SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
F45. Gangguan Somatoform
Elissa Lisencia
11.011
• Gangguan yg ditandai dg simtom fisik, seakan-
akan mengalami disfungsi dalam tubuhnya tapi
setelah diperiksa tidak ditemukan gangguan fisik
• Gangguan ini diduga terkait dengan faktor
psikologis, seperti misalnya kecemasan yang
berlebihan.
• Bkn mrpkn Malingering
• Bukan mrpkn Gangguan Factitious/Gangguan
Buatan
Manifestasi Klinis
• Pemeriksaan medik berkali-kali hasilnya
negatif
• Sering kali hanya u/ mndptkn perhatian
(histrionik)
• F45.0 GangguanStomatisasi
• F45.1 GangguanSomatoformtak terinci
• F45.2 Gangguanhipokondrik
• F45.3 Disfungsiotonomiksomatoform
• F45.4 Gangguannyeri somatoform menetap
• F45.8 Gangguansomatofrom lainnya
• F45.9 Gangguansomatofrom YTT
Klasifikasi
F45.0 GangguanStomatisasi
• Ditandai olh banyaknya keluhan fisik yg mengenai banyk organ
• Gejala tdk dapat dijelaskan scr adekuat brdasarkan pemeriksaan
fisik
• Gangguan bersifat kronis , gangguan fungsi sosial dan
pekerjaan dan perilaku mencari bantuan kedokteran yg
berlebihan
• Baisanya pd pasien pendidikan rendah, , strata ekonomi rendah
• Gangg. kepribadian penyerta : kepribadian menghindar,
paranoid, dan obsesif kompulsif
• Pasien biasanya mengggambarkan keluhan dengan
cara dramatik, emosional dan berlebihan dengan
bahasa yg gamblang dan macam macam
• Disertai gangguan depresi berat dgn
penyalahgunaan zat , gangguan kecemasan umum,
fobia
• dgx : riwayat keluhan sblm usia 30 yg trjadi slama
beberapa periode yg menyebabkan seseorang
mencari terapi disertai gangguan bermakna dlm
fungsi sosial, pekerjaan / fungsi lain
F45.1 Gangguan Somatoform takterinci
• Ditandai dengan suatu perubahan besar dalam fungsi fisik,
meski tidak ada temuan medis sebagai penyebab
kemunduran fisik tersebut.
• Gejala tersebut tidak dibuat dengan sengaja
• Gejala fisik biasanya timbul dengan tiba-tiba pada situasi
penuh tekanan.
• Beberapa gejala yang muncul al: kelumpuhan, epilepsi,
masalah dengan koordinasi, kebutaan, tunnel vision (hanya
bisa melihat apa yang berada tepat di depan mata), tuli, tidak
bisa membaui atau kehilangan rasa pada anggota badan
(anestesi).
• Gejala yg ditemukan biasanya tidak sesuai dengan
kondisi medis yang mengacu. Misalnya orang yang
menjadi “tidak mampu” berdiri atau berjalan di lain
pihak dapat melakukan gerakan kaki lainnya secara
normal.
• Biasanya menunjukkan fenomena LA BELLE
INDEFERENCE (ketidakpedulian yang indah) yg
menggambarkan kurangnya perhatian terhadap
simtom-simtom yang ada pada dirinya.
Konversi dalam DSM IV
Paling tidak terdapat satu simtom atau defisit yang melibatkan fungsi motoriknya
volunter (dikerjakan sesuai dengan kehendak) atau fungsi sensoris yang
menunjukkan adanya gangguan fisik.
Faktor psikologis dinilai berhubungan dengan gangguan tersebut karena onset
atau kambuhnya simtom fisik terkait dengan munculnya stresor psikososial atau
situasi konflik.
Orang tersebut tidak dengan sengaja menciptakan simtom fisik tersebut atau
berpura-pura memilikinya dengan tujuan tertentu.
Simtom tidak dapat dijelaskan sebagai suatu ritual budaya atau pola respons, juga
tidak dapat dijelaskan dengan gangguan fisik apapun melalui landasan pengujian
yang tepat.
Simtom menyebabkan distres emosional yang berarti, hendaya dalam satu atau
lebih area fungsi seperti fungsi sosial atau pekerjaan, atau cukup untuk menjamin
perhatian medis.
Simtom tidak terbatas pada keluhan nyeri atau masalah pada fungsi seksual, juga
tidak dapat disebabkan oleh gangguan mental lain.
F45.2 Gangguan hipokondrik
• Ciri utamanya adalah fokus /ketakutan bahwa gangguan
fisik yg dialami seseorang merupakan akibat dari suatu
penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau
masalah jantung.
• Rasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan scr
medis bahwa ketakutannya itu tidak berdasar 
memunculkan perilaku doctor shopping.
• Tujuan doctor shopping adalah berharap ada dokter
yang kompeten dan simpatik akan memperhatikan
mereka, sebelum terlambat.
• Penderita tidak secara sadar berpura-pura akan simtom
fisiknya.
• Umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik, seringkali
melibatkan sistem pencernaan atau campuran antara rasa sakit
dan nyeri.
• Penderita sangat peduli dengan gejala yang muncul 
memunculkan ketakutan yang luar biasa akan efek dari simtom
tersebut.
• Menjadi sangat peka terhadap perubahan ringan dalam sensasi
fisik seperti sedikit perubahan dalam detak jantung dan sedikit
rasa nyeri.
• Penderita memiliki lebih lanjut kekhawatiran akan kesehatan,
lebih banyak simtom psikiatrik dan memersepsikan kesehatan
yang lebih buruk daripada orang lain.
• Di masa kanak-kanak: sering sakit, sering membolos karena alasan
kesehatan, mengalami trauma masa kecil seperti kekerasan seksual
atau fisik.
Ciri-ciri Diagnostik Hipokondriasis
• ketakutan memiliki penyakit serius atau pada keyakinan
bahwa dirinya memiliki penyakit serius.
• menginterpretasikan sensasi tubuh atau tanda-tanda fisik
sebagai bukti dari penyakit fisiknya.
• Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau keyakinan
memiliki suatu penyakit fisik yang tetap ada mesti telah
diyakinkan secara medis (ket : bahwa itu tidak ada).
• adanya distres emosional yang signifikan atau mengganggu
satu atau lebih area fungsi yang penting, seperti fungsi sosial
atau pekerjaan.
F45.3 Disfungsi otonomiksomatoform
• Diagnosa pasti memerlukan semua hal dr :
a. Adanya gejala bangkitan otonomik spt palpitasi ,
berkeringat, tremor, muka panas yg menetap dan
mengganggu
b. Gejala subyektif tambahan mengacu pada sistem atau
organ tertentu/ gejala tidak khas
c. Preokupasi dgn distress mengnai kemungkinan
adanya gangguan yg serius dr sistem organ ttt, yg tdk
terpengaruh o/ hasil pemeriksaan berulang maupun
penjelasan para dokter
d. Tdk terbukti adanya gangguan yg cukup berarti pd
struktur/ fungsi dari sistem a
F 45.30 Jantung & sistem Cardiovascular
• Neurosis Jantung
• Sindrom Da Costa
• Astenia Neurosirkulatorik
F 45.31 Saluran Pencernaan Bagian Atas
• Neurosis Lambung
• Aerofagi/kembung lambung psikogenik, cekukan,
dispepsia, pilorospasme
F 45.32 Saluran Pencernaan Bagian Bawah
• Kembung psikogenik, “Irritable Bowel Syndrome”,
Diarrhea Gas Syndrome
F 45.33 Sistem Pernafasan
• Bentuk & Hiperventilasi Psikogenik
F 45.34 Sistem Gentourinaria
• Sering buang air kecil dan disuria psikogenik
F 45.38 Sistem atau organ lainnya
F45.4 Gangguan nyeri somatoformmenetap
• Gejala utama ny a/ adanya nyeri pada satu atau lebih
tempat yang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kondisi
medis atau neurologis non psikiatrik.
• Gejala nyeri disertai oleh penderitaan emosional dan
gangguan fungsional, dan gangguan memiliki
hubungan sebab yang masuk akal dengan faktor
psikologis.
• Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen misalnya
nyeri punggung, kepala, pelvis .
• Nyeri yang dialami mungkin pasca traumatik,
neuropatik (penyakit syaraf), neurologis, iatrogenik
(disebabkan tindakan dokter misal karena pengobatan)
atau muskuloskeletal (otot)
• Gangguan harus memiliki suatu faktor psikologis
yang dianggap secara bermakna dalam gejala nyeri
dan permasalahannya.
• Memiliki keinginan kuat untuk melakukan
pembedahan
• Sering mengatakan bahwa nyeri sebagai sumber dari
semua kesengsaraannya dan menyangkal adanya
permasalahan psikologis serta menyatakan hidup
mereka bahagia kecuali nyerinya.
Diagnosa
a. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat
gambaran klinis dan cukup parah untuk memerlukan perhatian
klinis.
b. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi
penting lain.
c. Faktor psikologis dianggap penting dalam onset, eksaserbasi
(membuat lebih buruk/bertambah parahnya suatu penyakit),
keparahan, atau bertahannya nyeri.
d. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-
buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).
e. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood,
kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi
kriterira dispareunia (gangguan nyeri seksual)
F 45.8 Gagguan Somatoform lainnya
• Keluhan-keluhannya tdk melalui sistem saraf
otonom, secara spesifik terbatas pada bagian
tubuh atau sistem tertentu
• Tidak ada kerusakkan jaringan
Gangguan berikut yg termasuk dalam kelompok
somatoform adalah :
a. “Globus Hystericus” (perasaan ada benjolan
dikerongkongan yg menyebabkan tercekik)
b. “Torticollis” psikogenik dan gangguan gerakkan
spasmodik lainnya (kecuali sindrom Tourette)
c. Pruritus Psikogenik (tdk termasuk lesi kulit khas
seperti alopesia, dermatitis, ekzema atau urtikaria
oleh penyebab psikogenik )
d. Dismenore Psikogenik (tdk termasuk dispareunia
dan frigiditas )
e. “Teeth Grinding”
F45.9 Gangguan Somatoform YTT
Termasuk gangguan : gangguan
psikofisiologis atau psikosomatik YTT

More Related Content

What's hot (20)

Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Hipokondriasis
HipokondriasisHipokondriasis
Hipokondriasis
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
SOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDERSOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDER
 
Benjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher OnkoBenjolan pada leher Onko
Benjolan pada leher Onko
 
Gangguan somatoform
Gangguan somatoformGangguan somatoform
Gangguan somatoform
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
PPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan JiwaPPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan Jiwa
 
Anatomi Fisiologi Otak
Anatomi Fisiologi OtakAnatomi Fisiologi Otak
Anatomi Fisiologi Otak
 
F 44 gangguan disosiatif (konversi)
F 44 gangguan disosiatif (konversi)F 44 gangguan disosiatif (konversi)
F 44 gangguan disosiatif (konversi)
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
 
1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif1. perbedaan antara skizoafektif
1. perbedaan antara skizoafektif
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Definisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis SkizofreniaDefinisi dan Jenis Skizofrenia
Definisi dan Jenis Skizofrenia
 
Herpes Zoster
Herpes ZosterHerpes Zoster
Herpes Zoster
 
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptxPPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
how it happened Epilepsi
how it happened Epilepsihow it happened Epilepsi
how it happened Epilepsi
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid
 

Viewers also liked

Teori psikososial erik erikson
Teori psikososial erik eriksonTeori psikososial erik erikson
Teori psikososial erik eriksonHamidah Ibrahim
 
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhaniTeori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhanielmakrufi
 
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Pembukaan dan Penutupan PPT Keren
Pembukaan dan Penutupan PPT KerenPembukaan dan Penutupan PPT Keren
Pembukaan dan Penutupan PPT KerenFadli Alsana
 
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSSContoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSSPropaningtyas Windardini
 
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
TEORI-TEORI PERKEMBANGANTEORI-TEORI PERKEMBANGAN
TEORI-TEORI PERKEMBANGANIeta Sa'ad
 
Differences between DSM - IV and DSM 5
Differences between DSM - IV and DSM 5Differences between DSM - IV and DSM 5
Differences between DSM - IV and DSM 5Sathish Rajamani
 
Membuat animasi pembuka pada power point
Membuat animasi pembuka pada power pointMembuat animasi pembuka pada power point
Membuat animasi pembuka pada power pointBambang Soegiharto
 
Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment
Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment
Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment Wuzna Haroon
 
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & ReabilitasSPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & ReabilitasSuya Yahya
 
Diagnosing with the DSM-5
Diagnosing with the DSM-5Diagnosing with the DSM-5
Diagnosing with the DSM-5Glenn Duncan
 
Modul belajar-spss-1
Modul belajar-spss-1Modul belajar-spss-1
Modul belajar-spss-1in_ndah
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
 
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSMuliadin Forester
 

Viewers also liked (18)

Teori psikososial erik erikson
Teori psikososial erik eriksonTeori psikososial erik erikson
Teori psikososial erik erikson
 
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhaniTeori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
 
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
 
teori erik erikson
 teori erik erikson teori erik erikson
teori erik erikson
 
Pembukaan dan Penutupan PPT Keren
Pembukaan dan Penutupan PPT KerenPembukaan dan Penutupan PPT Keren
Pembukaan dan Penutupan PPT Keren
 
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSSContoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
Contoh Soal, Hasil Olahan dan Interpretasi Hasil Olahan SPSS
 
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
TEORI-TEORI PERKEMBANGANTEORI-TEORI PERKEMBANGAN
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
 
Differences between DSM - IV and DSM 5
Differences between DSM - IV and DSM 5Differences between DSM - IV and DSM 5
Differences between DSM - IV and DSM 5
 
Membuat animasi pembuka pada power point
Membuat animasi pembuka pada power pointMembuat animasi pembuka pada power point
Membuat animasi pembuka pada power point
 
Anxiety disorders DSM-5
Anxiety disorders DSM-5Anxiety disorders DSM-5
Anxiety disorders DSM-5
 
Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment
Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment
Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment
 
Modul SPSS
Modul SPSSModul SPSS
Modul SPSS
 
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & ReabilitasSPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
SPSS _ Uji Normalitas Data, Korelasi & Regresi, Validitas & Reabilitas
 
Diagnosing with the DSM-5
Diagnosing with the DSM-5Diagnosing with the DSM-5
Diagnosing with the DSM-5
 
Modul belajar-spss-1
Modul belajar-spss-1Modul belajar-spss-1
Modul belajar-spss-1
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
 
SlideShare 101
SlideShare 101SlideShare 101
SlideShare 101
 

Similar to F45 gangguan somatofrom

Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6Ai Siti NH
 
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.finalKp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.finalAhmad Muhtar
 
GANGGUAN JIWA PADA PERIODE KEHAMILAN DAN PASCA PERSALINAN.pdf
GANGGUAN JIWA PADA PERIODE KEHAMILAN DAN PASCA PERSALINAN.pdfGANGGUAN JIWA PADA PERIODE KEHAMILAN DAN PASCA PERSALINAN.pdf
GANGGUAN JIWA PADA PERIODE KEHAMILAN DAN PASCA PERSALINAN.pdfdatakemalang21
 
Somatoform Disorder
Somatoform DisorderSomatoform Disorder
Somatoform DisorderAmy Puspita
 
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Lautan Jiwa
 
KOAS_MATERI JIWA2.pptx
KOAS_MATERI JIWA2.pptxKOAS_MATERI JIWA2.pptx
KOAS_MATERI JIWA2.pptxssuser1a94271
 
Gangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiGangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiSyarifah Merisa Dewi
 
Askep skizofrenia
Askep skizofreniaAskep skizofrenia
Askep skizofreniaIs Muhar
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxFadhliKusuma
 
Deteksi Dini Gangguan Jiwa Dinkes 2022.ppt
Deteksi Dini Gangguan Jiwa Dinkes 2022.pptDeteksi Dini Gangguan Jiwa Dinkes 2022.ppt
Deteksi Dini Gangguan Jiwa Dinkes 2022.pptAuliaSuriagung
 

Similar to F45 gangguan somatofrom (20)

25057228 gangguan-somatisasi
25057228 gangguan-somatisasi25057228 gangguan-somatisasi
25057228 gangguan-somatisasi
 
Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6
 
Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6
 
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.finalKp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
Kp 3-1-36-gangguan somatoform. silvi.final
 
GANGGUAN JIWA PADA PERIODE KEHAMILAN DAN PASCA PERSALINAN.pdf
GANGGUAN JIWA PADA PERIODE KEHAMILAN DAN PASCA PERSALINAN.pdfGANGGUAN JIWA PADA PERIODE KEHAMILAN DAN PASCA PERSALINAN.pdf
GANGGUAN JIWA PADA PERIODE KEHAMILAN DAN PASCA PERSALINAN.pdf
 
Somatoform Disorder
Somatoform DisorderSomatoform Disorder
Somatoform Disorder
 
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
 
KOAS_MATERI JIWA2.pptx
KOAS_MATERI JIWA2.pptxKOAS_MATERI JIWA2.pptx
KOAS_MATERI JIWA2.pptx
 
Gangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiGangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresi
 
Gangguan disosiatif-konversi
Gangguan disosiatif-konversiGangguan disosiatif-konversi
Gangguan disosiatif-konversi
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Depresi point AKPER PEMKAB MUNA
Depresi point AKPER PEMKAB MUNA Depresi point AKPER PEMKAB MUNA
Depresi point AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep skizofrenia
Askep skizofreniaAskep skizofrenia
Askep skizofrenia
 
Psikosomatik
PsikosomatikPsikosomatik
Psikosomatik
 
Gangguian kon
Gangguian konGangguian kon
Gangguian kon
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
 
psikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptxpsikopatologi 1.pptx
psikopatologi 1.pptx
 
Mengenal Gangguan kecemasan
Mengenal Gangguan kecemasanMengenal Gangguan kecemasan
Mengenal Gangguan kecemasan
 
Tugas psikologi faal lengkap
Tugas psikologi faal lengkapTugas psikologi faal lengkap
Tugas psikologi faal lengkap
 
Deteksi Dini Gangguan Jiwa Dinkes 2022.ppt
Deteksi Dini Gangguan Jiwa Dinkes 2022.pptDeteksi Dini Gangguan Jiwa Dinkes 2022.ppt
Deteksi Dini Gangguan Jiwa Dinkes 2022.ppt
 

More from Elissa Lisencia (20)

Penyakit kulit pada kelainan sistemik
Penyakit kulit pada kelainan sistemikPenyakit kulit pada kelainan sistemik
Penyakit kulit pada kelainan sistemik
 
Parkinson
ParkinsonParkinson
Parkinson
 
Obat antipsikosis
Obat antipsikosisObat antipsikosis
Obat antipsikosis
 
Neurosis
NeurosisNeurosis
Neurosis
 
Miksi , enuresis & defekasi
Miksi , enuresis & defekasiMiksi , enuresis & defekasi
Miksi , enuresis & defekasi
 
infeksi sistem saraf pusat
infeksi sistem saraf pusatinfeksi sistem saraf pusat
infeksi sistem saraf pusat
 
Konsep neurosis
Konsep neurosisKonsep neurosis
Konsep neurosis
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Infeksi sistem saraf pusat
Infeksi sistem saraf pusatInfeksi sistem saraf pusat
Infeksi sistem saraf pusat
 
Impetigo bullosa
Impetigo bullosaImpetigo bullosa
Impetigo bullosa
 
Herpes simpleks
Herpes simpleksHerpes simpleks
Herpes simpleks
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
F48 gangguan neurotik
F48 gangguan neurotik F48 gangguan neurotik
F48 gangguan neurotik
 
Efloresensi
EfloresensiEfloresensi
Efloresensi
 
Dermato terapi
Dermato terapiDermato terapi
Dermato terapi
 
Tumor muskuloskletal
Tumor muskuloskletalTumor muskuloskletal
Tumor muskuloskletal
 
Makalah biokimia
Makalah biokimiaMakalah biokimia
Makalah biokimia
 
Tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anakTumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

F45 gangguan somatofrom

  • 2. • Gangguan yg ditandai dg simtom fisik, seakan- akan mengalami disfungsi dalam tubuhnya tapi setelah diperiksa tidak ditemukan gangguan fisik • Gangguan ini diduga terkait dengan faktor psikologis, seperti misalnya kecemasan yang berlebihan. • Bkn mrpkn Malingering • Bukan mrpkn Gangguan Factitious/Gangguan Buatan
  • 3. Manifestasi Klinis • Pemeriksaan medik berkali-kali hasilnya negatif • Sering kali hanya u/ mndptkn perhatian (histrionik)
  • 4. • F45.0 GangguanStomatisasi • F45.1 GangguanSomatoformtak terinci • F45.2 Gangguanhipokondrik • F45.3 Disfungsiotonomiksomatoform • F45.4 Gangguannyeri somatoform menetap • F45.8 Gangguansomatofrom lainnya • F45.9 Gangguansomatofrom YTT Klasifikasi
  • 5. F45.0 GangguanStomatisasi • Ditandai olh banyaknya keluhan fisik yg mengenai banyk organ • Gejala tdk dapat dijelaskan scr adekuat brdasarkan pemeriksaan fisik • Gangguan bersifat kronis , gangguan fungsi sosial dan pekerjaan dan perilaku mencari bantuan kedokteran yg berlebihan • Baisanya pd pasien pendidikan rendah, , strata ekonomi rendah • Gangg. kepribadian penyerta : kepribadian menghindar, paranoid, dan obsesif kompulsif
  • 6. • Pasien biasanya mengggambarkan keluhan dengan cara dramatik, emosional dan berlebihan dengan bahasa yg gamblang dan macam macam • Disertai gangguan depresi berat dgn penyalahgunaan zat , gangguan kecemasan umum, fobia • dgx : riwayat keluhan sblm usia 30 yg trjadi slama beberapa periode yg menyebabkan seseorang mencari terapi disertai gangguan bermakna dlm fungsi sosial, pekerjaan / fungsi lain
  • 7. F45.1 Gangguan Somatoform takterinci • Ditandai dengan suatu perubahan besar dalam fungsi fisik, meski tidak ada temuan medis sebagai penyebab kemunduran fisik tersebut. • Gejala tersebut tidak dibuat dengan sengaja • Gejala fisik biasanya timbul dengan tiba-tiba pada situasi penuh tekanan. • Beberapa gejala yang muncul al: kelumpuhan, epilepsi, masalah dengan koordinasi, kebutaan, tunnel vision (hanya bisa melihat apa yang berada tepat di depan mata), tuli, tidak bisa membaui atau kehilangan rasa pada anggota badan (anestesi).
  • 8. • Gejala yg ditemukan biasanya tidak sesuai dengan kondisi medis yang mengacu. Misalnya orang yang menjadi “tidak mampu” berdiri atau berjalan di lain pihak dapat melakukan gerakan kaki lainnya secara normal. • Biasanya menunjukkan fenomena LA BELLE INDEFERENCE (ketidakpedulian yang indah) yg menggambarkan kurangnya perhatian terhadap simtom-simtom yang ada pada dirinya.
  • 9. Konversi dalam DSM IV Paling tidak terdapat satu simtom atau defisit yang melibatkan fungsi motoriknya volunter (dikerjakan sesuai dengan kehendak) atau fungsi sensoris yang menunjukkan adanya gangguan fisik. Faktor psikologis dinilai berhubungan dengan gangguan tersebut karena onset atau kambuhnya simtom fisik terkait dengan munculnya stresor psikososial atau situasi konflik. Orang tersebut tidak dengan sengaja menciptakan simtom fisik tersebut atau berpura-pura memilikinya dengan tujuan tertentu. Simtom tidak dapat dijelaskan sebagai suatu ritual budaya atau pola respons, juga tidak dapat dijelaskan dengan gangguan fisik apapun melalui landasan pengujian yang tepat. Simtom menyebabkan distres emosional yang berarti, hendaya dalam satu atau lebih area fungsi seperti fungsi sosial atau pekerjaan, atau cukup untuk menjamin perhatian medis. Simtom tidak terbatas pada keluhan nyeri atau masalah pada fungsi seksual, juga tidak dapat disebabkan oleh gangguan mental lain.
  • 10. F45.2 Gangguan hipokondrik • Ciri utamanya adalah fokus /ketakutan bahwa gangguan fisik yg dialami seseorang merupakan akibat dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau masalah jantung. • Rasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan scr medis bahwa ketakutannya itu tidak berdasar  memunculkan perilaku doctor shopping. • Tujuan doctor shopping adalah berharap ada dokter yang kompeten dan simpatik akan memperhatikan mereka, sebelum terlambat. • Penderita tidak secara sadar berpura-pura akan simtom fisiknya.
  • 11. • Umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik, seringkali melibatkan sistem pencernaan atau campuran antara rasa sakit dan nyeri. • Penderita sangat peduli dengan gejala yang muncul  memunculkan ketakutan yang luar biasa akan efek dari simtom tersebut. • Menjadi sangat peka terhadap perubahan ringan dalam sensasi fisik seperti sedikit perubahan dalam detak jantung dan sedikit rasa nyeri. • Penderita memiliki lebih lanjut kekhawatiran akan kesehatan, lebih banyak simtom psikiatrik dan memersepsikan kesehatan yang lebih buruk daripada orang lain. • Di masa kanak-kanak: sering sakit, sering membolos karena alasan kesehatan, mengalami trauma masa kecil seperti kekerasan seksual atau fisik.
  • 12. Ciri-ciri Diagnostik Hipokondriasis • ketakutan memiliki penyakit serius atau pada keyakinan bahwa dirinya memiliki penyakit serius. • menginterpretasikan sensasi tubuh atau tanda-tanda fisik sebagai bukti dari penyakit fisiknya. • Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau keyakinan memiliki suatu penyakit fisik yang tetap ada mesti telah diyakinkan secara medis (ket : bahwa itu tidak ada). • adanya distres emosional yang signifikan atau mengganggu satu atau lebih area fungsi yang penting, seperti fungsi sosial atau pekerjaan.
  • 13. F45.3 Disfungsi otonomiksomatoform • Diagnosa pasti memerlukan semua hal dr : a. Adanya gejala bangkitan otonomik spt palpitasi , berkeringat, tremor, muka panas yg menetap dan mengganggu b. Gejala subyektif tambahan mengacu pada sistem atau organ tertentu/ gejala tidak khas c. Preokupasi dgn distress mengnai kemungkinan adanya gangguan yg serius dr sistem organ ttt, yg tdk terpengaruh o/ hasil pemeriksaan berulang maupun penjelasan para dokter d. Tdk terbukti adanya gangguan yg cukup berarti pd struktur/ fungsi dari sistem a
  • 14. F 45.30 Jantung & sistem Cardiovascular • Neurosis Jantung • Sindrom Da Costa • Astenia Neurosirkulatorik F 45.31 Saluran Pencernaan Bagian Atas • Neurosis Lambung • Aerofagi/kembung lambung psikogenik, cekukan, dispepsia, pilorospasme F 45.32 Saluran Pencernaan Bagian Bawah • Kembung psikogenik, “Irritable Bowel Syndrome”, Diarrhea Gas Syndrome
  • 15. F 45.33 Sistem Pernafasan • Bentuk & Hiperventilasi Psikogenik F 45.34 Sistem Gentourinaria • Sering buang air kecil dan disuria psikogenik F 45.38 Sistem atau organ lainnya
  • 16. F45.4 Gangguan nyeri somatoformmenetap • Gejala utama ny a/ adanya nyeri pada satu atau lebih tempat yang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis non psikiatrik. • Gejala nyeri disertai oleh penderitaan emosional dan gangguan fungsional, dan gangguan memiliki hubungan sebab yang masuk akal dengan faktor psikologis. • Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen misalnya nyeri punggung, kepala, pelvis . • Nyeri yang dialami mungkin pasca traumatik, neuropatik (penyakit syaraf), neurologis, iatrogenik (disebabkan tindakan dokter misal karena pengobatan) atau muskuloskeletal (otot)
  • 17. • Gangguan harus memiliki suatu faktor psikologis yang dianggap secara bermakna dalam gejala nyeri dan permasalahannya. • Memiliki keinginan kuat untuk melakukan pembedahan • Sering mengatakan bahwa nyeri sebagai sumber dari semua kesengsaraannya dan menyangkal adanya permasalahan psikologis serta menyatakan hidup mereka bahagia kecuali nyerinya.
  • 18. Diagnosa a. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat gambaran klinis dan cukup parah untuk memerlukan perhatian klinis. b. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain. c. Faktor psikologis dianggap penting dalam onset, eksaserbasi (membuat lebih buruk/bertambah parahnya suatu penyakit), keparahan, atau bertahannya nyeri. d. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat- buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura). e. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriterira dispareunia (gangguan nyeri seksual)
  • 19. F 45.8 Gagguan Somatoform lainnya • Keluhan-keluhannya tdk melalui sistem saraf otonom, secara spesifik terbatas pada bagian tubuh atau sistem tertentu • Tidak ada kerusakkan jaringan
  • 20. Gangguan berikut yg termasuk dalam kelompok somatoform adalah : a. “Globus Hystericus” (perasaan ada benjolan dikerongkongan yg menyebabkan tercekik) b. “Torticollis” psikogenik dan gangguan gerakkan spasmodik lainnya (kecuali sindrom Tourette) c. Pruritus Psikogenik (tdk termasuk lesi kulit khas seperti alopesia, dermatitis, ekzema atau urtikaria oleh penyebab psikogenik ) d. Dismenore Psikogenik (tdk termasuk dispareunia dan frigiditas ) e. “Teeth Grinding”
  • 21. F45.9 Gangguan Somatoform YTT Termasuk gangguan : gangguan psikofisiologis atau psikosomatik YTT

Editor's Notes

  1. Malingering kepura-puraan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil eksternal yang jelas, misalnya menghindari hukuman, mendapatkan pekerjaan, dsb. Gangguan Factitious/Gangguan Buatan: gangguan yang ditandai oleh pemalsuan simtom psikis atau fisik yang disengaja tanpa keuntungan yang jelas atau untuk mendapatkan peran sakit.