Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses implementasi sistem informasi pada perusahaan untuk mendukung kelangsungan aktfitas bisnis perusahaan , 2018
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi sistem informasi perusahaan untuk mendukung aktivitas bisnis dengan menjelaskan organisasi, karakteristik umum dan khusus organisasi, perubahan sistem informasi dalam organisasi, serta infrastruktur teknologi informasi dan layanan yang diberikan oleh departemen sistem informasi.
Similar to Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses implementasi sistem informasi pada perusahaan untuk mendukung kelangsungan aktfitas bisnis perusahaan , 2018
Similar to Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses implementasi sistem informasi pada perusahaan untuk mendukung kelangsungan aktfitas bisnis perusahaan , 2018 (20)
Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses implementasi sistem informasi pada perusahaan untuk mendukung kelangsungan aktfitas bisnis perusahaan , 2018
1. proses implementasi sistem informasi pada perusahaan
untuk mendukung kelangsungan aktfitas bisnis
perusahaan
Organisasi dan Sistem Informasi
Sistem informasi harus selalu disesuaikan dengan organisasi. Organisasi harus mampu
mengoptimalkan sistem informasi sehingga mendapatkan keuntungan dari teknologi-
teknologi yang ada. Interaksi antara teknologi informasi dan organisasi sanat dipengaruhi
oleh faktor mediasi, yaitu lingkungan, kultur, struktur, prosedur baku, proses bisnis, politik,
keputusan manajemen, dan peluang. Manajer harus mampu memahami sistem informasi,
karena sangat akan mempengaruhi kehidupan organisasi. Manajer perlu memilih sistem apa
dan bagaimana yang akan dibangun didalam organisasi.
Organisasi (definisi teknis) adalah struktur sosial formal yang stabil yang memiliki sumber-
sumber berasal dari lingkungan untuk diproses sehingga menghasilkan output. Organisasi
(definisi bhavioral) adalah sekumpulan hak, hak khusus, kewajiban, dan tanggung jawab
yang harus diseimbangkan selama periode tertentu melalui konflik dan resolusi konflik.
Organisasi (perusahaan) menransformasi input-input ini menjadi produk dan jasa didalam
fungsi produksi. Produk dan jasa kemudian dikonsumsi oleh lingkungan dan dikembalikan
lagi sebagai input. Sebuah organisasi kelangsungan kegiatannya akan lebih stabil
dibandingkan sebuah kelompok.
Ciri-ciri Organisasi :
1. Rutinitas dan Proses Produksi
Semua organisasi tersusun dari rutinitas dan perilaku individu, kumpulan yang membentuk
proses bisnis. Sekumpulan proses bisnis membentuk perusahaan untuk memproduksi
barang dan untuk merubah guna mencapai tingkat kinerja organisasi yang tinggi.
2. 2. Politik Organisasi
Orang-orang yang memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai sumber daya,
penghargaan, dan hukuman yang diberikan kepada baik karyawan maupun manajer di
dalam setiap organisasi.
3. Budaya Organisasi
Adalah seperangkat asumsi proses bisnis dalam menciptakan nilai dengan kekuatan
pengikat yang kuat yang menghambat konflik politik dan mendorong yang sama, perjanjian
pada prosedur, dan praktik yang umum.
4. Lingkungan Organisasi
Organisasi dan lingkungan memiliki hubungan memberi dan menerima. Lingkungan
membentuk apa yang dapat dilakukan organisasi, tetapi organisasi dapat mempengaruhi
lingkungannya dan sekaligus memutuskan untuk mengubah lingkungan.
5. Struktur Organisasi
Misal birokrasi professional, yaitu organisasi berbasis pengetahuan dimana barang dan jasa
bergantung pada keahlian dan pengetahuan professional. Contohnya seperti firma hukum,
sistem sekolah, rumah sakit.
Definisi teknis dan behavioral dari organisasi tidaklah saling kontradiksi. Sebaliknya, masing-
masing saling melengkapi. Definisi teknis menjelaskan kepada kita bagaimana beribu-ribu
perusahaan dalam pasar yang kompetitif mengkombinasikan modal, tenaga kerja, dan
teknologi informasi, sementara model behavioral membawa kita masuk kedalam masing-
masing perusahaan untuk melihat bagaimana teknologi itu mempengaruhi kerja internal
organisasi.
Stuktur Organisasi
Semua organisasi memiliki bentuk atau stuktur. Klasifikasi Mintzbegt(1979) menunjukkan
lima jenis struktur organisasi: struktur wirausaha, birokrasi mesin, birokrasi dengan divisi,
birokrasi professional, adhocracy. Pada perusahaan wirausaha kecil anda akan sering
menemukan sistem yang dirancang dengan buruk yang dikembangkan terburu-buru yang
sering melebihi kegunaannya dengan cepat. Pada rerusahaan multidivisi yang besar yang
beroperasi pada rarusan lokasi anda akan sering menemukan bahwa tidak terdapat satu
sistem informasi tunggal yang terintegrasi, tatapi justru setiap divisi memilik perangkat
sistem informasinya sendiri.
3. Ciri-ciri lain Organisasi
Organisasi memiliki tujuan yang menggunakan sarana yang berbeda untuk mencapainya.
Beberapa organisasi memiliki tujuan yang koersif (misalnya sebagai penjara) lainnya
memiliki tujuan manfaat (missal untuk bisnis). Yang lainnya lagi memiliki tujuannormatif
(universal, kelompok religious). Organisasi juga melayani kelompok yang berbeda atau
memiliki anggota yang berbeda,beberapa menguntungkan anggotanya, yang lainnya
menguntungkan klien, pemegang saham atau masyarakat.
Fitur-Fitur Umum Organisasi
Organisasi mengatur tenaga ahli dalam sebuah struktur hierarki otoritas dimana setiap
orang bertanggung jawab terhadap seseorang dan otoritas terbatas pada tindakan-tindakan
tertentu. Otoritas dan tindakan masih dibatasi lagi oleh aturan-aturan atau prosedur-
prosedur abstrak yang diinterpretasikan dan diterapkan untuk kasus-kasus tertentu. Aturan-
aturan ini menciptakan sistem pengambilan keputusan bersifat netral dan universal, setiap
orang diperlakukan sama. Organisasi berusaha menyewa dan mempromosikan karyawan
berdasarkan kualifikasi teknis dan profesionalisme. Organisme menerapkan prinsip
efesiensi, menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menggunakan usaha
seminim mungkin.
Menurut Weber, birokrasi bersifat umum karena merupakan bentuk yang paling efisien dari
organisasi. Para ahli lainnya memberi tambahan atas pendapat Weber, mengidentifikasi
fitur-fitur tambahan dari organisasi. Semua organisasi mengembangkan prosedur standar
pengoperasian, politik, dan kultur.
1. Prosedur Standar Pengoperasian
Organisasi yang bertahan selama satu periode waktu tertentu menjadi sangat efisien,
menghasilkan jumlah produk dan jasa terbatas dengan mengikuti aturan-aturan standar.
Aturan-aturan rutinitas standar ini dikumpulkan menjadi aturan-aturan, prosedur, dan
praktik-praktik yang seksama dan rasional yang disebut prosedur standar pengoperasian
(PSP) yang akan dikembangkan untuk dapat mencakup semua situasi yang mungkin
dihadapi. Prosedur standar pengoperasian sangat membantu mempertahankan efisiensi
organisasi modern. Perubahan apapun dalam PSP memerlukan usaha organisasi yang besar.
4. 2. Politik Organisasi
Para anggota organisasi menduduki beragam posisi dengan beragam spesialisasi, perhatian,
dan prespektif. Akibatnya, mereka memiliki sudut pandang berbeda mengenai bagaimana
sumber-sumber, penghargaan, dan hukuman dilaksanakan. Perbedaan-perbedaan ini
menjadi persoalan bagi manajer dan karyawan, dan hasilnya adalah pergolakan politik,
persaingan, dan konflik didalam organisasi. Hambatan politik adalah salah satu dari sekian
banyak kesulitan terbesar untuk membawa perubahan organisasi khususnya perkembangan
sistem informasi yang baru. Hampir semua sistem informasi yang mebawa perubahan-
perubahan signifikan mengenai tujuan yang hendak dicapai perusahaan, prosedur,
produktifitas, dan personil berpotensi menghaus oposisi politis yang serius
3. Kultur Organisasi
Kultur organisasi merupakan kumpulan asumsi fundamental seperti mengenai produk apa
yang harus dihasilkan organisasi, bagaimana prosesnya, dimana, dan untuk siapa. Umumnya
asumsi-asumsi kultural ini seluruhnya diyakini begitu saja dan arang diutarakan secara
publik (Schein,1985). Kultur organisasi merupakan kekuatan besar yang mempersatukan
yang menghambat konflik politik dan membawa pemahaman, persetujuan prosedur, dan
praktik-praktik lainnya. Jika kita semua berbagi asumsi kultural mendasar, maka persetujuan
dalam hal-hal lainnya dapat dimungkinkan. Namun, selain itu kultur organisasi juga menjadi
penghalang besar bagi perubahan khususnya perubahan teknologi. Sebagian besar
organisasi akan melakukan apapun untuk mencegah perubahan asumsi dasar. Setiap
perubahan teknologi apapun akan mengancam asumsi kultural yang sudah umum diterima
pada organisasi. Namun demikian, ada kalanya satu-satunya cara yang bijaksana bagi bagi
perusahaan agar selangkah lebih maju adalah dengan menerapkan teknologi baru yang
secara langsung melawan kultur organisasi. Jika ini terjadi, maka teknologi sering bertahan
sementara kultur perlahan-lahan menyesuaikan.
Fitur-Fitur Khusus Organisasi
Walaupun semua organisasi memiliki karakteristik yang umum, namun tidak ada dua
organisasi yang sama persis. Semua organisasi memiliki struktur, sasaran, konstituensi, gaya
kepemimpinan, tugas-tugas, dan lingkungan sekitar yang berbeda.
Tipe-tipe Organisasi
Satu hal penting yang membedakan tiap organisasi adalah struktur atau bentuknya.
Karakteristik perbedaan struktur itu ada beragam cara. Mintzberg menggolongkan,lima
bentuk dasar organisasi.
Tipe
Organisasi Keterangan Contoh :
5. Struktur
Usahawan
Perusahaan kecil, baru mulai, dalam
lingkungan yang cepat berubah. Ia
memiliki struktur sedehana dan
dikelola usahawan yang bertindak
sebagai direktur pelaksana tunggal.
Bisnis kecil yang baru
mulai
Birokrasi
Mesin
Birokrasi besar yang ada
dilingkungan yang lambat berubah,
menghasilkan barang-barang
produksi standar. Didominasi oleh
tim dan pengambilan keputusan
tersentralisasi.
Perusahaan pabrikan
berskala menengah
Birokrasi
Divisional
Kombinasi dari beragam birokrasi
mesin, masing-masing menghasilkan
produk dan layanan yang berbeda,
semua dikendalikan dari kantor
pusat.
General motor yang
memiliki anak
perusahaan sejumlah
500
Birokrasi
Profesional
Organisasi berbasis pengetahuan
dimana bentuk barang-barang
produksi dan jasa tergantng pada
keahlian dan pengetahuan para
profesional. Didominasi oleh kepala
departemen dengan otoritas
sentralisasi yang lemah.
Perusahaan Hukum,
Sistem sekolah
Adhokrasi
Organisasi “satan tugas” yang harus
merespons lingkungan yang
berubah dengan pesat. Terdiri dari
sejumlah besar kelompok spesialis
yang terorganisasi kedalam tim
multidispliner jangka pendek dan
memiliki kelemahan manajemen
pusat.
Perusahaan konsultan
seperti Rand
Coorporation
Organisasi dan Lingkungan
Organisasi terletak didalam lingkungan. Disana organisasi mengambil sumber-sumber dan
menyediakan barang-barang dan jasake lingkungan. Organisasi dan lingkungan memiliki
hubungan timbal balik. Pada satu sisi, organisasi terbuka dan tergantung pada lingkungan
sosial dan fisik disekitarnya. Tanpa sumber daya keuangan dan manusia, tidak mungkin ada
organisasi. Organisasi harus merespons legislatif dan aturan-aturan main yang dikeuarkan
oleh pemerintahan, termasuk segala aksi yang dilakukan pelanggan dan pesaing.
6. Disisi lain, organisasi yang berasal dari aliansi bisa mempengaruhi proses politik dan dan
penerimaan konsumen terhadap produk-produk mereka. Lingkungan biasanya berubah
secara lebih cepat dari pada organisasi. Alasan utama atas kegagalan organisasi adalah
ketidakmampuan untuk mengadaptasi perubahan lingkungan yang cepat dan kurangnya
sumber daya .
Secara garis besar fitur umum organisasi terdiri dari :
Struktur Formal
Prosedur Standar Pengoperasian (PSP)
Politik
Kultur
Konstituensi
Fungsi
Kepemimpinan
Tugas-tugas
Teknologi
Proses bisnis
Fitur khusus organisasi terdiri dari :
Tipe organisasi
Lingkungan
Tujuan
Kekuasaan
Perubahan Ssitem Informasi dalam Organisasi
Sistem informasi mejadi alat integral, online, interaktif yang erat kaitannya dengan tiap
menit operasi dan pengambilan keputusan pada organisasi besar.
Infrastruktur Teknologi Informasi dan Layanan Teknologi Informasi
Satu cara agar organisasi bisa mempengaruhi bagaimana teknologi informasi
digunakan adalah melalui keputusan-keputusan mengenai konfigurasi teknis dan
organisasional dari sistem. Cara lain organisasi mempengaruhi teknologi informasi adalah
melalui keputusan-keputusan mengenai siap yang akan mendesain, membangun, dan
memelihara infrastruktur TI organisasi. Keputusan-keputusan ini menentukan bagaimana
layanan teknologi informasi di kirim. Unit atau fungsi organisasi formal yang bertanggung
7. jawab untuk layanan tenologi disebut departemen sistem informasi. Departemen sistem
informasi bertanggung jawab untuk memelihara perangkat lunak, perangkat keras,
penyimpanan data, dan jaringan yang menyusun infrastruktuk perusahaan.
Departemen sistem informasi terdiri dari para ahli, seperti programer, analisis sistem,
pemimpin proyek, dan manajer sistem informasi. Programer adalah ahli teknis terlatih yang
membuat kode-kode instruksi perangkat lunak untuk komputer. Analis sistem bertugas
menyusun link-link utama antar kelompok sistem informasi dan kelompok-kelompok lainnya
dari organisasi. Merupakan tugas analis sistem untuk menerjemahkan masalah-masalah
bisnis dan persyaratannya untuk meenjadi prasyarat informasi dan sistem.
Manajer sistem informasi adalah pemimpin tim yang terdiri dari programer dan analis,
manajer proyek, manajer fasilitas fisik, manajer telekomunikasi, dan kepala kelompok
sistem kantor. Ia juga bertindak sebagai manajer untuk pengoperasian komputer dan staf
pengetri data. Juga para ahli luar, seperti penjual perangkat lunak dan konsultan sering
berpartisipasi dalam operasi harian dan perencanaan jangka panjang sistem informasi.
Dibanyak perusahaan, departemen sistem informasi dikepalai oleh seorang chief
information officer (CIO). Ia tergolong manajemen senior yang bertugas memperluas
pemanfaatan teknologi informas didalam perusahaan. End user adalah perwakilan diluar
kelompok sistem informasi sebagai objek sasaran pengembangan aplikasi. End user atau
pengguna akhir memainkan peran yang semakin besar dalam perancangan dan
pengembangan sistem informasi.
Bagaimana Sistem Informasi mempengaruhi Organisasi (Dampak)
1. Dampak Ekonomi
Ukuran perusahaan biasanya berkembang untuk mengurangi biaya transaksi. Teknologi
informasi secara potensial mengurangi biaya pada ukuran tertentu, membuka kemungkinan
pertumbuhan pendapatan tanpa menambah ukuran, atau bahkan pertumbuhan
pendapatan yang disertai ukuran yang menyusut.
2. Dampak Organisasi dan Perilaku
a) Teknologi Informasi atau TI meratakan organisasi, yaitu perataan hierarki dengan
memperluas distribusi informasi untuk memberikan kekuatan kepada karyawan tingkat
rendah dan meningkatkan efisiensi manajemen
b) Organisasi pascaindustri, yaitu wewenang semakin bergantung kepada pengetahuan
dan kompetensi, dan tidak hanya pada posisi formal.
8. c) Memahami penolakan organisasi terhadap perubahan. Terdapat beberapa cara untuk
memvisualisasikan penolakan organisasi yang saling berhubungan untuk membawa
perubahan dengan mengubah teknologi, tugas, struktur, dan orang-orang secara
bersamaan.
3. Internet dan Organisasi
Internet meningkatkan aksesibiltas, penyimpanan, dan distribusi informasi dan
pengetahuan untuk organisasi, dan untuk mengurangi biaya transaksi dan keagenan yang
dihadapi kebanyakan organisasi.
4. Implikasi Rancangan dan Pemahaman Sistem Informasi
Faktor organisasi utama yang harus dipertimbangkan saat merencanakan sistem baru
adalah sebagai berikut :
Lingkungan dimana organisasi berfungsi
Struktur organisasi : hierarki, spesialisasi, rutinitas, proses bisnis
Budaya dan politik organisasi
Jenis organisasi dan gaya kepemimpinan
Kelompok kepentingan utama yang dipengaruhi oleh sistem dan sikap dari karyawan
yang akan menggunakan sistem
Jenis tugas, keputusan dan proses bisnis dimana sistem info dirancang untuk
membantunya.
Internet dan Organisasi
Internet, secara khusus World Wide Web, memiliki dampak yang penting bagi relasi antara
perusahaan dan entitas-entitas eksternalnya, bahkan antara perusahaan dengan proses
bisnis internalnya. Internet meningkatkan aksesibilitas, penyimpanan, dan distribusi
informasi dan pengetahuan untuk organisasi. Intinya, Internet mampu secara dramatis
menekan biaya transaksi dan agensi. Misalnya, perusahaan perantara dan bank di New York
sekarang mampu “mengirim” manual prsedur internalnya kepada karyawannya pada jarak
yang jauh dengan mempostingnya di website perusahaan, sehinggu menghemat biaya
distribusi. Para tenaga penjua bisa mengetaui informasi harga produk dengan cepat melalui
web atau menerima instruksi dari manajemen via e-mail.
Bisnis secara cepat membangun kembali sebagian proses bisnis intinya melalui teknologi
Internet dan menjadikan teknologi ini sebagai komponen pokok bagi infrastruktur teknologi
informasi (TI). Jika jaringan lebih dimanfaatkan secara efisien, hasilnya adalah proses bisnis
lebih mudah dilakukan, karyawan yang dibutuhan lebih sedikit, dan organisasi menjadi lebih
ramping daripada dimasa lalu.
9. Manajer, Pengambilan Keputusan, dan Sistem Informasi
Peran Manajer Dalam Organisasi
Manajer memainkan pran didalam organisasi.Tanggung jawabnya meliputi pengambilan
keputusan, membuat laporan, menghadiri pertemuan, mengatur perayaan-perayaan.
Menuru Henri Fayol fungsi klasik dari manajer yaitu perencanaan, pengorganisasian,
koordinasi, pengambilan keputusan, dan kontrol. Penjelasan aktivitas manajemen ini
mendominasi pemikiran mengenai manajemen dalam jangka waktu yang lama, dan sampai
sekarang pun masih tetap populer. Model behavioral menyatakan bahwa perilaku aktual
manajer kurang sistematis, lebih informal, kurang reflektif, lebih reaktif, lain dengan yang
diindikasikan oleh model klasik. Para peneliti mengetaui bahwa perilaku manajerial
nyatanya memiliki 5 atribut yang sangat berbeda dari deskripsi klasik: pertama, manajer
menjalankan 600 aktivitas yang berbeda tiap hari tanpa ada jeda. Kedua, aktivitas
manajerial terfragmentasi, sebagian besar aktivtas berlangsung selama kurang dari 9 menit,
dan hanya 10 persen aktivitas berlangsung selama 1 jam. Ketiga, manajer lebih suka
menerima infomasi dari spekulasi, anggapan orang lain, gosip yang beredar, dan tak
terencana sebelumnya. (informasi yang tercetak didalam kertas sering dianggap ketinggalan
zaman). Keempat, mereka lebih suka bentuk komunikaso secara oral ketimbang tertulis
karena lebih fleksibel, hanya memerlukan sedikit usaha. Dan lebih cepat direspon. Kelima,
manajer memberi prioritas utama untuk memelihara sekumpulan daftar kontak personal
yang beragam serta kompleks yang bertindak sebagai sistem informasi informal dan
membantu mereka untuk menjalankan agenda-agendanya dan sasaran jangka pendek dan
jangka panjang.
Dengan menganalisis perilaku manajer dari hari ke hari, Mintzberg menemukan bahwa ada
10 peran manajerial. Peran manajeria adalah akivitas yang harus dijalankan manajer
didalam sebuah organisasi. Mintzberg mengatakan peran-peran manajerial ini terbagi ke
dalam 3 kategori yaitu interpersonal, informational, dan decisional.
Peran interpersonal. Manajer bertindak sebagai figur kepala untuk organisasi sewaktu
merepresentasi perusahaannya kedunia luar dan menjalankan tugas-tugas simbolis seperti
memberi penghargaan kepada karyawan. Manajer bertindak sebagai pemimpin yang
memotivasi, memberi saran, dan mendukung bawahannya. Manajer juga bertindak sebagai
penghubung antara beragam level organisasi, didalam tiap level ini, mereka menjadi
penghubung antara para anggota tim manajemen.
10. Peran informational. Manajer bertindak sebagai pusat nadi organisasi, menerima informasi
yang paling up to date, konkrit dan mendistribusikannya kepada pihak-pihak terkait.
Manajer menjadi penyebar informasi dan pembicara untuk organisasinya.
Peran decisional. Manajer membuat keputusan. Mereka bertindak sebagai pengusaha
dengan menginisiasi tiap bentuk aktivitas baru, mereka menangani kesulitan-kesulitan yang
muncul diorganisasi, mereka mengalokasikan sumber-sumber kepada staf yang
membutuhkan, menegosiasikan konlik dan menjadi mediator antara kelompok-kelompok
yang berkonflik didalam organisasi.
Peran
Perilaku Sistem Pendukung
Peran Interpersonal
Figur kepala
——————————- Tidak ada
Pemimpin—————
interpersonal– Tidak ada
Perantara
———————————– Sistem komunikasi elektronik
Peran Informational
Pusat nadi
———————————- Sistem informasi manajemen, SPP
Penyebar—————–
Pemrosesan– Sistem kantor, surat
Pembicara—————–imformasi
— Kantor dan sistem profesional,
work station
Peran decisional
Pemilik usaha————
Pengambilan- Tidak ada
Pengendali kesulitan—-Keputusan
— Tidak ada
Alokator sumber
————————– Sistem SPK
Negosiator Tidak ada
11. ———————————
Manajer dan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sering menjadi peran manajer yang sangat menantang. Sistem
informasi telah membantu manajer untuk mengkomunikasikan dan mendistribusikan
informasi, namun hanya memberi bantuan terbatas untuk pengambilan keputusan
manajemen. Karena pengambilan keputusan merupakan wilayah yang terutama dirancang
untuk memperngaruhi keseluruhan proses bisnis.
Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan strategis menentukan sasaran-sasaran jangka panjang, smber-
sumber, dan kebijakan organisasi. Pengambilan keputusan untuk kontrol manajemen secara
prinsip memberi perhatian pada bagaimana sumber-sumber digunakan secara efektif dan
efisien, dan bagaimana unit-unit operasional menjalankan tugasnya. Pengambilan
keputusan kontrol operasional menentukan bagaimana melaksanakan tugas-tugas khusus
yang berasal dari manajemen madya. Pengambilan keputusan level-pengetahuan
berhubungan dengan pengevaluasian gagasan-gagasan baru untuk menciptakan produk dan
layanan, cara-cara untuk mengkomunikasikan pengetahuan baru, dan cara-cara untuk
mendistribusikan informasi keseluruh organisasi.
Didalam tiap level pengambilan keputusan ini, para peneliti menggolongkan keputusan
menjadi keputusan terstruktur dan keputusan tidak testruktur. Keputusan tidak terstruktur
adalah keputusan-keputusan yang memerlukan evaluasi, pengertian, dan pertimbangan
terhadap definisi masalah. Tiap keputusan yang dihasilkan selalu baru, penting, dan besifat
non-rutin, dan tidak perlu kesepakatan prosedural dalam membuat (Corry dan Scott-
Morton, 1971). Keputusan terstruktur, kebalikannya, adalah keputusan-keputusan yang
bersifat rutin dan berulang-ulang, dan memerlukan prosedur baku untuk menanganinya
supaya lebih praktis. Ada juga keputusan yang bersifat semi terstruktur, yaitu hanya bagian
tertentu dari masalah yang memiliki jawaban yang jelas sesuai dengan prosedur tertentu,
sedangkan bagian lainnya masih belum jelas penyelesaiannya.
12. Tingkatan Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan mengandung beberapa aktivitas yang saling berbeda. Simon
(1960) menggambarkan 4 tingkat dalam pengambilan keputusan yaitu kecerdasan,
perancangan atau desain, pilihan, dan penerapan. Kecerdasan terdiri dari pengidentifikasian
dan pemahaman masalah-masalah yang muncul didalam organisasi mengenai mengapa
masalah itu muncul, dimana, dan apa saja akibatnya. Sistem tradisional SIM yang
menawarkan variasi rincian informasi dapat membantu mengidentifikasikan masalah,
khususnya jika sistem yang bersangkutan memberi beberapa alternatif pemecahan masalah
sebagai outputnya.
Selama melakukan perancangan atau desain solusi atas masalah individu merancang
kemungkinan solusi atas masalah. Sistem SPK yang sederhana ideal untuk tingkat
pengambilan keputusan ini karena mampu menjalankan model-model sederhana, bisa
dikembangkan dengan cepat, dan bisa dioperasikan dengan data yang terbatas.
Pilihan terdiri penentuan dari beraganm solusi alternatif. Di sisi para pengambil keputusan
memerlukan sistem SPK yang lebih kompleks untuk mengembangkan data ekstensif yang
lebi banyak pada beragam alternatif dan model-model kompleks atau atau alat bantu
analisis data untuk mengkakulasi semua eban, konsekuensi, dan peluang.
Selama melakukan implementasi, ketika keputusan dijalankan, manajer dapat menggunakan
sistem pelaporan yang bisa mengerjakan laporan-laporan rutin untuk kemajuan solusi
tertentu.
13. Model-Model Pengambilan Keputusan
Ada beberapa model yang berusaha menggambarkan bagaimana orang-orang membuat
keputusan. Sebagian model ini fokus kepada pengambilan keputusan individual, sebagian
lagi fokus kepada pengambilan keputusan dalam kelompok.
Model-model pengambilan keputusan individual mengasumsikan bahwa manusia adalah
rasional. Model rasional dari perilaku manusia terbentuk berdasarkan gagasan bahwa
orang-orang menjalankan semacam kalkulasi pemaksimalan nilai, kalkulasi rasio, kalkulasi
konsisten. Menurut model ini, seorang individu mengidentifikasi sasaran, tujuan dan semua
prioritas tindakan alternatif berdasarkan kontribusinya terhadap sasaran tersebut,
kemudian memilih satu yang paling memberi kontribusi atas sasaran tujuan itu.
Kritik untuk model ini menunjukan bahwa nyatanya orang tidak bisa mengkhususkan semua
alternatif, dan sebagian besar individu tidak memiliki satu sasaran sehingga tidak mampu
menyusun semua prioritas alternatif dan konsekuensi. Sebagian besar keputusan bersifat
kompleks sehingga mengkalkulasi pilihan. (bahkan jika dilakukan dengan komputer) hampir
tidak dimungkinkan. Daripada mencari di semua alternatif, orang cenderung memilih
alternatif pertama yang tersedia yang membawanya kepada sasaran tersebut. Dalam
mengambil kebijakan, orang memili kebijakan yang hampir serupa dengan kebijakan yang
diambil sebelumnya (Lindbom, 1959). Akhirnya, sebagian ahli menganggap bahwa
pengambilan keputusan merupakan proses berkesinambungan dimana keputusan final
selalu dimodifikasi.
Penelitia lain menyimpulkan bahwa manusia berbeda dalam hal bagaimana mereka
memaksimalkan nilai dan dalam hal rujukan yang digunakan untuk menginterpretasikan
informasi dan membuat pilihan. Tversky dan kahneman menunjukan bahwa manusia
14. memiliki prasangka-prasangka yang bisa mendistorsi pengambilan keputusan. Orang-orang
bisa termanipulasi utnuk memilih salah satu alternatif hanya dengan mengubah kerangka
rujukannya.
Model kognitif menggambarkan disposisi kepribadian yang mendasar terhadap perlakuan
atas informasi, alternatif pilihan, dan evaluasi konsekuensi. Pembuat keputusan sistematis
mendekati permasalahan dengan cara menstrukturisasi masalah berdasarkan beberapa
metode formal. Mereka mengevaluasi dan mengumpulkan informasi berdasarkan metode
terstrukturnya. Para pembuat keputusan intuitif mendekati permasalahan dengan beragam
metode, menggunaka cara trial and error untuk mencari solusi. Tidak ada satupun metode
yang lebih superior daripada yang lainnya dan masing-masing metode bisa menguntungkan
untuk situasi tertentu. Sementara masalah terstruktur dengan pokok-pokok yang sudah
jelas bisa ditangani dengan “berfikir dahulu” berdasarkan langkah-langkah logis, masalah
lainnya memerlukan solusi kreatif yang baru melalui intuisi atau mencoba beberapa bentuk
tindakan tersebut sesuai sebagai solusi (Mintzberg dan Westley, 2001).
Acapkali pengambilan keputusan dilakukan oleh satu individu, tetapi oleh kelompok atau
organisasi keseluruhan. Pengambilan keputusan model organisasional memperhitungkan
karakteristik politik dan struktural dari organisasi. Model-model birokratik, politis, dan
bahkan model-model “keranjang sampah” telah diajukan untuk menggambarkan bagaimana
pengambilan keputusan terjadi didalam organisasi.
Menurut pengambilan keputusan model birokratis tujuan terpenting organisasi adalanh
memelihara organisasi itu sendiri. Tujuan utama lainnya adalah merduksihal-hal lain yang
kurang diperlukan. Kebijakan cenderung meningkat dan hanya sedikit berbeda dari masa
lalu. Hal ini karena masuknya kebijakan radikal melibatkan sekian banyak hal yang kurang
diperlukan. Model ini menunjukan organisasi secara umum bukan sebagai “pemilihan” atau
“keputusan” dalam arti rasional; tetapi menurut model-model birokratis, lebih kepada
apapun yang dilakukan organisasi merupakan hasil dari prosedur standar pengoperasian
yang dijalankan secara aktif.
Organisasi jagang mengubah prosedur standar karena memerlukan pula perubahan personil
dan menimbulkan risiko. Walaupun manajemen senior dan pemimpin diberi tugas untuk
memimpin organisasi, namun mereka secara eektif terperangkap oleh solusi standar
organisasi. Tentu saja sebagian organisasi melakukan perubahan, mereka menemukan cara-
cara baru dalam berperilaku, dan bisa dipimpin.Namun, semua perubahan itu
membutuhkan waktu yang lama.
Dalam pengambilan keputusan model politis, yang dikerjakan oleh organisasi merupakan
hasil tawar-menawar politik antara para pemimpin dan kelompok-kelompok yang terlibat.
15. Organisasi tidak memiliki keputusan yang berasal dari “pilihan” untuk memecahkan
“permasalahan”. Keputusan berasal dari kesepakatan atau kompromi yang menghasilkan
konflik, munculnya pengendali-pengendali utama, perbedaan minat, kekuatan yang
berbeda, dan kebingungan politik.
Teori pengambilan keputusan yang disebut model “keranjang sampah”, menyatakan bahwa
organisasi tidaklah rasional. Pengambilan keputusan bersifat insidental dan merupakan
produk dari aliran solusi, masalah, dan situasi yang digabungkan secara acak. Model ini bisa
menjelaskan mengapa organisasi kadang kala menerapkan solusi yang tidak sesuai untuk
masalah yang dihadapi.
Implikasi untuk Perancangan dan Pemahaman Sistem Informasi
Agar mampu memberikan manfaat, sistem informasi harus dibangun dengan suatu
pemahaman yang jelas atas organisasi tempat sistem itu diterapkan dan bagaimana sistem
informasi secara tepat memberi konstribusi untuk pengambilan keputusan manajerial.
Dalam pengalaman kami, faktor-faktor sentral pada organisasi yang perlu dipertimbangkan
dalam merencanakan sistem adalah :
Lingkungan dimana organisasi harus berfungsi
Struktur organisasi : hierarki, spesialisasi, dan prosedur standar pengoperasian
Kultur dan politik organisasi
Tipe organisasi dan gaya kepemimpinannya
Kelompok-kelompok utama terkait yang mempengaruhi sistem dan perilaku para
pekerja yang akan menggunakan sistem itu
Jenis tugas, keputusan, dan proses bisnis yang akan dibantu oleh sistem informasi
Sistem harus dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan kelompok dan organisasi.
Para perancang sistem informasi harus mendesain sistem yang memiliki karakteristik berikut
:
Fleksibel dan memberi banyak pilihan untuk menangani data dan mengevaluasi
sistem
Mampu mendukung beragam gaya, keterampilan, dan pengetahuan juga mampu
melacak banyak alternatif dan konsekuensi
Sensitif atau birokrasi organisasi dan ketentuan-ketentuan politik
16. Sistem Informasi dan Strategi Bisnis
Tipe sistem informasi tertentu sangat penting bagi kesejahteraan dan kelangsungan hidup
jangka panjang suatu perusahaan. Sistem tersebut, yang merupaka alat ampuh untuk tetap
terdepan dalam persaingan, disebut sistem informasi srategis.
Apa yang Dimaksudkan dengan Sistem Informasi Strategi?
Sistem informasi stategis mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa atau relasi
lingkungan organisasi untuk memperkuat posisi dalam persaingan dagang. Sistem yang
mampu memberi efek seperti ini mampu mengubah bisnis organisasi.
Sistem informasi strategis harus dibedakan dengan sistem level-strategis untuk manajr
senior yang fokus pada permasalahan pengambilan keputusan jangka panjang. Sistem
informasi strategis bisa digunakan disemua level pada satu organisasi, dengan jangkauan
yang lebih luas dan lebih dalam ketimbang sistem lainnya sebagaimana sudah dijelaskan.
Sistem informasi strategis secara intens mengubah cara suatu perusahaan menjalankan
bisnisnya. Organisasi perlu mengubah proses pengoperasian internal dan relasinya dengan
pelanggan serta pemasok sehingga memperoleh keuntungan dari teknologi sistem informasi
yang baru.
Model-model tradisional sedang dimodifikasi untuk mengakomondasi dampak dari
perusahaan digital dan alur informasi yang baru. Sebelum lahirnya perusahaan digital,
strategi bisnis menekankan persaingan head to head terhadap perusahaan lainnya pada
pasar yang sama. Saat ini, penekanan tersebut semakin meningkat dalam hal eksplorasi,
identifikasi, dan penguasaan wilayah pasar; juga dalam hal pemahaman rantai nilai
pelanggan secara lebih baik; dan belajar lebih cepat dan mendalam ketimbang pesaing lain.
Umumnya tidak ada sistem strategis tunggal, namun ada sejumlah sistem yang beroperasi
pada beragam level dari strategi bisnis, perusahaan, dan industri. Untuk tiap level pada
strategi bisnis, terdapat pemanfaatan strategis dari sistem. Dan untuk tiap level strategi
bisnis, terdapat model yang sesuai yang digunakan untuk analisis.
Strategi Level-Bisnis dan Model Rantai Nilai
Pada level bisnis dari strategi, pertanyaan pokoknya adalah, “Bagaimana kita berkompetisi
dalam pasar tertentu ini?” Yang menjadi obyek untuk pasar mungkin saja bolam lampu,
televisi kabel, atau perkakas bangunan. Strategi yang paling umum untuk level ini adalah :
(1) menjadi penghasil produk dengan biaya yang rendah, (2) mendiferensiasikan produk dan
jasa, dan atau (3) mengubah lingkup persaingan baik dengan cara memperluas pasar sampai
ke pasar global maupun dengan mempersempit pasar-yaitu fokus hanya pada wilayah yang
17. tidak terjangkau dengan baik oleh pesaing lain. Perusahaan digital memberi kemampuan
baru untuk mendukung level strategi dengan cara mengelola rantai persediaan,
membangun sistem “nikmati dan beri tanggapan” bagi pelanggan., dan memanfaatkan
fungsi web dalam melakukan distribusi produk-produk baru dan jasa ke pasar.
Mendongkrak Teknologi dalam Rantai Nilai
Pada level bisnis, alat bantu analisis yang paling umum adalah analisis rantai nilai. Model
rantai nilai memberi pehatian pada aktivitas khusus dimanastrategi kompetitif bisa
diterapkan dengan paling baik (Porter, 1985) dan dimana sistem informasi paling memiliki
dampak strategis. Model rantai nilai mengidentifikasi poin-poin pengaruh yang khusus dan
penting dimaa perusahaan dapat memanfaatkan teknoligi informasi secara paling efektif
untuk memperluas posisi kompetitifnya. Tepatnya, dimanakah keuntungan terbesa dari
sistem informasi strategis bisa diperoleh –aktivitas khusus apa yang bisa digunakan untuk
menciptakan produk dan jasa baru, memperluas penetrasi pasar, mengikat pelanggan dan
pemasok, dan menekan biaya oprasional? Model ini memandang perusahaan sebagai
rangkaian atau “rantai” dari aktivitas dasar yang menambah nilai bagi produk dan jasa
perusahaan. Aktivitas ini bisa dikategorikan baik sebagai aktivitas primer maupun aktivitas
pendukung.
Aktivitas primer adalah aktivitas yang paling berhubungan secara langsng dengan produksi
dan distribusi produk dan jasa perusahaan, yang menciptakan nilai untuk pelanggan.
Aktivitas primer mencakup logistik inboud, pengoperasian, logistik outbound, penjualan dan
pemasaran, dan jasa. Logistik inbound meliputi penerimaan dan penyimpanan bahan-bahan
material untk produksi. Pengoperasian bertugas mentransformasi input-input menjadi
produk jadi. Logistik outbound meliputi penyimpanan dan pendistribusian produk jadi.
Penjualan dan pemasaran meliputi promosi dan penjualan produk-produk perusahaan.
Aktivitas jasa meliputi pemeliharaan dan perbaikan atas produk dan jasa perusahaan.
Aktivitas pendukung memungkinkan proses pengiriman barang pada aktivitas primer dapat
dijalankan. Aktivitas pendukung terdiri dari infrastruktur organissi (administrasi dan
manajemen), sumber daya manusia (rekrutmen karyawan, kontrak karyawan, dan
pelatihan), teknologi (perbaikan dan proses produksi), dan pengadaan (pembelian barang-
barang sebagai input produksi).
Organisasi memiliki keunggulan kompetitif jika mampu menyediakan lebih banyak nilai
kepada pelanggannya, atau jika memberi nilai yang sama dengan harga yang lebih rendah.
Sistem informasi dapat memiliki dampak strategis jika ia mampu membantu perusahaan
untuk menyediakan produk dan jasa dengan harga lebih murah daripada pesaingnya tetapi
18. memiliki nilai yang lebih baik. Aktivitas yang memberi nilai kepada produk dan jasa
tergantung pada fitur dari setiap perusahaan tertentu.
Rantai nilai perusahaan bisa dihubungkan ke rantai nilai mitraya yang lain, termasuk
pemasok, distributor dan pelanggan. Perusahaan bisa mencapai keuntungan strategis
dengan memberi nilai, tidak hanya melalui proses rantai nilai internal, tetapi juga melalui
hubungan erat yang efisien dengan mitra nilai indurstrinya.
Jaringan yang beroperasi secara digitaldibanyak perusahaan independen bisa dimanfaatkan
tidak hanya untuk membeli barang-barang persediaan, tetapi juga untuk berkoordinasi
dengan erat mengenai produk. Teknologi internet memungkinkan perluasan rantai nilai
sehingga bisa mengikat semua pemasok, mitra bisnis da pelanggan dalam satu value web.
Value web merupakan kumpulan perusahaan independen yang menggunakan teknologi
internet untuk mengkoordinasi rantai nilai untuk secara kolektif menghasilkan produk atau
jasa bagi pasar. Value web lebih bersifat dikendalikan oleh konsumen dan berjalan secara
kurang linier daripada rantai nilai tradisional. Value web berfungsi seperti ekosistem bisnis
yang dinamis, mensinkronisasi proses bisnis dari pelanggan, pemasok, mitra dagang
diantaara beragam perusahaan didalam suatu industri atau bisnis terkait. Value web
bersifat fleksibel dan adaptif terhadap perubahan persediaan dan permintaan. Relasi bisa
dibangun atau diputuskan sebagai respons atau perubahan kondisi pasar. Perusahaan bisa
memanfaatkan value web untuk mempertahankan relasi dengan banyak pelanggan yang
telah lama terjalin, atau untuk merespon cepat transaksi pelanggan secara individual.
Perusahaan bisa mempercepat waktu peluncuran produk ke pasar dan ke pelanggan dengan
mengoptimasi relasi value web dalam hal pengambilan keputusan mengenai siapa yang bisa
mengantarkan produk atau jasa yang diperlukan dengan harga dan lokasi yang tepat.
Bisnis harus mengusahakan perkembangan sistem informasi strategis baik untuk aktivitas
rantai nilai inteernal maupun eksternalyang paling memberi nilai lebih. Rantai nilai dan
value web tidaklah statis. Dari waktu ke waktu keduanya selalu didesain kembali agar selalu
mengikui perubahan dalam lapangan persaingan (Fine dkk, 2002). Perusahaan perlu
mengorganisasi dan membentuk kembali sistemnya untuk membuka jalan bagi sumber-
sumber nilai yang baru.
Produk dan Jasa Sistem Informasi
Perusahaan bisa memanfaatkan sistem informasi untuk umenciptakan produk dan jasa baru
yang unik yang bisa dengan mudah dibedakan dari produk pesaingnya. Sistem informasi
strategis untuk diferensiasi produk dapat mencegah salah repons, yaitu seakan-akan
perusahaan yang memiliki produk dan jasa yang berbeda tidak perlu lagi dalam hal basis
biaya.
19. Sebagian besar prouk dan jasa berbasis teknologi informasi ini diciptakan oleh institusi
finansial. City bank mengembangkan anjungan tunai mandiri (ATM) dan kartu debit di tahun
1977. City Bank pada satu waktu menjadi bank terbesar di Amerika Serikat. ATM City bank
sangat berhasil sehingga para pesainnya ikut-ikutan membuat juga sistem ATM mereka. City
Bank, Wells Pargo Bank dan yang lainnya terus berinovasi dalam memberi layanan online
elektronic banking sehingga pelanggan bisa melakukan sebagian besar transaksi perbankan
melalui komputernya dirumah yang terhubung jaringa internet.
Bank-bank tersebut, akhir-akhir ini telah meluncurkan kumpulan jasa rekening yang
memungkinkan pelanggan mengetahui semua rekeningnya, termasuk kartu kredit, deposito,
online travel reward,dan bahkan mengetahui semua rekening miliknya dibank lainnya, dari
satu sumber online. Sebagian perusahaan seperti Net Bank memanfaatkan web untuk
menciptakan virtual bank yang menawarkan layanan perbankan kompleks tanpa perlu ada
cabang-cabang bank secara fisik.
Sistem reservasi terkomputerisasi seperti perusahaan penerbangan Amerika SABRE pada
mulanya merupakan sistem tradisional yang melakukan diferensiasi produk untuk urusan
jasa penerbangan dan perjalanan. Kemudian, sistem tradisionalnya dikembangkan sehingga
pelanggan bisa memesan secara langsung trayek penerbangan, hotel, sewa mobil melalui
web- tidak perlu melalui agen-agen perjalananatau intermediari yang lain.
Sistem yang Fokus pada Ceruk Pasar
Bisnis dapat menciptakan ceruk pasar baru dengan cara mengidentifikasi target tertentu
atas produk atau jasa yang mampu menanggapi secara paling baik selera pelanggan. Melalui
diferensiasi terfokus, perusahaan dapat menciptakan produk dan jasa khusus bagi target
pasar ceruk ini secara lebih baik ketimbang pesaingnya.
Sistem informasi dapat memberi perusahaan keuntungan kompetitif dengan menyediakan
data untuk menyusun teknik pemasaran dan penjualan yang tepat. Sistem seperti ini
memperlakukan informasi yang ada sebagai sumber yang bisa “ditambang” oleh perusahaan
untuk meningkatkan perusahaan untuk menganalisis dengan baik pola pembelian
konsumen, seleranya, dan pilihannya sehingga periklanan dan promosi pemasaran secara
efisien mencapai puncak pada target pasar yang lebih kecil.
Data berasal dari suatu sumber tertentu, misalnya transaksi kartu kredit, data demografis,
data pembelian dari menindaian barcode pada kounter di supermarket atau toko-toko
retail, dan data yang terkumpul sewaktu orang berinteraksi pada website. Perangkat lunak
yang canggih bisa menemukan pola dalam kumpulan besar data sepeti ini, kemudian
menarik kesimpulan berdasarkan pola-pola itu yang bisa membantu serta menuntun
20. pengambilan keputusan. Analis data seperti ini menampilkan model pemasaran one to one
dimana pesan-pesan personal tercipta berdasarkan pilihan-pilihan individual.
Biaya yang diperlukan untuk mendapatkan pelanggan baru diperkirakan lima kali dari biaya
untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Melalui pengujian secara teliti terhadap
transaksi pembelian dan aktivitas pelanggan, perusahaan dapat mengidentifikasi pelanggan
mana yang paling menguntungkan dan semakin banyak memenangkan bisnis mereka.
Sejalan dengan itu, perusahaan bisa menggunakan data-data tersebut untuk
mengidentifikasi pelanggan yang kurang menguntungkan. Perusahaan yang terampil
memanfaatkan data pelanggan akan fokus kepada identifikasi pelanggan mana yang paling
berharga dan akan mengguaan data dari beagam sumber untuk memahami kebutuan
mereka (Reinartz dan Kumar, 2002; Davenport, Harris, dan Kohli, 2001; Clemons dan Weber,
1994).
Manajemen Rantai Persediaan dan Sistem Respons Pelanggan Efisien
Perusahaan digital memiliki kemampuan mencakup wilayah sampai diluar sistem strategi
tradisional untuk memperoleh keuntungan dari link secara digital ke organisasi lainnya.
Strategi level bisnis yang ampuh yang tersedia pada perusahaan digital terdiri dari link-link
rantai ilai vendor dan pemasok ke rantai nilai perusahaan. Integrasi rantai nilai bisa
dijalankan lebih jauh lagi dengan menghubungkan rantai nilai pelanggan ke rantai nilai
perusahaan melalui sebuah “sistem respons pelanggan efisien.” Perusahaan yang
memanfaatkan sistem untuk berhubungan dengan pelanggan dan pemasoknya bisa
mereduksi biaya inventorinya sementara merepons dengan cepat permintaan pelanggan.
Dengan menjaga agar tetap rendah dan rak-rak persediaan tetap terisi dengan
menggunakan sistem pengisian kembali inventori, Sistem manajemen rantai persediaan
tidak hana menekanbiaya inventori, namun juga dapat mengantarkan barang atau jasa
dengan cepat kepada pelanggan. Manajemen rantai persediaan dengan demikian bisa
digunakan untuk menciptakan sistem respons pelanggan yang efisien yang mampu
menanggapi permintaan pelanggan secara lebih efisien.Sistem respons pelanggan yang
efisien secara langsung menghubungkan kembali perilaku konsumen ke distribusi, produksi,
dan rantai persediaan.
Kenyamanan dan kemudahan menggunakan sistem informasi telah meningkatkan biaya
penggantian (beban biaya yang dikeluarkan untuk beralih dari satu produk ke produk
bersaing), yang menyebabkan pelanggan enggan beralih ke pesaing. Membandingkan
metode stockless inventory dengan metode persediaan tepat waktu dan metode
pengiriman tradisional. Pada metode persediaan tepat waktu, pelanggan dimungkinkan
untuk menekan inventorinya dengan memesan hanya barang-barang yang diperlukan untuk
21. beberapa hari, sedangkan metode stockless inventory memungkinkan mereka untuk
mengeliminir inventori secara keseluruhan. Semua kewajiban inventori diserahkan kepada
distributor, yang mengelola alur persediaan. Metode stockless inventory merupakan alat
yang ampuh untuk “mengunci” paara pelanggan, dengan demikian memberi keuntungan
kompetitif kepada pemasok. Sistem informasi juga bisa meningkatkan biaya penggantian
dengan membuat layanan dukungan produk dan interaksi lainnya dengan pelanggan secara
lebih nyaman dan terpercaya (Vandenbosh dan Dawar, 2002; Chen dan Hitt, 2002).
Manajemen rantai persediaan dan sistem respons pelanggan efisien merupakan dua contoh
bagaimana perusahaan digital bisa menjalankan strategi bisnis yang tidak terdapat di
perusahaan tradisional. Kedua model sistem itu memerlukan investasi infrastruktur
teknologi informasi berbasis jaringan dan perangkat lunak yang sesuai agar data konsumen
dan persediaan mengalir lancar antar beragam organisasi. Kedua model strategi itu
memperluas efisiensi dari perusahaan perseorangan dan ekonomi secara keseluruhan
dengan cara mengarahkan visi ke depan, yaitu ke sistem produksi berdasarkan permintaan,
dan semakin melepaskan sistem ekonomi tradisional berdasarkan informasi cepat
pembelian pelanggan.
Strategi Level-Perusahaan dan Teknologi Informasi
Suatu perusahaan bisnis biasanya merupakan kumpulan bisnis. Perusahaan terorganisasi
secara finansial sebagai suat kumpulan unit bisnis strategis, dan keuntungan perusahaan
secara langsung terkait erat dengan kinerja unit bisnis strategis. Sistem informasi bisa
menjalankan kinerja keseluruhan dari unti bisnis ini berdasarkan sinergi dan kompetensi
intinya. Gagasan mengenai kendali sinergis adalah jika beberapa unti bisa digunakan sebagai
input bagi unit lainnya, atau dua organisasi meraup pasar dan keahlian, maka relasi ini dapat
menekan biaya dan menghasilkan keuntungan.
Memperluas Kompetensi Inti
Konsep kedua untuk strategi level-perusahaan adalah gagasan mengenai “kompetensi inti”,
alasannya adalah bahwa kinerja semua unit bisnis dapat meningkat sejauh unit bisnis
tersebut mengembangkan, atau menciptakan inti pusat kompetensi Kompetensi inti adalah
aktivitas yang menyebabkan perusahaan menjadi pemimpin kelas dunia. Kompetensi
menyebabkan perusahaan menjadi perancang komponen miniatur di dunia, atau layanan
pengiriman barang terbaik, atau pabrik membuat film terbaik. Singkatnya, kompetemsi inti
bersandar pada; pengetahuan yang dikembangkan bertahun-tahun, dan organisasi
penelitian terpercaya atau orang-orang yang mengikuti literatur dan pengetahuan baru
lainnya.
22. Sistem informasi apapun yang melakukan sharing pengetahuan lintas unit bisnis bisa
memperluas kompetensi. Sistem seperti ini memperluas kompetensi dan membantu
karyawan untuk sadar akan munculnya pengetahuan-pengetahuan baru, juga membantu
bisnis untuk mempengaruhi kompetensi yang sudah ada kepada pasar terkait,
Strategi Level-Industri dan Sistem Informasi: Kekuatan-Kekuatan Kompetitif dan
Perekonomian Jaringan
Perusahaan terdiri dari industri, misalnya industi otomotif, telepon, pemancar
televisi, dan industri produk perhutanan, dan seterusnya. Pertanyaan strategis yang utama
untuk level analis ini adalah, “Bagaimana dan bilamana kita harus berkompetisi dengan yang
lainnya dalam industri?” Oleh karena sebagian besar analis strategis menekankan
persaingan, maka keuntungan besar bila diperoleh dengan cara bekerja sama dengan
perusahaan lain pada industri terkait. Misalnya perusahaan bisa bekerja sama untuk
mengembangkan standar baku industri di sejumlah wilayah, mereka bisa bekerja sama
membangun costumer awareness, dan secara kolektif dengan pemasok untuk menekan
biaya-biaya (Shapiro dan Varian, 1999). Tiga konsep utama analisis strategi pada level
industri adalah kemitraan informasi, model kekuatan kompetitif, dan perekonomian
jaringan.
Kemitraan Informasi
Perusahaan dapat membentuk kemintraan informasi dan bahkan menghubungkan satu
sama lain sistem informasinya utuk mencapai sinergi yang unik. Didalam kemitraan
informasi, kedua perusahaan yang saling bermitra bisa menggabungkan kekuatan dengan
saling berbagi informasi tanpa secara nyata/fisik bergabung (Konsynski dan MzFarlan, 1990).
Kemitraan seperti ini membantu perusahaan memperoleh akses untuk mendapatkan
pelanggan baru, menciptakan peluang-peluang baru untuk penjualan dan penargetan
produk. Perusahaan yang telah menjadi pesaing tradisional akan menemukan bahwa aliasi
seperti itu sangat menguntungkan kedua belah pihak.
23. Model Kekuatan Kompetitif
Menurut model kekuatan kompetitif yang dikemukakan oleh Porter, Seperti digambarkan
diatas, Perusahaaan menghadapi sejumlah ancaman dan peluang eksternal : ancaman dari
pemain-pemain baru dipasar, tekanan dari produk atau jasa subtitusi, kekuatan penalaran
dari para pelanggan, kekuatan penawaran dari para pemasok, dan posisi pesaing industri
tradisional (Poter, 1985).
Keuntungan kompetitif bisa diperoleh dengan memperluaskemampuan perusahaan untuk
berhadapan dengan pelanggan, pemasok, produk atau jasa subtitusi, dan pemain-pemain
baru dipasar, yang berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan antara perusahaan dan
pesaing lainnya dalam industri terkait.
Suatu contoh kerja sama level-industri bisa ditemukan pada Covisint yang menciptakan
pasar elektronik dimana pabrik-pabrik besar pembuat komponen-komponen kendaraan ikut
ambil bagian didalamnya. Walaupun General Motor, Vord, dan DaimelerChrysler secara
agresif bersaing dalam hal desain , layanan, kualitas, dan harga, mereka bisa meningkatan
produktivitas industri dengan cara bekerja bersama menciptakan rantai persediaan terpadu.
Hadirnya sistem Covisint memungkinkan semua pemanufaktur dan pemasok untuk
berdagang melalui satu situs internet, pemanufaktur tidak perlu membangun sendiri pasar
berbasis-web milik mereka.
Dalam era perusahaan digital, model kekuatan kompetitif perlu dimodifikasi. Model
tradisional Porter mengasumsikan lingkungan industri yang relatif statis, batasan-batasan
industri relatif terlihat secara jelas, dan kumpulan pemasok, pesaing dan pelanggan relatif
stabil. Namun dewasa ini perusahaan tidak lagi berpartisipasi dalam satu jenis industri.
Sekarang mereka lebih ambil bagian pada suatu “Set Industry” atau kumpulan industri
24. beragam yang saling berhubungan sehingga dihadapkan pada beragam pilihan produk dan
jasa (lihat gambar dibawah ini).
Namun demikian, model kekuatan kompetitif tetap merupakan model yang sah untuk
penganalisisan strategi, bahkan jika memperhitungkan dampak teknologi internet. Teknologi
internet telah mempengaruhi struktur industri dengan memberikan teknologi yang
mempermudah para pesaing untuk berkompetisi dalam hal harga dan para pemain baru
pada pasar. Keuntungan juga makin berkurang karena internet secara dramatis
meningkatan informasi yang tersedia bagi para pelanggan dalam hal perbandingan harga,
dengan demikian meningkatkan kekuatan penawaran mereka. Walaupun internet bisa
memberikan keuntungan, misalnya pengadaan saluran-sauran baru bagi pelanggan
konsumen dan efisiensi pengoperasian baru, namun perusahaan tidak bisa mendapatkan
keuntungan kompetitif kecuali mereka mengintegrasikan fungsi-fungsi internet ke dalam
strategi dan operasional mereka secara keseluruhan.Dalam era internet, kekuatan-kekuatan
kompetitif tradisional masih tetap bekerja, namun persaingan menjadi lebih intens (Porter,
2001).
Perekonomian Jaringan
Konsep strategis ketiga yang juga bermanfaat pada level-industri adalah perekonomian
jaringan. Dalam ekonomi tradisional-perekonomian pabrik dan pertanian-produksi
mengalami penurunan laba. Semakin banyak sumber yang digunakan untuk produksi,
semakin rendah perolehan keuntungannya, sampai tercapai satu titik dimana input-input
tambahan tidak lagi menghasilkan output tambahan. Ini adalah hukum penurunan laba, dan
menjadi dasar bagi sebagian besar perekonomian modern.
25. Dalam beberapa keadaan, hukum laba tidak berlaku . Misalnya, didalam suatu jaringan,
biaya yang dikeluarkan untuk menambah partisipan lainnya adalah nol, sebaliknya
keuntungan yang diperoleh bisa semakin besar. Semakin banyak jumlah pelanggan pada
sistem telepon, atau internet, semakin besar nilai bagi semua partisipan. Mengoperasikan
stasiun pemancar televisi dengan 1000 pelanggan ketimbang dengan 10 juta pelanggan,
bukan lagi hal yang mahal untuk dilakukan. Dan jumlah komunitas orang-orang yang
tergabung semakin bertambah, sebaliknya biaya penambahan anggota baru tidak
diperlukan.
Dari perspektif perekonomian jaringan ini, teknologi informasi bisa berguna secara strategis.
Situs-situs internet dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membangun pelanggan
berpola “komunitas pengguna” yang ingin berbagi pengalaman. Hal ini bisa menciptakan
loyalitas pelanggan dan kesenangan, da membangun ikatan unik dengan pelanggan. Ebay,
situs lelang online raksasa dan iVillage, komunitas online untuk wanita adalah contoh hal
tersebut. Kedua bisnis itu didasarkan pada jaringan dari jutaan pengguna dan kedua
perusahaan memanfaatkan web dan alat komunikasi internet untuk membangun
komunitas.
Memanfaatkan Sistem Demi Keuntungan Kompetitif: Pokok-Pokok Manajemen
Sistem informasi strategis sering mengubah organisasi termasuk produk-produk, jasa,
prosedur pengoperasiannya, mengendalikan organisasi menuju ke pola-pola perilaku yang
baru. Pemanfaatan teknologi untuk mendapatkan keuntungan strategis memerlukan
perencanaan dan pengelolaan yang cermat. Manajer yang berminat dalam hal pemanfaatan
sistem informasi untuk mendapatkan keuntungan kompetitif perlu menjalankan analisis
sistem strategis. Bagian Alat Bantu Manajer diuraikan sejumlah pokok analisis tersebut.
Mengelola Peralihan Strategis
Pengadaptasian dari beragam sistem strategis yang diuraikan pada bab ini umumnya
memerlukan perubahan sasaran bisnis, relasi dengan pelanggan dan pemasok, operasi
internal, dan arsitektur informasi. Perubahan-perubahan sosio-teknis ini, yang
mempengaruhi unsur-unsur sosial dan teknis dari organisasi, bisa dianggap sebagai
peralihan strategis-suatu perpindahan antar level sistem sosio-teknis.
Perubahan-perubahan seperti ini sering mengaburkan batasan-batasan organisasi, baik
eksternal maupun internal. Pemasok dan pelanggan harus terhubung erat dan bisa berbagi
masing-masing kewajiban. Misalnya, dalam sistem inventori stockless dari Baxter
diasumsikan bahwa Baxter memiliki kewajiban untuk mengelola inventori pelanggan
(Jonhston dan Vitale, 1988). Manajer perlu merencanakan proses bisnis baru untuk
26. mengkoordinasi aktivitas perusahaannya dengan pelanggan, pemasok, dan organisasi
lainnya.
Teknologi informasi menyediakan alat bantu bagi para manajer untuk menyelesaikan baik
peran baru maupun peran tradisionalnya, memampukan manajer untuk memonitor,
merencanakan, dan memprediksi dengan lebih tepat dan cepat untuk merespons dengan
cepat perubahan lingkungan bisnis. Menemukan cara dalam memanfaatkan teknologi
informasi untuk mencapai keuntungan kompetitif pada bisnis, perusahaan, dan level-
industri merupakan tanggung jawab kunci bagi manajemen. Sebagai tambahan untuk
identifikasi proses bisnis, kompetensi inti, dan hubungan dengan yang lain didalam industri
yang dapat ditingkatkan dengan teknologi informasi, para manajer harus mengawasi
perubahan sosio –teknis yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem strategis.
Masing-masing organisasi mempunyai konstelasi untuk sistem informasi yang berasla dari
interaksinya dengan teknologi informasi. Teknologi informasi zaman ini dapat mendorong ke
arah efisiensi dan perubahan utama organisasi dengan mengurangi iaya-biaya agensi dan
biaya transaksi dan bisa juga menjadi sumber keuntungan kompetitif. Pengembangan
sistem strategis biasanya memerlukan perubahan luas di dalam struktur organisasi, kultur,
dan proses bisnis. Perubahan-perubahan tersebut sering menghadapi perlawanan.
Teknologi informasi menawarkan cara-cara baru untuk mengorganisasi kerja dan
menggunakan informasi yang dapat meningkatkan kekayaan serta mempertahankan
kelangsungan organisasi. Teknologi dapat digunakan untuk membedakan produk yang ada,
menciptakan produk dan jasa yang baru, memelihara kompetensi inti, dan mengurangi
biaya operasional. Pemilihan teknologi yang sesuai untuk strategi kompetitif perusahaan
merupakan keputusan kunci.
Bisnis bisa menggunakan sistem informasi strategis untuk memperkuat posisi di antara para
pesaing. Sistem seperti ini mengubah sasaran oranisasi , proses bisnis, produk, jasa, atau
relasi dengan lingkungan, sehingga membawa kepada bentuk-bentuk perilaku baru. Sistem
informasi bisa digunakan untuk mendukung strategi pada level bisnis, perusahaan, dan
industri. Pada strategi level bisnis, sistem informasi bisa digunakan untuk membantu
perusahaan menjadi produser barang berharga murah, membedakan produk dan jasa, atau
melayani. Sistem infomasi juga bisa digunakan utntuk “mengunci” pelanggan dan pemasok
menggunakan aplikasi manajemen rantai persediaan. Analisis rantai nilai berguna pada level
bisnis untuk menggarisbawahi aktivitas tertentu dalam bisnis dimana sistem informasi
memperoleh dampak strategis.
27. Pada level perusahaan, sistem informasi bisa digunakan untuk memperoleh efisiensi dengan
cara mengikat semua pengoperasian unit bisnis sehingga bisa berfungsi secara keseluruhan
atau dengan cara menyediakan wadah untuk berbagi informasi pengeahuan lintas bisnis.
Pada level industri, sistem bisa memberi keuntungan kompetitif dengan cara memfasilitasi
kerja sama dengan perusahaan lainnya didalam indusri, menciptakan konsorsium atau
komunitas untuk berbagi informasi, tukar-menukar transaksi, atau mengkoordinasi aktivitas.
Moel kekuatan kompetitif, kemitraan informasi, dan perekonomian jaringan adalah konsep-
konsep yang berguna untuk mengidentifikasi peluang-peluan strategis bagi sistem pada
level-industri.
PenggunaanSistemInformasidalamMenunjangStrategiPerusahaan
Persaingan merupakan kunci penentu keberhasilan sebuah organisasi bisnis. Strategi
persaingan yang diterapkan oleh bisnis/industri mampu memberikan keunggulan organisasi,
dengan memperhatikan faktor biaya, mutu dan kecepatan proses. Keunggulan kompetitif
akan membawa organisasi pada kemampuan mengendalikan pasar dan meraih keuntungan
usaha. Strategi bisnis menjadi pusat yang mengendalikan strategi organisasi dan strategi
informasi. Perubahan pada salah satu strategi membutuhkan penyesuaian, agar tetap
setimbang.
Hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan manfaat penggunaan sistem informasi
dikembangkan melalui beberapa lapisan, mulai dari perencanaan, analisa dan perancangan.
Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan bisnis,
maka pemisahan antara teknologi informasi dan strategi kompetitif perusahaan semakin
tidak terlihat. Hal ini karena seluruh strategi kompetitif perusahaan harus memiliki teknologi
informasi.
Strategi perusahaan berbasis sistem informasi perlu dibuat karena sumber daya yang
dimiliki perusahaan sangat terbatas, sehingga harus dimanfaatkan secara optimal. Strategi
ini juga digunakan untuk meningkatkan daya saing atau kinerja perusahaan karena para
kompetitor memiliki sumberdaya teknologi yang sama dan memastikan bahwa aset
teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung dalam
meningkatkan profitabilitas perusahaan, baik berupa peningkatan pendapatan mapun
pengurangan biaya. Selain itu, strategi perusahaan berbasis sistem informasi digunakan
untuk mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan investasi serta menjamin bahwa
teknologi informasi yang direncanakan benar-benar menjawab kebutuhan bisnis
perusahaan akan informasi.
Menurut O’Brien (2005), peran strategis sistem informasi dalam organisasi adalah
memperbaiki efisiensi operasi, meningkatkan inovasi organisasi dan membangun sumber
daya informasi yang strategis. Ketiga peran strategis ini dapat mendukung organisasi dalam
meningkatkan keunggulan kompetitif dalam bersaing. Dalam sebuah organisasi non-profit,
peran strategis yang dimaksud adalah meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan
dan meningkatkan kinerja dalam melakukan aktivitas pelayanan.
28. Sistem informasi yang diaplikasikan oleh perusahaan untuk menunjang strateginya dapat
pula digunakan untuk melihat kecenderungan tren bisnis di masa depan. Dengan adanya
sistem informasi, maka perusahaan dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang karena adanya
perubahan orientasi bisnis. Disamping itu, sistem informasi yang unggul akan
menciptakan barriers to entry pada kompetitor karena adanya kerumitan teknologi untuk
memasuki persaingan pasar.
Dari sisi internal perusahaan, penggunaan sistem informasi bukan saja akan meningkatkan
kualitas serta kecepatan informasi yang dihasilkan bagi manajemen, tetapi juga dapat
menciptakan suatu sistem informasi manajemen yang mampu meningkatkan integrasi di
bidang informasi dan operasi diantara berbagai pihak yang ada di perusahaan. Sistem ini
dapat berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan teknologi yang tinggi,
sumberdaya yang berkualitas, dan yang paling penting adalah komitmen perusahaan.
Sistem informasi secara umum memiliki beberapa peranan dalam perusahaan, diantaranya
sebagai berikut.
1. Minimize Risk
Setiap bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada
umumnya resiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal
lain yang berada diuar kontrol perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia
untuk mengurangi resiko-resiko yang kerap diahadapi oleh bisnis,
seperti forecasting, financial advisory, planning expert, dan lain-lain. Selain itu, kehadiran
teknologi informasi merupakan sarana bagi manajemen dalam mengelola resiko yang
dihadapi.
2. Reduce Cost
Peran teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya
operasional perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Terdapat
empat cara untuk mengurangi biaya operasional melalui penerapan sistem informasi, yakni
eliminasi proses yang dirasa tidak perlu, simplifikasi proses, integrasi proses sehingga lebih
cepat dan praktis, serta otomatisasi proses.
3. Added Value
Teknologi informasi dapat menciptakan value bagi pelanggan perusahaan.
Penciptaan value ini tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi juga untuk
menciptakan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang.
4. Create New Realities
Pesatnya teknologi internet menghasilkan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan di
dunia maya. Hal ini ditunjukkan dengan maraknya penggunaan e-commerce, e-loyalty, e-
customer, dan lain-lain dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
Dengan semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka
menuntut manajemen untuk menghasilkan sistem informasi yang layak dan mendukung
kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen sistem
informasi. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya perencanaan strategis
29. sistem informasi. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, peningkatan perencanaan
strategis sistem informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen sistem informasi.
Perencanaan strategis sistem informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali
target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen,
serta memaksimalkan hasil investasi dari teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang
baik akan membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk
merealisasikan rencana bisnisnya. Dengan demikian, penerapan teknologi informasi untuk
menentukan strategi perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif dalam untuk
meningkatkan performa bisnis. Strategi sistem informasi dipengaruhi oleh strategi-strategi
lain yang diterapkan perusahaan dan selalu memiliki konsekuensi. Empat komponen
infrastruktur sistem informasi menjadi kunci strategi sistem informasi (Tabel 1).
30. Daftar Pustaka
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi
Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)
Interisti JR. 2010. Peranan IT dalam organisasi perusahaan. http://jane.blog.uns.ac.id. [25
Desember 2010]
Noviyanto. 2010. Konsep-konsep dasar sistem informasi dalam
bisnis. http://viyan.staff.gunadarma.ac.id. [25 Desember 2010]
(http://dhanialfitra.wordpress.com/2009/06/17/sistem-informasi-organisasi-dan-
strategi/
(http://agusfirnanda.blogspot.com/2011/10/bab-3-sistem-informasi-organisasi-dan.html