Dokumen tersebut membahas berbagai jenis luka dan penyebabnya, serta tahapan penyembuhan luka. Jenis luka meliputi luka sayat, luka tusuk, luka bakar, dan luka akibat gigitan atau radiasi. Penyebab luka dapat berupa trauma mekanik, termal, listrik, kimia, atau gigitan binatang. Proses penyembuhan luka meliputi fase inflamasi, proliferasi, dan remodeling.
8. • LUKA TEMBAK
• LUKA MASUK
• LUKA KELUAR ADA ATAU
TIDAK ADA
• SALURAN BERONGGA
DISEBABKAN ENERGI DARI
PELURU
9. BERATNYA CEDERA
TERGANTUNG
BESARNYA ENERGI
KINETIK YANG
MEMBENTUR
JARINGAN, JENIS
PELURU, SERTA
SENJATA
GELOMBANG KEJUT
MENYEBAR DARI
PELURU,
MENIMBULKAN LUKA
BERONGGA DENGAN
TEKANAN NEGATIF
MENGHISAP SARAF,
PEMBULUH DARAH
DAN KOTORAN
PELURU YANG
PECAH WAKTU
MEMBENTUR
JARINGAN (SOFT
BULLET) AKAN
MENIMBULKAN
KERUSAKAN LEBIH
HEBAT
10. • Luka gigitan
• Luka berbentuk gigi –
gigi atau luka robek
• Bahaya infeksi bisa ular;
rabies
• Disebabkan gigitan
binatang anjing;
ular berbisa
11. DERAJAT 1
DERAJAT 2
DERAJAT 3
LUKA BAKAR
Penyebab api, air panas, dll
Morfologi luka terpenting,
derajatnya :
DERAJAT I : KULIT
HIPEREMIS, UDEM
DERAJAT II : TIMBUL BULA
DERAJAT III : JARINGAN NEKROSIS,
ESCAR
12. LUKA BAKAR LISTRIK UMUMNYA
DERAJAT III
Penyebab : arus listrik tegangan
tinggi mengaliri tubuh tahanan
jaringan yang lebih tinggi
menimbulkan luka bakar yang lebih
tinggi derajatnya
Pada luka masuk dan keluar
terjadi destruksi jaringan yang
hebat panas yang timbul pada
pembuluh darah merusak intima;
timbul thrombosis, iskemik dan
nekrosis jaringan
13. LUKA AKIBAT ZAT KIMIA
• GAS BERACUN DALAM PEPERANGAN LUKA BAKAR DAN ANOXIA SEL
BILA KONTAK DENGAN KULIT DAN MUKOSA SERTA KERACUNAN
SISTEMIK
• KERUSAKAN KULIT DILUAR HANYA BERUPA HIPEREMIS DIDALAM
PROSES PENGHANCURAN TERUS BERJALAN SELAMA ZAT KIMIA NYA
MASIH ADA
Merupakan luka bakar
Penyebab :
- oksidator : kaporit, permanganas kalikus,
asam kromat
- bahan korosif : phenol, fosfor, KOH,NaOH
DENATURASI PROTEIN
14. PETIR BERMUATAN LISTRIK
TEGANGAN TINGGI 20-100 JUTA
VOLT DAN 20000 Amp;
SUHU INTI SAMPAI 30000 KELVIN
>> SUHU PERMUKAAN MATAHARI
LUKA SAMBARAN PETIR
SAMBARAN LANGSUNG DAN SAMPING
ARUS LISTRIK MASUK
MELALUI MATA, TELINGA DAN
MULUT
DAPAT PINGSAN, HENTI
JANTUNG DAN NAFAS
SAMBARAN KONTAK
ARUS LISTRIK MASUK PADA
TEMPAT KONTAK : LUKA BAKAR
1-2 % , DERAJAT 2 SAMPAI
PADA TUNGKAI DAPAT
MENIMBULKAN
VASOKONSTRIKSI DAN PARALISIS
15. SUHU JARINGAN TURUN VASOKONSTRIKSI,
SEL HIPOKSIA, ANOKSIA
PERMEABILITAS PEMBULUH DARAH
MENINGKAT TIMBUL OEDEM
ALIRAN DARAH MELAMBAT STASIS
THROMBOSIS DAN NEKROSIS JARINGAN
CAIRAN SEL MENGKRISTAL PADA SUHU
DINGIN
SEL SARAF, PEMBULUH DARAH , OTOT LURIK
SANGAT PEKA TERHADAP SUHU DINGIN;
KULIT FASIA DAN JARINGAN IKAT
LEBIH TAHAN
DERAJAT CEDERA SUHU DINGIN
I : HIPEREMIA, OEDEM
II : NEKROSIS KULIT DAN SUB KUTIS
III : II + NYERI 1 BULAN, KEROPENG
IV : MUMIFIKASI, RUSAK SELURUH
JARINGAN, DEMARKASI JELAS 1
BULAN
16. LUKA RADIASI DAN IONISASI
Penyebab : radiasi elektromagnetik seperti sinar rontgen, sinar
gamma, partikel nuklir
Sel jaringan yang bermitosis rentan terhadap radiasi
sistem hemopoetik, sistem reproduksi, mukosa usus, epitel kulit
dan sel tumor ganas
Pemindahan energi merangsang molekul sel
terjadi ionisasi yang mendestruksi DNA cel
Sel saraf yang tidak bermitosis kurang sensitif
Pembuluh darah halus vaskulitis, fibrosis, lumen menutup, hipoksia
dan nekrotik jaringan merupakan akibat dini dan lanjut
Luka bakar berupa eritema ringan sementasi pada kekuatan 50 cy,
Eritema menetap oleh radiasi kekuatan sedang kerusakan seperti
luka bakar derajat III
17. Luka Gigitan Ular Berbisa
Bisa ular terdiri dari enzim polipeptida yaitu forfolipase A ,
hialurodinase, ATP-ase , 5- nukleotidase, DNA –ase, RNA-ase,
kolinesterase, protease
Enzim mendestruksi jaringan lokal toksik terhadap saraf ,
hemolisis, histamin dilepaskan, timbul reaksi anafilaksis
Hialurodinase merusak bahan dasar sel
racun mudah menyebar
nekrosis jaringan yang luas, dan hemolisis,
luka dikulit berupa eritema, ekimose, ptekia,
bula, nekrosis jaringan
18. Dapat terjadi perdarahan peritoneum dan perikardium,
oedem paru, syok berat karena efek racun pada jantung
PERTOLONGAN : luka disayat atau dieksisi, racun diisap ,
suntikan IV serum anti bisa ular
Berikan infus Na Cl 0,9 % , untuk pembekuan darah diberikan
fibrinogen atau plasma
20. FASE INFLAMASI
berlangsung hari 1-5
Proses Hemostasis dan Pembekuan Darah
peran trombosit yang keluar dari pembuluh
darah yang putus
Proses Koagulasi
mengeluarkan kaskade komplemen ; dari
kaskade dikeluarkan bradikinin dan
anafilaktosin C3a dan C5a
Vasodilatasi
permeabilitas pembuluh meningkat, terjadi
eksudat dan penyebukan sel-sel radang.
21. KLINIS REAKSI RADANG :
KEMERAHAN (RUBOR), HANGAT (KOLOR),
NYERI (DOLOR), PEMBENGKAKAN (TUMOR)
LEUKOSIT BERDIAPEDESE MENEMBUS DINDING
PEMBULUH DARAH KARENA KEMOTAKSIS, MENCERNA
BAKIERI DAN KOTORAN; MUNCUL SEL MONOSIT DAN
LIMFOSIT MEMBANTU MENGHANCURKAN BAKTERI
LUKA HANYA DIPERTAUTAN FIBRIN YANG LEMAH
MONOSIT MAKROFAG JUGA MENYEKRESI SITOKIN
”GROWTH FACTOR” UNTUK PENYEMBUHAN LUKA
SELANJUTNYA
22. berlangsung hari ke 4 - minggu ke 3
proses proliferasi fibroblast dari sel mesenkim
yang belum berdiferensiasi
menghasilkan mukopolisakarida, asam amino,
bahan dasar serat kolagen
mempertahankan pinggir luka
pertumbuhan kolagen diatur untuk
menyesuaikan dengan tegangan pada luka
kemampuan menahan regangan 80%
kemampuan kulit normal yang tercapai 3-6
bulan setelah penyembuhan
perupaan kembali patah tulang memerlukan
waktu satu tahun atau lebih
23. Luka dipenuhi oleh sel-sel radang, fibroblast dan
kolagen, pembuluh darah baru (angioneogenesis)
membentuk jaringan kemerahan, berbenjol-benjol
halus seperti “strawberry “
JARINGAN GRANULASI
Epitel dari sel-sel basal dipinggir luka terlepas dari
dasarnya berpindah menutupi permukaan luka.
Bila epitel sudah menutupi seluruh luka,
fase fibroblasia berhenti dan berlanjut dengan
fase pematangan “remodelling” (perpupaan kembali)
24. Berlangsung dapat berbulan – bulan
Terjadi proses pematangan penyerapan kembali
jaringan yang berlebih pengerutan yang sesuai gaya
gravitasi dan perupaan ulang jaringan yang baru
Tubuh berusaha menormalkan kembali semua abnormal
selama proses penyembuhan
Dihasilkan jaringan parut yang pucat tipis dan lentur
dan terlihat pengerutan maksimal pada luka
terjadi oedem dan pembengkakan
25. • CONTOH : luka operasi dijahit
PENYEMBUHAN PRIMER
(SANATIO PERPRIMUM INTENTIONEM)
26. • CONTOH : luka yang tidak dijahit sembuh dengan
jaringan granulasi dan parut
PENYEMBUHAN SEKUNDER
(SANATIO PERSECUNDUM INTENTONEM)
27. • CONTOH : luka kotor terkontaminasi, dibersihkan
debridemant biarkan beberapa hari (4-7 ), kalau
tumbuh granulasi baik, baru dijahit primer
PENYEMBUHAN PRIMER TERTUNDA
28. • CONTOH : luka granulasi dari pinggir tidak mungkin,
diambilkan kulit pasien sendiri untuk menutupnya
“SKIN GRAFTING“
(SANATIO PERTERTIUM INTENTIONEM)
29.
30. Gangguan penyembuhan luka
PENYEBAB LOKAL REGIONAL:
Infeksi; jaringan mati, korpus alienum, hematoma
Ulkus infeksi spesifik, ulkus karsinomatosa, ulkus marjoli
Ulkus varicosum, morbus burger
Miskin vaskularisasi seperti kulit pretibial, diatas tendon aschiles
31. PENYEBAB SISTEMIK
• Koagulopati, hemostasis terganggu
• Gangguan sistem imun selullar dan humoral , pembersihan luka
dan jaringan mati dan kotaminasi
• Infeksi virus HIV
• Penyakit yang menekan sistem imun seperti penyakit cushing dan
addison
• Obat immuno supresi, kortikosteroid
• Kurang gizi, malnutrisi, malabsorbsi
• Diabetes melitus
32. ANAMNESIS MEKANISME PENYEBAB, LINGKUNGAN, WAKTU
PERIKSA TELITI , TERTUKAR JENIS DAN MORFOLOGI LUKA
LUKA TERKONTAMINASI BERSIH ATAU KOTOR
LETAK LUKA DAN KONDISI PENDERITA
33. TINDAKAN
BEKERJA SECARA
A-SEPTIK
ANESTESI LOKAL
ATAU UMUM
PENCUCIAN LUKA
DENGAN AIR,
NaCl 0,9%
CAIRAN
ANTISEPTIK,
DEBRIDEMAN
KALAU PERLU,
DISINFEKSI SEKITAR
LUKA
LUKA DIJAHIT
PRIMER ATAU
PRIIMER TERTUNDA
LUKA DITUTUPI
KAIN KASA STERIL
DAN DI BALUT
34. PENYULIT DINI
• Hematom dalam ruangan mati dibawah jahitan
• Mudah terinfeksi dan timbul abses
• Jahitan dibuka nanah dibersihkan luka dibiarkan
terbuka diberi antibiotik sampai timbul jaringan granulasi
sehat
• Dapat dilakukan kembali jahitan primer tertunda
PENYULIT- KOMPLIKASI
35. PENYULIT LANJUT
• Koloid dan parut hipertrofik
• Terjadi karena reaksi serabut kolagen yang berlebihan
• Koloid tumbuh melewati batas luka kemerahan, gatal dan
tumbuh terus
• Parut hipertrofik tidak melewati batas luka dan menyusut
lama – lama
• Kontraktur misalnya di sendi- sendi
PENYULIT- KOMPLIKASI
36. LUKA BAKAR
• PALING SERING KARENA API
LANGSUNG DIPICU BENSIN, GAS, DLL
• PADA ANAK 60% KARENA AIR PANAS
• MENGENAI SEBAGIAN ATAU SELURUH
TEBAL KULIT
• SUHU TINGGI MATAHARI, LISTRIK,
SAMBARAN PETIR
• BAHAN KIMIA SEPERTI ASAM KUAT
DAN BASA KUAT YANG DAPAT
MENYEBABKAN “LIQUIDFECTUAL
NECROSIS “ KARENA DENATURASI
PROTEIN, KOLAGEN DAN DEHIDRASI
PENYEBAB
37. PATOFISIOLOGI
Pada luka bakar > 20 % dapat terjadi syok hipovolemik dengan
segala gejalanya. Eritrosit yang rusak menyebabkan Anemia
Permeabilitas kapiler yang rusak meningkat, terjadi trasudasi ke
jaringan intertisial, timbul oedem dan bula yang maksimal setelah 8
jam, mengandung banyak elektrolit diikuti evaporasi
Kulit terbakar atau terpajan suhu tinggi akan merusak pembuluh
kapiler dibawahnya, disekitarnya dan tempat yang jauh
38. luka bakar mengenai wajah atau tertutup dapat
timbul cedera inhalasi “inhalation injuries”
udem laring dengan obstruksi jalan nafas, dan
keracunan hipoksia
Luka bakar terkontaminasi oleh kuman berasal
dari kulit sendiri, saluran nafas, nosokomial
(kuman gram positif dan gram negatif
“Pseudomonas aerugenosa“) yang berbahaya
karena mengeluarkan eksotoksin protease
menghancurkan jaringan nekrosis
nanah dengan eksudat
Patofisiologi
lanjutan
39. infeksi luka bakar sukar diatasi karena pembuluh
kapiler mengalami trombosis kapiler
membawa sistem pertahanan tubuh dan antibiotik
tidak sampai kejaringan mati
Hipoperfusi sistem Splangnikus merusak mukosa lambung
dan duodenum timbul ulcus Curling dengan gejala
hematemesis dan melena
Proses katabolisme pada fase permulaan
banyak menghancurkan protein dari otot skelet
sehingga otot mengecil
40. • Dinyatakan dengan persen (%)
terhadap luas seluruh tubuh
• Orang dewasa menurut rumus ( 9)
• Anak – anak rumus ( 10-15 – 20 )
• Bayi rumus ( 10 )
LUAS LUKA
BAKAR
41. Kedalaman luka bakar ditentukan tingginya suhu dan lama
berkontak
Derajat I : mengenai epidermis, keluhan nyeri dan
hipersensitif; tampak eritema, seperti “ sun burn “
sembuh dalam 5-7 hari
42. Derajat II :
SUPERFISIAL mengenai stratum basale epidermis ; sisa
epitel startum basal dan adneksa kulit / gld.
Sebacea, cold, sudofera, folikel rambut masih
banyak
PROFUNDA Mengenai dermis lebih dalam; sisa epitel dari
adneksa tinggal lebih sedikit keluhan nyeri,
udem, hiperemis, ada bula
Dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu
43. DERAJAT III Mengenai seluruh lapisan kulit sampai
subkutis atau lebih dalam lagi
Sisa epitel dari adneksa tidak ada lagi ,
pertumbuhan epitel dari pulau-pulau epitel
tidak mengenai lagi
Klinis tidak nyeri (an-estesi )
Tampak pucat, abu-abu, hitam ( escar )
Penanganan dengan “escerectomy “ dan
cangkok kulit ( skin grafting)
44.
45. Penanganan Sistemik
Upaya pertama mematikan api
kontak dengan suhu tinggi tidak lama
Bagian tubuh yang terbakar didinginkan dengan air disiram atau
direndam selama 15 menit
Dengan pendinginan proses denaturasi protein berhenti
sehingga Luka Bakar Derajat I tidak menjadi II dan
Luka Bakar Derajat II dan tidak menjadi III
Mengganti cairan yang hilang dengan infus ringer laktat
sebanyak :
luas luka bakar x berat badan (kg ) x 4 ml (Rumus Baxter) ;
ukur produksi urine 1-3 ml/kg/jam, orang dewasa dan anak.
Berikan ½ nya pada 8 jam pertama
46. Penanganan Lokal
Dengan tindakan aseptik luka bakar dibersihkan dengan larutan garam fisiologis;
bula dipunksi
Luka ditutupi dengan membran amnion untuk mencegah evaporasi, rasa nyeri dan
mencegah infeksi
Amnion akan mengeropeng hari ke -5 , lalu pasien dimandikan
Pada luka bakar derajat dua kadang- kadang diperlukan debridemant secara tangensial,
kemudian cangkok kulit (skin graffting) biasanya sebelum hari ke sepuluh
Pada luka bakar derajat III diperlukan “escarotomy” atau “escarectomy“ kemudian
cangkok kulit (skin graffting)
Perawatan luka bakar dilipat –lipat sendi dan dileher dalam posisi ekstensi, abduksi dan
“position of function“ dijari-jari tangan untuk mencegah kontraktur
47. BERAT LUKA DAN INDIKASI RAWAT & RUJUK
Tergantung luas, dalam dan letaknya
Luka bakar derajat dua > 10 %
Luka bakar mengenai wajah , tangan, kaki, genitalia, perineum, persendian utama
Luka bakar sengatan listrik dan sambar petir
Luka bakar derajat tiga
Luka bakar kena zat kimia
Cedera inhalasi
Ada komorbiditas