SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh
individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil
melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau
informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara
aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu
pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan
suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber
belajar dan lingkungan.
McKeachie dalam Hamzah Uno menjelaskan bahwa teori adalah
seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia
nyata1
. Sedangkan Abudin Nata menyatakan bahwa teori merupakan
seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur
dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan
satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan
kebenarannya.2
Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz
tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur
dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Teori
belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip-prinsip umum atau
kolaborasi antara prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori belajar
merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,
sehingga membantu kita semua memahami proses yang kompleks dari belajar.
1
Dr. Hamzah B Uno,M.Pd. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Hal. 4
2
Prof.Dr.H.Abudin Nata. 2007, Manajemen pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media
Group. Hal. 25
1
Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme,
Kognitivisme, dan Konstruktivisme.
Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan
persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan
merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin
maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia
tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu
bangsa.
Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses
demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk
melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang perlu
ada dalam lingkungan belajar yang demokratis adalah reallness. Sadar bahwa
anak memiliki kekuatan disamping kelemahan, memiliki keberanian di
samping rasa takut dan kecemasan, bisa marah di samping juga bisa gembira .
Bagi para guru, salah satu pertanyaan yang paling penting tentang
belajar adalah : Kondisi seperti apa yang paling efektif untuk menciptakan
perubahan yang diinginkan dalam tingkah laku? Atau dengan kata lain,
bagaimana bisa apa yang kita ketahui tentang belajar diterapkan dalam
instruksi? Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, kita harus melihat pada
penjelasan-penjelasan psikologis tentang belajar. Hidup bersama antarmanusia
akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam
kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup
manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik
interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesama, maupun interaksi
dengan tuhannya, baik itu sengaja maupun tidak disengaja.3
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal
dan keinginan manusia, untuk itu perlu difahami secara benar mengenai
pengertian proses dan interaksi belajar. Belajar dan mengajar adalah dua
kegiatan yang tunggal tapi memang memiliki makna yang berbeda. Belajar
3
Ratu Manan Tanwey Gerson,2012. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya. Unesa
University Press. Hal. 17
2
diartikan sebagai suatu perubahan tingkah-laku karena hasil dari pengalaman
yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan menyediakan kondisi
yang merangsang serta mangarahkan kegiatan belajar siswa/subjek belajar
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat
membawa perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.
Pada dasarnya teori pertama dilengkapi oleh teori kedua dan
seterusnya, sehingga ada varian, gagasan utama, ataupun tokoh yang tidak
dapat dimasukkan dengan jelas termasuk yang mana, atau bahkan menjadi
teori tersendiri. Namun hal ini tidak perlu kita perdebatkan, yang lebih penting
untuk kita pahami adalah teori mana yang baik untuk diterapkan pada kawasan
tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk kawasan lainnya. Pemahaman
semacam ini penting untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Fenomena pembelajaran dapat dijelaskan dan dimaknai oleh teori-teori
belajar, oleh karena anda merupakan personel yang akan terlibat di
dalampembelajaran maka pada bagian ini anda diajak berdiskusi tentang
berbagai halyang berkaitan dengan teori-teori belajar dan implikasinya dalam
suatu pembelajaran. Suatu teori bukan hanya dapat membantu dalam
memahami fenomena pembelajaran, tetapi juga dapat menjelaskan dan
memaknai setiap fenomena pembelajaran. Teori yang anda kuasai akan
menjadi kerangka pikir dalam mengambil putusan pendidikan atau
pembelajaran, pisau pemilah dalam pemecahan masalah, dan bahkan sebagai
bagian hidup yang integratif.
Untuk lebih jelasnya mengenai teori-teori belajar akan saya paparksn
beberapa teori-teori yang akan digunakan dalam sebuah proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Teori Belajar?
2. Apa saja Teori-teori Belajar?
3
C. Tujuan Penulisan
Dari penjelasan pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan teori-teori dalam belajar.
2. Untuk mendeskripsikan prinsip-prinsip diterapkan dalam belajar.
3. Untuk menjelaskan teori-teori apa saja yang berkenaan dengan belajar.
4. Untuk menjelaskan faktor apa sajakah yang mempengaruhi belajar.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Belajar
Para psikologi pendidikan memunculkan istilah teori belajar setelah
mereka mengalami kesulitan ketika akan menjelaskan proses belajar secara
menyeluruh. Berawal dari kesulitan tersebut munculah beberapa persepsi
berbeda dari para psikolog, sehingga menghasilkan dalil-dalil yang memiliki
inti kalau teori belajar adalah alat bantu yang sistematis dalam proses belajar.4
Teori-teori belajar dikalangan psikolog bersifat eksperimental, dimana
teori yang mereka kemukakan hanyalah berupa pendapat dari pengalaman
mereka ketika dalam kegiatan belajar berlangsung. Dari interaksi tersebut,
para psikolog menyusun proposisi yang mereka tekuni sehingga menghasilkan
madzhab yang mereka ciptakan itu bisa digunakan sebagai landasan pola pikir
mereka.
Belajar adalah “key term” yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.
menurut (Slameto,2010) belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya5
, selain itu (Mustaqim dan Abdul Wahib,2010)
mendefinisikan bahwa belajar itu adalah usaha untuk menyesuaikan diri
terhadap kondisi-kondisi atau situasi-situasi di sekitar kita,dalam
menyesuaikan diri itu termasuk mendapatkan kecekatan pengertian-pengertian
yang baru ,atau sikap-sikap yang baru6
Jadi dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwasannya
belajar itu adalah suatu proses perubahan,perubahan-perubahan itu tidak hanya
perubahan lahir tetapi juga perubahan batin ,tidak hanya perubahan tingkah
lakunya yang tampak ,tetapi dapat juga perubahan-perubahan yang tidak dapat
4
Mahmud, PsikologiPendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010, hlm., 72
5
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta,
2010), hal.2
6
Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010),hal.60
5
diamati. Perubahan-perubahan itu bukan perubahan negatif,tetapi perubahan
yang positif ,yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau ke arah
perbaikan.
Kata “belajar” itu sendiri sebenarnya sudah lama muncul didalam
persefektif pendidikan,sejak dari manusia baru dilahirkan dimuka bumi hingga
beranjak dewasa dan tua kegiatan belajar masih saja terus dilakukan,misalnya
saja dalam perkembangan kecakapan berbicara,menurut fitrahnya setiap bayi
yang normal memiliki potensi untuk cakap berbicara seperti ayah
bundanya,namun kecakapan berbicara sang bayi itu takan pernah terwujud
dengan baik tanpa upaya belajar walaupun proses kematangan perkembangan
mulutnya telah selesai, melalui contoh tersebut dapat dipahami bahwa makna
belajar sebenarnya sudah ada sejak manusia dilahirkan hanya saja seiring
berjalannya waktu yang mengarah kepada kehidupan yang kontenporer belajar
terus dikembangkan dan mendapatkan perhatian yang sangat serius dari
pemerintah negara termaksud Indonesia. Secara yuridis nasional Indonesia
mengatur sistem pendidikan (yang termasuk belajar) di dalam berbagai
ketentuan konstitusional. Baik dalam UUD 1945 maupun dalam berbagai
produk peraturan perundang-undangan lainya.
Maka dengan adanya perhatian yang serius dari pemerintah dan kerja
sama dari anggota negara akan tercipta suatu proses belajar mengajar yang
efisien dan pastinya membentuk pendidikan yang berkualitas guna
meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas serta berakhlak mulia,meski
tidak dapat dipungkiri saat ini masih banyak faktor yang menjadikan
pendidikan di Indonesi terhambat,hal itu pastinya sangat mempengaruhi
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.Tetapi selain itu yang perlu
disadari bahwa pada dasarnya belajar merupakan kewajiban bagi setiap
individu dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan meskipun banyak
tantangan yang akan dihadapi,namun setelah itu manusia akan memperoleh
derajat kehidupan yang tinggi,sesuai dengan firman Allah7
:
7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal.59
6
‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬
‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬
‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-
Mujadalah: 11 )
Dari bunyi ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bukan saja
negara namun islam juga memandang pentingnya belajar itu.Belajar
merupakan jendela dunia,dengan belajar orang bisa mengetahui banyak hal.
Dalam persefektif islam makna belajar bukan hanya sekedar upaya perubahan
prilaku,konsep belajar dalam islam merupakan konsep belajar yang sangat
ideal,karena sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Tujuan belajar dalam islam
bukanlah mencari rezeki di dunia ini semata,tetapi juga untuk sampai kepada
hakikat memperkuat akhlak,artinya mencari atau mencapai ilmu yang
sebenarnya dengan akhlak yang sempurna.
B. Macam-macam Teori Belajar
1. Teori Behaviorisme
Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia.
Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadapa teori psikologi
daya dan teori mental state. Sebabnya ialah karena aliran-aliran terdahulu
hanya menekankan pada segi kesadaran saja. Menurut aliran
behaviorisme, bahwa:8
1) The image and memories consist of activites engaged in by the
organism. We wake certain responses, we act and this activities are
knnown as images.
2) Behaviorism in psikology is merely the name for that type of
investigation and theory which assumes that men’s educational,
8
Paul Chapman Publising Slavin, R.E. 1991. Educational Psychology. Third Edition.
Boston: Allyn and Bacon. Hal. 142
7
vocation and social activities can be completely described or
explained as the result of same (and other) forces used in the natural
sciences.
Didalam behaviorisme masalah matter (zat) menempati kedudukan
yang utama. Jadi, melalui kelakuan segala sesuatu tentang jiwa dapat
diterangkan. Dengan memberikan rangsangan (stimulus) maka siswa
akan merespons. Hubungan antara stimulus – respons ini akan
menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar. Dengan
latihan-latihan maka hubungan-hubungan itu akan semakin menjadi
kuat. Inilah yang disebut S-R Bond Theory.
Behaviorisme terdiri dari kata Behave yang berarti berperilaku dan
Isme yang berarti aliran. Dilihat dari arti susunan katanya, teori belajar
Behaviorisme menitikberatkan pada perubahan tingkah laku.
Karakteristik esensial dari teori belajar ini adalah pemahaman terhadap
kejadian-kejadian yang terjadi di suatu lingkungan untuk memprediksi
perilaku seseorang, bukan pikiran, perasaan, ataupun faktor internal
lain yang terjadi pada diri seseorang tersebut.
Teori belajar ini terfokus pada munculnya respon terhadap
berbagai stimulus. Stimulus adalah segala sesuatu yang diberikan guru
kepada siswa, sedangkan respon adalah segala tanggapan atau reaksi
yang diberikan siswa terhadap stimulus yang diberikan. Seseorang
dikatakan belajar apabila mengalami perubahan tingkah laku. Oleh
karena itu pengukuran terhadap stimulus dan respon merupakan hal
yang penting. Disamping itu juga ada faktor lain yang dianggap
penting yaitu penguatan (Reinforcement), apabila penguatan ditambah
(positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, dan
sebaliknya.
Teori Behaviorisme cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir
linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini
bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu
membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga
8
menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Karena teori behavioristik memandang bahwa sebagai pengetahuan
telah terstruktur rapi dan teratur, maka siswa atau orang yang belajar
harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih
dulu secara ketat. Disiplin merupakan hal yang harus dijunjung tinggi.
Kegagalan dianggap sebagai seuatu kesalahan. Pembelajaran dan
evaluasi menekankan pada hasil belajar. Keberatan terhadap teori ini
adalah karena teori ini menekankan pada refleks dan otomatisasi dan
melupakan kelakuan yang bertujuan (a purposive behavior).9
2. Teori Pembiasaan Klasik
Teori pembiasaan klasik (classical conditioning) ini
berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan
Pavlov (1849-1936), pada dasarnya classical conditioning adalah
sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan
stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut.10
Pavlov mengadakan percobaan terhadap anjing yang diberi
stimulus bersyarat sehingga terjadi reaksi bersyarat pada anjing. Dari
hasil percobaannya, sinyal (pertanda memainkan peran yang sangat
penting dalam akdaptasi hewan terhadap sekitarnya.
Teori Classical conditioning yang ditemukan pavlov didasarkan
pada tiga proses, yaitu: pertama, penyamarataan (generalization) sebab
respon dikondisikan dengan kehadiran stimulus yang sama melalui
keluarnya air liur; kedua, perbedaan (discimination) untuk merespon
apabila ada perangsang makanan kemulutnya; ketiga, pemadaman
(extinction) terjadi ketika stimulus disajikan berulang-ulang tanpa
adanya stimulus berupa makanan.
Kesimpulan dari percobaan pavlov ialah apabila stimulus yang
diadakan (CS) selalu disertai dengan stimulus penguat (UCS), stimulus
tadi (CS), cepat atau lambat akan menimbulkan respon atau perubahan
9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm., 38-39
10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hlm., 104
9
yang kita kehendaki dalam CR. Skinner berpendapat bahwa percobaan
Pavlov itu tunduk terhadap dua macam hukum yang berbeda, yakni:
law of respondent conditioning atau hukum pembiasaan dan law of
respondent extinction atau pemusnahan yang dituntut.11
Pendekatan teori ini lebih menekankan pada peran stimulus
dalam menghasilkan respon karena pengkondisian, mengasimilasikan
sebagian besar atau seluruh fungsi dari refleks. Karena itulah Watson
dijuluki sebagai pakar psikologi S-R (Stimulus-Response). Dalam
percobaannya, Watson mengamati seorang balita yang pada awalnya
tidak takut pada tikus. Ketika suatu saat balita tersebut memegang
tikus, dia mengeluarkan suara dengan tiba-tiba dan keras. Balita
tersebut menjadi takut dengan suara tiba-tiba dan keras sekaligus takut
dengan tikus. Akhirnya tanpa suara keras pun balita tersebut takut
dengan tikus.
Implikasi teori ini dalam pembelajaran dapat diilustrasikan
sebagai berikut: jika guru menulis soal di papan tulis kemudian
meminta siswa untuk mengerjakannya, seorang siswa maju kemudian
mengerjakan soal akan tetapi jawaban yang diberikan salah. Guru
tersebut langsung mencela tanpa menghargai usaha siswa. Suatu saat
apabila guru tersebut meminta siswa untuk maju mengerjakan soal
maka siswa akan takut untuk mengerjakan soal.
3. Teori Belajar Koneksionisme
Prinsip teori Thorndike adalah belajar asosiasi antara kesan
panca indra (sense impression) dengan implus untuk bertindak
(impulse to action). Asosiasi itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih
lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh
karena itulah, teory thorndike disebut Connectionism atau bond
psychology.
11
Bahrudin, Pedidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2010,
hlm., 169
10
Awal eksperimennya menggunakan kucing, ketika eksperimen
awal ini berhasil maka ia melanjutkan pada hewan lainnya. Kucing
dibiarkan kelaparan, kemudian ia dimasukkan kedalam kotak yang
sudah dirancang khusus, sehingga jika kucing itu mnyentuh tombol
pintu maka pintu itu akan terbuka dan ia dapat keluar dan mencapai
daging yang dijadikan umpan diluar kandang. Pada usaha pertama ia
belum terbiasa memecahkan problemnya, sampai kemudian berhasil
menemukan tombol tersebut. Waktu yang dibutuhkan dalam usaha
pertama agak lama. Percobaan yang sam dilakukan secara berulang-
ulang.
Dengan terlatihnya proses belajar dari kesalahan (trial and
error), maka watu yang dibutuhkan untuk memecahkan problem itu
semakin singkat. Teori trial and error learning mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Adanya motif yang mendorong akktivitas.
b. Adanya berbagai respon terhadap situasi.
c. Adanya eliminasi respon-respon yang gagal atau salah.
d. Adanya kemajuan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan.
Menurut thorndike, dasar proses belajar pada hewan maupun
pada manusia adalah sama. Baik belajar pada hewan maupun manusia,
menggacu pada tiga hukumbelajar pokok, yaitu:
a. Law of Readiness adalah reaksi terhadap stimulus yang didukung
kesiapan untuk bertindak dan reaksi itu menjadi memuaskan.
b. Law of Exercise ialah hubungan stimulus respon apabila dering
digunakan akan semakin kuat melalui repetitton atau pengulangan
1) Law of Use: Hubungan stimulus respon bertambah kuat jika ada
latihan.
2) Law of Disuse: Hubungan stimulus respon bertambah lemah
jika latihan dihentikan.
11
c. Law of Effect ialah menunjukkan kepada makin kuat atau
lemahnya hubungan sebagai akibat dari pada hasil respon yang
dilakukan.12
4. Teori Gestalt
Menurut aliran ini jiwa manusia adalah suatu keseluruhan ynag
berstruktur. Suatu keseluruhn bukan terdiri dari bagian-bagian atau
unsur-unsur. Unsur-unsur itu berada dalam keseluruhan menurut
struktur yang telah terbentuk dan salin berinterelasi satu sama lain.
Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran
tentang belajar. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut :
a. Tingkah laku terjadi berkat interaksi antar individu dan
lingkungannya.
b. Individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis,
adanya ganguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong
terjadinya tingkah laku.
c. Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi
problematis.
d. Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi
tersebut menemukan dirinya.
e. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya
bermakna dalam keseluruhan itu.13
Bagi para ahli pengikut Gestalt, perkembangan itu adalah
proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah
keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder; bagian-bagian
hanya mempunyai arti sebagai bagian daripada keseluruhan dalam
hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya; keseluruhan
ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Bila kita
bertemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita
12
Bahrudin, Pedidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2010,
hlm., 166-167
13
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm., 41
12
saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya
yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu
sebagai keseluruhan, sebagai Gestalt; baru kemudian menuyusul kita
saksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti bajunya yang baru,
pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka, dan sebagainya. Suatu
konsep yang penting dalam psikologi Gestalt adalah tentang “insight”
yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-
hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak
memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran,
tetapi selalu satu kesatuan yang utuh. Guru memberikan suatu
kesatuan situasi atau bahan yang mengandung persoalan-persoalan,
dimana anak harus berusaha menemukan hubungan antar bagian,
memperoleh insight agar ia dapat memahamii keseluruhan situasi atau
bahan ajaran tersebut. “insight” itu sering dihubungkan dengan
pernyataan spontan seperti “aha” atau “oh, see now”. Menurut teori
Gestalt ini pengamatan manusia pada awalnya bersifat global terhadap
objek-objek yang dilihat, karena itu belajar harus dimulai dari
keseluruhan, baru kemudian berproses kepada bagian-bagian.
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti
rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga.
5. Teori Belajar Kognitif
Isilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition yang
padanan katanya knowing, artinya mengetahui. Dalam arti luas
cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan.
Teori ini berusaha mendiskripsikan apa yang terjadi dalam diri
seseorang ketika ia belajar. Teori ini lebih menaruh perhatiannya pada
peristiwa innternal. Peristiwa belajar yang dialami manusia bukan
semata masalah respon terhadap rangsangan, akantetapi adanya
pengukuran dan pengarahan diri yang dikontrol oleh otak.
13
Dalam aliran kognitif, penataan kondisi bukan sebaga
penyembah terjadinya belajar, melainkan sekedar memudahkan
belajar. Keaktifan individu dalam belajar menjadi unsur yang sangat
penting dan menentukan kesuksesan belajar.
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses
pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat
mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas
belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir,
yakni proses pengolahan informasi.
Dalam perkembangan Istilah kognitif menjadi populer sebagai
salah satu domain atau ranah psikologis manusia yang meliputi setiap
prilaku mental dan berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan,
pengolahan informasi, dengan pemecahan masalah, kesenjangan, dan
keyakinan. Ranah kejiwaan yang terpusat di otak berhubungan dengan
konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah
rasa.
a. Pemahaman pencerahan (insight)
Menurut aliran Gesalt kegiatan belajar menggunakan
insight adalah pemahaman terhadap hubungan-hubungan terutama
hubungan antar bagian dan keseluruhan. Tingkat kejelasan dari apa
yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan
belajar seseorang dari pada hukuman dan ganjaran.
Dalam teori belajar menurut Gestalt, yang terpenting dalam
belajar adalah adanya penyesuaian pertama, yaitu memperoleh
respon yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti/memperoleh insight (pemahaman).
14
Insight barulah berfungsi bila ada persepsi terhadap
masalahnya. Hilgard memberikan enam macam sifat khas belajar
dengan insight,14
sebagai berikut:
1) Insight itu dipengaruhi oleh kemampuan dasar. Kemampuan
dasar itu berbeda-beda dari individu yang satu ke individu
yang lain. Pada umumnya anak yang masih sangat muda sukar
untuk belajar dengan insight ini.
2) Insight itu dipengaruhi oleh pengalaman belajar masa lampau
yang relevan. Walaupun insight itu tergantung kepada
pengalaman masa lampau yang relevan, namun memiliki
pengalaman masa lampau tersebut belum menjamin dapatnya
memecahkan masalah. Jadi misalnya anak tidak dapat
mengerjakan problem aljabar, kalau dia belum tahu
menggunakan simbol-simbol dalam aljabar tersebut terlebih
dahulu (dari masa lampau), tetapi anak yang telah menguasai
simbol-simbol tersebut serta mengetahui cara-cara pemecahan
problem dalam aljabar belum tentu dapat memecahkan
problem tersebut. Disinilah letak perbedaan antara teori
Gestalt dengan teori assosiasi yang beranggapan bahwa hanya
memiliki pengalaman masa lampau yang diperlukan seseorang
akan dapat memecahkan problem, sebab pemecahan-
pemecahan problem berarti penerapan operation-operation
yang telah dipelajari.
3) Insight tergantung kepada pengaturan secara eksperimental.
Insight itu hanya mungkin terjadi apabila situasi belajar diatur
sedemikian rupa sehingga segala aspek yang perlu dapat
diambil. Apabila alat yang diperlukan untuk pemecahan
problem itu dapat dibuat seakan-akan menjadi tidak mungkin,
maka problem menjadi lebih sukar.
14
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Hal.
278.
15
4) Insight itu didahului oleh suatu periode mencoba-coba. Insight
bukanlah hal yang dapat jatuh dari langit dengan sendirinya,
melainkan hádala hal yang harus di cari. Sebelum dapat
memperoleh insight orang harus sudah meninjau problemnya
dari berbagai arah dan mencoba-coba memecahkan.
5) Belajar yang dengan Insight itu dapat diulangi. Jika sesuatu
problem yang telah dipecahkan dengan insight lain kali
diberikan lagi kepada pelajar yang bersangkutan, maka dia
akan dengan langsung dapat memecahkan problem itu lagi.
6) Insight yang telah sekali di dapatkan dapat dipergunakan untuk
menghadapi situasi-situasi yang baru.
Belajar yang disertai insight (insight full learning) biasanya
mempunyai empat ciri.
1) Transisi dari pemecahan permulaan sampai pemecahan terjadi
dengan tiba-tiba.
2) Pemecahan yang dilakukan dengan insight biasanya lancar dan
bebas dari kesalahan.
3) Pemecahan masalah yang disertai insight, dipegang teguh untuk
pertimbangan lamanya waktu.
4) Satu prinsip adanya insight adalah mudahnya aplikasi terhadap
problem yang lain.
b. Teori belajar dari Kurt Lewin
Menurut teori ini adanya asosiasi tidak memberikan “motor
penggerak” bagi aktivitas mental. Menurutnya, akan selalu ada
tegangan yang perlu pada tiap aktivitas. Belajar merupakan
perubahan dalam struktur kognitif, struktur kognitif ini berasal dari
dua macam kekuatan, satu dari struktur dari medan kognisi dan
lainnya dari kebutuhan dan motivasi internal individu. Motivasi
mempunyai pengaruh yang urgen dalam belajar dari hadiah dan
hukuman.
16
Kurt Lewin menggambarkan hadiah atau hukuman sebagai
situasi yang mengandung konflik. Apabila seorang ynag sedang
belajr maka ia akan bertambah pengetahuannya sehingga ruang
hidupnya akan menjadi lebih berdiferensiasi.
Perubahan struktur kognitif dapat terjadi karena
pengulangan situasi, hal terpenting bukan ulangan itu terjadi,
melainkan struktur kognitif yang berubah.15
c. Teori Operant Conditioning
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap
tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan
hukum-hukum belajar, diantaranya :
1) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku
diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku
tersebut akan meningkat.
2) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant
telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi
stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan
menurun bahkan musnah.
Reber menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant
adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap
lingkungan yang dekat.16
Respons dalam operant conditioning
terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang
ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya
adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya
sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai
pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
15
Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010,
hlm., 173
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hlm., 106
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori-teori belajar dikalangan psikolog bersifat eksperimental, dimana
teori yang mereka kemukakan hanyalah berupa pendapat dari pengalaman
mereka ketika dalam kegiatan belajar berlangsung
Macam-macam Teori Belajar
1. Teori Behaviorisme
Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia.
Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadapa teori psikologi
daya dan teori mental state.
2. Teori Pembiasaan Klasik
Teori Classical conditioning yang ditemukan pavlov didasarkan
pada tiga proses, yaitu:
a. Penyamarataan (generalization).
b. Perbedaan (discimination).
c. Pemadaman (extinction).
3. Teori Belajar Koneksionisme
Prinsip teori Thorndike adalah belajar asosiasi antara kesan
panca indra (sense impression) dengan implus untuk bertindak
(impulse to action). Asosiasi itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih
lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh
karena itulah, teory thorndike disebut Connectionism atau bond
psychology.
4. Teori Gestalt
Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran
tentang belajar. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
a. Tingkah laku terjadi berkat interaksi antar individu dan
lingkungannya.
18
b. Individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis,
adanya ganguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong
terjadinya tingkah laku.
c. Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi
problematis.
d. Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi
tersebut menemukan dirinya.
e. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya
bermakna dalam keseluruhan itu.
5. Teori Belajar Kognitif
Teori ini berusaha mendiskripsikan apa yang terjadi dalam diri
seseorang ketika ia belajar. Teori ini lebih menaruh perhatiannya pada
peristiwa innternal. Peristiwa belajar yang dialami manusia bukan semata
masalah respon terhadap rangsangan, akantetapi adanya pengukuran dan
pengarahan diri yang dikontrol oleh otak.
6. Teori Operant Conditioning
Hukum-hukum belajar Operant Conditioning, diantaranya :
1) Law of operant conditining.
2) Law of operant extinction.
B. Saran
Kami menyadri bawasannya penyusun dari makalah ini hanyalah
manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan
kesempurnaan hanya milik Allah Swt hingga dalam penulisan dan
penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi
diri.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat. Tentunya masih
banyak kekurangan dalam makalah kami, hal ini tak lepas dari kodrat kami
sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun kami nantikan dari semua pihak.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bahrudin, Pedidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz media,
2010.
Mahmud, PsikologiPendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition.
Boston: Allyn and Bacon
20

More Related Content

What's hot

Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Nur Arifaizal Basri
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Irma Puji Lestari
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Rohman Efendi
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moral
fara dillah
 

What's hot (20)

Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPS
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Makalah aliran esensialisme
Makalah aliran esensialismeMakalah aliran esensialisme
Makalah aliran esensialisme
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaan
 
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAMMAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Makalah sejarah pendidikan di indonesia
Makalah sejarah pendidikan di indonesiaMakalah sejarah pendidikan di indonesia
Makalah sejarah pendidikan di indonesia
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
 
PPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURUPPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURU
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
Makalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinyaMakalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinya
 
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
 
Teori perkembangan moral
Teori perkembangan moralTeori perkembangan moral
Teori perkembangan moral
 

Similar to Makalah teori belajar

Makalah 3
Makalah 3Makalah 3
Makalah 3
ayu01
 
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
RogsBuck
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Atika Aziz
 
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptxKELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
DedeApriyanto2687
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi Buku
Mel Noizz
 

Similar to Makalah teori belajar (20)

Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaranMakalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
 
Prinsip
PrinsipPrinsip
Prinsip
 
Makalah 3
Makalah 3Makalah 3
Makalah 3
 
Tekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaranTekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran
 
Tekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaranTekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran
 
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif,.pptx
 
Tugas observasi
Tugas observasiTugas observasi
Tugas observasi
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
 
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
 
teori pembelajaran fisika
teori pembelajaran fisikateori pembelajaran fisika
teori pembelajaran fisika
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
teori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikteori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistik
 
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptxKELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 1_5B_PERENCANAAN PEMBELAJARAN (1).pptx
 
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdfTEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
TEORI BELAJAR SOSIAL.pdf
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi Buku
 
Apakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaranApakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaran
 

More from Narendra (20)

Depan
DepanDepan
Depan
 
Best 1
Best 1Best 1
Best 1
 
Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6
 
Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5
 
Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4
 
Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3
 
Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2
 
Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1
 
Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6Rpp k1 t2 st4 p6
Rpp k1 t2 st4 p6
 
Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5Rpp k1 t2 st4 p5
Rpp k1 t2 st4 p5
 
Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4Rpp k1 t2 st4 p4
Rpp k1 t2 st4 p4
 
Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3Rpp k1 t2 st4 p3
Rpp k1 t2 st4 p3
 
Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2Rpp k1 t2 st4 p2
Rpp k1 t2 st4 p2
 
Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1Rpp k1 t2 st4 p1
Rpp k1 t2 st4 p1
 
Ijin+dll
Ijin+dllIjin+dll
Ijin+dll
 
Dp
DpDp
Dp
 
5
55
5
 
4
44
4
 
3
33
3
 
2
22
2
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 

Recently uploaded (20)

contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 

Makalah teori belajar

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan. McKeachie dalam Hamzah Uno menjelaskan bahwa teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata1 . Sedangkan Abudin Nata menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya.2 Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip-prinsip umum atau kolaborasi antara prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses yang kompleks dari belajar. 1 Dr. Hamzah B Uno,M.Pd. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. Hal. 4 2 Prof.Dr.H.Abudin Nata. 2007, Manajemen pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Hal. 25 1
  • 2. Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme. Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa. Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang perlu ada dalam lingkungan belajar yang demokratis adalah reallness. Sadar bahwa anak memiliki kekuatan disamping kelemahan, memiliki keberanian di samping rasa takut dan kecemasan, bisa marah di samping juga bisa gembira . Bagi para guru, salah satu pertanyaan yang paling penting tentang belajar adalah : Kondisi seperti apa yang paling efektif untuk menciptakan perubahan yang diinginkan dalam tingkah laku? Atau dengan kata lain, bagaimana bisa apa yang kita ketahui tentang belajar diterapkan dalam instruksi? Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, kita harus melihat pada penjelasan-penjelasan psikologis tentang belajar. Hidup bersama antarmanusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesama, maupun interaksi dengan tuhannya, baik itu sengaja maupun tidak disengaja.3 Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan keinginan manusia, untuk itu perlu difahami secara benar mengenai pengertian proses dan interaksi belajar. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tapi memang memiliki makna yang berbeda. Belajar 3 Ratu Manan Tanwey Gerson,2012. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya. Unesa University Press. Hal. 17 2
  • 3. diartikan sebagai suatu perubahan tingkah-laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan menyediakan kondisi yang merangsang serta mangarahkan kegiatan belajar siswa/subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi. Pada dasarnya teori pertama dilengkapi oleh teori kedua dan seterusnya, sehingga ada varian, gagasan utama, ataupun tokoh yang tidak dapat dimasukkan dengan jelas termasuk yang mana, atau bahkan menjadi teori tersendiri. Namun hal ini tidak perlu kita perdebatkan, yang lebih penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik untuk diterapkan pada kawasan tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk kawasan lainnya. Pemahaman semacam ini penting untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Fenomena pembelajaran dapat dijelaskan dan dimaknai oleh teori-teori belajar, oleh karena anda merupakan personel yang akan terlibat di dalampembelajaran maka pada bagian ini anda diajak berdiskusi tentang berbagai halyang berkaitan dengan teori-teori belajar dan implikasinya dalam suatu pembelajaran. Suatu teori bukan hanya dapat membantu dalam memahami fenomena pembelajaran, tetapi juga dapat menjelaskan dan memaknai setiap fenomena pembelajaran. Teori yang anda kuasai akan menjadi kerangka pikir dalam mengambil putusan pendidikan atau pembelajaran, pisau pemilah dalam pemecahan masalah, dan bahkan sebagai bagian hidup yang integratif. Untuk lebih jelasnya mengenai teori-teori belajar akan saya paparksn beberapa teori-teori yang akan digunakan dalam sebuah proses pembelajaran. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan Teori Belajar? 2. Apa saja Teori-teori Belajar? 3
  • 4. C. Tujuan Penulisan Dari penjelasan pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan teori-teori dalam belajar. 2. Untuk mendeskripsikan prinsip-prinsip diterapkan dalam belajar. 3. Untuk menjelaskan teori-teori apa saja yang berkenaan dengan belajar. 4. Untuk menjelaskan faktor apa sajakah yang mempengaruhi belajar. 4
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Teori Belajar Para psikologi pendidikan memunculkan istilah teori belajar setelah mereka mengalami kesulitan ketika akan menjelaskan proses belajar secara menyeluruh. Berawal dari kesulitan tersebut munculah beberapa persepsi berbeda dari para psikolog, sehingga menghasilkan dalil-dalil yang memiliki inti kalau teori belajar adalah alat bantu yang sistematis dalam proses belajar.4 Teori-teori belajar dikalangan psikolog bersifat eksperimental, dimana teori yang mereka kemukakan hanyalah berupa pendapat dari pengalaman mereka ketika dalam kegiatan belajar berlangsung. Dari interaksi tersebut, para psikolog menyusun proposisi yang mereka tekuni sehingga menghasilkan madzhab yang mereka ciptakan itu bisa digunakan sebagai landasan pola pikir mereka. Belajar adalah “key term” yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. menurut (Slameto,2010) belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya5 , selain itu (Mustaqim dan Abdul Wahib,2010) mendefinisikan bahwa belajar itu adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi atau situasi-situasi di sekitar kita,dalam menyesuaikan diri itu termasuk mendapatkan kecekatan pengertian-pengertian yang baru ,atau sikap-sikap yang baru6 Jadi dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwasannya belajar itu adalah suatu proses perubahan,perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan lahir tetapi juga perubahan batin ,tidak hanya perubahan tingkah lakunya yang tampak ,tetapi dapat juga perubahan-perubahan yang tidak dapat 4 Mahmud, PsikologiPendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010, hlm., 72 5 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hal.2 6 Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010),hal.60 5
  • 6. diamati. Perubahan-perubahan itu bukan perubahan negatif,tetapi perubahan yang positif ,yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau ke arah perbaikan. Kata “belajar” itu sendiri sebenarnya sudah lama muncul didalam persefektif pendidikan,sejak dari manusia baru dilahirkan dimuka bumi hingga beranjak dewasa dan tua kegiatan belajar masih saja terus dilakukan,misalnya saja dalam perkembangan kecakapan berbicara,menurut fitrahnya setiap bayi yang normal memiliki potensi untuk cakap berbicara seperti ayah bundanya,namun kecakapan berbicara sang bayi itu takan pernah terwujud dengan baik tanpa upaya belajar walaupun proses kematangan perkembangan mulutnya telah selesai, melalui contoh tersebut dapat dipahami bahwa makna belajar sebenarnya sudah ada sejak manusia dilahirkan hanya saja seiring berjalannya waktu yang mengarah kepada kehidupan yang kontenporer belajar terus dikembangkan dan mendapatkan perhatian yang sangat serius dari pemerintah negara termaksud Indonesia. Secara yuridis nasional Indonesia mengatur sistem pendidikan (yang termasuk belajar) di dalam berbagai ketentuan konstitusional. Baik dalam UUD 1945 maupun dalam berbagai produk peraturan perundang-undangan lainya. Maka dengan adanya perhatian yang serius dari pemerintah dan kerja sama dari anggota negara akan tercipta suatu proses belajar mengajar yang efisien dan pastinya membentuk pendidikan yang berkualitas guna meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas serta berakhlak mulia,meski tidak dapat dipungkiri saat ini masih banyak faktor yang menjadikan pendidikan di Indonesi terhambat,hal itu pastinya sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.Tetapi selain itu yang perlu disadari bahwa pada dasarnya belajar merupakan kewajiban bagi setiap individu dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan meskipun banyak tantangan yang akan dihadapi,namun setelah itu manusia akan memperoleh derajat kehidupan yang tinggi,sesuai dengan firman Allah7 : 7 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal.59 6
  • 7. ‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬ ‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬ ‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا‬‫ ا ا ا‬‫ ا ا‬‫ ا‬‫ ا ا‬ Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al- Mujadalah: 11 ) Dari bunyi ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bukan saja negara namun islam juga memandang pentingnya belajar itu.Belajar merupakan jendela dunia,dengan belajar orang bisa mengetahui banyak hal. Dalam persefektif islam makna belajar bukan hanya sekedar upaya perubahan prilaku,konsep belajar dalam islam merupakan konsep belajar yang sangat ideal,karena sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Tujuan belajar dalam islam bukanlah mencari rezeki di dunia ini semata,tetapi juga untuk sampai kepada hakikat memperkuat akhlak,artinya mencari atau mencapai ilmu yang sebenarnya dengan akhlak yang sempurna. B. Macam-macam Teori Belajar 1. Teori Behaviorisme Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadapa teori psikologi daya dan teori mental state. Sebabnya ialah karena aliran-aliran terdahulu hanya menekankan pada segi kesadaran saja. Menurut aliran behaviorisme, bahwa:8 1) The image and memories consist of activites engaged in by the organism. We wake certain responses, we act and this activities are knnown as images. 2) Behaviorism in psikology is merely the name for that type of investigation and theory which assumes that men’s educational, 8 Paul Chapman Publising Slavin, R.E. 1991. Educational Psychology. Third Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hal. 142 7
  • 8. vocation and social activities can be completely described or explained as the result of same (and other) forces used in the natural sciences. Didalam behaviorisme masalah matter (zat) menempati kedudukan yang utama. Jadi, melalui kelakuan segala sesuatu tentang jiwa dapat diterangkan. Dengan memberikan rangsangan (stimulus) maka siswa akan merespons. Hubungan antara stimulus – respons ini akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar. Dengan latihan-latihan maka hubungan-hubungan itu akan semakin menjadi kuat. Inilah yang disebut S-R Bond Theory. Behaviorisme terdiri dari kata Behave yang berarti berperilaku dan Isme yang berarti aliran. Dilihat dari arti susunan katanya, teori belajar Behaviorisme menitikberatkan pada perubahan tingkah laku. Karakteristik esensial dari teori belajar ini adalah pemahaman terhadap kejadian-kejadian yang terjadi di suatu lingkungan untuk memprediksi perilaku seseorang, bukan pikiran, perasaan, ataupun faktor internal lain yang terjadi pada diri seseorang tersebut. Teori belajar ini terfokus pada munculnya respon terhadap berbagai stimulus. Stimulus adalah segala sesuatu yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon adalah segala tanggapan atau reaksi yang diberikan siswa terhadap stimulus yang diberikan. Seseorang dikatakan belajar apabila mengalami perubahan tingkah laku. Oleh karena itu pengukuran terhadap stimulus dan respon merupakan hal yang penting. Disamping itu juga ada faktor lain yang dianggap penting yaitu penguatan (Reinforcement), apabila penguatan ditambah (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, dan sebaliknya. Teori Behaviorisme cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga 8
  • 9. menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Karena teori behavioristik memandang bahwa sebagai pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka siswa atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat. Disiplin merupakan hal yang harus dijunjung tinggi. Kegagalan dianggap sebagai seuatu kesalahan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar. Keberatan terhadap teori ini adalah karena teori ini menekankan pada refleks dan otomatisasi dan melupakan kelakuan yang bertujuan (a purposive behavior).9 2. Teori Pembiasaan Klasik Teori pembiasaan klasik (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849-1936), pada dasarnya classical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut.10 Pavlov mengadakan percobaan terhadap anjing yang diberi stimulus bersyarat sehingga terjadi reaksi bersyarat pada anjing. Dari hasil percobaannya, sinyal (pertanda memainkan peran yang sangat penting dalam akdaptasi hewan terhadap sekitarnya. Teori Classical conditioning yang ditemukan pavlov didasarkan pada tiga proses, yaitu: pertama, penyamarataan (generalization) sebab respon dikondisikan dengan kehadiran stimulus yang sama melalui keluarnya air liur; kedua, perbedaan (discimination) untuk merespon apabila ada perangsang makanan kemulutnya; ketiga, pemadaman (extinction) terjadi ketika stimulus disajikan berulang-ulang tanpa adanya stimulus berupa makanan. Kesimpulan dari percobaan pavlov ialah apabila stimulus yang diadakan (CS) selalu disertai dengan stimulus penguat (UCS), stimulus tadi (CS), cepat atau lambat akan menimbulkan respon atau perubahan 9 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm., 38-39 10 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hlm., 104 9
  • 10. yang kita kehendaki dalam CR. Skinner berpendapat bahwa percobaan Pavlov itu tunduk terhadap dua macam hukum yang berbeda, yakni: law of respondent conditioning atau hukum pembiasaan dan law of respondent extinction atau pemusnahan yang dituntut.11 Pendekatan teori ini lebih menekankan pada peran stimulus dalam menghasilkan respon karena pengkondisian, mengasimilasikan sebagian besar atau seluruh fungsi dari refleks. Karena itulah Watson dijuluki sebagai pakar psikologi S-R (Stimulus-Response). Dalam percobaannya, Watson mengamati seorang balita yang pada awalnya tidak takut pada tikus. Ketika suatu saat balita tersebut memegang tikus, dia mengeluarkan suara dengan tiba-tiba dan keras. Balita tersebut menjadi takut dengan suara tiba-tiba dan keras sekaligus takut dengan tikus. Akhirnya tanpa suara keras pun balita tersebut takut dengan tikus. Implikasi teori ini dalam pembelajaran dapat diilustrasikan sebagai berikut: jika guru menulis soal di papan tulis kemudian meminta siswa untuk mengerjakannya, seorang siswa maju kemudian mengerjakan soal akan tetapi jawaban yang diberikan salah. Guru tersebut langsung mencela tanpa menghargai usaha siswa. Suatu saat apabila guru tersebut meminta siswa untuk maju mengerjakan soal maka siswa akan takut untuk mengerjakan soal. 3. Teori Belajar Koneksionisme Prinsip teori Thorndike adalah belajar asosiasi antara kesan panca indra (sense impression) dengan implus untuk bertindak (impulse to action). Asosiasi itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itulah, teory thorndike disebut Connectionism atau bond psychology. 11 Bahrudin, Pedidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2010, hlm., 169 10
  • 11. Awal eksperimennya menggunakan kucing, ketika eksperimen awal ini berhasil maka ia melanjutkan pada hewan lainnya. Kucing dibiarkan kelaparan, kemudian ia dimasukkan kedalam kotak yang sudah dirancang khusus, sehingga jika kucing itu mnyentuh tombol pintu maka pintu itu akan terbuka dan ia dapat keluar dan mencapai daging yang dijadikan umpan diluar kandang. Pada usaha pertama ia belum terbiasa memecahkan problemnya, sampai kemudian berhasil menemukan tombol tersebut. Waktu yang dibutuhkan dalam usaha pertama agak lama. Percobaan yang sam dilakukan secara berulang- ulang. Dengan terlatihnya proses belajar dari kesalahan (trial and error), maka watu yang dibutuhkan untuk memecahkan problem itu semakin singkat. Teori trial and error learning mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Adanya motif yang mendorong akktivitas. b. Adanya berbagai respon terhadap situasi. c. Adanya eliminasi respon-respon yang gagal atau salah. d. Adanya kemajuan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan. Menurut thorndike, dasar proses belajar pada hewan maupun pada manusia adalah sama. Baik belajar pada hewan maupun manusia, menggacu pada tiga hukumbelajar pokok, yaitu: a. Law of Readiness adalah reaksi terhadap stimulus yang didukung kesiapan untuk bertindak dan reaksi itu menjadi memuaskan. b. Law of Exercise ialah hubungan stimulus respon apabila dering digunakan akan semakin kuat melalui repetitton atau pengulangan 1) Law of Use: Hubungan stimulus respon bertambah kuat jika ada latihan. 2) Law of Disuse: Hubungan stimulus respon bertambah lemah jika latihan dihentikan. 11
  • 12. c. Law of Effect ialah menunjukkan kepada makin kuat atau lemahnya hubungan sebagai akibat dari pada hasil respon yang dilakukan.12 4. Teori Gestalt Menurut aliran ini jiwa manusia adalah suatu keseluruhan ynag berstruktur. Suatu keseluruhn bukan terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Unsur-unsur itu berada dalam keseluruhan menurut struktur yang telah terbentuk dan salin berinterelasi satu sama lain. Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Tingkah laku terjadi berkat interaksi antar individu dan lingkungannya. b. Individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adanya ganguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku. c. Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi problematis. d. Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi tersebut menemukan dirinya. e. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna dalam keseluruhan itu.13 Bagi para ahli pengikut Gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder; bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian daripada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya; keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Bila kita bertemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita 12 Bahrudin, Pedidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2010, hlm., 166-167 13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm., 41 12
  • 13. saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan, sebagai Gestalt; baru kemudian menuyusul kita saksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti bajunya yang baru, pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka, dan sebagainya. Suatu konsep yang penting dalam psikologi Gestalt adalah tentang “insight” yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan- hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh. Guru memberikan suatu kesatuan situasi atau bahan yang mengandung persoalan-persoalan, dimana anak harus berusaha menemukan hubungan antar bagian, memperoleh insight agar ia dapat memahamii keseluruhan situasi atau bahan ajaran tersebut. “insight” itu sering dihubungkan dengan pernyataan spontan seperti “aha” atau “oh, see now”. Menurut teori Gestalt ini pengamatan manusia pada awalnya bersifat global terhadap objek-objek yang dilihat, karena itu belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian berproses kepada bagian-bagian. Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga. 5. Teori Belajar Kognitif Isilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition yang padanan katanya knowing, artinya mengetahui. Dalam arti luas cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Teori ini berusaha mendiskripsikan apa yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia belajar. Teori ini lebih menaruh perhatiannya pada peristiwa innternal. Peristiwa belajar yang dialami manusia bukan semata masalah respon terhadap rangsangan, akantetapi adanya pengukuran dan pengarahan diri yang dikontrol oleh otak. 13
  • 14. Dalam aliran kognitif, penataan kondisi bukan sebaga penyembah terjadinya belajar, melainkan sekedar memudahkan belajar. Keaktifan individu dalam belajar menjadi unsur yang sangat penting dan menentukan kesuksesan belajar. Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi. Dalam perkembangan Istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau ranah psikologis manusia yang meliputi setiap prilaku mental dan berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, dengan pemecahan masalah, kesenjangan, dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang terpusat di otak berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa. a. Pemahaman pencerahan (insight) Menurut aliran Gesalt kegiatan belajar menggunakan insight adalah pemahaman terhadap hubungan-hubungan terutama hubungan antar bagian dan keseluruhan. Tingkat kejelasan dari apa yang diamati dalam situasi belajar adalah lebih meningkatkan belajar seseorang dari pada hukuman dan ganjaran. Dalam teori belajar menurut Gestalt, yang terpenting dalam belajar adalah adanya penyesuaian pertama, yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti/memperoleh insight (pemahaman). 14
  • 15. Insight barulah berfungsi bila ada persepsi terhadap masalahnya. Hilgard memberikan enam macam sifat khas belajar dengan insight,14 sebagai berikut: 1) Insight itu dipengaruhi oleh kemampuan dasar. Kemampuan dasar itu berbeda-beda dari individu yang satu ke individu yang lain. Pada umumnya anak yang masih sangat muda sukar untuk belajar dengan insight ini. 2) Insight itu dipengaruhi oleh pengalaman belajar masa lampau yang relevan. Walaupun insight itu tergantung kepada pengalaman masa lampau yang relevan, namun memiliki pengalaman masa lampau tersebut belum menjamin dapatnya memecahkan masalah. Jadi misalnya anak tidak dapat mengerjakan problem aljabar, kalau dia belum tahu menggunakan simbol-simbol dalam aljabar tersebut terlebih dahulu (dari masa lampau), tetapi anak yang telah menguasai simbol-simbol tersebut serta mengetahui cara-cara pemecahan problem dalam aljabar belum tentu dapat memecahkan problem tersebut. Disinilah letak perbedaan antara teori Gestalt dengan teori assosiasi yang beranggapan bahwa hanya memiliki pengalaman masa lampau yang diperlukan seseorang akan dapat memecahkan problem, sebab pemecahan- pemecahan problem berarti penerapan operation-operation yang telah dipelajari. 3) Insight tergantung kepada pengaturan secara eksperimental. Insight itu hanya mungkin terjadi apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa sehingga segala aspek yang perlu dapat diambil. Apabila alat yang diperlukan untuk pemecahan problem itu dapat dibuat seakan-akan menjadi tidak mungkin, maka problem menjadi lebih sukar. 14 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Hal. 278. 15
  • 16. 4) Insight itu didahului oleh suatu periode mencoba-coba. Insight bukanlah hal yang dapat jatuh dari langit dengan sendirinya, melainkan hádala hal yang harus di cari. Sebelum dapat memperoleh insight orang harus sudah meninjau problemnya dari berbagai arah dan mencoba-coba memecahkan. 5) Belajar yang dengan Insight itu dapat diulangi. Jika sesuatu problem yang telah dipecahkan dengan insight lain kali diberikan lagi kepada pelajar yang bersangkutan, maka dia akan dengan langsung dapat memecahkan problem itu lagi. 6) Insight yang telah sekali di dapatkan dapat dipergunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru. Belajar yang disertai insight (insight full learning) biasanya mempunyai empat ciri. 1) Transisi dari pemecahan permulaan sampai pemecahan terjadi dengan tiba-tiba. 2) Pemecahan yang dilakukan dengan insight biasanya lancar dan bebas dari kesalahan. 3) Pemecahan masalah yang disertai insight, dipegang teguh untuk pertimbangan lamanya waktu. 4) Satu prinsip adanya insight adalah mudahnya aplikasi terhadap problem yang lain. b. Teori belajar dari Kurt Lewin Menurut teori ini adanya asosiasi tidak memberikan “motor penggerak” bagi aktivitas mental. Menurutnya, akan selalu ada tegangan yang perlu pada tiap aktivitas. Belajar merupakan perubahan dalam struktur kognitif, struktur kognitif ini berasal dari dua macam kekuatan, satu dari struktur dari medan kognisi dan lainnya dari kebutuhan dan motivasi internal individu. Motivasi mempunyai pengaruh yang urgen dalam belajar dari hadiah dan hukuman. 16
  • 17. Kurt Lewin menggambarkan hadiah atau hukuman sebagai situasi yang mengandung konflik. Apabila seorang ynag sedang belajr maka ia akan bertambah pengetahuannya sehingga ruang hidupnya akan menjadi lebih berdiferensiasi. Perubahan struktur kognitif dapat terjadi karena pengulangan situasi, hal terpenting bukan ulangan itu terjadi, melainkan struktur kognitif yang berubah.15 c. Teori Operant Conditioning Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya : 1) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat. 2) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah. Reber menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat.16 Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning. 15 Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010, hlm., 173 16 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hlm., 106 17
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teori-teori belajar dikalangan psikolog bersifat eksperimental, dimana teori yang mereka kemukakan hanyalah berupa pendapat dari pengalaman mereka ketika dalam kegiatan belajar berlangsung Macam-macam Teori Belajar 1. Teori Behaviorisme Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadapa teori psikologi daya dan teori mental state. 2. Teori Pembiasaan Klasik Teori Classical conditioning yang ditemukan pavlov didasarkan pada tiga proses, yaitu: a. Penyamarataan (generalization). b. Perbedaan (discimination). c. Pemadaman (extinction). 3. Teori Belajar Koneksionisme Prinsip teori Thorndike adalah belajar asosiasi antara kesan panca indra (sense impression) dengan implus untuk bertindak (impulse to action). Asosiasi itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itulah, teory thorndike disebut Connectionism atau bond psychology. 4. Teori Gestalt Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Tingkah laku terjadi berkat interaksi antar individu dan lingkungannya. 18
  • 19. b. Individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adanya ganguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku. c. Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi problematis. d. Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi tersebut menemukan dirinya. e. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna dalam keseluruhan itu. 5. Teori Belajar Kognitif Teori ini berusaha mendiskripsikan apa yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia belajar. Teori ini lebih menaruh perhatiannya pada peristiwa innternal. Peristiwa belajar yang dialami manusia bukan semata masalah respon terhadap rangsangan, akantetapi adanya pengukuran dan pengarahan diri yang dikontrol oleh otak. 6. Teori Operant Conditioning Hukum-hukum belajar Operant Conditioning, diantaranya : 1) Law of operant conditining. 2) Law of operant extinction. B. Saran Kami menyadri bawasannya penyusun dari makalah ini hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah Swt hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri. Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat. Tentunya masih banyak kekurangan dalam makalah kami, hal ini tak lepas dari kodrat kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun kami nantikan dari semua pihak. 19
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Bahrudin, Pedidikan dan Psikologi Perkembangan, Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2010. Mahmud, PsikologiPendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Slavin, R.E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon 20