SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
RADANG DAN
          PERBAIKAN
     KULIAH PATOLOGI UMUM




                 Oleh
           I MADE KARDENA
   LABORATORIUM PATOLOGI VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN – UNIVERSITAS
                UDAYANA
RADANG DAN
   PERBAIKAN
         RADANG
 ADALAH RESPON VASCULER
DAN SELULER DARI JARINGAN
  HIDUP TERHADAP CIDERA
Tujuan radang :

dalam rangka menghancurkan dan
mengeliminasi agen penyebab



   Perbaikan jaringan yang cidera
Penyebab Radang
   Keberadaan Benda           Kerusakan Jaringan
    Asing Dalam Jaringan:       yang menimbulkan
    - Jaringan donor            Nekrosa; Infark;
    - Agen Biologis             Hemoragi; Thrombus
    - Benda mati

                            Terkait infeksi :
                             Trauma fisik, Radiasi,
                              Racun, Suhu Ekstrim,
                              Respon Imun.
CIRI – CIRI RADANG
a.   Rubor ( Redness ) = Kemerahan
b.   Kalor ( Heat ) = Panas
c.   Tumor ( Swelling ) = Bengkak
d.   Dolor ( Pain ) = rasa Sakit
e.   Fungsio laesa ( Loss Of Function )
     = Fungsi jaringan / organ terganggu
Vasodilatasi - Exudasi
Vasodilatasi – Exudasi (HP)
Tumor pada radang (HP)
Tumor / edema (PA)
Nama radang
          NAMA ORGAN + akhiran ‘ ITIS ‘
Misal : Endocardium = Endocarditis
       Hepar        = Hepatitis
       Nephron      = Nephritis

NB : Tidak semua organ
     - Pulmo = Pneumonia
     - Vena = Phlebitis
PROSES KEJADIAN
        INFLAMASI
 Agen causatif, respon jaringan sekitar agen serta
sel nekrotik di daerah radang akan menghasilkan
mediator inflamasi
 Mediator Inflamasi menginduksi vascula, aliran

darah, dan mengaktifkan leukosit
 Terjadinya vaso dilatasi arterioli maupun kapiler

disekitar daerah radang menimbulkan perlambanan
aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen
vasculer. ( Aliran non axial )
 Endothel kapiler meregang, timbul rongga,
permiabilitas meningkat, plasma darah keluar
terakumulasi di jaringan perivasculer.
 Endothel menjadi lengket, leukosit

menggelinding ( Rolling ) kemudian melekat
( adhesi )pada permukaan endothel
 Leukosit masuk ruang antar endothel

(diapedesis) dan keluar dari vasculer
(ekstravasasi)
 Leukosit akan bergerak (migrasi) menuju agen

causatif inflamasi
 Leucosit memfagosit baik agen asing, sel inang
terinfeksi, maupun jaringan inang yang nekrotik
Proses fagositosis terjadi pada sel leucosit dengan

membentuk fagolisosum dan mendegradasi agen
secara enzymatic.
Respon Radang
Respon Vasculer
Cidera        aktivasi media inflamasi

                    vasodilatasi kapiler
--------------------------------------------------------------
Respon Seluler
                    Aktivasi Leucosit

                       fagositosis
Media Inflamasi
a.   Histamin
-Dihasilkan oleh Sel mast, Basofil, thrombosit
-Granula histamin dari sitoplasma sel dilepaskan bila
  terjadi trauma, suhu ekstrim, perlekatan antibodi
  pada sel mast, aktivasi komplemen menjadi fraksi
  C3a dan C5a, adanya sitokin produk leukosit seperti
  IL-1 dan IL-8
-Daya kerja histamin mem-vasodilatasi vasculer
  difokus kerusakan dan meningkatkan
  permiabilitasnya
b. Serotonin
- Dihasilkan oleh thrombosit, sel

  enterokromafin, dan sel mast (bangsa rodent)
- Stimulus pelepasan serotonin dan histamin

  dari granula thrombosit langsung ketika terjadi
  aktivasi thrombosit oleh serabut kolagen
  subendotel vascula, thrombin, kompleks Ag-
  Ab.
- Daya kerja serotonin meningkatkan

  permiabilitas vasculer
c. Prostaglandin
- Sebagai efektor pelepasan histamin pada awal

   terjadinya peradangan
- Memepunyai kontribusi dalam genesis demam,

   rasa sakit, vasodilatasi, dan peningkatan
   permiabilitas vasculer
d. Komplemen
 - Difokus radang komplemen diaktivasi menjadi
   mediator inflamasi membentuk fraksi aktif
   ( C3a dan C5a ) yang akan menstimuli
   pelepasan histamin dari sel mast
- C3b sebagai opsonin bakteri sehingga lebih

   mudah difagosit leukosit ( makrofag dan
   neutrofil )
- C5a sebagai aktivatorpelepas media inflamasi

   dari neutrofil dan makrofag, menstimuli adhesi
   leukosit pada endotel dan kemotaktik
e. Kinin
- Terbentuk dari protein plasma faktor

   penggumpalan darah XII (faktor Hageman)
   yang terstimuli oleh terjadinya kontak antara
   protein tersebut dengan jaringan subendotel
   seperti serabut kolagen dan membran basal
- Produk dari kinin :

  1.Bradikinin > berfungsi meningkatkan
   permiabilitas vasculer, vasodilatasi,rasa nyeri.
  2. Kallikrein > bersifat kemotaktik dan sebagai
   aktivator C5
f. Sitokin
- Suatu polipeptida yang diproduksi sel-sel

   radang yang teraktivasi
- Makrofag yang teraktivasi pada lokasi

   inflamasi akan memproduksi :
   * IL-1 dan TNF > yg memberikan efek
   demam, anoreksia, adhesi leucosit, proliferasi
   fibroblast dan produksi kolagen
  * IL-8 > kemotaksis dan aktivator neutrofil
Respon Seluler
I. Polimorfonuklear    II. Monomorfonuklear
      (Granulosit) :      (Agranulosit) :
     a. Neutrofil          a. Limfosit
     b. Eosinofil          b. Makrofag
     c. Basofil            c. Giant cell
     d. Sel Mast
Aktivasi leukosit
Marginasi PMN
Respon Seluler
a.     Neutrofil
     - Asal : Sumsum tulang
     - Ditarik kedaerah radang oleh :
       Gerakan Amuboid Aktif dan Leukotaksin
     - Sel dengan inti berlobus 3 – 5 dan
       sitoplasma ‘bergranul’ (lisosom)
     - “ The First Line of Cellular Defense “
     - Sel neutrofil meningkat jumlahnya
       pada kasus infeksi oleh agen bakteri
Neuthrofil
b. Eosinofil
 - Asal : Sumsum tulang
 - Sitoplasma bergranul dan sangat eosinofil
   dengan inti berlobus dua
 - Aktif oleh ‘Gerakan amoboid’ dan
   leukotaksin
 - meningkat jumlahnya pada keadaan
   ‘Alergi’ dan infeksi penyakit oleh agen
   Parasit, karena mengandung ‘Mayor
   Basic Protein’ yg toxic terhadap parasit
- Daya fagositnya kurang poten daripada neutrofil
eosinofil
c. Basofil
 - Asal : Sumsum tulang
 - Sel dengan inti satu dan bergranul
 - aktif : Gerak Amuboid, tidak bersifat
   fagosit, tidak dipengaruhi leukotaksin
 - Menghasilkan :
   * histamin,bradikinin,serotonin
     > meningkatkan permiabilitas kapiler
   * Anti beku darah heparin
     > agar proses pembekuan – koagulasi
        tidak terus berlangsung
Basofil
d. Sel Mast
 - Struktur dan fungsi hampir sama dengan
   basofil
 - Sering dijumpai disekitar pembuluh darah
   dan jaringan ikat longgar
 - Diproduksi lokal oleh jaringan
   mesemsimal
e. Limfosit
    - Sel dengan inti yang dominan besar dan
      bulat serta sitoplasmanya tipis
-    Limfosit dibedakan :
     1. Limfosit B
       * Berperan dalam respon imun humoral
       * Pematangan pada : hati, limpa,
         kelenjar limfe
       * berdiferensiasi menjadi ‘ sel plasma’
         untuk membentuk antibodi ( Ig )
2. Limfosit T :
- Berperan dalam respon imun seluler
- Pematangan pada : Timus
- Jenisnya :
  * Sel T-helper
    > dengan bantuan MHCII akan
      mengenali adanya antigen
  *Sel T-citotoxic
    > dengan bantuan MHCI akan
      langsung menghancurkan antigen
* Sel T-supressor
      > untuk pengaturan produksi antibodi
-   Jumlah limfosit meningkat (Limfositosis) pada
    infeksi penyakit oleh agen virus atau karena
    peradangan yang bersifat kronis
-   Jumlah limfosit akan menurun
    (Limfositopenia) bila suatu individu diberikan
    pengobatan dari preparat kortikosteroid seperti
    kortison
Limfosit
f. Makrofag
- Sel yang bentuknya besar, inti bulat – oval
- Aktif oleh Leukotaksin
- Biasanya bergerombol menyerupai ephitel
  sehingga disebut : sel ephiteloid
- ‘ The Second Line of Cellular Defense ‘
- Nama lain makrofag :
  * Di peredaran darah = Monosit
  * Di Jaringan         = Histiosit
  * Di organ Hati        = Sel Kuffer
  * Di Paru-paru        = Makrofag alveolar
Macrofag
g. Giant cell
 - Merupakan gabungan dari beberapa
   makrofag, sehingga menghasilkan satu
   sel dengan banyak inti serta sitoplasma
 - Giant cell yang terkait peradangan
   disebut : ‘ Foreign Body Giant Cell ‘ yang
   sering dikelirukan dengan : Tumor Giant
   Cell
 - Sering dijumpai pada peradangan
   kaseus dan penyakit yang kronis
EKSUDAT - TRANSUDAT
RADANG          Pe permiabilitas Vasculer
              Pe tekanan hidrostatik

Penimbunan cairan            Cairan plasma

Pada jaringan interstitial   keluar vasculer

Edema          * Eksudat
               *Transudat
Edema :
Penimbunan cairan dijaringan interstitial atau rongga
serosa, yang dapat berupa eksudat maupun transudat

Eksudasi :
Proses terjadinya eksudat
Eksudat :
Cairan radang ekstra sel yang mengandung protein
konsentrasi tinggi, banyak sel debris, dengan berat
jenis diatas 1,020.
Transudat :
Cairan dengan kadar protein rendah dengan berat
jenis dibawah 1,020.
Persamaan eksudat dan transudat

  Sama – sama merupakan cairan dari
ultrafiltrat plasma darah dan terjadi akibat
 ketidak seimbangan tekanan hidrostatik
          didalam pembuluh darah
Perbedaan eksudat dan transudat
      Kriteria        Eksudat           Transudat

Sifat fisik      Keruh, kental,     Jernih, lebih encer,
                 mengandung         tanpa fragmen
                 fragmen jaringan   jaringan
Bau              Berbau             Tidak berbau

Warna            Cream – Kuning     Bening
                 Merah
Reaksi Kimia     Asam               Basa

Berat Jenis      > 1,020            < 1,020
Perbedaan eksudat dan transudat
     Kriteria         Eksudat           Transudat

Kandungan       >3%                 <3%
Protein
Penggumpalan    Ada                 Tidak ada

Komponen sel    Banyak leukosit -   Sedikit
darah           Erithrosit
Kandungan enzym Tinggi              Rendah

Bakteri         Tinggi              Rendah

Peradangan      +++                 +
Klasifikasi Peradangan
1.Berdasarkan derajat keparahan
 a.Mild
  = Peradangan derajat ringan
    - Jaringan sedikit mengalami cidera
    - Daerah radang sedikit mengalami
      hiperemis, edema, eksudasi
b. Moderate
= peradangan derajat sedang
- jaringan yang meradang lebih luas dari mild
- vaskularisasi jelas
- Peningkatan infiltrasi sel-sel radang
c. Severe
= Peradangan derajat hebat
- Jaringan yang mengalami radang luas
- Vascularisasi sangat jelas
- Eksudasi dan peningkatan leukosit didaerah radang
  sangat nyata
2. Berdasarkan lokasi terjadinya radang

a.Peradangan Lokal
 = Peradangan yang terjadi terlokalisasi pada satu
    tempat saja
b. Peradangan Multifokal
 = Peradangan terlokalisasi yang terjadi pada berbagai
    tempat
c. Peradangan Difusa
 = Peradangan yang terjadi menyeluruh pada suatu
    organ
3.Berdasarkan waktu terjadinya
  peradangan
a.Peradangan Perakut
= peradangan yg berlangsung sangat cepat
- berlangsung: menit – beberapa jam
- disebabkan : agen yg sangat poten
- kematian dapat terjadi tanpa didahului adanya gejala
    klinis
- contoh : Avian Influenza (HPAI)
b. Peradangan Akut
= Peradangan yang terjadi dalam kurun waktu 6 jam
  sampai beberapa hari
- Peradangan dapat sembuh atau dapat pula
  menimbulkan kematian
- Ciri ‘panca radang’ dapat teramati dengan jelas
- Mikroskopis : adanya perdarahan lokal, edema, sel
  neutrofil dominan dan sedikit limfosit
- Contoh : ND, Distemper
Radang Akut
c. Peradangan Subakut
= Peradangan yg berlangsung beberapa minggu
- disebabkan : agen yg kurang poten
- biasanya berakhir dengan kesembuhan
- pada daerah radang : makrofag, sel plasma, limfosit,
  giant cell.
- proliferasi fibroblast minimal
d. Peradangan Kronis
= Peradangan yang berlangsung berminggu-minggu
  sampai tahunan
- agen mampu bertahan terhadap sistem pertahanan
  tubuh
- sel radang yang dominan : limfosit, makrofag, giant
  cell.
- contoh : TBC, kemasukan benda asing
Endometritis kronis
4. Berdasarkan Kandungan Eksudat
a.Peradangan Serosa
- Komponen eksudat : cairan bening plasma darah
- menandakan peradangan derajat ringan
- terjadi bila adanya iritasi ringan pada membrana
    mukosa dan serosa
b. Peradangan Fibrinosa
- Komponen utama eksudat : fibrin
- Menandakan peradangan akut dengan kerusakan
  vasculer yang cukup hebat
- Jaringan tampak kaku, kusam, dengan warna putih –
  kuning ( karena kandungan fibrin)
- Lapisan fibrin pada membrana mukosa sering
  membentuk ‘pseudo-membran’:
  * Cropous membrane       membran yg mudah
                         lepas
  * Diphteritic membrane     yg susah lepas
- Contoh : Salmonellosis, Mikoplasmosis,
C. Peradangan Hemoragie
    -Komponen   utama eksudat : darah

-    Biasanya terjadi pada organ yg banyak
     kapilernya
-    Menandakan peradangan perakut hebat
-    Makroskopis : organ mengalami perdarahan
-    Mikroskopis : banyak eritrosit diluar vasculer
d. Peradangan Katarrhal
-   Komponen eksudat: “mukus” yang
    mengandung fibrin, sel debris, jaringan
    nekrosis,komponen sel darah
-   Warna mukus: bervariasi, tergantung
    komponen dominasi
-   Biasanya peradangan ini terjadi di saluran
    cerna, saluran reproduksi, maupun saluran
    respirasi
e. Peradangan Purulenta

-   Komponen utama eksudat: nanah/pus dengan
    kandungan: neutrofil, sel debris, jaringan
    nekrotik kuman
-   Konsistensi bisa cair, semisolid, gelatinous
-   Proses pembentukan nanah: supurasi
-   Bakteri pembentuk nanah/pus:
    C. pyogenes (sapi), streptococcus sp
    (kuda,babi)
Radang Purulen
-   Cellulitis : eksudat purulen pada jaringan
    sub kutan
-   Abses : kumpulan nanah/pus di dalam
    organ
-   Pustula : kumpulan nanah/pus pada
    epidermis
-   Mukopurulen : nanah/pus dalam bentuk
    mukus
-   Fibrinopurulen : nanah/pus bercampur
    fibrin
F. Peradangan Granulomatosa

-   Komponen eksudat: granul, yang umum pada
    peradangan kronis
-   Sel radang yang muncul: limfosit, makrofag
-   3 tahap terjadinya: INFLAMATORY
    (kehadiran sel-sel mononuklear)
    REPARATIVE (munculnya jaringan ikat)
    DEGENERATION (terjadinya degenerasi dan
    nekrosis)
GRANUL
PERBAIKAN
Cidera/luka



     Reaksi inflamasi



               Perbaikan / sembuh
Yang terjadi saat perbaikan :
-   Agen asing dinetralisir
-   Sel-sel radang berkurang
-   Eksudasi cairan berkurang       RESOLUSI
-   Permiabilitas vaskuler normal
-   Regenerasi sel-sel jaringan
FASE-FASE KESEMBUHAN / PERBAIKAN

I Fase Inflammasi
  a. Homeostatis = terjadi vasokontriksi oleh
    media catekolamin dan prostaglandin diikuti
  terjadinya agregasi platelet serta proses
  aktifitas thromboplastin (clotting)
  b. Inflammasi = terjadinya vasodilatasi
  kapiler-kapiler sekitar daerah radang, aktivasi
  sel-sel radang sampai proses fagositosis
II Fase Proliferative

a. GRANULASI
   tersusunnya colagen primer di daerah luka/radang,
   diikuti pelapisan oleh fibroblast
   terjadinya proses angiogenesis
b. KONTRAKSI
   matrik yang tersusun oleh colagen dan fibroblast
   mengadakan kontraksi menarik tepi luka untuk
   menutup luka
c. EPITHELIALISASI
  pertumbuhan sel-sel epithel
III Fase Remodeling
-   Terbentuknya colagen baru/colagen
    sekunder yang lebih kuat menutupi luka
-   Terbentuknya “scar” /jaringan parut
    sebagai jaringan penyambung
Kemampuan sel tubuh dalam proses
        regenerasi berbeda-beda

-   Jaringan yang mudah mengalami regenerasi :
    kulit, saluran cerna, gusi
-   Organ yang mudah mengalami regenerasi,
    asalkan bentuk jaringan masih baik saat
    meradang : hati, sel-sel kelenjar
-   Sel-sel yang sangat sulit mengalami regenerasi
    : jantung,. otak
2 Bentuk Kesembuhan

1. Kesembuhan Primer
  terjadi pada luka, di mana tepi luka mudah
  ditautkan. Contoh : luka insisi saat bedah
2. Kesembuhan Sekunder
  terjadi pada luka, yang tepinya sulit ditautkan
  dan biasanya disertai terbentuknya jaringan
  granulasi yang cukup banyak. Contoh : luka
  karena trauma, luka yang dalam
Faktor yang mempengaruhi kualitas
     respon inflammasi dan perbaikan
-   ada/tidaknya suplai darah
-   Status gizi individu ( protein ; vit.C )
-   Ada/tidaknya infeksi
-   Ada/tidaknya diabetes melitus
-   Sedang dalam pengobatan glukokortikoid
-   Kadar sel darah putih dalam sirkulasi
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasfikri asyura
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleurapdspatklinsby
 
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)Lena Setianingsih
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)Farhan Hady Danuatmaja
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1tristyanto
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgarisery putra
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiBrenda Panjaitan
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 

What's hot (20)

Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Henny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleuraHenny analisis cairan pleura
Henny analisis cairan pleura
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva MigransCutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
Chlamydia trachomatis (Definisi, Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinis)
 
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
1 05 209_pendekatan diagnosis limfadenopati(1)
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
Radang
RadangRadang
Radang
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
 
imunoserologi
imunoserologiimunoserologi
imunoserologi
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Patologi radang
Patologi  radangPatologi  radang
Patologi radang
 
INFLAMASI
INFLAMASIINFLAMASI
INFLAMASI
 
Inflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikanInflamasi dan perbaikan
Inflamasi dan perbaikan
 
13. radang
13. radang13. radang
13. radang
 
Presentation1 Idk 2
Presentation1 Idk 2Presentation1 Idk 2
Presentation1 Idk 2
 
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHANFARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
 
Hormon, obat endokrin lain dan kontrasepsi
Hormon, obat endokrin lain dan kontrasepsiHormon, obat endokrin lain dan kontrasepsi
Hormon, obat endokrin lain dan kontrasepsi
 
Antiinflamasi pada Oftalmologi
Antiinflamasi pada OftalmologiAntiinflamasi pada Oftalmologi
Antiinflamasi pada Oftalmologi
 
Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin Obat sistem endokrin
Obat sistem endokrin
 
5. gangguan cairan
5. gangguan cairan 5. gangguan cairan
5. gangguan cairan
 
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
 
Anti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroidAnti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroid
 
Wound healing
Wound healingWound healing
Wound healing
 
Wound care new
Wound care newWound care new
Wound care new
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Pharmacology (Corticosteroids Lecture)
Pharmacology (Corticosteroids Lecture)Pharmacology (Corticosteroids Lecture)
Pharmacology (Corticosteroids Lecture)
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
materi BIOKIMIA ENZIM
materi BIOKIMIA ENZIMmateri BIOKIMIA ENZIM
materi BIOKIMIA ENZIM
 
Enzim
Enzim Enzim
Enzim
 
ACTH dan Kortikosteroid
ACTH dan KortikosteroidACTH dan Kortikosteroid
ACTH dan Kortikosteroid
 

Similar to Radang dan-perbaikan3

Reaksi tubuh terhadap cidera
Reaksi tubuh terhadap cideraReaksi tubuh terhadap cidera
Reaksi tubuh terhadap cideradimar aji
 
Imunologi
ImunologiImunologi
ImunologiCahya
 
Respon radang.pptx
Respon radang.pptxRespon radang.pptx
Respon radang.pptxMethaKemala
 
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptxNEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptxFadlyMuchtar2
 
Sistem kekebalan
Sistem kekebalanSistem kekebalan
Sistem kekebalanAhmad Ali
 
KONSEP RADANG.pptx
KONSEP RADANG.pptxKONSEP RADANG.pptx
KONSEP RADANG.pptxberlinKNDG
 
SEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptx
SEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptxSEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptx
SEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptxjeongjaehyunkiyowo14
 
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.pptDrYurizal
 
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptxppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptxVitiKilis
 
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C Iqbal Sumbarta
 
06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdf06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdfChanKyoto
 
Sistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptxSistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptxKlinikHanin
 
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptxNiko Satria
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 

Similar to Radang dan-perbaikan3 (20)

Inflamasi farin
Inflamasi farinInflamasi farin
Inflamasi farin
 
Reaksi tubuh terhadap cidera
Reaksi tubuh terhadap cideraReaksi tubuh terhadap cidera
Reaksi tubuh terhadap cidera
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
 
Respon radang.pptx
Respon radang.pptxRespon radang.pptx
Respon radang.pptx
 
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptxNEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
NEUTROFIL-LIMFOSIT RATIO (NLR) Edit.pptx
 
Imunologi darah
Imunologi darahImunologi darah
Imunologi darah
 
darah
darahdarah
darah
 
Sistem kekebalan
Sistem kekebalanSistem kekebalan
Sistem kekebalan
 
KONSEP RADANG.pptx
KONSEP RADANG.pptxKONSEP RADANG.pptx
KONSEP RADANG.pptx
 
SEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptx
SEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptxSEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptx
SEL SEL IMUN INTERAKSI HOST DAN BAKTERI PADA PENYAKIT PERIODONTAL.pptx
 
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
 
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptxppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
ppt peradangan klmpk 7_patologi.pptx
 
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C
 
Makalah leukosit
Makalah leukositMakalah leukosit
Makalah leukosit
 
Dokter komponen sel darah merah
Dokter komponen sel darah merahDokter komponen sel darah merah
Dokter komponen sel darah merah
 
06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdf06._Sistem_Imunologi_.pdf
06._Sistem_Imunologi_.pdf
 
Sistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptxSistem Imun 1.pptx
Sistem Imun 1.pptx
 
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
06._Bab_6_(Sistem_Imunologi)_.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Sistem perkemihan
Sistem perkemihanSistem perkemihan
Sistem perkemihan
 

Radang dan-perbaikan3

  • 1. RADANG DAN PERBAIKAN KULIAH PATOLOGI UMUM Oleh I MADE KARDENA LABORATORIUM PATOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN – UNIVERSITAS UDAYANA
  • 2. RADANG DAN PERBAIKAN RADANG ADALAH RESPON VASCULER DAN SELULER DARI JARINGAN HIDUP TERHADAP CIDERA
  • 3. Tujuan radang : dalam rangka menghancurkan dan mengeliminasi agen penyebab Perbaikan jaringan yang cidera
  • 4. Penyebab Radang  Keberadaan Benda  Kerusakan Jaringan Asing Dalam Jaringan: yang menimbulkan - Jaringan donor Nekrosa; Infark; - Agen Biologis Hemoragi; Thrombus - Benda mati Terkait infeksi : Trauma fisik, Radiasi, Racun, Suhu Ekstrim, Respon Imun.
  • 5. CIRI – CIRI RADANG a. Rubor ( Redness ) = Kemerahan b. Kalor ( Heat ) = Panas c. Tumor ( Swelling ) = Bengkak d. Dolor ( Pain ) = rasa Sakit e. Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu
  • 10. Nama radang NAMA ORGAN + akhiran ‘ ITIS ‘ Misal : Endocardium = Endocarditis Hepar = Hepatitis Nephron = Nephritis NB : Tidak semua organ - Pulmo = Pneumonia - Vena = Phlebitis
  • 11. PROSES KEJADIAN INFLAMASI  Agen causatif, respon jaringan sekitar agen serta sel nekrotik di daerah radang akan menghasilkan mediator inflamasi  Mediator Inflamasi menginduksi vascula, aliran darah, dan mengaktifkan leukosit  Terjadinya vaso dilatasi arterioli maupun kapiler disekitar daerah radang menimbulkan perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer. ( Aliran non axial )
  • 12.  Endothel kapiler meregang, timbul rongga, permiabilitas meningkat, plasma darah keluar terakumulasi di jaringan perivasculer.  Endothel menjadi lengket, leukosit menggelinding ( Rolling ) kemudian melekat ( adhesi )pada permukaan endothel  Leukosit masuk ruang antar endothel (diapedesis) dan keluar dari vasculer (ekstravasasi)  Leukosit akan bergerak (migrasi) menuju agen causatif inflamasi
  • 13.  Leucosit memfagosit baik agen asing, sel inang terinfeksi, maupun jaringan inang yang nekrotik Proses fagositosis terjadi pada sel leucosit dengan membentuk fagolisosum dan mendegradasi agen secara enzymatic.
  • 14. Respon Radang Respon Vasculer Cidera aktivasi media inflamasi vasodilatasi kapiler -------------------------------------------------------------- Respon Seluler Aktivasi Leucosit fagositosis
  • 15. Media Inflamasi a. Histamin -Dihasilkan oleh Sel mast, Basofil, thrombosit -Granula histamin dari sitoplasma sel dilepaskan bila terjadi trauma, suhu ekstrim, perlekatan antibodi pada sel mast, aktivasi komplemen menjadi fraksi C3a dan C5a, adanya sitokin produk leukosit seperti IL-1 dan IL-8 -Daya kerja histamin mem-vasodilatasi vasculer difokus kerusakan dan meningkatkan permiabilitasnya
  • 16. b. Serotonin - Dihasilkan oleh thrombosit, sel enterokromafin, dan sel mast (bangsa rodent) - Stimulus pelepasan serotonin dan histamin dari granula thrombosit langsung ketika terjadi aktivasi thrombosit oleh serabut kolagen subendotel vascula, thrombin, kompleks Ag- Ab. - Daya kerja serotonin meningkatkan permiabilitas vasculer
  • 17. c. Prostaglandin - Sebagai efektor pelepasan histamin pada awal terjadinya peradangan - Memepunyai kontribusi dalam genesis demam, rasa sakit, vasodilatasi, dan peningkatan permiabilitas vasculer
  • 18. d. Komplemen - Difokus radang komplemen diaktivasi menjadi mediator inflamasi membentuk fraksi aktif ( C3a dan C5a ) yang akan menstimuli pelepasan histamin dari sel mast - C3b sebagai opsonin bakteri sehingga lebih mudah difagosit leukosit ( makrofag dan neutrofil ) - C5a sebagai aktivatorpelepas media inflamasi dari neutrofil dan makrofag, menstimuli adhesi leukosit pada endotel dan kemotaktik
  • 19. e. Kinin - Terbentuk dari protein plasma faktor penggumpalan darah XII (faktor Hageman) yang terstimuli oleh terjadinya kontak antara protein tersebut dengan jaringan subendotel seperti serabut kolagen dan membran basal - Produk dari kinin : 1.Bradikinin > berfungsi meningkatkan permiabilitas vasculer, vasodilatasi,rasa nyeri. 2. Kallikrein > bersifat kemotaktik dan sebagai aktivator C5
  • 20. f. Sitokin - Suatu polipeptida yang diproduksi sel-sel radang yang teraktivasi - Makrofag yang teraktivasi pada lokasi inflamasi akan memproduksi : * IL-1 dan TNF > yg memberikan efek demam, anoreksia, adhesi leucosit, proliferasi fibroblast dan produksi kolagen * IL-8 > kemotaksis dan aktivator neutrofil
  • 21. Respon Seluler I. Polimorfonuklear II. Monomorfonuklear (Granulosit) : (Agranulosit) : a. Neutrofil a. Limfosit b. Eosinofil b. Makrofag c. Basofil c. Giant cell d. Sel Mast
  • 24. Respon Seluler a. Neutrofil - Asal : Sumsum tulang - Ditarik kedaerah radang oleh : Gerakan Amuboid Aktif dan Leukotaksin - Sel dengan inti berlobus 3 – 5 dan sitoplasma ‘bergranul’ (lisosom) - “ The First Line of Cellular Defense “ - Sel neutrofil meningkat jumlahnya pada kasus infeksi oleh agen bakteri
  • 26. b. Eosinofil - Asal : Sumsum tulang - Sitoplasma bergranul dan sangat eosinofil dengan inti berlobus dua - Aktif oleh ‘Gerakan amoboid’ dan leukotaksin - meningkat jumlahnya pada keadaan ‘Alergi’ dan infeksi penyakit oleh agen Parasit, karena mengandung ‘Mayor Basic Protein’ yg toxic terhadap parasit - Daya fagositnya kurang poten daripada neutrofil
  • 28. c. Basofil - Asal : Sumsum tulang - Sel dengan inti satu dan bergranul - aktif : Gerak Amuboid, tidak bersifat fagosit, tidak dipengaruhi leukotaksin - Menghasilkan : * histamin,bradikinin,serotonin > meningkatkan permiabilitas kapiler * Anti beku darah heparin > agar proses pembekuan – koagulasi tidak terus berlangsung
  • 30. d. Sel Mast - Struktur dan fungsi hampir sama dengan basofil - Sering dijumpai disekitar pembuluh darah dan jaringan ikat longgar - Diproduksi lokal oleh jaringan mesemsimal
  • 31. e. Limfosit - Sel dengan inti yang dominan besar dan bulat serta sitoplasmanya tipis - Limfosit dibedakan : 1. Limfosit B * Berperan dalam respon imun humoral * Pematangan pada : hati, limpa, kelenjar limfe * berdiferensiasi menjadi ‘ sel plasma’ untuk membentuk antibodi ( Ig )
  • 32. 2. Limfosit T : - Berperan dalam respon imun seluler - Pematangan pada : Timus - Jenisnya : * Sel T-helper > dengan bantuan MHCII akan mengenali adanya antigen *Sel T-citotoxic > dengan bantuan MHCI akan langsung menghancurkan antigen
  • 33. * Sel T-supressor > untuk pengaturan produksi antibodi - Jumlah limfosit meningkat (Limfositosis) pada infeksi penyakit oleh agen virus atau karena peradangan yang bersifat kronis - Jumlah limfosit akan menurun (Limfositopenia) bila suatu individu diberikan pengobatan dari preparat kortikosteroid seperti kortison
  • 35. f. Makrofag - Sel yang bentuknya besar, inti bulat – oval - Aktif oleh Leukotaksin - Biasanya bergerombol menyerupai ephitel sehingga disebut : sel ephiteloid - ‘ The Second Line of Cellular Defense ‘ - Nama lain makrofag : * Di peredaran darah = Monosit * Di Jaringan = Histiosit * Di organ Hati = Sel Kuffer * Di Paru-paru = Makrofag alveolar
  • 37. g. Giant cell - Merupakan gabungan dari beberapa makrofag, sehingga menghasilkan satu sel dengan banyak inti serta sitoplasma - Giant cell yang terkait peradangan disebut : ‘ Foreign Body Giant Cell ‘ yang sering dikelirukan dengan : Tumor Giant Cell - Sering dijumpai pada peradangan kaseus dan penyakit yang kronis
  • 38.
  • 39. EKSUDAT - TRANSUDAT RADANG Pe permiabilitas Vasculer Pe tekanan hidrostatik Penimbunan cairan Cairan plasma Pada jaringan interstitial keluar vasculer Edema * Eksudat *Transudat
  • 40. Edema : Penimbunan cairan dijaringan interstitial atau rongga serosa, yang dapat berupa eksudat maupun transudat Eksudasi : Proses terjadinya eksudat Eksudat : Cairan radang ekstra sel yang mengandung protein konsentrasi tinggi, banyak sel debris, dengan berat jenis diatas 1,020. Transudat : Cairan dengan kadar protein rendah dengan berat jenis dibawah 1,020.
  • 41. Persamaan eksudat dan transudat Sama – sama merupakan cairan dari ultrafiltrat plasma darah dan terjadi akibat ketidak seimbangan tekanan hidrostatik didalam pembuluh darah
  • 42. Perbedaan eksudat dan transudat Kriteria Eksudat Transudat Sifat fisik Keruh, kental, Jernih, lebih encer, mengandung tanpa fragmen fragmen jaringan jaringan Bau Berbau Tidak berbau Warna Cream – Kuning Bening Merah Reaksi Kimia Asam Basa Berat Jenis > 1,020 < 1,020
  • 43. Perbedaan eksudat dan transudat Kriteria Eksudat Transudat Kandungan >3% <3% Protein Penggumpalan Ada Tidak ada Komponen sel Banyak leukosit - Sedikit darah Erithrosit Kandungan enzym Tinggi Rendah Bakteri Tinggi Rendah Peradangan +++ +
  • 44. Klasifikasi Peradangan 1.Berdasarkan derajat keparahan a.Mild = Peradangan derajat ringan - Jaringan sedikit mengalami cidera - Daerah radang sedikit mengalami hiperemis, edema, eksudasi
  • 45. b. Moderate = peradangan derajat sedang - jaringan yang meradang lebih luas dari mild - vaskularisasi jelas - Peningkatan infiltrasi sel-sel radang c. Severe = Peradangan derajat hebat - Jaringan yang mengalami radang luas - Vascularisasi sangat jelas - Eksudasi dan peningkatan leukosit didaerah radang sangat nyata
  • 46. 2. Berdasarkan lokasi terjadinya radang a.Peradangan Lokal = Peradangan yang terjadi terlokalisasi pada satu tempat saja b. Peradangan Multifokal = Peradangan terlokalisasi yang terjadi pada berbagai tempat c. Peradangan Difusa = Peradangan yang terjadi menyeluruh pada suatu organ
  • 47. 3.Berdasarkan waktu terjadinya peradangan a.Peradangan Perakut = peradangan yg berlangsung sangat cepat - berlangsung: menit – beberapa jam - disebabkan : agen yg sangat poten - kematian dapat terjadi tanpa didahului adanya gejala klinis - contoh : Avian Influenza (HPAI)
  • 48. b. Peradangan Akut = Peradangan yang terjadi dalam kurun waktu 6 jam sampai beberapa hari - Peradangan dapat sembuh atau dapat pula menimbulkan kematian - Ciri ‘panca radang’ dapat teramati dengan jelas - Mikroskopis : adanya perdarahan lokal, edema, sel neutrofil dominan dan sedikit limfosit - Contoh : ND, Distemper
  • 50.
  • 51. c. Peradangan Subakut = Peradangan yg berlangsung beberapa minggu - disebabkan : agen yg kurang poten - biasanya berakhir dengan kesembuhan - pada daerah radang : makrofag, sel plasma, limfosit, giant cell. - proliferasi fibroblast minimal
  • 52. d. Peradangan Kronis = Peradangan yang berlangsung berminggu-minggu sampai tahunan - agen mampu bertahan terhadap sistem pertahanan tubuh - sel radang yang dominan : limfosit, makrofag, giant cell. - contoh : TBC, kemasukan benda asing
  • 54. 4. Berdasarkan Kandungan Eksudat a.Peradangan Serosa - Komponen eksudat : cairan bening plasma darah - menandakan peradangan derajat ringan - terjadi bila adanya iritasi ringan pada membrana mukosa dan serosa
  • 55. b. Peradangan Fibrinosa - Komponen utama eksudat : fibrin - Menandakan peradangan akut dengan kerusakan vasculer yang cukup hebat - Jaringan tampak kaku, kusam, dengan warna putih – kuning ( karena kandungan fibrin) - Lapisan fibrin pada membrana mukosa sering membentuk ‘pseudo-membran’: * Cropous membrane membran yg mudah lepas * Diphteritic membrane yg susah lepas - Contoh : Salmonellosis, Mikoplasmosis,
  • 56. C. Peradangan Hemoragie -Komponen utama eksudat : darah - Biasanya terjadi pada organ yg banyak kapilernya - Menandakan peradangan perakut hebat - Makroskopis : organ mengalami perdarahan - Mikroskopis : banyak eritrosit diluar vasculer
  • 57.
  • 58.
  • 59. d. Peradangan Katarrhal - Komponen eksudat: “mukus” yang mengandung fibrin, sel debris, jaringan nekrosis,komponen sel darah - Warna mukus: bervariasi, tergantung komponen dominasi - Biasanya peradangan ini terjadi di saluran cerna, saluran reproduksi, maupun saluran respirasi
  • 60.
  • 61. e. Peradangan Purulenta - Komponen utama eksudat: nanah/pus dengan kandungan: neutrofil, sel debris, jaringan nekrotik kuman - Konsistensi bisa cair, semisolid, gelatinous - Proses pembentukan nanah: supurasi - Bakteri pembentuk nanah/pus: C. pyogenes (sapi), streptococcus sp (kuda,babi)
  • 62.
  • 64. - Cellulitis : eksudat purulen pada jaringan sub kutan - Abses : kumpulan nanah/pus di dalam organ - Pustula : kumpulan nanah/pus pada epidermis - Mukopurulen : nanah/pus dalam bentuk mukus - Fibrinopurulen : nanah/pus bercampur fibrin
  • 65. F. Peradangan Granulomatosa - Komponen eksudat: granul, yang umum pada peradangan kronis - Sel radang yang muncul: limfosit, makrofag - 3 tahap terjadinya: INFLAMATORY (kehadiran sel-sel mononuklear) REPARATIVE (munculnya jaringan ikat) DEGENERATION (terjadinya degenerasi dan nekrosis)
  • 67. PERBAIKAN Cidera/luka Reaksi inflamasi Perbaikan / sembuh
  • 68. Yang terjadi saat perbaikan : - Agen asing dinetralisir - Sel-sel radang berkurang - Eksudasi cairan berkurang RESOLUSI - Permiabilitas vaskuler normal - Regenerasi sel-sel jaringan
  • 69. FASE-FASE KESEMBUHAN / PERBAIKAN I Fase Inflammasi a. Homeostatis = terjadi vasokontriksi oleh media catekolamin dan prostaglandin diikuti terjadinya agregasi platelet serta proses aktifitas thromboplastin (clotting) b. Inflammasi = terjadinya vasodilatasi kapiler-kapiler sekitar daerah radang, aktivasi sel-sel radang sampai proses fagositosis
  • 70. II Fase Proliferative a. GRANULASI tersusunnya colagen primer di daerah luka/radang, diikuti pelapisan oleh fibroblast terjadinya proses angiogenesis b. KONTRAKSI matrik yang tersusun oleh colagen dan fibroblast mengadakan kontraksi menarik tepi luka untuk menutup luka c. EPITHELIALISASI pertumbuhan sel-sel epithel
  • 71. III Fase Remodeling - Terbentuknya colagen baru/colagen sekunder yang lebih kuat menutupi luka - Terbentuknya “scar” /jaringan parut sebagai jaringan penyambung
  • 72. Kemampuan sel tubuh dalam proses regenerasi berbeda-beda - Jaringan yang mudah mengalami regenerasi : kulit, saluran cerna, gusi - Organ yang mudah mengalami regenerasi, asalkan bentuk jaringan masih baik saat meradang : hati, sel-sel kelenjar - Sel-sel yang sangat sulit mengalami regenerasi : jantung,. otak
  • 73. 2 Bentuk Kesembuhan 1. Kesembuhan Primer terjadi pada luka, di mana tepi luka mudah ditautkan. Contoh : luka insisi saat bedah 2. Kesembuhan Sekunder terjadi pada luka, yang tepinya sulit ditautkan dan biasanya disertai terbentuknya jaringan granulasi yang cukup banyak. Contoh : luka karena trauma, luka yang dalam
  • 74. Faktor yang mempengaruhi kualitas respon inflammasi dan perbaikan - ada/tidaknya suplai darah - Status gizi individu ( protein ; vit.C ) - Ada/tidaknya infeksi - Ada/tidaknya diabetes melitus - Sedang dalam pengobatan glukokortikoid - Kadar sel darah putih dalam sirkulasi