Dokumen tersebut membahas tentang konstruksi sosial realitas melalui diskursus media massa. Teori konstruktivisme sosial menyatakan bahwa realitas sosial dibentuk secara kolektif melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi oleh individu. Media massa memainkan peran penting dalam membentuk konstruksi realitas dan citra sosial melalui proses penyiapan, sebaran, dan konfirmasi pesan. Nilai-nilai acuan
2. DISKURSUS REALITAS SOSIAL
• Teori dalam paradigma defenisi sosial
berpandangan bahwa manusia adalah aktor
yang kreatif dari realitas sosialnya. Dalam arti
tindakan manusia tidak sepenuhnya
ditentukan oleh norma-norma, kebiasaan-
kebiasaan, nilai-nilai dsb yang kesemuanya
tercakup dalam fakta sosial yaitu tindakan
yang menggambarkan struktur dan pranata
sosial.
3. • Paradigma defenisi sosial lebih tertarik terhadap
apa yang ada dalam pemikiran manusia tentang
proses sosial, terutama para pengikut interaksi
simbolis. Dalam proses sosial, individu manusia
dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang
relatif bebas di dalam dunia sosialnya.
• Dalam paradigma konstruktivis, realitas
merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh
individu
• Individu bukanlah manusia korban fakta
sosial, namun mesin produksi sekaligus
reproduksi yang kreatif dan mengkonstruksi
dunia sosialnya.
4. • MAX WEBER melihat realitas sosial sebagai
perilaku sosial yang memiliki makna
subyektif, karena itu perilaku memiliki tujuan dan
motivasi.
• Pandangan realitas sosial itu di bantah oleh
pandangan toeri konflik dari KARL
MARX, sebagaimana pandangannya bahwa
kehidupan sosial budaya ditentukan dari
pertentangan antara dua kelas yang terlibat
dalam proses produksi, yaitu kaum industriawan
yang mengontrol alat-alat reproduksi dan kaum
proletariat yang diandaikan hanya berhak
melahirkan keturaunan.
5. • Pada kenyataannya realitas sosial tidak berdiri
sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalam
maupun di luar realitas tersebut.
• Realitas itu memiliki makna, manakala realitas
sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara
subjektif oleh individu lain sehingga
memantapkan realitas itu secara objektif.
• Individu mengkonstruksi realitas sosial, dan
merekonstruksikannya dalam dunia
realitas, meantapkan realitas itu berdasarkan
subjektifitas individu lain dalam instritusi
sosialnya.
6. KONSTRUKSI SOSIAL SEBAGAI ILMU DAN
FILSAFAT
• Istilah konstruksi sosial atas realitas menjadi
terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger
dan Thomas Luckmann. Ia menggambarkan
proses sosial melalui tindakan dan
interaksinya, yang mana individu menciptakan
secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki
dan dialami bersama secara subjektif.
• Asal mula konstruksi sosial dari filsafat
konstruktivisme.
7. • Ada 3 macam konstruksivisme;
1. Konstruktivisme radikal, hanya dapat mengakui
apa yang dibentuk oleh pikiran manusia, dia
mengesampingkan hubungan antara pengetahuan
dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran.
Pengetahuan bagi mereka adalah sebuah realitas
yang dibentuk oleh pengalaman seseorang.
2. Konstruktivisme realisme hipotetis, pengetahuan
menurut mereka adalah sebuah hipotesis dari
sebuah struktur realitas yang mendekati realitas
dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki.
3. Konstruktivisme biasa, mengambil semua
konsekuensi konstruktivisme dan memahami
pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu.
8. – Berger dan Luckmann memulai penjelasan realitas
sosial dengan memisahkan pemahaman “kenyataan”
dan “pengetahuan”. Realitas diartikan sebagai kualitas
yang terdapat dalam realitas-realitas, yang diakui
memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung
kepada kehendak kita sendiri. Sedangkan pengetahuan
didefenisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas
itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik.
– Berger dan Luckmann megatakan bahwa terjadi
dialektika antar individu menciptakan masyarakat dan
masyarakat menciptakan individu. Proses dialektika itu
terjadi melalui eksternalisasi, objektivasi, internalisasi
9. • Frans M Parera menjelaskan tugas pokok sosiologi
pengetahuan adalah menjelaskan dialektika antara
(self) dengan dunia sosiokultural, yaitu eksternalisasi
(penyesuaian diri) dengan dunia sosiokultural
sebagai produk manusia, objekktivasi yaitu interaksi
sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang
dilembagakan atau mengalami proses
institusionalisasi, sedangkan internalisasi yaitu
proses yang mana individu mengidentifikasikan
dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau
organisasi sosial tempat individu menjadi
anggotanya.
10. KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA; KRITIK
TERHADAP BERGER DAN LUCKMANN
• Tahap konstruksi sosial media massa
– Ketika masyarakat semakin modern, teori dan pendekatan
konstruksi sosia atas realitas Berger dan Luckmann
memiliki kemandulan atau dengan kata laintak mampu
menjawab perubahan zaman, karena masyarakat transisi
modern Amerika telah habis dan berubah menjadi
masyarakat modern dan postmodern, dengan demikian
hubungan-hubungan sosial antara individu dengan
kelompoknya, pimpinan dengan kelompoknya, orang tua
dengan anggota keluarganya menjadi sekunder-rasional.
Hubungan-hubungan sosial primer dan semi sekunder
hampir tak ada lagi dalam kehidupan masyarakat modern
dan postmdodern.
11. Proses Konstruksi Sosial Media Massa
Proses sosial simultan
M Realitas
Eksternalisasi
E terkonstruksi
•Lebih sepat
D
•Lebih luas
I •Sebaran merata
A •Objektif •Membentuk opini
Objektivasi •Subjektif massa
•intersubjektif •Massa cenderung
M
terkonstruksi
A
•Opini massa
S cenderung apriori
S •Opini massa
Internalisasi
A cenderung sinis
Source Message Channel Receiver Effeck
12. a. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi
b. Tahap Sebaran Konstruksi
c. Pembentukan Konstruksi Realitas
– Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
– Pembentukan Konstruksi Citra
d. Tahap Konfirmasi
13. a. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi
– Menyiapkan materi konstruksi sosial media
massa adalah tugas redaksi media massa, tugas
itu didistribusikan kepada desk editor yang ada
disetiap media massa.
– Ada dua hal penting dalam menyiapkan materi
konstruksi sosial yaitu:
• Keberpihakan media massa kepada
kapitalisme, ideologinya adalah membuat media laku
di masyarakat
• Keberpihakan semu kepada masyarakat. Bentuknya
adalah empati, simpati dan partisipasi kepada
masyarakat yang ujung-ujungnya “menjual berita”
• Keberpihakan kepada kepentingan umum
14. • Tahap Sebaran Konstruksi
– Sebaran konstruksi sosial media massa
menggunakan model satu arah, dimana media
menyodorkan informasi sementara konsumen
media tidak memiliki pilihan.
– Sebaran wilayah berdasarkan segementasi
15. • Pembentukan Konstruksi Realitas
– Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas
• Konstruksi realitas pembenaran, bentuk konstruksi
media massa yang terbangun di masyarakat yang
cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di
media massa
• Kesediaan dikonstruksi oleh media massa, ketika orang
memilih menjadi pembaca atau pemirsa berarti rela
dikonstruksi oleh media massa
• Menjadikan konsumsi media massa sebagai pilihan
konsumtif, dimana orang secara habit tergantung
kepada media massa.
16. – Tahap Pembentukan Konstruksi Citra
• Konstruksi citra yang dibangun oleh media massa
terbentuk dalam dua model, yaitu:
– Model good news; objek pemberitaan cenderung diberitakan
dengan citra baik
– Model bad news, objek pemberitaan cenderung diberitakan
dengan citra buruk.
• Tahap Konfirmasi
– Tahapan ketika media massa maupun pembaca
dan pemirsa memberi argumentasi dan
akuntabilitas terhadap pilihananya.
17. • Realitas Media; Realitas Masyarakat yang
Berkembang
– Kisah-kisah dalam film dsb adalah sebuah hasil
konstruksi dari teknologi media yang mampu
membangun sebuah realitas kehidupan, seakan-
akan memang benar terjadi. Seakan realitas itu
benar ada dalam kehidupan disekeliling
kita, bahkan seakan kita hidup bersama mereka.
18. Realitas Sosial Bentukan Media Massa; Iklan
Televisi
• Pada beberapa iklan yang menonjol dalam
pencitraan, diperoleh beberapa kategorisasi
penggunaan pencitraan dalam iklan televisi
sbb:
– Pertama, Citra Perempuan yaitu citra pigura, citra
pilar, citra pinggan dan citra pergaulan
– Kedua, Citra Maskulin, maskulin digambarkan otot
laki-laki
19. • Ketiga, Citra Kemewahan dan eksklusif
• keempat, Citra Kelas Sosial
• Kelima, Citra Kenikmatan
• Keenam, Citra Manfaat
• Kerujuh, Citra Persahabatan
• Kedelapan, Citra Seksisme dan seksualitas
20. Bahasa sebagai Realitas Sosial Iklan
• Iklan televisi menggunakan kedua pesan
(verbal dan visual) untuk mengkonstruksi
makna dan pencitraannya
21. Sumber Nilai Acuan Konstruksi Sosial
Media Massa
• Umumnya nilai yang dikonstruksi oleh media
massa adalah nilai yang bersumber dari
redaktur dan para desk media massa.
• Nilai-nilai lain yang menjadi acuan konstruksi
media massa adalah perubahan sosial yang
terjadi dalam masyarakat.