Kelompok 2 Literasi Media Kelompok 2 Literasi MediaKelompok 2 Literasi Media
1. EXPLORING THE ROOTS OF DIGITAL AND MEDIA
LITERACY THROUGH PERSONAL NARRATIVE
-Menjelajahi Akar dari Literasi Digital dan Media Melalui
Narasi Pribadi-
(Renee Hobbs)
OLEH :
DELI ARDIANA
TERRY S BALQIS
RISKA BAROROH
2. KATA PENGANTAR
• Definisi Literasi Digital dan Media
“Kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan
pesan dalam berbagai bentuk ”
Aspen Media Literacy Leadership Institute 1992 (Aufderheide dan Firestone 1993, 7)
"Literasi media membangun pemahaman tentang peran media dalam masyarakat serta
keterampilan penting dari penyelidikan dan ekspresi diri yang diperlukan untuk warga
negara demokrasi”
(Thoman dan Jolls 2005, 190)
3. AKSI DALAM LITERASI DIGITAL DAN MEDIA
MENURUT HOBBS
1. Membuat pilihan yang bertanggung jawab dan mengakses informasi dengan menemukan dan berbagi materi dan memahami
ide.
2. Menganalisis pesan dengan mengidentifikasi penulis, tujuan, dan sudut pandang dan mengevaluasi kualitas dan kredibilitas
konten.
3. Membuat konten dalam berbagai bentuk, memanfaatkan bahasa, usia, dan suara dan menggunakan alat dan teknologi digital.
4. Merefleksikan perilaku dan perilaku komunikasi sendiri dengan menerapkan tanggung jawab sosial dan prinsip etika.
5. Mengambil tindakan sosial dengan bekerja secara individu dan kolaboratif untuk berbagi Pengetahuan dan memecahkan
masalah dalam keluarga, tempat kerja, dan komunitas.
(Hobbs 2010, vii–viii)
4. ADA 2 PERSPEKTIF MASYARAKATYANG BERTENTANGAN DALAM
MEMANDANG LITERASI DIGITAL DAN MEDIA
Melihat media massa penuh dengan pesan rasis, seksis, dan ho- mophobic dan
representasi terdistorsi dari havior agresif, seksualitas, dan hubungan manusia
Merangkul dan merayakan budaya Internet dan media populer serta menghargai seni
kreativitas remix
5. AKAR SEJARAH LITERASI MEDIA
• Dalam buku ini (karya Renee Hobbs) menjelaskan beberapa ide tentang media,
teknologi, budaya, dan pendidikan menggunakan pengalaman pribadi sebagai
sarana untuk penyelidikan.
• Maka dari itu, secara umum, istilah literasi media itu mengacu pada
pengetahuan, kompetensi, dan praktik sosial yang terlibat dalam penggunaan,
analisis, evaluasi, dan penciptaan media massa, budaya populer, dan media
digital.
6. KESADARAN AKAN BENTUK, KONTEN, DAN
KONTEKS
• Bahasa adalah sistem simbol pertama dan paling penting untuk menyampaikan identitas pribadi dan
sosial. Maka dari itu, seorang pendidik literasi media Inggris, Len Masterman menyampaian
pentingnya apa yang dia sebut "pendidikan kesadaran media" .
• Lance Strate adalah seorang profesor komunikasi di Fordham University dan salah satu pemimpin
dalam komunitas ekologi media, yang merupakan subdisiplin studi media.
• Dia berkata, dengan menunjukkan bagaimana sistem simbol media mencerminkan dan membentuk
alat persepsi, Marshall McLuhan (teori the medium is the massage) membantu kita mengenali
bagaimana film dan televisi berkontribusi pada perubahan dalam masyarakat dan budaya.
7. Sifat Sosial dari Representasi dan Interpretasi
Media – TV, facebook dan media lainnya digunakan oleh khalayak – khalayak
menganggap bahwa ia mempresentasikan dirinya di media - kenyataan dia
mempresentasikan media yang digunakannya – budaya media memiliki agenda
ideologi.
Representasi media muncul tahun 1980 mulai beredar dikalangan pakar media, pakar
budaya,dll. Representasi media tidak bisa disederhanakan, ia melekat pada nilai
manusia itu sendiri. Literasi media berpotensi menjadi alat untuk menginspirasi
perubahan sosial dan politik.
literasi media “sering diposisikan sebagai cara untuk menghentikan proses pengaruh
media melalui kesadaran dan penalaran aktif, fungsi penting dari menginterupsi
makna-makna yang dianggap remeh juga dapat dilihat sebagai sebuah cara
membuka ruang untuk berpikir dan berkomunikasi secara berbeda”.
8. Dialektika Perlindungan dan Pemberdayaan
Ponsel –media baru – rutinitas baru Yang di dukung oleh
Jaringan digital – teknologi Menghasilkan
ide, gagasan dan informasi dihadapan publik
Semua itu tidak bersifat demokratisasi karena banyak misinfromasi dan
manipulasi disana
9. kesenangan menggunakan media sangat besar, akan tetapi kebejatan dan
ketidakmanusiawian di bungkus menjadi hiburan.
Orang-orang mulai menyadari, merespon dan mengkritik media bahwa ada
perubahan pola komunikasi, ekspresi, pengetahuan, informasi semuanya
menghasilkan perubahan Sejarah.
Ketika media baru muncul selalu ada ketengangan, ada yang pro dan
kontra.
10. Wacana Perlindungan Dan Pemberdayaan
Munculnya teori kritis mazhab Frankfurt salah satunya Adorno ia khawatir bahwa
seni akan digantikan oleh media massa.
Herbert mercuse : kapitalisme media memproduksi konsumerisme.
Kellner penggiat literasi media, membantu Masyarakat mengenali bahwa media dan
teknologi adalah bentuk kekuatan yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan.
Literasi media menemukan cara mmembedakan terhadap credible and incredible,
quality and junk, superficial and trite, beautiful and ugly, professional and amatir
11. - Jenkins dan Kelley mendesak para guru untuk menghubungkan membaca
dan menulis dengan “cara berekspresi yang beragam di media” dan bentuk-
bentuk sastra baru, dengan tujuan untuk, merangkul perubahan-perubahan
yang memperdalam dan memperkaya kesadaran manusia dan menolak
perubahan-perubahan yang meremehkan kesadaran manusia.
- Orang-orang seni dan komunikasi harus membantu mengaktifkan
imajinasi masyarakat dalam berpikir kritis dalam arena “sebelum kita dapat
mengubah dunia, kita harus mampu membayangkan seperti apa dunia lain
yang lebih baik” , (Jenkins, Ito, and boyd 2015, 152)
12. Seni dan Interaksi Sosial
Seni dan aktivitas sosial saling terkait dan saling mempengaruhi.
Banyak seniman yang menggunakan karya seni mereka sebagai
alat untuk mengaktifkan perubahan sosial, politik, dan ekonomi.
Karya seni dapat memotivasi orang-orang untuk bertindak dan
menginspirasi perspektif yang berbeda dalam pemikiran tentang
masalah sosial. Aktivis sosial di sisi lain dapat menggunakan karya
seni dalam kampanye mereka untuk membuat pesan mereka lebih
mudah dicerna dan diingat masyarakat.
13. Sebuah contoh adalah film "Man with a Movie
Camera" yang menciptakan pengalaman visual yang
luar biasa bagi penonton sehingga mereka semakin
memahami keragaman kehidupan kota dan
masyarakat.
Film yang kaitannya dengan literasi media, ini menjadi
sebuah pembelajaran yang berguna mengenai
bagaimana media mempengaruhi opini kita, dan
bagaimana kita dapat menggunakan media sebagai
alat untuk menghasilkan perubahan sosial dalam
masyarakat. Seni visual, film, musik, dan teater dapat
menghadirkan pengalaman estetis dan menyentuh
yang bergerak dalam melibatkan masyarakat dalam
proses perubahan sosial.
15. Belajar tentang media melalui pendekatan pembelajaran yang aktif dan melibatkan siswa,
termasuk pembelajaran menulis, diskusi, dan membuat konten media. Literasi media tidak
hanya tentang teknologi, tetapi juga melibatkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konten media dan cara kerja media serta bagaimana bias dan stereotipe dapat
muncul dalam pesan media. Oleh karena itu, literasi media dan pembelajaran tentang
media harus menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan untuk membantu siswa
menjadi konsumen media dan pengguna media yang cerdas dan kritis.
16. Engaging the Head, Heart, Hands, and Spirit
Semangat berarti
mendukung
pengembangan
pemikiran kreatif, etis,
dan moral dalam
memahami media.
Spirit
17. Melalui pendekatan ini, pengajaran literasi media dapat
terintegrasi dengan aktivitas yang bermanfaat, seperti
keterampilan menulis, pertunjukan, dan penggunaan
teknologi media. Pendidikan literasi media yang holistik
seperti ini memiliki potensi untuk mempengaruhi
pemikiran siswa secara positif, membuat siswa menjadi
pengguna media dan konsumen media yang lebih cerdas
dan kritis.
18. Diskusi Bersama
Apakah manusia benar-benar “bebas” dalam menciptakan seni?
Apakah kita benar-benar “aktif” dalam memahami pesan media?
Hanya sekadar mengikuti orang banyak dan mereproduksi atau
menerima ideologi dominan dalam budaya?
Ketika guru mengajarkan literasi media, apakah mereka
memaksakan makna ideologis mereka sendiri kepada siswanya?