SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Psikologi Industri dan Organisasi
Bab 7 perkembangan dan budaya organisasi
oleh : Ashar Sunyoto Munandar
Dosen Pengampu : Zainun Mu’Tadin S.Psi., M.Psi.
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Persada Indonesia
2023
Anggota kelompok :
• Aura Langit Putri Imada (2224090072)
• Dwi Cempaka (2224090041)
• Hasya Prana Tita (2224090106)
• Rahma Al Zahra (2224090092)
• Wanda Amari Putri (2224090025)
1. Pengantar
2. Pegertian dan
Rancangan Organisasi
2.1 Pengertian Organisasi
a. Kemajemukan
b. Formalisasi
c. Pemusatan
2.2 Rancangan Organisasi
a) Struktur Sederhana
b) Biroksasi
c) Struktural Matriks
3. Jenis – Jenis
Organisasi
a) Mekanistik
b) Organik
c) OCDT
d) OCDP
5. Budaya Organisasi
5.1 Pengertian Budaya Organisasi
5.2 Sumber – sumber Budaya Organisasi
5.3 Model Cagliardi
5.4 Ciri – ciri Budaya Organisasi
a) O’Reilly,Chatman,Caldwell
b) Robbins
5.5 Jenis Budaya Organisasi
a) Charismatic vs Selfsuffcient Cltrs
b) Paranoid vs Trusting Cltrs
c) Avoidant vs Achievement Cltrs
d) Politicized vs Focused Cltrs
e) Bureaucratic vs Creatice Cltrs
5.6 Manifestasi Budaya Organisai
5.7 Budaya Organisasi dan unjuk kerja
5.8 Budaya Pembelajaran
4. Pengembangan
Organisasi
4.1 Pengertian Pengembangan Organisasi
4.2 Teknik – Teknik interverensi
a) Balikan Survei
b) Konsultasi Proses
c) Team Building
1.Pengantar
Telah diuraikan kemungkinan pertumbuhan dari organisasi, melalui satu ‘cetak biru’ langsung menjadi
organisasi yang lengkap, dengan struktur dan kebijaksanaan organisasi, dan pertumbuhan melalui usaha
perorangan (usaha catering) yang tumbuh makin lama makin menjadi besar, terjadi diferensiasi pekerjaan
mendatar dan tegak, sehingga organisasi menjadi lebih majemuk.Dalam interaksi organisasi (sebagai sistem
terbuka) dengan lingkungannya organisasi menghadapi berbagai persoalan, terutama jika lingkungannya
merupakan lingkungan yang tidak stabil, berkembang terus. Terhadap lingkungan yang berubah-ubah ini
organisasi perlu menyesuaikan diri dengan menjawab/mengatasi masalah-masalahnya. Di samping itu, pada
saat yang sama organisasi juga menghadapi masalah-masalah internal, yang mengharuskan organisasi
mengatasinya sehingga tetap terjadi satu keterpaduan dalam berfungsinya organisasi.Mengatasi masalah-
masalah eksternal dan internal tersebut organisasi perlu memiliki kemampuan untuk itu, bila ingin tetap
mempertahankan diri, bahkan jika ingin terus tumbuh.
2.Pengertian Dan Rancangan Organisasi
2.1 Pengertian Organisasi
Organisasi terdiri dari kelompok orang orang, atau dapat juga terdiri dari kelompok
kelompok tenaga kerja untuk mencapai tujuan organisasinya. Pengembangan dan pertahanan
pola pola perilaku tersebut, untuk mencapai tujuan organisasi, akan tetap berlangsung,
meskipun orang orang atau anggota organisasi berubah ubah. Tiga dimensi dari organisasi
ialah kemajemukan (complexity),formalisasi (formalization), dan pemusatan (centralization)
A. Dengan kemajemukan diartikan beragamnya kegiatan, fungsi, pekerjaan dan jumlah lapis dalam
organisasi. Organisasi perusahaan yang dikembangkan berdasarkan satu cetak biru dalam contoh di atas Bab
6, 1, lebih majemuk cirinya daripada organisasi usaha catering dari Ibu Tuti. Dalam organisasi yang lebih
majemuk akan dijumpai masalah-masalah kendali dan koordinasi yang lebib banyak. Makin berkembangnya
perusahaan catering Ibu Tuti terjadi pembedaan mendatar dan tegak. Pada pembedaan mendatar terjadi
pengkhususan kerja work specialization, tugas-tugas dalam organisasi dipisah-pisahkan kedalam pekerjaan-
pekerjaan. yang lebih Khusus pekerjaan mernasak, misalnya pemasak makanan Eropa, pemasak makanan
Jepang, pemasak makanan Cina dan sebagainya, juga terjadi departemen-talization, pekerjaan-pekerjaan
dikelompokkan fungsi tertentu ada bagian belanja, bagian masak, bagian distribusi, bagian keuangan. Pada
pembedaan teak terjadi penambahan tingkat organisasi, sekelompok pekerja di supervisi diselia oleh seorang
supervisor misalnya, mandor, kepala seksi, sekelompok supervisor dipimpin oleh seorang manajer.
B) Formalisasi atau formalization mengacu pada adanya kebijakan, prosedur, dan aturan yang membatasi
pilihan dari para anggotanya. Para anggotanyatenaga kerjanya diharapkan berperilaku sesuai dengan
kebijakan, prosedur dan aturan yang berlaku, ada. Makin organisasi formalized, makin terbatas kebebasan
anggota untuk mengambil keputusan. Selama organisasi mash merupakan organisasi kecil atau usaha
perorangan, maka derajat formalisasinya masih rendah. Makin organisasi menjadi besar, makin majemuk
organisasinya, cenderung makin besar pula derajat formalisasinya. Ada pekerjaan-pekerjaan tertent yang
memang perlu diformalisasi, perlu ada aturan-aturan tertentu yang harus diikuti. Namun ada kelompok
pekerjaan lain yang pelaksanaan tugas-tugas pekerjaannya tidak dapat diatur secara ketat, Misalnya para
medical representatives, yang harus bertemu dengan dokter-dokter gura mempromosikan obat. Hanya ada
beberapa peraturan umum yang perlu diikuti, selebihnya diserahkan kepada mereka bagaimana mereka dapat
meyakinkan para dokter akan kemanjuran obat yang mereka jual, sehingga para dokter mau menyarankan
pasien untuk menggunakan obat tersebut. Pemusatan atau centralization berkaitan dengan penyebaran dari
daya power dan wewenang authority. Pada centralized organizations, daya power dan wewenang authority
ada pada kedudukan tinggi dalam organisasi.
2. 2. Rancangan Organisasi
Ada tiga rancongan design organisasi yang umum, yaitu rancangan organisasi dengan struktur sederhana,
rancangan organisasi birokrasi(bureaucracy), dan organisasi dengan struktur matriks.
A. Rancangan Organisas lization yang sedikit, span of control yang lebar, kewenangan di- Dengan struktur
yang secderhana dirandai olek departeran di pegang terpusat peda satu orang, dan formalisasi sedikit.
Rancangan ini biasanya dapat ditemukan pada organisasi usaha yang kecil, dimana pemimpinnya juga
menjadi pemilik. Misalnya pedagang-pedagang batik, saha menjahit pakaian. Perusahaan yang formalisasinya
sedikit dinamakan juga organisasi organik, sedangkan perusahaan yang banyak formalisasinya disebut
organisasi mekanistik. Rancangan dengah struktur sederhana kekuatannya terletak pada kesederhanaannya.
Mampu bertindak cepat, lentur dan tidak mahal dalam pemeliharaannya. Jika usahanya berkembang makin
besar, maka struktur yang sederhana in tidak dapat dipertahankan. Jumlah pegawai sampai 50-100 orang sulit
bagi pemilik untuk mempertahankan struktur, sederhana ini.
B. Birokrasi Adalah satu struktur dengan tugas-tugas yang beroperasi sangat rutin yang dicapai melalui
spesialisasi. Pelaksanaan tugas-tugas administrasi kepegawaian misainya, tugas penghitungan penggajian setiap
bulan ditambah dengan tambahan insentif yang dihitung berdasarkan peraturan-peraturan tertentu, yang tell
diformalisasi, merupakan tugas rutin yang setiap bulan harus dilakukan. Di samping it dapat ditemukan tugas-
tugas yang dikelompokkan ke dalam bagian-bagian fungsional tertentu, misalya bagian produksi, bagian
distribusi, bagian keuangan, bagian akuntansi dan sebagainya. Ke-wenangannya terpusat, span of control sempit,
Froses pengambilan keputusan mengikuti rantai komando. Pengambilan keputusan pada tingkat organisasi yang
rendah harus diminta persetujuan ole atasan sesuai dengan rantai komando. Misalnya, persetujuan untuk mence-
tak formulir laporan kuangan di percetakan tertentu dimintakan izin . dan persetujuanmya-melalui kepala
departemen, kepala divisi dan akhirnya direktur. Kekuatan utama dari organisasi berstruktur birokrasi terletak
dalam kerampuannya untuk melakukan kegiatan-kegiat-an yang distandardisasi dengan cara yang sangat efisien
misalnya, penyusunan laporan keuangan setiap bulan. Selanjutnya dalam organisasi birokrasi dapat bekerja
tenaga-tenaga yang tidak perl highly talented, karena pelaksanaan tugas sudah mengikuti peraturan-peraturan
yang telah diformalisasi dan distandardisasi.
C. Struktur Matriks Merupakan rancangan organisasi lain yang
populer. Bila pada kedua rancangan organisasi di atas berlaku
prinsip one man, one boss, setiap bawahan hanya memiliki satu
atasan. Pada struktur matriks, setiap bawahan memiliki dua
atasan. Matriks mengkombinasi dua bentuk departementalisasi,
yaitu fungsional dan produk.
3.Jenis Jenis Organisasi
Tosi ,Rizzo,Carrol membedakan empat jenis generic organisasi.
Yaitu :
3.1 Organisasi Mekanistik (OM)
3.2 Organisasi Organik (OO)
3.3 Organisasi campuran dengan Dominansi Teknologi (OC-DT)
3.4 Organisasi campuran dengan dominansi Pasar (OC-DP).
4. Pengembangan Organisasi
• 4.1 Pengertian Pengembangan Organisasi
Agar dapat mempertahankan diri dan mengatasi baik masalah-masalah eksternal maupun masalah-masalah
internal maka organisasi dapat melakukan pengembangan organisasi (PO).
perusahaan yang produknya tidak laku, perusahaan jasa yang jasa-jasanya dianggap tidak bermanfaat akan
tidak mampu meneruskan usahanya untuk dapat mempertahankan diri titik untuk dapat terus mengembangkan
diri haruslah organisasi mampu menghadapi dan mengatasi masalah-masalah lingkungannya di satu pihak.
mampu memadukan (mengintegrasikan) Kelompok-kelompok kerja yang membentuk dirinya di lain pihak
titik organisasi harus dapat berfungsi efektif.
• pengembangan organisasi dirumuskan dalam beberapa cara. definisi yang paling
sering dikutip ialah bahwa pengembangan organisasi adalah upaya 1. yang
direncanakan 2. yang dampaknya mencakup seluruh organisasi dan 3. yang di
Manajemen oleh 4.Puncak untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan
organisasi melalui 5. interferensi intervensi yang direncanakan ke dalam proses-
proses organisasi dengan menggunakan pengetahuan ke perilakuan.
• Pengembangan Organisasi adalah Suatu proses sadar dan terencana untuk
mengembangkan Kemampuan suatu organisasi sehingga mencapai dan
mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi yang diukur berdasarkan efisiensi
efektivitas dan kesehatan.
• Efisiensi dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan Keluaran dan
dirumuskan sebagai minimarx masukkan minimum dan keluaran maksimum.
sedangkan efektivitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai
tujuannya artinya sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Efektivitas dapat dirumuskan sebagai maksimax. memaksimumkan tujuan dan
memaksimumkan pencapaian tujuan.
Kesehatan Organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para
anggotanya dengan organisasi 1 organisasi yang sehat memiliki tiga ciri pokok.
pertama terdapat suatu pemaduan yang efektif antara tujuan individu dan tujuan
organisasi. kedua pemaksimuman kemampuan individu dan organisasi memecahkan
masalah. ketiga suasana mendorong pertumbuhan individual dan organisasi.
Dari sudut pandang dan pendekatan yang lain berbicara tentang kesehatan organisasi
dan menetapkan kriteria dari Kesehatan sebagai berikut 1. kemampuan menyesuaikan
diri 2. rasa satu identitas 3. kemampuan untuk menguji kenyataan 4. pemaduan
4.2 Teknik – Teknik Intervensi
Ada berbagai macam teknik intervensi yang digunakan dalam pengembangan organisasi A. Teknik balikan
survei B. konsultasi proses, dan C. teknik pembentukan tim
A. Teknik balikan survey
balikan survei pada umumnya merupakan upaya bersama antara organisasi dan konsultasi perilaku
organisasi dalam mengembangkan kuesioner, menggunakannya untuk mengumpulkan data tentang
organisasi menganalisis data dan menginterpretasikannya, serta menggunakan interpretasi sebagai dasar
untuk perubahan.
balikan survei dilaksanakan dalam Tiga Langkah pertama informasi mengenai perusahaan dikumpulkan
melalui suatu survei kedua hasil survei dilaporkan kepada satuan-satuan kerja organisasi sebagai balikan
ketiga satuan-satuan kerja organisasi memeriksa data survei dan mempertimbangkan tindakan korektif
yang akan diambil di masa depan.
agar balikan survei bermanfaat dalam pengembangan organisasi satuan kerja harus: satu menunjang
terima data survei sebagai Absah kedua menunjang terima tanggung jawab untuk perannya dalam
membantu menciptakan masalah yang ditemukan oleh survei ketiga mengikat diri untuk menyelesaikan
masalah-masalah tersebut.
B. Konsultasi Proses
Peningkatan efektivitas dalam proses-proses manusia merupakan kunci dari pengembangan organisasi.
penggunaan teknik konsultasi proses direncanakan untuk memberi klien pengertian akan apa yang terjadi di
sekitarnya dan antara dia dan orang lain. khususnya yang penting adalah tindakan-tindakan manajer dan
dampaknya terhadap mereka dengan siapa dia bekerja.
tujuan konsultan dalam konsultasi proses ada tiga tujuan pertama ialah membuat kelompok lainnya sadar akan
berbagai proses yang mereka gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan untuk menunjukkan bagaimana mereka
bekerja tujuan kedua ialah untuk menyadarkan klien akan akibat-akibat Proses penting ini bagi pekerjaan kelompok
untuk menunjukkan Bagaimana cara mereka mempengaruhi Pelaksanaan kerja. ketiga memberikan kelainan
beberapa proses alternatif cara baru untuk melakukan pekerjaan yang mungkin akan dicoba oleh kelompok itu.
C. Pembentukan Tim
pembentukan tim dapat dipandang sebagai Gabungan dua teknik intervensi dari PO, yaitu
gabungan dari teknik berikan survei dan teknik konsultasi.
pembentukan tim merupakan suatu proses diagnosis dan peningkatan efektivitas suatu kelompok
kerja pribadi di dalamnya. terutama peranan pemimpin dalam hubungannya dengan anggota
kelompok lainnya.
membutuhkan Tim pada umumnya berupaya untuk memperkuat identifikasi diri anggota tim
dengan kelompok kerjanya, Membantu kelompok untuk Belajar berfungsi secara lebih efektif dan
meningkatkan keterpaduan antara kelompok-kelompok kerja yang ada dalam keseluruhan
organisasi.
Agar pembentukan tim berhasil maka organisasi harus menerimanya sebagai program intervensi
jangka panjang karena itu, Upaya ini perlu ditunjang oleh manajemen puncak dan para anggota
dari setiap kelompok.
tiga jenis intervensi pembentukan Tim 1. teknik Analisis -peran 2. pertemuan diagnostik
kelompok keluarga dan 3. pertemuan pembentukan tim kelompok keluarga.
5. Budaya Organisasi
5.1. Pengertian Budaya Organisasi
Bagian pertama dari definisi Schein menjelaskan bagaimana budaya organisasi terbentuk, bagian kedua menjelaskan
bagaimana budaya organisasi dipertahankan.Dapat lebih jauh disimpulkan bahwa budaya organisasi dapat berubah, yaitu
bila asumsi dasar yang digunakan dalam memecahkan masalah (eksternal dan internal) ternyata tidak absah dan perlu
diganti dengan asumsi dasar lain. Schein selanjutnya membedakan budaya organisasi ke dalam tiga tingkat.Tingkat
pertama ialah tingkat 'perilaku dan artifact'. Tingkatan ini adalah tingkatan yang dapat diamati. Perilaku orang dapat kita
amati. Perilaku otoriter, perilaku luwes, perilaku keras.tingkat kedua dari budaya perusahaan. Tingkat ini tidak dapat
terlihat. Nilai-nilai terungkap melalui pola-pola perilaku tertentu.Tingkat yang ketiga adalah tingkat yang paling dalam,
yang mendasari nilai-nilai, yaitu tingkat keyakinan (beliefs), yang terdiri dari berbagai asumsi dasar.Budaya organisasi
adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-poia tertentu yang ada dalam organisasi atau yang
ada pada bagian-bagian organisasi.
Budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-poia
tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. Merupakan satu
mental programming dari organisasi, yang merupakan pencerminan dari 'modal' kepribadian
organisasi. 'Modal' kepribadian organisasi ialah derajat homogenitas dan kekuatan dari satu
orientasi kepribadian khu- sus dalam satu organisasi. Modal organization personality dihasilkan.
oleh empat faktor:
1. Orang mengembangkan nilai-nilai selama sosialisasi untuk dapat mengakomodasi terhadap
jenis-jenis organisasi di masyarakat (dalam rangka pemasaran produk/jasa yang dihasilkan).
2. Proses seleksi men-screen-out mereka yang tidak cocok dan sosialisasi organisasi mengubah
mereka yang masuk organisasi (para karyawan memiliki nilai-nilai utama yang sama).
3.Rewards dalam organisasi secara selektif mengukuhkan kembali perilaku dan sikap-sikap
tertentu saja (perilaku yang didasari nilai-nilai utama saja yang mendapat imbalan).
4. Keputusan untuk promosi biasanya memperhitungkan unjak ker- ja dan kepribadian dari calon.
5.2. Sumber- sumber Budaya Organisasi
Tosi, Rizzo, Carroll (1994) raengatakan bahwa burlaya organisasi
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:
• pengarah umum dari luar yang luas
• pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat (societal values)
• faktor-faktor spesifik dari organisasi
• nilai-nilai dasar dari koalisi dominan.
5.3. Model Cagliardi
Tosi, Rizzo, Carroll (1994) membahas model dari Cagliardi. Model ini menunjukkan terbentuknya budaya
organisasi dan bagaimana budaya organisasi dapat bertahan:
A. Nilai-nilai Dasar dari Koalisi Dominan (Basic Values of the Dominant Coalition)Sumber dari budaya
organisasi ialah nilai-nilai dasar dari koalisi dominan, yaitu kelompok yang memiliki kekuasaan dan
kendali yang paling banyak (pimpinan puncak perusahaan). Nilai-nilai dapat berasal dari pendiri/founder
yang mencerminkan fundamental beliefs-nya (keyakinan-keyakinan dasarnya) tentang apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa yang harus melakukan, dan cara memperlakukan para
anggotanya. Pada saat mulai terbentuknya organisasi (misalnya, usaha catering Ibu Tuti) sistem nilai
pribadi pemimpin sangat menentukan dapat berlanjut tidaknya organisasi yang dipimpin.
B) Strategi Primer (The Primary Strategy)Strategi primer dari koalisi dominan adalah
mempertahankan jati diri (identitas) budayanya, dengan cara menyebarluaskan nilai- nilai
dominannya. Sejauh strategi ini berhasil, koalisi dominan akan mampu mempertahankan besarnya
kekuasaan dan kendalinya, karena perangkat nilai ini adalah rasionalisasi dan pembenaran/jus- tifikasi
dari kebijakan, praktek-praktek dan keputusan-keputusan organisasi yang penting, seperti promosi
untuk jabatan utama, pemilihan dari produk atau jasa, dan seleksi dari relung-relung (niches) strategik.
C) Strategi Sekunder (Secondary Strategies)Strategi primer diimplementasi dengan menerjemahkan
nilai- nilai dari koalisi dominan kedalam praktek, kebijakan dan produk atau jasa organisasi. Yang
lebih khusus, seperti kebijakan, praktek dan pedoman yang terarah pada bidang-bidang seperti pilihan
dari pasar, cara-cara bersaing, orientasi tenaga kerja, dan pandangan tentang kendali/kontrol disebut
strategi sekunder
5.4. Ciri Ciri Budaya Organisasi
Budaya organisasi yang dapat diamati ialah pola-pola perilaku yang merupakan manifestasi atau ungkapan-ungkapan dari
asumsi- asumsi dasar dan nilai-nilai. O'Reilly, Chatman. dan Caldwell menemukenali ciri-ciri budaya organisasi sebagai
berikut: Inovasi dan pengambilan risiko (innovation and risk taking).
1. Mencari peluang baru, mengambil risiko, bereksperimen, dantidak merasa terhambat oleh kebijakan dan praktek-praktek
formal.
2. Stabilitas dan keamanan (stability and security). Menghargai hal-hal yang dapat diduga sebelumnya (predictability),
keamanan, dan penggunaan dari aturan-aturan yang mengarahkan perilaku.
3. Penghargaan kepada orang (respect for people). Memperlihatkan toleransi, keadilan dan penghargaan terhadap orang lain.
4. Orientasi hasil (outcome orientation)Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi terhadap hasil, capaian dan Tindakan
5. Orientasi tim dan kolaborasi (team orientation and collabo ration). Bekerja bersama secara terkoordinasi dan berkolaborasi.
6. Keagresifan dan persaingan (aggressiveness and competition). Mengambil tindakan-tindakan tegas di pasar-pasar dalam
meng- hadapi para pesaing
Robbins (1998) menyatakan bahwa hasil-hasil penelitian yang mutakhir menemukan bahwa ada tujuh ciri-ciri
utama yang, secara keseluruhan, mencakup esensi dari budaya organisasi. Ketujuh ciri- ciri tersebut adalah:
1. Inovasi dan pengembilan risiko. Sejauh mana karyawan didukunguntuk menjadi inovatif dan berani
mengambil risiko.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan
perhatian terhadap detail.
3. Orientasi ke keluaran. Sejauh mana manajemen lebih berfokus pada hasil-hasil dan keluaran daripada kepada
teknik-teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai keluaran tersebut.
4.Orientasi ke orang. Sejauh mana keputusan-keputusan yang di-ambil manajemen ikut memperhitungkan
dampak dari keluarannyaterhadap para karyawannya.
5. Orientasi team. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja lebih dior- ganisasi seputar kelompok-kelompok
(teams) daripada seputar perorangan.
6. Keagresifan. Sejauh mana orang-orang lebih agresif dan kompetitif daripada santai.
7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan keorganisasian lebih menekankan status quo dibandingkan dengan
pertumbuhan.
5.5. Berbagai Jenis Budaya Organisasi
Tosi, Rizzo, Carroll (1994) menguraikan lima tipe budaya organisasi yang diklasifikasi
oleh Kets de Vries dan Miller, yang mereka peroleh dengan menghubungkan lima tipe
kepribadian neurotik dengan budaya organisasi (lihat Tabel 7.1). Kepribadian eksekutif
'dramatic' berkaitan dengan budaya organisasi yang 'charismatic'. Kepribadian yang
suspicious' dihubungkan dengan budaya paranoid'. Kepribadian yang depressive'
berkaitan dengan budaya 'avoidant' dan kepribadian yang detached' diasosiasikan
dengan budaya organisasi 'politicized. Yang terakhir kepribadian 'compulsive'
berhubungan dengan budaya bureaucratic'. Mereka katakan bahwa kadangkala
bukannya kepribadian neurotik dari eksekutif yang menciptakan budaya organisasi, tapi
sebaliknya, situasi organisasi dapat menjadikan manajer neurotis
5.6. Manifestusi/Ungkapan dari Budaya Organisasi
konsep-konsep, makna, pesan-pesan yang mencerminkan budaya organisasi dapat ditemukan dalam
praktek-praktek organisasi seperti: (a) rancangani organisasi (organization design); (b) strategi sosialisasi;
(c) pembedaan kelas; (d) ideologi (adi cita); (e) mythe dan simbol-simbol; (f) bahasa; dan (g) ritual dan
seremoni (Tosi Rizzo, Carroll, 1994).a. Rancangan Organisasib. Strategi Seleksi dan Sosialisasic.
Pembedaan Kelasd. Ideologi (Adi Cita)e. Myth dan simbol-simbolSatu Myth (Tosi, Ruzzo, Carroll, 1994)
adalah:"a dramatic narrative of imagined eventsusually to explain origins of transformations of something.
(It is also) an unquestionned belief about practical benefits of certain techniques and behavior tha: is not
Supported by demonstrated fact".f. Bahasag. Ritual dan SeremoniRitual (Tosi, Ruzzo, Carroll, 1994)
adalah:"relativel, elaborate, dramatic, planned sets of activities that consolidate various forms of cultural
expressions into one event, which are carried out through social interactions, usually for the benefit of an
audience.(A seremonial is) a system at several rites connected with an occasion or event."
5.7 Budaya Organisasi dan Unjuk Kerja Schein dalam definisinya tentang budaya
organisasi antara lain mengatakan bahwa budaya organisasi adalah shared basic assumption yang dipelajari
ketika organisasi memecahkan masalah eksternal dan internal yang dianggap valid.Kotter dan Heskett
melakukan empat kajian untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara budaya perusahaan dengan
unjuk kerja ekonomik jangka panjang, untuk menjelaskan corak dan alasan- alasan dari hubungan-hubungan
tersebut, dan untuk menemukan apakah dan bagaimana hubungan tersebut dapat dimanfaatkan untuk
menunjang unjuk kerja satu perusahaan.Dari kajian yang luas dari Kotter dan Heskett dapat secara ringkas
disimpulkan bahwa:1. Ada hubungan, meskipun tidak kuatantara budaya perusahaan yang kuat dengan unjuk
kerja ekonomik jangka waktu yang panjang.2. Budaya yang secara strategik sesuai dengan lingkungannya
mendukung unjuk kerja yang tinggi selama jangka waktu yang panjang.3. Budaya adaptif memiliki hubungan
yang kuat dengan unjuk kerja perusahaan yang baik selama jangka waktu yang panjang.4. Perusahaan-
perusahaan yang berhasil pada masa yang lampau dapat mengembangkan satu budaya yang tidak sehat yang
tidak menunjang unjuk kerja perusahaan
5.8 Budaya pembelajaran
Ramalan di dunia ini tentang globalisasi, organisasi-organisasi yang knowledge based, abad
informasi, abad biotech, dan sebagainya menurut Schein didasari oleh ketidaktahuan
bagaimana gambaran dari dunia akan datang, kecuali bahwa dunia akan berubah. Ini Schein
te- mukan pada organisasi-organisasi yang adaptif dan inovatif selama satu periode yang
panjang. Ada perhatian yang sama untuk semua orang yang berkepentingan , pe- langgan,
karyawan, suplliers dan para pemegang saham. Gejala ini juga ditemukan dalam
perusahaan-perusahaan yang adaptif dan inovatif.
Perlu mengatakan semua yang relevan dari tugas-tugas yang sedang jalan, dan perlu saling
mengatakan kebenaran . Berpikir sebab-akibat yang linear akan mencegah diagnosis yang
cermat. Dunia makin menjadi majemuk dan koordinasi dan kooperasi yang saling
tergantung makin menjadi penting. Dalam tahap unfreezing, perlu ditimbulkan kesadaran
bahwa keyakinan-keyakinan yang dimiliki merugikan dan perlu diubah.
Ada keengganan untuk mengubah keyakinan, karena keyakinan yang baru tidak diketahui apakah
hasilnya akan memuas- kan. Kalau misalnya ada keyakinan bahwa atasan yang menentukan apa
yang baik dan apa yang buruk buat kita dan hasilnya sampai sekarang dirasakan benar, maiahan
sering kita rasakan sebagai meng- untungkan kita, maka untuk mengubah keyakinan di atas menjadi
keyakinan bahwa kita sendiri yang menentukan apa yang baik dan apa yang buruk bagi kita, akan
kita tolak. Ini yang dinamakan Schein sebagai ketakutan i , ketakutan untuk berubah, karena takut
terhadap yang tidak diketahui Cara yang kedua ialah jika kita dihadapkan dengan lingkungan yang
bergejolak, yang sulit untuk diprediksi/diramalkan, sehingga masalah-masalah baru akan timbul dan
jawaban-jawaban kita men- jadi tidak tepat, maka kita sadar bahwa jika kita tidak berubah dan
belajar bagaimana belajar, akibatnya akan buruk untuk kita. Ini yang dinamakan Schein sebagai
ketakutan 2 , kesadaran bahwa untuk dapat mempertahankan hidup dan berkembang
kita harus berubah.
TERIMA
KASIH :3

More Related Content

Similar to BudayaOrganisasi

Presentation1 desain dan perilaku organisasi
Presentation1 desain dan perilaku organisasi Presentation1 desain dan perilaku organisasi
Presentation1 desain dan perilaku organisasi Habibullah Srg
 
Perkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiPerkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiNovitaRamadhani2
 
Modul 1. peng.org.unit1
Modul 1. peng.org.unit1Modul 1. peng.org.unit1
Modul 1. peng.org.unit1elearningPPM
 
Gambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasiGambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasiIrgi Mpa
 
Tugas sim, mayriana, putra yananto mihadi, pengguna dan pengembang sistem inf...
Tugas sim, mayriana, putra yananto mihadi, pengguna dan pengembang sistem inf...Tugas sim, mayriana, putra yananto mihadi, pengguna dan pengembang sistem inf...
Tugas sim, mayriana, putra yananto mihadi, pengguna dan pengembang sistem inf...may riana
 
Organisasi pendidikan
Organisasi pendidikanOrganisasi pendidikan
Organisasi pendidikanhoza imah
 
Si pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...
Si   pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...Si   pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...
Si pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...Yohanes Agung Nugroho
 
3.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...
3.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...3.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...
3.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...Yohanes Agung Nugroho
 
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.ppt
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.pptbab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.ppt
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.pptINDIRAARUNDINASARISA
 
1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptx1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptxAASagungRatu
 
Organisasi & Kelompok Kerja
Organisasi & Kelompok KerjaOrganisasi & Kelompok Kerja
Organisasi & Kelompok Kerjacahya ningsih
 
Organisasi Dan Kelompok Kerja
Organisasi Dan Kelompok KerjaOrganisasi Dan Kelompok Kerja
Organisasi Dan Kelompok Kerjadanie_dee
 
Desain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasiDesain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasiSaiful Rohman
 
Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses im...
Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses im...Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses im...
Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses im...WalillahGiasWiridian
 

Similar to BudayaOrganisasi (20)

Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 
Presentation1 desain dan perilaku organisasi
Presentation1 desain dan perilaku organisasi Presentation1 desain dan perilaku organisasi
Presentation1 desain dan perilaku organisasi
 
Perkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiPerkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya Organisasi
 
Modul 1. peng.org.unit1
Modul 1. peng.org.unit1Modul 1. peng.org.unit1
Modul 1. peng.org.unit1
 
Gambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasiGambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasi
 
Tugas sim, mayriana, putra yananto mihadi, pengguna dan pengembang sistem inf...
Tugas sim, mayriana, putra yananto mihadi, pengguna dan pengembang sistem inf...Tugas sim, mayriana, putra yananto mihadi, pengguna dan pengembang sistem inf...
Tugas sim, mayriana, putra yananto mihadi, pengguna dan pengembang sistem inf...
 
Organisasi pendidikan
Organisasi pendidikanOrganisasi pendidikan
Organisasi pendidikan
 
Si pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...
Si   pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...Si   pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...
Si pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...
 
3.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...
3.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...3.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...
3.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan s...
 
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.ppt
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.pptbab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.ppt
bab_6_PENGORGANISASIAN AZAS MANAJEMEN.ppt
 
1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptx1-2 Teori Organisasi.pptx
1-2 Teori Organisasi.pptx
 
Organisasi & Kelompok Kerja
Organisasi & Kelompok KerjaOrganisasi & Kelompok Kerja
Organisasi & Kelompok Kerja
 
Organisasi Dan Kelompok Kerja
Organisasi Dan Kelompok KerjaOrganisasi Dan Kelompok Kerja
Organisasi Dan Kelompok Kerja
 
Desain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasiDesain dan struktur organisasi
Desain dan struktur organisasi
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses im...
Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses im...Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses im...
Tugas sim 9, walillah gias wiridianti, yananto mihadi putra se, msi,proses im...
 
makalah-organisasi
makalah-organisasimakalah-organisasi
makalah-organisasi
 
makalah Organisasi manajemen
makalah Organisasi manajemenmakalah Organisasi manajemen
makalah Organisasi manajemen
 
Makalah organisasi
Makalah organisasiMakalah organisasi
Makalah organisasi
 
Ima & khotidjah
Ima & khotidjahIma & khotidjah
Ima & khotidjah
 

BudayaOrganisasi

  • 1. Psikologi Industri dan Organisasi Bab 7 perkembangan dan budaya organisasi oleh : Ashar Sunyoto Munandar Dosen Pengampu : Zainun Mu’Tadin S.Psi., M.Psi. Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia 2023
  • 2. Anggota kelompok : • Aura Langit Putri Imada (2224090072) • Dwi Cempaka (2224090041) • Hasya Prana Tita (2224090106) • Rahma Al Zahra (2224090092) • Wanda Amari Putri (2224090025)
  • 3. 1. Pengantar 2. Pegertian dan Rancangan Organisasi 2.1 Pengertian Organisasi a. Kemajemukan b. Formalisasi c. Pemusatan 2.2 Rancangan Organisasi a) Struktur Sederhana b) Biroksasi c) Struktural Matriks 3. Jenis – Jenis Organisasi a) Mekanistik b) Organik c) OCDT d) OCDP 5. Budaya Organisasi 5.1 Pengertian Budaya Organisasi 5.2 Sumber – sumber Budaya Organisasi 5.3 Model Cagliardi 5.4 Ciri – ciri Budaya Organisasi a) O’Reilly,Chatman,Caldwell b) Robbins 5.5 Jenis Budaya Organisasi a) Charismatic vs Selfsuffcient Cltrs b) Paranoid vs Trusting Cltrs c) Avoidant vs Achievement Cltrs d) Politicized vs Focused Cltrs e) Bureaucratic vs Creatice Cltrs 5.6 Manifestasi Budaya Organisai 5.7 Budaya Organisasi dan unjuk kerja 5.8 Budaya Pembelajaran 4. Pengembangan Organisasi 4.1 Pengertian Pengembangan Organisasi 4.2 Teknik – Teknik interverensi a) Balikan Survei b) Konsultasi Proses c) Team Building
  • 4. 1.Pengantar Telah diuraikan kemungkinan pertumbuhan dari organisasi, melalui satu ‘cetak biru’ langsung menjadi organisasi yang lengkap, dengan struktur dan kebijaksanaan organisasi, dan pertumbuhan melalui usaha perorangan (usaha catering) yang tumbuh makin lama makin menjadi besar, terjadi diferensiasi pekerjaan mendatar dan tegak, sehingga organisasi menjadi lebih majemuk.Dalam interaksi organisasi (sebagai sistem terbuka) dengan lingkungannya organisasi menghadapi berbagai persoalan, terutama jika lingkungannya merupakan lingkungan yang tidak stabil, berkembang terus. Terhadap lingkungan yang berubah-ubah ini organisasi perlu menyesuaikan diri dengan menjawab/mengatasi masalah-masalahnya. Di samping itu, pada saat yang sama organisasi juga menghadapi masalah-masalah internal, yang mengharuskan organisasi mengatasinya sehingga tetap terjadi satu keterpaduan dalam berfungsinya organisasi.Mengatasi masalah- masalah eksternal dan internal tersebut organisasi perlu memiliki kemampuan untuk itu, bila ingin tetap mempertahankan diri, bahkan jika ingin terus tumbuh.
  • 5. 2.Pengertian Dan Rancangan Organisasi 2.1 Pengertian Organisasi Organisasi terdiri dari kelompok orang orang, atau dapat juga terdiri dari kelompok kelompok tenaga kerja untuk mencapai tujuan organisasinya. Pengembangan dan pertahanan pola pola perilaku tersebut, untuk mencapai tujuan organisasi, akan tetap berlangsung, meskipun orang orang atau anggota organisasi berubah ubah. Tiga dimensi dari organisasi ialah kemajemukan (complexity),formalisasi (formalization), dan pemusatan (centralization)
  • 6. A. Dengan kemajemukan diartikan beragamnya kegiatan, fungsi, pekerjaan dan jumlah lapis dalam organisasi. Organisasi perusahaan yang dikembangkan berdasarkan satu cetak biru dalam contoh di atas Bab 6, 1, lebih majemuk cirinya daripada organisasi usaha catering dari Ibu Tuti. Dalam organisasi yang lebih majemuk akan dijumpai masalah-masalah kendali dan koordinasi yang lebib banyak. Makin berkembangnya perusahaan catering Ibu Tuti terjadi pembedaan mendatar dan tegak. Pada pembedaan mendatar terjadi pengkhususan kerja work specialization, tugas-tugas dalam organisasi dipisah-pisahkan kedalam pekerjaan- pekerjaan. yang lebih Khusus pekerjaan mernasak, misalnya pemasak makanan Eropa, pemasak makanan Jepang, pemasak makanan Cina dan sebagainya, juga terjadi departemen-talization, pekerjaan-pekerjaan dikelompokkan fungsi tertentu ada bagian belanja, bagian masak, bagian distribusi, bagian keuangan. Pada pembedaan teak terjadi penambahan tingkat organisasi, sekelompok pekerja di supervisi diselia oleh seorang supervisor misalnya, mandor, kepala seksi, sekelompok supervisor dipimpin oleh seorang manajer.
  • 7. B) Formalisasi atau formalization mengacu pada adanya kebijakan, prosedur, dan aturan yang membatasi pilihan dari para anggotanya. Para anggotanyatenaga kerjanya diharapkan berperilaku sesuai dengan kebijakan, prosedur dan aturan yang berlaku, ada. Makin organisasi formalized, makin terbatas kebebasan anggota untuk mengambil keputusan. Selama organisasi mash merupakan organisasi kecil atau usaha perorangan, maka derajat formalisasinya masih rendah. Makin organisasi menjadi besar, makin majemuk organisasinya, cenderung makin besar pula derajat formalisasinya. Ada pekerjaan-pekerjaan tertent yang memang perlu diformalisasi, perlu ada aturan-aturan tertentu yang harus diikuti. Namun ada kelompok pekerjaan lain yang pelaksanaan tugas-tugas pekerjaannya tidak dapat diatur secara ketat, Misalnya para medical representatives, yang harus bertemu dengan dokter-dokter gura mempromosikan obat. Hanya ada beberapa peraturan umum yang perlu diikuti, selebihnya diserahkan kepada mereka bagaimana mereka dapat meyakinkan para dokter akan kemanjuran obat yang mereka jual, sehingga para dokter mau menyarankan pasien untuk menggunakan obat tersebut. Pemusatan atau centralization berkaitan dengan penyebaran dari daya power dan wewenang authority. Pada centralized organizations, daya power dan wewenang authority ada pada kedudukan tinggi dalam organisasi.
  • 8. 2. 2. Rancangan Organisasi Ada tiga rancongan design organisasi yang umum, yaitu rancangan organisasi dengan struktur sederhana, rancangan organisasi birokrasi(bureaucracy), dan organisasi dengan struktur matriks. A. Rancangan Organisas lization yang sedikit, span of control yang lebar, kewenangan di- Dengan struktur yang secderhana dirandai olek departeran di pegang terpusat peda satu orang, dan formalisasi sedikit. Rancangan ini biasanya dapat ditemukan pada organisasi usaha yang kecil, dimana pemimpinnya juga menjadi pemilik. Misalnya pedagang-pedagang batik, saha menjahit pakaian. Perusahaan yang formalisasinya sedikit dinamakan juga organisasi organik, sedangkan perusahaan yang banyak formalisasinya disebut organisasi mekanistik. Rancangan dengah struktur sederhana kekuatannya terletak pada kesederhanaannya. Mampu bertindak cepat, lentur dan tidak mahal dalam pemeliharaannya. Jika usahanya berkembang makin besar, maka struktur yang sederhana in tidak dapat dipertahankan. Jumlah pegawai sampai 50-100 orang sulit bagi pemilik untuk mempertahankan struktur, sederhana ini.
  • 9. B. Birokrasi Adalah satu struktur dengan tugas-tugas yang beroperasi sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi. Pelaksanaan tugas-tugas administrasi kepegawaian misainya, tugas penghitungan penggajian setiap bulan ditambah dengan tambahan insentif yang dihitung berdasarkan peraturan-peraturan tertentu, yang tell diformalisasi, merupakan tugas rutin yang setiap bulan harus dilakukan. Di samping it dapat ditemukan tugas- tugas yang dikelompokkan ke dalam bagian-bagian fungsional tertentu, misalya bagian produksi, bagian distribusi, bagian keuangan, bagian akuntansi dan sebagainya. Ke-wenangannya terpusat, span of control sempit, Froses pengambilan keputusan mengikuti rantai komando. Pengambilan keputusan pada tingkat organisasi yang rendah harus diminta persetujuan ole atasan sesuai dengan rantai komando. Misalnya, persetujuan untuk mence- tak formulir laporan kuangan di percetakan tertentu dimintakan izin . dan persetujuanmya-melalui kepala departemen, kepala divisi dan akhirnya direktur. Kekuatan utama dari organisasi berstruktur birokrasi terletak dalam kerampuannya untuk melakukan kegiatan-kegiat-an yang distandardisasi dengan cara yang sangat efisien misalnya, penyusunan laporan keuangan setiap bulan. Selanjutnya dalam organisasi birokrasi dapat bekerja tenaga-tenaga yang tidak perl highly talented, karena pelaksanaan tugas sudah mengikuti peraturan-peraturan yang telah diformalisasi dan distandardisasi.
  • 10. C. Struktur Matriks Merupakan rancangan organisasi lain yang populer. Bila pada kedua rancangan organisasi di atas berlaku prinsip one man, one boss, setiap bawahan hanya memiliki satu atasan. Pada struktur matriks, setiap bawahan memiliki dua atasan. Matriks mengkombinasi dua bentuk departementalisasi, yaitu fungsional dan produk.
  • 11. 3.Jenis Jenis Organisasi Tosi ,Rizzo,Carrol membedakan empat jenis generic organisasi. Yaitu : 3.1 Organisasi Mekanistik (OM) 3.2 Organisasi Organik (OO) 3.3 Organisasi campuran dengan Dominansi Teknologi (OC-DT) 3.4 Organisasi campuran dengan dominansi Pasar (OC-DP).
  • 12. 4. Pengembangan Organisasi • 4.1 Pengertian Pengembangan Organisasi Agar dapat mempertahankan diri dan mengatasi baik masalah-masalah eksternal maupun masalah-masalah internal maka organisasi dapat melakukan pengembangan organisasi (PO). perusahaan yang produknya tidak laku, perusahaan jasa yang jasa-jasanya dianggap tidak bermanfaat akan tidak mampu meneruskan usahanya untuk dapat mempertahankan diri titik untuk dapat terus mengembangkan diri haruslah organisasi mampu menghadapi dan mengatasi masalah-masalah lingkungannya di satu pihak. mampu memadukan (mengintegrasikan) Kelompok-kelompok kerja yang membentuk dirinya di lain pihak titik organisasi harus dapat berfungsi efektif.
  • 13. • pengembangan organisasi dirumuskan dalam beberapa cara. definisi yang paling sering dikutip ialah bahwa pengembangan organisasi adalah upaya 1. yang direncanakan 2. yang dampaknya mencakup seluruh organisasi dan 3. yang di Manajemen oleh 4.Puncak untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui 5. interferensi intervensi yang direncanakan ke dalam proses- proses organisasi dengan menggunakan pengetahuan ke perilakuan. • Pengembangan Organisasi adalah Suatu proses sadar dan terencana untuk mengembangkan Kemampuan suatu organisasi sehingga mencapai dan mempertahankan suatu tingkat optimum prestasi yang diukur berdasarkan efisiensi efektivitas dan kesehatan. • Efisiensi dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan Keluaran dan dirumuskan sebagai minimarx masukkan minimum dan keluaran maksimum. sedangkan efektivitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya artinya sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Efektivitas dapat dirumuskan sebagai maksimax. memaksimumkan tujuan dan memaksimumkan pencapaian tujuan.
  • 14. Kesehatan Organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para anggotanya dengan organisasi 1 organisasi yang sehat memiliki tiga ciri pokok. pertama terdapat suatu pemaduan yang efektif antara tujuan individu dan tujuan organisasi. kedua pemaksimuman kemampuan individu dan organisasi memecahkan masalah. ketiga suasana mendorong pertumbuhan individual dan organisasi. Dari sudut pandang dan pendekatan yang lain berbicara tentang kesehatan organisasi dan menetapkan kriteria dari Kesehatan sebagai berikut 1. kemampuan menyesuaikan diri 2. rasa satu identitas 3. kemampuan untuk menguji kenyataan 4. pemaduan
  • 15. 4.2 Teknik – Teknik Intervensi Ada berbagai macam teknik intervensi yang digunakan dalam pengembangan organisasi A. Teknik balikan survei B. konsultasi proses, dan C. teknik pembentukan tim A. Teknik balikan survey balikan survei pada umumnya merupakan upaya bersama antara organisasi dan konsultasi perilaku organisasi dalam mengembangkan kuesioner, menggunakannya untuk mengumpulkan data tentang organisasi menganalisis data dan menginterpretasikannya, serta menggunakan interpretasi sebagai dasar untuk perubahan. balikan survei dilaksanakan dalam Tiga Langkah pertama informasi mengenai perusahaan dikumpulkan melalui suatu survei kedua hasil survei dilaporkan kepada satuan-satuan kerja organisasi sebagai balikan ketiga satuan-satuan kerja organisasi memeriksa data survei dan mempertimbangkan tindakan korektif yang akan diambil di masa depan. agar balikan survei bermanfaat dalam pengembangan organisasi satuan kerja harus: satu menunjang terima data survei sebagai Absah kedua menunjang terima tanggung jawab untuk perannya dalam membantu menciptakan masalah yang ditemukan oleh survei ketiga mengikat diri untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
  • 16. B. Konsultasi Proses Peningkatan efektivitas dalam proses-proses manusia merupakan kunci dari pengembangan organisasi. penggunaan teknik konsultasi proses direncanakan untuk memberi klien pengertian akan apa yang terjadi di sekitarnya dan antara dia dan orang lain. khususnya yang penting adalah tindakan-tindakan manajer dan dampaknya terhadap mereka dengan siapa dia bekerja. tujuan konsultan dalam konsultasi proses ada tiga tujuan pertama ialah membuat kelompok lainnya sadar akan berbagai proses yang mereka gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan untuk menunjukkan bagaimana mereka bekerja tujuan kedua ialah untuk menyadarkan klien akan akibat-akibat Proses penting ini bagi pekerjaan kelompok untuk menunjukkan Bagaimana cara mereka mempengaruhi Pelaksanaan kerja. ketiga memberikan kelainan beberapa proses alternatif cara baru untuk melakukan pekerjaan yang mungkin akan dicoba oleh kelompok itu.
  • 17. C. Pembentukan Tim pembentukan tim dapat dipandang sebagai Gabungan dua teknik intervensi dari PO, yaitu gabungan dari teknik berikan survei dan teknik konsultasi. pembentukan tim merupakan suatu proses diagnosis dan peningkatan efektivitas suatu kelompok kerja pribadi di dalamnya. terutama peranan pemimpin dalam hubungannya dengan anggota kelompok lainnya. membutuhkan Tim pada umumnya berupaya untuk memperkuat identifikasi diri anggota tim dengan kelompok kerjanya, Membantu kelompok untuk Belajar berfungsi secara lebih efektif dan meningkatkan keterpaduan antara kelompok-kelompok kerja yang ada dalam keseluruhan organisasi. Agar pembentukan tim berhasil maka organisasi harus menerimanya sebagai program intervensi jangka panjang karena itu, Upaya ini perlu ditunjang oleh manajemen puncak dan para anggota dari setiap kelompok. tiga jenis intervensi pembentukan Tim 1. teknik Analisis -peran 2. pertemuan diagnostik kelompok keluarga dan 3. pertemuan pembentukan tim kelompok keluarga.
  • 18. 5. Budaya Organisasi 5.1. Pengertian Budaya Organisasi Bagian pertama dari definisi Schein menjelaskan bagaimana budaya organisasi terbentuk, bagian kedua menjelaskan bagaimana budaya organisasi dipertahankan.Dapat lebih jauh disimpulkan bahwa budaya organisasi dapat berubah, yaitu bila asumsi dasar yang digunakan dalam memecahkan masalah (eksternal dan internal) ternyata tidak absah dan perlu diganti dengan asumsi dasar lain. Schein selanjutnya membedakan budaya organisasi ke dalam tiga tingkat.Tingkat pertama ialah tingkat 'perilaku dan artifact'. Tingkatan ini adalah tingkatan yang dapat diamati. Perilaku orang dapat kita amati. Perilaku otoriter, perilaku luwes, perilaku keras.tingkat kedua dari budaya perusahaan. Tingkat ini tidak dapat terlihat. Nilai-nilai terungkap melalui pola-pola perilaku tertentu.Tingkat yang ketiga adalah tingkat yang paling dalam, yang mendasari nilai-nilai, yaitu tingkat keyakinan (beliefs), yang terdiri dari berbagai asumsi dasar.Budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-poia tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
  • 19. Budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-poia tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. Merupakan satu mental programming dari organisasi, yang merupakan pencerminan dari 'modal' kepribadian organisasi. 'Modal' kepribadian organisasi ialah derajat homogenitas dan kekuatan dari satu orientasi kepribadian khu- sus dalam satu organisasi. Modal organization personality dihasilkan. oleh empat faktor: 1. Orang mengembangkan nilai-nilai selama sosialisasi untuk dapat mengakomodasi terhadap jenis-jenis organisasi di masyarakat (dalam rangka pemasaran produk/jasa yang dihasilkan). 2. Proses seleksi men-screen-out mereka yang tidak cocok dan sosialisasi organisasi mengubah mereka yang masuk organisasi (para karyawan memiliki nilai-nilai utama yang sama). 3.Rewards dalam organisasi secara selektif mengukuhkan kembali perilaku dan sikap-sikap tertentu saja (perilaku yang didasari nilai-nilai utama saja yang mendapat imbalan). 4. Keputusan untuk promosi biasanya memperhitungkan unjak ker- ja dan kepribadian dari calon.
  • 20. 5.2. Sumber- sumber Budaya Organisasi Tosi, Rizzo, Carroll (1994) raengatakan bahwa burlaya organisasi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: • pengarah umum dari luar yang luas • pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat (societal values) • faktor-faktor spesifik dari organisasi • nilai-nilai dasar dari koalisi dominan.
  • 21. 5.3. Model Cagliardi Tosi, Rizzo, Carroll (1994) membahas model dari Cagliardi. Model ini menunjukkan terbentuknya budaya organisasi dan bagaimana budaya organisasi dapat bertahan: A. Nilai-nilai Dasar dari Koalisi Dominan (Basic Values of the Dominant Coalition)Sumber dari budaya organisasi ialah nilai-nilai dasar dari koalisi dominan, yaitu kelompok yang memiliki kekuasaan dan kendali yang paling banyak (pimpinan puncak perusahaan). Nilai-nilai dapat berasal dari pendiri/founder yang mencerminkan fundamental beliefs-nya (keyakinan-keyakinan dasarnya) tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa yang harus melakukan, dan cara memperlakukan para anggotanya. Pada saat mulai terbentuknya organisasi (misalnya, usaha catering Ibu Tuti) sistem nilai pribadi pemimpin sangat menentukan dapat berlanjut tidaknya organisasi yang dipimpin.
  • 22. B) Strategi Primer (The Primary Strategy)Strategi primer dari koalisi dominan adalah mempertahankan jati diri (identitas) budayanya, dengan cara menyebarluaskan nilai- nilai dominannya. Sejauh strategi ini berhasil, koalisi dominan akan mampu mempertahankan besarnya kekuasaan dan kendalinya, karena perangkat nilai ini adalah rasionalisasi dan pembenaran/jus- tifikasi dari kebijakan, praktek-praktek dan keputusan-keputusan organisasi yang penting, seperti promosi untuk jabatan utama, pemilihan dari produk atau jasa, dan seleksi dari relung-relung (niches) strategik. C) Strategi Sekunder (Secondary Strategies)Strategi primer diimplementasi dengan menerjemahkan nilai- nilai dari koalisi dominan kedalam praktek, kebijakan dan produk atau jasa organisasi. Yang lebih khusus, seperti kebijakan, praktek dan pedoman yang terarah pada bidang-bidang seperti pilihan dari pasar, cara-cara bersaing, orientasi tenaga kerja, dan pandangan tentang kendali/kontrol disebut strategi sekunder
  • 23. 5.4. Ciri Ciri Budaya Organisasi Budaya organisasi yang dapat diamati ialah pola-pola perilaku yang merupakan manifestasi atau ungkapan-ungkapan dari asumsi- asumsi dasar dan nilai-nilai. O'Reilly, Chatman. dan Caldwell menemukenali ciri-ciri budaya organisasi sebagai berikut: Inovasi dan pengambilan risiko (innovation and risk taking). 1. Mencari peluang baru, mengambil risiko, bereksperimen, dantidak merasa terhambat oleh kebijakan dan praktek-praktek formal. 2. Stabilitas dan keamanan (stability and security). Menghargai hal-hal yang dapat diduga sebelumnya (predictability), keamanan, dan penggunaan dari aturan-aturan yang mengarahkan perilaku. 3. Penghargaan kepada orang (respect for people). Memperlihatkan toleransi, keadilan dan penghargaan terhadap orang lain. 4. Orientasi hasil (outcome orientation)Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi terhadap hasil, capaian dan Tindakan 5. Orientasi tim dan kolaborasi (team orientation and collabo ration). Bekerja bersama secara terkoordinasi dan berkolaborasi. 6. Keagresifan dan persaingan (aggressiveness and competition). Mengambil tindakan-tindakan tegas di pasar-pasar dalam meng- hadapi para pesaing
  • 24. Robbins (1998) menyatakan bahwa hasil-hasil penelitian yang mutakhir menemukan bahwa ada tujuh ciri-ciri utama yang, secara keseluruhan, mencakup esensi dari budaya organisasi. Ketujuh ciri- ciri tersebut adalah: 1. Inovasi dan pengembilan risiko. Sejauh mana karyawan didukunguntuk menjadi inovatif dan berani mengambil risiko. 2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail. 3. Orientasi ke keluaran. Sejauh mana manajemen lebih berfokus pada hasil-hasil dan keluaran daripada kepada teknik-teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai keluaran tersebut. 4.Orientasi ke orang. Sejauh mana keputusan-keputusan yang di-ambil manajemen ikut memperhitungkan dampak dari keluarannyaterhadap para karyawannya. 5. Orientasi team. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja lebih dior- ganisasi seputar kelompok-kelompok (teams) daripada seputar perorangan. 6. Keagresifan. Sejauh mana orang-orang lebih agresif dan kompetitif daripada santai. 7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan keorganisasian lebih menekankan status quo dibandingkan dengan pertumbuhan.
  • 25. 5.5. Berbagai Jenis Budaya Organisasi Tosi, Rizzo, Carroll (1994) menguraikan lima tipe budaya organisasi yang diklasifikasi oleh Kets de Vries dan Miller, yang mereka peroleh dengan menghubungkan lima tipe kepribadian neurotik dengan budaya organisasi (lihat Tabel 7.1). Kepribadian eksekutif 'dramatic' berkaitan dengan budaya organisasi yang 'charismatic'. Kepribadian yang suspicious' dihubungkan dengan budaya paranoid'. Kepribadian yang depressive' berkaitan dengan budaya 'avoidant' dan kepribadian yang detached' diasosiasikan dengan budaya organisasi 'politicized. Yang terakhir kepribadian 'compulsive' berhubungan dengan budaya bureaucratic'. Mereka katakan bahwa kadangkala bukannya kepribadian neurotik dari eksekutif yang menciptakan budaya organisasi, tapi sebaliknya, situasi organisasi dapat menjadikan manajer neurotis
  • 26. 5.6. Manifestusi/Ungkapan dari Budaya Organisasi konsep-konsep, makna, pesan-pesan yang mencerminkan budaya organisasi dapat ditemukan dalam praktek-praktek organisasi seperti: (a) rancangani organisasi (organization design); (b) strategi sosialisasi; (c) pembedaan kelas; (d) ideologi (adi cita); (e) mythe dan simbol-simbol; (f) bahasa; dan (g) ritual dan seremoni (Tosi Rizzo, Carroll, 1994).a. Rancangan Organisasib. Strategi Seleksi dan Sosialisasic. Pembedaan Kelasd. Ideologi (Adi Cita)e. Myth dan simbol-simbolSatu Myth (Tosi, Ruzzo, Carroll, 1994) adalah:"a dramatic narrative of imagined eventsusually to explain origins of transformations of something. (It is also) an unquestionned belief about practical benefits of certain techniques and behavior tha: is not Supported by demonstrated fact".f. Bahasag. Ritual dan SeremoniRitual (Tosi, Ruzzo, Carroll, 1994) adalah:"relativel, elaborate, dramatic, planned sets of activities that consolidate various forms of cultural expressions into one event, which are carried out through social interactions, usually for the benefit of an audience.(A seremonial is) a system at several rites connected with an occasion or event."
  • 27. 5.7 Budaya Organisasi dan Unjuk Kerja Schein dalam definisinya tentang budaya organisasi antara lain mengatakan bahwa budaya organisasi adalah shared basic assumption yang dipelajari ketika organisasi memecahkan masalah eksternal dan internal yang dianggap valid.Kotter dan Heskett melakukan empat kajian untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara budaya perusahaan dengan unjuk kerja ekonomik jangka panjang, untuk menjelaskan corak dan alasan- alasan dari hubungan-hubungan tersebut, dan untuk menemukan apakah dan bagaimana hubungan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menunjang unjuk kerja satu perusahaan.Dari kajian yang luas dari Kotter dan Heskett dapat secara ringkas disimpulkan bahwa:1. Ada hubungan, meskipun tidak kuatantara budaya perusahaan yang kuat dengan unjuk kerja ekonomik jangka waktu yang panjang.2. Budaya yang secara strategik sesuai dengan lingkungannya mendukung unjuk kerja yang tinggi selama jangka waktu yang panjang.3. Budaya adaptif memiliki hubungan yang kuat dengan unjuk kerja perusahaan yang baik selama jangka waktu yang panjang.4. Perusahaan- perusahaan yang berhasil pada masa yang lampau dapat mengembangkan satu budaya yang tidak sehat yang tidak menunjang unjuk kerja perusahaan
  • 28. 5.8 Budaya pembelajaran Ramalan di dunia ini tentang globalisasi, organisasi-organisasi yang knowledge based, abad informasi, abad biotech, dan sebagainya menurut Schein didasari oleh ketidaktahuan bagaimana gambaran dari dunia akan datang, kecuali bahwa dunia akan berubah. Ini Schein te- mukan pada organisasi-organisasi yang adaptif dan inovatif selama satu periode yang panjang. Ada perhatian yang sama untuk semua orang yang berkepentingan , pe- langgan, karyawan, suplliers dan para pemegang saham. Gejala ini juga ditemukan dalam perusahaan-perusahaan yang adaptif dan inovatif. Perlu mengatakan semua yang relevan dari tugas-tugas yang sedang jalan, dan perlu saling mengatakan kebenaran . Berpikir sebab-akibat yang linear akan mencegah diagnosis yang cermat. Dunia makin menjadi majemuk dan koordinasi dan kooperasi yang saling tergantung makin menjadi penting. Dalam tahap unfreezing, perlu ditimbulkan kesadaran bahwa keyakinan-keyakinan yang dimiliki merugikan dan perlu diubah.
  • 29. Ada keengganan untuk mengubah keyakinan, karena keyakinan yang baru tidak diketahui apakah hasilnya akan memuas- kan. Kalau misalnya ada keyakinan bahwa atasan yang menentukan apa yang baik dan apa yang buruk buat kita dan hasilnya sampai sekarang dirasakan benar, maiahan sering kita rasakan sebagai meng- untungkan kita, maka untuk mengubah keyakinan di atas menjadi keyakinan bahwa kita sendiri yang menentukan apa yang baik dan apa yang buruk bagi kita, akan kita tolak. Ini yang dinamakan Schein sebagai ketakutan i , ketakutan untuk berubah, karena takut terhadap yang tidak diketahui Cara yang kedua ialah jika kita dihadapkan dengan lingkungan yang bergejolak, yang sulit untuk diprediksi/diramalkan, sehingga masalah-masalah baru akan timbul dan jawaban-jawaban kita men- jadi tidak tepat, maka kita sadar bahwa jika kita tidak berubah dan belajar bagaimana belajar, akibatnya akan buruk untuk kita. Ini yang dinamakan Schein sebagai ketakutan 2 , kesadaran bahwa untuk dapat mempertahankan hidup dan berkembang kita harus berubah.