SlideShare a Scribd company logo
1 of 68
Download to read offline
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Jl. Raya Serang – Jakarta KM. 03 No. 1B Pakupatan
Kota Serang – Banten
FORMULIR UJIAN AKHIR SEMESTER
RESUME (TUGAS 1 )
TAHUN AKADEMIK 2017 – 2018
Nama : Devi Annisa
NIM : 11150545
Kelas : 6L – MKP
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Kelas / Ruang : 6 (Enam) / C.1.4
Prodi/Prog Pend. : Manajemen
Hari/Tanggal : Selasa
Dosen : Ade Fauji. SE., MM
Waktu : 18.30 - 20.00 WIB
Sifat Ujian : Take Home
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan
kepada penyusun sehingga mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Internasional.
Penyusun menyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kemungkinan
kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun. Untuk itu,
masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk
semakin membenih kekurangannya.
Ucapan terima kasih tidak lupa penyusun haturkan kepada dosen
pembimbing mata kuliah ini untuk teman teman dan semua pihak yang telah
membantu. Semoga makalah ini dapat berguna.
Serang, 19 Mei 2018
Penyusun
Devi Annisa
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
Ruang Lingkup Ekonomi Internasional ............................................ 1
Konsep Teori Perdagangan Internasional .......................................... 4
Teori Perdagangan Internasional, Teori Pra klasik, Merkantilisme... 10
............................................................................................................
Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif ............... 13
Teori Modern Perdagangan Internasional.......................................... 18
Kebijaksanaan Ekonomi internasional, kebijakan tarif...................... 27
1
Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Iya, tak heran
jika Indonesia kerap kali melalukan perbaikan baik dari sistem kinerja dan
ekonominya. Kenapa ekonomi? Iya karena akan ada banyak manfaat yang akan
diperoleh jika perekonomian Indonesia membaik. Untuk itu Indonesia pun juga
perlu melakukan tindakan ekonomi internasional untuk melakukan perbaikan
ekonomi masyarakat Indonesia.
Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
 Teori dan kebijakan moneter internasional
 Teori dan kebijakan perdagangan internasional
 Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional
 Perusahan dan bisnis internasional
A. Pengertian Ekonomi Internasional
Ekonomi internasional ialah suatu cabangan dari disiplin ekonomi, yang
mempelajari dan menganalisa transaksi serta permasalahan ekonomi secara
internasional meliputi perdagangan (ekspor dan impor), keuangan atau moneter dan
organisasi ekonomi baik swasta ataupun pemerintah serta kerja sama antar negara-
negara. Pengertian ekonomi internasional lainnya ialah suatu disiplin ilmu yang
membahas tentang akibat saling ketergantungan diantara negara-negara yang ada
diseluruh dunia ini, baik itu dari segi perdagangan maupun segi pasar kredit
internasional. Permasalaha utama yang biasanya dihadapi dalam ekonomi
internasional adalah sama dengan ekonomi lainnya, yakni masalah kelangkaan
barang ataupun pilihan barang, yang diartikan produk adalah barang atau jasa yang
dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia.
2
B. Faktor-Faktor Yang Mendorong Sebuah Negara Melakukan Ekonomi
Internasional
 Agar bisa memenuhi kebutuhan produk dan jasa dalam negeri
 Memiliki keinginan agar bisa mendapatkan keuntungan, yang bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan negara.
 Mempunyai kemampuan yang berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) untuk mengelola sumber daya.
 Mempunyai kelebihan produk atau barang dalam negeri sehingga perlu
pasar baru untuk menjualnya.
 Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat
maupun jumlah penduduk yang bisa mengakibatkan adanya suatu
perbedaan antara hasil produksi dan terdapatnya keterbatasan dari produksi.
 Terjadinya arus globalisasi, sebab tidak ada negara di muka bumi ini yang
dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain.
 Memiliki kesamaan selera terhadap suatu barang atau jasa.
 Memiliki keinginan untuk membuka kerjasama dan hubungan diplomatik
dengan negara lain.
C. Tujuan Ekonomi Internasional
Tujuan dari ekonomi internasional yaitu untuk bisa meningkatkan kemakmuran
yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapi apabila dapat
mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya: kegiatan di bidang perdagangan
(ekspor – impor), perkreditan, perasuransian, investasi, dan di bidang yang lainnya.
Perbedaan tata cara ataupun sifat antara perdagangan internasional dengan
perdagangan yang ada didalam negeri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal,
antara lain:
 Perbedaan hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dan lain-lain.
 Perbedaan adat istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan
kondisi pasar.
3
 Perbedaan keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural.
D. Permasalahan Ekonomi Internasional
a. Kemiskinan
Angka kemiskinan di seiap negara dunia masih tinggi khususnya di negara
– negara berkembang seperti halnya indonesia. Dalam hal kemiskinan ini
sudah menjadi hak dan kewajiban negara – negara dunia untuk
menjadikannya masalah bersama secara internasional melalui bantuan dan
kerja sama internasional.
b. Pengangguran
Masalah pengangguran juga masih amat tinggi di negara – negara
berkembang, dan indonesia menjadi salah satu negara dengan angka
pengangguran yang sangat tinggi. Masalah jumlah penduduk yang tidak di
dukung oleh lapangan kerja menjadi penyebab utama pengangguran.
Namun, masalah pengangguran saat ini juga di derita oleh negara majju
ketika perekonomian negara tersebut anjlok seperti AS. Pengentasan angka
pengangguran merupakan masalah internasional.
c. Harga
Tinggi nya harga barrang – barang pokok di pasar internasional menjadi
kendala bagi rakyat tidak mampu dan menengah ke bawah. Masalah harga
akan mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan, maka perlu
kesetaraan melalui kesepakatan internasional.
Jadi kesimpulan dari ekonomi internasional ialah ekonomi yang membahas tentang
permasalahan ekonomi secara global, seperti ekspor dan impor barang.
4
Konsep Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar
negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta
asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan
(Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa
perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang
menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir
tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena
tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan
masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri. Masyarakat di
suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak bisa di
produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan
antar negara.
Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-
masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka
perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut
kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau
apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor
maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam
negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya
(harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung
menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan
volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga
akan meningkat (Sukirno, 2011).
Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran
pendapatan seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari
produksi dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan
ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran
pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai proses
5
tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela
dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis
yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik).
Manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain :
1. Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta
bagaimana efek terhadap struktur perekonomian suatu negara.
2. Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan
international tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan
sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari
masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan
untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan
masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan
pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau perdagangan timbul
karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau
keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut
(Boediono, 2000).
Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang
dilakukan antar negara atas pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan
tanpa adanya tekanan dari pihak manapun juga. Berikut adalah beberapa teori
yang berkaitan dengan adanya perdagangan internasional :
Teori Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi
suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak
mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang
dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau
logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan
perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara
6
tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh
kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor
(khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara
tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah
emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya
dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan
para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup
rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk
memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan
memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan
angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan
konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan
angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih
banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang
dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan
mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong
output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata internasional
dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara
(Hady, 2001).
Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan
baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut
Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu
keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam
suatu negara.
7
2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi,
apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya
produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total
kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan
bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan
biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:
1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi
yang dimilikinya.
3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu
karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan
mahal untuk memproduksinya.
5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi
yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang
sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan
terjadi.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu
Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan
mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam
8
teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena
menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas
penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan
internasional (Lindert, 2003).
Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus)
Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus,
perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa
yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di
luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu dapat
mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar tingkat
produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh
penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif
untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi
dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada
di dalam negeri.
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul
“Principles of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan
komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan
spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang
lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap negara akan
cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang
produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini
perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki
keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh
keuntungan.
Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan
internasional hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-barang yang
diperdagangkan hanya dua jenis, (3) perdagangan dilakukan secara bebas, (4)
9
tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya produksi dianggap tetap,
(6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi. Hal serupa
juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa keunggulan
komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk suatu
barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada
masing-masing produsen.
Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional
adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan
kepada setiap negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa
yang relatif efisien. Efisiensi relatif suatu negara dalam memproduksi produk
tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk alternatif lain yang dapat
diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi
relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara
bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan
komparatifnya, juga dari skala produksi yang lebih besar dan pilihan produk
yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya perdagangan
internasional. Karena itu, keuntungan dari mengeksploitasi keuntungan
komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan perdagangan bebas.
10
Teori Perdagangan Internasional
Teori Pra Klasik : Merkantalisme
Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan
pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna
memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan
ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant
yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika
ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan,
perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara lain. Sumber kekayaan
Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima
dalam bentuk emas atau perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah
merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang
menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol,
Inggris, Perancis, dan Belanda.
Latar belakang munculnya Merkantilisme:
1. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman,
Italia, dan Belanda)
2. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan
kesejahteraan rakyatnya.
3. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
4. Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
5. Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke
wilayah-wilayah baru.
Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme:
1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
11
2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
3. Mengembangkan industri berorientasi ekspor
4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
5. Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
6. Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea
masuk yang sangat tinggi.
7. Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor
lebih dari Negara lain.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
1. Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
2. Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang
positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan
demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam
mulia yang diperoleh dari luar negeri.
3. Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-
yaran,sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan
menjadi makmur dan kuat
4. Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai
armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran
agama
5. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan
luar negeri diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia.
Neo-Merkantilisme
Yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi
industri nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan
kebijakan Nontariff barrier. Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan
menggunakan countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge. Dalam hal
ini, kebijakan proteksi yang lebih banyak digunakan biasanya dalam bentuk
12
Nontariff Barrier seperti larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga
patokan, peraturan kesehatan, dll.
13
Teori Keunggulan Mutlak Dan Teori Keunggulan Komperatif
A. Teori Keunggulan Mutlak
Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori
yang dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul “Wealth of
Nations” yang terbit tahun 1776. Teori ini menyatakan bahwa setiap negara akan
memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi
pada produk yang mempunyai efisiensi produksi lebih baik dari negara lain, dan
melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang mempunyai
kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut
secara efisien. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan
mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang
tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris
dan tidak memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi satelit
pemancar dan tidak memproduksi keris. Dengan demikian, perdagangan
internasional akan terjadi di antara keduanya bila Indonesia dan Jepang bersedia
bertukar satelit pemancar dan keris.
Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi
pokok antara lain:
1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
4. Biaya transpor ditiadakan
5. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) dalam
Menghasilkan Sejenis Barang. Dengan adanya pembagian kerja, suatu
negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara
tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
14
6. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi. Dengan spesialisasi, suatu
negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki
keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang yang bila
diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan,
sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu negara mengadakan
spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan
sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang
dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan
mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut
dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan
kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi
barang
Pada intinya, teori ini mengemukakan bahwa suatu negara dikatakan
memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi suatu barang, jika negara itu
mampu memproduksi barang tersebut dengan biaya lebih rendah dibanding negara
lain. Jika negara tersebut sepakat melakukan perdagangan internasional dengan
negara lain, maka sebaiknya negara tersebut hanya memproduksi dan mengekspor
barang-barang yang memiliki keunggulan mutlak (absolut advantage) dan
mengimpor barang-barang yang tidak memiliki keunggulan mutlak (absolute
disadvantage).
Teori keunggulan absolut menyatakan bahwa negara-negaa yang berbeda
dapat memproduksi beberapa jenis barang secara lebih efisien daripada negara-
negara lainnya sehingga efisiensi global dapat ditingkatkan melalui perdagangan
bebas.
Suatu negara dikatakan mempunyai keuntungan mutlak dalam
memproduksi suatu jenis barang apabila negara tersebut dapat memproduksi barang
dengan biaya yang lebih murah dibandingkan jika barang itu diproduksi di negara
lain. Dengan demikian, suatu negara akan mengekspor suatu barang jika negara
tersebut dapat membuatnya secara lebih murah dibandingkan negara lain. Misalnya,
ada dua negara yang sama-sama menghasilkan mobil dan televisi. Mobil dan
15
televisi yangdihasilkan oleh kedua negara tersebut pada bulan tertentu sebagai
berikut.
Negara Mobil TV
A 100 unit 1000 unitB 400 unit 200 unitBerdasarkan data di atas, diketahui
bahwa negara A menghasilkan lebih banyak televisi dibandingkandengan negara B
sehingga dalam hal ini negara A memiliki keuntungan mutlak dalam menghasilkan
televisi terhadap negara B. Sementara itu, negara B lebih banyak menghasilkan
mobil dibandingkandengan negara A, dalam hal ini negara B memiliki keuntungan
mutlak dalam menghasilkan mobil. Dengan demikian, jika kedua negara itu sepakat
untuk melaksanakan perdagangan, sebaiknya negara A mengekspor televisi dan
mengimpor mobil dari negara B. Sebaliknya, negara B mengekspor mobil kenegara
A dan mengimpor televisi dari negara A.
B. Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan
teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan
internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia
berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu
memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah
daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama
memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien
dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara
efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara
efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara
efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif
dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam
memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara
bersedia bertukar kopi dan timah.
16
Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar
kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi
barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan komperatif terhadap negara lainnya
apabila dalam memproduksi suatu komoditi bisa mengerjakannya dengan biaya-
biaya oportunitas (opportunity cost) yang lebih rendah dibandingkan dengan
komoditi alternatif yang tidak diproduksi.
Asumsi dari teori Comparative Advantage oleh David Ricardo:
1. Hanya ada dua negara yang melakukan perdagangan internasional.
2. Hanya ada dua barang (komoditi) yang diperdagangkan.
3. Masing-masing negara hanya mempunyai 2 unit faktor produksi.
4. Skala produksi bersifat “contant return to scale” artinya harga relatif barang-
barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi.
5. Berlaku labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan
bahwa nilai atau harga dari suatu barang (komoditi) adalah sama dengan
atau dapat dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai
dalam memproduksi barang (komoditi) tersebut.
Negara yang mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi semua
barang itu harus mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif
tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah.
Untuk memperjelasnya, kita lihat contoh dalam tabel berikut.
Negara Mobil TV
A 100 unit 800 unitB 80 unit 400 unitTabel di atas menunjukkan bahwa negara A
memiliki keunggulan mutlak dalam dua jenis barang (mobil dan televisi) karena
keduanya diproduksi lebih efisien di negara A dari pada di negara B. Dalam
keadaan seperti ini, bukan berarti negara A akan mengekspor mobil dan televisi ke
negara B. Dalam situasi sepertiini, relative tidak akan terjadi perdagangan. Agar
terjadi perdagangan yang saling menguntungkan maka dapat dilakukan dengan
membandingkan harga antara produk tersebut, sebagai berikut.
17
Di negara A harga 1 unit mobil = 8 unit televisi
Di negara B harga 1 unit mobil = 5 unit televisi
Dengan demikian, harga 1 unit mobil di negara B lebih murah dibandingkan dengan
negara A. Berdasarkan data ini, negara A lebih efisien dalam menghasilkan televisi
dan negara B menghasilkan mobil.
18
Teori Modern Perdagangan Internasional
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan
dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
 Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam
suatu negara.
 Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
1. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua
kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total
biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang
menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi
mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu
titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang
maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk
tertentu.
Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah
atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor
produksi yang dimilkinya.
19
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut
memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk
memproduksinya
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang
tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif
sedikit dan mahal untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga
barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional
tidak akan terjadi.
Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam menjelaskan
perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang
valid:
a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama
dalam memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan
negara sering menggunakan teknologi yang berbeda.
b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor
produksi lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar
perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada
diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan
dengan model faktor endowment H-O.
c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas
faktor secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan
internasional yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan
faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H-
O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O.
d. Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu
komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku
20
karena banyak Negara yang masih memproduksi komoditi yang
sebagian besar adalah dari impor.
Faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional menurut teori
Heckscher – Ohlin.
a. Faktor Intensitas (intensive)
Barang Y disebut capital intensive jika capital labor ratio (K/L) yang
digunakan dalam menghasilkan Y lebih besar dari pada K/L yang
digunakan dalam menghasilkan X.
Contoh: jika untuk menghasilkan 1 unit barang Y dibutuhkan 2 unit
kapital (2K) dan 2 unit tenga kerja (2L), maka K/L = 2/2 =1, jika dalam
waktu yang sama 1 K dan 4L dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit
barang X, maka K/L = 1/4 . Karena K/L= ¼, maka dapat dikatakan
bahwa Y adalah capital intensie dan X adalah labor intensive.
Hal penting dalam mengukur intensitas tenaga kerja dan modal dari 2
barang adalah jumlah kapital per unit labor (K/L) dan bukan jumlah
total dari kapital dan tenaga kerja yang digunakan dalam menghasilkan
barang – barang tersebut.
contoh: jika untuk menghasilkan 1 unit barang X dibutuhkan 3K dan
12L, sedangkan unit 1 unit barang Y dibutuhkan 2K dan 2L, maka
barang Y akan tetap merupakan capital intensive. Karena K/L lebih
tinggi untuk Y dari pada untuk X, sehingga K/Ly = 2/2 = 1 dan K/L =
3/12 = ¼.
Jika modal digambarkan sepanjang sumbu vertikal dan teanga kerja
sepanjang sumbu horisontal, sedangkan produksi berada sepanjang
garis lurus dari orign, maka slope garis akan mengukur ratio modal –
tenag kerja ( K/L) di dalam produksi barang tersebut
Di negara 1, K/L = 1 untuk barang Y dan K/L = ¼ untuk barang X.
Angka – angka ini diberikan oleh slope garis dari origin untuk masing
21
– masing barang di negara 1. Jadi barang Y merupakan barang intensif
modal di negara 1. Di negara 2, K/L = 4 dan K/L = 1 untuk X.
Jadi barang Y merupakan barang intensif modal dan barang X
merupakan barang intensif tenaga kerja di kedua negara. Negara 2
mengggunakan K/L yang lebih tinggi dari pada negara 1 dalam
menghasilkan kedua barang karena harga relatif dari modal (r/w) lebih
rendah di negara 2. Jika r/w tmenurun, produsen akan menggantikan
K untuk L kedua barang untuk meminimumkan biaya produksi
mereka. Sebagai hasilnya K/L akan naik di kedua barang tersebut.
Negara 2 menggunakan lebih banyak teknik produksi dari pada di
negara 1, karena modal relatif lebih murah di negara 2 dari pada negara
1, sehingga produsen di negara 2 secara relatif menggunakan lebih
banyak modal dalam mengahasilkan kedua barang itu untuk
meminimumkan biaya produksi.
b. Faktor Kelimpahan ( Abundant)
Ada 2 cara untuk menetapkan faktor kelimpahan, yaitu:
 berdasarkan unit fisik
contoh: negara 2 kaya raya akan modal (capital abundant) jika
perbandingan antara jumlah total dari modal dengan jumlah total
dari tenaga kerja yang tersedia negara 2 lebih besar dari pada
negara 1 (TK/TL negara 2 TK/TL negara 1).
 berdasarkan perbandingan harga
contoh: negara 2 kaya raya akan modal jika perbandingan antara
harga modal yang disewakan dengan harga dari jam kerja adalah
lebih rendah di negara 2 dari pada di negara 1 (PK/Pl negara 2
PK/PL negara 1).
Hubungan antara 2 definisi faktor kelimpahn adalah jelas. Definisi
berdasarkan unit fisik hanya mempertimbangkan faktor – fsktor
penawaran. Definisi berdasarkan perbandingan harga
22
mempertimbangkan baik faktor penawaran maupun faktor
permintaan.
c. Faktor Kelimpahan dan Bentuk Kurva Batas Produksi
Selama negara 2 mempunyai modal yang berlimpah dan barang Y
adalah intensif modal. Negara 2 dapat menghasilkan relatif lebih bayak
barang Y dari pada negara 1. Di pihak lain, negara 1 mempunyai tenaga
kerja yang melimpah dan barang X intensif tenaga kerja, negara 1
dapat menghasilkan relatif lebih banyak barang X dari pada negara 2.
Ini memberikan batas produksi untuk negara 1 yang relatih lebih lebar
dibanding negara 2 ( bila X sepanjang garis horisontal).
Di bawah ini adalah kurva bentuk batas produksi negara 1 dan negara
2
 Faktor Endowment
Faktor endowmwnt merupakan seluruh potensi atau kekayaan
suatu negara yang dapat digambarkan dengan production
possibility curve. Taste atau pola konsumsi dapat digambarkan
dengan indiferen curve.
Model H –O sering ditiunjukkan sebagai faktor perbandingan atau
faktor teori endowment, yang sama setiap negara berspesialisasi
dan mengekspor komoditi yang intensif pada faktor yang relatif
lebih berlimpah dan murah, dan mengimpor komoditi yang intensif
pada faktor yang relatif langka dan mahal.
Teorema H – O merupakan keuntungan komparatif dari pada
mengasumsikannya. Jadi teorema H – O adalah dalil yang
menyatakan bahwa perbedaan dalam faktor kelimpahan dan harga
barang relatif diantara 2 negara. Perbedaan kemudian
ditranslasikan ke dalam perbedaan dalam harga barang dan faktor
absolut di antara 2 negara.
23
Perdagangan 2 negara dapat dilakukan dengan 3 cara:
a. Faktor endowment yang berbeda, taste yang sama.
Contoh: Negara – negara Eropa seperti Inggris dan Prancis
memiliki taste yang sama – sama makan roti yang terbuat dari
tepung gandum. tetapi setiap negara Eropa memiliki kekayaan
alam yang berbeda, faktor produksi tanah, tenaga kerja, pemilikan
modaldan pengetahuan manajerial skill yang tidak sama.
b. Faktor endowment yang sama, taste yang berbeda.
Contoh: Italia dan Myanmar yang memiliki luas tanah yang sama
tetapi pola konsumsi (taste) yang berbeda. Negara Italia sanggup
memproduksi gandum di atas tanahnyadengan iklim dan
kesuburan tanahnya yang sama dengan potensi negara Myanmar.
Dengan demikian negara Italia sanggup memproduksi beras di
tanah yang sama dengan kesuburan tanah di negara Myanmar.
Tetapi negara Italia lebih menyukai gandum dari pada beras.
Sebaliknya negara Myanmar lebih menyukai beras dari pada
gandum. Sehingga harga gandum lebih tinnggi daripada harga
berass di negara Italia, sebaliknya harga beras lebih tinggi daripada
harga gandum dinegara Myanmar. Akibatnya, negara Italia akan
menanam gandum lebih banyak dari pada menanam padi,
walaupun di tanah – tanah yang kurang sesuai dengan gandum,
tetapai lebih sesuai dengan baru menurut iklim dan kesuburannya.
Sehingga produktivitas gandum di tanah – tanah yang kurang
sesuai tersebut menjadi rendah. Begitu pula dengan negara
Myanmar, lebih banyak memproduksi beras walaupun sebagian
ditanam di tanah – tanah yang kurang sesuai untuk padi tetapi lebih
sesuai untuk gandum. Sehinnga hal tersebut akan mengakibatkan
perdagangan antar negara.
24
c. Faktor endowment sama, taste sama.
Contoh: Negara Inggris dan negara Jepang adalah negara yang
mempunyai potensi produksi dan pola konsumsi yang sama yaitu
dalam memproduksi dan mengkonsumsi mobil dan alat – alat
pertanian. Kemungkinan terjadinya perdagangan internasional
adalah kemungkinan produksi masal yang menghasilkan internal
atau eksternal, yaitu menimbulkan semakin menurunnya ongkos –
ongkos produksi atau semakin meningkatnya penghasilan.
Perbedaan faktor endowment dapat menimbulkan perbedaan
dalam keunggulan komparatif dan selanjutnya akan menimbulkan
perdagangan.
2. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output
matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953
menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri
(ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan
teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi
perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat
sebab utama yaitu :
a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b. Tariff and Non tariff barrier
c. Pebedaan dalam skill dan human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga
kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu
negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih
sedikit.
25
Kurva indiferen 1 umum bagi kedua negara karena asumsi persamaan
selera. Kurva indiferen 1 ini menyinggung kurva batas produksi negara 1
pada titik A dan negara 2 pada titik A’. Hal ini menentukan keseimbangan
harga barang relatif sebeleum perdagangan di negara 1 di PA, dan negara
2 di PA’ ( gambar sebelah kiri). Bila PA PA’, negara 1 memiliki
keuntungan komparatif pada barang X dan negara 2 pada barang Y.
Dengan perdagangan (gambar kanan) negara 1 berproduksi pada titik B
dengan menukarkan barang X dengan barang Y dan mencapai titik E
dalam konsumsi (segitiga BCE). Negara 2 berproduksi pada B’ dan dengan
menukarkan barang Y untuk barang X memperoleh titik E’ (yang serupa
dengan tirik E). Kedua negara mereka berkonsumsi pada kurva indiferen
II yang lebih tinggi.
3. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC
) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan
suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment.
Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang
Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC
increasing cost.
4. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu
Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang
menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan
suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan
yang lebih tinggi.
26
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga
factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan
harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada
penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern)
suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua
faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar
internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori
modern yaitu teori Offer Curve.
27
Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
A. Pengertian Kebijaksanaan ekonomi internasional
Dalam Arti Luas Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Adalah
Tindakan/Kebijaksanaan Ekonomi Pemerintah, Yang Secara Langsung Maupun
Tidak Mempengaruhi Komposisi, Arah Serta Bentuk Dari Pada Perdagangan
Dan Pembayaran Internasional. Kebijaksanaan Ini Tidak Hanya Berupa Tarif,
Qouta Dan Sebagainya, Tetapi Juga Meliputi Kebijaksanaan Pemerintah Di
Dalam Negeri Yang Secara Tidak Langsung Nasional Seperti Misalnya
Kebijaksanaan Moneter Dan Fiskal. Sedangkan Definisi Yang Lebih Sempit
Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Adalah Tindakan /Kebijaksanaan
Ekonomi Pemerintah Yang Secara Langsung Mempengaruhi Perdagangan Dan
Pembayaran Internasional.
B. Instrumen Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
Instrumen Ini Meliputi:
 Kebijaksanaan Perdagangan Internasional
Kebijaksanaan Perdangan Internasional Mencakup Tindakan
Pemerintah Terhadap Rekening Yang Sedang Berjalan ( Current
Account ) Dari Pada Neraca Pembayaran Internasional, Khususnya
Tentang Ekspor Dan Impor Barang /Jasa . Jenis Kebijaksanaan Ini
Misalnya Tarif Terhadap Impor, Bilateral Trade Agreement, State
Trading , Dan Sebagainya.
 Kebijaksanaan Pembayaran Internasional
Kebijaksanaan Pembayaran Internasional Meliputi
Tindakan/Kebijaksanaan Pemerintah Terhadap Rekening Modal (Capital
Account) Dalam Neraca Pembayaran Internasional Yang Berupa
Pengawasan Terhadap Pembayaran Internasional. Hal ini dapat
dilakukan misalnya dengan pengawasan terhadap lalu lintas devisa
28
(exchange control), atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal
jangka panjang.
 Kebijaksanaan Bantuan Luar Negeri.
Kebijaksanaan bantuan luar negeri adalah tindakan/kebijaksanaan
pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grant), pinjaman (loans),
bantuan yang bertujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan
dan bantuan militer terhadap Negara lain.
C. Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional
Secara umum dapatlah disebutkan bahwa tujuan kebijaksanaan ekonomi
internasioanl itu adalah sebagai berikut:
a. Autarki
Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari
pengaruh-pengaruh Negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
b. Kesejahteraan (welfare)
Tujuan ini bertentangan dengan tujuan untuk autarki. Dengan mengadakan
perdagangan internasional suatu Negara akan memperoleh keuntungan dari
adanya spesialisasi. Oleh karena itu untuk mendorong adanya perdagangan
internasional maka halangan-halangan dalam perdagangan internasional
(tarif, kuota dan sebagainya) dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal
ini berarti harus ada perdagangan bebas.
c. Proteksi
Tujuan ini untuk melindungi industry dalam negeri dari persaingan barang
impor. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tariff, kuota dan
sebagainya.
d. Keseimbangan neraca pembayaran
Apabila suatu Negara itu mempunyai kelebihan cadangan valuta asing maka
kebijaksanaan pemerintah untuk mengadakan stabilitas ekonomi dalam
Negara akan tidak banyak menimbulkan problem dalam neraca pembayaran
29
internasionalnya. Tetapi sangat sedikit Negara yang mempunyai posisi
demikian. Terutama Negara-negara yang sedang berkembang posisi
cadangan valuta asingnya lemah, memaksa pemerintah Negara-negara
tersebut untuk mengambil kebijaksanaan ekonomi internasional guna
menyeimbangkan neraca pembayaran internasional.
e. Pembangunan ekonomi
Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijaksanaan
seperti misalnya:
 Perlindungan terhadap industry dalam negeri (infant industries)
 Mengurangi impor barang konsumsi yang nonessensial dan mendorong
impor barang-barang yang essensial
 Mendorong ekspor dsb
Kesemuanya ini untuk mengarahkan perkembangan perdangangan
internasional guna menunjang pembangunan ekonomi dalam negeri.
D. Macam-Macam Retriksi Dalam Perdagangan Internasional
1. Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang – barang
yang melewati batas suatu Negara.
Tarif digolongkan menjadi:
 Bea ekspor (export duties) adalah pajak/beca yang dikenakan
terhadap barang yang di angkut menuju ke negara lain. Jadi Pajak
untuk barang-barang yang keluar dari custom area adalah daerah di
mana barang – barang bebas bergerak dengan tidak di kenai bea
pabean. Batas custom area ini biasanya sama dengan batas wilayah
sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan,
misalnya adanya custom union merupakan custom area yang
daerahnya meliputi lebih dari satu wilayah Negara. Custom area di
sini lebih luas dari pada suatu Negara. Tetapi dengan adanya free
30
trade area makan custom area lebih sempit dari pada batas wilayah
suatu Negara.
 Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan
terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan
ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah
Negara lain.
 Bea impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam costum area suatu Negara dengan
ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
2. Perbedaan tarif menurut jenisnya:
 Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan
dalam presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
 Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk
tiap ukuran fisik daripada barang.
 Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang
merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem.
3. System tarif
 Single-column tariffs, system dimana untuk masing-masing barang
hanya mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous
tariffs (tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh suatu Negara
tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tarif
ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut
conventional tariffs.
 Double-colomn tariffs, system dimana untuk setiap barang
mempunyai 2 tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri
dengan undang-undang, maka namanya: “bentuk maksimum dan
minimum”. Dalam bentuk ini jika tarif maksimum sebagai normal
duties maka tarif minimumnya digunakan untuk barang dari Negara-
31
negara tertentu yang mengadakan perjanjian tarif dengan Negara
tersebut, tetapi apabila tarif minimum sebagai normal duties maka
tarif maksimum digunakan untuk membalas tindakan Negara lain
yang membebankan tarif barang yang lebih tinggi. Jika tarif
maksimum sebagai normal duties sedang tariff yang lebih rendah
ditentukan berdasarkan perjanjian dengan Negara lain maka bentuk
ini dinamakan “general and conventional form”.
 Triple-colomn tariff, biasanya system ini digunakan oleh Negara
penjajah. Sebenarnya system ini hanya perluasan daripada double
colomn tariffs yakni dengan menambah satu macam tariff preference
untuk Negara-negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya. System
ini sering disebut dengan nama “preferential system”.
4. Efek tarif
Pembebanan tarif terhadap suatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut.
Beberapa macam efek tarif tersebut adalah:
 Efek terhadap harga (price effect)
 Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
 Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
 Efek terhadap reditribusi pendapatan (redistribution effect)
5. Quota
Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yang masuk (quota
impor) dan keluar (quota ekspor).
 Quota impor
Jenisnya quota impor adalah absolut atau unilateral quota, negotiated
atau bilateral quota, tarif quota dan mixing quota.
32
Absolute atau unilateral quota adalah quota yang besar/kecilnya
ditentukan sendiri oleh suatu Negara tanpa persetujuan dengan
negara lain. Quota semacam ini sering menimbulkan tindakan
balasan oleh Negara lain.
 Negotiated atau bilateral quota adalah quota yang besar/kecilnya
ditentukan berdasarkan perjanjian antara 2 negara atau lebih.
 Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan quota. Untuk jumlah
tertentu barang diizinkan masuk (impor) dengan tarif tertentu,
tambahan impor masih diizinkan tetapi dikenakan tarif yang lebih
tinggi.
 Mixing quota adalah membatasi penggunaan bahan mentah yang
diimpor dalam proporsi tertentu dalam produksi barang akhir.
Pembatasan ini untuk mendorong berkembangnya industry di dalam
negeri.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Jl. Raya Serang – Jakarta KM. 03 No. 1B Pakupatan
Kota Serang – Banten
FORMULIR UJIAN AKHIR SEMESTER
RESUME (TUGAS 2)
TAHUN AKADEMIK 2017 – 2018
Nama : Devi Annisa
NIM : 11150545
Kelas : 6L – MKP
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Kelas / Ruang : 6 (Enam) / C.1.4
Prodi/Prog Pend. : Manajemen
Hari/Tanggal : Selasa
Dosen : Ade Fauji. SE., MM
Waktu : 18.30 - 20.00 WIB
Sifat Ujian : Take Home
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan
kepada penyusun sehingga mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Internasional.
Penyusun menyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kemungkinan
kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun. Untuk itu,
masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk
semakin membenih kekurangannya.
Ucapan terima kasih tidak lupa penyusun haturkan kepada dosen
pembimbing mata kuliah ini untuk teman teman dan semua pihak yang telah
membantu. Semoga makalah ini dapat berguna.
Serang, 19 Mei 2018
Penyusun
Devi Annisa
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
Kebijakan Non Tarif : kuota, subsidi, dumping ................................ 1
Valuta Asing : sistem kurs valas, istilah-istilah dalam valas ............ 6
Teori Tentang perusahaan multinasional (MNC) ............................. 11
............................................................................................................
Teori Tentang perusahaan multinasional (MNC) ............................. 13
Neraca pembayaran Internasional...................................................... 18
Neraca Pembayaran Internasional...................................................... 23
Cara-cara pembayaran transaksi Internasional................................... 29
1
Kebijakan Non Tarif: Kuota, Subsidi, Dumping
1. Kuota
Menurut kindleberger dan lindert (1978), kuota merupakan hambatan
nontarif yang banyak digunakan untuk membatasi masuknya impor barang
dan jasa. Pemberlakuan kuota ekspor dan atau impor pada umumnya
dilandasi alasan sebagai berikut :
 sebagai jaminan kemungkinan kenaikan pengeluaran ekspor dan atau
impor akibat persaingan perdagangan luar negeri yang makin buruk
 penerapan kuota memberikan kekuatan dan fleksibilitas administrasi
kepada pemerintah.
1.1 Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang
yang boleh diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan
industri dan konsumen. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan
memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan
domestik untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara
langsung.
Kuota impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri tertentu
dan neraca pembayaran suatu negara. Negara maju pada umumnya
memberlakukan kuota impor untuk melindungi sektor pertaniannya.
Sedangkan negara-negara berkembang melakukan kebijakan kuota
impor untuk melindungi sektor industri manufakturnya atau untuk
melindungi kondisi neraca pembayarannya yang seringkali mengalami
defisit akibat lebih besarnya impor daripada ekspor. Dampak-dampak
keseimbangan parsial dari pemberlakuan kuota impor dapat dilihat pada
grafik dibawah ini :
2
Dx dan Sx masing-masing adalah kurva penawaran untuk komoditi
X disuatu negara. Dalm kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku
adalah harga dunia, yakni Px=$1. Jika negara tersebut memberlakukan
kuota impor 30X (JH), hal itu mengakibatkan kenaikan harga menjadi
Px=$2, dan konsumsi akan turun menjadi 50X (GH), di mana 20X (GJ)
di antaranya merupakan produksi domestik sedangkan sisanya adalah
impor. Jika pemerintah melelang lisensi impor dalam suatu pasar
kompetitif, maka pemerintah akan memperoleh tambahan pendapatan
sebesar $30 (JHNM). Penambahan pendapatan bagi pemerintah sebesar
itu sama seperti yang ditimbulkan jika negara tersebut memberlakukan
tarif impor sebesar 100%. Namun seandainya kurva penawaran bergeser
dari Dx ke Dx’, maka pemberlakuan kuota impor sebesar 30X (J’H’)
akan menambah konsumsi dari 50X menjadi 55X (G’H’) dan 25X (G’J’)
di antaranya merupakan produksi domestik.
1.2 Macam-macam Kuota Impor
 Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan secara
sepihak (tanpa negoisasi).
 Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas
kesepakatan atau menurut perjanjian.
 Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan
mengkombinasikan sistem tarif dengan sistem kuota.
3
 Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertentu untuk
melindungi industri dalam negeri.
2. Subsidi Ekspor
2.1 Subsidi Ekspor
adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah tertentu kepada
suatu perusahaan atau perseorangan yang giat menjual barang ke luar
negeri.
contoh : harga normal barang $3, agar harga tidak terlalu melonjak di
negara impor, pemerintah memberikan subsidi $1, jadi harga jual 2$
dengan harapan produk tersebut mampu bersaing di pasar internasional.
Subsidi ekspor adalah pembayaran langsung atau pemberian
keringanan pajak dan bantuan subsidi pada para eksportir atau calon
eksportir nasional, dan atau pemberian pinjaman berbunga rendah kepada
para pengimpor asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara.
Analisis subsidi ekspor disajikan secara grafis pada grafik berikut ini :
Dalam kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku adalah
Px=$3,5. Dalam kondisi tersebut, negara 2 yang merupakan sebuah negara
kecil akan memproduksi komoditi X sebanyak 35 unit (A’C’), sebagian di
antaranya yakni sebanyak 20 unit akan dikonsumsi sendiri (A’B’),
sedangkan sisanya 15 unit akan diekspor (B’C’). namun setelah
pemerintah negara 2 memberikan subsidi ekspor sebesar $0,5 untuk setiap
4
unit komoditi X yang diekspor, maka Px meningkat menjadi $4/unit bagi
para produsen dan konsumen domestik. Sementara itu harga yang dihadapi
oleh produsen dan konsumen luar negeri tetap. Berdasarkan tingkat harga
baru Px=$4 tersebut, para produsen di negara 2 akan meningkatkan
produksi komoditi X hingga (G’J’). sementara itu para konsumen yang
menghadapi harga yang lebih mahal akan menurunkan konsumsinya
menjadi 10 unit (G’H’), sehingga jumlah komoditi X yang diekspor juga
meningkat menjadi 30 unit (H’J’). kondisi ini mengakibatkan kerugian
bagi konsumen domestik sebesar $7,5 (luas bidang a’+b’), sedangkan
produsen memperoleh keuntungan tambahan sebesar $18,75 (luas bidang
a’+b’+c’). selain itu, pemerintah yang memberikan subsidi akan memikul
kerugian sebesar $15 (B’+C’+D’). secara keseluruhan kerugian yang
dialami negara 2 (negara proteksi) mencapai $3,75 yang setara dengan
penjumlahan luas segitiga B’H’N’ = b’ = $2,5 dan C’J’M’ = d’ = $1,25.
2.2 Subsidi Impor
adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah tertentu terhadap
suatu produk yang masuk ke dalam negeri.
contoh : harga pupuk impor $10, agar terjangkau oleh petani pemerintah
memberikan bantuan berupa subsidi terhadap pupuk sebesar $5 sehingga
harga jual pupuk di pasar $5
3. Dumping
Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di bawah
pasaran, atau penjualan komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih murah
dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Dumping diklasifikasikan
menjadi tiga golongan, yaitu:
 Dumping terus-menerus atau international price discrimination adalah
kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik
untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menjual suatu komoditi
5
dengan harga yang lebih tinggi di pasaran domestik, sedangkan harga yang
dipasangnya di pasar luar negeri sengaja dibuat lebih murah
 Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping praktek
penjualan komoditi di bawah harga yang jauh lebih murah ketimbang
harga domestiknya. Proses dumping ini pada umumnya berlansung
sementara, namun diskriminasi harganya sangat tajam sehingga dapat
mematikan produk pesaing dalam waktu singkat
 Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi di bawah
harga atau penjualan komoditi itu ke luar negeri dengan harga yang sedikit
lebih murah daripada produk domestik, namun hanya terjadi saat ingin
mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa menurunkan harga
domestik
6
Valuta Asing: Sistem Kurs Valuta Asing, Istilah-istilah dalam Kurs
Valuta Asing
Valuta Asing
Valuta Asing (Valas) adalah Mata Uang Asing dan alat pembayaran lainnya
yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan
internasional dan mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral.
a. Hard Currency
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung
dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional dinyatakan sebagai hard
currency. Sedangkan Hard currency diartikan sebagai “mata uang yang
nilainya relatif stabil dan kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai
dibandingkan dengan mata uang lainnya.”
Hard Currency biasanya berasal dari negara industri maju, seperti :
b. Soft Currency
Mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan
hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresiasi atau
penurunan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya.
Mata uang soft Currency biasanya berasal dari Negara Sedang Berkembang
(NSB) seperti :
7
Lembaga yang mengurusi pertukaran valuta asing disebut dengan money
changer. Harga valuta asing ditentukan melalui mekanisme pasar yang dikenal
dengan istilah kurs (nilai tukar). Ada beberapa macam istilah yang digunakan dalam
pertuakaran valuta asing, diantaranya adalah sebagai berikut:
 Kurs beli
Kurs beli merupakan harga beli valuta asing ketika bank/money changer
membeli valas (valuta asing) atau ketika seseorang ingin menukarkan mata
uang asing dengan rupiah.
 Kurs jual
Kurs jual merupakan harga jual valuta asing ketika bank/money changer
menjual valas atau ketika sesorang menukarkan rupiah dengan mata uang
asing.
 Kurs tengah
Kurs tengah adalah kurs antara kurs jual dan beli didapat dari hasil bagi dari
penjumlahan antara kurs beli dan kurs jual.
Fungsi Pasar Valuta Asing
Valuta asing memiliki fungsi yang sangat penting untuk memperlancar pembayaran
transaksi perdagangan internasional. Adapun fungsi valuta adalah sebagai berikut.
1. Untuk memperlancar kegiatan impor dan ekspor
2. Untuk mempermudah proses transaksi perdagangan internasional.
3. Untuk memperlancar pemindahan atau transfer dana dari suatu negara ke
negara lain.
4. Sebagai wadah penjual valuta asing dalam melakukan spekulasi.
Sistem Kurs Valuta Asing
Bank Indonesia diberi kewenangan penuh untuk menentukan nilai kurs asing
yang diatur dalam Undang-Undang No. 24 tahun 1999. Ada tiga cara yang dapat
digunakan dalam menentukan sistem kurs valuta, diantaranya adalah sebagai
berikut:
8
1. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Kurs tetap merupakan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
asing yang ditentukan oleh pemerintah, dan berdasarkan standar emas. Dengan
kata lain, pemerintah menggunakan emas untuk menjaminkan uangnya.
Contohnya adalah pemerintah menentukan 1 Dollar Amerika sama dengan Rp
8000,-. Sistem kurs ini memiliki kelebihan karena nilai tukar mata uang akan
stabil. Namun, sisitem ini juga memiliki kelemahan yaitu pemerintah harus
menyiapkan emas yang cukup besar sebagai jaminan.
2. Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
Sistem kurs mengambang merupakan penentuan besarnya nilai mata
uang berdasarkan penawaran dan permintaan terhadap uang asing tersebut.
Sistem kurs ini menyebabkan nilai kurs mata uang dalam negari tidak stabil.
Apabila permintaan mata uang asing (dollar Amerika) naik, maka nilai mata
uang rupiah akan turun terhadap dollar Amerika. Sebaliknya, apabila
permintaan akan mata uang dollar turun, maka nilai mata uang rupiah terhadap
dollar naik.
Sedangkan jika penawaran mata uang asing (dollar Amerika) naik, maka
nilai dollar Amerika akan turun terhadap rupiah. Begitu juga sebaliknya,
apabila penawaran mata uang asing turun, maka nilainya akan menurun
terhadap rupiah. Oleh karena itu, sistem kurs ini ditentukan oleh tinggi
rendahnya permintaan dan penawaran mata uang asing.
3. Kurs Distabilkan (Managed Floating Rate)
Sistem kurs ini adalah sistem kombinasi dari kurs mengambang dan tetap
dimana pemerintah dapat ikut campur dalam menentukan kurs mata uang asing
apabila nilainya terlalu tinggi terhadap nilai rupiah.
Jika nilai dollar terlalu tinggi terhadap nilai rupiah, maka pemerintah
akan menjualnya melalui Bank Indonesia untuk mengurangi tingkat penurunan
nilai rupiah terhadap nilai dollar (Depresiasi), sehingga nilainya mata uang
dollar menjadi turun terhadap mata uang rupiah.
9
Hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian dan memberatkan para
pelaku importir dalam mengirimkan barang-barangnya ke dalam negeri, dan
mengurangi penggunaan produk impor pada masyarakat.
Mekanisme Bursa Valuta Asing
Bursa Valas (Pasar Valas) dapat diartikan sebagai suatu tempat atau wadah
atau sistem dimana perorangan, perusahaan dan bank dapat melakukan transaksi
keuangan internasional dengan jalan melakukan pembelian atau permintaan
(demand) dan penjualan atau penawaran (supply) atas valuta asing tsb.
Tiga Prinsip Pokok dalam Bursa Valas
1. Pengertian Kurs Jual & Beli selalu dilihat dari sisi atau pihak Bank atau
money changer atau pedagang valas.
2. Kurs Jual selalui lebih tinggi daripada Kurs Beli atau sebaliknya.
3. Kurs Jual/Beli suatu mata uang (valas) adalah sama dengan Kurs Beli/Jual
mata uang (valas) lawannya. Dengan arti lain Kurs Jual/Beli USD adalah
sama dengan Kurs Beli/Jual Rupiah.
Fungsi Bursa Valuta Asing
 Menyelenggarakan transaksi pembayaran internasional
 Menyediakan fasilitas kredit jangka pendek untuk pembayaran
internasional
 Memberikan fasilitas hedging, yaitu tindakan pengusaha atau pedagang
valas untuk menghindari resiko kerugian atas fluktuasi kurs atau forex rate
yang dibahas dalam bab berikutnya.
Cadangan Devisa
Total Valas yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara
termasuk ke dalam Cadangan Devisa yang dapat diketahui dari posisi Balance of
Payment (BOP) atau neraca pembayaran internasionalnya.
10
Makin banyak valas atau devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta
suatu negara bisa diartikan makin besar kemampuan negara tersebut melakukan
transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan makin kuat pula nilai mata uang
negara tersebut.
Bank Devisa
Bank umum pemerintah dan swasta yang ditetapkan atau diizinkan oleh
pemerintah untuk menjual, membeli dan menyimpan serta menyelenggarakan lalu
lintas pembayaran internasional atau luar negeri.
Cadangan Devisa dapat dikelompokkan dalam :
 Cadangan devisa resmi atau official forex reserve, yaitu cadangan devisa milik
negara yang dikelola, dikuasai, diurus dan ditatausahakan oleh bank sentral
atau Bank Indonesia.
 Cadangan devisa nasional atau country forex reserve, yaitu seluruh devisa yang
dimiliki oleh perorangan, badan atau lembaga, terutama perbankan yang secara
moneter merupakan kekayaan nasional (termasuk miliki bank umum nasional)
11
Teori tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Sifat Perusahaan
Multinasional, Faktor yang mempengaruhi keputusan Perusahaan
Multinasional
MNC perusahaan yang berada di satu negara yang mempunyai operasi
produksi dan penjualan di beberapa negara lain. Jumlah negara tempat MNC
beroperasi sekurang-kurang 5-6 negara.
Sasaran MNC:
 Memaksimumkan kekayaan para pemegang saham
 Memaksimumkan kekayaan perusahaan.
Dalam rangka mencapai sasaran yang ingin dicapai saat ini banyak
perusahaan yang menerapkan konsep tata kelola perusahaan (corporate
governance), termasuk MNC. Tata kelola perusahaan adalah hubungan di antara
stakeholders yang digunakan untuk menentukan dan mengontrol arah dan kinerja
strategik suatu organisasi.
Pernyataan good corporate governance yang diterima secara luas dalam
praktik dikembangkan oleh Organization for Economic Cooperations and
Development (OECD) pada 1999 :
 Hak-hak para pemegang saham;
 Perlakuan yang adil atas para pemegang saham;
 Peranan para pemegang saham dalam pengendalian perusahaan;
 Keterbukaan dan transparansi;
 Tanggung jawab dewan direktur.
Keuntungan MNC yang beroperasi secara global diperoleh dengan dua cara :
 Memanfaatkan skala ekonomi
 Kehadiran globalnya untuk mengambil keunggulan tertentu, yaitu faktor
produksi murah.
Tiga kendala yang dihadapi MNC:
 Kendala lingkungan
12
 Kendala regulasi
 Kendala etika.
Motif strategis MNC berinvestasi di luar negeri:
 Pasar
 Bahan mentah
 Efisiensi
 Pengetahuan
 Keamanan politik.
Sistem Keuangan Perusahaan Multinasional (Mfs)
MFS adalah keseluruhan dari mekanisme transfer internal yang tersedia bagi
MNC untuk membagi keuntungan dan uang di antara afiliasi2 yang berbeda.
Mekanisme dalam MFS melibatkan transfer harga atas barang dan jasa yang
diperdagangkan secara internal, pinjaman antar perusahaan, pembayaran dividen,
percepatan dan perlambatan pembayaran antar perusahaan, dan biaya2 fee dan
royalti.
Transaksi keuangan MNC dihasilkan dari transfer internal atas barang, jasa,
teknologi, dan modal. Berikut adalah cara transfer :
1. Dengan memilih saluran2 keuangan (dana dipindahkan & keuntungan
dialokasikan, atau keduanya)
2. Dengan mentransfer harga atas penjualan dan pembelian barang & jasa.
13
Teori tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Kekuatan Bersaing, Efek
Global
Pasca PD-II fenomena ekopolin ditandai dengan munculnya aktor-aktor
nonnegara yg ikut memainkan peran penting dalam hubungan ekonomi lintas
negara. Salah satu aktor yang menonjol adalah Perusahaan Multi Nasional atau
Multi National Corporation (MNC). Dengan kekuatan modal, teknologi dan sistem
manajemen yang baik, MNC’s mengontrol aliran modal, teknologi dan bahkan
distribusi barang melintasi batas2 negara. USA merupakan negara yang paling
banyak memiliki MNC yang menguasai perekonomian dunia. Dekade 60-an: 40%
total investasi asing di dunia dilakukan oleh USA’s MNC’s Setidaknya 60% total
produksi barang manufaktur dunia dikuasai oleh USA’s MNC’s, yg meliputi 4
komoditas utama: bahan kimia & obat2an, mesin2, alat2 elektronik dan alat
transportasi.
Eksistensi MNC’s ternyata sanggup mengubah secara signifikan struktur
perekonomian global dimana setiap negara --inc negara berkembang – makin
terlibat di dalam transaksi bisnis internasional.
Pengertian MNC’s
Sebuah perusahaan yang berbasis di satu negara (disebut negara induk) dan
memiliki kegiatan produksi dan pemasaran di satu atau lebih negara asing (negara
tuan rumah) -- W.F. Schoell et.al. (1993).
Perusahaan multinasional menurut S.C. Certo (1997) adalah sebuah
perusahaan yang memiliki operasi yang signifikan pada lebih dari satu negara.
14
Karakteristik MNC’s
 Membentuk afiliasi di luar negeri
 Visi dan strategi mendunia (global)
 Kecenderungan memilih jenis kegiatan bisnis tertentu,umumnya
manufakturing
 Menempatkan afiliasi di negara-negara maju
Keuntungan MNC’s
 Basis pajak yang lebih besar
 Meningkatnya jumlah tempat (kesempatan) kerja
 Alih teknologi
 Ekspansi modal
 Diperkenalkannya jenis industri khusus
 Pengembangan sumber daya lokal
Keluhan atas MNC’s
 Mencari laba yang berlebihan
 Mendominasi perekonomian setempat
 Hanya mempekerjakan tenaga lokal yang sangat berbakat
 Gagal melakukan alih teknologi yang maju
 Melakukan intervensi terhadap pemerintah
 Kurang membantu perkembangan perusahaan domestik
 Kurang menghormati adat, hukum dan kebutuhan setempat
a. Keluhan MNC’s terhadap tuan rumah
 Pembatasan laba
 Harga sumber daya lebih mahal
 Pembatasan devisa
 Peraturan yang bersifat eksploitatif
 Kegagalan memenuhi kewajiban kontrak
15
Keuntungan Umum MNC’s
 Pertumbuhan
 Penghasilan
 Pembelajaran
 Pembangunan
Jenis Tenaga Kerja PMN
 Ekspatriat (Tenaga Asing)
 Tenaga Lokal
 Warga negara ketiga
keuntungan mempekerjakan staf lokal dan ekspatriat untuk anak
perusahaan di luar negeri
staf lokal
 Biaya tenaga kerja lebih
rendah
 Kepercayaan pada warga
negara lokal
 Meningkatkan penerimaan
masyarakat lokal terhadap
perusahaan
 Memaksimalkan jumlah opsi
yang tersedia di lingkungan
lokal
 Pengakuan perusahaan sbg
peserta yang sah dalam
perekonomian lokal
 Secara efektif
mencerminkan
pertimbangan dan kendala
ekspatriat
 Kesamaan budaya dengan
perusahaan induk menjamin
pengalihan praktik
bisnis/manajemen
 Meningkatkan pengendalian
dan koordinasi dari anak-anak
perusahaan internasional
 Memberikan orientasi
multinasional melalui
pengalaman di perusahaan
induk kepada karyawan
 Menghimpun kelompok
eksekutif berpengalaman
internasional
16
lokal dalam proses
pembuatan keputusan
 Bakat lokal belum bisa
memberikan nilai sebanyak
ekspatriat
Kerugian mempekerjakan staf lokal dan ekspatriat untuk anak
perusahaan di luar negeri
Staf Lokal
 Kesulitan dalam
menyeimbangkan permintaan
lokal dan prioritas global
 Tertundanya keputusan lokal
yang sulit (misalnya
pemberhentian kerja) hingga
saat dimana kondisi tidak bisa
dihindarkan lagi.
 Kesulitan dalam merekrut staf
yang berkualifikasi
 Dapat mengurangi tingkat
pengendalian lokal oleh
kantor pusat
ekspatriat
 Menciptakan masalah
penyesuaian terhadap
lingkungan dan budaya asing
 Meningkatkan keasingan dari
anak perusahaan
 Melibatkan biaya pindahan,
gaji dan biaya lain yang
tinggi
 Dapat menimbulkan masalah
pribadi dan keluarga
 Berdampak insentif negatif
pada moral dan motivasi
manajemen lokal
 Bisa terkena restriksi oleh
pemerintah lokal
17
Kompleksitas Manajemen MNC’s
 Kedaulatan nasional
 Kondisi ekonomi nasional
 Nilai dan kelembagaan nasional
 Revolusi industri nasional
 Jarak geografis
 Wilayah dan penduduk
Alasan Kenapa dibentuk MNC’s
 Menurunkan atau menghilangkan biaya transportasi yang tinggi
 Berpartisipasi dalam ekspansi pasar yang pesat di luar negeri
 Memberikan ketrampilan teknis, desain dan pemasaran di luar negeri
 Untuk meraih keuntungan yang lebih besar
Keuntungan Perusahaan Berskala besar
1. Memungkinkan menerapkan spesialisasi divisi dan personalia
2. Semakin murah biaya produksi
3. Memiliki akses untuk dana investasi yang lebih besar dengan bunga yang
rendah
4. Cenderung lebih permanen
Kerugian Perusahaan Berskala besar
1. Terciptanya konsentrasi ekonomi yang berlebihan yang rawan untuk
disalahgunakan
2. Kondisi kerja yang kurang manusiawi
3. Akibat besarnya organisasi, keputusan yang diambil cenderung lebih
lambat dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan.
18
Neraca Pembayaran Internasional
1. Masalah-masalah Transaksi Ekonomi Internasional
2. Pos-pos dalam Neraca Pembayaran Internasional
Definisi Neraca Pembayaran Internasional
Semua transaksi ekonomi yang terjadi antara satu negara dengan negara lain
dicatat dalam Neraca Pembayaran Internasional (NPI)
Definisi NPI menurut IMF: Catatan sistematis tentang transaksi ekonomi yg
terjadi antara penduduk satu negara dengan negara lain dalam jangka waktu
tertentu.
1. Catatan sistematis bentuknya neraca
2. Yang dicatat hanya transaksi ekonomi
3. Penduduk:
a. Pribadi
b. Pemerintah
c. Perusahaan
d. NGO
4. Jangka waktu tertentu biasanya 1 tahun
Kegunaan Analisis Neraca Pembayaran Internasional
1. Menganalisis komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara
(transaksi mana yg lebih menonjol: barang, jasa, ataukah modal)
2. Menganalisis negara mitra utama suatu negara dlm hubungan ekonomi
internasional
3. Menganalisis posisi cadangan devisa suatu negara yg menunjukkan tingkat
kesehatan ekonomi suatu negara
4. Dasar bagi lembaga donor, seperti IMF, untuk memberikan bantuan (misal
Structural Adjusment Program dberikan untuk negara yg mengalami defisit
NPI parah)
19
Pos-pos dalam Neraca Pembayaran Internasional
Ada 2 pos atau transaksi utama dalam Neraca Pembayaran Internasional (NPI),
yaitu:
1. Transaksi-Transaksi di Atas Garis (Upper the Line)
a. Neraca Perdagangan, mencatat ekspor dan impor khusus barang atau
komoditi
b. Neraca Jasa, mencatat ekspor dan impor jasa atau intangible goods,
meliputi:
 Pembayaran bunga utang LN
 Biaya Transportasi
 Biaya Asuransi
 Remitansi (Upah & gaji TKI/TKW/TKA, royalti untuk jasa
konsultansi dan teknologi)
 Pembayaran jasa dari Turisme
c. Penjumlahan Neraca Perdagangan dan Neraca Jasa disebut Neraca
Transaksi Berjalan
d. Neraca Modal, mencatat ekspor modal (capital outflow) dan impor modal
(capital inflow). Neraca Modal ini terdiri dari:
 Investasi Langsung
 Investasi Portofolio, yaitu pembelian surat-surat berharga
 Investasi Lainnya, yaitu bantuan dan utang LN baik pemerintah
maupun swasta
2. Transaksi-transaksi di bawah garis (Below The Line) yaitu transaski
“bayangan” sebagai konsekuensi dari transaksi di atas garis.
a. Cadangan Devisa, yaitu seluruh valuta asing yang dikelola oleh Bank
Sentral. Batas aman jumlah cadangan devisa suatu negara menurut IMF
adalah cukup untuk kebutuhan 3 bulan impor
Contoh: Cadangan Devisa Indonesia saat ini (Maret 2009) adalah 54,8
milyar dolar AS atau cukup untuk impor 5 bulan.
20
Pos Kesalahan dan Selisih (Error and Omission)
Di samping neraca atau pos-pos yang sudah disebut ada pos yang disebut
sebagai kesalahan dan Selisih Perhitungan (Error and Omission). Error adalah
selisih perhitungan karena kesalahan pencatatan dan Omission adalah selisih
perhitungan karena transaksi yang tidak tercatat misalnya penyelundupan.
Cara Pencatatan Dalam Neraca Pembayaran Internasional
Setiap transaksi akan dibukukan dua kali atau double entry book keeping
yaitu di sisi debet dan di sisi kredit. Dengan demikian, secara pembukuan NPI selalu
seimbang. Setiap transaksi yang menimbulkan hak dicatat di sisi kredit, sedangkan
yang menimbulkan kewajiban dicatat di sisi debet.
Contoh pencatatan dalam NPI
Sebuah Perusahaan Indonesia mengekspor barang dg kredit 3 bulan senilai 1.000
dolar AS, maka dibukukan
Penggolongan Lain Dalam Transaksi NPI
1. Transaksi Otonom yaitu transaksi yang timbul atas inisiatif pihak tertentu dan
bukan sebagai akibat atau ikutan dari transaksi lain, misal: ekspor dan impor
2. Transaksi Kompensasi yaitu transaksi yang timbul sebagai akibat atau
kompensasi dari transaksi lain, misal: modal ke luar jangka pendek atas
pembayaran secara kredit ekspor barang
Kriteria Posisi Dalam NPI
1. Seimbang bila Cadangan Devisa tdk Bertambah dan Transaksi Kredit otonom
sama dengan Transaksi Debit Otonom
21
2. Surplus bila Cadangan Devisa bertambah dan Transaksi Kredit Otonom lebih
besar dari Transaksi Debit Otonom
3. Defisit bila Cadangan Devisa Berkurang dan Transaksi Kredit Otonom lebih
besar dari Transaksi Debit Otonom
Penyebab Defisit NPI Berdasarkan :
 Defisit Musiman, yaitu defisit yg sifatnya musiman dan biasanya
berlangsung dlm jangka pendek, misal: defisit pada hari-hari raya
(karena impor meningkat)
 Defisit Siklis yaitu defisit yg terjadi krn siklus ekonomi. JK waktu
defisit ini akan tergantung dari jenis siklusnya. Defisit jenis ini dapat
diatasi dg kebijakan moneter maupun fiskal
 Defisit Struktural, defisit yang disebabkan karena masalah mendasar
dalam sebuah perekonomian. Misal: defisit yg dialami Indonesia
karena penggunaan jasa asing menunjukkan masalah mendasar berupa
rendahnya kualitas SDM Indonesia
 Defisit Karena Spekulasi, yaitu defisit yg disebabkan karena tindakan
spekulasi. Contoh: Defisit yg menyebabkan Krisis Moneter di
Indonesia tahun 1997
Posisi NPI kaitannya dengan Nilai Tukar
1. Jika Neraca Pembayaran Internasional seimbang maka kurs mata uang
domestik terhadap mata uang asing cenderung stabil
2. Jika Neraca Pembayaran Internasional defisit maka kurs mata uang domestik
terhadap mata uang asing cenderung melemah (terdepresiasi)
3. Jika Neraca Pembayaran Internasional surplus maka kurs mata uang domestik
terhadap mata uang asing cenderung menguat (terapresiasi)
Beberapa Masalah Dalam NPI Indonesia
1. Neraca jasa selalu defisit, karena :
a. Pembayaran bunga dan utang LN Indonesia yg masih besar
22
b. Penggunaan jasa luar negeri seperti penggunaan kapal laut asing yang
masih tinggi
2. Komposisi Arus Modal Masuk dlm neraca modal yg lebih didominasi oleh
investasi portofolio, membuat posisi cadangan devisa rawan.
3. Pada Neraca Perdagangan, meskipun selalu surplus tetapi ekspor yg menjadi
tumpuan Indonesia Masih pada komoditas primer (pertanian & pertambangan)
yg suplynya inelastik dan harganya fluktuatif, dan Negara tujuan ekspor juga
masih pada Jepang dan AS, kurang variatif.
4. Impor Non-migas yg merupakan 78,2% dari total impor nilainya masih cukup
besar yaitu 71.907 juta dolar AS dengan komposisi (posisi 2007):
a. Barang Konsumsi (6,1%)
b. Bahan Baku (56,1%)
c. Barang Modal (15,9%)
Ini membuat NPI rawan defsit yg pada akhirnya dampaknya rawan
terhadap kurs Rp terhadap dolar AS.
23
Neraca Pembayaran Internasional:
1. Mekanisme Pembukuan
2. Klasifikasi pos-pos dalam Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran (Balance of payment) adalah suatu sistem akuntansi yang
mencatat seluruh transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan
penduduk dari negara-negara lain selama kurun waktu tertentu. Neraca pembayaran
Penting bagi manajer, investor, konsumen, dan pejabat-pejabat pemerintah karena
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel makro lain seperti Pendapatan
Nasional (GNP), kesempatan kerja, inflasi, kurs, dan tingkat bunga.
Bagi Manajer dan Investor, perhatian terhadap neraca pembayaran
setidaknya karena alasan berikut:
1. Neraca pembayaran membantu dalam meramalkan potensi pasar suatu
negara, terutama dalam jangka pendek. Suatu negara yang mengalami
defisit neraca pembayaran tidak mungkin mengimpor sebanyak bila
mengalami surplus neraca pembayaran.
2. Neraca pembayaran merupakan indikator penting adanya tekanan terhadap
kurs suatu negara. Oleh karena itu amat potensial bagi perusahaan yang
berdagang atau melakukan investasi di negara tersebut untuk memperoleh
keuntungan ataupun menderita kerugian valas.
Negara yang mengalami defisit neraca pembayaran secara terus menerus
dapat merupakan petunjuk akan terjadinya kontrol terhadap pergerakan modal
(seperti pembayaran deviden, fee, dan bunga terhadap perusahaan/investor asing)
pada suatu hari.
24
Anatomi Neraca Pembayaran
Rekening-rekening Neraca Pembayaran
Transaksi internasional suatu negara dikelompokkan menjadi tiga tipe utama:
1. Rekening transaksi berjalan meliputi: ekspor & impor atas barang & jasa.
Rekening transaksi berjalan dibagi menjadi empat kategori :
 Perdagangan barang menunjukkan ekspor & impor atas barang
nyata, seperti minyak, gandum, pakaian, mobil, komputer, dsb.
 Jasa meliputi pembayaran dan penerimaan untuk jasa2 hukum,
konsultasi, dan rekayasa; royelti untuk paten dan kekayaan
intelektual, premi asuransi, fee pengapalan, dan pengeluaran turis.
 Pendapatan faktor berisi sebagian besar pembayaran dan
penerimaan atas bunga, dividen, dan pendapatan lain dari investasi
luar negeri yang dibuat sebelumnya.
 Transfer unilater meliputi pembayaran “tak berbalas”, seperti
bantuan luar negeri, reparasi, hibah resmi dan swasta, dan hadiah.
Unilateral transfer hanya mempunyai satu arah arus, tanpa
menghilangkan arus. Untuk tujuan menjaga aturan pencatatan gan-
25
da, transfer unilateral dipandang sebagai sua-tu tindakan membeli
goodwill dari penerima
Neraca rekening transaksi berjalan, khususnya neraca perdagangan,
cenderung sensitif terhadap perubahan2 kurs tukar. Ketika mata uang suatu
negara terdepresiasi terhadap mata uang partner dagang utama, ekspor
negara tersebut cenderung meningkat dan impor menurun, & ini
memperbaiki neraca perdagangan.
Efek depresiasi mata uang pada neraca perdagangan suatu negara
dapat lebih kompleks daripada yang digambarkan sebelumnya.Pola reaksi
nyata atas neraca perdagangan terha-dap depresiasi disebut sebagai (J-curve
effect).
Penanggulangan Defisit Rekening Berjalan
Defisit rekening transaksi berjalan dapat ditanggulangi dengan beberapa
cara sbb.:
1. Depresiasi mata uang: depresiasi membantu mengurangi defisit
perdagangan. Perubahan kurs tukar dan neraca perdagangan ditentukan
oleh faktor-faktor ekonomi yang lebih fundamental.
2. Proteksionisme: pembebanan atas tarif, kuota, atau bentuk pengekangan
lain terhadap impor luar negeri.
3. Menaikkan tingkat tabungan: mengurangi tingkat konsumsi (termasuk
produk dari luar negeri), sehingga impor produk dari luar negeri
menurun.
4. Defisit transaksi berjalan mengarahkan pada pengangguran.
Argumennya, barang dan jasa yang diimpor merupakan pengganti
barang dan jasa domestik, sehingga lapangan pekerjaan domestik
menjadi mahal (kesempatan kerja turun).
2. Rekening modal meliputi: semua pembelian dan penjualan aset, seperti
saham, obligasi, rekening bank, real estate, & bisnis.
26
Rekening modal mengukur perbedaan antara penjualan aset2 suatu
negara kepada luar negeri dengan pembeliannya terhadap aset2 luar negeri.
Penjualan (pembelian) atas aset2 dicatat sebagai kredit (debit) dan
menghasilkan arus masuk modal (arus keluar modal).
Rekening modal dibagi menjadi tiga kategori :
1. Investasi langsung (foreign direct investment/FDI) terjadi ketika
investor memperoleh suatu kontrol atas bisnis luar negeri.
2. Investasi portofolio menunjukkan penjualan dan pembelian atas aset2
keuangan luar negeri seperti saham, obligasi, yang tidak melibatkan
transfer kontrol, Investasi portofolio internasional dilakukan pada
sekuritas ekuitas dan sekuritas utang.
3. Investasi lain meliputi transaksi dalam mata uang, deposito bank, kredit
perdagangan, dsb. Investasi lain sangat sensitif terhadap perubahan
tingkat bunga relatif antar negara dan perubahan yang diantisipasi dalam
kurs tukar.
3. Rekening cadangan resmi meliputi: semua pembelian & penjualan aset2
cadangan internasional, seperti dollar, valas, emas, dan SDRs.
Aset2 cadangan resmi digunakan oleh bank sentral untuk melakukan
pembayaran bersih kepada luar negeri karena BOP defisit. Pembayaran
defisit dapat juga dilakukan dengan meminjam dari bank sentral luar negeri.
Jika BOP surplus, bank sentral dapat membayar utang luar negerinya atau
memperoleh aset cadangan tambahan dari luar negeri.
Rekening cadangan resmi melibatkan transaksi yang diambil oleh
otoritas untuk membelanjai semua neraca & mengintervensi di pasar valas.
Aset cadangan internasional setelah 1945, meliputi Emas, Valas, SDRs,
Posisi cadangan di IMF.
Persamaan Neraca Pembayaran
Ketika rekening BOP dicatat dengan benar, neraca kombinasi atas rekening
berjalan (BCA), rekening modal (BKA), rekening cadangan (BRA) harus nol.
27
Secara matematis, BOP dapat ditulis sbb.:
BCA + BKA + BRA = 0
BOPI mengindikasikan bahwa suatu negara yang BOP-nya surplus atau defisit
selaras dengan kenaikan atau penurunan cadangan resminya. Pada regim kurs tetap
negara mempertahankan cadangan resmi dengan mengijinkan mereka mempunyai
BOP disekuilibrium:
BCA + BKA  0.
Pada regim kurs tukar tetap:
BCA + BKA = -BRA.
Pada regim kurs tukar fleksibel murni, bank sentral tidak akan mengintervensi di
pasar valas.
Dalam kenyataannya, bank sentral tidak butuh untuk mempertahankan cadangan
resmi.
Pada regim kurs tukar fleksibel murni:
BCA = -BKA
Surplus atau defisit rekening transaksi berjalan harus diselaraskan dengan defisit
atau surplus rekening modal, dan sebaliknya. Dalam sistem kurs tukar mengambang
tidak murni, di mana bank sentral secara bijaksana membeli & menjual valas,
sehingga persamaan di atas tidak dipegang secara kaku.
Trend Neraca Pembayaran di negara-negara maju
 BOP (BCA dan BKA) negara-negara yang dianalisis: Cina, Jepang, Jerman,
Inggris, dan Amerika Serikat.
 BCA surplus (defisit): ekspor > (<) impor. BKA surplus (defisit): penjualan
aset keuangan > (<) pembelian aset keuangan.
 Cina: BCA berfluktuasi, tetapi sejak 1994–2003 cenderung surplus. BKA
berfluktuasi, tetapi mayoritas surplus, kecuali pada 1983, 1984, 1992, dan
1998.
 Jepang: BCA selalu surplus, sedangkan BKA defisit, kecuali 2003.
28
 Jerman: BCA berfluktuasi dan selalu mengalami defisit sejak 1991-2000.
BKA berfluktuasi, dan mengalami defisit sejak 1982-1990. Sejak 1991-
1997 mengalami surplus, kecuali 1993 dan 1999, 2001-2003.
 Inggris: BCA berfluktuasi dan mayoritas mengalami defisit pada 1997 dan
sebelum 1986. BKA sejak 1986-1996 mengalami surplus, kecuali sebelum
1986 dan 1997.
 Amerika Serikat: BCA sejak 1982-2003 selalu mengalami defisit, tetapi
BKA selalu mengalami surplus.
29
Cara-cara Pembayaran Transaksi Internasional: Cash, Open
Account, Comersial Bills of Exchange, Letter of C-redit, Private
Compensation
Pengertian Pembayaran Internasional
Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang dilakukan
oleh negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional berdasarkan
kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Pembayaran dalam perdagangan
internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank.
Cara Pembayaran Internasional
1. Cash Payment
Pembayaran secara tunai (cash) biasanya dilakukan oleh eksportir yang
belum kenal dengan importir atau kurang percaya akan bonafiditas importir.
Cara pembayaran tunai di antaranya dilaksanakan melalui :
a. Wesel Bank atas Unjuk (Bankers Sight Draft) yaitu surat perintah
yang dibuat oleh bank domestik yang ditujukan kepada bank
korespondennya di negara lain untuk membayar sejumlah uang
tertentu kepada si pembawa surat wesel.
b. Telegraphic Transfer (T/T), yaitu perintah pembayaran yang
dikirimkan melalui telegram atau telex dari bank dalam negeri ke
bank korespondennya di luar negeri.
2. Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan
cara open account, barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai
surat perintah membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran
dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah kebijakan importir.
Dengan cara itu, risiko sebagian besar ditanggung eksportir. Misalnya,
eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan
30
dilakukan dengan mata uang asing maka risiko perubahan kurs menjadi
tanggungannya.
3. Letter of Credit
L/C (Letter of Credit) adalah sebuah instrumen yang dikeluarkan
oleh bank atas nama salah satu nasabahnya, yang menguasakan
seseorang atau sebuah perusahaan penerima instrumen tersebut
menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau atas salah satu bank
korespondennya, berdasarkan kondisi-kondisi yang tercantum pada
instrumen itu. Eksportir terjamin akan pembayarannya bila ia
memenuhi persyaratan yang diminta oleh importir, demikian pula
importir.
4. Private Compensation
Private compensation adalah suatu metode pembayaran
internasional yang dilakukan antara pembeli dan penjual dengan jalan
melakukan kompensasi penuh atau sebagian utang piutang baik secra
langsung maupun tidak langsung sehingga mengurangi atau
meniadakan transfer valas ke luar negeri.
5. Commercial Bills of Exchange
Commercial bills of exchange yang sering disebut juga wesel
(draft) atau trade bills, adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi
perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang pada waktu
tertentu di masa datang. Surat perintah semacam itu sering disebut
wesel.

More Related Content

What's hot

Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Ikmall Aziiezz
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalIkaYulianti4
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2ciciliya11
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalMontisa Rizki
 
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]oppi novitasari
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalnova santi
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Deska13
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Rizki Safarina
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalNurmalaSari52
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiirmayanti39
 
Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalYulinar Gitaningrum
 
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1Yoyo Sudaryo
 
Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSRidick Ridick
 
Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]oppi novitasari
 
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalMakalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalThomasmalua Thomasmalua
 

What's hot (19)

Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2Resume ekonomi internasional 2
Resume ekonomi internasional 2
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
BMP ESPA4226
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayanti
 
Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi Internasional
 
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
 
Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTS
 
Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]Makalah ekonomi internasional UTS[1]
Makalah ekonomi internasional UTS[1]
 
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan InternasionalMakalah Bisnis Perdagangan Internasional
Makalah Bisnis Perdagangan Internasional
 

Similar to Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545

Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosarosa wati
 
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)SuryadiSurya3
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalNiaKusnia
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1Rahmi Putrhii II
 
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...fya classic
 
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tamara Aisa
 
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)endah dwis
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalAnisa Emas
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSAnggi Ferdianza
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasionalyeniok11
 
Resume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasionalResume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasionalDikiSupriadi3
 
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,MahendraConan
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7adeimallia
 

Similar to Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545 (18)

Resume I
Resume IResume I
Resume I
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosa
 
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
 
Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1
 
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
 
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
 
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTS
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
PERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptx
PERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptxPERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptx
PERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptx
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasionalResume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasional
 
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7
 

Recently uploaded

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 

Recently uploaded (20)

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 

Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545

  • 1. UNIVERSITAS BINA BANGSA Jl. Raya Serang – Jakarta KM. 03 No. 1B Pakupatan Kota Serang – Banten FORMULIR UJIAN AKHIR SEMESTER RESUME (TUGAS 1 ) TAHUN AKADEMIK 2017 – 2018 Nama : Devi Annisa NIM : 11150545 Kelas : 6L – MKP Mata Kuliah : Ekonomi Internasional Kelas / Ruang : 6 (Enam) / C.1.4 Prodi/Prog Pend. : Manajemen Hari/Tanggal : Selasa Dosen : Ade Fauji. SE., MM Waktu : 18.30 - 20.00 WIB Sifat Ujian : Take Home
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur selalu penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Internasional. Penyusun menyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kemungkinan kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun. Untuk itu, masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membenih kekurangannya. Ucapan terima kasih tidak lupa penyusun haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah ini untuk teman teman dan semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini dapat berguna. Serang, 19 Mei 2018 Penyusun Devi Annisa
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................... i DAFTAR ISI..................................................................................... ii Ruang Lingkup Ekonomi Internasional ............................................ 1 Konsep Teori Perdagangan Internasional .......................................... 4 Teori Perdagangan Internasional, Teori Pra klasik, Merkantilisme... 10 ............................................................................................................ Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif ............... 13 Teori Modern Perdagangan Internasional.......................................... 18 Kebijaksanaan Ekonomi internasional, kebijakan tarif...................... 27
  • 4. 1 Ruang Lingkup Ekonomi Internasional Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Iya, tak heran jika Indonesia kerap kali melalukan perbaikan baik dari sistem kinerja dan ekonominya. Kenapa ekonomi? Iya karena akan ada banyak manfaat yang akan diperoleh jika perekonomian Indonesia membaik. Untuk itu Indonesia pun juga perlu melakukan tindakan ekonomi internasional untuk melakukan perbaikan ekonomi masyarakat Indonesia. Ruang Lingkup Ekonomi Internasional  Teori dan kebijakan moneter internasional  Teori dan kebijakan perdagangan internasional  Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional  Perusahan dan bisnis internasional A. Pengertian Ekonomi Internasional Ekonomi internasional ialah suatu cabangan dari disiplin ekonomi, yang mempelajari dan menganalisa transaksi serta permasalahan ekonomi secara internasional meliputi perdagangan (ekspor dan impor), keuangan atau moneter dan organisasi ekonomi baik swasta ataupun pemerintah serta kerja sama antar negara- negara. Pengertian ekonomi internasional lainnya ialah suatu disiplin ilmu yang membahas tentang akibat saling ketergantungan diantara negara-negara yang ada diseluruh dunia ini, baik itu dari segi perdagangan maupun segi pasar kredit internasional. Permasalaha utama yang biasanya dihadapi dalam ekonomi internasional adalah sama dengan ekonomi lainnya, yakni masalah kelangkaan barang ataupun pilihan barang, yang diartikan produk adalah barang atau jasa yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia.
  • 5. 2 B. Faktor-Faktor Yang Mendorong Sebuah Negara Melakukan Ekonomi Internasional  Agar bisa memenuhi kebutuhan produk dan jasa dalam negeri  Memiliki keinginan agar bisa mendapatkan keuntungan, yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara.  Mempunyai kemampuan yang berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk mengelola sumber daya.  Mempunyai kelebihan produk atau barang dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjualnya.  Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat maupun jumlah penduduk yang bisa mengakibatkan adanya suatu perbedaan antara hasil produksi dan terdapatnya keterbatasan dari produksi.  Terjadinya arus globalisasi, sebab tidak ada negara di muka bumi ini yang dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain.  Memiliki kesamaan selera terhadap suatu barang atau jasa.  Memiliki keinginan untuk membuka kerjasama dan hubungan diplomatik dengan negara lain. C. Tujuan Ekonomi Internasional Tujuan dari ekonomi internasional yaitu untuk bisa meningkatkan kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapi apabila dapat mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya: kegiatan di bidang perdagangan (ekspor – impor), perkreditan, perasuransian, investasi, dan di bidang yang lainnya. Perbedaan tata cara ataupun sifat antara perdagangan internasional dengan perdagangan yang ada didalam negeri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain:  Perbedaan hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dan lain-lain.  Perbedaan adat istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan kondisi pasar.
  • 6. 3  Perbedaan keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural. D. Permasalahan Ekonomi Internasional a. Kemiskinan Angka kemiskinan di seiap negara dunia masih tinggi khususnya di negara – negara berkembang seperti halnya indonesia. Dalam hal kemiskinan ini sudah menjadi hak dan kewajiban negara – negara dunia untuk menjadikannya masalah bersama secara internasional melalui bantuan dan kerja sama internasional. b. Pengangguran Masalah pengangguran juga masih amat tinggi di negara – negara berkembang, dan indonesia menjadi salah satu negara dengan angka pengangguran yang sangat tinggi. Masalah jumlah penduduk yang tidak di dukung oleh lapangan kerja menjadi penyebab utama pengangguran. Namun, masalah pengangguran saat ini juga di derita oleh negara majju ketika perekonomian negara tersebut anjlok seperti AS. Pengentasan angka pengangguran merupakan masalah internasional. c. Harga Tinggi nya harga barrang – barang pokok di pasar internasional menjadi kendala bagi rakyat tidak mampu dan menengah ke bawah. Masalah harga akan mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan, maka perlu kesetaraan melalui kesepakatan internasional. Jadi kesimpulan dari ekonomi internasional ialah ekonomi yang membahas tentang permasalahan ekonomi secara global, seperti ekspor dan impor barang.
  • 7. 4 Konsep Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan (Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri. Masyarakat di suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan antar negara. Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing- masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2011). Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari produksi dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai proses
  • 8. 5 tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik). Manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain : 1. Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta bagaimana efek terhadap struktur perekonomian suatu negara. 2. Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan international tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau perdagangan timbul karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut (Boediono, 2000). Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang dilakukan antar negara atas pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun juga. Berikut adalah beberapa teori yang berkaitan dengan adanya perdagangan internasional : Teori Merkantilisme Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara
  • 9. 6 tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata internasional dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara (Hady, 2001). Teori Heckscher-Ohlin (H-O) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah: 1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
  • 10. 7 2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut: 1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. 2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing- masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya. 3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. 4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya. 5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam
  • 11. 8 teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan internasional (Lindert, 2003). Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus) Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus, perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada di dalam negeri. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul “Principles of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh keuntungan. Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-barang yang diperdagangkan hanya dua jenis, (3) perdagangan dilakukan secara bebas, (4)
  • 12. 9 tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya produksi dianggap tetap, (6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa keunggulan komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk suatu barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada masing-masing produsen. Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa yang relatif efisien. Efisiensi relatif suatu negara dalam memproduksi produk tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk alternatif lain yang dapat diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan komparatifnya, juga dari skala produksi yang lebih besar dan pilihan produk yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya perdagangan internasional. Karena itu, keuntungan dari mengeksploitasi keuntungan komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan perdagangan bebas.
  • 13. 10 Teori Perdagangan Internasional Teori Pra Klasik : Merkantalisme Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut. Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk emas atau perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda. Latar belakang munculnya Merkantilisme: 1. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda) 2. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya. 3. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan. 4. Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara. 5. Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke wilayah-wilayah baru. Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme: 1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
  • 14. 11 2. Meningkatkan perdagangan luar negeri 3. Mengembangkan industri berorientasi ekspor 4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri 5. Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian 6. Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk yang sangat tinggi. 7. Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor lebih dari Negara lain. Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut: 1. Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor 2. Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri. 3. Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba- yaran,sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat 4. Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama 5. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar negeri diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia. Neo-Merkantilisme Yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi industri nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan kebijakan Nontariff barrier. Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan menggunakan countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge. Dalam hal ini, kebijakan proteksi yang lebih banyak digunakan biasanya dalam bentuk
  • 15. 12 Nontariff Barrier seperti larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga patokan, peraturan kesehatan, dll.
  • 16. 13 Teori Keunggulan Mutlak Dan Teori Keunggulan Komperatif A. Teori Keunggulan Mutlak Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul “Wealth of Nations” yang terbit tahun 1776. Teori ini menyatakan bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi lebih baik dari negara lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di negara tersebut secara efisien. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi keris dan tidak memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang memproduksi satelit pemancar dan tidak memproduksi keris. Dengan demikian, perdagangan internasional akan terjadi di antara keduanya bila Indonesia dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris. Teori absolut advantage (Keunggulan Mutlak) ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok antara lain: 1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja. 2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. 3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. 4. Biaya transpor ditiadakan 5. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) dalam Menghasilkan Sejenis Barang. Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
  • 17. 14 6. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi. Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang Pada intinya, teori ini mengemukakan bahwa suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi suatu barang, jika negara itu mampu memproduksi barang tersebut dengan biaya lebih rendah dibanding negara lain. Jika negara tersebut sepakat melakukan perdagangan internasional dengan negara lain, maka sebaiknya negara tersebut hanya memproduksi dan mengekspor barang-barang yang memiliki keunggulan mutlak (absolut advantage) dan mengimpor barang-barang yang tidak memiliki keunggulan mutlak (absolute disadvantage). Teori keunggulan absolut menyatakan bahwa negara-negaa yang berbeda dapat memproduksi beberapa jenis barang secara lebih efisien daripada negara- negara lainnya sehingga efisiensi global dapat ditingkatkan melalui perdagangan bebas. Suatu negara dikatakan mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu jenis barang apabila negara tersebut dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibandingkan jika barang itu diproduksi di negara lain. Dengan demikian, suatu negara akan mengekspor suatu barang jika negara tersebut dapat membuatnya secara lebih murah dibandingkan negara lain. Misalnya, ada dua negara yang sama-sama menghasilkan mobil dan televisi. Mobil dan
  • 18. 15 televisi yangdihasilkan oleh kedua negara tersebut pada bulan tertentu sebagai berikut. Negara Mobil TV A 100 unit 1000 unitB 400 unit 200 unitBerdasarkan data di atas, diketahui bahwa negara A menghasilkan lebih banyak televisi dibandingkandengan negara B sehingga dalam hal ini negara A memiliki keuntungan mutlak dalam menghasilkan televisi terhadap negara B. Sementara itu, negara B lebih banyak menghasilkan mobil dibandingkandengan negara A, dalam hal ini negara B memiliki keuntungan mutlak dalam menghasilkan mobil. Dengan demikian, jika kedua negara itu sepakat untuk melaksanakan perdagangan, sebaiknya negara A mengekspor televisi dan mengimpor mobil dari negara B. Sebaliknya, negara B mengekspor mobil kenegara A dan mengimpor televisi dari negara A. B. Teori Keunggulan Komparatif Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah.
  • 19. 16 Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi. Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan komperatif terhadap negara lainnya apabila dalam memproduksi suatu komoditi bisa mengerjakannya dengan biaya- biaya oportunitas (opportunity cost) yang lebih rendah dibandingkan dengan komoditi alternatif yang tidak diproduksi. Asumsi dari teori Comparative Advantage oleh David Ricardo: 1. Hanya ada dua negara yang melakukan perdagangan internasional. 2. Hanya ada dua barang (komoditi) yang diperdagangkan. 3. Masing-masing negara hanya mempunyai 2 unit faktor produksi. 4. Skala produksi bersifat “contant return to scale” artinya harga relatif barang- barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi. 5. Berlaku labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilai atau harga dari suatu barang (komoditi) adalah sama dengan atau dapat dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang (komoditi) tersebut. Negara yang mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi semua barang itu harus mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah. Untuk memperjelasnya, kita lihat contoh dalam tabel berikut. Negara Mobil TV A 100 unit 800 unitB 80 unit 400 unitTabel di atas menunjukkan bahwa negara A memiliki keunggulan mutlak dalam dua jenis barang (mobil dan televisi) karena keduanya diproduksi lebih efisien di negara A dari pada di negara B. Dalam keadaan seperti ini, bukan berarti negara A akan mengekspor mobil dan televisi ke negara B. Dalam situasi sepertiini, relative tidak akan terjadi perdagangan. Agar terjadi perdagangan yang saling menguntungkan maka dapat dilakukan dengan membandingkan harga antara produk tersebut, sebagai berikut.
  • 20. 17 Di negara A harga 1 unit mobil = 8 unit televisi Di negara B harga 1 unit mobil = 5 unit televisi Dengan demikian, harga 1 unit mobil di negara B lebih murah dibandingkan dengan negara A. Berdasarkan data ini, negara A lebih efisien dalam menghasilkan televisi dan negara B menghasilkan mobil.
  • 21. 18 Teori Modern Perdagangan Internasional Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:  Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.  Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. 1. The Proportional Factors Theory Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis teori H-O : a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing- masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
  • 22. 19 c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang valid: a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering menggunakan teknologi yang berbeda. b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model faktor endowment H-O. c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas faktor secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H- O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O. d. Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku
  • 23. 20 karena banyak Negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor. Faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional menurut teori Heckscher – Ohlin. a. Faktor Intensitas (intensive) Barang Y disebut capital intensive jika capital labor ratio (K/L) yang digunakan dalam menghasilkan Y lebih besar dari pada K/L yang digunakan dalam menghasilkan X. Contoh: jika untuk menghasilkan 1 unit barang Y dibutuhkan 2 unit kapital (2K) dan 2 unit tenga kerja (2L), maka K/L = 2/2 =1, jika dalam waktu yang sama 1 K dan 4L dibutuhkan untuk menghasilkan 1 unit barang X, maka K/L = 1/4 . Karena K/L= ¼, maka dapat dikatakan bahwa Y adalah capital intensie dan X adalah labor intensive. Hal penting dalam mengukur intensitas tenaga kerja dan modal dari 2 barang adalah jumlah kapital per unit labor (K/L) dan bukan jumlah total dari kapital dan tenaga kerja yang digunakan dalam menghasilkan barang – barang tersebut. contoh: jika untuk menghasilkan 1 unit barang X dibutuhkan 3K dan 12L, sedangkan unit 1 unit barang Y dibutuhkan 2K dan 2L, maka barang Y akan tetap merupakan capital intensive. Karena K/L lebih tinggi untuk Y dari pada untuk X, sehingga K/Ly = 2/2 = 1 dan K/L = 3/12 = ¼. Jika modal digambarkan sepanjang sumbu vertikal dan teanga kerja sepanjang sumbu horisontal, sedangkan produksi berada sepanjang garis lurus dari orign, maka slope garis akan mengukur ratio modal – tenag kerja ( K/L) di dalam produksi barang tersebut Di negara 1, K/L = 1 untuk barang Y dan K/L = ¼ untuk barang X. Angka – angka ini diberikan oleh slope garis dari origin untuk masing
  • 24. 21 – masing barang di negara 1. Jadi barang Y merupakan barang intensif modal di negara 1. Di negara 2, K/L = 4 dan K/L = 1 untuk X. Jadi barang Y merupakan barang intensif modal dan barang X merupakan barang intensif tenaga kerja di kedua negara. Negara 2 mengggunakan K/L yang lebih tinggi dari pada negara 1 dalam menghasilkan kedua barang karena harga relatif dari modal (r/w) lebih rendah di negara 2. Jika r/w tmenurun, produsen akan menggantikan K untuk L kedua barang untuk meminimumkan biaya produksi mereka. Sebagai hasilnya K/L akan naik di kedua barang tersebut. Negara 2 menggunakan lebih banyak teknik produksi dari pada di negara 1, karena modal relatif lebih murah di negara 2 dari pada negara 1, sehingga produsen di negara 2 secara relatif menggunakan lebih banyak modal dalam mengahasilkan kedua barang itu untuk meminimumkan biaya produksi. b. Faktor Kelimpahan ( Abundant) Ada 2 cara untuk menetapkan faktor kelimpahan, yaitu:  berdasarkan unit fisik contoh: negara 2 kaya raya akan modal (capital abundant) jika perbandingan antara jumlah total dari modal dengan jumlah total dari tenaga kerja yang tersedia negara 2 lebih besar dari pada negara 1 (TK/TL negara 2 TK/TL negara 1).  berdasarkan perbandingan harga contoh: negara 2 kaya raya akan modal jika perbandingan antara harga modal yang disewakan dengan harga dari jam kerja adalah lebih rendah di negara 2 dari pada di negara 1 (PK/Pl negara 2 PK/PL negara 1). Hubungan antara 2 definisi faktor kelimpahn adalah jelas. Definisi berdasarkan unit fisik hanya mempertimbangkan faktor – fsktor penawaran. Definisi berdasarkan perbandingan harga
  • 25. 22 mempertimbangkan baik faktor penawaran maupun faktor permintaan. c. Faktor Kelimpahan dan Bentuk Kurva Batas Produksi Selama negara 2 mempunyai modal yang berlimpah dan barang Y adalah intensif modal. Negara 2 dapat menghasilkan relatif lebih bayak barang Y dari pada negara 1. Di pihak lain, negara 1 mempunyai tenaga kerja yang melimpah dan barang X intensif tenaga kerja, negara 1 dapat menghasilkan relatif lebih banyak barang X dari pada negara 2. Ini memberikan batas produksi untuk negara 1 yang relatih lebih lebar dibanding negara 2 ( bila X sepanjang garis horisontal). Di bawah ini adalah kurva bentuk batas produksi negara 1 dan negara 2  Faktor Endowment Faktor endowmwnt merupakan seluruh potensi atau kekayaan suatu negara yang dapat digambarkan dengan production possibility curve. Taste atau pola konsumsi dapat digambarkan dengan indiferen curve. Model H –O sering ditiunjukkan sebagai faktor perbandingan atau faktor teori endowment, yang sama setiap negara berspesialisasi dan mengekspor komoditi yang intensif pada faktor yang relatif lebih berlimpah dan murah, dan mengimpor komoditi yang intensif pada faktor yang relatif langka dan mahal. Teorema H – O merupakan keuntungan komparatif dari pada mengasumsikannya. Jadi teorema H – O adalah dalil yang menyatakan bahwa perbedaan dalam faktor kelimpahan dan harga barang relatif diantara 2 negara. Perbedaan kemudian ditranslasikan ke dalam perbedaan dalam harga barang dan faktor absolut di antara 2 negara.
  • 26. 23 Perdagangan 2 negara dapat dilakukan dengan 3 cara: a. Faktor endowment yang berbeda, taste yang sama. Contoh: Negara – negara Eropa seperti Inggris dan Prancis memiliki taste yang sama – sama makan roti yang terbuat dari tepung gandum. tetapi setiap negara Eropa memiliki kekayaan alam yang berbeda, faktor produksi tanah, tenaga kerja, pemilikan modaldan pengetahuan manajerial skill yang tidak sama. b. Faktor endowment yang sama, taste yang berbeda. Contoh: Italia dan Myanmar yang memiliki luas tanah yang sama tetapi pola konsumsi (taste) yang berbeda. Negara Italia sanggup memproduksi gandum di atas tanahnyadengan iklim dan kesuburan tanahnya yang sama dengan potensi negara Myanmar. Dengan demikian negara Italia sanggup memproduksi beras di tanah yang sama dengan kesuburan tanah di negara Myanmar. Tetapi negara Italia lebih menyukai gandum dari pada beras. Sebaliknya negara Myanmar lebih menyukai beras dari pada gandum. Sehingga harga gandum lebih tinnggi daripada harga berass di negara Italia, sebaliknya harga beras lebih tinggi daripada harga gandum dinegara Myanmar. Akibatnya, negara Italia akan menanam gandum lebih banyak dari pada menanam padi, walaupun di tanah – tanah yang kurang sesuai dengan gandum, tetapai lebih sesuai dengan baru menurut iklim dan kesuburannya. Sehingga produktivitas gandum di tanah – tanah yang kurang sesuai tersebut menjadi rendah. Begitu pula dengan negara Myanmar, lebih banyak memproduksi beras walaupun sebagian ditanam di tanah – tanah yang kurang sesuai untuk padi tetapi lebih sesuai untuk gandum. Sehinnga hal tersebut akan mengakibatkan perdagangan antar negara.
  • 27. 24 c. Faktor endowment sama, taste sama. Contoh: Negara Inggris dan negara Jepang adalah negara yang mempunyai potensi produksi dan pola konsumsi yang sama yaitu dalam memproduksi dan mengkonsumsi mobil dan alat – alat pertanian. Kemungkinan terjadinya perdagangan internasional adalah kemungkinan produksi masal yang menghasilkan internal atau eksternal, yaitu menimbulkan semakin menurunnya ongkos – ongkos produksi atau semakin meningkatnya penghasilan. Perbedaan faktor endowment dapat menimbulkan perbedaan dalam keunggulan komparatif dan selanjutnya akan menimbulkan perdagangan. 2. Paradoks Leontief Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu : a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan b. Tariff and Non tariff barrier c. Pebedaan dalam skill dan human capital d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
  • 28. 25 Kurva indiferen 1 umum bagi kedua negara karena asumsi persamaan selera. Kurva indiferen 1 ini menyinggung kurva batas produksi negara 1 pada titik A dan negara 2 pada titik A’. Hal ini menentukan keseimbangan harga barang relatif sebeleum perdagangan di negara 1 di PA, dan negara 2 di PA’ ( gambar sebelah kiri). Bila PA PA’, negara 1 memiliki keuntungan komparatif pada barang X dan negara 2 pada barang Y. Dengan perdagangan (gambar kanan) negara 1 berproduksi pada titik B dengan menukarkan barang X dengan barang Y dan mencapai titik E dalam konsumsi (segitiga BCE). Negara 2 berproduksi pada B’ dan dengan menukarkan barang Y untuk barang X memperoleh titik E’ (yang serupa dengan tirik E). Kedua negara mereka berkonsumsi pada kurva indiferen II yang lebih tinggi. 3. Teori Opportunity Cost Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost. 4. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD) Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
  • 29. 26 Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
  • 30. 27 Kebijaksanaan Ekonomi Internasional A. Pengertian Kebijaksanaan ekonomi internasional Dalam Arti Luas Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Adalah Tindakan/Kebijaksanaan Ekonomi Pemerintah, Yang Secara Langsung Maupun Tidak Mempengaruhi Komposisi, Arah Serta Bentuk Dari Pada Perdagangan Dan Pembayaran Internasional. Kebijaksanaan Ini Tidak Hanya Berupa Tarif, Qouta Dan Sebagainya, Tetapi Juga Meliputi Kebijaksanaan Pemerintah Di Dalam Negeri Yang Secara Tidak Langsung Nasional Seperti Misalnya Kebijaksanaan Moneter Dan Fiskal. Sedangkan Definisi Yang Lebih Sempit Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Adalah Tindakan /Kebijaksanaan Ekonomi Pemerintah Yang Secara Langsung Mempengaruhi Perdagangan Dan Pembayaran Internasional. B. Instrumen Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Instrumen Ini Meliputi:  Kebijaksanaan Perdagangan Internasional Kebijaksanaan Perdangan Internasional Mencakup Tindakan Pemerintah Terhadap Rekening Yang Sedang Berjalan ( Current Account ) Dari Pada Neraca Pembayaran Internasional, Khususnya Tentang Ekspor Dan Impor Barang /Jasa . Jenis Kebijaksanaan Ini Misalnya Tarif Terhadap Impor, Bilateral Trade Agreement, State Trading , Dan Sebagainya.  Kebijaksanaan Pembayaran Internasional Kebijaksanaan Pembayaran Internasional Meliputi Tindakan/Kebijaksanaan Pemerintah Terhadap Rekening Modal (Capital Account) Dalam Neraca Pembayaran Internasional Yang Berupa Pengawasan Terhadap Pembayaran Internasional. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan pengawasan terhadap lalu lintas devisa
  • 31. 28 (exchange control), atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.  Kebijaksanaan Bantuan Luar Negeri. Kebijaksanaan bantuan luar negeri adalah tindakan/kebijaksanaan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grant), pinjaman (loans), bantuan yang bertujuan untuk membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap Negara lain. C. Tujuan Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Secara umum dapatlah disebutkan bahwa tujuan kebijaksanaan ekonomi internasioanl itu adalah sebagai berikut: a. Autarki Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-pengaruh Negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer. b. Kesejahteraan (welfare) Tujuan ini bertentangan dengan tujuan untuk autarki. Dengan mengadakan perdagangan internasional suatu Negara akan memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi. Oleh karena itu untuk mendorong adanya perdagangan internasional maka halangan-halangan dalam perdagangan internasional (tarif, kuota dan sebagainya) dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti harus ada perdagangan bebas. c. Proteksi Tujuan ini untuk melindungi industry dalam negeri dari persaingan barang impor. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tariff, kuota dan sebagainya. d. Keseimbangan neraca pembayaran Apabila suatu Negara itu mempunyai kelebihan cadangan valuta asing maka kebijaksanaan pemerintah untuk mengadakan stabilitas ekonomi dalam Negara akan tidak banyak menimbulkan problem dalam neraca pembayaran
  • 32. 29 internasionalnya. Tetapi sangat sedikit Negara yang mempunyai posisi demikian. Terutama Negara-negara yang sedang berkembang posisi cadangan valuta asingnya lemah, memaksa pemerintah Negara-negara tersebut untuk mengambil kebijaksanaan ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca pembayaran internasional. e. Pembangunan ekonomi Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijaksanaan seperti misalnya:  Perlindungan terhadap industry dalam negeri (infant industries)  Mengurangi impor barang konsumsi yang nonessensial dan mendorong impor barang-barang yang essensial  Mendorong ekspor dsb Kesemuanya ini untuk mengarahkan perkembangan perdangangan internasional guna menunjang pembangunan ekonomi dalam negeri. D. Macam-Macam Retriksi Dalam Perdagangan Internasional 1. Tarif Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang – barang yang melewati batas suatu Negara. Tarif digolongkan menjadi:  Bea ekspor (export duties) adalah pajak/beca yang dikenakan terhadap barang yang di angkut menuju ke negara lain. Jadi Pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom area adalah daerah di mana barang – barang bebas bergerak dengan tidak di kenai bea pabean. Batas custom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan, misalnya adanya custom union merupakan custom area yang daerahnya meliputi lebih dari satu wilayah Negara. Custom area di sini lebih luas dari pada suatu Negara. Tetapi dengan adanya free
  • 33. 30 trade area makan custom area lebih sempit dari pada batas wilayah suatu Negara.  Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.  Bea impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam costum area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir. 2. Perbedaan tarif menurut jenisnya:  Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.  Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada barang.  Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem. 3. System tarif  Single-column tariffs, system dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh suatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariffs.  Double-colomn tariffs, system dimana untuk setiap barang mempunyai 2 tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka namanya: “bentuk maksimum dan minimum”. Dalam bentuk ini jika tarif maksimum sebagai normal duties maka tarif minimumnya digunakan untuk barang dari Negara-
  • 34. 31 negara tertentu yang mengadakan perjanjian tarif dengan Negara tersebut, tetapi apabila tarif minimum sebagai normal duties maka tarif maksimum digunakan untuk membalas tindakan Negara lain yang membebankan tarif barang yang lebih tinggi. Jika tarif maksimum sebagai normal duties sedang tariff yang lebih rendah ditentukan berdasarkan perjanjian dengan Negara lain maka bentuk ini dinamakan “general and conventional form”.  Triple-colomn tariff, biasanya system ini digunakan oleh Negara penjajah. Sebenarnya system ini hanya perluasan daripada double colomn tariffs yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama “preferential system”. 4. Efek tarif Pembebanan tarif terhadap suatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tarif tersebut adalah:  Efek terhadap harga (price effect)  Efek terhadap konsumsi (consumption effect)  Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)  Efek terhadap reditribusi pendapatan (redistribution effect) 5. Quota Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang yang masuk (quota impor) dan keluar (quota ekspor).  Quota impor Jenisnya quota impor adalah absolut atau unilateral quota, negotiated atau bilateral quota, tarif quota dan mixing quota.
  • 35. 32 Absolute atau unilateral quota adalah quota yang besar/kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu Negara tanpa persetujuan dengan negara lain. Quota semacam ini sering menimbulkan tindakan balasan oleh Negara lain.  Negotiated atau bilateral quota adalah quota yang besar/kecilnya ditentukan berdasarkan perjanjian antara 2 negara atau lebih.  Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan quota. Untuk jumlah tertentu barang diizinkan masuk (impor) dengan tarif tertentu, tambahan impor masih diizinkan tetapi dikenakan tarif yang lebih tinggi.  Mixing quota adalah membatasi penggunaan bahan mentah yang diimpor dalam proporsi tertentu dalam produksi barang akhir. Pembatasan ini untuk mendorong berkembangnya industry di dalam negeri.
  • 36. UNIVERSITAS BINA BANGSA Jl. Raya Serang – Jakarta KM. 03 No. 1B Pakupatan Kota Serang – Banten FORMULIR UJIAN AKHIR SEMESTER RESUME (TUGAS 2) TAHUN AKADEMIK 2017 – 2018 Nama : Devi Annisa NIM : 11150545 Kelas : 6L – MKP Mata Kuliah : Ekonomi Internasional Kelas / Ruang : 6 (Enam) / C.1.4 Prodi/Prog Pend. : Manajemen Hari/Tanggal : Selasa Dosen : Ade Fauji. SE., MM Waktu : 18.30 - 20.00 WIB Sifat Ujian : Take Home
  • 37. i KATA PENGANTAR Puji syukur selalu penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan sayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Internasional. Penyusun menyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kemungkinan kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun. Untuk itu, masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membenih kekurangannya. Ucapan terima kasih tidak lupa penyusun haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah ini untuk teman teman dan semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini dapat berguna. Serang, 19 Mei 2018 Penyusun Devi Annisa
  • 38. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................... i DAFTAR ISI..................................................................................... ii Kebijakan Non Tarif : kuota, subsidi, dumping ................................ 1 Valuta Asing : sistem kurs valas, istilah-istilah dalam valas ............ 6 Teori Tentang perusahaan multinasional (MNC) ............................. 11 ............................................................................................................ Teori Tentang perusahaan multinasional (MNC) ............................. 13 Neraca pembayaran Internasional...................................................... 18 Neraca Pembayaran Internasional...................................................... 23 Cara-cara pembayaran transaksi Internasional................................... 29
  • 39. 1 Kebijakan Non Tarif: Kuota, Subsidi, Dumping 1. Kuota Menurut kindleberger dan lindert (1978), kuota merupakan hambatan nontarif yang banyak digunakan untuk membatasi masuknya impor barang dan jasa. Pemberlakuan kuota ekspor dan atau impor pada umumnya dilandasi alasan sebagai berikut :  sebagai jaminan kemungkinan kenaikan pengeluaran ekspor dan atau impor akibat persaingan perdagangan luar negeri yang makin buruk  penerapan kuota memberikan kekuatan dan fleksibilitas administrasi kepada pemerintah. 1.1 Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah barang yang boleh diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara langsung. Kuota impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri tertentu dan neraca pembayaran suatu negara. Negara maju pada umumnya memberlakukan kuota impor untuk melindungi sektor pertaniannya. Sedangkan negara-negara berkembang melakukan kebijakan kuota impor untuk melindungi sektor industri manufakturnya atau untuk melindungi kondisi neraca pembayarannya yang seringkali mengalami defisit akibat lebih besarnya impor daripada ekspor. Dampak-dampak keseimbangan parsial dari pemberlakuan kuota impor dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
  • 40. 2 Dx dan Sx masing-masing adalah kurva penawaran untuk komoditi X disuatu negara. Dalm kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku adalah harga dunia, yakni Px=$1. Jika negara tersebut memberlakukan kuota impor 30X (JH), hal itu mengakibatkan kenaikan harga menjadi Px=$2, dan konsumsi akan turun menjadi 50X (GH), di mana 20X (GJ) di antaranya merupakan produksi domestik sedangkan sisanya adalah impor. Jika pemerintah melelang lisensi impor dalam suatu pasar kompetitif, maka pemerintah akan memperoleh tambahan pendapatan sebesar $30 (JHNM). Penambahan pendapatan bagi pemerintah sebesar itu sama seperti yang ditimbulkan jika negara tersebut memberlakukan tarif impor sebesar 100%. Namun seandainya kurva penawaran bergeser dari Dx ke Dx’, maka pemberlakuan kuota impor sebesar 30X (J’H’) akan menambah konsumsi dari 50X menjadi 55X (G’H’) dan 25X (G’J’) di antaranya merupakan produksi domestik. 1.2 Macam-macam Kuota Impor  Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan secara sepihak (tanpa negoisasi).  Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan atau menurut perjanjian.  Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan mengkombinasikan sistem tarif dengan sistem kuota.
  • 41. 3  Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertentu untuk melindungi industri dalam negeri. 2. Subsidi Ekspor 2.1 Subsidi Ekspor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah tertentu kepada suatu perusahaan atau perseorangan yang giat menjual barang ke luar negeri. contoh : harga normal barang $3, agar harga tidak terlalu melonjak di negara impor, pemerintah memberikan subsidi $1, jadi harga jual 2$ dengan harapan produk tersebut mampu bersaing di pasar internasional. Subsidi ekspor adalah pembayaran langsung atau pemberian keringanan pajak dan bantuan subsidi pada para eksportir atau calon eksportir nasional, dan atau pemberian pinjaman berbunga rendah kepada para pengimpor asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara. Analisis subsidi ekspor disajikan secara grafis pada grafik berikut ini : Dalam kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku adalah Px=$3,5. Dalam kondisi tersebut, negara 2 yang merupakan sebuah negara kecil akan memproduksi komoditi X sebanyak 35 unit (A’C’), sebagian di antaranya yakni sebanyak 20 unit akan dikonsumsi sendiri (A’B’), sedangkan sisanya 15 unit akan diekspor (B’C’). namun setelah pemerintah negara 2 memberikan subsidi ekspor sebesar $0,5 untuk setiap
  • 42. 4 unit komoditi X yang diekspor, maka Px meningkat menjadi $4/unit bagi para produsen dan konsumen domestik. Sementara itu harga yang dihadapi oleh produsen dan konsumen luar negeri tetap. Berdasarkan tingkat harga baru Px=$4 tersebut, para produsen di negara 2 akan meningkatkan produksi komoditi X hingga (G’J’). sementara itu para konsumen yang menghadapi harga yang lebih mahal akan menurunkan konsumsinya menjadi 10 unit (G’H’), sehingga jumlah komoditi X yang diekspor juga meningkat menjadi 30 unit (H’J’). kondisi ini mengakibatkan kerugian bagi konsumen domestik sebesar $7,5 (luas bidang a’+b’), sedangkan produsen memperoleh keuntungan tambahan sebesar $18,75 (luas bidang a’+b’+c’). selain itu, pemerintah yang memberikan subsidi akan memikul kerugian sebesar $15 (B’+C’+D’). secara keseluruhan kerugian yang dialami negara 2 (negara proteksi) mencapai $3,75 yang setara dengan penjumlahan luas segitiga B’H’N’ = b’ = $2,5 dan C’J’M’ = d’ = $1,25. 2.2 Subsidi Impor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah tertentu terhadap suatu produk yang masuk ke dalam negeri. contoh : harga pupuk impor $10, agar terjangkau oleh petani pemerintah memberikan bantuan berupa subsidi terhadap pupuk sebesar $5 sehingga harga jual pupuk di pasar $5 3. Dumping Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di bawah pasaran, atau penjualan komoditi ke luar negeri dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:  Dumping terus-menerus atau international price discrimination adalah kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menjual suatu komoditi
  • 43. 5 dengan harga yang lebih tinggi di pasaran domestik, sedangkan harga yang dipasangnya di pasar luar negeri sengaja dibuat lebih murah  Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping praktek penjualan komoditi di bawah harga yang jauh lebih murah ketimbang harga domestiknya. Proses dumping ini pada umumnya berlansung sementara, namun diskriminasi harganya sangat tajam sehingga dapat mematikan produk pesaing dalam waktu singkat  Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi di bawah harga atau penjualan komoditi itu ke luar negeri dengan harga yang sedikit lebih murah daripada produk domestik, namun hanya terjadi saat ingin mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa menurunkan harga domestik
  • 44. 6 Valuta Asing: Sistem Kurs Valuta Asing, Istilah-istilah dalam Kurs Valuta Asing Valuta Asing Valuta Asing (Valas) adalah Mata Uang Asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral. a. Hard Currency Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional dinyatakan sebagai hard currency. Sedangkan Hard currency diartikan sebagai “mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya.” Hard Currency biasanya berasal dari negara industri maju, seperti : b. Soft Currency Mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya. Mata uang soft Currency biasanya berasal dari Negara Sedang Berkembang (NSB) seperti :
  • 45. 7 Lembaga yang mengurusi pertukaran valuta asing disebut dengan money changer. Harga valuta asing ditentukan melalui mekanisme pasar yang dikenal dengan istilah kurs (nilai tukar). Ada beberapa macam istilah yang digunakan dalam pertuakaran valuta asing, diantaranya adalah sebagai berikut:  Kurs beli Kurs beli merupakan harga beli valuta asing ketika bank/money changer membeli valas (valuta asing) atau ketika seseorang ingin menukarkan mata uang asing dengan rupiah.  Kurs jual Kurs jual merupakan harga jual valuta asing ketika bank/money changer menjual valas atau ketika sesorang menukarkan rupiah dengan mata uang asing.  Kurs tengah Kurs tengah adalah kurs antara kurs jual dan beli didapat dari hasil bagi dari penjumlahan antara kurs beli dan kurs jual. Fungsi Pasar Valuta Asing Valuta asing memiliki fungsi yang sangat penting untuk memperlancar pembayaran transaksi perdagangan internasional. Adapun fungsi valuta adalah sebagai berikut. 1. Untuk memperlancar kegiatan impor dan ekspor 2. Untuk mempermudah proses transaksi perdagangan internasional. 3. Untuk memperlancar pemindahan atau transfer dana dari suatu negara ke negara lain. 4. Sebagai wadah penjual valuta asing dalam melakukan spekulasi. Sistem Kurs Valuta Asing Bank Indonesia diberi kewenangan penuh untuk menentukan nilai kurs asing yang diatur dalam Undang-Undang No. 24 tahun 1999. Ada tiga cara yang dapat digunakan dalam menentukan sistem kurs valuta, diantaranya adalah sebagai berikut:
  • 46. 8 1. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate) Kurs tetap merupakan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang ditentukan oleh pemerintah, dan berdasarkan standar emas. Dengan kata lain, pemerintah menggunakan emas untuk menjaminkan uangnya. Contohnya adalah pemerintah menentukan 1 Dollar Amerika sama dengan Rp 8000,-. Sistem kurs ini memiliki kelebihan karena nilai tukar mata uang akan stabil. Namun, sisitem ini juga memiliki kelemahan yaitu pemerintah harus menyiapkan emas yang cukup besar sebagai jaminan. 2. Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate) Sistem kurs mengambang merupakan penentuan besarnya nilai mata uang berdasarkan penawaran dan permintaan terhadap uang asing tersebut. Sistem kurs ini menyebabkan nilai kurs mata uang dalam negari tidak stabil. Apabila permintaan mata uang asing (dollar Amerika) naik, maka nilai mata uang rupiah akan turun terhadap dollar Amerika. Sebaliknya, apabila permintaan akan mata uang dollar turun, maka nilai mata uang rupiah terhadap dollar naik. Sedangkan jika penawaran mata uang asing (dollar Amerika) naik, maka nilai dollar Amerika akan turun terhadap rupiah. Begitu juga sebaliknya, apabila penawaran mata uang asing turun, maka nilainya akan menurun terhadap rupiah. Oleh karena itu, sistem kurs ini ditentukan oleh tinggi rendahnya permintaan dan penawaran mata uang asing. 3. Kurs Distabilkan (Managed Floating Rate) Sistem kurs ini adalah sistem kombinasi dari kurs mengambang dan tetap dimana pemerintah dapat ikut campur dalam menentukan kurs mata uang asing apabila nilainya terlalu tinggi terhadap nilai rupiah. Jika nilai dollar terlalu tinggi terhadap nilai rupiah, maka pemerintah akan menjualnya melalui Bank Indonesia untuk mengurangi tingkat penurunan nilai rupiah terhadap nilai dollar (Depresiasi), sehingga nilainya mata uang dollar menjadi turun terhadap mata uang rupiah.
  • 47. 9 Hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian dan memberatkan para pelaku importir dalam mengirimkan barang-barangnya ke dalam negeri, dan mengurangi penggunaan produk impor pada masyarakat. Mekanisme Bursa Valuta Asing Bursa Valas (Pasar Valas) dapat diartikan sebagai suatu tempat atau wadah atau sistem dimana perorangan, perusahaan dan bank dapat melakukan transaksi keuangan internasional dengan jalan melakukan pembelian atau permintaan (demand) dan penjualan atau penawaran (supply) atas valuta asing tsb. Tiga Prinsip Pokok dalam Bursa Valas 1. Pengertian Kurs Jual & Beli selalu dilihat dari sisi atau pihak Bank atau money changer atau pedagang valas. 2. Kurs Jual selalui lebih tinggi daripada Kurs Beli atau sebaliknya. 3. Kurs Jual/Beli suatu mata uang (valas) adalah sama dengan Kurs Beli/Jual mata uang (valas) lawannya. Dengan arti lain Kurs Jual/Beli USD adalah sama dengan Kurs Beli/Jual Rupiah. Fungsi Bursa Valuta Asing  Menyelenggarakan transaksi pembayaran internasional  Menyediakan fasilitas kredit jangka pendek untuk pembayaran internasional  Memberikan fasilitas hedging, yaitu tindakan pengusaha atau pedagang valas untuk menghindari resiko kerugian atas fluktuasi kurs atau forex rate yang dibahas dalam bab berikutnya. Cadangan Devisa Total Valas yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara termasuk ke dalam Cadangan Devisa yang dapat diketahui dari posisi Balance of Payment (BOP) atau neraca pembayaran internasionalnya.
  • 48. 10 Makin banyak valas atau devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta suatu negara bisa diartikan makin besar kemampuan negara tersebut melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan makin kuat pula nilai mata uang negara tersebut. Bank Devisa Bank umum pemerintah dan swasta yang ditetapkan atau diizinkan oleh pemerintah untuk menjual, membeli dan menyimpan serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran internasional atau luar negeri. Cadangan Devisa dapat dikelompokkan dalam :  Cadangan devisa resmi atau official forex reserve, yaitu cadangan devisa milik negara yang dikelola, dikuasai, diurus dan ditatausahakan oleh bank sentral atau Bank Indonesia.  Cadangan devisa nasional atau country forex reserve, yaitu seluruh devisa yang dimiliki oleh perorangan, badan atau lembaga, terutama perbankan yang secara moneter merupakan kekayaan nasional (termasuk miliki bank umum nasional)
  • 49. 11 Teori tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Sifat Perusahaan Multinasional, Faktor yang mempengaruhi keputusan Perusahaan Multinasional MNC perusahaan yang berada di satu negara yang mempunyai operasi produksi dan penjualan di beberapa negara lain. Jumlah negara tempat MNC beroperasi sekurang-kurang 5-6 negara. Sasaran MNC:  Memaksimumkan kekayaan para pemegang saham  Memaksimumkan kekayaan perusahaan. Dalam rangka mencapai sasaran yang ingin dicapai saat ini banyak perusahaan yang menerapkan konsep tata kelola perusahaan (corporate governance), termasuk MNC. Tata kelola perusahaan adalah hubungan di antara stakeholders yang digunakan untuk menentukan dan mengontrol arah dan kinerja strategik suatu organisasi. Pernyataan good corporate governance yang diterima secara luas dalam praktik dikembangkan oleh Organization for Economic Cooperations and Development (OECD) pada 1999 :  Hak-hak para pemegang saham;  Perlakuan yang adil atas para pemegang saham;  Peranan para pemegang saham dalam pengendalian perusahaan;  Keterbukaan dan transparansi;  Tanggung jawab dewan direktur. Keuntungan MNC yang beroperasi secara global diperoleh dengan dua cara :  Memanfaatkan skala ekonomi  Kehadiran globalnya untuk mengambil keunggulan tertentu, yaitu faktor produksi murah. Tiga kendala yang dihadapi MNC:  Kendala lingkungan
  • 50. 12  Kendala regulasi  Kendala etika. Motif strategis MNC berinvestasi di luar negeri:  Pasar  Bahan mentah  Efisiensi  Pengetahuan  Keamanan politik. Sistem Keuangan Perusahaan Multinasional (Mfs) MFS adalah keseluruhan dari mekanisme transfer internal yang tersedia bagi MNC untuk membagi keuntungan dan uang di antara afiliasi2 yang berbeda. Mekanisme dalam MFS melibatkan transfer harga atas barang dan jasa yang diperdagangkan secara internal, pinjaman antar perusahaan, pembayaran dividen, percepatan dan perlambatan pembayaran antar perusahaan, dan biaya2 fee dan royalti. Transaksi keuangan MNC dihasilkan dari transfer internal atas barang, jasa, teknologi, dan modal. Berikut adalah cara transfer : 1. Dengan memilih saluran2 keuangan (dana dipindahkan & keuntungan dialokasikan, atau keduanya) 2. Dengan mentransfer harga atas penjualan dan pembelian barang & jasa.
  • 51. 13 Teori tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Kekuatan Bersaing, Efek Global Pasca PD-II fenomena ekopolin ditandai dengan munculnya aktor-aktor nonnegara yg ikut memainkan peran penting dalam hubungan ekonomi lintas negara. Salah satu aktor yang menonjol adalah Perusahaan Multi Nasional atau Multi National Corporation (MNC). Dengan kekuatan modal, teknologi dan sistem manajemen yang baik, MNC’s mengontrol aliran modal, teknologi dan bahkan distribusi barang melintasi batas2 negara. USA merupakan negara yang paling banyak memiliki MNC yang menguasai perekonomian dunia. Dekade 60-an: 40% total investasi asing di dunia dilakukan oleh USA’s MNC’s Setidaknya 60% total produksi barang manufaktur dunia dikuasai oleh USA’s MNC’s, yg meliputi 4 komoditas utama: bahan kimia & obat2an, mesin2, alat2 elektronik dan alat transportasi. Eksistensi MNC’s ternyata sanggup mengubah secara signifikan struktur perekonomian global dimana setiap negara --inc negara berkembang – makin terlibat di dalam transaksi bisnis internasional. Pengertian MNC’s Sebuah perusahaan yang berbasis di satu negara (disebut negara induk) dan memiliki kegiatan produksi dan pemasaran di satu atau lebih negara asing (negara tuan rumah) -- W.F. Schoell et.al. (1993). Perusahaan multinasional menurut S.C. Certo (1997) adalah sebuah perusahaan yang memiliki operasi yang signifikan pada lebih dari satu negara.
  • 52. 14 Karakteristik MNC’s  Membentuk afiliasi di luar negeri  Visi dan strategi mendunia (global)  Kecenderungan memilih jenis kegiatan bisnis tertentu,umumnya manufakturing  Menempatkan afiliasi di negara-negara maju Keuntungan MNC’s  Basis pajak yang lebih besar  Meningkatnya jumlah tempat (kesempatan) kerja  Alih teknologi  Ekspansi modal  Diperkenalkannya jenis industri khusus  Pengembangan sumber daya lokal Keluhan atas MNC’s  Mencari laba yang berlebihan  Mendominasi perekonomian setempat  Hanya mempekerjakan tenaga lokal yang sangat berbakat  Gagal melakukan alih teknologi yang maju  Melakukan intervensi terhadap pemerintah  Kurang membantu perkembangan perusahaan domestik  Kurang menghormati adat, hukum dan kebutuhan setempat a. Keluhan MNC’s terhadap tuan rumah  Pembatasan laba  Harga sumber daya lebih mahal  Pembatasan devisa  Peraturan yang bersifat eksploitatif  Kegagalan memenuhi kewajiban kontrak
  • 53. 15 Keuntungan Umum MNC’s  Pertumbuhan  Penghasilan  Pembelajaran  Pembangunan Jenis Tenaga Kerja PMN  Ekspatriat (Tenaga Asing)  Tenaga Lokal  Warga negara ketiga keuntungan mempekerjakan staf lokal dan ekspatriat untuk anak perusahaan di luar negeri staf lokal  Biaya tenaga kerja lebih rendah  Kepercayaan pada warga negara lokal  Meningkatkan penerimaan masyarakat lokal terhadap perusahaan  Memaksimalkan jumlah opsi yang tersedia di lingkungan lokal  Pengakuan perusahaan sbg peserta yang sah dalam perekonomian lokal  Secara efektif mencerminkan pertimbangan dan kendala ekspatriat  Kesamaan budaya dengan perusahaan induk menjamin pengalihan praktik bisnis/manajemen  Meningkatkan pengendalian dan koordinasi dari anak-anak perusahaan internasional  Memberikan orientasi multinasional melalui pengalaman di perusahaan induk kepada karyawan  Menghimpun kelompok eksekutif berpengalaman internasional
  • 54. 16 lokal dalam proses pembuatan keputusan  Bakat lokal belum bisa memberikan nilai sebanyak ekspatriat Kerugian mempekerjakan staf lokal dan ekspatriat untuk anak perusahaan di luar negeri Staf Lokal  Kesulitan dalam menyeimbangkan permintaan lokal dan prioritas global  Tertundanya keputusan lokal yang sulit (misalnya pemberhentian kerja) hingga saat dimana kondisi tidak bisa dihindarkan lagi.  Kesulitan dalam merekrut staf yang berkualifikasi  Dapat mengurangi tingkat pengendalian lokal oleh kantor pusat ekspatriat  Menciptakan masalah penyesuaian terhadap lingkungan dan budaya asing  Meningkatkan keasingan dari anak perusahaan  Melibatkan biaya pindahan, gaji dan biaya lain yang tinggi  Dapat menimbulkan masalah pribadi dan keluarga  Berdampak insentif negatif pada moral dan motivasi manajemen lokal  Bisa terkena restriksi oleh pemerintah lokal
  • 55. 17 Kompleksitas Manajemen MNC’s  Kedaulatan nasional  Kondisi ekonomi nasional  Nilai dan kelembagaan nasional  Revolusi industri nasional  Jarak geografis  Wilayah dan penduduk Alasan Kenapa dibentuk MNC’s  Menurunkan atau menghilangkan biaya transportasi yang tinggi  Berpartisipasi dalam ekspansi pasar yang pesat di luar negeri  Memberikan ketrampilan teknis, desain dan pemasaran di luar negeri  Untuk meraih keuntungan yang lebih besar Keuntungan Perusahaan Berskala besar 1. Memungkinkan menerapkan spesialisasi divisi dan personalia 2. Semakin murah biaya produksi 3. Memiliki akses untuk dana investasi yang lebih besar dengan bunga yang rendah 4. Cenderung lebih permanen Kerugian Perusahaan Berskala besar 1. Terciptanya konsentrasi ekonomi yang berlebihan yang rawan untuk disalahgunakan 2. Kondisi kerja yang kurang manusiawi 3. Akibat besarnya organisasi, keputusan yang diambil cenderung lebih lambat dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan.
  • 56. 18 Neraca Pembayaran Internasional 1. Masalah-masalah Transaksi Ekonomi Internasional 2. Pos-pos dalam Neraca Pembayaran Internasional Definisi Neraca Pembayaran Internasional Semua transaksi ekonomi yang terjadi antara satu negara dengan negara lain dicatat dalam Neraca Pembayaran Internasional (NPI) Definisi NPI menurut IMF: Catatan sistematis tentang transaksi ekonomi yg terjadi antara penduduk satu negara dengan negara lain dalam jangka waktu tertentu. 1. Catatan sistematis bentuknya neraca 2. Yang dicatat hanya transaksi ekonomi 3. Penduduk: a. Pribadi b. Pemerintah c. Perusahaan d. NGO 4. Jangka waktu tertentu biasanya 1 tahun Kegunaan Analisis Neraca Pembayaran Internasional 1. Menganalisis komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara (transaksi mana yg lebih menonjol: barang, jasa, ataukah modal) 2. Menganalisis negara mitra utama suatu negara dlm hubungan ekonomi internasional 3. Menganalisis posisi cadangan devisa suatu negara yg menunjukkan tingkat kesehatan ekonomi suatu negara 4. Dasar bagi lembaga donor, seperti IMF, untuk memberikan bantuan (misal Structural Adjusment Program dberikan untuk negara yg mengalami defisit NPI parah)
  • 57. 19 Pos-pos dalam Neraca Pembayaran Internasional Ada 2 pos atau transaksi utama dalam Neraca Pembayaran Internasional (NPI), yaitu: 1. Transaksi-Transaksi di Atas Garis (Upper the Line) a. Neraca Perdagangan, mencatat ekspor dan impor khusus barang atau komoditi b. Neraca Jasa, mencatat ekspor dan impor jasa atau intangible goods, meliputi:  Pembayaran bunga utang LN  Biaya Transportasi  Biaya Asuransi  Remitansi (Upah & gaji TKI/TKW/TKA, royalti untuk jasa konsultansi dan teknologi)  Pembayaran jasa dari Turisme c. Penjumlahan Neraca Perdagangan dan Neraca Jasa disebut Neraca Transaksi Berjalan d. Neraca Modal, mencatat ekspor modal (capital outflow) dan impor modal (capital inflow). Neraca Modal ini terdiri dari:  Investasi Langsung  Investasi Portofolio, yaitu pembelian surat-surat berharga  Investasi Lainnya, yaitu bantuan dan utang LN baik pemerintah maupun swasta 2. Transaksi-transaksi di bawah garis (Below The Line) yaitu transaski “bayangan” sebagai konsekuensi dari transaksi di atas garis. a. Cadangan Devisa, yaitu seluruh valuta asing yang dikelola oleh Bank Sentral. Batas aman jumlah cadangan devisa suatu negara menurut IMF adalah cukup untuk kebutuhan 3 bulan impor Contoh: Cadangan Devisa Indonesia saat ini (Maret 2009) adalah 54,8 milyar dolar AS atau cukup untuk impor 5 bulan.
  • 58. 20 Pos Kesalahan dan Selisih (Error and Omission) Di samping neraca atau pos-pos yang sudah disebut ada pos yang disebut sebagai kesalahan dan Selisih Perhitungan (Error and Omission). Error adalah selisih perhitungan karena kesalahan pencatatan dan Omission adalah selisih perhitungan karena transaksi yang tidak tercatat misalnya penyelundupan. Cara Pencatatan Dalam Neraca Pembayaran Internasional Setiap transaksi akan dibukukan dua kali atau double entry book keeping yaitu di sisi debet dan di sisi kredit. Dengan demikian, secara pembukuan NPI selalu seimbang. Setiap transaksi yang menimbulkan hak dicatat di sisi kredit, sedangkan yang menimbulkan kewajiban dicatat di sisi debet. Contoh pencatatan dalam NPI Sebuah Perusahaan Indonesia mengekspor barang dg kredit 3 bulan senilai 1.000 dolar AS, maka dibukukan Penggolongan Lain Dalam Transaksi NPI 1. Transaksi Otonom yaitu transaksi yang timbul atas inisiatif pihak tertentu dan bukan sebagai akibat atau ikutan dari transaksi lain, misal: ekspor dan impor 2. Transaksi Kompensasi yaitu transaksi yang timbul sebagai akibat atau kompensasi dari transaksi lain, misal: modal ke luar jangka pendek atas pembayaran secara kredit ekspor barang Kriteria Posisi Dalam NPI 1. Seimbang bila Cadangan Devisa tdk Bertambah dan Transaksi Kredit otonom sama dengan Transaksi Debit Otonom
  • 59. 21 2. Surplus bila Cadangan Devisa bertambah dan Transaksi Kredit Otonom lebih besar dari Transaksi Debit Otonom 3. Defisit bila Cadangan Devisa Berkurang dan Transaksi Kredit Otonom lebih besar dari Transaksi Debit Otonom Penyebab Defisit NPI Berdasarkan :  Defisit Musiman, yaitu defisit yg sifatnya musiman dan biasanya berlangsung dlm jangka pendek, misal: defisit pada hari-hari raya (karena impor meningkat)  Defisit Siklis yaitu defisit yg terjadi krn siklus ekonomi. JK waktu defisit ini akan tergantung dari jenis siklusnya. Defisit jenis ini dapat diatasi dg kebijakan moneter maupun fiskal  Defisit Struktural, defisit yang disebabkan karena masalah mendasar dalam sebuah perekonomian. Misal: defisit yg dialami Indonesia karena penggunaan jasa asing menunjukkan masalah mendasar berupa rendahnya kualitas SDM Indonesia  Defisit Karena Spekulasi, yaitu defisit yg disebabkan karena tindakan spekulasi. Contoh: Defisit yg menyebabkan Krisis Moneter di Indonesia tahun 1997 Posisi NPI kaitannya dengan Nilai Tukar 1. Jika Neraca Pembayaran Internasional seimbang maka kurs mata uang domestik terhadap mata uang asing cenderung stabil 2. Jika Neraca Pembayaran Internasional defisit maka kurs mata uang domestik terhadap mata uang asing cenderung melemah (terdepresiasi) 3. Jika Neraca Pembayaran Internasional surplus maka kurs mata uang domestik terhadap mata uang asing cenderung menguat (terapresiasi) Beberapa Masalah Dalam NPI Indonesia 1. Neraca jasa selalu defisit, karena : a. Pembayaran bunga dan utang LN Indonesia yg masih besar
  • 60. 22 b. Penggunaan jasa luar negeri seperti penggunaan kapal laut asing yang masih tinggi 2. Komposisi Arus Modal Masuk dlm neraca modal yg lebih didominasi oleh investasi portofolio, membuat posisi cadangan devisa rawan. 3. Pada Neraca Perdagangan, meskipun selalu surplus tetapi ekspor yg menjadi tumpuan Indonesia Masih pada komoditas primer (pertanian & pertambangan) yg suplynya inelastik dan harganya fluktuatif, dan Negara tujuan ekspor juga masih pada Jepang dan AS, kurang variatif. 4. Impor Non-migas yg merupakan 78,2% dari total impor nilainya masih cukup besar yaitu 71.907 juta dolar AS dengan komposisi (posisi 2007): a. Barang Konsumsi (6,1%) b. Bahan Baku (56,1%) c. Barang Modal (15,9%) Ini membuat NPI rawan defsit yg pada akhirnya dampaknya rawan terhadap kurs Rp terhadap dolar AS.
  • 61. 23 Neraca Pembayaran Internasional: 1. Mekanisme Pembukuan 2. Klasifikasi pos-pos dalam Neraca Pembayaran Neraca Pembayaran (Balance of payment) adalah suatu sistem akuntansi yang mencatat seluruh transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk dari negara-negara lain selama kurun waktu tertentu. Neraca pembayaran Penting bagi manajer, investor, konsumen, dan pejabat-pejabat pemerintah karena mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel makro lain seperti Pendapatan Nasional (GNP), kesempatan kerja, inflasi, kurs, dan tingkat bunga. Bagi Manajer dan Investor, perhatian terhadap neraca pembayaran setidaknya karena alasan berikut: 1. Neraca pembayaran membantu dalam meramalkan potensi pasar suatu negara, terutama dalam jangka pendek. Suatu negara yang mengalami defisit neraca pembayaran tidak mungkin mengimpor sebanyak bila mengalami surplus neraca pembayaran. 2. Neraca pembayaran merupakan indikator penting adanya tekanan terhadap kurs suatu negara. Oleh karena itu amat potensial bagi perusahaan yang berdagang atau melakukan investasi di negara tersebut untuk memperoleh keuntungan ataupun menderita kerugian valas. Negara yang mengalami defisit neraca pembayaran secara terus menerus dapat merupakan petunjuk akan terjadinya kontrol terhadap pergerakan modal (seperti pembayaran deviden, fee, dan bunga terhadap perusahaan/investor asing) pada suatu hari.
  • 62. 24 Anatomi Neraca Pembayaran Rekening-rekening Neraca Pembayaran Transaksi internasional suatu negara dikelompokkan menjadi tiga tipe utama: 1. Rekening transaksi berjalan meliputi: ekspor & impor atas barang & jasa. Rekening transaksi berjalan dibagi menjadi empat kategori :  Perdagangan barang menunjukkan ekspor & impor atas barang nyata, seperti minyak, gandum, pakaian, mobil, komputer, dsb.  Jasa meliputi pembayaran dan penerimaan untuk jasa2 hukum, konsultasi, dan rekayasa; royelti untuk paten dan kekayaan intelektual, premi asuransi, fee pengapalan, dan pengeluaran turis.  Pendapatan faktor berisi sebagian besar pembayaran dan penerimaan atas bunga, dividen, dan pendapatan lain dari investasi luar negeri yang dibuat sebelumnya.  Transfer unilater meliputi pembayaran “tak berbalas”, seperti bantuan luar negeri, reparasi, hibah resmi dan swasta, dan hadiah. Unilateral transfer hanya mempunyai satu arah arus, tanpa menghilangkan arus. Untuk tujuan menjaga aturan pencatatan gan-
  • 63. 25 da, transfer unilateral dipandang sebagai sua-tu tindakan membeli goodwill dari penerima Neraca rekening transaksi berjalan, khususnya neraca perdagangan, cenderung sensitif terhadap perubahan2 kurs tukar. Ketika mata uang suatu negara terdepresiasi terhadap mata uang partner dagang utama, ekspor negara tersebut cenderung meningkat dan impor menurun, & ini memperbaiki neraca perdagangan. Efek depresiasi mata uang pada neraca perdagangan suatu negara dapat lebih kompleks daripada yang digambarkan sebelumnya.Pola reaksi nyata atas neraca perdagangan terha-dap depresiasi disebut sebagai (J-curve effect). Penanggulangan Defisit Rekening Berjalan Defisit rekening transaksi berjalan dapat ditanggulangi dengan beberapa cara sbb.: 1. Depresiasi mata uang: depresiasi membantu mengurangi defisit perdagangan. Perubahan kurs tukar dan neraca perdagangan ditentukan oleh faktor-faktor ekonomi yang lebih fundamental. 2. Proteksionisme: pembebanan atas tarif, kuota, atau bentuk pengekangan lain terhadap impor luar negeri. 3. Menaikkan tingkat tabungan: mengurangi tingkat konsumsi (termasuk produk dari luar negeri), sehingga impor produk dari luar negeri menurun. 4. Defisit transaksi berjalan mengarahkan pada pengangguran. Argumennya, barang dan jasa yang diimpor merupakan pengganti barang dan jasa domestik, sehingga lapangan pekerjaan domestik menjadi mahal (kesempatan kerja turun). 2. Rekening modal meliputi: semua pembelian dan penjualan aset, seperti saham, obligasi, rekening bank, real estate, & bisnis.
  • 64. 26 Rekening modal mengukur perbedaan antara penjualan aset2 suatu negara kepada luar negeri dengan pembeliannya terhadap aset2 luar negeri. Penjualan (pembelian) atas aset2 dicatat sebagai kredit (debit) dan menghasilkan arus masuk modal (arus keluar modal). Rekening modal dibagi menjadi tiga kategori : 1. Investasi langsung (foreign direct investment/FDI) terjadi ketika investor memperoleh suatu kontrol atas bisnis luar negeri. 2. Investasi portofolio menunjukkan penjualan dan pembelian atas aset2 keuangan luar negeri seperti saham, obligasi, yang tidak melibatkan transfer kontrol, Investasi portofolio internasional dilakukan pada sekuritas ekuitas dan sekuritas utang. 3. Investasi lain meliputi transaksi dalam mata uang, deposito bank, kredit perdagangan, dsb. Investasi lain sangat sensitif terhadap perubahan tingkat bunga relatif antar negara dan perubahan yang diantisipasi dalam kurs tukar. 3. Rekening cadangan resmi meliputi: semua pembelian & penjualan aset2 cadangan internasional, seperti dollar, valas, emas, dan SDRs. Aset2 cadangan resmi digunakan oleh bank sentral untuk melakukan pembayaran bersih kepada luar negeri karena BOP defisit. Pembayaran defisit dapat juga dilakukan dengan meminjam dari bank sentral luar negeri. Jika BOP surplus, bank sentral dapat membayar utang luar negerinya atau memperoleh aset cadangan tambahan dari luar negeri. Rekening cadangan resmi melibatkan transaksi yang diambil oleh otoritas untuk membelanjai semua neraca & mengintervensi di pasar valas. Aset cadangan internasional setelah 1945, meliputi Emas, Valas, SDRs, Posisi cadangan di IMF. Persamaan Neraca Pembayaran Ketika rekening BOP dicatat dengan benar, neraca kombinasi atas rekening berjalan (BCA), rekening modal (BKA), rekening cadangan (BRA) harus nol.
  • 65. 27 Secara matematis, BOP dapat ditulis sbb.: BCA + BKA + BRA = 0 BOPI mengindikasikan bahwa suatu negara yang BOP-nya surplus atau defisit selaras dengan kenaikan atau penurunan cadangan resminya. Pada regim kurs tetap negara mempertahankan cadangan resmi dengan mengijinkan mereka mempunyai BOP disekuilibrium: BCA + BKA  0. Pada regim kurs tukar tetap: BCA + BKA = -BRA. Pada regim kurs tukar fleksibel murni, bank sentral tidak akan mengintervensi di pasar valas. Dalam kenyataannya, bank sentral tidak butuh untuk mempertahankan cadangan resmi. Pada regim kurs tukar fleksibel murni: BCA = -BKA Surplus atau defisit rekening transaksi berjalan harus diselaraskan dengan defisit atau surplus rekening modal, dan sebaliknya. Dalam sistem kurs tukar mengambang tidak murni, di mana bank sentral secara bijaksana membeli & menjual valas, sehingga persamaan di atas tidak dipegang secara kaku. Trend Neraca Pembayaran di negara-negara maju  BOP (BCA dan BKA) negara-negara yang dianalisis: Cina, Jepang, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat.  BCA surplus (defisit): ekspor > (<) impor. BKA surplus (defisit): penjualan aset keuangan > (<) pembelian aset keuangan.  Cina: BCA berfluktuasi, tetapi sejak 1994–2003 cenderung surplus. BKA berfluktuasi, tetapi mayoritas surplus, kecuali pada 1983, 1984, 1992, dan 1998.  Jepang: BCA selalu surplus, sedangkan BKA defisit, kecuali 2003.
  • 66. 28  Jerman: BCA berfluktuasi dan selalu mengalami defisit sejak 1991-2000. BKA berfluktuasi, dan mengalami defisit sejak 1982-1990. Sejak 1991- 1997 mengalami surplus, kecuali 1993 dan 1999, 2001-2003.  Inggris: BCA berfluktuasi dan mayoritas mengalami defisit pada 1997 dan sebelum 1986. BKA sejak 1986-1996 mengalami surplus, kecuali sebelum 1986 dan 1997.  Amerika Serikat: BCA sejak 1982-2003 selalu mengalami defisit, tetapi BKA selalu mengalami surplus.
  • 67. 29 Cara-cara Pembayaran Transaksi Internasional: Cash, Open Account, Comersial Bills of Exchange, Letter of C-redit, Private Compensation Pengertian Pembayaran Internasional Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang dilakukan oleh negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Pembayaran dalam perdagangan internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank. Cara Pembayaran Internasional 1. Cash Payment Pembayaran secara tunai (cash) biasanya dilakukan oleh eksportir yang belum kenal dengan importir atau kurang percaya akan bonafiditas importir. Cara pembayaran tunai di antaranya dilaksanakan melalui : a. Wesel Bank atas Unjuk (Bankers Sight Draft) yaitu surat perintah yang dibuat oleh bank domestik yang ditujukan kepada bank korespondennya di negara lain untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada si pembawa surat wesel. b. Telegraphic Transfer (T/T), yaitu perintah pembayaran yang dikirimkan melalui telegram atau telex dari bank dalam negeri ke bank korespondennya di luar negeri. 2. Open Account Cara ini merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara open account, barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah kebijakan importir. Dengan cara itu, risiko sebagian besar ditanggung eksportir. Misalnya, eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan
  • 68. 30 dilakukan dengan mata uang asing maka risiko perubahan kurs menjadi tanggungannya. 3. Letter of Credit L/C (Letter of Credit) adalah sebuah instrumen yang dikeluarkan oleh bank atas nama salah satu nasabahnya, yang menguasakan seseorang atau sebuah perusahaan penerima instrumen tersebut menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau atas salah satu bank korespondennya, berdasarkan kondisi-kondisi yang tercantum pada instrumen itu. Eksportir terjamin akan pembayarannya bila ia memenuhi persyaratan yang diminta oleh importir, demikian pula importir. 4. Private Compensation Private compensation adalah suatu metode pembayaran internasional yang dilakukan antara pembeli dan penjual dengan jalan melakukan kompensasi penuh atau sebagian utang piutang baik secra langsung maupun tidak langsung sehingga mengurangi atau meniadakan transfer valas ke luar negeri. 5. Commercial Bills of Exchange Commercial bills of exchange yang sering disebut juga wesel (draft) atau trade bills, adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam itu sering disebut wesel.