2. • Gangguan yg ditandai dg simtom fisik, seakan-
akan mengalami disfungsi dalam tubuhnya tapi
setelah diperiksa tidak ditemukan gangguan fisik
• Gangguan ini diduga terkait dengan faktor
psikologis, seperti misalnya kecemasan yang
berlebihan.
• Bkn mrpkn Malingering
• Bukan mrpkn Gangguan Factitious/Gangguan
Buatan
5. F45.0 GangguanStomatisasi
• Ditandai olh banyaknya keluhan fisik yg mengenai banyk organ
• Gejala tdk dapat dijelaskan scr adekuat brdasarkan pemeriksaan
fisik
• Gangguan bersifat kronis , gangguan fungsi sosial dan
pekerjaan dan perilaku mencari bantuan kedokteran yg
berlebihan
• Baisanya pd pasien pendidikan rendah, , strata ekonomi rendah
• Gangg. kepribadian penyerta : kepribadian menghindar,
paranoid, dan obsesif kompulsif
6. • Pasien biasanya mengggambarkan keluhan dengan
cara dramatik, emosional dan berlebihan dengan
bahasa yg gamblang dan macam macam
• Disertai gangguan depresi berat dgn
penyalahgunaan zat , gangguan kecemasan umum,
fobia
• dgx : riwayat keluhan sblm usia 30 yg trjadi slama
beberapa periode yg menyebabkan seseorang
mencari terapi disertai gangguan bermakna dlm
fungsi sosial, pekerjaan / fungsi lain
7. F45.1 Gangguan Somatoform takterinci
• Ditandai dengan suatu perubahan besar dalam fungsi fisik,
meski tidak ada temuan medis sebagai penyebab
kemunduran fisik tersebut.
• Gejala tersebut tidak dibuat dengan sengaja
• Gejala fisik biasanya timbul dengan tiba-tiba pada situasi
penuh tekanan.
• Beberapa gejala yang muncul al: kelumpuhan, epilepsi,
masalah dengan koordinasi, kebutaan, tunnel vision (hanya
bisa melihat apa yang berada tepat di depan mata), tuli, tidak
bisa membaui atau kehilangan rasa pada anggota badan
(anestesi).
8. • Gejala yg ditemukan biasanya tidak sesuai dengan
kondisi medis yang mengacu. Misalnya orang yang
menjadi “tidak mampu” berdiri atau berjalan di lain
pihak dapat melakukan gerakan kaki lainnya secara
normal.
• Biasanya menunjukkan fenomena LA BELLE
INDEFERENCE (ketidakpedulian yang indah) yg
menggambarkan kurangnya perhatian terhadap
simtom-simtom yang ada pada dirinya.
9. Konversi dalam DSM IV
Paling tidak terdapat satu simtom atau defisit yang melibatkan fungsi motoriknya
volunter (dikerjakan sesuai dengan kehendak) atau fungsi sensoris yang
menunjukkan adanya gangguan fisik.
Faktor psikologis dinilai berhubungan dengan gangguan tersebut karena onset
atau kambuhnya simtom fisik terkait dengan munculnya stresor psikososial atau
situasi konflik.
Orang tersebut tidak dengan sengaja menciptakan simtom fisik tersebut atau
berpura-pura memilikinya dengan tujuan tertentu.
Simtom tidak dapat dijelaskan sebagai suatu ritual budaya atau pola respons, juga
tidak dapat dijelaskan dengan gangguan fisik apapun melalui landasan pengujian
yang tepat.
Simtom menyebabkan distres emosional yang berarti, hendaya dalam satu atau
lebih area fungsi seperti fungsi sosial atau pekerjaan, atau cukup untuk menjamin
perhatian medis.
Simtom tidak terbatas pada keluhan nyeri atau masalah pada fungsi seksual, juga
tidak dapat disebabkan oleh gangguan mental lain.
10. F45.2 Gangguan hipokondrik
• Ciri utamanya adalah fokus /ketakutan bahwa gangguan
fisik yg dialami seseorang merupakan akibat dari suatu
penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau
masalah jantung.
• Rasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan scr
medis bahwa ketakutannya itu tidak berdasar
memunculkan perilaku doctor shopping.
• Tujuan doctor shopping adalah berharap ada dokter
yang kompeten dan simpatik akan memperhatikan
mereka, sebelum terlambat.
• Penderita tidak secara sadar berpura-pura akan simtom
fisiknya.
11. • Umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik, seringkali
melibatkan sistem pencernaan atau campuran antara rasa sakit
dan nyeri.
• Penderita sangat peduli dengan gejala yang muncul
memunculkan ketakutan yang luar biasa akan efek dari simtom
tersebut.
• Menjadi sangat peka terhadap perubahan ringan dalam sensasi
fisik seperti sedikit perubahan dalam detak jantung dan sedikit
rasa nyeri.
• Penderita memiliki lebih lanjut kekhawatiran akan kesehatan,
lebih banyak simtom psikiatrik dan memersepsikan kesehatan
yang lebih buruk daripada orang lain.
• Di masa kanak-kanak: sering sakit, sering membolos karena alasan
kesehatan, mengalami trauma masa kecil seperti kekerasan seksual
atau fisik.
12. Ciri-ciri Diagnostik Hipokondriasis
• ketakutan memiliki penyakit serius atau pada keyakinan
bahwa dirinya memiliki penyakit serius.
• menginterpretasikan sensasi tubuh atau tanda-tanda fisik
sebagai bukti dari penyakit fisiknya.
• Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau keyakinan
memiliki suatu penyakit fisik yang tetap ada mesti telah
diyakinkan secara medis (ket : bahwa itu tidak ada).
• adanya distres emosional yang signifikan atau mengganggu
satu atau lebih area fungsi yang penting, seperti fungsi sosial
atau pekerjaan.
13. F45.3 Disfungsi otonomiksomatoform
• Diagnosa pasti memerlukan semua hal dr :
a. Adanya gejala bangkitan otonomik spt palpitasi ,
berkeringat, tremor, muka panas yg menetap dan
mengganggu
b. Gejala subyektif tambahan mengacu pada sistem atau
organ tertentu/ gejala tidak khas
c. Preokupasi dgn distress mengnai kemungkinan
adanya gangguan yg serius dr sistem organ ttt, yg tdk
terpengaruh o/ hasil pemeriksaan berulang maupun
penjelasan para dokter
d. Tdk terbukti adanya gangguan yg cukup berarti pd
struktur/ fungsi dari sistem a
14. F 45.30 Jantung & sistem Cardiovascular
• Neurosis Jantung
• Sindrom Da Costa
• Astenia Neurosirkulatorik
F 45.31 Saluran Pencernaan Bagian Atas
• Neurosis Lambung
• Aerofagi/kembung lambung psikogenik, cekukan,
dispepsia, pilorospasme
F 45.32 Saluran Pencernaan Bagian Bawah
• Kembung psikogenik, “Irritable Bowel Syndrome”,
Diarrhea Gas Syndrome
15. F 45.33 Sistem Pernafasan
• Bentuk & Hiperventilasi Psikogenik
F 45.34 Sistem Gentourinaria
• Sering buang air kecil dan disuria psikogenik
F 45.38 Sistem atau organ lainnya
16. F45.4 Gangguan nyeri somatoformmenetap
• Gejala utama ny a/ adanya nyeri pada satu atau lebih
tempat yang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kondisi
medis atau neurologis non psikiatrik.
• Gejala nyeri disertai oleh penderitaan emosional dan
gangguan fungsional, dan gangguan memiliki
hubungan sebab yang masuk akal dengan faktor
psikologis.
• Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen misalnya
nyeri punggung, kepala, pelvis .
• Nyeri yang dialami mungkin pasca traumatik,
neuropatik (penyakit syaraf), neurologis, iatrogenik
(disebabkan tindakan dokter misal karena pengobatan)
atau muskuloskeletal (otot)
17. • Gangguan harus memiliki suatu faktor psikologis
yang dianggap secara bermakna dalam gejala nyeri
dan permasalahannya.
• Memiliki keinginan kuat untuk melakukan
pembedahan
• Sering mengatakan bahwa nyeri sebagai sumber dari
semua kesengsaraannya dan menyangkal adanya
permasalahan psikologis serta menyatakan hidup
mereka bahagia kecuali nyerinya.
18. Diagnosa
a. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat
gambaran klinis dan cukup parah untuk memerlukan perhatian
klinis.
b. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi
penting lain.
c. Faktor psikologis dianggap penting dalam onset, eksaserbasi
(membuat lebih buruk/bertambah parahnya suatu penyakit),
keparahan, atau bertahannya nyeri.
d. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-
buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).
e. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood,
kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi
kriterira dispareunia (gangguan nyeri seksual)
19. F 45.8 Gagguan Somatoform lainnya
• Keluhan-keluhannya tdk melalui sistem saraf
otonom, secara spesifik terbatas pada bagian
tubuh atau sistem tertentu
• Tidak ada kerusakkan jaringan
20. Gangguan berikut yg termasuk dalam kelompok
somatoform adalah :
a. “Globus Hystericus” (perasaan ada benjolan
dikerongkongan yg menyebabkan tercekik)
b. “Torticollis” psikogenik dan gangguan gerakkan
spasmodik lainnya (kecuali sindrom Tourette)
c. Pruritus Psikogenik (tdk termasuk lesi kulit khas
seperti alopesia, dermatitis, ekzema atau urtikaria
oleh penyebab psikogenik )
d. Dismenore Psikogenik (tdk termasuk dispareunia
dan frigiditas )
e. “Teeth Grinding”
Malingering kepura-puraan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil eksternal yang jelas, misalnya menghindari hukuman, mendapatkan pekerjaan, dsb.
Gangguan Factitious/Gangguan Buatan: gangguan yang ditandai oleh pemalsuan simtom psikis atau fisik yang disengaja tanpa keuntungan yang jelas atau untuk mendapatkan peran sakit.