat atau ajaran tentang
ajaran dharma, artha, aturan /sasana tentang berbagai upacara, kewajiban
seorang raja, dan sebagainya kepada Yudistira menunjukan nilai moral
sebagai orang tua mempunyai kewajiban untuk mampu memberikan
pencerahan-pencerahan kepada orang lain agar nantinya orang yang yang
kita tinggalkan dapat dituntun dan mampu mencari jalan
kebenarannya sendiri. Demikian juga halnya dalam mengendalikan diri
sendiri dendam dan amarah akan tidak menghasilkan sesuatu seperti yang
dialami oleh Aswatama, dimana walaupun kita memiliki kekuatan yang
luar biasa hendaknya sebelum mempergunakan kita harus berpikir terlebih
dahulu dengan matang.
4. 3. Bhagavadgita dalam Mahabharata Bhagawadgita (Sanskerta: भगवद् गीता; Bhagavad-gītā) adalah
sebuah bagian dari Mahabharata yang termasyhur, dalam
bentuk dialog yang dituangkan dalam bentuk syair. Dalam
dialog ini, Sri Krishna, personalitas Tuhan Yang Maha
Esa adalah pembicara utama yang menguraikan ajaran-
ajaran filsafat vedanta, sedangkan Arjuna, murid langsung
Sri Kresna yang menjadi pendengarnya. Secara harfiah,
arti Bhagavad-gita adalah "Nyanyian Sri Bhagawan (Bhaga =
kehebatan sempurna, van = memiliki, Bhagavan = Yang
memiliki kehebatan sempurna, ketampanan sempurna, kekayaan
yang tak terbatas, kemasyuran yang abadi, kekuatan yang tak
terbatas, kecerdasan yang tak terbatas, dan ketidakterikatan yang
sempurna, yang dimiliki sekaligus secara bersamaan).
5. Bhagawad Gita yang berdasarkan sumber kutipan dari Agama Hindu
artikel Pura Penataran Luhur Medang Kemulan, Bhagawad Gita yang
penulisannya dipengaruhi oleh aliran Hindu atau Sad Darsana, terutama dari
aliran Samkhya, Yoga dan Wedanta yang oleh para pakar berpendapat bahwa
syair ini ditulis kurang lebih pada abad ke dua atau ketiga (2 atau 3) Masehi.Kitab
ini terdiri dari 18 bagian.
Bagian pertama, Arjuna Wisada Yoga, menguraikan keragu-raguan dalam
diri Arjuna, setelah menyadari akibat akan peperangan yang akan terjadi, dinilai
bertentangan dengan ajaran Dharma. Dalam bab ini, termasuk didalamnya
penggambaran situasi dan kondisi yang berlangsung di Padang Kuru, tempat
terjadinya perang saudara terbesar dalam sejarah umat manusia.
6. Pertentangan ajaran Dharma yang terjadi dalam diri Arjuna, antara lain yang
menjadi dasar pertimbanganya adalah :
o Ahimsa, Larangan membunuh guru sebagai dosa besar (mahā pataka)
o Ajaran Vairāgya, sebagai sistem pencapaian tujuan moksa.
o Kemerosotan moral dan musnahnya tradisi leluhur, sebagai ekses
terjadinya peperangan.
o Kekacauan dalam sistem varnāśrama-dharma termasuk persepsi
timbulnya kekacauan dalam jātidharma dan dharma Atas pemikiran
bahwa, peperangan itu bertentangan dengan Dharma,
o Arjuna mengharapkan bimbingan dari Krisna untuk keluar dari
kebingunggan ini.