2. Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh
penemu liberal klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem
ekonomi liberal tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan alami"
yang dipahami oleh tokoh-tokoh ekonomi liberal klasik tersebut. Meskipun
demikian, Smith tidak pernah menggunakan paham tersebut. Konsep dari
ekonomi liberal ialah bergerak kearah suatu sistem ekonomi pasar bebas dan
sistem berpaham perdagangan bebas.
3. Niccolò Machiavelli
Niccolò Machiavelli (Florence, 1469-1527), adalah seorang tokoh liberal terbaik
yang dikenal dengan pendapatnya, Il Principe. Dia adalah pendiri realis filosofi
politis yang mendukung pemerintahan republik, angkatan perang negara, divisi
kekuasaan, perlindungan milik perorangan, dan pengekangan pembelanjaan
pemerintah sebagai kebebasan suatu republik. Ia menulis secara ekstensif pada
kebutuhan individu sebagai suatu karakteristik yang penting sebagai kepemerintahan
yang stabil. Ia berargumentasi bahwa sebaik-baiknya kebebasan individu masih
perlu dilindungi oleh legitasi serta regulasi yang baik dari pemerintah. Dan bahwa
orang-orang yang bisa memimpin hukum dengan benar hanyalah orang-orang yang
segala ambisi dan keegoisannya bisa dihilangkan dalam memelihara kebebasannya
tersendiri. Dia berpendapat bahwa realisme adalah pusat gagasan dalam pelajaran
politis dan mengutamakan kebebasan republik (individu) dibawah prinsip.
Anti statis kaum liberal melihat pesan-pesan utama yang dikatakan Machiavelli's
bahwa ia berbicara atas nama suatu status yang kuat dibawah seorang pemimpin
kuat, yang menggunakan maksud apapun untuk menetapkan posisinya, sedangkan
liberalisme adalah suatu ideologi dari kebebasan individu dan aneka pilihan sukarela
atau fakultatif. Beberapa hasil karyanya adalah Il Principe - 1513 dan Discorsi
Sopra la Prima Deca di Tito Livio, 1512-1517.
4. Desiderius Erasmus
Desiderius Erasmus (Belanda, 1466-1536) adalah seorang tokoh liberal
yang dikenal sebagai orang yang berperikemanusiaan. Dia berkata bahwa
masyarakat Erasmusian melintasi Eropa sampai pada taraf tertentu sebagai
jawaban atas pergolakan reformasinya. Ia berhadapan dengan kebebasan
berkehendak. Dalam karyanya De Libero Arbitrio Diatribe Sive Collatio
(1524), ia meneliti dengan kepintaran dan kejeniusannya untuk menghapus
keterbatasan hidup sebagai pernyataan atas kebebasan manusia. Beberapa
hasil karyanya Lof d Zotheid, 1509 dan De Libero Arbitrio Diatribe Sive
Collatio, 1524.
5. Sistem Ekonomi Liberal Klasik;
Sistem ekonomi liberal klasik adalah suatu filosofi ekonomi dan politis. Mula-
mula ditemukan pada suatu tradisi penerangan atau keringanan yang bersifat
membatasi batas-batas dari kekuasaan dan tenaga politis, yang
menggambarkan pendukungan kebebasan individu.Teori itu juga bersifat
membebaskan individu untuk bertindak sesuka hati sesuai kepentingan dirinya
sendiri dan membiarkan semua individu untuk melakukan pekerjaan tanpa
pembatasan yang nantinya dituntut untuk menghasilkan suatu hasil yang
terbaik, yang cateris paribus, atau dengan kata lain, menyajikan suatu benda
dengan batas minimum dapat diminati dan disukai oleh masyarakat
(konsumen).
Garis berpaham ekonomi liberal telah pernah dipraktikan oleh sekolah-sekolah
di Austria dengan berupa demokrasi di masyarakat yang terbuka. Paham
liberali kebanyakan digunakan oleh negara-negara di benua Eropa dan
Amerika. Seperti halnya di Amerika Serikat, paham liberal dikenali dengan
sebutan mild leftism estabilished.
6. Ciri ekonomi liberal
1. Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.
2. Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
3. Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan
ekonomi.
4. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber
daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
5. Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
6. Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
7. Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
8. Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
7. Keuntungan dan kelemahan dari ekonomi liberal
Keuntungan
Ada beberapa keuntungan dari suatu sistem ekonomi liberal, yaitu:
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan
ekonomi, karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando
dari pemerintah.
Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang
nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan
semangat antar masyarakat.
Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan
motif mencari keuntungan.
8. Kelemahan
Selain ada keuntungan, ada juga beberapa kelemahan daripada sistem
ekonomi liberal, adalah:
Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat bilamana birokratnya korup.
Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
Banyak terjadinya monopoli masyarakat.Banyak terjadinya gejolak dalam
perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
9. Contoh Negara Yang Menerapkan Ekonomi Liberal;
Amerika Serikat
Paham liberal di Amerika Serikat (AS) disebut liberalisme modern atau liberalisme baru.
Sekarang para politis di AS mengakui, bahwa paham liberalisme klasik ada kaitannya
dengan kebebasan individu yang bersifat luas. Tetapi mereka menolak ekonomi yang
bersifat laissez faire atau liberalisme klasik yang menuju ke pemerintahan
interventionism yang berupa penyatuan persamaan sosial dan ekonomi. Umumnya, hal
tersebut disepakati pada dekade pertama abad ke-20 yang tujuannya menuju
keberhasilan suatu hegemoni para politis dalam negeri.Tapi, kesuksesan tersebut mulai
merosot dan menghilang pada sekitar tahun1970-an. Pada saat itu konsensus liberal telah
dihadapkan suatu death-blow atau yang berupa robohnya pemerintahan Bretton Woods
System yang dikarenakan kemenangan Ronald Reagan dalam pemilihan presiden tahun
1980, yang menjadikan liberalisme suatu arus kuat dalam politik AS pada tahun tersebut.
Liberalisme AS mulai bangkit pada awal abad ke-20 sebagai suatu alternatif ke politik
nyata yang merupakan interaksi internasional yang dominan pada waktu itu. Presiden
Franklin Roosevelt yang pada saat itu adalah seorang yang berpaham liberal self-
proclaimed, menawarkan bangsa itu menuju ke suatu kesuksesan baru dengan cara
membangun institusi kolaboratif yang berpendukungan orang-orang Amerika sendiri dan
berjanji akan menarik AS keluar dari tekanan yang besar tersebut. Untuk mengantisipasi
akhir Perang Dunia II, Roosevelt merancang Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai
suatu alat berupa harapan akan kerja sama timbal balik daripada membuat ancaman dan
penggunaan kekuatan perang untuk memecahkan permasalahan politis internasional
tersebut.
10. Roosevelt juga menggunakan badan tersebut (PBB) untuk memasukan orang-
orang Afrika yang tinggal di Amerika ke dalam militer AS serta membuat
badan pendukungan hak dan kebenaran para wanita-wanita, sebagai
penekanan atas kebebasan individu yang selanjutnya dilanjutkan oleh Presiden
John F Kennedy dengan pembangunan Patung Liberty (1964) sebagai simbol
kebebasan individu untuk hidup.
Patung Liberty di New York, sebagai simbol kebebasan individu
Sebenarnya, liberalisme yang dianut oleh AS, sebagaimana yang ditekankan
oleh Wilson dan Roosevelt adalah dengan menekankan kerja sama serta
kolaborasi timbal balik dan usaha individu, bukan dengan membuat ancaman
dan pemaksaan sebagai untuk pemecahan permasalahan politis baik didalam
maupun luar, sepertinya dianut oleh Presiden AS saat ini, George W Bush.
Suatu paham liberal di AS itu mungkin seperti institusi dan prosedur politis
yang mendorong kebebasan ekonomi, perlindungan yang lemah dari agresi
oleh yang kuat, dan kebebasan dari norma-norma sosial bersifat membatasi.
Karena sejak Perang Dunia II, liberalisme di AS telah dihubungkan dengan
liberalisme modern, pengganti paham ideologi liberalisme klasik.
11. Eropa
Sebagai aksi dan reaksi penentangan komunisme, Eropa membuat suatu paham
yang berterminologi politis (termasuk "sosialisme" dan " demokrasi sosial").
Tapi, mereka tidak bisa memilih AS dengan pahamnya tersebut, dikarenakan
pada saat itu Eropa belum begitu mengenal liberalisme yang dianut oleh AS.
Tapi beberapa tahun kemudian barulah Eropa menyadari bahwa liberalisme
yang dianut oleh AS. Hal itu mendorong Eropa ke suatu kebebasan individu
tersendiri yang akhirnya memperbaiki keadaan ekonomi mereka tersendiri.
Liberalisme di Eropa mempunyai suatu tradisi yang kuat. Di negara-negara
Eropa, kaum liberal cenderung menyebut diri mereka sendiri sebagai kaum
liberal, atau sebagai radical centrists yang democratic.
12. Asia
Negara-negara yang menganut paham liberal di Asia antara lain adalah India,
Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand dan Turki. Saat
ini banyak negara-negara di Asia yang mulai berpaham liberal, antara lain
adalah Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
Kepulanan Oceania
Negara yang menganut paham liberal di kepulauan Oceania adalah Australia
dan Selandia Baru.
Afrika
Sistem ekonomi liberal terbilang masih baru di Afrika. Pada dasarnya,
liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di Mesir, Senegal dan
Afrika Selatan. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme sudah dipahami oleh
negara Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire,
Equatorial Guinea, Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik,
Seychelles, Tanzania, Tunisia,