Teori-teori belajar psikologi behavioristik dan kognitif memberikan pandangan berbeda tentang proses belajar. Behaviorisme menekankan hubungan stimulus-respon dan penguatan, sementara kognitif melihat belajar sebagai proses kognitif yang melibatkan insight. Kedua teori berpengaruh besar dalam pengembangan metode pengajaran, walaupun kognitif lebih mampu menjelaskan kompleksitas belajar manusia.
1. APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
A. Pendahuluan
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia
mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara
yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran
atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon
dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga
dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement)
penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan
ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila
penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan.
B. Pembahasan
1. Teori-Teori Belajar
Teori Koneksionisme Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus
yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan,
atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu ineraksi
yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan/tindakan. Dari defenisi ini maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat
dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak
kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
Teori Conditioning Watson
Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus
dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan
dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental
dalam diri seseorang selama proses belajar, namun ia hal-hal tersebut sebagaifaktor yang tak
perlu diperhitungkan.
Teori Conditioning Edwin Guthrie
Dijelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara,
oleh sebab itu dalam kegiatan belajar perserta didik perlu sesering mungkin
diberikanstimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat tetap. Ia juga
mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka
diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut.
Teori Operant Conditioning Skinner
Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam
lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku. Teori Skinnerlah
yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-
program pembelajaran seperti Teaching Machine, pembelajaran berprogram, modul dan
program-program pembelajaranlain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respon
serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program-program
pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh Skinner.
Teori Systematic Behavior Clark Hull
Dalam teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis
adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia,
sehinggastimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis,
walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya.
2. Kelemahan dan kelebihan teori belajar
2. Teori behavioristik sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks,
sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang
tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu
menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan
tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus
yang diberikan dengan responnya.
Namun kelebihan dari teori ini cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier,
konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan
proses pembentukan atau shapping yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target
tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
3. Aplikasi Dasar
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktivitas
“mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah
dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan.
Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban
benar. Jawabanyang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.
C. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar menurut teori Behavioristik
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibatdari adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting
diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran
behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa saja yang dapat
memperkuat timbulnya respon.
A.Teori-teori belajar psikologi behavioristik
Psikologi aliran behavioristik mulai mengalami pengembangan dengan lahirnya teori-teori
tentang belajar dipelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson, dan Gunthrie. Mereka
berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikakan oleh ganjaran (rewards) atau
penguatan (reinforcment)dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
terdapat jalinan yang sangat erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulasintya.
Para guru sekolah yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku murid-
murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa
sekarang, dan bahwa semua tingkah laku adalah hasil belajar. Kita dapat menganalisa
kejadian tingkah laku dengan jalan mempelajari latar belakang penguatan (reinforcmet) pada
tingkah laku tersebut.
1.Connectism Theory
Teori belajar ini dikemukakan oleh Edward Thorndrik (1874-1949) yang kemudian
berpengaruh pada pendidikan dan pengajaran di Amerika Serikat. Thorndike berpendapat
bahwa belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon.
Teori ini sering pula disebut “Trial and Error learning”, individu yang belajar melakukan
kegiatan melalui proses “Trial and Error” dalam rangka memilih respon yang tepat bagi
stimulus tertentu. Ada beberapa hukum-hukum dalam teori “Trial and Error” menurut
Thorndike dalam hasil penelitiannya, yaitu:
a.Law of Readiness
Hukum ini berpendapat bahwa reaksi terhadap stimulus didukung oleh kesiapan untuk
bertindak atau bereaksi itu, maka reaksi menjadi memuaskan.
b.Law of Exercise
Hukum ini berpendapat bahwa makin banyak dipraktekan atau digunakannya hubungan
stimulus atau respon, maka makin kuat hubungan itu. Praktek perlu disertai “reward”
c.Law of Effect
3. Hukum ini berpendapat, bilamana terjadi hubungan antara stimulus dan respon, dan dibarengi
oleh “State of Affairs” yang memuaskan, maka hubungan itu akan menjadi lebih kuat.
Bilamana hubungan dibarengi “State of Affairs” yang mengganggu, maka kekuatan
hubungan menjadi kurang.
Ada beberapa ciri-ciri belajar dengan menggunakan “Trial and Error”, yaitu: (a) ada motif
pendorong aktifitas; (b) Ada berbagai respon terhadap situasi; (c) ada eliminasi respon-respon
yag gagal atau salah ; dan (d) ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.
2.Conditioning Theory
Teori ini dikemukakan dan dikembangkan pertama kali oleh John B. Watson di AS (1878-
1958). Watson berpendapat bahwa belajar merupakan proses terjadinya refleks-refleks atau
respon-respon bersyarat melalui stimulus penganti. Menurut Watson, manusia dilahirkan
dengan refleks dan reaksi-reaksi emosional berupa takut, cinta, dan marah. Semua tingkah
laku lainya terbentuk oleh hubungan-hubungan stimulus dan respon yang baru melalui
“conditioning”.
Salah satu percobaan yang terkenal adalah percobaan terhadap anak umur 11 tahun “Albert”
dengan seekor tikus putih. Percobaan itu memiliki kesimpulan I bahwa rasa takut dapat
timbul tanpa dipelajari dengan proses ekstinksi, dengan mengulang stimulus bersyarat tanpa
dibarengi stimulus tak bersyarat.
B.Teori-teori belajar Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar “Gestalt”. Peletak dasar
teori ini adalah Max Wertheimer (1880-1943) di Austria yang meneliti tentang pengaamatan
dan problem solving. Sumbangan ini diikuti oleh Kurt Koffka (1886-1941) yang
menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum pengamatan; kemudian Wolfgang
Kohler (1887-1959) yang meneliti tentang “insight’ pada simpanse.
Kaum gestaltis berpendapat bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam satu
keseluuhan. Orang yang belajar, mengamati stimulus dalam keseluruhan yang terorganisir,
bukan dalam bagian-bagian yang terpisah. Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung
dalam situasi itu dan memperoleh “Insight” untuk pemecahan masalah. Suatu konsep yang
penting dalam psikologi gestalt adalah tentang “insight”, yaitu pengamatan atau pemahaman
mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian di dalam situasi pemasalahan.
Insight juga sering dihubungkan dengan pernyataan spontan seperti “Aha!” atau “Oh, I see
now”
1.Teori belajar “Cognitif-field”
Teori ini dikembangkan oleh Kurt Lewin (1892-1947) dengan menaruh perhatian pada
kepribadian dan psikologi sosial. Lewin memandang bahwa masing-masing individu berada
di dalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis. Medan kekuatan psikologis dimana
individu bereaksi disebut sebagai”Life Space”. Life Space mencakup perwujudan lingkungan
dimana individu bereaksi, misalnya: orang-orang yang iya umpai, objek material yang ia
hadapi, serta fungsi-fungsi kejiwaan yang ia miliki. Lewin berpendapat bahwa tingkah laku
merupakan hasil tindakan antar kekuatan-kekuatan, baik yang dari dalam diri individu
seperti; tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan maupun dari luar diri individu, seperti;
tantangan dan permasalahan. Menurut Lewin belajar berlangsung sebagai akibat dari
perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan dari dua macam kekuatan, satu dari
strukrtur medan kognisi itu sendiri dan dari kebutuhan dan motivasi internal individu.
2.Teori belajar discovery learning
Teori ini dikemukakan oleh Jerome Bruner (1993) yang ditulisnya dalam sebuah buku yang
berjudul “Process of Education”. Teori ini mempunyai dasar ide bahwa anak harus berperan
secara aktif dalam belajar di kelas, dimana anak atau murid harus mampu mengorganisir
4. bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Prosedur ini berbeda dengan “reception
learning” atau “expository teaching”, dimana guru menerangkan semua bahan atau informasi
itu. Di dalam buku itu Bruner melaporkan suatu hasil dari konferensi diantara para ahli
Science (ilmu pengetahuan alam. Dalam hal ini ia mengemukakan pendapat bahwa mata
pelajaran dapat diajarkan secara efektif dalam bentuk intelektual yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak. Pada tingkat permulaan pengajaran hendaknya dapat diberikan melalui
cara-cara yang bermakna, dan makin meningkat kea rah yang abstrak.
Salah satu cara program pengajaran yang efektif menurut Bruner, ialah dengan
mengkoordinasikan mode penyajian bahan dengan cara dimana anak itu dapat mempelajari
bahan itu, yang sesuai dengan tingkat kemajuan anak. Tingkat-tingkat kemajuan anak dimulai
dari tingkat representasi sensory (enactive) ke representasi concrit (iconic) dan akhirnya ke
tingkat representasi yang abstrak (simbolik). Demikian juga dalam penyusunan kurikulum
dari satu mata pelajaran, harus ditentukan oleh pengertian yang sangat fundamental bahwa
hal itu dapat dicapai berdasarkan prinsip-prinsip yang memberikan struktur bagi mata
pelajaran itu. Maka dalam mengajar, murid harus mempelajari prinsip-prinsip itu sehingga
terbentuklah suatu disiplin dalam diri mereka. Sebalaiknya, seorang guru juga harus mampu
memberian kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solving, seorang
scientis, historin ataupun ahli matematika. Biarlah murid-murid tersebut mencari dan
menemukan arti bagi diri mereka sendiri sehingga pada akhirnya memungkinkan mereka
utuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang mudah di mengerti oleh mereka.
C.Perbedaan Antara teori belajar Behaviouristik dengan teori belajar Kognitif (Gestalt)
Dari beberapa penjelasan teori belajar di atas, baik dari aliran behaviouristik maupun dari
aliran kognitif (gestalt), dapat kita tarik suatu perbedaan yang mendasar, yaitu dimana para
ahli psikologi behaviouristik lebih menitikberatkan proses hubungan “Stimulus-respon-
reinforcment” sebagai bagian terpenting dalam belajar. Pendapat tersebut di tentang oleh para
ahli psikologi kognitif, menurut mereka tingkah laku atau belajar seseorang senantiasa
didasari pada kondisi kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana
tingah laku itu terjadi. Jadi mereka berpandangan bahwa tingkah lakuseseorang bergantung
pada “Insight” daripada “Trial and error” terhadap hubungan-hubungan yang ada di dalam
suatu situasi. Orang yang belajar, menurut ahli kognitf lebih mengamati stimuli dalam
keseluruhan yang terorganisir, bukan dalam bagian-bagian yag terpisah.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM
PEMBELAJARAN
A. Pengertian Belajar Menurut Pandangan Teori Behavioristik
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah
input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon
tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang
dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru
(stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori
ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk
melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
5. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan
semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka
responpun akan semakin kuat.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and
Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement;(3) Schedules of Reinforcement; (4)
Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning; (6) The Elimination of
Responses (Gage, Berliner, 1984).
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike,Watson, Clark Hull, Edwin
Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik.
a.1 Teori Belajar Menurut Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus
adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal
lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud
konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat
menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori
Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000).
Ada tiga hukum belajar yang utama, yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum
kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu
dapat memperkuat respon.
a.2 Teori Belajar Menurut Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun
stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi
walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama
proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu
diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena
kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang
sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan
diukur.
a.3 Teori Belajar Menurut Clark Hull
Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk
menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles
Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat
terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull
mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction)
adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga
stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan
biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam.
Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi
biologis (Bell, Gredler, 1991).
a.4 Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus
yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan
yang sama (Bell, Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan
respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir
6. yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat
terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan
jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat
sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi
stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga
percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar.
Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku
seseorang.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat.
Siswa harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru
tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).
a.5 Tori Belajar Menurut Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para
tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih
komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui
interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku,
tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon
yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan
saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang
dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-
konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh
karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan
antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin
dimunculkan dan berbagai konsekuaensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut.
Skinner juga mengmukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental
sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab
setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.
B. Analisis Tentang Teori Behavioristik
Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku
dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang siswa dalam
berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya
merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil
yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun
secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997)
Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua
teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori
belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine,
Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak
pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat
(reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang
dikemukakan Skiner.
Teori behavioristik banyak dikritik karena seringkali tidak mampu menjelaskan situasi belajar
yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan
dan/atau belajar yang dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini
tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan
stimulus dan respon.
Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa,
walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat
menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan
yang relatif sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih
7. tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behavioristik hanya mengakui adanya
stimulus dan respon yang dapat diamati. Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh
pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut.
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak
kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses
pembentukan atau shaping, yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu,
sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal
banyak faktor yang berpengaruh yang mempengaruhi proses belajar. Jadi teori belajar tidak
sesederhana yang dilukiskan teori behavioristik.
Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan
digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan
penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi siswa untuk berpikir dan
berimajinasi.
Menurut Guthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. Namun ada
beberapa alasan mengapa Skinner tidak sependapat dengan Guthrie, yaitu:
1) Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat sementara.
2) Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa si
terhukum) bila hukuman berlangsung lama.
3) Hukuman yang mendorong si terhukum untuk mencari cara lain (meskipun salah dan
buruk) agar ia terbebas dari hukuman. Dengan kata lain, hukuman dapat mendorong si
terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk daripada kesalahan yang
diperbuatnya.
Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negatif. Penguat negatif tidak
sama dengan hukuman. Ketidaksamaannya terletak pada bila hukuman harus diberikan
(sebagai stimulus) agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada,
sedangkan penguat negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar respon yang sama menjadi
semakin kuat. Misalnya, seorang siswa perlu dihukum karena melakukan kesalahan. Jika
siswa tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman harus ditambahkan. Tetapi
jika sesuatu tidak mengenakkan siswa (sehingga ia melakukan kesalahan) dikurangi (bukan
malah ditambah) dan pengurangan ini mendorong siswa untuk memperbaiki kesalahannya,
maka inilah yang disebut penguatan negatif. Lawan dari penguatan negatif adalah penguatan
positif (positive reinforcement). Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. Namun
bedanya adalah penguat positif menambah, sedangkan penguat negatif adalah mengurangi
agar memperkuat respons.
D. Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran
Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan
praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar
sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill
atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement
dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Istilah-istilah seperti hubungan stimulus respon, individu atau siswa pasif, perilaku sebagai
hasil yang tampak, pembentukan perilaku (shaping) dengan penataan kondisi secara ketat,
reinforcement dan hukuman, ini semua merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam
teori behavioristik. Teori ini hingga sekarang masih merajai praktek pembelajaran di
Indonesia. Hal ini tampak dengan jelas pada penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat yang
paling dini, seperti kelompok bermain, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah, bahkan sampai Perguruan Tinggi, pembentukan perilaku dengan cara drill
(pembiasaan) disertai dengan reinforcement atau hukuman masih sering dilakukan.
8. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori
behvioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah.
Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan,
sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge)ke orang
yang belajar atau siswa. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur
pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah,
sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik
struktur pengetahuan tersebut. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama
terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru
itulah yang harus dipahami oleh murid (Degeng, 2006).
Demikian halnya dalam proses belajar mengajar, siswa dianggap sebagai objek pasif yang
selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik
mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standart-standart tertentu
dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para siswa. Begitu juga dalam proses
evaluasi belajar siswa diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-
hal yang bersifat unobservable kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan
ruang gerak yang bebas bagi siswa untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan
kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis
dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau
robot. Akibatnya siswa kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada
pada diri mereka.
Karena teori behavioristik memandang bahwa sebagai pengetahuan telah terstruktur rapi dan
teratur, maka siswa atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas
dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial
dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin.
Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai
kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan
sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturan
dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa atau peserta didik adalah objek yang
berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang
berada di luar diri siswa (Degeng, 2006).
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan,
sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut siswa untuk mengungkapkan
kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi
atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta
mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum
secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib
dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib
tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.
Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya
menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar.
Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini
menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang
sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah
selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara
individual (Degeng, 2006).
9. http://fuadmje.wordpress.com/2011/11/05/aplikasi-teori-behavioristik-dalam-proses-belajar-
mengajar/
Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari
aliran-aliranpsikologi.Dalamtautandi bawahini akandikemukakanempatjenisteori belajar, yaitu:
(A) teori behaviorisme;(B) teori belajarkognitif menurutPiaget;(C) teori pemrosesan informasi dari
Gagne, dan (D) teori belajar gestalt.
A.Teori Behaviorisme
Behaviorismemerupakansalahaliranpsikologi yangmemandangindividu hanya dari sisi fenomena
jasmaniah,danmengabaikanaspek –aspekmental.Dengankatalain,behaviorisme tidak mengakui
adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar
semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai
individu.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :
1.Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar,
diantaranya:
Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka
hubunganStimulus –Responsakansemakinkuat.Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang
dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan
organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana
unit-unitini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu.
Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin
bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak
dilatih.
2.Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimenyangdilakukanPavlovterhadapseekoranjingmenghasilkanhukum-hukumbelajar,
diantaranya :
Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam
stimulusdihadirkansecarasimultan(yangsalahsatunyaberfungsi sebagai reinforcer), maka
refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang
sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa
menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
3.Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung
merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
10. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat,
maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui
proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut
akan menurun bahkan musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah
perilakuyangmembawaefekyangsamaterhadaplingkungan.Respons dalam operant conditioning
terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer.
Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya
sejumlahresponstertentu,namuntidaksengajadiadakansebagaipasanganstimuluslainnyaseperti
dalam classical conditioning.
4.Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang
relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut
Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis
atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara
lingkungandenganskemakognitifindividuitusendiri.Prinsipdasarbelajarmenurutteori ini, bahwa
yang dipelajariindividuterutamadalambelajarsosial danmoral terjadi melalui peniruan (imitation)
dan penyajiancontohperilaku(modeling).Teori ini jugamasihmemandangpentingnya conditioning.
Melalui pemberian reward danpunishment, seorangindividuakanberfikirdanmemutuskanperilaku
sosial mana yang perlu dilakukan.
Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini,
seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan
teorinyayangdisebut Contiguity Theory yangmenghasilkanMetode Ambang(the treshold method),
metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible
Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.
B.Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piagetmerupakansalahseorangtokohyang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme.
Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami
perkembangankognitif individuyaituteoritentangtahapanperkembanganindividu.MenurutPiaget
bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre
operational;(3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang
proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005)
menyebutkanbahwaasisimilasi adalah“theprocessby which a person takes material into their mind
from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan
akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangankognitif pesertadidik.Pesertadidikhendaknyadiberi kesempatan untuk melakukan
eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu
olehpertanyaantilikandari guru.Guruhendaknyabanyak memberikan rangsangan kepada peserta
didikagar mauberinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal
11. dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikiranakberbedadenganorangdewasa.Olehkarenaitugurumengajar
dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anakakanbelajarlebihbaikapabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru
harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.
C.Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yangmendasari teori ini adalahbahwapembelajaranmerupakanfaktor yang sangat penting
dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut
Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi
adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi
internal yaitukeadaandalamdiri individuyang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses
kognitif yangterjadi dalamindividu.Sedangkankondisi eksternaladalahrangsangan dari lingkungan
yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2)
pemahaman;(3) pemerolehan;(4) penyimpanan;(5) ingatankembali;(6) generalisasi; (7) perlakuan
dan (8) umpan balik.
D. Teori Belajar Gestalt
Gestaltberasal dari bahasa Jermanyangmempunyai padananarti sebagai “bentukatau konfigurasi”.
Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai
sesuatukeseluruhanyangterorganisasikan.MenurutKoffkadanKohler,adatujuh prinsip organisasi
yang terpenting yaitu :
1. Hubunganbentukdanlatar (figureand gound relationship);yaitumenganggapbahwasetiap
bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan
suatuobyekseperti ukuran,potongan,warnadansebagainyamembedakan figure dari latar
belakang.Bilafigure danlatarbersifatsamar-samar,makaakanterjadi kekaburanpenafsiran
antara latar dan figure.
2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun
ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang
sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada
dalamarah yang sama cenderungakandipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
5. Kesederhanaan(simplicity);bahwaorangcenderungmenatabidangpengamatannyabentuk
yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik
berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan
6. Ketertutupan(closure) bahwaorangcenderungakan mengisi kekosongan suatu pola obyek
atau pengamatan yang tidak lengkap.
12. Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:
1. Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku “Molecular”.
Perilaku“Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar,
sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar.
Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”.
Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.
2. Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan
geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan yang
sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak.
Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan
behavioral),padahal kenyataannyamerupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan
yang lebat (lingkungan geografis).
3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian
peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya,
adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan
sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti
gunung atau binatang tertentu.
4. Pemberianmaknaterhadapsuaturangsangansensorisadalahmerupakansuatuprosesyang
dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu
proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
1. Pengalamantilikan(insight);bahwatilikanmemegangperananyangpentingdalamperilaku.
Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu
kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang
terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas
makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat
penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan
pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya
memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
3. Perilakubertujuan(pusposivebehavior);bahwaperilakuterarahpadatujuan.Perilaku bukan
hanyaterjadi akibathubunganstimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan
tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik
mengenal tujuanyangingindicapainya.Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan
sebagai arah aktivitaspengajarandanmembantupesertadidikdalammemahami tujuannya.
4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan
lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki
keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran
tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan
melepaskanpengertianobyekdari suatukonfigurasi dalamsituasi tertentu untuk kemudian
menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd
menekankanpentingnyapenangkapanprinsip-prinsippokok yang luas dalam pembelajaran
dan kemudianmenyusunketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan
terjadi apabilapesertadidiktelahmenangkapprinsip-prinsippokokdari suatupersoalandan
menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam
situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk
menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.
14. TEORI-TEORIBELAJAR DAN PENERAPANNYA
DALAM PEMBELAJARAN IPS
1. A. Teori belajarbehavioristikdan Penerapannya dalam PembelajaranIPS
Teori belajarbehavioristikadalahsebuahteori yangdicetuskanoleh Gage danBerlinertentang
perubahantingkahlakusebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini laluberkembangmenjadi aliranpsikologi belajaryangberpengaruhterhadaparah
pengembanganteori danpraktekpendidikan danpembelajaran yangdikenal sebagai aliran
behavioristik.Aliranini menekankanpadaterbentuknyaperilakuyangtampaksebagai hasil belajar.
Teori behavioristik denganmodel hubunganstimulus-responnya,mendudukkanorangyangbelajar
sebagai individuyangpasif.Responatauperilakutertentudenganmenggunakanmetode pelatihan
atau pembiasaansemata.Munculnyaperilakuakansemakinkuatbiladiberikanpenguatandanakan
menghilangbiladikenaihukuman.
Belajarmerupakanakibatadanyainteraksi antarastimulus danrespon(Slavin,2000:143). Seseorang
dianggaptelahbelajarsesuatujikadiadapatmenunjukkanperubahanperilakunya.Menurutteori ini
dalambelajaryangpentingadalahinputyangberupastimulusdanoutputyangberuparespon.
Stimulusadalahapasajayang diberikangurukepadapebelajar,sedangkanresponberupareaksi
atau tanggapanpebelajarterhadapstimulusyangdiberikanolehgurutersebut.Prosesyangterjadi
antara stimulusdanrespontidakpentinguntukdiperhatikankarenatidakdapatdiamati dantidak
dapat diukur.Yangdapat diamati adalahstimulusdanrespon,olehkarenaituapayang diberikan
olehguru(stimulus) danapayangditerimaolehpebelajar(respon)harusdapatdiamati dandiukur.
Teori ini mengutamakanpengukuran,sebabpengukuranmerupakansuatuhal pentinguntuk
melihatterjadi atautidaknyaperubahantingkahlakutersebut.
Faktor lainyangdianggappentingolehaliranbehavioristikadalahfaktorpenguatan(reinforcement).
Bilapenguatanditambahkan(positive reinforcement) makaresponakansemakinkuat.Begitupula
bilarespondikurangi/dihilangkan(negativereinforcement) makaresponjugasemakinkuat.
Beberapaprinsipdalamteori belajar behavioristik,meliputi:(1) ReinforcementandPunishment;(2)
Primaryand SecondaryReinforcement;(3) Schedulesof Reinforcement;(4) Contingency
Management;(5) StimulusControl inOperantLearning;(6) The Eliminationof Responses(Gage,
Berliner,1984).
Tokoh-tokohaliranbehavioristikdi antaranyaadalah Thorndike,Watson,ClarkHull,EdwinGuthrie,
dan Skinner.Berikutakandibahaskarya-karyaparatokohaliranbehavioristikdananalisisserta
peranannyadalampembelajaran.
1. 1. Teori Belajar Menurut Thorndike
MenurutThorndike,belajaradalahprosesinteraksi antarastimulusdanrespon.Stimulusadalahapa
yang merangsangterjadinyakegiatanbelajarseperti pikiran,perasaan,atauhal-hal lainyangdapat
ditangkapmelalui alatindera.Sedangkanresponadalahreaksi yangdimunculkanpesertadidik
15. ketikabelajar,yangdapatpulaberupapikiran,perasaan,ataugerakan/tindakan.Jadi perubahan
tingkahlakuakibatkegiatanbelajardapatberwujudkonkrit,yaituyangdapatdiamati,atautidak
konkrityaituyangtidakdapat diamati.Meskipunaliranbehaviorisme sangatmengutamakan
pengukuran,tetapi tidakdapatmenjelaskanbagaimanacaramengukurtingkahlakuyangtidak
dapat diamati.Teori Thorndike inidisebutpuladengan teori koneksionisme (Slavin,2000).
Ada tigahukumbelajaryangutama,menurutThorndike yakni (1) hukumefek;(2) hukumlatihandan
(3) hukumkesiapan(Bell,Gredler,1991).Ketigahukumini menjelaskanbagaimanahal-hal tertentu
dapat memperkuatrespon.
1. 2. Teori Belajar Menurut Watson
Watson mendefinisikanbelajarsebagai prosesinteraksi antarastimulusdanrespon,namunstimulus
dan responyangdimaksudharusdapatdiamati (observable) dandapatdiukur.Jadi walaupundia
mengakui adanyaperubahan-perubahanmentaldalamdiri seseorangselamaprosesbelajar,namun
diamenganggapfaktortersebutsebagai hal yangtidakperludiperhitungkankarenatidakdapat
diamati.Watsonadalahseorangbehaviorismurni,karenakajiannyatentangbelajardisejajarkan
denganilmu-ilmulainseperiFisikaatauBiologi yangsangatberorientasipadapengalamanempirik
semata,yaitusejauhmanadapat diamati dandiukur.
1. 3. Teori Belajar Menurut Clark Hull
ClarkHull juga menggunakanvariabelhubunganantarastimulusdanresponuntukmenjelaskan
pengertianbelajar.Namundiasangatterpengaruholehteori evolusi CharlesDarwin.Bagi Hull,
seperti halnyateori evolusi,semuafungsitingkahlakubermanfaatterutamauntukmenjagaagar
organisme tetapbertahanhidup.OlehsebabituHull mengatakankebutuhanbiologis(drive)dan
pemuasankebutuhanbiologis(drivereduction) adalahpentingdanmenempati posisi sentral dalam
seluruhkegiatanmanusia,sehinggastimulus(stimulusdorongan) dalambelajarpunhampirselalu
dikaitkandengankebutuhanbiologis,walaupunresponyangakanmuncul mungkindapatberwujud
macam-macam.Penguatantingkahlakujugamasukdalam teori ini,tetapi jugadikaitkandengan
kondisi biologis(Bell,Gredler,1991).
1. 4. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie
AzasbelajarGuthrie yangutama adalahhukumkontiguiti.Yaitugabunganstimulus-stimulusyang
disertai suatugerakan,padawaktutimbul kembali cenderungakandiikuti olehgerakanyangsama
(Bell,Gredler,1991). Guthrie jugamenggunakanvariabel hubunganstimulusdanresponuntuk
menjelaskanterjadinyaprosesbelajar.Belajarterjadi karenagerakanterakhiryangdilakukan
mengubahsituasi stimulussedangkantidakadaresponlainyangdapatterjadi.Penguatansekedar
hanyamelindungi hasil belajaryangbaruagar tidakhilangdenganjalanmencegahperolehanrespon
yang baru.Hubunganantara stimulusdanresponbersifatsementara,olehkarenadalamkegiatan
belajarpesertadidik perluseseringmungkindiberi stimulusagarhubunganstimulusdanrespon
bersifatlebihkuatdanmenetap.Guthrie jugapercayabahwahukuman(punishment) memegang
perananpentingdalamprosesbelajar.Hukumanyangdiberikanpadasaatyangtepatakan mampu
mengubahtingkahlakuseseorang.
16. Saran utama dari teori ini adalahguru harusdapat mengasosiasi stimulusresponsecaratepat.
Pebelajarharusdibimbingmelakukanapayangharus dipelajari.Dalammengelolakelasgurutidak
bolehmemberikantugasyangmungkindiabaikanolehanak(Bell,Gredler,1991).
1. 5. Teori Belajar Menurut Skinner
Konsep-konsepyangdikemukananSkinnertentangbelajar lebihmengungguli konsepparatokoh
sebelumnya.Iamampumenjelaskankonsepbelajarsecarasederhana,namunlebih komprehensif.
MenurutSkinnerhubunganantarastimulusdanresponyangterjadi melalui interaksidengan
lingkungannya,yangkemudianmenimbulkanperubahantingkahlaku,tidaklahsesederhanayang
dikemukakanolehtokohtokohsebelumnya.Menurutnyaresponyangditerimaseseorangtidak
sesederhanaitu,karenastimulus-stimulusyangdiberikanakansalingberinteraksidaninteraksi antar
stimulusituakanmempengaruhiresponyangdihasilkan.Responyangdiberikaninimemiliki
konsekuensi-konsekuensi.Konsekuensi-konsekuensi inilahyangnantinyamempengaruhimunculnya
perilaku(Slavin,2000).Olehkarenaitudalammemahami tingkahlakuseseorangsecarabenarharus
memahami hubunganantarastimulusyangsatudenganlainnya,sertamemahamikonsepyang
mungkindimunculkan danberbagai konsekuensi yangmungkintimbulakibatrespontersebut.
Skinnerjugamengemukakanbahwadenganmenggunakanperubahan-perubahanmental sebagai
alat untukmenjelaskantingkahlakuhanyaakanmenambahrumitnyamasalah.Sebabsetiapalat
yang digunakanperlupenjelasanlagi,demikianseterusnya.
AnalisisTentang Teori Behavioristik
Kaumbehaviorismenjelaskanbahwabelajarsebagai suatuprosesperubahantingkahlakudimana
reinforcementdanpunishmentmenjadi stimulusuntukmerangsangpebelajardalamberperilaku.
Pendidikyangmasihmenggunakankerangkabehavioristikbiasanyamerencanakankurikulum
denganmenyusunisi pengetahuanmenjadi bagian-bagiankecil yangditandaidengansuatu
keterampilantertentu.Kemudian,bagian-bagiantersebutdisusunsecarahirarki,dari yang
sederhanasampai yangkomplek(Paul,1997).
Pandanganteori behavioristiktelahcukuplamadianutolehparapendidik.Namundari semuateori
yang ada,teori Skinnerlahyangpalingbesarpengaruhnyaterhadapperkembanganteori belajar
behavioristik.Program-programpembelajaranseperti Teaching Machine,Pembelajaranberprogram,
modul danprogram-programpembelajaranlainyangberpijakpadakonsephubunganstimulus-
responssertamementingkanfaktor-faktorpenguat(reinforcement),merupakanprogram
pembelajaranyangmenerapkanteori belajaryangdikemukakanSkiner.
Teori behavioristikbanyakdikritikkarenaseringkali tidakmampumenjelaskansituasibelajaryang
kompleks,sebabbanyakvariabel atauhal-hal yangberkaitandenganpendidikandan/ataubelajar
yang dapatdiubahmenjadi sekedarhubunganstimulusdanrespon.Teori ini tidakmampu
menjelaskanpenyimpangan-penyimpanganyangterjadi dalamhubunganstimulusdanrespon.
Pandanganbehavioristikjugakurangdapatmenjelaskanadanyavariasi tingkatemosi pebelajar,
walaupunmerekamemiliki pengalamanpenguatanyangsama.Pandanganini tidakdapat
menjelaskanmengapaduaanakyangmempunyai kemampuandanpengalamanpenguatanyang
relatif sama,ternyataperilakunyaterhadapsuatupelajaranberbeda,jugadalammemilihtugas
sangat berbedatingkatkesulitannya.Pandanganbehavioristikhanyamengakui adanyastimulusdan
17. responyangdapat diamati.Merekatidakmemperhatikanadanyapengaruhpikiranatauperasaan
yang mempertemukanunsur-unsuryangdiamati tersebut.
Teori behavioristikjugacenderungmengarahkanpebelajaruntukberfikirlinier,konvergen,tidak
kreatif dantidakproduktif.Pandanganteori ini bahwabelajarmerupakanprosespembentukanatau
shaping,yaitumembawapebelajarmenuju ataumencapai targettertentu,sehinggamenjadikan
pesertadidiktidakbebasberkreasi danberimajinasi.Padahal banyakfaktoryangmempengaruhi
prosesbelajar,prosesbelajartidaksekedarpembentukanatau shaping.
Aplikasi Teori Behavioristikdalam PembelajaranIPS
Aliranpsikologibelajaryangsangatbesarpengaruhnyaterhadaparahpengembanganteori dan
praktekpendidikandanpembelajaranhinggakiniadalahaliranbehavioristik.Aliranini menekankan
pada terbentuknyaperilakuyangtampaksebagai hasil belajar.Teori behavioristikdenganmodel
hubunganstimulusresponnya,mendudukkanorangyangbelajarsebagai individuyangpasif.Respon
atau perilakutertentudenganmenggunakanmetodedrillataupembiasaansemata.Munculnya
perilakuakansemakinkuatbiladiberikanreinforcementdanakanmenghilangbiladikenai hukuman.
Aplikasi teori behavioristikdalamkegiatanpembelajaran IPStergantungdari beberapahal seperti:
tujuanpembelajaran,sifatmateri pelajaran,karakteristikpelajar,mediadanfasilitas pembelajaran
yang tersedia.Pembelajaranyangdirancangdanberpijakpadateori behavioristikmemandang
bahwapengetahuanadalahobyektif,pasti,tetap,tidakberubah.Pengetahuantelahterstruktur
denganrapi,sehinggabelajaradalahperolehanpengetahuan,sedangkanmengajaradalah
memindahkanpengetahuan(transferof knowledge) ke orangyangbelajarataupebelajar.Fungsi
mindatau pikiranadalahuntukmenjiplakstrukturpengetahuanyagsudahadamelalui proses
berpikiryangdapatdianalisisdandipilah, sehinggamaknayangdihasilkandari prosesberpikir
seperti ini ditentukanolehkarakteristikstrukturpengetahuantersebut.Pebelajardiharapkanakan
memilikipemahamanyangsamaterhadappengetahuanyangdiajarkan.Artinya,apayangdipahami
olehpengajaratauguru itulahyangharusdipahami olehmurid.
Demikianhalnyadalampembelajaran,pebelajardianggapsebagaiobjekpasifyangselalu
membutuhkanmotivasi danpenguatandari pendidik.Olehkarenaitu,parapendidik
mengembangkankurikulumyangterstrukturdenganmenggunakanstandar-standartertentudalam
prosespembelajaranyangharusdicapai olehparapebelajar.Begitujugadalamprosesevaluasi
belajarpebelajardiukurhanyapadahal-hal yangnyatadan dapatdiamati sehinggahal-hal yang
bersifattidakteramati kurangdijangkaudalamprosesevaluasi.
Implikasi dari teori behavioristikdalamprosespembelajarandirasakankurangmemberikanruang
gerakyang bebasbagi pebelajaruntukberkreasi,bereksperimentasidanmengembangkan
kemampuannyasendiri.Karenasistempembelajarantersebutbersifatotomatis-mekanisdalam
menghubungkanstimulusdanresponsehinggaterkesanseperti kinerjamesinataurobot.Akibatnya
pebelajarkurangmampuuntukberkembangsesuai denganpotensiyangadapada diri mereka.
Karenateori behavioristikmemandangbahwapengetahuantelahterstrukturrapi danteratur,maka
pebelajaratauorangyang belajarharusdihadapkanpadaaturan-aturanyangjelasdanditetapkan
terlebihdulusecaraketat.Pembiasaandandisiplinmenjadi sangatesensial dalambelajar,sehingga
pembelajaranlebihbanyakdikaitkandenganpenegakandisiplin.Kegagalanatauketidakmampuan
18. dalampenambahanpengetahuandikategorikansebagai kesalahanyangperludihukumdan
keberhasilanbelajarataukemampuandikategorikansebagai bentukperilakuyangpantasdiberi
hadiah.Demikianjuga,ketaatanpadaaturandipandangsebagai penentukeberhasilanbelajar.
Pebelajarataupesertadidikadalahobjekyangberperilakusesuai denganaturan,sehinggakontrol
belajarharusdipegangolehsistemyangberadadi luardiri pebelajar.
Tujuanpembelajaranmenurutteori behavioristikditekankanpadapenambahanpengetahuan,
sedangkanbelajarsebagi aktivitas“mimetic”,yangmenuntutpebelajaruntukmengungkapkan
kembali pengetahuanyangsudahdipelajaridalambentuklaporan,kuis,atautes.Penyajianisi atau
materi pelajaranmenekankanpadaketrampianyangterisolasiatauakumulasi faktamengikuti
urutan dari bagianke keseluruhan.Pembelajaranmengikutiurutankurikulumsecaraketat,sehingga
aktivitasbelajarlebihbanyakdidasarkanpadabukuteks/bukuwajibdenganpenekananpada
ketrampilanmengungkapkankembali isi bukuteks/bukuwajibtersebut.Pembelajarandanevaluasi
menekankanpadahasil belajar.
Evaluasi menekankanpadaresponpasif,ketrampilansecaraterpisah,danbiasanyamenggunakan
paperand pencil test.Evaluasi hasil belajarmenuntutjawabanyangbenar.Maksudnyabila
pebelajarmenjawabsecara“benar”sesuai dengankeinginanguru,hal ini menunjukkanbahwa
pebelajartelahmenyelesaikantugasbelajarnya.Evaluasi belajardipandangsebagi bagianyang
terpisahdari kegiatanpembelajaran,danbiasanyadilakukansetelahselesaikegiatanpembelajaran.
Teori ini menekankanevaluasipadakemampuanpebelajarsecaraindividual.
1. A. Teori belajarKognitifistikdan Penerapannyadalam PembelajaranIPS
Tidakseperti halnyabelajarmenurutperspektifbehaviorisdimanaperilakumanusiatundukpada
peneguhandanhukuman,padaperspektif kognitifternyataditemui tiapindividujustrumerencakan
responsperilakunya,menggunakanberbagai carayang bisamembantudiamengingatserta
mengelolapengetahuansecaraunikdanlebihberarti.Teori belajaryangberasal dari aliranpsikologi
kognitif ini menelaahbagaimanaorangberpikir,mempelajari konsep danmenyelesaikanmasalah.
Hal yangmenjadi pembahasansehubungandenganteori belajarini adalahtentangjenis
pengetahuandanmemori.
1. 1. JenisPengetahuan
Menurutpendekatankognitif yangmutakhir,elementerpentingdalamprosesbelajaradalah
pengetahuanyangdimilikiolehtiapindividukepadasituasi belajar.Dengankatalainapayangtelah
kitadiketahui akansangatmenentukanapayangakanmenjadi perhatian,dipersepsi,dipelajari,
diingatataupundilupakan.Pengetahuanbukanhanyahasil dari prosesbelajarsebelumnya,tapi juga
akan membimbingprosesbelajarberikutnya.Berbagai risetterapantentanghal ini telahbanyak
dilakukandanmakinmembuktikanbahwapengetahuandasaryangluasternyatalebihpenting
dibandingstrategi belajaryangterbaik yangtersediasekalipun.Terlebihbilapengetahuandan
wawasanyangluas ini disertai denganstrategi yangbaiktentuakanmembawahasil lebihbaiklagi
tentunya.
Perspektifkognitif membagi jenispengetahuanmenjadi tigabagian,yaitu:
19. Pengetahuan Deklaratif, yaitupengetahuanyangbisadideklarasikanbiasanyadalambentuk
kata atau singkatnyapengetahuankonseptual.
Pengetahuan Prosedural,yaitupengetahuantentangtahapanyangharusdilakukanmisalnya
dalamhal pembagiansatubilanganataupuncara kitamengemudikansepeda,singkatnya
“pengetahuanbagaimana”.
Pengetahuan Kondisional, adalahpengetahuandalamhal “kapandanmengapa”
pengetahuandeklaratif danprosedural digunakan.
Pengetahuandeklaratif rentangnyasangatberagam, bisaberupapengetahuantentangfakta
(misalnya,bumi berputarmengelingi matahari dalamkurunwaktutertentu),generalisasi (setiap
bendayangdi lemparke angkasaakan jatuhke bumi karenaadanya gaya gravitasi),pengalaman
pribadi (apayangdiajarkanolehgurusainssecara menyenangkan) atauaturan(untukmelakukan
operasi penjumlahandanpenguranganpadapecahanmakapembilangharusdisamakanterlebih
dahulu).
Menyatakanprosespenjumlahanataupenguranganpadabilanganpecahanmenunjukkan
pengetahuandeklaratif,namunbilasiswamampumengerjakanperhitungantersebutmakadia
sudahmemilikipengetahuanprosedural.Gurudansiswayangmampu menyelesaikansoal melalui
rumustertentuatau menterjemahkanteksbahasaInggrisadalahcontohkemampuanpengetahuan
prosedural lainnya.Sepertihalnyasiswayangmampuberenangdalamsatugayatertentu,berarti dia
sudahmenguasai pengetahuanprosedural hal tersebut,dengankatalainpenguasaanpengetahuan
ini jugadicirikanolehpraktekyangdilakukan.
Sedangkanpengetahuankondisional adalahkemampuanuntukdapatmengaplikasikankeduajenis
pengetahuandi atas.Dalammenyelesaikanpersoalanperhitungankimiamisalnya,siswaharus
dapat mengidentifikasi terlebihdahulupersamaanapayangperludipakai (pengetahuandeklaratif)
sebelummelakukanprosesperhitungan(pengetahuanprosedural).Pengetahuankondisionalini
jadinyamerupakanhal yangpentingdimiliki siswa,karenamenentukanpenggunaankonsepdan
proseduryangtepat.Terkadangsiswamengetahui faktadandapatmelakukansatuprosedur
pemecahanmasalahtertentu,namunsayangnyamengaplikasikannyapadawaktudan tempatyang
kurangtepat.
Hal yangsangat pentingjadinyauntukmengidentifikasijenispengetahuaninibagi guruketika
mengajar.Mempelajari informasitentangpokokbahasan tertentutidakselalumenyebabkansiswa
akan menggunakaninformasi tersebut.Tidakjugalatihanmenyelesaikanbanyaksoal padatopik
bahasantertentu,akanmembantumerekamemahamisatuprinsiplebihmendalam.Mengetahui
sesuatutopik,mengetahui prosedural penyelesaianmasalahsertatahukapandanmengapa
menggunakanpengetahuantersebutadalahhasil belajaryangberbeda-beda,dantentusajaini
perludiajarkandengancarayang berbedapula.
1. 2. Model PengolahanInformasi
Untuk menggunakantigajenispengetahuandi atas,tentunyakitaharusdapatmengingatnyadengan
baik.Hal berikutnyateori belajaryangdibahasdalamperspektif kognitif ini adalahtentang
bagaimanaindividumengingatdanbagianapa sajadari memori yangbekerjadalamprosesberpikir
seperti padapemecahanmasalah.Model pengolahaninformasimerupakansalahsatumodel dari
perspektif teoribelajarini yangmenjelaskankerjamemori manusiasesuai dengananalogi komputer,
20. yang meliputitigamacamsistempenyimpananingatan:memori sensori, memori kerjadanmemori
jangkapanjang.
1. Memori Sensoriadalahsistemmengingatstimuli secaracepatsehinggaanalisispersepsi dapat
terjadi.
2. MemoriKerja atau memori jangkapendek,menyimpanlimasampai sembilaninformasi padasatu
waktusampai sekitar20 detik,yangcukuplamauntukpengolahaninformasi terjadi.Informasi yang
dikodekan(decode) sertapersepsi tiapindividuakanmenentukanapayangperludisimpandi
memori kerjaini.
3. MemoriJangka Panjang menyimpaninformasi yangsangatbesardalamwaktuyanglama.
Informasi di dalamnyadisimpandalambentuksecaraverbal danvisual.
Memori Sensori
Memori sensori adalahsistemyangbekerjaseketikamelaluialatinderadinamakitamemberikanarti
kepadastimuli yangdatangdinamakan persepsi. Arti yangdiberikanberasaldari realitasobjektif
sertadari pengetahuankitasebelumnya.Contohnya,suatusymbol ‘l’akandipersepsi sebagai huruf
alpabettertentukalaukitamenggolongkannyadalamurutanj,k.l,m; namundalam kesempatan
berbedaseperti l,2,3, 4 maka symbol yangsamabermaknaangka satu.Memori sensori akan
menangkapstimuli danmempersepsi,ataumemberikanmakna;dalamhal ‘l’konteksdan
pengetahuankitaakanmenentukanmaknayangakandiberikan,bagi seseorangyangtidak
mempunyai pengetahuantentangangkaatauhuruf,maka symbol itukemungkinantidakbermakna
apapun.MisalnyateksyangAndabaca saat ini akandipersepsi berbedaolehoranglainyangtidak
mengerti bahasaIndonesiaataupunyangbutahuruf,walaupunmatanyamelihatderetansimbol
yang samaseperti Anda;ataupunsaat kitamembacahuruf kanji dari koran berbahasaJepang
dimanakitatidakpunyakemampuanuntukmemahaminya.Memori sensoritidakhanyabekerja
untuksimbol sajanamunjugadalamhal warna,gerakan,suara, bau,suhudan lainnyayang
semuanyaharusdipersepsisecarasimultan.Namunkarenaketerbatasankemampuan,kitahanya
dapat memfokuskanpadabeberapastimuli sajadanmengingkari yanglainnya.Hal ini menunjukkan
bahwaperhatiansangatlahselektif;dengankatalainsaatperhatianpenuhsangatdiperlukan,
biasanyastimuli lainnyaakanditolak.
Perhatianadalahtahappertamadalambelajar.Siswatidakdapatmemahami apayangmerekatidak
kenali atautidakdapatdipersepsi.Tentunyabanyakfaktoryangmempengaruhi perhatiansiswa.
Tampilanatauaksi yangdramatisdapat mencuri perhatiansiswapadaawal pembelajaran.Cara
lainnyaadalahmelalui perlakuanpadakatayang diucapkanatauditulisolehgurudenganwarna
yang kontras,digarisbawahi atauditandai;memangilsiswasecaraacak,memberikankejutansiswa,
menanyakanhal yangmenantang,memberikanmasalahyangdilematis,mengubahmetoda
mengajardantugas, mengubahfrekuensi suaradanjedanyaakandapatmembantumenarik
perhatiandari siswa.Namunmenarikperhatian siswaadalahhal pertama,membuatmerekauntuk
tetapfokuspada pelajarandantugasnyajugahal yang kritisberikutnyaharusdilakukanolehguru.
Maslow
Teori Maslowdidasarkanpadaasumsi bahwadi dalamdiri individuadaduahal,yaitu:
21. (1) suatuusaha yangpositif untukberkembang
(2) kekuatanuntukmelawanataumenolakperkembanganitu.
Maslowmengemukakanbahwaindividuberperilakudalamupayauntukmemenuhikebutuhanyang
bersifathirarkis.Padadiri masing-masingorangmempunyaiberbagai perasaantakutsepertirasa
takut untukberusahaatauberkembang,takutuntukmengambil kesempatan,takutmembahayakan
apa yang sudahia miliki dansebagainya,tetapi di sisilainseseorangjugamemiliki doronganuntuk
lebihmajuke arah keutuhan,keunikandiri, ke arahberfungsinyasemuakemampuan,ke arah
kepercayaandiri menghadapidunialuardanpadasaat itu jugaia dapat menerimadiri sendiri(self).
Maslowmembagi kebutuhan-kebutuhan(needs) manusiamenjaditujuhhirarki.Bilaseseorangtelah
dapat memenuhi kebutuhanpertama,seperti kebutuhanfisiologis,barulahiadapatmenginginkan
kebutuhanyangterletakdi atasnya,ialahkebutuhanmendapatkanrasamandan seterusnya.
Hierarki kebutuhanmanusiamenurutMaslow ini mempunyai implikasiyangpentingyangharus
diperharikanolehgurupadawaktuiamengajaranak-anak.Iamengatakanbahwaperhatiandan
motivasi belajarini mungkinberkembangkalaukebutuhandasarsi siswabelumterpenuhi.
Carl RansomRogers
Carl RansomRogers (1902-1987) lahirdi Oak Park, Illinoispadatanggal 8Januari 1902 di sebuah
keluargaProtestanyangfundamentalis.Kepindahandari kotake daerahpertaniandiusianyayang
ke-12,membuatiasenangakan ilmupertanian.Iapunbelajarpertaniandi UniversitasWisconsin.
Setelahluluspadatahun1924, ia masukke UnionTheologySeminarydi BigApple danselamamasa
studinyaiajugamenjadi seorangpastordi sebuahgerejakecil.Meskipunbelajardi seminari,ia
malahikutkuliahdi TeacherCollege yangbertetanggadenganseminarinya.
Tahun 1927, Rogersbekerjadi Institute forChildGuindance danmengunakanpsikoanalisaFreud
dalamterapinyameskipuniasendiri tidakmenyetujui teori Freud.Padamasaini,Rogersjugabanyak
dipengaruhi olehOttoRankdanJohn Deweyyangmemperkenalkanterapi klinis.Perbedaanteori
yang didapatkannyajustrumembuatnyamenemukangbenangmerahyangkemudiandipakaiuntuk
mengembangkanteorinyakelak.
22. Tahun 1957, Rogerspindahke UniversitasWisconsinuntukmengembangkanidenyatentang
psikiatri.Setelahmendapatgelardoktor,Rogersmenjadi profesorpsikologidi Universitas
UniversitasNegeriOhio.Kepindahandari lingkungankliniske lingkunganakademikmembuatRogers
mengembangkanmetode client-centeredpsychotherapy.Disini dialebihsenangmenggunakan
istilahklienterhadaporangyangberkonsultasidibandingkanmemakaiistilahpasien.
Rogersmembedakanduatipe belajar,yaitu:
Kognitif (kebermaknaan)
Experiential( pengalamanatausignifikansi)
Kecewakarenatidakbisamenyatukanpsikiatri dengan psikolog,Rogerspindahke Californiatahun
1964 dan bergabungdenganWesternBehavioral Science Institute.Ialalumengembangkanteorinya
ke bidangpendidikan.Selainituiabanyakmemberikanworkshopdi Hongaria,Brazil,AfrikaSelatan,
dan bahkanke eksUni Soviet. Rogerswafatpadatanggal 4 Februari 1987.
Teori HumanistikCarl Rogers
Meskipunteori yangdikemukanRogersadalahsalahsatudari teori holistik,namunkeunikanteori
adalahsifathumanisyangterkandungdidalamnya.Teori humanistikRogerspunmenpunyai
berbagai namaantara lain: teori yang berpusatpadapribadi (personcentered),non-directive,klien
(client-centered),teori yangberpusatpadamurid(student-centered), teori yangberpusatpada
kelompok(groupcentered),danpersontoperson).Namunistilahpersoncenteredyangsering
digunakanuntukteori Rogers.
Rogersmenyebutteorinyabersifathumanisdanmenolakpesimisme suramdanputusasadalam
psikoanalisissertamenentangteori behaviorisme yangmemandangmanusiaseperti robot.Teori
humanisme Rogerslebihpenuhharapandanoptimistentangmanusiakarenamanusiamempunyai
potensi-potensi yangsehatuntukmaju.Dasarteori ini sesuai denganpengertianhumanisme pada
umumnya,dimanahumanismeadalahdoktrin,sikap,dancara hidup yangmenempatkannilai-nilai
manusiasebagai pusatdanmenekankanpadakehormatan,hargadiri,dankapasitasuntuk
merealisasikandiri untukmaksudtertentu.
24. Oranisme menganggapduniaseperti yangdialamidandiamatinya.Realitaadalahpersepsiyang
sifatnyasubyektif dandapatmembentuktingkahlaku.
Holisme
Organisme adalahsatu kesatuansistem, sehinggaperubahandalamsatubagianakanberpengaruh
pada bagianlain.Setiapperubahanmemilikimaknapribadi danbertujuan,yaitutujuan
mengaktualisasi,mempertahankan,danmengembangkandiri.
2. Medan Fenomena
Medan fenomenaadalah keseluruhanpengalaman,baikyanginternal maupuneksternal,baik
disadari maupuntidakdisadari.Medanfenomenaini merupakanseluruhpengalamanpribadi
seseorangsepanjanghidupnyadi dunia,sebagaimanapersepsi subyektifnya.
3. Diri
Konsepdiri mulai terbentukmulai masabalitaketikapotongan-potonganpengalamanmembentuk
kepribadiannyadanmenjadi semakinmawasdiri akanidentitasdirinya begitubayi mulaibelajarapa
yang terasabaikatau buruk,apa ia merasanyamanatau tidak.Jikastrukturdiri itusudah terbentuk,
maka aktualisasi diri mulaiterbentuk.Aktualisasi diriadalahkecenderunganuntuk
mengaktualisasikansangdiri sebagai manayangdirasakandalamkesadaran.Sehingga
kecenderunganaktualisasi tersebutmengacukepadapengalamanorganikindividual,sebagai suatu
kesatuanyangmenyeluruh,akankesadarandanketidak-sadaran,psikisdankognitif.
Diri dibagi atas 2 subsistem:
Konsepdiri yaitupenggabunganseluruhaspekkeberadaandanpengalamanseseorangyang
disadari olehindividual (meski tidakselaluakurat).
Diri ideal yaitucita-citaseseorangakandiri.
26. - Penghargaanpositif (positive regard)
Begitukesadaranmuncul,kebutuhanuntukdicintai,disukai,atauditerimaolehoranglain.
- Penghargaan diri yangpositif (positiveself-regard)
Berkembangannyakebutuhanakanpenghargaandiri (self-regard) sebagai hasildari pengalaman
dengankepuasanataufrustasi.Diri akanmenghindari frustasidenganmencari kepuasanakan
positive self-regard.
3. Stagnasi Psikis
Stagnasi psikisterjadi bila:
- ada ketidakseimbanganantarakonsepdiri denganpengalamanyangdirasakanolehdiri organis.
- Ketimpanganyangsemakinbesarantarakonsepdiri denganpengalamanorganismembuat
seseorangmenjadi mudahterkenaserangan.Kurangakankesadarandiri akanmembuatseseorang
berperilakutidaklogis,bukanhanyauntukoranglainnamunjugauntukdirinya.
- Jika kesadarandiri tersebuthilang,makamuncul kegelisahantanpasebabdanakanmemuncak
menjadi ancaman.
Untuk mencegahtidakkonsistennyapengalamanorganikdengankonsepdiri,makaperludiadakan
pertahanandiri dari kegelisahandanancamanadalah penyangkalandandistorsi terhadap
pengalamanyangtidakkonsisten.Distorsi adalahsalahinterpretasi pengalamandengankonsepdiri,
sedangkanpenyangkalanadalahpenolakanterhadappengalaman.Keduanyamenjagakonsistensi
antara pengalamandankonsepdiri supayaberimbang.
Cara pertahananadalahkarakteristikuntukorangnormal danneurotik.Jikaseseoranggagal dalam
menerapkanpertahanantersebut,makaindividuakanmenjadi tidakterkendali ataupsikotik.
Individudipaksakanuntukmenerimakeadaanyangtidaksesuai dengankonsepdirinyaterus
27. menerusdanakhirnyakonsepdirinyamenjadihancur.Perilakutidakterkendali ini dapatmuncul
mendadakataudapat pulamuncul bertahap.
DinamikaKepribadian
1. PenerimaanPositif (PositiveRegard) → Orangmerasapuas menerimaregardpositif,
kemudianjugamerasapuasdapatmemberi regardpositif kepadaoranglain.
2. Konsistensi danSalingsuai Self (Self ConsistensyandCongruence)→ organisme berfungsi
untukmemeliharakonsistensi(keajegkan=keadaantanpakonflik) dari persepsi diri,dankongruen
(salingsuai) antarapersepsi self dengan pengalaman.
3. Aktualisasi Diri (Self Actualization) → Freudmemandangorganisme sebagai sistemenergi,
dan mengembangkanteori bagaimanaenergi psikikditimbulkan,ditransferdandisimpan.Rogers
memandangorganisme terusmenerusbergerakmaju.Tujuantingkahlakubukanuntukmereduksi
teganganenerji tetapi mencapaiaktualisasi diri yaitukecenderungandasarorganisme untuk
aktualisasi:yakni kebutuhanpemeliharaan(maintenance) danpeningkatandiri (enhancement).
PerkembanganKepribadianmenurut Rogers
Rogersmeyakini adanyakekuatanyangtumbuhpadasemuaorangyangmendorongoranguntuk
semakinkompleks,ekspansi,sosial,otonom,dansecarakeselutuhansemakinmenujuaktualisasi diri
atau menjadi Pribadi yangberfungsi utuh(FullyFunctioningPerson)
Ada limaciri kepribadianyangberfungsi sepenuhnya:
Terbukauntukmengalami (openesstoexperience)
Orang yangterbukauntukmengalami mampumendengardirinyasendiri,merasakanmendalam,
baikemosional maupunkognitiftanpamerasaterancam.Mendengarorangmembual menimbulkan
rasa muak tanpaharus diikuti perbuatanuntukmelampiaskanrasamuaktersebut.
Hidupmenjadi (Existential living).
28. Kecenderunganuntukhidupsepenuhnyadanseberisi mungkinpadaseiapeksistensi.Disini orang
menjadi fleksibel,adaptable,toleran,danspontan.
KeyakinanOrganismik(Organismictrusting)
Orang mengambil keputusanberdasarkanpengalamanorganismiknyasendiri,mengerjakanapa
yang dirasanyabenarsebagai bukti kompetensi dankeyakinannyauntuk mengarahkantingkahlaku.
Orang mampumemakai perasaanyangterdalamsebagai sumberutamamembuatkeputusan.
Pengalamankebebasan( Experiental Freedom).
Pengalamanhidupbebasdengancarayangdiinginkansendiri,tanpaperasantertekanatau
terhambat.Orangitu melihatbanyakpilihanhidupdanmerasamampumengerjakanapayangingin
dikerjakannya.
Kreatifitas(Creativity)
Merupakankemasakanpsikologikyangoptimal.Orangdengangoodlife kemungkinanbesar
memunculkanprodukkreatifdanhidup kreatif.
Terapi yang Diberikan
Seperti disebutkandi atas,bahwaRogersmenolakpsikoanalisisFreuddanbehaviorisdalam
teorinya,sehinggaterapi yangdigunakannyajugaberbeda.Rogerstidakmempermasalahkan
bagaimanaklienmenjadiseperti ini,namunlebihmenekankanbagaimanaklienakanberubah.
Terapishanyamenolongdanmengarahkankliendanyangmelakukanperubahanadalahklienitu
sendiri.Itulahsebabnyateori Rogersdisebutsebagaiperson-centeredtheory.
KesimpulanTeori HumanistikCarl Rogers
1. Teori Rogersdisebuthumaniskarenateori ini percayabahwasetiapindividuadalahpositif,serta
menolakteori Freuddanbehaviorisme.
29. 2. Asumsi dasarteori Rogersadalahkecenderunganformatif dankecenderunganaktualisasi.
3. Diri (self) adalah terbentukdari pengalamanmulai dari bayi,di manadiri terdiri dari 2 subsistem
yaitukonsepdiri dandiri ideal.
4. Kebutuhanindividuada4 yaitu: (1) pemeliharaan,(2) peningkatandiri,(3) penghargaanpositif
(positive regard),dan(4) Penghargaan diri yangpositif (positive self-regard)
5. Stagnasi psikisterjadi bilaterjadi karenapengalamandankonsepdiri yangtidakkonsistendan
untukmenghindarinyaadalahpertahanan(1) distorsi dan(2) penyangkalan.Jikagagal dalam
menerapkanpertahanantersebutkonsepdiri akanhancurdan menyebabkanpsikotik.
6. Dalamterapi,terapishanyamenolongdanmengarahkankliendanyangmelakukanperubahan
adalahklienitusendiri.
Aplikasi Teori HumanistikCarl RogerDalamPembelajaranIPS
Teori Rogerdalam pembelajaranadalahdibutuhkannya3sikapdalamfasilitatorbelajaryaitu(1)
realitasdi dalamfasilitatorbelajar,(2) penghargaan,penerimaan,dankepercayaan,dan(3)
pengertianyangempati.
- Realitasdi dalamfasilitatorbelajar
Merupakansikapdasar yang penting.Seorangfasilitatormenjadi dirinyasendiri dantidak
menyangkal diri sendiri,sehinggaiadapatmasukkedalamhubungandenganpelajartanpaada
sesuatuyangditutup-tutupi.
- Penghargaan,penerimaan,dankepercayaan
30. Menghargai pendapat,perasaan,dansebagainyamembuattimbulnyapenerimaanakansatudengan
lainnya.Denganadanyapenerimaantersebut,makaakanmuncul kepercayaanakansatudengan
lainnya.
- Pengertianyangempati
Untuk mempertahankaniklimbelajaratasdasar inisiatif diri,makaguruharusmemilikipengertian
yang empati akanreaksi muriddari dalam.Guru harusmemiliki kesadaranyangsensitif bagi jalannya
prosespendidikandengantidakmenilai ataumengevaluasi.Pengertianakanmateri pendidikan
dipandangdari sudutmuriddan bukanguru.
Guru menghubunganpengetahuanakademikke dalampengetahuanterpakai seperti memperlajari
mesindengantujuanuntukmemperbaikai mobil.Experiential Learningmenunjukpadapemenuhan
kebutuhandankeinginansiswa.Kualitasbelajarexperiential learningmencakup:keterlibatansiswa
secara personal,berinisiatif,evaluasiolehsiswasendiri,danadanyaefekyangmembekaspada
siswa.
MenurutRogersyang terpentingdalamprosespembelajaranadalahpentingnyaguru
memperhatikanprinsippendidikandanpembelajaran,yaitu:
1. Menjadi manusiaberarti memilikikekuatanyangwajaruntukbelajar.Siswatidakharusbelajar
tentanghal-hal yangtidakada artinya.
2. Siswaakan mempelajari hal-hal yangbermaknabagi dirinya.Pengorganisasianbahanpelajaran
berarti mengorganisasikanbahandanide barusebagai bagianyangbermaknabagi siswa
3. Pengorganisasianbahanpengajaranberarti mengorganisasikanbahandanide barusebagai
bagianyang bermaknabagi siswa.
4. Belajaryangbermaknadalammasyarakatmodernberarti belajartentangproses.
Dari bukunyaFreedomToLearn,ia menunjukkansejumlahprinsip-prinsipdasarhumanistikyang
pentingdiantaranyaialah:
31. a. Manusiaitumempunyai kemampuanbelajarsecaraalami.
b. Belajaryang signifikanterjadi apabilamateri pelajarandirasakanmuridmempunyai relevansi
denganmaksud-maksudsendiri.
c. Belajaryangmenyangkutperubahandi dalampersepsi mengenaidirinyasendiri diangap
mengancamdancenderunguntukditolaknya.
d. Tugas-tugasbelajaryangmengancamdiri ialahlebihmudahdirasakandandiasimilasikanapabila
ancaman-ancamandari luar itusemakinkecil.
e. Apabilaancamanterhadapdiri siswarendah,pengalamandapatdiperolehdenganberbagai cara
yang berbeda-bedadanterjadilahprosesbelajar.
f. Belajaryang bermaknadiperolehsiswadenganmelakukannya.
g. Belajardiperlancarbilamanasiswadilibatkandalamprosesbelajardanikutbertanggungjawab
terhadapprosesbelajaritu.
h. Belajarinisiatif sendiriyangmelibatkanpribadisiswaseutuhnya,baikperasaanmaupunintelek,
merupakancara yang dapatmemberikanhasil yangmendalamdanlestari.
i. Kepercayaanterhadapdiri sendiri,kemerdekaan,kreativitas,lebihmudahdicapai terutama jika
siswadibiasakanuntukmawasdiri danmengritikdirinyasendiri danpenilaiandari oranglain
merupakancara keduayangpenting.
j. Belajaryang palingbergunasecarasosial di dalamduniamodernini adalahbelajarmengenai
prosesbelajar,suatu keterbukaanyangterusmenerusterhadappengalamandanpenyatuannyake
dalamdiri sendiri mengenai prosesperubahanitu.
32. Salahsatu model pendidikanterbukamencakupkonsepmengajarguruyangfasilitatifyang
dikembangkanRogersditeliti olehAspydanRoebuckpadatahun1975 mengenai kemampuanpara
guru untukmenciptakankondisi yangmendukungyaituempati,penghargaandanumpanbalik
positif. Ciri-ciri guruyangfasilitatif adalah:
Meresponperasaansiswa
Menggunakanide-idesiswauntukmelaksanakaninteraksi yangsudahdirancang
Berdialogdanberdiskusi dengansiswa
Menghargai siswa
Kesesuaianantaraperilakudanperbuatan
Menyesuaikanisi kerangkaberpikirsiswa(penjelasanuntukmementapkankebutuhansegeradari
siswa)
Tersenyumpadasiswa
Dari penelitianitudiketahuiguruyangfasilitatif mengurangi angkabolossiswa,meningkatkanangka
konsepdiri siswa,meningkatkanupayauntukmeraihprestasi akademiktermasukpelajaranbahasa
dan matematikayangkurangdisukai,mengurangitingkatproblemyangberkaitandengandisiplin
dan mengurangi perusakanpadaperalatansekolah,sertasiswamenjadi lebihspontandan
menggunakantingkatberpikiryanglebihtinggi.
Implikasi Teori BelajarHumanistik
a. Guru Sebagai Fasilitator
Psikologi humanistikmemberi perhatianatasgurusebagai fasilitator. Berikutini adalahberbagai
cara untukmemberi kemudahanbelajardanberbagai kualitasfasilitator.Ini merupakanikhtisaryang
sangat singkatdari beberapa(petunjuk):
1. Fasilitatorsebaiknyamemberi perhatiankepadapenciptaansuasanaawal,situasi kelompok,atau
pengalamankelas
33. 2. Fasilitatormembantuuntukmemperolehdanmemperjelastujuan-tujuanperorangandi dalam
kelasdanjuga tujuan-tujuankelompokyangbersifatumum.
3. Dia mempercayai adanyakeinginandari masing-masingsiswauntukmelaksanakantujuan-tujuan
yang bermaknabagi dirinya,sebagai kekuatanpendorong,yangtersembunyi di dalambelajaryang
bermaknatadi.
4. Dia mencobamengaturdanmenyediakansumber-sumberuntukbelajaryangpalingluasdan
mudahdimanfaatkanparasiswauntukmembantumencapai tujuanmereka.
5. Dia menempatkandirinyasendiri sebagaisuatusumberyangfleksibel untukdapatdimanfaatkan
olehkelompok.
6. Di dalammenanggapi ungkapan-ungkapandi dalamkelompokkelas,danmenerimabaikisi yang
bersifatintelektual dansikap-sikapperasaandanmencobauntukmenanggapi dengancarayang
sesuai,baikbagi individual ataupunbagi kelompok
7. Bilamanacuaca penerimakelastelahmantap,fasilitatorberangsur-sngsurdapatberperanan
sebagai seorangsiswayangturutberpartisipasi,seoranganggotakelompok,danturutmenyatakan
pendangannyasebagai seorangindividu,seperti siswayanglain.
8. Dia mengambil prakarsauntukikutsertadalam kelompok,perasaannyadanjugapikirannya
dengantidakmenuntutdanjugatidakmemaksakan,tetapi sebagai suatuandilsecarapribadi yang
bolehsajadigunakanatauditolakolehsiswa
9. Dia harustetap waspadaterhadapungkapan-ungkapanyangmenandakan adanyaperasaanyang
dalamdan kuat selamabelajar
10. Di dalamberperansebagai seorangfasilitator,pimpinanharusmencobauntukmenganali dan
menerimaketerbatasan-keterbatasannyasendiri.
Aplikasi Teori HumanistikTerhadapPembelajaranSiswa
34. Aplikasi teori humanistiklebihmenunjukpadaruhatau spiritselamaprosespembelajaranyang
mewarnai metode-metodeyangditerapkan.Perangurudalampembelajaranhumanistikadalah
menjadi fasilitatorbagi parasiswasedangkangurumemberikanmotivasi,kesadaranmengenai
maknabelajardalamkehidupansiswa.Gurumemfasilitasipengalamanbelajarkepadasiswadan
mendampingi siswauntukmemperolehtujuanpembelajaran.
Siswaberperansebagai pelakuutama(studentcenter) yangmemaknai prosespengalaman
belajarnyasendiri.Diharapkansiswamemahamipotensidiri ,mengembangkanpotensi dirinya
secara positif danmeminimalkanpotensi diri yangbersifatnegatif.
Tujuanpembelajaranlebihkepadaprosesbelajarnyadaripadahasilbelajar.Adapunprosesyang
umumnyadilalui adalah:
Merumuskantujuanbelajaryangjelas
Mengusahakanpartisipasi aktif siswamelalui kontrakbelajaryangbersifatjelas,jujurdanpositif.
Mendorongsiswauntukmengembangkankesanggupansiswauntukbelajaratasinisiatif sendiri
Mendorongsiswauntukpekaberpikirkritis,memaknaiprosespembelajaransecaramandiri
Siswadi dorong untukbebasmengemukakanpendapat,memilihpilihannyasendiri,melakukkan
apa yang diinginkandanmenanggungresikodariperilakuyangditunjukkan.
Guru menerimasiswaapaadanya,berusahamemahami jalanpikiransiswa,tidakmenilaisecara
normatif tetapi mendorongsiswauntukbertanggungjawabatassegalaresikoperbuatanatauproses
belajarnya.
Memberikankesempatanmuriduntukmajusesuai dengankecepatannya
Evaluasi diberikansecaraindividual berdasarkanperolehanprestasi siswa
Pembelajaranberdasarkanteori humanistikini cocokuntukditerpkanpadamateri-materi
pembelajaranyangbersifatpembentukankepribadian,hati nurani,perubahansikap,dananalisis
terhadapfenomenasosial.Indikatordari keberhasilanaplikasi ini adalahsiswamerasasenang
bergairah,berinisiatif dalambelajardanterjaadi perubahanpolapikir,perilakudansikapatas
kemauansendiri.
Siswadiharapkanmenjadi manusiayangbebas,berani,tidakterikatolehpendapatoranglaindan
mengaturpribadinyasendiri secarabertanggungjawabtanpamengurangihak-hakoranglainatau
melanggaraturan, norma , disiplinatauetikayangberlaku.
35. Ciri-ciri guruyangbaikdan kurangbaikmenurutHumanistik
Guru yang baikmenurutteori ini adalah:Guru yang memiliki rasahumor,adil,menarik,lebih
demokratis,mampuberhubungandengansiswadenganmudahdanwajar.Ruangkeladslebih
terbukadan mampumenyesuaikan padaperubahan.
Sedangkanguru yang tidakefektif adalahguruyangmemilikirasahumoryang rendah,mudah
menjadi tidaksabar,sukamelukai perasaansiswaadengankomentsrysngmenyakitkan,bertindak
agak otoriter,dankurangpekaterhadapperubahanyangada.
Prinsip- prinsipbelajarhumanistik:
1. Manusia mempunyai belajaralami
2. Belajarsignifikanterjadi apabilamateri plajarandirasakanmuridmempuyai relevansi dengan
maksudtertentu
3. Belajaryangmenyangkutperubahandi dalampersepsimengenai dirinya
4. Tugas belajaryangmengancamdiri ialahlebihmudahdirasarkanbilaancamanitukecil
5. Bilabancaman iturendahterdapatpangalamansiswadalammemperolehcaar
6. Belajaryangbermakna diperolaehjikasiswamelakukannya
7. Belajarlancar jikasiswadilibatkandalamprosesbelajar
8. Belajaryangmelibatkansiswaseutuhnyadapatmemberi hasil yangmendalam
36. A. Teori BelajarSibernetikdanPenerapannyadalamPembelajaranIPS
Teori belajarsibernetikmerupakanteori belajar yangrelatif barudibandingkanteori-teoribelajar
lainnya.Teori ini berkembangsejalandenganperkembanganteknologi danilmuinformasi.Menurut
teori sibernetik,belajaradalahpemrosesaninformasi.Teori ini lebihmementingkansisteminformasi
dari pesanataumateri yang dipelajari.Bagaimanaprosesbelajarakanberlangsungsangat
ditentukanolehsisteminformasidari pesantersebut.Olehsebabitu,teorisibernetikberasumsi
bahwatidakada satu jenispuncarabelajaryangideal untuksegalasituasi.Sebabcarabelajarsangat
ditentukanolehsisteminformasi.
Sekilas,teori ini mempunyai kesamaandenganteori kognitifyangmementingkanproses.Proses
memangpentingdalamteori sibernetik,namun,yanglebihpentinglagi adalahsisteminformasi
yang diproses.Informasi inilahyangakanmenentukanproses.
Asumsi laindari teori Sibernetikiniadalahbahwatidakadasatu prosesbelajarpunyangideal untuk
segalasituasi,yangcocokuntuksemuasiswa.Olehkarenaitu,sebuahinformasi mungkinakan
dipelajari olehseorangsiswadengansatumacamprosesbelajar,daninformasi yangsamaitu
mungkinakandipelajari siswalainmelaluiprosesbelajaryangberbeda.
Komponenpemrosesaninformasi dipilahberdasarkanperbedaanfungsi,kapasitas,bentuk
informasi,sertaprosesterjadinya.
Ketigakomponentersebutadalah:
SensoryReceptor(SR)
SensoryReceptor(SR) merupakansel tempatpertamakali informasiditerimadari luar.Di dalamSR
informasi ditangkapdalambentukaslinya,bertahandalamwaktusangatsingkat,daninformasi tadi
mudahtergangguatau berganti.
WorkingMemory (WM)
37. WorkingMemory(WM) diasumsikanmampumenangkapinformasi yangdiberi perhatianoleh
individu.KarakteristikWMadalahmemiliki kapasitasterbatas(informasi hanyamampubertahan
kuranglebih15 detiktanpapengulangan) daninformasi dapatdisandidalambentukyangberbeda
dari stimulusaslinya.Artinyaagarinformasi dapatbertahandalamWM, upayakanjumlahinformasi
tidakmelebihi kapasitasdisampingmelakukanpengulangan.
Long Term Memory(LTM)
Long TermMemory (LTM) diasumsikan;
1) berisi semuapengetahuanyantelahdimiliki individu,
2) mempunyai kapasitastidakterbatas,
3) sekali informasi disimpandi dalamLTMia tidakakanpernahterhapusatau hilang.
Bahwa prosespengolahaninformasidalamingatandimulai dari prosespenyandianinformasi
(encoding),diikuti denganpenyimpananinformasi (storage),dandiakhiri denganmengungkapkan
kembali informasi-informasi yangtelahdisimpandalamingatan(retrieval).Ingatanterdiridari
strukturinformasi yangterorganisasi danprosespenelusuranbergeraksecarahirarkhis,dari
informasi yangpalingumumdaninklusif ke informasi yangpalingumumdanrinci,sampai informasi
yang diinginkandiperoleh.
Teori ini telahdikembangkanolehparapenganutnya,antaralainseperti pendekatan-pendekatan
yang berorientasipadapemrosesaninformasi yangdikembangkanolehGage danBerliner,Biehler
dan Snowman,Baine,sertaTennyson.
Dalambentuknyayanglebihpraktis,teori ini misalnyatelahdikembangkanolehLanda(dalam
pendekatanyangdisebutalgoritmikdanheuristik),paskdanScott(denganpembagiansiswatipe
menyeluruhatauwholistdantipe serial atauserialist),ataupendekatan-pendekatanlainyang
berorientasi padapengolahaninformasi.
1. TokohAliranSibernetik
38. a. Landa
Landa merupakansalahseorangahli Psikologi yangberaliranSibernetik.MenurutLanda,adadua
macam prosesberpikir.Pertama,disebutprosesberpikiralgoritmik,yaituprosesberpikir linier,
konvergen,lurusmenujuke satutargettertentu.Jeniskeduaadalahcaraberpikirheuristik,yakni
cara berpikirdivergen,menujukebeberapatargetsekaligus(Budiningsih,2002:81).
Prosesbelajarakanberjalandenganbaikjikaapayanghendakdipelajariituataumasalahyang
hendakdipecahkan(ataudalamistilahyanglebihteknisyaitusisteminformasi yangendakdipelajari)
diketahui ciri-cirinya.Satuhal lebihtepatapabiladisajikandalambentuk“terbuka”danmemberi
keleluasaansiswauntukberimajinasidanberpikir.Misalnya,agarsiswamampumemahami sebuah
rumusmatematika,biasanayamengikuti urutantahapdemi tahapyangsudahteraturdan mengarah
kesatutargettertentu.Namun,utukmemahami maknasuatukonsepyangluasdanbanyakmemiliki
interpretasi (misalnyakonsep“masyarakat”),makaakanlebihbaikjikaprosesberpikirsiswa
dibimbingke arahyang“menyebar”(heuristik),denganharapanpemahamanmerekaterhadap
konsepitutidaktunggal,monoton,dogmatis,danlinier.
b. Pask dan Scott
Ahli lainadalahyangpemikirannyaberaliransibernetikadalahPaskdanScott.Pendekatanserialis
yang diusulkanolehPaskdanScottsama denganpendekatanalgoritmik.Namun,caraberpikir
menyeluruh(wholist) tidaksamadenganheuristik.Cara berpikirmenyeluruhadalahberpikiryang
cenderungmelompatke depan,langsungke gambaranlengkapsebuahsisteminformasi.Ibarat
melihatlukisan,bukandetail-detail yangkitaamati lebihdahulu,tetapiseluruhlukisanitusekaligus,
baru sesudahituke bagian-bagianyanglebihkecil.
Pendekatanyangberorientasi padapengelolaaninformasimenekankanbeberapahal seperti ingatan
jangkapendek(shorttermmemory),ingatanjangkapanjang(longtermmemory),dansebagainya,
yang berhubungandenganapayang terjadi dalamotakkitadalamprosespengolahaninformasi.Kita
lihatpengaruhaliranNeurobiologissangatterasadi sini.Namun,menurutteori sibernetikini,agar
prosesbelajarberjalanseoptimalmungkin,bukanhanyacarkerjaotak kitayang perludipahami,
tetapi jugalingkunganyangmempengaruhi mekanisme itupunperludiketahui.
Siswatipe wholistataumenyeluruhcenderungmempelajari sesuatudari tahapyangpalingumum
kemudianbergerakke yanglebihkhusus.Sedangkansiswatipe serialistcenderung berpikirsecara
algoritmik
39. PenerapanTeori BelajarSibernetikDalamPembelajaranIPS
Teori belajarpemrosesaninformasimendeskripsikantindakanbelajarmerupakanprosesinternal
yang mencakupbeberapatahapan.Sembilantahapandalamperistiwa pembelajaransebagai cara-
cara eksternal yangberpotensi mendukungproses-prosesinternaldalamkegiatanbelajaradalah
(Suciati,2001:34) :
1. Menarik perhatian
2. Memberitahukantujuanpembelajarankepadasiswa
3. Merangsangingatanpada pra syarat belajar
4. Menyajikanbahanperansang
5. Memberikanbimbinganbelajar
6. Mendorongunjukkerja
7. Memberikanbalikaninformative
8. Menilai unjukkerja
9. Meningkatkanretensi danalihbelajar.
Aplikasi teori belajarsibernetikdalampembelajaranIPS ialah:
Menentukantujuan-tujuaninstruksional.
40. Menentukanmetode pelajaran.
Mengkaji sisteminformasiyangterkandungdalammateri tersebut.
Menentukanpendekatanbelajaryangsesuai dengansisteminformasi itu(apakahalgoritmik
ataukahheuristik).
Menyusunmateri pelajarandalamurutanyangsesuai dengansisteminformasinya.
Menyajikanmateri danmembimbingsiswabelajardenganpolayangsesuai denganurutanmateri
pelajaran.
KelebihanTeori Sibernetik
Cara berfikiryangberorientasipadaproseslebihmenonjol.
Penyajianpengetahuanmemenuhi aspekekonomis.
Kapabilitasbelajardapatdisajikanlebihlengkap.
Adanyaketerarahanseluruhkegiatankepadatujuanyangingindicapai.
Adanyatransferbelajarpadalingkungankehidupanyangsesungguhnya.
Kontrol belajarmemungkinkanbelajarsesuaidenganiramamasing-masingindividu
Balikaninformative memberikanrambu-rambuyangjelastentangtingkatunjukkerjayangtelah
dicapai dibandingkandenganunjukkerjayangdiharapkan.
KelemahanTeori Sibernetik
Teori ini dikritikkarenalebihmenekankanpadasisteminformasi yangdipelajari,dankurang
memperhatikanbagaimanaprosesbelajar.Selainituteori ini tidakmembahasprosesbelajarsecara
langsungsehinggahal ini menyulitkanpenerapannya.
1. Kepercayaanpadadiri pada siswaditumbuhkandenganmembiasakanuntukmawasdiri
2. Belajarsosial adalahbelajarmengenai prosesbelajar
41. C. PenerapanTeori BelajarMental dalamPembelajaranIlmuPengetahuanSosial
Teori belajardisiplinmentalmenjadi dasaruntukdisusunnyastrategi danmodel pembelajaranuntuk
diterapkanbagi siswa.Model pembelajaranyangdimaksudadalahsuatuperencanaanatausuatu
polayang menggunakanpembelajaradi kelasataupembelajarandalamtutorial sertauntuk
menentukanperangkat-perangkatpembelajaran(Triyanto,2007: 1).
Dalamkalangananak-anak,baikdi lingkungankeluargaataupundi sekolah,hampirsemuaaspek
pembelajaranbisadilakukandengancaradisiplin,seperti pembiasaansecaratetapakansuatu
pekerjaan,latihantetapterhadapsuatuketerampilan,disiplindiri dalambertindak,displin
mengendalikandiri,bekerjakerasdengandisiplintetap,sertaadanyaarahan-arahanmotivasidari
pihaklain.Semuaitujikadilakukanakanmenghasilkanmanusiayangmemiliki kemampuanungguldi
bidangyangdikerjakannyaataudilatihnyasecaradisiplintadi.Memang,padaasalnyadisiplin
dilakukanolehadanyaaturan-aturaneksternal,namunsecaratidaklangsung,jikahal itudilakukan
secara terusmenerusdalamwaktuyanglama,akan menghasilkanperilakudisiplininternal.
Suatupekerjaanjikadikerjakansecaraterus menerusdenganfrekuensi yangrelatiftetap,akan
menjadikannyaseseorangmenjadi terbiasadenganpekerjaannyaitu. Disiplinjugatidakhanya
untukhal-hal yangbersifatpraktis,namunjugadapatbersifatmental.Sebagai contohnya,dengan
telahmelakukan‘hafalan’secaradisiplinterhadapperkalianangka1x 1, sampai denganperkalian10
x 10, makakita sekarangtidakperluberpikirlagi jikaditanya,6x 7, 8 x 9, atau 7 x 7. Kita bisa
langsungmenjawabhasilnyadenganbenar.Itusemuaakibatdari hasil belajarmelalui poladisiplin
mental ketikakitadi SDdulu.Disiplinmentaldikenal jugadengandisiplinformal.
Teori disiplinmental relevanapabiladiterapkandalamsistempembelajaran,karenakriteriabelajar
bagi siswaadalahadanya perubahanperilakupadadiri individu,perubahanperilakuyangterjadi
hasil dari pengalaman,danperubahantersebutrelatif menetap(Suciati,2005: 13). Berdasarkan
kriteriatersebuttentusajateori belajardisiplinmental dapatditerapkansebagai mediauntuk
menambahpengetahuanuntukperubahanperilakuindividusecaramenetapdanberdasarkanhasil
pengalamandalamprosesbelajarmengajar.
Dalamranah pembelajaranIlmuPengetahuanSosial,teori disiplinmental menjadi dasardalam
pembelajaran,yaitudenganmenggunakanstrategi gurumemberikanbuku-bukuyangrelevan
kepadasiswauntukdipelajari secaraterus-menerus.Pembelajarandenganteori ini,mengakselerasi
siswauntukselalumeningkatkankemampuannyadanketrampilannyadengansenantiasabelajar
setiaphari,mempelajari materi-materi setiaphari,sehinggasemuakompetensi yangdistandarkan
dapat dikuasai.
42. Standar kompetesibahankajianPengetahuanSosial danIlmu-IlmuSosial danKewarganegaraan
(Arnie Fajar,2009: 105), adalah:
1. Kemampuanmemahami fakta,konsep,dangeneralisasi tentangsistemsosial danbudayadan
menerapkannyauntuk:
a. Mengembangkansikapkritisdalamsituasi sosial yangtimbul sebagai akibatperbedaanyangada
di masyarakat;
b. Menentukansikapterhadapprosesperkembangandanperubahansosial budaya;
c. Menghargai keanekaragamansosial budayadalammasyarakatmultikultural.
2. Kemampuanmemahami fakta,konsep,dangeneralisasi tentangmanusia,tempatdanlingkungan
sertamenerapkannyauntuk:
a. Meganalisisproseskejadian,interaksidansalingketergantunganantaragejalaalamdan
kehidupandi mukabumi dalamdimensiruangdanwaktu;
b. Terampil dalammemperoleh,mengolahdanmenyajikaninformasigeografis.
3. Kemampuanmemahami fakta,konsep,dangeneralisasi tentangperilakuekonomda
kesejahteraansertamenerapkanyauntuk:
a. Berperilakuyangrasional danmanusiawi dalammemanfaatkansumberdayaekonomi;
b. Menumbuhkanjiwa,sikapdanperilakukewirausahaa;
c. Menganalisissisteminformasi keuanganlembaga-lembagaekonomi;
43. d. Terampil dalampraktikusahaekonomi sendiri.
4. Kemampuanmemahami fakta,konsep,dangeneralisasi tentang waktu,keberlanjutadan
perubahansertamenerapkannyauntuk:
a. Meganalisisketerkaitanantaramanusia,waktu,tempat,dankejadian;
b. Merekonstruksi masalalu,memaknai masakini,danmemprediksi masadepan;
c. Menghargai berbagai perbedaanserta keragamansosial,kultural,agama,etnisdanpolitikdalam
masyarakatdari pengalamanbelajarperistiwasejarah.
5. Kemampuanmemahami danmeninternalisasi sistemberbansadanbernegaraserta
menerapkannyauntuk:
a. MewujudkanpersatuanbangsaberdasarkanPancasiladanUndang-Undang1945;
b. Membiasakanuntukmematuhi norma,menegakkanhukum, danmenjalankanperaturan;
c. Berpartisipasi dalammewujudkanmasyarakatdanpemerintahanyangdemokratis;menjunjung
tinggi,melaksanakandanmenghargai HAM.
Berdasarkankarakteristikpembelajaranilmu-ilmusosialdankewarganegaraantersebuttentusaja
teori disiplinmental sangatdominandipergunakandalampembelajaranterutamapermasalahan
pengetahuantentangmasalahkonsep-konsep.Pengertian,definisi,kriteriadanmateri-materi
pembelajaranyangperludikuasai tentusajadiperlukanpenerapanteori disiplinmental dalam
prosespembelajarannya.
Penerapansecaranyatadalamprosesbelajarmengajaryangberhubungandengandisiplinmental
dalamsetiapmata pelajaran(misalnyapembelajarantingkatSMP) sebagai berikut:
44. 1. PembelajaranEkonomi
Guru memberikanmateri pembelajarantentangsistemperilakuekonomi dankesejahteraandengan
memberikanpengertiantentangsistemberekonomi,ketergantungan,sesialisasi danpemberian
kerja,perkoperasian,kewirausahaan,danpengelolaankeuanganperusahaan.Materi-materi
tersebutdapatdisampaikansiswadenganmenerangkanataumengunakanbukudandiakhir
pembelajaransiswamengerjakanLKSsebagai teshasil evaluasi.
2. PembelajaranSejarah
Guru dapat menggunakangambardanmedialaindenganmemberikanmateri tentangdasar-dasar
ilmusejarah,fakta,peristiwadanprosessejarah.Siswadiakhirpembelajarandimintauntuk
menerangkankembali tentangpembelajantersebut agarlebihmemperdalammateri pembelajaran
bagi siswalainnya.
3. PembelajaranGeografi
Guru dapat menggunakanpetadandiskusi tentangmateri sisteminformasigeografi,interaksi gejala
fisikdansosial,strukturinternal suatutemat,interaksi keruangandanpersepsi lingkungandan
kewilayahan.Gurudapatmemberikantugasdenganmempelajari materi lainuntukmemerdalam
materi.
4. PembelajaranPKn
Guru dapat mengunakanstrategi belajarkelompok,untukmembahastentangpersatuanbangsa,
nilai dannorma,hak asasi mausia,kebutuhanhidup,kekuasaandanpolitik,masyarakatdemokratis,
Pancasiladakonstitusi negarasertaglobalisasi.Gurukemudiandapatbertanyakepadasiswasatu
persatuuntukmenjawabpertanyaadari guruuntukmengukurkedalamanpemahama materi.
Teori disiplinmental jugadapatdilaksanakandenganmenggunakanpembelajarandenganstrategi
eksositori.Model pengajaranekspositori merupakankegiatanyangterpusatpadaguru.Guru aktif
membeerikanpenjelasanatauinformasi tererinci tentang bahanpengajaran.Tujuanutama
pengajaranekspositori adalahmemindahkanpengetahuan,ketrampiladanilai-nilaikepadasiswa.
45. Hal yangesensial padabahanpengajaranharusdijelaskankepadasiswa(Dimyati danMudjiono,
2006: 172).
Referensi
http://makalahmu.wordpress.com/2010/11/04/implementasi-teori-belajar-disiplin-mental-dalam-
pembelajaran-ips/
http://elearning.unesa.ac.id/tag/buku-refernsi-dasar-teori-ips
http://halimsani.wordpress.com/2007/09/06/teori-teori-sosial-dari-ilmu-sosial-sekuleristik-menuju-
ilmu-sosial-intergralistik/
http://muchad.com/teori-ilmu-sosial-hakikat-tujuan-ilmu-sosial-dasar.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Sosial_Profetik
Ada 7 asumsi dasar :
1. Bahwa masyarakatyang analisissebagai suatukesukuanyangterdiri dari berbagai yangsaling
berintegrasi.
2. Hubunganyang ada bisabersifatsatuarah atau juga bisabersifathubungantimbal balik.
3. Systemsosial yangada bersifatdinamis.
4. Integrasi yangsempurnadimasyarakattidakpernahada,olehkarenanyaseringtimbul
ketegangan-ketegangandanpenyimpangan-penyimpanganakhirtetapi dapattdinetralisirlewat
prosespelembagaan.
5. Perubahan-perubahanakanberjalansecarabiladualdanperlahan-lahansebagai suatuproses
pembuatan.
6. Perubahanadalahmerupakanpenyesuaiandanyangtumbuhkarenaadanyadifferensiasi dan
inovasi.
7. Bahwa systemdiintegrasikanlewatpendidikandengannilai-nilai yangsama
Sumber:http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2144438-asumsi-dasar-dalam-teori-
teori/#ixzz1qNa9RAPr
http://dire-laverite.blogspot.com/2012/03/teori-teori-belajar-dan-penerapannya.html