SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
RESUME
EKONOMI INTERNASIONAL
Dosen : Bpk. Ade Fauji, SE, MM.
Oleh :
Yulinar Gitaningrum
11150047
6L-MKP
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas ridho-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini, selawat dan salam tak lupa kami sanjungkan
kepada Nabi Muhammad Swa.
Makalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses
belajar mengajar, guna menambah wawasan bagi teman-teman sehingga kita
semua mampu untuk berfikir agar menjadi lebih maju.
Terima kasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah Ekonomi Internasional,
serta terima kasih pula kepada teman-teman yang telah berpartisipasi sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Serang, 20 Maret 2018
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB 1........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
1. PENDAHULUAN ..........................................................................................1
1.1. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL....2
1.2. PERDAGANGAN INTERNASIONAL...................................................2
1.3. MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL...............................3
BAB 2........................................................................................................................4
KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.............................................4
2.1. KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL..............................................4
2.3. MACAM-MACAM TEORIPERDAGANGAN INTERNASIONAL...................5
BAB 3........................................................................................................................9
TEORI PRA KLASIK DAN KLASIK DALAM EKONOMI INTERNASIONAL ..........9
3.1. TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME............................................9
3.2. LATAR BELAKANG MUNCULNYA MERKANTILISME......................9
3.3. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN MUTLAK.......................................11
3.4. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE
ADVANTAGE)...................................................................................................16
3.4.1. KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF ....23
3.4.2. Pengecualian terhadap teori keunggulan komparatif........................24
3.4.3. Implikasi Teori Keunggulan Komparatif..........................................24
BAB 4......................................................................................................................26
TEORI MODERN DALAM EKONOMI INTERNASIONAL ................................26
4.1. TEORI PROPORSI FAKTORPRODUKSI (HECKSCHER-OHLIN
THEORY)...........................................................................................................26
4.1.1. Kesamaan Harga Faktor Produksi....................................................27
4.1.2. Teori Permintaan dan Penawaran ....................................................27
iii
4.2. TEORI SIKLUS KEHIDUPANPRODUK (PRODUCTLIFE CYCLE
THEORY)...........................................................................................................28
4.3. TEORI KEUNGGULAN KOMPETITIF.................................................31
4.4. OFFER CURVE/RECIPROCAL DEMAND (OC/RD) THEORY............36
BAB 5......................................................................................................................37
KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL, KEBIJAKAN TARIF.........37
5.1. KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL..............................37
5.1.1. INSTRUMEN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL ..............37
5.1.2. TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL .....................39
5.1.3. MACAM-MACAM BENTUK KEBIJAKANEKONOMI
INTERNASIONAL...........................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................44
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Ekonomi Internasional adalah suatu cabang yang berasal dari ilmu ekonomi,
yang mempelajari dan menganalisis mengenai transaksi serta permasalahan
ekonomi secara internasional (eksport dan import) yang meliputi perdagangan,
keuangan, atau moneter maupun organisasi ekonomi (organisasi swasta maupun
pemerintah) dan kerjasama antar negara. Atau definisi ekonomi internasional
lainnya adalah suatu ilmu yang membahas mengenai akibat saling ketergantungan
antara negara-negara yang ada di dunia, baik itu dari segi perdagangan maupun
dari segi pasar kredit internasional.
Maka di dalam ekonomi internasional permasalahan utama yang dihadapi
umumnya sama dengan ekonomi yang lain, yaitu masalah mengenai kelangkaan
barang maupun masalah pilihan barang, yang diartikan produk ialah barang
maupun jasa yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh manusia. Pentingnya studi
ekonomi internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia
yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu :
a. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer
teknologi.
b. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya
perusahaan Multi Nasional.
c. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk
meningkatkan : produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
2
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat
penting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi
1.1. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL
Tujuan dari ekonomi internasional yaitu untuk mencapai tingkat kemakmuran
yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan
mengadakan kegiatan-kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan,
pengangkutan, perasuransian, diplosiasi, dan lain-lain.
Perbedaan-perbedaan dalam sifat dan cara-cara antara perdagangan internasional
dengan perdagangan-perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal-hal berikut
ini :
a. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum
peraturan jual-beli, uang, peraturan bea, dan sebagainya.
b. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan,
adat istiadat, kesukaan, musim, dan kondisi pasar.
c. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, sosial, ekonomi, dan
cultural
Ruang lingkup ekonomi internasional adalah sebagai berikut :
a. Teori dan kebijakan ekonomi internasional
b. Teori dan kebijakan keuangan / moneter internasional
c. Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional
d. Perusahaan internasional dan bisnis internasional
1.2. PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas kesepakatan bersama.
Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan
individu), individu dengan pemerintah negara lain, atau pemerintah suatu negara
3
dengan pemerintah negara lainnya. Dibanyak negara, perdagangan internasional
menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun,
perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad
belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan
transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
1.3. MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Menurut Sadono Sukirno manfaat perdagangan internasional antara lain
sebagai berikut :
1. Memperoleh barang yang tidak terdapat di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di
setiap negara. Faktor-faktor tersebut antaranya : kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek, dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap
negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
2. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesin (alat-
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan
produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara
maksimal, dan menjual kelebihan produk itu ke luar negeri.
3. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
4
BAB 2
KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
2.1. KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilakukan antar
negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing
yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan (Simorangkir,
1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa perdagangan internasional
merupakan suatu cerminan dari negara yang menganut sistem perekonomian
terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir tidak ada negara yang menganut
sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena tentu saja setiap negara tidak bisa
memenuhi keseluruhan kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi
negeri sendiri. Masyarakat suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang
lainnya yang tidak bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya
pertukaran atau perdagangan antar negara. Menurut Salvatore (1997) Perdagangan
antar negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri
mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata
uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs.
Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang
akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs
mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti
nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan
ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing
mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dan
dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat Sukirno, 2011).
Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan
seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor, variabel impor merupakan
variabel bocoran yang mengurangi aliran pendapatan.
5
2.3. MACAM-MACAM TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Ada berbagai macam teori dalam perdagangan internasional yaitu sebagai
berikut :
1. Teori Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin
ekspor dan mengurangi sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkan
selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam mulia,
khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh
suatu negara maka akan semakin kaya dan kuatlah negara tersebut.
2. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan
baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang melimpah secara intensif. Menurut
Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain
disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan
dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Teori perdagangan internasional
modern dimulai ketika ekonom Swedia Eli Heckscher (1919) dan Bertil Ohlin
(1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang
belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap
lebih modern karena menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor
pemberian dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya
perdagangan internasional (Lindert,2003).Basis dari keunggulan komparatif
adalah :
a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam
suatu negara.
b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
6
Teori modern Heckscher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama
adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang
sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk
yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan
dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan
diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh suatu
produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan sebagai berikut :
 Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah
atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
 Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor
produksi yang dimilikinya.
 Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
 Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang
tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif
sedikit dan mahal untuk memproduksinya.
 Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga
barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional
tidak akan terjadi.
3. Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus)
Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for
surplus, perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikan produksi barang
dan jasa yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat
dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu
dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar
tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh
penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif
7
untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi
dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada di
dalam negeri.
4. Teori Keunggulan Komparative (Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul
”Principles of Political Economy and Taxaction” tahun 1817. Teori keunggulan
komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan
spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih
rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap negara akan cenderung
untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang produksinya yang
memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini perdagangan masih tetap bisa
dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun
terhadap negara lain dan tetap memperoleh keuntungan. Teori Ricardo ini
berdasarkan beberapa asumsi yaitu :
a. Perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara
b. Barang-barang yang diperdagangkan hanya dua jenis
c. Perdagangan dilakukan secara bebas
d. Tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri
e. Biaya produksi dianggap tetap
f. Biaya transportasi tidak ada
g. Tidak ada perubahan teknologi.
Hal serupa juga dikatakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa
keunggulan komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk
suatu barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada
masing-masing produsen.
Menurut Afin dan Nur (2008) manfaat utama perdagangan internasional
adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada
setiap negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa yang
relatif efisien. Efisien relatif suatu negara dalam memproduksi suatu produk
tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk alternatif lain yang dapat diproduksi
8
dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi relatif
digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara bersama-sama
dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan komparatifnya, juga dari
skala produksi yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya
perdagangan internasional. Karena itu, keuntungan darri mengeksploitasi
keuntungan komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan perdagangan
bebas.
9
BAB 3
TEORI PRA KLASIK DAN KLASIK DALAM EKONOMI
INTERNASIONAL
3.1. TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME
Merkantilisme adalah paham yang ditandai dengan adanya campur
tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan
perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyaknya
sebagai standard dan ukuran kekayaan, kesejahteraan, dan kekuasaan yang
dimiliki negara tersebut.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant
yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap negara jika
ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan,
perdagangan tersebut harus dilakukan dengan negara lain. Sumber kekayaan
negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima
dalam bentuk emas ataupun perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu
adalah merangsang ekspor dan membatasi impor. Negara-negara yang
menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain : Portugis,
Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.
3.2. LATAR BELAKANG MUNCULNYA MERKANTILISME
Ada beberapa latar belakang munculnya paham Merkantilisme yaitu
sebagai berikut :
 Munculnya negara-negara merdeka di Eropa seperti : Inggris,
Perancis, Jerman, Italia dan Belanda.
 Negara tersbut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan
kesejahteraan rakyatnya.
10
 Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu
bertahan.
 Ditetapkannya logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan
suatu negara.
 Dibuka jaringan perdagangan, diadakannya pelayaran serta
eksploitasi ke wilayah-wilayah baru.
Selain itu, ada beberapa kebijakan dalam pelaksanaan dan perencanaan ekonomi
merkantilisme, dan kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
 Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
 Meningkatkan perdagangan luar negeri
 Mengembangkan industri berorientasi ekspor
 Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
 Melibatkan negara sebagai pengawas perekonomian
 Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan
bea masuk yang sangat tinggi
 Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu negara meng
ekspor lebih dari negara lain.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis adalah sebagai berikut :
 Suatu negara akan kuat apabila ekspor lebih besar dari impor
 Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto)
yang positif akan dibayar dengan logam mulia (emas atau perak).
Dengan demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin
banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
 Pada waktu logam mulia digunakan sebagai alat pembayaran
sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan
menjadi makmur dan kuat.
 Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk
membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar
negeri dan penyebaran agama.
11
 Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas
perdagangan luar negeri diikuti dengan kolonisasi di Amerika
Latin, Afrika dan Asia.
David Hume (1711-1776) dalam teorinya sangat memperhatikan faktor keadilan,
beranggapan bahwa ketidakadilan akan memperlemah suatu negara. Setiap warga
negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan yang
diperolehnya. Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum
kaya akan di distribusikan kepada kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat
terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut. Berikut ini adalah
teori Hume yang terkenal : “Price Specie-flow Mechanism”, David Hume
presented a reasonably complete description of interrelationship between a
country’s balance of trade, the ,quantity of money and the general level of prices.
In international trade theory this has become known as the price spice-flow
mechanism. Dalam teori ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca
perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada
suatu negara.
3.3.TEORI KLASIK : KEUNGGULAN MUTLAK
Teori keunggulan mutlak / absolut menurut Adam Smith bahwa setiap
negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan
spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produk lebih baik dari negara
lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang memiliki
kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara
tersebut secara efisien.
Ada beberapa faktor asumsi dari teori keunggulan mutlak/absolut ini antara lain :
1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja
2. Kualitas yang diproduksi kedua negara sama
3. Pertukaran yang diproduksi secara barter tanpa mengeluarkan uang
4. Biaya ditanspor ditiadakan
12
Teori keunggulan mutlak/absolut adalah situasi ekonomi di mana penjual
mampu menghasilkan jumlah yang lebih tinggi dari produk yang diberikan, saat
menggunakan jumlah yang sama sumber daya yang digunakan oleh pesaing untuk
menghasilkan jumlah yang lebih kecil. Hal ini dimungkinkan untuk menghasilkan
lebih banyak barang dan jasa dengan lebih efisien juga memungkinkan untuk
mendapatkan keuntungan lebih, dengan asumsi bahwa semua unit yang
diproduksi dijual. Biaya juga merupakan faktor yang terlibat dalam menentukan
apakah keuntungan absolut ada. Ketika itu adalah mungkin untuk memproduksi
lebih banyak produk dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, ini
biasanya diterjemahkan ke dalam biaya produksi yang lebih rendah per unit.
Bahkan dengan asumsi bahwa produsen menjual setiap unit dengan biaya sedikit
di bawah kompetisi, hasil akhir masih harus keuntungan yang lebih tinggu pada
setiap unit yang dijual.
Teori keunggulan mutlak/absolut lebih mendasarkan pada besaran/variabel
riil bukan moneter, sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure
theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan
perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan
banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengahasilkan barang. Makin
banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut
(Labor Theory of Value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana
menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat
sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya
homogen serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya
tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas
tenaga kerja bebas. Namun teori itu mempunyai dua manfaat : pertama,
memungkinkan kita dengan secara sederhana menjelaskan tentang spesialisasi dan
keuntungan dari pertukaran. Kedua, mekipun pada teori-teori berikutnya (teori
modern) kita dapat menggunakan teori nilai kerja, namun prinsip teori ini tidak
bisa ditinggalkan (tetap berlaku).
Menurut beliau bahwa perkembangan ekonomi diperlukan adanya
spesialisasi agar produktivitas tenaga kerja bertambah karena dengan adanya
13
spesialisasi akan meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Disamping itu, beliau
juga menitik beratkan pada luasnya pasar. Pasar yang sempit akan membatasi
spesialisasi (Devition of Labour) oleh karena itu pasar harus seluas mungkin
supaya dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan internasional
menarik perhatian. Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah
luasnya pasar, jadi pasar terdiri dari pasar luar negeri dan pasar dalam negeri.
Prinsip Adam Smith mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan
oleh tingkat investasi G=f(I).
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide sebagai
berikut :
1. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam Menghasilkan Sejenis Barang.
Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi
barang dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara
lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut
memperoleh keunggulan mutlak.
2. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi.
Dengan adanya spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada
produksi yang memiliki keuntungan. Suatu negara akan mengimpor
barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien
atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh
bila suatu negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan
dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat
barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang
tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang
secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain,
negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.
14
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap suatu
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Pandangan Adam Smith (1723-1790) atas konsep nilai dibedakan menjadi
2 yaitu nilai pemakaian dan nilai penukaran. Hal ini menimbulkan paradok nilai,
yaitu barang yang mempunyai nilai pemakaian (nilai guna yang sangat tinggi,
misalnya air dan udara, tetapi mempunyai nilai tukar yang sangat rendah. Bahkan
bisa dikatakan tidak mempunyai nilai penukaran. Sedangkan di sisi lain barang
yang nilai gunanya sedikit tetapi dapat memiliki nilai penukaran yang tinggi,
seperti berlian). Hal ini baru diselesaikan oleh jaran nilai subyektif.
Mangsudi (2006) menjelaskan bahwa teori keunggulan absolut dari Adam
Smith mempunyai kelemahan-kelmahan sebagai berikut :
1. Teori keunggulan absolut tidak menjelaskan dengan mekanisme apa
dunia memperoleh keuntungan serta output dan bagaimana dibagikan
di antara para penduduk masing-masing negara
2. Dalam model teori keunggulan absolut tidak menjelaskan bagaimanaa
jikalau negara yang satu sudah mengadakan spesialisasi sedangkan
yang lain masih memproduksikan kedua produk
3. Bahwa labour productivity berbeda-beda
4. Bahwa Adam Smith tak terpikirkan adanya negara negara yang sama
sekali tidak memiliki keunggulan absolut.
15
Contoh :
Indonesia dan India memproduksi dua jenis komoditi yaitu pakaian dan tas
dengan asumsi (anggapan) masing-masing negara menggunakan 100
tenaga kerja untuk memproduksi kedua komoditi tersebut. 50 tenaga kerja
untuk memproduksi pakaian dan 50 tenaga kerja untuk memproduksi tas.
Hasil total produksi kedua negara tersebut yaitu :
Produk Indonesia India
Pakaian 40 unit 20 unit
Tas 20 unit 30 unit
Berdasarkan informasi di atas, Indonesia memiliki keunggulan mutlak
dalam produksi pakaian dibandingkan dengan India, karena 50 tenaga
kerja di Indonesia mampu memproduksi 40 unit dan India hanya bisa
memproduksi 20 unit. Sedangkan India memiliki keunggulan mutlak
dalam memproduksi tas karena India bisa membuat 30 tas, Indonesia
hanya 20 tas. Jadi Indonesia mimiliki keunggulan mutlak dalam produksi
pakaian dan India memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tas.
Apabila Indonesia dan India melakukan spesialisasi produksi, hasilnya
akan sebagai berikut :
Produk Indonesia India
Pakaian 80 unit 0 unit
Tas 0 unit 60 unit
Dengan melakukan spesialisasi hasil produksi semakin meningkat. Karena
Indonesia dan India memindahkan tenaga kerja dalam produksi komoditi
yang menjadi spesialisasi. Sebelum spesialisasi, jumlah produksi sebanyak
60 unit pakaian dan 50 unit tas. Tetapi setelah spesialisasi, jumlah
produksi meningkat menjadi 80 unit pakaian dan 60 unit tas. Jadi
keunggulan mutlak terjadi apabila suatu negara dapat menghasilkan
komoditi-komoditi tertentu dengan lebih efisien, dengan biaya yang lebih
murah dibandingkan dengan negara lain.
16
3.4. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE
ADVANTAGE)
Pengertian keunggulan komparatif (comparative advantage) adalah sebuah
kegiatan ekonomi yang ditinjau secara perbandingan lebih memberikan
keuntungan bagi pengembangan daerah tersebut. Teori ini dikembangkan oleh
David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan
kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai
keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain,
misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju.
Keunggulan komparatif (Comparative Advantage) adalah keuntungan atau
keunggulan yang diperoleh suatu negara dari melakukan spesialisasi produk
terhadap suatu barang yang memiliki harga relatif (relative price) yang lebih
rendah dari produksi negara lain. Atau, dengan kata lain suatu negara hanya akan
mengekspor barang yangg mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan
mengimpor barang yang mempunyai keunggulan antar negara. Ia berpendapat
bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah
daripada negara lainnya.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo
membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu :
1. Perdagangan dalam negeri
2. Perdagangan luar negeri
Menurut Ricardo, keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith
dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar
biaya tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari
faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat
akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila
memiliki biaya tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar
negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau biaya mutlak. Karena faktor-
faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas
sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan
17
ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan.
Teori keunggulan komparatif ini berlandaskan pada asumsi :
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh
jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang
tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah
tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan
barang
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal
pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti sekala produksi
tidak berpengaruh
5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu,
suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang
dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan
dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai
kerugian dalam memproduksi.
David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian
mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi
kedua jenis barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan
internasional yang saling menguntungkan kedua belah pihak masih dapat
dilakukan, asalkan negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap
barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain. Dengan kata lain,
setiap negara akan memperoleh keuntungan jika masing-masing melakukan
spesialisasi pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang
relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diproduksinya pada biaya
yang relatif lebih mahal. Ini menjelaskan bahwa mengapa suatu negara yang
memiliki sumber daya yang sangat lengkap, negara tersebut memilih mengimpor
atau mengekspor daripada memproduksi untuk digunakan sendiri.
18
Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang
efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam
memproduksi kedua jenis komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk
melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor barang yang
memiliki kerugian absolut lebih kecil (ini merupakan komoditi dengan
keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut
lebih besar (komoditi ini memiliki kerugian komparatif).
Teori yang dikemukakan oleh kaum klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini :
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara
b. Tidak ada perubahan teknologi
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja
d. Ongkos produksi dianggap konstan
e. Ongkos transportasi diabaikan (=0)
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat
berpindah melalui batas negara
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar faktor produksi
h. Distribusi pendapatan tidak berubah
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa asumsi,
yaitu :
1. Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional
2. Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan
3. Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga kerja)
4. Skala produksi bersifat “constant return to scale” , artinya harga relatif
barang-barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi.
5. Berlaku labour theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan
bahwa nilai atau harga dari suatu barang atau komoditi dapat dihitung dari
jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi
barang tersebut
19
6. Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam
pemasaran.
Selain itu, David Ricardo (1772-1823) juga menyatakan bahwa nilai
penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki kegunaan. Dengan demikian suatu
barang dapa ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang
akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang
dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan
antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan
orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli
(misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang
hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk
barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai
dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang
yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai
penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan.
Contoh Bentuk Kegiatan Perdagangan Berdasarkan Teori Keunggulan
Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Berikut ini tabel berdasarkan keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh
David Ricardo :
Tabel Hasil Kerja Satu Orang Per Hari
Negara Produksi lain Produksi anggur
Inggris 40yard 30botol
Portugal 50yard 75botol
Dari tabel di atas dapat dilihat ternyata Inggris tidak memiliki keunggulan mutlak
baik dalam produksi kain maupun produksi anggur, tetapi menurut David Ricardo
antara Inggris dan Portugal tetap bisa melakukan perdagangan yang saling
menguntungkan dengan cara membandingkan biaya relatif masing-masing
produk. Berdasarkan perhitungan efisiensi biaya relatif, terbukti bahwa :
20
- Inggris memiliki keunggulan komparatif pada produksi lain.
- Portugal memiliki keunggulan komparatif pada produksi anggur.
Perhitungan tabel :
- Di Inggris, 1 yard kain = 0,75 anggur (30 botol : 40 yard ) yang ternyata
lebih murah dibandingkan dengan harga kain di Portugal yaitu 1 yard kain
= 1,5 anggur (75 botol : 50 yard).
- Di Portugal, 1 botol anggur = 0,67 yard kain (50 yard : 75 botol), yang
ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga anggur di Inggris yaitu 1
botol anggur = 1,33 yard kain (40 yard : 30 botol).
Perhitungan Keuntungan :
1. Inggris Spesialisasi Produk Kain
Data Dasar Tukar Kain
Keuntungan Inggris menjual kain ke Portugal :
- DTLN (Portugal) : 1 yard kain = 1,5 botol anggur
- DTDN (Inggris) : 1 yard kain = 0,75 botol anggur
- Keuntungan Inggris menjual 1 yard kain adalah sebanyak 0,75 botol
anggur
Negara Produksi kain Produksi anggur DTDN
Inggris 40 yard 30 botol 1 yard kain = 30/40 = 0,75
botol anggur
Portugal 50 yard 75 botol 1 yard kain = 75/50 = 1,5
botol anggur
21
2. Portugal Spesialisasi Produk Anggur
Data Dasar Tukang Anggur
Negara Produksi kain Produksi anggur DTDN
Inggris 40 yard 30 botol 1 botol anggur = 40/30 = 1,33
yard kain
Portugal 50 yard 75 botol 1 botol anggur = 50/75 = 0,67
yard kain
Keuntungan Portugal menjual anggur ke Inggris :
- DTLN (Inggris) : 1 botol anggur = 1,33 yard kain
- DTLN (Portugal) : 1 botol anggur = 0,67 yard kain
- Keuntungan Portugal menjual 1 botol anggur adalah sebanyak 0,67 yard
kain
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa spesialisasi kain di Inggris 1
yard kain = 0,75 anggur, sedangkan di Portugal 1 yard kain = 1,5 anggur. Jika
Inggris menukarkan kain dengan anggur di Portugal, maka akan mendapatkan
keuntungan sebesar 0,75 anggur yang diperoleh dari (1,5 anggur – 0,75 anggur =
0,75 anggur). Sementara untuk spesialisasi di Portugal 1 botol anggur =0,67 yard
kain, sedangkan di Inggris 1 botol anggur = 1,33 yard kain. Jika Portugal
menukarkan anggur dengan kain, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar
0,67 yard yang diperoleh dari (1,33 yard – 0,67 yard = 0,67 yard).
Pada contoh berikut, dipakai perbedaan nilai tambah. Artinya di sini telah
tercakup seluruh biaya produksi dan harga jual oleh petani. Misalnya dua provinsi
yang berdekatan Sumatera Barat dan Jambi yang sama-sama sebagai produsen
(penghasil) kelapa dan karet. Pada tingkat produksi sekarang nilai tambah petani
per hektar dalam satu tahun di kedua provinsi tersebut dirata-ratakan sebagai
berikut :
-Kelapa Sumatera Barat Rp 550.000,- dan Jambi Rp 700.000,-
-Karet Sumatera Barat Rp 400.000,- dan Jambi Rp 600.000,-
Dari uraian di atas, petani Sumatera Barat akan memperoleh penghasilan yang
lebih rendah dibanding petani Jambi, tidak peduli apa jenis produksi yang
ditanamnya, kelapa ataupun karet. Ini disebabkan mungkin posisi Jambi lebih
22
strategis dan dekat dengan pasar konsumen. Kejadian ekonomi seperti ini tidak
bisa dielakan oleh petani Sumatera Barat. Namun, disisi ekonomis mereka harus
bisa menentukan jenis komoditi yang bisa dikembangkan. Ini akan berguna untuk
meningkatkan harga jual dan pendapatan mereka sendiri. Secara matematis
sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
Untuk tanaman kelapa, petani Sumatera Barat mendapatkan keunggulan,
550.000
----------- x 100% = 78,6% dari petani Jambi.
700.000
Untuk tanaman karet, perani Sumatera Barat,
400.000
----------- x 100% = 66,7% dari petani Jambi.
600.000
Dari perhitungan di atas terlihat petani Sumatera Barat akan lebih
diuntungkan jika mereka memproduksi kelapa, dibandingkan karet. Karena
keunggulan mereka bernilai 78,6% dibandingkan dengan keunggulan pada karet
(66,7%). Hal ini berlaku bila hingga pada limit perluasan produksi padi tidak
menambah biaya produksi secara signifikan. Perlu diperhatikan bahwa dengan
perluasan area produksi, juga harus menyesuaikan dengan permintaan pasar. Jika
produksii nantinya berlimpah maka harga juga akan turun. Sementara untuk
petani Sumatera Utara akan lebih baik memproduksi karet. Ini terlihat dari
rendahnya presentase saing dari Sumatera Barat.
Dengan demikian ini akan memberikan keuntungan pada kedua belah pihak.
Masing-masing bisa membagi lahan produksi. Jika nanti semua memproduksi
produk sejenis otomatis produk lain akan kekurangan penawaran (persediaan)
sehingga akan terjadi ketidakseimbangan pasar. Keunggulan komparatf
(Comparative Advantage) digunakan untuk menganalisa tingkat kemampuan
suatu daerah untuk memasarkan produk di luar negeri. Jadi, produsen tak perlu
23
lagi membandingkan potensi produk yang sama pada suatu negara dengan negara
lain. Mereka akan membandingkan potensi produk suatu negara terhadap produk
semua negara pesaing di pasar yang lebih luas. Meskipun begitu manfaat analisa
keunggulan kompetitif bagi suatu area menjadi terbatas karena tidak semua
produk yang memenuhi persyaratan tersebut. Kemampuan memasarkan barang di
pasar yang lebih luas sangat berhubungan dengan level harga yang tren di pasar
itu, dilain sisi harga-harga pada pasar tersebut terkadang berfluktuasi.
Dengan begitu analisa keunggulan kompetitif tidak mutlak, namun juga akan
mempertimbangkan harga di pasar. Dalam analisa ini faktor harga tidak terlalu
diperhatikan karena menggunakan metoda perbandingan nilai hasil produksi.
Penggunaan analisis keunggulan komparatif ini tetap digunakan untuk meninjau
apakah sebuah produksi memiliki prospek untuk dikembangkan ke depannya.
3.4.1. KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF
Terdapat beberapa kelemahan teori keunggulan komparatif, antara lain :
1. Perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja) menimbulkan
terjadinya perbedaan produktivitas ataupun perbedaan efisiensi.
Akibatnya, terjadi perbedaan harga barang sejenis diantara dua negara.
2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan
efisiensi di dua negara sama, maka tentu tidak akan terjadi
perdagangan internasional karena harga barang sejenis akan menjadi
sama di dua negara
3. Tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang
atau produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan
efisiensi) di kedua negara sama.
4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-
masing negara.
24
3.4.2. Pengecualian terhadap teori keunggulan komparatif
Terdapat suatu pengecualian terhadap hukum keunggulan komparatif. Hal
ini terjadi jika kerugian absolut (mutlak) yang dimiliki oleh suatu negara pada
kedua komoditi sama besarnya. Sebagai contoh, disajikan dalam tabel berikut :
AMERIKA SERIKAT INGGRIS
GANDUM 6 3
KAIN 4 2
Apabila di Inggris dalam satu jam kerja dapat memproduksi 3 karung gandum,
maka produktivitas Inggris dalam memproduksi kain dan gandum adalah
setengahnya dari produktivitas Amerika (6 x ½ = 3). Inggris (dan Amerika) oleh
karenanya tidak akan memiliki keunggulan komparatif pada kedua komoditi
tersebut sehingga tidak akan terjadi perdagangan yang dapat menguntungkan
kedua belah pihak. Alasan mengapa terjadi hal seperti ini adalah Amerika Serikat
hanya akan melakukan perdagangan jika negara ini dapat menukarkan 6 karung
gandum dengan lebih dari 4 meter kain. Namun, saat ini Inggris tidak akan
bersedia untuk menukarkan 4 meter kain untuk memperoleh 6 karung gandum
dari Amerika Serikat karena Inggris dapat memproduksi sendiri sebesar 6 karung
gandum maupun 4 meter kain dengan menggunakan 2 jam kerja. Dalam situasi
seperti ini, tidak akan ada perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah
pihak.
3.4.3. Implikasi Teori Keunggulan Komparatif
Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan
antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith
(Teori Keunggulan Mutlak), namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan
suatu negara, yakni dilihat dari komparatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya.
Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan komparatif antara lain timbulnya
ketergantungan dari dunia ketiga terhadap negara-negara maju karena
keterbelakangan teknologi. Fakta lain, saat ini negara-negara maju pun bisa
membuat sendiri apa yang menjadi spesialisasi negara berkembang (misalnya
pertanian) dan melakukan proteksionisme. Ahli teknologi-produksi yang terjadi,
misalnya barang-barang spesialisasi dari Indonesia yang dijual ke Jepang akan
25
dijual lagi ke Indonesia dengan harga dan bentuk yang lebih bagus, seperti karet
menjadi ban dan juga membuat negara-negara berkembang sulit bersaing
keuntungan. Perusahaan seperti Honda membuat bahan motor di negara-negara
spesialisasi. Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut, teori ini sebenarnya
hanya cocok untuk perdagangan internasional antar negara maju. Sebenarnya
melalui konteks sejarah kita bisa mengetahui hal tersebut karena Ricardo hanya
melihat Inggris dan negara-negara maju plus Amerika Latin dalam penyusunan
teorinya tersebut. Pada masa Ricardo, belum ada pengamatan serius dan
mendalam yang mengarah pada negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar jika ketika
negara-negara di Dunia Ketiga mulai masuk dalam struktur ekonomi-politik
internasional, ada beberapa hal dari teori perbandingan komparatif Ricardo yang
menimbulkan berbagai kerugian di pihak negara-negara Dunia Ketiga.
26
BAB 4
TEORI MODERN DALAM EKONOMI INTERNASIONAL
4.1. TEORI PROPORSI FAKTOR PRODUKSI (HECKSCHER-OHLIN
THEORY)
Teori modern dalam perdagangan internasional muncul sebagai reaksi
terhadap teori klasik yang mendapat kritik tajam dan pukulan hebat terutama
dengan munculnya depresiasi yang cukup besar pada tahun 1930 an. Hecksher &
Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam oportunity cost suatu negara dengan
negara lain karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang
dimilikinya.
Suatu negara, misalnya A, memiliki tenaga kerja yang besar dan relative
sedikit capital, maka untuk sejumlah pengeluaran uang tertentu akan memperoleh
jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada capital. Misalnya uang Rp 100,00
dapat dibeli 20 unit tenaga atau 5 unit mesin, jadi 20 unit tenaga sama dengan 5
unit mesin. Suatu Negara bisa memiliki lebih banyak atau lebih sedikit masing-
masing faktor ini dibanding dengan Negara lain. Bila ini terjadi maka timbul
keunggulan komperatif Negara tersebut dibidang produksi tertentu, khususnya
dibidang yang cendrung mempergunakan lebih banyak faktor produksi yang
tersedia dalam jumlah yang relative lebih banyak. Perbedaan dalam kekayaan
alam merupakan contoh yang paling jelas. Saudi arabiah mempunyai keunggulan
komparatif dalam produksi minyak bumi kjarena sumber minyak bumi tersedia
secara berlimpah disana, sedangkan di jepang tidak. Jumlah dan macam (kualitas)
tenaga kerja yang bisa menimbulkan perdagangan, india, Indonesia, RRC
mempunyai keunggulan komperatif dalam produksi barang-barang yang padat
karya, misalnya barang-barang kerajinan, pakaian dan sebagainya. Sedangkan
swiss memiliki tenaga kerja yang sangat terampil dalam pembuatan jam. Untuk
memantapkan pengertian kita bahwa perbedaan dalam faktor endowment bisa
menimbulkan perbedaan dalam keunggulan komparatif, dan selanjutnya
27
menimbulkan perdagangan, kita akan menguraikan suatu kasus, yang sering
disebut dengan nama model Hecksher & Ohlin.
Dalam model Hecksher & Ohlin yang sederhana dianggap ada :
a. Dua faktor produksi yaitu tenaga kerja dan capital.
b. Dua barang yang mempunyai “ kepadatan” faktor produksi yang tidak
sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih padat capital.
c. Dua negara yang memiliki jumlah kedua faktor produksi yang berbeda
negara A memiliki lebih banyak capital daripada tenaga kerja, negara B
memiliki lebih banyak tenaga kerja daripada negara capital.
Kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan
dikemukakan beberapa asumsi yang kurang valid :
a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam
memproduksi adalah tidak valid.
b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi
lebih menjadi masalah.
c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional.
d. Tempat asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam produksi suatu komoditi
jika melakukan perdagangan tidak sepernuhnya berlaku banyak negara yang
masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor.
4.1.1. Kesamaan Harga Faktor Produksi
Inti dari teori ini adalah bahwa perdagangan bebas cenderung
mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama dibeberapa negara.
4.1.2. Teori Permintaan dan Penawaran
Pada prinsipnya perdagangan antara 2 negara itu timbul karena adanya
perbedaan di dalam permintaan dan penawaran. Permintaan ini berbeda misalnya,
karena perbedaan pendapatan dan selera, sedangkan penawaran misalnya,
dikarenakan perbedaan di dalam jumlah produksi dan kualitas faktor produksi.
28
4.2. TEORI SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE
THEORY)
Model siklus kehidupan produk (product life cycle atau PLC) menjelaskan
bahwa suatu produk akan mengalami tahapan-tahap : mucul, matang, dan mati.
Penggunaan model siklus kehidupan produk dalam teori perdagangan
internasional, atau yang dalam tulisan ini disebut PLC, dikemukakan oleh
Raymond Vernon, dalam tulisannya yang berjudul International Invesment and
International Trade in the Product Cycle (1966), yang dilanjutkan
pembahasannya, oleh penulis yang sama, dalam Sovereign at Bay (1971), The
Product Cycle Hypothesis in A New International Environment (1979), dan dalam
Sovereignty at Bay, Ten Years After (1981). Dalam teori PLC tahap “mati” nya
suatu produk dapat ditunda melalui perdagangan internasional dan melalui
pengembangan industri nasional menjadi industri multinasional.
Teori PLC adalah teori perdagangan internasional dinamik yang mampu
menjelaskan tentang :
a. Kenyataan pola dan arah perdagangan dunia yang terjadi, yaitu dominasi
perdagangan antar sesama negara maju yang relatif kaya akan kapital.
b. Timbulnya perusahaan-perusahaan multinasional (MNC’s), yaitu
bagaimana perusahaan-perusahaan oligopolies mencapai kekuasaan pasar,
menghadapi persaingan dan mempertahankan serta meningkatkan pangsa
pasar, dan mencapai skala ekonomis yang esensial melalui ukuran
usahanya yang besar. Dan selanjutnya, bagaimana oligopolies mengambil
keuntungan dari investasi dasar yang telah dibuat dalam R&D,
pengemasan, komunikasi, dan teknik pemasaran, untuk memperluas
operasinya ke daerah geografis baru dengan penghematan yang besar,
sehingga mampu meraih kekuatan pasar sebagai perusahaan-perusahaan
dunia.
c. Ekspansi perusahaan-perusahaan dunia para oligopolies ke LDCs. Untuk
menjelaskan perdagangan, teori PLC tidak terlalu menekankan pada
doktrin Comparative Cost seperti pada pendahulunya, klasik dan neo
klasik.
29
Terutama pada tahap-tahap awal dari siklus kehidupan produk, tetapi lebih pada :
1. Dorongan melakukan innovation dan invention yang ditimbulkan oleh
adanya kekuatan dan harapan di pasar.
2. Ketetapan waktu untuk melakukan innovation dan invention.
3. Arti penting komunikasi untuk memecahkan masalah terhadap
ketidakpedulian terhadap produk dan ketidakpastian teknologis.
4. Memanfaatkan skala ekonomis.
5. Strategi untuk mencapai penguasaan pasar.
Teori PLC menjelaskan macam komoditi yang diperdagangkan antar negara maju,
yaitu komoditas yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Harganya tinggi, karena pengembangannya dan penyempurnaannya
memerlukan biaya R&D yang tinggi, sehingga cenderung masuk kategori
barang mewah terutama pada tahap awal pemunculannya.
b. Merupakan barang konsumsi untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi.
c. Hemat tenaga kerja, atau dengan kata lain komoditi yang memungkinkan
penggantian tenaga kerja dengan kapital.
Adapun tahap-tahap dalam siklus hidup produk diantaranya :
1. Tahap perkenalan (introductions), adalah dimana barang mulai dipasarkan
dalam jumlah yang besar namun distribusi barang masih terbatas dan laba
yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth), tahap pertumbuhan adalah penjualan dan
laba mulai meningkat seiring permintaan dari masyarakat yang semakin
banyak.
3. Tahap kedewasaan (mature), adalah tahap penjualan yang meningkat dan
berada di taraf yang menetap, kemudian memproduksi model baru dan
dilakukannya berbagai usaha periklanan guna menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline), adalah adanya barang baru untuk
menggantikan barang lama dalam istilah dinilai sudah kuno, dalam arti
memperbarui barang dalam segi fungsi, efisiensi, dan spesifikasi barang
tersebut.
30
Kesimpulan teori PLC :
1. Teori PLC menjelaskan perdagangan dari suatu produk yang memiliki
karakteristik mewah dan hemat tenaga kerja, yang merupakan produk
perdagangan antar negara maju, untuk menjawab dominasi perdagangan
antar negara maju.
2. Pada tahap awal, sebelum produk distandarkan penentuan lokasi produksi
tidak didasarkan pada pertimbangan ongkos terkcil, melainkan lebih pada
kecepatan dan keefektifan komunikasi antar produsen-konsumen untuk
tujuan penyempurnaan dan pemantapan produk serta pemantapan pasar.
Sesudah produk mengalami masa mature, pertimbangan ongkos terkecil
dalam penentuan lokasi produksi mulai dipertimbangkan, dan
pertimbangan inilah yang menyebabkan perusahaan pionir memindahkan
lokasi produknya di luar negeri untuk menghemat biaya transportasi.
3. Penjelasan secara mekanisme anak panah dari pendapatan selera teknologi
perdagangan, dapat dilakukan dengan bantuan “hipotesa permintaan
representatif” sebagai berikut : peningkatan pendapatan per kapita
menggeser pola permintaan representative penduduk menuju barang
mewah (efek engel yang positif) menimbulkan minat produsen untuk
menciptakan produk baru yang mewah karena mengetahui adanya
potensial pembeli barang mewah di pasar mendorong diciptakannya
teknologi yang semakin canggih untuk memproduksi barang mewah
tersebut laba produsen pionir meningkat menarik pelatah masuk industri
laba pionir menurun mendorong pionir untuk mengekspor untuk
mempertahankan tingkat labanya yang tinggi.
4. Pada awalnya, perdagangan dilakukan antar negara dengan pemilikan
faktor produksi dan struktur pasar yang serupa, yang menyebabkan
perdagangan terjadi antar negara maju berpendapatan per kapita tinggi
yang sama-sama relatif kaya akan kapital yang meliputi 60% dari total
perdagangan dunia (menjawab kenyataan yang tidak dapat dijawab oleh
teori H-O).
31
5. Setelah industri perusahaan pionir mengalami masa mature, teknologi
perusahaan pionir beralih ke teknologi relatif padat tenaga kerja untuk
mengimbangi perusahaan pesaing dari negara-negara relatif kaya tenaga
kerja, yang mendorong perusahaan pionir mengalihkan lokasi produksinya
ke LDCs yang murah tenaga kerja.
6. Siklus kehidupan produk menemukan titik akhirnya pada tahap Export
Platform, yaitu setelah produk yang diproduksi di luar negeri (yang relatif
kaya tenaga kerja) oleh perusahaan pionir dipasarkan kembali di dalam
negeri perusahaan pionir (yang relatif kaya kapital) menjelaskan teori H-
O, untuk 40% dari total perdagangan dunia.
7. Teori PLC mampu menjelaskan kenyataan terjadinya perdagangan yang
dinamis karena teori PLC memberi kesempatan pada setiap variabel yang
berpengaruh pada perdagangan untuk berfluktuasi secara dinamis seperti
yang senyatanya terjadi. Oleh karenanya daya penerapan teori PLC dalam
menjelaskan kenyataan perdagangan menjadi lebih luas dan fleksibel
dibanding teori perdagangan yang komparatif statik seperti pada teori H-O
dan teori klasik/neo klasik lainnya.
4.3. TEORI KEUNGGULAN KOMPETITIF
Teori keunggulan kompetitif (Competitive Advantage) atau dikenal juga
dengan keunggulan bersaing ialah kemampuan yang diperoleh sebuah perusahaan
melalui karakteristik dan sumber daya yang dimiliki untuk dapat memiliki kinerja
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain yang ada pada industri dan
pasar yang sama. Teori ini dicetiskan oleh Michael Porter dalam sebuah bukunya
yang berjudul Competitive Advantage (1985). Teori ini muncul sebagai bentuk
kritik terhadap teori keunggulan komparatif dari Ricardo.
Michael Eugene Porter lahir pada 23 Mei 1947. Ia merupakan pengajar di
sekolah bisnis Univetsitas Harvard. Keahlian utama yang dimilikinya adalah
terutama dalam bidang manajemen strategi dan keunggulan kompetitif
perusahaan. Sepanjang karir peofesionalnya ia telah berhasil menulis berbagai
artikel dan buku dibidang manjemen. Dan yan paling terkenal diantaranya adalah
32
teori analisis lima kekuatan porter-nya (Porter Five Focus Analysis). Teori
keunggulan kompetitif pertama kali dimunculkan konsepnya oleh Michael Porter
melalui bukunya yang berjudul Competitive Advantage: Creating and Sustaining
Superior Performance.” Pada tahun 1980 Porter telah terlebih dahulu
memperkenalkan istilah ini melalui bukunya. Dengan judul “Competitive
Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors “. Dalam buku ini
ia mengusulkan strategi generik untuk keunggulan kompetitif sebagaimana teori
perdagangan internasional moderen . Kemudian baru pada tahun 1985 ia
memberikan gambaran menganai keunggulan kompetitif sebagaimana
pernyataannya dibawah ini :
“Keunggulan kompetitif adalah jantung dari kinerja perusahaan dalam
pasar yang kompetitif … Keunggulan kompetitif adalah tentang bagaimana
sebuah perusahaan benar-benar menempatkan strategi-strategi generik ke dalam
praktik.”
Era globalisasi membawa dampak kepada semakin meluasnya persaingan di
pasar global dan juga sebagai contoh teori permintaan. Hal ini, tentu
menimbulkan persaingan yang ketat bagi para pelaku pasar di sektor ekonomi.
Dalam hal ini, tentunya dibutuhkan nilai jual lebih agar tentunya dapat merebut
perhatian dari pasar internasional. Dalam hal ini, Porter menuatakan bahwa salah
satu cara untuk memenangkan persaingan tersebut adalah dengan memiliki
keunggulan kompetitif. Pendapat ini semakin dikuatkan oleh pendapat Day &
Wensley (1988), keunggulan kompetitif yang berkelanjutan merupakan salah satu
bentuk dari strategi bagi para aktor ekonomi untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Lebih lanjut dijelaskan oleh Ferdinand, menyatakan
bahwa pada pasar yang kompetitif, kemampuan aktor menghasilkan kinerja,
terutama kinerja dalam sektor keuangan sangat tergantung kepada derajat
kompetitifnya sebagimana teori ekspor menurut para ahli . Pelaku ekonomi yang
dikatakan memiliki keunggulan kompetitif ketika pelaku ekonomi
tersebut memiliki sesuatu yang tidaka dimiliki pesaing. Dapat melakukan sesuatu
dari pelaku ekonomi lain atau kemamampuan dalam memproduksi produk yang
lebih baik.Memfokuskan diri untuk keunggulan kompetitif yang dimiliki dapat
33
dilakukan dengan cara efektivitas operasional. Operational effectivitas jika
dikombinasikan dengan strategi yang tepat adalah jalan untuk mencapai kinerja
yang unggul. Sehingga dengan memaksimalkan keunggulan tersebut akan
tercapailah keunggulan kompetitif yang diharapkan. Efektivitas operasional
membuat kita untuk menampilkan sesuatu yang dapat baik dari pesaing. Hal ini
dapat dilakukan melalui pemanfaatan input, misalnya dengan cara mengurangi
cacat pada produk atau membuat lebih cepat produk dan yang . Efektivitas
operasional menginginkan kita untuk menampilkan sesuatu yang lebih baik dari
lawan. Hal ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan input, misalnya dengan cara
mengurangi cacat pada produk atau membuat lebih cepat produk dan lebih baik
simak juga teori perdagangan internasional menurut para ahli.
Kombinasi antara stategi dan efektifitas operasional akan dapat memberikan
keuntungan bagi pelaku ekonomi. Keunggulan kompetitif merupakam istilah yang
dipakai oleh perusahaan yang berskala besar, sehingga tentunya hal ini merupakan
hal utama yamg harus dimiliki untuk bisa bersaing di pasar internasional simak
juga faktor penyebab inflasi. Sebagaimana kita tahu bahwa bukan bisnis namanya
jika tidak mengenal yang namanya persaingan. Persaingan dalam bisnis
merupakan hal yang sudah biasa. Terutama bagi mereka yang menjual produk
yang sejenis atau produk yang dapat mengantikannya atau subtitisinya.
Sebagai contoh, perusahaan minuman kopi akan mendapatkan persaingan
perusahaan yang memproduksi minuman teh, begitupula sebaliknya. Persaingan
ini disebut Porter sebagai persaingan bentuk. Semakin banyak perusahaan
yang bermain di bidang yang sama maka persaingan yang ditimbulkan juga akan
semakin besar. Kompetitif advantage harus dimiliki perusahaan tersebut agar
dapat menjadi market leader bagi usaha sejenisnya. Namun, maskipun sudah
menjadi market leader suatu ketika anda akan tetap didatangi oleh pesaing yang
lain. Jika tidak meningkatkan atau mempertahankan keunggulan kompetitifnya
maka status market leader tidak akan bisa dipertahankan.
Michael E. Porter memaparkan lima kekuatan strategi bisnis yang sangat
menjadi penentu dan menjadi daya tarik pasar. Kelima strategi tersebut akan
dibahas dalam poin dibawah ini :
34
1. Ancaman Pendatang Baru
Dalam sebuah industri, tentu kesulsesan sebuah perusahaan akan memicu
timbulnya perusahaan lain yang notabene ikut-ikutan atau ingin beradu
peruntungan. Kondisi ini akan bisa menjadi sebuah ancaman jika dari awal
tidak dilakukan persiapan. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan
terus meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki industri anda.
Inovasi produk dan harga bukan menjadi satu-satunya cara namun, harus
ada cara yang lebih kreatif lagi. Misalnya dengan pemberian diskon atau
bonus menarik kepada member sehingga hal ini akan mengunci konsumen
tidak pindah ke lain hati simak juga dampak inflasi.
2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power Of
Supplier)
Akan menjadi sebuah ancaman bagi anda jika mengambil konsekuensi
untuk mendapatkan supplier barang yang sama dengan pesaing sebagaimana
ciri-ciri ekonomi konvensional . Apalagi jika sampai pihak pesaing
mendapatkan harga yang lebih murah ketimbang anda. Oleh karena itu, jalin
hubungan yang baik dengan supplier agar integeritas antara anda dan
supplier dapat terjaga dengan baik. Hubungan yang baik ini, tentu akan
sangat berdampak positif bagi bisnis anda.
3. Ancaman Produk Pengganti / Subtitusi
Barang substitusi meskipun memiliki bentuk yang berbeda, namun jika
memilki fungsional yang sama dan harganya lebih murah tentu tidak
menutup kemungkinan konsumen akan lebih memilih barang tersebut.
Berbeda halnya jika barang yang anda produksi memiliki compwtitif
advantage, maka nilai tambah dari barang tersebut akan meningkat dan
memiliki daya tawar lebih tinggi. Nilai tambah dan keunggulan lain produk
anda ini akan dapat membuat pelanggan menjadi puas dan enggan memilih
produk lainnnya.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargainig Power Of Buyer)
Dalam hal ini, anda harus benar-benar memperhatikan strategi marketing
yang digunakan. Metode marketing harus benar-benar efektif untuk
35
membuat konsumen memilih hanya kepada produk anda. Hal yang dapat
dilakukan adalah dengan membina hubungan baik dengan konsumen (after
sales). Melakukan edukasi terhadap produk hingga konsumen jelas dan
tentu membuat konsumen meletakkan kepercayaannya pada kita. Jangan
memberi jarak dengan konsumen, semakin anda dekat maka merek juga
akan semakin nyaman. Tentunya hal ini akan berdampak positif pada usaha
kita.
5. Persaingan Kompetitif Diantara Anggota Industri
Sebagai sebuah perusahaan besar tentunya tidak menutup kemungkinan
akan adanya pesaing dari perusahaan yang bergerak di sektor yang sejenis.
Keunggulan kompetitif bukan hanya terbatas pada perbedaan brand, inovasi,
dan cara pemasaran. Tetapi dari segi nilai dan kemanfaatan harus lebih
dapat dirasakan pelanggan. Terlebih lagi, hal ini akan membuat bisnis anda
semakin matang dan kuat.
Teori keunggulan kompetitif dan penjabarannya, tentu menjadi sumber
kajian dan referensi bagi anda untuk dapat meningkatkan pengetahuan anda
mengenai teori ini. Dengan memperdalam teori ini, maka kita akan dapat lebih
memahami mengenai bagaimana cara mengoptimalkan keunggulan kompetitif
untuk bisa menembus pasar global. Tentunya akan dapat memberikan
keuntungan yang maksimal bagi usaha anda. Semoga artikel ini dapat
bermanfaat.
36
4.4. OFFER CURVE/RECIPROCAL DEMAND (OC/RD) THEORY
Teori Offer Cuerve ini diperkenalkan oleh dua ekonom Inggris yaitu
Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang
menunjukkan kesediaan suatu negara untuk menawarkan/menukarkan suatu
barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. Kelebihan
dari offer curve yaitu masing-masing negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga
faktor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan
harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan
comparative advantage dan pola perdagangan (trade patern) suatu negara.
Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa
diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang
baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
37
BAB 5
KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL, KEBIJAKAN
TARIF
5.1. KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL
Lingkup perekonomian tidak hanya dalam negeri namun bisa menjadi
lebih besar hingga luar negeri yang sering kita sebut dengan ekonomi
internasional. Dalam ekonomi internasional terdapat banyak kerjasama yang
dilakukan oleh beberapa negera untuk mencapai sebuah tujuan yang sama.
Tentu hal ini membutuhkan sebuah kebijakan yang bisa mengatur segala
aktivitas di dalamnya yakni kebijakan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah
tindakan atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi segala beNtuk
perdagangan dan pembayaran internasional baik itu dari sisi komposisi, arah
dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini tidak berfokus
pada tarif, quota, namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam
negeri yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda
perdagangan serta pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal
dan peran kebijakan moneter. Sedangkan arti kebijakan ekonomi
internasional secara sempit yakni sebuah tindakan atau kebijakan yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh secara
langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional.
5.1.1. INSTRUMEN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL
Instrumen Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan
berdasarkan kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga
instrumen penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional yaitu :
38
1. Kebijakan perdagangan internasional
Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang
masih atau sedang berjalan transaksinya dari neraca pembayaran
internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekspor
dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari kebijakan ini
seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan masih
banyak lainnya.
2. Kebijakan pembayaran internasional
Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai
kebijakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran
internasional tepatnya pada pengawasan terhadap pembayaran internasional.
Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan terhadap lalu lintas
modal jangka panjang. Kebijakan bantuan luar negeri.
Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan
bantuan, pinjaman dan lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan
untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan meiliter kepada
negara lain.
39
5.1.2. TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL
Ada berbagai macam tujuan kebijakan dalan ekonomi internasional,
antara lain sebagai berikut :
1. Autarki
Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari
dari pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga
pada bidang politik dan militer
2. Kesejahteraan
Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah
menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional yang
akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi produksi dan
meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat di suatu negara.
Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi internasional bisa menghapuskan
segala bentuk hambatan perdagangan internasional seperti tarif/bes, larangan
perdagangan, quota dan lain sebagainya.
3. Proteksi
Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan
kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua industri yang
sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan juga melindungi
perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar yang melakukan hal
semaunya sendiri dengan kelebihan dan keunggulannya, serta memberikan
perlindungan produk dalam negeri dari persaingan barang-barang impor. Pada
dasarnya bentuk perlindungan dalam perdagangan ini antara lain kebijakan tarif,
kuota, larangan impor, subsidi dan dumping.
40
3. Kesimbangan neraca pembayaran
Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya
kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan kebijakan
ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca pembayaran pula.
Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan stabilitas ekonomi internasional
pada negara dengan kelebihan valuta asing atau devisa maka yang tidak akan
terjadi apa-apa pada neraca pembayaran. Sedangkan jika pemerintah menerapkan
kebijakan ekonomi internasional di negara yang valuta asingnya kurang, maka hal
berbeda akan terjadi akan ada sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu
lintas uang. Contoh kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada
devisa namun juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal.
4. Pembangunan ekonomi
Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari
diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui bahwasannya
ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang baik dan merata
maka menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya terjamin. Untuk mencapai
tujuan ini maka perlu ditatapkan atau diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain:
a. Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya pada
industri yang masih dalam masa awal perjalanannya.
b. Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak
essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar
dibutuhkan.
c. Memperbanyak jumlah ekspor.
41
5.1.3. MACAM-MACAM BENTUK KEBIJAKAN EKONOMI
INTERNASIONAL
1. Tarif
Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada
semua barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut
dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi
terhadap industri-industri yang ada dalam negeri. Sebenarnya bukan hanya
bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif biasanya juga merupakan
kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk menambah
jumlah pemasukan fungsi devisa negara.
Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni :
- Bea ekspor
Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang-
barang tidak kena pajak adalah di custom area dimana semua barang bebas
bergerak tanpa terkena bea, namun jika sudah melewati batas ini maka barang-
barang tersebut akan terkena bea ekspor sesuai dengan aturan yang ada.
- Bea transito
Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang-
barang yang telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan
bahwasannya brang-barang tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim ke
negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni transito maka bea ini dikenakan
saat barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum menuju negara tujuannya.
42
- Bea impor
Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada
barang-barang yang masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya
adalah dalam negeri. Dengan demikian segala bentuk barang yang masuk ke
dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai dengan aturan yang berlaku.
2. Kuota
Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang
diberlakukan kepada barang-barang impor dan jumlah barang-barang ekspor.
Kuota ini ditentukan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa
jadi di setiap negara memiliki batasan-batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota
yakni :
- Kuota impor
Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada
setiap barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota absolut
dimana batasan ditentukan oleh negara yang bersangkitan, kuota negosiasi dimana
batasannya ditentukan dari perjanjian dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota
yang merupakan gabungan dari tarif dan kuota itu sendiri, dan kuota campuran
yakni kuota yang murni dibebankan untuk melindungi industri dalam negeri agar
tetap bisa bersaing.
- Kuota ekspor
Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang
termasuk ke dalam komoditas perdagangan penting.
43
3. Subsidi
Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat
yang diambil dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan
yang memproduksi, menjual dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi ini
harga jual suatu produk akan menjadi lebih murah. Contoh subsidi BBM
4. Dumping
Merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan
cara menjual barang-barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih murah
dari harga jual dalam negeri.
44
DAFTAR PUSTAKA
Afin, Rifai & Nur Alfillail Oktarani. 2008. Perdagangan Internasional,
Investasi Asing, dan Efisiensi Perekonomian Negara-negara ASEAN. Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan
Boediono. 2000. Synopsis pengantar ilmu ekonomi No.3 Ekonomi
Internasional Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM
Dachliani, Diesy. 2006. Permintaan Impor Gula Indonesia Tahun 1980-2003.
Tesis pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Hady,Hamdy. 2001. Teori Kebijakan Perdagangan Ekonomi Internasional.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Lindert, Peter H. 2003. Voice And Growth. Journal Of Economic History, 6(2),
pp: 315
Mankiw, Gregory N. 2003. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Simorangkir, O. P. 1985. Kamus Perbankan. Jakarta: Bina Aksara.
Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional.Munandar dan Sumiharti
[penerjemah]. Jakarta: Erlangga.
Sukirno. 2011. Makroekokonomi: TeoriPengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca pembayaran
Cetakan 1. Jakarta Pustaka: LP-FEUI.

More Related Content

What's hot

Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasionalResume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasionalekakurnia16
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalNurmalaSari52
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Deska13
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Vera Handayani
 
Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)ine srinurjanah
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalMontisa Rizki
 
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]oppi novitasari
 
Tugas 1 ekonomi internasional
Tugas 1 ekonomi internasionalTugas 1 ekonomi internasional
Tugas 1 ekonomi internasionalyusuf martias
 
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalMakalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalThomasmalua Thomasmalua
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalnova santi
 
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Ikmall Aziiezz
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalNenta1005
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalherlina lina
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasionalyeniok11
 

What's hot (20)

Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasionalResume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
 
Makalah tugas 1
Makalah tugas 1Makalah tugas 1
Makalah tugas 1
 
Resume 1
Resume 1Resume 1
Resume 1
 
Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)Ekonomi internasional (2)
Ekonomi internasional (2)
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Tugas 1 ekonomi internasional
Tugas 1 ekonomi internasionalTugas 1 ekonomi internasional
Tugas 1 ekonomi internasional
 
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalMakalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
 

Similar to Resume UTS Ekonomi Internasional

Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalWarsih acih
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalIkaYulianti4
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Universitas Bina Bangsa
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7adeimallia
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalciciliya11
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiirmayanti39
 
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Rizki Safarina
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosarosa wati
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalNiaKusnia
 
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29ErniPujiAstuti
 
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )Triadirama
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalherlina lina
 
Globalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiGlobalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiMujiono Tdl
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...erika herawati
 

Similar to Resume UTS Ekonomi Internasional (19)

Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7
 
Resume I
Resume IResume I
Resume I
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayanti
 
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
 
Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosa
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29
 
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi  W 11160900 )
Makalah resume ekonomi internasional ( Triadi W 11160900 )
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Globalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiGlobalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomi
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
 
perdagangan internasional
perdagangan internasionalperdagangan internasional
perdagangan internasional
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Resume UTS Ekonomi Internasional

  • 1. RESUME EKONOMI INTERNASIONAL Dosen : Bpk. Ade Fauji, SE, MM. Oleh : Yulinar Gitaningrum 11150047 6L-MKP
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, selawat dan salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad Swa. Makalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses belajar mengajar, guna menambah wawasan bagi teman-teman sehingga kita semua mampu untuk berfikir agar menjadi lebih maju. Terima kasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah Ekonomi Internasional, serta terima kasih pula kepada teman-teman yang telah berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Serang, 20 Maret 2018
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................. ii BAB 1........................................................................................................................1 PENDAHULUAN......................................................................................................1 1. PENDAHULUAN ..........................................................................................1 1.1. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL....2 1.2. PERDAGANGAN INTERNASIONAL...................................................2 1.3. MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL...............................3 BAB 2........................................................................................................................4 KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.............................................4 2.1. KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL..............................................4 2.3. MACAM-MACAM TEORIPERDAGANGAN INTERNASIONAL...................5 BAB 3........................................................................................................................9 TEORI PRA KLASIK DAN KLASIK DALAM EKONOMI INTERNASIONAL ..........9 3.1. TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME............................................9 3.2. LATAR BELAKANG MUNCULNYA MERKANTILISME......................9 3.3. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN MUTLAK.......................................11 3.4. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)...................................................................................................16 3.4.1. KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF ....23 3.4.2. Pengecualian terhadap teori keunggulan komparatif........................24 3.4.3. Implikasi Teori Keunggulan Komparatif..........................................24 BAB 4......................................................................................................................26 TEORI MODERN DALAM EKONOMI INTERNASIONAL ................................26 4.1. TEORI PROPORSI FAKTORPRODUKSI (HECKSCHER-OHLIN THEORY)...........................................................................................................26 4.1.1. Kesamaan Harga Faktor Produksi....................................................27 4.1.2. Teori Permintaan dan Penawaran ....................................................27
  • 4. iii 4.2. TEORI SIKLUS KEHIDUPANPRODUK (PRODUCTLIFE CYCLE THEORY)...........................................................................................................28 4.3. TEORI KEUNGGULAN KOMPETITIF.................................................31 4.4. OFFER CURVE/RECIPROCAL DEMAND (OC/RD) THEORY............36 BAB 5......................................................................................................................37 KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL, KEBIJAKAN TARIF.........37 5.1. KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL..............................37 5.1.1. INSTRUMEN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL ..............37 5.1.2. TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL .....................39 5.1.3. MACAM-MACAM BENTUK KEBIJAKANEKONOMI INTERNASIONAL...........................................................................................41 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................44
  • 5. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN Ekonomi Internasional adalah suatu cabang yang berasal dari ilmu ekonomi, yang mempelajari dan menganalisis mengenai transaksi serta permasalahan ekonomi secara internasional (eksport dan import) yang meliputi perdagangan, keuangan, atau moneter maupun organisasi ekonomi (organisasi swasta maupun pemerintah) dan kerjasama antar negara. Atau definisi ekonomi internasional lainnya adalah suatu ilmu yang membahas mengenai akibat saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia, baik itu dari segi perdagangan maupun dari segi pasar kredit internasional. Maka di dalam ekonomi internasional permasalahan utama yang dihadapi umumnya sama dengan ekonomi yang lain, yaitu masalah mengenai kelangkaan barang maupun masalah pilihan barang, yang diartikan produk ialah barang maupun jasa yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh manusia. Pentingnya studi ekonomi internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu : a. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi. b. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan Multi Nasional. c. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan : produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
  • 6. 2 Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat penting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi 1.1. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL Tujuan dari ekonomi internasional yaitu untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan-kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi, dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan dalam sifat dan cara-cara antara perdagangan internasional dengan perdagangan-perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal-hal berikut ini : a. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual-beli, uang, peraturan bea, dan sebagainya. b. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat, kesukaan, musim, dan kondisi pasar. c. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, sosial, ekonomi, dan cultural Ruang lingkup ekonomi internasional adalah sebagai berikut : a. Teori dan kebijakan ekonomi internasional b. Teori dan kebijakan keuangan / moneter internasional c. Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional d. Perusahaan internasional dan bisnis internasional 1.2. PERDAGANGAN INTERNASIONAL Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), individu dengan pemerintah negara lain, atau pemerintah suatu negara
  • 7. 3 dengan pemerintah negara lainnya. Dibanyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun, perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional. 1.3. MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL Menurut Sadono Sukirno manfaat perdagangan internasional antara lain sebagai berikut : 1. Memperoleh barang yang tidak terdapat di negeri sendiri Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut antaranya : kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek, dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. 2. Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesin (alat- produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk itu ke luar negeri. 3. Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
  • 8. 4 BAB 2 KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 2.1. KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilakukan antar negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan (Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri. Masyarakat suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan antar negara. Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dan dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat Sukirno, 2011). Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran pendapatan.
  • 9. 5 2.3. MACAM-MACAM TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Ada berbagai macam teori dalam perdagangan internasional yaitu sebagai berikut : 1. Teori Merkantilisme Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan mengurangi sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkan selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka akan semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. 2. Teori Heckscher-Ohlin (H-O) Teori Heckscher-Ohlin menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Teori perdagangan internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia Eli Heckscher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan internasional (Lindert,2003).Basis dari keunggulan komparatif adalah : a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara. b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
  • 10. 6 Teori modern Heckscher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh suatu produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan sebagai berikut :  Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.  Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing- masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.  Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.  Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.  Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. 3. Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus) Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus, perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikan produksi barang dan jasa yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif
  • 11. 7 untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada di dalam negeri. 4. Teori Keunggulan Komparative (Comparative Advantage) Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul ”Principles of Political Economy and Taxaction” tahun 1817. Teori keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh keuntungan. Teori Ricardo ini berdasarkan beberapa asumsi yaitu : a. Perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara b. Barang-barang yang diperdagangkan hanya dua jenis c. Perdagangan dilakukan secara bebas d. Tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri e. Biaya produksi dianggap tetap f. Biaya transportasi tidak ada g. Tidak ada perubahan teknologi. Hal serupa juga dikatakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa keunggulan komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk suatu barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada masing-masing produsen. Menurut Afin dan Nur (2008) manfaat utama perdagangan internasional adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa yang relatif efisien. Efisien relatif suatu negara dalam memproduksi suatu produk tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk alternatif lain yang dapat diproduksi
  • 12. 8 dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan komparatifnya, juga dari skala produksi yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya perdagangan internasional. Karena itu, keuntungan darri mengeksploitasi keuntungan komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan perdagangan bebas.
  • 13. 9 BAB 3 TEORI PRA KLASIK DAN KLASIK DALAM EKONOMI INTERNASIONAL 3.1. TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME Merkantilisme adalah paham yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyaknya sebagai standard dan ukuran kekayaan, kesejahteraan, dan kekuasaan yang dimiliki negara tersebut. Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap negara jika ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan negara lain. Sumber kekayaan negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk emas ataupun perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain : Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda. 3.2. LATAR BELAKANG MUNCULNYA MERKANTILISME Ada beberapa latar belakang munculnya paham Merkantilisme yaitu sebagai berikut :  Munculnya negara-negara merdeka di Eropa seperti : Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Belanda.  Negara tersbut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya.
  • 14. 10  Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.  Ditetapkannya logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu negara.  Dibuka jaringan perdagangan, diadakannya pelayaran serta eksploitasi ke wilayah-wilayah baru. Selain itu, ada beberapa kebijakan dalam pelaksanaan dan perencanaan ekonomi merkantilisme, dan kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :  Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya  Meningkatkan perdagangan luar negeri  Mengembangkan industri berorientasi ekspor  Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri  Melibatkan negara sebagai pengawas perekonomian  Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk yang sangat tinggi  Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu negara meng ekspor lebih dari negara lain. Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis adalah sebagai berikut :  Suatu negara akan kuat apabila ekspor lebih besar dari impor  Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan dibayar dengan logam mulia (emas atau perak). Dengan demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.  Pada waktu logam mulia digunakan sebagai alat pembayaran sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat.  Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.
  • 15. 11  Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas perdagangan luar negeri diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika dan Asia. David Hume (1711-1776) dalam teorinya sangat memperhatikan faktor keadilan, beranggapan bahwa ketidakadilan akan memperlemah suatu negara. Setiap warga negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya. Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di distribusikan kepada kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut. Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal : “Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented a reasonably complete description of interrelationship between a country’s balance of trade, the ,quantity of money and the general level of prices. In international trade theory this has become known as the price spice-flow mechanism. Dalam teori ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu negara. 3.3.TEORI KLASIK : KEUNGGULAN MUTLAK Teori keunggulan mutlak / absolut menurut Adam Smith bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produk lebih baik dari negara lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang memiliki kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut secara efisien. Ada beberapa faktor asumsi dari teori keunggulan mutlak/absolut ini antara lain : 1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja 2. Kualitas yang diproduksi kedua negara sama 3. Pertukaran yang diproduksi secara barter tanpa mengeluarkan uang 4. Biaya ditanspor ditiadakan
  • 16. 12 Teori keunggulan mutlak/absolut adalah situasi ekonomi di mana penjual mampu menghasilkan jumlah yang lebih tinggi dari produk yang diberikan, saat menggunakan jumlah yang sama sumber daya yang digunakan oleh pesaing untuk menghasilkan jumlah yang lebih kecil. Hal ini dimungkinkan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan lebih efisien juga memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan lebih, dengan asumsi bahwa semua unit yang diproduksi dijual. Biaya juga merupakan faktor yang terlibat dalam menentukan apakah keuntungan absolut ada. Ketika itu adalah mungkin untuk memproduksi lebih banyak produk dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, ini biasanya diterjemahkan ke dalam biaya produksi yang lebih rendah per unit. Bahkan dengan asumsi bahwa produsen menjual setiap unit dengan biaya sedikit di bawah kompetisi, hasil akhir masih harus keuntungan yang lebih tinggu pada setiap unit yang dijual. Teori keunggulan mutlak/absolut lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter, sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengahasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of Value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja bebas. Namun teori itu mempunyai dua manfaat : pertama, memungkinkan kita dengan secara sederhana menjelaskan tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran. Kedua, mekipun pada teori-teori berikutnya (teori modern) kita dapat menggunakan teori nilai kerja, namun prinsip teori ini tidak bisa ditinggalkan (tetap berlaku). Menurut beliau bahwa perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi agar produktivitas tenaga kerja bertambah karena dengan adanya
  • 17. 13 spesialisasi akan meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Disamping itu, beliau juga menitik beratkan pada luasnya pasar. Pasar yang sempit akan membatasi spesialisasi (Devition of Labour) oleh karena itu pasar harus seluas mungkin supaya dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan internasional menarik perhatian. Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri dari pasar luar negeri dan pasar dalam negeri. Prinsip Adam Smith mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingkat investasi G=f(I). Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide sebagai berikut : 1. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) Dalam Menghasilkan Sejenis Barang. Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak. 2. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi. Dengan adanya spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi yang memiliki keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.
  • 18. 14 Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap suatu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain. Pandangan Adam Smith (1723-1790) atas konsep nilai dibedakan menjadi 2 yaitu nilai pemakaian dan nilai penukaran. Hal ini menimbulkan paradok nilai, yaitu barang yang mempunyai nilai pemakaian (nilai guna yang sangat tinggi, misalnya air dan udara, tetapi mempunyai nilai tukar yang sangat rendah. Bahkan bisa dikatakan tidak mempunyai nilai penukaran. Sedangkan di sisi lain barang yang nilai gunanya sedikit tetapi dapat memiliki nilai penukaran yang tinggi, seperti berlian). Hal ini baru diselesaikan oleh jaran nilai subyektif. Mangsudi (2006) menjelaskan bahwa teori keunggulan absolut dari Adam Smith mempunyai kelemahan-kelmahan sebagai berikut : 1. Teori keunggulan absolut tidak menjelaskan dengan mekanisme apa dunia memperoleh keuntungan serta output dan bagaimana dibagikan di antara para penduduk masing-masing negara 2. Dalam model teori keunggulan absolut tidak menjelaskan bagaimanaa jikalau negara yang satu sudah mengadakan spesialisasi sedangkan yang lain masih memproduksikan kedua produk 3. Bahwa labour productivity berbeda-beda 4. Bahwa Adam Smith tak terpikirkan adanya negara negara yang sama sekali tidak memiliki keunggulan absolut.
  • 19. 15 Contoh : Indonesia dan India memproduksi dua jenis komoditi yaitu pakaian dan tas dengan asumsi (anggapan) masing-masing negara menggunakan 100 tenaga kerja untuk memproduksi kedua komoditi tersebut. 50 tenaga kerja untuk memproduksi pakaian dan 50 tenaga kerja untuk memproduksi tas. Hasil total produksi kedua negara tersebut yaitu : Produk Indonesia India Pakaian 40 unit 20 unit Tas 20 unit 30 unit Berdasarkan informasi di atas, Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dibandingkan dengan India, karena 50 tenaga kerja di Indonesia mampu memproduksi 40 unit dan India hanya bisa memproduksi 20 unit. Sedangkan India memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi tas karena India bisa membuat 30 tas, Indonesia hanya 20 tas. Jadi Indonesia mimiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dan India memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tas. Apabila Indonesia dan India melakukan spesialisasi produksi, hasilnya akan sebagai berikut : Produk Indonesia India Pakaian 80 unit 0 unit Tas 0 unit 60 unit Dengan melakukan spesialisasi hasil produksi semakin meningkat. Karena Indonesia dan India memindahkan tenaga kerja dalam produksi komoditi yang menjadi spesialisasi. Sebelum spesialisasi, jumlah produksi sebanyak 60 unit pakaian dan 50 unit tas. Tetapi setelah spesialisasi, jumlah produksi meningkat menjadi 80 unit pakaian dan 60 unit tas. Jadi keunggulan mutlak terjadi apabila suatu negara dapat menghasilkan komoditi-komoditi tertentu dengan lebih efisien, dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain.
  • 20. 16 3.4. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE) Pengertian keunggulan komparatif (comparative advantage) adalah sebuah kegiatan ekonomi yang ditinjau secara perbandingan lebih memberikan keuntungan bagi pengembangan daerah tersebut. Teori ini dikembangkan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain, misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju. Keunggulan komparatif (Comparative Advantage) adalah keuntungan atau keunggulan yang diperoleh suatu negara dari melakukan spesialisasi produk terhadap suatu barang yang memiliki harga relatif (relative price) yang lebih rendah dari produksi negara lain. Atau, dengan kata lain suatu negara hanya akan mengekspor barang yangg mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan antar negara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu : 1. Perdagangan dalam negeri 2. Perdagangan luar negeri Menurut Ricardo, keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar biaya tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki biaya tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau biaya mutlak. Karena faktor- faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan
  • 21. 17 ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan. Teori keunggulan komparatif ini berlandaskan pada asumsi : 1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya. 2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang 3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran 4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti sekala produksi tidak berpengaruh 5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu, suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi. David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional yang saling menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asalkan negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain. Dengan kata lain, setiap negara akan memperoleh keuntungan jika masing-masing melakukan spesialisasi pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih mahal. Ini menjelaskan bahwa mengapa suatu negara yang memiliki sumber daya yang sangat lengkap, negara tersebut memilih mengimpor atau mengekspor daripada memproduksi untuk digunakan sendiri.
  • 22. 18 Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua jenis komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor barang yang memiliki kerugian absolut lebih kecil (ini merupakan komoditi dengan keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar (komoditi ini memiliki kerugian komparatif). Teori yang dikemukakan oleh kaum klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini : a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara b. Tidak ada perubahan teknologi c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja d. Ongkos produksi dianggap konstan e. Ongkos transportasi diabaikan (=0) f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui batas negara g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar faktor produksi h. Distribusi pendapatan tidak berubah i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter. Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa asumsi, yaitu : 1. Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional 2. Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan 3. Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga kerja) 4. Skala produksi bersifat “constant return to scale” , artinya harga relatif barang-barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi. 5. Berlaku labour theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilai atau harga dari suatu barang atau komoditi dapat dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang tersebut
  • 23. 19 6. Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam pemasaran. Selain itu, David Ricardo (1772-1823) juga menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki kegunaan. Dengan demikian suatu barang dapa ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. Contoh Bentuk Kegiatan Perdagangan Berdasarkan Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) Berikut ini tabel berdasarkan keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo : Tabel Hasil Kerja Satu Orang Per Hari Negara Produksi lain Produksi anggur Inggris 40yard 30botol Portugal 50yard 75botol Dari tabel di atas dapat dilihat ternyata Inggris tidak memiliki keunggulan mutlak baik dalam produksi kain maupun produksi anggur, tetapi menurut David Ricardo antara Inggris dan Portugal tetap bisa melakukan perdagangan yang saling menguntungkan dengan cara membandingkan biaya relatif masing-masing produk. Berdasarkan perhitungan efisiensi biaya relatif, terbukti bahwa :
  • 24. 20 - Inggris memiliki keunggulan komparatif pada produksi lain. - Portugal memiliki keunggulan komparatif pada produksi anggur. Perhitungan tabel : - Di Inggris, 1 yard kain = 0,75 anggur (30 botol : 40 yard ) yang ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga kain di Portugal yaitu 1 yard kain = 1,5 anggur (75 botol : 50 yard). - Di Portugal, 1 botol anggur = 0,67 yard kain (50 yard : 75 botol), yang ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga anggur di Inggris yaitu 1 botol anggur = 1,33 yard kain (40 yard : 30 botol). Perhitungan Keuntungan : 1. Inggris Spesialisasi Produk Kain Data Dasar Tukar Kain Keuntungan Inggris menjual kain ke Portugal : - DTLN (Portugal) : 1 yard kain = 1,5 botol anggur - DTDN (Inggris) : 1 yard kain = 0,75 botol anggur - Keuntungan Inggris menjual 1 yard kain adalah sebanyak 0,75 botol anggur Negara Produksi kain Produksi anggur DTDN Inggris 40 yard 30 botol 1 yard kain = 30/40 = 0,75 botol anggur Portugal 50 yard 75 botol 1 yard kain = 75/50 = 1,5 botol anggur
  • 25. 21 2. Portugal Spesialisasi Produk Anggur Data Dasar Tukang Anggur Negara Produksi kain Produksi anggur DTDN Inggris 40 yard 30 botol 1 botol anggur = 40/30 = 1,33 yard kain Portugal 50 yard 75 botol 1 botol anggur = 50/75 = 0,67 yard kain Keuntungan Portugal menjual anggur ke Inggris : - DTLN (Inggris) : 1 botol anggur = 1,33 yard kain - DTLN (Portugal) : 1 botol anggur = 0,67 yard kain - Keuntungan Portugal menjual 1 botol anggur adalah sebanyak 0,67 yard kain Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa spesialisasi kain di Inggris 1 yard kain = 0,75 anggur, sedangkan di Portugal 1 yard kain = 1,5 anggur. Jika Inggris menukarkan kain dengan anggur di Portugal, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,75 anggur yang diperoleh dari (1,5 anggur – 0,75 anggur = 0,75 anggur). Sementara untuk spesialisasi di Portugal 1 botol anggur =0,67 yard kain, sedangkan di Inggris 1 botol anggur = 1,33 yard kain. Jika Portugal menukarkan anggur dengan kain, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,67 yard yang diperoleh dari (1,33 yard – 0,67 yard = 0,67 yard). Pada contoh berikut, dipakai perbedaan nilai tambah. Artinya di sini telah tercakup seluruh biaya produksi dan harga jual oleh petani. Misalnya dua provinsi yang berdekatan Sumatera Barat dan Jambi yang sama-sama sebagai produsen (penghasil) kelapa dan karet. Pada tingkat produksi sekarang nilai tambah petani per hektar dalam satu tahun di kedua provinsi tersebut dirata-ratakan sebagai berikut : -Kelapa Sumatera Barat Rp 550.000,- dan Jambi Rp 700.000,- -Karet Sumatera Barat Rp 400.000,- dan Jambi Rp 600.000,- Dari uraian di atas, petani Sumatera Barat akan memperoleh penghasilan yang lebih rendah dibanding petani Jambi, tidak peduli apa jenis produksi yang ditanamnya, kelapa ataupun karet. Ini disebabkan mungkin posisi Jambi lebih
  • 26. 22 strategis dan dekat dengan pasar konsumen. Kejadian ekonomi seperti ini tidak bisa dielakan oleh petani Sumatera Barat. Namun, disisi ekonomis mereka harus bisa menentukan jenis komoditi yang bisa dikembangkan. Ini akan berguna untuk meningkatkan harga jual dan pendapatan mereka sendiri. Secara matematis sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : Untuk tanaman kelapa, petani Sumatera Barat mendapatkan keunggulan, 550.000 ----------- x 100% = 78,6% dari petani Jambi. 700.000 Untuk tanaman karet, perani Sumatera Barat, 400.000 ----------- x 100% = 66,7% dari petani Jambi. 600.000 Dari perhitungan di atas terlihat petani Sumatera Barat akan lebih diuntungkan jika mereka memproduksi kelapa, dibandingkan karet. Karena keunggulan mereka bernilai 78,6% dibandingkan dengan keunggulan pada karet (66,7%). Hal ini berlaku bila hingga pada limit perluasan produksi padi tidak menambah biaya produksi secara signifikan. Perlu diperhatikan bahwa dengan perluasan area produksi, juga harus menyesuaikan dengan permintaan pasar. Jika produksii nantinya berlimpah maka harga juga akan turun. Sementara untuk petani Sumatera Utara akan lebih baik memproduksi karet. Ini terlihat dari rendahnya presentase saing dari Sumatera Barat. Dengan demikian ini akan memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. Masing-masing bisa membagi lahan produksi. Jika nanti semua memproduksi produk sejenis otomatis produk lain akan kekurangan penawaran (persediaan) sehingga akan terjadi ketidakseimbangan pasar. Keunggulan komparatf (Comparative Advantage) digunakan untuk menganalisa tingkat kemampuan suatu daerah untuk memasarkan produk di luar negeri. Jadi, produsen tak perlu
  • 27. 23 lagi membandingkan potensi produk yang sama pada suatu negara dengan negara lain. Mereka akan membandingkan potensi produk suatu negara terhadap produk semua negara pesaing di pasar yang lebih luas. Meskipun begitu manfaat analisa keunggulan kompetitif bagi suatu area menjadi terbatas karena tidak semua produk yang memenuhi persyaratan tersebut. Kemampuan memasarkan barang di pasar yang lebih luas sangat berhubungan dengan level harga yang tren di pasar itu, dilain sisi harga-harga pada pasar tersebut terkadang berfluktuasi. Dengan begitu analisa keunggulan kompetitif tidak mutlak, namun juga akan mempertimbangkan harga di pasar. Dalam analisa ini faktor harga tidak terlalu diperhatikan karena menggunakan metoda perbandingan nilai hasil produksi. Penggunaan analisis keunggulan komparatif ini tetap digunakan untuk meninjau apakah sebuah produksi memiliki prospek untuk dikembangkan ke depannya. 3.4.1. KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF Terdapat beberapa kelemahan teori keunggulan komparatif, antara lain : 1. Perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja) menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas ataupun perbedaan efisiensi. Akibatnya, terjadi perbedaan harga barang sejenis diantara dua negara. 2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan efisiensi di dua negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena harga barang sejenis akan menjadi sama di dua negara 3. Tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang atau produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) di kedua negara sama. 4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing- masing negara.
  • 28. 24 3.4.2. Pengecualian terhadap teori keunggulan komparatif Terdapat suatu pengecualian terhadap hukum keunggulan komparatif. Hal ini terjadi jika kerugian absolut (mutlak) yang dimiliki oleh suatu negara pada kedua komoditi sama besarnya. Sebagai contoh, disajikan dalam tabel berikut : AMERIKA SERIKAT INGGRIS GANDUM 6 3 KAIN 4 2 Apabila di Inggris dalam satu jam kerja dapat memproduksi 3 karung gandum, maka produktivitas Inggris dalam memproduksi kain dan gandum adalah setengahnya dari produktivitas Amerika (6 x ½ = 3). Inggris (dan Amerika) oleh karenanya tidak akan memiliki keunggulan komparatif pada kedua komoditi tersebut sehingga tidak akan terjadi perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Alasan mengapa terjadi hal seperti ini adalah Amerika Serikat hanya akan melakukan perdagangan jika negara ini dapat menukarkan 6 karung gandum dengan lebih dari 4 meter kain. Namun, saat ini Inggris tidak akan bersedia untuk menukarkan 4 meter kain untuk memperoleh 6 karung gandum dari Amerika Serikat karena Inggris dapat memproduksi sendiri sebesar 6 karung gandum maupun 4 meter kain dengan menggunakan 2 jam kerja. Dalam situasi seperti ini, tidak akan ada perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. 3.4.3. Implikasi Teori Keunggulan Komparatif Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith (Teori Keunggulan Mutlak), namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat dari komparatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya. Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan komparatif antara lain timbulnya ketergantungan dari dunia ketiga terhadap negara-negara maju karena keterbelakangan teknologi. Fakta lain, saat ini negara-negara maju pun bisa membuat sendiri apa yang menjadi spesialisasi negara berkembang (misalnya pertanian) dan melakukan proteksionisme. Ahli teknologi-produksi yang terjadi, misalnya barang-barang spesialisasi dari Indonesia yang dijual ke Jepang akan
  • 29. 25 dijual lagi ke Indonesia dengan harga dan bentuk yang lebih bagus, seperti karet menjadi ban dan juga membuat negara-negara berkembang sulit bersaing keuntungan. Perusahaan seperti Honda membuat bahan motor di negara-negara spesialisasi. Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut, teori ini sebenarnya hanya cocok untuk perdagangan internasional antar negara maju. Sebenarnya melalui konteks sejarah kita bisa mengetahui hal tersebut karena Ricardo hanya melihat Inggris dan negara-negara maju plus Amerika Latin dalam penyusunan teorinya tersebut. Pada masa Ricardo, belum ada pengamatan serius dan mendalam yang mengarah pada negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar jika ketika negara-negara di Dunia Ketiga mulai masuk dalam struktur ekonomi-politik internasional, ada beberapa hal dari teori perbandingan komparatif Ricardo yang menimbulkan berbagai kerugian di pihak negara-negara Dunia Ketiga.
  • 30. 26 BAB 4 TEORI MODERN DALAM EKONOMI INTERNASIONAL 4.1. TEORI PROPORSI FAKTOR PRODUKSI (HECKSCHER-OHLIN THEORY) Teori modern dalam perdagangan internasional muncul sebagai reaksi terhadap teori klasik yang mendapat kritik tajam dan pukulan hebat terutama dengan munculnya depresiasi yang cukup besar pada tahun 1930 an. Hecksher & Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam oportunity cost suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimilikinya. Suatu negara, misalnya A, memiliki tenaga kerja yang besar dan relative sedikit capital, maka untuk sejumlah pengeluaran uang tertentu akan memperoleh jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada capital. Misalnya uang Rp 100,00 dapat dibeli 20 unit tenaga atau 5 unit mesin, jadi 20 unit tenaga sama dengan 5 unit mesin. Suatu Negara bisa memiliki lebih banyak atau lebih sedikit masing- masing faktor ini dibanding dengan Negara lain. Bila ini terjadi maka timbul keunggulan komperatif Negara tersebut dibidang produksi tertentu, khususnya dibidang yang cendrung mempergunakan lebih banyak faktor produksi yang tersedia dalam jumlah yang relative lebih banyak. Perbedaan dalam kekayaan alam merupakan contoh yang paling jelas. Saudi arabiah mempunyai keunggulan komparatif dalam produksi minyak bumi kjarena sumber minyak bumi tersedia secara berlimpah disana, sedangkan di jepang tidak. Jumlah dan macam (kualitas) tenaga kerja yang bisa menimbulkan perdagangan, india, Indonesia, RRC mempunyai keunggulan komperatif dalam produksi barang-barang yang padat karya, misalnya barang-barang kerajinan, pakaian dan sebagainya. Sedangkan swiss memiliki tenaga kerja yang sangat terampil dalam pembuatan jam. Untuk memantapkan pengertian kita bahwa perbedaan dalam faktor endowment bisa menimbulkan perbedaan dalam keunggulan komparatif, dan selanjutnya
  • 31. 27 menimbulkan perdagangan, kita akan menguraikan suatu kasus, yang sering disebut dengan nama model Hecksher & Ohlin. Dalam model Hecksher & Ohlin yang sederhana dianggap ada : a. Dua faktor produksi yaitu tenaga kerja dan capital. b. Dua barang yang mempunyai “ kepadatan” faktor produksi yang tidak sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih padat capital. c. Dua negara yang memiliki jumlah kedua faktor produksi yang berbeda negara A memiliki lebih banyak capital daripada tenaga kerja, negara B memiliki lebih banyak tenaga kerja daripada negara capital. Kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukakan beberapa asumsi yang kurang valid : a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam memproduksi adalah tidak valid. b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih menjadi masalah. c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. d. Tempat asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam produksi suatu komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepernuhnya berlaku banyak negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor. 4.1.1. Kesamaan Harga Faktor Produksi Inti dari teori ini adalah bahwa perdagangan bebas cenderung mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama dibeberapa negara. 4.1.2. Teori Permintaan dan Penawaran Pada prinsipnya perdagangan antara 2 negara itu timbul karena adanya perbedaan di dalam permintaan dan penawaran. Permintaan ini berbeda misalnya, karena perbedaan pendapatan dan selera, sedangkan penawaran misalnya, dikarenakan perbedaan di dalam jumlah produksi dan kualitas faktor produksi.
  • 32. 28 4.2. TEORI SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE THEORY) Model siklus kehidupan produk (product life cycle atau PLC) menjelaskan bahwa suatu produk akan mengalami tahapan-tahap : mucul, matang, dan mati. Penggunaan model siklus kehidupan produk dalam teori perdagangan internasional, atau yang dalam tulisan ini disebut PLC, dikemukakan oleh Raymond Vernon, dalam tulisannya yang berjudul International Invesment and International Trade in the Product Cycle (1966), yang dilanjutkan pembahasannya, oleh penulis yang sama, dalam Sovereign at Bay (1971), The Product Cycle Hypothesis in A New International Environment (1979), dan dalam Sovereignty at Bay, Ten Years After (1981). Dalam teori PLC tahap “mati” nya suatu produk dapat ditunda melalui perdagangan internasional dan melalui pengembangan industri nasional menjadi industri multinasional. Teori PLC adalah teori perdagangan internasional dinamik yang mampu menjelaskan tentang : a. Kenyataan pola dan arah perdagangan dunia yang terjadi, yaitu dominasi perdagangan antar sesama negara maju yang relatif kaya akan kapital. b. Timbulnya perusahaan-perusahaan multinasional (MNC’s), yaitu bagaimana perusahaan-perusahaan oligopolies mencapai kekuasaan pasar, menghadapi persaingan dan mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasar, dan mencapai skala ekonomis yang esensial melalui ukuran usahanya yang besar. Dan selanjutnya, bagaimana oligopolies mengambil keuntungan dari investasi dasar yang telah dibuat dalam R&D, pengemasan, komunikasi, dan teknik pemasaran, untuk memperluas operasinya ke daerah geografis baru dengan penghematan yang besar, sehingga mampu meraih kekuatan pasar sebagai perusahaan-perusahaan dunia. c. Ekspansi perusahaan-perusahaan dunia para oligopolies ke LDCs. Untuk menjelaskan perdagangan, teori PLC tidak terlalu menekankan pada doktrin Comparative Cost seperti pada pendahulunya, klasik dan neo klasik.
  • 33. 29 Terutama pada tahap-tahap awal dari siklus kehidupan produk, tetapi lebih pada : 1. Dorongan melakukan innovation dan invention yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan dan harapan di pasar. 2. Ketetapan waktu untuk melakukan innovation dan invention. 3. Arti penting komunikasi untuk memecahkan masalah terhadap ketidakpedulian terhadap produk dan ketidakpastian teknologis. 4. Memanfaatkan skala ekonomis. 5. Strategi untuk mencapai penguasaan pasar. Teori PLC menjelaskan macam komoditi yang diperdagangkan antar negara maju, yaitu komoditas yang memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Harganya tinggi, karena pengembangannya dan penyempurnaannya memerlukan biaya R&D yang tinggi, sehingga cenderung masuk kategori barang mewah terutama pada tahap awal pemunculannya. b. Merupakan barang konsumsi untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi. c. Hemat tenaga kerja, atau dengan kata lain komoditi yang memungkinkan penggantian tenaga kerja dengan kapital. Adapun tahap-tahap dalam siklus hidup produk diantaranya : 1. Tahap perkenalan (introductions), adalah dimana barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar namun distribusi barang masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah. 2. Tahap pertumbuhan (growth), tahap pertumbuhan adalah penjualan dan laba mulai meningkat seiring permintaan dari masyarakat yang semakin banyak. 3. Tahap kedewasaan (mature), adalah tahap penjualan yang meningkat dan berada di taraf yang menetap, kemudian memproduksi model baru dan dilakukannya berbagai usaha periklanan guna menghadapi persaingan. 4. Tahap kemunduran (decline), adalah adanya barang baru untuk menggantikan barang lama dalam istilah dinilai sudah kuno, dalam arti memperbarui barang dalam segi fungsi, efisiensi, dan spesifikasi barang tersebut.
  • 34. 30 Kesimpulan teori PLC : 1. Teori PLC menjelaskan perdagangan dari suatu produk yang memiliki karakteristik mewah dan hemat tenaga kerja, yang merupakan produk perdagangan antar negara maju, untuk menjawab dominasi perdagangan antar negara maju. 2. Pada tahap awal, sebelum produk distandarkan penentuan lokasi produksi tidak didasarkan pada pertimbangan ongkos terkcil, melainkan lebih pada kecepatan dan keefektifan komunikasi antar produsen-konsumen untuk tujuan penyempurnaan dan pemantapan produk serta pemantapan pasar. Sesudah produk mengalami masa mature, pertimbangan ongkos terkecil dalam penentuan lokasi produksi mulai dipertimbangkan, dan pertimbangan inilah yang menyebabkan perusahaan pionir memindahkan lokasi produknya di luar negeri untuk menghemat biaya transportasi. 3. Penjelasan secara mekanisme anak panah dari pendapatan selera teknologi perdagangan, dapat dilakukan dengan bantuan “hipotesa permintaan representatif” sebagai berikut : peningkatan pendapatan per kapita menggeser pola permintaan representative penduduk menuju barang mewah (efek engel yang positif) menimbulkan minat produsen untuk menciptakan produk baru yang mewah karena mengetahui adanya potensial pembeli barang mewah di pasar mendorong diciptakannya teknologi yang semakin canggih untuk memproduksi barang mewah tersebut laba produsen pionir meningkat menarik pelatah masuk industri laba pionir menurun mendorong pionir untuk mengekspor untuk mempertahankan tingkat labanya yang tinggi. 4. Pada awalnya, perdagangan dilakukan antar negara dengan pemilikan faktor produksi dan struktur pasar yang serupa, yang menyebabkan perdagangan terjadi antar negara maju berpendapatan per kapita tinggi yang sama-sama relatif kaya akan kapital yang meliputi 60% dari total perdagangan dunia (menjawab kenyataan yang tidak dapat dijawab oleh teori H-O).
  • 35. 31 5. Setelah industri perusahaan pionir mengalami masa mature, teknologi perusahaan pionir beralih ke teknologi relatif padat tenaga kerja untuk mengimbangi perusahaan pesaing dari negara-negara relatif kaya tenaga kerja, yang mendorong perusahaan pionir mengalihkan lokasi produksinya ke LDCs yang murah tenaga kerja. 6. Siklus kehidupan produk menemukan titik akhirnya pada tahap Export Platform, yaitu setelah produk yang diproduksi di luar negeri (yang relatif kaya tenaga kerja) oleh perusahaan pionir dipasarkan kembali di dalam negeri perusahaan pionir (yang relatif kaya kapital) menjelaskan teori H- O, untuk 40% dari total perdagangan dunia. 7. Teori PLC mampu menjelaskan kenyataan terjadinya perdagangan yang dinamis karena teori PLC memberi kesempatan pada setiap variabel yang berpengaruh pada perdagangan untuk berfluktuasi secara dinamis seperti yang senyatanya terjadi. Oleh karenanya daya penerapan teori PLC dalam menjelaskan kenyataan perdagangan menjadi lebih luas dan fleksibel dibanding teori perdagangan yang komparatif statik seperti pada teori H-O dan teori klasik/neo klasik lainnya. 4.3. TEORI KEUNGGULAN KOMPETITIF Teori keunggulan kompetitif (Competitive Advantage) atau dikenal juga dengan keunggulan bersaing ialah kemampuan yang diperoleh sebuah perusahaan melalui karakteristik dan sumber daya yang dimiliki untuk dapat memiliki kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain yang ada pada industri dan pasar yang sama. Teori ini dicetiskan oleh Michael Porter dalam sebuah bukunya yang berjudul Competitive Advantage (1985). Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori keunggulan komparatif dari Ricardo. Michael Eugene Porter lahir pada 23 Mei 1947. Ia merupakan pengajar di sekolah bisnis Univetsitas Harvard. Keahlian utama yang dimilikinya adalah terutama dalam bidang manajemen strategi dan keunggulan kompetitif perusahaan. Sepanjang karir peofesionalnya ia telah berhasil menulis berbagai artikel dan buku dibidang manjemen. Dan yan paling terkenal diantaranya adalah
  • 36. 32 teori analisis lima kekuatan porter-nya (Porter Five Focus Analysis). Teori keunggulan kompetitif pertama kali dimunculkan konsepnya oleh Michael Porter melalui bukunya yang berjudul Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance.” Pada tahun 1980 Porter telah terlebih dahulu memperkenalkan istilah ini melalui bukunya. Dengan judul “Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors “. Dalam buku ini ia mengusulkan strategi generik untuk keunggulan kompetitif sebagaimana teori perdagangan internasional moderen . Kemudian baru pada tahun 1985 ia memberikan gambaran menganai keunggulan kompetitif sebagaimana pernyataannya dibawah ini : “Keunggulan kompetitif adalah jantung dari kinerja perusahaan dalam pasar yang kompetitif … Keunggulan kompetitif adalah tentang bagaimana sebuah perusahaan benar-benar menempatkan strategi-strategi generik ke dalam praktik.” Era globalisasi membawa dampak kepada semakin meluasnya persaingan di pasar global dan juga sebagai contoh teori permintaan. Hal ini, tentu menimbulkan persaingan yang ketat bagi para pelaku pasar di sektor ekonomi. Dalam hal ini, tentunya dibutuhkan nilai jual lebih agar tentunya dapat merebut perhatian dari pasar internasional. Dalam hal ini, Porter menuatakan bahwa salah satu cara untuk memenangkan persaingan tersebut adalah dengan memiliki keunggulan kompetitif. Pendapat ini semakin dikuatkan oleh pendapat Day & Wensley (1988), keunggulan kompetitif yang berkelanjutan merupakan salah satu bentuk dari strategi bagi para aktor ekonomi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lebih lanjut dijelaskan oleh Ferdinand, menyatakan bahwa pada pasar yang kompetitif, kemampuan aktor menghasilkan kinerja, terutama kinerja dalam sektor keuangan sangat tergantung kepada derajat kompetitifnya sebagimana teori ekspor menurut para ahli . Pelaku ekonomi yang dikatakan memiliki keunggulan kompetitif ketika pelaku ekonomi tersebut memiliki sesuatu yang tidaka dimiliki pesaing. Dapat melakukan sesuatu dari pelaku ekonomi lain atau kemamampuan dalam memproduksi produk yang lebih baik.Memfokuskan diri untuk keunggulan kompetitif yang dimiliki dapat
  • 37. 33 dilakukan dengan cara efektivitas operasional. Operational effectivitas jika dikombinasikan dengan strategi yang tepat adalah jalan untuk mencapai kinerja yang unggul. Sehingga dengan memaksimalkan keunggulan tersebut akan tercapailah keunggulan kompetitif yang diharapkan. Efektivitas operasional membuat kita untuk menampilkan sesuatu yang dapat baik dari pesaing. Hal ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan input, misalnya dengan cara mengurangi cacat pada produk atau membuat lebih cepat produk dan yang . Efektivitas operasional menginginkan kita untuk menampilkan sesuatu yang lebih baik dari lawan. Hal ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan input, misalnya dengan cara mengurangi cacat pada produk atau membuat lebih cepat produk dan lebih baik simak juga teori perdagangan internasional menurut para ahli. Kombinasi antara stategi dan efektifitas operasional akan dapat memberikan keuntungan bagi pelaku ekonomi. Keunggulan kompetitif merupakam istilah yang dipakai oleh perusahaan yang berskala besar, sehingga tentunya hal ini merupakan hal utama yamg harus dimiliki untuk bisa bersaing di pasar internasional simak juga faktor penyebab inflasi. Sebagaimana kita tahu bahwa bukan bisnis namanya jika tidak mengenal yang namanya persaingan. Persaingan dalam bisnis merupakan hal yang sudah biasa. Terutama bagi mereka yang menjual produk yang sejenis atau produk yang dapat mengantikannya atau subtitisinya. Sebagai contoh, perusahaan minuman kopi akan mendapatkan persaingan perusahaan yang memproduksi minuman teh, begitupula sebaliknya. Persaingan ini disebut Porter sebagai persaingan bentuk. Semakin banyak perusahaan yang bermain di bidang yang sama maka persaingan yang ditimbulkan juga akan semakin besar. Kompetitif advantage harus dimiliki perusahaan tersebut agar dapat menjadi market leader bagi usaha sejenisnya. Namun, maskipun sudah menjadi market leader suatu ketika anda akan tetap didatangi oleh pesaing yang lain. Jika tidak meningkatkan atau mempertahankan keunggulan kompetitifnya maka status market leader tidak akan bisa dipertahankan. Michael E. Porter memaparkan lima kekuatan strategi bisnis yang sangat menjadi penentu dan menjadi daya tarik pasar. Kelima strategi tersebut akan dibahas dalam poin dibawah ini :
  • 38. 34 1. Ancaman Pendatang Baru Dalam sebuah industri, tentu kesulsesan sebuah perusahaan akan memicu timbulnya perusahaan lain yang notabene ikut-ikutan atau ingin beradu peruntungan. Kondisi ini akan bisa menjadi sebuah ancaman jika dari awal tidak dilakukan persiapan. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan terus meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki industri anda. Inovasi produk dan harga bukan menjadi satu-satunya cara namun, harus ada cara yang lebih kreatif lagi. Misalnya dengan pemberian diskon atau bonus menarik kepada member sehingga hal ini akan mengunci konsumen tidak pindah ke lain hati simak juga dampak inflasi. 2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power Of Supplier) Akan menjadi sebuah ancaman bagi anda jika mengambil konsekuensi untuk mendapatkan supplier barang yang sama dengan pesaing sebagaimana ciri-ciri ekonomi konvensional . Apalagi jika sampai pihak pesaing mendapatkan harga yang lebih murah ketimbang anda. Oleh karena itu, jalin hubungan yang baik dengan supplier agar integeritas antara anda dan supplier dapat terjaga dengan baik. Hubungan yang baik ini, tentu akan sangat berdampak positif bagi bisnis anda. 3. Ancaman Produk Pengganti / Subtitusi Barang substitusi meskipun memiliki bentuk yang berbeda, namun jika memilki fungsional yang sama dan harganya lebih murah tentu tidak menutup kemungkinan konsumen akan lebih memilih barang tersebut. Berbeda halnya jika barang yang anda produksi memiliki compwtitif advantage, maka nilai tambah dari barang tersebut akan meningkat dan memiliki daya tawar lebih tinggi. Nilai tambah dan keunggulan lain produk anda ini akan dapat membuat pelanggan menjadi puas dan enggan memilih produk lainnnya. 4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargainig Power Of Buyer) Dalam hal ini, anda harus benar-benar memperhatikan strategi marketing yang digunakan. Metode marketing harus benar-benar efektif untuk
  • 39. 35 membuat konsumen memilih hanya kepada produk anda. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan membina hubungan baik dengan konsumen (after sales). Melakukan edukasi terhadap produk hingga konsumen jelas dan tentu membuat konsumen meletakkan kepercayaannya pada kita. Jangan memberi jarak dengan konsumen, semakin anda dekat maka merek juga akan semakin nyaman. Tentunya hal ini akan berdampak positif pada usaha kita. 5. Persaingan Kompetitif Diantara Anggota Industri Sebagai sebuah perusahaan besar tentunya tidak menutup kemungkinan akan adanya pesaing dari perusahaan yang bergerak di sektor yang sejenis. Keunggulan kompetitif bukan hanya terbatas pada perbedaan brand, inovasi, dan cara pemasaran. Tetapi dari segi nilai dan kemanfaatan harus lebih dapat dirasakan pelanggan. Terlebih lagi, hal ini akan membuat bisnis anda semakin matang dan kuat. Teori keunggulan kompetitif dan penjabarannya, tentu menjadi sumber kajian dan referensi bagi anda untuk dapat meningkatkan pengetahuan anda mengenai teori ini. Dengan memperdalam teori ini, maka kita akan dapat lebih memahami mengenai bagaimana cara mengoptimalkan keunggulan kompetitif untuk bisa menembus pasar global. Tentunya akan dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi usaha anda. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
  • 40. 36 4.4. OFFER CURVE/RECIPROCAL DEMAND (OC/RD) THEORY Teori Offer Cuerve ini diperkenalkan oleh dua ekonom Inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga faktor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade patern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
  • 41. 37 BAB 5 KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL, KEBIJAKAN TARIF 5.1. KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL Lingkup perekonomian tidak hanya dalam negeri namun bisa menjadi lebih besar hingga luar negeri yang sering kita sebut dengan ekonomi internasional. Dalam ekonomi internasional terdapat banyak kerjasama yang dilakukan oleh beberapa negera untuk mencapai sebuah tujuan yang sama. Tentu hal ini membutuhkan sebuah kebijakan yang bisa mengatur segala aktivitas di dalamnya yakni kebijakan ekonomi internasional. Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi segala beNtuk perdagangan dan pembayaran internasional baik itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini tidak berfokus pada tarif, quota, namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan moneter. Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh secara langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional. 5.1.1. INSTRUMEN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL Instrumen Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional yaitu :
  • 42. 38 1. Kebijakan perdagangan internasional Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang masih atau sedang berjalan transaksinya dari neraca pembayaran internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari kebijakan ini seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan masih banyak lainnya. 2. Kebijakan pembayaran internasional Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai kebijakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran internasional tepatnya pada pengawasan terhadap pembayaran internasional. Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan terhadap lalu lintas modal jangka panjang. Kebijakan bantuan luar negeri. Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan, pinjaman dan lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan meiliter kepada negara lain.
  • 43. 39 5.1.2. TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL Ada berbagai macam tujuan kebijakan dalan ekonomi internasional, antara lain sebagai berikut : 1. Autarki Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga pada bidang politik dan militer 2. Kesejahteraan Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional yang akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi produksi dan meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain sebagainya. 3. Proteksi Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua industri yang sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan juga melindungi perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar yang melakukan hal semaunya sendiri dengan kelebihan dan keunggulannya, serta memberikan perlindungan produk dalam negeri dari persaingan barang-barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan dalam perdagangan ini antara lain kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi dan dumping.
  • 44. 40 3. Kesimbangan neraca pembayaran Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan kebijakan ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan kelebihan valuta asing atau devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada neraca pembayaran. Sedangkan jika pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi internasional di negara yang valuta asingnya kurang, maka hal berbeda akan terjadi akan ada sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu lintas uang. Contoh kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa namun juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal. 4. Pembangunan ekonomi Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui bahwasannya ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya terjamin. Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain: a. Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya pada industri yang masih dalam masa awal perjalanannya. b. Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar dibutuhkan. c. Memperbanyak jumlah ekspor.
  • 45. 41 5.1.3. MACAM-MACAM BENTUK KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL 1. Tarif Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam negeri. Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara. Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni : - Bea ekspor Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang- barang yang diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang- barang tidak kena pajak adalah di custom area dimana semua barang bebas bergerak tanpa terkena bea, namun jika sudah melewati batas ini maka barang- barang tersebut akan terkena bea ekspor sesuai dengan aturan yang ada. - Bea transito Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang- barang yang telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwasannya brang-barang tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni transito maka bea ini dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum menuju negara tujuannya.
  • 46. 42 - Bea impor Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya adalah dalam negeri. Dengan demikian segala bentuk barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai dengan aturan yang berlaku. 2. Kuota Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada barang-barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan-batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota yakni : - Kuota impor Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada setiap barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota absolut dimana batasan ditentukan oleh negara yang bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari perjanjian dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan gabungan dari tarif dan kuota itu sendiri, dan kuota campuran yakni kuota yang murni dibebankan untuk melindungi industri dalam negeri agar tetap bisa bersaing. - Kuota ekspor Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang termasuk ke dalam komoditas perdagangan penting.
  • 47. 43 3. Subsidi Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang diambil dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi ini harga jual suatu produk akan menjadi lebih murah. Contoh subsidi BBM 4. Dumping Merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang-barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih murah dari harga jual dalam negeri.
  • 48. 44 DAFTAR PUSTAKA Afin, Rifai & Nur Alfillail Oktarani. 2008. Perdagangan Internasional, Investasi Asing, dan Efisiensi Perekonomian Negara-negara ASEAN. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Boediono. 2000. Synopsis pengantar ilmu ekonomi No.3 Ekonomi Internasional Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM Dachliani, Diesy. 2006. Permintaan Impor Gula Indonesia Tahun 1980-2003. Tesis pascasarjana, Universitas Diponegoro. Hady,Hamdy. 2001. Teori Kebijakan Perdagangan Ekonomi Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia. Lindert, Peter H. 2003. Voice And Growth. Journal Of Economic History, 6(2), pp: 315 Mankiw, Gregory N. 2003. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Simorangkir, O. P. 1985. Kamus Perbankan. Jakarta: Bina Aksara. Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional.Munandar dan Sumiharti [penerjemah]. Jakarta: Erlangga. Sukirno. 2011. Makroekokonomi: TeoriPengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca pembayaran Cetakan 1. Jakarta Pustaka: LP-FEUI.