2. Status Kesehatan Jiwa
Sehat Jiwa
Sehat Jiwa
Masalah Kejiwaan
Masalah Kejiwaan
Kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu
memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Kondisi dimana seorang individu mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan,
dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa.
Gangguan Jiwa
Gangguan Jiwa
Kondisi dimana seorang individu mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi
dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Bebearapa gangguan jiwa yang sering ditemui pada ibu hamil dan pasca melahirkan yaitu gangguan depresi,
gangguan ansietas/kecemasan, gangguan psikosis dan gangguan stres pasca trauma (PTSD)
1
3. • Disebut juga sebagai post-partum blues
• Digambarkan sebagai perasaan sedih dan gejala depresi ringan yang bersifat sementara dan terbatas
• Mekanisme terjadinya pada sebagian besar kasus tidak diketahui, namun diduga terkait dengan
perubahan drastis kadar hormon saat kehamilan dan pasca persalinan
• Biasanya, terjadi penurunan drastis pada estradiol, progesteron, dan prolaktin pada waktu setelah
melahirkan. Penurunan hormon ini juga terjadi dalam perubahan suasana perasaan yang terjadi selama
berbagai fase siklus menstruasi
Baby Blues
2
4. Baby Blues: Faktor Risiko
• Memiliki riwayat perubahan suasana perasaan termasuk depresi terkait
siklus menstruasi atau kehamilan (tidak termasuk riwayat depresi pasca
persalinan di masa lalu)
• Keluarga memiliki riwayat depresi pasca persalinan
• Kelahiran traumatis
• Dilakukannya operasi caesar atau induksi
• Kurangnya dukungan sosial
Faktor Risiko
Baby Blues
8
5. Baby Blues: Gejala
• Gejala meliputi kesedihan, menangis, kelelahan, lekas marah, kecemasan, penurunan tidur,
penurunan konsentrasi, dan suasana hati yang labil.
• Gejala-gejala ini biasanya berkembang dalam dua hingga tiga hari setelah melahirkan, memuncak
dalam beberapa hari ke depan, dan sembuh dengan sendirinya dalam waktu dua minggu setelah
timbulnya gejala.
9
6. Baby Blues: Dampak
Dampak Terhadap Kesehatan Dampak Terhadap Fungsi
Dampak Terhadap
Kehidupan Sosial
Dapat mempengaruhi
produksi ASI
Kurangnya kemampuan
mengasuh anak
Menghambat proses
terbentuknya ikatan dengan
anak
Dapat berkembang menjadi
gangguan depresi pasca
persalinan
Produktivitas berkurang
10
7. Gangguan Depresi Perinatal
• Merupakan gangguan perasaan yang dialami ibu saat kehamilan dan setelah melahirkan
• Dapat berlangsung selama beberapa minggu sampai dengan 1 (satu) tahun setelah
persalinan
• Terdapat beberapa faktor risiko termasuk :
Faktor Biologik Faktor Psikososial
Genetik Tipe kepribadian (dependen, perfeksionis,
introvert)
Perubahan
neurotransmiter/neuroendokrin
Relasi interpersonal (disharmoni keluarga)
Perubahan struktural otak Kurangnya dukungan emosional
Vascular risk factors Mengalami kejadian yang memicu stres
Penyakit/kelemahan fisik (Kondisi Medik
Kronik & Kondisi Terminal)
Komplikasi medis saat persalinan
11
8. Gangguan Depresi Perinatal: Gejala
Gejala Utama Gejala Tambahan
Sedih, murung hampir setiap waktu Gangguan pola makan
Kehilangan minat dan kesenangan
pada hampir seluruh kegiatan
Gangguan pola tidur
Tidak bertenaga, mudah lelah dan
aktivitas menurun
Gelisah atau lamban
Kesulitan konsentrasi atau mengambil
keputusan
Kepercayaan / harga diri menurun
Rasa tak berguna / putus asa / rasa bersalah
Berpikir tentang kematian atau bunuh diri
12
9. Gangguan Depresi Perinatal: Dampak
Dampak Terhadap Kesehatan Dampak Terhadap Fungsi
Dampak Terhadap
Kehidupan Sosial
• Keguguran atau melahirkan
sebelum waktunya (preterm)
• Gizi buruk
• Stres berkelanjutan
• Peningkatan risiko gangguan
jiwa lainnya (mis. depresi
major dan ansietas)
• Kematian akibat penyakit
terkait atau bunuh diri
• Tidak mampu merawat diri
• Tidak memiliki/kurangnya
kemampuan mengasuh anak
• Produktivitas berkurang
• Kualitas pekerjaan buruk
• Cedera terkait pekerjaan
atau kecelakaan lainnya
akibat konsentrasi dan
perhatian terganggu
• Penyalahgunaan alkohol/zat
• Sulit membangun
ikatan dengan anak
• Keluarga
disfungsional
• Kehilangan
perkerjaan
• Gagal di sekolah
atau karir
Adaptasi dari: Stahl SM. Essential Psychopharmacology: Neuroscientific Basis and Clinical Application. New York: Cambridge University Press; 1996:99-130
13
10. Gangguan Ansietas Perinatal
• Ansietas merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman, khawatir, disertai dengan gejala-gejala
psikologik ataupun fisik.
• Jika menetap dalam waktu lama, tidak mereda, atau intensitas yang kuat, berulang dan mengganggu
fungsi sehari-hari maka menjadi tanda dari gangguan ansietas
Hal ini dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor, yaitu:
Faktor Biologik Faktor Psikososial
Genetik Kepribadian (dependen, anankastik, cemas menghindar)
Hiperaktivitas sistem
noradrenergic
Pengalaman buruk masa lalu
Penyakit medis (contoh:
hipertiroid, stroke, tumor
intracranial)
Stresor kehidupan
Penggunaan obat terlarang/alkohol (mis. agonis
adrenergik, kortikosteroid, antihipertensi, bronkodilator
yang dapat menyebabkan palpitasi atau tremor dan
gelisah
14
11. Gangguan Ansietas Perinatal: Gejala
Kognitif:
• Fokus pada apa yang menjadi
perhatiannya
• Lapang persepsi menyempit
• Tidak mampu menerima rangsang
luar
Perilaku dan Emosi:
• Khawatir, cemas, dan panik
• Tegang, perasaan tidak aman
• Bicaraberlebihan dan cepat
• Gerakan tersentak-sentak
• Takuthilang kendali, takut mati, takut
menjadi gila
• Rasa akan pingsan
Komponen Psikologik
• Berkeringat
• Gemetar
• Jantung berdebar
• Nafas pendek
• Nadi dan tekanan darah naik
• Mulut kering
• Diare/konstipasi
• Mual/rasa tidak enak di lambung
• Nyeri perut/dada
• Kepala terasa ringan
• Pusing
• Rasa tercekik
• Ketegangan otot
• Rasa kesemutan atau mati rasa
• Sulit tidur
Komponen Fisik
15
12. Gangguan Ansietas Perinatal: Dampak
Dampak Terhadap Kesehatan Dampak Terhadap Fungsi
Dampak Terhadap
Kehidupan Sosial
• Menyebabkan kebiasaan tak
sehat (mis. merokok)
• Meningkatkan risiko kematian
atau morbiditas
• Meningkatkan risiko keguguran
atau kelahiran prematur, berat
badan lahir rendah, dan lingkar
kepala yang lebih kecil
• Meningkatkan risiko gangguan
jiwa pada ibu (mis. depresi pasca
persalinan) dan
• Kecemasan pada anak
• Berkurangnya
kemungkinan
menyusui
• Tidak
memiliki/kurangnya
kemampuan mengasuh
anak
• Keterlambatan
perkembangan kognitif
dan sosial pada anak
• Rasa percaya diri
berkurang
• Sulit membangun
ikatan dengan anak
Grigoriadis, S. et al. (2018). Maternal Anxiety During Pregnancy and the Association With Adverse Perinatal Outcomes: Systematic Review and Meta-Analysis. The Journal of clinical psychiatry, 79(5), 17r12011
Lonstein J. S. (2007). Regulation of anxiety during the postpartum period. Frontiers in neuroendocrinology, 28(2-3), 115–141. https://doi.org/10.1016/j.yfrne.2007.05.002
16