2. Filsafat proses pendidikan adalah
analisis kritis dan komprehensif tentang
bagaimana seharusnya kegiatan
pendidikan itu dilaksanakan dalam
kehidupan manusia. Filsafat proses ini
biasanya mebahas tiga masalah pokok
apakah sebenarnya pendidikan itu,
apakah tujuan pendidikan itu, dengan
cara apa tujuan pendidikkan itu didapat.
3. Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang
membahas pendidikan dari sudut pandang
kerjasama dalam proses mencapai tujuan
pendidikan. semua proses usaha kerjasama
dalam mencapai tujuan pendidikan dilakukan
dengan melibatkan semua aspek yang
dipandang perlu dan positif dalam usaha
mencapai keberhasilan, baik berupa benda atau
material seperti uang dan fasilitas, spiritual
seperti keyakinan dan nilai-nilai, ilmu
pengetahuan seperti ilmu dan teknologi;maupun
manusia atau human.
4. Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam
kehidupan human. Sebagai nilai-nilai yang
menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat
manusiawi atau martabat kemanusiaan (human
dignity) selalu berusaha “memeluk” suatu
kebenaran.
5. 1. Kebenaran metafisik yaitu kebenaran yang berasal
dari Tuhan sang pencipta
2. Kebenaran etik seseorang dikatakan benar bila ia
berpegang dan melakukan Tindakan sesuai dengan
standar perilaku yang harus dilaksanakannya.
3. Kebenaran logik adalah kebenaran hasil
konsensus, dianggap benar apabila secara
matematis konsisten atau koheren dengan yang
telah diakui dalam kebenaran metafisik dan
kebenaran etik.
4. Kebenaran empirik, kebenaran yang teruji dan
tahan dari kritik dan klasifikasi.
6. Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat
Teori Corespondence
Masalah kebenaran menurut teori ini hanyalah
perbandingan antara realita oyek (informasi,
fakta, peristiwa, pendapat) dengan apa yang
ditangkap oleh subjek (ide, kesan). Jika ide atau
kesan yang dihayati subjek (pribadi) sesuai dengan
kenyataan, realita, objek, maka sesuatu itu benar.
7. Cara berfikir ilmiah yaitu logika induktif menggunakan teori
korespodensi ini. Teori kebenaran menuru corespondensi ini
sudah ada di dalam masyarakat sehingga pendidikan moral
bagi anak-anak ialah pemahaman atas pengertian-pengertian
moral yang telah merupakan kebenaran itu. Apa yang
diajarkan oleh nilai-nilai moral ini harus diartikan sebagai
dasar bagi tindakan-tindakan anak di dalam tingkah lakunya.
Artinya anak harus mewujudkan di dalam kenyataan hidup,
sesuai dengan nilai-nilai moral itu. Bahkan anak harus mampu
mengerti hubungan antara peristiwa-peristiwa di dalam
kenyataan dengan nilai-nilai moral itu dan menilai adakah
kesesuaian atau tidak sehingga kebenaran berwujud sebagai
nilai standard atau asas normatif bagi tingkah laku. Apa
yang ada di dalam subyek (ide, kesan) termasuk tingkah laku
harus dicocokkan dengan apa yang ada di luar subyek
(realita, obyek, nilai-nilai) bila sesuai maka itu benar.
8. Menurut teori consistency untuk
menetapkan suatu kebenarna bukanlah
didasarkan atas hubungan subyek dengan
realitas obyek. Sebab apabila didasarkan atas
hubungan subyek (ide, kesannya dan
comprehensionnya) dengan obyek, pastilah ada
subyektivitasnya. Oleh karena itu pemahaman
subyek yang satu tentang sesuatu realitas
akan mungkin sekali berbeda dengan apa yang
ada di dalam pemahaman subyek lain.
9. Teori ini dipandang sebagai teori ilmiah yaitu
sebagai usaha yang sering dilakukan di dalam
penelitian pendidikan khsusunya di dalam
bidang pengukuran pendidikan.
Teori konsisten ini tidaklah bertentangan
dengan teori korespondensi. Kedua teori ini
lebih bersifat melengkapi. Teori konsistensi
adalah pendalaman dankelanjutan yang teliti
dan teori korespondensi. Teori korespondensi
merupakan pernyataan dari arti kebenaran.
Sedah teori konsistensi merupakan usaha
pengujian (test) atas arti kebenaran tadi.
10. Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang
dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medoe
problem olving dai dalam pengajaran. Mereka akan benar-
benar hanya jika mereka berguna mampu memecahkan
problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika
mengmbalikan pribadi manusia di dalamkeseimbangan dalam
keadaan tanpa persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan utama
pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di dalam
keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan
penyesuaian dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.
Dalam dunia pendidikan, suatu teori akan benar jika ia
membuat segala sesutu menjadi lebih jelas dan mampu
mengembalikan kontinuitas pengajaran, jika tidak, teori ini
salah.
Jika teori itu praktis, mampu memecahkan problem secara
tepat barulah teori itu benar. Yang dapat secara efektif
memecahkan masalah itulah teori yang benar (kebenaran).
11. Adminitrasi pendidikan adalah suatu cara bekerja
dengan orang –orang dalam rangka usaha mencapai
tujuan pendidikan yang efektif ,yang berarti
mendatangkan hasil yang baik dan tepat ,sesuai dengan
tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
atau administrasi pendidikan adalah semua kegiatan
sekolah yang meliputi usaha-usaha besar seperti
perumusan polis,pengarahan usaha
,koordinasi,konsultasi ,korespondensi,control dan
seterusnya ,sampai kepada usaha-usaha kecil dan
sederhana seperti menjaga sekolah ,menyapu halaman
dan lain sebagainya .
12. a. Bahwa seluruh administrasi pendidikan itu
merupakan proses keseluruhan dan kegiatan-kegiatan
bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang
ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan.
b. Bahwa administrasi pendidikan itu mencakup
kegiatan-kegiatan yang luas yang meliputi kegiatan
perencanaan ,pengorganisasian,pengarahan dan
pengawasan ,khususnya dalam bidang pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah.
c. Bahwa administrasi pendidikan itu bukan hanya
sekedar kegiatan tata usaha seperti dilakukan di
kantor-kantor ,inspeksi pendidikan lainnya.
13. Tujuan administrasi pendidikan adalah agar semua
kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
Kemudian menurut Sergiovani dan Carver adalah
efektivitas produksi,efesien,kemampuan menyesuaikan
diri,dan kepuasan kerja.
Sedangkan tujuan administrasi pendidikan di
Indonesia yang dilaksanakan di sekolah juga bersumber
dari tujuan pendidikan Nasional yang digariskan dalam
GBHN adalah meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
yang Maha Esa,mempertinggi budi pekerti,atau memiliki
kepribadian mempertebal semangat kebangsaan agar
menjadi manusia pembangunan ,memiliki kecerdasan
serta terampil.