SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
1
1
MAKALAH
“ THAHARAH ”
Dibuat oleh: Kelompok 7
1. M. Zitni elman (21901083056)
2. Fahmi Ulin Nuha (21901083037)
3. Roviatul Hasanah (21901083071)
4. Ikrimah Yasmin Anjani (21901083045)
Dosen Pembimbing:
Abdul Hamid Aly, S.Pd., M.pd
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... I
DAFTAR ISI.................................................................................................... II
KATA PENGANTAR......................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................1
C. TUJUAN..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. PENGERTIAN THOHAROH.......................................................2
B. MACAM-MACAM THOHAROH.................................................2
C. DALIL-DALIL THOHAROH........................................................ 3
D. KLASIFIKASI AIR........................................................................3
E. SYARAT RUKUN THOHAROH..................................................5
F. HIKMAH THOHAROH .................................................................7
G. PERMASALAHAN THOHAROH.................................................8
BAB III PENUTUP............................................................................................. 9
A. KESIMPULAN............................................................................... 9
B. DAFTAR PUSTAKA....................................................................10
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah fiqih dengan judul
"thaharah" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Thaharah merupakan miftah (alat pembuka) pintu untuk memasuki ibadah shalat.
Tanpa thaharah pintu tersebut tidak akan terbuka. artinya tanpa thaharah, ibadah shalat, baik
yang fardhu maupun yang sunnah, tidak sah.
Karena fungsinya sebagai alat pembuka pintu shalat, maka setiap muslim yang akan
melakukan shalat tidak saja harus mengerti thaharah melainkan juga harus mengetahui dan
terampil melaksanakannya sehingga thaharahnya itu sendiri terhitung sah menurut ajaran
ibadah syar‟iah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian thaharah ?
2. Bagaimana bunyi daill-dalil mengenai thaharah?
3. Tujuan thaharah ?
4. Pembagian thaharah?
5. Alat-alat yang digunakan untuk berthaharah?
6. Klafikasi air dan penggunaanya dalam bersuci ?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kependidikan Islam
2. Menambah wawasan penulis dan pembacanya mengenai thaharah
3. Untuk memahami cara-cara bersuci yang dikehendaki oleh syari‟at islam dan
mempraktekkannya dalam menjalani ibadah sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN THAHARAH
Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” Sedangkan menurut istilah syara‟ thaharah
adalah bersih dari hadas dan najis. Selain itu thaharah dapat juga diartikan mengerjakan
pekerjaan yang membolehkan shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan
najis.
Atau thaharah juga dapat diartikan melaksanakan pekerjaan dimana tidak sah melaksanakan
shalat kecuali dengannya yaitu menghilangkan atau mensucikan diri dari hadas dan najis
dengan air.
Bersuci dari najis berlaku pada badan, pakaian dan tempat. Cara menghilangkannya
harus dicuci dengan airsuci dan mensucikan.
B. MACAM-MACAM THAHARAH
Secara umum, pembagian thaharah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu thaharah
ma'nawiyah dan thaharah nissiyah. Thaharah ma'nawiyah meliputi thaharah hati atau rohani,
sedangkan thaharah nissiyah meliputi thaharah badan atau jasmani. :
1. Thaharah ma‟nawiyah
Thaharah ma'nawiyah atau thaharah qalbu (hati), adalah bersuci dari syirik dan
maksiat dengan cara
bertauhid dan melakukan kegiatan amal sholeh. Thaharah ini menjadi yang paling utama
dibandingkan thaharah nissiyah, karena thaharah nissiyah tak dapat dilaksanakan jika hati
kita belum suci. Untuk itu, sebagai muslim kita harus mensucikan diri dan jiwa kita dari
perbuatan syirik dan munafik serta kegiatan maksiat lain seperti dengki, sombong, dendam,
benci, riya' dan lain-lain.
2. Thaharah hissiyah
Thaharah nissiyah atau thaharah badan/jasmani, adalah mensucikan bagian tubuh dari
hadats (baik hadats kecil maupun hadats besar), najis dan segala jenis kotoran. Untuk
menghilangkan hadats kecil kita harus berwudhu dan untuk menghilangkan hadats besar kita
harus mandi besar. Jika dalam kondisi tidak ada air, maka kita boleh melakukan tayammum
dengan menggunakan pengganti air yaitu tanah atau debu. Kita juga harus membersihkan
tubuh dari macam macam najis yang ada.
C. DALIL-DALIL THAHARAN
Dalil-dalil tentang thaharah, yaitu:
‫قرة‬ ‫ب‬ ‫(ال‬ . ‫ه‬ ‫تطٍري‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫حب‬ ‫َي‬ ‫يه‬ ‫تُاب‬ ‫ال‬ ‫حب‬ ‫ي‬ ‫هللا‬ ‫:ان‬ 122)
Artinya : sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-
orang yang bersuci. (Al-Baqarah : 122).
‫الم‬ ‫َاي‬ ( ‫ن‬ ‫م‬‫ي‬ ‫ا‬ ‫ر‬‫ط‬ ٍُ‫الط‬ ِ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫اب‬ ‫ه‬ )
Artinya: Kebersihan itu sebagian dari iman
‫به‬ ‫ب‬ ‫ه‬ , ‫و‬ : ‫مر‬ ‫ابه‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫هللا‬ ُ ‫ا‬ : ‫ق‬ ‫ري‬ ٌَُ ‫ي‬ ُ ‫ابه‬ ّ ‫مر‬ ‫به‬ ‫هللا‬ ‫ب‬ :
‫رة‬ ‫الب‬ ّ ‫ى‬ َ ُ ‫ه‬ ‫ت‬ َ ٍُ ‫ير‬ ‫ب‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫قب‬ : ُ‫يق‬ َ ً‫ي‬ ‫هللا‬ ّ ‫هللا‬ ُ ‫م‬ .
Artinya: dari mus”ab bin sa id berkata: Abdullah bin umar pernah menjenguk ibnu amir yang
sedang sakit. Ibnu amir berkata: “Apakah kamu tidak mau mendo‟akan aku hai ibnu umar?”.
Ibnu umar berkata: “saya pernah mendengar Rasulullah SAW. Bersabda: “Shalat yang tanpa
bersuci tidak diterima begitu pula sedekah dari hasil korupsi”. Sedang kamu adalah penguasa
bashrah”.
D. KLASIFIKASI AIR DAN PENGGUNAANYA DALAM BERSUCI
1. Air mulak (air yang suci lagi mensucikan)
Tidak boleh dan tidak sah mengangkat hadas dan menghilangkan najis melainkan dengan air
mutlak.
Air mutlak itu ada 7 jenis, yaitu:
1. Air hujan
2. Air laut
3. Air sungai
4. Air sumur
5. Air yang bersumber (dari mata air)
6. Air es
7. Air embun.
Ketahuilah tidak sah berwudu dengan fardhu, mandi wajib, mandi sunnat, menghilangkan
najis dengan benda cair seperti cuka atau benda beku lainnya seperti tanah dalam
bertayamum ..
Air mutlak mempunyai tiga sifat , yaitu :
1) Tha‟mun (Rasa(
2) Launun (Warna)
3) Rihun (Bau)
Dan kalau dikatakan air itu berubah maka yang dimaksudkan ialah berubah sifatnya, air
mutlak itu terkadang berubah rasanya, warnanya, atau baunya sebab dimasuki oleh sesuatu
benda dan benda yang masuk kedalam air itu kadang-kadang mukhlath dan kadang-kadang
mujawir,
Menurut istilah, para ulama berbeda pendapat sebagian mereka mengatakan “ Al-mukhtalat
itu ada yang tidak dapat diceraikan dari air”.
Dan sebagian lagi mengatakan “Al-Mukhtalat itu barang yang tidak dapat dibedakan air
menurut pandangan mata”.
Kalau air berubah dengan sesuatu benda yang mujawir yang, cendana, minyak bunga-
bungaan, kapur barus yang keras, maka air itu masih dianggap suci yang dapat dipakai untuk
ber bercuci, sekalipun banyak perubahannya. Karena perubahan yang sesuatu mujawir itu, ia
akan menguap jua. Karena itu air yang seperti ini dinamakan air yang mutlak, ban dingannya
air yang berubah karena diasapkan dengan dupa atau berubaah baunya karena berdekatan
dengan bangkai. Maka air yang seperti ini masih dianggap air yang suci dan dapt
dipergunakan untuk bersuci, baik berubah sifatnya.
2. Air suci tidak mensucikan
air yang berubah sebab bercampur dengan benda-benda suci lainnya (seperti teh, kopi, dan
sirup)[9]. Misalnya juga dengan sabun, tepung, dan lain-lain yang biasanya terpisah dengan
air. Hukumnya tetap menyucikan selama kemutlakan nya masih terpelihara, jika sudah tidak,
hingga tidak dapat lagi dikatakan mutlak maka hukumnya ialah suci pada dirinya sendiri,
tidak menyucikan bagi lainnya.
3. Air Mutlak yang Makruh memakainya (air yang suci lagi mensucikan tetapi
makruh memakainya)
Air yang makruh memakainya menurut hokum syara‟ atau juga dinamakan kahariyatut tanzih
ada delapan macam , yaitu:
1. Air yang sangat panas
2. Air yang sangat dingin
3. Air yang berjemur
4. Air di negeri Tsamud selain dari air sumur naqah
5. Air di negeri kaum Luth
6. Air telaga Barhut
7. Air didaerah Babel dan
8. Air ditelaga Zarwan
4. Air musta‟mal
Air musta‟mal adalah air yang bekas dipakai (dipakai berwudhu atau mencuci najis) atau air
yang sudah digunakan untuk menghilangkan hadas atau najis, kalau memang tidak berubah
dan tidak bertambah timbangannya. Jadi airnya suci.
5. Air yang terkena najis
Air najis adalah air yang kemasukan benda najis dan air itu kurang dua kolah, atau air itu ada
dua kolah tetapi berubah.[12]Maksudnya air yang kemasukan benda najis didalamnya, andai
kata air tersebut hanya tertulari bau busuk dari najis yang dibuang dipinggirnya maka air
yang demikian ini tidak najis, sebab tidak bertemu langsung dengan najisnya. Dan yang
dimaksud dengan berubah andai kata air yang banyak tersebut tidak berubah dengan adanya
najis atau najisnya hanya sedikit dan hancur dalam air maka air yang demikian ini juga tidak
najis. Dan seluruh air itu boleh digunakan menurut mazhab yang shahih.
E. SYARAT RUKUN THAHARAH
 Syarat Wajib Thaharah
Setiap mukmin mempunyai syarat wajib untuk melakukan thaharah. Ada hal-hal yang harus
diperhatikan sebagai syarat sah-nya berthaharah sebelum melakukan perintah Allah SWT.
Syarat wajib tersebut ialah :
1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Masuk waktu ( Untuk mendirikan solat fardhu ).
5. Tidak lupa
6. Tidak dipaksa
7. Berhenti darah haid dan nifas
8. Ada air atau debu tanah yang suci.
9. Berdaya melakukannya mengikut kemampuan.
 Rukun Wudhu
a) Niat dalam hati.
Jika seseorang membasuh anggota wudhu dengan niat untuk mengurangi rasa panas atau
untuk membersihkannya maka tidak dianggap sebagai orang yang berwudhu.
‫م‬ ‫ا‬ ‫ت‬‫ي‬‫لى‬ ‫ب‬ ‫ل‬َ ‫ر‬ ‫ا‬ ُِ‫و‬
“Semua perbuatan tergantung niatnya dan (balasan( bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa
yang diniatkan…“(HR. Muttafaqun Alaihi(
b) Membasuh wajah (termasuk berkumur-kumur dan istinsyaq).
‫ن‬ ‫ا‬ ُ ‫ه‬ ً ‫ح‬ ً ‫ى‬ ً‫ب‬ ً‫ت‬‫ي‬‫ح‬‫ل‬ َ « ‫ا‬ ٌ ّ‫و‬‫ر‬ ّ‫ب‬ َ »
“Merupakan kebiasaan (Nabi shallallahu „alaihi was sallam( jika beliau akan berwudhu
beliau mengambil segenggaman air kemudian beliau basuhkan (ke wajahnya) sampai
ketenggorokannya kemudian beliau menyela-nyela jenggotnya”. Kemudian beliau
mengatakan “Demikianlah cara berwudhu yang diperintahkan Robbku kepadaku.” (HR. Abu
Dawud)
c) Mencuci kedua tangan sampai siku.
« ‫ي‬ ‫ي‬ ّ‫ى‬‫م‬‫ي‬‫ال‬ ّ‫ل‬ ‫ر‬‫م‬‫ال‬ ، ‫ي‬ ‫ي‬ ِ‫ر‬ ‫ي‬‫ال‬ ّ‫ل‬ ‫ر‬‫م‬‫ال‬ »
“…Kemudian beliau membasuh tangannya yang kanan sampai siku sebanyak tiga kali
kemudian membasuh tangannya yang kiri sampai siku sebanyak tiga kali…”(HR. Muttafaqun
Alaihi).
d) Mengusap kepala (termasuk kedua telinga).
« ً ً‫ي‬ ‫ي‬‫ب‬ ، ‫ب‬ ‫م‬ٍ‫ب‬ ‫ر‬‫ب‬ َ ، ‫ب‬ ‫ق‬‫م‬‫ب‬ ً ، ّ‫ت‬ ‫ب‬ٌ ‫م‬ٍ‫ب‬ ّ‫ل‬ ‫ي‬ ، ‫م‬ٌ ّ‫ل‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ال‬ ِ ‫ال‬ ‫ب‬ ً‫ى‬ »
“Kemudian beliau membasuh mengusap kepala dengan tangannya,(dengan cara)
menyapunya ke depan dan ke belakang. Beliau memulainya dari bagian depan kepalanya
ditarik ke belakang sampai ke tengkuk kemudian mengembalikannya lagi ke bagian depan
kepalanya.”(HR. Muttafaqun Alaihi)
e) Mencuci kedua kaki sampai mata kaki.
« ً‫ي‬ ّ‫ل‬ ‫ه‬‫ي‬‫ب‬ ‫ال‬ »
“…Kemudian beliau membasuh kedua kakinya hingga dua mata kaki…”(HR. Muttafaqun
Alaihi).
f) Berurutan / tertib.
‫ُا‬ ٌُ َ ‫ي‬ ‫ي‬ َ ّ‫ل‬ ‫ا‬‫ر‬‫م‬‫ال‬ َ‫ُا‬‫ح‬ ‫ا‬ َ ‫ر‬‫ب‬ َ ّ‫ل‬ ‫ه‬‫ي‬‫ب‬ ‫ال‬
“…maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki ”(QS. Al-Maidah : 6)
Tidak dibenarkan adanya jarak yang panjang antara satu anggota wudhu dengan anggota
wudhu lainnya. Batas waktu antara basuhan satu anggota wudhu dengan anggota wudhu
lainnya adalah keringnya anggota wudhu yang sebelumnya dibasuh
‫ن‬ ُ ‫ر‬‫ت‬ ُ ‫ر‬ ّ ً ‫ي‬‫ر‬ ‫ب‬ ّ‫ب‬‫الى‬ -ّ ‫هللا‬ ً‫ي‬ َ- ‫ق‬ « ‫ا‬ ‫ه‬ ُ َ
». ‫ر‬ ّ
“ada seseorang yang berwudhu lantas bagian kuku kakinya tidak terbasuh kemudian Nabi
shallallahu „alaihi wa sallam melihatnya dan bersabda “Ulangilah perbaguslah wudhumu.”
Lantas ia pun mengulangi dan kembali shalat.”(HR. Muslim no. 243(
F.HIKMAH THAHAROH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak
melaksanakan suatu ibadah.
2. Dengan bersih badan dan pakaiannya, seseorang tampak cerah dan enak dilihat oleh
orang lain karena Allah Swt, juga mencintai kesucian dan kebersihan.
3. Menunjukan seseorang memiliki iman yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari-
harinya karena kebersihan adalah sebagian dari iman.
4. Seseorang yang menjaga kebersihan, baik badan, pakaian, ataupun tempat tidak mudah
terjangkit penyakit.
5. Seseorang yang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya, maupun
lingkungannya, maka ia menunjukan cara hidup sehat dan disiplin.
G. PERMASALAHAN KOMTEMPORER SEPUTAR THAHAROH
1. Melafadzkan Niat ketika Memulai Wudhu.
2. Tidak Memperhatikan Bagaimanakah Wudhu atau Mandi yang sesuai dengan
Tuntunan Syariat dan Meremehkan Hukum-hukum terkait dengan Wudhu.
3. Was-was ketika wudhu dan menambah basuhan sampai lebih dari tiga kali.
4. Berlebih-lebihan dalam menggunakan air.
5. Berdzikir ketika di kamar mandi atau masuk ke kamar mandi dengan membawa
sesuatu yang di dalamnya terdapat dzikrullah.
6. Mengusap tengkuk.
7. Mengusap bagian bawah dari sepatu atau kaos kaki.
8. Melakukan istinja’ setelah (maaf) buang angin.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Thaharah merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan oleh Alloh kepada hamba
sebelum melakukan ibadah yang lain. Thaharah hanya dilakukan dengan sesuatu yang suci
dan dapat menyucikan. Thaharah juga menunjukan bahwa sesungguhnya islam sangat
menghargai kesucian dan kebersihan sehingga diwajibkan kepada setiap muslim untuk
senantiasa menjaga kesucian dirinya, hartanya serta lingkungannya. Hal ini dibuktikan
dengan bab thaharah adalah bab pertama yang dibahas dalam setiap kitab fiqih yang ada.
Waullahu „Alam.
Mudah-mudahan ulasan dan penjelasan tentang thaharah, dasar hukum, jenis air
dan jenis najis yang di paparkan pada makalah ini menjadi pengetahuan dan tambahan bagi
kita dan mengingatkan kepada kita bahwa jauh-jauh hari islam telah mengajarkan kepada
kita tentang kebersihan oleh karna sudah layak dan pantas lah kita sebagai kaum muslimin
menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan baik itu kebersihan badan kita maupun
kebersihan di sekitar kita.
Mungkin dalam makalah ini banyak sekali kesalahan dan kesilapan penyusun.
Dengan rendah hati kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, mudah-mudahan menjadi
manfaat bagi kita semua. Walhamdulillahirabbil „alamin
DAFTAR PUSTAKA
-Anwar Moch, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, Bandung: PT
Alma‟arif 1987
H. Muqarrabin, Fiqih awam, Demak: Cv. Media Ilmu, 1997,
- https://muslim.or.id/43878-beberapa-kesalahan-seputar-thaharah-
bag-1&2.htm
-Sumber dari: https://wahdah.or.id/syarat-syarat-sah-dan-rukun-
wudhu/.
-Dipublikasi di FIQH | Tag artikel thaharah, buku thaharah bersuci.

More Related Content

What's hot

Wudhu, tayamum, dan mandi besar
Wudhu, tayamum, dan mandi besarWudhu, tayamum, dan mandi besar
Wudhu, tayamum, dan mandi besarsafaringga1
 
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihadInternet Explorer
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabihazzaazza50746
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahWarnet Raha
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuIbanez Sofadella
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahjuniska efendi
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatKhairul Muttaqin
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalahMeyLiontin
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidRoisMansur
 

What's hot (20)

Wudhu, tayamum, dan mandi besar
Wudhu, tayamum, dan mandi besarWudhu, tayamum, dan mandi besar
Wudhu, tayamum, dan mandi besar
 
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
 
Makalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam MutasyabihMakalah Muhkam Mutasyabih
Makalah Muhkam Mutasyabih
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidah
 
Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits Unsur – unsur hadits
Unsur – unsur hadits
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Ppt muamalah
Ppt muamalah Ppt muamalah
Ppt muamalah
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabatSejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
 
Makalah ijtihad
Makalah ijtihadMakalah ijtihad
Makalah ijtihad
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Makalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquranMakalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquran
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalah
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 

Similar to Thaharah Esensial (20)

Makalah thaharah lia
Makalah thaharah liaMakalah thaharah lia
Makalah thaharah lia
 
makalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najismakalah fikih , air dan najis
makalah fikih , air dan najis
 
Tharah
TharahTharah
Tharah
 
ATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptxATH-THAHARAH.pptx
ATH-THAHARAH.pptx
 
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptxFiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
Fiqih Thaharah belajar fiqih tharah.pptx
 
Thaharah
ThaharahThaharah
Thaharah
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
 
Makalah rahim
Makalah rahimMakalah rahim
Makalah rahim
 
Ppt thaharah ii
Ppt thaharah iiPpt thaharah ii
Ppt thaharah ii
 
Bab 1 thaharah new
Bab 1 thaharah newBab 1 thaharah new
Bab 1 thaharah new
 
Ppt thaharah
Ppt thaharahPpt thaharah
Ppt thaharah
 
Ppt bab v ( thaharoh )
Ppt bab v ( thaharoh )Ppt bab v ( thaharoh )
Ppt bab v ( thaharoh )
 
Bab i taharah
Bab i taharahBab i taharah
Bab i taharah
 
fiqih muamalah
fiqih muamalahfiqih muamalah
fiqih muamalah
 
THAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptxTHAHARAH.ppt.pptx
THAHARAH.ppt.pptx
 
Thahara
ThaharaThahara
Thahara
 
Materi Fiqh kelas VII
Materi Fiqh kelas VIIMateri Fiqh kelas VII
Materi Fiqh kelas VII
 
Modul thaharah-kelompok
Modul thaharah-kelompokModul thaharah-kelompok
Modul thaharah-kelompok
 
Materi Fiqh Thaharah
Materi Fiqh ThaharahMateri Fiqh Thaharah
Materi Fiqh Thaharah
 
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptxMateri THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
 

More from friskacaca

Kel 7 fiqh thaharah
Kel 7 fiqh thaharahKel 7 fiqh thaharah
Kel 7 fiqh thaharahfriskacaca
 
Meluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqhMeluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqhfriskacaca
 
Meluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqhMeluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqhfriskacaca
 
Kelompok zakat
Kelompok zakatKelompok zakat
Kelompok zakatfriskacaca
 
Makalah fiqih zakat
Makalah fiqih zakat Makalah fiqih zakat
Makalah fiqih zakat friskacaca
 
Masa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqhMasa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqhfriskacaca
 
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran FiqhMakalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqhfriskacaca
 

More from friskacaca (7)

Kel 7 fiqh thaharah
Kel 7 fiqh thaharahKel 7 fiqh thaharah
Kel 7 fiqh thaharah
 
Meluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqhMeluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqh
 
Meluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqhMeluasnya perbedaan dalam fiqh
Meluasnya perbedaan dalam fiqh
 
Kelompok zakat
Kelompok zakatKelompok zakat
Kelompok zakat
 
Makalah fiqih zakat
Makalah fiqih zakat Makalah fiqih zakat
Makalah fiqih zakat
 
Masa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqhMasa keemasan dan kemunduran fiqh
Masa keemasan dan kemunduran fiqh
 
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran FiqhMakalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

Thaharah Esensial

  • 1. 1 1 MAKALAH “ THAHARAH ” Dibuat oleh: Kelompok 7 1. M. Zitni elman (21901083056) 2. Fahmi Ulin Nuha (21901083037) 3. Roviatul Hasanah (21901083071) 4. Ikrimah Yasmin Anjani (21901083045) Dosen Pembimbing: Abdul Hamid Aly, S.Pd., M.pd JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2019
  • 2. DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL..................................................................................... I DAFTAR ISI.................................................................................................... II KATA PENGANTAR......................................................................................III BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1 A. LATAR BELAKANG...................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH...............................................................1 C. TUJUAN.......................................................................................... BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2 A. PENGERTIAN THOHAROH.......................................................2 B. MACAM-MACAM THOHAROH.................................................2 C. DALIL-DALIL THOHAROH........................................................ 3 D. KLASIFIKASI AIR........................................................................3 E. SYARAT RUKUN THOHAROH..................................................5 F. HIKMAH THOHAROH .................................................................7 G. PERMASALAHAN THOHAROH.................................................8 BAB III PENUTUP............................................................................................. 9 A. KESIMPULAN............................................................................... 9 B. DAFTAR PUSTAKA....................................................................10
  • 3. KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah fiqih dengan judul "thaharah" tepat pada waktunya. Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya.
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Thaharah merupakan miftah (alat pembuka) pintu untuk memasuki ibadah shalat. Tanpa thaharah pintu tersebut tidak akan terbuka. artinya tanpa thaharah, ibadah shalat, baik yang fardhu maupun yang sunnah, tidak sah. Karena fungsinya sebagai alat pembuka pintu shalat, maka setiap muslim yang akan melakukan shalat tidak saja harus mengerti thaharah melainkan juga harus mengetahui dan terampil melaksanakannya sehingga thaharahnya itu sendiri terhitung sah menurut ajaran ibadah syar‟iah. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian thaharah ? 2. Bagaimana bunyi daill-dalil mengenai thaharah? 3. Tujuan thaharah ? 4. Pembagian thaharah? 5. Alat-alat yang digunakan untuk berthaharah? 6. Klafikasi air dan penggunaanya dalam bersuci ? C. Tujuan 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kependidikan Islam 2. Menambah wawasan penulis dan pembacanya mengenai thaharah 3. Untuk memahami cara-cara bersuci yang dikehendaki oleh syari‟at islam dan mempraktekkannya dalam menjalani ibadah sehari-hari.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN THAHARAH Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” Sedangkan menurut istilah syara‟ thaharah adalah bersih dari hadas dan najis. Selain itu thaharah dapat juga diartikan mengerjakan pekerjaan yang membolehkan shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan najis. Atau thaharah juga dapat diartikan melaksanakan pekerjaan dimana tidak sah melaksanakan shalat kecuali dengannya yaitu menghilangkan atau mensucikan diri dari hadas dan najis dengan air. Bersuci dari najis berlaku pada badan, pakaian dan tempat. Cara menghilangkannya harus dicuci dengan airsuci dan mensucikan. B. MACAM-MACAM THAHARAH Secara umum, pembagian thaharah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu thaharah ma'nawiyah dan thaharah nissiyah. Thaharah ma'nawiyah meliputi thaharah hati atau rohani, sedangkan thaharah nissiyah meliputi thaharah badan atau jasmani. : 1. Thaharah ma‟nawiyah Thaharah ma'nawiyah atau thaharah qalbu (hati), adalah bersuci dari syirik dan maksiat dengan cara bertauhid dan melakukan kegiatan amal sholeh. Thaharah ini menjadi yang paling utama dibandingkan thaharah nissiyah, karena thaharah nissiyah tak dapat dilaksanakan jika hati kita belum suci. Untuk itu, sebagai muslim kita harus mensucikan diri dan jiwa kita dari perbuatan syirik dan munafik serta kegiatan maksiat lain seperti dengki, sombong, dendam, benci, riya' dan lain-lain. 2. Thaharah hissiyah Thaharah nissiyah atau thaharah badan/jasmani, adalah mensucikan bagian tubuh dari hadats (baik hadats kecil maupun hadats besar), najis dan segala jenis kotoran. Untuk menghilangkan hadats kecil kita harus berwudhu dan untuk menghilangkan hadats besar kita harus mandi besar. Jika dalam kondisi tidak ada air, maka kita boleh melakukan tayammum dengan menggunakan pengganti air yaitu tanah atau debu. Kita juga harus membersihkan tubuh dari macam macam najis yang ada.
  • 6. C. DALIL-DALIL THAHARAN Dalil-dalil tentang thaharah, yaitu: ‫قرة‬ ‫ب‬ ‫(ال‬ . ‫ه‬ ‫تطٍري‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫حب‬ ‫َي‬ ‫يه‬ ‫تُاب‬ ‫ال‬ ‫حب‬ ‫ي‬ ‫هللا‬ ‫:ان‬ 122) Artinya : sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang- orang yang bersuci. (Al-Baqarah : 122). ‫الم‬ ‫َاي‬ ( ‫ن‬ ‫م‬‫ي‬ ‫ا‬ ‫ر‬‫ط‬ ٍُ‫الط‬ ِ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫اب‬ ‫ه‬ ) Artinya: Kebersihan itu sebagian dari iman ‫به‬ ‫ب‬ ‫ه‬ , ‫و‬ : ‫مر‬ ‫ابه‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫هللا‬ ُ ‫ا‬ : ‫ق‬ ‫ري‬ ٌَُ ‫ي‬ ُ ‫ابه‬ ّ ‫مر‬ ‫به‬ ‫هللا‬ ‫ب‬ : ‫رة‬ ‫الب‬ ّ ‫ى‬ َ ُ ‫ه‬ ‫ت‬ َ ٍُ ‫ير‬ ‫ب‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫قب‬ : ُ‫يق‬ َ ً‫ي‬ ‫هللا‬ ّ ‫هللا‬ ُ ‫م‬ . Artinya: dari mus”ab bin sa id berkata: Abdullah bin umar pernah menjenguk ibnu amir yang sedang sakit. Ibnu amir berkata: “Apakah kamu tidak mau mendo‟akan aku hai ibnu umar?”. Ibnu umar berkata: “saya pernah mendengar Rasulullah SAW. Bersabda: “Shalat yang tanpa bersuci tidak diterima begitu pula sedekah dari hasil korupsi”. Sedang kamu adalah penguasa bashrah”. D. KLASIFIKASI AIR DAN PENGGUNAANYA DALAM BERSUCI 1. Air mulak (air yang suci lagi mensucikan) Tidak boleh dan tidak sah mengangkat hadas dan menghilangkan najis melainkan dengan air mutlak. Air mutlak itu ada 7 jenis, yaitu: 1. Air hujan 2. Air laut 3. Air sungai 4. Air sumur 5. Air yang bersumber (dari mata air) 6. Air es 7. Air embun. Ketahuilah tidak sah berwudu dengan fardhu, mandi wajib, mandi sunnat, menghilangkan najis dengan benda cair seperti cuka atau benda beku lainnya seperti tanah dalam bertayamum .. Air mutlak mempunyai tiga sifat , yaitu : 1) Tha‟mun (Rasa( 2) Launun (Warna) 3) Rihun (Bau) Dan kalau dikatakan air itu berubah maka yang dimaksudkan ialah berubah sifatnya, air mutlak itu terkadang berubah rasanya, warnanya, atau baunya sebab dimasuki oleh sesuatu
  • 7. benda dan benda yang masuk kedalam air itu kadang-kadang mukhlath dan kadang-kadang mujawir, Menurut istilah, para ulama berbeda pendapat sebagian mereka mengatakan “ Al-mukhtalat itu ada yang tidak dapat diceraikan dari air”. Dan sebagian lagi mengatakan “Al-Mukhtalat itu barang yang tidak dapat dibedakan air menurut pandangan mata”. Kalau air berubah dengan sesuatu benda yang mujawir yang, cendana, minyak bunga- bungaan, kapur barus yang keras, maka air itu masih dianggap suci yang dapat dipakai untuk ber bercuci, sekalipun banyak perubahannya. Karena perubahan yang sesuatu mujawir itu, ia akan menguap jua. Karena itu air yang seperti ini dinamakan air yang mutlak, ban dingannya air yang berubah karena diasapkan dengan dupa atau berubaah baunya karena berdekatan dengan bangkai. Maka air yang seperti ini masih dianggap air yang suci dan dapt dipergunakan untuk bersuci, baik berubah sifatnya. 2. Air suci tidak mensucikan air yang berubah sebab bercampur dengan benda-benda suci lainnya (seperti teh, kopi, dan sirup)[9]. Misalnya juga dengan sabun, tepung, dan lain-lain yang biasanya terpisah dengan air. Hukumnya tetap menyucikan selama kemutlakan nya masih terpelihara, jika sudah tidak, hingga tidak dapat lagi dikatakan mutlak maka hukumnya ialah suci pada dirinya sendiri, tidak menyucikan bagi lainnya. 3. Air Mutlak yang Makruh memakainya (air yang suci lagi mensucikan tetapi makruh memakainya) Air yang makruh memakainya menurut hokum syara‟ atau juga dinamakan kahariyatut tanzih ada delapan macam , yaitu: 1. Air yang sangat panas 2. Air yang sangat dingin 3. Air yang berjemur 4. Air di negeri Tsamud selain dari air sumur naqah 5. Air di negeri kaum Luth 6. Air telaga Barhut 7. Air didaerah Babel dan 8. Air ditelaga Zarwan 4. Air musta‟mal Air musta‟mal adalah air yang bekas dipakai (dipakai berwudhu atau mencuci najis) atau air yang sudah digunakan untuk menghilangkan hadas atau najis, kalau memang tidak berubah dan tidak bertambah timbangannya. Jadi airnya suci. 5. Air yang terkena najis Air najis adalah air yang kemasukan benda najis dan air itu kurang dua kolah, atau air itu ada dua kolah tetapi berubah.[12]Maksudnya air yang kemasukan benda najis didalamnya, andai kata air tersebut hanya tertulari bau busuk dari najis yang dibuang dipinggirnya maka air yang demikian ini tidak najis, sebab tidak bertemu langsung dengan najisnya. Dan yang dimaksud dengan berubah andai kata air yang banyak tersebut tidak berubah dengan adanya
  • 8. najis atau najisnya hanya sedikit dan hancur dalam air maka air yang demikian ini juga tidak najis. Dan seluruh air itu boleh digunakan menurut mazhab yang shahih. E. SYARAT RUKUN THAHARAH  Syarat Wajib Thaharah Setiap mukmin mempunyai syarat wajib untuk melakukan thaharah. Ada hal-hal yang harus diperhatikan sebagai syarat sah-nya berthaharah sebelum melakukan perintah Allah SWT. Syarat wajib tersebut ialah : 1. Islam 2. Berakal 3. Baligh 4. Masuk waktu ( Untuk mendirikan solat fardhu ). 5. Tidak lupa 6. Tidak dipaksa 7. Berhenti darah haid dan nifas 8. Ada air atau debu tanah yang suci. 9. Berdaya melakukannya mengikut kemampuan.  Rukun Wudhu a) Niat dalam hati. Jika seseorang membasuh anggota wudhu dengan niat untuk mengurangi rasa panas atau untuk membersihkannya maka tidak dianggap sebagai orang yang berwudhu. ‫م‬ ‫ا‬ ‫ت‬‫ي‬‫لى‬ ‫ب‬ ‫ل‬َ ‫ر‬ ‫ا‬ ُِ‫و‬ “Semua perbuatan tergantung niatnya dan (balasan( bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan…“(HR. Muttafaqun Alaihi( b) Membasuh wajah (termasuk berkumur-kumur dan istinsyaq). ‫ن‬ ‫ا‬ ُ ‫ه‬ ً ‫ح‬ ً ‫ى‬ ً‫ب‬ ً‫ت‬‫ي‬‫ح‬‫ل‬ َ « ‫ا‬ ٌ ّ‫و‬‫ر‬ ّ‫ب‬ َ » “Merupakan kebiasaan (Nabi shallallahu „alaihi was sallam( jika beliau akan berwudhu beliau mengambil segenggaman air kemudian beliau basuhkan (ke wajahnya) sampai ketenggorokannya kemudian beliau menyela-nyela jenggotnya”. Kemudian beliau mengatakan “Demikianlah cara berwudhu yang diperintahkan Robbku kepadaku.” (HR. Abu Dawud) c) Mencuci kedua tangan sampai siku. « ‫ي‬ ‫ي‬ ّ‫ى‬‫م‬‫ي‬‫ال‬ ّ‫ل‬ ‫ر‬‫م‬‫ال‬ ، ‫ي‬ ‫ي‬ ِ‫ر‬ ‫ي‬‫ال‬ ّ‫ل‬ ‫ر‬‫م‬‫ال‬ » “…Kemudian beliau membasuh tangannya yang kanan sampai siku sebanyak tiga kali kemudian membasuh tangannya yang kiri sampai siku sebanyak tiga kali…”(HR. Muttafaqun Alaihi).
  • 9. d) Mengusap kepala (termasuk kedua telinga). « ً ً‫ي‬ ‫ي‬‫ب‬ ، ‫ب‬ ‫م‬ٍ‫ب‬ ‫ر‬‫ب‬ َ ، ‫ب‬ ‫ق‬‫م‬‫ب‬ ً ، ّ‫ت‬ ‫ب‬ٌ ‫م‬ٍ‫ب‬ ّ‫ل‬ ‫ي‬ ، ‫م‬ٌ ّ‫ل‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ال‬ ِ ‫ال‬ ‫ب‬ ً‫ى‬ » “Kemudian beliau membasuh mengusap kepala dengan tangannya,(dengan cara) menyapunya ke depan dan ke belakang. Beliau memulainya dari bagian depan kepalanya ditarik ke belakang sampai ke tengkuk kemudian mengembalikannya lagi ke bagian depan kepalanya.”(HR. Muttafaqun Alaihi) e) Mencuci kedua kaki sampai mata kaki. « ً‫ي‬ ّ‫ل‬ ‫ه‬‫ي‬‫ب‬ ‫ال‬ » “…Kemudian beliau membasuh kedua kakinya hingga dua mata kaki…”(HR. Muttafaqun Alaihi). f) Berurutan / tertib. ‫ُا‬ ٌُ َ ‫ي‬ ‫ي‬ َ ّ‫ل‬ ‫ا‬‫ر‬‫م‬‫ال‬ َ‫ُا‬‫ح‬ ‫ا‬ َ ‫ر‬‫ب‬ َ ّ‫ل‬ ‫ه‬‫ي‬‫ب‬ ‫ال‬ “…maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki ”(QS. Al-Maidah : 6) Tidak dibenarkan adanya jarak yang panjang antara satu anggota wudhu dengan anggota wudhu lainnya. Batas waktu antara basuhan satu anggota wudhu dengan anggota wudhu lainnya adalah keringnya anggota wudhu yang sebelumnya dibasuh ‫ن‬ ُ ‫ر‬‫ت‬ ُ ‫ر‬ ّ ً ‫ي‬‫ر‬ ‫ب‬ ّ‫ب‬‫الى‬ -ّ ‫هللا‬ ً‫ي‬ َ- ‫ق‬ « ‫ا‬ ‫ه‬ ُ َ ». ‫ر‬ ّ “ada seseorang yang berwudhu lantas bagian kuku kakinya tidak terbasuh kemudian Nabi shallallahu „alaihi wa sallam melihatnya dan bersabda “Ulangilah perbaguslah wudhumu.” Lantas ia pun mengulangi dan kembali shalat.”(HR. Muslim no. 243( F.HIKMAH THAHAROH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI 1. Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah. 2. Dengan bersih badan dan pakaiannya, seseorang tampak cerah dan enak dilihat oleh orang lain karena Allah Swt, juga mencintai kesucian dan kebersihan. 3. Menunjukan seseorang memiliki iman yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari- harinya karena kebersihan adalah sebagian dari iman. 4. Seseorang yang menjaga kebersihan, baik badan, pakaian, ataupun tempat tidak mudah terjangkit penyakit. 5. Seseorang yang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya, maupun lingkungannya, maka ia menunjukan cara hidup sehat dan disiplin.
  • 10. G. PERMASALAHAN KOMTEMPORER SEPUTAR THAHAROH 1. Melafadzkan Niat ketika Memulai Wudhu. 2. Tidak Memperhatikan Bagaimanakah Wudhu atau Mandi yang sesuai dengan Tuntunan Syariat dan Meremehkan Hukum-hukum terkait dengan Wudhu. 3. Was-was ketika wudhu dan menambah basuhan sampai lebih dari tiga kali. 4. Berlebih-lebihan dalam menggunakan air. 5. Berdzikir ketika di kamar mandi atau masuk ke kamar mandi dengan membawa sesuatu yang di dalamnya terdapat dzikrullah. 6. Mengusap tengkuk. 7. Mengusap bagian bawah dari sepatu atau kaos kaki. 8. Melakukan istinja’ setelah (maaf) buang angin.
  • 11. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Thaharah merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan oleh Alloh kepada hamba sebelum melakukan ibadah yang lain. Thaharah hanya dilakukan dengan sesuatu yang suci dan dapat menyucikan. Thaharah juga menunjukan bahwa sesungguhnya islam sangat menghargai kesucian dan kebersihan sehingga diwajibkan kepada setiap muslim untuk senantiasa menjaga kesucian dirinya, hartanya serta lingkungannya. Hal ini dibuktikan dengan bab thaharah adalah bab pertama yang dibahas dalam setiap kitab fiqih yang ada. Waullahu „Alam. Mudah-mudahan ulasan dan penjelasan tentang thaharah, dasar hukum, jenis air dan jenis najis yang di paparkan pada makalah ini menjadi pengetahuan dan tambahan bagi kita dan mengingatkan kepada kita bahwa jauh-jauh hari islam telah mengajarkan kepada kita tentang kebersihan oleh karna sudah layak dan pantas lah kita sebagai kaum muslimin menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan baik itu kebersihan badan kita maupun kebersihan di sekitar kita. Mungkin dalam makalah ini banyak sekali kesalahan dan kesilapan penyusun. Dengan rendah hati kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, mudah-mudahan menjadi manfaat bagi kita semua. Walhamdulillahirabbil „alamin
  • 12. DAFTAR PUSTAKA -Anwar Moch, Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib, Bandung: PT Alma‟arif 1987 H. Muqarrabin, Fiqih awam, Demak: Cv. Media Ilmu, 1997, - https://muslim.or.id/43878-beberapa-kesalahan-seputar-thaharah- bag-1&2.htm -Sumber dari: https://wahdah.or.id/syarat-syarat-sah-dan-rukun- wudhu/. -Dipublikasi di FIQH | Tag artikel thaharah, buku thaharah bersuci.