SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
RESUME
EKONOMI INTERNASIONAL
Dosen : Bapak Ade Fauji, SE, MM.
Disusun oleh :
Nama : Indra Muhammad
NIM : 11150135
Kelas : 6L MKP
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Jalan Raya Serang - Jakarta, KM, 03 NO 1 B (Pakupatan) Serang-Banten,
Indonesia No Telpon/HP : 0254-220158 Fax : 0254-220157
Email : universitas@binabangsa.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekonomi Internasional”.
Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW, junjungan umat Islam, pembawa kebenaran di muka bumi.
Terima kasih kepada Bapak Ade Fauji, SE, MM. selaku dosen mata kuliah
Ekonomi Internasional yang telah memeberikan arahan serta bimbingan, dan
juga kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ekonomi Internasional. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan
tentang Ekonomi Internasional.
Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, penulis
sangat berharap agar makalah ini dapat membantu dalam proses belajar serta
memahami lebih jauh mengenai masalah Ekonomi Internasional.
Sekian dan terima kasih.
Serang, 26 Maret 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Ekonomi Internasional adalah suatu cabang yang berasal dari ilmu ekonomi,
yang mempelajari dan menganalisis mengenai transaksi serta permasalahan
ekonomi secara internasional (eksport dan import) yang meliputi perdagangan,
keuangan, atau moneter maupun organisasi ekonomi (organisasi swasta
maupun pemerintah) dan kerjasama antar negara. Atau definisi ekonomi
internasional lainnya adalah suatu ilmu yang membahas mengenai akibat
saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia, baik itu dari
segi perdagangan maupun dari segi pasar kredit internasional.
Maka di dalam ekonomi internasional permasalahan utama yang dihadapi
umumnya sama dengan ekonomi yang lain, yaitu masalah mengenai
kelangkaan barang maupun masalah pilihan barang, yang diartikan produk
ialah barang maupun jasa yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh manusia.
Pentingnya studi ekonomi internasional karena pada saat ini pengaruh
globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu :
a. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer
teknologi.
b. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana
adanya perusahaan Multi Nasional.
c. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk
meningkatkan : produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat
penting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
1. A. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Ekonomi
International
1. pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Dalam Segi Ilmiah
Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang
diterapkan pada kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa
2. Dalam Segi Praktisnya
Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang
dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari
Negara yang satu dengan Negara yang lain
1. Tujuan Ekonomi International
Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat
manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan
dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan,
perasuransian, diplosiasi dll
Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan
international dengan perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan
oleh hal – hal dibawah ini :
1. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum
peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dsb
2. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam
kebiasaan, adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar
3. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan
cultural
1. Ruang Lingkup
1. Teori dan kebijakanPerdagangan International
2. Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International
3. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International
4. Perusahaan International dan Bisnis International
1.1. PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas kesepakatan bersama.
Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan
individu), individu dengan pemerintah negara lain, atau pemerintah suatu
negara dengan pemerintah negara lainnya. Dibanyak negara, perdagangan
internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP.
Meskipun, perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun,
dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan
beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan
transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
1.2. MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Menurut Sadono Sukirno manfaat perdagangan internasional antara lain
sebagai berikut :
1. Memperoleh barang yang tidak terdapat di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap
negara. Faktor-faktor tersebut antaranya : kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek, dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional,
setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
2. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesin (alat-produksinya)
dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi,
yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya
secara maksimal, dan menjual kelebihan produk itu ke luar negeri.
3. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern.
BAB 2
KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
2.1. KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar
negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta
asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan
(Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa
perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang
menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir
tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi
karena tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan
masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri. Masyarakat di
suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak bisa di
produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan
antar negara.
Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-masing
negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka
perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut
kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau
apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor
maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam
negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya
(harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung
menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan
volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga
akan meningkat (Sukirno, 2011).
Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan
seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari produksi
dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan ekspor,
variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran
pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai proses
tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela
dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis
yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik). Manfaat
dari kegiatan perdagangan internasional antara lain :
 Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta
bagaimana efek terhadap struktur perekonomian suatu negara.
 Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan
international tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan
sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari
masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan
untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan
masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan
pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau perdagangan timbul
karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan
tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut (Boediono, 2000).
Berikut adalah beberapa teori yang berkaitan dengan adanya perdagangan
internasional :
1. Teori Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak
mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang
dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau
logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan
perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara
tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh
kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi
impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap
negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena
jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah
negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara
lain. Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini
sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum
merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan
kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan
dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik
sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan
angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara
untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas
berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas
bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor,
pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional.
Status suatu negara di mata internasional dicerminkan dengan banyaknya
jumlah emas yang dimiliki suatu negara (Hady, 2001).
2. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan
baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut
Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu
keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari
keunggulan komparatif adalah:
 Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam
suatu negara.
 Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya
produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total
kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan
bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan
biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O
dikatakan berikut:
Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
1. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimilikinya.
2. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki
faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
3. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang
tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit
dan mahal untuk memproduksinya.
4. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang
yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan
terjadi.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu
Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan
mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam
teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena
menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas
penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan
internasional (Lindert, 2003).
3. Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus)
Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus,
perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan
jasa yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat
dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara
itu dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar
tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh
penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif
untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi
dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada
di dalam negeri.
4. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul
“Principles of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori
keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari
menjalankan spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya
relative yang lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap
negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-
barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini
perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki
keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh
keuntungan.
Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu
(1) perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-
barang yang diperdagangkan hanya dua jenis, (3) perdagangan dilakukan
secara bebas, (4) tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya produksi
dianggap tetap, (6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan
teknologi.
BAB 3
TEORI PRA KLASIK DAN KLASIK DALAM EKONOMI
INTERNASIONAL
3.1. TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME
Merkantilisme adalah paham yang ditandai dengan adanya campur tangan
pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna
memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyaknya sebagai standard dan
ukuran kekayaan, kesejahteraan, dan kekuasaan yang dimiliki negara tersebut.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang
berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap negara jika ingin
maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan
tersebut harus dilakukan dengan negara lain. Sumber kekayaan negara akan
diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk
emas ataupun perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah
merangsang ekspor dan membatasi impor. Negara-negara yang menganut
paham merkantilisme pada waktu itu antara lain : Portugis, Spanyol, Inggris,
Perancis, dan Belanda.
3.2. LATAR BELAKANG MUNCULNYA MERKANTILISME
Ada beberapa latar belakang munculnya paham Merkantilisme yaitu sebagai
berikut :
 Munculnya negara-negara merdeka di Eropa seperti : Inggris, Perancis,
Jerman, Italia dan Belanda.
 Negara tersbut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan
kesejahteraan rakyatnya.
 Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu
bertahan.
 Ditetapkannya logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu
negara.
 Dibuka jaringan perdagangan, diadakannya pelayaran serta eksploitasi
ke wilayah-wilayah baru.
Selain itu, ada beberapa kebijakan dalam pelaksanaan dan perencanaan
ekonomi merkantilisme, dan kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai
berikut :
 Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
 Meningkatkan perdagangan luar negeri
 Mengembangkan industri berorientasi ekspor
 Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
 Melibatkan negara sebagai pengawas perekonomian
 Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea
masuk yang sangat tinggi
 Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu negara meng
ekspor lebih dari negara lain.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis adalah sebagai berikut :
 Suatu negara akan kuat apabila ekspor lebih besar dari impor
 Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto)
yang positif akan dibayar dengan logam mulia (emas atau perak). Dengan
demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia
yang diperoleh dari luar negeri.
 Pada waktu logam mulia digunakan sebagai alat pembayaran sehingga
negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan
kuat.
 Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai
armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran
agama.
 Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas perdagangan
luar negeri diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika dan Asia.
David Hume (1711-1776) dalam teorinya sangat memperhatikan faktor
keadilan, beranggapan bahwa ketidakadilan akan memperlemah suatu negara.
Setiap warga negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan
kesempatan yang diperolehnya. Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan
yang dimiliki oleh kaum kaya akan di distribusikan kepada kaum miskin.
Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh
Hume tersebut. Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal : “Price Specie-
flow Mechanism”, David Hume presented a reasonably complete description
of interrelationship between a country’s balance of trade, the ,quantity of
money and the general level of prices. In international trade theory this has
become known as the price spice-flow mechanism. Dalam teori ini, Hume
membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan dengan jumlah uang
dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu negara.
3.3. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN MUTLAK
Teori keunggulan mutlak / absolut menurut Adam Smith bahwa setiap negara
akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan
spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produk lebih baik dari
negara lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan negara lain
yang memiliki kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat
diproduksi di negara tersebut secara efisien.
Ada beberapa faktor asumsi dari teori keunggulan mutlak/absolut ini antara
lain :
1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja
2. Kualitas yang diproduksi kedua negara sama
3. Pertukaran yang diproduksi secara barter tanpa mengeluarkan uang
4. Biaya ditanspor ditiadakan
Teori keunggulan mutlak/absolut adalah situasi ekonomi di mana penjual
mampu menghasilkan jumlah yang lebih tinggi dari produk yang diberikan,
saat menggunakan jumlah yang sama sumber daya yang digunakan oleh
pesaing untuk menghasilkan jumlah yang lebih kecil. Hal ini dimungkinkan
untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan lebih efisien juga
memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan lebih, dengan asumsi bahwa
semua unit yang diproduksi dijual. Biaya juga merupakan faktor yang terlibat
dalam menentukan apakah keuntungan absolut ada. Ketika itu adalah mungkin
untuk memproduksi lebih banyak produk dengan menggunakan sumber daya
yang lebih sedikit, ini biasanya diterjemahkan ke dalam biaya produksi yang
lebih rendah per unit. Bahkan dengan asumsi bahwa produsen menjual setiap
unit dengan biaya sedikit di bawah kompetisi, hasil akhir masih harus
keuntungan yang lebih tinggu pada setiap unit yang dijual.
Teori keunggulan mutlak/absolut lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil
bukan moneter, sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure
theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini
memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu
barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk
mengahasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan
makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of Value). Teori Absolute
Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja.
Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan
bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya faktor
produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor
produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja bebas. Namun teori itu
mempunyai dua manfaat : pertama, memungkinkan kita dengan secara
sederhana menjelaskan tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran.
Kedua, mekipun pada teori-teori berikutnya (teori modern) kita dapat
menggunakan teori nilai kerja, namun prinsip teori ini tidak bisa ditinggalkan
(tetap berlaku).
Menurut beliau bahwa perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi
agar produktivitas tenaga kerja bertambah karena dengan adanya spesialisasi
akan meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Disamping itu, beliau juga
menitik beratkan pada luasnya pasar. Pasar yang sempit akan membatasi
spesialisasi (Devition of Labour) oleh karena itu pasar harus seluas mungkin
supaya dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan internasional
menarik perhatian. Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah
luasnya pasar, jadi pasar terdiri dari pasar luar negeri dan pasar dalam negeri.
Prinsip Adam Smith mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan
oleh tingkat investasi G=f(I).
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide sebagai
berikut :
1. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam Menghasilkan Sejenis Barang.
Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang
dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain, sehingga
dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan
mutlak.
2. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi.
Dengan adanya spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi
yang memiliki keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang
yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang
menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu negara
mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak
diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari
kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara
akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut
dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan
kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap suatu
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Pandangan Adam Smith (1723-1790) atas konsep nilai dibedakan menjadi 2
yaitu nilai pemakaian dan nilai penukaran. Hal ini menimbulkan paradok nilai,
yaitu barang yang mempunyai nilai pemakaian (nilai guna yang sangat tinggi,
misalnya air dan udara, tetapi mempunyai nilai tukar yang sangat rendah.
Bahkan bisa dikatakan tidak mempunyai nilai penukaran. Sedangkan di sisi
lain barang yang nilai gunanya sedikit tetapi dapat memiliki nilai penukaran
yang tinggi, seperti berlian). Hal ini baru diselesaikan oleh jaran nilai
subyektif.
Mangsudi (2006) menjelaskan bahwa teori keunggulan absolut dari Adam
Smith mempunyai kelemahan-kelmahan sebagai berikut :
1. Teori keunggulan absolut tidak menjelaskan dengan mekanisme apa
dunia memperoleh keuntungan serta output dan bagaimana dibagikan di antara
para penduduk masing-masing negara
2. Dalam model teori keunggulan absolut tidak menjelaskan bagaimanaa
jikalau negara yang satu sudah mengadakan spesialisasi sedangkan yang lain
masih memproduksikan kedua produk
3. Bahwa labour productivity berbeda-beda
4. Bahwa Adam Smith tak terpikirkan adanya negara negara yang sama
sekali tidak memiliki keunggulan absolut.
Contoh :
Indonesia dan India memproduksi dua jenis komoditi yaitu pakaian dan tas
dengan asumsi (anggapan) masing-masing negara menggunakan 100 tenaga
kerja untuk memproduksi kedua komoditi tersebut. 50 tenaga kerja untuk
memproduksi pakaian dan 50 tenaga kerja untuk memproduksi tas. Hasil total
produksi kedua negara tersebut yaitu :
Produk Indonesia India
Pakaian 40 unit 20 unit
Tas 20 unit 30 unit
Berdasarkan informasi di atas, Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam
produksi pakaian dibandingkan dengan India, karena 50 tenaga kerja di
Indonesia mampu memproduksi 40 unit dan India hanya bisa memproduksi 20
unit. Sedangkan India memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi tas
karena India bisa membuat 30 tas, Indonesia hanya 20 tas. Jadi Indonesia
mimiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dan India memiliki
keunggulan mutlak dalam produksi tas. Apabila Indonesia dan India
melakukan spesialisasi produksi, hasilnya akan sebagai berikut :
Produk Indonesia India
Pakaian 80 unit 0 unit
Tas 0 unit 60 unit
Dengan melakukan spesialisasi hasil produksi semakin meningkat. Karena
Indonesia dan India memindahkan tenaga kerja dalam produksi komoditi yang
menjadi spesialisasi. Sebelum spesialisasi, jumlah produksi sebanyak 60 unit
pakaian dan 50 unit tas. Tetapi setelah spesialisasi, jumlah produksi meningkat
menjadi 80 unit pakaian dan 60 unit tas. Jadi keunggulan mutlak terjadi
apabila suatu negara dapat menghasilkan komoditi-komoditi tertentu dengan
lebih efisien, dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara
lain.
3.4. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN KOMPARATIF
(COMPARATIVE ADVANTAGE)
Pengertian keunggulan komparatif (comparative advantage) adalah sebuah
kegiatan ekonomi yang ditinjau secara perbandingan lebih memberikan
keuntungan bagi pengembangan daerah tersebut. Teori ini dikembangkan oleh
David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak
mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak
mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap
negara lain, misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang
sudah maju. Keunggulan komparatif (Comparative Advantage) adalah
keuntungan atau keunggulan yang diperoleh suatu negara dari melakukan
spesialisasi produk terhadap suatu barang yang memiliki harga relatif (relative
price) yang lebih rendah dari produksi negara lain. Atau, dengan kata lain
suatu negara hanya akan mengekspor barang yangg mempunyai keunggulan
komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan antar
negara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu
negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang
lebih murah daripada negara lainnya.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo
membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu :
1. Perdagangan dalam negeri
2. Perdagangan luar negeri
Menurut Ricardo, keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith
dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar
biaya tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak
dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing
tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang
tertentu apabila memiliki biaya tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan
untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau
biaya mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri
tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu
negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain
meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang
tersebut berlainan.
Teori keunggulan komparatif ini berlandaskan pada asumsi :
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh
jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut,
dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang
dipergunakan untuk memproduksinya.
2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan
barang
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam
hal pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti sekala produksi
tidak berpengaruh
5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu,
suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan
mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan
mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam
memproduksi.
David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami
kerugian mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam
memproduksi kedua jenis barang bila dibandingkan dengan negara lain),
namun perdagangan internasional yang saling menguntungkan kedua belah
pihak masih dapat dilakukan, asalkan negara tersebut melakukan spesialisasi
produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain.
Dengan kata lain, setiap negara akan memperoleh keuntungan jika masing-
masing melakukan spesialisasi pada produksi dan ekspor yang dapat
diproduksinya pada biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang
dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih mahal. Ini menjelaskan
bahwa mengapa suatu negara yang memiliki sumber daya yang sangat
lengkap, negara tersebut memilih mengimpor atau mengekspor daripada
memproduksi untuk digunakan sendiri.
Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara
kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara
lain dalam memproduksi kedua jenis komoditi, namun masih tetap terdapat
dasar untuk melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor
barang yang memiliki kerugian absolut lebih kecil (ini merupakan komoditi
dengan keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki
kerugian absolut lebih besar (komoditi ini memiliki kerugian komparatif).
Teori yang dikemukakan oleh kaum klasik dalam teori perdagangan
internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini :
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara
b. Tidak ada perubahan teknologi
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja
d. Ongkos produksi dianggap konstan
e. Ongkos transportasi diabaikan (=0)
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat
berpindah melalui batas negara
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar faktor produksi
h. Distribusi pendapatan tidak berubah
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa
asumsi, yaitu :
1. Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional
2. Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan
3. Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga
kerja)
4. Skala produksi bersifat “constant return to scale” , artinya harga relatif
barang-barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi.
5. Berlaku labour theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang
menyatakan bahwa nilai atau harga dari suatu barang atau komoditi dapat
dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam
memproduksi barang tersebut
6. Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam
pemasaran.
Selain itu, David Ricardo (1772-1823) juga menyatakan bahwa nilai
penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki kegunaan. Dengan demikian
suatu barang dapa ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan.
Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai
guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat
perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai
dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas
ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang
kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan
sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut
nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari
para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah
produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan
atas pengorbanan yang diperlukan.
Contoh Bentuk Kegiatan Perdagangan Berdasarkan Teori Keunggulan
Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Berikut ini tabel berdasarkan keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh
David Ricardo :
Tabel Hasil Kerja Satu Orang Per Hari
Negara Produksi Produksi
lain anggur
Inggris 40yard 30botol
Portugal 50yard 75botol
Dari tabel di atas dapat dilihat ternyata Inggris tidak memiliki keunggulan
mutlak baik dalam produksi kain maupun produksi anggur, tetapi menurut
David Ricardo antara Inggris dan Portugal tetap bisa melakukan perdagangan
yang saling menguntungkan dengan cara membandingkan biaya relatif
masing-masing produk. Berdasarkan perhitungan efisiensi biaya relatif,
terbukti bahwa :
- Inggris memiliki keunggulan komparatif pada produksi lain.
- Portugal memiliki keunggulan komparatif pada produksi anggur.
Perhitungan tabel :
- Di Inggris, 1 yard kain = 0,75 anggur (30 botol : 40 yard ) yang
ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga kain di Portugal yaitu 1 yard
kain = 1,5 anggur (75 botol : 50 yard).
- Di Portugal, 1 botol anggur = 0,67 yard kain (50 yard : 75 botol), yang
ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga anggur di Inggris yaitu 1
botol anggur = 1,33 yard kain (40 yard : 30 botol).
Perhitungan Keuntungan :
1. Inggris Spesialisasi Produk Kain
Data Dasar Tukar Kain
Negar
a
Produ
ksi
kain
Produ
ksi
anggur
DTD
N
Inggri
s
40 yard 30
botol
1
yard
kain
=
Keuntungan Inggris menjual kain ke Portugal :
- DTLN (Portugal) : 1 yard kain = 1,5 botol anggur
- DTDN (Inggris) : 1 yard kain = 0,75 botol anggur
- Keuntungan Inggris menjual 1 yard kain adalah sebanyak 0,75 botol
anggur
2. Portugal Spesialisasi Produk Anggur
Data Dasar Tukang Anggur
Negar
a
Produ
ksi
kain
Produ
ksi
anggur
DTD
N
Inggri
s
40 yard 30
botol
1
botol
angg
ur =
40/3
30/4
0 =
0,75
botol
angg
ur
Portu
gal
50 yard 75
botol
1
yard
kain
=
75/5
0 =
1,5
botol
angg
ur
0 =
1,33
yard
kain
Portu
gal
50 yard 75
botol
1
botol
angg
ur =
50/7
5 =
0,67
yard
kain
Keuntungan Portugal menjual anggur ke Inggris :
- DTLN (Inggris) : 1 botol anggur = 1,33 yard kain
- DTLN (Portugal) : 1 botol anggur = 0,67 yard kain
- Keuntungan Portugal menjual 1 botol anggur adalah sebanyak 0,67
yard kain
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa spesialisasi kain di Inggris 1
yard kain = 0,75 anggur, sedangkan di Portugal 1 yard kain = 1,5 anggur. Jika
Inggris menukarkan kain dengan anggur di Portugal, maka akan mendapatkan
keuntungan sebesar 0,75 anggur yang diperoleh dari (1,5 anggur – 0,75 anggur
= 0,75 anggur). Sementara untuk spesialisasi di Portugal 1 botol anggur =0,67
yard kain, sedangkan di Inggris 1 botol anggur = 1,33 yard kain. Jika Portugal
menukarkan anggur dengan kain, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar
0,67 yard yang diperoleh dari (1,33 yard – 0,67 yard = 0,67 yard).
Pada contoh berikut, dipakai perbedaan nilai tambah. Artinya di sini telah
tercakup seluruh biaya produksi dan harga jual oleh petani. Misalnya dua
provinsi yang berdekatan Sumatera Barat dan Jambi yang sama-sama sebagai
produsen (penghasil) kelapa dan karet. Pada tingkat produksi sekarang nilai
tambah petani per hektar dalam satu tahun di kedua provinsi tersebut dirata-
ratakan sebagai berikut :
-Kelapa Sumatera Barat Rp 550.000,- dan Jambi Rp 700.000,-
-Karet Sumatera Barat Rp 400.000,- dan Jambi Rp 600.000,-
Dari uraian di atas, petani Sumatera Barat akan memperoleh penghasilan yang
lebih rendah dibanding petani Jambi, tidak peduli apa jenis produksi yang
ditanamnya, kelapa ataupun karet. Ini disebabkan mungkin posisi Jambi lebih
strategis dan dekat dengan pasar konsumen. Kejadian ekonomi seperti ini
tidak bisa dielakan oleh petani Sumatera Barat. Namun, disisi ekonomis
mereka harus bisa menentukan jenis komoditi yang bisa dikembangkan. Ini
akan berguna untuk meningkatkan harga jual dan pendapatan mereka sendiri.
Secara matematis sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :
Untuk tanaman kelapa, petani Sumatera Barat mendapatkan keunggulan,
550.000
----------- x100% = 78,6% dari petani Jambi.
700.000
Untuk tanaman karet, perani Sumatera Barat,
400.000
----------- x100% = 66,7% dari petani Jambi.
600.000
Dari perhitungan di atas terlihat petani Sumatera Barat akan lebih diuntungkan
jika mereka memproduksi kelapa, dibandingkan karet. Karena keunggulan
mereka bernilai 78,6% dibandingkan dengan keunggulan pada karet (66,7%).
Hal ini berlaku bila hingga pada limit perluasan produksi padi tidak
menambah biaya produksi secara signifikan. Perlu diperhatikan bahwa dengan
perluasan area produksi, juga harus menyesuaikan dengan permintaan pasar.
Jika produksii nantinya berlimpah maka harga juga akan turun. Sementara
untuk petani Sumatera Utara akan lebih baik memproduksi karet. Ini terlihat
dari rendahnya presentase saing dari Sumatera Barat.
Dengan demikian ini akan memberikan keuntungan pada kedua belah pihak.
Masing-masing bisa membagi lahan produksi. Jika nanti semua memproduksi
produk sejenis otomatis produk lain akan kekurangan penawaran (persediaan)
sehingga akan terjadi ketidakseimbangan pasar. Keunggulan komparatf
(Comparative Advantage) digunakan untuk menganalisa tingkat kemampuan
suatu daerah untuk memasarkan produk di luar negeri. Jadi, produsen tak perlu
lagi membandingkan potensi produk yang sama pada suatu negara dengan
negara lain. Mereka akan membandingkan potensi produk suatu negara
terhadap produk semua negara pesaing di pasar yang lebih luas. Meskipun
begitu manfaat analisa keunggulan kompetitif bagi suatu area menjadi terbatas
karena tidak semua produk yang memenuhi persyaratan tersebut. Kemampuan
memasarkan barang di pasar yang lebih luas sangat berhubungan dengan level
harga yang tren di pasar itu, dilain sisi harga-harga pada pasar tersebut
terkadang berfluktuasi.
Dengan begitu analisa keunggulan kompetitif tidak mutlak, namun juga akan
mempertimbangkan harga di pasar. Dalam analisa ini faktor harga tidak terlalu
diperhatikan karena menggunakan metoda perbandingan nilai hasil produksi.
Penggunaan analisis keunggulan komparatif ini tetap digunakan untuk
meninjau apakah sebuah produksi memiliki prospek untuk dikembangkan ke
depannya.
KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF
Terdapat beberapa kelemahan teori keunggulan komparatif, antara lain :
1. Perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja) menimbulkan
terjadinya perbedaan produktivitas ataupun perbedaan efisiensi. Akibatnya,
terjadi perbedaan harga barang sejenis diantara dua negara.
2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan
efisiensi di dua negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan
internasional karena harga barang sejenis akan menjadi sama di dua negara
3. Tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang
atau produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan
efisiensi) di kedua negara sama.
4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-
masing negara.
3.4.1. Pengecualian terhadap teori keunggulan komparatif
Terdapat suatu pengecualian terhadap hukum keunggulan komparatif.
Hal ini terjadi jika kerugian absolut (mutlak) yang dimiliki oleh suatu negara
pada kedua komoditi sama besarnya. Sebagai contoh, disajikan dalam tabel
berikut :
AMERIKA
SERIKAT
INGGRIS
GANDUM 6 3
KAIN 4 2
Apabila di Inggris dalam satu jam kerja dapat memproduksi 3 karung gandum,
maka produktivitas Inggris dalam memproduksi kain dan gandum adalah
setengahnya dari produktivitas Amerika (6 x ½ = 3). Inggris (dan Amerika)
oleh karenanya tidak akan memiliki keunggulan komparatif pada kedua
komoditi tersebut sehingga tidak akan terjadi perdagangan yang dapat
menguntungkan kedua belah pihak. Alasan mengapa terjadi hal seperti ini
adalah Amerika Serikat hanya akan melakukan perdagangan jika negara ini
dapat menukarkan 6 karung gandum dengan lebih dari 4 meter kain. Namun,
saat ini Inggris tidak akan bersedia untuk menukarkan 4 meter kain untuk
memperoleh 6 karung gandum dari Amerika Serikat karena Inggris dapat
memproduksi sendiri sebesar 6 karung gandum maupun 4 meter kain dengan
menggunakan 2 jam kerja. Dalam situasi seperti ini, tidak akan ada
perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
3.4.2. Implikasi Teori Keunggulan Komparatif
Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan
antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith
(Teori Keunggulan Mutlak), namun berbeda pada cara pengukuran
keunggulan suatu negara, yakni dilihat dari komparatif biayanya, bukan
perbedaan absolutnya. Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan
komparatif antara lain timbulnya ketergantungan dari dunia ketiga terhadap
negara-negara maju karena keterbelakangan teknologi. Fakta lain, saat ini
negara-negara maju pun bisa membuat sendiri apa yang menjadi spesialisasi
negara berkembang (misalnya pertanian) dan melakukan proteksionisme. Ahli
teknologi-produksi yang terjadi, misalnya barang-barang spesialisasi dari
Indonesia yang dijual ke Jepang akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga
dan bentuk yang lebih bagus, seperti karet menjadi ban dan juga membuat
negara-negara berkembang sulit bersaing keuntungan. Perusahaan seperti
Honda membuat bahan motor di negara-negara spesialisasi. Dengan adanya
kelemahan-kelemahan tersebut, teori ini sebenarnya hanya cocok untuk
perdagangan internasional antar negara maju. Sebenarnya melalui konteks
sejarah kita bisa mengetahui hal tersebut karena Ricardo hanya melihat Inggris
dan negara-negara maju plus Amerika Latin dalam penyusunan teorinya
tersebut. Pada masa Ricardo, belum ada pengamatan serius dan mendalam
yang mengarah pada negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar jika ketika negara-
negara di Dunia Ketiga mulai masuk dalam struktur ekonomi-politik
internasional, ada beberapa hal dari teori perbandingan komparatif Ricardo
yang menimbulkan berbagai kerugian di pihak negara-negara Dunia Ketiga.
BAB 4
TEORI MODERN DALAM EKONOMI INTERNASIONAL
4.1. TEORI PROPORSI FAKTOR PRODUKSI (HECKSCHER-OHLIN
THEORY)
Teori modern dalam perdagangan internasional muncul sebagai reaksi
terhadap teori klasik yang mendapat kritik tajam dan pukulan hebat terutama
dengan munculnya depresiasi yang cukup besar pada tahun 1930 an. Hecksher
& Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam oportunity cost suatu negara
dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi
yang dimilikinya.
Suatu negara, misalnya A, memiliki tenaga kerja yang besar dan relative
sedikit capital, maka untuk sejumlah pengeluaran uang tertentu akan
memperoleh jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada capital. Misalnya uang
Rp 100,00 dapat dibeli 20 unit tenaga atau 5 unit mesin, jadi 20 unit tenaga
sama dengan 5 unit mesin. Suatu Negara bisa memiliki lebih banyak atau lebih
sedikit masing-masing faktor ini dibanding dengan Negara lain. Bila ini terjadi
maka timbul keunggulan komperatif Negara tersebut dibidang produksi
tertentu, khususnya dibidang yang cendrung mempergunakan lebih banyak
faktor produksi yang tersedia dalam jumlah yang relative lebih banyak.
Perbedaan dalam kekayaan alam merupakan contoh yang paling jelas. Saudi
arabiah mempunyai keunggulan komparatif dalam produksi minyak bumi
kjarena sumber minyak bumi tersedia secara berlimpah disana, sedangkan di
jepang tidak. Jumlah dan macam (kualitas) tenaga kerja yang bisa
menimbulkan perdagangan, india, Indonesia, RRC mempunyai keunggulan
komperatif dalam produksi barang-barang yang padat karya, misalnya barang-
barang kerajinan, pakaian dan sebagainya. Sedangkan swiss memiliki tenaga
kerja yang sangat terampil dalam pembuatan jam. Untuk memantapkan
pengertian kita bahwa perbedaan dalam faktor endowment bisa menimbulkan
perbedaan dalam keunggulan komparatif, dan selanjutnya menimbulkan
perdagangan, kita akan menguraikan suatu kasus, yang sering disebut dengan
nama model Hecksher & Ohlin.
Dalam model Hecksher & Ohlin yang sederhana dianggap ada :
a. Dua faktor produksi yaitu tenaga kerja dan capital.
b. Dua barang yang mempunyai “ kepadatan” faktor produksi yang tidak
sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih padat capital.
c. Dua negara yang memiliki jumlah kedua faktor produksi yang berbeda
negara A memiliki lebih banyak capital daripada tenaga kerja, negara B
memiliki lebih banyak tenaga kerja daripada negara capital.
Kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan
dikemukakan beberapa asumsi yang kurang valid :
a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam
memproduksi adalah tidak valid.
b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor
produksi lebih menjadi masalah.
c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional.
d. Tempat asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam produksi suatu
komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepernuhnya berlaku banyak
negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari
impor.
4.1.1. Kesamaan Harga Faktor Produksi
Inti dari teori ini adalah bahwa perdagangan bebas cenderung mengakibatkan
harga faktor-faktor produksi sama dibeberapa negara.
4.1.2. Teori Permintaan dan Penawaran
Pada prinsipnya perdagangan antara 2 negara itu timbul karena adanya
perbedaan di dalam permintaan dan penawaran. Permintaan ini berbeda
misalnya, karena perbedaan pendapatan dan selera, sedangkan penawaran
misalnya, dikarenakan perbedaan di dalam jumlah produksi dan kualitas faktor
produksi.
4.2. TEORI SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE
THEORY)
Model siklus kehidupan produk (product life cycle atau PLC) menjelaskan
bahwa suatu produk akan mengalami tahapan-tahap : mucul, matang, dan
mati. Penggunaan model siklus kehidupan produk dalam teori perdagangan
internasional, atau yang dalam tulisan ini disebut PLC, dikemukakan oleh
Raymond Vernon, dalam tulisannya yang berjudul International Invesment
and International Trade in the Product Cycle (1966), yang dilanjutkan
pembahasannya, oleh penulis yang sama, dalam Sovereign at Bay (1971), The
Product Cycle Hypothesis in A New International Environment (1979), dan
dalam Sovereignty at Bay, Ten Years After (1981). Dalam teori PLC tahap
“mati” nya suatu produk dapat ditunda melalui perdagangan internasional dan
melalui pengembangan industri nasional menjadi industri multinasional.
Teori PLC adalah teori perdagangan internasional dinamik yang mampu
menjelaskan tentang :
a. Kenyataan pola dan arah perdagangan dunia yang terjadi, yaitu
dominasi perdagangan antar sesama negara maju yang relatif kaya akan
kapital.
b. Timbulnya perusahaan-perusahaan multinasional (MNC’s), yaitu
bagaimana perusahaan-perusahaan oligopolies mencapai kekuasaan pasar,
menghadapi persaingan dan mempertahankan serta meningkatkan pangsa
pasar, dan mencapai skala ekonomis yang esensial melalui ukuran usahanya
yang besar. Dan selanjutnya, bagaimana oligopolies mengambil keuntungan
dari investasi dasar yang telah dibuat dalam R&D, pengemasan, komunikasi,
dan teknik pemasaran, untuk memperluas operasinya ke daerah geografis baru
dengan penghematan yang besar, sehingga mampu meraih kekuatan pasar
sebagai perusahaan-perusahaan dunia.
c. Ekspansi perusahaan-perusahaan dunia para oligopolies ke LDCs.
Untuk menjelaskan perdagangan, teori PLC tidak terlalu menekankan pada
doktrin Comparative Cost seperti pada pendahulunya, klasik dan neo klasik.
Terutama pada tahap-tahap awal dari siklus kehidupan produk, tetapi lebih
pada :
1. Dorongan melakukan innovation dan invention yang ditimbulkan oleh
adanya kekuatan dan harapan di pasar.
2. Ketetapan waktu untuk melakukan innovation dan invention.
3. Arti penting komunikasi untuk memecahkan masalah terhadap
ketidakpedulian terhadap produk dan ketidakpastian teknologis.
4. Memanfaatkan skala ekonomis.
5. Strategi untuk mencapai penguasaan pasar.
Teori PLC menjelaskan macam komoditi yang diperdagangkan antar negara
maju, yaitu komoditas yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Harganya tinggi, karena pengembangannya dan penyempurnaannya
memerlukan biaya R&D yang tinggi, sehingga cenderung masuk kategori
barang mewah terutama pada tahap awal pemunculannya.
b. Merupakan barang konsumsi untuk konsumen yang berpenghasilan
tinggi.
c. Hemat tenaga kerja, atau dengan kata lain komoditi yang
memungkinkan penggantian tenaga kerja dengan kapital.
Adapun tahap-tahap dalam siklus hidup produk diantaranya :
1. Tahap perkenalan (introductions), adalah dimana barang mulai
dipasarkan dalam jumlah yang besar namun distribusi barang masih terbatas
dan laba yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth), tahap pertumbuhan adalah penjualan
dan laba mulai meningkat seiring permintaan dari masyarakat yang semakin
banyak.
3. Tahap kedewasaan (mature), adalah tahap penjualan yang meningkat
dan berada di taraf yang menetap, kemudian memproduksi model baru dan
dilakukannya berbagai usaha periklanan guna menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline), adalah adanya barang baru untuk
menggantikan barang lama dalam istilah dinilai sudah kuno, dalam arti
memperbarui barang dalam segi fungsi, efisiensi, dan spesifikasi barang
tersebut.
Kesimpulan teori PLC :
1. Teori PLC menjelaskan perdagangan dari suatu produk yang memiliki
karakteristik mewah dan hemat tenaga kerja, yang merupakan produk
perdagangan antar negara maju, untuk menjawab dominasi perdagangan antar
negara maju.
2. Pada tahap awal, sebelum produk distandarkan penentuan lokasi
produksi tidak didasarkan pada pertimbangan ongkos terkcil, melainkan lebih
pada kecepatan dan keefektifan komunikasi antar produsen-konsumen untuk
tujuan penyempurnaan dan pemantapan produk serta pemantapan pasar.
Sesudah produk mengalami masa mature, pertimbangan ongkos terkecil dalam
penentuan lokasi produksi mulai dipertimbangkan, dan pertimbangan inilah
yang menyebabkan perusahaan pionir memindahkan lokasi produknya di luar
negeri untuk menghemat biaya transportasi.
3. Penjelasan secara mekanisme anak panah dari pendapatan selera
teknologi perdagangan, dapat dilakukan dengan bantuan “hipotesa permintaan
representatif” sebagai berikut : peningkatan pendapatan per kapita menggeser
pola permintaan representative penduduk menuju barang mewah (efek engel
yang positif) menimbulkan minat produsen untuk menciptakan produk baru
yang mewah karena mengetahui adanya potensial pembeli barang mewah di
pasar mendorong diciptakannya teknologi yang semakin canggih untuk
memproduksi barang mewah tersebut laba produsen pionir meningkat menarik
pelatah masuk industri laba pionir menurun mendorong pionir untuk
mengekspor untuk mempertahankan tingkat labanya yang tinggi.
4. Pada awalnya, perdagangan dilakukan antar negara dengan pemilikan
faktor produksi dan struktur pasar yang serupa, yang menyebabkan
perdagangan terjadi antar negara maju berpendapatan per kapita tinggi yang
sama-sama relatif kaya akan kapital yang meliputi 60% dari total perdagangan
dunia (menjawab kenyataan yang tidak dapat dijawab oleh teori H-O).
5. Setelah industri perusahaan pionir mengalami masa mature, teknologi
perusahaan pionir beralih ke teknologi relatif padat tenaga kerja untuk
mengimbangi perusahaan pesaing dari negara-negara relatif kaya tenaga kerja,
yang mendorong perusahaan pionir mengalihkan lokasi produksinya ke LDCs
yang murah tenaga kerja.
6. Siklus kehidupan produk menemukan titik akhirnya pada tahap Export
Platform, yaitu setelah produk yang diproduksi di luar negeri (yang relatif
kaya tenaga kerja) oleh perusahaan pionir dipasarkan kembali di dalam negeri
perusahaan pionir (yang relatif kaya kapital) menjelaskan teori H-O, untuk
40% dari total perdagangan dunia.
7. Teori PLC mampu menjelaskan kenyataan terjadinya perdagangan
yang dinamis karena teori PLC memberi kesempatan pada setiap variabel yang
berpengaruh pada perdagangan untuk berfluktuasi secara dinamis seperti yang
senyatanya terjadi. Oleh karenanya daya penerapan teori PLC dalam
menjelaskan kenyataan perdagangan menjadi lebih luas dan fleksibel
dibanding teori perdagangan yang komparatif statik seperti pada teori H-O dan
teori klasik/neo klasik lainnya.
4.3. TEORI KEUNGGULAN KOMPETITIF
Teori keunggulan kompetitif (Competitive Advantage) atau dikenal juga
dengan keunggulan bersaing ialah kemampuan yang diperoleh sebuah
perusahaan melalui karakteristik dan sumber daya yang dimiliki untuk dapat
memiliki kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain yang ada
pada industri dan pasar yang sama. Teori ini dicetiskan oleh Michael Porter
dalam sebuah bukunya yang berjudul Competitive Advantage (1985). Teori ini
muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori keunggulan komparatif dari
Ricardo.
Michael Eugene Porter lahir pada 23 Mei 1947. Ia merupakan pengajar di
sekolah bisnis Univetsitas Harvard. Keahlian utama yang dimilikinya adalah
terutama dalam bidang manajemen strategi dan keunggulan kompetitif
perusahaan. Sepanjang karir peofesionalnya ia telah berhasil menulis berbagai
artikel dan buku dibidang manjemen. Dan yan paling terkenal diantaranya
adalah teori analisis lima kekuatan porter-nya (Porter Five Focus
Analysis). Teori keunggulan kompetitif pertama kali dimunculkan konsepnya
oleh Michael Porter melalui bukunya yang berjudul Competitive Advantage:
Creating and Sustaining Superior Performance.”Pada tahun 1980 Porter telah
terlebih dahulu memperkenalkan istilah ini melalui bukunya. Dengan judul
“Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors
“. Dalam buku ini ia mengusulkan strategi generik untuk keunggulan
kompetitif sebagaimana teori perdagangan internasional moderen . Kemudian
baru pada tahun 1985 ia memberikan gambaran menganai keunggulan
kompetitif sebagaimana pernyataannya dibawah ini :
“Keunggulan kompetitif adalah jantung dari kinerja perusahaan dalam pasar
yang kompetitif … Keunggulan kompetitif adalah tentang bagaimana sebuah
perusahaan benar-benar menempatkan strategi-strategi generik ke dalam
praktik.”
Era globalisasi membawa dampak kepada semakin meluasnya persaingan di
pasar global dan juga sebagai contoh teori permintaan. Hal ini, tentu
menimbulkan persaingan yang ketat bagi para pelaku pasar di sektor ekonomi.
Dalam hal ini, tentunya dibutuhkan nilai jual lebih agar tentunya dapat
merebut perhatian dari pasar internasional. Dalam hal ini, Porter menuatakan
bahwa salah satu cara untuk memenangkan persaingan tersebut adalah dengan
memiliki keunggulan kompetitif. Pendapat ini semakin dikuatkan oleh
pendapat Day & Wensley (1988), keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
merupakan salah satu bentuk dari strategi bagi para aktor ekonomi untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lebih lanjut dijelaskan oleh
Ferdinand, menyatakan bahwa pada pasar yang kompetitif, kemampuan aktor
menghasilkan kinerja, terutama kinerja dalam sektor keuangan sangat
tergantung kepada derajat kompetitifnya sebagimana teori ekspor menurut
para ahli . Pelaku ekonomi yang dikatakan memiliki keunggulan kompetitif
ketika pelaku ekonomi tersebut memiliki sesuatu yang tidaka dimiliki
pesaing. Dapat melakukan sesuatu dari pelaku ekonomi lain atau
kemamampuan dalam memproduksi produk yang lebih baik.Memfokuskan
diri untuk keunggulan kompetitif yang dimiliki dapat dilakukan dengan cara
efektivitas operasional. Operational effectivitas jika dikombinasikan dengan
strategi yang tepat adalah jalan untuk mencapai kinerja yang unggul. Sehingga
dengan memaksimalkan keunggulan tersebut akan tercapailah keunggulan
kompetitif yang diharapkan. Efektivitas operasional membuat kita untuk
menampilkan sesuatu yang dapat baik dari pesaing. Hal ini dapat dilakukan
melalui pemanfaatan input, misalnya dengan cara mengurangi cacat pada
produk atau membuat lebih cepat produk dan yang . Efektivitas operasional
menginginkan kita untuk menampilkan sesuatu yang lebih baik dari lawan.
Hal ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan input, misalnya dengan cara
mengurangi cacat pada produk atau membuat lebih cepat produk dan lebih
baik simak juga teori perdagangan internasional menurut para ahli.
Kombinasi antara stategi dan efektifitas operasional akan dapat memberikan
keuntungan bagi pelaku ekonomi. Keunggulan kompetitif merupakam istilah
yang dipakai oleh perusahaan yang berskala besar, sehingga tentunya hal ini
merupakan hal utama yamg harus dimiliki untuk bisa bersaing di pasar
internasional simak juga faktor penyebab inflasi. Sebagaimana kita tahu
bahwa bukan bisnis namanya jika tidak mengenal yang namanya persaingan.
Persaingan dalam bisnis merupakan hal yang sudah biasa. Terutama bagi
mereka yang menjual produk yang sejenis atau produk yang dapat
mengantikannya atau subtitisinya.
Sebagai contoh, perusahaan minuman kopi akan mendapatkan persaingan
perusahaan yang memproduksi minuman teh, begitupula sebaliknya.
Persaingan ini disebut Porter sebagai persaingan bentuk. Semakin banyak
perusahaan yang bermain di bidang yang sama maka persaingan yang
ditimbulkan juga akan semakin besar. Kompetitif advantage harus dimiliki
perusahaan tersebut agar dapat menjadi market leader bagi usaha sejenisnya.
Namun, maskipun sudah menjadi market leader suatu ketika anda akan tetap
didatangi oleh pesaing yang lain. Jika tidak meningkatkan atau
mempertahankan keunggulan kompetitifnya maka status market leader tidak
akan bisa dipertahankan.
Michael E. Porter memaparkan lima kekuatan strategi bisnis yang sangat
menjadi penentu dan menjadi daya tarik pasar. Kelima strategi tersebut akan
dibahas dalam poin dibawah ini :
1. Ancaman Pendatang Baru
Dalam sebuah industri, tentu kesulsesan sebuah perusahaan akan memicu
timbulnya perusahaan lain yang notabene ikut-ikutan atau ingin beradu
peruntungan. Kondisi ini akan bisa menjadi sebuah ancaman jika dari awal
tidak dilakukan persiapan. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan
terus meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki industri anda.
Inovasi produk dan harga bukan menjadi satu-satunya cara namun, harus ada
cara yang lebih kreatif lagi. Misalnya dengan pemberian diskon atau bonus
menarik kepada member sehingga hal ini akan mengunci konsumen tidak
pindah ke lain hati simak juga dampak inflasi.
2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power Of
Supplier)
Akan menjadi sebuah ancaman bagi anda jika mengambil konsekuensi untuk
mendapatkan supplier barang yang sama dengan pesaing sebagaimana ciri-ciri
ekonomi konvensional . Apalagi jika sampai pihak pesaing mendapatkan
harga yang lebih murah ketimbang anda. Oleh karena itu, jalin hubungan yang
baik dengan supplier agar integeritas antara anda dan supplier dapat terjaga
dengan baik. Hubungan yang baik ini, tentu akan sangat berdampak positif
bagi bisnis anda.
3. Ancaman Produk Pengganti / Subtitusi
Barang substitusi meskipun memiliki bentuk yang berbeda, namun jika
memilki fungsional yang sama dan harganya lebih murah tentu tidak menutup
kemungkinan konsumen akan lebih memilih barang tersebut. Berbeda halnya
jika barang yang anda produksi memiliki compwtitif advantage, maka nilai
tambah dari barang tersebut akan meningkat dan memiliki daya tawar lebih
tinggi. Nilai tambah dan keunggulan lain produk anda ini akan dapat membuat
pelanggan menjadi puas dan enggan memilih produk lainnnya.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargainig Power Of Buyer)
Dalam hal ini, anda harus benar-benar memperhatikan strategi marketing yang
digunakan. Metode marketing harus benar-benar efektif untuk membuat
konsumen memilih hanya kepada produk anda. Hal yang dapat dilakukan
adalah dengan membina hubungan baik dengan konsumen (after sales).
Melakukan edukasi terhadap produk hingga konsumen jelas dan tentu
membuat konsumen meletakkan kepercayaannya pada kita. Jangan memberi
jarak dengan konsumen, semakin anda dekat maka merek juga akan semakin
nyaman. Tentunya hal ini akan berdampak positif pada usaha kita.
5. Persaingan Kompetitif Diantara Anggota Industri
Sebagai sebuah perusahaan besar tentunya tidak menutup kemungkinan akan
adanya pesaing dari perusahaan yang bergerak di sektor yang sejenis.
Keunggulan kompetitif bukan hanya terbatas pada perbedaan brand, inovasi,
dan cara pemasaran. Tetapi dari segi nilai dan kemanfaatan harus lebih dapat
dirasakan pelanggan. Terlebih lagi, hal ini akan membuat bisnis anda semakin
matang dan kuat.
Teori keunggulan kompetitif dan penjabarannya, tentu menjadi sumber kajian
dan referensi bagi anda untuk dapat meningkatkan pengetahuan anda
mengenai teori ini. Dengan memperdalam teori ini, maka kita akan dapat lebih
memahami mengenai bagaimana cara mengoptimalkan keunggulan kompetitif
untuk bisa menembus pasar global. Tentunya akan dapat memberikan
keuntungan yang maksimal bagi usaha anda. Semoga artikel ini dapat
bermanfaat.
4.4. OFFER CURVE/RECIPROCAL DEMAND (OC/RD) THEORY
Teori Offer Cuerve ini diperkenalkan oleh dua ekonom Inggris yaitu Marshall
dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan
kesediaan suatu negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan
barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. Kelebihan dari offer curve
yaitu masing-masing negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga
faktor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan
harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan
comparative advantage dan pola perdagangan (trade patern) suatu negara.
Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang
senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori
perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer
Curve.
BAB 5
KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL, KEBIJAKAN
TARIF
7.1 KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL
7.1.1 Pengertian
KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau
kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada
perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya
berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan
pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh
terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya
kebijaksanaan moneter dan fiskal.
Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional
adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
7.1.2 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah
terhadap rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari
neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor impor barang &
jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade
agreement dll.
Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan
pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran
internasional yang berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional.
misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau
pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah
yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg
bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer
terhadap negara lain.
7.1.3 Tujuan Kebijakan Internasional
1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh
negara lain baik pengaruh ekonomi, politik dan militer.
2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan
internasional suatu akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari
terjadinya spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu
negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea,
Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau
dikurangi. .
3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah
untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry),
dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang
semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan
barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas
kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping.
4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of
Payment=BOP); negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta
asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi dalam
negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran.
Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit
memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya
misalnya pengawasan devisa (exchange control) tidak hanya lalu lintas barang
dan jasa tetapi juga modal.
5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai
tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:
 Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai
berjalan (Infant Industries).
 Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan
mendorong impor barang barang yang esensial.
 Mendorong ekspor dll.
7.2 MACAM-MACAM RESTRIKSI DALAM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
7.2.1 Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang
yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu
cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak
selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa
karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan
Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff
adalah jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.
Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi
industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan
barang impor yang terkena tarif.
7.2.2 Tarif digolongkan menjadi:
Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang
keluar dari custom area suatu Negara yang memungut pajak. Custom
Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak
dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas
wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan
keharusan.Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara.
Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area lebih sempit
daripada batas wilayah suatu Negara.
Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa
barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-
barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa
Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
7.2.3 Pembedaan tariff menurut jenisnya
Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap
ukuran fisik daripada barang.
Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem.
System tarif:
Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan
Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan
Negara lain disebut conventional tariff.
Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi
sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini
dinamakan “general and conventional form”.
Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column
tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-
negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan
nama “preferential system”.
7.2.4 Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut.
Beberapa macam efek tariff tersebut adalah:
 efek terhadap harga (price effect)
 efek terhadap konsumsi (consumption effect)
 efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
 efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
7.2.5 Effective rate of protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan
tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga
kurva penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan
tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate
of protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi
tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan
tariff, maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin
tinggi.
Alasan pembebanan tariff
 Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
 Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan
impornya melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan
untuk mengimpor, ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor
menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan
kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila
Negara itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata
lain, kalau permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis;
makin inelastis permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi
monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective.
BAB 6
PENUTUP
KESIMPULAN
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas adalah
tindakan/kebijaksanaan ekonomi pemerintah, yang secara langsung dari pada
perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijakan ini tidak hanya berupa
tarif,kuota dan sebagainya, tetapi juha meliputi kenijaksamaam pemerintah
dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap
perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal Sedangkan definisi yang lebih sempit
kebijaksanaan nya adalah tindakan/ekonomi pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
Dari pengertian di atas Kebijakan Ekonomi Internasional sangat
berpengaruh kepada hubungan dagang internasional. Tujuan di adakannya
kebijakan ekonomi internasional di antaranya Autarki, Kesejahteraan,
Proteksi, Keseimbangan neraca pembayaran dan pembangunan ekonomi agar
hubungan perdagangan internasional semakin baik. Dari peraturan-peraturan
yang ada alangkah baiknya dapat di ikuti dan di terapkan agar perekonomian
kita semakin maju dan berkembang.
Daftar pustaka
Afin, Rifai & Nur Alfillail Oktarani. 2008. Perdagangan Internasional, Investasi Asing,
dan Efisiensi Perekonomian Negara-negara ASEAN. Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan
Boediono. 2000. Synopsis pengantar ilmu ekonomi No.3 Ekonomi Internasional Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM
Dachliani, Diesy. 2006. Permintaan Impor Gula Indonesia Tahun 1980-2003. Tesis
pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Hady,Hamdy. 2001. Teori Kebijakan Perdagangan Ekonomi Internasional. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Lindert, Peter H. 2003. Voice And Growth. Journal Of Economic History, 6(2), pp: 315
Mankiw, Gregory N. 2003. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Simorangkir, O. P. 1985. Kamus Perbankan. Jakarta: Bina Aksara.
Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional.Munandar dan Sumiharti [penerjemah].
Jakarta: Erlangga.
Sukirno. 2011. Makroekokonomi: TeoriPengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca pembayaran Cetakan 1.
Jakarta Pustaka: LP-FEUI.

More Related Content

What's hot

Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalciciliya11
 
Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSRidick Ridick
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalNenta1005
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2ciciliya11
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalMontisa Rizki
 
Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalYulinar Gitaningrum
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalAnisa Emas
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasionalyeniok11
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalherlina lina
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Universitas Bina Bangsa
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalherlina lina
 
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi globalGlobalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi globalSiti Zuariyah
 
Globalisasi ekonomi lengkap
Globalisasi ekonomi lengkap Globalisasi ekonomi lengkap
Globalisasi ekonomi lengkap Namaku Merah
 
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi agustinvidya
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Vera Handayani
 

What's hot (20)

Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTS
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2
 
Resume I
Resume IResume I
Resume I
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi Internasional
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Makalah tugas 1
Makalah tugas 1Makalah tugas 1
Makalah tugas 1
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
 
Resume 1
Resume 1Resume 1
Resume 1
 
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi globalGlobalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
Globalisasi ekonomi dan perkembangan ekonomi global
 
Globalisasi ekonomi lengkap
Globalisasi ekonomi lengkap Globalisasi ekonomi lengkap
Globalisasi ekonomi lengkap
 
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
makalah perekonomian indonesia dalam era globalisasi
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
 

Similar to EKOINTERNASIONAL

Resume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasionalResume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasionalDikiSupriadi3
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalIkaYulianti4
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1Rahmi Putrhii II
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...erika herawati
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosarosa wati
 
Globalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiGlobalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiMujiono Tdl
 
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)endah dwis
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalWarsih acih
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Deska13
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7adeimallia
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalNurmalaSari52
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalnova santi
 
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsEkonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsIntan Kurniasari
 

Similar to EKOINTERNASIONAL (17)

Resume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasionalResume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosa
 
BMP ESPA4226
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226
 
Globalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiGlobalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomi
 
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsEkonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

EKOINTERNASIONAL

  • 1. RESUME EKONOMI INTERNASIONAL Dosen : Bapak Ade Fauji, SE, MM. Disusun oleh : Nama : Indra Muhammad NIM : 11150135 Kelas : 6L MKP UNIVERSITAS BINA BANGSA Jalan Raya Serang - Jakarta, KM, 03 NO 1 B (Pakupatan) Serang-Banten, Indonesia No Telpon/HP : 0254-220158 Fax : 0254-220157 Email : universitas@binabangsa.ac.id
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekonomi Internasional”. Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, junjungan umat Islam, pembawa kebenaran di muka bumi. Terima kasih kepada Bapak Ade Fauji, SE, MM. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Internasional yang telah memeberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan makalah ini. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Internasional. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang Ekonomi Internasional. Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, penulis sangat berharap agar makalah ini dapat membantu dalam proses belajar serta memahami lebih jauh mengenai masalah Ekonomi Internasional. Sekian dan terima kasih. Serang, 26 Maret 2018
  • 3. BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN Ekonomi Internasional adalah suatu cabang yang berasal dari ilmu ekonomi, yang mempelajari dan menganalisis mengenai transaksi serta permasalahan ekonomi secara internasional (eksport dan import) yang meliputi perdagangan, keuangan, atau moneter maupun organisasi ekonomi (organisasi swasta maupun pemerintah) dan kerjasama antar negara. Atau definisi ekonomi internasional lainnya adalah suatu ilmu yang membahas mengenai akibat saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di dunia, baik itu dari segi perdagangan maupun dari segi pasar kredit internasional. Maka di dalam ekonomi internasional permasalahan utama yang dihadapi umumnya sama dengan ekonomi yang lain, yaitu masalah mengenai kelangkaan barang maupun masalah pilihan barang, yang diartikan produk ialah barang maupun jasa yang dihasilkan atau dibutuhkan oleh manusia. Pentingnya studi ekonomi internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu : a. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi. b. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan Multi Nasional. c. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan : produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal. Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat penting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
  • 4.
  • 5. 1. A. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Ekonomi International 1. pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Dalam Segi Ilmiah Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan pada kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa 2. Dalam Segi Praktisnya Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara yang satu dengan Negara yang lain 1. Tujuan Ekonomi International Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan international dengan perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah ini : 1. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dsb 2. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar 3. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural 1. Ruang Lingkup 1. Teori dan kebijakanPerdagangan International
  • 6. 2. Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International 3. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International 4. Perusahaan International dan Bisnis International 1.1. PERDAGANGAN INTERNASIONAL Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), individu dengan pemerintah negara lain, atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lainnya. Dibanyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun, perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional. 1.2. MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL Menurut Sadono Sukirno manfaat perdagangan internasional antara lain sebagai berikut : 1. Memperoleh barang yang tidak terdapat di negeri sendiri Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut antaranya : kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek, dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. 2. Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesin (alat-produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
  • 7. perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk itu ke luar negeri. 3. Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. BAB 2 KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 2.1. KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan (Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri. Masyarakat di suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan antar negara. Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya
  • 8. (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2011). Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari produksi dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai proses tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik). Manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain :  Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta bagaimana efek terhadap struktur perekonomian suatu negara.  Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan international tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau perdagangan timbul karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut (Boediono, 2000). Berikut adalah beberapa teori yang berkaitan dengan adanya perdagangan internasional : 1. Teori Merkantilisme Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak
  • 9. mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata internasional dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara (Hady, 2001). 2. Teori Heckscher-Ohlin (H-O) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
  • 10.  Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.  Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut: Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. 1. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing- masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya. 2. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. 3. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya. 4. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena
  • 11. menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan internasional (Lindert, 2003). 3. Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus) Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus, perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada di dalam negeri. 4. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul “Principles of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang- barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh keuntungan. Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara, (2) barang- barang yang diperdagangkan hanya dua jenis, (3) perdagangan dilakukan secara bebas, (4) tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya produksi
  • 12. dianggap tetap, (6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi. BAB 3 TEORI PRA KLASIK DAN KLASIK DALAM EKONOMI INTERNASIONAL 3.1. TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME Merkantilisme adalah paham yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyaknya sebagai standard dan ukuran kekayaan, kesejahteraan, dan kekuasaan yang dimiliki negara tersebut. Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap negara jika ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan negara lain. Sumber kekayaan negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk emas ataupun perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain : Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda. 3.2. LATAR BELAKANG MUNCULNYA MERKANTILISME Ada beberapa latar belakang munculnya paham Merkantilisme yaitu sebagai berikut :  Munculnya negara-negara merdeka di Eropa seperti : Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Belanda.  Negara tersbut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya.  Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
  • 13.  Ditetapkannya logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu negara.  Dibuka jaringan perdagangan, diadakannya pelayaran serta eksploitasi ke wilayah-wilayah baru. Selain itu, ada beberapa kebijakan dalam pelaksanaan dan perencanaan ekonomi merkantilisme, dan kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :  Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya  Meningkatkan perdagangan luar negeri  Mengembangkan industri berorientasi ekspor  Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri  Melibatkan negara sebagai pengawas perekonomian  Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk yang sangat tinggi  Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu negara meng ekspor lebih dari negara lain. Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis adalah sebagai berikut :  Suatu negara akan kuat apabila ekspor lebih besar dari impor  Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan dibayar dengan logam mulia (emas atau perak). Dengan demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.  Pada waktu logam mulia digunakan sebagai alat pembayaran sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat.  Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.  Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas perdagangan luar negeri diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika dan Asia. David Hume (1711-1776) dalam teorinya sangat memperhatikan faktor keadilan, beranggapan bahwa ketidakadilan akan memperlemah suatu negara.
  • 14. Setiap warga negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya. Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di distribusikan kepada kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut. Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal : “Price Specie- flow Mechanism”, David Hume presented a reasonably complete description of interrelationship between a country’s balance of trade, the ,quantity of money and the general level of prices. In international trade theory this has become known as the price spice-flow mechanism. Dalam teori ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu negara. 3.3. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN MUTLAK Teori keunggulan mutlak / absolut menurut Adam Smith bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produk lebih baik dari negara lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang memiliki kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut secara efisien. Ada beberapa faktor asumsi dari teori keunggulan mutlak/absolut ini antara lain : 1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja 2. Kualitas yang diproduksi kedua negara sama 3. Pertukaran yang diproduksi secara barter tanpa mengeluarkan uang 4. Biaya ditanspor ditiadakan Teori keunggulan mutlak/absolut adalah situasi ekonomi di mana penjual mampu menghasilkan jumlah yang lebih tinggi dari produk yang diberikan, saat menggunakan jumlah yang sama sumber daya yang digunakan oleh pesaing untuk menghasilkan jumlah yang lebih kecil. Hal ini dimungkinkan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan lebih efisien juga memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan lebih, dengan asumsi bahwa
  • 15. semua unit yang diproduksi dijual. Biaya juga merupakan faktor yang terlibat dalam menentukan apakah keuntungan absolut ada. Ketika itu adalah mungkin untuk memproduksi lebih banyak produk dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, ini biasanya diterjemahkan ke dalam biaya produksi yang lebih rendah per unit. Bahkan dengan asumsi bahwa produsen menjual setiap unit dengan biaya sedikit di bawah kompetisi, hasil akhir masih harus keuntungan yang lebih tinggu pada setiap unit yang dijual. Teori keunggulan mutlak/absolut lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter, sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengahasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of Value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja bebas. Namun teori itu mempunyai dua manfaat : pertama, memungkinkan kita dengan secara sederhana menjelaskan tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran. Kedua, mekipun pada teori-teori berikutnya (teori modern) kita dapat menggunakan teori nilai kerja, namun prinsip teori ini tidak bisa ditinggalkan (tetap berlaku). Menurut beliau bahwa perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi agar produktivitas tenaga kerja bertambah karena dengan adanya spesialisasi akan meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Disamping itu, beliau juga menitik beratkan pada luasnya pasar. Pasar yang sempit akan membatasi spesialisasi (Devition of Labour) oleh karena itu pasar harus seluas mungkin supaya dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan internasional menarik perhatian. Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri dari pasar luar negeri dan pasar dalam negeri. Prinsip Adam Smith mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingkat investasi G=f(I).
  • 16. Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide sebagai berikut : 1. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) Dalam Menghasilkan Sejenis Barang. Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak. 2. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi. Dengan adanya spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi yang memiliki keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang. Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap suatu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain. Pandangan Adam Smith (1723-1790) atas konsep nilai dibedakan menjadi 2 yaitu nilai pemakaian dan nilai penukaran. Hal ini menimbulkan paradok nilai, yaitu barang yang mempunyai nilai pemakaian (nilai guna yang sangat tinggi, misalnya air dan udara, tetapi mempunyai nilai tukar yang sangat rendah. Bahkan bisa dikatakan tidak mempunyai nilai penukaran. Sedangkan di sisi lain barang yang nilai gunanya sedikit tetapi dapat memiliki nilai penukaran yang tinggi, seperti berlian). Hal ini baru diselesaikan oleh jaran nilai subyektif.
  • 17. Mangsudi (2006) menjelaskan bahwa teori keunggulan absolut dari Adam Smith mempunyai kelemahan-kelmahan sebagai berikut : 1. Teori keunggulan absolut tidak menjelaskan dengan mekanisme apa dunia memperoleh keuntungan serta output dan bagaimana dibagikan di antara para penduduk masing-masing negara 2. Dalam model teori keunggulan absolut tidak menjelaskan bagaimanaa jikalau negara yang satu sudah mengadakan spesialisasi sedangkan yang lain masih memproduksikan kedua produk 3. Bahwa labour productivity berbeda-beda 4. Bahwa Adam Smith tak terpikirkan adanya negara negara yang sama sekali tidak memiliki keunggulan absolut. Contoh : Indonesia dan India memproduksi dua jenis komoditi yaitu pakaian dan tas dengan asumsi (anggapan) masing-masing negara menggunakan 100 tenaga kerja untuk memproduksi kedua komoditi tersebut. 50 tenaga kerja untuk memproduksi pakaian dan 50 tenaga kerja untuk memproduksi tas. Hasil total produksi kedua negara tersebut yaitu : Produk Indonesia India Pakaian 40 unit 20 unit Tas 20 unit 30 unit Berdasarkan informasi di atas, Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dibandingkan dengan India, karena 50 tenaga kerja di Indonesia mampu memproduksi 40 unit dan India hanya bisa memproduksi 20 unit. Sedangkan India memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi tas karena India bisa membuat 30 tas, Indonesia hanya 20 tas. Jadi Indonesia mimiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dan India memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tas. Apabila Indonesia dan India melakukan spesialisasi produksi, hasilnya akan sebagai berikut :
  • 18. Produk Indonesia India Pakaian 80 unit 0 unit Tas 0 unit 60 unit Dengan melakukan spesialisasi hasil produksi semakin meningkat. Karena Indonesia dan India memindahkan tenaga kerja dalam produksi komoditi yang menjadi spesialisasi. Sebelum spesialisasi, jumlah produksi sebanyak 60 unit pakaian dan 50 unit tas. Tetapi setelah spesialisasi, jumlah produksi meningkat menjadi 80 unit pakaian dan 60 unit tas. Jadi keunggulan mutlak terjadi apabila suatu negara dapat menghasilkan komoditi-komoditi tertentu dengan lebih efisien, dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain. 3.4. TEORI KLASIK : KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE) Pengertian keunggulan komparatif (comparative advantage) adalah sebuah kegiatan ekonomi yang ditinjau secara perbandingan lebih memberikan keuntungan bagi pengembangan daerah tersebut. Teori ini dikembangkan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain, misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju. Keunggulan komparatif (Comparative Advantage) adalah keuntungan atau keunggulan yang diperoleh suatu negara dari melakukan spesialisasi produk terhadap suatu barang yang memiliki harga relatif (relative price) yang lebih rendah dari produksi negara lain. Atau, dengan kata lain suatu negara hanya akan mengekspor barang yangg mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan antar negara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.
  • 19. Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan perdagangan menjadi dua keadaan yaitu : 1. Perdagangan dalam negeri 2. Perdagangan luar negeri Menurut Ricardo, keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar biaya tenaga kerja, karena adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki biaya tenaga kerja yang paling kecil. Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau biaya mutlak. Karena faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan. Teori keunggulan komparatif ini berlandaskan pada asumsi : 1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya. 2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang 3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran 4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti sekala produksi tidak berpengaruh 5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu, suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi. David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam
  • 20. memproduksi kedua jenis barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional yang saling menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asalkan negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain. Dengan kata lain, setiap negara akan memperoleh keuntungan jika masing- masing melakukan spesialisasi pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih mahal. Ini menjelaskan bahwa mengapa suatu negara yang memiliki sumber daya yang sangat lengkap, negara tersebut memilih mengimpor atau mengekspor daripada memproduksi untuk digunakan sendiri. Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam memproduksi kedua jenis komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor barang yang memiliki kerugian absolut lebih kecil (ini merupakan komoditi dengan keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih besar (komoditi ini memiliki kerugian komparatif). Teori yang dikemukakan oleh kaum klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini : a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara b. Tidak ada perubahan teknologi c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja d. Ongkos produksi dianggap konstan e. Ongkos transportasi diabaikan (=0) f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui batas negara g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar faktor produksi h. Distribusi pendapatan tidak berubah i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter. Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa asumsi, yaitu : 1. Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional 2. Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan
  • 21. 3. Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga kerja) 4. Skala produksi bersifat “constant return to scale” , artinya harga relatif barang-barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi. 5. Berlaku labour theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilai atau harga dari suatu barang atau komoditi dapat dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang tersebut 6. Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam pemasaran. Selain itu, David Ricardo (1772-1823) juga menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki kegunaan. Dengan demikian suatu barang dapa ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. Contoh Bentuk Kegiatan Perdagangan Berdasarkan Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) Berikut ini tabel berdasarkan keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh David Ricardo : Tabel Hasil Kerja Satu Orang Per Hari Negara Produksi Produksi
  • 22. lain anggur Inggris 40yard 30botol Portugal 50yard 75botol Dari tabel di atas dapat dilihat ternyata Inggris tidak memiliki keunggulan mutlak baik dalam produksi kain maupun produksi anggur, tetapi menurut David Ricardo antara Inggris dan Portugal tetap bisa melakukan perdagangan yang saling menguntungkan dengan cara membandingkan biaya relatif masing-masing produk. Berdasarkan perhitungan efisiensi biaya relatif, terbukti bahwa : - Inggris memiliki keunggulan komparatif pada produksi lain. - Portugal memiliki keunggulan komparatif pada produksi anggur. Perhitungan tabel : - Di Inggris, 1 yard kain = 0,75 anggur (30 botol : 40 yard ) yang ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga kain di Portugal yaitu 1 yard kain = 1,5 anggur (75 botol : 50 yard). - Di Portugal, 1 botol anggur = 0,67 yard kain (50 yard : 75 botol), yang ternyata lebih murah dibandingkan dengan harga anggur di Inggris yaitu 1 botol anggur = 1,33 yard kain (40 yard : 30 botol). Perhitungan Keuntungan : 1. Inggris Spesialisasi Produk Kain Data Dasar Tukar Kain Negar a Produ ksi kain Produ ksi anggur DTD N Inggri s 40 yard 30 botol 1 yard kain =
  • 23. Keuntungan Inggris menjual kain ke Portugal : - DTLN (Portugal) : 1 yard kain = 1,5 botol anggur - DTDN (Inggris) : 1 yard kain = 0,75 botol anggur - Keuntungan Inggris menjual 1 yard kain adalah sebanyak 0,75 botol anggur 2. Portugal Spesialisasi Produk Anggur Data Dasar Tukang Anggur Negar a Produ ksi kain Produ ksi anggur DTD N Inggri s 40 yard 30 botol 1 botol angg ur = 40/3 30/4 0 = 0,75 botol angg ur Portu gal 50 yard 75 botol 1 yard kain = 75/5 0 = 1,5 botol angg ur
  • 24. 0 = 1,33 yard kain Portu gal 50 yard 75 botol 1 botol angg ur = 50/7 5 = 0,67 yard kain Keuntungan Portugal menjual anggur ke Inggris : - DTLN (Inggris) : 1 botol anggur = 1,33 yard kain - DTLN (Portugal) : 1 botol anggur = 0,67 yard kain - Keuntungan Portugal menjual 1 botol anggur adalah sebanyak 0,67 yard kain Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa spesialisasi kain di Inggris 1 yard kain = 0,75 anggur, sedangkan di Portugal 1 yard kain = 1,5 anggur. Jika Inggris menukarkan kain dengan anggur di Portugal, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,75 anggur yang diperoleh dari (1,5 anggur – 0,75 anggur = 0,75 anggur). Sementara untuk spesialisasi di Portugal 1 botol anggur =0,67 yard kain, sedangkan di Inggris 1 botol anggur = 1,33 yard kain. Jika Portugal menukarkan anggur dengan kain, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,67 yard yang diperoleh dari (1,33 yard – 0,67 yard = 0,67 yard). Pada contoh berikut, dipakai perbedaan nilai tambah. Artinya di sini telah tercakup seluruh biaya produksi dan harga jual oleh petani. Misalnya dua provinsi yang berdekatan Sumatera Barat dan Jambi yang sama-sama sebagai produsen (penghasil) kelapa dan karet. Pada tingkat produksi sekarang nilai tambah petani per hektar dalam satu tahun di kedua provinsi tersebut dirata- ratakan sebagai berikut : -Kelapa Sumatera Barat Rp 550.000,- dan Jambi Rp 700.000,-
  • 25. -Karet Sumatera Barat Rp 400.000,- dan Jambi Rp 600.000,- Dari uraian di atas, petani Sumatera Barat akan memperoleh penghasilan yang lebih rendah dibanding petani Jambi, tidak peduli apa jenis produksi yang ditanamnya, kelapa ataupun karet. Ini disebabkan mungkin posisi Jambi lebih strategis dan dekat dengan pasar konsumen. Kejadian ekonomi seperti ini tidak bisa dielakan oleh petani Sumatera Barat. Namun, disisi ekonomis mereka harus bisa menentukan jenis komoditi yang bisa dikembangkan. Ini akan berguna untuk meningkatkan harga jual dan pendapatan mereka sendiri. Secara matematis sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : Untuk tanaman kelapa, petani Sumatera Barat mendapatkan keunggulan, 550.000 ----------- x100% = 78,6% dari petani Jambi. 700.000 Untuk tanaman karet, perani Sumatera Barat, 400.000 ----------- x100% = 66,7% dari petani Jambi. 600.000 Dari perhitungan di atas terlihat petani Sumatera Barat akan lebih diuntungkan jika mereka memproduksi kelapa, dibandingkan karet. Karena keunggulan mereka bernilai 78,6% dibandingkan dengan keunggulan pada karet (66,7%). Hal ini berlaku bila hingga pada limit perluasan produksi padi tidak menambah biaya produksi secara signifikan. Perlu diperhatikan bahwa dengan perluasan area produksi, juga harus menyesuaikan dengan permintaan pasar. Jika produksii nantinya berlimpah maka harga juga akan turun. Sementara untuk petani Sumatera Utara akan lebih baik memproduksi karet. Ini terlihat dari rendahnya presentase saing dari Sumatera Barat. Dengan demikian ini akan memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. Masing-masing bisa membagi lahan produksi. Jika nanti semua memproduksi produk sejenis otomatis produk lain akan kekurangan penawaran (persediaan) sehingga akan terjadi ketidakseimbangan pasar. Keunggulan komparatf (Comparative Advantage) digunakan untuk menganalisa tingkat kemampuan suatu daerah untuk memasarkan produk di luar negeri. Jadi, produsen tak perlu
  • 26. lagi membandingkan potensi produk yang sama pada suatu negara dengan negara lain. Mereka akan membandingkan potensi produk suatu negara terhadap produk semua negara pesaing di pasar yang lebih luas. Meskipun begitu manfaat analisa keunggulan kompetitif bagi suatu area menjadi terbatas karena tidak semua produk yang memenuhi persyaratan tersebut. Kemampuan memasarkan barang di pasar yang lebih luas sangat berhubungan dengan level harga yang tren di pasar itu, dilain sisi harga-harga pada pasar tersebut terkadang berfluktuasi. Dengan begitu analisa keunggulan kompetitif tidak mutlak, namun juga akan mempertimbangkan harga di pasar. Dalam analisa ini faktor harga tidak terlalu diperhatikan karena menggunakan metoda perbandingan nilai hasil produksi. Penggunaan analisis keunggulan komparatif ini tetap digunakan untuk meninjau apakah sebuah produksi memiliki prospek untuk dikembangkan ke depannya.
  • 27. KELEMAHAN DARI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF Terdapat beberapa kelemahan teori keunggulan komparatif, antara lain : 1. Perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja) menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas ataupun perbedaan efisiensi. Akibatnya, terjadi perbedaan harga barang sejenis diantara dua negara. 2. Jika fungsi faktor produksi (tenaga kerja) atau produktivitas dan efisiensi di dua negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena harga barang sejenis akan menjadi sama di dua negara 3. Tidak dapat dijelaskan mengapa terjadi perbedaan harga untuk barang atau produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) di kedua negara sama. 4. Adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing- masing negara. 3.4.1. Pengecualian terhadap teori keunggulan komparatif Terdapat suatu pengecualian terhadap hukum keunggulan komparatif. Hal ini terjadi jika kerugian absolut (mutlak) yang dimiliki oleh suatu negara pada kedua komoditi sama besarnya. Sebagai contoh, disajikan dalam tabel berikut : AMERIKA SERIKAT INGGRIS GANDUM 6 3 KAIN 4 2 Apabila di Inggris dalam satu jam kerja dapat memproduksi 3 karung gandum, maka produktivitas Inggris dalam memproduksi kain dan gandum adalah setengahnya dari produktivitas Amerika (6 x ½ = 3). Inggris (dan Amerika) oleh karenanya tidak akan memiliki keunggulan komparatif pada kedua komoditi tersebut sehingga tidak akan terjadi perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Alasan mengapa terjadi hal seperti ini adalah Amerika Serikat hanya akan melakukan perdagangan jika negara ini
  • 28. dapat menukarkan 6 karung gandum dengan lebih dari 4 meter kain. Namun, saat ini Inggris tidak akan bersedia untuk menukarkan 4 meter kain untuk memperoleh 6 karung gandum dari Amerika Serikat karena Inggris dapat memproduksi sendiri sebesar 6 karung gandum maupun 4 meter kain dengan menggunakan 2 jam kerja. Dalam situasi seperti ini, tidak akan ada perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. 3.4.2. Implikasi Teori Keunggulan Komparatif Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith (Teori Keunggulan Mutlak), namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat dari komparatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya. Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan komparatif antara lain timbulnya ketergantungan dari dunia ketiga terhadap negara-negara maju karena keterbelakangan teknologi. Fakta lain, saat ini negara-negara maju pun bisa membuat sendiri apa yang menjadi spesialisasi negara berkembang (misalnya pertanian) dan melakukan proteksionisme. Ahli teknologi-produksi yang terjadi, misalnya barang-barang spesialisasi dari Indonesia yang dijual ke Jepang akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga dan bentuk yang lebih bagus, seperti karet menjadi ban dan juga membuat negara-negara berkembang sulit bersaing keuntungan. Perusahaan seperti Honda membuat bahan motor di negara-negara spesialisasi. Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut, teori ini sebenarnya hanya cocok untuk perdagangan internasional antar negara maju. Sebenarnya melalui konteks sejarah kita bisa mengetahui hal tersebut karena Ricardo hanya melihat Inggris dan negara-negara maju plus Amerika Latin dalam penyusunan teorinya tersebut. Pada masa Ricardo, belum ada pengamatan serius dan mendalam yang mengarah pada negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar jika ketika negara- negara di Dunia Ketiga mulai masuk dalam struktur ekonomi-politik internasional, ada beberapa hal dari teori perbandingan komparatif Ricardo yang menimbulkan berbagai kerugian di pihak negara-negara Dunia Ketiga.
  • 29. BAB 4 TEORI MODERN DALAM EKONOMI INTERNASIONAL 4.1. TEORI PROPORSI FAKTOR PRODUKSI (HECKSCHER-OHLIN THEORY) Teori modern dalam perdagangan internasional muncul sebagai reaksi terhadap teori klasik yang mendapat kritik tajam dan pukulan hebat terutama dengan munculnya depresiasi yang cukup besar pada tahun 1930 an. Hecksher & Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam oportunity cost suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimilikinya. Suatu negara, misalnya A, memiliki tenaga kerja yang besar dan relative sedikit capital, maka untuk sejumlah pengeluaran uang tertentu akan memperoleh jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada capital. Misalnya uang Rp 100,00 dapat dibeli 20 unit tenaga atau 5 unit mesin, jadi 20 unit tenaga sama dengan 5 unit mesin. Suatu Negara bisa memiliki lebih banyak atau lebih sedikit masing-masing faktor ini dibanding dengan Negara lain. Bila ini terjadi maka timbul keunggulan komperatif Negara tersebut dibidang produksi tertentu, khususnya dibidang yang cendrung mempergunakan lebih banyak faktor produksi yang tersedia dalam jumlah yang relative lebih banyak. Perbedaan dalam kekayaan alam merupakan contoh yang paling jelas. Saudi arabiah mempunyai keunggulan komparatif dalam produksi minyak bumi kjarena sumber minyak bumi tersedia secara berlimpah disana, sedangkan di jepang tidak. Jumlah dan macam (kualitas) tenaga kerja yang bisa menimbulkan perdagangan, india, Indonesia, RRC mempunyai keunggulan
  • 30. komperatif dalam produksi barang-barang yang padat karya, misalnya barang- barang kerajinan, pakaian dan sebagainya. Sedangkan swiss memiliki tenaga kerja yang sangat terampil dalam pembuatan jam. Untuk memantapkan pengertian kita bahwa perbedaan dalam faktor endowment bisa menimbulkan perbedaan dalam keunggulan komparatif, dan selanjutnya menimbulkan perdagangan, kita akan menguraikan suatu kasus, yang sering disebut dengan nama model Hecksher & Ohlin. Dalam model Hecksher & Ohlin yang sederhana dianggap ada : a. Dua faktor produksi yaitu tenaga kerja dan capital. b. Dua barang yang mempunyai “ kepadatan” faktor produksi yang tidak sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih padat capital. c. Dua negara yang memiliki jumlah kedua faktor produksi yang berbeda negara A memiliki lebih banyak capital daripada tenaga kerja, negara B memiliki lebih banyak tenaga kerja daripada negara capital. Kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukakan beberapa asumsi yang kurang valid : a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam memproduksi adalah tidak valid. b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih menjadi masalah. c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. d. Tempat asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam produksi suatu komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepernuhnya berlaku banyak negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor. 4.1.1. Kesamaan Harga Faktor Produksi Inti dari teori ini adalah bahwa perdagangan bebas cenderung mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama dibeberapa negara. 4.1.2. Teori Permintaan dan Penawaran
  • 31. Pada prinsipnya perdagangan antara 2 negara itu timbul karena adanya perbedaan di dalam permintaan dan penawaran. Permintaan ini berbeda misalnya, karena perbedaan pendapatan dan selera, sedangkan penawaran misalnya, dikarenakan perbedaan di dalam jumlah produksi dan kualitas faktor produksi. 4.2. TEORI SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE THEORY) Model siklus kehidupan produk (product life cycle atau PLC) menjelaskan bahwa suatu produk akan mengalami tahapan-tahap : mucul, matang, dan mati. Penggunaan model siklus kehidupan produk dalam teori perdagangan internasional, atau yang dalam tulisan ini disebut PLC, dikemukakan oleh Raymond Vernon, dalam tulisannya yang berjudul International Invesment and International Trade in the Product Cycle (1966), yang dilanjutkan pembahasannya, oleh penulis yang sama, dalam Sovereign at Bay (1971), The Product Cycle Hypothesis in A New International Environment (1979), dan dalam Sovereignty at Bay, Ten Years After (1981). Dalam teori PLC tahap “mati” nya suatu produk dapat ditunda melalui perdagangan internasional dan melalui pengembangan industri nasional menjadi industri multinasional. Teori PLC adalah teori perdagangan internasional dinamik yang mampu menjelaskan tentang : a. Kenyataan pola dan arah perdagangan dunia yang terjadi, yaitu dominasi perdagangan antar sesama negara maju yang relatif kaya akan kapital. b. Timbulnya perusahaan-perusahaan multinasional (MNC’s), yaitu bagaimana perusahaan-perusahaan oligopolies mencapai kekuasaan pasar, menghadapi persaingan dan mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasar, dan mencapai skala ekonomis yang esensial melalui ukuran usahanya yang besar. Dan selanjutnya, bagaimana oligopolies mengambil keuntungan dari investasi dasar yang telah dibuat dalam R&D, pengemasan, komunikasi, dan teknik pemasaran, untuk memperluas operasinya ke daerah geografis baru dengan penghematan yang besar, sehingga mampu meraih kekuatan pasar sebagai perusahaan-perusahaan dunia.
  • 32. c. Ekspansi perusahaan-perusahaan dunia para oligopolies ke LDCs. Untuk menjelaskan perdagangan, teori PLC tidak terlalu menekankan pada doktrin Comparative Cost seperti pada pendahulunya, klasik dan neo klasik. Terutama pada tahap-tahap awal dari siklus kehidupan produk, tetapi lebih pada : 1. Dorongan melakukan innovation dan invention yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan dan harapan di pasar. 2. Ketetapan waktu untuk melakukan innovation dan invention. 3. Arti penting komunikasi untuk memecahkan masalah terhadap ketidakpedulian terhadap produk dan ketidakpastian teknologis. 4. Memanfaatkan skala ekonomis. 5. Strategi untuk mencapai penguasaan pasar. Teori PLC menjelaskan macam komoditi yang diperdagangkan antar negara maju, yaitu komoditas yang memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Harganya tinggi, karena pengembangannya dan penyempurnaannya memerlukan biaya R&D yang tinggi, sehingga cenderung masuk kategori barang mewah terutama pada tahap awal pemunculannya. b. Merupakan barang konsumsi untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi. c. Hemat tenaga kerja, atau dengan kata lain komoditi yang memungkinkan penggantian tenaga kerja dengan kapital. Adapun tahap-tahap dalam siklus hidup produk diantaranya : 1. Tahap perkenalan (introductions), adalah dimana barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar namun distribusi barang masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah. 2. Tahap pertumbuhan (growth), tahap pertumbuhan adalah penjualan dan laba mulai meningkat seiring permintaan dari masyarakat yang semakin banyak. 3. Tahap kedewasaan (mature), adalah tahap penjualan yang meningkat dan berada di taraf yang menetap, kemudian memproduksi model baru dan dilakukannya berbagai usaha periklanan guna menghadapi persaingan. 4. Tahap kemunduran (decline), adalah adanya barang baru untuk menggantikan barang lama dalam istilah dinilai sudah kuno, dalam arti
  • 33. memperbarui barang dalam segi fungsi, efisiensi, dan spesifikasi barang tersebut. Kesimpulan teori PLC : 1. Teori PLC menjelaskan perdagangan dari suatu produk yang memiliki karakteristik mewah dan hemat tenaga kerja, yang merupakan produk perdagangan antar negara maju, untuk menjawab dominasi perdagangan antar negara maju. 2. Pada tahap awal, sebelum produk distandarkan penentuan lokasi produksi tidak didasarkan pada pertimbangan ongkos terkcil, melainkan lebih pada kecepatan dan keefektifan komunikasi antar produsen-konsumen untuk tujuan penyempurnaan dan pemantapan produk serta pemantapan pasar. Sesudah produk mengalami masa mature, pertimbangan ongkos terkecil dalam penentuan lokasi produksi mulai dipertimbangkan, dan pertimbangan inilah yang menyebabkan perusahaan pionir memindahkan lokasi produknya di luar negeri untuk menghemat biaya transportasi. 3. Penjelasan secara mekanisme anak panah dari pendapatan selera teknologi perdagangan, dapat dilakukan dengan bantuan “hipotesa permintaan representatif” sebagai berikut : peningkatan pendapatan per kapita menggeser pola permintaan representative penduduk menuju barang mewah (efek engel yang positif) menimbulkan minat produsen untuk menciptakan produk baru yang mewah karena mengetahui adanya potensial pembeli barang mewah di pasar mendorong diciptakannya teknologi yang semakin canggih untuk memproduksi barang mewah tersebut laba produsen pionir meningkat menarik pelatah masuk industri laba pionir menurun mendorong pionir untuk mengekspor untuk mempertahankan tingkat labanya yang tinggi. 4. Pada awalnya, perdagangan dilakukan antar negara dengan pemilikan faktor produksi dan struktur pasar yang serupa, yang menyebabkan perdagangan terjadi antar negara maju berpendapatan per kapita tinggi yang sama-sama relatif kaya akan kapital yang meliputi 60% dari total perdagangan dunia (menjawab kenyataan yang tidak dapat dijawab oleh teori H-O). 5. Setelah industri perusahaan pionir mengalami masa mature, teknologi perusahaan pionir beralih ke teknologi relatif padat tenaga kerja untuk mengimbangi perusahaan pesaing dari negara-negara relatif kaya tenaga kerja,
  • 34. yang mendorong perusahaan pionir mengalihkan lokasi produksinya ke LDCs yang murah tenaga kerja. 6. Siklus kehidupan produk menemukan titik akhirnya pada tahap Export Platform, yaitu setelah produk yang diproduksi di luar negeri (yang relatif kaya tenaga kerja) oleh perusahaan pionir dipasarkan kembali di dalam negeri perusahaan pionir (yang relatif kaya kapital) menjelaskan teori H-O, untuk 40% dari total perdagangan dunia. 7. Teori PLC mampu menjelaskan kenyataan terjadinya perdagangan yang dinamis karena teori PLC memberi kesempatan pada setiap variabel yang berpengaruh pada perdagangan untuk berfluktuasi secara dinamis seperti yang senyatanya terjadi. Oleh karenanya daya penerapan teori PLC dalam menjelaskan kenyataan perdagangan menjadi lebih luas dan fleksibel dibanding teori perdagangan yang komparatif statik seperti pada teori H-O dan teori klasik/neo klasik lainnya. 4.3. TEORI KEUNGGULAN KOMPETITIF Teori keunggulan kompetitif (Competitive Advantage) atau dikenal juga dengan keunggulan bersaing ialah kemampuan yang diperoleh sebuah perusahaan melalui karakteristik dan sumber daya yang dimiliki untuk dapat memiliki kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain yang ada pada industri dan pasar yang sama. Teori ini dicetiskan oleh Michael Porter dalam sebuah bukunya yang berjudul Competitive Advantage (1985). Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori keunggulan komparatif dari Ricardo. Michael Eugene Porter lahir pada 23 Mei 1947. Ia merupakan pengajar di sekolah bisnis Univetsitas Harvard. Keahlian utama yang dimilikinya adalah terutama dalam bidang manajemen strategi dan keunggulan kompetitif perusahaan. Sepanjang karir peofesionalnya ia telah berhasil menulis berbagai artikel dan buku dibidang manjemen. Dan yan paling terkenal diantaranya adalah teori analisis lima kekuatan porter-nya (Porter Five Focus Analysis). Teori keunggulan kompetitif pertama kali dimunculkan konsepnya oleh Michael Porter melalui bukunya yang berjudul Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance.”Pada tahun 1980 Porter telah terlebih dahulu memperkenalkan istilah ini melalui bukunya. Dengan judul
  • 35. “Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors “. Dalam buku ini ia mengusulkan strategi generik untuk keunggulan kompetitif sebagaimana teori perdagangan internasional moderen . Kemudian baru pada tahun 1985 ia memberikan gambaran menganai keunggulan kompetitif sebagaimana pernyataannya dibawah ini : “Keunggulan kompetitif adalah jantung dari kinerja perusahaan dalam pasar yang kompetitif … Keunggulan kompetitif adalah tentang bagaimana sebuah perusahaan benar-benar menempatkan strategi-strategi generik ke dalam praktik.” Era globalisasi membawa dampak kepada semakin meluasnya persaingan di pasar global dan juga sebagai contoh teori permintaan. Hal ini, tentu menimbulkan persaingan yang ketat bagi para pelaku pasar di sektor ekonomi. Dalam hal ini, tentunya dibutuhkan nilai jual lebih agar tentunya dapat merebut perhatian dari pasar internasional. Dalam hal ini, Porter menuatakan bahwa salah satu cara untuk memenangkan persaingan tersebut adalah dengan memiliki keunggulan kompetitif. Pendapat ini semakin dikuatkan oleh pendapat Day & Wensley (1988), keunggulan kompetitif yang berkelanjutan merupakan salah satu bentuk dari strategi bagi para aktor ekonomi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lebih lanjut dijelaskan oleh Ferdinand, menyatakan bahwa pada pasar yang kompetitif, kemampuan aktor menghasilkan kinerja, terutama kinerja dalam sektor keuangan sangat tergantung kepada derajat kompetitifnya sebagimana teori ekspor menurut para ahli . Pelaku ekonomi yang dikatakan memiliki keunggulan kompetitif ketika pelaku ekonomi tersebut memiliki sesuatu yang tidaka dimiliki pesaing. Dapat melakukan sesuatu dari pelaku ekonomi lain atau kemamampuan dalam memproduksi produk yang lebih baik.Memfokuskan diri untuk keunggulan kompetitif yang dimiliki dapat dilakukan dengan cara efektivitas operasional. Operational effectivitas jika dikombinasikan dengan strategi yang tepat adalah jalan untuk mencapai kinerja yang unggul. Sehingga dengan memaksimalkan keunggulan tersebut akan tercapailah keunggulan kompetitif yang diharapkan. Efektivitas operasional membuat kita untuk menampilkan sesuatu yang dapat baik dari pesaing. Hal ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan input, misalnya dengan cara mengurangi cacat pada produk atau membuat lebih cepat produk dan yang . Efektivitas operasional
  • 36. menginginkan kita untuk menampilkan sesuatu yang lebih baik dari lawan. Hal ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan input, misalnya dengan cara mengurangi cacat pada produk atau membuat lebih cepat produk dan lebih baik simak juga teori perdagangan internasional menurut para ahli. Kombinasi antara stategi dan efektifitas operasional akan dapat memberikan keuntungan bagi pelaku ekonomi. Keunggulan kompetitif merupakam istilah yang dipakai oleh perusahaan yang berskala besar, sehingga tentunya hal ini merupakan hal utama yamg harus dimiliki untuk bisa bersaing di pasar internasional simak juga faktor penyebab inflasi. Sebagaimana kita tahu bahwa bukan bisnis namanya jika tidak mengenal yang namanya persaingan. Persaingan dalam bisnis merupakan hal yang sudah biasa. Terutama bagi mereka yang menjual produk yang sejenis atau produk yang dapat mengantikannya atau subtitisinya. Sebagai contoh, perusahaan minuman kopi akan mendapatkan persaingan perusahaan yang memproduksi minuman teh, begitupula sebaliknya. Persaingan ini disebut Porter sebagai persaingan bentuk. Semakin banyak perusahaan yang bermain di bidang yang sama maka persaingan yang ditimbulkan juga akan semakin besar. Kompetitif advantage harus dimiliki perusahaan tersebut agar dapat menjadi market leader bagi usaha sejenisnya. Namun, maskipun sudah menjadi market leader suatu ketika anda akan tetap didatangi oleh pesaing yang lain. Jika tidak meningkatkan atau mempertahankan keunggulan kompetitifnya maka status market leader tidak akan bisa dipertahankan. Michael E. Porter memaparkan lima kekuatan strategi bisnis yang sangat menjadi penentu dan menjadi daya tarik pasar. Kelima strategi tersebut akan dibahas dalam poin dibawah ini : 1. Ancaman Pendatang Baru Dalam sebuah industri, tentu kesulsesan sebuah perusahaan akan memicu timbulnya perusahaan lain yang notabene ikut-ikutan atau ingin beradu peruntungan. Kondisi ini akan bisa menjadi sebuah ancaman jika dari awal tidak dilakukan persiapan. Salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan terus meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki industri anda. Inovasi produk dan harga bukan menjadi satu-satunya cara namun, harus ada
  • 37. cara yang lebih kreatif lagi. Misalnya dengan pemberian diskon atau bonus menarik kepada member sehingga hal ini akan mengunci konsumen tidak pindah ke lain hati simak juga dampak inflasi. 2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power Of Supplier) Akan menjadi sebuah ancaman bagi anda jika mengambil konsekuensi untuk mendapatkan supplier barang yang sama dengan pesaing sebagaimana ciri-ciri ekonomi konvensional . Apalagi jika sampai pihak pesaing mendapatkan harga yang lebih murah ketimbang anda. Oleh karena itu, jalin hubungan yang baik dengan supplier agar integeritas antara anda dan supplier dapat terjaga dengan baik. Hubungan yang baik ini, tentu akan sangat berdampak positif bagi bisnis anda. 3. Ancaman Produk Pengganti / Subtitusi Barang substitusi meskipun memiliki bentuk yang berbeda, namun jika memilki fungsional yang sama dan harganya lebih murah tentu tidak menutup kemungkinan konsumen akan lebih memilih barang tersebut. Berbeda halnya jika barang yang anda produksi memiliki compwtitif advantage, maka nilai tambah dari barang tersebut akan meningkat dan memiliki daya tawar lebih tinggi. Nilai tambah dan keunggulan lain produk anda ini akan dapat membuat pelanggan menjadi puas dan enggan memilih produk lainnnya. 4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargainig Power Of Buyer) Dalam hal ini, anda harus benar-benar memperhatikan strategi marketing yang digunakan. Metode marketing harus benar-benar efektif untuk membuat konsumen memilih hanya kepada produk anda. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan membina hubungan baik dengan konsumen (after sales). Melakukan edukasi terhadap produk hingga konsumen jelas dan tentu membuat konsumen meletakkan kepercayaannya pada kita. Jangan memberi jarak dengan konsumen, semakin anda dekat maka merek juga akan semakin nyaman. Tentunya hal ini akan berdampak positif pada usaha kita. 5. Persaingan Kompetitif Diantara Anggota Industri
  • 38. Sebagai sebuah perusahaan besar tentunya tidak menutup kemungkinan akan adanya pesaing dari perusahaan yang bergerak di sektor yang sejenis. Keunggulan kompetitif bukan hanya terbatas pada perbedaan brand, inovasi, dan cara pemasaran. Tetapi dari segi nilai dan kemanfaatan harus lebih dapat dirasakan pelanggan. Terlebih lagi, hal ini akan membuat bisnis anda semakin matang dan kuat. Teori keunggulan kompetitif dan penjabarannya, tentu menjadi sumber kajian dan referensi bagi anda untuk dapat meningkatkan pengetahuan anda mengenai teori ini. Dengan memperdalam teori ini, maka kita akan dapat lebih memahami mengenai bagaimana cara mengoptimalkan keunggulan kompetitif untuk bisa menembus pasar global. Tentunya akan dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi usaha anda. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. 4.4. OFFER CURVE/RECIPROCAL DEMAND (OC/RD) THEORY Teori Offer Cuerve ini diperkenalkan oleh dua ekonom Inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga faktor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade patern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
  • 39. BAB 5 KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL, KEBIJAKAN TARIF 7.1 KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL 7.1.1 Pengertian KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal. Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional. 7.1.2 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari
  • 40. neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll. Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang. Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain. 7.1.3 Tujuan Kebijakan Internasional 1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik dan militer. 2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau dikurangi. . 3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping. 4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP); negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit
  • 41. memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal. 5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:  Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan (Infant Industries).  Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong impor barang barang yang esensial.  Mendorong ekspor dll. 7.2 MACAM-MACAM RESTRIKSI DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL 7.2.1 Tarif Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri. Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor yang terkena tarif. 7.2.2 Tarif digolongkan menjadi: Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom area suatu Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas
  • 42. wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan.Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu Negara. Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain. Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang- barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir. 7.2.3 Pembedaan tariff menurut jenisnya Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut. Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada barang. Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem. System tarif: Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariff. Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang- undang, maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and conventional form”.
  • 43. Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara- negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama “preferential system”. 7.2.4 Efek tariff Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut adalah:  efek terhadap harga (price effect)  efek terhadap konsumsi (consumption effect)  efek terhadap produk (protective/import substitution effect)  efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
  • 44. 7.2.5 Effective rate of protection Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi. Alasan pembebanan tariff  Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan  Memperbaiki dasar tukar (terms of trade) Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff. Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective.
  • 45. BAB 6 PENUTUP KESIMPULAN Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas adalah tindakan/kebijaksanaan ekonomi pemerintah, yang secara langsung dari pada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijakan ini tidak hanya berupa tarif,kuota dan sebagainya, tetapi juha meliputi kenijaksamaam pemerintah dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijakan moneter dan kebijakan fiskal Sedangkan definisi yang lebih sempit kebijaksanaan nya adalah tindakan/ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional. Dari pengertian di atas Kebijakan Ekonomi Internasional sangat berpengaruh kepada hubungan dagang internasional. Tujuan di adakannya kebijakan ekonomi internasional di antaranya Autarki, Kesejahteraan, Proteksi, Keseimbangan neraca pembayaran dan pembangunan ekonomi agar hubungan perdagangan internasional semakin baik. Dari peraturan-peraturan yang ada alangkah baiknya dapat di ikuti dan di terapkan agar perekonomian kita semakin maju dan berkembang.
  • 46. Daftar pustaka Afin, Rifai & Nur Alfillail Oktarani. 2008. Perdagangan Internasional, Investasi Asing, dan Efisiensi Perekonomian Negara-negara ASEAN. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Boediono. 2000. Synopsis pengantar ilmu ekonomi No.3 Ekonomi Internasional Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM Dachliani, Diesy. 2006. Permintaan Impor Gula Indonesia Tahun 1980-2003. Tesis pascasarjana, Universitas Diponegoro. Hady,Hamdy. 2001. Teori Kebijakan Perdagangan Ekonomi Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia. Lindert, Peter H. 2003. Voice And Growth. Journal Of Economic History, 6(2), pp: 315 Mankiw, Gregory N. 2003. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Simorangkir, O. P. 1985. Kamus Perbankan. Jakarta: Bina Aksara. Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional.Munandar dan Sumiharti [penerjemah]. Jakarta: Erlangga. Sukirno. 2011. Makroekokonomi: TeoriPengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca pembayaran Cetakan 1. Jakarta Pustaka: LP-FEUI.