SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
DIMENSI POLITIK FENOMENA
EKONOMI
Beberapa pertanyaan.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan politik terhadap ekonomi?
Mengapa perlu pendekatan itu?
Bagaimana penerapannya?
Konsep-konsep dasar ilmu politik.
Tiga konsep dasar ilmu politik adalah “nilai”, “kepentingan” dan
“kekuasaan”. Tindakan politik diasumsikan memuat tiga pengertian ini.
Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik dan karena itu patut dijadikan
tujuan atau penuntun bagi suatu tindakan. Ideologi memuat sekumpulan
nilai-nilai yang dihubungkan secara sistematik. Tindakan politik yang
bermakna selalu didasarkan pada nilai tertentu.
Kepentingan adalah unsur yang membuat tindakan politik memperoleh
dinamika. Tindakan politik adalah tindakan didasarkan pada kepentingan
tertentu. Terutama kepentingan untuk memperoleh, mempertahankan atau
meningkatkan kekuasaan.
Politik pada dasarnya kegiatan penciptaan, distribusi dan
implementasi kekuasaan.
Kekuasaan bisa bersifat langsung (relasional) atau tidak langsung
(struktural).
Kekuasaan langsung/relasional adalah kemampuan mempengaruhi
pikiran dan tindakan seseorang atau sekelompok orang sehingga
mereka mau melakukan (atau tidak melakukan) sesuatu walaupun
sebenarnya dengan terpaksa. Misalnya, pak Bupati mempengaruhi
petani agar menanam padi dan jangan menanam jeruk. Petani itu
mematuhi perintah Bupati karena tahu bahwa penolakan terhadap
perintah itu akan mengundang diterapkannya daya paksa.
Kekuasaan tidak-langsung/struktural adalah kemampuan membentuk
dan menentukan struktur (misalnya, struktur ekonomi-politik
pertanian pangan) yang mewadahi kegiatan para aktor (misalnya,
petani, BULOG, KUD). Dalam hal ini pak Bupati tidak perlu secara
langsung menerapkan pengaruh pada para petani itu. Pengaruh itu
bisa diterapkan melalui pembuatan aturan main yang mengkaitkan
hak untuk memperoleh kredit pedesaan dengan kepatuhan
menjalankan program pertanian pemerintah.
Dalam praktek kekuasaan struktural ini jauh lebih sering berlaku
daripada kekuasaan langsung. Dan kekuasaan struktural berwujud
kekuasaan:
menetapkan agenda wacana dalam masyarakat;
merancang aturan main yang mengatur hubungan antar-aktor;
menetapkan bagaimana sesuatu seharusnya dilakukan;
membentuk aturan dalam hal hubungan pemerintah dengan anggota
masyarakatnya.
Apa sumber kekuasaan struktural itu? Kekuasaan struktural terbentuk akibat
kemampuan seseorang atau aktor politik lain untuk memegang kendali atas
empat hal berikut:
Pertama, kendali atas jaminan keamanan. Mereka yang mampu memberi
perlindungan pada orang lain terhadap ancaman tindak kekerasan akan bisa
menerapkan kekuasaannya atas orang tersebut dalam hal-hal lain (seperti
distribusi barang dan jasa).
Kedua, kendali atas prosed produksi Kekuasaan untuk mengendalikan apa
yang akan diproduksi, oleh siapa, dan dengan kombinasi faktor-faktor
produksi apa, dan bagaimana masing-masing pelaku diberi imbalan.
Kekuasaan struktural atas produksi merupakan basis bagi perubahan sosial
dan politik.
Ketiga, kendali atas keuangan. Yang diinvestasikan dalam ekonomi maju
bukan uang, tetapi kredit; dan kredit bisa diciptakan. Mereka yang dipercaya
pihak lain memiliki kemampuan menciptakan kredit akan bisa mengendalikan
ekonomi kapitalis.
Keempat, kendali atas pengetahuan, keyakinan dan gagasan. Mereka yang
mampu mengembangkan atau memperoleh pengetahuan dan bisa mencegah
pihak lain agar tidak bisa memperoleh pengetahuan yang diperlukan; dan
mereka yang mengendalikan saluran bagi alih pengetahuan itu akan akan
memiliki kekuasaan struktural yang sangat khusus.
Manfaat perspektif politik-ekonomi.
Dewasa ini semakin diperlukan kerangka analisis yang bisa menawarkan
deskripsi, eksplanasi dan evaluasi mengenai karakteristik, penyebab dan
konsekwensi dari pembuatan dan penerapan kebijakan pembagunan berdasar
suatu pendekatan yang menggabungkan perspektif ekonomi dan politik.
Mengapa?
Pertama, karena semakin disadari bahwa proses politik dan ekonomi tidak bisa
dipisahkan. Ekono­mi (yang menyangkut fenomena kekayaan) dan
politik (yang berurusan dengan fenomena kekuasaan) diikat oleh
hubungan saling mempengaruhi. Di satu pihak, politik secara umum
menentukan kerangka kegiatan ekonomi dan menyalurkannya ke arah
tertentu demi memenuhi kepentingan kelompok yang dominan.
Artinya, penerapan kekuasaan dengan segala ben­tuknya merupakan
faktor penting yang menentukan sifat suatu sistem ekonomi. Di lain
pihak, proses ekonomi itu sendiri cenderung meredistribusikan
kekuasaan dan ke­kayaan. Artinya, proses itu bisa merubah hubungan
kekua­saan antar­kelompok.
Kedua, pendekatan itu juga bisa memberi tuntunan efektif untuk memahami
peran penting negara. Dalam hal ini, perspektif ekonomi­politik
menggambarkan dua obyek penting yang interaksinya sangat
menentukan arena politik, yaitu pasar dan negara. Keduanya berada
dalam kondisi yang saling tergantung. Yaitu, pasar diatur oleh
lembaga­lemba­ga negara yang punya daya paksa; sedangkan negara
itu juga menetapkan volume alat tukar yang paling efisien, yaitu uang.
Dimanapun, negaralah yang menetapkan konteks bagi beroperasinya
pasar dan para pejabat negara selalu siap mempengaruhi hasil dari
kegiatan pasar itu. Karenanya, tidak mungkin meramal hasil transaksi
pasar tanpa disertai prediksi mengenai tanggapan politik terhadap
berbagai kemungkinan hasilnya. Sebaliknya, apapun jenis struktur
kelembagaannya, negara tidak mungkin begitu saja meniada­kan
hukum yang mengatur kekuatan pasar. Kekuatan permin­taan dan
penawaran di pasar seringkali beroperasi tanpa memperhatikan tipe
ideologi, sistem politik, identitas etnik, dsb. Ringkasnya, pelajar
politik maupun ekonomi perlu mengembangkan analisis yang
menelaah saling­kaitan antara mekanisme pasar dengan struktur
kekuasaan dalam proses kebijakan. Dalam perspektif ini, kebijakan
publik dipandang sebagai hasil dari interaksi antara "pasar" dan
"negara".
Ketiga, sebagai konsekwensi logis dari kedua hal diatas, pendekatan ini
mengarahkan para analis untuk menelaah saling­kaitan antara
mekanisme pasar dengan struktur kekuasaan dalam proses kebijakan.
Terutama kebijakan yang mempengaruhi proses penciptaan
dan redistribusi kekayaan dan kekuasaan itu. Dalam kaitan ini asumsi
lain analisis ekonomi­politik adalah bahwa, karena kelangkaan
sumberdaya, tidak ada kebijakan politik yang bisa memuaskan semua
pihak secara optimal. Pasti ada pihak yang lebih diuntungkan dan yang
lebih dirugikan oleh suatu kebijakan pemerintah.
Konflik kepentingan klasik dalam ekonomi­politik adalah kebijakan yang
menekankan efisiensi (misalnya, demi percepatan pertumbuhan
ekonomi) dan yang menekankan pemerataan (misalnya, demi
perubahan tata sosial­ekonomi sehingga penghuni kelas bawah bisa
memper­baiki nasibnya). Proses pemilihan alternatif ini sangat penting
untuk diperhatikan.
Proses pemilihan alternatif sangat banyak dipengaruhi oleh tiga variabel
politik yang kita bicarakan diatas, yaitu nilai, kepentingan, dan
kekuasaan. Marilah kita bicarakan ketiganya dalam konteks
persoalan pem­bangunan ekonomi. Sudah umum diketahui bahwa
pembangunan ekonomi bukan persoalan teknis semata­mata.
Didalamnya terlibat masalah nilai. Misalnya, apakah proses itu
akan dilakukan atas dasar nilai yang mengutamakan "persaingan"
(yang berarti menekankan peranan mekanisme pasar yang efisien,
memberi ganjaran pada aktor yang produktif, dan menganggap
ketimpangan sebagai keadaan yang tak terelak­kan) atau nilai
yang menekankan sikap kerjasama atau "kekeluargaan" (yang
berarti megistimewakan pemerataan, kesejahteraan dan keadilan
sosial, dan pemberian wewenang pada tingkat bawah)?
Pemilihan alternatif ini menyangkut masalah kepentingan, yaitu siapa yang
diuntungkan dan siapa yang dirugikan. Strategi yang mengutamakan
nilai persaingan pasti akan memuaskan kepentingan pesaing yang
lebih kuat dan merugikan yang lebih lemah. Sebaliknya, strategi yang
menekankan nilai kekeluargaan umumnya ditu­jukan untuk
memenuhi kepentingan si lemah dan mendorong upaya redistribusi
yang dianggap merugikan kelompok yang lebih kuat.
Yang terakhir, analisis ekonomi­politik sudah tentu harus
memperhatikan variabel kekuasaan: Siapa yang berkuasa? Apa
sumber­sumber kekuasaannya? Nilai dan kepen­tingan apa yang
didukung oleh penerapan kekuasaan itu? Dalam kaitan ini, sering
didapai bahwa distribusi sumberdaya langka dalam masyarakat
selalu mencerminkan pola kekuasaan politik, bukan pola kebutuhan
manusia.
Beberapa varians metodologi.
Pada dasarnya berbagai varians analisis yang menggabungkan variabel
ekonomi dan politik bisa diklasifikasi sebagai berikut:
1. Public choice (“new political economy” atau “ekonomi­politik”).
2. Politik­ekonomi.
3. Ekonomi­politik normatif (“old political economy”)

More Related Content

What's hot

Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politikNina Muhaemin
 
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraPerbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Paradigma keenam frederickson
Paradigma keenam fredericksonParadigma keenam frederickson
Paradigma keenam fredericksonFadila Widi Ayuni
 
Media sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikMedia sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikLSP3I
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Yudiwid
 
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...Sri Suwanti
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKnPolitik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKnM Abdul Aziz
 
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sektor Publik
Manajemen  Sumber  Daya  Manusia (MSDM) Sektor PublikManajemen  Sumber  Daya  Manusia (MSDM) Sektor Publik
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sektor Publikvirmannsyah
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdFrans Dione
 
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANTEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANFahrul Azmi
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanNuzulul Putri
 
1 PPT_Pembangunan Politik 1_4 2021.ppt
1 PPT_Pembangunan Politik  1_4  2021.ppt1 PPT_Pembangunan Politik  1_4  2021.ppt
1 PPT_Pembangunan Politik 1_4 2021.pptpikipardede1
 

What's hot (20)

Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politik
 
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraPerbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
 
Paradigma keenam frederickson
Paradigma keenam fredericksonParadigma keenam frederickson
Paradigma keenam frederickson
 
Media sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikMedia sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politik
 
Ipbk
IpbkIpbk
Ipbk
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
 
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKnPolitik dan Strategi Nasional - PKn
Politik dan Strategi Nasional - PKn
 
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sektor Publik
Manajemen  Sumber  Daya  Manusia (MSDM) Sektor PublikManajemen  Sumber  Daya  Manusia (MSDM) Sektor Publik
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sektor Publik
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2015-2025
 
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANTEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
 
PPT Collaborative Governace.pptx
PPT Collaborative Governace.pptxPPT Collaborative Governace.pptx
PPT Collaborative Governace.pptx
 
Etika pembangunan
Etika pembangunanEtika pembangunan
Etika pembangunan
 
Tugas Resume Negosiasi
Tugas Resume NegosiasiTugas Resume Negosiasi
Tugas Resume Negosiasi
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakan
 
1 PPT_Pembangunan Politik 1_4 2021.ppt
1 PPT_Pembangunan Politik  1_4  2021.ppt1 PPT_Pembangunan Politik  1_4  2021.ppt
1 PPT_Pembangunan Politik 1_4 2021.ppt
 

Similar to Dimensi Politik Fenomena Ekonomi

Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policynurul khaiva
 
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxPpt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxTyazmutzDartha
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Tri Widodo W. UTOMO
 
dokumen.tips_pendekatan-pian.ppt
dokumen.tips_pendekatan-pian.pptdokumen.tips_pendekatan-pian.ppt
dokumen.tips_pendekatan-pian.pptArdifaSamawy
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun Annahar
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!jesslynJC
 
Dewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spDewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spnurul khaiva
 
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 1
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 1Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 1
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 1Lili Fajri Dailimi
 
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)nurul khaiva
 
Materi Good Governance dan Welfare State- FISIP UINSA 230922.ppt
Materi Good Governance dan Welfare State- FISIP UINSA 230922.pptMateri Good Governance dan Welfare State- FISIP UINSA 230922.ppt
Materi Good Governance dan Welfare State- FISIP UINSA 230922.pptNovySetiaYunas
 
Makalah administrasi negara
Makalah administrasi negaraMakalah administrasi negara
Makalah administrasi negaraHarles Janang
 
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)Akbar Sena
 
Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1aanjbi
 
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politikRezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politikArifRachmanPutra1
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN Sri Suwanti
 
Compilation by Louisa Kristin
Compilation by Louisa Kristin Compilation by Louisa Kristin
Compilation by Louisa Kristin LouisaKristin
 

Similar to Dimensi Politik Fenomena Ekonomi (20)

Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policy
 
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptxPpt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
Ppt Kebijakan dan manajemen kesehatan.pptx
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
 
dokumen.tips_pendekatan-pian.ppt
dokumen.tips_pendekatan-pian.pptdokumen.tips_pendekatan-pian.ppt
dokumen.tips_pendekatan-pian.ppt
 
Nasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revisedNasrun public policy-revised
Nasrun public policy-revised
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
 
Kelembagaan Dalam Pembangunan Ekonomi
Kelembagaan Dalam Pembangunan EkonomiKelembagaan Dalam Pembangunan Ekonomi
Kelembagaan Dalam Pembangunan Ekonomi
 
Dewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spDewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik sp
 
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 1
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 1Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 1
Demokrasi, pembangunan dan perpajakan sesi 1
 
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
Part v & vi (perumusan, aktor2, nilai2...)
 
Materi Good Governance dan Welfare State- FISIP UINSA 230922.ppt
Materi Good Governance dan Welfare State- FISIP UINSA 230922.pptMateri Good Governance dan Welfare State- FISIP UINSA 230922.ppt
Materi Good Governance dan Welfare State- FISIP UINSA 230922.ppt
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Kelembagaan dalam pembangunan ekonomi
Kelembagaan dalam pembangunan ekonomiKelembagaan dalam pembangunan ekonomi
Kelembagaan dalam pembangunan ekonomi
 
Makalah administrasi negara
Makalah administrasi negaraMakalah administrasi negara
Makalah administrasi negara
 
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
Ekonomi mikro (smpn 1 Bitar)
 
Bahan Kuliah ESP.doc
Bahan Kuliah ESP.docBahan Kuliah ESP.doc
Bahan Kuliah ESP.doc
 
Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1Pertemuan makro 1
Pertemuan makro 1
 
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politikRezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
Rezim ekonomi politik dan sistem ekonomi politik
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
 
Compilation by Louisa Kristin
Compilation by Louisa Kristin Compilation by Louisa Kristin
Compilation by Louisa Kristin
 

More from Bagus Aji

Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruTm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruBagus Aji
 
Tm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politikTm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politikBagus Aji
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruTm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruBagus Aji
 
Tm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikTm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikBagus Aji
 
Tm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politikTm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politikBagus Aji
 
Tm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerahTm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerahBagus Aji
 
Tm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politikTm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politikBagus Aji
 
Tm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politikTm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politikBagus Aji
 
Tm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesiaTm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasionalPertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasionalBagus Aji
 
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasionalPertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasionalBagus Aji
 
Pertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasikPertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasikBagus Aji
 
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)Bagus Aji
 
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalPertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalBagus Aji
 
7 john locke
7 john locke7 john locke
7 john lockeBagus Aji
 
6 thomas hobbes
6 thomas hobbes6 thomas hobbes
6 thomas hobbesBagus Aji
 
5 nicollo machiavelli
5 nicollo machiavelli5 nicollo machiavelli
5 nicollo machiavelliBagus Aji
 

More from Bagus Aji (20)

Organizing
OrganizingOrganizing
Organizing
 
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baruTm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
Tm 19 teori-teori tentang politik indonesia orde baru
 
Tm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politikTm 18 hubungan agama dan politik
Tm 18 hubungan agama dan politik
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
 
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruTm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
 
Tm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politikTm 13 birokrasi dan politik
Tm 13 birokrasi dan politik
 
Tm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politikTm 11 perdebatan pemikiran politik
Tm 11 perdebatan pemikiran politik
 
Tm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerahTm 10 otonomi daerah
Tm 10 otonomi daerah
 
Tm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politikTm 09 sistem perwakilan politik
Tm 09 sistem perwakilan politik
 
Tm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politikTm 08 budaya politik
Tm 08 budaya politik
 
Tm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesiaTm 03 arah sistem politik indonesia
Tm 03 arah sistem politik indonesia
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesia
 
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasionalPertemuan xvi, ekonomi politik internasional
Pertemuan xvi, ekonomi politik internasional
 
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasionalPertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional
Pertemuan xv, ekonomi politik dan bantuan internasional
 
Pertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasikPertemuan vi, ekonomi politik klasik
Pertemuan vi, ekonomi politik klasik
 
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
Pertemuan xiii, ekonomi politik neoliberal (1)
 
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberalPertemuan xii, sistem ekonomi liberal
Pertemuan xii, sistem ekonomi liberal
 
7 john locke
7 john locke7 john locke
7 john locke
 
6 thomas hobbes
6 thomas hobbes6 thomas hobbes
6 thomas hobbes
 
5 nicollo machiavelli
5 nicollo machiavelli5 nicollo machiavelli
5 nicollo machiavelli
 

Recently uploaded

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 

Recently uploaded (7)

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 

Dimensi Politik Fenomena Ekonomi

  • 2. Beberapa pertanyaan. Apa yang dimaksud dengan pendekatan politik terhadap ekonomi? Mengapa perlu pendekatan itu? Bagaimana penerapannya?
  • 3. Konsep-konsep dasar ilmu politik. Tiga konsep dasar ilmu politik adalah “nilai”, “kepentingan” dan “kekuasaan”. Tindakan politik diasumsikan memuat tiga pengertian ini. Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik dan karena itu patut dijadikan tujuan atau penuntun bagi suatu tindakan. Ideologi memuat sekumpulan nilai-nilai yang dihubungkan secara sistematik. Tindakan politik yang bermakna selalu didasarkan pada nilai tertentu. Kepentingan adalah unsur yang membuat tindakan politik memperoleh dinamika. Tindakan politik adalah tindakan didasarkan pada kepentingan tertentu. Terutama kepentingan untuk memperoleh, mempertahankan atau meningkatkan kekuasaan.
  • 4. Politik pada dasarnya kegiatan penciptaan, distribusi dan implementasi kekuasaan. Kekuasaan bisa bersifat langsung (relasional) atau tidak langsung (struktural). Kekuasaan langsung/relasional adalah kemampuan mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang atau sekelompok orang sehingga mereka mau melakukan (atau tidak melakukan) sesuatu walaupun sebenarnya dengan terpaksa. Misalnya, pak Bupati mempengaruhi petani agar menanam padi dan jangan menanam jeruk. Petani itu mematuhi perintah Bupati karena tahu bahwa penolakan terhadap perintah itu akan mengundang diterapkannya daya paksa. Kekuasaan tidak-langsung/struktural adalah kemampuan membentuk dan menentukan struktur (misalnya, struktur ekonomi-politik pertanian pangan) yang mewadahi kegiatan para aktor (misalnya, petani, BULOG, KUD). Dalam hal ini pak Bupati tidak perlu secara langsung menerapkan pengaruh pada para petani itu. Pengaruh itu bisa diterapkan melalui pembuatan aturan main yang mengkaitkan hak untuk memperoleh kredit pedesaan dengan kepatuhan menjalankan program pertanian pemerintah.
  • 5. Dalam praktek kekuasaan struktural ini jauh lebih sering berlaku daripada kekuasaan langsung. Dan kekuasaan struktural berwujud kekuasaan: menetapkan agenda wacana dalam masyarakat; merancang aturan main yang mengatur hubungan antar-aktor; menetapkan bagaimana sesuatu seharusnya dilakukan; membentuk aturan dalam hal hubungan pemerintah dengan anggota masyarakatnya.
  • 6. Apa sumber kekuasaan struktural itu? Kekuasaan struktural terbentuk akibat kemampuan seseorang atau aktor politik lain untuk memegang kendali atas empat hal berikut: Pertama, kendali atas jaminan keamanan. Mereka yang mampu memberi perlindungan pada orang lain terhadap ancaman tindak kekerasan akan bisa menerapkan kekuasaannya atas orang tersebut dalam hal-hal lain (seperti distribusi barang dan jasa). Kedua, kendali atas prosed produksi Kekuasaan untuk mengendalikan apa yang akan diproduksi, oleh siapa, dan dengan kombinasi faktor-faktor produksi apa, dan bagaimana masing-masing pelaku diberi imbalan. Kekuasaan struktural atas produksi merupakan basis bagi perubahan sosial dan politik.
  • 7. Ketiga, kendali atas keuangan. Yang diinvestasikan dalam ekonomi maju bukan uang, tetapi kredit; dan kredit bisa diciptakan. Mereka yang dipercaya pihak lain memiliki kemampuan menciptakan kredit akan bisa mengendalikan ekonomi kapitalis. Keempat, kendali atas pengetahuan, keyakinan dan gagasan. Mereka yang mampu mengembangkan atau memperoleh pengetahuan dan bisa mencegah pihak lain agar tidak bisa memperoleh pengetahuan yang diperlukan; dan mereka yang mengendalikan saluran bagi alih pengetahuan itu akan akan memiliki kekuasaan struktural yang sangat khusus.
  • 8. Manfaat perspektif politik-ekonomi. Dewasa ini semakin diperlukan kerangka analisis yang bisa menawarkan deskripsi, eksplanasi dan evaluasi mengenai karakteristik, penyebab dan konsekwensi dari pembuatan dan penerapan kebijakan pembagunan berdasar suatu pendekatan yang menggabungkan perspektif ekonomi dan politik. Mengapa?
  • 9. Pertama, karena semakin disadari bahwa proses politik dan ekonomi tidak bisa dipisahkan. Ekono­mi (yang menyangkut fenomena kekayaan) dan politik (yang berurusan dengan fenomena kekuasaan) diikat oleh hubungan saling mempengaruhi. Di satu pihak, politik secara umum menentukan kerangka kegiatan ekonomi dan menyalurkannya ke arah tertentu demi memenuhi kepentingan kelompok yang dominan. Artinya, penerapan kekuasaan dengan segala ben­tuknya merupakan faktor penting yang menentukan sifat suatu sistem ekonomi. Di lain pihak, proses ekonomi itu sendiri cenderung meredistribusikan kekuasaan dan ke­kayaan. Artinya, proses itu bisa merubah hubungan kekua­saan antar­kelompok.
  • 10. Kedua, pendekatan itu juga bisa memberi tuntunan efektif untuk memahami peran penting negara. Dalam hal ini, perspektif ekonomi­politik menggambarkan dua obyek penting yang interaksinya sangat menentukan arena politik, yaitu pasar dan negara. Keduanya berada dalam kondisi yang saling tergantung. Yaitu, pasar diatur oleh lembaga­lemba­ga negara yang punya daya paksa; sedangkan negara itu juga menetapkan volume alat tukar yang paling efisien, yaitu uang. Dimanapun, negaralah yang menetapkan konteks bagi beroperasinya pasar dan para pejabat negara selalu siap mempengaruhi hasil dari kegiatan pasar itu. Karenanya, tidak mungkin meramal hasil transaksi pasar tanpa disertai prediksi mengenai tanggapan politik terhadap berbagai kemungkinan hasilnya. Sebaliknya, apapun jenis struktur kelembagaannya, negara tidak mungkin begitu saja meniada­kan hukum yang mengatur kekuatan pasar. Kekuatan permin­taan dan penawaran di pasar seringkali beroperasi tanpa memperhatikan tipe ideologi, sistem politik, identitas etnik, dsb. Ringkasnya, pelajar politik maupun ekonomi perlu mengembangkan analisis yang menelaah saling­kaitan antara mekanisme pasar dengan struktur kekuasaan dalam proses kebijakan. Dalam perspektif ini, kebijakan publik dipandang sebagai hasil dari interaksi antara "pasar" dan "negara".
  • 11. Ketiga, sebagai konsekwensi logis dari kedua hal diatas, pendekatan ini mengarahkan para analis untuk menelaah saling­kaitan antara mekanisme pasar dengan struktur kekuasaan dalam proses kebijakan. Terutama kebijakan yang mempengaruhi proses penciptaan dan redistribusi kekayaan dan kekuasaan itu. Dalam kaitan ini asumsi lain analisis ekonomi­politik adalah bahwa, karena kelangkaan sumberdaya, tidak ada kebijakan politik yang bisa memuaskan semua pihak secara optimal. Pasti ada pihak yang lebih diuntungkan dan yang lebih dirugikan oleh suatu kebijakan pemerintah.
  • 12. Konflik kepentingan klasik dalam ekonomi­politik adalah kebijakan yang menekankan efisiensi (misalnya, demi percepatan pertumbuhan ekonomi) dan yang menekankan pemerataan (misalnya, demi perubahan tata sosial­ekonomi sehingga penghuni kelas bawah bisa memper­baiki nasibnya). Proses pemilihan alternatif ini sangat penting untuk diperhatikan.
  • 13. Proses pemilihan alternatif sangat banyak dipengaruhi oleh tiga variabel politik yang kita bicarakan diatas, yaitu nilai, kepentingan, dan kekuasaan. Marilah kita bicarakan ketiganya dalam konteks persoalan pem­bangunan ekonomi. Sudah umum diketahui bahwa pembangunan ekonomi bukan persoalan teknis semata­mata. Didalamnya terlibat masalah nilai. Misalnya, apakah proses itu akan dilakukan atas dasar nilai yang mengutamakan "persaingan" (yang berarti menekankan peranan mekanisme pasar yang efisien, memberi ganjaran pada aktor yang produktif, dan menganggap ketimpangan sebagai keadaan yang tak terelak­kan) atau nilai yang menekankan sikap kerjasama atau "kekeluargaan" (yang berarti megistimewakan pemerataan, kesejahteraan dan keadilan sosial, dan pemberian wewenang pada tingkat bawah)?
  • 14. Pemilihan alternatif ini menyangkut masalah kepentingan, yaitu siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan. Strategi yang mengutamakan nilai persaingan pasti akan memuaskan kepentingan pesaing yang lebih kuat dan merugikan yang lebih lemah. Sebaliknya, strategi yang menekankan nilai kekeluargaan umumnya ditu­jukan untuk memenuhi kepentingan si lemah dan mendorong upaya redistribusi yang dianggap merugikan kelompok yang lebih kuat. Yang terakhir, analisis ekonomi­politik sudah tentu harus memperhatikan variabel kekuasaan: Siapa yang berkuasa? Apa sumber­sumber kekuasaannya? Nilai dan kepen­tingan apa yang didukung oleh penerapan kekuasaan itu? Dalam kaitan ini, sering didapai bahwa distribusi sumberdaya langka dalam masyarakat selalu mencerminkan pola kekuasaan politik, bukan pola kebutuhan manusia.
  • 15. Beberapa varians metodologi. Pada dasarnya berbagai varians analisis yang menggabungkan variabel ekonomi dan politik bisa diklasifikasi sebagai berikut: 1. Public choice (“new political economy” atau “ekonomi­politik”). 2. Politik­ekonomi. 3. Ekonomi­politik normatif (“old political economy”)