SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
GANGGUAN SOMATISASI
Siti Zubaidah
Nim : 050100018
DEPARTEMEN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Definisi 3
2.2. Epidemiologi 3
2.3. Klasifikasi 4
2.4. Kriteria Diagnostik 5
2.4.1. Kriteria diagnostik untuk gangguan somatik 5
2.4.2. Kriteria diagnostik untuk gangguan konversi 18
2.4.3. Kriteria diagnotsik untuk gangguan hipokondriasis
2.4.4. Kriteria diagnostik untuk gangguan dismorfik tubuh
2.4.5. Criteria gangguan diagnostic untuk gangguan nyeri 18
2.5. Penatalaksanaan 21
2.5.1. Pungsi Untuk Tujuan Terapi 21
2.5.2. Terapi Medikamentosa 22
BAB III. KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan somatisasi adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik ( sebagai
fisik(sebagaicontohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan
medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan
penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien unt
untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform
mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk
onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-
pura yang disadari atau gangguan buatan.1
Ganguan ini ditandai dengan adanya keluhan-keluhan berupa gejala fisik yang bermacam-
macam dan hampir mengenai semua sistem tubuh. Keluhan ini biasanya sudah berlangsung lama
dan biasanya keluhannya berulang-ulang namun berganti-ganti tempat. Pasien biasanya telah
sering pergi ke berbagai macam dokter ( doctor shopping ). Beberapa pasien bahkan ada yang
sampai dilakukan operasi namun hasilnya negatif. Keluhan yang paling sering biasanya
berhubungan dengan sistem organ gastrointestinal ( perasaan sakit, kembung, bertahak, mual dan
muntah ) dan keluhan pada kulit seperti rasa gatal, terbakar, kesemutan, baal dan pedih.
Pasien juga sering mengeluhkan rasa sakit di berbagai organ atau sistem tubuh, misalnya nyeri
kepala, punggung, persendian, tulang belakang, dada atau nyeri saat berhubungan badan. Kadang
juga terdapat keluhan disfungsi seksual dan gangguan haid. 2
Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Biasanya bermula sebelum
usia 30an dan telah berlangsung beberapa tahun. Pasien biasanya tidak mau menerima pendapat
dokter bahwa mungkin ada dasar psikologis yang mendasari gejalanya.k berfungsi di dalam
peranan sosial atau pekerjaan.
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun dengan harapan, setiap pembaca khususnya kalangan medis, lebih
mengetahui bagaimana cirri-ciri gangguan somatisasi yang nantinya akan mudah untuk
mendiagnosa secara pati gangguan ini, sehingga pengobatan dapat diberikan secara maksimal
dan tepat, yang nantinya memberikan efek postif atau kesembuhan yang diharapkan. Dan juga
untuk memberikan informasi tentang bagaimana cara penanganan dari gangguan somatisasi ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Kata somatoform ini di ambil dari bahasa Yunani soma, yang berarti “tubuh”. Dalam
gangguan somatoform, orang memiliki simtom fisik yang mengingatkan pada gangguan fisik,
namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat ditemukan penyebabnya. Gangguan
somatoform berbeda dengan malingering, atau kepura-puraan simtom yang bertujuan untuk
mendapatkan hasil yang jelas. Gangguan ini juga berbeda dengan gangguan factitious yaitu
suatu gangguan yang ditandai oleh pemalsuan simtom psikologis atau fisik yang disengaja tanpa
keuntungan yang jelas. Selain itu gangguan ini juga berbeda pula dengan sindrom Muchausen
yaitu suatu tipe gangguan factitious yang ditandai oleh kepura-puraan mengenai simtom medis.3
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik
(sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis.
Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional
yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam
peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian
klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan
durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau
gangguan buatan.3
2.2 Epidemiologi
Penyakit ini sering didapatkan , berkisar antara 2-20 dari 1000 penduduk. Lebih banyak pada
wanita. Pasien pada umumnya mempunyai riwayat keluhan fisik yang banyak. Biasanya dimulai
sebelum berumur 30 tahun. Sebelumnya pasien telah banyak mendapat diagnosis, makan banyak
obat, dan banyak menderita alegi. Pasien ini terus mencari penerangan medis untuk gejala yang
dideritanya dan bersedia untuk melakukan berbagai test medis, pembedahan, uji klinik, walaupun
dia tahu hal tersebut jarang yang memberikan hasil, biasanya hasilnya adalah normal, atau ada
gangguan kecil.4
Fenomena ini dapat berupa spectrum yang ringan yang akan memperberat gangguan
somatisasi, pasien yang benar benar masuk kriteria biasanya telah hidup dengan didominasi dengan
pengalaman medik dan mungkin telah mengalami gangguan hubungan interpersonal. Riwayat
keluarga biasanya menunjukkan hal yang sama terutama pada wanita, dan riwayat anti sosial pada
pria.4
2.3 Klasifikasi 5
Adapun bentuk gangguan tersebut adalah sebagai berikut :
1.Gangguan konversi
Merupakan bentuk perubahan yang mengakibatkan adanya perubahan fungsi fisik yang tidak
dapat dilacak secara medis. gangguan ini muncul dalam konflik atau pengalaman traumatik yang
memberikan keyakinan akan adanya penyebab psikologis.
2. Hipokondriasis
Terpaku pada keyakinan bahwa dirinya menderita penyakit yang serius. Ketakutan akan adanya
penyakit terus ada meskipun secara medis telah diyakinkan. Sensasi atau nyeri fisik biasa sering
diasosiasikan dengan gejala penyakit kronis tertentu.
3. Gangguan Somatisasi
Keluhan fisik yang muncul berulang mengenai simtom fisik yang tidak ada dasar organis yang
jelas. Gangguan ini menyebabkan seseorang untuk melakukan kunjungan medis berkali-kali atau
menyebabkan hendaya yang signifikan dalam fungsi.
4. Gangguan Dismorfik Tubuh
Terpaku pada kerusakan fisk yang dibayangkan atau berlebih-lebihan. Menganggap orang tidak
memperhatikannya karena kerusakan tubuh yang dimilikinya (dipersepsikannya). Gangguan ini
akan membawa seseorang pada perilaku kompulsif . seperti berulang-ulang berdandan. dll.
Ditandai oleh kepercayaan palsu atau persepsi yang berlebih-lebihan bahwa suatu bagian tubuh
mengalami cacat.
5. Gangguan nyeri
Ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan dengan faktor psikologis atau secara
bermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis. DSM-IV juga memiliki dua criteria diagnostic
residual untuk gangguan somatoform
2.4 Kriteria Diagnostik1
2.4.1Kriteria diagnostik untuk gangguan somatisasi :
A. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama
periode beberapa tahun dan membutuhkan terapi, yang menyebabkan gangguan bermakna
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang terjadi pada
sembarang waktu selama perjalanan gangguan:
1. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengan sekurangnya empat
tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota
gerak, dada, rektum, selama menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama
miksi)
2. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya dua gejala gastrointestinal selain
nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau
intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)
3. Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya satu gejala seksual atau reproduktif selain
dari nyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi
tidak teratur, perdarahan menstruasi berlebihan, muntah sepanjang kehamilan).
4. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya satu gejala atau defisit yang
mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (gejala
konversi seperti gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis atau kelemahan
setempat, sulit menelan atau benjolan di tenggorokan, afonia, retensi urin,
halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian,
kejang; gejala disosiatif seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran selain pingsan).
C. Salah satu (1)atau (2):
1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek
langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)
2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau
pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dan riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.
D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguan buatan atau
pura-pura).
2.4.2 Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversi
A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau sensorik
yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain.
B. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisit karena awal atau
eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului oleh konflik atau stresor lain.
C. Gejala atau defisit tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada
gangguan buatan atau berpura-pura).
D. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah penelitian yang diperlukan, dijelaskan sepenuhnya
oleh kondisi medis umum, atau oleh efek langsung suatu zat, atau sebagai perilaku atau
pengalaman yang diterima secara kultural.
E. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain atau memerlukan pemeriksaan
medis.
F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata-mata
selama perjalanan gangguan somatisasi, dan tidak dapat diterangkan dengan lebih baik oleh
gangguan mental lain.
Sebutkan tipe gejala atau defisit:
-Dengan gejata atau defisit motorik
-Dengan gejala atau defisit sensorik
-Dengan kejang atau konvulsi
-Dengan gambaran campuran
2.4.3 Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis
A. Pereokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia menderita, suatu penyakit
serius didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap gejalagejala tubuh.
B. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepat dan
penentraman.
C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti gangguan delusional,
tipe somatik) dan tidakterbatas pada kekhawatiran tentang penampilan (seperti pada
gangguan dismorfik tubuh).
D. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara kilnis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.
F. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan umum, gangguan
obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif berat, cemas perpisahan, atau
gangguan somatoform lain.
2.4.4 Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh
A. Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali
tubuh, kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan dengan nyat.
B. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
C. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya,
ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anorexia nervosa).
2.4.5 Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri
A. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat gambaran klinis dan cukup
parah untuk memerlukan perhatian klinis.
B. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
C. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset, kemarahan, eksaserbasi
atau bertahannnya nyeri.
D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan
buatan atau berpura-pura).
E. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau gangguan
psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Gangguan somatisasi adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik ( sebagai
fisik(sebagaicontohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan
medis yang adekuat3
-Klasifikasi gangguan somatisasi adalah: gangguan konversi, gangguan hipokondriasis,
gangguan somatisasi, gangguan dismorfik body, gangguan nyeri.5
- DSM-IV menyederhanakan kriteria diagnostik yang diajukan di dalam DSM-III-R. Untuk
diagnosis gangguan somatoform, DSM-IV mengharuskan onset usia sebelum 30 tahun. Selama
perjalanan penyakit, pasien harus telah mengeluhkan sekurangnya empat gejala nyeri, dua gejala
gastrointestinal, satu gejala seksual, dan satu gejala neurologis semu, yang semuanya tidak ada
yang dapat dijelaskan sepenuhnya melalui pemeriksaan fisik atau laboratorium.6
DAFTAR PUSTAKA
1. Pardamean E, Somatoform, di unduh dari http://www.idijakbar.com/prosidim/gangguan-
somatisasi.htm di akses Oktober 2007
2. . Medika G, Gangguan Somatoform, http://chanantha.wordpress.com/2009/09/28/gangguan-
somatisasi di akses Maret 2008
3. Hartati N, Gangguan Disosiatif dan Somatoform, di unduh dari
hhtp://catatankuliah.wordpres.com/2008/11/08.gangguan-disosiatif-dan-somatisasi// di akses
November 2008
4.Iskandar Yul, Somatoform, di unduh dari
http ://www.dryuliskandar.Multyply.com/journal//item//53 diakses Juli 2008
5. Wirawan H, Somatoform, di unduh dari
http://Hilman2007.wordpress.com/2009/07/03/gangguan-somatisasi// di akses Juli 2009
6. 56.Dewi, Somatisasi Psikologi Abnormal, di unduh dari
http://dewipsikolog.blogspot.com/2009-03-01//arcvie.html di akses Maret 2009

More Related Content

What's hot

SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IVSEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IVHusna Sholihah
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialdadadony
 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwadadadony
 
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansiaPresentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansiaReza Fazaki
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIKanggibandi
 
Penyajian data sik
Penyajian data sikPenyajian data sik
Penyajian data sikPahmiRamdan
 
Klasifikasi gangguan jiwa
Klasifikasi gangguan jiwaKlasifikasi gangguan jiwa
Klasifikasi gangguan jiwaUbaid Muzzaki
 
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatry
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatryKp 3.1.40 consultation liaison psychiatry
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatryAhmad Muhtar
 

What's hot (12)

SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IVSEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
SEHAT MENTAL DAN KLASIFIKASI GANGGUAN KEJIWAAN MENURUT DSM IV
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksial
 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwa
 
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansiaPresentase askep-gangguan-psikososial-lansia
Presentase askep-gangguan-psikososial-lansia
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
Makalah ega
Makalah egaMakalah ega
Makalah ega
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
 
Makalah SIK
Makalah SIKMakalah SIK
Makalah SIK
 
Penyajian data sik
Penyajian data sikPenyajian data sik
Penyajian data sik
 
Klasifikasi gangguan jiwa
Klasifikasi gangguan jiwaKlasifikasi gangguan jiwa
Klasifikasi gangguan jiwa
 
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatry
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatryKp 3.1.40 consultation liaison psychiatry
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatry
 
1349 3056-1-pb
1349 3056-1-pb1349 3056-1-pb
1349 3056-1-pb
 

Similar to Gangguan Somatisasi

Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6Ai Siti NH
 
Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6Ai Nurhasanah
 
Gangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiGangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiSyarifah Merisa Dewi
 
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Lautan Jiwa
 
Askep skizofrenia
Askep skizofreniaAskep skizofrenia
Askep skizofreniaIs Muhar
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanNajMah Usman
 
Sindrom Pra Haid
Sindrom Pra HaidSindrom Pra Haid
Sindrom Pra HaidAminul F.
 
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptxMASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptxLisaputriYuningsih24
 
INSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptx
INSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptxINSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptx
INSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptxssuser686b2a1
 
Edoc.site referat depresiu
Edoc.site referat depresiuEdoc.site referat depresiu
Edoc.site referat depresiuDafiq F Yusuf
 
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docxGebrielMetondiaGurni
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatanputri_indah
 

Similar to Gangguan Somatisasi (20)

Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6
 
Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6Gangguan somatoform 6
Gangguan somatoform 6
 
Gangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiGangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresi
 
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
 
Askep skizofrenia
Askep skizofreniaAskep skizofrenia
Askep skizofrenia
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
 
Asgdae
AsgdaeAsgdae
Asgdae
 
Hipokondriasis
HipokondriasisHipokondriasis
Hipokondriasis
 
Tugas psikologi faal lengkap
Tugas psikologi faal lengkapTugas psikologi faal lengkap
Tugas psikologi faal lengkap
 
Pengertian psikologi
Pengertian psikologiPengertian psikologi
Pengertian psikologi
 
[1] konsep penyakit kronis
[1] konsep penyakit kronis[1] konsep penyakit kronis
[1] konsep penyakit kronis
 
Sindrom Pra Haid
Sindrom Pra HaidSindrom Pra Haid
Sindrom Pra Haid
 
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptxMASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
MASALAH GANGGUAN reproduksi intan bu imah.pptx
 
INSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptx
INSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptxINSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptx
INSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptx
 
Psikosomatik
PsikosomatikPsikosomatik
Psikosomatik
 
Edoc.site referat depresiu
Edoc.site referat depresiuEdoc.site referat depresiu
Edoc.site referat depresiu
 
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
1B_Kelompok 6_Ujian Praktikum Epidemiologi.docx
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatanPerilaku kesehatan
Perilaku kesehatan
 
Reply AKPER PEMKAB MUNA
Reply AKPER PEMKAB MUNA Reply AKPER PEMKAB MUNA
Reply AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 

Recently uploaded (7)

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 

Gangguan Somatisasi

  • 1. GANGGUAN SOMATISASI Siti Zubaidah Nim : 050100018 DEPARTEMEN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan 2 BAB II. PEMBAHASAN 2.1. Definisi 3 2.2. Epidemiologi 3 2.3. Klasifikasi 4 2.4. Kriteria Diagnostik 5 2.4.1. Kriteria diagnostik untuk gangguan somatik 5 2.4.2. Kriteria diagnostik untuk gangguan konversi 18 2.4.3. Kriteria diagnotsik untuk gangguan hipokondriasis 2.4.4. Kriteria diagnostik untuk gangguan dismorfik tubuh 2.4.5. Criteria gangguan diagnostic untuk gangguan nyeri 18 2.5. Penatalaksanaan 21 2.5.1. Pungsi Untuk Tujuan Terapi 21 2.5.2. Terapi Medikamentosa 22 BAB III. KESIMPULAN 11 DAFTAR PUSTAKA
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan somatisasi adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik ( sebagai fisik(sebagaicontohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien unt untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura- pura yang disadari atau gangguan buatan.1 Ganguan ini ditandai dengan adanya keluhan-keluhan berupa gejala fisik yang bermacam- macam dan hampir mengenai semua sistem tubuh. Keluhan ini biasanya sudah berlangsung lama dan biasanya keluhannya berulang-ulang namun berganti-ganti tempat. Pasien biasanya telah sering pergi ke berbagai macam dokter ( doctor shopping ). Beberapa pasien bahkan ada yang sampai dilakukan operasi namun hasilnya negatif. Keluhan yang paling sering biasanya berhubungan dengan sistem organ gastrointestinal ( perasaan sakit, kembung, bertahak, mual dan muntah ) dan keluhan pada kulit seperti rasa gatal, terbakar, kesemutan, baal dan pedih. Pasien juga sering mengeluhkan rasa sakit di berbagai organ atau sistem tubuh, misalnya nyeri kepala, punggung, persendian, tulang belakang, dada atau nyeri saat berhubungan badan. Kadang juga terdapat keluhan disfungsi seksual dan gangguan haid. 2
  • 4. Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Biasanya bermula sebelum usia 30an dan telah berlangsung beberapa tahun. Pasien biasanya tidak mau menerima pendapat dokter bahwa mungkin ada dasar psikologis yang mendasari gejalanya.k berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. 1.2 Tujuan Makalah ini disusun dengan harapan, setiap pembaca khususnya kalangan medis, lebih mengetahui bagaimana cirri-ciri gangguan somatisasi yang nantinya akan mudah untuk mendiagnosa secara pati gangguan ini, sehingga pengobatan dapat diberikan secara maksimal dan tepat, yang nantinya memberikan efek postif atau kesembuhan yang diharapkan. Dan juga untuk memberikan informasi tentang bagaimana cara penanganan dari gangguan somatisasi ini.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Defenisi Kata somatoform ini di ambil dari bahasa Yunani soma, yang berarti “tubuh”. Dalam gangguan somatoform, orang memiliki simtom fisik yang mengingatkan pada gangguan fisik, namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat ditemukan penyebabnya. Gangguan somatoform berbeda dengan malingering, atau kepura-puraan simtom yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang jelas. Gangguan ini juga berbeda dengan gangguan factitious yaitu suatu gangguan yang ditandai oleh pemalsuan simtom psikologis atau fisik yang disengaja tanpa keuntungan yang jelas. Selain itu gangguan ini juga berbeda pula dengan sindrom Muchausen yaitu suatu tipe gangguan factitious yang ditandai oleh kepura-puraan mengenai simtom medis.3 Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau gangguan buatan.3 2.2 Epidemiologi Penyakit ini sering didapatkan , berkisar antara 2-20 dari 1000 penduduk. Lebih banyak pada wanita. Pasien pada umumnya mempunyai riwayat keluhan fisik yang banyak. Biasanya dimulai
  • 6. sebelum berumur 30 tahun. Sebelumnya pasien telah banyak mendapat diagnosis, makan banyak obat, dan banyak menderita alegi. Pasien ini terus mencari penerangan medis untuk gejala yang dideritanya dan bersedia untuk melakukan berbagai test medis, pembedahan, uji klinik, walaupun dia tahu hal tersebut jarang yang memberikan hasil, biasanya hasilnya adalah normal, atau ada gangguan kecil.4 Fenomena ini dapat berupa spectrum yang ringan yang akan memperberat gangguan somatisasi, pasien yang benar benar masuk kriteria biasanya telah hidup dengan didominasi dengan pengalaman medik dan mungkin telah mengalami gangguan hubungan interpersonal. Riwayat keluarga biasanya menunjukkan hal yang sama terutama pada wanita, dan riwayat anti sosial pada pria.4 2.3 Klasifikasi 5 Adapun bentuk gangguan tersebut adalah sebagai berikut : 1.Gangguan konversi Merupakan bentuk perubahan yang mengakibatkan adanya perubahan fungsi fisik yang tidak dapat dilacak secara medis. gangguan ini muncul dalam konflik atau pengalaman traumatik yang memberikan keyakinan akan adanya penyebab psikologis. 2. Hipokondriasis Terpaku pada keyakinan bahwa dirinya menderita penyakit yang serius. Ketakutan akan adanya penyakit terus ada meskipun secara medis telah diyakinkan. Sensasi atau nyeri fisik biasa sering diasosiasikan dengan gejala penyakit kronis tertentu.
  • 7. 3. Gangguan Somatisasi Keluhan fisik yang muncul berulang mengenai simtom fisik yang tidak ada dasar organis yang jelas. Gangguan ini menyebabkan seseorang untuk melakukan kunjungan medis berkali-kali atau menyebabkan hendaya yang signifikan dalam fungsi. 4. Gangguan Dismorfik Tubuh Terpaku pada kerusakan fisk yang dibayangkan atau berlebih-lebihan. Menganggap orang tidak memperhatikannya karena kerusakan tubuh yang dimilikinya (dipersepsikannya). Gangguan ini akan membawa seseorang pada perilaku kompulsif . seperti berulang-ulang berdandan. dll. Ditandai oleh kepercayaan palsu atau persepsi yang berlebih-lebihan bahwa suatu bagian tubuh mengalami cacat. 5. Gangguan nyeri Ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan dengan faktor psikologis atau secara bermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis. DSM-IV juga memiliki dua criteria diagnostic residual untuk gangguan somatoform 2.4 Kriteria Diagnostik1 2.4.1Kriteria diagnostik untuk gangguan somatisasi : A. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama periode beberapa tahun dan membutuhkan terapi, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang terjadi pada
  • 8. sembarang waktu selama perjalanan gangguan: 1. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengan sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi) 2. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya dua gejala gastrointestinal selain nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan) 3. Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya satu gejala seksual atau reproduktif selain dari nyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi berlebihan, muntah sepanjang kehamilan). 4. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya satu gejala atau defisit yang mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (gejala konversi seperti gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis atau kelemahan setempat, sulit menelan atau benjolan di tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran selain pingsan). C. Salah satu (1)atau (2): 1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol) 2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dan riwayat
  • 9. penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium. D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguan buatan atau pura-pura). 2.4.2 Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversi A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau sensorik yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain. B. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisit karena awal atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului oleh konflik atau stresor lain. C. Gejala atau defisit tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura). D. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah penelitian yang diperlukan, dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis umum, atau oleh efek langsung suatu zat, atau sebagai perilaku atau pengalaman yang diterima secara kultural. E. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain atau memerlukan pemeriksaan medis. F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan somatisasi, dan tidak dapat diterangkan dengan lebih baik oleh gangguan mental lain. Sebutkan tipe gejala atau defisit: -Dengan gejata atau defisit motorik -Dengan gejala atau defisit sensorik
  • 10. -Dengan kejang atau konvulsi -Dengan gambaran campuran 2.4.3 Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis A. Pereokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia menderita, suatu penyakit serius didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap gejalagejala tubuh. B. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepat dan penentraman. C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti gangguan delusional, tipe somatik) dan tidakterbatas pada kekhawatiran tentang penampilan (seperti pada gangguan dismorfik tubuh). D. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara kilnis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan. F. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan umum, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif berat, cemas perpisahan, atau gangguan somatoform lain. 2.4.4 Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh A. Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali tubuh, kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan dengan nyat. B. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
  • 11. C. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya, ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anorexia nervosa). 2.4.5 Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri A. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat gambaran klinis dan cukup parah untuk memerlukan perhatian klinis. B. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. C. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset, kemarahan, eksaserbasi atau bertahannnya nyeri. D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura). E. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan - Gangguan somatisasi adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik ( sebagai fisik(sebagaicontohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat3 -Klasifikasi gangguan somatisasi adalah: gangguan konversi, gangguan hipokondriasis, gangguan somatisasi, gangguan dismorfik body, gangguan nyeri.5 - DSM-IV menyederhanakan kriteria diagnostik yang diajukan di dalam DSM-III-R. Untuk diagnosis gangguan somatoform, DSM-IV mengharuskan onset usia sebelum 30 tahun. Selama perjalanan penyakit, pasien harus telah mengeluhkan sekurangnya empat gejala nyeri, dua gejala gastrointestinal, satu gejala seksual, dan satu gejala neurologis semu, yang semuanya tidak ada yang dapat dijelaskan sepenuhnya melalui pemeriksaan fisik atau laboratorium.6
  • 13. DAFTAR PUSTAKA 1. Pardamean E, Somatoform, di unduh dari http://www.idijakbar.com/prosidim/gangguan- somatisasi.htm di akses Oktober 2007 2. . Medika G, Gangguan Somatoform, http://chanantha.wordpress.com/2009/09/28/gangguan- somatisasi di akses Maret 2008 3. Hartati N, Gangguan Disosiatif dan Somatoform, di unduh dari hhtp://catatankuliah.wordpres.com/2008/11/08.gangguan-disosiatif-dan-somatisasi// di akses November 2008 4.Iskandar Yul, Somatoform, di unduh dari http ://www.dryuliskandar.Multyply.com/journal//item//53 diakses Juli 2008 5. Wirawan H, Somatoform, di unduh dari http://Hilman2007.wordpress.com/2009/07/03/gangguan-somatisasi// di akses Juli 2009 6. 56.Dewi, Somatisasi Psikologi Abnormal, di unduh dari http://dewipsikolog.blogspot.com/2009-03-01//arcvie.html di akses Maret 2009