3. ACARA , YADNYA. UPAKARA. BANTEN
YADNYA: MEMUJA, MEMPERSEMBAHKAN
BERBHAKTI, MENGABDI.
UPAKARA : Sarana prasarana
BANTEN = BALI= SAKTI, Menghubungkan antara
yang memuja dengan yang dipuja.
PENTING DALAM YADNYA:
MANTRA: Ide, Doa, menyebrangkan ,
mengantarkan, menyelamatkan pikiran
YANTRA : Karya , simbul, Niasa.
TANTRA : Sati kekuatan dari Mantra dan
Yantra.
YADNYA : Perilaku ang tulus ihklas
YOGA : mengubungkan antara yang memuja
dengan yang dipuja, Swaha, Swadah.
4. WEDA SRUTI
BENTUK PELAKSANAAN UPACARA
Reg Weda X.71.11.
Rcam tvah posagste pupusvan, Gayatram tvo gayati savavarisu, Brahma tvo
vadati jatavidyam, Yajnasya mantram vi mimita u tvah.
Seorang bertugas menyucapkan sloka-sloka Weda, Seorang melakukan
nyanyian –nyanyian pujian dalam sakwari, Seorang lagi yang menguasai
pengetahuan Weda mengajarkan isi Weda , Yang laian mengajarkan tata cara
melaksanakan ( Yajna).
5. WEDA SMRTI.
PANDUAN PELAKSANAAN UPACARA.
YADNYA SDHI ARTHA
Sebuah yadnya akan berhasil dengan sempurna perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut: (Mdhs, VII.10. )
Iksa: Sesuai dengan Tujuan.
Sakti : Sesuikan dengan kemampuan
Desa : sesuaikan dengan Tempat,keadaan disekitarnya.
Kala : Disesuaikan denganwktu yang ada.
Tattwa: Disesuaikan /dipahami makna Filosofisnya./ Tetuwek
6. IKSA
TUJUAN BERYADNYA
Rinani trinyapakritya manomokse nivesayet,Anapakritya moksam tu sevama
no wrajatyadhan.
Pikiran baru dapat ditujukan pada kelepasan / moksa setelah tiga hutang kita
bayar.( Tri Rna)Hutang Jiwa pada Sang Pencipta, Hutang urip pada
leluhur/orang tua, Hutang ilmu /penyucian /samskara pada Para Rsi.
SWA ARTHA: MENINGKATKAN KUALITAS DIRI. Fungsi banten.
PARA ARTHA : MENGABDI PADA MAKHLUK LAIN, LINGKUNGAN , BHUTA YADNYA.
PARAMA ARTHA : MENGABDI PADA SANGAKAN PARANING SARAT, SANGKANING
DUMADI . MELALUI NAWA WIDHA BHAKTI: Srawanam, Kirtanam, Smaranam,
Wandanam. Dasyam, Pada sewanam, Arcanam, Shakyam, Atmaniwedhanam.
7. FUNGSI UPAKARA, BANTEN
ANGAYU BAGIA
Dalam Bhagawad Gita Bab III.10-14. Tuhan menciptakan dunia ini dengan
Yadnya, Manusia juga terus beryadnya untuk memelihara dunia ini.
Barang siapa yang menyiapkan makanan untuk dinikmati sendiri tanpa
memberitahu pada pemiliknya adalah pencuri. Segala yang kita nikmati
adalah milik Tuhan sudah sepentasnya bila manusia selalu menyampaikan
terima kasih atas segala limpahan anugrah yang dinikmati. Karena manusia
hanya bisa mengolah memanfatkan tetapi tidak bisa membuatnya . semua
yang ada adalah ciptaan Tuhan, maka manusia berterima kasih Pada tuhan
yang telah mengadakan segala sesuatu.
8. SAKTI
KEMAMPUAN . BALA.KOSA.BRANA. JANANA
NISATA, ALIT. ( SEDERHANA ) PALING KECIL, SEDANG. BESAR.
MADYA : KECINYA MADNYA, MADYANYA MADYA, BESARNYA MADYA.
UTAMA . AGUNG. ALITNYA AGUNG MADYANYA AGUNG AGUNGNYA AGUNG.
KWALITAS YADNYA.
TAMASIKA: TANPA MENGIKUTI PETUNJUK WEDA.
RAJASIKA : MENGUTAMAKAN HASIL, PAMER KEMEWAHAN
SATWIKA : SRADHA. LASCARYA. SASTRA WEDA. MANTRA GITA.DAKSINA.
ANNASEWA. NASMITA.
9. DESA
KEHARIPAN LOKAL
DESA MAWACARA NAGARA MAWITATA.
PERBEDAAN GIOGRAFIS
KEMAMPUAN MEMAHAMI HAKEKAT TUHAN TRI PURUSA
TINGKAT BHAKTI : APARA BHAKTI. BHAKTI.
BHAGAWAD GITA IX.26.
10. KALA
WAKTU
SATWIKA KALA
RAJASIKA KALA
TAMASIKA KALA.
NAIMITIKA KALA
PERHATIKAN TRI HITA KARANA: JANGAN SAMPAI MENGGANGU KEPENTINGAN
ORANG LAIN.
SESUAIKAN DENGAN WAKTU YANG ADA.
11. TATTWA
YADNYA PRAKERTI
: BANTEN PINAKAN RAGANTA TWI, Banten Simbul Dirimu Sendiri.
CANTIK : Estetika , Etika. Suci.
LENGKAP : Bukan Desa Kala, Patra.
CETUSAN HATI : Mewakili pikiran pembuatnya, Porosan, Canang, Pesucian, dll.
Banten pinaka Warna Rupaning Ida Bhatara
Baten/ Upakara sebagai Perwujudan atau Stana Sang Hyang Widhi.: Misalnya
Daksina pelinggih . Daksina yang isinya mewakili seluruh isi dunia dari darat laut
gunung dapat dijadikan pelinggih I SW.( Chandogya Upanisad 3menyatakan “
Sarwa Khalu Idam Brahman “). Semua yang ada didunia ini adalah Tuhan yang
tampak,dan semuanya berubah sesuai hukum Rta. Oleh karena itu dunia ini
disebut maya , sedangkan TuhanNya sendiri Kekal. Dalam hal sebuah Upacara maka
Banten yang berada di sanggar pesaksi dalah sebagai kepalanya Ida Sang Hyang
Widhi. Banten yang ada di depan pelinggih adalah sebagai badan Ida sang Hyang
Widhi. Sedangkan Banten Caru sebagai kaki Ida sang Hyang Widhi.
12. TATTWA
Banten Pinaka Anda Bhuana
Misanya Daksina ; adalah lambang Bhuana agung.
*. Bedogan : simbul prtiwi/ bumi. Srobong daksina sebagai akasa / alam atas / sorga.
*. Tampak : tampak dara dari potongan janur sepanjang 5 cm disilang adalah simbul penjuru
mata angin juga simbul keselamatan( swastika) yang bermakna Om Swastiastu. Semoga
selalau bahagia selamat atas perlindungan Tuhan.
*. Beras : adalah simbul dari hasil bumi , sumber kehidupan .
*. Telor bebek : simbul Bhuana alit / simbul kehidupan.
*. Benang : simbul sanghyang triguna sakti dan simbul penyatuann yang menhubungkan antara
bhuana agung dan bhuana alit. ( sarwa khalu Idham Brahman).
*. Uang Kepeng : Secara selaka sebagai simbul pemogpog penebus segala kekurangan. Secara
niskala berarti simbul Dewata nawa Sangga ( 9 Dewata penjaga penjuru dunia).
*. Porosan : lambang Sang Hyang tri Murti.
*. Gegantusan yang berisi ikan asin garam : simbul isi lautan atau samudra/ Samudra.
*. Pisang Tebu dll: lambang isi Gunung/ Giri. DST
13. TATTWA
Banten Pinaka Anda Bhuana
MERAJAN DESA
AMPURA
KUBURAN BALI
SUKSMA
KOPI BALI
LEDANGAN
OM SANTIH SANTIH SANTIH OM