SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL
“RESUME MATERI EKONOMI INTERNASIONAL 1”
Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Ekonomi Internasional
yang diampu oleh dosen Bapak Ade Fauji SE, MM
Oleh :
Rizki Safarina
11150588 / 6L - MKP
UNIVERSITAS BINA BANGSA
JURUSAN MANAJEMEN
2017/2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat, taufik serta iniyah-Nya Ekonomi Internasional “Resume Materi Ekonomi
Internasional 1” dapat diselesaikan dengan baik, guna memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Ekonomi Internasional.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang
dengan semangat dan ikhlas berjuang dalam menumbuh kembangkan ajaran Islam sehingga
dapat membimbing umat manusia menuju keimanan dan keselamatan, baik di dunia maupun
di akhirat nanti.
Dengan selesainya penyusunan tugas ini, saya ingin mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah banyak membantu dan memberikan
bimbingan, saran-saran, dan informasi yang sangat berharga kepada saya. Disamping itu,
saya juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan,
oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik yang membangun dari segenap pembaca
demi kesempurnaan tugas ini.
Demikian tugas ini saya buat, semoga dapat berguna bagi kita semua.
Serang, April 2018
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Internasional............................................ 2
B. Konsep Teori Perdagangan Internasional................................................................ 13
C. Teori Klasik, Teori Keunggulan Mutlak dan Teori Komparatif..............................18
D. Teori Modern Perdagangan Internasional............................................................... 23
E. Kebijakan Ekonomi Internasional........................................................................... 36
F. Kebijakan Non Tarif Kuota, Subsidi dan Dumping................................................ 41
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 49
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 49
B. Saran ..................................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................50
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling
ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional
maupun pasar kredit internasional. Sumber energy Amerika Serikat, misalnya, sangat
bergantung pada produsen luar negeri, sedangkan Jepang mengimpor hampir setengah dari
makanan yang di konsumsi oleh penduduknya. Sebaliknya, negara-negara berkembang
sangat membutuhkan teknologi yang dikembangkan dan dihasilkan oleh negara-negara
industri. Dalam jangka panjang, pola perdagangan internasional ditentukan oleh prinsip-
prinsip keunggulan komparatif. Kita selaku Negara sedang berkembang sangat
memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan Negara di bandingkan lingkungan hidup maka
dari pada itu perdagangan internasional di bidang misalkan ekspor impor sangat
mempengaruhi perekonomian dalam negri kita ini. Mengapa demikian, karena kita ketahui
pajak atau bea cukai dalam melakukan kegiatan transaksi ekspor impor sangat besar
dibandingkan pendapatan Negara lainnya, hal tersebut sangat menunjang kesejahteran
dalam negeri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi, ruang lingkup, dan tujuan dari ekonomi internasional?
2. Apa pengaruh ekonomi internasional terhadap keseimbangan ekonomi?
3. Apa definisi, manfaat, faktor-faktor, dan hambatan dalam dari Perdagangan
Internasional?
C. Maksud dan Tujuan
Untuk memberikan informasi pengetahuan mengenai perdagangan internasional dari
mulai definisi, teori-teori perdagangan internasional sampai kepada hambatan-hambatan yang
timbul dalam perdagangan intenasional yang berguna untuk pemahaman dalam proses
pembelajaran Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL
Kebutuhan yang tidak dimiliki atau yang tidak mampu disediakan secara mandiri
menempatkan suatu keadaan di mana diperlukan adanya pertukaran komoditi antar negara.
Kegiatan perekonomian suatu negara tidak hanya meliputi arus perdagangan barang dan jasa
dalam batas wilayah negara saja, tetapi juga termasuk arus barang dan jasa melampaui batas
negara. Dengan kata lain, pada dasarnya tak ada satu pun negara di dunia ini yang mampu
memenuhi kebutuhan internalnya masing-masing dan tidak tergantung kepada negara lain.
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan
menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import)
yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta
maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi
ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu :
a. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi.
b. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan
Multi Nasional.
c. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan
produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Permasalaha utama yang biasanya dihadapi dalam ekonomi internasional adalah sama
dengan ekonomi lainnya, yakni masalah kelangkaan barang ataupun pilihan barang, yang
diartikan produk adalah barang atau jasa yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia.
Faktor-faktor yang mendorong sebuah negara melakukan Ekonomi Internasional di
antaranya :
1) Agar bisa memenuhi kebutuhan produk dan jasa dalam negeri.
2) Memiliki keinginan agar bisa mendapatkan keuntungan, yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan negara.
3) Mempunyai kemampuan yang berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) untuk mengelola sumber daya.
2
4) Mempunyai kelebihan produk atau barang dalam negeri sehingga perlu pasar baru
untuk menjualnya.
5) Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat maupun
jumlah penduduk yang bisa mengakibatkan adanya suatu perbedaan antara hasil
produksi dan terdapatnya keterbatasan dari produksi.
6) Terjadinya arus globalisasi, sebab tidak ada negara di muka bumi ini yang dapat hidup
sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain.
7) Memiliki kesamaan selera terhadap suatu barang atau jasa.
8) Memiliki keinginan untuk membuka kerjasama dan hubungan diplomatik dengan
negara lain.
Ekonomi Internasional memiliki tujuan yaitu untuk bisa meningkatkan kemakmuran
yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila dapat mengadakan
berbagai macam kegiatan, misalnya kegiatan di bidang perdagangan (ekspor – impor),
perkreditan, perasuransian, investasi, dan di bidang yang lainnya.
Perbedaan tata cara ataupun sifat antara perdagangan internasional dengan perdagangan
yang ada didalam negeri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain :
a. Perbedaan hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dan lain-lain.
b. Perbedaan adat istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan kondisi pasar.
c. Perbedaan keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural.
Setiap kegiatan ekonomi bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Salah satu cara yang
ditempuh adalah mengadakan perdagangan baik interregional maupun internasional, dengan
tujuan mendapatkan keuntungan. Ilmu ekonomi internasional yang sering pula hanya kita
sebut ekonomi internasional kiranya dapat didefinisikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi
yang khusus mempelajari perilaku transaksi-transaksi ekonomi internasional perekonomian
bangsa pada khususnya dan mekanisme bekerjanya perekonomian dunia pada umumnya.
Menurut Oxlay Summary, pengertian ekonomi international dilihat dari dua segi, yaitu :
1) Dari segi ilmiah, pengertian ekonomi international adalah bagian atau cabang dari
ilmu ekonomi yang diterapkan pada kegiatan-kegiatan ekonomi antar negara atau
antar bangsa.
2) Dari segi praktisnya, ekonomi international adalah meliputi seluruh kegiatan
perekonomian yang dilakukan antar bangsa, negara, maupun antara orang-orang
perorangan dari negara yang satu dengan negara yang lain.
3
Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling
ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional
maupun pasar kredit internasional.
Ekonomi internasional sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang juga mempelajari dan
menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor-impor) yang
meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (swasta maupun
pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro,
misalnya menyangkut masalah jual-beli secara internasional (yang sering disebut dengan
ekspor-impor). Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil
produksi maupun pasar faktor produksi, yang merupakan salah satu topik dalam analisa
ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu dengan yang lain dapat
mempengarui pendapatan ataupun kesempatan kerja. Aspek makro, misalnya hal-hal
menyangkut perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan dan
pasar. Setiap ada perubahan permintaan atau penawaran agregat di pasar dunia, termasuk
harga, maka pengaruhnya dirasakan dalam bentuk perubahan ekspor/impor dan secara tidak
langsung juga pada produksi dan harga di dalam negeri. Sehingga ruang lingkup dalam
perdagangan internasional termasuk dalam ruang lingkup ekonomi internasional yang dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Teori dan kebijaksanaan perdagangan internasional.
b. Teori dan kebijaksanaan keuangan atau moneter internasional.
c. Organisasi dan kerja sama ekonomi internasional.
d. Perusahaan multinasional.
Ilmu ekonomi internasional merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana hubungan
ekonomi antara satu negara dengan negara lain dapat mempengaruhi alokasi sumber daya
baik antara dua negara tersebut maupun antar beberapa negara. Hubungan dalam
perekonomian internasional dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, serta bantuan
kerjasama internasional.
Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional juga mempelajari alokasi
yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Hanya saja problematik ekonomi dipelajari
dalam ruang lingkup internasional. Artinya, masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara
pelaku ekonomi satu negara dengan negara lain. Oleh karena itu ekonomi internasional lebih
luas pengertiannya apabila dibandingkan dengan perdagangan internasional yang hanya
4
menyangkut pertukaran barang dan jasa saja. Para pelaku yang mengadakan hubungan
ekonomi internasional meliputi swasta, pemerintah maupun organisasi internasional.
2. Perdagangan antar Negara dan Ilmu Ekonomi Internasional
Berdasarkan dari sub pokok bahasan sebelumnya, maka kita mengetahui bahwa adanya
perdagangan internasional antar negara secara tidak langsung menimbulkan ketergantungan
antara negara satu dengan yang lainnya. Dan untuk memenuhi kebutuhan akan barang & jasa
maka terjadilah pertukaran barang dan jasa yang dikenal dengan perdagangan internasional.
Ekonomi internasional berbeda dengan ekonomi interegional (antar daerah dalam satu
negara). Ekonomi internasional menyangkut beberapa negara di mana :
a. Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal relatif lebih sukar
(immobilitas faktor produksi).
b. Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan serta politik yang berbeda.
c. Faktor-faktor produksi yang dimiliki (endowment factor) berbeda sehingga dapat
menimbulkan perbedaan harga barang yang dihasilkan.
Hubungan ekonomi antara satu negara dengan negara lainnya dapat berupa :
1) Pertukaran hasil/output berupa barang & jasa.
2) Hubungan kredit.
3) Pertukaran atau aliran sesama produksi (faktor produksi) yaitu tenaga kerja, modal,
teknologi dan kewirausahaan.
Keterkaitan ekonomi di masing-masing negara tentunya mempengaruhi kondisi-kondisi
yang harus selaras sehingga tidak membuat kegiatan perdagangan internasional diatur oleh
aturan dari salah satu negara saja. Oleh karena itu, hubungan ekonomi antar negara, acuan
ilmu ekonomi dan kebijaksanaannya pun perlu disepakati bersama.
Berdagang dengan negara lain kemungkinan dapat memperoleh keuntungan, yakni
dapat membeli barang yang harganya lebih rendah dan mungkin dapat menjual keluar negeri
dengan harga yang relatif lebih tinggi. Perdagangan luar negeri sering timbul karena adanya
perbedaan harga barang di berbagai negara.
Harga sangat ditentukan oleh biaya produksi, yang terdiri dari upah, biaya modal, sewa
tanah, biaya bahan mentah serta efisiensi dalam proses produksi. Untuk menghasilkan
sesuatu jenis barang tertentu antara satu negara dengan negara lain akan berbeda ongkos
produksinya, dan dengan demikian harga hasil produksinya. Perbedaan ini disebabkan karena
perbedaan dalam jumlah, jenis, kualitas serta cara-cara mengkombinasikan faktor-faktor
5
produksi tersebut di dalam proses produksi. Perbedaan harga inilah yang menjadi pangkal
timbulnya perdagangan antar negara.
Perbedaan harga bukanlah hanya ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan ongkos
produksi, tetapi juga karena perbedaan dalam pendapatan serta selera. Permintaan akan
sesuatu barang sangat ditentukan oleh selera dan pendapatan. Selera dapat memainkan
peranan penting dalam menentukan permintaan akan sesuatu barang antara berbagai negara.
Apabila persediaan suatu barang di satu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan,
negara tersebut dapat mengimpor dari negara lain. Untuk suatu barang tertentu faktor selera
dapat memegang peranan penting. Misalnya, mobil, rokok, pakaian, meskipun satu negara
tertentu telah dapat menghasilkan barang-barang tersebut, namun kemungkinan besar impor
dari negara lain dapat terjadi. Hal ini dikarenakan faktor selera, di mana penduduk negara
tersebut lebih menyukai barang-barang buatan negara lain.
3. Variabel dan Metode Ekonomi Internasional
Ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk
menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II
merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika,
statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah
model general equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang
dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini
kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan
salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama
berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan
perilaku agen yang berubah-ubah.
Empat aspek yang erat hubungannya dengan metodologi dalam analisis ekonomi.
Aspek-aspek tersebut adalah :
a. Masalah pokok ekonomi yang dihadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan
atau kekurangan. Berdasarkan uraian mengenai masalah ekonomi pokok tersebut akan
dirumuskan definisi ilmu ekonomi.
b. Jenis-jenis analisis ekonomi.
c. Ciri-ciri utama suatu teori ekonomi dan kegunaan teori ekonomi.
d. Bentuk-bentuk alat analisis yang digunakan pakar ekonomi dalam menerangkan teori
ekonomi dan menganalisis berbagai peristiwa yang terjadi dalam perekonomian.
6
Keuangan Internasional mengaplikasikan model-model makroekonomi untuk
membantu memahami ekonomi internasional. Konsep makroekonomi meliputi berbagai
variabel. Fokusnya adalah dalam interrelationship antara aggregate economic variabel
(variabel-variabel ekonomi keseluruhan) seperti PDB (produk domestik bruto), tingkat
pengangguran (unemployment rate), tingkat inflasi (inflation rate), neraca perdagangan (trade
balance), nilai tukar (exchange rate), suku bunga (interest rate), dll.
Perluasan makroekonomi juga termasuk dalam ekonomi internasional. Fokusnya dalam
signifikasi ketidakseimbangan perdagangan (significance of trade imbalance), faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai tukar (determinants of exchange rate) dan pengaruh keseluruhan
kebijakan moneter dan fiskal dari pemerintah. Diantara isu yang paling penting adalah
perdebatan tentang sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) atau sistem nilai tukar
mengambang (floating exchange rate).
4. Masalah yang dibahas dalam Ekonomi Internasional
Setiap negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antar negara dapat
berjalan dengan lancar. Namun, terkadang kegiatan perdagangan antar negara juga
mengalami beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negara-
negara yang melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang
sering muncul dalam perdagangan internasional.
a. Perbedaan Mata Uang Antar Negara
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat
menghambat perdagangan antar negara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya
meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara
pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal
nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih
tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi
negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses
perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional.
b. Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional.
Mengapa? Karena jika sumber daya manusia rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan
rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan
barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya
7
menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan
internasional.
c. Pembayaran antar Negara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan
mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila membayarnya dilakukan secara
langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh
karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi
melalui kliring internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C.
d. Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri.
Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri.
Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-
barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor
tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam
negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang
impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.
e. Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antar negara terputus. Selain itu,
kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapat
menyebabkan perdagangan antar negara akan terhambat.
f. Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasi-organisasi ekonomi. Tujuan
organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya.
Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negara-negara
anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor
yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota
organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami
kesulitan.
Masalah-masalah ekonomi internasional saat ini banyak berhubungan dengan kebijakan
perdagangan internasional yang membahas alasan serta pengaruh pembatasan perdagangan,
serta hal-hal yang menyangkut antara lain :
8
1) Meningkatnya Proteksionisme di Negara-Negara Maju
Menurut teori perdagangan secara murni, kebijakan terbaik dalam perdagangan
internasional adalah perdagangan bebas. Di bawah kebijakan seperti itu, setiap negara akan
melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditas yang dapat diproduksinya paling
efisien. Selanjutnya, melalui pertukaran, setiap negara akan memperoleh keuntungan (yaitu
dapat mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa yang mungkin tidak akan diperoleh jika
tidak dilakukan perdagangan). Namun, dalam dunia nyata, sebagian besar negara menerapkan
pembatasan-pembatasan terhadap arus bebas perdagangan tersebut. Meskipun jika dilihat dari
sisi kesejahteraan nasional, hal ini sering dibenarkan, namun pembatasan perdagangan selalu
disokong oleh segelintir produsen dan lebih banyak menguntungkan mereka, dengan
mengorbankan mayoritas konsumen yang tidak dapat berbuat apa-apa. Saat ini, masalah-
masalah tersebut semakin diperumit oleh kecenderungan negara-negara di dunia untuk
membentuk tiga blok perdagangan yaitu blok perdagangan Amerika Utara (meliputi Amerika
Serikat, Kanada dan Meksiko), blok perdagangan negara-negara Eropa, serta blok
perdagangan negara-negara Asia yang dipelopori oleh Jepang.
2) Fluktuasi yang Berkelanjutan dan Besarnya Ketidakseimbangan Kurs Valuta Asing
Kurs valuta asing memperlihatkan ketidak stabilan atau fluktuasi yang terus berlanjut
serta ketidak seimbangan yang cukup besar dan menetap. Hal ini mengganggu pola
perdagangan internasional dan spesialisasi, serta menimbulkan ketidakstabilan kondisi
keuangan internasional. Timbulnya ketidak stabilan dan ketidak seimbangan yang terus
menerus dalam kurs valuta asing telah mendorong diperlukannya reformasi sistem moneter
internasional yang sedang berlangsung, bersamaan dengan diperlukannya penetapan zona
target fluktuasi beberapa mata uang utama yang diperbolehkan, serta semakin meningkatnya
keperluan koordinasi kebijakan makroekonomi secara internasional di antara berbagai negara
industri utama.
3) Pengangguran Struktural yang Tinggi di Negara-Negara Eropa
Di negara-negara industri Eropa, tingkat pengangguran rata-rata berada di atas 10
persen selama beberapa dekade terakhir. Tingkat pengangguran ini bahkan melebihi 12
persen pada tahun 1994, sementara di Amerika Serikat hanya 7 persen. Situasi ini diperburuk
lagi oleh kenyataan bahwa setengah para penganggur tersebut telah menganggur lebih dari
setahun. Diyakini penyebab masalah pengangguran struktural atau jangka panjang yang
dihadapi negara-negara Eropa sebagian besar diakibatkan oleh tunjangan sosial yang terlalu
berlebihan serta ketidakstabilan pasar tenaga kerja yang mengurangi minat masyarakat untuk
bekerja dan mengurangi penciptaan kerja. Akibat tingginya pengangguran ini, negara-negara
9
Eropa mengimpor lebih sedikit komoditas dibanding yang seharusnya, dan cenderung
membatasi perdagangan yang sia-sia melindungi lapangan kerja. Dalam dunia kita yang
saling tergantung saat ini, masalah nasional atau regional seperti itu akan dengan cepat
menjadi masalah perdagangan dunia.
4) Masalah Restrukturisasi yang Dihadapi Negara-Negara Eropa Timur serta Negara-
Negara Bekas Uni Soviet
Meskipun telah mendapat kemajuan cukup besar dalam restrukturisasi bekas negara-
negara Eropa Timur dan bekas Uni Soviet yang memiliki sistem ekonomi terpusat, masih
tetap terdapat bahaya kembalinya perekonomian pada kondisi semula serta timbulnya
kekacauan ekonomi. Negaranegara ini membutuhkan begitu banyak bantuan dari negara-
negara Barat dalam bentuk modal dan teknologi untuk membangun ekonomi pasar serta
untuk mengintegrasikan mereka ke perekonomian dunia. Jika dilihat dari sisi runtuhnya
perdagangan tradisional yang melingkupi mereka, negara-negara ini juga memerlukan akses
yang bersifat liberal ke pasar negara-negara Barat. Bantuan ini tidak saja dibenarkan dari
segi-segi kemanusiaan, namun juga dari sisi kepentingan jangka panjang negara-negara
Barat. Ilmu ekonomi internasional dapat membantu memahami lebih baik sifat dari berbagai
masalah ini serta membantu mengevaluasi usaha-usaha penyelesaian yang sedang dilakukan
atau diusulkan.
5) Kemiskinan di Beberapa Negara Berkembang yang Paling Miskin
Meskipun banyak negara berkembang khususnya Cina dan India telah menunjukkan
pertumbuhan yang sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir ini, masih banyak negara-
negara berkembang paling miskin, terutama kawasan negara sub-sahara Afrika, tetap
menghadapi kemiskinan paling buruk, masalah utang luar negeri, stagnasi ekonomi, serta
semakin melebarnya jurang ketidakadilan standar hidup. Kondisi-kondisi ini menimbulkan
masalah serius bagi perekonomian dunia. Sistem ekonomi internasional yang telah
menyebarkan keuntungan/manfaat perdagangan internasional dan spesialisasi secara merata
tidak dapat dikatakan telah berfungsi sempurna, apalagi disebut telah memberikan keadilan.
Dunia yang dipenuhi oleh jutaan orang yang kelaparan bukan saja tidak diterima di sisi etika,
namun juga akan sulit mewujudkan suatu dunia yang aman. Ilmu ekonomi internasional akan
membantu menjelaskan mengapa ketidaksamaan standar kehidupan antara negara-negara
yang kaya dan miskin di dunia begitu besar dan semakin melebar, dan apa yang bisa
dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
10
5. Hubungan Ilmu Ekonomi Internasional dengan Ilmu Ekonomi Lain
Dalam melakukan analisis teori perdagangan internasional akan senantiasa digunakan
beberapa asumsi dasar sebagai berikut :
a. Neocality of economy, di mana uang tidak berpengaruh atas harga relative.
b. Jumlah faktor produksi dari setiap 14egara tetap.
c. Faktor produksi secara internasional tidak dapat berpindah.
d. Teknologi yang tersedia sama.
e. Taste & Income Distribution dianggap sesuatu yang given dan tidak berubah.
f. Tidak terdapat hambatan perdagangan/trade barrier dalam bentuk biaya transpor,
informasi dan teknologi.
g. Adanya Full Employment faktor produksi & tidak terjadi excess supplies/shortage of
commodities.
Setiap asumsi yang telah disebutkan di atas, diambil dari asumsi-asumsi ilmu ekonomi
perdagangan internasional dan ilmu ekonomi lainnya yang terkait dalam pengambilan
kebijaksanaan di kegiatan perdagangan internasional.
Terdapat banyak pengertian tentang ekonomi internasional dan bahkan studi ini sering
disamakan dengan perdagangan internasional atau bisnis internasional.
1) Harry Waluya menjelaskan, pengertian ekonomi internasional sebagai aplikasi dari
ilmu ekonomi mikro dan ekonomi makro, selanjutnya dapat dilakukan suatu
penerapan teori yang khusus mempelajari masalah hubungan ekonomi antar suatu
negara dengan negara lainnya, yaitu dalam cabang ilmu ekonomi internasional
sebagai cabang ilmu ekonomi yang benar-benar telah diperas menjadi materi
tersendiri yang disebut Teori Murni Perdagangan Internasional (The Pure Theory on
International Trade).
2) Nopirin mendefinisikan, ekonomi internasional seperti ilmu ekonomi biasa yang
mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia,
hanya saja problematikanya berada dalam lingkup internasional. Ilmu ekonomi
internasional berusaha mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antar satu negara
dengan negara lain yang dapat berpengaruh pada alokasi sumber daya baik dikedua
negara maupun di negara yang lain. wujud hubungan ekonomi antar negara ini dapat
berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional.
3) Ingo Walter dan Kaj Areskoug mengatakan, bahwa “international economics has a
private aspect and a governmental, public policy aspect. And so the economic
“actors” we will be conserned with include both firms and, occasionally, other private
11
institutions and individuals and government agencies of various types. They also
include official international organizations that have assumed certain supranational
functions in the world economy.”
4) Sedangkan Stefan H Robbock dan Kenneth Simmonds mendefinisikan, ekonomi
internasional dalam konsep bisnis internasional yang didefinisikan “... as a field of
management training deals with the special features of business activities that cross
national boundaries. These activities may be movements of goods, services, capital or
personnel; transfer of technology, informations or data; or even the supervision of
employees.
Dari beberapa pengertian diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa “studi ekonomi
internasional mempelajari tentang hubungan ekonomi antar negara yang berkaitan dengan
alokasi sumber daya yang ada sebagai dampak langsungnya yang dijalankan melalui
mekanisme perdagangan, investasi dan kerjasama internasional”. Selain itu, ekonomi
internasional juga berkaitan dengan kebijakan yang mengaturnya baik dalam negeri berupa
kebijakan ekonomi internasional dan kebijakan internasional seperti sistem moneter, sistem
pajak yang diatur dalam lembaga internasional seperti WTO dan IMF.
Dalam kaitannya dengan studi hubungan internasional, studi ekonomi internasional
memberikan gambaran tentang alasan suatu negara melakukan hubungan perdagangan dan
ekonomi dengan negara lain dan bagaimana mereka melakukan hubungan tersebut. Terdapat
banyak sekali mekanisme, aturan dan konflik yang terjadi dalam hubungan ekonomi ini,
sehingga mempelajari ekonomi internasional dalam studi hubungan internasional menjadi
sangat penting untuk menganalisa fenomena hubungan internasional mutakhir yang sedang
terjadi saat ini, dilihat dari sudut pandang ekonomi internasional. Pentingnya ekonomi
internasional dalam studi hubungan internasional terutama pada mekanisme kerjasama
internasional dalam pembentukan sistem moneter, GATT sampai WTO, IMF dan MNC yang
saat ini mendomonasi dan menggeser peran negara dalam ekonomi internasional.
Dalam era globalisasi & perdagangan bebas, manusia dengan ide, bakat, iptek, barang
& jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah melewati batas negara yang mana pergerakan
relatif bebas ini, telah menimbulkan saling keterkaitan & ketergantungan maka menyebabkan
hampir semua kehidupan dalam suatu negara terpengaruh oleh ekonomi internasional.
Dengan kata lain, perdagangan bebas saat ini dapat dikatakan tak ada lagi negara yang
autharcy yaitu negara yang hidup terisolasi, tanpa mempunyai hubungan ekonomi, keuangan,
maupun perdagangan internasional.
12
B. KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional merupakan pertukaran barang, jasa, dan faktor produksi
yang melintasi batas negara. Berdasarkan Markusen, Melvin, Kaempfer, & Maskus (1995)
terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perdagangan internasional,
diantaranya adalah adanya perbedaan teknologi, perbedaan sumber daya yang dimiliki,
adanya kebijakan pemerintah, persaingan tidak sempurna di pasar domestik dan economies of
scale, dan perbedaan pada sisi permintaan, seperti selera dan pendapatan perkapita.
Perbedaan teknologi antar negara dapat mendorong terjadinya perdagangan
internasional. Ketika dua negara memiliki perbedaan teknologi dalam berproduksi, maka
perbedaan tersebut dapat dieksploitasi untuk menciptakan perdagangan. Masing-masing
negara tersebut akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi produk yang memiliki
keunggulan teknologi produksi dan mengekspor produk tersebut untuk kemudian ditukar
dengan produk yang tidak memiliki keunggulan teknologi dalam produksi. Perbedaaan
teknologi ini akan menciptakan perbedaan kemampuan berproduksi yang selanjutnya
menciptakan keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif inilah yang akan menyebabkan
perbedaan harga, sehingga memungkinkan setiap negara memiliki keuntungan dengan
melakukan perdagangan.
Selain itu, perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu negara juga dapat mendorong
terjadinya perdagangan, hal tersebut dapat dijelaskan oleh model Heckscher-Ohlin. Dalam
model tersebut dijelaskan bahwa keunggulan komparatif dan perdagangan yang dilakukan
oleh suatu negara akan ditentukan oleh perbedaan kelimpahan faktor (factor endowments
atau factor abundance) relatif antar negara. Jika diasumsikan bahwa setiap negara memiliki
kelimpahan faktor yang relatif berbeda dibandingkan negara lain, faktor produksi baik modal
maupun tenaga kerja yang dimiliki dapat dipindahkan dengan mudah (perfect capital
mobility), memiliki teknologi produksi yang sama, fungsi produksi bersifat constant return to
scale, tidak terdapat biaya transportasi, tarif, atau hambatan lainnya terhadap aliran
perdagangan internasional yang bebas, maka suatu negara akan mengekspor komoditi yang
dalam proses produksinya membutuhkan penggunaan intensif dari faktor produksi yang
relatif berlimpah dan murah di negara tersebut dan mengimpor komoditi yang membutuhkan
penggunaan intensif dari faktor produksi yang relatif langka dan mahal.
Jika pada model Heckscher-Ohlin diasumsikan bahwa faktor produksi bersifat perfect
mobility, maka pada model faktor spesifik (spesific factors model) hanya tenaga kerja saja
yang diasumsikan demikian. Sementara modal, seperti modal fisik, bersifat tetap pada tiap
industri di suatu negara dalam jangka pendek. Dalam model ini dikatakan bahwa setiap
13
negara akan melakukan ekspor suatu produk yang memiliki kelimpahan modal jika
diasumsikan kedua negara memiliki ketersediaan tenaga kerja yang sama yang bersifat
mobile. Sementara, jika kelimpahan faktor tenaga kerja yang dimiliki oleh kedua negara
berbeda, maka perdagangan akan bergantung pada fungsi produksi dan alokasi dari modal.
Berbeda halnya dengan teori Heckscher-Ohlin dan model faktor spesifik, kebijakan
yang dilakukan pemerintah juga dapat mendorong adanya perdagangan antar negara jika
dalam suatu perdagangan terdapat hambatan perdagangan walaupun seringkali kebijakan
tersebut tidak ditujukan untuk mendorong perdagangan. Kebijakan pajak dan subsidi yang
dilakukan pemerintah dapat mendorong adanya perdagangan internasional. Kebijakan pajak
konsumsi dapat menyebabkan berkurangnya konsumsi domestik yang kemudian
menyebabkan bertambahnya ekspor ataupun berkurangnya impor. Sementara pajak produksi
dapat menyebabkan berkurangnya produksi yang kemudian diikuti oleh berkurangnya ekspor
atau bertambahnya impor. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut dapat
menyebabkan distorsi pada kesejahteraan masyarakat, dimana kebijakan pajak dapat
menyebabkan berkurangnya kesejahteraan masyarakat, sehingga terjadilah perdagangan
sebagai implikasinya.
Pada dasarnya ada 2 teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan
internasional, yaitu teori klasik dan teori modern.
1. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara, diantaranya :
a) Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang
dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar dalam memproduksi
barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat
memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri.
b) Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam
jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi rata-rata
yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar. Jadi, apabila
suatu negara berspesialisasi memproduksi barang tertentu dan mengekspornya, biaya
produksi rata-ratanya akan turun.
14
c) Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, Norwegia
mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan memperoleh
keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia meningkat.
2. Manfaat Perdagangan Internasional
Manfaat perdagangan internasional terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu manfaat
perdangan internasional secara umum, manfaat perdagangan internasional di bidang
ekonomi, manfaat perdagangan internasional di bidang sosial, dan manfaat perdagangan
internasional di bidang keamanan dan politik, berikut materinya.
a) Manfaat Perdagangan Internasional Secara Umum
 Memperoleh devisa
Uang asing seperti dollar Amerika, yen, atau jenis mata uang lainnya akan kita
dapatkan, jika mengekspor suatu komoditas . devisa bisa disebut juga dengan Mata uang
asing. mengimpor barang modal dan konsumsi adalah salah satu dari kegunaan devisa.
 Memperluas kesempatan kerja
Kesempatan untuk memperluas kesempatan kerja akan didapat dari perdagangan
internasional, khususnya kegiatan ekspor, Tenaga kerja sangat kita butuhkan supaya bisa
mengoptimalkan barang yang akan dijual ke luar negeri, khususnya barang ekspor.
 Menstabilkan harga - harga
Jika harga semacam produk dalam negeri mahal atau tidak memadai serta tidak
memenuhi permintaan pasar, barang tersebut perlu diimpor. Dengan diimpornya, biaya
barang tersebut pasti akan stabil sekaligus kebutuhan bisa terpenuhi.
 Meningkatkan kualitas komsumsi
Dengan adanya perdagangann internasional, individu dapat memperoleh barang-barang
yang sebenarnya tidak diproduksi dalam negeri atau kualitasnya tidak setinggi produk
internasional.
 Mempercepat transfer teknologi
Untuk menggunakan produk yang diimpor dari luar negeri, diperlukan pemahaman atau
kemampuan khusus yang dibutuhkan. Akibatnya, penjual harus menawarkan sarana atau
pelatihan untuk menggunakannya yang tentunya akan mempercepat transfer teknologi.
15
Transfer teknologi modern memungkinkan sebuah Negara mengetahui lebih banyak teknik
manufaktur modern.
14
b) Manfaat Perdagangan Internasional Dibidang Ekonomi
 Memenuhi permintaan dalam Negara
Sebuah negara bisa disamakan dengan manusia, di mana dia membutuhkan orang lain
untuk berlangsungnya kehidupannya. Dengan adanya kerjasama dengan orang lain, maka
pastinya akan memiliki kemampuan untuk memenuhi kekurangan itu sendiri. Seperti manfaat
bisnis yang ditunjukkan dari sekolah, untuk mengembangkan usaha diantara tim.
 Menambah kemakmuran suatu Negara
Pendapatan suatu negara akan bisa meningkat apabila negara tersebut aktif dalam
perdagangan internasional. Penyebabnya tidak lain karena adanya hubungan timbal balik
antara negara tersebut, dimana negara akan menjual produksinya ke negara yang butuh
karena kelebihan stok dalam negeri.
 Memperluas lapangan pekerjaan
Diantara manfaat lain dengan adanya perdagangan internasional adalah dapat
meningkatkan kuantitas produksi barang yang kemudian bisa diekspor ke negara lainnya.
Kebutuhan tenaga kerja akan meningkat seiring naiknya produksi barang, dengan begitu bisa
memperluas lapangan pekerjaan.
 Meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Salah satu dampak baik dari perdagangan internasional adalah minatnya produsen
untuk meningkatkan lagi mutu dan kualitas produknya. Masing-masing negara pengekspor
akan bersaing di kancah perdagangan internasional sehingga mau tidak mau mereka harus
meningkatkan produknya tersebut baik dari segi keunggulan dan mutunya.
 Menambah pemasukkan devisa Negara
Sekarang pada umumnya selain pendapatan dari pajak, pemerintah juga mengenjot
pendapatan dari devisa, seperti penambahan mata uang asing bagi negara.
 Mengurangi angka kemiskinan
Perdagangan internasional tentu saja bisa untuk mengurangi angka kemiskinan karena
sebelumnya yang miskin tersebut sedikit memiliki penghasilan atau tidak memiliki pekerjaan
bisa untuk mendapatkan pekerjaan yang layak yang bisa untuk memenuhi kebutuhannya.
 Banyak pilihan jenis barang
Dengan adanya perdagangan internasional, maka akan ada produk luar yang masuk ke
dalam negeri dan tercampur dengan barang buatan dalam negeri. Selain itu efisiensi produk
akan meningkat, yang mana produk yang tidak ada atau sulit dibuat di dalam negeri bisa
didatangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
15
 Usaha lokal bisa berekspansi
Salah satu keuntungan suatu negara yang ikut dalam perdagangan internasional adalah
bisa untuk mengembangkan potensi dari usaha lokal. Misalnya saja produknya di terima
secara antusias oleh pasar, bagaimana caranya supaya produknya tersebut bisa Go
International. Sehingga kesempatan terbuka lebar untuk usaha lokal untuk memiliki pasar
baru yang sebelumnya sedikit kompetitor dan bisa menguasai pasar tersebut. Dengan begitu
akan lahir perusahaan multinasional dari dalam negeri.
c) Manfaat Perdagangan Internasional Dibidang Sosial
 Mempererat hubungan antar Negara
Salah satu manfaat yang paling besar untuk negara adalah bisa untuk menjalin
persahabatan dengan negara lain. Selain itu dengan memiliki hubungan yang erat dengan
negara lain bisa untuk mempercepat pembangunan dalam negeri misalnya bisa mendatangkan
investor untuk menyuntikkan dananya ke beberapa badan usaha pemerintah yang potensial
dan strategis.
 Bisa mencegah terjadinya krisis
Manfaat lain di bidang sosial ketika hubungan antar negara sudah erat satu sama lain
yaitu dapat mengatasi terjadinya krisis. Misalnya, di negara A terjadi krisis makanan akibat
gagal panen besar-besaran. Akan tetapi negara A memiliki hubungan dengan negara B yang
memiliki hasil beras. Akhirnya Negara B mengirimkan bantuan kepada Negara A berupa
berton-ton beras.
d) Manfaat Perdagangan Internasional Dibidang Keamanan dan Politik
 Kebutuhan akan senjata di era sekarang sangat besar. Bagi negara yang tidak bisa
memproduksi senjata dalam negeri atau belum mampu merancang sistem persenjataan
yang canggih bisa dapat mengimpor senjata dari negara lain seperti Rusia dan Jerman.
 Dengan adanya perdagangan internasional, negara-negara yang terlibat otomatis mau
tidak mau harus mentaati peraturan yang berlaku dan disepakati bersama. Sehingga
dengan demikian tidak ada hal yang bisa memicu perang semisal pembuatan senjata
nuklir dan sebagainya.
 Negara yang terlibat dalam perdagangan internasional akan senantiasa bahu
membahu untuk menumpas perdagangan yang dilarang semisal transaksi narkoba,
jual beli manusia atau organ, hewan langka dan sebagainya.
16
C. TEORI KLASIK, TEORI KEUNGGULAN MUTLAK DAN TEORI
KEUNGGULAN KOMPARATIF
Perdagangan Internasional adalah lalu lintas barang, jasa, dan faktor produksi (Tenaga
Kerja dan Modal) yang melintasi batas wilayah suatu Negara. Pengertian lain perdagangan
intrnasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk negara dengan negara lain
atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan antar negara maju pesat sejak pertengahan
abad 19 sampai dengan permulaan abad 20. Keamanan serta kedamaian dunia (sebelum
perang dunia I) memberikan saham yang besar bagi perkembangan perdagangan
internasional.
Teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba memahami alasan
setiap negara (perekonomian) melakukan perdagangan dengan negara-negara lain. Teori
perdagangan disempurnakan oleh Adam Smith, dan David Ricardo. Teori – teori klasik
tentang perdagangan internasional, yaitu teori keunggulan absolut (absolut advantages) yang
dikembangkan Adam Smith dan keunggulan komparatif (comparative advantages) yang
dikembangkan David Ricardo.
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini :
• Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
• Tidak ada perubahan teknologi.
• Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
• Ongkos produksi dianggap konstan.
• Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
• Kebebasan bergerak factor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah
melalui batas negara.
• Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar faktor produksi.
• Distribusi pendapatan tidak berubah.
• Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
a. Merkantilisme (Pra-Klasik)
Merkantilisme (Mercantilism) adalah ajaran atau paradigma yang berkeyakinan bahwa
perekonomian suatu Negara menjadi makmur jika dapat memaksimalkan surplus
perdagangan. Konsekuensinya adalah memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor.
Dengan demikian, surplus perdagangan akan maksimal.
17
Ide dasar merkantilis memenggunakan model keseimbangan Keynes yang
menyebutkan, surplus perdagangan memiliki efek multiplier (efek ganda) yang akan
meningkatkan output keseimbangan. Peningkatan output keseimbangan akan meningkatkan
konsumsi dan kesempatan kerja.
Hal yang menjadi permasalahan ide merkantilisme, yaitu sebagai berikut :
1) Kemakmuran suatu Negara diukur dari banyaknya uang (logam mulia) yang dapat
dikumpulkan. Semakin banyak logam mulia yang dapat dimiliki berarti semakin baik.
Konsekuensi pemikiran ini adalah surplus perdagangan harus disimpan dalam bentuk
cadangan logam mulia, terutama emas. Pandangan ini menyebabkan surplus
perdagangan yang dihasilkan tidak menciptakan efek multiplikasi sehingga
meningkatnya stok logam mulia bermakna meningkatnya aset yang menganggur.
2) Merkantilisme menganjurkan kebijakan perdagangan yang kontroversial, yaitu
proteksi yang ketat dan pemberian hak monopoli kepada produsen domestik. Proteksi
yang ketat bertujuan membatasi aliran impor barang dan jasa. Dengan demikian, pasar
untuk produk-produk domestik terjamin. Pemberian hak monopoli kepada produsen
domestik akan meningkatkan kemampuan bersaing dan kepastian pasar sehingga
kegiatan produksi terus berlangsung. Kelemahan kebijakan ini mengakibatkan rakyat
terpaksa membeli produk-produk domestik yang harganya lebih mahal dari pada
produk negara lain, sementara kualitasnya tidak sebaik produk Negara lain.
Pemberian hak monopoli pada akhirnya memanjakan produsen domestik, yang
menyebabkan mereka tidak termotivasi untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi.
Ciri utama merkantilisme baru adalah pemeliharaan surplus perdagangan, jika perlu
dengan melakukan proteksi. Hanya saja proteksi yang dilakukan lebih sopan dan melalui
kebijakan-kebijakan yang bersifat non-ekonomi. Misalnya, tuntutan negara-negara barat agar
eksportir yang diprioritaskan adalah mereka yang memperhatikan kelestarian alam (setiap
produk harus memiliki green label atau label hijau) dan hak asasi manusia (memberi upah
dan jam kerja yang layak). Oleh karenanya banyak Negara Sedang Berkembang (NSB), cara
ini dicurigai sebagai cara baru untuk menghambat ekspor NSB ke negara-negara kapitalis.
b. Teori Adam Smith
Prinsip Adam Smith tentang “Keunggulan Mutlak/Absolut (Absolute Advantage
Theory)” dan prinsip David Ricardo tentang “Keunggulan Komparatif (Comparative
Advantage Theory)” secara umum didasarkan pada keunggulan teknologi dari sauatu Negara
dalam memproduksi suatu komuditas. Keunggulan absolute mengacu pada Negara yang
18
memiliki keunggulan absolute yang tinggi atau biaya yang lebih rendah dalam memproduksi
komoditas di banding dengan Negara lain.
1) Teori Keunggulan Mutlak/Absolut (Absolute Advantage Theory)
Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang membawa
pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang Negara tersebut serta akibatnya berupa
spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang
timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka
masing-masing Negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang
tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun
keuntungan yang diperkembangkan. Yang dimaksud dengan keuntungan alamiah adalah
keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara memiliki sumber daya alam yang tidak
dimiliki oleh Negara lain baik kualitas maupun kuantitas. Sedangkan yang dimaksud dengan
keuntungan yang di perkembangkan adalah keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara
telah mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-
produk yang diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain.
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut :
a) Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja, suatu Negara
dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga
dalam mengadakan perdagangan Negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
b) Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu Negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang
memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi
sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan
mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya
jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu Negara akan
mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang
secara mutlak lebih murah dari pada negara lain. Dengan kata lain, Negara tersebut memiliki
keuntungan mutlak dalam produksi barang.
19
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap satu macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan
biaya produksi di negara lain.
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh
Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut :
i. Bagaimana bila suatu Negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu Negara memiliki faktor produksi tenaga
kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga Negara
tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang dari pada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dapat
disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu Negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka
Negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
ii. Apakah Negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekedar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang,
tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu Negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia
tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut
menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan
lainnya.
Contoh :
Negara
Jam Kerja per Satuan Output Dasar Nilai Tukar
(Term of Trade)Tekstil Beras
Indonesia 40 m 20 ton 1 tekstil = ½ beras
Thailand 10 m 30 ton 1 tekstil = 3 beras
Dengan menggunakan jam kerja yang sama, ternyata Indonesia lebih banyak
menghasilkan tekstil, yaitu sebanyak 40 m dan Thailand lebih banyak menghasilkan beras,
yaitu 30 ton. Dengan demikian, dapat disimpulkan Indonesia memiliki keunggulan mutlak
dalam produksi tekstil, sedangkan Thailand memiliki keungulan mutlak dalam produksi
beras, yaitu sebesar 30 ton. Perdagangan antara Indonesia dan Thailand dapat dilakukan,
20
dengan cara Indonesia mengekspor tekstil ke Thailand dan sebaliknya, Thailand mengekspor
beras ke Indonesia.
Inti dari teori adam smith, keunggulan absolute adalah kemampuan suatu Negara untuk
memproduksi lebih banyak barang dengan menggunakan sejumlah input dibandingkan
dengan produksi di Negara lain.
 Suatu Negara akan mengkhususkan diri untuk berspesialisasi untuk menghasilkan
barang yang mempunyai keunggulan mutlak.
 Barang yang memiliki keunggulan mutlak apabila barang yang di hasilkan lebih
murah dibandingkan dengan Negara lain yang lebih efisien.
 Barang yang memiliki keunggulan mutlak akan di ekspor.
2) Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang
tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai
keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain misalnya negara
yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan
perdagangan menjadi dua keadaan yaitu perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar
negeri.
Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat
berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga kerja,
karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga
kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam
memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil.
Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau
ongkos mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat
bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu Negara mungkin akan
ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan.
Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan bahwa suatu Negara
akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih efisien di mana Negara tersebut
memiliki keunggulan komparatif. (Budiono, 1990:35), atau dengan kata lain dapat
dikemukakan bahwa kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi
pada tingkat biaya relatif yang lebih rendah dari pada barang lainnya. ((Charles
21
P.Kidllebergerdan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional) terjemahan Burhanuddin
Abdullah, 1991:30).
Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan,
dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut mampu menghasilkan
satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif dibandingkan Negara lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap kedua
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Contoh :
Negara
Jam Kerja Per Satuan
Output Dasar Tukar Dalam Negeri
Rempah Permadani
Indonesia 250 kg 200 unit 1 permadani = 1,25 rempah 1 rempah = 0,8 permadani
Mesir 400 kg 800 unit 1 permadani = 0,5 rempah 1 rempah = 2 permadani
Terlihat bahwa Mesir memiliki keunggulan untuk kedua produk tersebut sehingga tidak
memungkinkan terjadi perdagangan antara Indonesia dan Mesir. Namun, secara komparatif
masih memungkinkan dengan melihat dasar tukar Negara masing-masing.
 Indonesia untuk memproduksi 1 unit permadani harus mengorbankan 1,25 rempah
dan untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 0,8 permadani. Indonesia
memiliki keunggulan komparatif pada rempah karena pengorbanannya lebihkecil.
 Mesir untuk memproduksi 1 unit permadani harus mengorbankan 0,5 rempah dan
untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 2 permadani. Mesir memiliki
keunggulan komparatif pada permadani karena pengorbanannya lebih kecil. Dengan
kondisi demikian, masih dimungkinkan terjadinya perdagangan antara Indonesia dan
Mesir.
D. TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. Proportional Factor Theory El Hechkser
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaum klasik menerangkan comparative advantage
dalam bentuk produktivitas dari tenaganya (labor productivity). Teori yang lebih modern
seperti yang dikemukakan oleh Hecksher dan Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam
jumlah faktor produksi yang dimilikinya.
22
Suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak daripada negara lain, sedang negara
lain memiliki kapital lebih banyak daripada negara tersebut sehingga dapat menyebabkan
terjadinya pertukaran.
Suatu negara, misalnya Indonesia, memiliki tenaga kerja yang besar dan relatif sedikit
kapital, maka untuk sejumlah pengeluaran uang tertentu akan memperoleh jumlah tenaga
kerja lebih banyak daripada kapital. Misalnya uang Rp. 10000 dapat dibeli 20 unit tenaga
kerja atau 5 unit mesin, jadi 20 unit tenaga kerja sama dengan 5 unit mesin. Dalam gambar
(1) dengan uang sebanyak 100 dapat dibeli kombinasi mesin, yang ditandai dengan titik-titik
pada sumbu vertikal (tenaga) dan sumbu horizontal (mesin). Kalau kedua titik ini
dihubungkan dengan suatu garis lurus merupakan suatu kurva yang disebut ISOCOST, yakni
berbagai kombinasi dua faktor produksi yang dapat dibeli dengan sejumlah uang tertentu.
Gambar (1)
Isocost
Sudut arah isocost ini menunjukkan perbandingan harga antara tenaga kerja dan mesin
yaitu 20 : 5 atau 4 : 1 artinya 4 unit tenaga nilainya sama dengan 1 unit mesin. Dalam gambar
(1) itu juga terlihat isocost untuk negara Jepang. Negara Jepang lebih banyak memiliki
kapital/mesin dan relatif sedikit tenaga. Konsekuensinya di negara Jepang pengeluaran 100
yen akan memperoleh tenaga 10 unit atau 20 unit mesin. Harga 1 unit tenaga sama dengan 2
unit mesin sehingga perbandingan harga tenaga dengan mesin adalah 1 : 2. Semua isocost
untuk berbagai alternatif pengeluaran bagi negara Jepang yang mempunyai harga
perbandingan/price ratio tenaga yaitu kapital 1 : 2 akan paralel. Jadi jelaslah bahwa negara
Indonesia akan lebih murah apabila memproduksi barang yang relatif menggunakan banyak
tenaga dan sedikit kapital (labor intensive), sedangkan negara Jepang menggunakan banyak
kapital dan sedikit tenaga kerja (capital intensive).
23
Masalahnya tidaklah hanya mengenai barang yang akan dihasilkan oleh suatu negara
tetapi bagaimana barang tersebut dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat diterangkan
dengan kurva isoquant negara Indonesia dan Jepang untuk barang X dan Y (gambar (2)).
Gambar (2)
Isoquant
Isoquant negara Indonesa terletak dekat sumbe vertikal (tenaga kerja) menunjukkan
bahwa barang X yang dihasilkannya bersifat padat tenaga kerja (labor intensive). Hal ini
dikarenakan negara Indonesia lebih banyak memiliki faktor produksi tenaga kerja. Sedang
isoquant negara Jepang mendekati sumbu horizontal (kapital) menunjukkan bahwa barang Y
yang dihasilkan bersifat padat modal (capital intensive) karena negara Jepang relatif lebih
banyak memiliki kapital.
Sesuai dengan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant ini, masing-masing
negara tentu cenderung memproduksi barang tertentu dengan kombinasi faktor produksi yang
paling optimal sesuai struktur atau proporsi faktor produksi yang dimiliki.
Selanjutnya teori proporsional faktor Hecksher dan Ohlin (H-O) menggunakan asumsi
2 x 2 x 2 sebagai berikut :
• Perdagangan internasional terjadi antara dua Negara.
• Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (misal, pakaian dan radio).
• Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja
dan capital.
Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade)
berdasarkan teori H-O, lihat tabel berikut :
24
Tabel (3)
Teori Proporsional Faktor dengan data hipotesis
2 Negara Indonesia Jepang
2 Barang Pakaian Radio Pakaian Radio
2 Faktor Produksi Tenaga Kerja Kapital Tenaga Kerja Kapital
Proses Produksi Labor Intensive Capital Intensive Labor Intensive Capital Intensive
Proporsi Faktor
Produksi
60 unit
(Banyak)
15 unit
(Sedikit)
30 unit
(Sedikit)
60 unit
(Banyak)
Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit
Isocost $ 400 $ 600 $ 600 $ 400
Unit cost $ 4
(Murah)
$ 30
(Mahal)
$ 6
(Mahal)
$ 20
(Murah)
Berdasarkan tabel di atas dan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant sebagai
suatu titil optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat digambarkan dengan grafik di
bawah ini.
Gambar (4)
Teori Proporsional Faktor Produksi
Dari gambar di atas dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
i. Isoquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat tenaga kerja (labor intensive).
♣ Indonesia
Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $ 400 pada titik A dengan
kombinasi 34 tenaga kerja (TK) dan 3 kapital (K). Dengan demikian untuk
memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini
25
disebabkan jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif
banyak dan murah, sehingga unit costnya hanya $ 4.
♣ Jepang
100 unit pakaian akan menyinggung isocost $ 600 pada titik B dengan kombinasi 20
unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang
padat karya di Jepang relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit dan
mahal, sehingga unit cost adalah $ 6.
ii. Isoquant 20 unit radio dilakukan dengan padat modal (capital intensive).
♣ Indonesia
Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $ 600 pada titik C dengan
kombinasi 20 tenaga kerja (TK) dan 10 kapital (K). Dengan demikian untuk
memproduksi 20 unit radio yang padat karya di Indonesia akan lebih mahal, ini
disebabkan jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif
sedikit dan mahal, sehingga unit costnya hanya $ 20.
♣ Jepang
20 unit radio akan menyinggung isocost $ 400 pada titik B dengan kombinasi 10 unit
TK dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat
karya di Jepang relatif murah karena faktor produksi TK relatif banyak dan murah,
sehingga unit cost adalah $ 20.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa harga/biaya produksi suatu barang akan
ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara.
Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki
oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimiliki. Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi produksi dan mengekspor
barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah
untuk memproduksinya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu
karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal
memproduksinya.
2. Opportunity Cost Theory G. Harberler
Teori Opportunity Cost G. Harberler yang biasa digambarkan dengan production
possibility curve (PPC) yang menunjukkan berbagai-bagai kombinasi daripada output yang
dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang dikerjakan dengan
26
sepenuhnya (full employment). Bentuk daripada kurva ini tergantung daripada anggapan
tentang ongkos alternatif (opportunity cost) yang digunakan, yaitu PPC Constant Costs dan
PPC Increasing Costs.
a) Constant cost
Keadaan constant costs dapatlah dijelaskan dengan tabel berikut :
Tabel (4)
Alternatif kombinasi barang N dan T yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor
produksi
Kombinasi N T
Marginal rate of
transformation
A 40 0 8 / 1
B 32 1 8 / 1
C 24 2 8 / 1
D 16 3 8 / 1
E 8 4 8 / 1
F 0 5 8 / 1
Setiap tambahan 1 unit T pengorbanan barang N (barang N yang tidak lagi diprodusir)
adalah tetap, yakni 8. Sejumlah tertentu faktor produksi yang dapat menghasilkan 8 unit N
harus dialihkan untuk menambahkan produksi T sebesar 1 unit. Jadi untuk menambah 1 unit
T diperlukan pemindahan faktor produksi dari produksi barang N ke barang T dan
pengorbanan barang N tetap 8 unit. Ini berarti marginal rate of transformation-nya 8.
Constant cost berarti marginal rate of transformation-nya tetap. Ini sebagai akibat bahwa
efisiensi faktor produksi tersebut sama baik untuk produksi barang N maupun barang T.
Tabel tersebut di atas kemudian dapat dilukiskan secara grafik sebagai berikut :
27
Gambar (5)
Kurva kemungkinan produksi Negara W (Constant cost)
Lereng kurva kemungkinan produksi adalah marginal rate of transformation yakni
sebesar 8/1 dan selama marginal rate of transformation tetap maka kurva kemungkinan
produksi berupa garis lurus.
Dalam keadaan constant cost dapat juga terjadi pertukaran antara 2 negara, asal masing-
masing negara memiliki marginal rate of transformation yang berbeda.
b) Increasing cost
Dalam hal increasing cost maka setiap tambahan 1 unit T pengorbanan W selalu
bertambah besar. Keadaan ini dapat dijelaskan dengan tabel berikut :
Tabel (6)
Alternatif kombinasi barang N dan T yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor
produksi
Kombinasi N T
Marginal rate of
transformation
A 40 0
B 36 1 4 / 1
C 30 2 6 / 1
D 20 3 10 / 1
E 0 4 20 / 1
Tabel tersebut kemudian dapat digambarkan dengan suatu grafik sebagai berikut :
28
Gambar (7)
Kurva kemungkinan produksi Negara W (Increasing cost)
Lereng kurva tersebut adalah marginal rate of transformation dan dalam hal ini semakin
besar dengan semakin banyaknya barang T yang dihasilkan. Dari berbagai-bagai kombinasi
tersebut mana yang akan dipilih tergantung daripada harga barang-barang tersebut di pasar.
Untuk analisa selanjutnya selalu dipakai suatu PPC dengan keadaan increasing costs
karena keadaan ini lebih mendekati realita. Bersama-sama dengan penggunaan suatu
indifference curve (IC) dapatlah digunakan untuk menjelaskan tentang terjadinya
perdagangan internasional. Perdagangan internasional dapat timbul apabila antara dua negara
itu memiliki :
 PPC yang sama dan IC yang berbeda.
 PPC yang berbeda dan IC sama.
 PPC dan IC berbeda.
Prinsip ketiga keadaan ini sama saja pada dasarnya. Perbedaan IC ini disebabkan oleh
perbedaan dalam pendapatan, rasa atau preferensi (selera), sedangkan PPC menunjukkan
kesamaan dalam faktorfaktor produksi serta teknik produksi yang digunakan. Keuntungan
perdagangan (gains from trade) adalah bahwa masing-masing negara dapat mencapai
indifference curve yang lebih tinggi, yang menggambaran suatu tingkat kepuasan yang lebih
tinggi.
3. Modern Theory Hecksher, Ohlin, Michael E. Porter
Perdagangan antar negara maju pesat sejak pertengahan abad 19 sampai dengan
permulaan abad 20. Keamanan serta kedamaian dunia (sebelum perang dunia 1) memberikan
29
saham yang besar bagi perkembangan perdagangan internasional yang pesat. Teori klasik
nampaknya mampu memberikan dasar serta penjelasan bagi kelangsungan jalannya
perdagangan dunia. Hal itu terlihat dari usaha masing-masing negara yang ikut di dalamnya
untuk melakukan spesialisasi dalam produksi, serta berusaha mengekspor barang-barang
yang paling sesuai/menguntungkan bagi mereka. Negaranegara/daerah-daerah tropik
berusaha untuk menspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang
yang berasal dari pertanian, perkebunan, dan pertambangan, sedangkan negaranegara/daerah-
daerah sedang, yang relatif kaya akan modal, berusaha untuk menspesialisasikan diri mereka
dalam produksi serta ekspor barang-barang industri. Heckscher-Ohlin mengemukakan
konsepsinya yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a) Bahwa perdagangan internasional / antar negara tidaklah banyak berbeda dan hanya
merupakan kelanjutan saja dari perdagangan antar daerah. Perbedaan pokoknya
terletak pada masalah jarak. Atas dasar inilah maka Ohlin melepaskan anggapan
( yang berasal dari teori klasik ) bahwa dalam perdagangan internasional ongkos
transport dapat diabaikan.
b) Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan atas
keuntungan alamiah atau keuntungan yang diperkembangkan ( natural and acquired
advantages dari Adam Smith ) akan tetapi atas dasar proporsi serta intensitas faktor-
faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang itu.
Masing-masing negara memiliki faktor-faktor produksi neo-klasik (tanah, tenaga kerja,
modal) dalam perbandingan yang berbeda-beda, sedang untuk menghasilkan sesuatu barang
tertentu diperlukan kombinasi faktor-faktor produksi yang tertentu pula. Namun demikian
tidaklah berarti bahwa kombinasi faktor-faktor produksi itu adalah tetap. Jadi untuk
menghasilkan sesuatu macam barang tertentu fungsi produksinya dimanapun juga sama,
namun proporsi masing-masing faktor produksi dapatlah berlainan (karena adanya
kemungkinan penggantian/subtitusi faktor yang satu dengan faktor yang lainnya dalam batas-
batas tertentu). Jadi teori Heckscher-Ohlin dalam batas-batas definisinya menyatakan bahwa :
i. Sesuatu negara akan menghasilkan barang-barang yang menggunakan faktor produksi
yang relatif banyak (dalam arti bahwa harga relatif faktor produksi itu murah),
sehingga harga barang-barang itu relatif murah karena ongkos produksinya relatif
murah. Karena itu Indonesia yang memiliki relatif banyak tenaga kerja sedang modal
relatif sedikit sebaiknya menghasilkan dan mengekspor barang-barang yang relatif
padat karya.
30
ii. Dengan mengutamakan produksi dan ekspornya pada barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif banyak, maka harga faktor produksi yang
relatif banyak akan naik. Dalam hal ini “relatif banyak” menunjuk kepada jumlah
fisiknya, bukan harga relatifnya. Karena harga relatif kedua macam barang itu
sebelum perdagangan berjalan adalah berlainan, maka negara yang memiliki faktor
produksi tenaga kerja relatif banyak akan cenderung untuk menaikan produksi barang
yang padat karya dan mengurangi produksi barangnya yang padat modal. Negara itu
akan mengekspor barangya yang padat karya dan mengimpor barang yang padat
modal. Dengan demikian perdagangan internasional akan mendorong naik harga
faktor produksi yang relatif sedikit. Sebagai akibatnya untuk negara yang memiliki
faktor produksi modal relatif banyak, upah akan turun sedang harga modal – tingkat
bunga – akan naik. Jadi perdagangan internasional cenderung untuk mendorong harga
faktor produksi yang sama, antar negara menjadi sama pula (equalization of factor
price).
Perdagangan internasional terjadi karena masing-masing pihak yang terlibat
didalamnya merasa memperoleh manfaat dari adanya perdagangan tersebut. Dengan
demikian perdagangan tidak lain adalah kelanjutan atau bentuk yang lebih maju dari
pertukaran yang didasarkan atas kesukarelaan masing-masing pihak yang terlibat. Tentu saja
pengertian “kesukarelaan” dalam perdagangan internasional harus diberi tanda petik, karena
realitasnya kesukarelaan ini sebenarnya tidak selalu terjadi, namun paksaan yang mendorong
terjadinya perdagangan internasional tersebut tidaklah selalu terlihat jelas. Salah satu bentuk
paksaan ini misalnya, terlihat pada perdagangan yang timbul sebagai akibat bantuan luar
negeri yang mengikat (tied aid). Apabila negara A menerima bantuan dari negara B tetapi
dengan ketentuan bahwa bantuan (kredit) itu harus dibelanjakan di negara B, maka
perdagangan yang timbul antara A dan B sebagai akibat pemberian bantuan itu jelas tidak
sepenuhnya didasarkan atas kesukarelaan kedua belah pihak. Paksaan yang lebih halus lagi
terlihat pada bentukbentuk perdagangan internasional yang merupakan ikutan dari
perkembangan industrialisasi dalam negara-negara yang sedang berkembang yang dikuasai
oleh perusahaan-perusahaan raksasa yang mempunyai cabang di berbagai negara dan
berinduk di negara maju (perusahaanperusahaan multinasional).
Harga barang yang sama dapat berlainan di negara yang berlainan karena
hargadicerminkan oleh ongkos produksi (apabila permintaan dianggap sama), sehingga
perbedaan harga timbul karena perbedaan ongkos produksi. Menurut Ricardo & Mill, ongkos
31
produksi ditentukan oleh banyaknya jam kerja yang dicurahkan untuk membuat barang itu.
Jadi apabila untuk membuat barang yang sama diperlukan banyak jam yang berlainan bagi
negar yang berlainan tersebut, maka ongkos produksinya juga akan berlainan. Perbedaan
dalam banyak jam kerja menurut teori Ricardian (klasik) disebabkan karena perbedaan dalam
teknik produksi (atau tingkat teknologi), perbedaan dalam ketrampilan kerja (produktivitas
tenaga kerja), perbedaan dalam penggunaan faktor produksi atau kombinasi antar mereka.
Dengan kata lain ongkos produksi untuk membuat barang yang sama berlainan karena fungsi
produksinya lain. Menurut Heckscher – Ohlin, ongkos produksi ditentukan oleh penggunaan
faktor produksi atau sumber daya. Jadi apabila faktor produksi itu digunakan dalam proporsi
dan intensitas yang berlainan, walaupun tingkat teknologi dan produktivitas tenaga kerja
sama, ongkos produksi untuk membuat barang yang sama di negara yang berlainan juga akan
lain. Perbedaan dalam penggunaan proporsi dan intensitas faktor produksi yang disebabkan
karena perbedaan dalam hadiah alam (factor endowment) yang diterima oleh masing- masing
negara. Dengan kata lain ongkos produksi untuk membuat barang yang sama berlainan
karena perbedaan hadiah alam, bukan karena fungsi produksinya lain.
Salah satu kesimpulan utama teori H-O adalah bahwa perdagangan internasional
cenderung untuk menyamakan tidak hanya harga barang-barang yang diperdagangkan saja,
tetapi juga harga faktorfaktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang
tersebut. Kesimpulan ini sebenarnya merupakan akibat dari konsepsi mereka mengenai
hubungan antara spesialisasi dengan proporsi faktor-faktor poduksi yang digunakan. Dalam
hal-hal khusus, bahkan tidak mungkin untuk mengenali apakah barang-barang itu barang-
barang padat karya ataukah barang-barang padat modal dipandang dari dunia sebagai satu
keseluruhan. Negara yang memiliki tenaga kerja relatif banyak mungkin saja mempunyai
keuntungan komparatif dalam barang-barang yang padat modal dan sebaliknya. Karena
akibat adanya perdagangan internasional adalah naiknya harga relatif barang-barang yang
dihasilkan dengan menggunakan prinsip keuntungan komparatif itu dan dengan demikian
juga faktor produksi yang digunakannya secara intensif, maka akibat pada harga relatif
faktor-faktor produksinya mungkin berupa perubahan yang menuju ke arah yang sama tetapi
dapat juga berlawanan, lagi pula dalam keseimbangan, kedua negara dapat terus
menghasilkan kedua macam barang itu walaupun harga faktor-faktor produksinya berlainan
di kedua negara tersebut.
32
Pada tahun 1920-an para ahli ekonomi mulai mempertimbangkan fakta bahwa
kebanyakan industri memperoleh keuntungan dari skala ekonomi (economies of scale) yaitu
dengan semakin besarnya pabrik dan meningkatnya keluaran, biaya produksi per unit
33
menurun. Ini terjadi karena peralatan yang lebih besar dan lebih efisien dapat digunakan,
sehingga perusahaan dapat memperoleh potongan harga atas pembelian-pembelian mereka
dengan volume yang lebih besar dan biaya-biaya tetap seperti biaya penelitian dan
pengembangan serta overhead administratif dapat dialokasikan pada kuantitas keluaran yang
lebih besar. Biaya-biaya produksi juga menurun karena kurva belajar (learning curve). Begitu
perusahaan memproduksi produk lebih banyak, mereka mempelajari cara-cara untuk
meningkatkan efisiensi produksi, yang menyebabkan biaya poduksi berkurang dengan suatu
jumlah yang dapat diperkirakan. Skala ekonomi dan kurva pengalaman (experience curve)
mempengaruhi perdagangan internasional karena memungkinkan industri-industri suatu
negara menjadi produsen biaya rendah tanpa memiliki faktor-faktor produksi yang berlimpah.
Perdagangan internasional timbul utamanya karena perbedaan-perbedaan harga relatif
diantara negara. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari perbedaan dalam biaya produksi, yang
diakibatkan oleh :
a) Perbedaan-perbedaan dalam perolehan atas faktor produksi.
b) Perbedaan-perbedaan dalam tingkat teknologi yang menentukan intensitas faktor yang
digunakan.
c) Perbedaan-perbedaan dalam efisiensi pemanfaatan faktor-faktor.
d) Kurs valuta asing.
Meskipun demikian perbedaan selera dan variabel pemintaan dapat membalikkan arah
perdagangan. Teori perdagangan internasional jelas menunjukkan bahwa bangsa-bangsa akan
memperoleh suatu tingkat kehidupan yang lebih tinggi dengan melakukan spesialisasi dalam
barangbarang dimana mereka memiliki keunggulan komparatif dan mengimpor barang-
barang yang mempunyai kerugian secara komparatif. Pada umumnya hambatan-hambatan
perdagangan yang memberhentikan mengalirnya barang-barang dengan bebas akan
membahayakan kesejahteraan suatu bangsa.
Teori klasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional itu timbul
karena adanya comparative advantage yang berbeda antara dua negara. Teori nilai tenaga
kerja menjelaskan mengapa terdapat perbedaan dalam comparative advantage itu karena
adanya perbedaan di dalam fungsi produksi antara dua negara atau lebih. Jika fungsi
produksinya sama, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan sama nilai produksinya sama
sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Oleh karena itu syarat timbulnya
perdagangan antarnegara adalah perbedaan faktor produksi di antara dua negara tersebut.
Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi
34
antara dua negara. Teori modern, mulai dengan anggapan bahwa fungsi produksi itu sama
dan menjelaskan faktor penyebab terjadinya perbedaan dalam comparative advantage adalah
proporsi pemilikan faktor produksi. Teori ini kemudian dikenal sebagai teori proporsional
faktor produksi Hecksher & Ohlin (Teori H-O).
Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut :
a) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
b) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
c) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
d) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan cukup mahal untuk
memproduksinya.
e) Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui
study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu
mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun
1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief.
Berdasarkan penelitian lebih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan
ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
 Intensitas faktor produksi yang berkebalikan.
 Tariff and Non tariff barrier.
 Pebedaan dalam skill dan human capital.
 Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam.
Sebelum melakukan kritik terhadap teori H-O, di bawah ini akan dikemukakan
hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain :
1) Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor di tiap
negara turun.
2) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
35
3) Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua Negara
cenderung sama demikian pula harga barang B di kedua negara cenderumg sama.
34
4) Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan Negara yang
kaya labor (tenaga kerja).
5) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi. Sehingga Negara yang kaya
kapital maka ekspornya padat kapital dan impornya padat karya, sedangkan negara
kaya labor ekspornya padat karya dan impornya padat kapital.
Kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukan
beberapa asumsi yang kurang valid :
a) Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam memproduksi
adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering menggunakan teknologi
yang berbeda.
b) Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih
menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara
industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum
bisa dijelaskan dengan model faktor endowment H-O.
c) Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas faktor secara
internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan
kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini
merupakan modifikasi H-O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O.
d) Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika
melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak Negara yang masih
memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor.
E. KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL
1. Pengertian, Instrumen dan Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua kegiatan ekonomi
pemerintah suatu negara yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
komposisi, arah dan kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh
pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebijakan ditujukan untuk mengatasi
pemasalahan dalam negeri, tapi bila secara langsung atau tidak langusng berpengaruh
terhadap ekspor dan impor maka dapat dimasukkan dalam kebijakan ekonomi internasional.
35
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi kebijakan
yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan internasional dalam arti sempit
ini berkaitan dnegan ekspor barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya sangat luas
mengingat banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun diimpor, mulai dari barang
konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja.
Jadi, kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu
negara yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan
mengatur/mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara langsung maupun
tidak langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan dan
pembayaran internasional.
Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi :
a. Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan/kebijakan pemerintah
terhadap perdagangan luar negerinya, khususnya mengenai ekspor dan impor
barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap barang impor, bilateral, trade
agreement, pengenaan kuota impor dan ekspor, dll.
b. Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan pemerintah terhadap
pembayaran internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa,
pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.
c. Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang berhubungan dengan
bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans), bantuan untuk rehabilitasi serta
pembangunan, dll.
Contoh kebijakan ekonomi internasional adalah :
1) Subsidi ekspor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah tertentu kepada
suatu perusahaan atau perseorangan yang giat menjual barang ke luar negeri. Dengan
subsidi ini, harga suatu komoditi yang akan diperdagangkan akan dapat diperendah
sehingga dapat bersaing dalam dunia internasional. Catatan disini adalah bahwa
kebijakan subsisi ekspor adalah bentuk kebijakan perdagangan yang hanya dapat
berlaku bagi negara maju, yang notabene sudah memiliki perekonomian yang stabil.
2) Kuota Impor merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh
diimpor. Pembatasan ini diberlakukan oleh negara kepada pihak yang mengimpor
suatu produk, dimana terdapat ketentuan jumlah yang boleh diimpor, tidak
diperbolehkan melebihi jumlah maksimal. Bentuk pembatasan ini lahir dari kenyataan
36
bahwa seringnya komoditi impor justru lebih menguasai pasar domestik, dan
berimplikasi logis pada gulung tikarnya perusahaan lokal.
3) Voluntary expor restraint (VER) juga dikenal sebagai pengekangan ekspor secara
‘sukarela’ merupakan bentuk pembatasan (kuota) atas jangkauan atau tingkat
intensitas hubungan perdagangan internasional yang dikenakan oleh pihak negara
pengekspor, jadi bukan oleh pihak pengimpor. Secara politis, VER merupakan pilihan
efektif yang menawarkan beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan tarif.
Namun ternyata justru menimbulkan kerugian yang lebih besar dari segi ekonomi.
4) Persyaratan kandungan lokal (local content requirement) merupakan suatu pengaturan
yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari suatu produk secara fisik harus
dibuat di dalam negeri, atau menggunakan bahan baku komponen-komponen
setempat. Pertimbangan atas instrumen yang satu ini menjelaskan perhitungan bahwa
keuntungan domestik akan lebih maksimal karena selain diperoleh dari tiap unit
komoditi yang diimpor, juga dapat menambah keuntungan pasar domestik.
Kelemahannya adalah kurang jelasnya sistematika yang ada, misalnya mengenai
jumlah maksimal dan regulasi komoditi antara satu negara pengimpor dengan
negaranegara lain.
Tujuan kebijakan ekonomi internasional antara lain :
i. Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
ii. Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan autarki di atas. Dengan
mengadakan perdagangan internasional suatu negara akan memperoleh keuntungan
dari adanya spesialisasi dan kesejahteraan meningkat. Maka untuk mendorong
perdagangan internasional, hambatan/restriksi dalam perdagangan internasional
seperti tarif, kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti
mengarah ke perdagangan bebas.
iii. Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang
impor. Kebijakan dapat berupa tarif atau kuota impor.
iv. Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang mengalami defisit
dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah. Maka
diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca
pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini ummnya berbentuk pengawasan devisa
37
(exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu lintas
tapi juga modal.
v. Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan ekonomi suatu negara
pemerintah dapat mengarahkan perdagangan internasionalnya dengan kebijakan
seperti :
 Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh (infant-
industries).
 Mengurangi impor barang-barang yang non-esensial dan mendorong impor
barang-barang yang lebih esensial.
 Mendorong ekspor.
2. Kebijakan Ekspor dan Impor
Sama halnya dengan kebijakan perdagangan internasional dibidang impor, kebijakan
dibidang ekspor juga ditujukan untuk melindungi produksi dalam negeri disamping
memperoleh keuntungan. Beberapa kebijakan perdagangan internasional dibidang ekspor,
yaitu :
a) Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang
berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama, harga
untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah daripada negara lainnya. Hal ini
dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam rangka perang aktif.
b) Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor adalah
dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor. Pemberian
premi (subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi serta pembebasan pajak
dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di luar
negeri.
c) Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan menetapkan barang
ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah daripada harga di dalam negeri. Cara
ini hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri dikendalikan atau dikontrol oleh
pemerintah.
d) Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing pemerintah
memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
38
e) Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang ekspor
barang barangbarang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan
ekonomi, politik, sosial dan budaya.
39
Ada beberapa keburukan mengimpor suatu barang. Salah satunya adalah perusahaan
dalam negeri yang memproduksi jenis barang yang sama akan gulung tikar karena kalah
bersaing dengan barang impor. Untuk itulah, pemerintah harus melindungi atau bertindak
untuk mengatasi keburukan itu dengan jalan memberi perlindungan (proteksi). Perlindungan
itu banyak jenisnya, yaitu :
 Kuota merupakan jumlah yang ditetapkan untuk suatu kegiatan dalam satu masa atau
suatu waktu tertentu. Jadi, kuota dalam impor adalah total jumlah barang yang dapat
diimpor dalam masa tertentu. Ketika diberlakukan perdagangan bebas, kuota tidak
dapat dipakai lagi karena dapat menghambat perdagangan internasional.
 Tarif, kebijakan tarif diambil pemerintah dengan menetapkan tarif tinggi untuk
mengimpor suatu jenis barang. Dengan pengenaan tarif ini, harga barang impor
menjadi mahal, sehingga barang sejenis yang diproduksi di dalam negeri akan
memiliki daya saing dan dibeli konsumen. Penganut perdagangan bebas mengenakan
tarif yang rendah atas barang-barang impor. Sebaliknya, begara proteksionis
mengenakan tarif yang tinggi untuk barang impor.
 Subsidi, karena ada perbedaan harga antara barang impor dan barang dalam negeri,
ada kemungkinan harga barang impor lebih murah daripada harga barang produksi
dalam negeri. Supaya harga barang produksi dalam negeri dapat ditekan, pemerintah
dapat memberi subsidi pada produsen dalam negeri. Dengan pemberian subsidi ini,
harga barang dalam negeri menjadi murah.
 Larangan impor, dengan berbagai alasan, ada barang tertentu yang dilarang diimpor.
Misalnya, barang-barang yang berbahaya untuk masyarakat. Larangan impor bisa jadi
dilakukan untuk membalas tindakan negara lain yang telah lebih dulu melarang impor
barang suatu negara. Selain itu, larangan impor dapat pula dilakukan untuk
menghemat devisa.
3. Kebijakan Perdagangan Lainnya
Ada tiga kebijakan ekonomi/perdagangan internasional lainnya, antara lain :
a) Politik Proteksi Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi
industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-
persaingan barang-barang impor. Tujuan kebijakan proteksi adalah :
 Memaksimalkan produksi dalam negeri.
 Memperluas lapangan kerja.
40
 Memelihara tradisi nasional.
 Menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri
pada satu komoditi andalan.
 Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika
bergantung pada negara lain.
b) Politik Dagang Bebas Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk
mengadakan perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan
perdagangan bebas mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan
memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi barang dimana
suatu negara memiliki keunggulan komparatif.
c) Politik Autarki Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik,
ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip
perdagangan internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas. itu seorang
importir dalam melaksanakan pembayarannya harus membeli uang dolar terlebih
dahulu pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian ditransfer kepada
eksportir di Amerika.
F. KEBIJAKAN NON TARIF KUOTA SUBSIDI DAN DUMPING
Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap
barang– barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis
yang diimpor dari luar negeri, dengan cara menarik/mengenakan pungutan bea masuk kepada
setiap barang impor yang masuk untuk dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan. Efek
kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling umum adalah
tarif atas barang-barang impor atau yang biasa disebut bea impor. Tujuan dari bea impor
adalah membatasi permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong
konsumen menggunakan produk domestik. Semakin tinggi tingkat proteksi suatu negara
terhadap produk domestiknya, semakin tinggi pula tarif pajak yang dikenakan.
Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu :
a) Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang
diangkut menuju negara lain (di luar costum area).
41
b) Bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara
lain.
c) Bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang masuk dalam suatu negara (di dalam custom area).
Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) adalah berbagai kebijakan
perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi
potensi manfaat perdagangan internasional.
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff
barrier) sebagai berikut :
i. Pembatasan spesifik (specific limitation) :
 Larangan impor secara mutlak.
 Pembatasan impor (quota system), kuota adalah pembatasan fisik secara
kuantitatif yang dilakukan atas pemasukan barang (kuota impor) dan
pengeluaran barang (kuota ekspor) dari/ke suatu negara untuk melindungi
kepentingan industri dan konsumen.
 Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu.
 Peraturan kesehatan/karantina.
 Peraturan pertahanan dan keamanan negara.
 Peraturan kebudayaan.
 Perizinan impor (import licence).
 Embargo.
 Hambatan pemasaran/marketing.
ii. Peraturan bea cukai (customs administration rules) :
 Tata laksana impor tertentu (procedure).
 Penetapan harga pabean.
 Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forex control).
 Consulat formalities.
 Packaging/labelling regulations.
 Documentation needed.
 Quality and testing standard.
 Pungutan administasi (fees).
42
 Tariff classification.
41
iii. Partisipasi pemerintah (government participation) :
 Kebijakan pengadaan pemerintah.
 Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk
memberikan perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam
bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga,
dan lain-lain.
 Countervaling duties.
 Domestic assistance programs.
 Trade-diverting.
 Import charges.
 Import deposits.
 Supplementary duties.
 Variable levies.
Suatu Negara memiliki beberapa cara untuk dilakukan dalam menerapkan hambatan
non-tarif, di antaranya :
1) Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa
Cara ini dilakukan dengan membuat standard kualitas khusus à produk atau jasa yang
akan masuk ke suatu negara tertentu harus memenuhi standar kualitas negara tersebut.
Pembatasan ini sama sekali tidak terkait dengan aspek-aspek finansial.
2) Pembatasan Kuota Impor
Dilakukan dengan membatasi kuantitas barang yang boleh masuk ke suatu negara.
Pembatasan jumlah barang dilakukan dengan tujuan produk-produk impor tidak membanjiri
pasar dalam negeri. Dengan pembatasan ini diharapkan produk-produk dalam negeri bisa
bersaing di negerinya sendiri.
3) Prosedur atau Peraturan Khusus
Prosedur atau peraturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat bisa jadi
menjadi hambatan terbesar yang dihadapi produk luar negeri. Peraturan atau prosedur yang
dikeluarkan pemerintah merupakan kunci masuknya produk luar negeri. Dengan adanya
peraturan khusus tersebut, gerak produk luar negeri di dalam negeri bisa terbatas.
4) Struktur Pasar
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli. Pasar
memiliki struktur tersendiri yang membuat dirinya khas dan berbeda dibandingkan dengan
42
pasar lainnya. Hal ini menjadi pembatas yang cukup nyata terhadap produk luar yang akan
masuk ke dalam negeri.
43
5) Kondisi Politik, Ekonomi, Dan Sosial Budaya
Suatu produk atau jasa dari luar negeri harus memperhatikan faktor-faktor seperti
politik, ekonomi, dan sosial budaya negara tujuan. Dengan memperhatikan faktor-faktor
tersebut, diharapkan usaha pemasaran akan lebih mudah. Namun demikian, biasanya dengan
adanya faktor-faktor tersebut justru menghambat gerak langkah pemasaran perusahaan.
Ada beberapa hambatan kebijakan non-tarif, yaitu :
1. Kuota
a) Kuota Ekspor
Kuota ekspor memiliki batasan-batasan jumlah. Pembatasan jumlah ini bertujuan
untuk:
 Untuk mencegah barang-barang yang penting jatuh/berada ditangan musuh.
 Untuk menjamin tersedianya barang didalam negeri dalam proporsi yang cukup.
 Untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai
stabilisasi harga.
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan barang
perdagangan penting dan dibawah suatu pengawasan badan internasional, misalnya kopi dan
timah.
b) Kuota Impor
Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang yang boleh
diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen. Pembatasan
ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu
atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara
langsung. Kuota impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri tertentu dan neraca
pembayaran suatu negara. Negara maju pada umumnya memberlakukan kuota impor untuk
melindungi sektor pertaniannya. Sedangkan negara-negara berkembang melakukan kebijakan
kuota impor untuk melindungi sektor industri manufakturnya atau untuk melindungi kondisi
neraca pembayarannya yang seringkali mengalami defisit akibat lebih besarnya impor
daripada ekspor.
Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara :
 Pemberlakuan kuota impor akan memperbesar permintaan yang selanjutnya akan
diikuti kenaikan harga domestik dan produksi domestik yang lebih besar daripada
yang diakibatkan oleh pemberlakuan tarif impor yang setara.
44
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1

More Related Content

What's hot

resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1Rahmi Putrhii II
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalnova santi
 
Ekonomi internasional (1)
Ekonomi internasional (1)Ekonomi internasional (1)
Ekonomi internasional (1)ine srinurjanah
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalNenta1005
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Vera Handayani
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilamielasieuzzumaki
 
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasionalResume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasionalekakurnia16
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSAnggi Ferdianza
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalAnisa Emas
 
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]oppi novitasari
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalWarsih acih
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiirmayanti39
 
Resume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsResume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsabdullucky
 
Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)ine srinurjanah
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Universitas Bina Bangsa
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 

What's hot (20)

Resume 1
Resume 1Resume 1
Resume 1
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Ekonomi internasional (1)
Ekonomi internasional (1)Ekonomi internasional (1)
Ekonomi internasional (1)
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamila
 
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasionalResume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTS
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
 
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayanti
 
Resume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsResume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional uts
 
Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Resume I
Resume IResume I
Resume I
 

Similar to Resume ekonomi internasional 1

Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Deska13
 
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )Triadirama
 
Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalYulinar Gitaningrum
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...erika herawati
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalMontisa Rizki
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalIkaYulianti4
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosarosa wati
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Rizki Safarina
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalNiaKusnia
 
PPT Ekonomi Internasional.pptx
PPT Ekonomi Internasional.pptxPPT Ekonomi Internasional.pptx
PPT Ekonomi Internasional.pptxMellya7
 

Similar to Resume ekonomi internasional 1 (15)

Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)
 
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
 
Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1
 
Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi Internasional
 
BMP ESPA4226
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosa
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
PPT Ekonomi Internasional.pptx
PPT Ekonomi Internasional.pptxPPT Ekonomi Internasional.pptx
PPT Ekonomi Internasional.pptx
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

Resume ekonomi internasional 1

  • 1. TUGAS EKONOMI INTERNASIONAL “RESUME MATERI EKONOMI INTERNASIONAL 1” Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Ekonomi Internasional yang diampu oleh dosen Bapak Ade Fauji SE, MM Oleh : Rizki Safarina 11150588 / 6L - MKP UNIVERSITAS BINA BANGSA JURUSAN MANAJEMEN 2017/2018
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik serta iniyah-Nya Ekonomi Internasional “Resume Materi Ekonomi Internasional 1” dapat diselesaikan dengan baik, guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Ekonomi Internasional. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang dengan semangat dan ikhlas berjuang dalam menumbuh kembangkan ajaran Islam sehingga dapat membimbing umat manusia menuju keimanan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Dengan selesainya penyusunan tugas ini, saya ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan, saran-saran, dan informasi yang sangat berharga kepada saya. Disamping itu, saya juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik yang membangun dari segenap pembaca demi kesempurnaan tugas ini. Demikian tugas ini saya buat, semoga dapat berguna bagi kita semua. Serang, April 2018 i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang........................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1 C. Tujuan dan Manfaat................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2 A. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Internasional............................................ 2 B. Konsep Teori Perdagangan Internasional................................................................ 13 C. Teori Klasik, Teori Keunggulan Mutlak dan Teori Komparatif..............................18 D. Teori Modern Perdagangan Internasional............................................................... 23 E. Kebijakan Ekonomi Internasional........................................................................... 36 F. Kebijakan Non Tarif Kuota, Subsidi dan Dumping................................................ 41 BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 49 A. Kesimpulan ............................................................................................................ 49 B. Saran ..................................................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................50 ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional. Sumber energy Amerika Serikat, misalnya, sangat bergantung pada produsen luar negeri, sedangkan Jepang mengimpor hampir setengah dari makanan yang di konsumsi oleh penduduknya. Sebaliknya, negara-negara berkembang sangat membutuhkan teknologi yang dikembangkan dan dihasilkan oleh negara-negara industri. Dalam jangka panjang, pola perdagangan internasional ditentukan oleh prinsip- prinsip keunggulan komparatif. Kita selaku Negara sedang berkembang sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan Negara di bandingkan lingkungan hidup maka dari pada itu perdagangan internasional di bidang misalkan ekspor impor sangat mempengaruhi perekonomian dalam negri kita ini. Mengapa demikian, karena kita ketahui pajak atau bea cukai dalam melakukan kegiatan transaksi ekspor impor sangat besar dibandingkan pendapatan Negara lainnya, hal tersebut sangat menunjang kesejahteran dalam negeri. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi, ruang lingkup, dan tujuan dari ekonomi internasional? 2. Apa pengaruh ekonomi internasional terhadap keseimbangan ekonomi? 3. Apa definisi, manfaat, faktor-faktor, dan hambatan dalam dari Perdagangan Internasional? C. Maksud dan Tujuan Untuk memberikan informasi pengetahuan mengenai perdagangan internasional dari mulai definisi, teori-teori perdagangan internasional sampai kepada hambatan-hambatan yang timbul dalam perdagangan intenasional yang berguna untuk pemahaman dalam proses pembelajaran Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi. 1
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL Kebutuhan yang tidak dimiliki atau yang tidak mampu disediakan secara mandiri menempatkan suatu keadaan di mana diperlukan adanya pertukaran komoditi antar negara. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak hanya meliputi arus perdagangan barang dan jasa dalam batas wilayah negara saja, tetapi juga termasuk arus barang dan jasa melampaui batas negara. Dengan kata lain, pada dasarnya tak ada satu pun negara di dunia ini yang mampu memenuhi kebutuhan internalnya masing-masing dan tidak tergantung kepada negara lain. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Internasional Ekonomi Internasional adalah sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu : a. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi. b. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan Multi Nasional. c. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal. Permasalaha utama yang biasanya dihadapi dalam ekonomi internasional adalah sama dengan ekonomi lainnya, yakni masalah kelangkaan barang ataupun pilihan barang, yang diartikan produk adalah barang atau jasa yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia. Faktor-faktor yang mendorong sebuah negara melakukan Ekonomi Internasional di antaranya : 1) Agar bisa memenuhi kebutuhan produk dan jasa dalam negeri. 2) Memiliki keinginan agar bisa mendapatkan keuntungan, yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara. 3) Mempunyai kemampuan yang berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk mengelola sumber daya. 2
  • 6. 4) Mempunyai kelebihan produk atau barang dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjualnya. 5) Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat maupun jumlah penduduk yang bisa mengakibatkan adanya suatu perbedaan antara hasil produksi dan terdapatnya keterbatasan dari produksi. 6) Terjadinya arus globalisasi, sebab tidak ada negara di muka bumi ini yang dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain. 7) Memiliki kesamaan selera terhadap suatu barang atau jasa. 8) Memiliki keinginan untuk membuka kerjasama dan hubungan diplomatik dengan negara lain. Ekonomi Internasional memiliki tujuan yaitu untuk bisa meningkatkan kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila dapat mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya kegiatan di bidang perdagangan (ekspor – impor), perkreditan, perasuransian, investasi, dan di bidang yang lainnya. Perbedaan tata cara ataupun sifat antara perdagangan internasional dengan perdagangan yang ada didalam negeri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain : a. Perbedaan hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dan lain-lain. b. Perbedaan adat istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan kondisi pasar. c. Perbedaan keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural. Setiap kegiatan ekonomi bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Salah satu cara yang ditempuh adalah mengadakan perdagangan baik interregional maupun internasional, dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Ilmu ekonomi internasional yang sering pula hanya kita sebut ekonomi internasional kiranya dapat didefinisikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari perilaku transaksi-transaksi ekonomi internasional perekonomian bangsa pada khususnya dan mekanisme bekerjanya perekonomian dunia pada umumnya. Menurut Oxlay Summary, pengertian ekonomi international dilihat dari dua segi, yaitu : 1) Dari segi ilmiah, pengertian ekonomi international adalah bagian atau cabang dari ilmu ekonomi yang diterapkan pada kegiatan-kegiatan ekonomi antar negara atau antar bangsa. 2) Dari segi praktisnya, ekonomi international adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar bangsa, negara, maupun antara orang-orang perorangan dari negara yang satu dengan negara yang lain. 3
  • 7. Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional. Ekonomi internasional sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang juga mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor-impor) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (swasta maupun pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro, misalnya menyangkut masalah jual-beli secara internasional (yang sering disebut dengan ekspor-impor). Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi, yang merupakan salah satu topik dalam analisa ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu dengan yang lain dapat mempengarui pendapatan ataupun kesempatan kerja. Aspek makro, misalnya hal-hal menyangkut perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan dan pasar. Setiap ada perubahan permintaan atau penawaran agregat di pasar dunia, termasuk harga, maka pengaruhnya dirasakan dalam bentuk perubahan ekspor/impor dan secara tidak langsung juga pada produksi dan harga di dalam negeri. Sehingga ruang lingkup dalam perdagangan internasional termasuk dalam ruang lingkup ekonomi internasional yang dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Teori dan kebijaksanaan perdagangan internasional. b. Teori dan kebijaksanaan keuangan atau moneter internasional. c. Organisasi dan kerja sama ekonomi internasional. d. Perusahaan multinasional. Ilmu ekonomi internasional merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antara satu negara dengan negara lain dapat mempengaruhi alokasi sumber daya baik antara dua negara tersebut maupun antar beberapa negara. Hubungan dalam perekonomian internasional dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, serta bantuan kerjasama internasional. Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional juga mempelajari alokasi yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Hanya saja problematik ekonomi dipelajari dalam ruang lingkup internasional. Artinya, masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu negara dengan negara lain. Oleh karena itu ekonomi internasional lebih luas pengertiannya apabila dibandingkan dengan perdagangan internasional yang hanya 4
  • 8. menyangkut pertukaran barang dan jasa saja. Para pelaku yang mengadakan hubungan ekonomi internasional meliputi swasta, pemerintah maupun organisasi internasional. 2. Perdagangan antar Negara dan Ilmu Ekonomi Internasional Berdasarkan dari sub pokok bahasan sebelumnya, maka kita mengetahui bahwa adanya perdagangan internasional antar negara secara tidak langsung menimbulkan ketergantungan antara negara satu dengan yang lainnya. Dan untuk memenuhi kebutuhan akan barang & jasa maka terjadilah pertukaran barang dan jasa yang dikenal dengan perdagangan internasional. Ekonomi internasional berbeda dengan ekonomi interegional (antar daerah dalam satu negara). Ekonomi internasional menyangkut beberapa negara di mana : a. Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal relatif lebih sukar (immobilitas faktor produksi). b. Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan serta politik yang berbeda. c. Faktor-faktor produksi yang dimiliki (endowment factor) berbeda sehingga dapat menimbulkan perbedaan harga barang yang dihasilkan. Hubungan ekonomi antara satu negara dengan negara lainnya dapat berupa : 1) Pertukaran hasil/output berupa barang & jasa. 2) Hubungan kredit. 3) Pertukaran atau aliran sesama produksi (faktor produksi) yaitu tenaga kerja, modal, teknologi dan kewirausahaan. Keterkaitan ekonomi di masing-masing negara tentunya mempengaruhi kondisi-kondisi yang harus selaras sehingga tidak membuat kegiatan perdagangan internasional diatur oleh aturan dari salah satu negara saja. Oleh karena itu, hubungan ekonomi antar negara, acuan ilmu ekonomi dan kebijaksanaannya pun perlu disepakati bersama. Berdagang dengan negara lain kemungkinan dapat memperoleh keuntungan, yakni dapat membeli barang yang harganya lebih rendah dan mungkin dapat menjual keluar negeri dengan harga yang relatif lebih tinggi. Perdagangan luar negeri sering timbul karena adanya perbedaan harga barang di berbagai negara. Harga sangat ditentukan oleh biaya produksi, yang terdiri dari upah, biaya modal, sewa tanah, biaya bahan mentah serta efisiensi dalam proses produksi. Untuk menghasilkan sesuatu jenis barang tertentu antara satu negara dengan negara lain akan berbeda ongkos produksinya, dan dengan demikian harga hasil produksinya. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan dalam jumlah, jenis, kualitas serta cara-cara mengkombinasikan faktor-faktor 5
  • 9. produksi tersebut di dalam proses produksi. Perbedaan harga inilah yang menjadi pangkal timbulnya perdagangan antar negara. Perbedaan harga bukanlah hanya ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan ongkos produksi, tetapi juga karena perbedaan dalam pendapatan serta selera. Permintaan akan sesuatu barang sangat ditentukan oleh selera dan pendapatan. Selera dapat memainkan peranan penting dalam menentukan permintaan akan sesuatu barang antara berbagai negara. Apabila persediaan suatu barang di satu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan, negara tersebut dapat mengimpor dari negara lain. Untuk suatu barang tertentu faktor selera dapat memegang peranan penting. Misalnya, mobil, rokok, pakaian, meskipun satu negara tertentu telah dapat menghasilkan barang-barang tersebut, namun kemungkinan besar impor dari negara lain dapat terjadi. Hal ini dikarenakan faktor selera, di mana penduduk negara tersebut lebih menyukai barang-barang buatan negara lain. 3. Variabel dan Metode Ekonomi Internasional Ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model general equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah. Empat aspek yang erat hubungannya dengan metodologi dalam analisis ekonomi. Aspek-aspek tersebut adalah : a. Masalah pokok ekonomi yang dihadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan atau kekurangan. Berdasarkan uraian mengenai masalah ekonomi pokok tersebut akan dirumuskan definisi ilmu ekonomi. b. Jenis-jenis analisis ekonomi. c. Ciri-ciri utama suatu teori ekonomi dan kegunaan teori ekonomi. d. Bentuk-bentuk alat analisis yang digunakan pakar ekonomi dalam menerangkan teori ekonomi dan menganalisis berbagai peristiwa yang terjadi dalam perekonomian. 6
  • 10. Keuangan Internasional mengaplikasikan model-model makroekonomi untuk membantu memahami ekonomi internasional. Konsep makroekonomi meliputi berbagai variabel. Fokusnya adalah dalam interrelationship antara aggregate economic variabel (variabel-variabel ekonomi keseluruhan) seperti PDB (produk domestik bruto), tingkat pengangguran (unemployment rate), tingkat inflasi (inflation rate), neraca perdagangan (trade balance), nilai tukar (exchange rate), suku bunga (interest rate), dll. Perluasan makroekonomi juga termasuk dalam ekonomi internasional. Fokusnya dalam signifikasi ketidakseimbangan perdagangan (significance of trade imbalance), faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar (determinants of exchange rate) dan pengaruh keseluruhan kebijakan moneter dan fiskal dari pemerintah. Diantara isu yang paling penting adalah perdebatan tentang sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) atau sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate). 4. Masalah yang dibahas dalam Ekonomi Internasional Setiap negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antar negara dapat berjalan dengan lancar. Namun, terkadang kegiatan perdagangan antar negara juga mengalami beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negara- negara yang melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan internasional. a. Perbedaan Mata Uang Antar Negara Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat menghambat perdagangan antar negara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional. b. Kualitas Sumber Daya yang Rendah Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional. Mengapa? Karena jika sumber daya manusia rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya 7
  • 11. menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional. c. Pembayaran antar Negara Sulit dan Risikonya Besar Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila membayarnya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C. d. Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang- barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan. e. Terjadinya Perang Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antar negara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan perdagangan antar negara akan terhambat. f. Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasi-organisasi ekonomi. Tujuan organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negara-negara anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan. Masalah-masalah ekonomi internasional saat ini banyak berhubungan dengan kebijakan perdagangan internasional yang membahas alasan serta pengaruh pembatasan perdagangan, serta hal-hal yang menyangkut antara lain : 8
  • 12. 1) Meningkatnya Proteksionisme di Negara-Negara Maju Menurut teori perdagangan secara murni, kebijakan terbaik dalam perdagangan internasional adalah perdagangan bebas. Di bawah kebijakan seperti itu, setiap negara akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditas yang dapat diproduksinya paling efisien. Selanjutnya, melalui pertukaran, setiap negara akan memperoleh keuntungan (yaitu dapat mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa yang mungkin tidak akan diperoleh jika tidak dilakukan perdagangan). Namun, dalam dunia nyata, sebagian besar negara menerapkan pembatasan-pembatasan terhadap arus bebas perdagangan tersebut. Meskipun jika dilihat dari sisi kesejahteraan nasional, hal ini sering dibenarkan, namun pembatasan perdagangan selalu disokong oleh segelintir produsen dan lebih banyak menguntungkan mereka, dengan mengorbankan mayoritas konsumen yang tidak dapat berbuat apa-apa. Saat ini, masalah- masalah tersebut semakin diperumit oleh kecenderungan negara-negara di dunia untuk membentuk tiga blok perdagangan yaitu blok perdagangan Amerika Utara (meliputi Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko), blok perdagangan negara-negara Eropa, serta blok perdagangan negara-negara Asia yang dipelopori oleh Jepang. 2) Fluktuasi yang Berkelanjutan dan Besarnya Ketidakseimbangan Kurs Valuta Asing Kurs valuta asing memperlihatkan ketidak stabilan atau fluktuasi yang terus berlanjut serta ketidak seimbangan yang cukup besar dan menetap. Hal ini mengganggu pola perdagangan internasional dan spesialisasi, serta menimbulkan ketidakstabilan kondisi keuangan internasional. Timbulnya ketidak stabilan dan ketidak seimbangan yang terus menerus dalam kurs valuta asing telah mendorong diperlukannya reformasi sistem moneter internasional yang sedang berlangsung, bersamaan dengan diperlukannya penetapan zona target fluktuasi beberapa mata uang utama yang diperbolehkan, serta semakin meningkatnya keperluan koordinasi kebijakan makroekonomi secara internasional di antara berbagai negara industri utama. 3) Pengangguran Struktural yang Tinggi di Negara-Negara Eropa Di negara-negara industri Eropa, tingkat pengangguran rata-rata berada di atas 10 persen selama beberapa dekade terakhir. Tingkat pengangguran ini bahkan melebihi 12 persen pada tahun 1994, sementara di Amerika Serikat hanya 7 persen. Situasi ini diperburuk lagi oleh kenyataan bahwa setengah para penganggur tersebut telah menganggur lebih dari setahun. Diyakini penyebab masalah pengangguran struktural atau jangka panjang yang dihadapi negara-negara Eropa sebagian besar diakibatkan oleh tunjangan sosial yang terlalu berlebihan serta ketidakstabilan pasar tenaga kerja yang mengurangi minat masyarakat untuk bekerja dan mengurangi penciptaan kerja. Akibat tingginya pengangguran ini, negara-negara 9
  • 13. Eropa mengimpor lebih sedikit komoditas dibanding yang seharusnya, dan cenderung membatasi perdagangan yang sia-sia melindungi lapangan kerja. Dalam dunia kita yang saling tergantung saat ini, masalah nasional atau regional seperti itu akan dengan cepat menjadi masalah perdagangan dunia. 4) Masalah Restrukturisasi yang Dihadapi Negara-Negara Eropa Timur serta Negara- Negara Bekas Uni Soviet Meskipun telah mendapat kemajuan cukup besar dalam restrukturisasi bekas negara- negara Eropa Timur dan bekas Uni Soviet yang memiliki sistem ekonomi terpusat, masih tetap terdapat bahaya kembalinya perekonomian pada kondisi semula serta timbulnya kekacauan ekonomi. Negaranegara ini membutuhkan begitu banyak bantuan dari negara- negara Barat dalam bentuk modal dan teknologi untuk membangun ekonomi pasar serta untuk mengintegrasikan mereka ke perekonomian dunia. Jika dilihat dari sisi runtuhnya perdagangan tradisional yang melingkupi mereka, negara-negara ini juga memerlukan akses yang bersifat liberal ke pasar negara-negara Barat. Bantuan ini tidak saja dibenarkan dari segi-segi kemanusiaan, namun juga dari sisi kepentingan jangka panjang negara-negara Barat. Ilmu ekonomi internasional dapat membantu memahami lebih baik sifat dari berbagai masalah ini serta membantu mengevaluasi usaha-usaha penyelesaian yang sedang dilakukan atau diusulkan. 5) Kemiskinan di Beberapa Negara Berkembang yang Paling Miskin Meskipun banyak negara berkembang khususnya Cina dan India telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir ini, masih banyak negara- negara berkembang paling miskin, terutama kawasan negara sub-sahara Afrika, tetap menghadapi kemiskinan paling buruk, masalah utang luar negeri, stagnasi ekonomi, serta semakin melebarnya jurang ketidakadilan standar hidup. Kondisi-kondisi ini menimbulkan masalah serius bagi perekonomian dunia. Sistem ekonomi internasional yang telah menyebarkan keuntungan/manfaat perdagangan internasional dan spesialisasi secara merata tidak dapat dikatakan telah berfungsi sempurna, apalagi disebut telah memberikan keadilan. Dunia yang dipenuhi oleh jutaan orang yang kelaparan bukan saja tidak diterima di sisi etika, namun juga akan sulit mewujudkan suatu dunia yang aman. Ilmu ekonomi internasional akan membantu menjelaskan mengapa ketidaksamaan standar kehidupan antara negara-negara yang kaya dan miskin di dunia begitu besar dan semakin melebar, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini. 10
  • 14. 5. Hubungan Ilmu Ekonomi Internasional dengan Ilmu Ekonomi Lain Dalam melakukan analisis teori perdagangan internasional akan senantiasa digunakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut : a. Neocality of economy, di mana uang tidak berpengaruh atas harga relative. b. Jumlah faktor produksi dari setiap 14egara tetap. c. Faktor produksi secara internasional tidak dapat berpindah. d. Teknologi yang tersedia sama. e. Taste & Income Distribution dianggap sesuatu yang given dan tidak berubah. f. Tidak terdapat hambatan perdagangan/trade barrier dalam bentuk biaya transpor, informasi dan teknologi. g. Adanya Full Employment faktor produksi & tidak terjadi excess supplies/shortage of commodities. Setiap asumsi yang telah disebutkan di atas, diambil dari asumsi-asumsi ilmu ekonomi perdagangan internasional dan ilmu ekonomi lainnya yang terkait dalam pengambilan kebijaksanaan di kegiatan perdagangan internasional. Terdapat banyak pengertian tentang ekonomi internasional dan bahkan studi ini sering disamakan dengan perdagangan internasional atau bisnis internasional. 1) Harry Waluya menjelaskan, pengertian ekonomi internasional sebagai aplikasi dari ilmu ekonomi mikro dan ekonomi makro, selanjutnya dapat dilakukan suatu penerapan teori yang khusus mempelajari masalah hubungan ekonomi antar suatu negara dengan negara lainnya, yaitu dalam cabang ilmu ekonomi internasional sebagai cabang ilmu ekonomi yang benar-benar telah diperas menjadi materi tersendiri yang disebut Teori Murni Perdagangan Internasional (The Pure Theory on International Trade). 2) Nopirin mendefinisikan, ekonomi internasional seperti ilmu ekonomi biasa yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia, hanya saja problematikanya berada dalam lingkup internasional. Ilmu ekonomi internasional berusaha mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antar satu negara dengan negara lain yang dapat berpengaruh pada alokasi sumber daya baik dikedua negara maupun di negara yang lain. wujud hubungan ekonomi antar negara ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional. 3) Ingo Walter dan Kaj Areskoug mengatakan, bahwa “international economics has a private aspect and a governmental, public policy aspect. And so the economic “actors” we will be conserned with include both firms and, occasionally, other private 11
  • 15. institutions and individuals and government agencies of various types. They also include official international organizations that have assumed certain supranational functions in the world economy.” 4) Sedangkan Stefan H Robbock dan Kenneth Simmonds mendefinisikan, ekonomi internasional dalam konsep bisnis internasional yang didefinisikan “... as a field of management training deals with the special features of business activities that cross national boundaries. These activities may be movements of goods, services, capital or personnel; transfer of technology, informations or data; or even the supervision of employees. Dari beberapa pengertian diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa “studi ekonomi internasional mempelajari tentang hubungan ekonomi antar negara yang berkaitan dengan alokasi sumber daya yang ada sebagai dampak langsungnya yang dijalankan melalui mekanisme perdagangan, investasi dan kerjasama internasional”. Selain itu, ekonomi internasional juga berkaitan dengan kebijakan yang mengaturnya baik dalam negeri berupa kebijakan ekonomi internasional dan kebijakan internasional seperti sistem moneter, sistem pajak yang diatur dalam lembaga internasional seperti WTO dan IMF. Dalam kaitannya dengan studi hubungan internasional, studi ekonomi internasional memberikan gambaran tentang alasan suatu negara melakukan hubungan perdagangan dan ekonomi dengan negara lain dan bagaimana mereka melakukan hubungan tersebut. Terdapat banyak sekali mekanisme, aturan dan konflik yang terjadi dalam hubungan ekonomi ini, sehingga mempelajari ekonomi internasional dalam studi hubungan internasional menjadi sangat penting untuk menganalisa fenomena hubungan internasional mutakhir yang sedang terjadi saat ini, dilihat dari sudut pandang ekonomi internasional. Pentingnya ekonomi internasional dalam studi hubungan internasional terutama pada mekanisme kerjasama internasional dalam pembentukan sistem moneter, GATT sampai WTO, IMF dan MNC yang saat ini mendomonasi dan menggeser peran negara dalam ekonomi internasional. Dalam era globalisasi & perdagangan bebas, manusia dengan ide, bakat, iptek, barang & jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah melewati batas negara yang mana pergerakan relatif bebas ini, telah menimbulkan saling keterkaitan & ketergantungan maka menyebabkan hampir semua kehidupan dalam suatu negara terpengaruh oleh ekonomi internasional. Dengan kata lain, perdagangan bebas saat ini dapat dikatakan tak ada lagi negara yang autharcy yaitu negara yang hidup terisolasi, tanpa mempunyai hubungan ekonomi, keuangan, maupun perdagangan internasional. 12
  • 16. B. KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Perdagangan internasional merupakan pertukaran barang, jasa, dan faktor produksi yang melintasi batas negara. Berdasarkan Markusen, Melvin, Kaempfer, & Maskus (1995) terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perdagangan internasional, diantaranya adalah adanya perbedaan teknologi, perbedaan sumber daya yang dimiliki, adanya kebijakan pemerintah, persaingan tidak sempurna di pasar domestik dan economies of scale, dan perbedaan pada sisi permintaan, seperti selera dan pendapatan perkapita. Perbedaan teknologi antar negara dapat mendorong terjadinya perdagangan internasional. Ketika dua negara memiliki perbedaan teknologi dalam berproduksi, maka perbedaan tersebut dapat dieksploitasi untuk menciptakan perdagangan. Masing-masing negara tersebut akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi produk yang memiliki keunggulan teknologi produksi dan mengekspor produk tersebut untuk kemudian ditukar dengan produk yang tidak memiliki keunggulan teknologi dalam produksi. Perbedaaan teknologi ini akan menciptakan perbedaan kemampuan berproduksi yang selanjutnya menciptakan keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif inilah yang akan menyebabkan perbedaan harga, sehingga memungkinkan setiap negara memiliki keuntungan dengan melakukan perdagangan. Selain itu, perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu negara juga dapat mendorong terjadinya perdagangan, hal tersebut dapat dijelaskan oleh model Heckscher-Ohlin. Dalam model tersebut dijelaskan bahwa keunggulan komparatif dan perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara akan ditentukan oleh perbedaan kelimpahan faktor (factor endowments atau factor abundance) relatif antar negara. Jika diasumsikan bahwa setiap negara memiliki kelimpahan faktor yang relatif berbeda dibandingkan negara lain, faktor produksi baik modal maupun tenaga kerja yang dimiliki dapat dipindahkan dengan mudah (perfect capital mobility), memiliki teknologi produksi yang sama, fungsi produksi bersifat constant return to scale, tidak terdapat biaya transportasi, tarif, atau hambatan lainnya terhadap aliran perdagangan internasional yang bebas, maka suatu negara akan mengekspor komoditi yang dalam proses produksinya membutuhkan penggunaan intensif dari faktor produksi yang relatif berlimpah dan murah di negara tersebut dan mengimpor komoditi yang membutuhkan penggunaan intensif dari faktor produksi yang relatif langka dan mahal. Jika pada model Heckscher-Ohlin diasumsikan bahwa faktor produksi bersifat perfect mobility, maka pada model faktor spesifik (spesific factors model) hanya tenaga kerja saja yang diasumsikan demikian. Sementara modal, seperti modal fisik, bersifat tetap pada tiap industri di suatu negara dalam jangka pendek. Dalam model ini dikatakan bahwa setiap 13
  • 17. negara akan melakukan ekspor suatu produk yang memiliki kelimpahan modal jika diasumsikan kedua negara memiliki ketersediaan tenaga kerja yang sama yang bersifat mobile. Sementara, jika kelimpahan faktor tenaga kerja yang dimiliki oleh kedua negara berbeda, maka perdagangan akan bergantung pada fungsi produksi dan alokasi dari modal. Berbeda halnya dengan teori Heckscher-Ohlin dan model faktor spesifik, kebijakan yang dilakukan pemerintah juga dapat mendorong adanya perdagangan antar negara jika dalam suatu perdagangan terdapat hambatan perdagangan walaupun seringkali kebijakan tersebut tidak ditujukan untuk mendorong perdagangan. Kebijakan pajak dan subsidi yang dilakukan pemerintah dapat mendorong adanya perdagangan internasional. Kebijakan pajak konsumsi dapat menyebabkan berkurangnya konsumsi domestik yang kemudian menyebabkan bertambahnya ekspor ataupun berkurangnya impor. Sementara pajak produksi dapat menyebabkan berkurangnya produksi yang kemudian diikuti oleh berkurangnya ekspor atau bertambahnya impor. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut dapat menyebabkan distorsi pada kesejahteraan masyarakat, dimana kebijakan pajak dapat menyebabkan berkurangnya kesejahteraan masyarakat, sehingga terjadilah perdagangan sebagai implikasinya. Pada dasarnya ada 2 teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional, yaitu teori klasik dan teori modern. 1. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara, diantaranya : a) Keanekaragaman Kondisi Produksi Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar dalam memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri. b) Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar. Jadi, apabila suatu negara berspesialisasi memproduksi barang tertentu dan mengekspornya, biaya produksi rata-ratanya akan turun. 14
  • 18. c) Perbedaan Selera Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia meningkat. 2. Manfaat Perdagangan Internasional Manfaat perdagangan internasional terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu manfaat perdangan internasional secara umum, manfaat perdagangan internasional di bidang ekonomi, manfaat perdagangan internasional di bidang sosial, dan manfaat perdagangan internasional di bidang keamanan dan politik, berikut materinya. a) Manfaat Perdagangan Internasional Secara Umum  Memperoleh devisa Uang asing seperti dollar Amerika, yen, atau jenis mata uang lainnya akan kita dapatkan, jika mengekspor suatu komoditas . devisa bisa disebut juga dengan Mata uang asing. mengimpor barang modal dan konsumsi adalah salah satu dari kegunaan devisa.  Memperluas kesempatan kerja Kesempatan untuk memperluas kesempatan kerja akan didapat dari perdagangan internasional, khususnya kegiatan ekspor, Tenaga kerja sangat kita butuhkan supaya bisa mengoptimalkan barang yang akan dijual ke luar negeri, khususnya barang ekspor.  Menstabilkan harga - harga Jika harga semacam produk dalam negeri mahal atau tidak memadai serta tidak memenuhi permintaan pasar, barang tersebut perlu diimpor. Dengan diimpornya, biaya barang tersebut pasti akan stabil sekaligus kebutuhan bisa terpenuhi.  Meningkatkan kualitas komsumsi Dengan adanya perdagangann internasional, individu dapat memperoleh barang-barang yang sebenarnya tidak diproduksi dalam negeri atau kualitasnya tidak setinggi produk internasional.  Mempercepat transfer teknologi Untuk menggunakan produk yang diimpor dari luar negeri, diperlukan pemahaman atau kemampuan khusus yang dibutuhkan. Akibatnya, penjual harus menawarkan sarana atau pelatihan untuk menggunakannya yang tentunya akan mempercepat transfer teknologi. 15
  • 19. Transfer teknologi modern memungkinkan sebuah Negara mengetahui lebih banyak teknik manufaktur modern. 14
  • 20. b) Manfaat Perdagangan Internasional Dibidang Ekonomi  Memenuhi permintaan dalam Negara Sebuah negara bisa disamakan dengan manusia, di mana dia membutuhkan orang lain untuk berlangsungnya kehidupannya. Dengan adanya kerjasama dengan orang lain, maka pastinya akan memiliki kemampuan untuk memenuhi kekurangan itu sendiri. Seperti manfaat bisnis yang ditunjukkan dari sekolah, untuk mengembangkan usaha diantara tim.  Menambah kemakmuran suatu Negara Pendapatan suatu negara akan bisa meningkat apabila negara tersebut aktif dalam perdagangan internasional. Penyebabnya tidak lain karena adanya hubungan timbal balik antara negara tersebut, dimana negara akan menjual produksinya ke negara yang butuh karena kelebihan stok dalam negeri.  Memperluas lapangan pekerjaan Diantara manfaat lain dengan adanya perdagangan internasional adalah dapat meningkatkan kuantitas produksi barang yang kemudian bisa diekspor ke negara lainnya. Kebutuhan tenaga kerja akan meningkat seiring naiknya produksi barang, dengan begitu bisa memperluas lapangan pekerjaan.  Meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Salah satu dampak baik dari perdagangan internasional adalah minatnya produsen untuk meningkatkan lagi mutu dan kualitas produknya. Masing-masing negara pengekspor akan bersaing di kancah perdagangan internasional sehingga mau tidak mau mereka harus meningkatkan produknya tersebut baik dari segi keunggulan dan mutunya.  Menambah pemasukkan devisa Negara Sekarang pada umumnya selain pendapatan dari pajak, pemerintah juga mengenjot pendapatan dari devisa, seperti penambahan mata uang asing bagi negara.  Mengurangi angka kemiskinan Perdagangan internasional tentu saja bisa untuk mengurangi angka kemiskinan karena sebelumnya yang miskin tersebut sedikit memiliki penghasilan atau tidak memiliki pekerjaan bisa untuk mendapatkan pekerjaan yang layak yang bisa untuk memenuhi kebutuhannya.  Banyak pilihan jenis barang Dengan adanya perdagangan internasional, maka akan ada produk luar yang masuk ke dalam negeri dan tercampur dengan barang buatan dalam negeri. Selain itu efisiensi produk akan meningkat, yang mana produk yang tidak ada atau sulit dibuat di dalam negeri bisa didatangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 15
  • 21.  Usaha lokal bisa berekspansi Salah satu keuntungan suatu negara yang ikut dalam perdagangan internasional adalah bisa untuk mengembangkan potensi dari usaha lokal. Misalnya saja produknya di terima secara antusias oleh pasar, bagaimana caranya supaya produknya tersebut bisa Go International. Sehingga kesempatan terbuka lebar untuk usaha lokal untuk memiliki pasar baru yang sebelumnya sedikit kompetitor dan bisa menguasai pasar tersebut. Dengan begitu akan lahir perusahaan multinasional dari dalam negeri. c) Manfaat Perdagangan Internasional Dibidang Sosial  Mempererat hubungan antar Negara Salah satu manfaat yang paling besar untuk negara adalah bisa untuk menjalin persahabatan dengan negara lain. Selain itu dengan memiliki hubungan yang erat dengan negara lain bisa untuk mempercepat pembangunan dalam negeri misalnya bisa mendatangkan investor untuk menyuntikkan dananya ke beberapa badan usaha pemerintah yang potensial dan strategis.  Bisa mencegah terjadinya krisis Manfaat lain di bidang sosial ketika hubungan antar negara sudah erat satu sama lain yaitu dapat mengatasi terjadinya krisis. Misalnya, di negara A terjadi krisis makanan akibat gagal panen besar-besaran. Akan tetapi negara A memiliki hubungan dengan negara B yang memiliki hasil beras. Akhirnya Negara B mengirimkan bantuan kepada Negara A berupa berton-ton beras. d) Manfaat Perdagangan Internasional Dibidang Keamanan dan Politik  Kebutuhan akan senjata di era sekarang sangat besar. Bagi negara yang tidak bisa memproduksi senjata dalam negeri atau belum mampu merancang sistem persenjataan yang canggih bisa dapat mengimpor senjata dari negara lain seperti Rusia dan Jerman.  Dengan adanya perdagangan internasional, negara-negara yang terlibat otomatis mau tidak mau harus mentaati peraturan yang berlaku dan disepakati bersama. Sehingga dengan demikian tidak ada hal yang bisa memicu perang semisal pembuatan senjata nuklir dan sebagainya.  Negara yang terlibat dalam perdagangan internasional akan senantiasa bahu membahu untuk menumpas perdagangan yang dilarang semisal transaksi narkoba, jual beli manusia atau organ, hewan langka dan sebagainya. 16
  • 22. C. TEORI KLASIK, TEORI KEUNGGULAN MUTLAK DAN TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF Perdagangan Internasional adalah lalu lintas barang, jasa, dan faktor produksi (Tenaga Kerja dan Modal) yang melintasi batas wilayah suatu Negara. Pengertian lain perdagangan intrnasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk negara dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan antar negara maju pesat sejak pertengahan abad 19 sampai dengan permulaan abad 20. Keamanan serta kedamaian dunia (sebelum perang dunia I) memberikan saham yang besar bagi perkembangan perdagangan internasional. Teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba memahami alasan setiap negara (perekonomian) melakukan perdagangan dengan negara-negara lain. Teori perdagangan disempurnakan oleh Adam Smith, dan David Ricardo. Teori – teori klasik tentang perdagangan internasional, yaitu teori keunggulan absolut (absolut advantages) yang dikembangkan Adam Smith dan keunggulan komparatif (comparative advantages) yang dikembangkan David Ricardo. Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini : • Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara. • Tidak ada perubahan teknologi. • Teori nilai atas dasar tenaga kerja. • Ongkos produksi dianggap konstan. • Ongkos transportasi diabaikan (= nol). • Kebebasan bergerak factor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui batas negara. • Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar faktor produksi. • Distribusi pendapatan tidak berubah. • Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter. a. Merkantilisme (Pra-Klasik) Merkantilisme (Mercantilism) adalah ajaran atau paradigma yang berkeyakinan bahwa perekonomian suatu Negara menjadi makmur jika dapat memaksimalkan surplus perdagangan. Konsekuensinya adalah memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor. Dengan demikian, surplus perdagangan akan maksimal. 17
  • 23. Ide dasar merkantilis memenggunakan model keseimbangan Keynes yang menyebutkan, surplus perdagangan memiliki efek multiplier (efek ganda) yang akan meningkatkan output keseimbangan. Peningkatan output keseimbangan akan meningkatkan konsumsi dan kesempatan kerja. Hal yang menjadi permasalahan ide merkantilisme, yaitu sebagai berikut : 1) Kemakmuran suatu Negara diukur dari banyaknya uang (logam mulia) yang dapat dikumpulkan. Semakin banyak logam mulia yang dapat dimiliki berarti semakin baik. Konsekuensi pemikiran ini adalah surplus perdagangan harus disimpan dalam bentuk cadangan logam mulia, terutama emas. Pandangan ini menyebabkan surplus perdagangan yang dihasilkan tidak menciptakan efek multiplikasi sehingga meningkatnya stok logam mulia bermakna meningkatnya aset yang menganggur. 2) Merkantilisme menganjurkan kebijakan perdagangan yang kontroversial, yaitu proteksi yang ketat dan pemberian hak monopoli kepada produsen domestik. Proteksi yang ketat bertujuan membatasi aliran impor barang dan jasa. Dengan demikian, pasar untuk produk-produk domestik terjamin. Pemberian hak monopoli kepada produsen domestik akan meningkatkan kemampuan bersaing dan kepastian pasar sehingga kegiatan produksi terus berlangsung. Kelemahan kebijakan ini mengakibatkan rakyat terpaksa membeli produk-produk domestik yang harganya lebih mahal dari pada produk negara lain, sementara kualitasnya tidak sebaik produk Negara lain. Pemberian hak monopoli pada akhirnya memanjakan produsen domestik, yang menyebabkan mereka tidak termotivasi untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi. Ciri utama merkantilisme baru adalah pemeliharaan surplus perdagangan, jika perlu dengan melakukan proteksi. Hanya saja proteksi yang dilakukan lebih sopan dan melalui kebijakan-kebijakan yang bersifat non-ekonomi. Misalnya, tuntutan negara-negara barat agar eksportir yang diprioritaskan adalah mereka yang memperhatikan kelestarian alam (setiap produk harus memiliki green label atau label hijau) dan hak asasi manusia (memberi upah dan jam kerja yang layak). Oleh karenanya banyak Negara Sedang Berkembang (NSB), cara ini dicurigai sebagai cara baru untuk menghambat ekspor NSB ke negara-negara kapitalis. b. Teori Adam Smith Prinsip Adam Smith tentang “Keunggulan Mutlak/Absolut (Absolute Advantage Theory)” dan prinsip David Ricardo tentang “Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)” secara umum didasarkan pada keunggulan teknologi dari sauatu Negara dalam memproduksi suatu komuditas. Keunggulan absolute mengacu pada Negara yang 18
  • 24. memiliki keunggulan absolute yang tinggi atau biaya yang lebih rendah dalam memproduksi komoditas di banding dengan Negara lain. 1) Teori Keunggulan Mutlak/Absolut (Absolute Advantage Theory) Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang Negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-masing Negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan. Yang dimaksud dengan keuntungan alamiah adalah keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara memiliki sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh Negara lain baik kualitas maupun kuantitas. Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang di perkembangkan adalah keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara telah mampu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk- produk yang diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain. Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut : a) Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja, suatu Negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan Negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak. b) Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi Dengan spesialisasi, suatu Negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu Negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain. Dengan kata lain, Negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang. 19
  • 25. Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain. David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut : i. Bagaimana bila suatu Negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang dibanding dengan Negara lain? Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu Negara memiliki faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga Negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang dari pada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dapat disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu Negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka Negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan. ii. Apakah Negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional? Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan sekedar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu Negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya. Contoh : Negara Jam Kerja per Satuan Output Dasar Nilai Tukar (Term of Trade)Tekstil Beras Indonesia 40 m 20 ton 1 tekstil = ½ beras Thailand 10 m 30 ton 1 tekstil = 3 beras Dengan menggunakan jam kerja yang sama, ternyata Indonesia lebih banyak menghasilkan tekstil, yaitu sebanyak 40 m dan Thailand lebih banyak menghasilkan beras, yaitu 30 ton. Dengan demikian, dapat disimpulkan Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tekstil, sedangkan Thailand memiliki keungulan mutlak dalam produksi beras, yaitu sebesar 30 ton. Perdagangan antara Indonesia dan Thailand dapat dilakukan, 20
  • 26. dengan cara Indonesia mengekspor tekstil ke Thailand dan sebaliknya, Thailand mengekspor beras ke Indonesia. Inti dari teori adam smith, keunggulan absolute adalah kemampuan suatu Negara untuk memproduksi lebih banyak barang dengan menggunakan sejumlah input dibandingkan dengan produksi di Negara lain.  Suatu Negara akan mengkhususkan diri untuk berspesialisasi untuk menghasilkan barang yang mempunyai keunggulan mutlak.  Barang yang memiliki keunggulan mutlak apabila barang yang di hasilkan lebih murah dibandingkan dengan Negara lain yang lebih efisien.  Barang yang memiliki keunggulan mutlak akan di ekspor. 2) Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju. Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri. Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau ongkos mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu Negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan. Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan bahwa suatu Negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih efisien di mana Negara tersebut memiliki keunggulan komparatif. (Budiono, 1990:35), atau dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi pada tingkat biaya relatif yang lebih rendah dari pada barang lainnya. ((Charles 21
  • 27. P.Kidllebergerdan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional) terjemahan Burhanuddin Abdullah, 1991:30). Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan, dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut mampu menghasilkan satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif dibandingkan Negara lainnya. Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain. Contoh : Negara Jam Kerja Per Satuan Output Dasar Tukar Dalam Negeri Rempah Permadani Indonesia 250 kg 200 unit 1 permadani = 1,25 rempah 1 rempah = 0,8 permadani Mesir 400 kg 800 unit 1 permadani = 0,5 rempah 1 rempah = 2 permadani Terlihat bahwa Mesir memiliki keunggulan untuk kedua produk tersebut sehingga tidak memungkinkan terjadi perdagangan antara Indonesia dan Mesir. Namun, secara komparatif masih memungkinkan dengan melihat dasar tukar Negara masing-masing.  Indonesia untuk memproduksi 1 unit permadani harus mengorbankan 1,25 rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 0,8 permadani. Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada rempah karena pengorbanannya lebihkecil.  Mesir untuk memproduksi 1 unit permadani harus mengorbankan 0,5 rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 2 permadani. Mesir memiliki keunggulan komparatif pada permadani karena pengorbanannya lebih kecil. Dengan kondisi demikian, masih dimungkinkan terjadinya perdagangan antara Indonesia dan Mesir. D. TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1. Proportional Factor Theory El Hechkser Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kaum klasik menerangkan comparative advantage dalam bentuk produktivitas dari tenaganya (labor productivity). Teori yang lebih modern seperti yang dikemukakan oleh Hecksher dan Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimilikinya. 22
  • 28. Suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak daripada negara lain, sedang negara lain memiliki kapital lebih banyak daripada negara tersebut sehingga dapat menyebabkan terjadinya pertukaran. Suatu negara, misalnya Indonesia, memiliki tenaga kerja yang besar dan relatif sedikit kapital, maka untuk sejumlah pengeluaran uang tertentu akan memperoleh jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada kapital. Misalnya uang Rp. 10000 dapat dibeli 20 unit tenaga kerja atau 5 unit mesin, jadi 20 unit tenaga kerja sama dengan 5 unit mesin. Dalam gambar (1) dengan uang sebanyak 100 dapat dibeli kombinasi mesin, yang ditandai dengan titik-titik pada sumbu vertikal (tenaga) dan sumbu horizontal (mesin). Kalau kedua titik ini dihubungkan dengan suatu garis lurus merupakan suatu kurva yang disebut ISOCOST, yakni berbagai kombinasi dua faktor produksi yang dapat dibeli dengan sejumlah uang tertentu. Gambar (1) Isocost Sudut arah isocost ini menunjukkan perbandingan harga antara tenaga kerja dan mesin yaitu 20 : 5 atau 4 : 1 artinya 4 unit tenaga nilainya sama dengan 1 unit mesin. Dalam gambar (1) itu juga terlihat isocost untuk negara Jepang. Negara Jepang lebih banyak memiliki kapital/mesin dan relatif sedikit tenaga. Konsekuensinya di negara Jepang pengeluaran 100 yen akan memperoleh tenaga 10 unit atau 20 unit mesin. Harga 1 unit tenaga sama dengan 2 unit mesin sehingga perbandingan harga tenaga dengan mesin adalah 1 : 2. Semua isocost untuk berbagai alternatif pengeluaran bagi negara Jepang yang mempunyai harga perbandingan/price ratio tenaga yaitu kapital 1 : 2 akan paralel. Jadi jelaslah bahwa negara Indonesia akan lebih murah apabila memproduksi barang yang relatif menggunakan banyak tenaga dan sedikit kapital (labor intensive), sedangkan negara Jepang menggunakan banyak kapital dan sedikit tenaga kerja (capital intensive). 23
  • 29. Masalahnya tidaklah hanya mengenai barang yang akan dihasilkan oleh suatu negara tetapi bagaimana barang tersebut dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat diterangkan dengan kurva isoquant negara Indonesia dan Jepang untuk barang X dan Y (gambar (2)). Gambar (2) Isoquant Isoquant negara Indonesa terletak dekat sumbe vertikal (tenaga kerja) menunjukkan bahwa barang X yang dihasilkannya bersifat padat tenaga kerja (labor intensive). Hal ini dikarenakan negara Indonesia lebih banyak memiliki faktor produksi tenaga kerja. Sedang isoquant negara Jepang mendekati sumbu horizontal (kapital) menunjukkan bahwa barang Y yang dihasilkan bersifat padat modal (capital intensive) karena negara Jepang relatif lebih banyak memiliki kapital. Sesuai dengan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant ini, masing-masing negara tentu cenderung memproduksi barang tertentu dengan kombinasi faktor produksi yang paling optimal sesuai struktur atau proporsi faktor produksi yang dimiliki. Selanjutnya teori proporsional faktor Hecksher dan Ohlin (H-O) menggunakan asumsi 2 x 2 x 2 sebagai berikut : • Perdagangan internasional terjadi antara dua Negara. • Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (misal, pakaian dan radio). • Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan capital. Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) berdasarkan teori H-O, lihat tabel berikut : 24
  • 30. Tabel (3) Teori Proporsional Faktor dengan data hipotesis 2 Negara Indonesia Jepang 2 Barang Pakaian Radio Pakaian Radio 2 Faktor Produksi Tenaga Kerja Kapital Tenaga Kerja Kapital Proses Produksi Labor Intensive Capital Intensive Labor Intensive Capital Intensive Proporsi Faktor Produksi 60 unit (Banyak) 15 unit (Sedikit) 30 unit (Sedikit) 60 unit (Banyak) Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit Isocost $ 400 $ 600 $ 600 $ 400 Unit cost $ 4 (Murah) $ 30 (Mahal) $ 6 (Mahal) $ 20 (Murah) Berdasarkan tabel di atas dan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant sebagai suatu titil optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat digambarkan dengan grafik di bawah ini. Gambar (4) Teori Proporsional Faktor Produksi Dari gambar di atas dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut : i. Isoquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat tenaga kerja (labor intensive). ♣ Indonesia Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $ 400 pada titik A dengan kombinasi 34 tenaga kerja (TK) dan 3 kapital (K). Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini 25
  • 31. disebabkan jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif banyak dan murah, sehingga unit costnya hanya $ 4. ♣ Jepang 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $ 600 pada titik B dengan kombinasi 20 unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di Jepang relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit dan mahal, sehingga unit cost adalah $ 6. ii. Isoquant 20 unit radio dilakukan dengan padat modal (capital intensive). ♣ Indonesia Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $ 600 pada titik C dengan kombinasi 20 tenaga kerja (TK) dan 10 kapital (K). Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat karya di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan jumlah/proporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif sedikit dan mahal, sehingga unit costnya hanya $ 20. ♣ Jepang 20 unit radio akan menyinggung isocost $ 400 pada titik B dengan kombinasi 10 unit TK dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat karya di Jepang relatif murah karena faktor produksi TK relatif banyak dan murah, sehingga unit cost adalah $ 20. Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara. Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimiliki. Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya. 2. Opportunity Cost Theory G. Harberler Teori Opportunity Cost G. Harberler yang biasa digambarkan dengan production possibility curve (PPC) yang menunjukkan berbagai-bagai kombinasi daripada output yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang dikerjakan dengan 26
  • 32. sepenuhnya (full employment). Bentuk daripada kurva ini tergantung daripada anggapan tentang ongkos alternatif (opportunity cost) yang digunakan, yaitu PPC Constant Costs dan PPC Increasing Costs. a) Constant cost Keadaan constant costs dapatlah dijelaskan dengan tabel berikut : Tabel (4) Alternatif kombinasi barang N dan T yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi Kombinasi N T Marginal rate of transformation A 40 0 8 / 1 B 32 1 8 / 1 C 24 2 8 / 1 D 16 3 8 / 1 E 8 4 8 / 1 F 0 5 8 / 1 Setiap tambahan 1 unit T pengorbanan barang N (barang N yang tidak lagi diprodusir) adalah tetap, yakni 8. Sejumlah tertentu faktor produksi yang dapat menghasilkan 8 unit N harus dialihkan untuk menambahkan produksi T sebesar 1 unit. Jadi untuk menambah 1 unit T diperlukan pemindahan faktor produksi dari produksi barang N ke barang T dan pengorbanan barang N tetap 8 unit. Ini berarti marginal rate of transformation-nya 8. Constant cost berarti marginal rate of transformation-nya tetap. Ini sebagai akibat bahwa efisiensi faktor produksi tersebut sama baik untuk produksi barang N maupun barang T. Tabel tersebut di atas kemudian dapat dilukiskan secara grafik sebagai berikut : 27
  • 33. Gambar (5) Kurva kemungkinan produksi Negara W (Constant cost) Lereng kurva kemungkinan produksi adalah marginal rate of transformation yakni sebesar 8/1 dan selama marginal rate of transformation tetap maka kurva kemungkinan produksi berupa garis lurus. Dalam keadaan constant cost dapat juga terjadi pertukaran antara 2 negara, asal masing- masing negara memiliki marginal rate of transformation yang berbeda. b) Increasing cost Dalam hal increasing cost maka setiap tambahan 1 unit T pengorbanan W selalu bertambah besar. Keadaan ini dapat dijelaskan dengan tabel berikut : Tabel (6) Alternatif kombinasi barang N dan T yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi Kombinasi N T Marginal rate of transformation A 40 0 B 36 1 4 / 1 C 30 2 6 / 1 D 20 3 10 / 1 E 0 4 20 / 1 Tabel tersebut kemudian dapat digambarkan dengan suatu grafik sebagai berikut : 28
  • 34. Gambar (7) Kurva kemungkinan produksi Negara W (Increasing cost) Lereng kurva tersebut adalah marginal rate of transformation dan dalam hal ini semakin besar dengan semakin banyaknya barang T yang dihasilkan. Dari berbagai-bagai kombinasi tersebut mana yang akan dipilih tergantung daripada harga barang-barang tersebut di pasar. Untuk analisa selanjutnya selalu dipakai suatu PPC dengan keadaan increasing costs karena keadaan ini lebih mendekati realita. Bersama-sama dengan penggunaan suatu indifference curve (IC) dapatlah digunakan untuk menjelaskan tentang terjadinya perdagangan internasional. Perdagangan internasional dapat timbul apabila antara dua negara itu memiliki :  PPC yang sama dan IC yang berbeda.  PPC yang berbeda dan IC sama.  PPC dan IC berbeda. Prinsip ketiga keadaan ini sama saja pada dasarnya. Perbedaan IC ini disebabkan oleh perbedaan dalam pendapatan, rasa atau preferensi (selera), sedangkan PPC menunjukkan kesamaan dalam faktorfaktor produksi serta teknik produksi yang digunakan. Keuntungan perdagangan (gains from trade) adalah bahwa masing-masing negara dapat mencapai indifference curve yang lebih tinggi, yang menggambaran suatu tingkat kepuasan yang lebih tinggi. 3. Modern Theory Hecksher, Ohlin, Michael E. Porter Perdagangan antar negara maju pesat sejak pertengahan abad 19 sampai dengan permulaan abad 20. Keamanan serta kedamaian dunia (sebelum perang dunia 1) memberikan 29
  • 35. saham yang besar bagi perkembangan perdagangan internasional yang pesat. Teori klasik nampaknya mampu memberikan dasar serta penjelasan bagi kelangsungan jalannya perdagangan dunia. Hal itu terlihat dari usaha masing-masing negara yang ikut di dalamnya untuk melakukan spesialisasi dalam produksi, serta berusaha mengekspor barang-barang yang paling sesuai/menguntungkan bagi mereka. Negaranegara/daerah-daerah tropik berusaha untuk menspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang yang berasal dari pertanian, perkebunan, dan pertambangan, sedangkan negaranegara/daerah- daerah sedang, yang relatif kaya akan modal, berusaha untuk menspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang industri. Heckscher-Ohlin mengemukakan konsepsinya yang dapat disimpulkan sebagai berikut : a) Bahwa perdagangan internasional / antar negara tidaklah banyak berbeda dan hanya merupakan kelanjutan saja dari perdagangan antar daerah. Perbedaan pokoknya terletak pada masalah jarak. Atas dasar inilah maka Ohlin melepaskan anggapan ( yang berasal dari teori klasik ) bahwa dalam perdagangan internasional ongkos transport dapat diabaikan. b) Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan atas keuntungan alamiah atau keuntungan yang diperkembangkan ( natural and acquired advantages dari Adam Smith ) akan tetapi atas dasar proporsi serta intensitas faktor- faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang itu. Masing-masing negara memiliki faktor-faktor produksi neo-klasik (tanah, tenaga kerja, modal) dalam perbandingan yang berbeda-beda, sedang untuk menghasilkan sesuatu barang tertentu diperlukan kombinasi faktor-faktor produksi yang tertentu pula. Namun demikian tidaklah berarti bahwa kombinasi faktor-faktor produksi itu adalah tetap. Jadi untuk menghasilkan sesuatu macam barang tertentu fungsi produksinya dimanapun juga sama, namun proporsi masing-masing faktor produksi dapatlah berlainan (karena adanya kemungkinan penggantian/subtitusi faktor yang satu dengan faktor yang lainnya dalam batas- batas tertentu). Jadi teori Heckscher-Ohlin dalam batas-batas definisinya menyatakan bahwa : i. Sesuatu negara akan menghasilkan barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif banyak (dalam arti bahwa harga relatif faktor produksi itu murah), sehingga harga barang-barang itu relatif murah karena ongkos produksinya relatif murah. Karena itu Indonesia yang memiliki relatif banyak tenaga kerja sedang modal relatif sedikit sebaiknya menghasilkan dan mengekspor barang-barang yang relatif padat karya. 30
  • 36. ii. Dengan mengutamakan produksi dan ekspornya pada barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif banyak, maka harga faktor produksi yang relatif banyak akan naik. Dalam hal ini “relatif banyak” menunjuk kepada jumlah fisiknya, bukan harga relatifnya. Karena harga relatif kedua macam barang itu sebelum perdagangan berjalan adalah berlainan, maka negara yang memiliki faktor produksi tenaga kerja relatif banyak akan cenderung untuk menaikan produksi barang yang padat karya dan mengurangi produksi barangnya yang padat modal. Negara itu akan mengekspor barangya yang padat karya dan mengimpor barang yang padat modal. Dengan demikian perdagangan internasional akan mendorong naik harga faktor produksi yang relatif sedikit. Sebagai akibatnya untuk negara yang memiliki faktor produksi modal relatif banyak, upah akan turun sedang harga modal – tingkat bunga – akan naik. Jadi perdagangan internasional cenderung untuk mendorong harga faktor produksi yang sama, antar negara menjadi sama pula (equalization of factor price). Perdagangan internasional terjadi karena masing-masing pihak yang terlibat didalamnya merasa memperoleh manfaat dari adanya perdagangan tersebut. Dengan demikian perdagangan tidak lain adalah kelanjutan atau bentuk yang lebih maju dari pertukaran yang didasarkan atas kesukarelaan masing-masing pihak yang terlibat. Tentu saja pengertian “kesukarelaan” dalam perdagangan internasional harus diberi tanda petik, karena realitasnya kesukarelaan ini sebenarnya tidak selalu terjadi, namun paksaan yang mendorong terjadinya perdagangan internasional tersebut tidaklah selalu terlihat jelas. Salah satu bentuk paksaan ini misalnya, terlihat pada perdagangan yang timbul sebagai akibat bantuan luar negeri yang mengikat (tied aid). Apabila negara A menerima bantuan dari negara B tetapi dengan ketentuan bahwa bantuan (kredit) itu harus dibelanjakan di negara B, maka perdagangan yang timbul antara A dan B sebagai akibat pemberian bantuan itu jelas tidak sepenuhnya didasarkan atas kesukarelaan kedua belah pihak. Paksaan yang lebih halus lagi terlihat pada bentukbentuk perdagangan internasional yang merupakan ikutan dari perkembangan industrialisasi dalam negara-negara yang sedang berkembang yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan raksasa yang mempunyai cabang di berbagai negara dan berinduk di negara maju (perusahaanperusahaan multinasional). Harga barang yang sama dapat berlainan di negara yang berlainan karena hargadicerminkan oleh ongkos produksi (apabila permintaan dianggap sama), sehingga perbedaan harga timbul karena perbedaan ongkos produksi. Menurut Ricardo & Mill, ongkos 31
  • 37. produksi ditentukan oleh banyaknya jam kerja yang dicurahkan untuk membuat barang itu. Jadi apabila untuk membuat barang yang sama diperlukan banyak jam yang berlainan bagi negar yang berlainan tersebut, maka ongkos produksinya juga akan berlainan. Perbedaan dalam banyak jam kerja menurut teori Ricardian (klasik) disebabkan karena perbedaan dalam teknik produksi (atau tingkat teknologi), perbedaan dalam ketrampilan kerja (produktivitas tenaga kerja), perbedaan dalam penggunaan faktor produksi atau kombinasi antar mereka. Dengan kata lain ongkos produksi untuk membuat barang yang sama berlainan karena fungsi produksinya lain. Menurut Heckscher – Ohlin, ongkos produksi ditentukan oleh penggunaan faktor produksi atau sumber daya. Jadi apabila faktor produksi itu digunakan dalam proporsi dan intensitas yang berlainan, walaupun tingkat teknologi dan produktivitas tenaga kerja sama, ongkos produksi untuk membuat barang yang sama di negara yang berlainan juga akan lain. Perbedaan dalam penggunaan proporsi dan intensitas faktor produksi yang disebabkan karena perbedaan dalam hadiah alam (factor endowment) yang diterima oleh masing- masing negara. Dengan kata lain ongkos produksi untuk membuat barang yang sama berlainan karena perbedaan hadiah alam, bukan karena fungsi produksinya lain. Salah satu kesimpulan utama teori H-O adalah bahwa perdagangan internasional cenderung untuk menyamakan tidak hanya harga barang-barang yang diperdagangkan saja, tetapi juga harga faktorfaktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Kesimpulan ini sebenarnya merupakan akibat dari konsepsi mereka mengenai hubungan antara spesialisasi dengan proporsi faktor-faktor poduksi yang digunakan. Dalam hal-hal khusus, bahkan tidak mungkin untuk mengenali apakah barang-barang itu barang- barang padat karya ataukah barang-barang padat modal dipandang dari dunia sebagai satu keseluruhan. Negara yang memiliki tenaga kerja relatif banyak mungkin saja mempunyai keuntungan komparatif dalam barang-barang yang padat modal dan sebaliknya. Karena akibat adanya perdagangan internasional adalah naiknya harga relatif barang-barang yang dihasilkan dengan menggunakan prinsip keuntungan komparatif itu dan dengan demikian juga faktor produksi yang digunakannya secara intensif, maka akibat pada harga relatif faktor-faktor produksinya mungkin berupa perubahan yang menuju ke arah yang sama tetapi dapat juga berlawanan, lagi pula dalam keseimbangan, kedua negara dapat terus menghasilkan kedua macam barang itu walaupun harga faktor-faktor produksinya berlainan di kedua negara tersebut. 32
  • 38. Pada tahun 1920-an para ahli ekonomi mulai mempertimbangkan fakta bahwa kebanyakan industri memperoleh keuntungan dari skala ekonomi (economies of scale) yaitu dengan semakin besarnya pabrik dan meningkatnya keluaran, biaya produksi per unit 33
  • 39. menurun. Ini terjadi karena peralatan yang lebih besar dan lebih efisien dapat digunakan, sehingga perusahaan dapat memperoleh potongan harga atas pembelian-pembelian mereka dengan volume yang lebih besar dan biaya-biaya tetap seperti biaya penelitian dan pengembangan serta overhead administratif dapat dialokasikan pada kuantitas keluaran yang lebih besar. Biaya-biaya produksi juga menurun karena kurva belajar (learning curve). Begitu perusahaan memproduksi produk lebih banyak, mereka mempelajari cara-cara untuk meningkatkan efisiensi produksi, yang menyebabkan biaya poduksi berkurang dengan suatu jumlah yang dapat diperkirakan. Skala ekonomi dan kurva pengalaman (experience curve) mempengaruhi perdagangan internasional karena memungkinkan industri-industri suatu negara menjadi produsen biaya rendah tanpa memiliki faktor-faktor produksi yang berlimpah. Perdagangan internasional timbul utamanya karena perbedaan-perbedaan harga relatif diantara negara. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari perbedaan dalam biaya produksi, yang diakibatkan oleh : a) Perbedaan-perbedaan dalam perolehan atas faktor produksi. b) Perbedaan-perbedaan dalam tingkat teknologi yang menentukan intensitas faktor yang digunakan. c) Perbedaan-perbedaan dalam efisiensi pemanfaatan faktor-faktor. d) Kurs valuta asing. Meskipun demikian perbedaan selera dan variabel pemintaan dapat membalikkan arah perdagangan. Teori perdagangan internasional jelas menunjukkan bahwa bangsa-bangsa akan memperoleh suatu tingkat kehidupan yang lebih tinggi dengan melakukan spesialisasi dalam barangbarang dimana mereka memiliki keunggulan komparatif dan mengimpor barang- barang yang mempunyai kerugian secara komparatif. Pada umumnya hambatan-hambatan perdagangan yang memberhentikan mengalirnya barang-barang dengan bebas akan membahayakan kesejahteraan suatu bangsa. Teori klasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional itu timbul karena adanya comparative advantage yang berbeda antara dua negara. Teori nilai tenaga kerja menjelaskan mengapa terdapat perbedaan dalam comparative advantage itu karena adanya perbedaan di dalam fungsi produksi antara dua negara atau lebih. Jika fungsi produksinya sama, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan sama nilai produksinya sama sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Oleh karena itu syarat timbulnya perdagangan antarnegara adalah perbedaan faktor produksi di antara dua negara tersebut. Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi 34
  • 40. antara dua negara. Teori modern, mulai dengan anggapan bahwa fungsi produksi itu sama dan menjelaskan faktor penyebab terjadinya perbedaan dalam comparative advantage adalah proporsi pemilikan faktor produksi. Teori ini kemudian dikenal sebagai teori proporsional faktor produksi Hecksher & Ohlin (Teori H-O). Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut : a) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. b) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya. c) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. d) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan cukup mahal untuk memproduksinya. e) Paradoks Leontief Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief. Berdasarkan penelitian lebih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :  Intensitas faktor produksi yang berkebalikan.  Tariff and Non tariff barrier.  Pebedaan dalam skill dan human capital.  Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam. Sebelum melakukan kritik terhadap teori H-O, di bawah ini akan dikemukakan hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain : 1) Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor di tiap negara turun. 2) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. 35
  • 41. 3) Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua Negara cenderung sama demikian pula harga barang B di kedua negara cenderumg sama. 34
  • 42. 4) Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan Negara yang kaya labor (tenaga kerja). 5) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi. Sehingga Negara yang kaya kapital maka ekspornya padat kapital dan impornya padat karya, sedangkan negara kaya labor ekspornya padat karya dan impornya padat kapital. Kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang valid : a) Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering menggunakan teknologi yang berbeda. b) Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model faktor endowment H-O. c) Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas faktor secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H-O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O. d) Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak Negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor. E. KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL 1. Pengertian, Instrumen dan Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua kegiatan ekonomi pemerintah suatu negara yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah dan kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebijakan ditujukan untuk mengatasi pemasalahan dalam negeri, tapi bila secara langsung atau tidak langusng berpengaruh terhadap ekspor dan impor maka dapat dimasukkan dalam kebijakan ekonomi internasional. 35
  • 43. Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan internasional dalam arti sempit ini berkaitan dnegan ekspor barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya sangat luas mengingat banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun diimpor, mulai dari barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja. Jadi, kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu negara yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan mengatur/mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan dan pembayaran internasional. Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi : a. Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan/kebijakan pemerintah terhadap perdagangan luar negerinya, khususnya mengenai ekspor dan impor barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap barang impor, bilateral, trade agreement, pengenaan kuota impor dan ekspor, dll. b. Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan pemerintah terhadap pembayaran internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa, pengaturan lalu lintas modal jangka panjang. c. Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans), bantuan untuk rehabilitasi serta pembangunan, dll. Contoh kebijakan ekonomi internasional adalah : 1) Subsidi ekspor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah tertentu kepada suatu perusahaan atau perseorangan yang giat menjual barang ke luar negeri. Dengan subsidi ini, harga suatu komoditi yang akan diperdagangkan akan dapat diperendah sehingga dapat bersaing dalam dunia internasional. Catatan disini adalah bahwa kebijakan subsisi ekspor adalah bentuk kebijakan perdagangan yang hanya dapat berlaku bagi negara maju, yang notabene sudah memiliki perekonomian yang stabil. 2) Kuota Impor merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang boleh diimpor. Pembatasan ini diberlakukan oleh negara kepada pihak yang mengimpor suatu produk, dimana terdapat ketentuan jumlah yang boleh diimpor, tidak diperbolehkan melebihi jumlah maksimal. Bentuk pembatasan ini lahir dari kenyataan 36
  • 44. bahwa seringnya komoditi impor justru lebih menguasai pasar domestik, dan berimplikasi logis pada gulung tikarnya perusahaan lokal. 3) Voluntary expor restraint (VER) juga dikenal sebagai pengekangan ekspor secara ‘sukarela’ merupakan bentuk pembatasan (kuota) atas jangkauan atau tingkat intensitas hubungan perdagangan internasional yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor, jadi bukan oleh pihak pengimpor. Secara politis, VER merupakan pilihan efektif yang menawarkan beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan tarif. Namun ternyata justru menimbulkan kerugian yang lebih besar dari segi ekonomi. 4) Persyaratan kandungan lokal (local content requirement) merupakan suatu pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari suatu produk secara fisik harus dibuat di dalam negeri, atau menggunakan bahan baku komponen-komponen setempat. Pertimbangan atas instrumen yang satu ini menjelaskan perhitungan bahwa keuntungan domestik akan lebih maksimal karena selain diperoleh dari tiap unit komoditi yang diimpor, juga dapat menambah keuntungan pasar domestik. Kelemahannya adalah kurang jelasnya sistematika yang ada, misalnya mengenai jumlah maksimal dan regulasi komoditi antara satu negara pengimpor dengan negaranegara lain. Tujuan kebijakan ekonomi internasional antara lain : i. Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh- pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer. ii. Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan autarki di atas. Dengan mengadakan perdagangan internasional suatu negara akan memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi dan kesejahteraan meningkat. Maka untuk mendorong perdagangan internasional, hambatan/restriksi dalam perdagangan internasional seperti tarif, kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti mengarah ke perdagangan bebas. iii. Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor. Kebijakan dapat berupa tarif atau kuota impor. iv. Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang mengalami defisit dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah. Maka diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini ummnya berbentuk pengawasan devisa 37
  • 45. (exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu lintas tapi juga modal. v. Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan ekonomi suatu negara pemerintah dapat mengarahkan perdagangan internasionalnya dengan kebijakan seperti :  Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh (infant- industries).  Mengurangi impor barang-barang yang non-esensial dan mendorong impor barang-barang yang lebih esensial.  Mendorong ekspor. 2. Kebijakan Ekspor dan Impor Sama halnya dengan kebijakan perdagangan internasional dibidang impor, kebijakan dibidang ekspor juga ditujukan untuk melindungi produksi dalam negeri disamping memperoleh keuntungan. Beberapa kebijakan perdagangan internasional dibidang ekspor, yaitu : a) Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama, harga untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam rangka perang aktif. b) Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor adalah dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor. Pemberian premi (subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi serta pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri. c) Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan menetapkan barang ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah daripada harga di dalam negeri. Cara ini hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri dikendalikan atau dikontrol oleh pemerintah. d) Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor. 38
  • 46. e) Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang ekspor barang barangbarang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi, politik, sosial dan budaya. 39
  • 47. Ada beberapa keburukan mengimpor suatu barang. Salah satunya adalah perusahaan dalam negeri yang memproduksi jenis barang yang sama akan gulung tikar karena kalah bersaing dengan barang impor. Untuk itulah, pemerintah harus melindungi atau bertindak untuk mengatasi keburukan itu dengan jalan memberi perlindungan (proteksi). Perlindungan itu banyak jenisnya, yaitu :  Kuota merupakan jumlah yang ditetapkan untuk suatu kegiatan dalam satu masa atau suatu waktu tertentu. Jadi, kuota dalam impor adalah total jumlah barang yang dapat diimpor dalam masa tertentu. Ketika diberlakukan perdagangan bebas, kuota tidak dapat dipakai lagi karena dapat menghambat perdagangan internasional.  Tarif, kebijakan tarif diambil pemerintah dengan menetapkan tarif tinggi untuk mengimpor suatu jenis barang. Dengan pengenaan tarif ini, harga barang impor menjadi mahal, sehingga barang sejenis yang diproduksi di dalam negeri akan memiliki daya saing dan dibeli konsumen. Penganut perdagangan bebas mengenakan tarif yang rendah atas barang-barang impor. Sebaliknya, begara proteksionis mengenakan tarif yang tinggi untuk barang impor.  Subsidi, karena ada perbedaan harga antara barang impor dan barang dalam negeri, ada kemungkinan harga barang impor lebih murah daripada harga barang produksi dalam negeri. Supaya harga barang produksi dalam negeri dapat ditekan, pemerintah dapat memberi subsidi pada produsen dalam negeri. Dengan pemberian subsidi ini, harga barang dalam negeri menjadi murah.  Larangan impor, dengan berbagai alasan, ada barang tertentu yang dilarang diimpor. Misalnya, barang-barang yang berbahaya untuk masyarakat. Larangan impor bisa jadi dilakukan untuk membalas tindakan negara lain yang telah lebih dulu melarang impor barang suatu negara. Selain itu, larangan impor dapat pula dilakukan untuk menghemat devisa. 3. Kebijakan Perdagangan Lainnya Ada tiga kebijakan ekonomi/perdagangan internasional lainnya, antara lain : a) Politik Proteksi Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan- persaingan barang-barang impor. Tujuan kebijakan proteksi adalah :  Memaksimalkan produksi dalam negeri.  Memperluas lapangan kerja. 40
  • 48.  Memelihara tradisi nasional.  Menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu komoditi andalan.  Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung pada negara lain. b) Politik Dagang Bebas Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi barang dimana suatu negara memiliki keunggulan komparatif. c) Politik Autarki Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas. itu seorang importir dalam melaksanakan pembayarannya harus membeli uang dolar terlebih dahulu pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian ditransfer kepada eksportir di Amerika. F. KEBIJAKAN NON TARIF KUOTA SUBSIDI DAN DUMPING Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap barang– barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar negeri, dengan cara menarik/mengenakan pungutan bea masuk kepada setiap barang impor yang masuk untuk dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri. Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling umum adalah tarif atas barang-barang impor atau yang biasa disebut bea impor. Tujuan dari bea impor adalah membatasi permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong konsumen menggunakan produk domestik. Semakin tinggi tingkat proteksi suatu negara terhadap produk domestiknya, semakin tinggi pula tarif pajak yang dikenakan. Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu : a) Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area). 41
  • 49. b) Bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain. c) Bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara (di dalam custom area). Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional. A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) sebagai berikut : i. Pembatasan spesifik (specific limitation) :  Larangan impor secara mutlak.  Pembatasan impor (quota system), kuota adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas pemasukan barang (kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota ekspor) dari/ke suatu negara untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen.  Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu.  Peraturan kesehatan/karantina.  Peraturan pertahanan dan keamanan negara.  Peraturan kebudayaan.  Perizinan impor (import licence).  Embargo.  Hambatan pemasaran/marketing. ii. Peraturan bea cukai (customs administration rules) :  Tata laksana impor tertentu (procedure).  Penetapan harga pabean.  Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forex control).  Consulat formalities.  Packaging/labelling regulations.  Documentation needed.  Quality and testing standard.  Pungutan administasi (fees). 42
  • 51. iii. Partisipasi pemerintah (government participation) :  Kebijakan pengadaan pemerintah.  Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dan lain-lain.  Countervaling duties.  Domestic assistance programs.  Trade-diverting.  Import charges.  Import deposits.  Supplementary duties.  Variable levies. Suatu Negara memiliki beberapa cara untuk dilakukan dalam menerapkan hambatan non-tarif, di antaranya : 1) Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa Cara ini dilakukan dengan membuat standard kualitas khusus à produk atau jasa yang akan masuk ke suatu negara tertentu harus memenuhi standar kualitas negara tersebut. Pembatasan ini sama sekali tidak terkait dengan aspek-aspek finansial. 2) Pembatasan Kuota Impor Dilakukan dengan membatasi kuantitas barang yang boleh masuk ke suatu negara. Pembatasan jumlah barang dilakukan dengan tujuan produk-produk impor tidak membanjiri pasar dalam negeri. Dengan pembatasan ini diharapkan produk-produk dalam negeri bisa bersaing di negerinya sendiri. 3) Prosedur atau Peraturan Khusus Prosedur atau peraturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat bisa jadi menjadi hambatan terbesar yang dihadapi produk luar negeri. Peraturan atau prosedur yang dikeluarkan pemerintah merupakan kunci masuknya produk luar negeri. Dengan adanya peraturan khusus tersebut, gerak produk luar negeri di dalam negeri bisa terbatas. 4) Struktur Pasar Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli. Pasar memiliki struktur tersendiri yang membuat dirinya khas dan berbeda dibandingkan dengan 42
  • 52. pasar lainnya. Hal ini menjadi pembatas yang cukup nyata terhadap produk luar yang akan masuk ke dalam negeri. 43
  • 53. 5) Kondisi Politik, Ekonomi, Dan Sosial Budaya Suatu produk atau jasa dari luar negeri harus memperhatikan faktor-faktor seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya negara tujuan. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, diharapkan usaha pemasaran akan lebih mudah. Namun demikian, biasanya dengan adanya faktor-faktor tersebut justru menghambat gerak langkah pemasaran perusahaan. Ada beberapa hambatan kebijakan non-tarif, yaitu : 1. Kuota a) Kuota Ekspor Kuota ekspor memiliki batasan-batasan jumlah. Pembatasan jumlah ini bertujuan untuk:  Untuk mencegah barang-barang yang penting jatuh/berada ditangan musuh.  Untuk menjamin tersedianya barang didalam negeri dalam proporsi yang cukup.  Untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai stabilisasi harga. Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan barang perdagangan penting dan dibawah suatu pengawasan badan internasional, misalnya kopi dan timah. b) Kuota Impor Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang yang boleh diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara langsung. Kuota impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri tertentu dan neraca pembayaran suatu negara. Negara maju pada umumnya memberlakukan kuota impor untuk melindungi sektor pertaniannya. Sedangkan negara-negara berkembang melakukan kebijakan kuota impor untuk melindungi sektor industri manufakturnya atau untuk melindungi kondisi neraca pembayarannya yang seringkali mengalami defisit akibat lebih besarnya impor daripada ekspor. Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara :  Pemberlakuan kuota impor akan memperbesar permintaan yang selanjutnya akan diikuti kenaikan harga domestik dan produksi domestik yang lebih besar daripada yang diakibatkan oleh pemberlakuan tarif impor yang setara. 44