Mata kuliah Ekonomi Internasional membahas ruang lingkup ekonomi internasional, teori-teori perdagangan internasional, dan kebijakan ekonomi internasional khususnya kebijakan tarif. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar seperti ekspor, impor, dan faktor-faktor yang mendorong perdagangan internasional serta pengaruhnya terhadap perekonomian suatu negara.
1. UTS
RESUME
MATA KULIAH EKONOMI INTERNASIONAL
Oleh :
Laily Nur Kamila
NIM. 11150331
Kelas :
6L-MKP
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2018
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat taufik dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas EKONOMI INTERNASIONAL ini , salawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah
mengarahkan kita kejalan yang lurus, yakni addinul islam.
Resume ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti
proses belajar mengajar antara mahasiswa dan dosen di UNIVERSITAS BINA BANGSA.
Selama penyusunan dan pembuatan ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis menyadari bahwa
penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan
manfaat bagi Tim Penulis. Akhir kata Tim Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangunakan Tim Penulis terima dengan senang
hati.
Serang, 6 Maret 2018
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB 1 Ruang Lingkup Ekonom Internasional .................................................................. 1
BAB 2 Konsep Teori Perdagangan Internasional .............................................................. 7
BAB 3 Teori Pra Klasik : Merkantilisme .......................................................................... 13
BAB 4 Teori Klasik ........................................................................................................... 15
BAB 5 Teori Modern Perdagangan Internasional ............................................................. 19
BAB 6 Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan Tarif ............................................... 21
KESIMPULAN .................................................................................................................. 33
4. 1
BAB 1
RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL: PENGERTIAN EKONOMI
INTERNASIONAL
A. Ekonomi Internasional
Ekonomi internasional adalah sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan
menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (Eksport-Import) yang
meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi baik itu swasta
maupun pemerintah dan kerjasama ekonomi antar negara.
Sebagai bagian dari ilmu ekonomi maka ekonomi internasional menghadapi permasalahan
pokok yang dihadapi dalam ekonomi internasional sama dengan ilmu ekonomi yaitu masalah
kelangkaan produk, dan masalah pilihan produk, yang diartikan produk adalah barang dan jasa
serta ide yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh ekonomi.
Masalah kelangkaan dan pilihan produk barang dan jasa muncul karena adanya permintaan dan
penawaran akan kebutuhan dan keinginan yang sifatnya tidak terbatas. Permasalahn ekonomi
tersebut bersifat internasional karena adanya permintaan dan penawaran yang berasal dari
dalam negri maupun dari luar negri.
Pentingnya studi ekonomi internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi
dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transferteknologi.
Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan
multi nasional.
Persaingan antar negara semakin ketat dalam meningkatkan produktifitas, efisiensi, dan
efektif yang optimal.
1) Pengertian Perdagangan International
Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai suatu hubungan kerjasama ekonomi
yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang berkaitan dengan barang dan
jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi suatu negara.
5. 2
Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar negara yang
diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar suka rela dan saling
menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan sebutan perdagangan dunia.
Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang biasanya
disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
2) Ciri utama perdagangan Internasional:
Perdagangan internasional berada dalam lingkup komoditi dalam pertukaran barang,
dengan adanya perbedaan alam di tiap Negara. Namun, dengan adanya perbedaan di tiap – tiap
Negara atau daerah, oleh sebab itu ada beberapa karakteristik utama dalam perdagangan
Internasional, antara lain :
1. Perdagangan internasional dalam barang dan jumlah jumlah transaksi lebih umumnya,
transportasi jarak jauh, untuk memenuhi waktu yang lama, sehingga kedua belah pihak
menganggap risiko yang lebih besar dari perdagangan domestik.
2. Rentan terhadap perdagangan internasional dalam barang perdagangan kedua negara
dalam politik dan ekonomi perubahan dalam situasi internasional, hubungan bilateral
memiliki dampak dalam perubahan kondisi.
3. Barang dalam perdagangan internasional, perdagangan di samping kedua belah pihak,
yang harus berhubungan dengan transportasi, asuransi, perbankan, komoditi inspeksi,
adat dan lainnya departemen bekerja sama dengan proses perdagangan dalam negeri
akan semakin kompleks.
3) Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional:
1. Perbedaan dalam memproduksi barang Satu negara tidak dapat memproduksi barang
tertentu.
2. Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat
Kadang kala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya
sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai barang
produksi dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih menyukai memakai barang impor
dari negara lainnya, misalnya sepatu, tas, dan baju yang lebih bermerk.
3. Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar.
Persediaan barang dan permintaan pasar disetiap negara yang tidak seimbang. (Liang,
1999).
6. 3
4) Pengertian/ Definisi Ekspor dan Impor
Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan kegiatan
membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor, kegiatan demikian itu akan
menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing kenegara kita dapat
digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri.Kegiatan impor
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang
tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukup i
kebutuhan rakyat.
5) Keuntungan Ekspor
Keuntungan ekspor antara lain adalah :
1. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia , Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara
untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Contohnya batik Indonesia yang
mulai dikenal di dunia, jika permintaan batik di luar negeri meningkat maka produsen batik
di indonesia akan semakin luas pemasaranya. Dengan demikian, kegiatan produksi batik
di Indonesia akan semakin berkembang.
2. Memperluas Lapangan Kerja , Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi
masyarakat. hal ini berhubungan dengan semakin luasnya pasar produk indonesia.kegiatan
produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang
dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
6) Kendala ekspor:
a. Masalah pengumpulan dana dan
b. Masalah angkutan darat dan laut
c. Masalah pembiayaan rupiah (rupiah financing)
d. Masalah sortasi dan up-grading (sorting dan up-grading)
e. Masalah pergudangan dan pengepakan (storage dan packing)
f. Masalah pemasaran.
B. Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
Dalam ekonomi internasional terdapat ruang lingkup yang dikelompokkan menjadi beberpa
hal diantaranya:
7. 4
1. Teori & kebijaksanaan dalam perdagangan nasional.
2. Teori & kebijaksanaan dalam bidang keuangan dan moneter internasional.
3. Pembentukan organisasi & kerja sama ekonomi internasional.
4. Perusahaan - perusahaan multi nasional.
C. Tujuan ekonomi internasional
Tujuan dari ekonomi internasional yaitu sebagai usaha untuk mencapai taraf kemakmuran
setinggi - tingginya untuk umat manusia. Tujuan itu diharapkan dapat tercapai dengan cara
melakukan kegiatan - kegiatan perdagangan, pengangkutan, investasi, perkreditan, diplosiasi,
perasuransian, dan lain sebagainya.
D. Faktor-Faktor Yang Mendorong Sebuah Negara Melakukan Ekonomi Internasioanl
Agar bisa memenuhi kebutuhan produk dan jasa dalam negeri.
Memiliki keinginan agar bisa mendapatkan keuntungan, yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan negara.
Mempunyai kemampuan yang berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) untuk mengelola sumber daya.
Mempunyai kelebihan produk atau barang dalam negeri sehingga perlu pasar baru
untuk menjualnya.
Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat maupun jumlah
penduduk yang bisa mengakibatkan adanya suatu perbedaan antara hasil produksi dan
terdapatnya keterbatasan dari produksi.
Terjadinya arus globalisasi, sebab tidak ada negara di muka bumi ini yang dapat hidup
sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain.
Memiliki kesamaan selera terhadap suatu barang atau jasa.
Memiliki keinginan untuk membuka kerjasama dan hubungan diplomatik dengan
negara lain.
E. Pengaruh Ekonomi International Terhadap Keseimbangan Ekonomi
1. Pengaruh Ekonomi International Terhadap Keseimbangan Ekonomi
8. 5
Dengan adanya perdagangan antar dua atau lebih Negara, tentunya berpengaruh terhadap
perekonomian internasional dan Negara-negara yang terlibat secara langsung. Hal ini terlihat
dari keseimbangan ekonomi yang menjadi dinamis sebagai pengaruh bias keluar masuknya
jaringan internasional dalam domestik Negara.
Dapat berdampak baik apabila persaingan di pasar internasional mampu membawa Negara
tersebut berpartisipasi sebagai pelaku yang tangguh dalam perdagangan internasional dengan
menyediakan kebutuhan yang mampu bersaing dalam segala aspek. Namun sebaliknya, jika
hanya membawa Negara yang terlibat menjadi bersifat kuonsumtif tanpa diiringi peningkatan
perekonomian dan pendapatan per kapita masyarakat Negara tersebut, cepat atau lambat akan
terjadi keruntuhan ekonomi yang dimulai dari jatuhnya nilai mata uang Negara tersebut.
1.1. Pengaruh aspek internasional terhadap keseimbangan supply & demand
Jika pada dasarnya, suatu Negara seperti Indonesia mampu memproduksi dan menyediakan
kebutuhan yang memang dibutuhkan dan secara tetap bersaing dalam perdagangan
internasional, maka dapat terlihat dalam keseimbangan supply & demand di indonesia. Jika
permintaan akan kebutuhan yang kita produksi semakin tinggi maka titik keseimbangan supply
dan demand akan semakin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi dan kemampuan aspek
produksi akan meningkat seiring berjalannya perubahan tingkat permintaan akan kebutuhan
tersebut.
Begitu juga sebaliknya, apabila permintaan akan kebutuhan yang kita produksi semakin
rendah, maka titik keseimbangan akan semaki bergeser ke tingkat yang rendah dan
berpengaruh buruk pada aspek supply & demand Negara. Kualitas, tingkat produksi, dan segala
aspek dalam penyediaan kebutuhan tersebut menentukan aka dibawa ke dalam keadaan seperti
apa supply & demand suatu Negara.
1.2. Pengaruh aspek internasional terhadap Pendapatan Nasional
Seperti yang dibahas dalam sub pokok bahasan diatas, segala aspek internasional khususnya
dalam kemampuan persaingan perdagangan internasional akan berpengaruh ke dalam supply
& demand.
9. 6
Hal ini juga tentunya berdampak pada tingkat Pendapatan Nasional dimana kesuksesan dalam
perdagangan internasional akan memberikan pengaruh terhadap Pendapatan Nasional baik itu
buruk maupun baik.
Peningkatan Pendapatan Nasional akan membantu pembangunan dan kemajuan Negara dan
taraf hidup masyarakat. Pendapatan per kapita pun meningkat dan kesejahteraan bukan lagi hal
yang sulit dirasakan. Juga sebaliknya, penurunan tingkat Pendapatan Nasional akan membawa
negara menjadi ketergantungan terhadap negara lain dan akan melemahkan perekonomian
suatu negara.
1.3. Pengaruh Aspek internasional terhadap aspek mikro perusahaan
Suatu perusahaan memegang peranan penting sebagai pelaku dalam perdagangan
internasional. Hal ini tentunya membawa pengaruh terhadap perusahaan itu sendiri
dikarenakan kualitas dan kuantitas kebutuhan yang diperdagangkan di pasar internasional
tergantung pada perusahaan itu sendiri.
Tingkat produksi, kualitas & kuantitas sumber daya, kemampuan bersaing, dan keadaan
perekonomian serta segala aspek yang telah kita bahas diatas bisa menentukan semua hal yang
berpengaruh pada aspek mikro perusahaan.
Perdagangan internasional juga bias membawa suatu perusahaan yang berkecimpung di dalam
suatu Negara menjadi perusahaan multinasional yang memiliki jaringan perdagangan yang
lebih luas karena adanya akses ke pasar luar Negara tempat dimana perusahaan itu berada.
Campur tangan pemerintah dan segala bentuk kebijakan perdagangan yang datang dari dalam
atau luar negeri juga mampu membuka bahkan menutup kemampuan perusahaan dalam
berperan serta di perdagangan internasional.
10. 7
BAB 2
KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat
berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu
negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,
perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP.
Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
1. Manfaat perdagangan antar negara
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
1) Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-
faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain.
Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang
tidak diproduksi sendiri.
2) Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang
diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang
sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila
negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
3) Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan
maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan
turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat
11. 8
menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar
negeri.
4) Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang
lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
5) Faktor pendorong (Peranan Perdagangan Luar Negeri bagi Pembangunan Ekonomi
Indonesia)
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di
antaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan
jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
9. Adanya perbedaan iklim
10. Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi produksi
Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja.
Manfaatnya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu antara lain
politik, sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan internasional
dilakukan semua negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan
manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga
dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain.
Negara yang dahulu menutup diri dari perdagangan internasional, sekarang sudah membuka
pasarnya. Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam. Perdagangan internasional juga memiliki
12. 9
fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara
penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan,
ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa berakibat
pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara. Pada era globalisasi
ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya dimiliki oleh
beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh beberapa orang
dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional seperti ini dapat mempererat
hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara saling bekerja
sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka. Perdagangan internasional juga bermanfaat
di bidang politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan politik antar negara.
Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan dagang.
Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan. Misalnya, suatunegara
nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini dapat ditekan dengan dikenai sanksi
ekonomi. Artinya, negara lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan dagangdengan negara
tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB. Hal ini dilakukan demi
terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional juga terkait dengan pertahanan suatu
negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk mempertahankan wilayahnya.
Padahal, tidak semua negara mampu memproduksi senjata. Maka diperlukan impor senjata.
Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan kerjasama
internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya senjata gelap, obat-obatan
terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit menular, dsb. Untuk kepentingan
inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai. Instansi ini dibentuk pemerintah suatu
negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi ketika memasuki suatu negara.Pemeriksaan
ini diperlukan untuk melihat apakah pajaknya telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek
barang-barang tersebut barang selundupan ataupun barang terlarang atautidak. Cara yang
digunakan dalam pemeriksaan antara lain dengan melihat dokumen barang, menggunakan
detektor barang berbahaya, atau menggunakan anjing pelacak.
1. Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri dari Pelita ke Pelita berikutnya
1. Pelita I
Menurut peraturan pemerintah no.16 tahun 1970 kebijakan pemerintah tentang perekonomian
membicarakan tentang penyempurnaan tata niaga ekspor dan impor. Peraturan pemerintah
13. 10
pada bulan agustus 1971 membahas tentang devaluasi rupiah terhadap dollar amerika dengan
memfokuskan pada beberapa sasaran, yakni kestabilan harga pokok, peningkatan nilai ekspor,
kelancaran impor, penyebaran barang di dalam negeri.
2. Pelita II
Adapun kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam pelita II ini adalah dengan
melakukan penghapusan pajak ekspor untuk mempertahankan daya saing di pasar dunia.
Penggalakan PMA dan PMDN untuk mendorong investasi dalam negeri, yang menghasilakn
cadangan devisa naik dari $ 1,8 milyar menjadi $ 2,58 milyar dan naiknya tabungan pemerintah
dari Rp 255 milyar menjadi Rp 1.522 milyar pada periode pelita II tersebut. Sedangkan
kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan hasil produksi nasional
dan daya saing komoditi ekspor karena tingkat rata-rat inflasi 34%, resesi dan krisis dunia tahun
1979, serta penurunan bea masuk impor komoditi bahan dan peningkatan bea masuk komoditi
impor lainnya.
3. Pelita III
Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan, serta
menignkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pedoman
pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti
dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam
suasana politik dan ekonomi yang stabil.
4. Pelita IV
1. Kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985, yakni meningkatkan ekspor non migas dan
pengurangan biaya tinggi dengan :
a) Pemberantasan pungli
b) Mempermudah prosedur kepabeanan
c) Menghapus dan memberantas biaya siluman
2. Paket Kebijakan 25 Oktober 1986 : deregulasi bidang perdagangan, moneter, dan
penanaman modal dengan cara :
a) Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku
b) Proteksi produksi yang lebih efisien
14. 11
c) Kebijakan penanaman modal
3. Paket Kebijakan 15 Januari 1987, yakni peningkatan efisiensi, inovasi, dan
produktivitas beberapa sektor industri (menengah ke atas) guna meningkatkan ekspor
non migas, adapun langkah-langkahnya:
a) Penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan impor
b) Pembebasan dan keringanan bea masuk
c) Penyempurnaan klasifikasi barang
4. Paket Kebijakan 24 Desember 1987 (PAKDES) adalah restrukturisasi bidang
ekonomi dalam rangka memperlancar perijinan (deregulasi).
5. Paket 27 Oktober 1988 : kebijakan deregulasi untuk menggairahkan pasar modal
dan menghimpun dana masyarakat untuk biaya pembangunan.
6. Paket Kebijakan 21 November 1988 (PAKNOV) yakni deregulasi dan debirokratisasi
bidang perdagangan dan hubungan laut.
7. Paket Kebijakan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijakan dibidang keuangan
dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk melakukan
aktivitas yang lebih produktif, juga berisi mengenai deregulasi dalam hal pendirian
perusahaan asuransi.
5. Pelita V
Menitikberatkan sektor pertanian dan industri untuk menetapkan swasembada pangan dan
meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya; dan sektor industri khususnya industri yang
menghasilkan barang ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan
hasil pertanian, serta industri yang dapat mengahsilkan mesin mesin industri.
Diantaranya dengan cara :
a) Mengenakan tarif dan atau kuota
b) Mengawasi pemakaian valuta asing
c) Ekspor : mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur ekspor,
memberantas pungli dan biaya siluman
d) Menstabilkan harga dan upah di dalam negeri
e) Melakukan devaluasi
15. 12
6. Pelita VI
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri
dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai
pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada
periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu
perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
Disamping itu Suharto sejak tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak dan
pertambangan, sehingga pemasukan negara dari migas meningkat dari $0,6 miliar pada tahun
1973 menjadi $10,6 miliar pada tahun 1980. Puncaknya adalah penghasilan dari migas yang
memiliki nilai sama dengan 80% ekspor Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia di bawah
Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus sukses pembangunan ekonomi.
7. Pelita VII
Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan
ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
16. 13
BAB 3
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME
A. Merkantilisme
Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara
ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia
sebanyak-banyakanya sebagai standard dan ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan
kekuasaan Negara tersebut.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang berarti
pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika ingin maju harus melakukan
kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara
lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang
diterima dalam bentuk emas atau perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah
merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham
merkantilisme pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.
Latar belakang munculnya Merkantilisme:
1) Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia,
dan Belanda)
2) Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan
kesejahteraan rakyatnya.
3) Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
4) Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
5) Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-
wilayah baru.
Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme:
1) Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2) Meningkatkan perdagangan luar negeri
3) Mengembangkan industri berorientasi ekspor
17. 14
4) Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
5) Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
6) Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk
yang sangat tinggi.
7) Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor lebih
dari Negara lain.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
1) Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
2) Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan
dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin besar ekspor
netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
3) Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-yaran,sehingga negara yang
memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat
4) Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai armada
perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama
5) Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar negeri diikuti
dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia. terutama dari abad XVI s.d XVIII.
KEBIJAKAN MERKANTILISME Untuk melaksanakan ide tersebut diatas,
merkantilisme menjalankan kebijakan perdagangan (trade policy) sebagai berikut:
1. Mendorong ekspor sebesar-besarnya, keculai LM
2. Melarang/membatasi impor dengan ketat kecuali LM
18. 15
BAB 4
TEORI KLASIK : TEORI KEUNGGULAN MUTLAK, TEORI KEUNGGULAN
KOMPARATIF
1. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat
memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam
mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki
keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam
negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila
suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari
kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor
barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak
lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan
mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk
yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya
produksi di negara lain.
19. 16
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi
rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia
sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi
untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut mengadakan
perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan
4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya
dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang
diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan
perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh
keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah –
0,25 elektronik).
2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam
Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja dan
alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut lebih
unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain. Sebaliknya, di
lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat
disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka
negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
20. 17
b. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang
digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang,
tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap
dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan
barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-dingkan
dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap kedua jenis
produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada
produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik
rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi rempah-
rempah.
Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia
berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut mengadakan
perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit
elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan
rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang
diperoleh dari (1 rempahrempah – 0,625 rempah-rempah).
21. 18
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-
rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya
dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang
diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik).
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui
batas negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
3. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill
Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan Komparatif
dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua barang oleh dua
negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar Dalam
Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara permintaan dengan
penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran menentukan besarnya barang yang
diekspor dan barang yang diimpor.
Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara kedua
negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua negara tersebut.
Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk
membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam kerja yang
dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.
22. 19
BAB 5
TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk
mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara
intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam
teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1) Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2) Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor
intensity atau capital intensity.
Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara
tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya.
I. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva
isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik
optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimilkinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi
yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
23. 20
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu
karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal
untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis
akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
II. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui
study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai
struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang
bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata
paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a) Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b) Tariff and Non tariff barrier
c) Pebedaan dalam skill dan human capital
d) Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka
ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja
terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
III. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang menunjukkan
kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi
secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang
Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost
IV. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth
yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk
24. 21
menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan
harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi
tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya
semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan
(trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor
yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan
yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
25. 22
BAB 6
KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL KEBIJAKAN TARIF
A. Pengertian
Kebijakan Ekonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau kebijaksanaan
ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran
internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga
meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai
pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya
kebijaksanaan moneter dan fiskal.
Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah tindakan
atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan
dan pembayaran internasional.
B. Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening
yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional,
khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap
impor, bilateral trade agreement dll.
Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah terhadap
rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang berupa
pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa
(exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang
berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk
membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
C. Tujuan Kebijakan Internasional
Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain baik pengaruh
ekonomi, politik dan militer.
26. 23
Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu akan
memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi produksi dan
meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan
internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau
dikurangi. .
Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi
industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru
dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain
itu persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional
terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping.
Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP); negara yang
memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan
stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca
Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit
memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan
devisa (exchange control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal.
Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini pemerintah
dapat mengambil kebijakan misalnya:
Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan (Infant
Industries).
Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong impor barang
barang yang esensial, Mendorong ekspor dll.
D. Macam-Macam Restriksi Dalam Perdagangan Internasional
a. Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati
batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi
terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan
tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh
pendapatan Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah
jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.
27. 24
Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri dalam
negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor yang terkena
tarif.
b. Tarif digolongkan menjadi:
Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut
menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom areasuatu
Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas
bergerak dengan tidak dikenai Bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas
wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan. Custom
area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free
trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu Negara.
Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya
adalah Negara lain.
Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai
tujuan terakhir.
c. Pembedaan tariff menurut jenisnya
Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari nilai
barang yang dikenakan bea tersebut.
Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada
barang.
Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi
antara specific dan ad valorem.
d. System tarif:
Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu
macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh
sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan
dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariff.
28. 25
Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apanila
kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka namanya:”bentuk
maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka
bentuk ini dinamakan “general and conventional form”.
Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-negara bekas jajahan afiliasi
politiknya. System ini sering disebut dengan nama “preferential system”.
e. Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian
suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut
adalah:
efek terhadap harga (price effect)
efek terhadap konsumsi (consumption effect)
efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
f. Effective rate of protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap
bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke atas.
Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan
dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses
barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff,
maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.
g. Alasan pembebanan tariff
Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui
pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa
untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian
daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff.
29. 26
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki termsof trade apabila Negara itu mempunyai
kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan Negara lain
terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap barangnya berarti
semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective.
Infant-industri
Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta belum
dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tariff terhadap
barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri yang
sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah
kuat, tariff dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien
dibawah perlindungan tariff.
Diversifikasi
Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan
mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia goncang.
Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang, sehingga dapat
memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang
dihasilkan, ekonomi Negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk
mungkin dapat diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.
Employment
Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam negeri.
Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff
dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja.
Anti dumping
Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam negeri.
Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan
To Keep Money at Home
Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara tersebut
memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli barang
produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan pembebanan
tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri.
30. 27
The Low-wage
Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang tingkat
upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah
berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk melindungi para pekerja yang
upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat
upahnya tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang
tingkat upahnya rendah.
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam negeri.
Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula
kenaikan kegiatan ekonomi.
Home market
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam
negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula
kenaikan kegiatan ekonomi.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian
suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif tersebut. Pengenaan tarif
terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis
yang dihasilkan di dalam negeri.
Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut :
Keterangan :
OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff
OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam
OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri
Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri
PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor
OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor
31. 28
Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga barang-
barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri meningkat Q1Q2. Karena harga
barang impor yang mahal, konsumen mengurangi konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat
GHIJ merupakan penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor.
Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang
yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan
dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang
dibatasi.
1. Kuota Impor
Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :
Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu
negara tanpa persetujuan dan negara lain.
Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan
Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.
Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu jumlahnya
dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.
Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan proporsi
tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan
mendorong perkembangan industri di dalam negeri.
Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut
berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. Jika
digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor
Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor
OP : harga barang sebelum ada kuota impor
Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota
OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor
32. 29
OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor
Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya kuota.
2. Kuota Ekspor
Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara lain :
o mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap
berbahaya;
o menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;
o mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga stabilitas
ekonomi dalam negeri.
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas
perdagangan penting.
Larangan Ekspor
Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional yang tidak
memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean suatu negara. Misalnya,
ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan
yang merugikan negara.
Larangan Impor
Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu kebijakan dalam
perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri untuk melindungi dan
mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih,
dan gula pasir. Jika barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang,
dan tebu akan mendenita kerugian yang besar.
Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap harga barang
akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor
Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan
OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor
33. 30
OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor
OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang impor di pasar
(impor = 0)
OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor
Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang lebih banyak dan
dengan harga yang Iebih tinggi.
Subsidi
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi,
menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang
banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud
diberikannya subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual barangnya dengan harga
yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa
:
1. uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah);
2. subsidi per unit produksi.
Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dapat
digambarkan dalam kurva berikut.
Keterangan :
QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi
Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri
OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri
OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi
BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran bergeser dari
So ke S
OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi
Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri
PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri
Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang juga tetap
sebesar OQ2.
34. 31
Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke
luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau bahkan di bawah biaya
produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan
negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor
kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat
mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan
tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan
untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.
Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb :
Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr suatu perusahaan di
pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm
negeri drpd di luar negeri.
Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di luar negeri dgn harga
yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga dpt menggusur atau mengalahkan
perusahaan lain dlm persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali
dinaikkan utk mendpt profit maksimum.
Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di luar negeri dgn harga
yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus
produksi di dalam negeri.
Anti Dumping Code
Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade Organization suatu
pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn mengenakan Anti Dumping Duties
sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu
negara dpt mengenakan Anti Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury
test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur
(unfair trade),sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
o Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva
permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
35. 32
o Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat
membeli barang dari luar negeri.
36. 33
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
perdagangan internasional suatu Negara dapat memenuhi kebutuhan akan produk-produk
yang tidak diproduksi dalam negeri dan dapat mengefesiensi biaya produksi dalam negeri.
Selain itu dengan adanya perdagangan internasional suatu Negara dapat memperluas pasar atau
menambah pasar dan memungkin untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan
cara-cara manajemen yang modern. Dengan adanya perdagangan internasional maka
pendapatan negara dari kegiatan ekspor dapat menghasilkan keuntungan bagi negara yang lebih
tinggi.