IPBK dirancang untuk mengintegrasikan aspek kependudukan ke dalam kebijakan pembangunan sesuai mandat konferensi internasional. IPBK memiliki lima dimensi yaitu partisipasi masyarakat, keberlanjutan, integrasi data kependudukan, pro-rakyat, dan kesetaraan gender. IPBK akan digunakan untuk menilai proses pembangunan dan menentukan prioritas dengan mengidentifikasi dimensi dan variabel mana yang memiliki
2. ICPD 1994 Kairo :
ď‚—Chapter 3, Interrelationships between Population,
Sustained Economic Growth and Sustainable
Development
ď‚—A. Integrating population and development strategies
“Section A seeks to integrate population concerns fully into
development strategies and into all aspects of development
planning at all levels”.
Salah satu prinsip diantara 15 prinsip ICPD adalah “people
centered development”
3. Mengapa diperlukan indikator
pembangunan berwawasan
kependudukan (IPBK) ?
ď‚—Ada mandat dari konferensi kependudukan dan pembangunan
internasional untuk mengintegrasikan kependudukan ke dalam
kebijakan pembangunan
ď‚—Pencapaian tujuan pembangunan millenium (MDGs) tidak dapat
dilepaskan dari pencapaian tujuan pembangunan kependudukan
ď‚—Komponen kependudukan dalam Agenda Post 2015 (SDGs)
merupakan komponen strategis
Pembangunan berwawasan kependudukan dipahami “baru” sebagai
suatu konsep
ď‚—Secara operasional dibutuhkan suatu penjabaran yang memiliki
implikasi terhadap kebijakan (kependudukan)
4. ď‚—Ada kebutuhan di tingkat nasional, provinsi, serta
kabupaten/kota untuk memahami integrasi kependudukan
dalam pembangunan secara lebih operasional
ď‚—Diperlukan alat untuk melakukan evaluasi proses
pembangunan (apakah sudah mengintegrasikan aspek
kependudukan atau belum)
ď‚—Diperlukan alat yang dapat dimanfaatkan untuk menentukan
prioritas pembangunan
5. Kerangka konseptual
ď‚—Terdapat empat konsep pembangunan yang saling
terkait, yaitu :
ď‚—Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)
ď‚—Pembangunan Sumberdaya manusia (PSDM)
ď‚—Pembangunan Manusia (Human Development)
ď‚—Pembangunan berwawasan kependudukan (People Centered
Development)
6. Hubungan antara 4 konsep
pembangunan
Sustainable
development
Human resources
development
Human
development
People centered development
7. Dimensi Pembangunan Berwawasan
Kependudukan
ď‚—Sustainable development : development that meets the needs
of the present without compromising the ability of future generations
to meet their own needs. It contains within it two key concepts
ď‚—Environmental, economic and social well-being for today and
tomorrow
ď‚—Kata kunci : sustainability atau keberlanjutan
8. ď‚—PSDM (Human Resource Development) adalah usaha untuk
memperbesar kemampuan berproduksi seseorang atau
masyarakat, baik dalam pekerjaan, seni dan kegiatan lainnya
yang dapat memperbaiki taraf hidup bagi diri sendiri atau
orang lain
ď‚—Kata kunci : memperbesar kemampuan atau kualitas (agar
produktif)
9. Human development is a process of enlarging people’s
choices. The most critical of these wide-ranging choices are to live a
long and healthy life, to be educated and to have access to resources
needed for a decent standard of living. Additional choices include
political freedom, guaranteed human rights and personal self-respect
(HDR 1990).
ď‚—Kata kunci : kualitas (fisik) manusia yang meliputi :kesehatan
(live a long and healthy life), pendidikan (to be
educated )dan ekonomi (to have access to resources
needed for a decent standard of living)
10. People Centered Development
ď‚—Pendudukan sebagai subyek (pelaku) dan obyek (penikmat)
pembangunan
ď‚—Penduduk sebagai titik sentral pembangunan (sejak dari
perencanaan, implementasi dan monitoring evaluasi).
ď‚—Lebih menekankan pada proses
11. Dimensi
ď‚—Population responsive : integrasi
ď‚—Penduduk sebagai subyek : partisipasi
ď‚—Penduduk sebagai obyek : pro-poor
ď‚—Pembangunan berkelanjutan : keberlanjutan
ď‚—Prinsip penting dalam pembangunan :Kesetaraan
12. ď‚—Pembangunan berwawasan kependudukan : pembangunan
yang meletakkan penduduk sebagai fokus, baik sebagi subyek
maupun obyek, dalam rangka memperluas pilihan untuk
mencapai tujuan pembangunan, standar hidup layak,
kesehatan prima, serta memiliki pendidikan dan atau
ketrampilan, yang berkelanjutan.
ď‚—
14. Penyusunan IPBK tahap akhir
ď‚—Langkah ini merupakan tahap akhir setelah melalui
serangkaian kegiatan :
ď‚—Pendalaman konsep pembangunan berwawasan kependudukan
yang dilakukan bersama-sama stakeholders terkait
ď‚—Indentifikasi variabel
ď‚—Uji coba di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur
ď‚—Evaluasi ulang terhadap konsep dan variabel penyusun IPBK
berdasarkan masukan berbagai pihak
ď‚—Perhitungan untuk seluruh kabupaten/kota
15. Prinsip dasar dalam penyusunanPrinsip dasar dalam penyusunan
indeksindeks
Policy-relevant
Specific
Valid
Reliable
Sensitive
Measurable
User-friendly
Cost-effective
16. ď‚—Policy relevant : indikator yang disusun harus mempunyai
relevansi dengan perumusan, implementasi atau monev
kebijakan (nilai kemanfaatan)
ď‚—Specific : indikator yang disusun harus bersifat spesifik
mengukur dimensi yang telah ditentukan
ď‚—Valid dan reliable : data yang digunakan harus valid (akurat)
dan dapat dipercaya (reliable)
ď‚—Sensitive : indikator yang digunakan harus sesnsitif
ď‚—Measurable : indikator yang digunakan harus terukur
ď‚—User-friendly : indikator harus mudah digunakan
ď‚—Cost effective : efektif dari segi waktu dan beaya
17. Pertanyaan pokok terkait dengan dimensi
• Participation :
• Apakah penduduk sudah dilibatkan baik dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi ?
• Sustainability :
• Apakah pembangunan yang dilaksanakan telah menjamin keberlanjutan
(lingkungan, ekonomi, sosial) ?
• Integration :
• Apakah pembangunan telah mengintegrasikan aspek kependudukan
(demografi) dalam perencanaan pembangunan ?
• Pro people :
• Apakah alokasi anggaran pembangunan telah mencapai nilai ideal untuk
ketiga sektor, pendidikan, kesehatan, dan penanggulangan kemsikinan
• Equity :
• Apakah pembangunan sudah mengakomodasi kesetaraan gender ?
18. Dimension Participation Sustainability Integration
Indicator
People’s
participation in
the development
process
Budget
alocation for
future
conservation
Index Paticipation
Index
Sustainability
index
Pro Poor
index
People Centered Development Index
pro people
Integration
Index
Integration of
population
data in
development
planning
Budget allocation
for public spending
19. IPBK sebagai proses :
ď‚—IPBK merupakan indikator yang menggambarkan proses
(dalam siklus kebijakan)
ď‚—Sejauh ini indikator pencapaian pembangunan yang disepakati
adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia).
ď‚—Oleh karena itu IPBK seharusnya memiliki korelasi positif
dengan IPM.
ď‚—IPBK akan memiliki nilai strateggis dalam penyusunan
rencana prioritas pembangunan untuk mencapai IPM yang
tinggi
21. Pemanfaatan IPBK
ď‚—Sebagai indikator proses, maka IPBK dapat diperlakukan
sebagai alat untuk menentukan prioritas pembangunan
dengan cara melakukan identifikasi terhadap dimensi dan
variabel penyusunnya:
ď‚— Diantara dimensi penyusun IPBK dimensi apa yang memiliki
kontribusi paling rendah terhadap IPBK. Dimensi inilah yang
harus memperoleh perhatian serius.
ď‚—Di dalam dimensi tersebut diidentifikasi variabel apa yang
memiliki kontribusi paling rendah terhadap indeks dimensi
penyusun IPBK. Variabel tersebut merupakan variabel yang
perlu memperoleh prioritas untuk di intervensi.
22. Penutup
Diperlukan kesepakatan tentang variabel penyusun indeks
Diperlukan follow up :
Melengkapi data di tingkat kabupaten yang masih belum lengkap
Menyusun strategi untuk pengumpulan data yang bersifat reguler
berdasarkan variabel yang dibutuhkan untuk penyusunan IPBK
Mengitung IPBK untuk seluruh kabupaten/kota sebagai “benchmark”
Sosialisasi tentang IPBK pada seluruh tingkat