Makalah ini membahas tentang teori-teori ekonomi internasional mulai dari teori pra-klasik yaitu merkantilisme hingga teori modern. Merkantilisme menekankan pentingnya surplus neraca perdagangan guna mengumpulkan emas dan perak, sedangkan teori keunggulan mutlak dan komparatif menjelaskan spesialisasi perdagangan berdasarkan keunggulan suatu negara. Teori-teori modern lebih memperhatikan faktor produksi dan sk
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
Ekonomi Internasional
1. RESUME EKONOMI INTERNASIONAL
DOSEN ADE FAUJI, SE, MM
OLEH
MELLA MEILAWATI
11150966
6K-MANAJEMEN KEUANGAN PERBANKAN
RUANGAN C.1.3
UNIVERSITAS BINA BANGSA
SERANG-BANTEN
2. ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
BAB II
2.1 Teori lingkup ekonomi internasional ..........................................................................2
2.2 Konsep teori perdagangan internasional ......................................................................4
BAB III Teori Pra Klasik: Merkantilisme..........................................................................7
BAB IV
4.1 Teori keunggulan Mutlak............................................................................................10
4.2 Teori keunggulan komparatif......................................................................................15
BAB V Teori Modern perdagangan Internasional ...........................................................21
BAB VI Kebijaksanaan Ekonomi Internasional, Kebijakan Tarif ....................................26
BAB VII Kebijakan Non Tarif : Kuota, Subsidi, Dumping..............................................29
3. iii
Kata Pengantar
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang pembahasan materi ekonomi internasional.
Shalawat serta salam senantiasa saya curahkan kepada Nabi Agung Muhammad
SAW, junjungan umat Islam, pembawa kebenaran di muka bumi.
Terima kasih kepada Bapak Ade Fauji, SE, MM selaku dosen mata kuliah
Ekonomi Internasional yang telah memeberikan arahan serta bimbingannya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ekonomi Intenasional. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang topik
pembahasan Ekonomi Internasional.
Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, penulis
sangat berharap agar makalah ini dapat membantu dalam proses belajar serta
memahami lebih jauh mengenai masalah Ekonomi Internasional.
Sekian dan terima kasih.
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling
ketergantungan antara negara-negara di dunia baik dari segi perdagangan
internasional maupun pasar kredit internasional. Sumber energi amerika
serikat misalnya, sangat bergantung pada produsen luar negeri, sedangkan
jepang mengimpor hampir setengah dari makanan yang di konsumsi oleh
penduduknya. Sebaliknya, negara-negara berkembang sangat membutukan
teknologi yang dikembangkan dan dihasilkan oleh negara-negara industri.
Dalam jangka panjang, pola perdagangan internasional ditentukan oleh
prinsip-prinsip keunggulan komparatif, dari segi itulah saya mengambil tema
tentang pengaruh perdagangaan internasional terhadap perekonomian dalam
negri. Kita selaku Negara sedang berkembang sangat memperhatikan
kesejahteraan masyarakat dan Negara di bandingkan lingkungan hidup maka
dari pada itu perdagangan internasional di bidang misalkan ekspor impor
sangat mempengaruhi perekonomian dalam negri kita ini.
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Lingkup Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah suatu cabang yang berasal dari ilmu ekonomi, yang
mempelajari dan menganalisis mengenai transaksi serta permasalahan ekonomi
secara internasional (eksport dan inport) yang meliputi perdagangan, keuangan
atau moneter maupun organisasi ekonomi (organisasi swasta maupun pemerintah)
dan kerjasama antara negara. Atau definisi ekonomi internasional yang lainnya
adalah suatu ilmu yang membahas mengenai akibat saling ketergantungan antara
negara-negara yang ada di dunia, baik itu dari segi perdagangan maupun dari segi
pasar kredit Internasional. Maka didalam ekonomi internasional permasalahan
utama yang di hadapi umumnya sama dengan ekonomi yang lain, yaitu masalah
mengenai kelangkaan barang maupun masalah pilihan barang, yang diartikan
produk ialah barang maupun jasa yang dihasilkan dan dibutuhkan oleh manusia.
Faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi Internasional
Untuk dapat memenuhi kebutuhan produk maupun jasa dalam negeri.
Mempunyai keinginan untuk dapat memperoleh keuntungan, dengan
tujuan meningkatkan pendapatan negara.
Memiliki kemampuan berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) untuk mengelola sumber daya.
Memiliki produk atau barang yang lebih dalam negri sehinnga perlu pasar
baru untuk menjualnya.
Perpedaan keadaan dari sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat
istiadat maupun jumlah penduduk yang dapat menyebabkan adanya
perbedaan antara hasil produksi dan adanya keterbatasan dari produksi.
6. 3
Inilah tujuan dan ruang lingkup ekonomi Internasional
Tujuan dari ekonomi ini adalah untuk dapat mencapai atau meningkatkan
kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapai
dengan mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya kegiatan di bidang
perdagangan (eksport dan inport), perkreditan, perasuransian, invertasi dan di
bidang yang lainnya.
Perbedaan dalam sifat maupun cara antara perdagangan internasional dengan
perdadangan didalam negri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal,
diantaranya seperti di bawah ini:
Perbedaan dalam hukum peraturan menganai jual-beli, uang, peraturan
bea, dan lain-lain.
Perbedaan dalam adat-istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan
perbedaan kondisi pasar.
Perbedaan karena keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural.
Dan inilah ruang lingkup ekonomi internasional:
Yang pertama, teori dan kebijakan keuangan atau moneter International.
Yang kedua, teori dan kebijakan perdagangan International.
Yang ketiga, organisasi dan kerjasama ekonomi International.
Dan yang keempat, perusahaan dan bisnis International.
Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud ekonomi internasional yaitu ekonomi yang
membahas mengnai permasalahan ekonomi secara Internasional atau secara
global, misalnya seperti eksport dan inport barang.
Terjadinya globalisasi, karena tidak ada negara di dunia ini yang mampu
hidup sendiri tanpa bantuan dari negara lain.
Mempunyai kesamaan slera terhadap suatu barang atau jasa.
7. 4
Adanya keinginan untuk membuka kerjasama hubungan diplomatik
dengan negara lain.
2.2 Konsep teori perdagangan internasional
Perdagangan internasional adalah kegiatan perdagangan barang-barang dan jasa,
yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.
Perdagangan luar negeri timbul karena pada hakekatnya tidak ada satupun negara
didunia ini yang dapat menghasilkan semua barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan seluruh penduduknya (Deliarnov,1995).
Faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional :
1. Usaha untuk Memenuhi kebutuhan
2. Perbedaan kekayaan sumber daya alam
3. Perbedaan Selera
4. Perbedaan iklim
5. Adanya keinginan untuk memperluas pasardan menambahkeuntungan.
6. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara.
7. Adanya kelebihan produk dalam negeri
8. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari
negara lain.
9. Terjadinya era globalisasi.
Manfaat perdagangan internasional
Memperoleh devisa
Jika kita mengekspor suatu komoditas, kita mendapat mata uang asing seperti
dolar Amerika, yen, atau jenis mata uang lainnya. Mata uang asing ini biasa
disebut devisa. Devisa dapat digunakan misalkan untuk mengimpor barang modal
dan konsumsi.
8. 5
Memperluas kesempatan kerja
Untuk menghasilkan barang ekspor dibutuhkan tenaga kerja. Coba bayangkan jika
barang tambang, hasil pertanian, dan hasil kerajinan tidak diekspor? Tentu saja
orang yang bekerja di sektor itu akan menganggur.
Menstabilkan harga-harga
Jika harga jenis barang dalam negeri mahal atau jumlahnya kurang dan tidak
memenuhi permintaan pasar, maka barang tersebut harus diimpor. Dengan adanya
impor, harga barang jenis tersebut akan stabil dan permintaan pun dapat
terpenuhi.
Meningkatkan kualitas konsumsi
Melalui perdagangan internasional, penduduk dapat membeli barang-barang yang
belum dihasilkan di dalam negeri atau mutunya belum sebaik produk luar negeri.
Perdagangan internasional dapat memacu industri dalam negeri untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar dapat bersaing di pasar
internasional. Di Indonesia, barang seperti itu beragam, antara lain televisi,
pakaian, sepatu, dan perabot.
Mempercepat alih teknologi
Untuk menggunakan barang-barang yang diimpor dari luar negeri, dibutuhkan
pengetahuan dan keterampilan tertentu. Oleh karena itu, pihak penjual perlu
mengadakan bimbingan atau pelatihan untuk menggunakannya. Hal seperti itu
akan mempercepat alih teknologi. Alih teknologi memungkinkan suatu negara
untuk mempelajari teknik produksi yang lebih modern.
9. 6
peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional
Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilateral antara dua
negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme
kebanyakan negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam
perdagangan internasional. pada abad ke 19, terutama di Britania, ada
kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini
mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu
dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-
tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT
dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan
internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung pada
protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang
tidak menguntungkan secara mutual.
10. 7
BAB III
Teori Pra Klasik: Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan
suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan
oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global
teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan
secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun
komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar
jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor
sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.
Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai
tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan
mendorong eksport (dengan banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya
dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan
mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.
Jenis merkantilisme
1. Kelompok Bullionist
Kelompok bullionist berkembang sebagai awal perkembangan kelompok
merkantilist murni, dipelopori oleh Gerald Malynes. Kelompok ini mengaitkan
kemakmuran negara dengan banyaknya logam mulia. Semakin besar stok logam
mulia di dalam negeri, semakin makmur, megah dan berkuasa negara tersebut.
Kebijakan kelompok ini adalah :
11. 8
mendorong ekspor sebesar-besarnya, (kecuali logam mulia)
melarang impor dengan ketat, (kecuali logam mulia)
surplus ekspor harus dibayar dengan logam mulia
2. Merkantilist Murni
Kata kunci merkantilist murni adalah aspek suku bunga. Suku bunga yang rendah
akan menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong
kegiatan ekonomi. Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga barang
juga harus meningkat dan peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah
uang beredar meningkat. Agar uang bertambah maka jalan yang paling mudah
adalah melakukan perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib
berusaha memperoleh neraca perdagangan yang menguntungkan (favorable
balance of trade). Pendukung utama kelompok merkantilis murni adalah Thomas
Mun (Inggris), Colbert (Perancis), Von Hornigh (Jerman) dan Becker (Austria).
Tujuan Merkantilisme
Merkantilisme termasuk kebijakan ekonomi nasional yang bertujuan untuk
mengumpulkan cadangan moneter melalui keseimbangan perdagangan positif,
terutama barang jadi. Secara historis, kebijakan tersebut sering menyebabkan
perang dan juga termotivasi untuk melakukan ekspansi kolonial.
Pandangan Merkantilis mengenai perdagangan internasional
“ Bahwa satu-satunya cara bagi sebuah negara menjadi kaya dan kuat adalah
dengan melakukan sebanyak mungkin eksport dan sedikit mungkin import”.
Surplus eksport selanjutnya dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-
logam mulia khususnya emas dan perak.
Setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus eksport, juga
karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada suatu saat tertentu, maka sebuah
negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain.
12. 9
Oleh karenanya, para Merkantilis ini menyebarluaskan nasionalisme ekonomi
dan percaya bahwa disini akan timbul konflik kepentingan nasional.
Dampak dari merkantilisme dalam sejarah:
1. Lahirnya kolonialisme imprealisme
2. Aktifnya perdagangan internasional.
3. Berkembangnya teknologi-teknologi baru, misalnya Act of Navigation yang
sangat membantu perkapalan Inggris, penemuan mesin uap dalam rangka efisiensi
produksi membawa Inggris pada revolusi industry.
13. 10
BAB IV
Teori Keunggulan Mutlak,Teori keunggulan Komparatif
4.1 Teori Keunggulan Mutlak
Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori
yang dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, suatu negara dapat disebut
memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi
barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Misalnya,
Indonesia memproduksi keris dan tidak memproduksi satelit pemancar.
Sebaliknya, Jepang memproduksi satelit pemancar dan tidak memproduksi keris.
Dengan demikian, perdagangan internasional akan terjadi di antara keduanya bila
Indonesia dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris. Teori absolut
advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok
antara lain: Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja. Kualitas
barang yang diproduksi kedua negara sama. Pertukaran dilakukan secara barter
atau tanpa uang. Biaya transpor ditiadakan. Keunggulan absolut merupakan
kemampuan suatu negara untuk memproduksi suatu barang lebih murah daripada
negara lain. Keunggulan Absolut (Absolut Advantage) terjadi apabila suatu
negara dapat memproduksi suatu barang dengan harga yang jauh lebih murah
dan/atau dengan kualitas yamg lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara-
negara manapun. Keunggulan absolut sejati jarang sekali terjadi, contoh yang
mendekati keunggulan Absolut misalnya Minyak dari Arab Saudi, Kopi dari
Brazil dan timah dari Kanada. Keunggulan absolut ini juga sangat relatif pada
kenyataannya. Misalnya para ahli mengatakan bahwa perkebunan anggur di
Perancis menghasilkan minuman anggur (wine) terbaik di dunia. Dalam
perkembangannya California dapat menghasilkan anggur yang juga sangat baik,
sama enaknya dan memeiliki berbagai jenis dan juga dijual dengan harga yang
14. 11
lebih rendah. Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja
internasional yang membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang
negara tersebut serta akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat
memberikan hasil berupa manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau
berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-barang dan jasa-jasa. Menurut
Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-
masing negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang
tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah
maupun keuntungan yang diperkembangkan.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam teori keuntungan mutlak adalah sebagai
berikut:
1. Faktor produksi yang digunakan adalah tenaga kerja
2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara adalah sama
3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang
4. Tidak ada biaya transportasi
Teori keunggulan mutlak dapat diilustrasikan dengan data hipotetis, yang
memisalkan negara yang berdagang adalah Indonesia dan Cina dan komoditi
yang diperdagangkan adalah Teh dan Sutra.
Keuntungan Mutlak dengan data hipotetis
(jam kerja per unit barang)
Produk per satuan
Tenaga kerja/hari
Teh Sutra
Dasar Tukar Dalam
Negeri (DTDN)
Indonesia 12 kg 3 m
4 kg = 1 m
15. 12
1 kg = 4 m
Cina 4 kg 8 m
2 kg = 1 m
1 kg = 2 m
Berdasarkan data hipotetis tersebut, dengan satu satuan tenaga kerja yang
sama, Indonesia dapat menghasilkan 12 kg teh dan Cina dapat menghasilkan 4 kg
teh. Dalam produksi sutera, Indonesia dengan satu satuan tenaga kerja yang sama
hanya dapat menghasilkan 3 m kain, sedangkan Cina dapat menghasilkan8
m. Berdasarkan ilustrasi diatas, Indonesia memiiki keunggulan mutlak dalam
produksi teh dan memiliki ketidakunggulan mutlak dalam produksi
sutera/ Sebaliknya Cina memiliki keuanggulan mutlak dalam sutera dan memiliki
ketidakunggulan mutlak dalam produksi teh. Dengan demikian maka:
1. Indonesia memiliki keunggulan absolut dalam produksi Teh sehingga akan
melakukan spesialisasi produksi Teh dan dan tidak akan memproduksi Sutra.
2. Cina memiliki keunggulan absolut dalam produksi Sutra sehing-ga melakukan
spesialisasi produksi Sutra dan tidak mem-produksi Teh.
Manfaat perdagangan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Dengan spesialisasi, Indonesia akan mengekspor Teh ke Cina dan
mendapatkan 2 m Sutra, sedangkan didalam negeri hanya dapat ditukar 8 m
Sutra. Dengan demikian indonesia akan mendapatkan keuntungan (gain from
trade) sebesar 2 m 8 m = 1 m.
2. Sebaliknya Cina, dengan spesialisasi dan mengekspor 1 m Sutra akan
mendapatkan 4 kg Teh, sedangkan didalam negeri hanya dapat ditukar 2 kg
Teh. Manfaat perdagangan bagi Cina adalah 4 kg kg = 3 kg
16. 13
Analisis perdagangan dapat dilihat dari peningkatan produksi dan perdagangan
dunia untuk Teh dan Sutra setelah melakukan spesialisasi, yaitu 24 kg Teh dan
16 m Sutra. Berdasarkan data hipotesis maka peningkatan perdagangan dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2
Keuntungan perdagangan
Keterangan : TS = Tanpa Spesialisasi
DS = Dengan Spesialisasi
Jadi apabila masing-masing negara melakukan perdagangan, maka
Indonesia akan berspesialisasi dalam produksi Teh, dengan perhitungan sebagai
berikut :
Produk per
satuan
Tenaga
kerja/hari
The Sutra
TS DS TS DS
Indonesia 12
kg
4 kg
24 kg
0 kg
3 m
8 m
0 m
16
Cina 16
kg
24 kg 11 m 16 m
17. 14
1. Bagi Indonesia, tenaga kerja yang digunakan untuk meng-hasilkan Sutra
dialihkan untuk memproduksi Teh (ingat DTDN 1 m sutera = 4 kg Teh), kalau
3 satuan tenaga kerja yang digunakan menghasilkan Sutra dipindahkan untuk
menghasilkan Teh (dalam hal ini berarti Indonesia tidak memproduksi Sutra)
maka maka produksi Teh akan bertambah sebesar 3 x 4 kg = 12 kg. Sehingga
total produksi Teh di Indonesia adalah 24 kg (setelah spesialisasi)
2. Bagi Cina, tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan gula dipindahkan
untuk menghasilkan Sutra (DTDN 1 kg Teh = 2 m Sutra), sehingga
pertambahan Sutra adalah sebesar 4 x 2 m Sutra = 8 m Sutra. Sehingga total
produksi Sutra yang dihasilkan Cina adalah 16 m Sutra (setelah spesialisasi).
18. 15
4.2 Teori Keunggulan Komparatif
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam
Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama
sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang
terhadap negara lain, misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara
yang sudah maju. Keunggulan komparatif (Comparative Advantages) adalah
keuntungan atau keunggulan yang diperoleh suatu negara dari melakukan
spesialisasi produksi terhadap suatu barang yang memiliki harga relatif (relative
price) yang lebih rendah dari produksi negara lain. Atau, dengan kata lain, suatu
negara hanya akan mengekspor barang yang mempunyai keunggulan
komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan
komparatif rendah. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada
perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan
komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa
lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Untuk
melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan
perdagangan menjadi dua keadaan yaitu:
1. Perdagangan dalam negeri.
2. Perdagangan luar negeri.
Menurut Ricardo, keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat
berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar biaya
tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-
faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan
melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila
memiliki biaya tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar
negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau biaya mutlak. Karena faktor-
19. 16
faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas
sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan
ditukarkandengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan.
Teori Keunggulan Komparatif ini berlandaskan pada asumsi:
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah
tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai
barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan
untuk memproduksinya.
2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal
pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak
berpengaruh.
5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu, suatu
negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan
mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan
mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam
memproduksi.
Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang
efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam
memproduksi kedua jenis komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk
melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Negara pertama
harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor barang yang
memiliki kerugian absolut lebih kecil (ini merupakan komoditi dengan keunggulan
20. 17
komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar
(komoditi ini memiliki kerugian komparatif).
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan
internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini :
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat
berpindah melalui batas negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar faktor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa
asumsi, yaitu :
Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional.
Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan.
Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga
kerja)
Skala produksi bersifat “constant return to scale”, artinya harga relatif
barang-barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi.
Berlaku labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan
bahwa nilai atau harga dari suatu barang (komoditi) dapat dihitung dari
jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi
barang tersebut.
Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam
pemasaran.
21. 18
Berikut ini tabel berdasarkan keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh
David Ricardo :
Tabel Hasil Kerja Satu Orang Per Hari.
Negara Produksi kain Produksi anggur
Inggris 40 yard 30 botol
Portugal 50 yard 75 botol
Dari tabel di atas dapat dilihat ternyata Inggris tidak memiliki
keunggulan mutlak baik dalam produksi kain maupun produksi anggur,
tetapi menurut David Ricardo antara Inggris dan Portugal tetap bisa
melakukan perdagangan yang saling menguntungkan dengan cara
membandingkan biaya relatif masing-masing produk. Berdasarkan
perhitungan efisiensi biaya relatif, terbukti bahwa :
Inggris memiliki keunggulan komparatif pada produksi kain.
Portugal memiliki keunggulan komparatif pada produksi anggur.
Perhitungan tabel:
1. Di Inggris, 1 yard kain = 0,75 anggur (30 botol : 40 yard) yang ternyata
lebih murah dibandingkan dengan harga kain di Portugal yaitu 1 yard kain
= 1,5 anggur (75 botol : 50 yard).
2. Di Portugal, 1 botol anggur = 0,67 yard kain (50 yard : 75 botol), yang
ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga anggur di Inggris yaitu 1
botol anggur = 1,33 yard kain (40 yard : 30 botol).
22. 19
Perhitungan Keuntungan:
1. Inggris Spesialisasi Produk Kain
Data Dasar Tukar Kain
Negara Produksi
Kain
Produksi
Anggur
DTDN
Inggris 40 yard 30 botol
1 yard kain = 30/40 = 0,75 botol
anggur
Portugal 50 yard 75 botol 1 yard kain = 75/50 = 1,5 botol
anggur
Keuntungan Inggris menjual kain ke Portugal :
DTLN (Portugal) : 1 yard kain = 1,5 botol anggur
DTDN (Inggris) : 1 yard kain = 0,75 botol anggur
Keuntungan Inggris menjual 1 yard kain adalah sebanyak 0,75 botol anggur.
2. Portugal Spesialisasi Produk Anggur
Data Dasar Tukar Anggur
Negara Produksi
Kain
Produksi
Anggur
DTDN
Inggris 40 yard 30 botol
1 botol anggur = 40/30 = 1,33
yard kain
Portugal 50 yard 75 botol 1 botol anggur = 50/75 = 0,67
yard kain
Keuntungan Portugal menjual anggur ke Inggris :
DTLN ( Inggris ) : 1 botol anggur = 1,33 yard kain
DTDN ( Portugal ) : 1 botol anggur = 0,67 yard kain
Keuntungan Portugal menjual 1 botol anggur adalah sebanyak 0,67 yard kain
23. 20
Berdasarkan ilustrasi diatas, dapat dilihat bahwa spesialisasi kain di Inggris 1 yard
kain = 0,75 anggur, sedangkan di Portugal 1 yard kain = 1,5 anggur. Jika Inggris
menukarkan kain dengaan anggur di Portugal, maka akan mendapatkan
keuntungan sebesar 0,75 anggur yang diperoleh dari (1,5 anggur - 0,75 anggur =
0,75 anggur ). Sementara untuk spesialisasi di Portugal 1 botol anggur = 0,67 yard
kain, sedangkan di Inggris 1 botol anggur = 1,33 yard kain. Jika Portugal
menukarkan anggur dengan kain, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar
0,67 yard yang diperoleh dari (1,33 yard - 0,67 yard = 0,67 yard).
Terdapat beberapa kelemahan Teori Keunggulan Komparatif, antara lain :
1. Perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja) menimbulkan terjadinya
perbedaan produktivitas ataupun perbedaan efisiensi. Akibatnya, terjadi perbedaan
harga barang sejenis diantara dua negara
2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan efisiensi di dua
negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena
harga barang sejenis akan menjadi sama di dua negara
3. Tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang atau
produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) di
kedua negara sama.
4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing
negara.
24. 21
BAB V
Teori Modern perdagangan Internasional
Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan ekonomi adalah cara
yang ditempuh atau tindakan yang diambil pemerintah dengan maksud mengatur
kehidupan ekonomi nasional guna mencapai tujuan tertentu. (Gilarso, 2004:225).
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua kegiatan
ekonomi pemerintah suatu negara yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah dan kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang
dilaksanakan oleh pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebijakan
ditujukan untuk mengatasi pemasalahan dalam negeri, tapi bila secara langsung
atau tidak langusng berpengaruh terhadap ekspor dan impor maka dapat
dimasukkan dalam kebijakan ekonomi internasional. Kebijakan ekonomi
internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi kebijakan yang langsung
mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan internasional dalam arti sempit ini
berkaitan dengan ekspor barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya sangat luas
mengingat banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun diimpor, mulai dari
barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja. Jadi, kebijakan ekonomi
internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu negara yang bertujuan
untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan
negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan
mengatur/mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk
dari perdagangan dan pembayaran internasional.
Secara umum kebijakan perdagangan internasional dapat diuraikan sebagai
berikut:
Politik Proteksi
25. 22
Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam
negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-
barang impor.
Tujuan kebijakan proteksi adalah:
a. memaksimalkan produksi dalam negeri;
b. memperluas lapangan kerja;
c. memelihara tradisi nasional;
d. menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada
satu komoditi andalan;
e. menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung
pada negara lain.
Kebijakan tarif
Tarif adalah suatu pembebanan terhadap barang yang melintasi daerah pabean
(suatu daerah geografis dimana barang bebas bergerak tanpa dikenakan cukai/bea
pabean).
Proteksi dapat dilakukan melalui kebijakan berikut ini.
a. Tarif dan Bea Masuk
Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean
(costum area). Sementara itu, barangbarang yang masuk ke wilayah negara
dikenakan bea masuk.
Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barangbarang dari luar negeri,
mempunyai maksud memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh
pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor
dengan persentase tertentu dari harga barang yang diimpor.
Akibat dari pengenaan tarif akan tampak sebagaimana
26. 23
Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:
1) bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area);
2) bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang
tersebut negara lain;
3) bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
b.Pelarangan
Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-
27. 24
barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri
dan meningkatkan produksi dalam negeri.
c. Kuota atau pembatasan impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk
dari luar negeri. Secara grafik akan tampak dalam
28. 25
Tujuan diberlakukannya kuota impor di antaranya:
a. mencegah barang-barang yang penting berada di tangan negara lain;
b. untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi
yang cukup;
c. untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna
mencapai stabilitas harga di dalam negeri.
29. 26
BAB VI
Kebijaksanaan Ekonomi Internasional , Kebijakan Tarif
Dalam Arti Luas kebijaksanaan ekonomi internasional adalah
Tindakan/Kebijaksanaan Ekonomi Pemerintah, Yang Secara Langsung Maupun
Tidak Mempengaruhi Komposisi, Arah Serta Bentuk Dari Pada Perdagangan Dan
Pembayaran Internasional. Kebijaksanaan Ini Tidak Hanya Berupa Tarif, Qouta
Dan Sebagainya, Tetapi Juga Meliputi Kebijaksanaan Pemerintah Di Dalam
Negeri Yang Secara Tidak Langsung Nasional Seperti Misalnya Kebijaksanaan
Moneter Dan Fiskal. Sedangkan Definisi Yang Lebih Sempit Kebijaksanaan
Ekonomi Internasional Adalah Tindakan /Kebijaksanaan Ekonomi Pemerintah
Yang Secara Langsung Mempengaruhi Perdagangan Dan Pembayaran
Internasional.
Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
Secara umum dapatlah disebutkan bahwa tujuan kebijaksanaan ekonomi
internasioanl itu adalah sebagai berikut:
a. Autarki
Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh Negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
b. Kesejahteraan (welfare)
Tujuan ini bertentangan dengan tujuan untuk autarki. Dengan
mengadakan perdagangan internasional suatu Negara akan memperoleh
keuntungan dari adanya spesialisasi. Oleh karena itu untuk mendorong adanya
perdagangan internasional maka halangan-halangan dalam perdagangan
internasional (tarif, kuota dan sebagainya) dihilangkan atau paling tidak
dikurangi. Hal ini berarti harus ada perdagangan bebas.
30. 27
c. Proteksi
Tujuan ini untuk melindungi industry dalam negeri dari persaingan
barang impor. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tariff, kuota dan
sebagainya.
d. Keseimbangan neraca pembayaran
Apabila suatu Negara itu mempunyai kelebihan cadangan valuta asing
maka kebijaksanaan pemerintah untuk mengadakan stabilitas ekonomi dalam
Negara akan tidak banyak menimbulkan problem dalam neraca pembayaran
internasionalnya. Tetapi sangat sedikit Negara yang mempunyai posisi
demikian. Terutama Negara-negara yang sedang berkembang posisi cadangan
valuta asingnya lemah, memaksa pemerintah Negara-negara tersebut untuk
mengambil kebijaksanaan ekonomi internasional guna menyeimbangkan
neraca pembayaran internasional.
e. Pembangunan ekonomi
Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil
kebijaksanaan seperti misalnya:
Perlindungan terhadap industry dalam negeri (infant industries)
Mengurangi impor barang konsumsi yang nonessensial dan mendorong impor
barang-barang yang essensial
Mendorong ekspor dsb
Kesemuanya ini untuk mengarahkan perkembangan perdangangan
internasional guna menunjang pembangunan ekonomi dalam negeri.
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang –
barang yang melewati batas suatu Negara.
Tarif di golongkan menjadi :
Bea ekspor (expor duties)
Bea Transito (transit duties)
Bea Transito (transit duties)
31. 28
Perbedaan tariff menurut jenisnya:
Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya
dinyatakan dalam presentase dari nilai barang yang
dikenakan bea tersebut.
Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya
dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada barang.
Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang
merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem.
System tarif
Single-column tariffs, system dimana untuk masing-masing
barang hanya mempunyai satu macam tarif. Biasanya
sifatnya autonomous tariffs (tariff yang tingginya ditentukan
sendiri oleh suatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara
lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian
dengan Negara lain disebut conventional tariffs.
Double-colomn tariffs, system dimana untuk setiap barang
mempunyai 2 tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan
sendiri dengan undang-undang, maka namanya: “bentuk
maksimum dan minimum”.
Triple-colomn tariff, biasanya system ini digunakan oleh
Negara penjajah. Sebenarnya system ini hanya perluasan
daripada double colomn tariffs yakni dengan menambah satu
macam tariff preference untuk Negara-negara bekas jajahan
atau afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan
nama “preferential system”.
32. 29
BAB VII
Kebijakan non tarif : Kuota, Subsidi, Dumping
Kuota adalah pembatasan jumlah fisik terhadap barang yang masuk (Kuota impor)
dan keluar (Kuota ekspor).
Kuota impor
Kuota impor adalah pembatasan secara lansung terhadap jumlah barang
yang boleh diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan industri
dan konsumen. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan
lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik
untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara lansung.
Jenisnya kuota impor :
1. Absolute atau unilateral Kuota
2. Negotiated atau bilateral Kuota,
3. tariff Kuota
4. mixing Kuota
Efek Quota impor
Pembatasan jumlah barang yang diimpor akan menyebabkan berkurangnya barang
impor tersebut fi pasar dalam negeri, sedangkan permintaan relative tetap.
Keadaan ini akan mengakibatkan harga barang impor tersebut di pasar dalam
negeri lebih tinggi daripada di pasar dunia sehingga akan menimbulkan adanya
“monopoly profits”
Dampak kebijakan kuota bagi negara importir :
1. Harga barang melambung tinggi,
2. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang,
3. Meningktanya produksi di dalam negeri.
33. 30
Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir :
1. Harga barang turun,
2. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah,
3. Produksi di dalam negeri berkurang
Kuota ekspor
Seperti juga halnya dengan kuota impor, maka ekspor pun dapat dibatasi
jumlahnya. Pembatasan jumlah ekspor ini bertujuan antara lain:
Untuk mencegah barang-barang yang penting jatuh/berada di tangan
musuh. Untuk menjamin tersediannya barang di dalam negeri dalam
proporsi yang cukup Untuk mengadakan pengawasan produksi serta
pengendalian harga guna mencapai stabilisasi harga.
Quota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang
merupakan barang perdagangan penting dan di bawah suatu pengawasan
badan internasiona (misalnya Kopi dan timah).
Subsidi adalah pembayaran lansung atau pemberian keringanan pajak dan
bantuan subsidi pada para eksportir atau calon eksportir nasional, dan atau
pemberian pinjaman berbunga rendah kepada para pengimpor asing dalam rangka
memacu ekspor suatu negara.
Pengertian Dumping adalah praktek menjual barang di pasar luar negeri dengan
harga yang lebih rendah dari harga di pasar dalam negeri (harga normal). Praktek
dumping dilakukan sejak adanya perdagangan internasional yang merupakan
salah satu bentuk dari kebijakan diskriminasi harga dalam rangka
mengoptimalkan keuntungannya.
Dengan kebijakan dumping keuntungan akan dioptimalkan karena pasarnya
34. 31
semakin luas sampai di luar negeri, penumpukan stok barang yang tidak terjual
dapat diatasi, monopoli dalam negeri dapat dipertahankan, dan hal-hal lain yang
dapat meningkatkan keuntungannya.