Perspektif liberalisme, merkantilisme, dan strukturalisme dalam ekonomi politik internasional memberikan pandangan berbeda tentang aktor utama, tujuan, sifat sistem internasional, peranan negara, dan resep kebijakan ekonomi. Liberalisme menekankan individu dan pasar bebas, merkantilisme fokus pada kepentingan nasional melalui intervensi negara, sedangkan strukturalisme melihat adanya konflik antar kelas sosial akibat struk
3. Asumsi-asumsi Dasar [1]
-Hakekat manusia: manusia merupakan makhluk yang penuh damai dan
mempunyai kemauan bekerja sama, berkompetisi secara konstruktif, dan
rasional menjamin kebebasan individu
-Peran negara yang kuat dan aktif dapat mengancam kebebasan individu
karenanya campur tangan negara dalam pasar akan merugikan masyarakat
-Kebebasan individu dijamin melalui mekanisme pasar [invisible hand-Adam
Smith; essence of life-Havel]
Asumsi-asumsi Dasar [2]
-Kaum Liberal memandang ketegangan laten antara negara dan pasar
merupakan konflik antara penindasan dan kebebasan, kekuasaan dan hak
individu, dogma otokratik dan logika rasional. Pasar merupakan mekanisme
paling bagus yang memuat nilai- nilai dan sifat-sifat yang diperjuangkan.
-Pasar Bebas mengutamakan inisiatif individu, pemilikan swasta, dan campur
tangan pemerintah yang terbatas
4. Asumsi-asumsi Dasar [3]
- Urusan internasional: negara-bangsa menunjukkan sifat kooperatif, damai
dan konstruktif melalui persaingan secara harmonis. Perilaku negara bangsa =
perilaku individu
- Perdagangan internasional dipandang sebagai kegiatan saling
menguntungkan bukan kompetisi memperebutkan kekayaan dan kekuasaan
secara saling mematikan
- Perdagangan internasional harus dijalankan sebebas mungkin tanpa ada
hambatan dari negara- negara yang terlibat didalamnya
Liberalisme Klasik
- Peran negara adalah menjalankan sedikit urusan yang tidak bisa dikerjakan
sendiri oleh individu pembentukan sistem hukum, jaminan keamanan nasional,
dan membuat uang
- Tokoh: Adam Smith, The Wealth of Nations (1776); David Ricardo,
Principle of Political Economy and Taxation (1817)
5. John Stuart Mill (1805 – 1873)
- Liberalisme merupakan kekuatan perusak pada abad 18 [melemahkan
wewenang kekuasaan negara dan memperkuat kebebasan individu]
- Kemajuan sosial perlu dipahami sebagai “kemajuan moral dan spiritual dan
bukan hanya penumpukan kekayaan”
- Negara perlu melakukan tindakan terbatas dan selektif untuk mengoreksi
kegagalan dan kelemahan pasar
- Negara harus “berlepas tangan” dalam sebagian besar [namun tidak di semua
bidang kehidupan]. Negara perlu campur tangan dalam bidang pendidikan
anak, bantuan untuk orang miskin, dengan asumsi inisiatif individu tidak
memadai untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
6. Keynes (1883-1946)
- Keynesian Political Economy, Keynesian Economics, Liberalisme versi
Keynesian (mendominasi ekonomi politik internasional masa 1960-an –
1970-an)
- Mengkombinasikan pengaruh negara dan pasar, walaupun masih dalam
semangat Adam Smith, gagasan “the invisible hand” hanya diterapkan pada
sejumlah kecil isu dan memberi peluang lebih besar kepada negara, walaupun
tetap terbatas, untuk menerapkan kebijakan yang konstruktif
- Negara dapat menggunakan kekuasaannya untuk memperkuat dan
memperbaiki beroperasinya mekanisme pasar tapi tidak dengan cara
merkantilis yang nasionalis dan agresif maupun cara komunis yang
mengutamakan daya paksa
- Keynes memperjuangkan pasar bebas di berbagai bidang termasuk
perdagangan dan keuangan internasional, tetapi peran positif pemerintah
diyakininya dapat bermanfaat mengatasi persoalan yang tidak bisa ditangani
oleh pasar seperti inflasi dan pengangguran
7. Teori Stabilitas Hegemonik
- Pasar internasional dapat berfungsi optimal ketika tersedia “public goods”
internasional yang dalam penyediaannya membutuhkan biaya yang luar biasa
besar perdagangan bebas, perdamaian dan keamanan, perimbangan kekuatan,
pembayaran internasional yang sehat
- Ketika muncul suatu kekuatan hegemon yang bersedia menanggung “beban”
penyediaan barang-barang publik tersebut, maka ekonomi dunia cenderung
mengalami pertumbuhan tinggi dan kemakmuran karena manfaat dari
perdagangan bebas, keamanan dan perdamian, maupun mata uang yang sehat
merangsang perkembangan pasar di mana-mana.
- Belanda negara hegemon abad 18, Inggris negara hegemon abad 19, dan AS
negara hegemon masa pasca Perang Dunia II
8. Kebangkitan Kembali Liberalisme Klasik
- Friedrich von Hayek (1899 – 1992) sosialisme dan pengaruh negara yang
semakin meningkat merupakan ancaman fundamental terhadap kebebasan
individual
- Milton Friedman (1912 - …) kontrol pemerintah selalu menimbulkan
ketimpangan dan inefisiensi karenanya intervensi negara dalam kehidupan privat
harus diminimalisir. Kebebasan politik berkaitan erat dengan kebebasan
ekonomi, dan yang paling mampu menjamin keduanya adalah pasar bebas dan
bukan tindakan negara.
Neo-Konservativisme/Neo-Liberal
(1980-an - …)
- Praktisi: PM Inggris Margaret Thatcher dan Presiden AS Ronald Reagan
- Mengadopsi ide-ide Adam Smith, Hayek, Friedman
- Kebijakan-kebijakan dirancang untuk mengurangi kontrol negara atas kegiatan
sektor swasta dalam bentuk deregulasi dan privatisasi badan usaha milik negara
10. Memahami Merkantilisme 1
- Pemahaman sempit kebijakan negara untuk meningkatkan ekspor dan
membatasi impor, sehingga tercipta surplus perdagangan yang penting bagi
penciptaan kekayaan & kekuasaan
- Pemahaman luas:
(1) periode sejarah tertentu
(2) perspektif filosofis
(3) kebijakan negara
Memahami Merkantilisme 2
- Periode sejarah [abad 16 – 18, masa kejayaan Merkantilis]: Dicirikan
dengan persaingan antara negara-negara Eropa untuk menimbun kekayaan,
melindungi
industri nasional, menciptakan surplus perdagangan, dan kolonisasi
- Perspektif filosofis Menggambarkan peran negara dalam proses ekonomi
[Alexander Hamilton proteksi; Friederich List kemampuan berproduksi]
11. Memahami Merkantilisme 3
Kebijakan
- Menggambarkan upaya berbagai pemerintah dalam arena EPI kontemporer
untuk membantu industri nasional mereka dalam memperoleh keunggulan
komparatif.
- Untuk mengakumulasi dan mempertahankan kekayaan dan kekuasaan
mereka, negara terdorong untuk melakukan intervensi dan mempengaruhi
perkembangan dalam ekonomi domestik maupun ekonomi internasional [Neo-
merkantilis]
Kebangkitan Neo-merkantilisme
- Merefleksikan kebijakan ekonomi politik yang nasionalis yang diadopsi
berbagai negara pasca Perang Dunia II untuk melindungi diri dari
perkembangan ekonomi politik internasional yang tidak menentu
- Karakteristik: (1) cenderung defensif (2) menggurangi penggunaan instrumen
proteksionis tradisional seperti hambatan tarif melainkan melalui pemberian
subsidi dan perlindungan terhadap industri nasional (strategic trade policy)
12. Benign Vs. malevolent mercantilist (Gilpin)
- Malevolent mercantilist: kebijakan ekonomi proteksionis yang ekspansif
melalui penguasaan wilayah lain dan perang. Dipraktekkan oleh Nazi Jerman,
Jepang sebelum Perang Dunia II
- Benign mercantilist (neo-mercantilism): kebijakan ekonomi proteksionis
yang defensif. Tujuannya untuk melindungi diri dari ancaman dari luar.
Dipraktekkan oleh Jepang pasca Perang Dunia II.
14. Memahami Strukturalis
- Bersumber dari ajaran-ajaran Karl Marx dan Fredrich Engels.
- Marx memusatkan perhatian pada struktur produksi yang inheren dalam
kapitalisme didalamnya terdapat dinamika yang menghasilkan kelas-kelas
sosial pergulatan antar kelas melahirkan krisis
- Inti argumen strukturalisme adalah bahwa struktur ekonomi berpengaruh
besar terhadap distribusi kekayaan dan kekuasaan.
- Lembaga-lembaga yang berkaitan dengan kapitalisme global dengan
sendirinya mengistimewakan posisi negara-negara dominan, sehingga
menciptakan suatu jaringan dependensi yang, dalam beberapa hal,
menghidupkan kembali hubungan kolonial antara negara penjajah dengan
tanah jajahannya di abad 19 lalu
Perkembangan Strukturalisme
(1) Dependensia yang menggambarkan ketergantungan NSB terhadap NIM
(2) Teori sistem dunia modern yang menjelaskan prestasi negara-negara
berdasar posisinya dalam “pembagian kerja internasional” yang berlaku
15. Teori Dependensia
- Inti teori dependensia adalah struktur ekonomi politik global
memperbudak NSB di “Selatan” dengan cara membuat mereka tergantung
pada negara-negara inti kapitalis di “Utara”
- Beberapa varian dalam teori dependensia :
(1) Theotonio Dos Santos ekonomi negara-negara tertentu ditentukan oleh
perkembangan dan ekspansi ekonomi negara lain tempat mereka
menggantungkan diri
(2) Andre Gunder Frank “the development of underdevelopment”
(3) Raul Prebisch memakai lembaga internasional untuk merombak struktur
ekonomi internasional demi mengangkat nasib NSB
16. Teori Sistem Dunia Modern
- Bersumber dari pemikiran Immanuel Wallerstein
- Sistem dunia modern dicirikan oleh:
(1) suatu mekanisme pembagian kerja yang tunggal dimana masing-masing
negara saling-tergantung pada pertukaran ekonomi
(2) penjualan produk dan barang demi memperoleh keuntungan
(3) pembagian dunia ke dalam tiga wilayah fungsional atau unit sosio-
ekonomi (inti, periferi, semi-periferi) yang sesuai dengan peran yang
dimainkan oleh negara dari masing- masing wilayah itu di dalam ekonomi
internasional
17. LIBERAL MERKANTILIS STRUKTURALIS
Aktor Utama Individi/Perusahaan Negara- Bangsa Kelas Sosial
Tujuan Maksimalisasi
kesejahteraan global
Maksimalisasi
kepentingan nasional
Maksimalisasi
kepentingan kelas
Sifat Sistem
Internasional
Harmonis, menguntungkan
semua yang terlibat
Konfliktual, hanya
menguntungkan yang
kuat
Konfliktual, hanya
menguntungkan yang
kuat
Peranan Negara Sekunder,menjamin
prasarana pendukung
pasar
Primer,
memperjuangkan
kepentingan nasional
Primer,
memperjuangkan
kepentingan kelas
Resep
Kebijakan
Efisiensi ekonomi,
memanfaatkan SDA yang
tersedia dalam sistem
internasional,jaringan
intervensi pasar
Bangsa yang lemah
harus intervensi
pasar untuk
melindungi ekonomi
domestik dari
dominasi asing
Bangsa yang lemah
harus menghindarkan
diri dari kaitan sistem
kapitalis
internasional, tekanan
strategi “ autarchy”
Tokoh Adam Smith, David
Ricardo, Keynes, John
Stuart Mill
Alexander Hamilton,
Robert Gilpin,
Friederich List
Karl Marx, Wllerstein,
Theotonio dos
santos, Andre gunder
frank, Raul prebisch.