1. PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DI PERUSAHAAN McDONALD’S
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bussiness Ethic & Good Government
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM
Disusun Oleh :
Rama Putra Sri Murdaniel (55118120126)
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
2. 1
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DI PERUSAHAAN McDONALD’S
Rama Putra Sri Murdaniel
Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia
1. PENDAHULUAN
Sejarah lahirnya Good Corporate Governance (GCG) muncul atas reaksi para pemegang
saham di Amerika Serikat pada tahun 1980-an yang terancam kepentingannya. Dimana pada saat itu
di Amerika terjadi gejolak ekonomi yang luar biasa yang mengakibatkan banyak perusahaan yang
melakukan restrukturisasi dengan menjalankan segala cara untuk merebut kendali atas perusahaan
lain. Tindakan ini menimbulkan protes keras dari masyarakat atau publik. Publik menilai bahwa pihak
manajemen dalam mengelola perusahaan mengabaikan kepentingan-kepentingan para pemegang
saham sebagai pemilik perusahaan. Merger dan akuisi pada saat itu banyak merugikan para
pemegang saham akibat kesalahan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Untuk
menjamin dan mengamankan hak-hak para pemegang saham, muncul konsep pemberdayaan
komisaris sebagai salah satu wacana penegakan GCG. Komisaris Independen adalah Anggota
Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan dengan Direksi, Anggota Dewan Komisaris lainnya
dan Pemegang Saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi
kepentingan perusahaan.
Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, atau dikenal dengan Good Corporate
Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG mendorong terciptanya
persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif dan produktif, sehingga ini penting untuk
menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan (KNKG, 2006). Tata kelola
perusahaan membantu organisasi untuk mencapai tujuan strategis. Tata kelola perusahaan diartikan
kepatuhan peraturan dan (juga sering non-peraturan) operasi perusahaan atau organisasi (Preston,
2014). Dalam pengertiannya tata kelola perusahaan memandu organisasi untuk beroperasi pada
batas-batas etika. Oleh karena itu, artikel ini membahas salah satu organisasi global yaitu McDonald‟s
dimana hal dibahas adalah sejarah umum McDonald, sifat tata kelola McDonald dan bagaimana tata
kelola ini menumbuhkan keputusan etis dan perilaku manajer. Dalam artikel ini juga membahas tiga
mekanisme tata kelola internal dan menggambarkan bagaimana mereka digunakan untuk
menyelaraskan kepentingan agen manajerial dengan orang-orang dari pemilik perusahaan. Tiga
mekanisme internal ini adalah; konsentrasi kepemilikan, dewan direksi, dan kompensasi eksekutif.
3. 2
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Good Corporate Governance
Pemerintahan atau “goverment” dalam bahasa inggris diartikan sebagai: “the authoritative
direction and administrattion off the affairs of men/women in a nation, state, city, etc.” Atau dalam
bahasa indonesia berarti “pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-orang
dalam sebuah negara, negara bagian, kota dan sebagainya”. Sedangkan istilah “kepemerintahan”
atau dalam bahasa indonesia “governance”
Syakhroza (2002) telah mendefinisikan Corporate Governance sebagai suatu sistem yang
dipakai ”Board” untuk mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi (directing, controlling, and
supervising) pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis, dan produktif -
E3P dengan prinsip-prinsip transparan, accountable, responsible, independent, dan fairness - TARIF
dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Solomon et al. (2002) menyatakan corporate governance
adalah suatu proses supervisi dan pengendalian yang dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa
manajemen perusahaan bertindak sejalan dengan kepentingan para pemegang saham
(shareholders). Hapzi (2016) menyatakan Tata Kelola Perusahaan (corporate governance) adalah
rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan,
pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga
mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan
pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham,
manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok,
pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.
Tata kelola perusahaan didefinisikan sebagai „seperangkat mekanisme yang digunakan untuk
mengelola hubungan di antara para pemangku kepentingan yang digunakan untuk menentukan dan
mengendalikan arah strategis dan kinerja organisasi '(Hanson, et al., 2017). Di sini, tata kelola
perusahaan menekankan pada menghasilkan keputusan yang tepat dan hubungan yang konstruktif
dengan mereka yang bertanggung jawab atas 'arahan strategis dan kinerja organisasi' seperti
pemimpin strategis perusahaan. Secara sederhana, tata kelola perusahaan membantu organisasi
untuk mencapai tujuan strategisnya. Tata kelola perusahaan juga didefinisikan sebagai „kepatuhan
peraturan dan (juga sering non-peraturan) operasi perusahaan atau organisasi '(Preston, 2014).
2.2 Teori Tata Kelola Perusahaan
Hapzi (2016) mengutarakan bahwa tata kelola yang baik merupakan faktor penting dalam
memelihara kepercayaan dan keyakinan para pemangku kepentingan. Zabihollah Rezae dalam
bukunya yang berjudul “Corporate Governance and Ethics” mengikhtisarkan bahwa tujuan utama
Corporate Governance adalah untuk menciptakan keseimbangan pembagian kekuasaan yang tepat
diantara semua partisipan, khususnya Pemilik Modal/Pemegang Saham, Dewan Pengawas/Badan
Pengawas/Dewan komisaris (Dewas, Bawas, Dekom) dan Direksi dalam mencapai dan meningkatkan
nilai saham dengan tetap mempertimbangkan kepentingan stakeholder lainnya.
4. 3
Teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah Agency Theory, Stewardship
Theory dan Stakeholder Theory.
1) Agenchy Theory
Perkembangan tata kelola perusahaan yang berangkat dari teori keagenan (Agency Theory)
dikembangkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori tersebut mendasarkan pada konflik
yang timbul antara principal dan agen. Principal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada
agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat
oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan.
Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan oleh
prinsipal kepadanya. Manajemen sebagai “agents” dianggap akan bertindak untuk kepentingannya
sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap Pemegang Saham. Adanya
pemisahan kepemilikan dan perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen menimbulkan agency
problem (konflik kepentingan).
Sebagai pihak yang mengelola perusahaan, agen mempunyai lebih banyak informasi mengenai
kapasitas perusahaan, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan. Disisi lain prisipal tidak
mempunyai informasi cukup tentang kinerja agen. Hal ini mengakibatkan ketimpangan informasi
antara prinsipal dan agen yang disebut dengan aymmetric information. Hal tersebut dapat
menimbulkan dua permasalahan (Jensen dan Meckling, 1976), yaitu :
a. Moral Hazard yaitu permasalahan yang terjadi jika agen tidak melaksanakan bersama apa
yang telah disepakati dalam kontrak kerja.
b. Adverse selection yaitu prinsipal tidak dapat mengetahui apakah keputusan yang diambil oleh
agen didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau terjadi kelalaian dalam tugas.
2) Stewardship Theory
Tidak seperti teori keagenan, teori stewardship mengasumsikan bahwa manajer adalah
pengelola dengan perilaku yang selaras dengan tujuan principal mereka. Teori ini mendasarkan pada
adanya toleransi yang baik dalam diri seorang manajer. Manajer dipandang setia kepada perusahaan
dan tertarik dalam pencapaian kinerja yang tinggi. Motif dominan, yang mengarahkan para manajer
untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, adalah keinginan mereka untuk melakukan tugas dengan
sangat baik.
Secara khusus, manajer dipahami sebagai pihak yang termotivasi oleh kebutuhan untuk
mencapai kepuasan intrinsik melalui keberhasilan dalam melakukan pekerjaan yang menantang,
untuk melaksanakan tanggung jawab dan wewenang dan dengan demikian untuk mendapatkan
pengakuan dari pimpinan dan pihak lainnya terhadap keberhasilannya. Oleh karena itu ada unsur
motivator yang bersifat non keuangan bagi manajer. Teori ini juga berpendapat bahwa sebuah
5. 4
organisasi membutuhkan struktur yang memungkinkan harmonisasi yang akan dicapai dari hubungan
yang efektif antara manajer dan pemilik.
Dengan kata lain, Stewardship theory memandang manajemen sebagai pihak yang dapat
dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun stakeholder.
3) Stakeholders Theory
Stakeholder Theory atau Teori Pemangku Kepentingan memposisikan Pemeganag
Saham/Pemilik Modal hanya merupakan salah satu dari sejumlah kelompok stakeholder yang penting.
Sama seperti pelanggan, pemasok, karyawan dan masyarakat lokat. Pemegang saham memiliki
saham di dan dipengaruhi oleh keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Gibson 2000:247
menguraikan dalam jurnalnya bahwa dengan cara yang sama bahwa bisnis juga memiliki tugas yang
berbeda untuk berbagai kelompok pemangku kepentimgan.
Dalam kasus dimana ada konflik kepentingan antara Pemilik Modal/Pemegang saham dengan
stakeholder lainnya, maka kepentingan para Pemilik Modal/Pemegang Saham, harus dimoderasi atau
dikorbankan untuk memenuhi kewajiban dasar bagi pemangku kepentingan lainnya.
Dalam hukum perusahaan, Pemilik Modal/Pemegang saham diberi status unggulan sebagai
pemilik perusahaan. Mereka mampu memilih semua atau sebagian besar anggota Direksi, memiliki
hak untuk mempekerjakan dan memecat para eksekutif senior dan menyetujui atau menolak
kebijakan penting dan strategi perusahaan.
Karena status yang luar biasa dan kendali yang dimiliki oleh Pemilik Modal/Pemegang Saham
berdasarkan hukum perusahaan, teori pemangku kepentingan cenderung mencurahkan perhatian
yang lebih sedikit untuk membela hak-hak Pemilik Modal/Pemegang Saham.Asumsinya adalah bahwa
Pemilik Modal/Pemegang Saham sudah memiliki kekuatan untuk memastikan bahwa kepentingan
mereka diperhitungkan oleh perusahaan dan para manajernya. Teori stakeholder yang telah
mempertimbangkan hak-hak Pemilik Modal/Pemegang Saham biasanya mencoba untuk menunjukkan
mengapa hak-hak ini harus dibatasi oleh hak atau kepentingan kelompok stakeholder lainnya.
Dari ketiga uraian konsep yang mendasari Good Corporate Governance terlihat bahwa
kesamaannya terletak pada pengamatan pola hubungan atau interaksi antara pemilik
modal/pemegang saham/Dewas/Bawas/Dekom dengan Direksi dalam pemenuhan kepentingan
masing masing pihak. Efektivitas interakti tersebut menciptakan sinergitas hubungan yang
memengaruhi laju pertumbuhan nilai perusahaan secara positif dengan mempertimbangkan
kepentingan stakeholdes lainnya.
6. 5
3. METODE PENELITIAN
Metode artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan mencari literatur-literatur yang
berhubungan dengan Good Corporate Govenrnance, Prinsip- Prinsip Good Corporate Governance di
McDonald‟s melalui kajian pustaka buku, jurnal, maupun referensi dari sumber - sumber internet.
Pengumpulan informasi dilakukan secara langsung melalui data sekunder dan berbagai referensi
yang berkaitan dengan GCG sebagai studi pustaka. Setelah informasi dikumpulkan, dianalisis,
dideskripsikan dan dibahas, kemudian disusun laporan yang diharapkan merupakan gambaran
mengenai Good Corporate Governance McDonald‟s.
7. 6
4. HASIL & PEMBAHASAN
4.1 McDonald’s Corporation
McDonald saat ini merupakan pemimpin dunia dalam industri Quick Service Restaurant (QSR).
Kehadiran McDonald‟s di lebih 100 negara dengan lebih 36.000 restoran yang melayani lebih dari 58
juta pelanggan setiap harinya mencatatkan posisinya sebagai pemimpin dunia dan raksasa makanan
cepat saji. Jaringan besar ini tidak mudah mengelola di mana harapan tamu adalah makanan bersih,
higienis, enak dan cepat setiap saat.
Restoran siap saji McDonald dimulai di tahun 1940 dengan dibukanya sebuah restoran oleh
Dick dan Mac McDonald, di San Bernardino, California. Mereka memperkenalkan “Speedee Service
System” pada tahun 1948, yang kemudian menjadi pinsip dasar restoran siap saji modern. Maskot
awal McDonald‟s, yang bernama Speede, adalah seorang pria dengan kepala berbentuk hamburger
yang menggunakan topi koki. Speede kemudian digantikan oleh Ronald McDonald di tahun 1963.
McDonald‟s saat ini tidak menjadikan tahun 1940 sebagai tahun kelahiran restoran McDonald‟s.
Mereka memilih 15 April 1955, ketika Ray Kroc membeli lisensi waralaba McDonald‟s dari Dick dan
Mac di Des Plaines, Illinois, sebagai hari kelahirannya. Kroc kemudian membeli saham dari
McDonald‟s bersaudara dan memimpin perusahaan ini melakukan ekspansi ke seluruh dunia. Saham
McDonald‟s mulai dijual kepada publik tahun 1965.
McDonald‟s dalam menjalankan kerangka bisnisnya melibatkan 3 pihak yaitu pemegang
waralaba (franchise), supplier (pemasok), dan karyawan. Mereka terlibat satu dengan yang lain untuk
mencapai tujuan bersama yaitu menjadikan McDonald‟s sebagai merek restoran cepat saji terkemuka
di dunia. Saat ini McDonald‟s Corporation memfasilitasi pembelajaran dan sharing untuk lebih 36.000
restoran McDonald‟s di seluruh dunia.
4.2 Sifat Tata Kelola Perusahaan McDonald
Inti utama pada tata kelola perusahaan yang dibahas oleh (Hanson, et al., 2017) adalah
„berkaitan dengan mengidentifikasi cara untuk memastikan bahwa keputusan (terutama keputusan
strategis) dibuat secara efektif dan bahwa mereka memfasilitasi upaya perusahaan untuk mencapai
daya saing strategis‟. Ray Kroc (1958) menyatakan bahwa dasar dari seluruh bisnis McDonald‟s
adalah bersifat etis, jujur, dan dapat diandalkan. Butuh waktu untuk membangun reputasi. McDonald‟s
bukan promotor. McDonald‟s adalah orang-orang bisnis dengan program etika yang solid, permanen,
dan konstruktif yang akan berada dalam tahun-tahun penuh gaya dari sekarang bahkan lebih dari
sekarang. ". Kesuksesan McDonald's dibangun di atas dasar integritas pribadi dan profesional.
Ratusan juta orang di seluruh dunia mempercayai McDonald's. McDonald‟s memperoleh kepercayaan
itu setiap hari dengan menyajikan makanan yang aman, menghormati pelanggan dan karyawan kami
dan memberikan Kualitas, Pelayanan, Kebersihan, dan Nilai yang luar biasa (QSC & V). McDonald‟s
membangun kepercayaan ini dengan menjadi etis, jujur, dan dapat diandalkan.
8. 7
Komite Tata Kelola adalah komite tetap Dewan Direksi. Tujuan Komite adalah untuk
mengidentifikasi individu-individu yang memenuhi syarat untuk menjadi anggota Dewan; untuk
mengevaluasi kandidat yang diusulkan atau direkomendasikan oleh pemegang saham; untuk
merekomendasikan calon direktur untuk setiap rapat tahunan pemegang saham dan calon untuk
pemilihan untuk mengisi lowongan di Dewan Direksi; untuk mengembangkan rencana suksesi bagi
Direksi dan membuat rekomendasi kepada Dewan tentang hal-hal suksesi Direktur; untuk memberi
nasihat kepada Dewan sehubungan dengan struktur dan komposisi komite Dewan, dan untuk
menangani hal-hal terkait. Komite akan bertanggung jawab untuk merekomendasikan kompensasi
kepada Direktur Perusahaan. Komite juga harus mengembangkan dan merekomendasikan kepada
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan Direksi dan bertanggung jawab untuk memimpin tinjauan
tahunan kinerja Dewan.
Dewan Direksi menjadi penasehat untuk manajemen senior, mendefinisikan dan menegakkan
standar akuntabilitas. Tanggung jawab utama dewan direksi adalah :
1. Mengawasi perilaku bisnis Perusahaan sehingga dikelola secara efektif untuk kepentingan
jangka panjang pemegang saham;.
2. Memilih, mengevaluasi, dan memberi kompensasi kepada Chief Executive Officer (CEO) dan
perencanaan untuk suksesi CEO, serta perencanaan suksesi untuk eksekutif kunci lainnya;
3. Mengawasi dan meninjau arah dan sasaran strategis Perusahaan;
4. Mengawasi kerangka kerja manajemen risiko Perusahaan dan proses yang ada untuk
melindungi aset Perusahaan dan mengelola risiko material yang dihadapi Perusahaan;
5. Monitoring praktik akuntansi dan pelaporan keuangan Perusahaan dan meninjau kontrol
keuangan dan lainnya Perusahaan;
6. Mengawasi kepatuhan Perusahaan dengan hukum dan peraturan yang berlaku;
7. Melibatkan dalam perencanaan suksesi untuk Dewan dan peran kepemimpinan kunci di
Dewan dan Komite-komite; dan
8. Menominasikan kandidat Direktur Perusahaan dan menunjuk anggota Komite
Dalam menjalankan fungsi pengawasannya, Dewan berhak untuk mengandalkan saran,
laporan, dan pendapat manajemen, penasihat, auditor, dan pakar –pakar dari luar. Dalam hal itu,
Dewan dan Komite-komite berhak, atas biaya Perusahaan, untuk melibatkan penasihat hukum,
keuangan, atau lainnya di luar yang mereka anggap pantas, tanpa berkonsultasi atau mendapatkan
persetujuan dari pejabat Perusahaan.
Terakhir, ada dua peran utama lainnya yang merupakan bagian dari tata kelola perusahaan
McDonald yang merupakan peran Pemimpin Perusahaan dan Peran CEO dan Manajemen. Pemimpin
Perusahaan merupakan anggota Direksi dan dapat, atau mungkin tidak, menjadi pejabat atau
karyawan Perusahaan. Ketua non-eksekutif tidak boleh menjadi pejabat atau karyawan Perusahaan.
Tugas utama Pemimpin Perusahaan adalah memimpin dan mengawasi Dewan Direksi. Pemimpin
Perusahaan harus memfasilitasi arus informasi yang terbuka antara manajemen dan Dewan, dan
harus memimpin evaluasi kritis terhadap manajemen, praktik, dan kepatuhan Perusahaan terhadap
9. 8
rencana dan tujuan strategis Perusahaan. Sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga Perusahaan,
Pemimpin Perusahaan harus memimpin semua rapat Dewan dan pemegang saham. Pemimpin
Perusahaan dalam konsultasi dengan CEO, juga harus menetapkan agenda untuk setiap pertemuan
Dewan.
Peran CEO dan Manajemen - Bisnis Perusahaan dijalankan oleh karyawan dan pejabatnya, di
bawah arahan manajemen senior dan dipimpin oleh CEO. Dalam menjalankan bisnis Perusahaan,
CEO dan manajemen senior bertanggung jawab kepada Dewan dan akhirnya kepada pemegang
saham. Tanggung jawab utama manajemen meliputi operasi sehari-hari bisnis Perusahaan,
perencanaan strategis, penganggaran, pelaporan keuangan dan manajemen risiko; dan dalam
memenuhi tanggung jawab tersebut, manajemen harus menyeimbangkan hubungan unik antara dan
di antara karyawan, waralaba, dan pemasok Sistem McDonald.
Tata Kelola Perusahaan McDonald berfokus memastikan keputusan dibuat secara efektif dalam
memfasilitasi perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Dewan adalah badan utama untuk
membuat keputusan bagi perusahaan. Oleh karena itu, kandidat dewan sepenuhnya menyaring dan
diuji berdasarkan karakteristik etis sebelum menjadi anggota. Selain itu, ada badan lain selain Dewan
adalah Pemimpin Perusahaan, CEO dan Manajemen. Pemimpin Perusahaan bertindak secara
independen untuk mengawasi Dewan serta hubungan antara Dewan dan manajemen. CEO dan
Manajemen bertanggung jawab atas operasi perusahaan sehari-hari. CEO mengawasi fungsi
manajemen sementara mereka berdua, CEO dan Manajemen, bertanggung jawab kepada Dewan
dan pemegang saham. Oleh karena itu, tata kelola perusahaan McDonald lebih menekankan pada
keputusan pengawasan antara berbagai tingkat dalam organisasi seperti dari ketua, Dewan, CEO dan
Manajemen. Ini menumbuhkan keputusan etis manajer sebagai agen, di mana keputusan yang
mereka buat adalah pengawasan dari tingkat atas, CEO, Dewan dan Ketua.
4.3 Tiga Mekanisme Internal
1. Konsentrasi Kepemilikan
Hanson (et al. 2017) mendefinisikan konsentrasi kepemilikan sebagai, "jumlah pemegang
saham besar dan persentase total saham yang mereka miliki". Definisi tersebut mengakui bahwa
jumlah pemegang saham di satu perusahaan dapat lebih dari lima orang atau sekelompok orang yang
memiliki saham yang berbeda dari kepentingan perusahaan. Jumlah konsentrasi kepemilikan mungkin
berpengaruh pada manajer untuk membuat keputusan dalam hal pemilik yang berbeda mungkin
memiliki kesulitan „untuk secara efektif mengoordinasikan tindakan mereka '(Hanson, et al., 2017).
Namun, konsentrasi kepemilikan sebagai mekanisme tata kelola memainkan peran penting untuk
"mempengaruhi keputusan yang dibuat tentang strategi yang akan digunakan perusahaan dan nilai
yang diciptakan oleh penggunaannya" (Hanson, et al., 2017).
Oleh karena itu, McDonald awalnya dimulai sebagai kepemilikan individu yang dimiliki oleh
saudara Richard dan Maurice McDonald pada tahun 1940 (History McDonald's, n.d.). Konsentrasi
kepemilikan ini dimulai dari pemilik perorangan dengan fakta bahwa perusahaan baru saja dimulai. Di
10. 9
sini, ini membantu perusahaan untuk membuat keputusan yang efektif dan terlebih lagi kepemilikan
individu akan mendapat bagian tinggi dari perusahaan. Melalui merger dan akuisisi selama bertahun-
tahun, konsentrasi kepemilikan McDonald telah berkembang menjadi pemegang saham besar.
Maxfield (2016) menyatakan bahwa kepemilikan McDonald berbeda dengan waralaba karena
sekitar 82% restoran McDonald dimiliki oleh pewaralaba. Maxifield juga mengatakan bahwa McDonald
menggunakan model kepemilikan bercabang dua yang menghasilkan lebih banyak manfaat bagi
perusahaan. “Waralaba memungkinkan seseorang untuk memiliki bisnis restoran dan
mempertahankan kendali atas keputusan kepegawaian, pembelian, pemasaran dan penetapan harga,
sementara juga mendapatkan manfaat dari kekuatan merek global McDonald's, sistem operasi, dan
sumber daya keuangan. Salah satu kekuatan dari model ini adalah bahwa keahlian yang diperoleh
dari mengoperasikan restoran milik perusahaan memungkinkan McDonald's untuk meningkatkan
operasi dan kesuksesan semua restoran sementara inovasi dari franchisee dapat diuji dan, ketika
layak, diimplementasikan secara efisien di seluruh restoran yang relevan ”. Oleh (Sec.gov, 2015)
Sangat jelas bahwa menggunakan “model kepemilikan bercabang dua” oleh McDonald
Corporation telah menghasilkan banyak manfaat. Ini berarti bahwa waralaba memungkinkan agen
manajerial untuk berkonsentrasi pada operasi perusahaan sehari-hari. Di sisi lain, restoran waralaba
McDonald dapat menghasilkan cara-cara baru inovasi kepada perusahaan dan akan menghasilkan
lebih banyak keuntungan dan terhubung dengan peningkatan pangsa pemilik.
2. Dewan Direksi
Dewan Direksi adalah sekelompok individu terpilih yang memainkan peran utama untuk
memantau dan mengendalikan manajer tingkat atas perusahaan untuk menghasilkan kepentingan
terbaik bagi pemilik (Hanson, et al., 2017). Itu juga merupakan badan pengambil keputusan akhir
perusahaan serta sarana tata kelola. Dengan demikian, Dewan Direksi dianggap sebagai salah satu
dari tiga mekanisme tata kelola internal yang memainkan peran penting untuk mengawasi bisnis agar
berfungsi secara etis demi keberhasilan organisasi.
Seperti yang telah dijelaskan di bawah sifat tata kelola perusahaan McDonald, Dewan Direksi
dianggap sebagai badan pamungkas dalam pengambilan keputusan untuk perusahaan. Dewan
direksi McDonald dipilih oleh komite tata kelola dengan tujuan memilih kandidat Dewan yang memiliki
latar belakang etis dan yang bertanggung jawab dalam membuat keputusan yang berbasis etis.
Perhatian utama dari Dewan Direksi adalah mempromosikan keputusan yang adil dalam perusahaan.
Peran dewan direksi juga mengawasi perkembangan perusahaan dan mereka membuat keputusan
bukan dari sudut pandang mereka sendiri tetapi menggunakan ide-ide eksternal seperti laporan dan
pendapat manajemen, penasihat, auditor, dan pakar dari luar. Untuk membuat pengawasan yang
akurat dalam perusahaan, Dewan menggunakan ide-ide dari sumber lain daripada menerapkan
perspektif mereka sendiri yang dapat menghasilkan keputusan yang tidak dapat diandalkan. Struktur
korporasi McDonald, Dewan, mengawasi hubungan antara manajemen dan CEO. Di sini, Dewan
11. 10
harus memastikan bahwa hubungan tersebut harus konstruktif dalam hal melaksanakan tugas secara
terencana.
Sangat jelas, bahwa Direksi bertindak atas nama kepentingan pemilik di mana mereka
memainkan peran pengawasan seluruh perusahaan. Dengan demikian, peran dewan direksi secara
efektif menyelaraskan kepentingan agen manajerial untuk fakta bahwa itu berurusan dengan masalah
yang diatasi oleh agen manajerial dalam menjalankan fungsinya. Selain itu, Dewan Direksi
memastikan bahwa agen manajerial harus diperlakukan dengan baik oleh CEO di mana mereka
dianggap sebagai penyebab utama produktivitas dan profitabilitas perusahaan. Dewan Direksi juga
memainkan peran untuk menyelaraskan kepentingan pemilik perusahaan dengan bertindak atas
nama kepentingan pemilik. Dengan demikian, Dewan Direksi bertujuan untuk mencapai tujuan
strategis perusahaan
3. Kompensasi Eksekutif
Mekanisme tata kelola internal adalah Kompensasi Eksekutif. Eksekutif mengacu pada manajer
tingkat atas, dan terutama CEO, yang melaksanakan keputusan yang dibuat dari Dewan. Mereka juga
berurusan dengan staf dalam operasi sehari-hari perusahaan serta bertanggung jawab atas kinerja
perusahaan. Kompensasi Eksekutif didefinisikan sebagai “mekanisme tata kelola yang berupaya
menyelaraskan kepentingan manajer dan pemilik melalui gaji, bonus, dan kompensasi insentif jangka
panjang, seperti penghargaan dan opsi saham” (Hanson, et al., 2017).
Mekanisme di perusahaan McDonald ditujukan untuk memotivasi eksekutif yang dianggap
sebagai penyebab utama produksi dan profitabilitas yang tinggi. Komite kompensasi juga mencoba
untuk memberikan kompensasi kepada eksekutif sesuai dengan kinerjanya untuk memotivasi
eksekutif untuk mendapatkan kinerja yang tinggi dan itu akan menghasilkan keberhasilan organisasi.
Selain itu, Eksekutif adalah mereka yang memiliki keterampilan langka dan tidak ada yang bisa meniru
mereka. Dengan demikian, komite kompensasi juga menggunakan mekanisme kompensasi eksekutif
dengan cara yang lebih kompetitif daripada pesaing mereka untuk mempertahankan dan menghindari
limpasan eksekutif mereka ke perusahaan lain.
Jelas bahwa penggunaan kompensasi eksekutif memainkan peran yang sangat penting bagi
keberhasilan perusahaan. Ini karena eksekutif adalah penyebab utama pencapaian tujuan strategis
perusahaan sehingga kompensasi yang diberikan sangat penting untuk memotivasi eksekutif untuk
melaksanakan tujuan strategis. Selain itu, kompensasi eksekutif juga menyelaraskan kepentingan
pemilik perusahaan karena fakta bahwa peningkatan kinerja eksekutif dapat mendorong laba bagi
perusahaan serta meningkatkan pangsa pemilik perusahaan.
12. 11
5. KESIMPULAN
Tata kelola perusahaan dapat memainkan peran penting dalam lingkungan perusahaan yang
berubah. Keberhasilan organisasi sangat bergantung pada tata kelola perusahaan masing-masing
perusahaan. Setiap perusahaan memiliki cara tata kelola yang berbeda – beda bergantung kepada
karakterikstik atau budaya masing-masing. McDonald Corporation merupakan salah satu perusahaan
global dengan tata kelola perusahaan McDonald difokuskan pada tiga peran berbeda yaitu; peran
Dewan Direksi, peran Pemimpin Perusahaan, dan peran CEO dan Manajemen. Di sini, McDonald
percaya bahwa peran ini harus sangat penting dalam mempromosikan tata kelola perusahaan yang
baik. Tiga peran saling berhubungan satu sama lain dan lebih fokus pada mengawasi tindakan yang
akan dilakukan dari satu sama lain. Peran Pemimpin Perusahaan adalah mengawasi Dewan dan
memastikan bahwa Dewan mengambil keputusan secara adil. Peran Dewan adalah untuk mengawasi
peran CEO dan Manajemen dengan memastikan bahwa mereka menghasilkan hubungan yang baik
antara mereka dan staf mereka. Ini menjelaskan bahwa pengawasan di Perusahaan McDonald‟s telah
dilakukan dari atas (Pemimpin Perusahaan) ke tingkat rendah (CEO dan Manajemen). Oleh sebab itu,
Pemimpin Perusahaan, Dewan, CEO dan Manajemen menjalani peran mereka di mana mereka tahu
fungsi mereka dipantau dari atas. Apabila pada tingkat bawah tidak menjalankan peran/tugasnya
dengan baik, tingkat atas dapat membuat keputusan apakah akan menghentikan mereka atau
memperingatkan agar menjalankan peran sesuai dengan harapan.
Selain itu, ada tiga jenis mekanisme tata kelola yang juga dibahas dalam makalah yang
memainkan peran penting untuk menyelaraskan kepentingan agen manajerial dan pemilik
perusahaan. Mekanisme tata kelola tersebut dikenal sebagai Konsentrasi Kepemilikan, Dewan Direksi
dan Kompensasi Eksekutif. Ketiga mekanisme itu secara efektif mendorong profitabilitas perusahaan
dan terutama memastikan bahwa kepentingannya sejalan dengan agen manajerial dan pemilik
perusahaan. Konsentrasi pemilik pada korporasi McDonald adalah fokus pada 'model kepemilikan
bercabang dua' berarti bahwa perusahaan dibagi menjadi dua, McDonald dan Waralaba. Ini
memungkinkan agen manajerial di setiap restoran waralaba untuk fokus pada operasi perusahaan.
Selain itu, McDonald dapat memperoleh cara yang lebih inovatif dari restoran waralaba. Mekanisme
tata kelola lain yaitu Direksi telah menyelaraskan kepentingan agen manajerial dalam hal memastikan
bahwa agen manajerial tidak diperlakukan dengan buruk oleh CEO serta membantu dan membantu
agen manajerial dari masalah yang mereka atasi. Direksi juga menyelaraskan kepentingan pemilik
perusahaan di mana peran utama mereka adalah bertindak atas nama kepentingan terbaik pemilik,
dengan demikian, mereka mengawasi bahwa perusahaan telah mencapai tujuan strategis. Terakhir,
kompensasi eksekutif juga menyelaraskan kepentingan agen manajerial dengan memberikan
kompensasi yang sesuai dengan kinerjanya.
Kompensasi eksekutif juga memotivasi eksekutif untuk melaksanakan tugas yang diberikan
juga untuk berkinerja baik untuk mendapatkan kompensasi yang sangat tinggi. Kompensasi eksekutif
adalah menyelaraskan kepentingan pemilik perusahaan dalam hal memotivasi agen manajerial untuk
melaksanakan tugas mereka akan memberikan produktivitas dan profitabilitas yang tinggi kepada
perusahaan dan itu juga akan meningkatkan pangsa pemilik. Oleh karena itu, tata kelola perusahaan
13. 12
adalah proses yang berkelanjutan dan perusahaan harus memastikan bahwa peninjauan kembali
prinsip-prinsip tata kelola dilakukan setiap tahun untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah
dan juga untuk berhasil dalam lingkungan yang kompetitif.
14. 13
DAFTAR RUJUKAN
Hapzi Ali, 2016. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana
Hanson, D., Hitt, M. A., Ireland, R. D. & Hoskisson, R. E., 2017. Strategic Management
Competitiveness & Globalisation. Australia: Cengage Learning Australia Pty Limited.
https://corporate.mcdonalds.com/corpmcd/investors-relations/governance-principle-policies-and-
guidelines. html (17 Desember 2019].
https://www.researchgate.net/publication/320450619, IAONIBUTINA TIRINTETAAKE (2017)
ASSIGNMENT 2_McDonald‟s Corporate Governance (03 Desember,2019].
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006). Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia. Jakarta
Marsella, L. (2013). Penerapan Good Corporate Governance pada Perusahaan Keluarga PT. Dai
Knife. Agora, 1(3), 1476-1483.
Preston, N., 2014. Understanding Ethics. 4th ed. Sydney: The Federation Press
Syakhroza, Akhmad. 2002. Best Practice Good Corporate Governance dalam Konteks Kondisi Lokal
Perbankan Indonesia. Manajemen Usahawan Indonesia.,No.06/TH.XXXII, Juni.
Solomon, J.F., Solomon, A., and Park, C. 2002. The role of institutional investors in corporate
governance reform in South Korea: Some empirical evidence. Corporate Governance: An
InternationalReview,10(3),July:211-224.