SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
NURUL KHAIVA
15101067
IAP
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK RAJA HAJI
TANJUNGPINANG 2017
KEBIJAKAN PUBLIK / PEMERINTAHAN
PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK
(POLICY FORMULATION)
BAB VI PERUMUSAN KEBIJAKAN
PUBLIK (POLICY FORMULATION)
• Pembentukan Kebijakan Versus Perumusan Kebijakan
• Model-model Perumusan Kebijakan Publik
• Aktor-aktor dalam Perumusan Kebijakan
• Para Pemeran Serta Tidak Resmi dalam Perumusan
Kebijakan
• Nilai-nilai yang berpengaruh dalam Pembuat Keputusan
• Konteks Perumusan Kebijakan Publik
Pembentukan Kebijakan Versus
Perumusan Kebijakan
Proses pembentukan kebijakan publik (policy formulation) melibatkan aktivitas
pembuatan keputusan yang cenderung mempunyai percabangan yang luas,
mempunyai perspektif jangka panjang dan penggunaan sumber daya yang kritis
untuk meraih kesempatan yang diterima dalam kondisi lingkungan yang berubah.
Pembentukan kebijakan merupakan proses sosial yang dinamis dengan proses
intelektual yang lekat di dalamnya.
ASPEK ASPEK DALAM PEMBENTUKAN KEBIJAKAN.
»Pembentukan kebijakan melibatkan percabangan yang luas.
»Pembentukan kebijakan melibatkan perspektif jangka panjang.
»Pembentukan kebijakan menggunakan sumber-sumber kritis untuk meraih
kesempatan yang diterima dalam lingkungan yang berubah.
»Pembentukan kebijakan merupakan proses intelektual.
»Pembentukan kebijakan sebagai kelanjutan proses sosial yang dinamis.
Di sisi yang lain, Anderson membuat kategorisasi untuk membedakan antara berbagai
konsep dalam kebijakan publik:
»Menurut anderson perumusan kebijakan menyangkut
upaaya menjawab pertanyaan berbagai alternatif
disepakati untuk masalah masalah yang dikembangkan
dan siapa yang berpartisipasi.
»Pembentukan kebijakan merupakan keseluruhan tahap
dalam kebijakan publik yang berupa rangkaian
keputusan.
Model-model Perumusan Kebijakan Publik
Model-model perumusan kebijakan yang
dikembangkan oleh para ahli ini
dimaksudkan untuk menyederhanakan
proses perumusan kebijakan yang sangat
rumit, dan sekaligus mudah dimengerti.
MODEL SISTEM
Gambar 1
Kerangka Kerja Sistem Yang Dikembangkan Oleh Eason
INPUTS
A
POLITICAL
SISTEM
OUTPUTS
Feedback
Gambar 2
Model Pembuatan Kebijakan Yang Dikembangkan Oleh Paine Dan Naumes
Environmental forces-
External dan Internal
Demands
Requirements
Opportunities
Capabilities
Support
Change in environmental
Forces
Interaction
Forces and
structure
Structure
Role, Program
Self-interest or Values
Political Resources
Objective, Strategies
Role Performance
Organization Outcomes
(Transformation)
(Inputs) (Feedback)
(Outputs)
Kegunaan teori sistem bagi studi kebijakan publik
bisa diringkas sebagai berikut:
1. Dimensi-dimensi penting apa dari lingkugan yang menggerakkan tuntutan-tuntutan pada
sistem politik?
2. Karakteristik-karakteristik penting apa dari sistem politik yang memungkinkannya untuk
mengubah tuntutan-tuntutan menjadi kebijakan publik dan mempertahankan diri dalam
suatu kurun waktu.
3. Bagaimana inputs lingkungan memengaruhi karakter sistem politik?
4. Bagaimana karakteristik-karakteristik sistem politik memngaruhi isi (content)
kebijakan publik?
5. Bagaimana inputs lingkungan memengaruhi isi kebijakan publik?
6. Bagaimana kebijakan publik memengaruhi – melalui umpan balik –
lingkungan dan karakter sistem politik?
Setelah batik mendapat sertifikat dari UNESCO sebagai warisan budaya indonesia, kini
pemerintah membuat kebijakan untuk mendaftarkan angklung ke UNESCO agar alat musik khas
daerah tersebut tidak diklaim oleh pihak lain. Melalui tahap verifikasi akan terbukti bahwa
angklung sangat berperan dalam kelangsungan suku bangsa khusunya di indonesia, jika lolos
verifikasi, UNESCO akan mengeluarkan sertifikat dan angklung akan diakui sebagai warisan ahli
budaya asli indonesia. Kesenian dan kebudayaan Jawa Barat yang berbahan dasar bambu
tengah dihadapkan pada percepatan dunia industri yang membutuhkan inovasi dan kreativitas.
Sepanjang tahun 2008, angklung juga berfungsi sebagai alat promosi budaya dengan berbagai
inovasi dalam seni pertunjukkan. Angklung telah menjadi salah satu kekuatan diplomasi budaya
serta komunikasi nonverbal lintas sektoral yang cukup efektif. Bermain musik bambu juga bermain
dengan menggunakan rasa, yang menimbulkan kepekaan dan solidaritas yang menciptakan
harmoni sehingga perlu ditanamkan di kalangan generasi pelajar indonesia. Dengan begitu sangat
pantaslah pemerintah mengambil kebijakan untuk mendaftarkan angklung sebagai salah satu
warisan budaya asli indonesia, yang mana bangsa ini memiliki solidaritas dan kepekaan yang
tinggi.(sindo)
CONTOH KASUS
MODEL RASIO KOMPREHENSIF
Pada dasarnya model ini terdiri dari beberapa
elemen, yakni:
1. Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu. Masalah ini dapat
dipisahkan dengan masalah-masalah yang lain atau paling tidak masalah tersebut dapat
dipandang bermakna bila dibandingkan dengan masalah-masalah yang lain.
2. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran-sasaran yang mengarahkan pembuat keputusan
dijelasan dan disusun menurut arti pentingnya.
3. Berbagai alternatif untuk mengatasi masalah perlu diselidiki.
4. Konsekuensi-konsekuensi (biaya dan keuntungan) yang timbul dari setiap pemilihan
alternatif diteliti.
5. Setiap alternatif dan konsekuensi yang menyertainya dapat dibandingkan
dengan alternatif-alternatif lain. Pembuat keputusan memiliki alternatif
Beserta konsekuensi-konsekuensinya yang memaksimalkan
pencapaian tujuan, nilai atau sasaran-sasaran yang hendak
dicapai.
CONTOH KASUS
Pada saat bulan puasa tahun 2009 kemarin harga gula pasir di
pasar jawa tengah, khususnya di semarang melambung tinggi,
dengan melihat kondisi tersebut maka pemerintah provinsi jawa
tengah melakukan kebijakan untuk melakukan “operasi pasar”,
sehingga memberikan alternatif kepada masyarakat yang
merasa dirugikan atas kenaikan harga tersebut untuk membeli
gula pasir di pasar yang disediakan pemprov tersebut, tentu saja
masyarakat sangat merasakan dampak dari kebijakan tersebut,
karna perbedaan yang signifikan antara harga gula pasir di pasar
milik pemprov dan di pasar-pasar biasa.(sindo)
MODEL KEPUASAN
»Asumsi-asumsi pokok dari model ini adalah bahwa
pencarian alternatif-alternatif harus melalui beberapa
tahap berikut: pertama, pencarian alternatif-alternatif
didasarkan pada preseden dan mengevaluasinya
sesuai dengan tingkat aspirasi yang memuaskan.
Kedua, jika tidak ada alternatif yang muncul, alternatif-
alternatif baru dievaluasi sesuai dengan tingkat
aspriasi yang secara berbeda memuaskan.
»Kekuatan utama dari model ini terletak pada
pandangannya yang realistik dan didasarkan pada
aspek-aspek sosio-psikologis dari teori organisasi.
»Salah satu kelemahan dari kelemahan dari model ini
adalah bahwa substitusi alternatif-alternatif kepuasan
untuk alternatif-alternatif optimal mengurangi
kebutuhan untuk inovasi, imajinasi, dan kreativitas di
pihak administrator dalam pencahariannya memperoleh
alternatif-alternatif.
MODEL PENAMBAHAN
(THE INCREMENTAL MODEL)
Model ini lebih bersifat deskriptif dalam pengertian, model
ini menggambarkan secara aktual cara-cara yang dipakai
para pejabat dalam membuat keputusan.
Model inkremental / penambahan merupakan hasil dari
praktik-praktik yang diterima secara luas di kalangan
pembentuk kebijakan publik.
Landasan pokok rasional dari model ini adalah bahwa
perubahan inkremental memberikan tingkat maksimal
keamanan dalam proses perubahan kebijakan.
Pemerintah berencana menaikkan gaji presiden, menteri, dan para pejabat
negara pada tahun 2001. Kebijakan ini di berlakukan untuk menyesuaikan
kebutuhan dan kinerja para pejabat negara. Melalui Kementerian Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara intrsumen yang akan dijadikan dasar untuk
mengatur kenaikan gaji tersebut telah disiapkan. Namun penentuan besarnya
nominal gaji akan ditentukan oleh Departemen Keuangan, adapun beberapa
pertimbang yang dijadikan dasar kenaikan gaji presiden, menteri, dan para
pejabat negara yakni, kenaikan gaji berkala yang sudah sejak lama tidak
diberikan kepada presiden dan pejabat negara. Sejak lima tahun lalu, gaji
presiden dan pejabat negara tidak pernah mengalami kenaikan padahal
kebutuhan semakin meningkat, selain itu kenaikan juga dipertimbangkan dari
kinerja masing-masing pejabat negara. Karena itu Kemeneg PAN telah
menyusun pedoman berdasarkan kinerja.
CONTOH KASUS
MODEL PENGAMATAN CAMPURAN
(MIXED SCANNING)
SATELIT CUACA
Proses penyusunan RAPBD 2010 jateng sudah dimulai sebelum pelantikan anggota
DPRD 2009 – 2014, yakni dengan pengajuan kebijakan umum anggaran dan plafon
prioritas anggaran sementara (KUA PPAS) oleh pemprov jateng, dalam pembahasannya
RAPBD 2010 akan memprioritaskan peningkatan perekonomian rakyat dengan
pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Diharapkan hal ini dapat
berdampak langsung pada peningkatan perekonomian rakyat dan bisa menjadikan
masyarakat lebih sejahtera sesuai dengan program gubernur. Tahun depan (2010) akan
dimulai tahapan Program Bali Ndeso Mbangun Deso. Pemprov tentunya berupaya
memfokuskan anggaran bagi program yang berdampak langsung atas peningkatan
kesejahteraan masyarakat. “Kalau nilainya berapa, belum bisa di sampaikan karena
RAPBD belum mulai dibahas, yang jelas akan meningkatkan anggaran dari tahun
sebelumnya untuk hasil yg lebih signifikan. Tidak hanya di bidang anggaran, bagian
kelembagaan juga harus di bangun kapasitasnya, fraksi harus mampu melihat persoalan
di jateng dan mencari jalan keluarnya, khususnya pada fraksi yang mengusung
gubernur-wagub, akan sangat aneh jika dalam realisasinya malah menjadi penghalang
program pemerintah, atau sama sekali tidak tahu visi dan misi program gubernur. (sindo)
CONTOH KASUS
MODEL KUALITATIF OPTIMAL
»Menurut Dhor, pembentukan kebijakan publik
merupakan suatu proses yang dinamis dan sangat
kompleks di mana berbagai komponen memberikan
kontribusi yang berbeda.
Karakteristik utama dari model ini
adalah sebagai berikut:
1. Model ini adalah kualitatif, bukan kuantitatif
2. Model ini mempunyai komponen komponen
rasional dan ekstrasional
3. Landasan pemikiran adalah rasional secara
ekonomi
4. Model ini mempunyai kaitan dengan pembuatan
metapolicy
5. Model ini mempunyai a built-in feedback.
4 dari 8 harapan Dror terhadap
ilmu kebijakan dapat diringkas
sebagai berikut:
1. Perhatian utama dari ilmu-ilmu kebijakan adalah
pemahaman, perbaikan sistem dan pengendalian makro,
dan khususnya sistem pembentukan kebijakan publik.
2. Batas-batas tradisional antar cabang pengetahuan, dan
khususnya antara berbagai ilmu perilaku dan cabang-
cabang pengetahuan keputusan, harus dihilangkan.
3. Dikotomi antara penelitian murni dan terapan harus
dijembatani.
4. Pengetahuan dan pengalaman pribadi harus diterima
sebagai sumber pengetahuan yang penting, di samping
metode-metode penelitian konvensional dan studi.
Tahap-tahap Perumusan Kebijakan Publik
Suatu keputusan kebijakan mencakup tindakan oleh seorang pejabat atau lembaga resmi
untuk menyetujui, mengubah, atau menolak suatu alternative kebijakan yang dipilih. Dalam bentuknya
yang positif keputusan kebijakan bisa berupa penetapan undang-undang atau dikeluarkannya perintah-
perintah eksekutif.
A. Perumusan masalah (defening problem)
Untuk dapat merumuskan kebijakan dengan baik, maka masalah-masalah publik harus dikenali dan
didefinisikan dengan baik pula. Apakah pemecahan masalah tersebut memuaskan atau tidak bergantung
pada ketepatan masalah-masalah publik tersebut dirumuskan. Rushefky secara eksplisit menyatakan
bahwa kita sering gagal menemukan pemecahan masalah yang tepat dibandingkan menemukan
masalah yang tepat.
B. Agenda kebijakan
Tidak semua masalah publik akan masuk agenda kebijakan. Suatu masalah untuk masuk kedalam
agenda kebijakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti misalnya apakah masalah tersebut
memiliki dampak yang besar bagi masyarakat dan membutuhkan penanganan yang harus segera
dilakukan? Masalah publik yang telah masuk kedalam agenda kebijakan akan dibahas oleh perumus
kebijakan, seperti kalangan legislative (DPR), kalangan eksekutif (presiden dan para pembantunya),
agen-agen pemerintah dan mungkin juga kalangan yudikatif.
C. Pemilihan alternative kebijakan
Disini para perumus kebijakan akan berhadapan dengan alternative-
alternative pilihan kebijakan yang dapat diambil untuk memecahkan masalah
tersebut. Pada tahap ini perumus kebijakan akan dihadapkan pada
pertarungan kepentingan antarberbagai actor yang terlibat dalam perumusan
kebijakan.
D. Penetapan kebijakan
Setelah salah satu dari sekian alternative kebijakan diputuskan diambil
sebagai cara untuk memecahkan masalah kebijakan, maka tahap paling
akhir adalah menetapkan kebijakan yang dipilih tersebut sehingga
mempunyai kekuatan hokum yang mengikat. Penetapan kebiijakan dapat
berbentuk berupa undang-undang, yurisprudensi, keputusan presiden,
keputusan-keputusan mentri dan lain sebagainya.
Aktor-aktor dalam Perumusan Kebijakan
Pemeran serta resmi Pemeran serta tidak resmi
- Agen-agen pemerintah
(birokrasi)
- Kelompok-kelompok
kepentingan
- Presiden (eksekutif),
legislatif, dan yudikatif.
- Partai politik
- Warganegara individu
CATHERINE II
(PENGUASA RUSIA)
PRESIDEN (EKSEKUTIF)
Terlibat dalam
perumusan kebijakan.
LEMBAGA YUDIKATIF
LEMBAGA LEGISLATIF
»Di amerika serikat lembaga ini lebih dikenal sebagai
kongres.
»Dalam kasus indonesia lembaga ini sering kita sebut
sebagai DPR.
Para Pemeran Serta Tidak Resmi dalam Perumusan Kebijakan
Kelompok-kelompok
kepentingan
Partai politik
Warganegara
individu
Nilai-nilai yang berpengaruh dalam Pembuat Keputusan
James anderson, meringkas nilai-nilai yang dapat membantu dalam mengarahkan
perilaku para pembuat keputusan ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Nilai-nilai organisasi
2. Nilai-nilai pribadi
3. Nilai-nilai kebijakan
4. Nilai-nilai ideologi
Konteks Perumusan Kebijakan Publik
»BUDAYA POLITIK
»KONDISI SOSIAL-EKONOMI
BIG
CONCEPTBring the attention of your audience over a key
concept using icons or illustrations
Want big impact?
USE BIG IMAGE.

More Related Content

What's hot

Pengantar Ilmu Administrasi Publik
Pengantar Ilmu Administrasi PublikPengantar Ilmu Administrasi Publik
Pengantar Ilmu Administrasi Publikyuniawatiantitirani
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESListiana Nurwati
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoTri Widodo W. UTOMO
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Teori pilihan publik
Teori pilihan publikTeori pilihan publik
Teori pilihan publikIhsanFarhan
 
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraPerbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Raja Matridi Aeksalo
 
2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi Kebijakan2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi KebijakanMuh Firyal Akbar
 
Makalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMakalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMohammad Nawawi
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I93220872
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publikunitpublikasi
 

What's hot (20)

siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Pengantar Ilmu Administrasi Publik
Pengantar Ilmu Administrasi PublikPengantar Ilmu Administrasi Publik
Pengantar Ilmu Administrasi Publik
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Teori pilihan publik
Teori pilihan publikTeori pilihan publik
Teori pilihan publik
 
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi NegaraPerbandingan Sistem Administrasi Negara
Perbandingan Sistem Administrasi Negara
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
 
2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi Kebijakan2 Model Formulasi Kebijakan
2 Model Formulasi Kebijakan
 
Makalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMakalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publik
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan PublikModul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
Modul 1.2 Konsep dan Studi Kebijakan Publik
 

Similar to SEJARAH ANGKLUNG

Kuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikKuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikDadang Solihin
 
Kebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesiaKebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesiaAzhari Saputra
 
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM KB
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM KB STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM KB
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM KB Posdaya Solok
 
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
Kuliah 2 kp   manajemen kp editedKuliah 2 kp   manajemen kp edited
Kuliah 2 kp manajemen kp editedPosdaya Solok
 
Implementasi kebijakan pendidikan dan
Implementasi kebijakan pendidikan danImplementasi kebijakan pendidikan dan
Implementasi kebijakan pendidikan danretno wijaya
 
3067-Article Text-12462-1-10-20230104.pdf
3067-Article Text-12462-1-10-20230104.pdf3067-Article Text-12462-1-10-20230104.pdf
3067-Article Text-12462-1-10-20230104.pdfPutrajab
 
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...Adijaya Group
 
Aminuddin%20 bakry
Aminuddin%20 bakryAminuddin%20 bakry
Aminuddin%20 bakryNoerman Syah
 
Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Asep Iryanto
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan DaerahPerencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
IKK Sebagai Instrumen Penilaian Kualitas Kebijakan Pemerintah
IKK Sebagai Instrumen Penilaian Kualitas Kebijakan PemerintahIKK Sebagai Instrumen Penilaian Kualitas Kebijakan Pemerintah
IKK Sebagai Instrumen Penilaian Kualitas Kebijakan PemerintahTri Widodo W. UTOMO
 
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)Raja Matridi Aeksalo
 
(2021) Silabus Pelatihan “Paradigma Baru CSR (TJSL=Tanggung Jawab Sosial & L...
(2021) Silabus Pelatihan “Paradigma Baru  CSR (TJSL=Tanggung Jawab Sosial & L...(2021) Silabus Pelatihan “Paradigma Baru  CSR (TJSL=Tanggung Jawab Sosial & L...
(2021) Silabus Pelatihan “Paradigma Baru CSR (TJSL=Tanggung Jawab Sosial & L...Kanaidi ken
 
Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan B...
Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan B...Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan B...
Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan B...Dadang Solihin
 
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan Pengendaliannya
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan PengendaliannyaMonitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan Pengendaliannya
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan PengendaliannyaDadang Solihin
 
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdfKONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdfWANTOWANTO10
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahDadang Solihin
 

Similar to SEJARAH ANGKLUNG (20)

Jurnal tesis
Jurnal tesisJurnal tesis
Jurnal tesis
 
Kuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan PublikKuliah Kebijakan Publik
Kuliah Kebijakan Publik
 
Kebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesiaKebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesia
 
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM KB
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM KB STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM KB
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM KB
 
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
Kuliah 2 kp   manajemen kp editedKuliah 2 kp   manajemen kp edited
Kuliah 2 kp manajemen kp edited
 
Implementasi kebijakan pendidikan dan
Implementasi kebijakan pendidikan danImplementasi kebijakan pendidikan dan
Implementasi kebijakan pendidikan dan
 
3067-Article Text-12462-1-10-20230104.pdf
3067-Article Text-12462-1-10-20230104.pdf3067-Article Text-12462-1-10-20230104.pdf
3067-Article Text-12462-1-10-20230104.pdf
 
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
 
MI 3
MI 3MI 3
MI 3
 
Aminuddin%20 bakry
Aminuddin%20 bakryAminuddin%20 bakry
Aminuddin%20 bakry
 
Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 6 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan DaerahPerencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
IKK Sebagai Instrumen Penilaian Kualitas Kebijakan Pemerintah
IKK Sebagai Instrumen Penilaian Kualitas Kebijakan PemerintahIKK Sebagai Instrumen Penilaian Kualitas Kebijakan Pemerintah
IKK Sebagai Instrumen Penilaian Kualitas Kebijakan Pemerintah
 
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
Perencanaan Pembangunan (Fungsi-Fungsi Manajemen Pembangunan)
 
(2021) Silabus Pelatihan “Paradigma Baru CSR (TJSL=Tanggung Jawab Sosial & L...
(2021) Silabus Pelatihan “Paradigma Baru  CSR (TJSL=Tanggung Jawab Sosial & L...(2021) Silabus Pelatihan “Paradigma Baru  CSR (TJSL=Tanggung Jawab Sosial & L...
(2021) Silabus Pelatihan “Paradigma Baru CSR (TJSL=Tanggung Jawab Sosial & L...
 
Kajian model RB di kalimantan
Kajian model RB di kalimantanKajian model RB di kalimantan
Kajian model RB di kalimantan
 
Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan B...
Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan B...Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan B...
Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan B...
 
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan Pengendaliannya
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan PengendaliannyaMonitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan Pengendaliannya
Monitoring dan Evaluasi: Pengertian, Metode, Teknik, dan Pengendaliannya
 
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdfKONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
KONSEP_PRINSIP_MODEL_DAN_TUJUAN_MANAJEME.pdf
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
 

More from nurul khaiva

Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)nurul khaiva
 
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)nurul khaiva
 
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)nurul khaiva
 
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)nurul khaiva
 
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)nurul khaiva
 
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politikPart 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politiknurul khaiva
 
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)nurul khaiva
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesianurul khaiva
 
Contoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copyContoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copynurul khaiva
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisanurul khaiva
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negaranurul khaiva
 
7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negaranurul khaiva
 

More from nurul khaiva (20)

M 10
M 10M 10
M 10
 
M 9
M 9M 9
M 9
 
M 5, m-6, dan m-7
M 5, m-6, dan m-7M 5, m-6, dan m-7
M 5, m-6, dan m-7
 
M 4
M 4M 4
M 4
 
M 3
M 3M 3
M 3
 
M 2
M 2M 2
M 2
 
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
Part 7 (teori pembangunan dunia ketiga ok)
 
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
Part 6 (lnjtn evolusi paradigma pembangunan)
 
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
Part 5 (p embangunan dan paradigmanya)
 
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
Part 4 (pembangunan ekonomi dunia)
 
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
Part 3 (paradigma sistem ekonomi)
 
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politikPart 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
Part 2 (hubungan antara eknonomi dan politik
 
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
Part 1 (gambaran umum ekopol kebijakan)
 
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesiaSistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
Sistem ketatanegaraan republik indonesiastruktur pemerintahan indonesia
 
Contoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copyContoh analisis kebijakan penataan copy
Contoh analisis kebijakan penataan copy
 
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisaSikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
Sikap dan nilai nilai yang ada dalam analisa
 
Uu no 32
Uu no 32Uu no 32
Uu no 32
 
9. sarana tun
9. sarana tun9. sarana tun
9. sarana tun
 
8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara8. lembaga lembaga negara
8. lembaga lembaga negara
 
7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara7. lembaga lembaga negara
7. lembaga lembaga negara
 

Recently uploaded

Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (15)

Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 

SEJARAH ANGKLUNG

  • 1. NURUL KHAIVA 15101067 IAP SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK RAJA HAJI TANJUNGPINANG 2017 KEBIJAKAN PUBLIK / PEMERINTAHAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK (POLICY FORMULATION)
  • 2. BAB VI PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK (POLICY FORMULATION) • Pembentukan Kebijakan Versus Perumusan Kebijakan • Model-model Perumusan Kebijakan Publik • Aktor-aktor dalam Perumusan Kebijakan • Para Pemeran Serta Tidak Resmi dalam Perumusan Kebijakan • Nilai-nilai yang berpengaruh dalam Pembuat Keputusan • Konteks Perumusan Kebijakan Publik
  • 3. Pembentukan Kebijakan Versus Perumusan Kebijakan Proses pembentukan kebijakan publik (policy formulation) melibatkan aktivitas pembuatan keputusan yang cenderung mempunyai percabangan yang luas, mempunyai perspektif jangka panjang dan penggunaan sumber daya yang kritis untuk meraih kesempatan yang diterima dalam kondisi lingkungan yang berubah. Pembentukan kebijakan merupakan proses sosial yang dinamis dengan proses intelektual yang lekat di dalamnya.
  • 4. ASPEK ASPEK DALAM PEMBENTUKAN KEBIJAKAN. »Pembentukan kebijakan melibatkan percabangan yang luas. »Pembentukan kebijakan melibatkan perspektif jangka panjang. »Pembentukan kebijakan menggunakan sumber-sumber kritis untuk meraih kesempatan yang diterima dalam lingkungan yang berubah. »Pembentukan kebijakan merupakan proses intelektual. »Pembentukan kebijakan sebagai kelanjutan proses sosial yang dinamis.
  • 5. Di sisi yang lain, Anderson membuat kategorisasi untuk membedakan antara berbagai konsep dalam kebijakan publik: »Menurut anderson perumusan kebijakan menyangkut upaaya menjawab pertanyaan berbagai alternatif disepakati untuk masalah masalah yang dikembangkan dan siapa yang berpartisipasi. »Pembentukan kebijakan merupakan keseluruhan tahap dalam kebijakan publik yang berupa rangkaian keputusan.
  • 6. Model-model Perumusan Kebijakan Publik Model-model perumusan kebijakan yang dikembangkan oleh para ahli ini dimaksudkan untuk menyederhanakan proses perumusan kebijakan yang sangat rumit, dan sekaligus mudah dimengerti.
  • 8. Gambar 1 Kerangka Kerja Sistem Yang Dikembangkan Oleh Eason INPUTS A POLITICAL SISTEM OUTPUTS Feedback
  • 9. Gambar 2 Model Pembuatan Kebijakan Yang Dikembangkan Oleh Paine Dan Naumes Environmental forces- External dan Internal Demands Requirements Opportunities Capabilities Support Change in environmental Forces Interaction Forces and structure Structure Role, Program Self-interest or Values Political Resources Objective, Strategies Role Performance Organization Outcomes (Transformation) (Inputs) (Feedback) (Outputs)
  • 10.
  • 11. Kegunaan teori sistem bagi studi kebijakan publik bisa diringkas sebagai berikut: 1. Dimensi-dimensi penting apa dari lingkugan yang menggerakkan tuntutan-tuntutan pada sistem politik? 2. Karakteristik-karakteristik penting apa dari sistem politik yang memungkinkannya untuk mengubah tuntutan-tuntutan menjadi kebijakan publik dan mempertahankan diri dalam suatu kurun waktu. 3. Bagaimana inputs lingkungan memengaruhi karakter sistem politik? 4. Bagaimana karakteristik-karakteristik sistem politik memngaruhi isi (content) kebijakan publik? 5. Bagaimana inputs lingkungan memengaruhi isi kebijakan publik? 6. Bagaimana kebijakan publik memengaruhi – melalui umpan balik – lingkungan dan karakter sistem politik?
  • 12. Setelah batik mendapat sertifikat dari UNESCO sebagai warisan budaya indonesia, kini pemerintah membuat kebijakan untuk mendaftarkan angklung ke UNESCO agar alat musik khas daerah tersebut tidak diklaim oleh pihak lain. Melalui tahap verifikasi akan terbukti bahwa angklung sangat berperan dalam kelangsungan suku bangsa khusunya di indonesia, jika lolos verifikasi, UNESCO akan mengeluarkan sertifikat dan angklung akan diakui sebagai warisan ahli budaya asli indonesia. Kesenian dan kebudayaan Jawa Barat yang berbahan dasar bambu tengah dihadapkan pada percepatan dunia industri yang membutuhkan inovasi dan kreativitas. Sepanjang tahun 2008, angklung juga berfungsi sebagai alat promosi budaya dengan berbagai inovasi dalam seni pertunjukkan. Angklung telah menjadi salah satu kekuatan diplomasi budaya serta komunikasi nonverbal lintas sektoral yang cukup efektif. Bermain musik bambu juga bermain dengan menggunakan rasa, yang menimbulkan kepekaan dan solidaritas yang menciptakan harmoni sehingga perlu ditanamkan di kalangan generasi pelajar indonesia. Dengan begitu sangat pantaslah pemerintah mengambil kebijakan untuk mendaftarkan angklung sebagai salah satu warisan budaya asli indonesia, yang mana bangsa ini memiliki solidaritas dan kepekaan yang tinggi.(sindo) CONTOH KASUS
  • 14. Pada dasarnya model ini terdiri dari beberapa elemen, yakni: 1. Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu. Masalah ini dapat dipisahkan dengan masalah-masalah yang lain atau paling tidak masalah tersebut dapat dipandang bermakna bila dibandingkan dengan masalah-masalah yang lain. 2. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran-sasaran yang mengarahkan pembuat keputusan dijelasan dan disusun menurut arti pentingnya. 3. Berbagai alternatif untuk mengatasi masalah perlu diselidiki. 4. Konsekuensi-konsekuensi (biaya dan keuntungan) yang timbul dari setiap pemilihan alternatif diteliti. 5. Setiap alternatif dan konsekuensi yang menyertainya dapat dibandingkan dengan alternatif-alternatif lain. Pembuat keputusan memiliki alternatif Beserta konsekuensi-konsekuensinya yang memaksimalkan pencapaian tujuan, nilai atau sasaran-sasaran yang hendak dicapai.
  • 15. CONTOH KASUS Pada saat bulan puasa tahun 2009 kemarin harga gula pasir di pasar jawa tengah, khususnya di semarang melambung tinggi, dengan melihat kondisi tersebut maka pemerintah provinsi jawa tengah melakukan kebijakan untuk melakukan “operasi pasar”, sehingga memberikan alternatif kepada masyarakat yang merasa dirugikan atas kenaikan harga tersebut untuk membeli gula pasir di pasar yang disediakan pemprov tersebut, tentu saja masyarakat sangat merasakan dampak dari kebijakan tersebut, karna perbedaan yang signifikan antara harga gula pasir di pasar milik pemprov dan di pasar-pasar biasa.(sindo)
  • 17. »Asumsi-asumsi pokok dari model ini adalah bahwa pencarian alternatif-alternatif harus melalui beberapa tahap berikut: pertama, pencarian alternatif-alternatif didasarkan pada preseden dan mengevaluasinya sesuai dengan tingkat aspirasi yang memuaskan. Kedua, jika tidak ada alternatif yang muncul, alternatif- alternatif baru dievaluasi sesuai dengan tingkat aspriasi yang secara berbeda memuaskan.
  • 18. »Kekuatan utama dari model ini terletak pada pandangannya yang realistik dan didasarkan pada aspek-aspek sosio-psikologis dari teori organisasi. »Salah satu kelemahan dari kelemahan dari model ini adalah bahwa substitusi alternatif-alternatif kepuasan untuk alternatif-alternatif optimal mengurangi kebutuhan untuk inovasi, imajinasi, dan kreativitas di pihak administrator dalam pencahariannya memperoleh alternatif-alternatif.
  • 20. Model ini lebih bersifat deskriptif dalam pengertian, model ini menggambarkan secara aktual cara-cara yang dipakai para pejabat dalam membuat keputusan. Model inkremental / penambahan merupakan hasil dari praktik-praktik yang diterima secara luas di kalangan pembentuk kebijakan publik. Landasan pokok rasional dari model ini adalah bahwa perubahan inkremental memberikan tingkat maksimal keamanan dalam proses perubahan kebijakan.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24. Pemerintah berencana menaikkan gaji presiden, menteri, dan para pejabat negara pada tahun 2001. Kebijakan ini di berlakukan untuk menyesuaikan kebutuhan dan kinerja para pejabat negara. Melalui Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara intrsumen yang akan dijadikan dasar untuk mengatur kenaikan gaji tersebut telah disiapkan. Namun penentuan besarnya nominal gaji akan ditentukan oleh Departemen Keuangan, adapun beberapa pertimbang yang dijadikan dasar kenaikan gaji presiden, menteri, dan para pejabat negara yakni, kenaikan gaji berkala yang sudah sejak lama tidak diberikan kepada presiden dan pejabat negara. Sejak lima tahun lalu, gaji presiden dan pejabat negara tidak pernah mengalami kenaikan padahal kebutuhan semakin meningkat, selain itu kenaikan juga dipertimbangkan dari kinerja masing-masing pejabat negara. Karena itu Kemeneg PAN telah menyusun pedoman berdasarkan kinerja. CONTOH KASUS
  • 27. Proses penyusunan RAPBD 2010 jateng sudah dimulai sebelum pelantikan anggota DPRD 2009 – 2014, yakni dengan pengajuan kebijakan umum anggaran dan plafon prioritas anggaran sementara (KUA PPAS) oleh pemprov jateng, dalam pembahasannya RAPBD 2010 akan memprioritaskan peningkatan perekonomian rakyat dengan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Diharapkan hal ini dapat berdampak langsung pada peningkatan perekonomian rakyat dan bisa menjadikan masyarakat lebih sejahtera sesuai dengan program gubernur. Tahun depan (2010) akan dimulai tahapan Program Bali Ndeso Mbangun Deso. Pemprov tentunya berupaya memfokuskan anggaran bagi program yang berdampak langsung atas peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Kalau nilainya berapa, belum bisa di sampaikan karena RAPBD belum mulai dibahas, yang jelas akan meningkatkan anggaran dari tahun sebelumnya untuk hasil yg lebih signifikan. Tidak hanya di bidang anggaran, bagian kelembagaan juga harus di bangun kapasitasnya, fraksi harus mampu melihat persoalan di jateng dan mencari jalan keluarnya, khususnya pada fraksi yang mengusung gubernur-wagub, akan sangat aneh jika dalam realisasinya malah menjadi penghalang program pemerintah, atau sama sekali tidak tahu visi dan misi program gubernur. (sindo) CONTOH KASUS
  • 29.
  • 30. »Menurut Dhor, pembentukan kebijakan publik merupakan suatu proses yang dinamis dan sangat kompleks di mana berbagai komponen memberikan kontribusi yang berbeda.
  • 31. Karakteristik utama dari model ini adalah sebagai berikut: 1. Model ini adalah kualitatif, bukan kuantitatif 2. Model ini mempunyai komponen komponen rasional dan ekstrasional 3. Landasan pemikiran adalah rasional secara ekonomi 4. Model ini mempunyai kaitan dengan pembuatan metapolicy 5. Model ini mempunyai a built-in feedback.
  • 32. 4 dari 8 harapan Dror terhadap ilmu kebijakan dapat diringkas sebagai berikut: 1. Perhatian utama dari ilmu-ilmu kebijakan adalah pemahaman, perbaikan sistem dan pengendalian makro, dan khususnya sistem pembentukan kebijakan publik. 2. Batas-batas tradisional antar cabang pengetahuan, dan khususnya antara berbagai ilmu perilaku dan cabang- cabang pengetahuan keputusan, harus dihilangkan. 3. Dikotomi antara penelitian murni dan terapan harus dijembatani. 4. Pengetahuan dan pengalaman pribadi harus diterima sebagai sumber pengetahuan yang penting, di samping metode-metode penelitian konvensional dan studi.
  • 33. Tahap-tahap Perumusan Kebijakan Publik Suatu keputusan kebijakan mencakup tindakan oleh seorang pejabat atau lembaga resmi untuk menyetujui, mengubah, atau menolak suatu alternative kebijakan yang dipilih. Dalam bentuknya yang positif keputusan kebijakan bisa berupa penetapan undang-undang atau dikeluarkannya perintah- perintah eksekutif. A. Perumusan masalah (defening problem) Untuk dapat merumuskan kebijakan dengan baik, maka masalah-masalah publik harus dikenali dan didefinisikan dengan baik pula. Apakah pemecahan masalah tersebut memuaskan atau tidak bergantung pada ketepatan masalah-masalah publik tersebut dirumuskan. Rushefky secara eksplisit menyatakan bahwa kita sering gagal menemukan pemecahan masalah yang tepat dibandingkan menemukan masalah yang tepat. B. Agenda kebijakan Tidak semua masalah publik akan masuk agenda kebijakan. Suatu masalah untuk masuk kedalam agenda kebijakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti misalnya apakah masalah tersebut memiliki dampak yang besar bagi masyarakat dan membutuhkan penanganan yang harus segera dilakukan? Masalah publik yang telah masuk kedalam agenda kebijakan akan dibahas oleh perumus kebijakan, seperti kalangan legislative (DPR), kalangan eksekutif (presiden dan para pembantunya), agen-agen pemerintah dan mungkin juga kalangan yudikatif.
  • 34. C. Pemilihan alternative kebijakan Disini para perumus kebijakan akan berhadapan dengan alternative- alternative pilihan kebijakan yang dapat diambil untuk memecahkan masalah tersebut. Pada tahap ini perumus kebijakan akan dihadapkan pada pertarungan kepentingan antarberbagai actor yang terlibat dalam perumusan kebijakan. D. Penetapan kebijakan Setelah salah satu dari sekian alternative kebijakan diputuskan diambil sebagai cara untuk memecahkan masalah kebijakan, maka tahap paling akhir adalah menetapkan kebijakan yang dipilih tersebut sehingga mempunyai kekuatan hokum yang mengikat. Penetapan kebiijakan dapat berbentuk berupa undang-undang, yurisprudensi, keputusan presiden, keputusan-keputusan mentri dan lain sebagainya.
  • 36. Pemeran serta resmi Pemeran serta tidak resmi - Agen-agen pemerintah (birokrasi) - Kelompok-kelompok kepentingan - Presiden (eksekutif), legislatif, dan yudikatif. - Partai politik - Warganegara individu
  • 40. LEMBAGA LEGISLATIF »Di amerika serikat lembaga ini lebih dikenal sebagai kongres. »Dalam kasus indonesia lembaga ini sering kita sebut sebagai DPR.
  • 41. Para Pemeran Serta Tidak Resmi dalam Perumusan Kebijakan Kelompok-kelompok kepentingan Partai politik Warganegara individu
  • 42. Nilai-nilai yang berpengaruh dalam Pembuat Keputusan James anderson, meringkas nilai-nilai yang dapat membantu dalam mengarahkan perilaku para pembuat keputusan ke dalam empat kategori, yaitu: 1. Nilai-nilai organisasi 2. Nilai-nilai pribadi 3. Nilai-nilai kebijakan 4. Nilai-nilai ideologi
  • 43. Konteks Perumusan Kebijakan Publik »BUDAYA POLITIK »KONDISI SOSIAL-EKONOMI
  • 44. BIG CONCEPTBring the attention of your audience over a key concept using icons or illustrations
  • 45. Want big impact? USE BIG IMAGE.