SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
ASKEP LUKA BAKAR
Iwan.,S.Kep.,Ns.,SH.,M.K
es
Luka bakar disebabkan pengalihan
energi dari suatu sumber panas
kepada tubuh.
Panas dpt dipindahkan lewat
hantaran atau radia
elektromagnetik.
Luka bakar dpt dikelompokkan
menjadi LB termal, radiasi atau
kimia.
Destruksi jaringan terjadi akibat
koagulasi, denaturasi protein atau
ionisasi isi sel.
• Kulit dan mukosa saluran nafas atas
merupakan lokasi destruksi jaringan.
• Jaringan yg dalam termasuk organ visera
dpt mengalami kerusakan karena luka
bakar elektrik atau kontak lama dg agen
penyebab.
• Dalamnya LB bergantung pada suhu agen
penyebab.
• Nekrosis dan kegagalan organ dpt terjadi.
• Luka bakar mengakibatkan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah terhadap :
air, Natrium, Klorida, Protein tubuh.
• Kesemuanya meninggalkan sel dan
menyebabkan terjadinya oedema.
Kemudian dapat terjadi hipovolemia dan
hemokonsentrasi.
• Faktor-faktor kehilangan Cairan tubuh :
1. Peningkatan Mineralokortikoid.
- Retensi air, natrium, klorida.
- Ekresi kalium.
2. Peningkatan permeabilitas pembuluh
darah: keluarnya
elektrolit dan protein dari pembuluh
darah.
3. Perbedaan tekanan osmotik intra sel
dan ekstra sel.
• Luka Bakar akan mengakibatkan , tidak
hanya kerusakan kulit, tetapi juga amat
mempengaruhi seluruh sistem tubuh
klien.
• Seluruh Sistem tubuh klien menunjukan
perubahan reaksi fisiologis sebagai
respon kompensasi terhadap lukabakar.
• Pada luka bakar yang luas (mayor) tubuh
tidak mampu lagi untuk mengkompensasi
sehingga timbul berbagai macam
komplikasi.
• Manifestasi Sistemik Tubuh meliputi
• Respon Kardio Vaskuler.
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke
ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler
yang mengakibatkan kehilangan natrium,
air dan protein plasma serta oedema
jaringan yang diikuti dengan ; penurunan
curah jantung, hemokonsentrasi sel darah
merah, penurunan perfusi pada organ
mayor, oedema menyeluruh.
• ResponRenalis .
Dengan menurunnya volume intra
vaskuler, maka aliran plasma ke ginjal
dan GFR (Laju Filtrasi glomerulus akan
menurun yang mengakibatkan haluran
urine menurun. Jika resusitasi cairan tidak
adekuat/terlambat maka kemungkinan
terjadi gagal ginjal akut.
• Respon Gastrointestinal.
Respon umum yang biasa terjadi pada
klien luka bakar >20 % adalah
penurunan aktivitas gastrointestinal.
Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek
respon hipovolemik dan neurologik
serta respon endokrin terhadap
adanya perlukaan yang luas.
Pemasangan NGT akan mencegah
terjadinya distensi abdomen, muntah
dan potensial aspirasi.
• Respon Immunologi:
Respon immunologi dibedakan dalam dua ,
yaitu :
1. Respon barier mekanik. Sebagai
barie mekanik, kulit berfungsi
sebagai mekanisme pertahanan
diri yang penting dari
organisme yang mungkin
masuk.
2.Respon immun selular.
• Respon Pulmoner
- Meskipun tdk terdpt cedera pulmoner,
hipoksia dpt dijumpai.
- Pd kondisi berat konsumsi Oksigen oleh tubuh
akan meningkat dua kali lipat.
- Cedera pulomer : saluran nafas atas dan
cedera dibawah glotis.
- Karbonmonoksida merupakan gas yg paling
sering menimbulkan cedera inhalasi.
- Penurunan kelenturan paru, penurunan kadar
Oksigen serum dan asidosis respiratorik dpt
terjadi dlm 5 hari pertama setelah LB.
• Indikator Kemungkinan Kerusakan Paru :
1. Riwayat LB di daerah yg tertutup.
2. LB pada wajah dan leher.
3. Rambut hidung gosong.
4. Suara yg menjadi parau, perubahan suara,
batuk kering, stridor, sputum yg penuh
jelaga.
5. Sputum yg berdarah.
6. Pernafasan yg berat atau takipnea dan tanda-
tanda penurunan kadar oksigen lain.
7. Eritema dan pembentukan lepuh pd mukosa
oral atau faring.
• KEDALAMAN LUKA BAKAR
• LB Derajat Satu :
Epidermis mengalami kerusakan, dan sebagian
dermis turut cedera. Luka tersebut bisa terasa
nyeri, tampak kemerahan, dan kering.
• LB Derajat Dua:
Destruksi epidermis serta bagian atas dermis
dan cedera pd bagian dermis yg lebih dalam.
Luka terasa nyeri, merah , eksudasi cairan.
Pemutihan jaringan yg terbakar diikuti oleh
pengisian kembali kapiler, folikel rambut
masih utuh.
• LB Derajat Tiga :
Destruksi total epidermis serta dermis dan pd
sebagian kasus, jaringan yg ada dibawahnya.
Warna LB sangat bervariasi. Daerah yg
terbakar tdk terasa nyeri krn serabut saraf
hancur.Folikel rambut dan kelenjar keringat
rusak.
Umumnya LB memiliki kedalaman yg tidak
seragam.
• PENENTUAN LUAS LUKA BAKAR:
• Rumus Sembilan (role of Nines). Cara cepat
menghitung Luas LB. Menggunakan
persentase dlm kelipatn sembilan terhadap
permukaan tubuh yg luas.
• Metode Lund dan Browder; Metoda yg lebih
tepat. Mengakui presentasi luas LB pd
berbagai bagian anatomik, khususnya kepala
dan tungkai, akan berubah menurut
pertumbuhan.
• Metode Telapak Tangan. Lebar telapak tangan
pasien sebesar 1 %.
Rules of Nines
Anterior 18 %
Posterior 18 %
18% 18%
9 % 9 %
9 %
1 %
• PERAWATAN LUKA BAKAR FASE
RESUSITASI/DARURAT:
Perawatan Di Tempat Kejadian
• Mematikan Api.
• Mendinginkan LB.
• Melepaskan benda Penghalang.
• Menutup LB.
• Mengirigasi LB kimia.
• Air way, breathing dan circulation manajemen.
• PENATALAKSANAAN MEDIS DARURAT:
• Prioritas Utama tetap ABC.
• Sesudah Respirasi dan sirkulasi adekuat,
perhatikan luka bakarnya.
• Tentukan luas Luka Bakar.
• Pasang kateter urin indwelling
• Jika LB luas pasang NGT.
• Propolaksis Tetanus.
• Perhatikan kebutuhan psikologis pasien.
• PENGGANTIAN CAIRAN
• Kebutuhan cairan yg diproyeksikan dalam 24 jam
pertama dihitung berdasarkan luas luka bakar.
• Rumus konsensus :
2-4 ml X kg berat badan X % LB.
• Kombinasi cairan :
1. Koloid: whole blood, plasma,
dll.
2. Kristaloid/elektrolit: NaCl, RL
• Rumus ini hanya sebagai panduan: determinan yg
utama adalah respon pasien yaitu :
Frekuensi jantung, tekanan darah dan haluaran
urine.
Tujuan pemberian cairan
adalah;
• Tekanan sistolik melebihi 100 mmHg.
• Frekuensi nadi kurang dari 110/mnt.
• Haluaran urine: 30-50 ml/jam.
• Indikator lain nilai hematokrit, Hb, dan kadar
Natrium serum.
• Perencanaan Keperawatan:
1. Meningkatkan pertukaran gas dan bersihan
jalan nafas.
2. Memulihkan Keseimbangan cairan dan
Elektrolit.
3. Mempertahankan suhu tubuh normal.
4. Mengurangi nyeri dan Ansietas.
5. Pemantauan dan Penatalksanaan Komplikasi:
- Gagal Nafas akut.
- Syok Sirkulasi.
- GGA
- Sindrom kompartemen.
- Ileus Paralitik & Tukak Curling
• PERAWATAN LUKA BAKAR FASE AKUT/INTERMEDIET.
•
Fase akut berlangsung setelah fase resusitasi, dimulai 48-72
jam setelah terjadi LB.
• Perhatian ditujukan pada pengkajian dan pemeliharaan status
respirasi, sirkulasi, keseimbangan cairan elektrolit, dan
prioritas utama pada perawatan luka bakar dan pengendalian
nyeri.
• LB merupakan luka yg unik. Dengan cepat akan didiami
bakteri patogen, mengalami eksudasi dg perembesan
sejumlah protein, air serta elektrolit, dan kerap kali
memerlukan pencangkokan.
• PERENCANAAN KEPERAWATAN:
1. Memulihkan keseimbangan Cairan. Cegah
terjadi kelebihan cairan. Pantau ketat intake
dan out put cairan.
2. Mendeteksi dan mencegah infeksi.
Penerapan tehnik aseptik dlm prosedur
perawatan luka.Pemberian terapi antibiotik
topikal.
3. Mempetahankan nutrisi yg adekuat.
4. Memperbaiki integritas kulit dg Perawatan
Luka. Perawatan luka terbuka dan
tertutup.Debridemen, Perawatan Skin Graft.
5. Mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan.
Gunakan analgetik sebelum ganti balutan.
Lakukan teknik manajemen nyeri.
6. Meningkatkan mobilitas fisik. Untuk
mencegah komplikasi akibat immobilisasi.
7. Memperkuat strategi koping.
8. Mendukung pasien dan proses dlm Keluarga.

More Related Content

Similar to ASKEP LUKA BAKAR

Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitryan ryno
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitValny Majid
 
Asuhan keperawatan gawat darurat
Asuhan keperawatan gawat daruratAsuhan keperawatan gawat darurat
Asuhan keperawatan gawat daruratArief Alvian
 
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)Omay Khan
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docxSeptian Muna Barakati
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxDini700324
 
Asuhan keperawatan pada luka bakar
Asuhan keperawatan pada luka bakarAsuhan keperawatan pada luka bakar
Asuhan keperawatan pada luka bakarocto zulkarnain
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selJumatil Fajar
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitViodeta Viodeta
 
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptxLuka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptxdrivefoto000
 
Askep gadar dengan kondisi syok
Askep gadar dengan kondisi syokAskep gadar dengan kondisi syok
Askep gadar dengan kondisi syokSuciNofiyanti
 
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PENKAB MUNA
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PENKAB MUNAAskep anak glumerulonefritis akut AKPER PENKAB MUNA
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PENKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PEMKAB MUNA Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to ASKEP LUKA BAKAR (20)

Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Asuhan keperawatan gawat darurat
Asuhan keperawatan gawat daruratAsuhan keperawatan gawat darurat
Asuhan keperawatan gawat darurat
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
 
113962427 case-bedah
113962427 case-bedah113962427 case-bedah
113962427 case-bedah
 
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
202948858 makalah-syok-hipovolemik-docx
 
Shock listrik
Shock listrikShock listrik
Shock listrik
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptx
 
Asuhan keperawatan pada luka bakar
Asuhan keperawatan pada luka bakarAsuhan keperawatan pada luka bakar
Asuhan keperawatan pada luka bakar
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
 
Luka_Bakar.pptx
Luka_Bakar.pptxLuka_Bakar.pptx
Luka_Bakar.pptx
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptxLuka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
 
Askep gadar dengan kondisi syok
Askep gadar dengan kondisi syokAskep gadar dengan kondisi syok
Askep gadar dengan kondisi syok
 
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PENKAB MUNA
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PENKAB MUNAAskep anak glumerulonefritis akut AKPER PENKAB MUNA
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PENKAB MUNA
 
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PEMKAB MUNA Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak glumerulonefritis akut AKPER PEMKAB MUNA
 

More from IwanHamzah1

Melakukan angkat jahitan
Melakukan angkat jahitanMelakukan angkat jahitan
Melakukan angkat jahitanIwanHamzah1
 
Sop menjahit luka
Sop menjahit lukaSop menjahit luka
Sop menjahit lukaIwanHamzah1
 
Perawatan luka 2
Perawatan luka 2Perawatan luka 2
Perawatan luka 2IwanHamzah1
 
Perawatan luka operasi, 2020
Perawatan luka operasi, 2020Perawatan luka operasi, 2020
Perawatan luka operasi, 2020IwanHamzah1
 
Perawatan luka 2020
Perawatan luka 2020Perawatan luka 2020
Perawatan luka 2020IwanHamzah1
 
Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020IwanHamzah1
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020IwanHamzah1
 
Cedera akibat hewan laut
Cedera akibat hewan lautCedera akibat hewan laut
Cedera akibat hewan lautIwanHamzah1
 
Askep luka tembak
Askep luka tembakAskep luka tembak
Askep luka tembakIwanHamzah1
 
Luka+bakar 2020.3
Luka+bakar 2020.3Luka+bakar 2020.3
Luka+bakar 2020.3IwanHamzah1
 
Luka+bakar 2020.2
Luka+bakar 2020.2Luka+bakar 2020.2
Luka+bakar 2020.2IwanHamzah1
 
Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020IwanHamzah1
 
Perawatan luka 2016
Perawatan luka 2016Perawatan luka 2016
Perawatan luka 2016IwanHamzah1
 

More from IwanHamzah1 (15)

Melakukan angkat jahitan
Melakukan angkat jahitanMelakukan angkat jahitan
Melakukan angkat jahitan
 
Sop menjahit luka
Sop menjahit lukaSop menjahit luka
Sop menjahit luka
 
Perawatan luka 2
Perawatan luka 2Perawatan luka 2
Perawatan luka 2
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Perawatan luka operasi, 2020
Perawatan luka operasi, 2020Perawatan luka operasi, 2020
Perawatan luka operasi, 2020
 
Perawatan luka 2020
Perawatan luka 2020Perawatan luka 2020
Perawatan luka 2020
 
Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020Luka ganggren, 2020
Luka ganggren, 2020
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020
 
Cedera akibat hewan laut
Cedera akibat hewan lautCedera akibat hewan laut
Cedera akibat hewan laut
 
Askep luka tembak
Askep luka tembakAskep luka tembak
Askep luka tembak
 
Luka+bakar 2020.3
Luka+bakar 2020.3Luka+bakar 2020.3
Luka+bakar 2020.3
 
Luka+bakar 2020.2
Luka+bakar 2020.2Luka+bakar 2020.2
Luka+bakar 2020.2
 
Luka
LukaLuka
Luka
 
Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020Anamnese integumen 2020
Anamnese integumen 2020
 
Perawatan luka 2016
Perawatan luka 2016Perawatan luka 2016
Perawatan luka 2016
 

Recently uploaded

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 

Recently uploaded (18)

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 

ASKEP LUKA BAKAR

  • 2. Luka bakar disebabkan pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dpt dipindahkan lewat hantaran atau radia elektromagnetik. Luka bakar dpt dikelompokkan menjadi LB termal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel.
  • 3. • Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. • Jaringan yg dalam termasuk organ visera dpt mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak lama dg agen penyebab. • Dalamnya LB bergantung pada suhu agen penyebab. • Nekrosis dan kegagalan organ dpt terjadi.
  • 4. • Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah terhadap : air, Natrium, Klorida, Protein tubuh. • Kesemuanya meninggalkan sel dan menyebabkan terjadinya oedema. Kemudian dapat terjadi hipovolemia dan hemokonsentrasi.
  • 5. • Faktor-faktor kehilangan Cairan tubuh : 1. Peningkatan Mineralokortikoid. - Retensi air, natrium, klorida. - Ekresi kalium. 2. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah: keluarnya elektrolit dan protein dari pembuluh darah. 3. Perbedaan tekanan osmotik intra sel dan ekstra sel.
  • 6. • Luka Bakar akan mengakibatkan , tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga amat mempengaruhi seluruh sistem tubuh klien. • Seluruh Sistem tubuh klien menunjukan perubahan reaksi fisiologis sebagai respon kompensasi terhadap lukabakar. • Pada luka bakar yang luas (mayor) tubuh tidak mampu lagi untuk mengkompensasi sehingga timbul berbagai macam komplikasi.
  • 7. • Manifestasi Sistemik Tubuh meliputi • Respon Kardio Vaskuler. Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler yang mengakibatkan kehilangan natrium, air dan protein plasma serta oedema jaringan yang diikuti dengan ; penurunan curah jantung, hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan perfusi pada organ mayor, oedema menyeluruh.
  • 8. • ResponRenalis . Dengan menurunnya volume intra vaskuler, maka aliran plasma ke ginjal dan GFR (Laju Filtrasi glomerulus akan menurun yang mengakibatkan haluran urine menurun. Jika resusitasi cairan tidak adekuat/terlambat maka kemungkinan terjadi gagal ginjal akut.
  • 9. • Respon Gastrointestinal. Respon umum yang biasa terjadi pada klien luka bakar >20 % adalah penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukaan yang luas. Pemasangan NGT akan mencegah terjadinya distensi abdomen, muntah dan potensial aspirasi.
  • 10. • Respon Immunologi: Respon immunologi dibedakan dalam dua , yaitu : 1. Respon barier mekanik. Sebagai barie mekanik, kulit berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri yang penting dari organisme yang mungkin masuk. 2.Respon immun selular.
  • 11. • Respon Pulmoner - Meskipun tdk terdpt cedera pulmoner, hipoksia dpt dijumpai. - Pd kondisi berat konsumsi Oksigen oleh tubuh akan meningkat dua kali lipat. - Cedera pulomer : saluran nafas atas dan cedera dibawah glotis. - Karbonmonoksida merupakan gas yg paling sering menimbulkan cedera inhalasi. - Penurunan kelenturan paru, penurunan kadar Oksigen serum dan asidosis respiratorik dpt terjadi dlm 5 hari pertama setelah LB.
  • 12. • Indikator Kemungkinan Kerusakan Paru : 1. Riwayat LB di daerah yg tertutup. 2. LB pada wajah dan leher. 3. Rambut hidung gosong. 4. Suara yg menjadi parau, perubahan suara, batuk kering, stridor, sputum yg penuh jelaga. 5. Sputum yg berdarah. 6. Pernafasan yg berat atau takipnea dan tanda- tanda penurunan kadar oksigen lain. 7. Eritema dan pembentukan lepuh pd mukosa oral atau faring.
  • 13. • KEDALAMAN LUKA BAKAR • LB Derajat Satu : Epidermis mengalami kerusakan, dan sebagian dermis turut cedera. Luka tersebut bisa terasa nyeri, tampak kemerahan, dan kering. • LB Derajat Dua: Destruksi epidermis serta bagian atas dermis dan cedera pd bagian dermis yg lebih dalam. Luka terasa nyeri, merah , eksudasi cairan. Pemutihan jaringan yg terbakar diikuti oleh pengisian kembali kapiler, folikel rambut masih utuh.
  • 14. • LB Derajat Tiga : Destruksi total epidermis serta dermis dan pd sebagian kasus, jaringan yg ada dibawahnya. Warna LB sangat bervariasi. Daerah yg terbakar tdk terasa nyeri krn serabut saraf hancur.Folikel rambut dan kelenjar keringat rusak. Umumnya LB memiliki kedalaman yg tidak seragam.
  • 15. • PENENTUAN LUAS LUKA BAKAR: • Rumus Sembilan (role of Nines). Cara cepat menghitung Luas LB. Menggunakan persentase dlm kelipatn sembilan terhadap permukaan tubuh yg luas. • Metode Lund dan Browder; Metoda yg lebih tepat. Mengakui presentasi luas LB pd berbagai bagian anatomik, khususnya kepala dan tungkai, akan berubah menurut pertumbuhan. • Metode Telapak Tangan. Lebar telapak tangan pasien sebesar 1 %.
  • 16. Rules of Nines Anterior 18 % Posterior 18 % 18% 18% 9 % 9 % 9 % 1 %
  • 17. • PERAWATAN LUKA BAKAR FASE RESUSITASI/DARURAT: Perawatan Di Tempat Kejadian • Mematikan Api. • Mendinginkan LB. • Melepaskan benda Penghalang. • Menutup LB. • Mengirigasi LB kimia. • Air way, breathing dan circulation manajemen.
  • 18. • PENATALAKSANAAN MEDIS DARURAT: • Prioritas Utama tetap ABC. • Sesudah Respirasi dan sirkulasi adekuat, perhatikan luka bakarnya. • Tentukan luas Luka Bakar. • Pasang kateter urin indwelling • Jika LB luas pasang NGT. • Propolaksis Tetanus. • Perhatikan kebutuhan psikologis pasien.
  • 19. • PENGGANTIAN CAIRAN • Kebutuhan cairan yg diproyeksikan dalam 24 jam pertama dihitung berdasarkan luas luka bakar. • Rumus konsensus : 2-4 ml X kg berat badan X % LB. • Kombinasi cairan : 1. Koloid: whole blood, plasma, dll. 2. Kristaloid/elektrolit: NaCl, RL • Rumus ini hanya sebagai panduan: determinan yg utama adalah respon pasien yaitu : Frekuensi jantung, tekanan darah dan haluaran urine.
  • 20. Tujuan pemberian cairan adalah; • Tekanan sistolik melebihi 100 mmHg. • Frekuensi nadi kurang dari 110/mnt. • Haluaran urine: 30-50 ml/jam. • Indikator lain nilai hematokrit, Hb, dan kadar Natrium serum.
  • 21. • Perencanaan Keperawatan: 1. Meningkatkan pertukaran gas dan bersihan jalan nafas. 2. Memulihkan Keseimbangan cairan dan Elektrolit. 3. Mempertahankan suhu tubuh normal. 4. Mengurangi nyeri dan Ansietas. 5. Pemantauan dan Penatalksanaan Komplikasi: - Gagal Nafas akut. - Syok Sirkulasi. - GGA - Sindrom kompartemen. - Ileus Paralitik & Tukak Curling
  • 22. • PERAWATAN LUKA BAKAR FASE AKUT/INTERMEDIET. • Fase akut berlangsung setelah fase resusitasi, dimulai 48-72 jam setelah terjadi LB. • Perhatian ditujukan pada pengkajian dan pemeliharaan status respirasi, sirkulasi, keseimbangan cairan elektrolit, dan prioritas utama pada perawatan luka bakar dan pengendalian nyeri. • LB merupakan luka yg unik. Dengan cepat akan didiami bakteri patogen, mengalami eksudasi dg perembesan sejumlah protein, air serta elektrolit, dan kerap kali memerlukan pencangkokan.
  • 23. • PERENCANAAN KEPERAWATAN: 1. Memulihkan keseimbangan Cairan. Cegah terjadi kelebihan cairan. Pantau ketat intake dan out put cairan. 2. Mendeteksi dan mencegah infeksi. Penerapan tehnik aseptik dlm prosedur perawatan luka.Pemberian terapi antibiotik topikal. 3. Mempetahankan nutrisi yg adekuat. 4. Memperbaiki integritas kulit dg Perawatan Luka. Perawatan luka terbuka dan tertutup.Debridemen, Perawatan Skin Graft.
  • 24. 5. Mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan. Gunakan analgetik sebelum ganti balutan. Lakukan teknik manajemen nyeri. 6. Meningkatkan mobilitas fisik. Untuk mencegah komplikasi akibat immobilisasi. 7. Memperkuat strategi koping. 8. Mendukung pasien dan proses dlm Keluarga.