Makalah ini membahas tentang ekonomi internasional dengan menjelaskan ruang lingkup, teori-teori perdagangan internasional seperti teori klasik, modern, dan kebijakan ekonomi internasional. Diakhiri dengan kesimpulan bahwa perdagangan internasional sangat penting untuk peningkatan kesejahteraan negara."
2. KATA PENGANTAR
Puji sukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan
karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “EKONOMI
INTERNASIONAL” ini tepat pada waktunya, sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW. Makalah ini dibuat dalam rangka
pemenuhan tugas matakuliah manajemen strategi, juga dibuat untuk memberikan
pengetahuan dan wawasan kepada penyusun secara lebih mendalam mengenai visi, misi
dan strategi suatu perusahaan dalam menajalankan dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Tentunya dalam kesempatan yang baik ini penyusun menyampaikan
terimakasih kepada Bapak selaku dosen yang telah memberikan pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas mengenai matakulia manajemen strategik sehingga penyusun
dapat menyelesaikan tugas seusuai dengan harapan juga kepada semua pihak yang telah
membentu penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penyusun
menyadari masih terdapat banyak kekurangan disana sini, untuk itu kritik dan saran yang
konstruktif demi tersempurnakannya makalah ini sangat penyusun harapkan.Akhirnya
penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi
mengenai judul yang terkait dan sebagai bahan bacaaan untuk menambah wawasan
secara khusus untuk penyusun dan umunya bagi semua pembaca.
Tangerang 1 april 2018
2
3. DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB 1 ...........................................................................................................................4
PENDAHULUAN ........................................................................................................4
1.Latar belakang masalah..............................................................................................4
2. identifikasi masalah...................................................................................................4
3. tujuan masalah...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
A. ruang lingkup ekonomi internasional.......................................................................6
B. konsep teori perdagangan internasional....................................................................8
C. teori perdagangan internasional................................................................................8
D. teori klasik...............................................................................................................15
E. teori modern perdagangan.......................................................................................24
F. kebijakan ekonomi internasional.............................................................................24
KESIMPULAN............................................................................................................40
.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
3
4. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang
Dewasa ini kita berada dalam kegiatan ekonomi antar bangsa yang bergerak menuju
kesalingtergantungan ekonomi. Suatu ekonomi global jangan dianggap hanya sekedar perdagangan
yang semakin besar diantara negara-negara di dunia, karena yang tengah terjadi adalah suatu
ekonomi dunia yang bergerak ke arah ekonomi tunggal, suatu satu ekonomi dan satu pasar.Dengan
demikian kini tidak ada lagi yang namanya ekonomi nasional murni. Bagian dunia yang lain terlalu
besar untuk diabaikan, baik sebagai pasar maupun sebagai pesaing. Oleh karena itu kita wajib
mengajarkan kepada siswa tentang cara berpikir internasional supaya dapat memahami
perkembangan ekonomi internasional. Dalam ekonomi internasional menunjukkan adanya
hubungan antara aktivitas ekonomi suatu negara dengan aktivitas ekonomi negara lain. Hubungan
aktivitas ekonomi suatu negara dengan negara lain ini akan membentuk sistem ekonomi yang lebih
besar, yaitu sistem ekonomi internasional. Dalam mempelajari ekonomi internasional terdapat
beberapa topik yang perlu mendapat perhatian kita, yaitu perdagangan internasional, pembayaran
internasional,neracapembayaran,dankerjasamaekonomiinternasional.
1.2. IdentifikasiMasalah
A. A. Pengertian Ruang Lingup Ekonomi Internasional
B . Konsep Teori Perdagangan
C. Teori Klasik, Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif
D. Teori Modern Perdagangan Internasional
F. Kebijaksanaan Ekonomi Internasional Kebijakan Tarif
G. Kebijakan Non Tari: Kuota, Subsidi, Dumping
4
5. Maksud dan Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas mata kuliah ekonomi internasional
2. Memahami tentangekonomi internasional.
3. Mengetahui gambaran ekonmi internasonal
4. Untuk menambahkan wawasan atau pemahaman terhadap pentingnya ekonomi
internasional
E. Manfaat Penulisan
1. Dapat menambah wawasan bagi pembaca.
2. Menambah pengetahuan dalam pengetahuan tentang sejarah
Setelah membaca makalah ini di harapkan kita mampu menelaah juga memahami
tentang pentingnya sejarah bagi kita serta dapat mengambil sisi positifnya dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
F. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penulisan Makalah ini adalah
metode kepustakaan. Dimana metode kepustakaan dilaksanakan dengan mencari bahan
dari sumber-sumber yang menunjang dan berkaitan dengan materi dari makalah ini
seperti mempelajari buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan
data untuk pembuatan makalah ini.
5
6. BAB II
PEMBAHASAN
1. Ruang lingkup ekonomi internasional
Pengertian Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari
dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional
(Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuanga atau moneter serta
organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar
negara.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi
ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi.
Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan
Multi Nasional.
Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan:
produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting
guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
A. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Ekonomi International
pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
Dalam Segi Ilmiah
6
7. Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan
pada kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa
Dalam Segi Praktisnya
Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang
dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara
yang satu dengan Negara yang lain
Tujuan Ekonomi International
Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia.
Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang
perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll
Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan international
dengan perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah
ini :
Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli,
uang, peraturan bea, dsb
Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat,
kesukaaan, musim dan kondisi pasar
Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural
Ruang Lingkup
Teori dan kebijakanPerdagangan International
Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International
7
8. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International
Perusahaan International dan Bisnis International
B. KONSEP TEORI PERDAGANGAN
Pengertian perdagangan internasional secara umum adalah proses tukar
menukar barang dan jasa antar negara/bangsa. Pelaksanaan
perdagangan internasional ini sangat rumit dan komplek bila dibandingkan
perdagangan di dalam negeri yang disebabkan karena politik, undang-undang,
hukum, budaya, mata uang dan juga adanya dumping. Akan tetapi ada beberapa
penyebab terjadinya perdagangan internasional, antara lain:
1. Perbedaan sumber daya alam (SDA).
2. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
3. Perbedaan kebudayaan.
4. Mencari keuntungan.
5. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
C. Teori Perdagangan Internasional
Saat ini perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat untuk bidang ekonomi
saja melainkan bermanfaat untuk bidang lain seperti politik, sosial, dan pertahanan
keamanan. Beberapa model atau teori perdagangan internasional yang ada:
a. Teori Merkantilisme (Mirabeau)
Teori Merkantilisme, yaitu paham yang mengajarkan bahwa kemakmuran
8
9. perekonomian suatu negara dengan memaksimalkan surplus perdagangan. Teori
Merkantilisme mempunyai prinsip:
1. Mencari logam mulia sebanyak-banyaknya
2. Mengusahakan neraca perdagangan aktif
3. Monopoli perdagangan
4. Memperluas daerah jajahan
5. Membatasi impor dan meningkatkan ekspor
b. Teori Keuntungan Mutlak (Adam Smith)
Teori Keuntungan Mutlak berdasarkan pada pembagian kerja internasional yang
menimbulkan spesialisasi dan efisiensi produksi dalam menghasilkan suatu barang.
Teori keuntungan mutlak mempunyai prinsip:
1. Kemampuan negara untuk mengembangkan produksi melalui perdagangan.
2. Macam keuntungan ada dua, yaitu karena ilmiah dan teknologi.
3. Dalam perdagangan, masing-masing negara akan mengadakan spesialisasi
kerja pada produksi yang mempunyai keunggulan mutlak, yaitu jam kerja per
hari yang paling kecil.
c. Teori Keuntungan Komparatif (David Ricardo)
Teori Keuntungan Komparatif berdasarkan pada perbandingan biaya yang
dikeluarkan suatu negara dalam memproduksi suatu barang dibandingkan dengan
negara lain sehingga negara dengan biaya rendah akan mengimpor dan negara dengan
biaya yang tinggi mengekspor barang tersebut.
d. Teori Permintaan Timbal Balik (John Stuart Mill)
9
10. Teori Permintaan Timbal Balik sebenarnya kelanjutan dari Teori Keunggulan
Komparatif yaitu melakukan kesimbangan antara permintaan dengan penawaran. Hal
ini disebabkan baik itu permintaan maupun penawaran menentukan besarnya barang
yang akan diekspor dan barang yang akan diimpor.
B. Teori Klasik
Prinsip Adam Smith tentang “Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage
Theory)” dan prinsip David Ricardo tentang “ keunggulan Komparatif (Comparative
Advantage Theory)” secara umum didasarkan pada keunggulan teknologi dari sauatu
Negara dalam memproduksi suatu komuditas. Keunggulan absolute mengacu pada
Negara yang memiliki keunggulan absolute yang tinggi atau biaya yang lebih rendah
dalam memproduksi komoditas di banding dengan Negara lain.
a. Teori Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage Theory)
Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang
membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang Negara tersebut serta
akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa
manfaat perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta
konsumsi barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka
masing-masing Negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-
barang tertentu yang sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan
alamiah maupun keuntungan yang diperkembangkan. Yang dimaksud dengan
keuntungan alamiah adalah: Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara
memiliki sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh Negara lain baik kualitas
maupun kuantitas.
Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang di perkembangkan adalah:
10
11. Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara telah mampu mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-produk yang
diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain.
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
a. Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja, suatu Negara
dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah disbanding negara lain,
sehingga dalam mengadakan perdagangan Negara tersebut memperoleh keunggulan
mutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu Negara akan mengkhususkan pada produksi barang
yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila
diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga
keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam
memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang
dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat
barang-barang produksi. Suatu Negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat
menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada
negara lain. Dengan kata lain, Negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam
produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap satu
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Contoh keuntungan mutlak
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk
memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik,
11
12. sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah
dan Negara Jepang berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian,
seandainya kedua Negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor,
maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah
akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan
rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar
3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
b. Untuk Negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika Negara Jepang
mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan
memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg
rempah rempah – 0,25 elektronik).
Contoh lainnya
Tabel 1.PertukaranHasilProduksi (KeunggulanMutlak)
Negara Jam Kerja per Satuan Output Dasar Nilai Tukar
(Term of Trade)
Tekstil Beras
Indonesia 40 m 20 ton 1 tekstil = ½ beras
Thailand 10 m 30 ton 1 tekstil = 3 beras
Dengan menggunakan jam kerja yang sama, ternyata Indonesia lebih banyak
menghasilkan tekstil, yaitu sebanyak 40 m dan Thailand lebih banyak menghasilkan
12
13. beras, yaitu 30 ton. Dengan demikian, dapat disimpulkan Indonesia memiliki
keunggulan mutlak dalam produksi tekstil, sedangkan Thailand memiliki keungulan
mutlak dalam produksi beras, yaitu sebesar 30 ton. Perdagangan antara Indonesia dan
Thailand dapat dilakukan dengan cara Indonesia mengekspor tekstil ke Thailand dan
sebaliknya, Thailand mengekspor beras ke Indonesia.
Inti dari teori adam smith, keunggulan absolute adalah kemampuan suatu
Negara untuk memproduksi lebih banyak barang dengan menggunakan sejumlah
input dengan menggunakan sejumlah input dibandingkan dengan produksi di Negara
lain.
1. Suatu Negara akan mengkhususkan diri untuk berspesialisasi untuk menghasilkan
barang yang mempunyai keunggulan mutlak
2. Barang yang memiliki keunggulan mutlak apabila barang yang di hasilkan lebih
murah dibandingkan dengan Negara lain yang lebih efisien
3. Barang yang memiliki keunggulan mutlak akan di ekspor
b. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith
yang tidak mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali
tidak mempunyai keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap
negara lain misalnya negara yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah
maju.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo
membedakan perdagangan menjadi dua keadaanyaitu:
1. Perdagangan dalam negeri.
2. Perdagangan luar negeri.
Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat
berlaku di dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga
kerja, karena adanya persaingan bebas dankebebasan bergerak dari faktor-faktor
produksi tenaga kerja dan modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan
13
14. spesialisasi dalam memproduksi barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos
tenaga kerja yang paling kecil.
Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan
atau ongkos mutlak. Karenafaktor-faktorproduksi di dalam perdagangan luar negeri
tidak dapat bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu
Negara mungkin akan ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun
ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan.
Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan sebagaiberikut:
Bahwa suatu Negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih
efisien di mana Negara tersebut memiliki keunggulan komparatif. ( Budiono,
1990:35)
Atau dengan kata lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
Kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi pada
tingkat biaya relatif yang lebih rendah dari pada barang lainnya. ( Charles
P.Kidllebergerdan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional (terjemahanBurhanuddin
Abdullah,1991:30)
Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang
menguntungkan, dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan Negara
tersebut mampu menghasilkan satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif
dibandingkan Negara lainnya.
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan
oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
a. Bagaimana bila suatu Negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
disbanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu Negara memiliki factor produksi
tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan disbanding dengan negara lain,
14
15. sehingga Negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan
barang dari pada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam
memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu
Negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka Negara tersebut tidak dapat
mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
b. Apakah Negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan)
yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya
tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif
melakukan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih
menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo
sekalipun suatu Negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta
dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang
dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) disbanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap kedua
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
B. TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
I. TEORI KLASIK
• Absolute Advantage dari Adam Smith
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada
15
16. variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja
yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang
digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value )
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai
tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan
anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya
factor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi
tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan dengan
contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki
faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum
dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan
8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian
masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum
sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga
kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika
memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini
dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum
dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute
advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang
dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.
16
17. Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara
dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi
interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya
yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan
internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
• Comparative Advantage : JS Mill
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian
mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan
mengimpor barang yang dimiliki comparative diadvantage(suatu barang yang dapat
dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri
memakan ongkos yang besar )
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga
kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh :
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi Amerika Inggris
Gandum 6 bakul 2 bakul
Pakaian 10 yard 6 yard
Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul
karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika
semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative
Advantagenya.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul
disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard
dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative
17
18. advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau
1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1.
Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 :
1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan
spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan
pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of Trade ) ditentukan dengan batas
– batas nilai tujar masing – masing barang didalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa
nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat
diterangkan oleh teori absolute advantage.
II. COMPARATIVE COST DARI DAVID RICARDO
1. Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative
lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative
kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan
bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative
advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Negara Produksi 1 Kg gula 1 m Kain
Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja
China 6 hari kerja 5 hari kerja
18
19. Indonesia memiliki keunggulan absolute dibanding Cina untuk kedua produk diatas,
maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua
Negara melalui spesialisasi jika Negara-negara tersebut memiliki cost comparative
advantage atau labor efficiency.
Berdasarkan perbandingan Cost Comparative advantage efficiency, dapat dilihat
bahwa tenaga kerja Indonesia lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam
produksi 1 Kg gula ( atau hari kerja ) daripada produksi 1 meter kain ( hari bkerja)
hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.
Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih effisien dibandingkan tenaga kerja
Indonesia dalam produksi 1 m kain ( hari kerja ) daripada produksi 1 Kg gula ( hari
kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
2. Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut
dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara
tersebut berproduksi relatif kurang / tidak produktif
Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina untuk kedua
produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan
menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang
memiliki labor productivity. kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak
dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara.
Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap
dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan
masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost Comparative
Advantage atau production Comparative Advantage.
19
20. Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori
ini berlandaskan pada asumsi:
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah
tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana
nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang
dipergunakan untuk memproduksinya.
2. Perdagangna internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal
pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak
berpengaruh.
Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu
negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan
mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan
mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam
memproduksi.
Paham klasik dapat menerangkan comparative advantage yang diperoleh dari
perdagangan luar negeri timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif ataupun
tenaga kerja dari barang-barang tersebut yang diperdagangkan.
D. TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik,
negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif melimpah secara intensif
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
20
21. lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan
dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif
adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah
labor intensity atau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama
adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama.
Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang
sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva
isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk
yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu
karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya
21
22. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan
sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui
study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu
mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun
1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan
ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b. Tariff and Non tariff barrier
c. Pebedaan dalam skill dan human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja
terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang
memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang
menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan
sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan
tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC
22
23. Constant cost dan PPC increasing cost
D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan
Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu
Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada
berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat
dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor
produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu
produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative
advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya
manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat
bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah
teori modern yaitu teori Offer Curve.
E.KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL KEBIJAKAN TARIF
erdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama, penduduk yang
dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu
dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain.
Kebijakan Perdagangan Internasional adalah kebijakan yang dilakukan suatu negara
23
24. yang berupa tindakan ataupun peraturan yang mempengaruhi baik langsung ataupun
tidak langsung terhadap struktur, komposisi dan arah perdagangan internasional dari
ke negara tersebut serta rangkaian tindakan yang akan diambil untuk mengatasi
kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi
kepentingan nasional.
Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional:
1. Melindungi kepentingan ekonomi nasional
2. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri
3. Melindungi lapangan kerja
4. Menjaga stabilitas dan keseimbangan neraca pembayaran internasional
5. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi
6. Menjaga stabilitas nilai tukar/kurs valas
F. KEBIJAKSANAAN NON TARIF : KUOTA, SUBSIDI, DUMPING
Setiap negara mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri untuk melindungi
perekonomian dalam negeri mereka dari dampak negatif persaingan yang ditimbulkan
dalam perdagangan internasional. Perdagangan internasional memungkinkan
masuknya barang-barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri.
Jika barang dan jasa dari luar negeri lebih banyak dan lebih diminati oleh masyarakat
dibandingkan produk dalam negeri, maka hal itu akan berdampak buruk bagi
perekonomian dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat suatu . Efek
kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling umum
adalah tarif atas barang-barang impor atau yang biasa disebut bea impor.
Tujuan penetapan tarif atau bea masuk ini adalah sebagai berikut :
menghambat impor barang-barang/ jasa luar negeri kebijakan perdagangan
24
25. internasional.
Macam-macam Kebijakan Perdagangan Internasional:
• Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan
1. .
2. melindungi barang/ jasa produksi dalam negeri.
3. menambah pendapatan pemerintah dari pajak.
4. mendorong konsumen menggunakan produk domestik.
• Kuota
Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga
macam kuota, yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota ekspor. Kuota impor
adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor, kuota produksi adalah
pembatasan dalam jumlah barang yang diproduksi, dan kuota ekspor adalah
pembatasan jumlah barang yang diekspor. Tindakan untuk membatasi atau
mengurangi jumlah barang impor ada yang diakukan secara sukarela yang disebut
sebagai pembatasan ekspor sukarela (Voluntary Export Restriction = VER). VER
adalah kesepakatan antara negara pengekspor untuk membatasi jumlah barang yang
dijualnya ke negara pengimpor.
Tujuan dari kuota ekspor adalah untuk keuntungan negara pengekspor, agar dapat
memperoleh harga yang lebih tinggi. Kuota produksi bertujuan untuk mengurangi
jumlah ekspor. Dengan demikian, diharapkan harga di pasaran dunia dapat
ditingkatkan.
Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi produksi dalam negeri dari
serbuan-serbuan luar negeri.
• Dumping dan Diskriminasi Harga
25
26. Praktik diskriminasi harga secara internasional disebut dumping, yaitu menjual
barang di luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan
di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume
perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan
konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang
sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara
pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih
tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir
dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.
Kebijakan ini hanya berlaku sementara, haraga produk akan dinaikkan sesuai dengan
harga pasar setelah berhasil merebut dan menguasai pasar internasional. Predatory
dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri. Setelah
persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk
menutup kerugian sewaktu melakukan predatory dumping.
Namun, pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan internasional
dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat merugikan
negara lain.
• Subsidi
Agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah memberikan
subsidi kepada produsen dalam negeri. Subsidi yang diberikan dapat berupa mesin-
mesin, peralatan, tenaga ahli, keringanan pajak, fasilitas kredit, dll.
Kebijakan subsidi biasanya diberikan untuk menurunkan biaya produksi barang
domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan bersaing di
pasar internasional. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah
ekspor, karena eksportir dapat menawarkan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat
diturunkan sebesar subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan
yang tidak jujur dan dapat menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini karena semua
negara ingin mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi.
26
27. • Larangan Impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke dalam
pasar domestik. Kebijakan ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan ekonomi.
Dampak pelaksanaan kebijakan larangan impor:
1. Melindungi perusahan dalam negri dari kebangkrutan
2. Menghindari/mengurai defisit neraca pembayaran
• Larangan Ekspor
Melarang ekspor ke luar negri untuk jenis barang tertentu
• Premi
Pengertian premi adalah “bonus” yang berbentuk sejumlah uang yang disediakan
pemerintah untuk para produsen yang berprestasi atau mencapai target produksi yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Tindakan pemerintah dengan membayar kelebihan harga untuk tiap unit hasil
produksi atau tiap barang yang diekspor.
Dampaknya yaitu produksi dalam negri dapat bersaing di luar negri.
• Politik Dagang Bebas
Pemerintah memberi kebebasan ekspor dan impor.
Dampaknya yaitu mutu barang tinggi dan harga relative murah.
Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor, sedangkan
kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor, kegiatan
demikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan
masuknya uang asing kenegara kita yang dapat digunakan untuk membayar
pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri.
27
28. Tujuan impor
Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor
merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah
dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat.
Kebijakan Impor
Untuk melindungi produksi dalam negerinya dari ancaman produk sejenis yang
diproduksi di luar negeri, maka pemerintah suatu negara biasanya akan menerapkan
atau mangeluarkan suatu kebijakan perdagangan internasional di bidang impor .
Kebijakan ini, secara langsung maupun tidak langsung pasti akan mempengaruhi
struktur, komposisi, dan kelancaran usaha untuk mendorong/melindungi
pertumbuhan industri dalam negeri (domestik) dan penghematan devisa negara.
Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) dan
kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier).
1. Hambatan Tarif (Tariff Barrier)
Hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap
barang-barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-
barang sejenis yang diimpor dari luar negeri. Tarif adalah hambatan
perdagangan yang berupa penetapan pajak atas barang-barang impor
atau barang-barang dagangan yang melintasi daerah pabean (custom
area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan
bea masuk. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang.
Dengan pengenaan bea masuk yang besar, pendapatan negara akan meningkat
sekaligus membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor dan
mendorong konsumen menggunakan produk domestik.
28
29. A. Macam-macam Penentuan Tarif, yaitu:
1. Bea Ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang yang diangkut menuju negara lain (di luar costum area).
2. Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir
barang tersebut negara lain.
3. Bea Impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam suatu negara (tom area).
B. Jenis Tarif:
1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap
ukuran fisik daripada barang.
3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu
dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah Rp 20,00 untuk setiap unit.
C. Sistem Tarif :
1. Single-column tariffs : sistem di mana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan dengan
negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan
negara lain disebut conventional tariffs.
2. Double-column tariffs : sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.
3. Triple-column tariffs : biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
29
30. Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk negara-negara bekas
jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama
“preferential system”.
D. Efek tarif :
Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut.
Beberapa sfek tarif tersebut adalah :
- Efek terhadap harga (price effect)
- Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
- Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
- Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
E. Effective Rate of Protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Apabila tarif
hanya dikenakan pada barang jadi maka harga barang tersebut akan naik.
Hubungan antara tarif terhadap barang jadi dan tarif terhadap bahan mentah
dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati
oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. apabila barang jadi dan
juga bahan mentah impor itu dikenakan tarif, maka effective rate of protection
bagi produsen barang tersebut makin tinggi apabila makin rendah tarif
terhadap bahan mentah.
F. Alasan pembebanan tarif :
1. Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
a. Memperbaiki dasar tukar
Pembebanan tarif dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor. Ini berarti
30
31. bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih
besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai
pembayaran tarif.
b. Infant-industry
Pembebanan terif terhadap barang dari luar negeri dapat memberi
perlindungan terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini.
c. Diversifikasi
Pembebanan tarif industry dalam negeri dapat berkembang sehingga dapat
memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan terutama oleh
negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja
d. Employment
Pembebanan tarif mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi
dalam negeri.
e. Anti dumping
Pembebanan tarif terhadap barang yang berasal dari negara yang menjalankan
politik dumping supaya tidak terkena akibat jelek daripada politik tersebut.
2. Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan
a. To keep money at home
Pembebanan tarif impor, maka impor akan berkurang sehingga akan
mencegah larinya uang ke luar negeri.
b. The low-wage
Negara yang tingkat upahnya tinggi tidak dapat mengadakan hubungan
dengan negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan
turunnya tingkat upah. Untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi
dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka negara yang tingkat
upahnya tinggi tersebut perlu membebankan tarif bagi barang yang berasal
dari negara yang tingkat upahnya rendah.
c. Home market
31
32. 3. Yang tidak dapar diuji atau dibuktikan, karena mengandung premis
ekonomi yang salah.
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan
prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan
kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
2. Hambatan Non-Tarif (Non-Tariff Barrier)
Hambatan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan
perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga
mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (Dr. Hamdy Hady).
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-
tariff barrier) sebagai berikut :
1. Pembatasan spesifik (specific limitation) :
a. Larangan impor secara mutlak
b. Pembatasan impor (quota system)
Kuota adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas
pemasukan barang (kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota ekspor) dari /
ke suatu negara untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen.
c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu
d. Peraturan kesehatan / karantina
e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara
f. Peraturan kebudayaan
g. Perizinan impor (import licence)
h. Embargo
i. Hambatan pemasaran / marketing
32
33. 2. Peraturan bea cukai (customs administration rules)
a. Tatalaksana impor tertentu (procedure)
b. Penetapan harga pabean
c. Penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex control)
d. Consulate formalities
e. Packaging / labelling regulations
f. Documentation needed
g. Quality and testing standard
h. Pungutan administasi (fees)
i. Tariff classification
3. Partisipasi pemerintah (government participation)
a. Kebijakan pengadaan pemerintah
b. Subsidi dan insentif ekspor
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan atau
bantuan kepada indusrti dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak,
pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dll.
c. Countervaling duties
d. Domestic assistance programs
e. Trade-diverting
4. Import charges
a. Import deposits
b. Supplementary duties
c. Variable levies
Produk Impor
Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan
33
34. penolong serta bahan modal. Barang-barang konsumsi merupakan barang-
barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti
makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging. Bahan baku dan bahan
penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk kegiatan industri
baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan-
bahan kimia, obat-obatan dan kendaraan bermotor.
Barang modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti
mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat. Produk
impor Indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain, beras, terigu, kacang
kedelai dan buah-buahan. Produk impor Indonesia yang berupa hasil
peternakan antara lain daging dan susu.
Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lain adalah
minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa barng industri
antara lain adalah barang-barang elektronik, bahan kimia, kendaraan. dalam
bidang jasa indonesia mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri.
Pelarangan impor
Larangan impor adalah kebijakan pemerintah yang melarang masuknya
barang-barang tertentu atau produk-produk asing (ke dalam pasar
domestik) ke dalam negeri. Kebijakan larangan impor dilakukan untuk
menghindari barang-barang yang dapat merugikan masyarakat. Misalnya
melarang impor daging sapi yang mengandung penyakit Anthrax. Kebijakan
ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan ekonomi.
Pada dasarnya ada tiga sasaran kebijakan larangan impor, yaitu:
A. Kebijakan Larangan Impor Berorientasi Lingkungan Hidup.
B. Kebijakan Larangan Impor Untuk Melindungi Industri Dalam Negeri
34
35. dan
C. Menjaga Balance of Payments, dan
Berikut ini adalah ulasan kebijakan larangan impor sesuai ketiga sasaran
tersebut diatas:
A. Kebijakan Larangan Impor Berorientasi Lingkungan Hidup
Pemerintah suatu negara dapat melarang impor produk tertentu apabila produk
tersebut berbahaya bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan di suatu negara,
atau karena produk itu merupakan hasil eksploitasi sumber daya alam hingga
merusak keseimbangan ekologi.
Di Indonesia, terdapat beberapa produk yang dilarang masuk ke Indonesia karena
berbahaya bagi lingkungan hidup, antara lain limbah plastik (Keputusan Menteri
Perdagangan Nomor 520/MPP/Kep/8/2003), Pestisida etilen dibromida, Limbah
B3 kecuali item tertentu, Udang spesies Penaeus Vanamae (Peraturan Bersama
Mendagri dan Menteri Kelautan dan Perikanan), dan produk susu dan olahan susu
dari Cina. Akan tetapi, pada Agustus 2008 muncul berita bahwa Pemerintah akan
mengizinkan impor limbah plastik untuk memenuhi kebutuhan bahan baku murah
bagi industri, karena menurut data Asosiasi Industri Plastik dan Olefin Indonesia,
selama semester pertama 2008 harga bahan baku plastik polyethylene dan
polypropylene naik 100 persen dari US$ 1.100 menjadi US$ 2.200 per ton.
Sedangkan pelarangan impor udang spesies Penaeus Vanamae adalah karena di
pasar internasional beredar udang jenis ini yang terserang penyakit.
Produk susu dan olahan susu dari Cina juga masuk dalam daftar larangan impor
di 31 negara lain, menyusul terjadinya skandal susu bermelamin di Cina. pada
akhir September 2008, dilaporkan susu bermelamin telah menimbulkan 94.000
korban, termasuk 4 bayi meninggal karena kerusakan ginjal. Pada tahun 2004,
terjadi kasus malnutrisi anak-anak di Cina Daratan , akibat susu yang tidak
35
36. mengandung protein. Oleh karena itu, Pemerintah mengeluarkan peraturan
mengenai kandungan protein. Nampaknya, perusahaan-perusahaan susu di Cina
menambahkan melamin dalam susu agar seakan-akan susunya mengandung
protein yang tinggi. WHO menyebutkan bahwa ini adalah salah satu skandal
keamanan makanan paling besar dalam beberapa tahun terakhir. Setelah
terungkapnya skandal ini di dunia Internasional, reputasi ekspor makanan asal
Cina menjadi jelek, dan tercatat 11 negara menghentikan seluruh impor produk
susu dan olahan susu dari Cina Daratan.
C. Kebijakan Larangan Impor Untuk Melindungi Industri Dalam Negeri
Dalam kondisi normal, suatu anggota WTO dilarang untuk melakukan
pembatasan kuantitatif untuk impor dan ekspor sebagaimana diatur dalam
pasal XI GATT 1994. Namun demikian, dalam kondisi tertentu negara
anggota dapat melakukan safeguard measures sebagai langkah guna
melindungi industri domestik dari kerugian yang disebabkan peningkatan
impor. Terdapat dua kondisi untuk menerapkan safeguards measures, yakni :
a. Terjadi peningkatan impor dibandingkan produksi barang sejenis di dalam
negeri.
b.Peningkatan impor tersebut mengancam dan mengakibatkan kerugian yang
serius terhadap industri dalam negeri yang memproduksi barang serupa.
Dengan adanya ketentuan ini, diharapkan negara tersebut dapat melakukan
penyesuaian atas produk tertentu yang menghadapi tekanan yang berasal dari
impor barang yang diakibatkan terjadinya persaingan atau kompetisi secara
internasional. Safeguards measures bersifat sementara dan semata-mata
dilakukan dalam rangka proses penyesuaian bagi industri domestik yang
menghadapi tekanan. Safeguards measures tidak dapat digunakan untuk
memproteksi industri domestik dalam jangka panjang.
36
37. . Menjaga Balance of Payments
Apabila negara anggota WTO menghadapi kesulitan neraca pembayaran (balance
of payments/BOP difficulties), maka negara anggota tersebut dapat menerapkan
pembatasan atas perdagangan jasa yang menyebabkan timbulnya komitmen
termasuk pembayaran atau transfer yang berkitan dengan komitmen tersebut.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pengecualian tersebut dapat
diberlakukan adalah :
a. Perekonomian negara berkembang tersebut lemah, sehingga hanya dapat
menyokong standar kehidupan yang rendah.
b. Dalam tahap awal pembangunan.
c. Mengalami kesulitan BOP sebagai akibat dari kebijakan membuka pasar
domestik dan perubahan persyaratan perdagangan (terms of trade).
Kebijakan larangan impor demi industri lokal di Negeria tidak diimbangi
dengan penyediaan infrastruktur yang memadai akan merugikan industri
sendiri. Pihak industri sendiri menyatakan bahwa seharusnya pemerintah
memikirkan bagaimana menyediakan infrastruktur bagi mereka, daripada
melakukan pelarangan impor. Misalnya dalam kasus industri baja, untuk
mencegah perusahaan-perusahaan baja gulung tikar, maka pemerintah Nigeria
harus menyediakan tenaga listrik sekitar 70-80 megawatt. Dengan melakukan
pelarangan impor, pemerintah telah menciptakan pasar bagi produk lokal, tapi
industri lokal sendiri kesulitan untuk memenuhi permintaan pasar. Akibatnya,
terjadi kelangkaan, rendahnya kualitas produk dan mahalnya harga barang-
barang, sehingga konsumen menjadi korban dari kebijakan ini.
37
38. Faktanya, walaupun berneraca surplus dalam perdagangan internasional, tapi
Nigeria terbelit utang, sebagai akibat dari ketergantungan yang berlebihan
pada perdagangan sektor minyak yang padat modal dan harga produknya
sangat fluktuatif. Negeri ini sempat menikmati masa kejayaan harga jual
minyak pada tahun 1980-an, sehingga membuat GDP Nigeria menembus
US$81 miliar pada tahun 1985, namun angka GDP terus melorot menjadi
US$40,5 miliar saja pada 1995. Akibatnya, Nigeria menanggung beban utang
luar negeri yang tak tertanggungkan yakni US$1,7 miliar per tahun untuk
mencicil utang dan bunganya yang semakin membesar, atau sekitar separuh
dari nilai yang harus dibayarkan. Selain anjloknya harga minyak sejak tahun
1980-an, tingkat korupsi yang tinggi juga menyebabkan keadaan ekonomi
Nigeria memburuk (Transparency International mencantumkan Nigeria
sebagai negara terkorup ketiga se-dunia).
Dalam perkembangan berikutnya, WTO berhasil mendorong Nigeria untuk
menghapuskan hambatan impornya dalam delapan tahun program eliminasi.
(WTO 1998). Sebagaimana dapat dilihat pada Implementation of the Year
2008 Fiscal Policy Measures and Tariff Amendments yang dikeluarkan
Budget Office Nigeria, bahwa larangan impor dialihkan ke hambatan tarif
impor yang cukup tinggi, khususnya untuk produk-produk yang dapat
ditemukan di dalam negeri.
38
39. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun kondisi nilai
ekspor dan impor Indonesia masih belum bisa dikatakan stabil. Namun, bisa
dipastikan secara garis besar nilai terus ekspor impor meningkat sejalan dengan terus
berkembangnya keadaan ekonomi. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa nilai ekspor
lebih kecil dibandingkan nilai impor. Dalam hal ini seharusnya pemerintah bisa lebih
cerdik dalam menyiasati keadaan.
Kegiatan ekpor dan impor ini seharusnya dapat menjadi salah satu sumber devisa
negara yang menguntungkan bagi Indonesia. Jika sektor ini dapat lebih
dikembangkan lagi bikan tidak mungkin kalau nantinya Indonesia bisa mendapat
banyak keuntungan dari sektor tersebut.
B. Saran
Sebaiknya pemerintah atau dinas yang terkait dengan kegiatan ekspor impor dapat
mengembangkannya ke arah yang lebih baik. Serta lebih memperhatikan komoditas
ekspor dan impor, mana yang sebaiknya di ekspor maupun di impor serta prosentase
kebutuhan masyarakat agar dapat tercapai keseimbangan antara komoditi asing dan
komoditi lokal.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kanal.web.id/2016/05/pengertian-dan-teori-perdagangan.html
http://sutrianirivai.blogspot.co.id/2015/12/teori-klasik-teori-keunggulan-mutlak.html
39