SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
RESUME 1
EKONOMI INTERNASIONAL
NAMA : SOFIAH
NIM : 11150751
KELAS : 6L-MA
FAKULTAS EKONOMI MANAGEMENT KEUANGAN DAN PERBNKAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas ridho-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini, selawat dan salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi
Muhammad Swa.
Makalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses belajar
mengajar, guna menambah wawasan bagi teman-teman sehingga kita semua mampu untuk
berfikir agar menjadi lebih maju.
Terima kasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah Ekonomi Internasional, serta terima
kasih pula kepada teman-teman yang telah berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Serang, 29 Maret 2018
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
Serang, 29 Maret 2018...................................................................................................................i
BAB 1.........................................................................................................................................1
1. Pendahuluan...................................................................................................................... 1
1.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Internasional................................................. 2
1.2. Tujuan Ekonomi International..................................................................................... 3
1.3. Perdagangan Antar Negara.......................................................................................... 3
1.4. Manfaat perdagangan antar Negara.............................................................................. 4
1.5. Faktor pendorong (Peran perdagangan Luar Negeri bagi Pembangunan Ekonomi
Indonesia)............................................................................................................................. 5
BAB 2......................................................................................................................................... 10
KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.......................................................................... 10
2.1. Konsep Perdagangan Internasional.................................................................................... 10
2.2. MACAM-MACAM TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.............................. 11
Teori Merkantilisme ............................................................................................................ 11
Teori Heckscher-Ohlin (H-O)................................................................................................. 12
Teori PerluasanPasar (Vent For Surplus)............................................................................... 13
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)........................................................ 13
BAB 3......................................................................................................................................... 15
TEORI PRA KLASIK DAN KLASIK DALAMEKONOMI INTERNASIONAL ............................................... 15
3.1. TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME..................................................................... 15
David Hume (1711-1776) .................................................................................................... 16
Neo Merkantilisme .............................................................................................................. 17
Kritik David Hume.............................................................................................................. 17
BAB 4......................................................................................................................................... 19
TEORI KLASIK.............................................................................................................................. 19
4.1. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)............................................................ 19
4.2. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)
20
4.2.1. KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF ........................... 27
4.2.2. Pengecualian terhadap teori keunggulan komparatif ................................................ 27
Implikasi Teori Keunggulan Komparatif ............................................................................... 29
BAB 5......................................................................................................................................... 30
TEORI MODERN DALAMEKONOMI INTERNASIONAL..................................................................... 30
iii
5.1. TEORI PROPORSI FAKTOR PRODUKSI (HECKSCHER-OHLIN THEORY)............. 30
5.3. Pengertian Perdagangan International............................................................................ 31
Kebijakan Ekonomi Internasional – Instrumen , Tujuan dan Bentuk Kebijakan........................... 33
Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional......................................................................... 34
Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional.............................................................................. 35
5.4.3. Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional............................................ 37
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 39
1
BAB 1
Pendahuluan
1. Pendahuluan
Ekonomi Internasional Adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan
antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit
internasional. Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan Ekonomi Internasional
(Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi
ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Sebagai bagian dari ilmu ekonomi maka permasalahan pokok yang dihadapi dalam
Ekonomi Internasional sama dengan ilmu ekonomi, yaitu masalah kelangkaan Produk, dan
masalah pilihan produk, yang diartikan produk adalah barang dan jasa serta ide yang
dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia.
Masalah kelangkaan dan pilihan produk barang (barang dan jasa serta ide) muncul karena
adanya permintaan dan penawaran akan kebutuhan dan keinginan yang sifatnya tidak terbatas
dan keinginan yang sifatnya tidak terbatas dan permintaan serta penawaran sumber daya
(resources). Permasalahan ekonomi tersebut dapat bersifat internasional karena adanya
permintaan dan penawaran yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi
ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
 Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknlogi.
 Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan
Multi Nasional.
 Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan:
produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting guna
mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
2
1.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan
menganalisis tentang transaksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-
Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi
(Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi
ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi.
2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan
Multi Nasional.
3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan:
produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting
guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
Pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dalam Segi Ilmiah
Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan
pada kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa.
2. Dalam Segi Praktisnya
Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang
dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara
yang satu dengan Negara yang lain.
3
1.2. Tujuan Ekonomi International
Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu
dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi,
perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll.
Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan international dengan
perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah ini :
1. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli,
uang, peraturan bea, dsb
2. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat,
kesukaaan, musim dan kondisi pasar
3. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural.
Ruang Lingkup
1. Teori dan kebijakanPerdagangan International
2. Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International
3. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International
4. Perusahaan International dan Bisnis International
1.3. Perdagangan Antar Negara
Perdagangan internasional adalah perdangan yang dilakukukan oleh penduduk suatu
Negara dengan penduduk Negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu Negara atau pemerintah suatu Negara dengan pemerintah Negara lain. Di
banyak Negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun,
dampaknya terhadap kepentingan ekonomi social dan politik baru dirasakan beberapa abad
belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan
transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
4
1.4. Manfaat perdagangan antar Negara
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek
dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu
memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan
yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu
barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya
lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan
menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
4. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik
produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
5
1.5. Faktor pendorong (Peran perdagangan Luar Negeri bagi Pembangunan
Ekonomi Indonesia)
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di
antaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya,
dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan
adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
9. Adanya perbedaan iklim
10. Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi produksi.
Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja. Manfaatnya
di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu antara lain politik,
sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan internasional dilakukan
semua negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan manusia,
tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga dengan
negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain. Negara
yang dahulu menutup diri dari perdagangan internasional, sekarang sudah membuka
pasarnya. Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam. Perdagangan internasional juga memiliki
fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara
penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan,
ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa
berakibat pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara. Pada era
globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya
6
dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh
beberapa orang dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional seperti ini dapat
mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara
saling bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka. Perdagangan internasional
juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan
politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan dagang.
Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan. Misalnya,
suatunegara nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini dapat ditekan dengan
dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan
dagangdengan negara tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB.
Hal ini dilakukan demi terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional juga terkait
dengan pertahanan suatu negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk
mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak semua negara mampu memproduksi senjata.
Maka diperlukan impor senjata. Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang
membahayakan, diperlukan kerjasama internasional. Barang yang membahayakan tersebut
misalnya senjata gelap, obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit
menular, dsb. Untuk kepentingan inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai.
Instansi ini dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi
ketika memasuki suatu negara.Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah pajaknya
telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek barang-barang tersebut barang selundupan
ataupun barang terlarang atautidak. Cara yang digunakan dalam pemeriksaan antara lain
dengan melihat dokumen barang, menggunakan detektor barang berbahaya, atau
menggunakan anjing pelacak.
Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri dari Pelita ke Pelita berikutnya
1. Pelita I
Menurut peraturan pemerintah no.16 tahun 1970 kebijakan pemerintah tentang
perekonomian membicarakan tentang penyempurnaan tata niaga ekspor dan impor.
Peraturan pemerintah pada bulan agustus 1971 membahas tentang devaluasi rupiah
terhadap dollar amerika dengan memfokuskan pada beberapa sasaran, yakni kestabilan
harga pokok, peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor, penyebaran barang di dalam
negeri.
7
2. Pelita II
Adapun kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam pelita II ini adalah dengan
melakukan penghapusan pajak ekspor untuk mempertahankan daya saing di pasar dunia.
Penggalakan PMA dan PMDN untuk mendorong investasi dalam negeri, yang
menghasilakn cadangan devisa naik dari $ 1,8 milyar menjadi $ 2,58 milyar dan naiknya
tabungan pemerintah dari Rp 255 milyar menjadi Rp 1.522 milyar pada periode pelita II
tersebut. Sedangkan kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan
hasil produksi nasional dan daya saing komoditi ekspor karena tingkat rata-rat inflasi 34%,
resesi dan krisis dunia tahun 1979, serta penurunan bea masuk impor komoditi bahan dan
peningkatan bea masuk komoditi impor lainnya.
3. Pelita III
Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan, serta
menignkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pedoman
pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.
Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat
dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil.
4. Pelita IV
Kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985, yakni meningkatkan ekspor non migas dan
pengurangan biaya tinggi dengan :
a) Pemberantasan pungli
b) Mempermudah prosedur kepabeanan
c) Menghapus dan memberantas biaya siluman
Paket Kebijakan 25 Oktober 1986 : deregulasi bidang perdagangan, moneter, dan penanaman
modal dengan cara :
a) Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku
b) Proteksi produksi yang lebih efisien
8
c) Kebijakan penanaman modal
Paket Kebijakan 15 Januari 1987, yakni peningkatan efisiensi, inovasi, dan produktivitas
beberapa sektor industri (menengah ke atas) guna meningkatkan ekspor non migas, adapun
langkah-langkahnya:
a) Penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan impor
b) Pembebasan dan keringanan bea masuk
c) Penyempurnaan klasifikasi barang
1. Paket Kebijakan 24 Desember 1987 (PAKDES) adalah restrukturisasi bidang
ekonomi dalam rangka memperlancar perijinan (deregulasi).
2. Paket 27 Oktober 1988 : kebijakan deregulasi untuk menggairahkan pasar modal
dan menghimpun dana masyarakat untuk biaya pembangunan.
3. Paket Kebijakan 21 November 1988 (PAKNOV) yakni deregulasi dan debirokratisasi
bidang perdagangan dan hubungan laut.
4. Paket Kebijakan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijakan dibidang keuangan
dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk
melakukan aktivitas yang lebih produktif, juga berisi mengenai deregulasi dalam hal
pendirian perusahaan asuransi.
5. Pelita V
Menitikberatkan sektor pertanian dan industri untuk menetapkan swasembada pangan dan
meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya; dan sektor industri khususnya industri yang
menghasilkan barang ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri
pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat mengahsilkan mesin mesin industri.
Diantaranya dengan cara :
a) Mengenakan tarif dan atau kuota
b) Mengawasi pemakaian valuta asing
9
c) Ekspor : mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur ekspor.
d) Menstabilkan harga dan upah luar negeri.
e) Melakukan devaluasi
6. Pelita VI
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri
dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai
pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada
periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu
perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
Disamping itu Suharto sejak tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak dan
pertambangan, sehingga pemasukan negara dari migas meningkat dari $0,6 miliar pada tahun
1973 menjadi $10,6 miliar pada tahun 1980. Puncaknya adalah penghasilan dari migas yang
memiliki nilai sama dengan 80% ekspor Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia di bawah
Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus sukses pembangunan ekonomi.
7. Pelita VII
Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan
ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
10
BAB 2
KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
2.1. Konsep Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar negara yang berbeda
serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing yang mempengaruhi neraca
perdagangan negara yang bersangkutan (Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006)
menyatakan bahwa perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang
menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir tidak ada negara
yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena tentu saja setiap negara tidak
bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri
sendiri. Masyarakat di suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak
bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan antar
negara.
Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-masing negara
mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata
uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs
mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke
atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam
negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan
menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing
mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar
meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2011).
Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan seperti halnya
investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari produksi dalam negeri yang diperdagangkan
di luar negeri. Berbeda dengan ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang
mengurangi aliran pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai
proses tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela dari
masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis yakni perdagangan
11
barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik). Manfaat dari kegiatan perdagangan
internasional antara lain :
 Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta bagaimana
efek terhadap struktur perekonomian suatu negara.
 Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan international
tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan sebagai proses tukar-
menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-
masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran
tersebut dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah
bersedia melakukan pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau
perdagangan timbul karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau
keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut (Boediono, 2000).
 Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang
dilakukan antar negara atas pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan tanpa
adanya tekanan dari pihak manapun juga.
2.2. MACAM-MACAM TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Ada berbagai macam teori dalam perdagangan internasional yaitu sebagai berikut :
Teori Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk
menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit
mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran
emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas
dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut.
Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong
ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah).
Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor,
juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara
hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan para
merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat
12
bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin
kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan
dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat
melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan
laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu,
semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar
aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah
akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata
internasional dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara (Hady,
2001).
Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-
negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang
relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan
perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif
yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan
komparatif adalah:
 Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
 Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah
labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Kurva
isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik
optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:
1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
13
3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan
sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher
(1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan
internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori ini
dianggap lebih modern karena menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian
dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan
internasional (Lindert, 2003).
Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus)
Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus, perdagangan luar
negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa yang sudah tidak dapat dijual
di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar
negeri tersebut negara itu dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu
memperbesar tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh
penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif untuk
menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi dikarenakan dengan
adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada di dalam negeri.
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul “Principles of
Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan komparatif adalah
keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan spesialisasi) karena dapat
menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah dari pada negara lain. Menurut
teori ini setiap negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-
14
barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini perdagangan
masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak
sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh keuntungan.
Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan internasional
hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-barang yang diperdagangkan hanya dua jenis, (3)
perdagangan dilakukan secara bebas, (4) tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya
produksi dianggap tetap, (6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa keunggulan
komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk suatu barang, yang
didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada masing-masing produsen.
Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional adalah
meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap negara
untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa yang relatif efisien. Efisiensi relatif
suatu negara dalam memproduksi produk tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk
alternatif lain yang dapat diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian
ini, efisiensi relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara
bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan komparatifnya, juga dari
skala produksi yang lebih besar dan pilihan produk yang lebih beragam yang semuanya
dimungkinkan oleh adanya perdagangan internasional. Karena itu, keuntungan dari
mengeksploitasi keuntungan komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan
perdagangan bebas.
15
BAB 3
TEORI PRA KLASIK DAN KLASIK DALAM EKONOMI INTERNASIONAL
3.1. TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME
Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah
secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan
logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan ukuran kekayaan yang dimiliki,
kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang berarti
pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika ingin maju harus melakukan
kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara
lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang
diterima dalam bentuk emas atau perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah
merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham
merkantilisme pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.
3.2. Latar belakang munculnya Merkantilisme :
1) Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan
Belanda)
2) Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan
rakyatnya.
3) Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
4) Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
5) Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-wilayah
baru.
Selain itu, ada beberapa kebijakan dalam pelaksanaan dan perencanaan ekonomi
merkantilisme, dan kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2) Meningkatkan perdagangan luar negeri
3) Mengembangkan industri berorientasi ekspor
4) Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
5) Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
16
6) Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk yang sangat
tinggi.
7) Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor lebih dari
Negara lain.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
1) Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
2) Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan
dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin besar ekspor netto
maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
3) Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-yaran,sehingga negara yang
memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat
4) Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai armada perang
guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama
5) Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar negeri diikuti
dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia.
David Hume (1711-1776)
Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan bahwa
ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus menikmati hasil
kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di distribusikan
lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh
Hume tersebut.
Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal :
“Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented areasonably complete description of the
interrelationship between a country’s balance of trade, the quantity of money, and the general
level of prices. In international trade theory this has becaome known as the price specie-flow
mechanism.
Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan dengan
jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu Negara (Teguh Sihono,2008).
17
Neo Merkantilisme
Kebijakan merkantilisme pada saat ini masih dijalankan oleh banyak negara dalam bentuk “neo
merkantilisme”, yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorongt ekonomi industry
nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan kebijakan Nontariff barrier.
Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan menggunakan countervailing duty, bea anti dumping
dan surcharge.
Dalam hal ini, kebijakan proteksi yang lebih banyak digunakan biasanya dalam bentuk Nontariff
Barrier seperti larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga patokan, peraturan kesehatan, dll.
Kritik David Hume
Ide atau pokok pikiran dari merkantilisme mengatakan bahwa negara/raja akan kaya/makmur bila
X>M, sehingga LM yang dimiliki akan semakin banyak. Dengan kata lain,
kekayaan/kemakmuarn suatu negara/raja identik dengan jumlah Lm yang dimilikinya. Lm pada
waktu itu digunakan sebagai alat pembayaran/uang sehingga bila LM banyak, maka ini berarti
Money Supply (Ms) atau jumlah uang beredar banyak. Bila jumlah uang beredar naik, sedangkan
produksi tetap tentu akan terjadi inflasi atau kenaikan harga. Kenaikan harga didalam negeri tentu
akan menaikkan harga barang-barang ekspor (Px) sehingga kuantitas ekspor (Qx) akan menurun.
Naiknya jumlah uang beredar yang diikuti dengan peningkatan inflasi di dalam negeri tentu akan
menyebabkan harga barang impor (Pm) menjadi lebih rendah sehingga kuantitas impor (QWm)
akan meningkat. Perkembangan yang demikian ini tentu akan menyebabkan ekspor (X) menjadi
lebih kecil daripada impor (M). Atau impor menjadi lebih besar daripada ekspor sehingga
akhirnya LM akanmenurun atau berkurang. Dengan berkurangnya LM yang dimiliki, maka
berarti raja menjadi miskin karena LM identik dengan kekayaan/kemakmuran.
Perubahan dari negara / raja yang kaya/makmur menjadi negara/raja yang miskin menurut paham
merkantilisme ini dikritik oleh David Hume sebagai “Mekanisme Otomatis”dari “price-specie
Flow Mechanism” atau PSFM.
Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori Pra-Klasik atau merkantilisme dianggap tidak
relevan, selanjutnya muncullah teori klasik atu absolute advantage dari adam Smith.
Berdasarkan PSFM dari Hume, Smith mengkritik aliran merkantilisme dengan mengemukakan
pendapatnya sebagai berikut:
18
1. ukuran kemakmuran suatu negara,bukanlah ditentukan oleh banyaknya LM yang
dimilikinya.
2. kemakmuran suatu negara ditentukan oleh besarnya GDP dan sumbangan
perdagangan luar negeri terhadap pembentukan GDP negara tersebut.
3. untuk meningkatkan GDP dan perdaganagn luar negeri, maka pemerintah harus
mengurangi campur tangannya sehingga tercipta perdagangan bebas atau free trade.
4. dengan adanya free trade maka akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat.
Hal ini akan mendorong masing-masing negara untuk melakukan spesialisasi dan
pembagian kerja internasional dengan berdasarkan kepada keunggulan absolut yang
dimiliki masing-masing negara.
5. spesialisasi dan pembagian kerja internasional yang didasarkan kepada absolute
advantage , akan memacu peningkatan produktivitas dan efisiensi sehingga terjadi
peningkatan GDP dan perdagangan luar negeri atau internasional.
6. peningkatan GDP dan perdagangan internasional ini identik dengan kemakmuran
suatu negara.
19
BAB 4
TEORI KLASIK
4.1. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)
Adam Smith mengemukakan bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi produksi
terhadap suatu jenis barang tertentu yang memiliki keunggulan absolut (absolute advantage)
dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang lain yang tidak mempunyai
keunggulan absolut (absolute disadvantage) terhadap negara lain yang memproduksi barang
sejenis.
Ada beberapa faktor asumsi dari teori keunggulan mutlak/absolut ini antara lain :
1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja
2. Kualitas yang diproduksi kedua negara sama
3. Pertukaran yang diproduksi secara barter tanpa mengeluarkan uang
4. Biaya ditanspor ditiadakan
Keunggulan absolut dapat terjadi karena perbedaan keadaan, seperti letak geografis, iklim,
kekayaan sumber daya alam, kualitas tenaga kerja, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), jumlah penduduk, modal, dan lain-lain.
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter
sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional.
Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya
nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai
barang tersebut (Labor Theory of value )
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga
kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa
tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya factor produksi. Dalam
kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi tidak hanya satu dan mobilitas
tenaga kerja tidak bebas.
Contoh sebagai berikut:
Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga
kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk
20
menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4
unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan
tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang
Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris
sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit
tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa
Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute
advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing
negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih
rendah dari negara lain.
Ø Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua
negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi
ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara.
Ø Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka
perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
4.2. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE
ADVANTAGE)
Pengertian keunggulan komparatif (comparative advantage) adalah sebuah kegiatan
ekonomi yang ditinjau secara perbandingan lebih memberikan keuntungan bagi
pengembangan daerah tersebut. Teori ini dikembangkan oleh David Ricardo untuk
melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-
negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu
21
barang terhadap negara lain, misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara
yang sudah maju. Keunggulan komparatif (Comparative Advantage) adalah keuntungan
atau keunggulan yang diperoleh suatu negara dari melakukan spesialisasi produk
terhadap suatu barang yang memiliki harga relatif (relative price) yang lebih rendah dari
produksi negara lain. Atau, dengan kata lain suatu negara hanya akan mengekspor barang
yangg mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang
mempunyai keunggulan antar negara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan
tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan
biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan
perdagangan menjadi dua keadaan yaitu :
1. Perdagangan dalam negeri
2. Perdagangan luar negeri
Menurut Ricardo, keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat
berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar biaya tenaga kerja,
karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga
kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam
memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki biaya tenaga kerja yang paling kecil.
Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau biaya
mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak
bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan
dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
membuat barang tersebut berlainan.
Teori keunggulan komparatif ini berlandaskan pada asumsi :
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang
yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk
memproduksinya.
2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti sekala produksi tidak
berpengaruh
5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu, suatu negara
akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya
22
bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-
barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian mutlak
(dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis barang
bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional yang saling
menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asalkan negara tersebut
melakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari
negara lain. Dengan kata lain, setiap negara akan memperoleh keuntungan jika masing-
masing melakukan spesialisasi pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada
biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diproduksinya pada biaya
yang relatif lebih mahal. Ini menjelaskan bahwa mengapa suatu negara yang memiliki
sumber daya yang sangat lengkap, negara tersebut memilih mengimpor atau mengekspor
daripada memproduksi untuk digunakan sendiri.
Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien
dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua
jenis komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan spesialisasi dalam
memproduksi dan mengekspor barang yang memiliki kerugian absolut lebih kecil (ini
merupakan komoditi dengan keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang
memiliki kerugian absolut lebih besar (komoditi ini memiliki kerugian komparatif).
Teori yang dikemukakan oleh kaum klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini :
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara
b. Tidak ada perubahan teknologi
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja
d. Ongkos produksi dianggap konstan
e. Ongkos transportasi diabaikan (=0)
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah
melalui batas negara
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar faktor produksi
h. Distribusi pendapatan tidak berubah
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
23
Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa asumsi, yaitu :
1. Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional
2. Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan
3. Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga kerja)
4. Skala produksi bersifat “constant return to scale” , artinya harga relatif barang-barang
tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi.
5. Berlaku labour theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa
nilai atau harga dari suatu barang atau komoditi dapat dihitung dari jumlah waktu
(jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang tersebut
6. Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam pemasaran.
Selain itu, David Ricardo (1772-1823) juga menyatakan bahwa nilai penukaran ada
jikalau barang tersebut memiliki kegunaan. Dengan demikian suatu barang dapa ditukarkan
bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena
barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga
membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan
kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli
(misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh
di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas
tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para
calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan
keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan.
Contoh Bentuk Kegiatan Perdagangan Berdasarkan Teori Keunggulan Komparatif
(Comparative Advantage Theory)
Berikut ini tabel berdasarkan keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo :
Tabel Hasil Kerja Satu Orang Per Hari
Negara Produksi lain Produksi anggur
Inggris 40yard 30botol
Portugal 50yard 75botol
Dari tabel di atas dapat dilihat ternyata Inggris tidak memiliki keunggulan mutlak baik dalam
produksi kain maupun produksi anggur, tetapi menurut David Ricardo antara Inggris dan
24
Portugal tetap bisa melakukan perdagangan yang saling menguntungkan dengan cara
membandingkan biaya relatif masing-masing produk. Berdasarkan perhitungan efisiensi
biaya relatif, terbukti bahwa :
- Inggris memiliki keunggulan komparatif pada produksi lain.
- Portugal memiliki keunggulan komparatif pada produksi anggur.
Perhitungan tabel :
- Di Inggris, 1 yard kain = 0,75 anggur (30 botol : 40 yard ) yang ternyata lebih murah
dibandingkan dengan harga kain di Portugal yaitu 1 yard kain = 1,5 anggur (75 botol
: 50 yard).
- Di Portugal, 1 botol anggur = 0,67 yard kain (50 yard : 75 botol), yang ternyata lebih
murah dibandingkan dengan harga anggur di Inggris yaitu 1 botol anggur = 1,33 yard
kain (40 yard : 30 botol).
Perhitungan Keuntungan :
1. Inggris Spesialisasi Produk Kain
Data Dasar Tukar Kain
Keuntungan Inggris menjual kain ke Portugal :
- DTLN (Portugal) : 1 yard kain = 1,5 botol anggur
- DTDN (Inggris) : 1 yard kain = 0,75 botol anggur
- Keuntungan Inggris menjual 1 yard kain adalah sebanyak 0,75 botol anggur
Negara Produksi kain Produksi anggur DTDN
Inggris 40 yard 30 botol 1 yard kain = 30/40 = 0,75
botol anggur
Portugal 50 yard 75 botol 1 yard kain = 75/50 = 1,5
botol anggur
25
2. Portugal Spesialisasi Produk Anggur
Data Dasar Tukang Anggur
Negara Produksi kain Produksi anggur DTDN
Inggris 40 yard 30 botol 1 botol anggur = 40/30 = 1,33
yard kain
Portugal 50 yard 75 botol 1 botol anggur = 50/75 = 0,67
yard kain
Keuntungan Portugal menjual anggur ke Inggris :
- DTLN (Inggris) : 1 botol anggur = 1,33 yard kain
- DTLN (Portugal) : 1 botol anggur = 0,67 yard kain
- Keuntungan Portugal menjual 1 botol anggur adalah sebanyak 0,67 yard kain
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa spesialisasi kain di Inggris 1 yard kain =
0,75 anggur, sedangkan di Portugal 1 yard kain = 1,5 anggur. Jika Inggris menukarkan kain
dengan anggur di Portugal, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,75 anggur yang
diperoleh dari (1,5 anggur – 0,75 anggur = 0,75 anggur). Sementara untuk spesialisasi di
Portugal 1 botol anggur =0,67 yard kain, sedangkan di Inggris 1 botol anggur = 1,33 yard
kain. Jika Portugal menukarkan anggur dengan kain, maka akan mendapatkan keuntungan
sebesar 0,67 yard yang diperoleh dari (1,33 yard – 0,67 yard = 0,67 yard).
Pada contoh berikut, dipakai perbedaan nilai tambah. Artinya di sini telah tercakup seluruh
biaya produksi dan harga jual oleh petani. Misalnya dua provinsi yang berdekatan Sumatera
Barat dan Jambi yang sama-sama sebagai produsen (penghasil) kelapa dan karet. Pada tingkat
produksi sekarang nilai tambah petani per hektar dalam satu tahun di kedua provinsi tersebut
dirata-ratakan sebagai berikut :
-Kelapa Sumatera Barat Rp 550.000,- dan Jambi Rp 700.000,-
-Karet Sumatera Barat Rp 400.000,- dan Jambi Rp 600.000,-
Dari uraian di atas, petani Sumatera Barat akan memperoleh penghasilan yang lebih rendah
dibanding petani Jambi, tidak peduli apa jenis produksi yang ditanamnya, kelapa ataupun
karet. Ini disebabkan mungkin posisi Jambi lebih strategis dan dekat dengan pasar konsumen.
Kejadian ekonomi seperti ini tidak bisa dielakan oleh petani Sumatera Barat. Namun, disisi
ekonomis mereka harus bisa menentukan jenis komoditi yang bisa dikembangkan. Ini akan
berguna untuk meningkatkan harga jual dan pendapatan mereka sendiri. Secara matematis
sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
26
Untuk tanaman kelapa, petani Sumatera Barat mendapatkan keunggulan,
550.000
----------- x 100% = 78,6% dari petani Jambi.
700.000
Untuk tanaman karet, perani Sumatera Barat,
400.000
----------- x 100% = 66,7% dari petani Jambi.
600.000
Dari perhitungan di atas terlihat petani Sumatera Barat akan lebih diuntungkan jika
mereka memproduksi kelapa, dibandingkan karet. Karena keunggulan mereka bernilai 78,6%
dibandingkan dengan keunggulan pada karet (66,7%). Hal ini berlaku bila hingga pada limit
perluasan produksi padi tidak menambah biaya produksi secara signifikan. Perlu diperhatikan
bahwa dengan perluasan area produksi, juga harus menyesuaikan dengan permintaan pasar.
Jika produksii nantinya berlimpah maka harga juga akan turun. Sementara untuk petani
Sumatera Utara akan lebih baik memproduksi karet. Ini terlihat dari rendahnya presentase
saing dari Sumatera Barat.
Dengan demikian ini akan memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. Masing-
masing bisa membagi lahan produksi. Jika nanti semua memproduksi produk sejenis otomatis
produk lain akan kekurangan penawaran (persediaan) sehingga akan terjadi
ketidakseimbangan pasar. Keunggulan komparatf (Comparative Advantage) digunakan untuk
menganalisa tingkat kemampuan suatu daerah untuk memasarkan produk di luar negeri. Jadi,
produsen tak perlu lagi membandingkan potensi produk yang sama pada suatu negara dengan
negara lain. Mereka akan membandingkan potensi produk suatu negara terhadap produk
semua negara pesaing di pasar yang lebih luas. Meskipun begitu manfaat analisa keunggulan
kompetitif bagi suatu area menjadi terbatas karena tidak semua produk yang memenuhi
persyaratan tersebut. Kemampuan memasarkan barang di pasar yang lebih luas sangat
berhubungan dengan level harga yang tren di pasar itu, dilain sisi harga-harga pada pasar
tersebut terkadang berfluktuasi.
Dengan begitu analisa keunggulan kompetitif tidak mutlak, namun juga akan
mempertimbangkan harga di pasar. Dalam analisa ini faktor harga tidak terlalu diperhatikan
karena menggunakan metoda perbandingan nilai hasil produksi. Penggunaan analisis
27
keunggulan komparatif ini tetap digunakan untuk meninjau apakah sebuah produksi memiliki
prospek untuk dikembangkan ke depannya.
4.2.1. KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF
Terdapat beberapa kelemahan teori keunggulan komparatif, antara lain :
1. Perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja) menimbulkan terjadinya
perbedaan produktivitas ataupun perbedaan efisiensi. Akibatnya, terjadi perbedaan
harga barang sejenis diantara dua negara.
2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan efisiensi di dua
negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena
harga barang sejenis akan menjadi sama di dua negara
3. Tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang atau produk
sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) di kedua
negara sama.
4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing
negara.
4.2.2. Pengecualian terhadap teori keunggulan komparatif
Terdapat suatu pengecualian terhadap hukum keunggulan komparatif. Hal ini terjadi
jika kerugian absolut (mutlak) yang dimiliki oleh suatu negara pada kedua komoditi sama
besarnya. Sebagai contoh, disajikan dalam tabel berikut :
AMERIKA SERIKAT INGGRIS
GANDUM 6 3
KAIN 4 2
Apabila di Inggris dalam satu jam kerja dapat memproduksi 3 karung gandum, maka
produktivitas Inggris dalam memproduksi kain dan gandum adalah setengahnya dari
produktivitas Amerika (6 x ½ = 3). Inggris (dan Amerika) oleh karenanya tidak akan
memiliki keunggulan komparatif pada kedua komoditi tersebut sehingga tidak akan terjadi
perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Alasan mengapa terjadi hal
seperti ini adalah Amerika Serikat hanya akan melakukan perdagangan jika negara ini dapat
menukarkan 6 karung gandum dengan lebih dari 4 meter kain. Namun, saat ini Inggris tidak
akan bersedia untuk menukarkan 4 meter kain untuk memperoleh 6 karung gandum dari
28
Amerika Serikat karena Inggris dapat memproduksi sendiri sebesar 6 karung gandum
maupun 4 meter kain dengan menggunakan 2 jam kerja. Dalam situasi seperti ini, tidak akan
ada perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
29
Implikasi Teori Keunggulan Komparatif
Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antarnegara
pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith (Teori Keunggulan Mutlak),
namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat dari komparatif
biayanya, bukan perbedaan absolutnya. Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan
komparatif antara lain timbulnya ketergantungan dari dunia ketiga terhadap negara-negara
maju karena keterbelakangan teknologi. Fakta lain, saat ini negara-negara maju pun bisa
membuat sendiri apa yang menjadi spesialisasi negara berkembang (misalnya pertanian) dan
melakukan proteksionisme. Ahli teknologi-produksi yang terjadi, misalnya barang-barang
spesialisasi dari Indonesia yang dijual ke Jepang akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga
dan bentuk yang lebih bagus, seperti karet menjadi ban dan juga membuat negara-negara
berkembang sulit bersaing keuntungan. Perusahaan seperti Honda membuat bahan motor di
negara-negara spesialisasi. Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut, teori ini
sebenarnya hanya cocok untuk perdagangan internasional antar negara maju. Sebenarnya
melalui konteks sejarah kita bisa mengetahui hal tersebut karena Ricardo hanya melihat
Inggris dan negara-negara maju plus Amerika Latin dalam penyusunan teorinya tersebut.
Pada masa Ricardo, belum ada pengamatan serius dan mendalam yang mengarah pada
negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar jika ketika negara-negara di Dunia Ketiga mulai
masuk dalam struktur ekonomi-politik internasional, ada beberapa hal dari teori perbandingan
komparatif Ricardo yang menimbulkan berbagai kerugian di pihak negara-negara Dunia
Ketiga.
30
BAB 5
TEORI MODERN DALAM EKONOMI INTERNASIONAL
5.1. TEORI PROPORSI FAKTOR PRODUKSI (HECKSCHER-OHLIN THEORY)
menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk
mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara
intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan
negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan
dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Ø Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1) Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2) Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor
intensityatau capital intensity.
Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut
memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya.
I. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva
isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik
optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan
ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan
murah untuk memproduksinya
31
d) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara
tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga
perdagangan internasional tidak akan terjadi.
Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui
study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai
struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang
bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata
paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a) Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b) Tariff and Non tariff barrier
c) Pebedaan dalam skill dan human capital
d) Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
5.2. KELEBIHAN
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik
maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga
kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
5.3. Pengertian Perdagangan International
Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai suatu hubungan kerjasama
ekonomi yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang berkaitan dengan
barang dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi suatu negara.
Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar negara
yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar suka rela dan
saling menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan sebutan perdagangan
dunia. Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang
biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
32
Ciri utama perdagangan Internasional:
Perdagangan internasional berada dalam lingkup komoditi dalam pertukaran barang,
dengan adanya perbedaan alam di tiap Negara. Namun, dengan adanya perbedaan di tiap –
tiap Negara atau daerah, oleh sebab itu ada beberapa karakteristik utama dalam perdagangan
Internasional, antara lain :
1. Perdagangan internasional dalam barang dan jumlah jumlah transaksi lebih umumnya,
transportasi jarak jauh, untuk memenuhi waktu yang lama, sehingga kedua belah pihak
menganggap risiko yang lebih besar dari perdagangan domestik.
2. Rentan terhadap perdagangan internasional dalam barang perdagangan kedua negara dalam
politik dan ekonomi perubahan dalam situasi internasional, hubungan bilateral memiliki
dampak dalam perubahan kondisi.
3. Barang dalam perdagangan internasional, perdagangan di samping kedua belah pihak,
yang harus berhubungan dengan transportasi, asuransi, perbankan, komoditi inspeksi, adat
dan lainnya departemen bekerja sama dengan proses perdagangan dalam negeri akan semakin
kompleks.
5.3.1. Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional:
1. Perbedaan dalam memproduksi barang Satu negara tidak dapat memproduksi barang
tertentu.
2. Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat
Kadang kala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya sendiri.
Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai barang produksi dalam
negeri. Masyarakat Indonesia lebih menyukai memakai barang impor dari negara lainnya,
misalnya sepatu, tas, dan baju yang lebih bermerk.
3. Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar.
Persediaan barang dan permintaan pasar disetiap negara yang tidak seimbang. (Liang, 1999).
33
Pengertian/ Definisi Ekspor dan Impor
Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan kegiatan
membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor, kegiatan demikian itu akan
menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing kenegara kita
dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri.Kegiatan
impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang
yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat
mencukupi kebutuhan rakyat.
Keuntungan Ekspor
Keuntungan ekspor antara lain adalah :
1. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia , Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk
memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Contohnya batik Indonesia yang mulai dikenal
di dunia, jika permintaan batik di luar negeri meningkat maka produsen batik di indonesia
akan semakin luas pemasaranya. Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan
semakin berkembang.
2. Memperluas Lapangan Kerja , Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi
masyarakat. hal ini berhubungan dengan semakin luasnya pasar produk indonesia.kegiatan
produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang
dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
Kendala ekspor:
a) Masalah pengumpulan dana dan
b) Masalah angkutan darat dan laut
c) Masalah pembiayaan rupiah (rupiah financing)
d) Masalah sortasi dan up-grading (sorting dan up-grading)
e) Masalah pergudangan dan pengepakan (storage dan packing)
f) Masalah pemasaran.
Kebijakan Ekonomi Internasional – Instrumen , Tujuan dan Bentuk Kebijakan
Lingkup perekonomian tidak hanya dalam negeri namun bisa menjadi lebih besar
hingga luar negeri yang sering kita sebut dengan ekonomi internasional. Dalam ekonomi
34
internasional terdapat banyak kerjasama yang dilakukan oleh beberapa negera untuk
mencapai sebuah tujuan yang sama. Tentu hal ini membutuhkan sebuah kebijakan yang bisa
mengatur segala aktivitas di dalamnya yakni kebijakan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan atau
kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi segala bentuk perdagangan dan pembayaran internasional baik
itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini
tidak berfokus pada tarif, quota, namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri
yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta
pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan moneter.
Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah tindakan
atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh
secara langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional. selanjutnya kita akan
membahas poin-poin penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional, antara lain :
Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan kegiatan atau
tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen penting yang ada dalam kebijakan
ekonomi internasional yaitu :
1. Kebijakan perdagangan internasional
Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang masih atau sedang berjalan
transaksinya dari neraca pembayaran internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari
kebijakan ini seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan masih
banyak lainnya.
2. Kebijakan pembayaran internasional
Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai kebijakan
pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran internasional tepatnya pada
35
pengawasan terhadap pembayaran internasional. Contoh dari kebijakan ini seperti
pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan
terhadap lalu lintas modal jangka panjang.
3. Kebijakan bantuan luar negeri
Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan, pinjaman dan lainnya. Bantuan itu
berupa bantuan dengan tujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan
meiliter kepada negara lain.
Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Autarki
Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari pengaruh
negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga pada bidang politik dan
militer.
2. Kesejahteraan
Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah menciptakan
kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional yang akan memperoleh
keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi produksi dan meninghkatnya tingkat
konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan adanya
kebijakan ekonomi internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan
internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain sebagainya.
3. Proteksi
Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan kebijakan
ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua industri yang sedang mengalami
perkembangan atau sedang tumbuh dan juga melindungi perusahaan baru yang dari
perusahaan-perusahaan besar yang melakukan hal semaunya sendiri dengan kelebihan dan
keunggulannya, serta memberikan perlindungan produk dalam negeri dari persaingan barang-
36
barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan dalam perdagangan ini antara lain
kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi dan dumping.
4. Kesimbangan neraca pembayaran
Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya kebijakan
ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan kebijakan ekonomi internasional ini
akan mempengaruhi keadaan neraca pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah
menerapkan kebijakan stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan kelebihan valuta
asing atau devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada neraca pembayaran. Sedangkan
jika pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi internasional di negara yang valuta asingnya
kurang, maka hal berbeda akan terjadi akan ada sebuah perubahan baik dari proses maupun
lalu lintas uang. Contoh kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa
namun juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal.
5. Pembangunan ekonomi
Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari diterapkannya
kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui bahwasannya ketika suatu negara
mengalami pembangunan ekonomi yang baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan
masyarakatnya terjamin. Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau
diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain :
 Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya pada industri
yang masih dalam masa awal perjalanannya.
 Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak essential dan
hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar dibutuhkan.
 Memperbanyak jumlah ekspor.
37
5.4.3. Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Tarif
Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang
yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea masuk, dimana
bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam
negeri. Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif
biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk
menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara.
Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni :
 Bea ekspor
Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang
diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang-barang tidak kena pajak
adalah di custom area dimana semua barang bebas bergerak tanpa terkena bea, namun jika
sudah melewati batas ini maka barang-barang tersebut akan terkena bea ekspor sesuai dengan
aturan yang ada.
 Bea transito
Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang
telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwasannya brang-barang
tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya
yakni transito maka bea ini dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum
menuju negara tujuannya.
 Bea impor
Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang
masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya adalah dalam negeri. Dengan
demikian segala bentuk barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai
dengan aturan yang berlaku.
2. Kuota
38
Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada
barang-barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan
ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan-
batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota yakni :
 Kuota impor
Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada setiap barang
impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota absolut dimana batasan ditentukan
oleh negara yang bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari perjanjian
dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan gabungan dari tarif dan kuota itu
sendiri, dan kuota campuran yakni kuota yang murni dibebankan untuk melindungi industri
dalam negeri agar tetap bisa bersaing.
 Kuota ekspor
Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang termasuk ke dalam
komoditas perdagangan penting.
3. Subsidi
Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang diambil
dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi,
menjual dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi ini harga jual suatu produk akan
menjadi lebih murah. Contoh subsidi BBM.
4. Dumping
Merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual
barang-barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih murah dari harga jual dalam
negeri.
39
DAFTAR PUSTAKA
Donald A. Ball. 2004. International Business (tantangan persaingan Global). Jakarta,
Salemba Empat
Simamora Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta, Salemba
Empat

More Related Content

What's hot

What's hot (7)

Makalah ekin
Makalah ekinMakalah ekin
Makalah ekin
 
Resume bab 1 sd 7
Resume bab 1 sd 7Resume bab 1 sd 7
Resume bab 1 sd 7
 
Compilation tugas mikro ekonomi
Compilation tugas mikro ekonomiCompilation tugas mikro ekonomi
Compilation tugas mikro ekonomi
 
Pie
PiePie
Pie
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas Compilation (Microeconomic)
Tugas Compilation (Microeconomic)Tugas Compilation (Microeconomic)
Tugas Compilation (Microeconomic)
 
Ekonomi makro dalnis
Ekonomi makro dalnisEkonomi makro dalnis
Ekonomi makro dalnis
 

Similar to Resume i

Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSRidick Ridick
 
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)SuryadiSurya3
 
Resume ekonomi internasional UTS
Resume ekonomi internasional UTSResume ekonomi internasional UTS
Resume ekonomi internasional UTSKhairutTamimi
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalciciliya11
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasionalyeniok11
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Deska13
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1Rahmi Putrhii II
 
Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]oppi novitasari
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 
Tugas Compilation Microeconomics
Tugas Compilation Microeconomics Tugas Compilation Microeconomics
Tugas Compilation Microeconomics aldyjoshua
 
Makalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroeMakalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroeTeuku Tik-Tok
 
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalMakalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalThomasmalua Thomasmalua
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalAnisa Emas
 
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)PUTRI FATMAWATI
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSAnggi Ferdianza
 
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29ErniPujiAstuti
 

Similar to Resume i (20)

Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTS
 
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
 
Resume ekonomi internasional UTS
Resume ekonomi internasional UTSResume ekonomi internasional UTS
Resume ekonomi internasional UTS
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)
 
Tugas resume 1
Tugas resume 1Tugas resume 1
Tugas resume 1
 
Resume 1
Resume 1Resume 1
Resume 1
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1
 
Makalah tugas 1
Makalah tugas 1Makalah tugas 1
Makalah tugas 1
 
Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Tugas Compilation Microeconomics
Tugas Compilation Microeconomics Tugas Compilation Microeconomics
Tugas Compilation Microeconomics
 
Makalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroeMakalah Mikroe dan makroe
Makalah Mikroe dan makroe
 
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalMakalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
 
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTS
 
Resume ekonomi internasional bab 2-7
Resume ekonomi internasional bab 2-7Resume ekonomi internasional bab 2-7
Resume ekonomi internasional bab 2-7
 
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29
Makalah+kerjasama+ekonomi+%282%29+%28 autosaved%29
 

Resume i

  • 1. RESUME 1 EKONOMI INTERNASIONAL NAMA : SOFIAH NIM : 11150751 KELAS : 6L-MA FAKULTAS EKONOMI MANAGEMENT KEUANGAN DAN PERBNKAN UNIVERSITAS BINA BANGSA
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, selawat dan salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad Swa. Makalah ini kami susun dengan tujuan agar memudahkan kita dalam proses belajar mengajar, guna menambah wawasan bagi teman-teman sehingga kita semua mampu untuk berfikir agar menjadi lebih maju. Terima kasih kepada Bapak selaku dosen mata kuliah Ekonomi Internasional, serta terima kasih pula kepada teman-teman yang telah berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Serang, 29 Maret 2018
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i Serang, 29 Maret 2018...................................................................................................................i BAB 1.........................................................................................................................................1 1. Pendahuluan...................................................................................................................... 1 1.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Internasional................................................. 2 1.2. Tujuan Ekonomi International..................................................................................... 3 1.3. Perdagangan Antar Negara.......................................................................................... 3 1.4. Manfaat perdagangan antar Negara.............................................................................. 4 1.5. Faktor pendorong (Peran perdagangan Luar Negeri bagi Pembangunan Ekonomi Indonesia)............................................................................................................................. 5 BAB 2......................................................................................................................................... 10 KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.......................................................................... 10 2.1. Konsep Perdagangan Internasional.................................................................................... 10 2.2. MACAM-MACAM TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL.............................. 11 Teori Merkantilisme ............................................................................................................ 11 Teori Heckscher-Ohlin (H-O)................................................................................................. 12 Teori PerluasanPasar (Vent For Surplus)............................................................................... 13 Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)........................................................ 13 BAB 3......................................................................................................................................... 15 TEORI PRA KLASIK DAN KLASIK DALAMEKONOMI INTERNASIONAL ............................................... 15 3.1. TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME..................................................................... 15 David Hume (1711-1776) .................................................................................................... 16 Neo Merkantilisme .............................................................................................................. 17 Kritik David Hume.............................................................................................................. 17 BAB 4......................................................................................................................................... 19 TEORI KLASIK.............................................................................................................................. 19 4.1. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)............................................................ 19 4.2. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE) 20 4.2.1. KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF ........................... 27 4.2.2. Pengecualian terhadap teori keunggulan komparatif ................................................ 27 Implikasi Teori Keunggulan Komparatif ............................................................................... 29 BAB 5......................................................................................................................................... 30 TEORI MODERN DALAMEKONOMI INTERNASIONAL..................................................................... 30
  • 4. iii 5.1. TEORI PROPORSI FAKTOR PRODUKSI (HECKSCHER-OHLIN THEORY)............. 30 5.3. Pengertian Perdagangan International............................................................................ 31 Kebijakan Ekonomi Internasional – Instrumen , Tujuan dan Bentuk Kebijakan........................... 33 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional......................................................................... 34 Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional.............................................................................. 35 5.4.3. Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional............................................ 37 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 39
  • 5. 1 BAB 1 Pendahuluan 1. Pendahuluan Ekonomi Internasional Adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional. Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Sebagai bagian dari ilmu ekonomi maka permasalahan pokok yang dihadapi dalam Ekonomi Internasional sama dengan ilmu ekonomi, yaitu masalah kelangkaan Produk, dan masalah pilihan produk, yang diartikan produk adalah barang dan jasa serta ide yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia. Masalah kelangkaan dan pilihan produk barang (barang dan jasa serta ide) muncul karena adanya permintaan dan penawaran akan kebutuhan dan keinginan yang sifatnya tidak terbatas dan keinginan yang sifatnya tidak terbatas dan permintaan serta penawaran sumber daya (resources). Permasalahan ekonomi tersebut dapat bersifat internasional karena adanya permintaan dan penawaran yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:  Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknlogi.  Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan Multi Nasional.  Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal. Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
  • 6. 2 1.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Internasional Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport- Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu: 1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi. 2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan Multi Nasional. 3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal. Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi. Pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Dalam Segi Ilmiah Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan pada kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa. 2. Dalam Segi Praktisnya Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara yang satu dengan Negara yang lain.
  • 7. 3 1.2. Tujuan Ekonomi International Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll. Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan international dengan perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah ini : 1. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dsb 2. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar 3. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural. Ruang Lingkup 1. Teori dan kebijakanPerdagangan International 2. Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International 3. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International 4. Perusahaan International dan Bisnis International 1.3. Perdagangan Antar Negara Perdagangan internasional adalah perdangan yang dilakukukan oleh penduduk suatu Negara dengan penduduk Negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu Negara atau pemerintah suatu Negara dengan pemerintah Negara lain. Di banyak Negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi social dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
  • 8. 4 1.4. Manfaat perdagangan antar Negara Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut: 1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. 2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. 3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri. 4. Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
  • 9. 5 1.5. Faktor pendorong (Peran perdagangan Luar Negeri bagi Pembangunan Ekonomi Indonesia) Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri 2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara 3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi 4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut. 5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi. 6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang. 7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain. 8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri. 9. Adanya perbedaan iklim 10. Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi produksi. Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja. Manfaatnya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu antara lain politik, sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan internasional dilakukan semua negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain. Negara yang dahulu menutup diri dari perdagangan internasional, sekarang sudah membuka pasarnya. Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam. Perdagangan internasional juga memiliki fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa berakibat pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara. Pada era globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya
  • 10. 6 dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh beberapa orang dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional seperti ini dapat mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara saling bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka. Perdagangan internasional juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan dagang. Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan. Misalnya, suatunegara nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini dapat ditekan dengan dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan dagangdengan negara tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB. Hal ini dilakukan demi terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional juga terkait dengan pertahanan suatu negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak semua negara mampu memproduksi senjata. Maka diperlukan impor senjata. Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan kerjasama internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya senjata gelap, obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit menular, dsb. Untuk kepentingan inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai. Instansi ini dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi ketika memasuki suatu negara.Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah pajaknya telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek barang-barang tersebut barang selundupan ataupun barang terlarang atautidak. Cara yang digunakan dalam pemeriksaan antara lain dengan melihat dokumen barang, menggunakan detektor barang berbahaya, atau menggunakan anjing pelacak. Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri dari Pelita ke Pelita berikutnya 1. Pelita I Menurut peraturan pemerintah no.16 tahun 1970 kebijakan pemerintah tentang perekonomian membicarakan tentang penyempurnaan tata niaga ekspor dan impor. Peraturan pemerintah pada bulan agustus 1971 membahas tentang devaluasi rupiah terhadap dollar amerika dengan memfokuskan pada beberapa sasaran, yakni kestabilan harga pokok, peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor, penyebaran barang di dalam negeri.
  • 11. 7 2. Pelita II Adapun kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam pelita II ini adalah dengan melakukan penghapusan pajak ekspor untuk mempertahankan daya saing di pasar dunia. Penggalakan PMA dan PMDN untuk mendorong investasi dalam negeri, yang menghasilakn cadangan devisa naik dari $ 1,8 milyar menjadi $ 2,58 milyar dan naiknya tabungan pemerintah dari Rp 255 milyar menjadi Rp 1.522 milyar pada periode pelita II tersebut. Sedangkan kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan hasil produksi nasional dan daya saing komoditi ekspor karena tingkat rata-rat inflasi 34%, resesi dan krisis dunia tahun 1979, serta penurunan bea masuk impor komoditi bahan dan peningkatan bea masuk komoditi impor lainnya. 3. Pelita III Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan, serta menignkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. 4. Pelita IV Kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985, yakni meningkatkan ekspor non migas dan pengurangan biaya tinggi dengan : a) Pemberantasan pungli b) Mempermudah prosedur kepabeanan c) Menghapus dan memberantas biaya siluman Paket Kebijakan 25 Oktober 1986 : deregulasi bidang perdagangan, moneter, dan penanaman modal dengan cara : a) Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku b) Proteksi produksi yang lebih efisien
  • 12. 8 c) Kebijakan penanaman modal Paket Kebijakan 15 Januari 1987, yakni peningkatan efisiensi, inovasi, dan produktivitas beberapa sektor industri (menengah ke atas) guna meningkatkan ekspor non migas, adapun langkah-langkahnya: a) Penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan impor b) Pembebasan dan keringanan bea masuk c) Penyempurnaan klasifikasi barang 1. Paket Kebijakan 24 Desember 1987 (PAKDES) adalah restrukturisasi bidang ekonomi dalam rangka memperlancar perijinan (deregulasi). 2. Paket 27 Oktober 1988 : kebijakan deregulasi untuk menggairahkan pasar modal dan menghimpun dana masyarakat untuk biaya pembangunan. 3. Paket Kebijakan 21 November 1988 (PAKNOV) yakni deregulasi dan debirokratisasi bidang perdagangan dan hubungan laut. 4. Paket Kebijakan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijakan dibidang keuangan dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif, juga berisi mengenai deregulasi dalam hal pendirian perusahaan asuransi. 5. Pelita V Menitikberatkan sektor pertanian dan industri untuk menetapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya; dan sektor industri khususnya industri yang menghasilkan barang ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat mengahsilkan mesin mesin industri. Diantaranya dengan cara : a) Mengenakan tarif dan atau kuota b) Mengawasi pemakaian valuta asing
  • 13. 9 c) Ekspor : mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur ekspor. d) Menstabilkan harga dan upah luar negeri. e) Melakukan devaluasi 6. Pelita VI Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh. Disamping itu Suharto sejak tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak dan pertambangan, sehingga pemasukan negara dari migas meningkat dari $0,6 miliar pada tahun 1973 menjadi $10,6 miliar pada tahun 1980. Puncaknya adalah penghasilan dari migas yang memiliki nilai sama dengan 80% ekspor Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia di bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus sukses pembangunan ekonomi. 7. Pelita VII Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
  • 14. 10 BAB 2 KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 2.1. Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan (Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri. Masyarakat di suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan antar negara. Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2011). Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari produksi dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai proses tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis yakni perdagangan
  • 15. 11 barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik). Manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain :  Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta bagaimana efek terhadap struktur perekonomian suatu negara.  Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan international tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan sebagai proses tukar- menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing- masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau perdagangan timbul karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut (Boediono, 2000).  Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang dilakukan antar negara atas pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun juga. 2.2. MACAM-MACAM TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Ada berbagai macam teori dalam perdagangan internasional yaitu sebagai berikut : Teori Merkantilisme Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat
  • 16. 12 bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata internasional dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara (Hady, 2001). Teori Heckscher-Ohlin (H-O) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara- negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:  Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.  Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut: 1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. 2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
  • 17. 13 3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. 4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya. 5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan internasional (Lindert, 2003). Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus) Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus, perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada di dalam negeri. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul “Principles of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-
  • 18. 14 barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh keuntungan. Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-barang yang diperdagangkan hanya dua jenis, (3) perdagangan dilakukan secara bebas, (4) tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya produksi dianggap tetap, (6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa keunggulan komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk suatu barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada masing-masing produsen. Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa yang relatif efisien. Efisiensi relatif suatu negara dalam memproduksi produk tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk alternatif lain yang dapat diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan komparatifnya, juga dari skala produksi yang lebih besar dan pilihan produk yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya perdagangan internasional. Karena itu, keuntungan dari mengeksploitasi keuntungan komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan perdagangan bebas.
  • 19. 15 BAB 3 TEORI PRA KLASIK DAN KLASIK DALAM EKONOMI INTERNASIONAL 3.1. TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut. Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk emas atau perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda. 3.2. Latar belakang munculnya Merkantilisme : 1) Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda) 2) Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya. 3) Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan. 4) Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara. 5) Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-wilayah baru. Selain itu, ada beberapa kebijakan dalam pelaksanaan dan perencanaan ekonomi merkantilisme, dan kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya 2) Meningkatkan perdagangan luar negeri 3) Mengembangkan industri berorientasi ekspor 4) Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri 5) Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
  • 20. 16 6) Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk yang sangat tinggi. 7) Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor lebih dari Negara lain. Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut: 1) Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor 2) Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri. 3) Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-yaran,sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat 4) Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama 5) Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar negeri diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia. David Hume (1711-1776) Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan bahwa ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya. Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut. Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal : “Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented areasonably complete description of the interrelationship between a country’s balance of trade, the quantity of money, and the general level of prices. In international trade theory this has becaome known as the price specie-flow mechanism. Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu Negara (Teguh Sihono,2008).
  • 21. 17 Neo Merkantilisme Kebijakan merkantilisme pada saat ini masih dijalankan oleh banyak negara dalam bentuk “neo merkantilisme”, yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorongt ekonomi industry nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan kebijakan Nontariff barrier. Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan menggunakan countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge. Dalam hal ini, kebijakan proteksi yang lebih banyak digunakan biasanya dalam bentuk Nontariff Barrier seperti larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga patokan, peraturan kesehatan, dll. Kritik David Hume Ide atau pokok pikiran dari merkantilisme mengatakan bahwa negara/raja akan kaya/makmur bila X>M, sehingga LM yang dimiliki akan semakin banyak. Dengan kata lain, kekayaan/kemakmuarn suatu negara/raja identik dengan jumlah Lm yang dimilikinya. Lm pada waktu itu digunakan sebagai alat pembayaran/uang sehingga bila LM banyak, maka ini berarti Money Supply (Ms) atau jumlah uang beredar banyak. Bila jumlah uang beredar naik, sedangkan produksi tetap tentu akan terjadi inflasi atau kenaikan harga. Kenaikan harga didalam negeri tentu akan menaikkan harga barang-barang ekspor (Px) sehingga kuantitas ekspor (Qx) akan menurun. Naiknya jumlah uang beredar yang diikuti dengan peningkatan inflasi di dalam negeri tentu akan menyebabkan harga barang impor (Pm) menjadi lebih rendah sehingga kuantitas impor (QWm) akan meningkat. Perkembangan yang demikian ini tentu akan menyebabkan ekspor (X) menjadi lebih kecil daripada impor (M). Atau impor menjadi lebih besar daripada ekspor sehingga akhirnya LM akanmenurun atau berkurang. Dengan berkurangnya LM yang dimiliki, maka berarti raja menjadi miskin karena LM identik dengan kekayaan/kemakmuran. Perubahan dari negara / raja yang kaya/makmur menjadi negara/raja yang miskin menurut paham merkantilisme ini dikritik oleh David Hume sebagai “Mekanisme Otomatis”dari “price-specie Flow Mechanism” atau PSFM. Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori Pra-Klasik atau merkantilisme dianggap tidak relevan, selanjutnya muncullah teori klasik atu absolute advantage dari adam Smith. Berdasarkan PSFM dari Hume, Smith mengkritik aliran merkantilisme dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
  • 22. 18 1. ukuran kemakmuran suatu negara,bukanlah ditentukan oleh banyaknya LM yang dimilikinya. 2. kemakmuran suatu negara ditentukan oleh besarnya GDP dan sumbangan perdagangan luar negeri terhadap pembentukan GDP negara tersebut. 3. untuk meningkatkan GDP dan perdaganagn luar negeri, maka pemerintah harus mengurangi campur tangannya sehingga tercipta perdagangan bebas atau free trade. 4. dengan adanya free trade maka akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Hal ini akan mendorong masing-masing negara untuk melakukan spesialisasi dan pembagian kerja internasional dengan berdasarkan kepada keunggulan absolut yang dimiliki masing-masing negara. 5. spesialisasi dan pembagian kerja internasional yang didasarkan kepada absolute advantage , akan memacu peningkatan produktivitas dan efisiensi sehingga terjadi peningkatan GDP dan perdagangan luar negeri atau internasional. 6. peningkatan GDP dan perdagangan internasional ini identik dengan kemakmuran suatu negara.
  • 23. 19 BAB 4 TEORI KLASIK 4.1. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) Adam Smith mengemukakan bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi produksi terhadap suatu jenis barang tertentu yang memiliki keunggulan absolut (absolute advantage) dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang lain yang tidak mempunyai keunggulan absolut (absolute disadvantage) terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis. Ada beberapa faktor asumsi dari teori keunggulan mutlak/absolut ini antara lain : 1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja 2. Kualitas yang diproduksi kedua negara sama 3. Pertukaran yang diproduksi secara barter tanpa mengeluarkan uang 4. Biaya ditanspor ditiadakan Keunggulan absolut dapat terjadi karena perbedaan keadaan, seperti letak geografis, iklim, kekayaan sumber daya alam, kualitas tenaga kerja, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), jumlah penduduk, modal, dan lain-lain. Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value ) Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya factor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. Contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk
  • 24. 20 menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit. Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit Produksi Amerika Inggris Gandum 8 10 Pakaian 4 2 Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Ø Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Ø Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan. 4.2. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE) Pengertian keunggulan komparatif (comparative advantage) adalah sebuah kegiatan ekonomi yang ditinjau secara perbandingan lebih memberikan keuntungan bagi pengembangan daerah tersebut. Teori ini dikembangkan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara- negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu
  • 25. 21 barang terhadap negara lain, misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju. Keunggulan komparatif (Comparative Advantage) adalah keuntungan atau keunggulan yang diperoleh suatu negara dari melakukan spesialisasi produk terhadap suatu barang yang memiliki harga relatif (relative price) yang lebih rendah dari produksi negara lain. Atau, dengan kata lain suatu negara hanya akan mengekspor barang yangg mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan antar negara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu : 1. Perdagangan dalam negeri 2. Perdagangan luar negeri Menurut Ricardo, keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar biaya tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki biaya tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau biaya mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan. Teori keunggulan komparatif ini berlandaskan pada asumsi : 1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya. 2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang 3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran 4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti sekala produksi tidak berpengaruh 5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu, suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya
  • 26. 22 bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang- barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi. David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional yang saling menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asalkan negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain. Dengan kata lain, setiap negara akan memperoleh keuntungan jika masing- masing melakukan spesialisasi pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih mahal. Ini menjelaskan bahwa mengapa suatu negara yang memiliki sumber daya yang sangat lengkap, negara tersebut memilih mengimpor atau mengekspor daripada memproduksi untuk digunakan sendiri. Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua jenis komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor barang yang memiliki kerugian absolut lebih kecil (ini merupakan komoditi dengan keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar (komoditi ini memiliki kerugian komparatif). Teori yang dikemukakan oleh kaum klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini : a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara b. Tidak ada perubahan teknologi c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja d. Ongkos produksi dianggap konstan e. Ongkos transportasi diabaikan (=0) f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui batas negara g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar faktor produksi h. Distribusi pendapatan tidak berubah i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
  • 27. 23 Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa asumsi, yaitu : 1. Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional 2. Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan 3. Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga kerja) 4. Skala produksi bersifat “constant return to scale” , artinya harga relatif barang-barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi. 5. Berlaku labour theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilai atau harga dari suatu barang atau komoditi dapat dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang tersebut 6. Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam pemasaran. Selain itu, David Ricardo (1772-1823) juga menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki kegunaan. Dengan demikian suatu barang dapa ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. Contoh Bentuk Kegiatan Perdagangan Berdasarkan Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) Berikut ini tabel berdasarkan keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo : Tabel Hasil Kerja Satu Orang Per Hari Negara Produksi lain Produksi anggur Inggris 40yard 30botol Portugal 50yard 75botol Dari tabel di atas dapat dilihat ternyata Inggris tidak memiliki keunggulan mutlak baik dalam produksi kain maupun produksi anggur, tetapi menurut David Ricardo antara Inggris dan
  • 28. 24 Portugal tetap bisa melakukan perdagangan yang saling menguntungkan dengan cara membandingkan biaya relatif masing-masing produk. Berdasarkan perhitungan efisiensi biaya relatif, terbukti bahwa : - Inggris memiliki keunggulan komparatif pada produksi lain. - Portugal memiliki keunggulan komparatif pada produksi anggur. Perhitungan tabel : - Di Inggris, 1 yard kain = 0,75 anggur (30 botol : 40 yard ) yang ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga kain di Portugal yaitu 1 yard kain = 1,5 anggur (75 botol : 50 yard). - Di Portugal, 1 botol anggur = 0,67 yard kain (50 yard : 75 botol), yang ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga anggur di Inggris yaitu 1 botol anggur = 1,33 yard kain (40 yard : 30 botol). Perhitungan Keuntungan : 1. Inggris Spesialisasi Produk Kain Data Dasar Tukar Kain Keuntungan Inggris menjual kain ke Portugal : - DTLN (Portugal) : 1 yard kain = 1,5 botol anggur - DTDN (Inggris) : 1 yard kain = 0,75 botol anggur - Keuntungan Inggris menjual 1 yard kain adalah sebanyak 0,75 botol anggur Negara Produksi kain Produksi anggur DTDN Inggris 40 yard 30 botol 1 yard kain = 30/40 = 0,75 botol anggur Portugal 50 yard 75 botol 1 yard kain = 75/50 = 1,5 botol anggur
  • 29. 25 2. Portugal Spesialisasi Produk Anggur Data Dasar Tukang Anggur Negara Produksi kain Produksi anggur DTDN Inggris 40 yard 30 botol 1 botol anggur = 40/30 = 1,33 yard kain Portugal 50 yard 75 botol 1 botol anggur = 50/75 = 0,67 yard kain Keuntungan Portugal menjual anggur ke Inggris : - DTLN (Inggris) : 1 botol anggur = 1,33 yard kain - DTLN (Portugal) : 1 botol anggur = 0,67 yard kain - Keuntungan Portugal menjual 1 botol anggur adalah sebanyak 0,67 yard kain Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa spesialisasi kain di Inggris 1 yard kain = 0,75 anggur, sedangkan di Portugal 1 yard kain = 1,5 anggur. Jika Inggris menukarkan kain dengan anggur di Portugal, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,75 anggur yang diperoleh dari (1,5 anggur – 0,75 anggur = 0,75 anggur). Sementara untuk spesialisasi di Portugal 1 botol anggur =0,67 yard kain, sedangkan di Inggris 1 botol anggur = 1,33 yard kain. Jika Portugal menukarkan anggur dengan kain, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,67 yard yang diperoleh dari (1,33 yard – 0,67 yard = 0,67 yard). Pada contoh berikut, dipakai perbedaan nilai tambah. Artinya di sini telah tercakup seluruh biaya produksi dan harga jual oleh petani. Misalnya dua provinsi yang berdekatan Sumatera Barat dan Jambi yang sama-sama sebagai produsen (penghasil) kelapa dan karet. Pada tingkat produksi sekarang nilai tambah petani per hektar dalam satu tahun di kedua provinsi tersebut dirata-ratakan sebagai berikut : -Kelapa Sumatera Barat Rp 550.000,- dan Jambi Rp 700.000,- -Karet Sumatera Barat Rp 400.000,- dan Jambi Rp 600.000,- Dari uraian di atas, petani Sumatera Barat akan memperoleh penghasilan yang lebih rendah dibanding petani Jambi, tidak peduli apa jenis produksi yang ditanamnya, kelapa ataupun karet. Ini disebabkan mungkin posisi Jambi lebih strategis dan dekat dengan pasar konsumen. Kejadian ekonomi seperti ini tidak bisa dielakan oleh petani Sumatera Barat. Namun, disisi ekonomis mereka harus bisa menentukan jenis komoditi yang bisa dikembangkan. Ini akan berguna untuk meningkatkan harga jual dan pendapatan mereka sendiri. Secara matematis sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
  • 30. 26 Untuk tanaman kelapa, petani Sumatera Barat mendapatkan keunggulan, 550.000 ----------- x 100% = 78,6% dari petani Jambi. 700.000 Untuk tanaman karet, perani Sumatera Barat, 400.000 ----------- x 100% = 66,7% dari petani Jambi. 600.000 Dari perhitungan di atas terlihat petani Sumatera Barat akan lebih diuntungkan jika mereka memproduksi kelapa, dibandingkan karet. Karena keunggulan mereka bernilai 78,6% dibandingkan dengan keunggulan pada karet (66,7%). Hal ini berlaku bila hingga pada limit perluasan produksi padi tidak menambah biaya produksi secara signifikan. Perlu diperhatikan bahwa dengan perluasan area produksi, juga harus menyesuaikan dengan permintaan pasar. Jika produksii nantinya berlimpah maka harga juga akan turun. Sementara untuk petani Sumatera Utara akan lebih baik memproduksi karet. Ini terlihat dari rendahnya presentase saing dari Sumatera Barat. Dengan demikian ini akan memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. Masing- masing bisa membagi lahan produksi. Jika nanti semua memproduksi produk sejenis otomatis produk lain akan kekurangan penawaran (persediaan) sehingga akan terjadi ketidakseimbangan pasar. Keunggulan komparatf (Comparative Advantage) digunakan untuk menganalisa tingkat kemampuan suatu daerah untuk memasarkan produk di luar negeri. Jadi, produsen tak perlu lagi membandingkan potensi produk yang sama pada suatu negara dengan negara lain. Mereka akan membandingkan potensi produk suatu negara terhadap produk semua negara pesaing di pasar yang lebih luas. Meskipun begitu manfaat analisa keunggulan kompetitif bagi suatu area menjadi terbatas karena tidak semua produk yang memenuhi persyaratan tersebut. Kemampuan memasarkan barang di pasar yang lebih luas sangat berhubungan dengan level harga yang tren di pasar itu, dilain sisi harga-harga pada pasar tersebut terkadang berfluktuasi. Dengan begitu analisa keunggulan kompetitif tidak mutlak, namun juga akan mempertimbangkan harga di pasar. Dalam analisa ini faktor harga tidak terlalu diperhatikan karena menggunakan metoda perbandingan nilai hasil produksi. Penggunaan analisis
  • 31. 27 keunggulan komparatif ini tetap digunakan untuk meninjau apakah sebuah produksi memiliki prospek untuk dikembangkan ke depannya. 4.2.1. KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF Terdapat beberapa kelemahan teori keunggulan komparatif, antara lain : 1. Perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja) menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas ataupun perbedaan efisiensi. Akibatnya, terjadi perbedaan harga barang sejenis diantara dua negara. 2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan efisiensi di dua negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena harga barang sejenis akan menjadi sama di dua negara 3. Tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang atau produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) di kedua negara sama. 4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara. 4.2.2. Pengecualian terhadap teori keunggulan komparatif Terdapat suatu pengecualian terhadap hukum keunggulan komparatif. Hal ini terjadi jika kerugian absolut (mutlak) yang dimiliki oleh suatu negara pada kedua komoditi sama besarnya. Sebagai contoh, disajikan dalam tabel berikut : AMERIKA SERIKAT INGGRIS GANDUM 6 3 KAIN 4 2 Apabila di Inggris dalam satu jam kerja dapat memproduksi 3 karung gandum, maka produktivitas Inggris dalam memproduksi kain dan gandum adalah setengahnya dari produktivitas Amerika (6 x ½ = 3). Inggris (dan Amerika) oleh karenanya tidak akan memiliki keunggulan komparatif pada kedua komoditi tersebut sehingga tidak akan terjadi perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Alasan mengapa terjadi hal seperti ini adalah Amerika Serikat hanya akan melakukan perdagangan jika negara ini dapat menukarkan 6 karung gandum dengan lebih dari 4 meter kain. Namun, saat ini Inggris tidak akan bersedia untuk menukarkan 4 meter kain untuk memperoleh 6 karung gandum dari
  • 32. 28 Amerika Serikat karena Inggris dapat memproduksi sendiri sebesar 6 karung gandum maupun 4 meter kain dengan menggunakan 2 jam kerja. Dalam situasi seperti ini, tidak akan ada perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
  • 33. 29 Implikasi Teori Keunggulan Komparatif Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith (Teori Keunggulan Mutlak), namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat dari komparatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya. Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan komparatif antara lain timbulnya ketergantungan dari dunia ketiga terhadap negara-negara maju karena keterbelakangan teknologi. Fakta lain, saat ini negara-negara maju pun bisa membuat sendiri apa yang menjadi spesialisasi negara berkembang (misalnya pertanian) dan melakukan proteksionisme. Ahli teknologi-produksi yang terjadi, misalnya barang-barang spesialisasi dari Indonesia yang dijual ke Jepang akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga dan bentuk yang lebih bagus, seperti karet menjadi ban dan juga membuat negara-negara berkembang sulit bersaing keuntungan. Perusahaan seperti Honda membuat bahan motor di negara-negara spesialisasi. Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut, teori ini sebenarnya hanya cocok untuk perdagangan internasional antar negara maju. Sebenarnya melalui konteks sejarah kita bisa mengetahui hal tersebut karena Ricardo hanya melihat Inggris dan negara-negara maju plus Amerika Latin dalam penyusunan teorinya tersebut. Pada masa Ricardo, belum ada pengamatan serius dan mendalam yang mengarah pada negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar jika ketika negara-negara di Dunia Ketiga mulai masuk dalam struktur ekonomi-politik internasional, ada beberapa hal dari teori perbandingan komparatif Ricardo yang menimbulkan berbagai kerugian di pihak negara-negara Dunia Ketiga.
  • 34. 30 BAB 5 TEORI MODERN DALAM EKONOMI INTERNASIONAL 5.1. TEORI PROPORSI FAKTOR PRODUKSI (HECKSCHER-OHLIN THEORY) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Ø Basis dari keunggulan komparatif adalah: 1) Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara. 2) Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensityatau capital intensity. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya. I. The Proportional Factors Theory Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis teori H-O : a) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara b) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya. c) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
  • 35. 31 d) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Paradoks Leontief Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu : a) Intensitas faktor produksi yang berkebalikan b) Tariff and Non tariff barrier c) Pebedaan dalam skill dan human capital d) Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam 5.2. KELEBIHAN Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit. 5.3. Pengertian Perdagangan International Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai suatu hubungan kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang berkaitan dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi suatu negara. Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar negara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar suka rela dan saling menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan sebutan perdagangan dunia. Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
  • 36. 32 Ciri utama perdagangan Internasional: Perdagangan internasional berada dalam lingkup komoditi dalam pertukaran barang, dengan adanya perbedaan alam di tiap Negara. Namun, dengan adanya perbedaan di tiap – tiap Negara atau daerah, oleh sebab itu ada beberapa karakteristik utama dalam perdagangan Internasional, antara lain : 1. Perdagangan internasional dalam barang dan jumlah jumlah transaksi lebih umumnya, transportasi jarak jauh, untuk memenuhi waktu yang lama, sehingga kedua belah pihak menganggap risiko yang lebih besar dari perdagangan domestik. 2. Rentan terhadap perdagangan internasional dalam barang perdagangan kedua negara dalam politik dan ekonomi perubahan dalam situasi internasional, hubungan bilateral memiliki dampak dalam perubahan kondisi. 3. Barang dalam perdagangan internasional, perdagangan di samping kedua belah pihak, yang harus berhubungan dengan transportasi, asuransi, perbankan, komoditi inspeksi, adat dan lainnya departemen bekerja sama dengan proses perdagangan dalam negeri akan semakin kompleks. 5.3.1. Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional: 1. Perbedaan dalam memproduksi barang Satu negara tidak dapat memproduksi barang tertentu. 2. Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat Kadang kala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai barang produksi dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih menyukai memakai barang impor dari negara lainnya, misalnya sepatu, tas, dan baju yang lebih bermerk. 3. Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar. Persediaan barang dan permintaan pasar disetiap negara yang tidak seimbang. (Liang, 1999).
  • 37. 33 Pengertian/ Definisi Ekspor dan Impor Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor, kegiatan demikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing kenegara kita dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri.Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat. Keuntungan Ekspor Keuntungan ekspor antara lain adalah : 1. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia , Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Contohnya batik Indonesia yang mulai dikenal di dunia, jika permintaan batik di luar negeri meningkat maka produsen batik di indonesia akan semakin luas pemasaranya. Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang. 2. Memperluas Lapangan Kerja , Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. hal ini berhubungan dengan semakin luasnya pasar produk indonesia.kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas. Kendala ekspor: a) Masalah pengumpulan dana dan b) Masalah angkutan darat dan laut c) Masalah pembiayaan rupiah (rupiah financing) d) Masalah sortasi dan up-grading (sorting dan up-grading) e) Masalah pergudangan dan pengepakan (storage dan packing) f) Masalah pemasaran. Kebijakan Ekonomi Internasional – Instrumen , Tujuan dan Bentuk Kebijakan Lingkup perekonomian tidak hanya dalam negeri namun bisa menjadi lebih besar hingga luar negeri yang sering kita sebut dengan ekonomi internasional. Dalam ekonomi
  • 38. 34 internasional terdapat banyak kerjasama yang dilakukan oleh beberapa negera untuk mencapai sebuah tujuan yang sama. Tentu hal ini membutuhkan sebuah kebijakan yang bisa mengatur segala aktivitas di dalamnya yakni kebijakan ekonomi internasional. Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi segala bentuk perdagangan dan pembayaran internasional baik itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini tidak berfokus pada tarif, quota, namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan moneter. Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh secara langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional. selanjutnya kita akan membahas poin-poin penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional, antara lain : Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional yaitu : 1. Kebijakan perdagangan internasional Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang masih atau sedang berjalan transaksinya dari neraca pembayaran internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari kebijakan ini seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan masih banyak lainnya. 2. Kebijakan pembayaran internasional Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai kebijakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran internasional tepatnya pada
  • 39. 35 pengawasan terhadap pembayaran internasional. Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan terhadap lalu lintas modal jangka panjang. 3. Kebijakan bantuan luar negeri Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan, pinjaman dan lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan meiliter kepada negara lain. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional 1. Autarki Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga pada bidang politik dan militer. 2. Kesejahteraan Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional yang akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi produksi dan meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain sebagainya. 3. Proteksi Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua industri yang sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan juga melindungi perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar yang melakukan hal semaunya sendiri dengan kelebihan dan keunggulannya, serta memberikan perlindungan produk dalam negeri dari persaingan barang-
  • 40. 36 barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan dalam perdagangan ini antara lain kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi dan dumping. 4. Kesimbangan neraca pembayaran Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan kebijakan ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan kelebihan valuta asing atau devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada neraca pembayaran. Sedangkan jika pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi internasional di negara yang valuta asingnya kurang, maka hal berbeda akan terjadi akan ada sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu lintas uang. Contoh kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa namun juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal. 5. Pembangunan ekonomi Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui bahwasannya ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya terjamin. Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain :  Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya pada industri yang masih dalam masa awal perjalanannya.  Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar dibutuhkan.  Memperbanyak jumlah ekspor.
  • 41. 37 5.4.3. Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional 1. Tarif Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada semua barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering disebut dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam negeri. Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan tarif biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN yang bertujuan untuk menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara. Ada beberapa jenis atau bentuk dari tarif, yakni :  Bea ekspor Untuk tarif jenis ini adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang diangkut atau dikirim ke negara lainnya. Batas wilayah barang-barang tidak kena pajak adalah di custom area dimana semua barang bebas bergerak tanpa terkena bea, namun jika sudah melewati batas ini maka barang-barang tersebut akan terkena bea ekspor sesuai dengan aturan yang ada.  Bea transito Merupakan salah satu jenis tarif atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang telah melewati batas wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwasannya brang-barang tersebut memang tujuan akhirnya akan dikirim ke negara lainnya. Sesuai dengan namanya yakni transito maka bea ini dikenakan saat barang-barang ini transit di suatu wilayah sebelum menuju negara tujuannya.  Bea impor Sedangkan bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan kepada barang-barang yang masuk ke dalam custom area yang dimana tujuan akhirnya adalah dalam negeri. Dengan demikian segala bentuk barang yang masuk ke dalam negeri akan dikenakan pajak sesuai dengan aturan yang berlaku. 2. Kuota
  • 42. 38 Yang dimaksud dengan kuota adalah sebuah pembatasann yang diberlakukan kepada barang-barang impor dan jumlah barang-barang ekspor. Kuota ini ditentukan sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah, bisa jadi di setiap negara memiliki batasan- batasannya sendiri. Ada dua jenis kuota yakni :  Kuota impor Kuota impor merupakan batasan yang diberikan dan diberlakukan kepada setiap barang impor, ada beberapa jenis kuota impor antara lain kuota absolut dimana batasan ditentukan oleh negara yang bersangkitan, kuota negosiasi dimana batasannya ditentukan dari perjanjian dua pihak yang bersangkutan, tarif kuota yang merupakan gabungan dari tarif dan kuota itu sendiri, dan kuota campuran yakni kuota yang murni dibebankan untuk melindungi industri dalam negeri agar tetap bisa bersaing.  Kuota ekspor Kuota yang biasanya diberlakukan kepada bahan-bahan mentah yang termasuk ke dalam komoditas perdagangan penting. 3. Subsidi Subsidi merupakan sebuah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang diambil dari alokasi dana atau anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual dan kegiatan lainnya. Dengan adanya subsidi ini harga jual suatu produk akan menjadi lebih murah. Contoh subsidi BBM. 4. Dumping Merupakan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang-barang ke luar negeri dengan harga yang jauh lebih murah dari harga jual dalam negeri.
  • 43. 39 DAFTAR PUSTAKA Donald A. Ball. 2004. International Business (tantangan persaingan Global). Jakarta, Salemba Empat Simamora Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta, Salemba Empat