SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
KEGUNAAN MEMAHAMI
FILSAFAT BAGI GURU
PERTEMUAN 4
Mengapa Guru Perlu Memiliki Wawasan Filsafat?
 Guru yang memiliki wawasan filsafat dapat
dikategorikan guru professional. Di dalam substansi
filsafat (baca: fisafat pendidikan) terdiri atas apa yang
diyakini guru mengenai pendidikan, merupakan
kumpulan prinsip yang membimbing tindakan
profesional seseorang, berkaitan dengan penetapan
hakekat dari tujuan, alat pendidikan dan memandu
menerjemahkan prinsip-prinsip ini kedalam kebijakan-
kebijakan untuk mengimplementasikannya. Sehingga
setiap guru yang memahami filsafat pendidikan ia
memiliki seperangkat keyakinan mengenai bagaimana
manusia belajar dan tumbuh serta apa yang manusia
pelajari agar dapat tinggal dalam kehidupan yang
baik.
 Jadi, pemahaman filsafat oleh guru sangatlah
perlu, karena wawasan filosofis dalam dunia
pendidikan berintikan interaksi antara
manusia, terutama antara pendidik dan
terdidik untuk mencapai tujuan
pendidikan.didalam interaksi tersebut terlibat
isi yang diinteraksikan serta proses
bagaimana interaksi tersebut berlangsung.
 Apakah yang menjadi tujuan pendidikan,siapa
pendidik dan yang terdidik,apa isi pendidikan
dan bagaimana proses pendidikan tersebut,
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
membutuhkan jawaban yang mendasar, yang
esensial yaitu jawaban filosofis. Karena secara
harafiah filosofis (filsafat) berarti “cinta akan
kebijakan” sehingga orang belajar berfilsafat
agar ia menjadi orang yang mengerti dan
berbuat secara bijak. Untuk dapat mengerti
kebijakan dan berbuat secara bijak ia harus
tahu atau berpengetahuan.
 Pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses
berpikir, yaitu berpikir secara sistimatis, logis dan
mendalam, pemikiran dalam filsafat sering disebut
sebagai pemikiran Radikal (berpikir sampai
keakar-akarnya) sehingga seorang guru harus
paham mengenai hal tersebut, karena secara
akademik filsafat berati upaya untuk
menggambarkan dan menyatakan suatu
pandangan yang sistimatis dan komprehensif
tentang alam semesta dan kedudukan manusia
didalamnya. Dan juga berfilsafat berarti
menangkap sinopsis peritiwa-peristiwa yang
simpang siur dalam pengalaman manusia.
Segi Filsafat yang Perlu Menjadi Wawasan Guru
 Aliran filsafat yang mempengaruhi filsafat pendidikan, yaitu
idealisme, realisme, neo thomisme, pragmatisme dan
eksistensialisme. Secara garis besar substansi yang
berpengaruh sebagai berikut: (a) Idealisme: sumber moral
dan spiritual/jiwa. Kebenaran nilai bersifat universal dan
mutlak. Pengetahuan ada dalam jiwa, kita, tinggal
membawanya ke tingkat kesadaran, sehingga mengetahui
mengungkap kembali pikiran, (b) Realisme: realitas dunia
bersifat alami. Realitas dunia bersifat apa adanya. (c) Neo
Thomisme: dunia/manusia merupakan ciptaan tuhan,
sehingga memahaminya diperlukan keimanan. Tuhan
sumber kebenaran mutlak. (d) Pragmatisme: realitas bersifat
tidak tetap (berubah), sehingga dalam memahaminya
dibutuhkan pengalaman. Yang dapat diamati dan yang
dialami adalah yang benar-benar nyata/ kenyataan hakiki. (e)
Eksistensialisme: masalah pokok manusia ialah kemampuan
menanggulangi eksistensinya. Manusia harus mampu
bertanggung jawab atas apa yang dipilihnya.
 Menurut Arbi, S.Z, (1988), filsafat pendidikan
dapat dianggap sebagai sejenis sepupu dari
ilmu pendidikan. Selanjutnya bahwa
pentingnya filsafat pendidikan bagi guru
adalah memperluas: (a) wawasan guru dalam
rangka meningkatkan profesionalismenya, (b)
bahan berpikir dan bertindak dalam rangka
pelaksanaan tugas guru sehari-hari, (c)
analisis filosofis berkenaan dengan isi dan
praktek (praksis) pendidikan.
Fungsi wawasan filosofis bagi guru
 Disadari atau tidak setiap orang memiliki filsafat hidup sendiri
yaitu suatu keyakinannya mengenai jalan hidup dan yang
dicita-citakannya. Demikian pula bila menjadi seorang
pendidik atau guru pasti akan memiliki filsafat hidup dan
filsafat pendidikan. Filsafat hidup yang dipercayai guru
memiliki dampak yang positip terhadap penetapan filsafat
pendidikan yang dianutnya.
 Menurut Ellis (1981): "Guru setiap hari dihadapkan pada
persoalan pendidikan yang memerlukan analisis secara
filasafat". Pengalaman seseorang dalam sepanjang hidupnya
dapat membentuk sikap hidup dan hal itu erat kaitannya
dengan filsafat pendidikan yang dipilihnya.
 Filsafat hidup dan filsafat pendidikan mendasari segala hal
yang berhubungan dengan: (a) produk sikap dan
pemikirannya, bahkan substansi pengarahannya kepada
orang lain (siswa), (b) perilaku kehidupan sehari-hari, (c)
segala hal yang dilakukan guru di kelas.
 Kedua filsafat yaitu filsafat hidup dan filsafat
pendidikan banyak, berhubungan dengan
media lain. Pengalaman seseorang pada
lingkungan keluarga, dan sekolah, guru
memperolehnya dari lingkungan sosio-kultural
yang memberikan penghargaan kepadanya.
Pengalaman tersebut diorganisasikan menjadi
suatu keyakinan diri dan wawasan. Profesi
sebagai guru terlihat dari wawasan
pengalamannya yang dijadikan dasar
pengembangan pengajaran di sekolah.
 Menurut Arbi, S.Z. (1988): “Baik filsafat pendidikan
maupun pedagogik dapat secara langsung
menyumbang kepada unsur kewibawaan”.
 Unsur-unsur kewibawaan guru meliputi wawasan,
komitmen dan tanggung jawab profesionalnya.
 Guru yang wawasannya luas, komitmennya tinggi dan
sangat bertanggung jawab, biasanya wibawanya
sangat besar.
 Yang paling dominan menopang profesi guru ialah
seperti kode etik, organisasi, disiplin ilmu, dan lain-
lain.
 Penopang pertama yaitu kewibawaan dan yang kedua
ialah kompetensi.
 Filsafat secara tidak langsung menyumbang kepada
peningkatan kompetensi guru, yaitu dengan
kompetensi guru memiliki kepercayaan diri (Arbi, S.Z.
Sumbangan/Kontribusi filsafat ilmu terhadap profesi guru
 Filsafat pendidikan berhubungan dengan
pengembangan aspek pengajaran.
 Dengan menempatkan filsafat pendidikan
pada tataran praktis, para guru dapat
menemukan pemecahan permasalahan
pendidikan.
 Filsafat pendidikan dapat memberi kontribusi pada
pemecahan aspek:
(a) Filsafat pendidikan terikat dengan peletakan suatu
perencanaan, apa yang dianggap sebagai pendidikan terbaik
secara mutlak.
(b) Filsafat pendidikan berusaha memberikan arah dengan merujuk
pada macam pendidikan yang terbaik dalam suatu konteks
politik, sosial, dan ekonomi.
c) Filsafat pendidikan dipenuhi dengan koreksi pelanggaran-
pelanggaran prinsip dan kebijakan pendidikan.
(d) Fisafat pendidikan memusatkan perhatian pada isu-isu dalam
kebijakan dan praktik pendidikan yang mensyaratkan solusi, baik
dengan peneltiian empiris ataupun pemeriksaan ulang rasional.
(e) Filsafat pendidikan melaksanakan suatu inquiri dalam
keseluruhan urusan pendidikan dengan suatu pandangan
terhadap penilaian, pembenaran dan pembaharuan sekumpulan
pengalaman yang penting untuk pembelajaran yang tinggi
(Power, 1982, 15 – 16).
 Nilai tambah yang diperoleh setelah belajar
filsafat adalah: mengetahui luas dan kedalaman
dari ilmu yang pelajari, punya arah dan tujuan
filosofis yang jelas dalam proses PBM, dasar
filosofis untuk bersikap dan berpendirian serta
senantiasa dipandu oleh norma dan aturan,
menghargai dan toleran terhadap perbedaan
pendapat, terdorong untuk mempelajari suatu ilmu
secara tuntas sampai ke akar-akarnya, bijak
dalam menggunakan ilmu dan teknologi, peduli
terhadap alam, memiliki dasar filosofis dalam
membuat berbagai macam keputusan.
 Dengan kata lain, bahwa filsafat ilmu memiliki
kontribusi terhadap profesi guru terutama dalam
hal:
 wawasan guru menjadi professional,
 guru benar-benar menjalankan tugasnya serta
tindakan dan pikirannya,
 praktek pendidikan benar –benar dijalankan sesuai
dengan aturan dan kaidah yang ada,
 inpirasi dan ekspresi model pendidikan benar-benar
dijalankan,
 preskripsi atau petunjuk praktek pendidikan
dijalankan dengan baik.
Manfaat lain yang diperoleh dari belajar filsafat ilmu
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
 Tatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh, ilmu pengetahuan masih
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari filsafat.
 Filsuf masa itu banyak sebagai ahli matematika, astronomi, ilmu
bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya.
 Cara berpikir filsafati telah mendongkrak pintu serta tembok-tembok
tradisi dan kebiasaan, bahkan telah menguak mitos dan mite serta
meninggalkan cara berpikir mistis.
 Saat itu berkembang pula cara berpikir rasional (luas dan
mendalam, teratur dan terang, integral dan koheren, metodis dan
sistematis, logis, kritis, dan analitis) sehingga ilmu pengetahuan pun
semakin bertumbuh subur, terus berkembang, dan menjadi dewasa.
 Ilmu yang telah mencapai tingkat kedewasaan satu demi satu
meninggalkan filsafat.
 Karena itu, filsafat disebut sebagai mater scientiarum atau induk
pengetahuan. Filsafat menampakkan kegunaannya melalui
melahirkan, merawat, dan mendewasakan berbagai ilmu
pengetahuan yang begitu bejasa bagi kehidupan manusia.
 Kemajuan ilmu pengetahuan yang amat mempesonakan itu
telah membuat sinis terhadap filsafat dan mulai meragukan
kegunaan filsafat.
 Menganggap filsafat sudah mampu "melahirkan" suatu ilmu
pengetahuan baru. Filsafat tidak bisa menghasilkan sesuatu
apa pun juga. Benarkah ilmu pengetahuan telah sanggup
merengkuh langit dan menguasai alam semesta? Ternyata itu
hanya merupakan suatu impian yang harus segera
dilepaskan tatkala menghadapi kenyataan sesungguhnya.
 Fakta menunjukkan bahwa hasil-hasil yang dapat diraih oleh
ilmu pengetahuan bersifat sementara, maka senantiasa
membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan. Senantiasa
ada batas yang membatasi ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan senantiasa dibatasi oleh bidang penelitian yang
sesuai dengan kekhususannya. Membuat ilmu pengetahuan
hanya sanggup meneliti bagian-bagian kecil (sesuai dengan
bidangnya) dari seluruh realitas.
 Ilmu pengetahuan tidak mempersoalkan asas dan
hakikat realitas. Pada umumnya ilmu
pengetahuan, teristimewa yang diketengahkan
oleh positivisme, cenderung lebih bersifat
kuantitatif Karena itu, tentu saja pengetahuan itu
tak sanggup menguji kebenaran prinsip-prinsip
yang menjadi landasan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Ilmu pengetahuan membutuhkan bantuan
dari sesuatu yang bersifat tak terbatas yang
sanggup menguji kebenaran prinsip-prinsip yang
melandasi ilmu pengetahuan. Hal itu hanya dapat
dilakukan oleh filsafat, sang induk segala ilmu
pengetahuan.
 Filsafat adalah ilmu senantiasa mengajukan
pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang
ada. Filsafat ilmu selalu mempersoalkan
hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh
realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat
dipertanyakan. Filsafat bukan hanya berguna
selaku penghubung antardisiplin ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, sanggup
memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi, dan
lebih menyempurnakan prinsip-prisip dan
asas-asas yang melandasi ilmu pengetahuan.
2. Dalam Kehidupan Praktis
 Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti
filsafat sama sekali tidak bersangkut paut dengan
kehidupan sehari-hari yang konkret. Keabstrakan
filsafat bukan tak memiliki hubungan apa pun juga
dengan kehidupan nyata setiap hari. Meskipun
tidak memberi petunjuk praktis tentang
bagaimana bangunan yang artistik dan elok,
filsafat sanggup membantu manusia dengan
memberi kriteria tentang apa itu artistik dan elok
dalam kearsitekturan sehingga nilai keindahan
yang diperoleh dari kriteria akan menjadi patokan
utarna bagi pekerjaan pembangunan.

More Related Content

What's hot (12)

Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Problema Pokok Fisafat Pendidikan
Problema Pokok Fisafat PendidikanProblema Pokok Fisafat Pendidikan
Problema Pokok Fisafat Pendidikan
 
FILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKANFILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
 
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina AmrilMakalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
 
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seniLandasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
 
Fp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
Fp_Rangkuman Materi Filsafat PendidikanFp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
Fp_Rangkuman Materi Filsafat Pendidikan
 
Ppt filsafat
Ppt filsafatPpt filsafat
Ppt filsafat
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Landasan filsafat
Landasan filsafatLandasan filsafat
Landasan filsafat
 
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realismeFilsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
 
Eksistensialisme
EksistensialismeEksistensialisme
Eksistensialisme
 
Filsafat dalam pendidikan
Filsafat dalam pendidikanFilsafat dalam pendidikan
Filsafat dalam pendidikan
 

Similar to FILSAFAT UNTUK GURU

Similar to FILSAFAT UNTUK GURU (20)

1_Konsep Asas Falsafah dan Falsafah Pendidikan.pptx
1_Konsep Asas Falsafah dan Falsafah Pendidikan.pptx1_Konsep Asas Falsafah dan Falsafah Pendidikan.pptx
1_Konsep Asas Falsafah dan Falsafah Pendidikan.pptx
 
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptxPP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat pendidikan (2)
Makalah filsafat pendidikan (2)Makalah filsafat pendidikan (2)
Makalah filsafat pendidikan (2)
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2 (2)
Makalah filsafat 2 (2)Makalah filsafat 2 (2)
Makalah filsafat 2 (2)
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3 (2)
Makalah filsafat 3 (2)Makalah filsafat 3 (2)
Makalah filsafat 3 (2)
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 
Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3Makalah filsafat 3
Makalah filsafat 3
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Recently uploaded (10)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

FILSAFAT UNTUK GURU

  • 2. Mengapa Guru Perlu Memiliki Wawasan Filsafat?  Guru yang memiliki wawasan filsafat dapat dikategorikan guru professional. Di dalam substansi filsafat (baca: fisafat pendidikan) terdiri atas apa yang diyakini guru mengenai pendidikan, merupakan kumpulan prinsip yang membimbing tindakan profesional seseorang, berkaitan dengan penetapan hakekat dari tujuan, alat pendidikan dan memandu menerjemahkan prinsip-prinsip ini kedalam kebijakan- kebijakan untuk mengimplementasikannya. Sehingga setiap guru yang memahami filsafat pendidikan ia memiliki seperangkat keyakinan mengenai bagaimana manusia belajar dan tumbuh serta apa yang manusia pelajari agar dapat tinggal dalam kehidupan yang baik.
  • 3.  Jadi, pemahaman filsafat oleh guru sangatlah perlu, karena wawasan filosofis dalam dunia pendidikan berintikan interaksi antara manusia, terutama antara pendidik dan terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan.didalam interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi tersebut berlangsung.
  • 4.  Apakah yang menjadi tujuan pendidikan,siapa pendidik dan yang terdidik,apa isi pendidikan dan bagaimana proses pendidikan tersebut, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang mendasar, yang esensial yaitu jawaban filosofis. Karena secara harafiah filosofis (filsafat) berarti “cinta akan kebijakan” sehingga orang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat secara bijak. Untuk dapat mengerti kebijakan dan berbuat secara bijak ia harus tahu atau berpengetahuan.
  • 5.  Pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berpikir, yaitu berpikir secara sistimatis, logis dan mendalam, pemikiran dalam filsafat sering disebut sebagai pemikiran Radikal (berpikir sampai keakar-akarnya) sehingga seorang guru harus paham mengenai hal tersebut, karena secara akademik filsafat berati upaya untuk menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistimatis dan komprehensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia didalamnya. Dan juga berfilsafat berarti menangkap sinopsis peritiwa-peristiwa yang simpang siur dalam pengalaman manusia.
  • 6. Segi Filsafat yang Perlu Menjadi Wawasan Guru  Aliran filsafat yang mempengaruhi filsafat pendidikan, yaitu idealisme, realisme, neo thomisme, pragmatisme dan eksistensialisme. Secara garis besar substansi yang berpengaruh sebagai berikut: (a) Idealisme: sumber moral dan spiritual/jiwa. Kebenaran nilai bersifat universal dan mutlak. Pengetahuan ada dalam jiwa, kita, tinggal membawanya ke tingkat kesadaran, sehingga mengetahui mengungkap kembali pikiran, (b) Realisme: realitas dunia bersifat alami. Realitas dunia bersifat apa adanya. (c) Neo Thomisme: dunia/manusia merupakan ciptaan tuhan, sehingga memahaminya diperlukan keimanan. Tuhan sumber kebenaran mutlak. (d) Pragmatisme: realitas bersifat tidak tetap (berubah), sehingga dalam memahaminya dibutuhkan pengalaman. Yang dapat diamati dan yang dialami adalah yang benar-benar nyata/ kenyataan hakiki. (e) Eksistensialisme: masalah pokok manusia ialah kemampuan menanggulangi eksistensinya. Manusia harus mampu bertanggung jawab atas apa yang dipilihnya.
  • 7.  Menurut Arbi, S.Z, (1988), filsafat pendidikan dapat dianggap sebagai sejenis sepupu dari ilmu pendidikan. Selanjutnya bahwa pentingnya filsafat pendidikan bagi guru adalah memperluas: (a) wawasan guru dalam rangka meningkatkan profesionalismenya, (b) bahan berpikir dan bertindak dalam rangka pelaksanaan tugas guru sehari-hari, (c) analisis filosofis berkenaan dengan isi dan praktek (praksis) pendidikan.
  • 8. Fungsi wawasan filosofis bagi guru  Disadari atau tidak setiap orang memiliki filsafat hidup sendiri yaitu suatu keyakinannya mengenai jalan hidup dan yang dicita-citakannya. Demikian pula bila menjadi seorang pendidik atau guru pasti akan memiliki filsafat hidup dan filsafat pendidikan. Filsafat hidup yang dipercayai guru memiliki dampak yang positip terhadap penetapan filsafat pendidikan yang dianutnya.  Menurut Ellis (1981): "Guru setiap hari dihadapkan pada persoalan pendidikan yang memerlukan analisis secara filasafat". Pengalaman seseorang dalam sepanjang hidupnya dapat membentuk sikap hidup dan hal itu erat kaitannya dengan filsafat pendidikan yang dipilihnya.  Filsafat hidup dan filsafat pendidikan mendasari segala hal yang berhubungan dengan: (a) produk sikap dan pemikirannya, bahkan substansi pengarahannya kepada orang lain (siswa), (b) perilaku kehidupan sehari-hari, (c) segala hal yang dilakukan guru di kelas.
  • 9.  Kedua filsafat yaitu filsafat hidup dan filsafat pendidikan banyak, berhubungan dengan media lain. Pengalaman seseorang pada lingkungan keluarga, dan sekolah, guru memperolehnya dari lingkungan sosio-kultural yang memberikan penghargaan kepadanya. Pengalaman tersebut diorganisasikan menjadi suatu keyakinan diri dan wawasan. Profesi sebagai guru terlihat dari wawasan pengalamannya yang dijadikan dasar pengembangan pengajaran di sekolah.
  • 10.  Menurut Arbi, S.Z. (1988): “Baik filsafat pendidikan maupun pedagogik dapat secara langsung menyumbang kepada unsur kewibawaan”.  Unsur-unsur kewibawaan guru meliputi wawasan, komitmen dan tanggung jawab profesionalnya.  Guru yang wawasannya luas, komitmennya tinggi dan sangat bertanggung jawab, biasanya wibawanya sangat besar.  Yang paling dominan menopang profesi guru ialah seperti kode etik, organisasi, disiplin ilmu, dan lain- lain.  Penopang pertama yaitu kewibawaan dan yang kedua ialah kompetensi.  Filsafat secara tidak langsung menyumbang kepada peningkatan kompetensi guru, yaitu dengan kompetensi guru memiliki kepercayaan diri (Arbi, S.Z.
  • 11. Sumbangan/Kontribusi filsafat ilmu terhadap profesi guru  Filsafat pendidikan berhubungan dengan pengembangan aspek pengajaran.  Dengan menempatkan filsafat pendidikan pada tataran praktis, para guru dapat menemukan pemecahan permasalahan pendidikan.
  • 12.  Filsafat pendidikan dapat memberi kontribusi pada pemecahan aspek: (a) Filsafat pendidikan terikat dengan peletakan suatu perencanaan, apa yang dianggap sebagai pendidikan terbaik secara mutlak. (b) Filsafat pendidikan berusaha memberikan arah dengan merujuk pada macam pendidikan yang terbaik dalam suatu konteks politik, sosial, dan ekonomi. c) Filsafat pendidikan dipenuhi dengan koreksi pelanggaran- pelanggaran prinsip dan kebijakan pendidikan. (d) Fisafat pendidikan memusatkan perhatian pada isu-isu dalam kebijakan dan praktik pendidikan yang mensyaratkan solusi, baik dengan peneltiian empiris ataupun pemeriksaan ulang rasional. (e) Filsafat pendidikan melaksanakan suatu inquiri dalam keseluruhan urusan pendidikan dengan suatu pandangan terhadap penilaian, pembenaran dan pembaharuan sekumpulan pengalaman yang penting untuk pembelajaran yang tinggi (Power, 1982, 15 – 16).
  • 13.  Nilai tambah yang diperoleh setelah belajar filsafat adalah: mengetahui luas dan kedalaman dari ilmu yang pelajari, punya arah dan tujuan filosofis yang jelas dalam proses PBM, dasar filosofis untuk bersikap dan berpendirian serta senantiasa dipandu oleh norma dan aturan, menghargai dan toleran terhadap perbedaan pendapat, terdorong untuk mempelajari suatu ilmu secara tuntas sampai ke akar-akarnya, bijak dalam menggunakan ilmu dan teknologi, peduli terhadap alam, memiliki dasar filosofis dalam membuat berbagai macam keputusan.
  • 14.  Dengan kata lain, bahwa filsafat ilmu memiliki kontribusi terhadap profesi guru terutama dalam hal:  wawasan guru menjadi professional,  guru benar-benar menjalankan tugasnya serta tindakan dan pikirannya,  praktek pendidikan benar –benar dijalankan sesuai dengan aturan dan kaidah yang ada,  inpirasi dan ekspresi model pendidikan benar-benar dijalankan,  preskripsi atau petunjuk praktek pendidikan dijalankan dengan baik.
  • 15. Manfaat lain yang diperoleh dari belajar filsafat ilmu 1. Bagi Ilmu Pengetahuan  Tatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh, ilmu pengetahuan masih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari filsafat.  Filsuf masa itu banyak sebagai ahli matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya.  Cara berpikir filsafati telah mendongkrak pintu serta tembok-tembok tradisi dan kebiasaan, bahkan telah menguak mitos dan mite serta meninggalkan cara berpikir mistis.  Saat itu berkembang pula cara berpikir rasional (luas dan mendalam, teratur dan terang, integral dan koheren, metodis dan sistematis, logis, kritis, dan analitis) sehingga ilmu pengetahuan pun semakin bertumbuh subur, terus berkembang, dan menjadi dewasa.  Ilmu yang telah mencapai tingkat kedewasaan satu demi satu meninggalkan filsafat.  Karena itu, filsafat disebut sebagai mater scientiarum atau induk pengetahuan. Filsafat menampakkan kegunaannya melalui melahirkan, merawat, dan mendewasakan berbagai ilmu pengetahuan yang begitu bejasa bagi kehidupan manusia.
  • 16.  Kemajuan ilmu pengetahuan yang amat mempesonakan itu telah membuat sinis terhadap filsafat dan mulai meragukan kegunaan filsafat.  Menganggap filsafat sudah mampu "melahirkan" suatu ilmu pengetahuan baru. Filsafat tidak bisa menghasilkan sesuatu apa pun juga. Benarkah ilmu pengetahuan telah sanggup merengkuh langit dan menguasai alam semesta? Ternyata itu hanya merupakan suatu impian yang harus segera dilepaskan tatkala menghadapi kenyataan sesungguhnya.  Fakta menunjukkan bahwa hasil-hasil yang dapat diraih oleh ilmu pengetahuan bersifat sementara, maka senantiasa membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan. Senantiasa ada batas yang membatasi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan senantiasa dibatasi oleh bidang penelitian yang sesuai dengan kekhususannya. Membuat ilmu pengetahuan hanya sanggup meneliti bagian-bagian kecil (sesuai dengan bidangnya) dari seluruh realitas.
  • 17.  Ilmu pengetahuan tidak mempersoalkan asas dan hakikat realitas. Pada umumnya ilmu pengetahuan, teristimewa yang diketengahkan oleh positivisme, cenderung lebih bersifat kuantitatif Karena itu, tentu saja pengetahuan itu tak sanggup menguji kebenaran prinsip-prinsip yang menjadi landasan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan membutuhkan bantuan dari sesuatu yang bersifat tak terbatas yang sanggup menguji kebenaran prinsip-prinsip yang melandasi ilmu pengetahuan. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh filsafat, sang induk segala ilmu pengetahuan.
  • 18.  Filsafat adalah ilmu senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat ilmu selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan. Filsafat bukan hanya berguna selaku penghubung antardisiplin ilmu pengetahuan. Akan tetapi, sanggup memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi, dan lebih menyempurnakan prinsip-prisip dan asas-asas yang melandasi ilmu pengetahuan.
  • 19. 2. Dalam Kehidupan Praktis  Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang konkret. Keabstrakan filsafat bukan tak memiliki hubungan apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap hari. Meskipun tidak memberi petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan yang artistik dan elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi kriteria tentang apa itu artistik dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai keindahan yang diperoleh dari kriteria akan menjadi patokan utarna bagi pekerjaan pembangunan.