3. 1. Akumulasi Kapital.
Inti ekopol klasik adalah analisis tentang akumulasi kapital dan penyebabnya.
Akumulasi = “the constant creation of new means of production”; bukan
sekedar pemupukan kekayaan berupa barang-barang seperti logam mulia dan
barang konsumsi.
Surplus/kekayaan harus diarahkan menjadi “real capital dan productive
investment”.
Karena itu, perlu ada mekanisme yang mengatur agar surplus yang tercipta tidak
habis dikonsumsi. Pada gilirannya, ini memerlukan perubahan perilaku yang
fundamental diantara mereka yang menyedot surplus, baik dalam bentuk
keuntungan maupun rente.
Bagi ekopol klasik, ini adalah kondisi dasar bagi terjadinya pembangunan.
Bahkan, bisa dikatakan, akumulasi kapital adalah ciri pokok pembangunan. Ekopol
klasik memandang akumulasi kapital sebagai kunci ke arah pertumbuhan kekayaan
dan kemakmuran. David Ricardo bahkan menegaskan bahwa harapan akan
keuntungan adalah insentif untuk melakukan akumulasi; karena itu tingkat
keuntungan harus cukup tinggi. Menurut Marx, akumulasi kapital adalah missi
sejarah kapitalisme, sekaligus pendorong utama dinamikanya. Sekali menjadi
mapan dan mengalami peningkatan percepatan, akumulasi itulah yang akan
merubah ekonomi yang miskin menjadi kaya. Akumulasi itulah yang menjadi
pendorong utama transformasi kapitalis.
Bagaimana akumulasi itu terjadi? Apa yang mendorongnya atau menghambatnya?
4. 2. Kelas.
tingkat percepatan akumulasi, yang berarti juga percepatan dan karakteristik
transformasi kapitalis, tergantung pada karakter sosial dari yang melakukan
akumulasi itu. Dengan kata lain, tergantung pada karakteristik kelas.
Kita tidak bisa memahami akar, penyebab,dan dinamika akumulasi kapital
tanpa melakukan analisis atas variabel kelas: tanpa menelaah secara cermat
struktur kelas, hubungan antar-kelas, dan konflik kelas.
5. 3. Negara.
Analisis kelas harus diikuti dengan analisis tentang negara. Mengapa?
Karena kelas dominan (ataupun yang sedang tumbuh tetapi belum dominan)
pada saat-saat menentukan bisa memerlukan intervensi negara untuk
membantunya.
Juga, ketika kelas itu sudah dominan, dominasi itu mungkin perlu diperkuat
oleh dukungan kekuasaan negara.
Bagaimana dengan gagasan kaum neo-liberal bahwa “development”
memerlukan pengurangan peran pemerintah; bahwa yang paling penting “to
get the prices right”? Menurut perspektif ekopol klasik, itu muskil terjadi.
Negara tidak mungkin diabaikan dalam proses akumulasi kapital itu. Negara
pasti diperlukan dalam proses mediasi antara berbagai kelas.
6. 3. Negara.
Analisis kelas harus diikuti dengan analisis tentang negara. Mengapa?
Karena kelas dominan (ataupun yang sedang tumbuh tetapi belum dominan)
pada saat-saat menentukan bisa memerlukan intervensi negara untuk
membantunya.
Juga, ketika kelas itu sudah dominan, dominasi itu mungkin perlu diperkuat
oleh dukungan kekuasaan negara.
Bagaimana dengan gagasan kaum neo-liberal bahwa “development”
memerlukan pengurangan peran pemerintah; bahwa yang paling penting “to
get the prices right”? Menurut perspektif ekopol klasik, itu muskil terjadi.
Negara tidak mungkin diabaikan dalam proses akumulasi kapital itu. Negara
pasti diperlukan dalam proses mediasi antara berbagai kelas.