Dokumen tersebut membahas tentang teori-teori ekonomi internasional mulai dari teori pra-klasik seperti merkantilisme, teori David Hume hingga teori klasik seperti keunggulan mutlak dan komparatif. Juga dibahas mengenai konsep modern perdagangan internasional, kebijakan ekonomi internasional, dan berbagai kebijakan tarif dan non-tarif."
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
TEORI EKONOMI INTERNASIONAL
1. RESUME EKONOMI INTERNASIONAL
DOSEN:
ADE FAUJI, SE, MM
OLEH:
WARSIH
11151023
6K - MANAJEMEN KEUANGAN DAN PERBANKAN
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2018
2. ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................i
BAB I RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL .............................. 1
1.1 Pengertian Ekonomi Internasional ............................................................. 1
1.2 Faktor Yang Mendorong Negara Melalukan Ekonomi Internasional........ 1
1.3 Tujuan Ekonomi Internasional................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup Ekonomi Internasional ..................................................... 2
BAB II KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL...................... 3
2.1 Pengertian Perdagangan Internasional ....................................................... 3
2.2 Teori Perdagangan Internasional................................................................ 3
2.3 Merkantilisme............................................................................................. 3
2.4 Latar Belakang Munculnya Merkantilisme................................................ 4
2.5 Teori David Hume...................................................................................... 5
2.6 Neo Merkantilisme..................................................................................... 6
BAB III TEORI KLASIK: KEUNGGULAN MUTLAK DAN KOMPARATIF . 7
3.1 Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)................................................ 7
3.2 Kelebihan Dan Kelemahan Dari Teori Absolute Advantage ..................... 8
3.3 Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage).................................. 9
3.4 Contoh Keunggulan Komparatif ............................................................... 10
BAB IV TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL.................. 11
4.1Pengertian Perdagangan Internasional ....................................................... 11
4.2 Perdagangan Internasional ........................................................................ 12
4.3 Manfaat Perdagangan Internasional.......................................................... 13
4.4 Faktor Pendorong perdagangan Internasional........................................... 14
4.5 Penjelasan Faktor Pendorong Perdagangan Internasional ........................ 15
4.6 Jenis Perdagangan Internasional ............................................................... 16
BAB V KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL DAN TARIF ..... 17
5.1 Definisi Kebijaksanaan Ekonomi Internasional........................................ 17
3. iii
5.2 Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional ......................................... 18
5.3 Macam-Macam Retriksi Dalam Perdagangan Internasional..................... 19
5.4 Perbedaan Tarif Menurut Jenisnya............................................................ 20
5.5 Efek Tarif Dan Kuota................................................................................ 21
5.6 Quota Expor .............................................................................................. 22
BAB VI KEBIJAKAN NON TARIF: KUOTA, SUBSIDI, DUMPING ............. 23
6.1 Pengertian Kebijakan Non Tarif ............................................................... 23
6.2 Macam Hambatan Non Tarif..................................................................... 23
6.3 Cara Suatu Negara Dalam Menerapkan Hambatan Non Tarif.................. 24
6.4 Standarisasi Kualitas Produk / Jasa........................................................... 25
6.5 Berbagai Hambatan Non Tarif .................................................................. 26
6.6 Macam-Macam Kuota Impor.................................................................... 27
6.7 Dumping.................................................................................................... 28
5. 1
BAB I
RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL
Pengertian Ekonomi Internasional
Ekonomi internasional ialah suatu cabangan dari disiplin ekonomi, yang
mempelajari dan menganalisa transaksi serta permasalahan ekonomi secara
internasional meliputi perdagangan (ekspor dan impor), keuangan atau moneter dan
organisasi ekonomi baik swasta ataupun pemerintah serta kerja sama antar negara-
negara. Pengertian ekonomi internasional lainnya ialah suatu disiplin ilmu yang
membahas tentang akibat saling ketergantungan diantara negara-negara yang ada
diseluruh dunia ini, baik itu dari segi perdagangan maupun segi pasar kredit
internasional.Permasalaha utama yang biasanya dihadapi dalam ekonomi
internasional adalah sama dengan ekonomi lainnya, yakni masalah kelangkaan barang
ataupun pilihan barang, yang diartikan produk adalah barang atau jasa yang
dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia.
Faktor-Faktor Yang Mendorong Sebuah Negara Melakukan Ekonomi
Internasional
Agar bisa memenuhi kebutuhan produk dan jasa dalam negeri.
Memiliki keinginan agar bisa mendapatkan keuntungan, yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan negara.
Mempunyai kemampuan yang berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) untuk mengelola sumber daya.
Mempunyai kelebihan produk atau barang dalam negeri sehingga perlu pasar
baru untuk menjualnya.
Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat
maupun jumlah penduduk yang bisa mengakibatkan adanya suatu perbedaan
antara hasil produksi dan terdapatnya keterbatasan dari produksi.
6. 2
Terjadinya arus globalisasi, sebab tidak ada negara di muka bumi ini yang
dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain.
Memiliki kesamaan selera terhadap suatu barang atau jasa.
Memiliki keinginan untuk membuka kerjasama dan hubungan diplomatik
dengan negara lain.
Tujuan Ekonomi Internasional
Tujuan dari ekonomi internasional yaitu untuk bisa meningkatkan kemakmuran yang
lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapi apabila dapat mengadakan
berbagai macam kegiatan, misalnya: kegiatan di bidang perdagangan (ekspor –
impor), perkreditan, perasuransian, investasi, dan di bidang yang lainnya.
Perbedaan tata cara ataupun sifat antara perdagangan internasional dengan
perdagangan yang ada didalam negeri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal,
antara lain:
1. Perbedaan hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dan lain-lain.
2. Perbedaan adat istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan kondisi
pasar.
3. Perbedaan keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural.
Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
1. Teori dan kebijakan moneter internasional
2. Teori dan kebijakan perdagangan internasional
3. Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional
4. Perusahan dan bisnis internasional
7. 3
BAB II
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
TEORI PRA KLASIK: MERKANTILISME
Pengertian perdagangan internasional
Secara umum adalah proses tukar menukar barang dan jasa antar negara/bangsa.
Pelaksanaan perdagangan internasional ini sangat rumit dan komplek bila
dibandingkan perdagangan di dalam negeri yang disebabkan karena politik, undang-
undang, hukum, budaya, mata uang dan juga adanya dumping. Akan tetapi ada
beberapa penyebab terjadinya perdagangan internasional, antara lain:
1. Perbedaan sumber daya alam (SDA).
2. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
3. Perbedaan kebudayaan.
4. Mencari keuntungan.
5. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Teori Perdagangan Internasional
Saat ini perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat untuk bidang ekonomi
saja melainkan bermanfaat untuk bidang lain seperti politik, sosial, dan pertahanan
keamanan. Beberapa model atau teori perdagangan internasional yang ada:
Merkantilisme
Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan
pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna
memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan ukuran
kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang
berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika ingin maju
harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus
8. 4
dilakukan dengan Negara lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui
surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk emas atau perak,
sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi
aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada waktu itu
antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.
Ø Latar belakang munculnya Merkantilisme:
1. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman,
Italia, dan Belanda)
2. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan
kesejahteraan rakyatnya.
3. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
4. Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
5. Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-
wilayah baru.
Ø Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme:
1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
3. Mengembangkan industri berorientasi ekspor
4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industry
5. Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
6. Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk
yang sangat tinggi.
7. Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor
lebih dari Negara lain.
Ø Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
1. Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
9. 5
2. Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang
positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian
semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia yang
diperoleh dari luar negeri.
3. Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-yaran,sehingga
negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan
kuat
4. Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai
armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran
agama
5. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar
negeri diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia.
David Hume (1711-1776)
Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan
bahwa ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus
menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di
distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan
keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut.
Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal :
“Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented areasonably complete
description of the interrelationship between a country’s balance of trade, the quantity
of money, and the general level of prices. In international trade theory this has
becaome known as the price specie-flow mechanism.
Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca
perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu
Negara (Teguh Sihono, 2008).
10. 6
Neo-Merkantilisme
Yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi industri
nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan kebijakan
Nontariff barrier. Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan menggunakan
countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge. Dalam hal ini, kebijakan
proteksi yang lebih banyak digunakan biasanya dalam bentuk Nontariff Barrier
seperti larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga patokan, peraturan kesehatan,
dll.
11. 7
BAB III
TEORI KLASIK
TEORI KEUNGGULAN MUTLAK,TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF
Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)
Adam Smith mengemukakan bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi
produksi terhadap suatu jenis barang tertentu yang memiliki keunggulan absolut
(absolute advantage) dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang lain
yang tidak mempunyai keunggulan absolut (absolute disadvantage) terhadap negara
lain yang memproduksi barang sejenis.
Keunggulan absolut dapat terjadi karena perbedaan keadaan, seperti letak
geografis, iklim, kekayaan sumber daya alam, kualitas tenaga kerja, tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), jumlah penduduk, modal, dan
lain-lain.
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada
variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja
yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang
digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value )
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai
tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan
anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya
factor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi
tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas.
Contoh sebagai berikut:
Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi
tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan
12. 8
pakaian.Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8
unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja.Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian
masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum
sedang Inggris dalam produksi pakaian.1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja
di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 >8 ). 1 unit pakaian di Amerika
memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit.Keadaan demikian ini
dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum
dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute
advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang
dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.
Ø Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas
antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana
terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara.
Ø Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut
maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
13. 9
Teori Keunggulan Komparatif (comparative advantage)
Pada teori keunggulan absolut terdapat permasalahan bila antara dua negara
hanya satu negara saja yang mempunyai keunggulan absolute atas semua barang.
Maka, perdagangan tidak akan terjadi karena bila dilakukan hanya akan
menguntungkan salah satu negara saja. Munculnya teori keunggulan komparatif dari
J.S. Mill dan David Ricardo menyempurnakan teori keunggulan absolut.
J.S. Mill beranggapan bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada
ekspor barang tertentu bila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif
(keunggulan relatif) terbesar, dan akan mengkhususkan melakukan impor barang, bila
negara tersebut memiliki kerugian komparatif (kerugian relatif). Atau dengan kata
lain, suatu negara akan melakukan ekspor barang, bila barang itu dapat diproduksi
dengan biaya lebih rendah, dan akan melakukan impor barang, bila barang itu
diproduksi sendiri akan memerlukan biaya produksi yang lebih besar.
David Ricardo mempunyai pemikiran yang senada, yaitu perdagangan internasional
antara dua negara akan terjadi bila masing-masing memiliki biaya relatif yang terkecil
untuk jenis barang yang berbeda. David Ricardo berpendapat bahwa perdagangan
internasional antara kedua negara tetap dapat dilakukan dengan memperhitungkan
tingkat efisiensi tenaga kerja relatif.
Contoh sebagai berikut:
Cina dan Jepang sama-sama memproduksi kopi dan teh.Cina mampu memproduksi
kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi
teh secara efisien dan murah.Sebaliknya, Jepang mampu dalam memproduksi
teh secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi
kopi secara efisien dan murah.Dengan demikian, Cina memiliki keunggulan dalam
memproduksi kopi dan Jepang memiliki keunggulan dalam memproduksi teh.
Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi
dan teh. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu negara dapat meningkatkan
14. 10
standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi
produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
15. 11
BAB IV
TEORI MODERN
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Pengertian Perdagangan International
Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai suatu hubungan kerjasama
ekonomi yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang berkaitan
dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi suatu
negara.
Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar negara
yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar suka
rela dan saling menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan
sebutan perdagangan dunia.Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian
yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
Ciri utama perdagangan Internasional:
Perdagangan internasional berada dalam lingkup komoditi dalam pertukaran barang,
dengan adanya perbedaan alam di tiap Negara. Namun, dengan adanya perbedaan di
tiap – tiap Negara atau daerah, oleh sebab itu ada beberapa karakteristik utama dalam
perdagangan Internasional, antara lain:
1. Perdagangan internasional dalam barang dan jumlah jumlah transaksi lebih
umumnya, transportasi jarak jauh, untuk memenuhi waktu yang lama,
sehingga kedua belah pihak menganggap risiko yang lebih besar dari
perdagangan domestik.
2. Rentan terhadap perdagangan internasional dalam barang perdagangan kedua
negara dalam politik dan ekonomi perubahan dalam situasi internasional,
hubungan bilateral memiliki dampak dalam perubahan kondisi.
3. Barang dalam perdagangan internasional, perdagangan di samping kedua
belah pihak, yang harus berhubungan dengan transportasi, asuransi,
16. 12
perbankan, komoditi inspeksi, adat dan lainnya departemen bekerja sama
dengan proses perdagangan dalam negeri akan semakin kompleks.
Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional:
1. Perbedaan dalam memproduksi barang Satu negara tidak dapat memproduksi
barang tertentu.
2. Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan
masyarakat kadang kala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi
oleh negaranya sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak
puas memakai barang produksi dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih
menyukai memakai barang impor dari negara lainnya, misalnya sepatu, tas,
dan baju yang lebih bermerk.
3. Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar.
Persediaan barang dan permintaan pasar disetiap negara yang tidak seimbang.
(Liang, 1999).
Pengertian/ Definisi Ekspor dan Impor
Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan
kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor, kegiatan demikian
itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing
kenegara kita dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari
luar negeri.Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk
impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah
dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat.
17. 13
Keuntungan Ekspor
Keuntungan ekspor antara lain adalah:
1. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia , Kegiatan ekspor merupakan salah
satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Contohnya batik
Indonesia yang mulai dikenal di dunia, jika permintaan batik di luar negeri
meningkat maka produsen batik di indonesia akan semakin luas pemasaranya.
Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin
berkembang.
2. Memperluas Lapangan Kerja , Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja
bagi masyarakat. hal ini berhubungan dengan semakin luasnya pasar produk
indonesia.kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak
pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.
Kendala ekspor:
a) Masalah pengumpulan dana dan
b) Masalah angkutan darat dan laut
c) Masalah pembiayaan rupiah (rupiah financing)
d) Masalah sortasi dan up-grading (sorting dan up-grading)
e) Masalah pergudangan dan pengepakan (storage dan packing)
f) Masalah pemasaran.
Manfaat Perdagangan Internasional
Setelah memahami pengertian perdagangan internasional, tentunya kita juga perlu
tahu apa manfaatnya. Adanya perdagangan internasional dapat memberikan beberapa
manfaat dan keuntungan yang bisa didapatkan dari masing-masing negara yang
melakukan kerja sama dalam bidang perdagangan.
Manfaat tersebut antara lain:
18. 14
1. Dapat memperoleh barang atau jasa yang tidak bisa dihasilkan sendiri karena
adanya perbedaan sumber daya alam, kemampuan sumber daya manusia,
teknologi dan lainnya.
2. Dapat memperluas pasar untuk tujuan menambah keuntungan dari spesialisasi
3. Memungkinkan transfer teknologi modern untuk memahami teknik produksi
yang lebih efisien dan modern dalam hal manajemen.
4. Dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah negara
5. Menambah devisa negara dari hasil ekspor
6. Perdagangan internasional dapat membuka lapangan pekerjaan di sebuah
negara
7. Menjalin persahabatan dengan negara lain
8. Meningkatkan penyebaran sumber daya alam sebuah negara
Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional terjadi karena adanya beberapa faktor pendorong yang
mengharuskan suatu negara mengadakan kerja sama perdagangan internasional.
Karena setiap negara tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan negaranya sendiri
tanpa adanya sumber daya dari negara lain, bisa dari sumber daya alamnya, sumber
daya manusia, pemodalan maupun dalam hal teknologi.
Berikut beberapa faktor pendorong timbulnya perdagangan internasional:
1. Adanya Pasar Bebas
Kebebasan ekonomi atau liberalisme sudah mulai ditanamkan dalam
perdagangan internasional.Siapa saja berhak meningkatkan dan memperluas
pasarnya untuk menjual belikan produk lintas negara.Pasar bebas dibutuhkan
untuk meningkatkan kerja sama antar negara yang berpeluang menambah
pendapatan negara. Kebebasan ekonomi menjadi pemicu individu maupun
kelompok untuk berlomba-lomba menambah pasar dan meningkatkan
produksi.
2. Adanya Perbedaan Kondisi Geografis
19. 15
Setiap negara memiliki keadaan geografis yang berbeda dengan negara lain
yang menyebabkan perbedaan pada sumber daya yang dihasilkan.
Sebagai contoh dahulunya rempah-rempah hanya didapatkan di wilayah tropis
seperti Indonesia, sehingga Indonesia menjadi pemasok rempah-rempah
terbesar di beberapa negara barat. Setiap negara tidak dapat memenuhi semua
sumber daya yang dibutuhkan sehingga perlu melakukan pertukaran dengan
negara lain.
3. Peningkatan Perkembangan Teknologi dan Informasi
Saat ini untuk melakukan interaksi dengan negara lain tidak harus bertatap
muka, karena segala komunikasi sekarang bisa dilakukan dengan teknologi
informasi berbasis internet.Perkembangan digitalisasi dan peralatan
komunikasi memicu setiap negara untuk meningkatkan produksinya untuk
dipasarkan negara lain dengan asumsi bahwa di negara tersebut tidak dapat
menyediakan barang atau jasa tersebut.
4. Adanya Perbedaan Teknologi
Tidak hanya perbedaan sumber daya alamnya saja, namun perbedaan sumber
daya manusiannya juga dapat menyebabkan perbedaan kemampuan dalam hal
teknologi. Perbedaan teknologi ini menyebabkan suatu negara yang hanya
bisa menghasilkan barang mentah harus mengekspor ke negara lain untuk
diolah dan diimpor kembali ke negaranya dengan harga lebih mahal.
Begitu juga sebaliknya, jika suatu negara hanya maju dalam teknologi saja
tanpa adanya pasokan sumber daya alam maka ia membutuhkan bantuan dari
negara lain. Inilah peran suatu bentuk perdangan internasional yang saling
menguntungkan
5. Menghemat Biaya
Perdagangan internasional dinilai dapat menghasilkan pasar yang lebih luas
dan pendapatan lebih banyak daripada jika hanya diproduksi dalam negeri
saja. Sehingga produksi dalam skala besar tentunya dapat menghemat biaya
yang harus dikeluarkan
20. 16
Jenis Perdagangan Internasional
Ada beberapa jenis perdangan internasional yang dilakukan antar negara maupun
sekelompok negara. Berikut beberapa jenis perdangan internasional:
1. Ekspor dan Impor
Bentuk perdagangan internasional yang paling sering dilakukan.. Ada dua cara untuk
melakukan ekspor, yaitu ekspor biasa (melalui ketentuan yang berlaku) dan ekspor
tanpa L/C (barang boleh dikirim melalui izin departemen perdagangan).
2. Barter
Saat ini, barter atau pertukaran barang dengan barang masih sering dilakukan dalam
perdangan internasional.Jenisnya meliputi direct barter, switch barter, counter
purchase dan bay back barter.
3. Konsinyasi
Konsinyasi adalah penjualan dengan pengiriman barang ke luar negeri dimana belum
ada pembeli tertentu di luar negeri. Penjualannya dapat dilakukan melalui pasar bebas
atau bursa dagang dengan cara lelang
4. Package Deal
Perdagangan yang dilakukan melalui perjanjian dagang (trade agreement) dengan
negara lain.
5. Border crossing
Perdagangan yang timbul dari dua negara yang saling berdekatan untuk memudahkan
penduduknya saling melakukan transaksi.
Perdagangan internasional menjadi agenda penting dari suatu negara bukan hanya
sekedar keuntungan komersial saja, namun juga dari segi kerja sama antar bangsa.
21. 17
BAB V
KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL KEBIJAKAN TARIF
Definisi
Dalam Arti Luas Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Adalah
Tindakan/Kebijaksanaan Ekonomi Pemerintah, Yang Secara Langsung Maupun
Tidak Mempengaruhi Komposisi, Arah Serta Bentuk Dari Pada Perdagangan Dan
Pembayaran Internasional. Kebijaksanaan Ini Tidak Hanya Berupa Tarif, Qouta Dan
Sebagainya, Tetapi Juga Meliputi Kebijaksanaan Pemerintah Di Dalam Negeri Yang
Secara Tidak Langsung Nasional Seperti Misalnya Kebijaksanaan Moneter Dan
Fiskal. Sedangkan Definisi Yang Lebih Sempit Kebijaksanaan Ekonomi
Internasional Adalah Tindakan /Kebijaksanaan Ekonomi Pemerintah Yang Secara
Langsung Mempengaruhi Perdagangan Dan Pembayaran Internasional.
Instrumen Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
Instrumen Ini Meliputi:
a) Kebijaksanaan Perdagangan Internasional
Kebijaksanaan Perdangan Internasional Mencakup Tindakan Pemerintah
Terhadap Rekening Yang Sedang Berjalan ( Current Account ) Dari Pada
Neraca Pembayaran Internasional, Khususnya Tentang Ekspor Dan Impor
Barang /Jasa . Jenis Kebijaksanaan Ini Misalnya Tarif Terhadap Impor,
Bilateral Trade Agreement, State Trading , Dan Sebagainya.
b) Kebijaksanaan Pembayaran Internasional
Kebijaksanaan Pembayaran Internasional Meliputi Tindakan/Kebijaksanaan
Pemerintah Terhadap Rekening Modal (Capital Account) Dalam Neraca
Pembayaran Internasional Yang Berupa Pengawasan Terhadap Pembayaran
Internasional. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan pengawasan terhadap
lalu lintas devisa (exchange control), atau pengaturan/pengawasan lalu lintas
modal jangka panjang.
22. 18
c) Kebijaksanaan Bantuan Luar Negeri.
Kebijaksanaan bantuan luar negeri adalah tindakan/kebijaksanaan pemerintah
yang berhubungan dengan bantuan (grant), pinjaman (loans), bantuan yang
bertujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan
militer terhadap Negara lain.
Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
Secara umum dapatlah disebutkan bahwa tujuan kebijaksanaan ekonomi
internasioanl itu adalah sebagai berikut:
a. Autarki, Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh Negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
b. Kesejahteraan (welfare)
Tujuan ini bertentangan dengan tujuan untuk autarki. Dengan mengadakan
perdagangan internasional suatu Negara akan memperoleh keuntungan dari
adanya spesialisasi. Oleh karena itu untuk mendorong adanya perdagangan
internasional maka halangan-halangan dalam perdagangan internasional (tarif,
kuota dan sebagainya) dihilangkan atau paling tidak dikurangi.Hal ini berarti
harus ada perdagangan bebas.
c. Proteksi
Tujuan ini untuk melindungi industry dalam negeri dari persaingan barang
impor.Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tariff, kuota dan sebagainya.
d. Keseimbangan neraca pembayaran
Apabila suatu Negara itu mempunyai kelebihan cadangan valuta asing maka
kebijaksanaan pemerintah untuk mengadakan stabilitas ekonomi dalam
Negara akan tidak banyak menimbulkan problem dalam neraca pembayaran
internasionalnya. Tetapi sangat sedikit Negara yang mempunyai posisi
demikian.Terutama Negara-negara yang sedang berkembang posisi cadangan
valuta asingnya lemah, memaksa pemerintah Negara-negara tersebut untuk
23. 19
mengambil kebijaksanaan ekonomi internasional guna menyeimbangkan
neraca pembayaran internasional.
e. Pembangunan ekonomi
Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijaksanaan seperti
misalnya:
Perlindungan terhadap industry dalam negeri (infant industry)
Mengurangi impor barang konsumsi yang nonessensial dan mendorong
impor barang-barang yang essensial
Mendorong ekspor dsb
Kesemuanya ini untuk mengarahkan perkembangan perdangangan
internasional guna menunjang pembangunan ekonomi dalam negeri.
Macam-macam Retriksi dalam Perdagangan Internasional
a. Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang – barang
yang melewati batas suatu Negara.
1. Tarif digolongkan menjadi:
Bea ekspor (export duties) adalah pajak/beca yang dikenakan terhadap
barang yang di angkut menuju ke negara lain. Jadi Pajak untuk
barang-barang yang keluar dari custom area adalah daerah di mana
barang – barang bebas bergerak dengan tidak di kenai bea pabean.
Batas custom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu
Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan, misalnya
adanya custom union merupakan custom area yang daerahnya
meliputi lebih dari satu wilayah Negara. Custom area di sini lebih luas
dari pada suatu Negara. Tetapi dengan adanya free trade area makan
custom area lebih sempit dari pada batas wilayah suatu Negara.
24. 20
Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan
ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah
Negara lain.
Bea impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam costum area suatu Negara dengan
ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
2. Perbedaan tariff menurut jenisnya:
Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk
tiap ukuran fisik daripada barang.
Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem.
3. System tarif
Single-column tariffs, system dimana untuk masing-masing barang
hanya mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous
tariffs (tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh suatu Negara tanpa
persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan
dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariffs.
Double-colomn tariffs, system dimana untuk setiap barang mempunyai
2 tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya: “bentuk maksimum dan minimum”. Dalam
bentuk ini jika tarif maksimum sebagai normal duties maka tarif
minimumnya digunakan untuk barang dari Negara-negara tertentu yang
mengadakan perjanjian tarif dengan Negara tersebut, tetapi apabila tarif
25. 21
minimum sebagai normal duties maka tarif maksimum digunakan
untuk membalas tindakan Negara lain yang membebankan tarif barang
yang lebih tinggi. Jika tarif maksimum sebagai normal duties sedang
tariff yang lebih rendah ditentukan berdasarkan perjanjian dengan
Negara lain maka bentuk ini dinamakan “general and conventional
form”.
Triple-colomn tariff, biasanya system ini digunakan oleh Negara
penjajah. Sebenarnya system ini hanya perluasan daripada double
colomn tariffs yakni dengan menambah satu macam tariff preference
untuk Negara-negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya. System ini
sering disebut dengan nama “preferential system”.
4. Efek tariff,
Pembebanan tarif terhadap suatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut.
Beberapa macam efek tariff tersebut adalah:
a) Efek terhadap harga (price effect)
b) Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
c) Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
d) Efek terhadap reditribusi pendapatan (redistribution effect)
5. Quota
Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yang masuk (quota
impor) dan keluar (quota ekspor).
a. Quota impor
Jenisnya quota impor adalah absolut atau unilateral quota, negotiated
atau bilateral quota, tarif quota dan mixing quota.
26. 22
Absolute atau unilateral quota adalah quota yang besar/kecilnya
ditentukan sendiri oleh suatu Negara tanpa persetujuan dengan
negara lain. Quota semacam ini sering menimbulkan tindakan
balasan oleh Negara lain.
Negotiated atau bilateral quota adalah quota yang besar/kecilnya
ditentukan berdasarkan perjanjian antara 2 negara atau lebih.
Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan quota. Untuk
jumlah tertentu barang diizinkan masuk (impor) dengan tarif
tertentu, tambahan impor masih diizinkan tetapi dikenakan tarif
yang lebih tinggi.
Mixing quota adalah membatasi penggunaan bahan mentah yang
diimpor dalam proporsi tertentu dalam produksi barang akhir.
Pembatasan ini untuk mendorong berkembangnya industry di
dalam negeri.
b. Quota ekspor
Seperti juga halnya dengan quota impor, maka ekspor pun dapat
dibatasi jumlahnya. Pembatasan jumlah ekspor ini bertujuan antara
lain:
Untuk mencegah barang-barang yang penting jatuh/berada
ditangan musuh.
Untuk menjamin tersedianya barang di dalam negeri dalam
proporsi yang cukup.
Untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian
harga guna mencapai stabilitas harga.
27. 23
BAB VI
KEBIJAKAN NON TARIF: KUOTA,SUBSIDI,DUMPING
A. Pengertian
Hambatan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan perdagangan
selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi
manfaat perdagangan internasional (Dr. Hamdy Hady).
B. Macam hambatan non tarif
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff
barrier) sebagai berikut :
1. Pembatasan spesifik (specific limitation) :
a) Larangan impor secara mutlak
b) Pembatasan impor (quota system)Kuota adalah pembatasan fisik secara
kuantitatif yang dilakukan atas pemasukan barang (kuota impor) dan
pengeluaran barang (kuota ekspor) dari / ke suatu negara untuk melindungi
kepentingan industri dan konsumen.
c) Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu
d) Peraturan kesehatan / karantina
e) Peraturan pertahanan dan keamanan negara
f) Perizinan impor (import licence)
g) Embargo
h) Hambatan pemasaran / marketing
2. Peraturan bea cukai (customs administration rules)
a) Tatalaksana impor tertentu (procedure)
b) Penetapan harga pabean
c) Penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex control)
d) Packaging / labelling regulations
28. 24
e) Documentation needed
f) Quality and testing standard
g) Pungutan administrasi (fees)
3. Partisipasi pemerintah (government participation)
a) Kebijakan pengadaan pemerintah
b) Subsidi dan insentif ekspor, Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk
memberikan perlindungan atau bantuan kepada indusrti dalam negeri dalam
bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga,
dll.
c) Countervaling duties
d) Domestic assistance programs
4. Import charges
a) Import deposits
b) Supplementary duties
c) Variable levies
Cara-cara suatu negara dalam menerapkan hambatan non tarif (non-tarif
barrier)
Beberapa cara yang dilakukan oleh suau negara dalam menerapkan hambatan non
tarif adalah sebagai berikut:
1. Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa
2. Pembatasan Kuota Impor
3. Prosedur atau Peraturan Khusus
4. Struktur Pasar
5. Kondisi Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya
29. 25
Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa
Cara ini dilakukan dengan membuat standard kualitas khusus produk atau jasa yang
akan masuk ke suatu negara tertentu harus memenuhi standar kualitas negara
tersebut. Pembatasan ini sama sekali tidak terkait dengan aspek-aspek finansial.
Pembatasan Kuota Impor:
Dilakukan dengan membatasi kuantitas barang yang boleh masuk ke suatu negara.
Pembatasan jumlah barang dilakukan dengan tujuan produk-produk impor tidak
membanjiri pasar dalam negeri.Dengan pembatasan ini diharapkan produk-produk
dalam negeri bisa bersaing di negerinya sendiri.
Prosedur atau Peraturan Khusus:
Prosedur atau peraturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat bisa jadi
menjadi hambatan terbesar yang dihadapi produk luar negeri.Peraturan atau prosedur
yang dikeluarkan pemerintah merupakan kunci masuknya produk luar negeri.Dengan
adanya peraturan khusus tersebut, gerak produk luar negeri di dalam negeri bisa
terbatas.
Struktur Pasar:
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli.Pasar
memiliki struktur tersendiri yang membuat dirinya khas dan berbeda dibandingkan
dengan pasar lainnya. Hal ini menjadi pembatas yang cukup nyata terhadap produk
luar yang akan masuk ke dalam negeri.
Kondisi Politik, Ekonomi, Dan Sosial Budaya
Suatu produk atau jasa dari luar negeri harus memperhatikan faktor-faktor seperti
politik, ekonomi, dan sosial budaya negara tujuan. Dengan memperhatikan faktor-
faktor tersebut, diharapkan usaha pemasaran akan lebih mudah. Namun demikian,
30. 26
biasanya dengan adanya faktor-faktor tersebut justru menghambat gerak langkah
pemasaran perusahaan.
Berbagai Hambatan Nontarif
Kuota impor
Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang yang boleh
diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan industri dan
konsumen.Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada
beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu
produk yang jumlahnya dibatasi secara langsung.Kuota impor dapat digunakan untuk
melindungi sektor industri tertentu dan neraca pembayaran suatu negara.Negara maju
pada umumnya memberlakukan kuota impor untuk melindungi sektor
pertaniannya.Sedangkan negara-negara berkembang melakukan kebijakan kuota
impor untuk melindungi sektor industri manufakturnya atau untuk melindungi
kondisi neraca pembayarannya yang seringkali mengalami defisit akibat lebih
besarnya impor daripada ekspor.
Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara :
a. Pemberlakuan kuota imkpor akan memperbesar permintaan yang selanjutnya
akan diikuti kenaikan harga domestik dan produksi domestik yang lebih besar
daripada yang diakibatkan oleh pemberlakuan tarif impor yang setara;
b. Dalam pemberlakuan kuota impor, jika pemerintah melakukan pemilihan
perusahaan yang berhak memperoleh lisensi impor tanpa mempertimbangkan
efisiensi, maka akan menyebabkan timbulnya monopoli dan distorsi;
c. Pada kuota impor, pemerintah akan memperoleh pendapatan secara lansung
melalui pemungutan secara lansung pada penerima lisensi impor;
d. Kuota impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang pasti, sedangkan
tarif impor membatasi arus masuk impor dalm jumlah yang tidak dapat
dipastikan.
31. 27
Macam-macam kuota impor :
a. Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak
(tanpa negoisasi).
b. Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas
kesepakatan atau menurut perjanjian.
c. Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan
mengkombinasikan sistem tarif dengan sistem kuota.
d. Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertent untuk melindungi
industri dalam negeri.
Pembatasan Ekspor Secara Sukarela
Konsep ini mengacu pada kasus di mana negara pengimpor mendorong atau bahkan
memaksa negara lain mengurangi ekspornya secara sukarela dengan ancaman bahwa
negara pengimpor tersebut akan melakukan hambatan perdagangan yang lebih keras
lagi. Kebijakan ini dilakukan berdasarkan kekhawatiran akan lumpuhnya sektor
tertentu dalam perekonomian domestik akibat impor yang berlebih.
Pembatasan ekspor secara sukarela ini kurang efektif, karena pada umumnya negara
pengekspor enggan membatasi arus ekspornya secara sukarela.Pembatasan ekspor ini
justru membebankan biaya yang lebih mahal bagi negar pengimpor karena lisensi
impor yang bernilai tinggi itu justru diberikan pada pemerintah atau perusahaan
asing.
Kartel-kartel Internasional
Kartel internasional adalah sebuah organisasi produsen komoditi tertentu dari
berbagai negara. Mereka sepakat untuk membatasi outputnya dan juga
mengendalikan ekspor komoditi tersebut dengan tujuan memaksimalkan dan
meningkatkan total keuntungan mereka. Berpengaruh tidaknya suatu kartel
ditentukan oleh hal-hal berikut:
32. 28
a. Sebuah kartel internasional berpeluang lebih besar untuk berhasil dalam
menentukan harga jika komoditi yang mereka kuasai tidak memiliki subtitusi;
b. Peluang tersebut akan semakin besar apabila jumlah produsen, negara, atau
pihak yang terhimpun dalam kartel relatif sedikit
Dumping
Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di bawah pasaran,
atau penjualan komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih murah dibandingkan
dengan harga penjualan domestiknya. Dumping diklasifikasikan menjadi tiga
golongan, yaitu:
a. Dumping terus-menerus atau international price discrimination adalah
kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik
untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menjual suatu komoditi dengan
harga yang lebih tinggi di pasaran domestik, sedangkan harga yang
dipasangnya di pasar luar negeri sengaja dibuat lebih murah
b. Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping praktek
penjualan komoditi di bawah harga yang jauh lebih murah ketimbang harga
domestiknya. Proses dumping ini pada umumnya berlansung sementara,
namun diskriminasi harganya sangat tajam sehingga dapat mematikan produk
pesaing dalam waktu singkat;
c. Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi di bawah
harga atau penjualan komoditi itu ke luar negeri dengan harga yang sedikit
lebih murah daripada produk domestik, namun hanya terjadi saat ingin
mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa menurunkan harga
domestik.