SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
TINJAUAN FILSAFAT PENDIDIKAN BEHAVIORISME
Riski Putri Puspitahati
riskiputri_puspitahati@yahoo.com
Pendahuluan
Behaviorisme atau aliran perilaku
(perspektif belajar) merupakan filosofi
dalam psikologi yang berdasarkan semua
yang dilakukan individu termasuk
tindakan, pikiran, atau perasaan harus
dianggap sebagai perilaku. Behaviorisme
beranggapan bahwa semua teori harus
memiliki dasar yang bisa diamati tetapi
tidak ada perbedaan antara proses yang
dapat diamati secara publik (seperti
tindakan) dengan proses yang diamati
secara pribadi (seperti pikiran dan
perasaan). Teori behaviorisme hanya
menganalisa perilaku yang nampak.
Behaviorisme didasarkan pada prinsip
bahwa prilaku manusia yang diinginkan
merupakan produk desain dan bukan suatu
kebetulan (Sadulloh, 2011). Hal tersebut
menjadi landasan bahwa behaviorisme ini
perlu untuk dibahas lebih lanjut, agar
mengetahui makna dari behaviorisme itu
sendiri, pendapat para tokoh-tokoh
behaviorisme, dan peranan behaviorisme
dalam pendidikan, serta aplikasi
behaviorisme terhadap pembelajaran.
Behaviorisme merupakan kekuatan
pendidikan sejak abad pertengahan.
Sebagai suatu pendekatan terhadap
pendidikan, behaviorisme terbuka bagi
manusia modern yang mengutamakan
metodologi ilmiah dan obyektivitas (Haryo,
2007). Teori kaum behavorisme lebih
dikenal dengan nama teori belajar, karena
seluruh perilaku manusia adalah hasil
belajar. Behaviorisme hanya ingin
mengetahui bagaimana perilakunya
dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa behaviorisme
merupakan teori belajar yang lebih
menekankan pada tingkah laku manusia.
Behaviorisme muncul awalnya
melalui penelitian Psikolog Rusia bernama
Ivan Pavlov (1849-1936) yang merupakan
salah satu tokoh dari behaviorisme.
Penelitian yang dilakukan Ivan Pavlov
adalah penelitian terhadap beberapa anjing
yang mengeluarkan air liur pada saat
mendengar bunyi bel tanda akan diberi
makan. Pavlov megemukakan bahwa
apabila prosedur yang sama diulang
sesering mungkin, akan menghasilkan teori
stimulus-respon yang bernama classical
condisioning. Selanjutnya, John B. Watson
(1878-1958) menegaskan kembali bahwa
tingkah laku manusia adalah persoalan dari
refleks-refleks yang dikondisikan. Watson
mendalilkan bahwa psikologi sebaiknya
menghentikan studi tentang apa yang
manusia pikir dan rasakan, dan mulai
mempelajari apa yang dilakukan orang-
orang. Lingkungan adalah pembentuk
tingkah laku utama, karena lingkungan
individu dapat dikendalikan, kemudian ia
dapat mengatur individu ke dalam banyak
tipe manusia yang diinginkan.
Hasil penelitian dan pernyataan dari
para tokoh behaviorisme tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa behaviorisme
memandang individu sebagai makhluk
reaktif yang memberi respon terhadap
lingkungan. Behaviorisme sangat
berpengaruh terhadap bidang pendidikan
yang menekankan pada tingkah laku atau
perilaku manusia sebagai makhluk yang
reaktif yang memberikan respon terhadap
lingkungan di sekitarnya.
Tokoh Behavioris yang paling
berpengaruh adalah BF. Skinner. Teori
tingkah laku Skinner yang terkenal
bernama Operant Conditioning.
Eksperimen ini menghasilkan teori tingkah
laku yang menekankan bahwa tindakan-
tindakan seseorang dapat diarahkan
melalui reinforcement (penguatan) dan
punishment (hukuman). Oleh karena itu,
behaviorisme dikenal sebagai teori
perkembangan perilaku, yang dapat
diukur, diamati dan dihasilkan oleh respon
pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan
terhadap rangsangan dapat diperkuat
dengan umpan balik positif atau negatif
terhadap perilaku kondisi yang diinginkan.
Pengalaman dan pemeliharaan akan
membentuk perilaku individu. Hal ini
menunjukkan konsep behaviorisme
berpengaruh besar terhadap masalah
belajar, karena belajar dapat ditafsirkan
sebagai latihan-latihan pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon.
Stimulus merupakan segala hal yang
diberikan oleh guru kepada pelajar,
sedangkan respon berupa reaksi atau
tanggapan pelajar terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. Sehingga
sesuatu yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan sesuatu yang diterima oleh
pelajar (respon) harus dapat diamati dan
diukur. Teori ini mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk
melihat perubahan tingkah laku tersebut
terjadi atau tidak. Berdasarkan uraian di
atas, maka tujuan dari makalah ini, yakni
membantu untuk memahami mengenai
tujuan pendidikan, peran pebelajar, peran
pendidik, metode pembelajaran, dan
subjek yang dipelajari.
Tujuan Pendidikan
Teori behavioristik memandang
bahwa belajar mengubah tingkah-laku
siswa dari yang tidak bisa menjadi bisa,
dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan
tugas guru adalah mengontrol stimulus dan
lingkungan belajar agar tercipta kemajuan
kualitas mutu pendidikan yang semakin
maju (Endraswara, 2012). Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku
yang tampak sebagai hasil belajar. Tujuan
jelas dari behavioristik adalah keberhasilan
pelajar yang hanya diukur berdasarkan
nilai kuantitatif, sebenarnya hal ini akan
mematikan kreatifitas pelajar, apalagi
dalam teori ini hasil-hasil belajar yang
diharapkan sudah ditetapkan di awal.
Pembelajaran berorientasi pada
hasil yang dapat diukur dan diamati.
Kesalahan harus segera diperbaiki.
Pengulangan dan latihan digunakan supaya
perilaku yang diinginkan dapat menjadi
kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari
penerapan teori behaviorisme ini adalah
terbentuknya suatu perilaku yang
diinginkan. Perilaku yang diinginkan
mendapat penguatan positif dan perilaku
yang kurang sesuai mendapat penghargaan
negatif. Evaluasi atau penilaian didasari
atas perilaku yang tampak.
Peran Pebelajar
Pengaruh teori ini dalam
pembelajaran, bahwa kegiatan belajar
ditekankan sebagai aktivitas yang
menuntut siswa untuk mengungkapkan
kembali pengetahuan yang sudah
dipelajari. Penyajian materi pelajaran
mengikuti urutan dari bagian-bagian ke
keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi
menekankan pada hasil, dan evaluasi
menuntut satu jawaban benar. Jawaban
yang benar menunjukkan bahwa siswa
telah menyelesaikan tugas belajarnya
(Syah, 2003).
Teori behaviorisme juga cenderung
mengarahkan pebelajar untuk berfikir
linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak
produktif. Pandangan teori ini bahwa
belajar merupakan proses pembentukan
atau shaping, yaitu membawa pebelajar
menuju atau mencapai target tertentu,
sehingga menjadikan pebelajar tidak bebas
berkreasi dan berimajinasi. Siswa atau
peserta didik adalah objek yang
berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga
kontrol belajar harus dipegang oleh sistem
yang berada di luar diri siswa (Degeng,
1989).
Pembelajaran yang dirancang dan
berpijak pada teori behaviorisme
memandang bahwa pengetahuan adalah
obyektif, pasti, tetap, tidak berubah.
Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi,
sehingga belajar adalah perolehan
pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transfer of
knowledge) ke orang yang belajar atau
siswa. Siswa diharapkan akan memiliki
pemahaman yang sama terhadap
pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa
yang dipahami oleh pengajar atau guru
itulah yang harus dipahami oleh pebelajar
(Degeng, 1989).
Guru sebagai central, komunikasi
berlangsung satu arah, guru melatih dan
menentukan apa yang harus dipelajari
pebelajar, bagi guru prilaku yang
diinginkan harus diperkuat dan yang tidak
diinginkan tidak boleh diperkuat.
Pendidikan baru dianggap berhasil jika
pebelajar mengalami perubahan perilaku
yang diharapkan dapat muncul (Sadulloh,
2011).
Peran Pendidik
Peran pendidik membentuk tingkah
laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan (stimulus). Agar terjadi
hubungan stimulus dan respon (tingkah
laku yang diinginkan) perlu latihan, dan
setiap latihan yang berhasil harus diberi
hadiah atau reinforcement (penguatan).
Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung
teori behavioristik memang tidak
menganjurkan digunakannya hukuman
dalam kegiatan pembelajaran. Namun,
yang mereka sebut dengan penguat negatif
(negative reinforcement) cenderung
membatasi pebelajar untuk berpikir dan
berimajinasi.
Peran guru dalam behaviorisme
adalah sebagai fasilitator. Guru
menciptakan dan merekayasa perilaku-
perilaku yang diharapkan muncul sesuai
dengan silabus pendidikan. Guru juga
berperan dalam mengeliminasi sifat-sifat
yang tidak diharapkan. Perilaku siswa
biasanya dikendalikan guru melalui
penguatan positif. Siswa dianggap tidak
perlu melakukan pengendalian belajar
sendiri (Kartadinata, 1987).
Metode Pembelajaran
Guru yang menggunakan paradigma
behaviorisme akan merencanakan
kurikulum dengan menyusun isi
pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil
yang ditandai dengan suatu keterampilan
tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut
disusun secara hirarki, dari yang sederhana
sampai yang komplek (Suparno, 1997).
Proses pembelajaran pada
behaviorisme, siswa dianggap sebagai
objek pasif yang selalu membutuhkan
motivasi dan penguatan dari pendidik.
Guru menyusun bahan pelajaran yang
sudah siap sehingga tujuan pembelajaran
yang dikuasai siswa disampaikan secara
utuh oleh guru. Guru tidak hanya memberi
ceramah tetapi juga memberi contoh-
contoh. Hasil dari pembelajaran dapat
diukur dan diamati, dan kesalahan dapat
diperbaiki. Hasil yang diharapkan adalah
terbentuknya suatu perilaku yang
diinginkan. Oleh karena itu, para pendidik
mengembangkan kurikulum yang
terstruktur dengan menggunakan standart-
standart tertentu dalam proses
pembelajaran yang harus dicapai oleh para
siswa. Begitu juga dalam proses evaluasi
belajar siswa diukur hanya pada hal-hal
yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-
hal yang bersifat unobservable kurang
dijangkau dalam proses evaluasi (Degeng,
1989).
Metode ini sangat cocok untuk
memperoleh kemampuan yang
membutuhkan praktek dan pembiasaan
yang mengandung unsur kecepatan,
spontanitas, kelenturan, daya tahan,
contohnya percakapan bahasa asing,
mengetik, menari, menggunakan
komputer, berenang, olahraga. Teori ini
juga cocok diterapkan untuk melatih anak-
anak yang masih membutuhkan dominansi
orang dewasa, suka mengulangi dan harus
dibiasakan, suka meniru dan senang
dengan bentuk-bentuk penghargaan
langsung.
Subjek yang Dipelajari
Aliran ini diprakarsai oleh John B.
Watson yang menolak pikiran sebagai
subjek dalam psikologi dan
mempertahankan pelaku sebagai subjek
psikologi. Khususnya perilaku yang
observabel atau yang berpotensi untuk
dapat diamati dengan berbagai cara baik
pada aktivitas manusia dan hewan (Syah,
2003). Oleh karena itu, subjek yang
dipelajari dalam behaviorisme adalah
perilaku (tingkah laku) manusia. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku
yang tampak sebagai hasil belajar.
Pembelajaran dalam behaviorisme
tidak mungkin cocok untuk semua jenis
mata pelajaran. Metode pembelajaran pada
behaviorisme ini cocok pada materi yang
membutuhkan praktik dan pembiasaan,
salah satu contohnya pembelajaran yang
membutuhkan praktik dan pembiasaan
adalah Biologi, Fisika, dan Kimia. Adanya
praktik dan pembiasaan penggunaan alat-
alat laboratorium yang dilakukan siswa
dapat membentuk perilaku (tingkah laku)
yang tampak sebagai hasil belajarnya.
Impresi terhadap Behaviorisme
Penerapan teori behaviorisme
dalam suatu situasi pembelajaran dapat
mengakibatkan terjadinya proses
pembelajaran yang sangat tidak
menyenangkan bagi siswa yaitu guru
sebagai central, bersikap otoriter,
komunikasi berlangsung satu arah, guru
melatih dan menentukan apa yang harus
dipelajari siswa. Siswa dipandang pasif ,
perlu motivasi dari luar, dan sangat
dipengaruhi oleh penguatan yang
diberikan guru. Siswa hanya
mendengarkan dengan tertib penjelasan
guru dan menghafalkan apa yang didengar
dan dipandang sebagai cara belajar yang
efektif. Penggunaan hukuman yang sangat
dihindari oleh para tokoh behaviorisme
menjadi dianggap metode yang paling
efektif untuk menertibkan siswa. Padahal,
hal tersebut cenderung membatasi siswa
untuk berpikir dan berimajinasi.
Teori behavioristik dalam proses
pembelajaran dirasakan kurang
memberikan ruang gerak yang bebas bagi
siswa untuk berkreasi, bereksperimentasi
dan mengembangkan kemampuannya
sendiri. Karena sistem pembelajaran
tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam
menghubungkan stimulus dan respon.
Akibatnya siswa kurang mampu untuk
berkembang sesuai dengan potensi yang
ada pada diri mereka.
Kesimpulan
Teori behaviorisme merupakan
teori belajar yang lebih menekankan pada
perubahan tingkah laku serta sebagai
akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon. Aliran ini mengutamakan pada
terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar. Pembelajaran
berorientasi pada hasil yang dapat diukur
dan diamati, hal ini dilakukan untuk
melihat perubahan tingkah laku tersebut
terjadi atau tidak. Behaviorisme
memandang peran guru sebagai central,
komunikasi berlangsung satu arah, guru
melatih dan menentukan apa yang harus
dipelajari siswa. Pendidikan baru dianggap
berhasil jika siswa mengalami perubahan
perilaku yang diharapkan dapat muncul.
Daftar Pustaka
Degeng, I. N. (1989). Ilmu Pengajaran
Taksonomi Variabel. Jakarta:
Depdikbud.
Endraswara, S. (2012). Filsafat Ilmu.
Yogyakarta: CAPS.
Kartadinata, S. (1987). Dasar-dasar
Psikologi Pendidikan, dalam Dasar-
dasar Kependidikan. Bandung: IKIP
Depdikbud.
Sadulloh, U. (2011). Filsafat Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme
dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Syah, M. (2003). Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

More Related Content

What's hot

TOEFL (Written Expression) SKILL 20-23
TOEFL (Written Expression) SKILL 20-23TOEFL (Written Expression) SKILL 20-23
TOEFL (Written Expression) SKILL 20-23tiranurfitria19
 
makalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusanmakalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusanMJM Networks
 
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanFilsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanEkoBowo2
 
Makalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya OrganisasiMakalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya OrganisasiMuhammad Fajar
 
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian Lisca Ardiwinata
 
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifSiti Hardiyanti
 
Kesekretariatan Organisasi
Kesekretariatan OrganisasiKesekretariatan Organisasi
Kesekretariatan Organisasinarto citra
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHSoga Biliyan Jaya
 
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikanResume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikanAmalia Agustina
 
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016M Abdul Rochim
 
Penggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemenPenggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemenDiah Ayu
 
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)Makalah managemen tentang perencanaan (planning)
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)Puji Winarni
 

What's hot (20)

TOEFL (Written Expression) SKILL 20-23
TOEFL (Written Expression) SKILL 20-23TOEFL (Written Expression) SKILL 20-23
TOEFL (Written Expression) SKILL 20-23
 
Gaya Kepemimpinan
Gaya KepemimpinanGaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
makalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusanmakalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusan
 
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanFilsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
 
Makalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya OrganisasiMakalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya Organisasi
 
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian
Contoh soal PG untuk Perilaku Keorganisasian
 
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran Deduktif
 
Tata cara persidangan
Tata cara persidanganTata cara persidangan
Tata cara persidangan
 
Isi tugas logika
Isi tugas logikaIsi tugas logika
Isi tugas logika
 
Kesekretariatan Organisasi
Kesekretariatan OrganisasiKesekretariatan Organisasi
Kesekretariatan Organisasi
 
50 soal pilihan ganda manajemen
50 soal pilihan ganda manajemen50 soal pilihan ganda manajemen
50 soal pilihan ganda manajemen
 
Asas asas manajemen
Asas asas manajemenAsas asas manajemen
Asas asas manajemen
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
2. sejarah teori manajemen
2. sejarah teori manajemen 2. sejarah teori manajemen
2. sejarah teori manajemen
 
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikanResume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
Resume hakikat manusia, landasan, dan asas pendidikan
 
Kesekretariatan
KesekretariatanKesekretariatan
Kesekretariatan
 
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
 
Penggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemenPenggerakan dalam manajemen
Penggerakan dalam manajemen
 
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)Makalah managemen tentang perencanaan (planning)
Makalah managemen tentang perencanaan (planning)
 

Similar to Ttinjauan Filsafat Behaviorisme

PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxPPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxElysabetKristanti1
 
Psikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & MengajarPsikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & Mengajardewiratnasari18
 
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptxEN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx2022Recap
 
Makalah 3
Makalah 3Makalah 3
Makalah 3ayu01
 
Perkaitan teori konstruktivisme & behaviourisma dengan pentaksiran autentik
Perkaitan teori konstruktivisme & behaviourisma dengan pentaksiran autentikPerkaitan teori konstruktivisme & behaviourisma dengan pentaksiran autentik
Perkaitan teori konstruktivisme & behaviourisma dengan pentaksiran autentikAziah Pandak
 
Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikPsikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikAnita Rahman
 
PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF khairunnisa mulyana
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFkhairunnisa mulyana
 
ppt klp1 teaching and learning.pptx
ppt klp1 teaching and learning.pptxppt klp1 teaching and learning.pptx
ppt klp1 teaching and learning.pptxNurfaizi12
 
Prinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip BelajarPrinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip BelajarMono Manullang
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTaufik Maulana
 
Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikkhairil kabe
 
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranFMx Cafe
 
TEORI BELAJAR BAHASA
TEORI BELAJAR BAHASATEORI BELAJAR BAHASA
TEORI BELAJAR BAHASAPiobarkah
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxWAKURSMKUMMA
 

Similar to Ttinjauan Filsafat Behaviorisme (20)

PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxPPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
 
Psikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & MengajarPsikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & Mengajar
 
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptxEN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
 
Makalah 3
Makalah 3Makalah 3
Makalah 3
 
Perkaitan teori konstruktivisme & behaviourisma dengan pentaksiran autentik
Perkaitan teori konstruktivisme & behaviourisma dengan pentaksiran autentikPerkaitan teori konstruktivisme & behaviourisma dengan pentaksiran autentik
Perkaitan teori konstruktivisme & behaviourisma dengan pentaksiran autentik
 
Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikPsikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
 
PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 
ppt klp1 teaching and learning.pptx
ppt klp1 teaching and learning.pptxppt klp1 teaching and learning.pptx
ppt klp1 teaching and learning.pptx
 
Prinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip BelajarPrinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip Belajar
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristik
 
Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristik
 
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
teori belajar.pptx
teori belajar.pptxteori belajar.pptx
teori belajar.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Teori belajar fix
Teori belajar fixTeori belajar fix
Teori belajar fix
 
TEORI BELAJAR BAHASA
TEORI BELAJAR BAHASATEORI BELAJAR BAHASA
TEORI BELAJAR BAHASA
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

Ttinjauan Filsafat Behaviorisme

  • 1. TINJAUAN FILSAFAT PENDIDIKAN BEHAVIORISME Riski Putri Puspitahati riskiputri_puspitahati@yahoo.com Pendahuluan Behaviorisme atau aliran perilaku (perspektif belajar) merupakan filosofi dalam psikologi yang berdasarkan semua yang dilakukan individu termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan harus dianggap sebagai perilaku. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tetapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan). Teori behaviorisme hanya menganalisa perilaku yang nampak. Behaviorisme didasarkan pada prinsip bahwa prilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain dan bukan suatu kebetulan (Sadulloh, 2011). Hal tersebut menjadi landasan bahwa behaviorisme ini perlu untuk dibahas lebih lanjut, agar mengetahui makna dari behaviorisme itu sendiri, pendapat para tokoh-tokoh behaviorisme, dan peranan behaviorisme dalam pendidikan, serta aplikasi behaviorisme terhadap pembelajaran. Behaviorisme merupakan kekuatan pendidikan sejak abad pertengahan. Sebagai suatu pendekatan terhadap pendidikan, behaviorisme terbuka bagi manusia modern yang mengutamakan metodologi ilmiah dan obyektivitas (Haryo, 2007). Teori kaum behavorisme lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa behaviorisme merupakan teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Behaviorisme muncul awalnya melalui penelitian Psikolog Rusia bernama Ivan Pavlov (1849-1936) yang merupakan salah satu tokoh dari behaviorisme. Penelitian yang dilakukan Ivan Pavlov adalah penelitian terhadap beberapa anjing yang mengeluarkan air liur pada saat mendengar bunyi bel tanda akan diberi makan. Pavlov megemukakan bahwa apabila prosedur yang sama diulang sesering mungkin, akan menghasilkan teori stimulus-respon yang bernama classical condisioning. Selanjutnya, John B. Watson (1878-1958) menegaskan kembali bahwa tingkah laku manusia adalah persoalan dari refleks-refleks yang dikondisikan. Watson mendalilkan bahwa psikologi sebaiknya menghentikan studi tentang apa yang manusia pikir dan rasakan, dan mulai mempelajari apa yang dilakukan orang- orang. Lingkungan adalah pembentuk tingkah laku utama, karena lingkungan individu dapat dikendalikan, kemudian ia dapat mengatur individu ke dalam banyak tipe manusia yang diinginkan. Hasil penelitian dan pernyataan dari para tokoh behaviorisme tersebut, maka dapat dikatakan bahwa behaviorisme memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Behaviorisme sangat berpengaruh terhadap bidang pendidikan yang menekankan pada tingkah laku atau perilaku manusia sebagai makhluk yang reaktif yang memberikan respon terhadap lingkungan di sekitarnya. Tokoh Behavioris yang paling berpengaruh adalah BF. Skinner. Teori tingkah laku Skinner yang terkenal bernama Operant Conditioning. Eksperimen ini menghasilkan teori tingkah laku yang menekankan bahwa tindakan- tindakan seseorang dapat diarahkan melalui reinforcement (penguatan) dan punishment (hukuman). Oleh karena itu, behaviorisme dikenal sebagai teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respon
  • 2. pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku individu. Hal ini menunjukkan konsep behaviorisme berpengaruh besar terhadap masalah belajar, karena belajar dapat ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Stimulus merupakan segala hal yang diberikan oleh guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Sehingga sesuatu yang diberikan oleh guru (stimulus) dan sesuatu yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat perubahan tingkah laku tersebut terjadi atau tidak. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari makalah ini, yakni membantu untuk memahami mengenai tujuan pendidikan, peran pebelajar, peran pendidik, metode pembelajaran, dan subjek yang dipelajari. Tujuan Pendidikan Teori behavioristik memandang bahwa belajar mengubah tingkah-laku siswa dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar tercipta kemajuan kualitas mutu pendidikan yang semakin maju (Endraswara, 2012). Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Tujuan jelas dari behavioristik adalah keberhasilan pelajar yang hanya diukur berdasarkan nilai kuantitatif, sebenarnya hal ini akan mematikan kreatifitas pelajar, apalagi dalam teori ini hasil-hasil belajar yang diharapkan sudah ditetapkan di awal. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behaviorisme ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Peran Pebelajar Pengaruh teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktivitas yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya (Syah, 2003). Teori behaviorisme juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan pebelajar tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Siswa atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri siswa (Degeng, 1989). Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behaviorisme memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau siswa. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap
  • 3. pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh pebelajar (Degeng, 1989). Guru sebagai central, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari pebelajar, bagi guru prilaku yang diinginkan harus diperkuat dan yang tidak diinginkan tidak boleh diperkuat. Pendidikan baru dianggap berhasil jika pebelajar mengalami perubahan perilaku yang diharapkan dapat muncul (Sadulloh, 2011). Peran Pendidik Peran pendidik membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah atau reinforcement (penguatan). Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun, yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi pebelajar untuk berpikir dan berimajinasi. Peran guru dalam behaviorisme adalah sebagai fasilitator. Guru menciptakan dan merekayasa perilaku- perilaku yang diharapkan muncul sesuai dengan silabus pendidikan. Guru juga berperan dalam mengeliminasi sifat-sifat yang tidak diharapkan. Perilaku siswa biasanya dikendalikan guru melalui penguatan positif. Siswa dianggap tidak perlu melakukan pengendalian belajar sendiri (Kartadinata, 1987). Metode Pembelajaran Guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Suparno, 1997). Proses pembelajaran pada behaviorisme, siswa dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Guru menyusun bahan pelajaran yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak hanya memberi ceramah tetapi juga memberi contoh- contoh. Hasil dari pembelajaran dapat diukur dan diamati, dan kesalahan dapat diperbaiki. Hasil yang diharapkan adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Oleh karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standart- standart tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para siswa. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar siswa diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal- hal yang bersifat unobservable kurang dijangkau dalam proses evaluasi (Degeng, 1989). Metode ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, daya tahan, contohnya percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak- anak yang masih membutuhkan dominansi orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung. Subjek yang Dipelajari Aliran ini diprakarsai oleh John B. Watson yang menolak pikiran sebagai subjek dalam psikologi dan mempertahankan pelaku sebagai subjek psikologi. Khususnya perilaku yang observabel atau yang berpotensi untuk dapat diamati dengan berbagai cara baik pada aktivitas manusia dan hewan (Syah,
  • 4. 2003). Oleh karena itu, subjek yang dipelajari dalam behaviorisme adalah perilaku (tingkah laku) manusia. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Pembelajaran dalam behaviorisme tidak mungkin cocok untuk semua jenis mata pelajaran. Metode pembelajaran pada behaviorisme ini cocok pada materi yang membutuhkan praktik dan pembiasaan, salah satu contohnya pembelajaran yang membutuhkan praktik dan pembiasaan adalah Biologi, Fisika, dan Kimia. Adanya praktik dan pembiasaan penggunaan alat- alat laboratorium yang dilakukan siswa dapat membentuk perilaku (tingkah laku) yang tampak sebagai hasil belajarnya. Impresi terhadap Behaviorisme Penerapan teori behaviorisme dalam suatu situasi pembelajaran dapat mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai central, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari siswa. Siswa dipandang pasif , perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Siswa hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behaviorisme menjadi dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa. Padahal, hal tersebut cenderung membatasi siswa untuk berpikir dan berimajinasi. Teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi siswa untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon. Akibatnya siswa kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. Kesimpulan Teori behaviorisme merupakan teori belajar yang lebih menekankan pada perubahan tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Aliran ini mengutamakan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati, hal ini dilakukan untuk melihat perubahan tingkah laku tersebut terjadi atau tidak. Behaviorisme memandang peran guru sebagai central, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari siswa. Pendidikan baru dianggap berhasil jika siswa mengalami perubahan perilaku yang diharapkan dapat muncul. Daftar Pustaka Degeng, I. N. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud. Endraswara, S. (2012). Filsafat Ilmu. Yogyakarta: CAPS. Kartadinata, S. (1987). Dasar-dasar Psikologi Pendidikan, dalam Dasar- dasar Kependidikan. Bandung: IKIP Depdikbud. Sadulloh, U. (2011). Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Syah, M. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.