3. Mental /Jiwa
Adalah bagian dari manusia yang menyangkut :
Pikiran
Perasaan
Persepsi (penerimaan rangsang)
Dorongan kemauan
Fungsi luhur/kognitif
Perilaku
Dapat dioptimalkan sejak saat konsepsi - akhir
4. Sehat Jiwa
• Perasaan sehat dan bahagia
• Mampu menghadapi tantangan hidup
• Dpt menerima orang lain sebagaimana
adanya
• Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri
dan orang lain
6. Gangguan Jiwa
Perilaku, pikiran, atau perasaan yg berbeda,
tidak lazim, atau “menyimpang” ggn jiwa??
Bila hanya terjadi penyimpangan atau konflik
sosial saja tanpa disfungsi seseorang tidak
dimasukkan ke dalam gangguan jiwa
Dikategorikan sebagai gangguan jiwa apabila
memenuhi kriteria gangguan jiwa
7. Kriteria Gangguan Jiwa
Kelompok gejala yang secara klinis
bermakna gangguan pikiran,
perasaan, dan perilaku
Penderitaan (distress)
Disfungsi pekerjaan, sosial, dan
psikologis
9. Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa tidak berdiri sendiri berkaitan
dengan tubuh/fisik
Pemeriksaan fisik-psikis
Evaluasi secara komprehensif evaluasi
multiaksial
10. Evaluasi Multiaksial
• Axis I : Gangguan Jiwa
• Axis II : Ciri Kepribadian /Ggn Kepribadian
• Axis III : Kondisi/Penyakit Fisik/Medik
• Axis IV : Stresor psikososial
• Axis V : Kemampuan Adaptasi Psikososial
Tertinggi dlm 1 th terakhir
11. Gangguan Jiwa
• Jenis gangguan jiwa : ringan – berat
• Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) ~ International
Classified Diagnosis X
• 10 kelompok besar
12. PPDGJ III
F0 - F9 hierarkis
Ggn jiwa yang terletak dalam urutan di atas
mempunyai gejala >> dari yang terletak di
bawahnya.
Makin ke atas biasanya makin besar tingkat
keparahan atau kedaruratannya, khususnya F0,
F1, F2, dan F3.
13. PPDGJ III - ICD X
F0: Ggn Mental Organik
F1: GMP Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif
F2: Skizofrenia, Ggn Skizotipal dan Ggn Waham
F3: Ggn Suasana Perasaan (Mood/Afektif)
F4: Ggn Neurotik, Somatoform & Ggn yg Berkaitan dg Stres
F5: Sindrom Tingkah Laku -- Ggn Fisiologis & Faktor Fisik
F6: Ggn Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa
F7: Retardasi Mental
F8: Gangguan Perkembangan Psikologis
F9: GPE dg Onset Biasanya pd Masa kanak & Remaja
14. F0 : Gangguan Mental Organik
Penyebab :
Primer : penyakit, rudapaksa, atau cedera langsung
pada otak disfungsi otak
Sekunder : penyakit dalam tubuh yang kemudian
secara fisiologis/faali (bukan secara psikologis)
mempengaruhi fungsi otak disfungsi otak
gangguan jiwa
15. Demensia
• Gangguan fungsi kognitif yg mencakup gangguan
daya ingat (segera dan jangka pendek)
• Dapat disertai gejala psikotik, depresi, perubahan
kepribadian
• Penyebab : peny. Alzheimer, vaskular, dll.
• Bukan sekedar proses penuaan biasa
16. Delirium
• Gangguan kesadaran (kesadaran berkabut-
koma) dan perhatian (tidak mampu memusatkan,
mempertahankan, dan mengalihkan perhatian)
• Ggn persepsi, proses pikir, daya ingat, perilaku
psikomotor, emosi dan siklus tidur-bangun
• Onset cepat, perjalanan penyakitnya hilang-
timbul sepanjang hari.
17. F1 : Ggn Mental & Perilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif
F10 : Golongan alkohol
F11 : Golongan opioida (candu, morfin, heroin)
F12 : Golongan kanabinoida (ganja)
F13 : Golongan sedativa atau hipnotika (obat tidur)
F14 : Golongan kokain
F15 : Golongan stimulansia lain termasuk kafein
F16 : Golongan halusinogenika
F17 : Golongan tembakau
F18 : Golongan zat pelarut yang mudah menguap
F19 : Golongan zat multipel dan penggunaan zat
psikoaktif lainnya
18. F1 : Ggn Mental & Perilaku Akibat Penggunaan
Zat Psikoaktif
F1x.0 : Intoksikasi
F1x.1 : Penggunaan yang merugikan
F1x.2 : Sindrom ketergantungan
F1x.3 : Keadaan putus zat
F1x.4 : Keadaan putus zat dengan delirium
F1x.5 : Ggn psikotik
F1x.6 : Sindrom amnestik
F1x.7 : Ggn psikotik residual atau onset lambat
F1x.8 : Ggn mental & perilaku lainnya
F1x.9 : Ggn mental & perilaku YTT
19. Intoksikasi (F1x.0)
• Kondisi peralihan yg timbul akibat
penggunaan zat psikoaktif ggn kesadaran,
fungsi kognitif, persepsi, afek, perilaku, atau
fungsi dan respons psikofisiologis lainnya
• Intensitas intoksikasi berkurang ~ waktu
hilang bila tidak menggunakan lagi
• Gejala tidak selalu mencerminkan aksi primer
zat
20. Sindrom Ketergantungan (F1x.2)
1. Keinginan yg amat sangat kuat menggunakan zat
2. Sulit untuk tdk menggunakan, menghentikan, atau
mengendalikan tingkat penggunaannya,
meskipun tahu akibatnya merugikan
3. Keadaan putus zat
4. Toleransi
5. Mengabaikan kenikmatan karena zat lain
6. Meningkatnya wkt yg dipakai untuk mendapatkan,
menggunakan, atau pulih dari pengaruhnya
21. Keadaan putus zat (F1x.3)
• Sekelompok gejala dg aneka bentuk &
keparahan yg tjd pd penghentian zat sesudah
penggunaan zat yg terus-menerus & dlm jangka
panjang dan/atau dosis tinggi
• Gejala mereda bila pemakaian dilanjutkan
• Onset & perjalanannya terbatas (waktunya),
terkait dengan jenis zat
• Dapat disertai komplikasi kejang
22. F2 : Skizofrenia, Ggn Skizotipal dan Ggn
Waham
•F20 : Gangguan skizofrenia
•F21 : Gangguan skizotipal
•F22 : Gangguan waham menetap
•F23 : Gangguan psikotik akut dan sementara
•F24 : Gangguan waham induksi
•F25 : Gangguan skizoafektif
•F28 : Gangguan psikotik non organik
•F29 : Gangguan psikotik non organik lainnya
23. F2 : Skizofrenia, Ggn Skizotipal dan Ggn
Waham
Ciri khas :
Gejala psikotik yg cukup bermakna dan tidak
disebabkan oleh Ggn Mental Organik (F0) dan Ggn
Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif (F1).
24. F2 : Skizofrenia, Ggn Skizotipal dan Ggn Waham
Gejala psikotik :
• Halusinasi
• Waham
• Perilaku gaduh gelisah, kacau,
• Aktivitas berlebihan atau retardasi psikomotor
berat,
• Perilaku katatonik,
• Pembicaraan yg kacau, tanpa tilikan yg baik
25. Gangguan Skizofrenia
Ditandai adanya :
Penyimpangan yg fundamental dan
karakteristik dari pikiran & persepsi
Afek yg tdk sesuai atau tumpul
Kesadaran jernih
Kemampuan intelektual tetap terpelihara
Bisa terjadi kemunduran kognitif tertentu
26. F3 : Ggn Suasana Perasaan (Mood/Afektif)
Ciri khas :
• Perubahan suasana perasaan yg bermakna :
~ depresi (yang dapat disertai kecemasan)
~ elasi/peningkatan suasana perasaan (manik)
• Episodik, berulang, kronis berkepanjangan
• Dapat disertai gejala psikotik
Bila gejala psikotiknya mereda/hilang, kondisi
manik/depresi masih berlangsung
27. F3 : Ggn Suasana Perasaan (Mood/Afektif)
Yang termasuk dalam blok ini adalah :
• F30 : Episode Manik
• F31 : Ggn Afektif Bipolar (manik dan depresif)
• F32 : Episode Depresif
• F33 : Episode Depresif Berulang
• F34 : Ggn Suasana Perasaan (Mood) Menetap
• F38 : Ggn Suasana Perasaan Lainnya
• F39 : Ggn Suasana Perasaan YTT
30. Episode Depresif
• Pikiran, perasaan, perilaku menurun
F32.0 : Episode depresif ringan
F32.1 : Episode depresif sedang
F32.2 : Episode depresif berat tanpa
gejala psikotik
F32.3 : Episode depresif berat dg gejala
psikotik
F32.8 : Episode depresif lainnya
F32.9 : Episode depresif YTT
31. Kriteria Diagnosis Depresi
Kriteria Mayor :
• Afek/mood depresif
• Kehilangan minat &
kegembiraan
• Berkurangnya energi
mudah lelah
Kriteria Minor :
• Konsentrasi
berkurang
• Harga diri berkurang
• Merasa bersalah &
tdk berguna
• Pesimis thd masa
depan
• Usaha bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan
terganggu
32. Kriteria diagnosis depresi
Depresi ringan : 2 mayor, 2 minor
Depresi sedang : 2 mayor, 3 minor
Depresi berat : 3 mayor, 4 minor, ide bunuh
diri/ciri psikotik
berlangsung minimal 2 minggu
34. F4 : Ggn Neurotik, Ggn Somatoform &
Ggn yg Berkaitan dg Stres
Ggn dlm perasaan, perilaku atau proses pikir
yang irasional, egodistonik, namun tidak dapat
dikendalikan oleh pasien
Tilikan (walau terganggu sampai tertentu)
namun masih baik
Pasien biasanya datang berobat atas
keinginan sendiri
35. Gangguan Cemas
• Merasa khawatir atau takut yg berlebihan
• Merasa gelisah
• Mudah berkeringat dingin, berdebar-debar,
gemetar
• Keluhan fisik lainnya
37. F6. Gangguan Kepribadian & Perilaku Masa
Dewasa
F60 : Ggn kepribadian khas
F61 : Ggn kepribadian campuran & lainnya
F62 : Perubahan kepribadian yg berlangsung lama yg
tdk diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak
F63 : Ggn kebiasaan & impuls (judi, bakar, dll)
F64 : Ggn identitas jenis kelamin
F65 : Ggn preferensi seksual
F66 : Ggn psikologis & perilaku yg berhubungan dg
perkembangan & orientasi seksual
F68 : Ggn kepribadian & perilaku masa dewasa lainnya
F69 : Ggn kepribadian & perilaku masa dewasa YTT
38. F60. Gangguan Kepribadian Khas
Kepribadian : pola perilaku yg tertanam
dalam, berlangsung lama, yang muncul
sebagai respons yang KAKU bila individu
dihadapkan kepada situasi sosial atau
personal.
Pola ini menunjukkan deviasi bermakna
dibandingkan dengan umumnya orang
Seringkali berkaitan dengan penderitaan dan
masalah dalam fungsi sosial
40. F7.Retardasi Mental
• Perkembangan mental yang terhenti atau
tidak lengkap
• Ditandai oleh hendaya ketrampilan selama
masa perkembangan
• Mempengaruhi semua tingkat intelegensi, yi.
kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan
sosial
• Dapat terjadi dengan/tanpa gg.jiwa atau
gg.fisik lain
41. Retardasi Mental
• RM Ringan (IQ 50-69), educable, dapat mandiri
• RM Sedang (IQ 35-49), lazim ditemui disabilitas
fisik, trainable, dapat melakukan fungsi sehari-
hari namun memerlukan pengawasan
• RM Berat (IQ 20-34), disabilitas motorik mencolok
• RM Sangat Berat (IQ <20), vegetatif, senantiasa
memerlukan bantuan
42. Ggn Perkembangan Psikologis (F8)
F80 : GP khas berbicara dan berbahasa
F81 : GP belajar khas (membaca, mengeja,
berhitung)
F82 : GP motorik khas
F83 : GP khas campuran
F84 : GP pervasif
F88 : GP psikologis lainnya
F89 : GP psikologis YTT
43. GP Pervasif (F84)
• Abnormalitas kualitatif dlm interaksi sosial & pola
komunikasi, minat & gerakan yg stereotipik,
berulang & terbatas
44. GP Pervasif (F84)
F84.0 : Autisme masa kanak
F84.1 : Autisme tak khas
F84.2 : Sindrom Rett
F84.3 : Ggn desintegratif masa kanak lainnya
F84.4 : Ggn aktivitas berlebih yg berhub dg RM &
gerakan stereotipik
F84.5 : Sindrom Asperger
F84.8 : GPP lainnya
F84.9 : GPP YTT
45. Ggn Perilaku & Emosional (F9)
F90 : Ggn hiperkinetik
F91 : Ggn tingkah laku
F92 : Ggn campuran tingkah laku & emosi
F93 : Ggn emosional dg onset khas pada masa
kanak
F94 : Ggn fungsi sosial dg onset khas pada masa
kanak & remaja
F95 : Ggn TIC
F98 : GPE lainnya
F99 : Ggn jiwa YTT
46. F90 : Gg Hiperkinetik
• Kurangnya perhatian serta ketekunan dalam
suatu kegiatan yang menuntut keterlibatan
kognitif
• Aktivitas berlebih: ber-pindah2 kegiatan tanpa
menyelesaikan satu tugas pun, aktivitas tidak
beraturan dan berlebihan
• Harus nyata dalam lebih dari satu situasi (mis.
di rumah, di sekolah, di klinik)
• Onset dini (dalam 5 tahun pertama)
58. Kepatuhan : Penting
• 1 dari 2 pasien skizofrenia tidak patuh
pengobatan
• Ketidak-patuhan parsial dan total terhadap
antipsikotik oral sering ditemukan pada pasien
skizofrenia dan menyebabkan kenaikan risiko
kambuh dan re-hospitalisasi secara signifikan
• Lalai obat hanya 1-10 hari/tahun : meningkatkan
resiko re-hospitalisasi
59.
60.
61.
62.
63. Solusi Terbaik
• Pengobatan rutin
• Kontrol rutin
• Kepatuhan berobat kurang baik injeksi long
acting
• Anti psikotik generasi I dan II
64.
65. Pilihan terapi
ANTIPSIKOTIKA GENERASI
LAMA
ANTIPSIKOTIKA GENERASI
BARU
Contoh : Haloperidol, Flufenazine Contoh : Risperidone, klozapin,
paliperidone, quetiapin, aripiprazol
KEKURANGAN KELEBIHAN KEKURANGAN KELEBIHAN
Hanya dapat
bekerja untuk
gejala positif
Dapat
mengatasi gejala
positif dengan
segera
- Dapat mengatasi
gejala positif dan
negatif, afektif
dan defisit
kognitif
Efek samping
EPS relatif lebih
berat
- - Efek samping
relatif lebih ringan
66. Kelebihan Kekurangan
Keluarga tidak terbebani mengawasi
kepatuhan minum obat oral ODS
Risiko nyeri pada
penyuntikan
Memastikan kadar obat tetap ada dan
stabil di dalam darah untuk
mengendalikan gejala
Angka kekambuhan relatif lelbih kecil
Diberikan hanya 2 minggu sekali atau 4
minggu sekali
Efek samping relatif lebih kecil
Risiko lupa minum obat lebih kecil
karena disuntikkan dengan jadwal
tertentu
ODS dan keluarga memiliki jadwal
rutin bertemu dan kontrol ke dokter
tiap 2 minggu / 4 mingguan
67. Harapan Baru Bagi ODGJ
STOP STIGMA PADA ODGJ
ODGJ
kembali
produktif
Diagnosis dan
Tangani lebih dini
Pengobatan memadai yang terus
menerus untuk mengendalikan
gejala sejak dini
Dukungan dari keluarga
dan lingkungan
Editor's Notes
Dengan bergesernya tujuan pengobatan pada skizofrenia serta pengobatan yang semakin maju dan berkembang membuat harapan baru bagi ODS lebih nyata dimana ODS dapat terkendali dan kembali produktif sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan lingkungan. Dengan dukungan penuh dari keluarga dan lingkungan untuk mengurangi stigma pada skizofrenia maka kita dapat membantu ODS untuk dapat terkendali dan kembali ke masyarakat seperti semula. Skizofrenia tidak berbeda dengan penyakit kronis lainnya seperti diabetes ataupun hipertensi, dimana pada skizofrenia terdapat gangguan di otak yang mengakibatkan aktivitas berlebihan di otak, yang dapat dikendalikan dengan pengobatan terus menerus sejak dini seperti halnya penderita diabetes makan obat setiap hari untuk mengendalikan gula darah.