SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
 Kata konstitusi berasal dari bahasa Perancis “ 
constitur” yang berarti membentuk, dalam bahasa 
Belanda istilah konstitusi dikenal dengan istilah 
Gronwet (UUD), dalam Bahasa Jerman, istilah 
konstitusi dikenal dengan istilah Grundgesetz (UUD) 
 Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi dimaksudkan 
sebagai pembentukan suatu negara atau menyusun dan 
menyatakan suatu negara. 
 Konstitusi juga bisa berarti peraturan dasar mengenai 
suatu pembentukan negara
 Di Indonesia Konstitusi diartikan 
a.Chairul Anwar (konstitusi = fundamental laws tentang 
pemerintahan suatu negara dan nilai-nilai 
fundanmentalitasnya. 
b.Sri Soemantri (Konstitusi = suatu naskah yang 
memuat suatu bengunan negara dan sendi-sendi 
sistem pemerintahan negara 
 Konstitusi memuat aturan-aturan pokok mengenai 
sendi-sendi yang diperlukan untuk berdirinya suatu 
negara
1. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian 
masyarakat (kontrak sosial) untuk membina negara 
dan pemerintahan yang mengatur mereka. 
2. konstitusi sebagai piagam penjamin Hak Azazi 
Manusia dan warga negara sekaligus penentuan batas-batas 
hak dan kewajiban warga negara dan alat-alat 
pemerintahannya, 
3. Konstitusi sebagai kerangka bangunan pemerintahan
1. Memberikan batasan sekaligus pengawasan terhadap 
kekuasaan politik 
2. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri 
3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para 
penguasa dalam menjalankan kekuasaan
 TERTULIS DAN TIDAK TERTULIS 
 Flexible DAN Rigid. 
 tergantung atas 3 hal yaitu : 
◦ Mudah atau tidak mudah di rubah 
◦ Mudah atau tidak menyesuaikan diri dengan 
perkembangan masyarakat. 
◦ Tergantung pada kekuatan yang nyata yang 
ada dalam masyarakat.
1. Mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi 
kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga 
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. 
Dengan demikian, diharapkan hak-hak warga 
negara akan lebih terlindungi 
2. Menjadi barometer kehidupan berbangsa dan 
bernegara, serta memberikan arahan dan pedoman 
bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan 
suatu negara.
1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau 
2. Tingkatan tertinggi perkembangan ketatanegaraan 
bangsa 
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak 
diwujudkan baik untuk waktu sekarang maupun untuk 
waktu yang akan datang 
4. Suatu keinginan dimana perkembangan kehidupan 
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin
 Hukum Dasar dibedakan: 
Hukum Dasar 
(Konstitusi) 
Tertulis Tidak Tertulis
 Biasanya disebut UUD 
 Pada umumnya lebih kuat/mengikat daripada HD 
tidak tertulis. 
 Merupakan bagian dari konstitusi 
 Merupakan sumber dan dasar bagi norma hukum 
di bawahnya
 Disebut konvensi ketatanegaraan 
 Sifat Konvensi: 
a. Kebiasaan yg berulangkali dlm praktek 
penyelenggaraan negara 
b. Tidak bertentangan dg UUD 
c. Diterima oleh seluruh rakyat 
d. Sebagai pelengkap UUD untuk mengisi kekosongan 
hukum
 Perubahan konstitusi dengan model Renewal 
merupakan perubahan konstitusi secara keseluruhan, 
sehingga yang diberlakukan adalah konstitusi yang baru 
secara keseluruhan (mis, Belanda, Jerman, Perancis 
menganut model ini) 
 Perubahan Konstitusi model Amandement adalah 
apabila suatu konstitusi diubah (diamandemen), maka 
konstitusi yang asli tetap berlaku. Dengan kata lain, 
hasil amandemen tersebut merupakan bagian atau 
lampiran yang menyertai konstitusi awal (Amerika 
Serikat menganut model ini)
Pasal 37 UUD 1945 menyebutkan: 
a. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada 
jumlah anggota MPR harus hadir 
b. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 
jumlah anggota yang hadir 
Pasal 37 tersebut mengandung 3 (tiga) norma Yaitu: 
1. Bahwa wewenang untuk mengubah UUD 1945 ada pada MPR 
sebagai lembaga Negara yang berfungsi sebagai penetapan UUD 
2. Bahwa untuk mengubah UUD, quorum yang harus dipenuhi 
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR 
3. Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila 
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota MPR yang 
hadir. 
Introduction of Political Science 14
Perubahan dengan Model Renewal tidak mungkin 
dilakukan karena akan mengubah konsensus 
politik tertinggi, terutama karena akan terdapat 
pembukaan, sehingga mengubah pembukaan 
berarti membubarkan Negara Indonesia yang 
diproklamirkan 17 Agustus 1945; jadi, yang 
mungkin adalah dengan model Amandement 
seperti yang dilakukan di USA
1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949) 
2. Konstitusi RIS ( 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950) 
3. UUD Sementara RI 1950 ( 17 Agustus 1950 – 5 Juli 
1959) 
4. UUD 1945 ( 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999) 
5. UUD 1945 dan Perubahan I ( 19 Oktober 1999 – 18 
Agustus 2000) 
6. UUD 1945 dan Perubahan I dan II ( 18 Agustus 2000 – 9 
November 2001) 
7. UUD 1945 dan Perubahan I, II dan III ( 9 November 
2001 – 10 Agustus 2002 ) 
8. UUD 1945 dan Perubahan I, II, III dan IV ( 10 Agustus 
2002)
 UU No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi 
Pasal 10 menyebutkan: 
(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada 
tingkat pertama dan terakhir yang Putusannya 
bersifat final untuk : 
 menguji undang-undang terhadap Undang-Undang 
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 
 memutus sengketa kewenangan lembaga negara 
yang kewenangannya diberikan oleh Undang- 
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 
1945; 
 memutus pembubaran partai politik; dan 
 memutus perselisihan tentang hasil pemilihan 
umum.
(2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan 
atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil 
Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum 
berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, 
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau 
perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi 
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden 
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 
Posisi MK dalam sistem ketatanegaraan adalah sejajar dengan 
posisi lembaga negara lain seperti presiden, DPR, MPR, dan 
BPK
 Fungsi dan posisi MK telah ditentukan dalam Pasal 24C UUD Negara 
RI Tahun 1945 yang isi lengkapnya sebagai berikut: Pasal 24 C 
(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat 
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk 
menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, 
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang 
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus 
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang 
hasil pemilihan umum. 
(2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas 
pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan 
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut 
Undang-Undang Dasar. (Perubahan Ketiga)
PENDAHULUAN 
PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 
1945 
Tuntutan Reformasi 
Antara lain: 
• Amandemen UUD 1945 
• Penghapusan doktrin Dwi 
Fungsi ABRI 
• Penegakan hukum, HAM, 
dan pemberantasan KKN 
• Otonomi Daerah 
• Kebebasan Pers 
• Mewujudkan kehidupan 
demokrasi 
Sebelum 
Perubahan 
• Pembukaan 
• Batang Tubuh 
- 16 bab 
- 37 pasal 
- 49 ayat 
- 4 pasal Aturan Peralihan 
- 2 ayat Aturan Tambahan 
• Penjelasan 
Latar Belakang 
Perubahan 
• Kekuasaan tertinggi di tangan 
MPR 
• Kekuasaan yang sangat 
besar pada Presiden 
• Pasal-pasal yang terlalu 
“luwes” sehingga dapat 
menimbulkan multitafsir 
• Kewenangan pada Presiden 
untuk mengatur hal-hal 
penting dengan undang-undang 
• Rumusan UUD 1945 tentang 
semangat penyelenggara 
negara belum cukup 
didukung ketentuan konstitusi 
Tujuan Perubahan 
Menyempurnakan aturan 
dasar, mengenai: 
• Tatanan negara 
• Kedaulatan Rakyat 
• HAM 
• Pembagian kekuasaan 
• Kesejahteraan Sosial 
• Eksistensi negara 
demokrasi dan negara 
hukum 
• Hal-hal lain sesuai dengan 
perkembangan aspirasi 
dan kebutuhan bangsa 
Dasar Yuridis 
• Pasal 3 UUD 1945 
• Pasal 37 UUD 1945 
• TAP MPR No.IX/MPR/1999 
• TAP MPR No.IX/MPR/2000 
• TAP MPR No.XI/MPR/2001 
Kesepakatan Dasar 
• Tidak mengubah 
Pembukaan UUD 1945 
• Tetap mempertahankan 
Negara Kesatuan Republik 
Indonesia 
• Mempertegas sistem 
presidensiil 
• Penjelasan UUD 1945 yang 
memuat hal-hal normatif 
akan dimasukan ke dalam 
pasal-pasal 
• Perubahan dilakukan dengan 
cara “adendum” 
Sidang MPR 
• Sidang Umum MPR 1999 
Tanggal 14-21 Okt 1999 
• Sidang Tahunan MPR 2000 
Tanggal 7-18 Agt 2000 
• Sidang Tahunan MPR 2001 
Tanggal 1-9 Nov 2001 
• Sidang Tahunan MPR 2002 
Tanggal 1-11 Agt 2002 
Hasil Perubahan 
• Pembukaan 
• Pasal-pasal: 
- 21 bab 
- 73 pasal 
- 170 ayat 
- 3 pasal Aturan Peralihan 
- 2 pasal Aturan Tambahan 
1
PENDAHULUAN 
NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 
1945 
Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 
1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan 
diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 
1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 
oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam 
Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959) 
Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara 
Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 
1999) 
Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik 
Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000) 
Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik 
Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001) 
Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara 
Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR 
Tahun 2002) 
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 
Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang 
Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan 
Kompilasi Tanpa Ada Opini) 
2
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA 
TAHUN 1945 
PEMBUKAAN 
(Preambule) 
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab 
itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai 
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. 
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada 
saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia 
ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, 
berdaulat, adil dan makmur. 
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh 
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat 
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. 
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia 
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian 
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan 
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk 
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat 
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan 
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat 
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan 
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 
3
BAB I. BENTUK DAN KEDAULATAN 
Negara Indonesia ialah Negara 
Kesatuan, yang berbentuk 
Republik 
[Pasal 1 (1)] 
Negara Indonesia 
adalah negara 
hukum 
[Pasal 1 (3)***] 
Kedaulatan berada di 
tangan rakyat dan 
dilaksanakan 
menurut Undang- 
Undang Dasar 
[Pasal 1 (2)***] 
4
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN 
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 
BPK Presiden MA MK 
kementerian 
negara badan-badan lain 
dewan 
pertimbangan 
TNI/POLRI 
yang fungsinya 
berkaitan dengan 
kekuasaan 
kehakiman 
KY 
UUD 1945 
kpu bank 
sentral 
DPR MPR DPD 
PUSAT 
Lingkungan 
Peradilan Agama 
Lingkungan 
Peradilan Militer 
Lingkungan 
Peradilan TUN 
DAERAH 
Lingkungan 
Peradilan Umum 
Perwakilan 
BPK Provinsi 
Pemerintahan Daerah 
Provinsi 
Gubernur DPRD 
Pemerintahan Daerah 
Kabupaten/Kota 
Bupati/ DPRD 
Walikota 
5
Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut 
UUD 
MA MK 
Pasal 24 (1)*** 
Kekuasaan kehakiman 
merupakan kekuasaan 
yang merdeka untuk 
menyelenggarakan 
peradilan guna menegakkan 
hukum dan keadilan 
Presiden 
Pasal 4 (1) 
Memegang 
kekuasaan 
pemerintahan 
DPR 
Pasal 20 (1)* 
Memegang 
kekuasaan 
membentuk UU 
6
BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN 
RAKYAT 
MPR 
Pasal 2 (1)**** 
Wewenang 
 Mengubah dan menetapkan Undang-Undang 
Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ]; 
 Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden 
[Pasal 3 ayat (2)***/**** ]; 
 Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil 
Presiden dalam masa jabatannya menurut 
Undang-Undang Dasar 
[Pasal 3 ayat (3)***/****]; 
 Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang 
diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi 
kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***]; 
 Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua 
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden 
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan 
partai politik yang pasangan calon Presiden dan 
Wakil Presidennya meraih suara terbanyak 
pertama dan kedua dalam pemilihan umum 
sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, 
jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, 
berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat 
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya 
secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****]. 
ANGGOTA 
DPR 
dipilih 
melalui 
pemilu 
ANGGOTA 
DPD 
dipilih 
melalui 
pemilu 
7
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 
Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil 
Presiden 
Presiden/ 
Wakil 
Presiden 
Calon Presiden dan calon 
Wakil Presiden harus seorang 
warga negara Indonesia sejak 
kelahirannya dan tidak pernah 
menerima kewarganegaraan 
lain karena kehendaknya 
sendiri, tidak pernah 
mengkhianati negara, serta 
mampu secara rohani dan 
jasmani untuk melaksanakan 
tugas dan kewajiban sebagai 
Presiden dan Wakil Presiden. 
[Pasal 6 (1)***] 
Antara lain tentang: 
Wewenang, Kewajiban, dan 
Hak 
8 
Presiden dan Wakil Presiden 
dipilih dalam satu pasangan 
secara langsung oleh rakyat 
[Pasal 6A (1)***] 
Presiden dan Wakil Presiden 
memegang jabatan selama 
lima tahun, dan sesudahnya 
dapat dipilih kembali dalam 
jabatan yang sama, hanya 
untuk satu kali masa jabatan. 
(Pasal 7 *) 
 memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)]; 
 berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*]; 
 menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*]; 
 memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*]; 
 memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10); 
 menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****]; 
 membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***]; 
 menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12); 
 mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*]; 
 menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*]; 
 memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*]; 
 memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*]; 
 memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*; 
 membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****; 
 pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*]; 
 pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*]; 
 hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)]; 
 pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***]; 
 peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***]; 
 penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***]; 
 pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***]; 
 pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
Pemilu 
mendapatkan suara >50% 
jumlah suara dalam pemilu 
dengan sedikitnya 20% di 
setiap provinsi yang 
tersebar di lebih dari 1/2 
jumlah provinsi 
[Pasal 6A (3)***] 
Presiden 
dan 
Wapres 
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 
Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu 
pasangan secara langsung oleh rakyat 
[Pasal 6A (1)***] 
diusulkan partai politik atau gabungan partai 
politik peserta pemilu sebelum pemilu 
[Pasal 6A (2) ***] 
9 
Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih 
[Pasal 6A (4)****] 
pasangan calon yang 
memperoleh suara terbanyak 
pertama dalam pemilu 
pasangan calon yang 
memperoleh suara terbanyak 
kedua dalam pemilu 
Pemilu 
pasangan yang 
memperoleh 
suara 
terbanyak
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 
Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden 
MPR 
Pendapat DPR bahwa Presiden 
dan/atau Wakil Presiden telah 
melakukan pelanggaran hukum 
ataupun telah tidak lagi memenuhi 
syarat 
[Pasal 7B (2)***] 
Pengajuan permintaan DPR 
kepada MK hanya dapat 
dilakukan dengan dukungan 
sekurang-kurangnya 2/3 dari 
jumlah anggota yang hadir 
dalam sidang paripurna yang 
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 
2/3 dari jumlah 
anggota 
[Pasal 7B (3)***] 
MK 
DPR 
10 
Presiden 
dan/atau Wakil 
Presiden terus 
menjabat 
usul DPR 
tidak diterima 
wajib memeriksa, mengadili, 
dan memutus paling lama 90 
hari setelah permintaan 
diterima 
[Pasal 7B (4)***] 
wajib menyelenggarakan 
sidang untuk memutuskan usul 
DPR paling lambat 30 hari 
sejak usul diterima 
[Pasal 7B (6)***] 
Keputusan diambil dalam 
sidang paripurna, dihadiri 
sekurang-kurangnya 3/4 
jumlah anggota, disetujui 
sekurang-kurangnya 2/3 
jumlah yang hadir, setelah 
Presiden dan/atau wakil 
presiden diberi kesempatan 
menyampaikan penjelasan 
[Pasal 7B (7)***] 
DPR 
menyelenggarakan 
sidang paripurna 
untuk meneruskan 
usul pemberhentian 
kepada MPR 
[Pasal 7B (5)***] 
usul DPR 
diterima 
Presiden 
dan/atau Wakil 
Presiden 
diberhentikan 
terbukt 
i 
tidak 
terbukti
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 
Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden 
[Pasal 8 (2)***] 
MPR 
selambat-lambatnya 
dalam waktu 60 hari 
menyelenggarakan 
sidang MPR untuk 
memilih Wapres 
Wapres 
terpilih 
mengajukan 
dua calon 
Wapres Presiden 
11
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya Berhalangan 
Tetap Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****] 
Presiden 
dan 
Wapres 
MPR 
selambat-lambatnya 
dalam waktu 30 hari 
menyelenggarakan 
sidang MPR untuk 
memilih 
12 
parpol atau gabungan 
parpol yang pasangan 
calon Presiden dan 
Wapresnya meraih 
suara terbanyak 
pertama dalam pemilu 
sebelumnya 
mengusulkan 
pasangan 
calon 
Presiden dan 
Wapres 
parpol atau gabungan 
parpol yang pasangan 
calon Presiden dan 
Wapresnya meraih 
suara terbanyak 
kedua dalam pemilu 
sebelumnya 
mengusulkan 
pasangan 
calon 
Presiden dan 
Wapres
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 
DPR Presiden MA 
menyatakan perang, membuat perdamaian 
dan perjanjian dengan negara lain dan 
internasional lainnya 
[Pasal 11 (1)**** dan (2)***] 
menyatakan keadaan bahaya 
(Pasal 12) 
mengangkat dan menerima Duta 
[Pasal 13 (2)* dan (3)*] 
memberi grasi dan rehabilitasi 
[Pasal 14 (1)*] 
memberi amnesti dan abolisi 
[Pasal 14 (2)*] 
memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain 
tanda kehormatan yang diatur dengan 
undang-undang 
(Pasal 15 *) 
dengan 
persetujuan 
dengan 
pertimbangan 
dengan 
pertimbangan 
dengan 
pertimbangan 
13
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA 
Kementerian Negara dan Dewan Pertimbangan 
Presiden 
dibantu 
menteri-menteri negara 
[Pasal 17 (1)] 
yang diangkat dan 
diberhentikan oleh Presiden 
[Pasal 17 (2)*] 
membidangi urusan tertentu 
dalam pemerintahan 
[Pasal 17 (3)*] 
membentuk suatu 
dewan pertimbangan 
yang bertugas 
memberikan nasihat 
dan pertimbangan 
kepada Presiden 
(Pasal 16) **** 
Pembentukan, 
pengubahan, dan 
pembubaran 
kementerian negara 
diatur dalam 
undang-undang 
[Pasal 17 (4) ***] 
14
BAB VI. PEMERINTAHAN 
DAERAH 
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi 
atas daerah-daerah provinsi dan daerah 
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, 
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota 
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang 
diatur dengan undang-undang 
[Pasal 18 (1)**] 
PEMERINTAHAN DAERAH 
KEPALA 
PEMERINTAH 
DAERAH 
DPRD 
mengatur dan mengurus sendiri urusan 
pemerintahan menurut asas otonomi 
dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**] 
menjalankan otonomi seluas-luasnya, 
kecuali urusan pemerintahan yang oleh 
UU ditentukan sebagai urusan 
Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **] 
berhak menetapkan peraturan daerah 
dan peraturan-peraturan lain untuk 
melaksanakan otonomi dan 
tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**] 
anggota 
DPRD dipilih 
melalui 
pemilu 
[Pasal 18 (3) **] 
Gubernur, 
Bupati, 
Walikota 
dipilih secara 
demokratis 
[Pasal 18 (4)**] 
15
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah 
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan 
daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan 
kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan 
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah 
[Pasal 18 A (1)**] 
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya 
alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan 
pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras 
berdasarkan undang-undang 
[Pasal 18 A (2)**] 
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan 
daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur 
dengan undang-undang 
[Pasal 18 B (1)**] 
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat 
hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup 
dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara 
Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang 
[Pasal 18 B (2)**] 
16
DPR 
memegang 
kekuasaan 
membentuk UU 
[Pasal 20 (1)*] 
Fungsi, Wewenang, dan Hak 
Antara lain tentang: 
 memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan 
fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ; 
 mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak 
menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ; 
 pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau 
Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ; 
 persetujuan dalam menyatakan perang, membuat 
perdamaian dan perjanjian 
[Pasal 11 (1) dan (2)****] ; 
 pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam 
pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ; 
 pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam 
menerima penempatan duta negara lain 
[Pasal 13 (3)*] ; 
 pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam 
pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] ; 
 persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ; 
 pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang 
diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ; 
 pemilihan anggota BPK dengan memperhatikan 
pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ; 
 persetujuan calon hakim agung yang diusulkan oleh KY 
[Pasal 24A (3)***] ; 
 persetujuan pengangkatan dan pemberhentian anggota 
KY [Pasal 24B (3)***] ; 
 pengajuan tiga orang calon anggota hakim konstitusi 
[Pasal 24C (3)***] ; 
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN 
RAKYAT 
anggota DPR 
dipilih melalui 
pemilihan umum 
[Pasal 19 (1)**] 
anggota DPR 
dapat 
diberhentikan 
dari jabatannya, 
yang syarat-syarat 
dan tata 
caranya 
diatur dalam 
undang-undang 
(Pasal 22B**) 
17
Dalam hal RUU 
tidak disahkan 
dalam waktu 30 
hari, RUU 
tersebut sah 
menjadi UU dan 
wajib 
diundangkan 
mendapat 
persetujuan bersama 
DPR [Pasal 20 (5)**] 
memegang 
kekuasaan 
membentuk UU 
[Pasal 20 (1)*] 
Anggota berhak 
mengajukan usul 
RUU 
(Pasal 21*) 
mengesahkan UU 
[Pasal 20 (4)*] 
tidak boleh 
diajukan lagi 
dalam 
persidangan 
masa itu 
[Pasal 20 (3)*] 
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 
Pembentukan Undang-Undang 
Presiden 
berhak 
mengajukan 
RUU 
[Pasal 5 (1)*] 
tidak mendapat 
persetujuan bersama 
18 
RUU dibahas 
oleh DPR dan 
Presiden 
untuk 
mendapat 
persetujuan 
bersama 
[Pasal 20 (2)*]
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 
Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD 
Dalam hal RUU 
tidak disahkan 
dalam waktu 
30 hari, RUU 
tersebut sah 
menjadi UU 
DPR 
dan wajib 
diundangkan 
[Pasal 20 (5)**] memegang 
kekuasaan 
membentuk 
mengesahkan 
UU 
UU 
[Pasal 20 (1)*] 
[Pasal 20 (4)*] 
Anggota 
berhak 
mengajukan 
usul RUU 
(Pasal 21*) 
tidak boleh 
diajukan lagi 
dalam 
persidangan 
masa itu 
[Pasal 20 (3)*] 
mendapat 
persetujuan bersama 
Presiden 
berhak 
mengajukan 
RUU 
[Pasal 5 (1)*] 
RUU dibahas 
oleh DPR dan 
Presiden 
untuk 
mendapat 
persetujuan 
bersama 
[Pasal 20 (2)*] 
tidak mendapat 
persetujuan bersama 
19 
DPD 
dapat 
mengajukan 
RUU yang 
sesuai dengan 
kewenangannya 
[Pasal 22D (1)***] 
ikut membahas 
dan memberikan 
pertimbangan 
atas RUU yang 
sesuai dengan 
kewenangannya 
[Pasal 22D (2)***]
• Pendidikan 
dapat 
mengajukan 
ikut 
membahas 
memberi 
pertimbangan 
dapat 
melakukan 
pengawasan 
● ●●● 
● ● ● 
● ● 
● 
● ● 
●● 
● ● 
● ● 
● ● 
● ● 
● 
● 
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN 
DAERAH 
Kewenangan DPD 
KEWENANGAN DPD 
I. RUU yang berkaitan 
dengan: 
• Otonomi daerah 
• Hubungan pusat dan daerah 
• Pembentukan dan 
pemekaran serta 
• pPeenngggealobluanagna snu mdabeerra dhaya 
alam dan sumber daya 
ekonomi lainnya 
• Perimbangan keuangan 
pusat dan daerah 
• RAPBN 
• Pajak 
• Agama 
II. Pemilihan anggota BPK 
20
Presiden 
harus dicabut 
[Pasal 22 (3)] 
Dalam hal ihwal 
kegentingan yang 
memaksa, berhak 
menetapkan 
Perpu 
[Pasal 22 (1)] 
Perpu itu 
harus 
mendapat 
persetujuan 
DPR 
[Pasal 22 (2)] 
menjadi UU 
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 
Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu) 
setuju 
tidak 
setuju 
21 
DPR
BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN 
DAERAH 
22 
DPD 
Anggota DPD dipilih dari 
setiap provinsi melalui pemilu [Pasal 
22C (1)***] 
Anggota DPD dari setiap provinsi 
jumlahnya sama dan jumlah seluruh 
anggota DPD itu tidak lebih 1/3 
jumlah 
anggota DPR 
[Pasal 22C (2)***] 
Anggota DPD dapat 
diberhentikan dari 
jabatannya, yang 
syarat-syarat dan tata 
caranya diatur dalam 
undang-undang 
[Pasal 22D (4)***]
BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM 23 
PEMILIHAN UMUM 
“luber jurdil” setiap lima tahun 
kpu 
Perseoranga 
Partai Politik n 
Parpol/ 
Gabungan 
Parpol 
Presiden dan 
Wapres 
anggota 
DPR 
anggota 
DPD 
anggota 
DPRD
TIDAK 
YA 
mengajukan 
[Pasal 23 (2)***] 
RAPBN 
Presiden DPR 
perset ujuan 
DPD 
Pemerintah 
menjalankan 
APBN 
tahun lalu 
[Pasal 23 (3)***] 
Pemerintah 
menjalankan 
APBN 
memberi 
pertimbangan 
[Pasal 23 (2)***] 
BAB VIII. HAL 
KEUANGAN 
Penyusunan APBN 
membahas 
bersama 
[Pasal 23 (2)***] 
RAPBN 
24
BAB VIII. HAL KEUANGAN 
Pajak, Pungutan Lain, Macam dan Harga Mata Uang, dan Hal-Hal Lain 
Mengenai Keuangan Negara 
Hal-hal lain 
mengenai keuangan 
negara 
(Pasal 23C***) 
Macam dan harga 
mata uang 
(Pasal 23B****) 
Pajak dan pungutan lain yang 
bersifat memaksa untuk keperluan 
negara 
(Pasal 23A***) 
25 
diatur dengan 
Undang- 
Undang 
diatur dengan ditetapkan dengan
BAB VIII. HAL KEUANGAN 
bank sentral 
Susunan Kedudukan Kewenangan Tanggungjawab Independensi 
diatur dengan undang-undang 
26 
bank sentral 
Pasal 23D ****
BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 
Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang 
Untuk memeriksa pengelolaan 
dan tanggung jawab keuangan 
negara diadakan satu Badan 
Pemeriksa Keuangan yang 
bebas dan mandiri 
[Pasal 23E (1)***] 
BPK berkedudukan di ibu kota 
negara, dan memiliki 
perwakilan di setiap provinsi 
[Pasal 23G (1)***] 
Hasil pemeriksaan tersebut 
ditindaklanjuti oleh lembaga 
perwakilan dan/atau badan 
sesuai dengan undang-undang 
[Pasal 23E (3)***] 
27 
BPK 
Hasil 
pemeriksaan 
keuangan negara 
diserahkan 
kepada DPR, 
DPD, dan DPRD, 
sesuai dengan 
kewenangannya 
[Pasal 23E (2)***] 
Anggota BPK 
dipilih oleh DPR 
dengan 
memperhatikan 
pertimbangan DPD 
dan diresmikan 
oleh Presiden 
[Pasal 23F (1)***]
BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 
Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***] 
DPR 
Presiden 
pertimbangan 
memilih 
calon diresmikan 
28 
DPD 
calon 
Anggota 
BPK 
anggot 
a BPK 
terpilih
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 
Mahkamah Agung 
MA 
Pasal 24A *** 
Umum 
Agama 
Militer 
TUN 
29 
Hakim agung harus 
memiliki integritas 
dan kepribadian yang 
tidak tercela, adil, 
profesional, dan 
berpengalaman di 
bidang hukum 
[Pasal 24A (2)***] 
Calon hakim agung 
diusulkan oleh 
Komisi Yudisial 
kepada DPR untuk 
mendapat 
persetujuan dan 
ditetapkan sebagai 
hakim agung oleh 
Presiden 
[Pasal 24A (3)***] 
Kewajiban dan Wewenang 
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan 
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, 
dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh 
undang-undang [Pasal 24A (1)***]; 
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]; 
3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan 
rehabilitasi [Pasal 14 (1)*].
KY DPR calon yang 
Preside 
disetujui n 
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 
Rekruitmen Hakim Agung [Pasal 24A (3)***] 
hakim 
agung 
30 
calon yang 
diusulkan
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 
Komisi Yudisial 
Wewenang 
1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***]; 
2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan 
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta 
perilaku hakim [Pasal 24B (1)***]. 
31 
KY 
Pasal 24B *** 
Anggota Komisi 
Yudisial harus 
mempunyai 
pengetahuan dan 
pengalaman di 
bidang hukum serta 
memiliki integritas 
dan kepribadian yang 
tidak tercela 
[Pasal 24B (2)***] 
Anggota Komisi 
Yudisial diangkat dan 
diberhentikan oleh 
Presiden dengan 
persetujuan DPR 
[Pasal 24B (3)***]
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 
Mahkamah Konstitusi 
MK 
32 
Hakim konstitusi 
harus memiliki integritas 
dan kepribadian yang 
tidak tercela, adil, 
negarawan yang 
menguasai konstitusi dan 
ketatanegaraan, serta tidak 
merangkap sebagai pejabat 
negara 
[Pasal 24C (5)***] 
mempunyai 
sembilan orang anggota 
hakim konstitusi yang 
ditetapkan oleh Presiden, 
yang diajukan masing-masing 
tiga orang oleh MA, 
tiga orang oleh DPR dan 
tiga orang oleh Presiden 
[Pasal 24C (3)***] 
Wewenang dan Kewajiban 
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang 
putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap 
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara 
yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus 
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil 
pemilihan umum [Pasal 24C (1)***]; 
wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat 
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden 
menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].
9 (sembilan) 
orang anggota 
hakim konstitusi 
MA DPR 
mengajukan 
3 (tiga) orang 
hakim 
konstitusi 
menetapkan 
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN 
Rekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***] 
mengajukan 
3 (tiga) orang 
hakim 
konstitusi 
mengajukan 
3 (tiga) orang 
hakim 
konstitusi 
33 
Presiden
BAB IXA. WILAYAH NEGARA 
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara 
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas 
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang 
(Pasal 25A) ** 
BATAS 
ZEE 
34 
BATAS 
WILAYAH
BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK 
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan 
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu 
dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)] 
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak 
bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)] 
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya 
pembelaan negara [Pasal 27 (3)**] 
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan 
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28) 
35 
WARGA 
NEGARA 
DAN 
PENDUDUK 
warga negara 
ialah orang-orang 
bangsa Indonesia 
asli dan orang-orang 
bangsa lain 
yang disahkan 
dengan undang-undang 
sebagai 
warga negara 
[Pasal 26 (1)] 
Penduduk ialah 
warga negara 
Indonesia dan 
orang asing yang 
bertempat tinggal 
di Indonesia 
[Pasal 26 (2)**]
BAB XA. HAK ASASI MANUSIA 
HAK 
ASASI 
MANUSIA 
membentuk keluarga dan 
melanjutkan keturunan, hak anak atas 
kelangsungan hidup, tumbuh, dan 
berkembang serta perlindungan dari 
kekerasan dan diskriminasi 
(Pasal 28B) ** 
mengembangkan diri, 
mendapat pendidikan, memperoleh 
manfaat dari IPTEK, seni dan 
budaya, memajukan diri secara 
kolektif 
(Pasal 28C) ** 
kebebasan memeluk agama, 
meyakini kepercayaan, memilih 
kewarganegaraan, memilih tempat 
tinggal, kebebasan berserikat, 
berkumpul dan berpendapat 
(Pasal 28E) ** 
berkomunikasi, 
memperoleh, mencari, 
memiliki, menyimpan, 
mengolah dan 
menyampaikan informasi, 
(Pasal 28F) ** 
pengakuan yang sama di 
hadapan hukum, hak untuk 
bekerja dan kesempatan yg sama 
dalam pemerintahan, berhak atas 
status kewarganegaraan 
(Pasal 28D) ** 
berkewajiban menghargai hak 
orang dan pihak lain serta 
tunduk kepada pembatasan 
yang ditetapkan UU 
(Pasal 28J) ** 
perlindungan, pemajuan, 
penegakan, dan pemenuhan 
HAM adalah tanggung jawab 
negara, terutama pemerintah 
(Pasal 28I) ** 
hidup sejahtera lahir dan 
batin, memperoleh pelayanan 
kesehatan, mendapat kemudahan 
dan perlakuan khusus untuk 
memperoleh kesempatan dan 
manfaat guna mencapai 
persamaan dan keadilan 
(Pasal 28H) ** 
untuk hidup serta 
mempertahankan hidup 
dan kehidupan 
(Pasal 28A) ** 
perlindungan diri pribadi, 
keluarga, kehormatan, martabat, 
harta benda, dan rasa aman serta 
untuk bebas dari penyiksaan 
(Pasal 28G) ** 
36
BAB XI. AGAMA 
A G A M A 
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha 
Esa 
[Pasal 29 (1)] 
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap 
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing 
dan untuk beribadat menurut 
agamanya dan kepercayaannya itu 
[Pasal 29 (2)] 
37
BAB XII. PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA 
POLRI 
sebagai alat negara 
yang menjaga 
keamanan dan 
ketertiban 
masyarakat bertugas 
melindungi, 
mengayomi, melayani 
masyarakat, serta 
menegakkan hukum 
[Pasal 30 (4)**] 
TNI (AD, AL, AU) 
sebagai alat negara 
bertugas 
mempertahankan, 
melindungi, dan 
memelihara keutuhan 
dan kedaulatan 
negara 
[Pasal 30 (3)**] 
Susunan dan kedudukan TNI, POLRI, 
hubungan kewenangan TNI dan POLRI, 
syarat-syarat keikutsertaan warga negara 
dalam usaha pertahanan dan keamanan 
negara, serta hal-hal yang terkait dengan 
pertahanan dan keamanan 
diatur dengan undang-undang 
[Pasal 30 (5)**] 
Usaha pertahanan dan 
keamanan negara 
dilaksanakan melalui 
sishankamrata oleh 
TNI dan POLRI 
sebagai kekuatan 
utama, dan rakyat 
sebagai kekuatan 
pendukung 
[Pasal 30 (2)**] 
Tiap-tiap warga 
negara berhak dan 
wajib ikut serta dalam 
usaha pertahanan dan 
keamanan negara 
[Pasal 30 (1)**] 
38 
Pertahanan dan 
Keamanan Negara
BAB XIII. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 39 
Pemerintah mengusahakan dan 
menyelenggarakan satu sistem pendidikan 
nasional, yang meningkatkan keimanan dan 
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka 
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur 
dengan 
undang-undang [Pasal 31 (3)****] 
PENDIDIKAN 
DAN 
KEBUDAYAA 
N 
Negara memprioritaskan anggaran 
pendidikan sekurang-kurangnya 
20% dari APBN dan APBD untuk 
memenuhi kebutuhan 
penyelenggaraan pendidikan 
nasional [Pasal 31 (4)****] 
Pemerintah memajukan ilmu 
pengetahuan dan teknologi dengan 
menjunjung tinggi nilai-nilai agama 
dan persatuan bangsa untuk 
kemajuan peradaban serta 
kesejahteraan umat manusia 
[Pasal 31 (5)****] 
Negara menghormati dan memelihara 
bahasa daerah sebagai kekayaan 
budaya nasional 
[Pasal 32 (2)****] 
Setiap warga negara 
wajib mengikuti 
pendidikan dasar dan 
pemerintah wajib 
membiayainya 
[Pasal 31 (2)****] 
Setiap warga 
negara berhak 
mendapatkan 
pendidikan 
[Pasal 31 (1)****] 
Negara memajukan kebudayaan 
nasional Indonesia di tengah 
peradaban dunia dengan menjamin 
kebebasan masyarakat dalam 
memelihara dan mengembangkan 
nilai-nilai budayanya 
[Pasal 32 (1)****]
BAB XIV. PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN 
SOSIAL 
Cabang-cabang produksi yang 
penting bagi negara dan 
menguasai hajat hidup orang 
banyak dikuasai oleh negara 
[Pasal 33 (2)] 
PEREKONOMIAN 
NASIONAL 
DAN 
KESEJAHTERAAN 
SOSIAL 
disusun sebagai usaha bersama 
berdasar atas asas kekeluargaan 
[Pasal 33 (1)] 
Bumi dan air dan kekayaan alam 
yang terkandung di dalamnya 
dikuasai oleh negara dan 
dipergunakan untuk sebesar-besar 
kemakmuran rakyat 
[Pasal 33 (3)] 
40 
diselenggarakan berdasar atas 
demokrasi ekonomi dengan prinsip 
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, 
berkelanjutan, berwawasan 
lingkungan, kemandirian, serta 
dengan menjaga keseimbangan 
kemajuan dan kesatuan ekonomi 
nasional [Pasal 33 (4)****] 
Fakir miskin dan anak-anak 
yang terlantar dipelihara 
oleh negara 
[Pasal 34 (1)****] 
Negara mengembangkan sistem jaminan 
sosial bagi seluruh rakyat dan 
memberdayakan masyarakat yang lemah 
dan tidak mampu sesuai dengan martabat 
kemanusiaan 
[Pasal 34 (2)****] 
Negara bertanggung jawab 
atas penyediaan fasilitas 
pelayanan kesehatan dan 
fasilitas pelayanan umum 
yang layak 
[Pasal 34 (3)****]
BAB XV. BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU 
KEBANGSAAN 
ATRIBUT KENEGARAAN 
 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih 
(Pasal 35) 
 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36) 
 Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan 
semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) ** 
 Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B) 
** 
41
diajukan secara tertulis dan 
ditunjukkan dengan jelas 
bagian yang diusulkan 
untuk diubah beserta 
alasannya 
[Pasal 37 (2)****] 
MPR 
BAB XVI. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG 
DASAR 
Perubahan Pasal-Pasal 
Khusus mengenai 
bentuk Negara Kesatuan 
Republik Indonesia tidak 
dapat dilakukan 
perubahan 
[Pasal 37 (5)****] 
sidang MPR dihadiri 
oleh sekurang-kurangnya 
2/3 dari 
jumlah anggota MPR 
[Pasal 37 (3)****] 
Putusan dilakukan 
dengan persetujuan 
sekurang-kurangnya 
50% + 1 anggota dari 
seluruh anggota MPR 
[Pasal 37 (4)****] 
Usul perubahan diajukan 
oleh sekurang-kurangnya 
1/3 dari jumlah 
anggota MPR 
[Pasal 37 (1)****] 
42
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 
NEGARA KESATUAN REPUBLIK 
INDONESIA 
Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik 
[Pasal 1 (1)] 
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan 
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, 
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan 
undang-undang. 
[ Pasal 18 (1)**] 
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat 
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan 
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, 
yang diatur dalam undang-undang 
[Pasal 18B (2)**] 
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang 
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan 
dengan undang-undang. 
(Pasal 25A**) 
Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat 
dilakukan perubahan. 
[Pasal 37 (5)****] 
43 
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang 
bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang 
[Pasal 18B (1)**]
ATURAN PERALIHAN 
ATURAN PERALIHAN 
Pasal I 
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih 
tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut 
Undang-Undang Dasar ini ****) 
Pasal II 
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi 
sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang 
Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang- 
Undang Dasar ini ****) 
Pasal III 
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 
Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya 
dilakukan oleh Mahkamah Agung ****) 
44
ATURAN TAMBAHAN 
ATURAN TAMBAHAN 
Pasal I 
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan 
peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan 
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan 
Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan 
pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 
****) 
Pasal II 
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar 
ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 
Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal 
****) 
45

More Related Content

What's hot

Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusibyunbella
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikWandi Suhardi
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaRoy Pangkey
 
Perbandingan Negara Jepang dengan Negara Amerika
Perbandingan Negara Jepang dengan  Negara AmerikaPerbandingan Negara Jepang dengan  Negara Amerika
Perbandingan Negara Jepang dengan Negara AmerikaSiti Sahati
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`HIMA KS FISIP UNPAD
 
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organisNasria Ika
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Sistem kepartaian indonesia
Sistem kepartaian indonesiaSistem kepartaian indonesia
Sistem kepartaian indonesiaelsafatmawati
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi NegaraMuslimin B. Putra
 
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaKelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaEddy Mahendra
 
Sejarah konstitusi indonesia
Sejarah konstitusi indonesiaSejarah konstitusi indonesia
Sejarah konstitusi indonesiaocirtsa
 
Perbandingan Administrasi Negara Antara Negara China Dan Indonesia
Perbandingan Administrasi Negara  Antara Negara China Dan Indonesia Perbandingan Administrasi Negara  Antara Negara China Dan Indonesia
Perbandingan Administrasi Negara Antara Negara China Dan Indonesia Siti Sahati
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasinurul khaiva
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanAdhi Panjie Gumilang
 
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamanatal kristiono
 

What's hot (20)

Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
 
Mahkamah agung
Mahkamah agungMahkamah agung
Mahkamah agung
 
Perbandingan Negara Jepang dengan Negara Amerika
Perbandingan Negara Jepang dengan  Negara AmerikaPerbandingan Negara Jepang dengan  Negara Amerika
Perbandingan Negara Jepang dengan Negara Amerika
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organissistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
sistem pemilu mekanis dan sistem pemilu organis
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Sistem kepartaian indonesia
Sistem kepartaian indonesiaSistem kepartaian indonesia
Sistem kepartaian indonesia
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaKelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
 
Sejarah konstitusi indonesia
Sejarah konstitusi indonesiaSejarah konstitusi indonesia
Sejarah konstitusi indonesia
 
Perbandingan Administrasi Negara Antara Negara China Dan Indonesia
Perbandingan Administrasi Negara  Antara Negara China Dan Indonesia Perbandingan Administrasi Negara  Antara Negara China Dan Indonesia
Perbandingan Administrasi Negara Antara Negara China Dan Indonesia
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahanTeori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
Teori bentuk negara dan bentuk pemerintahan
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
 
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lamaPerbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
Perbandingan implementasi otonomi daerah orde lama
 

Similar to UUD1945

KULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptKULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptcheheru
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanNuelnuel11
 
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSIDASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSIAninda Firdaus
 
Konstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukumKonstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukumHamdi Se-Abad
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAar00927
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesiaBetha Taiyou
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptNurulyDybala1
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptNurulyDybala1
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptDKRWarungkondang
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptNurulyDybala1
 
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRIFungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRIVebrianusNatun
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptTatank Rahman
 
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptxBellaDwiLestari2
 
10. KONSTITUSI.pptx
10. KONSTITUSI.pptx10. KONSTITUSI.pptx
10. KONSTITUSI.pptxDMumtazah
 
FUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahen
FUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahenFUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahen
FUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahenssuser986f381
 
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxKonstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxMichelleAngely
 
04. konstitusi-negara-indonesia
04. konstitusi-negara-indonesia04. konstitusi-negara-indonesia
04. konstitusi-negara-indonesiamuhammad haikel
 
= Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2== Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2=Amir Sabri
 

Similar to UUD1945 (20)

KULIAH 15.ppt
KULIAH 15.pptKULIAH 15.ppt
KULIAH 15.ppt
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
 
(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt
 
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSIDASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI
 
Konstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukumKonstitusi negara-dan-negara-hukum
Konstitusi negara-dan-negara-hukum
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan  kesatuan republik indonesiaKonstitusi negara dan  kesatuan republik indonesia
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesia
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
 
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRIFungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
Fungsi UUD 1945 padat dalam bingkai NKRI
 
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.pptFUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
FUNGSI_UUD_1945_suhardjo.ppt
 
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
10. SOAL UUD NRI tahun 1945 dan Pembukaan.pptx
 
10. KONSTITUSI.pptx
10. KONSTITUSI.pptx10. KONSTITUSI.pptx
10. KONSTITUSI.pptx
 
FUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahen
FUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahenFUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahen
FUNGSI UUD 1945.ppt. ppkn aksadnh jadahen
 
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptxKonstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
Konstitusi dan Konstitusi Indonesia_PPT KWN Kel. 4.pptx
 
04. konstitusi-negara-indonesia
04. konstitusi-negara-indonesia04. konstitusi-negara-indonesia
04. konstitusi-negara-indonesia
 
Bab 7 konstitusi
Bab 7 konstitusiBab 7 konstitusi
Bab 7 konstitusi
 
= Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2== Kuliah htn 2=
= Kuliah htn 2=
 

More from University of Andalas (20)

Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori KomunikasiTradisi Tradisi Teori Komunikasi
Tradisi Tradisi Teori Komunikasi
 
Teori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku KomunikasiTeori Teori Pelaku Komunikasi
Teori Teori Pelaku Komunikasi
 
Positivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs FenomenologisPositivistik vs Fenomenologis
Positivistik vs Fenomenologis
 
Tradisi Sosiopsikologis
Tradisi SosiopsikologisTradisi Sosiopsikologis
Tradisi Sosiopsikologis
 
Teori tentang Hubungan
Teori  tentang HubunganTeori  tentang Hubungan
Teori tentang Hubungan
 
Pesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori KomunikasiPesan - Teori Komunikasi
Pesan - Teori Komunikasi
 
Komunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori IlmiahKomunikasi dan Teori Ilmiah
Komunikasi dan Teori Ilmiah
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Filsafat Komunikasi
Filsafat KomunikasiFilsafat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
 
Partai Politik
Partai PolitikPartai Politik
Partai Politik
 
Konsep Politik
Konsep PolitikKonsep Politik
Konsep Politik
 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
 
Kelompok Kepentingan
Kelompok KepentinganKelompok Kepentingan
Kelompok Kepentingan
 
Industrialisasi Media
Industrialisasi MediaIndustrialisasi Media
Industrialisasi Media
 
Fins Membela Kebebasan
Fins Membela KebebasanFins Membela Kebebasan
Fins Membela Kebebasan
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan KekuasaanKonsep Masyarakat dan Kekuasaan
Konsep Masyarakat dan Kekuasaan
 
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan IndonesiaBahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
Bahan Kegagalan Tak Terduga Kepemimpinan Indonesia
 
Bahan 1
Bahan 1Bahan 1
Bahan 1
 
Teknik presentasi dan negosiasi 4
Teknik presentasi dan negosiasi 4Teknik presentasi dan negosiasi 4
Teknik presentasi dan negosiasi 4
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

UUD1945

  • 1.
  • 2.  Kata konstitusi berasal dari bahasa Perancis “ constitur” yang berarti membentuk, dalam bahasa Belanda istilah konstitusi dikenal dengan istilah Gronwet (UUD), dalam Bahasa Jerman, istilah konstitusi dikenal dengan istilah Grundgesetz (UUD)  Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi dimaksudkan sebagai pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara.  Konstitusi juga bisa berarti peraturan dasar mengenai suatu pembentukan negara
  • 3.  Di Indonesia Konstitusi diartikan a.Chairul Anwar (konstitusi = fundamental laws tentang pemerintahan suatu negara dan nilai-nilai fundanmentalitasnya. b.Sri Soemantri (Konstitusi = suatu naskah yang memuat suatu bengunan negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara  Konstitusi memuat aturan-aturan pokok mengenai sendi-sendi yang diperlukan untuk berdirinya suatu negara
  • 4.
  • 5. 1. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial) untuk membina negara dan pemerintahan yang mengatur mereka. 2. konstitusi sebagai piagam penjamin Hak Azazi Manusia dan warga negara sekaligus penentuan batas-batas hak dan kewajiban warga negara dan alat-alat pemerintahannya, 3. Konstitusi sebagai kerangka bangunan pemerintahan
  • 6. 1. Memberikan batasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik 2. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri 3. Memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaan
  • 7.  TERTULIS DAN TIDAK TERTULIS  Flexible DAN Rigid.  tergantung atas 3 hal yaitu : ◦ Mudah atau tidak mudah di rubah ◦ Mudah atau tidak menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat. ◦ Tergantung pada kekuatan yang nyata yang ada dalam masyarakat.
  • 8. 1. Mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi 2. Menjadi barometer kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memberikan arahan dan pedoman bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu negara.
  • 9. 1. Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu lampau 2. Tingkatan tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa 3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk waktu sekarang maupun untuk waktu yang akan datang 4. Suatu keinginan dimana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin
  • 10.  Hukum Dasar dibedakan: Hukum Dasar (Konstitusi) Tertulis Tidak Tertulis
  • 11.  Biasanya disebut UUD  Pada umumnya lebih kuat/mengikat daripada HD tidak tertulis.  Merupakan bagian dari konstitusi  Merupakan sumber dan dasar bagi norma hukum di bawahnya
  • 12.  Disebut konvensi ketatanegaraan  Sifat Konvensi: a. Kebiasaan yg berulangkali dlm praktek penyelenggaraan negara b. Tidak bertentangan dg UUD c. Diterima oleh seluruh rakyat d. Sebagai pelengkap UUD untuk mengisi kekosongan hukum
  • 13.  Perubahan konstitusi dengan model Renewal merupakan perubahan konstitusi secara keseluruhan, sehingga yang diberlakukan adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan (mis, Belanda, Jerman, Perancis menganut model ini)  Perubahan Konstitusi model Amandement adalah apabila suatu konstitusi diubah (diamandemen), maka konstitusi yang asli tetap berlaku. Dengan kata lain, hasil amandemen tersebut merupakan bagian atau lampiran yang menyertai konstitusi awal (Amerika Serikat menganut model ini)
  • 14. Pasal 37 UUD 1945 menyebutkan: a. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota MPR harus hadir b. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota yang hadir Pasal 37 tersebut mengandung 3 (tiga) norma Yaitu: 1. Bahwa wewenang untuk mengubah UUD 1945 ada pada MPR sebagai lembaga Negara yang berfungsi sebagai penetapan UUD 2. Bahwa untuk mengubah UUD, quorum yang harus dipenuhi sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR 3. Bahwa putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota MPR yang hadir. Introduction of Political Science 14
  • 15. Perubahan dengan Model Renewal tidak mungkin dilakukan karena akan mengubah konsensus politik tertinggi, terutama karena akan terdapat pembukaan, sehingga mengubah pembukaan berarti membubarkan Negara Indonesia yang diproklamirkan 17 Agustus 1945; jadi, yang mungkin adalah dengan model Amandement seperti yang dilakukan di USA
  • 16. 1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949) 2. Konstitusi RIS ( 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950) 3. UUD Sementara RI 1950 ( 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959) 4. UUD 1945 ( 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999) 5. UUD 1945 dan Perubahan I ( 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000) 6. UUD 1945 dan Perubahan I dan II ( 18 Agustus 2000 – 9 November 2001) 7. UUD 1945 dan Perubahan I, II dan III ( 9 November 2001 – 10 Agustus 2002 ) 8. UUD 1945 dan Perubahan I, II, III dan IV ( 10 Agustus 2002)
  • 17.  UU No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi Pasal 10 menyebutkan: (1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang Putusannya bersifat final untuk :  menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;  memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;  memutus pembubaran partai politik; dan  memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
  • 18. (2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Posisi MK dalam sistem ketatanegaraan adalah sejajar dengan posisi lembaga negara lain seperti presiden, DPR, MPR, dan BPK
  • 19.  Fungsi dan posisi MK telah ditentukan dalam Pasal 24C UUD Negara RI Tahun 1945 yang isi lengkapnya sebagai berikut: Pasal 24 C (1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. (2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar. (Perubahan Ketiga)
  • 20.
  • 21. PENDAHULUAN PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Tuntutan Reformasi Antara lain: • Amandemen UUD 1945 • Penghapusan doktrin Dwi Fungsi ABRI • Penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN • Otonomi Daerah • Kebebasan Pers • Mewujudkan kehidupan demokrasi Sebelum Perubahan • Pembukaan • Batang Tubuh - 16 bab - 37 pasal - 49 ayat - 4 pasal Aturan Peralihan - 2 ayat Aturan Tambahan • Penjelasan Latar Belakang Perubahan • Kekuasaan tertinggi di tangan MPR • Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden • Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir • Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang • Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi Tujuan Perubahan Menyempurnakan aturan dasar, mengenai: • Tatanan negara • Kedaulatan Rakyat • HAM • Pembagian kekuasaan • Kesejahteraan Sosial • Eksistensi negara demokrasi dan negara hukum • Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa Dasar Yuridis • Pasal 3 UUD 1945 • Pasal 37 UUD 1945 • TAP MPR No.IX/MPR/1999 • TAP MPR No.IX/MPR/2000 • TAP MPR No.XI/MPR/2001 Kesepakatan Dasar • Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 • Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia • Mempertegas sistem presidensiil • Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukan ke dalam pasal-pasal • Perubahan dilakukan dengan cara “adendum” Sidang MPR • Sidang Umum MPR 1999 Tanggal 14-21 Okt 1999 • Sidang Tahunan MPR 2000 Tanggal 7-18 Agt 2000 • Sidang Tahunan MPR 2001 Tanggal 1-9 Nov 2001 • Sidang Tahunan MPR 2002 Tanggal 1-11 Agt 2002 Hasil Perubahan • Pembukaan • Pasal-pasal: - 21 bab - 73 pasal - 170 ayat - 3 pasal Aturan Peralihan - 2 pasal Aturan Tambahan 1
  • 22. PENDAHULUAN NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959) Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999) Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000) Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001) Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini) 2
  • 23. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN (Preambule) Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3
  • 24. BAB I. BENTUK DAN KEDAULATAN Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik [Pasal 1 (1)] Negara Indonesia adalah negara hukum [Pasal 1 (3)***] Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang- Undang Dasar [Pasal 1 (2)***] 4
  • 25. LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 BPK Presiden MA MK kementerian negara badan-badan lain dewan pertimbangan TNI/POLRI yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman KY UUD 1945 kpu bank sentral DPR MPR DPD PUSAT Lingkungan Peradilan Agama Lingkungan Peradilan Militer Lingkungan Peradilan TUN DAERAH Lingkungan Peradilan Umum Perwakilan BPK Provinsi Pemerintahan Daerah Provinsi Gubernur DPRD Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Bupati/ DPRD Walikota 5
  • 26. Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD MA MK Pasal 24 (1)*** Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan Presiden Pasal 4 (1) Memegang kekuasaan pemerintahan DPR Pasal 20 (1)* Memegang kekuasaan membentuk UU 6
  • 27. BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT MPR Pasal 2 (1)**** Wewenang  Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ];  Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 3 ayat (2)***/**** ];  Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (3)***/****];  Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];  Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****]. ANGGOTA DPR dipilih melalui pemilu ANGGOTA DPD dipilih melalui pemilu 7
  • 28. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden Presiden/ Wakil Presiden Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden. [Pasal 6 (1)***] Antara lain tentang: Wewenang, Kewajiban, dan Hak 8 Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)***] Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. (Pasal 7 *)  memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)];  berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];  menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*];  memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*];  memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10);  menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****];  membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***];  menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12);  mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];  menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*];  memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*];  memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*];  memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*;  membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****;  pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*];  pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*];  hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)];  pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];  peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***];  penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***];  pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***];  pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].
  • 29. Pemilu mendapatkan suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 jumlah provinsi [Pasal 6A (3)***] Presiden dan Wapres BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)***] diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelum pemilu [Pasal 6A (2) ***] 9 Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih [Pasal 6A (4)****] pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dalam pemilu pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak kedua dalam pemilu Pemilu pasangan yang memperoleh suara terbanyak
  • 30. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden MPR Pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat [Pasal 7B (2)***] Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota [Pasal 7B (3)***] MK DPR 10 Presiden dan/atau Wakil Presiden terus menjabat usul DPR tidak diterima wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima [Pasal 7B (4)***] wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima [Pasal 7B (6)***] Keputusan diambil dalam sidang paripurna, dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 jumlah anggota, disetujui sekurang-kurangnya 2/3 jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan [Pasal 7B (7)***] DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)***] usul DPR diterima Presiden dan/atau Wakil Presiden diberhentikan terbukt i tidak terbukti
  • 31. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 (2)***] MPR selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari menyelenggarakan sidang MPR untuk memilih Wapres Wapres terpilih mengajukan dua calon Wapres Presiden 11
  • 32. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya Berhalangan Tetap Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****] Presiden dan Wapres MPR selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari menyelenggarakan sidang MPR untuk memilih 12 parpol atau gabungan parpol yang pasangan calon Presiden dan Wapresnya meraih suara terbanyak pertama dalam pemilu sebelumnya mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wapres parpol atau gabungan parpol yang pasangan calon Presiden dan Wapresnya meraih suara terbanyak kedua dalam pemilu sebelumnya mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wapres
  • 33. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA DPR Presiden MA menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dan internasional lainnya [Pasal 11 (1)**** dan (2)***] menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12) mengangkat dan menerima Duta [Pasal 13 (2)* dan (3)*] memberi grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)*] memberi amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang (Pasal 15 *) dengan persetujuan dengan pertimbangan dengan pertimbangan dengan pertimbangan 13
  • 34. BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Kementerian Negara dan Dewan Pertimbangan Presiden dibantu menteri-menteri negara [Pasal 17 (1)] yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden [Pasal 17 (2)*] membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan [Pasal 17 (3)*] membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16) **** Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang [Pasal 17 (4) ***] 14
  • 35. BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 (1)**] PEMERINTAHAN DAERAH KEPALA PEMERINTAH DAERAH DPRD mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**] menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **] berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**] anggota DPRD dipilih melalui pemilu [Pasal 18 (3) **] Gubernur, Bupati, Walikota dipilih secara demokratis [Pasal 18 (4)**] 15
  • 36. BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah [Pasal 18 A (1)**] Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang [Pasal 18 A (2)**] Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 B (1)**] Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang [Pasal 18 B (2)**] 16
  • 37. DPR memegang kekuasaan membentuk UU [Pasal 20 (1)*] Fungsi, Wewenang, dan Hak Antara lain tentang:  memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ;  mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ;  pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;  persetujuan dalam menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian [Pasal 11 (1) dan (2)****] ;  pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ;  pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam menerima penempatan duta negara lain [Pasal 13 (3)*] ;  pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] ;  persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ;  pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ;  pemilihan anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ;  persetujuan calon hakim agung yang diusulkan oleh KY [Pasal 24A (3)***] ;  persetujuan pengangkatan dan pemberhentian anggota KY [Pasal 24B (3)***] ;  pengajuan tiga orang calon anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***] ; BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum [Pasal 19 (1)**] anggota DPR dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang (Pasal 22B**) 17
  • 38. Dalam hal RUU tidak disahkan dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan mendapat persetujuan bersama DPR [Pasal 20 (5)**] memegang kekuasaan membentuk UU [Pasal 20 (1)*] Anggota berhak mengajukan usul RUU (Pasal 21*) mengesahkan UU [Pasal 20 (4)*] tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu [Pasal 20 (3)*] BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Pembentukan Undang-Undang Presiden berhak mengajukan RUU [Pasal 5 (1)*] tidak mendapat persetujuan bersama 18 RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama [Pasal 20 (2)*]
  • 39. BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Pembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD Dalam hal RUU tidak disahkan dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU DPR dan wajib diundangkan [Pasal 20 (5)**] memegang kekuasaan membentuk mengesahkan UU UU [Pasal 20 (1)*] [Pasal 20 (4)*] Anggota berhak mengajukan usul RUU (Pasal 21*) tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu [Pasal 20 (3)*] mendapat persetujuan bersama Presiden berhak mengajukan RUU [Pasal 5 (1)*] RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama [Pasal 20 (2)*] tidak mendapat persetujuan bersama 19 DPD dapat mengajukan RUU yang sesuai dengan kewenangannya [Pasal 22D (1)***] ikut membahas dan memberikan pertimbangan atas RUU yang sesuai dengan kewenangannya [Pasal 22D (2)***]
  • 40. • Pendidikan dapat mengajukan ikut membahas memberi pertimbangan dapat melakukan pengawasan ● ●●● ● ● ● ● ● ● ● ● ●● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH Kewenangan DPD KEWENANGAN DPD I. RUU yang berkaitan dengan: • Otonomi daerah • Hubungan pusat dan daerah • Pembentukan dan pemekaran serta • pPeenngggealobluanagna snu mdabeerra dhaya alam dan sumber daya ekonomi lainnya • Perimbangan keuangan pusat dan daerah • RAPBN • Pajak • Agama II. Pemilihan anggota BPK 20
  • 41. Presiden harus dicabut [Pasal 22 (3)] Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, berhak menetapkan Perpu [Pasal 22 (1)] Perpu itu harus mendapat persetujuan DPR [Pasal 22 (2)] menjadi UU BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu) setuju tidak setuju 21 DPR
  • 42. BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH 22 DPD Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu [Pasal 22C (1)***] Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota DPD itu tidak lebih 1/3 jumlah anggota DPR [Pasal 22C (2)***] Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang [Pasal 22D (4)***]
  • 43. BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM 23 PEMILIHAN UMUM “luber jurdil” setiap lima tahun kpu Perseoranga Partai Politik n Parpol/ Gabungan Parpol Presiden dan Wapres anggota DPR anggota DPD anggota DPRD
  • 44. TIDAK YA mengajukan [Pasal 23 (2)***] RAPBN Presiden DPR perset ujuan DPD Pemerintah menjalankan APBN tahun lalu [Pasal 23 (3)***] Pemerintah menjalankan APBN memberi pertimbangan [Pasal 23 (2)***] BAB VIII. HAL KEUANGAN Penyusunan APBN membahas bersama [Pasal 23 (2)***] RAPBN 24
  • 45. BAB VIII. HAL KEUANGAN Pajak, Pungutan Lain, Macam dan Harga Mata Uang, dan Hal-Hal Lain Mengenai Keuangan Negara Hal-hal lain mengenai keuangan negara (Pasal 23C***) Macam dan harga mata uang (Pasal 23B****) Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara (Pasal 23A***) 25 diatur dengan Undang- Undang diatur dengan ditetapkan dengan
  • 46. BAB VIII. HAL KEUANGAN bank sentral Susunan Kedudukan Kewenangan Tanggungjawab Independensi diatur dengan undang-undang 26 bank sentral Pasal 23D ****
  • 47. BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri [Pasal 23E (1)***] BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi [Pasal 23G (1)***] Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang [Pasal 23E (3)***] 27 BPK Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD, sesuai dengan kewenangannya [Pasal 23E (2)***] Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden [Pasal 23F (1)***]
  • 48. BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***] DPR Presiden pertimbangan memilih calon diresmikan 28 DPD calon Anggota BPK anggot a BPK terpilih
  • 49. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Agung MA Pasal 24A *** Umum Agama Militer TUN 29 Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum [Pasal 24A (2)***] Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden [Pasal 24A (3)***] Kewajiban dan Wewenang 1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)***]; 2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]; 3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi [Pasal 14 (1)*].
  • 50. KY DPR calon yang Preside disetujui n BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN Rekruitmen Hakim Agung [Pasal 24A (3)***] hakim agung 30 calon yang diusulkan
  • 51. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN Komisi Yudisial Wewenang 1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***]; 2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)***]. 31 KY Pasal 24B *** Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela [Pasal 24B (2)***] Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***]
  • 52. BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN Mahkamah Konstitusi MK 32 Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara [Pasal 24C (5)***] mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden [Pasal 24C (3)***] Wewenang dan Kewajiban berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)***]; wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].
  • 53. 9 (sembilan) orang anggota hakim konstitusi MA DPR mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi menetapkan BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN Rekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***] mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi 33 Presiden
  • 54. BAB IXA. WILAYAH NEGARA Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A) ** BATAS ZEE 34 BATAS WILAYAH
  • 55. BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)] Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)] Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara [Pasal 27 (3)**] Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28) 35 WARGA NEGARA DAN PENDUDUK warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara [Pasal 26 (1)] Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia [Pasal 26 (2)**]
  • 56. BAB XA. HAK ASASI MANUSIA HAK ASASI MANUSIA membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan, hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B) ** mengembangkan diri, mendapat pendidikan, memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya, memajukan diri secara kolektif (Pasal 28C) ** kebebasan memeluk agama, meyakini kepercayaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat (Pasal 28E) ** berkomunikasi, memperoleh, mencari, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi, (Pasal 28F) ** pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan kesempatan yg sama dalam pemerintahan, berhak atas status kewarganegaraan (Pasal 28D) ** berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain serta tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan UU (Pasal 28J) ** perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28I) ** hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat guna mencapai persamaan dan keadilan (Pasal 28H) ** untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupan (Pasal 28A) ** perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, harta benda, dan rasa aman serta untuk bebas dari penyiksaan (Pasal 28G) ** 36
  • 57. BAB XI. AGAMA A G A M A Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)] Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)] 37
  • 58. BAB XII. PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA POLRI sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum [Pasal 30 (4)**] TNI (AD, AL, AU) sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara [Pasal 30 (3)**] Susunan dan kedudukan TNI, POLRI, hubungan kewenangan TNI dan POLRI, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang [Pasal 30 (5)**] Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sishankamrata oleh TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung [Pasal 30 (2)**] Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara [Pasal 30 (1)**] 38 Pertahanan dan Keamanan Negara
  • 59. BAB XIII. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 39 Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 31 (3)****] PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAA N Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional [Pasal 31 (4)****] Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia [Pasal 31 (5)****] Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional [Pasal 32 (2)****] Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya [Pasal 31 (2)****] Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan [Pasal 31 (1)****] Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (1)****]
  • 60. BAB XIV. PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara [Pasal 33 (2)] PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan [Pasal 33 (1)] Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat [Pasal 33 (3)] 40 diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional [Pasal 33 (4)****] Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara [Pasal 34 (1)****] Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan [Pasal 34 (2)****] Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak [Pasal 34 (3)****]
  • 61. BAB XV. BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN ATRIBUT KENEGARAAN  Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)  Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)  Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) **  Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B) ** 41
  • 62. diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya [Pasal 37 (2)****] MPR BAB XVI. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR Perubahan Pasal-Pasal Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan [Pasal 37 (5)****] sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 (3)****] Putusan dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh anggota MPR [Pasal 37 (4)****] Usul perubahan diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR [Pasal 37 (1)****] 42
  • 63. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik [Pasal 1 (1)] Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. [ Pasal 18 (1)**] Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang [Pasal 18B (2)**] Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. (Pasal 25A**) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan. [Pasal 37 (5)****] 43 Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18B (1)**]
  • 64. ATURAN PERALIHAN ATURAN PERALIHAN Pasal I Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****) Pasal II Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang- Undang Dasar ini ****) Pasal III Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung ****) 44
  • 65. ATURAN TAMBAHAN ATURAN TAMBAHAN Pasal I Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 ****) Pasal II Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal ****) 45