Luka bakar merupakan masalah kesehatan global yang serius. Dokumen ini memberikan panduan mengenai manajemen awal luka bakar, termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosa, dan pengobatan awal seperti resusitasi cairan, analgesia, dan penanganan komplikasi seperti cedera inhalasi. Dokumen ini juga menjelaskan klasifikasi luka bakar berdasarkan luas dan kedalaman, serta formula yang digunakan untuk mengestimasi
2. Materi :
■ Basa basi
■ Anamnesis
■ Pemeriksaan Fisik
■ Penulisan Diagnosis
■ Managemen
3. Curriculum Vitae
■ Nama : Ade Sinyo Aristantrisna
■ Riwayat pendidikan:
- S1 Kedokteran : FK Universitas Udayana (2000-2006)
- Spesialis Bedah : FK Universitas Udayana (2016-2021)
■ Riwayat Pekerjaan :
– BIMC Hospital Kuta (2007-2012)
– BIMC Hospital Nusa Dua (2012-2016)
– Medic Assist (2015- Sekarang)
– RSUD Bajawa (2021 - Sekarang)
4. Definisi
• Kerusakan Kulit (atau dengan jaringan di bawah kulit) tubuh yang
disebabkan oleh cedera panas atau dingin
• Penyebab: api, air panas, listrik, bahan kimia, radiasi, frost bite
5. EPIDEMIOLOGI
■ Luka Bakar terjadi pada 1% penyakit secara global, menyebabkan lebih dari
7,1 juta kasus dan lebih dari 265.000 kematian diseluruh dunia.
■ Di Indonesia, luka bakar menyebabkan kematian sekitar 195.000 kasus
■ Luka bakar berada pada ranking 6 pada luka yang tidak disengaja di Indonesia
dengan total 0,7%
■ 1 Persen populasi Australia & Selandia Baru (286.000).
6. ETIOLOGI
■ Thermal Injuries
– Scalds
– Flame
– Contact
■ Electrical Injuries
■ Chemical Injuries
Memicu cedera pada sel oleh karena
transfer energi, yang menyebabkan
terjadinya nekrosis koagulasi.
Menyebabkan cedera
yang langsung pada
membran sel
7. Thermal Injuries
■ Contact
– Direct contact dengan objek yang panas
(Penggorengan atau setrika)
■ Flame
– Kontak langsung dengan api
– Sesuatu yang terbakar / Baju yang terbakar
■ Scalding
– Kontak langsung dengan cairan yang panas
– Paling sering pada pasien pediatric
– Pada saat memasak, mandi 7
9. PATOFISIOLOGI
Local response
A. Zona Koagulasi — Terjadi pada titik
maksimum jejas. Pada zona ini terjadi
kematian jaringan yang ireversibel oleh
karena koagulasi .
B. Zona Stasis — Ditandai dengan adanya
penurunan perfusi jaringan. Tujuan dari
resusitasi cairan pada luka bakar adalah
untuk meningkatkan perfusi jaringan dan
mencegah menjadi cedera yang ireversibel.
C. Zona hyperemia — Zona terluar pada luka
bakar, perfusi didaerah ini meningkat.
Jaringan pada daerah ini akan sembuh,
kecuali adanya sepsis yang berat atau
hypoperfusi yang berkepanjangan.
10. PATOFISIOLOGI
Systemic response
■ Pelepasan sitokin dan mediator inflamasi lainnya pada area luka
akan memberikan efek sistemik jika luar luka lebih dari 20%
dari total body surface area
■ Kardiovaskular — permeabilitas kapiler meningkat,
menyebabkan lepasnya cairan & protein intravascular ke
intersisial. Kontraktilitas myocardial berkurang karena adanya
pelepasan tumor necrosis factor. Hal tersebut ditambah dengan
adanya kehilangan cairan karena luka bakar, menyebabkan
hipotensi sistemik dan end organ hypoperfusion.
■ Respiratory — Mediator inflamasi menyebabkan bronkokonstriksi
dan pada luka bakar yang berat bias menybabkan terjadinya
respiratorydistress syndrome.
■ Metabolic —Basal metabolic rate meningkat hingga 3 kali lipat.
Hal ini dibarengi dengan splanchnichypoperfusion, sehingga
enteral feeding yang cepat dan agresif harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya katabolisme dan mempertahankan
integritas usus.
■ Immunological — terjadi penurunan regulasi imun yang tidak
spesifik, yang mempengaruhi sel baik secara cell mediated
ataupun humoral.
12. KLASIFIKASI LUKA BAKAR
■ Kerusakan jaringan tergantung dari :
– Suhu & kekuatan agen penyebab
– Lamanya kontak dengan kulit
■ Dua faktor yang menentukan Keparahan luka bakar,
– Luas Luka
– Kedalaman luka
■ Akibat luka bakar pada pasien dipengaruhi :
– Keparahan luka bakar
– Cadangan fisiologis pasien (umur & penyakit penyerta)
14. 0 – 1 Year Old
Umur 1-10 Tahun
Untuk setiap pertambahan tahun, ambil
1% dari kepala dan tambahkan ke tiap
kaki 0,5%
RULE OF NINE
Lund and Browder chart
15. 2 YEAR OLD
Umur 1-10 Tahun
Untuk setiap pertambahan tahun,
ambil 1% dari kepala dan tambahkan
ke tiap kaki 0,5%
RULE OF NINE
Lund and Browder chart
16. 3 YEAR OLD
Umur 1-10 Tahun
Untuk setiap pertambahan tahun,
ambil 1% dari kepala dan
tambahkan ke tiap kaki 0,5%
RULE OF NINE
Lund and Browder chart
18. KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Putih/merah, Nyeri saat
ditekan, bula (+/-), Perlu
skin graft, cap reffil
>3s
Putih/ Abu/ Cokelat/ Hitam/
Merah tua, Nyeri (-), Bula (-
), Memerlukan skin graft
Merah/pink, bula (+),
bengkak, nyeri, cap
reffil < 3s
I
Superficial Burn
IIA
Partial Thicknessburn
IIB
Deep Partial Thickness burn
III
Full thickness burn
Merah, nyeri,
kering
19. Diagnosis
■ Combusio ec ..... air api listrik
■ BSA ...% Grade ..... I-IV
■ Location
■ Komplikasi : Suspek inhalation injury, luka bakar melingkar
20. STOP DROP ROLL
• Berikan air (suhu dingin) mengalir di area luka bakar selama
20 menit
• Lepaskan semua perhiasan, jam tangan, pakaian yang
menempel di badan
• Tutup dengan kain yang bersih
• Segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk tindakan
selanjutnya
• Minum obat anti nyeri jika diperlukan
• JANGAN pernah memberikan pertolongan pertama dengan
metode lain seperti batu es, pemberian pasta gigi, kecap,
sabun colek, atau mentega
FIRST AID IN BURN
22. CHECKLIST OF PRIMARY SURVEY OF
SEVERE BURN
Check Do
Airway
Patensi Airway Berbicara dengan pasien
Bersihkan airway dari benda asing
Chin lift, jaw thrust
Jangan melakukan hyperfleksi& hyperextensi pada kepala & leher
Control cervical spine, paling baik dengan rigid collar
Breathing and ventilation
Tanda – tanda hipoksia dan hiperventilasi/hipoventilasi
Awasi tanda intoksikasi karbon monoksida, “Cherry Pink” dan
pasien tidak bernafas
Awasi tanda circumferential chest burn (apakah diperlukan
escharotomy)
Pastikan ekspansi dada adekuat & simetris
Berikan oksigen 100%, 15 Liter/menit NRM
Jika diperlukan lakukan intubasi dan ventilasi
Circulation with hemorrhage
control
Tanda – tanda shock
Cek nadi
Tekanan Darah
Capillary refill (normal ≤ 2 detik)
Awasi tanda circumferential chest burn (apakah diperlukan
escharotomy)
• Lakukan penekanan pada titik perdarahan
• Pasang 2 IV line, diusahakan pada jaringan yang tidak terbakar
• Bila pasien syok, berikan bolus Ringer Laktat untuk mendapatkan denyut nadi radial.
Ambil sampel darah (DL, AGD). Cari dan tangani tanda – tanda syok lainnya.
Disability: Neurological states
Level Kesadaran
A:Alert
V: Response to verbal stimuli
P: Response to pain stimuli
U: unresponsive
Cek level kesadaran
Cek respons pupil
Hati – hati dengan hypoxemia dan syok
23. Check Do
Exposure
Exposure with environmental control Lepas pakaian dan perhiasan
Log roll pasien untuk mengevaluasi permukaan posterior
Pastikan pasien dalam keadaan hangat
Estimasi TBSA dengan Rule of nine atau Palmar Surface Area
Fluid resuscitation
Resusitasi cairan yang adekuat dan monitoring Parkland Formula: 3-4 ml x weight (kg) x % burn TBSA (+
maintenance untuk anak - anak)
Use Hartmann solution (Ringer Lactate)
Half of calculated fluid is given in the first 8 hours, the rest is given on
the next 16 hours
Measure urine output hourly
Check ECG, pulse, blood pressure, respiratory rate, pulse oximetry,
arterial blood gas analysis
Adjust resuscitation fluid as indicated
Analgesia
Pain management Give intravenous IV morphine 0,05 – 0,1 mg/kg
Titrate to effect
Test
Exclude other trauma X-Ray:
o Lateral cervical
o Chest
o Pelvis
o Other
Tubes
Avoid gastroparesis
Decompress stomach
Insert nasogastric tube (>10% children, >20% adults)
Insert urinary catheter
CHECKLIST OF PRIMARY SURVEY OF
SEVERE BURN
24. Evaluasi
Re–evaluasi Survei Primer – khususnya untuk:
■ Gangguan pernapasan
■ Insufisiensi sirkulasi perifer
■ Gangguan neurologis
■ Kecukupan resusitasi cairan
■ Penilaian radiologi: foto radiologi toraks
■ Warna urine untuk deteksi haemochromogens
Pemeriksaan laboratorium:
■ Hemoglobin / hematokrit
■ Urea / kreatinin
■ Elektrolit
■ Urine mikroskopik
■ Analisis gas darah
■ Karboksihaemoglobin (jika tersedia)
■ Kadar gula darah
■ Elektrokardiogram
25. Classification of Inhalation Injury
1. Cedera Jalan Nafas diatas Larynx (obstruksi)
– Mediator inflamasi menyebabkan edema pada jaringan yang
menyebabkan obstruksi dan kemudian menyebabkan hilangnya fungsi
proteksi dari mukosa airway
2. Cedera Jalan Nafas dibawah Larynx (Cedera saluran nafas)
– Disebabkan karena inhalasi produk pembakaran
3. Systemic Intoxication (cell hypoxia)
– CO
– Sianida
26. Diagnosis of Inhalation Injury
■ Anamnesis
■ Pemeriksaan
Amati Adanya Dengarkan Adakah
Luka bakar pada mulut,
hidung dan faring
Perubahan suara
Bulu hidung yang
terbakar
Batuk disertai serak
Sputum berisi jelaga Croup -like Breathing
Kesulitan bernafas Batuk yang produktif
Tarikan pada trakea Inspiratory Stridor
Penggunaan otot nafas
tambahan
Peningkatan RR
27. Penanganan Cedera Inhalasi
■ Pastikan Airway Paten
■ Diberikan oxygen aliran tinggi dengan non re-breathing mask 15 lpm
■ Monitor pernafasan ketat
■ Mendiskusikan adanya kecurigaan intoksikasi CO2, HCN
■ Intubasi endotracheal dilakukan sesegera mungkin.
28. Indikasi intubasi:
■ Kebutuhan mempertahankan patensi jalan napas / proteksi jalan napas
■ Obstruksi mengancam
■ Penurunan tingkat kesadaran
■ Fasilitasi transpor penderita
■ Kebutuhan untuk penggunaan ventilator
■ Oksigenasi terganggu
Bila dijumpai keraguan, lakukan intubasi
29. Tatalaksana cedera inhalasi di bawah laring &
Tatalaksana pada cedera inhalasi dengan keracunan
sistemik
■ Oksigen dosis tinggi
■ Intubasi
■ Intermittent Positive Pressure Ventilation (IPPV)
■ Proteksi pasien yang tidak sadarkan diri
■ Cyanide Intoxication -> Injeksi hydroxycobolamin
■ Hydrogen Fluoride Intoxication -> Hypocalcaemia -> calcium
30. Formulas used for fluid
management in major burns
■ Parkland
■ Modified Parkland
■ Brooke
■ Modified Brooke
■ Evans
■ Monafo
Formulas developed for children
• Shriner’s Cincinnati
• Galveston
31. Estimasi Kebutuhan Cairan
■ Luka Bakar > 10% pada anak
■ Luka Bakar > 20% Pada Dewasa
■ Diberikan dengan 2 buah kanul diameter besar (16 G pada dewasa), didaerah
non-luka bakar.
■ Kalkulasi kebutuhan cairan dimulai sejak saat terjadinya cedera
■ Cairan resusitasi ditentukan oleh urine output yang optimal & status
hemodinamik
32. Modified Parkland
Formula :
3 ml kristaloid x kg berat
badan x % luka bakar
½ kebutuhan cairan
untuk 8 Jam Pertama
½ kebutuhan cairan
untuk 16 Jam Kedua
33. ■ Dewasa : 3 ml crystalloid x kg body weight x percent (%) burn
■ Anak - anak:3 ml crystalloid x kg body weight x percent (%) burn plus
maintenance with 5% Glucosein 0.9% (½ normal) saline
4 ml/jam 10 kg pertama
+
2 ml/jam untuk setiap kg lebih dari 10 kg dan kurang dari 20 kg
+
1 ml/jam untuk setiap kg lebih dari 20 kg
Via Two Large Cannulae
Estimasi Kebutuhan Cairan
34. FLUID RESUSCITATION ESTIMATED FOR THE FIRST 24
HOURS
- Jika urine output tidak adekuat, berikan extra fluid :
- Boluses of 5–10 ml/kg atau naikkan untuk jam selanjutnya cairan 150% dari
cairan sebelumnya
■ Dalam 24 jam kedua post trauma, cairan koloid dapat digunakan untuk
membantu mengembalikan volume sirkulasi menggunakan formula :
0.5ml dari 5% albumin x kg berat badan x % luka bakar.
35. Monitoring
■ Urine Output :
– Dewasa : 0.5ml/kg/jam = 30–50ml/jam
– Anak - anak (<16 tahun) : 1.0ml/kg/jam (range 0.5–2ml/kg/jam)
■ Pemasangan kateter urin merupakan hal penting untuk memonitor kebutuhan cairan
pada pasien luka bakar :
– >10% TBSA pada anak - anak
– >20% TBSA pada dewasa
■ Pemantauan hemodinamik invasive sentral diindikasikan pada luka bakar dengan
kondisi tertentu. Hal ini berguna pada pasien dengan pre-morbid penyakit jantung atau
cedera penyerta yang disertai kehilangan darah
■ PH <7,35 pada AGD menunjukkan perfusi jaringan yang tidak adekuat yang
menyebabkan asidosis laktat.
36. Monitoring
■ Tekanan Darah-> inaccurate karena oedema -> via arterial line
■ Heart rate -> indicator yang tidak baik
■ Serum electrolytes
■ Gelisah & perubahan kesadaran indicator hipovolemia
■ Hemochromogenuria -> kerusakan pada luka bakar oleh listrik
– Tingkatkan produksi urine sampai 1-2 ml/kg/jam
– Pertimbangkan pemberian single dose Mannitol 12.5 g per liter cairan 1
hour and observe response
37.
38. • Film dressing
• Foam dressing
• Vaseline impregnated gauze
Superficial
Partial Thickness
• Antibiotic cream (SSD)
• Silver based dressing
• Early excision and skin grafting
Deep Partial
Thickness
• Early excision and skin
grafting
Full thickness
Burns
DRESSING
39. REFERRAL CRITERIA
• Luka bakar > 10% luas permukaan
tubuh pada dewasa dan >5% pada
anak–anak
• Luka bakar seluruh ketebalan kulit
(luka bakar dalam, full thickness
burns)> 5%
• Luka bakar mengenai area khusus,
termasuk wajah, tangan, kaki,
genitalia dan perineum, persendian
serta luka bakar melingkar pada
dada dan tungkai
• Luka bakar dengan cedera inhalasi
• Luka bakar listrik
• Luka bakar kimia
• Luka bakar dengan penyakit pre–
morbid
• Luka bakar dengan trauma berat
lainnya
• Luka bakar pada usia tertentu:
anak–anak dan usia lanjut
• Luka bakar pada wanita hamil
• Luka bakar bukan karena
kecelakaan
42. Brooke formula
a) Initial 24 hours: RL solution 1.5 ml/kg/% burn plus colloids 0.5 ml/kg/% burn
plus 2000 ml glucose in water
b) Next 24 hours: RL 0.5 ml/kg/% burn, colloids 0.25 ml/ kg/% burn and the
same amount of glucose in water asin the first 24 hours
43. Produk
Perawatan
Luka
Apa?
Fungsi
Mengapa?
Indikasi
Kapan?
Aplikasi
Bagaimana?
Catatan /
Pencegahan
Silikon / Foam
- Foam
hidrolifik
poliuretan +
lapisan silicon
lembut +
lapisan luar
tahan air
(Askina Foam,
Askina Dressil)
- Tidak
menempel
- Comformable
Luka bakar
Superfisial
- Dipakai untuk
Membersihkan
dasar luka yang
bersih
- Tutup dengan
balutan fiksasi
Tidak boleh
digunakan bila
ada infeksi
Hydrocolloid
- Hydrocolloid
wafer
- Membantu
Autolisis
jaringan yang
mati
- Memberikan
Lingkungan luka
yang lembab
- Menyerap
Eksudat
- Luka bakar
yang superficial
hingga mid –
dermal
- Untuk luka
eksudat rendah
sampai sedang
- Batas 2–5cm
sekitar tepi
luka.
- Dapat
dipertahankan
untuk 2–3 hari
- Wafer sampai
5
hari bila tidak
ada tanda–
tanda infeksi.
- Tidak boleh
digunakan bila
ada infeksi
Kasa Vaseline
- Vaseline
petroleum
coated gauze
- Balutan
antiseptik
- Conformable
- Luka bakar
dermal
- Daerah donor
dan resepien
skin graft
- Digunakan
langsung pada
luka
- 2–3 lapis untuk
Luka akut
- Tutup dengan
balutan
sekunder
- Ganti setiap 1–
3 hari
-
Rendam/basahi
bila menempel
Pada dasar luka
Produk
Perawatan
Luka
Apa?
Fungsi
Mengapa?
Indikasi
Kapan?
Aplikasi
Bagaimana?
Catatan /
Pencegahan
Perak
- Sodium
Carboxymethy
-cellulose
(CMC)
& 1,41% ion
Ag
pada bahan
Berserat (mis :
Askina
Calgitrol Ag)
- Juga
Contreet H
- Antimikroba
spektrum luas
- Memfasilitasi
Debridement
- Menyerap
eksudat
- Luka bakar
Mid sampai
deep dermal
- Luka eksudasi
sedang
- Digunakan
untuk dasar
luka yang
lembab.
-
Memungkinkan
2–5 cm
overlap
- Tutup dengan
Balutan
sekunder
- Evaluasi
ulang 7–10 hari
- Biarkan utuh
sampai sembuh
- Kejenuhan
eksudat
mengindikasik
an
Frekuensi
penggantian
balutan
Perak
- Ion Ag
Alginat
dengan foam
(mis : Askina
Calgitrol Ag)
- Proteksi
Spektrum
antimikroba
luas
- Mengurangi
Pembentukan
eksudat
- Luka bakar
Dermal dan
dalam
- Daerah donor
dan resepien
skin graft
- Luka
terinfeksi
- Basahi
dengan
H2O; alirkan
dan letakkan
sisi biru /
perak
menghadap ke
bawah.
- Lembabkan
balutan
sekundernya
- Ganti 3–4 hari
or 7 hari
-Mewarnai
kulit
- Hindari bila
alergi
terhadap
perak
- Hindari
Hipotermia
Perak
- Silver
Sulfadiazin 1%
- Mengurangi
infeksi
- Luka yang
terinfeksi
- Luka bakar
dermal sampai
full thickness
bila hanya ini
yang tersedia
-Pakailah
dalam jumlah
yang banyak
pada handuk
steril untuk
memudahkan
aplikasi
-Oleskan
langsung pada
luka
- Tidak
direkomendasi
k
an untuk
semua
jenis luka
bakar
Karena
menyebabkan
perubahan
44. Early Management
■ Elevasi -> Mengurangi bengkak
■ Escharotomy -> Ketika luka bakar sampai ke
Dermis, kulit kehilangan kemampuannya untuk
mengembang
■ Compartment Syndrome
45. Tatalaksana Rawat Jalan Untuk
Pasien Luka Bakar Minor
■ Pemeriksaan :
– Warna luka
– Ada atau tidaknya Bula
– Capillary Refill
– Tingkat nyeri pada luka bakar
– Eksudat (infeksi ?)
– Ada atau tidak peradangan disekitar luka
■ Pemeriksaan Luas area (Dewasa <10%, Anak-anak <5%)
46. Tatalaksana Rawat Jalan Untuk
Pasien Luka Bakar Minor
■ Analgetik Oral
■ Stadium akut : Cuci dengan Chlorhexidine 0,1%/Salin/ Sabun dengan air
■ Penatalaksanaan Bula masih kontroversi
■ Umumnya Bula < 2 cm dibiarkan intak, > 2 cm harus dipecahkan
■ Follow up tiap 2-3 hari
47. Tatalaksana Rawat Jalan Untuk
Pasien Luka Bakar Minor
■ Luka Bakar Epidermis
– Merah muda terang
– Nyeri -> Analgetik
– Krim Pelembab
■ Luka Bakar Dermis
– Adanya bula
– Balutan silicon, silver atau hydro-colloid
– Balutan dirawat bila jenuh
48. Burns in Children
Perbedaan bermakna antara anak–anak dengan dewasa
adalah sebagaimana diuraikan
berikut:
- Ukuran dan proporsi tubuh pada anak
- Dinamika cairan yang berbeda
- Ketebalan kulit yg lebih tipis
- Perbedaan sosial dan perkembangan emosional.
Perbedaan fisik pada anak:
- Tendensi hipotermia
- Kedalaman luka bakar
- Tingginya kebutuhan cairan
50. Electrical Injuries
Listrik melewati tulang sebagai suatu konduktor buruk
menyebabkan kenaikan suhu bermakna karena panas diserap.
Kenaikan suhu tulang berkelanjutan bahkan setelah arus
listrik berhenti, menyebabkan kerusakan sekunder. Fenomena
ini dikenal sebagai the joule effect. Karena kedalaman tulang,
panas dilepas perlahan dan menyebabkan kerusakan pada
periosteum, otot dan saraf di sekitarnya..
Jika terlihat pigmen pada urin -> Tingkatkan kecepatan
cairan infus untuk -> produksi urin 75–100 mL/jam
(dewasa) dan 2 mL/kg/jam (anak–anak).
Bila tidak tercapai tambahkan 12.5 g mannitol ke setiap
liter cairan untuk tujuan dieresis osmotik.
Pemantauan EKG selama 24 jam diperlukan jika mereka
terpapar pada tegangan tinggi, pingsan atau
menunjukkan EKG abnormal saat datang di instalasi
gawat darurat
51. Chemical Burns
Secara umum dapat dikatakan sebagai berikut:
- Asam menghasilkan nekrosis koagulasi.
- Alkali menghasilkan nekrosis likuifaktif.
- Vesicants menyebabkan nekrosis iskemia dan anoksia
(dilepaskannya amin dari jaringan
yang menyebabkan terbentuknya bula).
- Kesemuanya menyebabkan koagulasi protein melalui proses
oksidasi, korosif atau penggaraman protein.
52. 1. Keperluan industri
■ Alkali: Natrium, kalium, amonium, lithium, barium dan kalsium hidroksida (sabun deterjen,
■ pembersih dren, dan penghilang cat).
■ Asam: pikrat, sulfasalisilat, tannic, trichloroacetic, cresylic, asetat, format, klorida dan flourida
■ (kaca dan elektronik).
2. Keperluan Rumah Tangga
■ Alkali: pembersih dren, penghilang cat, reagen tablet tes glukosa urin.
■ Fenol: deodoran, pembersih, disinfektan.
■ Natrium hipoklorat: disinfektan, pemutih, deodoran.
■ Asam sulfat: pembersih toilet
■ Fosfor: kembang api, insektida, pupuk
3. Military
■ Fosfor merah atau putih
■ Vesicants
53. Kerusakan jaringan merupakan dampak langsung paparan bahan kimia apapun tergantung
pada:
- Kekuatan atau konsentrasi agen
- Kuantitas agen
- Cara dan lamanya kontak dengan kulit /kontak mukosa
- Daya penetrasi ke dalam jaringan
- Mekanisme kerja
Penanganan Secara Umum
- Menghilangkan sisa bahan kimia
- Lepaskan pakaian yang terkontaminasi
- Mencuci kulit yang terluka dengan air minimal 30 menit
- Dapat dinilai dengan kertas litmus
54. Frost Bite & Hipotermia
■ Cedera Dingin Perifer
– Frostnip
■ Ringan, kulit pucat & mati rasa
■ reversibel
– Tissue Freezing Injury (Frostbite)
■ Pembekuan kristal es intraseluler <0,5 ‘C
■ Sumbatan mikrovaskuler
– Non-Tissue freezing injury
■ Akibat paparan kronis kelembaban tinggi & suhu rendah
■ 1-10 ‘C
55. Tatalaksana Frostbite
■ Penghangatan dengan air 37-40 ‘C dicampur dengan antibakteri ringan
(povidone iodine atau Chlorhexidine) selama 30 menit
■ Opioid parenteral bila nyeri
■ Debridemen pada bula bening (mencegah cedea jaringan yg dimediasi
tromboksan)
■ Elevasi ekstremitas
■ Penisilin oral untuk profilaksis
■ Pengolesan aloe vera topical (inhibitor tromboksan)
■ Profilaksis tetanus toksoid
■ Pemberian agen trombolisis mengurangi insiden kehilangan jari – jari distal
56. Hipotermia Sistemik
Klasifikasi
Hipotermia
Rentang
Suhu
(‘C)
Tanda dan Gejala Penanganan
Ringan 32-35 - Takikardia
- Takipnea
- Perubahan perilaku
- Amnesia
- Menggigil
- Diuresis dingi
- Lepas Pakaian basah
- Ukur suhu inti tubuh untuk
menentukan tingkat keparahan
- Penghangatan menggunakan
selimut, alat penghangat
ruangan
Sedang 28-32 - Hypopnea, Bradikardia, aritmia,
terdapat gelombang J pada EKG
- Berkurangnya Cardiac Output
- Depresi SSP
- Dilatasi Pupil dan hilang reflex cahaya
pupil
- Hiporefleksia berhenti menggigil
- Alat penghangat ruangan
- Persiapan Vasodilatasi
- Cairan infus yang dihangatkan
Berat < 28 - Apneu, edema paru, hipotensi, VF,
kehilangan pulsasi
- Depresi miokardial, Koma, fiksasi pupil,
arefleksia
- Intubasi & ventilasi dengan
oksigen yang dihangatkan
- Defib dan kardioversi pada VT
- Pertimbangkan pemberian
57. Luka BAkar
Resiko Infeksi
– Kulit Lini pertama pertahanan tubuh
– Jaringan Nekrotik tempat tumbuh bakteri
– Management
■ Luka bakar dimonitor dari adanya kolonisasi bakteri
■ Dilakukan kultur swab dan biopsy invasif
58. Role of burn wound cultures
■ Early cultures positive/ high counts early contamination of the burn wound
■ Routine cultures aid in empiric antimicrobial coverage if the patient
subsequently becomes ill
■ Increasing colony counts change topical antimicrobial agents.
■ Colonization by virulent or resistant organisms predictor of impending invasive
burn wound infection.
■ Wound colony counts >106 high risk of infectious & graft failure.
59.
60. Modified Brooke
a) Initial 24 hours: No colloids. RL solution 2 ml/kg/% burn in adults and 3
ml/kg/% burn in children
b) Next 24 hours: Colloids at 0.3–0.5 ml/kg/% burn and no crystalloids are given.
Glucose in water is added in the amounts required to maintain good urinary
output.
61. Evans formula
a) First 24 hours: Crystalloids 1 ml/kg/% burn plus colloids at 1 ml/kg/% burn plus
2000 ml glucose in water
b) Next 24 hours: Crystalloids at 0.5 ml/kg/% burn, colloids at 0.5 ml/kg/% burn
and the same amount of glucose in water as in the first 24 hours
62. Monafo Formula
■ Monafo recommends using a solution containing 250 mEq Na, 150 mEq lactate
and 100 mEq Cl. The amount is adjusted according to the urine output. In the
following 24 hours, the solution is titrated with 1/3 normal saline according to
urinary output.
63. Formulas developed for children
■ Shriner’s Cincinnati
– Initial 24 hours:
■ a) For older children: Lactated Ringer’s (RL) solution 4 ml/kg/% burn +1500 ml/m²
total (1/2 of total volume over 8 hours, rest of the total volume during the
following 16 hours)
■ b) For younger children:
– 4 ml/kg/% burn +1500 ml/m² total, in the first 8 hours
– RL solution + 50 mEq NaHCO3
– RL solution in the second 8 hours
– 5% albumin in LR solution in the third 8 hours
■ Galveston
– Initial 24 hours: RL 5000 ml/m² burn + 2000 ml/m² total (1/2 of total
volume over 8 hours, rest of the total volume in 16 hours)
64. Burn Wound Care
Antimicrobial Agent
– Silvadene (silver sulfadiazine)
■ Broad spectrum; the most common agent used
■ Painless & easy to use
■ Doesn’t penetrate eschar
■ Leaves black tattoos from silver ion
– Sulfamylon (mafenide acetate)
■ Penetrates eschar
■ Painful for approximately 20 minutes after application
■ Metabolic acidosis
65. Burn Wound Care
Antimicrobial agent
– Bacitracin/ Neomycin/ Polymyxin B
- not broad spectrum, painless, easy to apply
– Nystatin(Mycostatin)
- antifungal
– Mupirocin(Bactroban)
- anti staphylococcal
66. Burn Wound Care
Betadine
Drying effect makes debridement of the eschar easier
Acticoat (antimicrobial occlusive dressing)
A silver impregnated gauze that can be left in place for 5 days
Moist with sterile water only; remoisten every 3-4 hours