Dokumen tersebut merupakan resume tentang ekonomi internasional yang mencakup pengertian, ruang lingkup, teori-teori, dan kebijakan perdagangan internasional. Dibahas pula faktor-faktor yang mendorong terbentuknya ekonomi internasional serta manfaatnya bagi peningkatan kesejahteraan negara.
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Resume ekonomi internasional bab 2-7
1. RESUME EKONOMI INTERNASIONAL
DISUSUN OLEH :
NAMA : ASISKA NOVALIA PUSPANDINI
NIM : 11150969
KELAS : 6L-MA
HARI : SELASA
JAM : 18.30-20.10
RUANG : C.1.4
Universitas Bina Bangsa
Jl. Raya Serang - Jakarta, KM, 03 NO 1 B (Pakupatan)
Serang-Banten, Indonesia
3. 1
KATA PENGATAR
Puji dan Syukur sayaPanjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan resume ini tepat
pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusun
an resume ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan resume selanjutnya.
Akhir kata semoga resume ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Serang, 14 Maret 2018
4. 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB II Ruang Lingkup Ekonomi. Internasional: Pengertian Ekonomi Internasonal 3
A. Pengertian Ekonomi Internasional 3
B. Ruang lingkup Ekonomi Internasional 4
C. Asumsi Dasar Ekonomi Internasional 4
D. Faktor pendorong 4
E. Faktor-Faktor Terbentuknya Ekonomi Internasional 5
F. Tujuan Ekonomi Internasional 5
G. Manfaat Ekonomi Internasional 5
BAB III Konsep Teori Perdagangan Internasional 7
A. Pengertian Perdagangan Internasional 7
B. Ciri Utama Perdagangan Internasional 7
C. Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional 7
D. Faktor-Faktor Yang Mendorong Terjadinya Perdagangan Internasional 8
E. Manfaat Perdagangan Internasional 9
F. Dampak – Dampak Positif dan Negatif Perdagangan Internasional 9
G. Pengaruh Perdagangan Internasional Kegiatan Konsumsi,non ekonomis & Produksi 12
H. Jenis-Jenis Perdagangan Internasional 14
BAB IVTeori Perdagangan Internasional Teori Pra Klasik : Merkantilisme 17
A. Konsep Umum Merkantilisme 17
B. Pendapat Tokoh-Tokoh Merkantilisme 18
C. Ide Merkantilisme (Thomas Mun, Jean Bodin) 19
D. Kebijakan Merkantilisme 19
E. Kritik Pada Merkantilisme 19
F. Pokok-Pokok Ajaran Merkantilisme 20
BAB V Teori Klasik : Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan Komparatif 22
A. Teori Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage Theory) 22
B. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory) 23
C. Kelemahan teori klasik 26
BAB VI Teori Modern Perdagangan Internasional 27
A. Teori Hecksher-Ohlin 27
B. Teori Opportunity Cost 29
C. Offer Curve/ReciprocalDemand (OC/RD) 31
BAB VII Kebijaksanaan ekonomi internasional kebijakan tariff 32
A. Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional 32
B. Instrumen kebijakan ekonomi internasional 32
C. Tujuan kebijakan ekonomi internasional 33
D. Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional 33
E. Kebijakan Impor dalam perdagangan Internasional 34
F. Kebijakan Tarif dan Non-Tarif 35
G. Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier ) 36
KESIMPULAN 38
DAFTAR PUSTAKA 39
5. 3
BAB II
RUANG LINGKUP EKONOMI. INTERNASIONAL: PENGERTIAN EKONOMI
INTERNASONAL
A. Pengertian Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari
dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-
Import) yang meliputi perdagangan dan keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi
(Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Sebagai bagian dari ilmu ekonomi maka Ekonomi Internasional permasalahan pokok yang
dihadapi dalam Ekonomi Internasional sama dengan ilmu ekonomi, yaitu masalah kelangkaan
Produk, dan masalah pilihan produk, yang diartikan produk adalah barang dan jasa serta ide
yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia.
Masalah kelangkaan dan pilihan produk barang (barang dan jasa serta ide) muncul karena
adanya permintaan dan penawaran akan kebutuhan dan keinginan yang sifatnya tidak terbatas
dan keinginan yang sifatnya tidak terbatas dan permintaan serta penawaran sumber daya
(resources). Permasalahan ekonomi tersebut dapat bersifat internasional karena adanya
permintaan dan penawaran yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Dari pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
Dalam Segi Ilmiah
Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan pada
kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa.
Dalam Segi Praktisnya
Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar
Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara yang satu dengan
Negara yang lain
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi
dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknlogi.
Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan
Multi Nasional.
Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan:
produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
6. 4
B. Ruang lingkup Ekonomi Internasional dapat disimpulkan sebagi berikut:
Teori dan kebijaksanaan perdagangan Internasional.
Teori dan kebijaksanaan keuangan atau moneter Internasional.
Organisasi dan kerjasama Ekonomi Internasional.
Perusahaan Multi Nasional
C. Asumsi Dasar Ekonomi Internasional :
Uang tidak terpengaruh harga relatif
Jumlah faktor produksi dari setiap Negara tetaP.
Faktor Produksi secara Intrnasional tidak dapat dipindahkan.
Teknologi yang tersedia sama.
Selera dan distribusi income dianggap sesutu yang tidak berubah
Tidak ada hambatan dalam perdagangan dlam bentuk biaya transport, informasi dan
komunikasi.
Adanya Full Employment (tidak ada yang mengganggur).
D. Faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi Internasional
diantaranya seperti di bawah ini :
Untuk dapat memenuhi kebutuhan produk maupun jasa dalam negeri.
Mempunyai keinginan untuk dapat memperoleh keuntungan, dengan tujuan
meningkatkan pendapatan negara.
Memiliki kemampuan berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
untuk mengelola sumber daya.
Memiliki produk atau barang yang lebih dalam negri sehinnga perlu pasar baru untuk
menjualnya.
Perpedaan keadaan dari sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat maupun
jumlah penduduk yang dapat menyebabkan adanya perbedaan antara hasil produksi
dan adanya keterbatasan dari produksi.
Terjadinya globalisasi, karena tidak ada negara di dunia ini yang mampu hidup sendiri
tanpa bantuan dari negara lain.
Mempunyai kesamaan slera terhadap suatu barang atau jasa.
Adanya keinginan untuk membuka kerjasama hubungan diplomatik dengan negara
lain.
7. 5
E. Faktor-Faktor Terbentuknya Ekonomi Internasional
Suatu negara akan berupaya untuk menuju kemakmuran dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dengan tujuan adanya pengakuan dunia dan demi majunya negara tersebut.
Ekonomi internasional merupakan langkah awal untuk mewujudkan tujuan negara tersebut,
selain itu terbentuk ekonomi internasional memiliki beragam faktor yang melatarbelakangi
lahirnya kebijakan tersebut, antara lain.
Munculnya perubahan harga pasar.
Ketimpangan dalam memperoleh keuntungan dan pendapatan.
Adanya faktor permintaan dan penawaran yang tidak seimbang.
Keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
Perbedaan kemajuan teknologi.
Peredaan dalam modernisasi kegiatan produksi barang dan jasa.
F. Tujuan Ekonomi Internasional
Tujuan dari ekonomi ini adalah untuk dapat mencapai atau meningkatkan
kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya kegiatan di bidang perdagangan (eksport
dan inport), perkreditan, perasuransian, invertasi dan di bidang yang lainnya.
Perbedaan dalam sifat maupun cara antara perdagangan internasional dengan perdadangan
didalam negri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, diantaranya seperti di bawah ini:
Perbedaan dalam hukum peraturan menganai jual-beli, uang, peraturan bea, dan lain-lain.
Perbedaan dalam adat-istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan kondisi pasar.
Perbedaan karena keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural.
G. Manfaat Ekonomi Internasional
1. Ketersediaan lapangan kerja akan meningkat
seiring tingginya permintaan ekspor, karena salah satu faktor yang menentukan tingkat
kelancaran kegiatan produksi yang terus meningkat adalah sangat bergantung pada adanya
jumlah tenaga kerja yang cukup disamping adanya kebutuhan akan ketersediaan bahan
baku.
2. Untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang dan jasa
Kebutuhan akan ketersediaan barang dan jasa bagi masyarakat, saat ini memiliki
kecenderungan yang berubah-ubah karena adanya faktor kemajuan teknologi yang
berdampak pada perubahan perilaku. Kemajuan teknologi tersebut akan memaksa para
pelaku usaha untuk melakukan percepatan dalam inovasi terhadap kegiatan produksi
8. 6
barang dan jasa yang disesuaikan untuk memenuhi selera dan permintaan masyarakat saat
ini. Kebutuhan dan permintaan yang terus berubah kemudian menuntut adanya
ketersediaan bahan baku dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan
mereka, yang mana bahan baku tersebut belum tentu bisa diproduksi oleh dalam negeri.
Sehingga solusi untuk mengatasi kelangkaan bahan baku negara harus mengandalkan pada
kegiatan perdagangan internasional dalam hal untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan
baku.
3. Harga barang dan jasa akan lebih murah
Ketika harga semakin mahal dan mulai tidak terkendali, kemungkinan potensi untuk
terjadinya inflasi akan semakin tinggi. Inflasi akan memicu banyak perubahan pada tatanan
kehidupan sosial, dimana harga yang semakin naik akan berakibat pada meningkatnya
biaya hidup, modal kegiatan produksi juga semakin tinggi, dan tuntutan upah juga akan
meningkat. Untuk menghindari bahaya ini, diperlukan langkah untuk menyeimbangkan
antara permintaan dan ketersediaan produk, yaitu dengan memperbanyak jumlah produksi,
namun ketika negara memiliki keterbatasan dalam hal ini maka solusi terbaiknya adalah
dengan menambah kuota impor terhadap barang yang sesuai dengan permintaan
masyarakat. Manfaat import selain untuk memenuhi permintaan produk juga akan menjaga
tingkat harga di pasar agar tetap stabil dan murah.
4. Menambah sumber pendapatan negara
Ekspor yang semakin meningkatkan akan menjadi media terciptanya peluang bagi negara
dalam memperkenalkan brand dalam negeri agar lebih terkenal dan memperluas pasar
produk. Bagi pelaku usaha kegiatan ekspor berpengaruh pada semakin besarnya
keuntungan yang di dapat sehingga berguna untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi-
inovasi baru. Bagi negara dengan meningkatnya kegiatan ekspor akan menambah
pemasukan bagi negara dalam bentuk devisa. Devisa yang terus bertambah akan
bermanfaat bagi percepatan pembangunan, pembayaran hutang luar negeri, dan semakin
meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
5. Meningkatkan perkembangan teknologi
Dengan adanya ekonomi internasional, akan menjadi faktor utama dalam membuka adanya
pemerataan tersebarnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana teknologi tersebut tidak
hanya di nikmati oleh negara berkembang saja, melainkan dapat dipelajari dan akhirnya
mampu mengembangkan untuk diterapkan dalam berbahagia aspek kehidupan manusia
yang berdampak pada memberikan kemudahan dalam kecepatan informasi.
9. 7
BAB III
KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai suatu hubungan kerjasama ekonomi
yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang berkaitan dengan barang dan
jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi suatu negara.
Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar negara yang
diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar suka rela dan saling
menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan sebutan perdagangan dunia.
Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian yaitu impor dan ekspor, yang biasanya
disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
B. Ciri Utama Perdagangan Internasional
a. Perdagangan internasional dalam barang dan jumlah jumlah transaksi lebih
umumnya, transportasi jarak jauh, untuk memenuhi waktu yang lama, sehingga
kedua belah pihak menganggap risiko yang lebih besar dari perdagangan domestik.
b. Rentan terhadap perdagangan internasional dalam barang perdagangan kedua
negara dalam politik dan ekonomi perubahan dalam situasi internasional, hubungan
bilateral memiliki dampak dalam perubahan kondisi.
c. Barang dalam perdagangan internasional, perdagangan di samping kedua belah
pihak, yang harus berhubungan dengan transportasi, asuransi, perbankan, komoditi
inspeksi, adat dan lainnya departemen bekerja sama dengan proses perdagangan
dalam negeri akan semakin kompleks.
C. Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional
1) Perbedaan dalam memproduksi barang
Satu negara tidak dapat memproduksi barang tertentu.
2) Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat
Kadang kala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya
sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai barang
produksi dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih menyukai memakai barang impor
dari negara lainnya, misalnya sepatu, tas, dan baju yang lebih bermerk.
3) Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar.
Persediaan barang dan permintaan pasar disetiap negara yang tidak seimbang. (Liang,
1999).
10. 8
D. Faktor-Faktor Yang Mendorong Terjadinya Perdagangan Internasional
a. Suatu Negara Tidak Mampu Memproduksi Semua Barang yang Dibutuhkan
Masyarakatnya.
Ada kalanya suatu negara tidak mampu memenuhi semua barang dan jasa yang
menjadi kebutuhan penduduk, sehingga untuk memenuhinya suatu negara perlu
mengimpor barang dan jasa tersebut dari luar negeri. Dengan demikian kebutuhan
produk dapat dipenuhi.
b. Keinginan Memperoleh Keuntungan (Devisa) untuk Meningkatkan Penerimaan
Negara
Dalam rangka meningkatkan penerimaan negara, negara mengekspor barang dan
jasa produk dalam negeri ke luar negerI. Dari kegiatan ekspor tersebut suatu negara
akan memperoleh keuntungan (devisa).
c. Perbedaan Sumber Daya Alam
Perbedaan sumber daya alam mendorong setiap negara menghasilkan produk yang
berbeda. Hal ini mendorong terjadinya perdagangan di antara negara yang memiliki
produk berbeda.
d. Perbedaan Kemampuan Sumber Daya Manusia
Kemampuan sumber daya manusia antara negara satu dengan negara yang lain
sangat berbeda. Contoh ada negara yang sudah mampu dan ada yang belum mampu
untuk memproduksi pesawat terbang, sedangkan hampir seluruh negara
membutuhkannya. Hal inilah yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara.
e. Perbedaan Selera Konsumen
Selera konsumen di dalam negeri terhadap produk luar negeri akan memengaruhi
suatu negara untuk mengimpor barang dan jasa tersebut. Perbedaan model suatu
produk tertentu yang dihasilkan oleh suatu negara kadangkala akan menarik minat
konsumen terhadap produk tersebut.
f. Perbedaan Kemampuan Negara untuk Mengolah Sumber Daya Ekonomi.
Perbedaan kemampuan negara dalam mengolah sumber daya ekonomi
menyebabkan terjadinya perbedaan biaya produksi. Hal ini menyebabkan biaya
produksi di suatu negara relatif lebih murah jika dibandingkan dengan biaya
produksi di negara lain. Kondisi demikian menyebabkan suatu negara memutuskan
untuk mengimpor barang karena lebih murah.
g. Keinginan Membuka Kerja Sama, Hubungan Politik, dan Dukungan dari Negara
Lain.
11. 9
Keinginan untuk membuka kerja sama dengan negara lain akan mendorong
terjadinya perdagangan internasional. Pada sisi lain, perdagangan antarnegara
juga akan menyebabkan kerja sama antarnegara semakin erat.
h. Era Globalisasi
Adanya era gobalisasi dengan perdagngan bebas menyebabkan tidak satu negara
pun di dunia ini yang dapat hidup sendiri. Mereka membutuhkan kerja sama dengan
negara lain dan salah satu bentuknya adalah perdagangan internasional tersebut.
E. Manfaat Perdagangan Internasional
Secara garis besar manfaat dari perdagangan internasional bagi suatu negara adalah sebagai
berikut :
Memperoleh sejumlah barang yang dibutuhkan.
Mendapatkan harga yang lebih murah daripada barang tersebut diproduksi sendiri.
Melaksanakan kegiatan ekspor dan impor.
Menambah devisa negara dan hasil ekspor.
Melakukan alih teknologi dari negara lain.
Mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Meningkatkan pendapatan nasional (Pendapatan Nasional Bruto).
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan Internasional adalah sebagai berikut :
Menjalin persahabatan antar negara
Memperoleh barang yang Tdak dapat diproduksi di negeri sendiri
Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Transfer teknologi modern
F. Dampak – Dampak Positif dan Negatif Perdagangan Internasional
Dampak positif
Dampak positif perdagangan internasional merupakan keuntungan yang bisa diraih oleh
Indonesia demi kelangsungan dan kemajuan perekonomiannya. Dampak – dampak positif
perdagangan internasional.
a. Terpenuhinya Kebutuhan Dalam Negeri Yang Tidak Dapat Diproduksi Sendiri. [Menurut
Anwar Kurnia]
Keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara membuat negara tersebut
tidak bisa memenuhi semua kebutuhan rakyatnya. Begitu pula dengan Indonesia, terkadang
harus mengimpor suatu barang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Contohnya,
12. 10
Indonesia mengimpor kedelai dari Brasil dan Amerika untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Ternyata, melalui perdagangan internasional, kebutuhan dalam negeri suatu negara
dapat terpenuhi. (Yudhistira, hal. 148)
b. Memperoleh Devisa Dari Kegiatan Ekspor Migas dan Nonmigas. [Menurut Anwar
Kurnia]
Sebagai salah satu negara pengekspor minyak bumi dan gas alam (migas), Indonesia
tentunya mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Melalui kegiatan ekspor migas
negara kita memperoleh devisa yang sangat besar. Perolehan devisa ini semakin bertambah
karena negara kita juga mengekspor barang – barang nonmigas, seperti kopi, teh, rotan, hasil
kerajinan, dan pakaian jadi. (Yudhistira, hal. 148)
c. Masuknya Modal Asing Ke Dalam Negeri. [Menurut Anwar Kurnia]
Keterlirbatan Indonesia dalam perdagangan internasional membuat investor asing
tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Penanaman modal ini, sangat
menguntungkan Indonesia. Sebab , adanya penanaman modal asing sangat membantu
pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Yudhistira, hal. 148)
d. Semakin Berkualitasnya Mutu Barang Hasil produksi. [Menurut Anwar Kurnia]
Penerapan teknologi perusahaan-perusahaan di dunia dapat menghasilkan produk-
produk bermutu tinggi dan sekaligus pula dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen.
(Yudhistira, hal. 149)
e. Semakin Majunya lembaga Perbankan. [Menurut Anwar Kurnia]
Manfaat lain perdagangan internasional terhadap perekonomian bagi negara di dunia
adalah semakin majunya lembaga perbankan. Manfaat itu timbul karena perbedaan alat
pembayaran disetiap negara, sehingga mendorong lembaga keuangan bank lebih
meningkatkan pelayanan. (Yudhistira, hal. 149)
f. Mempererat persahabatan antar bangsa. [Menurut Sutarto]
Perdagangan antarnegara membuat tiap negara mempunyai rasa saling membutuhkan
dan rasa perlunya persahabatan. Oleh karena itu, perdagangan internasional dapat
mempererat persahabatan negara-negara yang bersangkutan. (Bse, hal. 170)
g. Menambah Kemakmuran negara. [Menurut Sutarto]
Perdagangan internasional dapat menaikkan pendapatan negara masing-masing. Ini
terjadi karena negara yang kelebihan suatu barang dapat menjualnya ke negara lain, dan
negara yang kekurangan barang dapat membelinya dari negara yang kelebihan. Dengan
meningkatnya pendapatan negara dapat menambah kemakmuran negara. (Bse, hal. 170)
13. 11
h. Mendorong Kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi. [Menurut Sutarto]
Perdagangan internasional mendorong para produsen untuk meningkatkan mutu hasil
produksinya. Oleh karena itu, persaingan perdagangan internasional mendorong negara
pengekspor untuk meningkatkan ilmu dan teknologinya agar produknya mempunyai
keunggulan dalam bersaing. (Bse, hal. 170)
Dampak Negatif
Adanya perdagangan internasional mempunyai dampak negatif bagi negara yang
melakukannya seperti di Indonesia. Dampak negatifnya sebagai berikut.
a. Munculnya TKI illegal. [Menurut Anwar Kurnia]
Para TKI yang bekerja di luar negeri memperoleh pendapatan yang cukup besar.
Kondisi inilah yang mendorong penduduk indonesia untuk mendapatkan kekayaan, mereka
berbondong-bondong pergi ke luar negeri meskipun dengan cara tidak resmi (ilegal). TKI
tidak hanya merugikan dirinya sendiri tapi juga bisa mencoreng nama baik indonesia di mata
internasional. (Yudhistira, hal. 149)
b. Bertambahnya Pengangguran. [Menurut Anwar Kurnia]
Dampak ini sebenarnya merupakan akumulasi dari dampak - dampak sebelumnya
karena dari bangkrutnya perusahaan-perusahaan dalam negeri, lapangan kerja menjadi
berkurang dan teradinya PHK. Hal ini semakin menambah jumlah pengangguran di
indonesia.(Yudhistira,hal. 150)
c. Perusahaan-perusahaan indonesia terancam bangkrut. [Menurut Anwar Kurnia]
Perdagangan internasional memberikan kesempatan masuknya produk negara lain ke
Indonesia. Produk-produk asing tersebut bersaing dengan produk dalam negeri (indonesia)
sehingga hanya produk yang berkualitas saja yang laku di pasaran. Hanya sebagian kecil
perusahaan dalam negeri yang mampu memproduksi barang dengan kualitas bagus (unggul).
Kondisi inilah yang membuat sebagian besar perusahaan dalam negeri tidak mampu bersain
dengan perusahaan asing sehingga terancam bangkrut. (Yudhistira, hal. 150)
d. Semakin ketatnya persaingan tenaga kerja. [Menurut Anwar Kurnia]
Tenaga ahli asing pun banyak yang masuk ke indonesia sebagai akibat dari adanya
perdagangan internasional, hal ini membuat persaingan tenaga kerja semakin ketat. Hanya
tenaga jerja yang memiliki keterampilan dan keahlian yang mampu bersaing dengan tenaga
kerja dari luar negeri. (Yudhistira, hal. 150)
e. Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain.
Menurut Sutarto] (Bse, hal. 171)
f. Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang lebih maju.
14. 12
[Menurut Sutarto] (Bse, hal. 171)
g. Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi.
Ini terjadi karena masyarakat menjadi konsumtif. [Menurut Sutarto] (Bse, hal. 171)
i. Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju.
Menurut Sutarto] (Bse, hal. 171).
j. Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran.
[Menurut Sutarto] (Bse, hal. 171)
G. Pengaruh Perdagangan Internasional Pada Kegiatan Konsumsi, non ekonomis &
Produksi
Pengaruh Perdagangan Internasional Pada Kegiatan Konsumsi
Pengaruh ekonomis perdagangan internasional pada kegiatan konsumsi, antar lain berupa
semakin banyaknya jumlah serta pilihan barang yang dapat dikonsumsi. Jika kamu berjalan-
jalan di supermarket atau took swalayan, kamu akan melihat berbagai jenis barang yang
dipajang. Coba perhatikan kemasan suatu barang dengan teliti. Di sana, biasanya tercantum
keterangan tempat asal Negara dari barang tersebut.
Dengan adanya perdagangan internasional, barang yang tersedia di pasar bukan hanya
berasal dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Kita jadi memiliki lebih banyak pilihan
barang yang akan kita konsumsi. Meskipun, uang yang kita miliki sama, namun pilihan barang
yang dapat kita beli dengan uang tersebut akan tersedia lebih banyak.
Akibat lainya dari perdagangan internasional terhadap kegiatan konsumsi ialah timbulnya
demonstration effect (pengaruh mencontoh). Misalnya, produk makanan fastfood (cepat saji)
yang merupakan kebiasaan makan di Negara lain. Di Negara amerika serikat, makanan
fastfood sebenarnya dimaksudkaan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja yang tidak
mempunyai banyak waktu. Agar mereka dapat makan lebih cepat, dibuatlah makanan cepat
saji yang dapat dimakan sambil mengendarai mobil atau sambil bekerja. Manjamunya restoran
fastfood di Indonesia merupakan pengaruh dari meniru kebiasaan makan orang luar negeri.
Demonstaration effect dapat menimbulkan efek yang positif maupun negative. Efek positif
dan demonstration effect ialah mendorong produksi menjadi lebih banyak. Semakin banyak
orang yang tertarik untuk mencoba jenis makanan tersebut maka akan mendorong dibukanya
lebih banyak restoran. Sebuah restoran tentu saja membutuhkan banyak hal, misalnya tenaga
kerja, sewa temapt, bahan baku, beras dan bumbu-bumbu masak. Berarti bagi Indonesia
kegiatan mencontoh mengkonsumsi makanan ceoat saji itu membuka kesempatan usaha atau
produksi yang baru. Akan tetapi, demonstration effect juga dapat berpengaruh negative jika
15. 13
kemudian masyarakat terbiasa untuk melakukan kegiatan konsumsi yang berlebihan
(konsumtif).
Pengaruh Perdagangan Imternasional Pada Kegiatan Produksi
Perdagangan internasional memberikan pengaruh yang besar pada kegiatan produksi. Kita
sebelumnya sudah mambahas bahwa perdagangan internasional akan mendorong setiap Negara
melakukan spesialisasi sesuai dengan keungulan yang dimilikinya. Spesialisasi yang didasarka
pada keungulan, akan membuat suatu Negara berusaha memproduksi dalam kualitas yang
lebih baik serta jumlah lebih banyak.
Spesialisasi juga akan mendorong peningkatan produktivitas atau keahlian pekerja. Seorang
tukang kayu, misalnya, hasil kerjanya dalam menebang kayu akan lebih baik daripada jika
dikerjakan seorang pegawai bank yang tidak pernah menebang kayu. ilustrasi tersebut sama
dengan spesialisasi dalam suatu Negara. Semakin spesialis produksi suatu Negara maka
semakin tinggi kualitas dan produktivitasnya. Peningkatan produktivitas berarti
pekerjaanyalebih baik dan cepat sehingga produksi lebih banyak dan berkualitas. Misalnya,
orang swiss terkenal sebagai ahli membuat jam tangan selama berabad-abad. Perdagangan
internasional mendorong swiss menspesialisasikan diri untuk mengembangkan industry jam
tangannya. Hasilnya sampai saat ini, kualitas jam tangan dari swiss tetap diakui sebagai salah
satu yang terbaik di dunia.
Pengaruh Nonekonomis
Selain pengaruh langsung yang bersifat ekonomis, perdagangan internasioanl juga membawa
pengaruh yang tidak langsung dan bersifat nonekonomis.Pengaruh nonekonomis
perdagangan internasional meliputi aspek budaya, aspek pendidikan, aspek politik, dan aspek
militer.
a) Perdagangan internasional dapat membuka hubungan budaya antarnegara yang
melakukan perdagangan, misalnya dengan mengadakan pertukaran seni budaya
antarnegara.
b) Dalam aspek pendidikan, perdagangan internasional dapat meningkatkan hubungan
beasiswa untuk belajar di suatu Negara, atau memberikan bantuan untuk membangun
sekolah-sekolah di Negara yang kurang mampu.
c) Aspek politik dari perdagangan internasional ialah meningkatnya jalinan kerja sama
antarnegara yang berdagang.
16. 14
d) Perdagangan internasional dapat menjadi pintu pembuka untuk kerja sama
antarnegara dalam bidang militer, misalnya untuk mengawasi penyelundupan baran-
barang terlarang dan pembajakan yang dapat merugikan kedua belah pihak
H. Jenis-Jenis Perdagangan Internasional
Perdagangan internasiaonal atau antara negara dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
diantaranya :
1. Ekspor
Dibagi dalam beberapa cara antara lain :
a. Ekspor Biasa Pengiriman barang keluar negri sesuai dengan peraturan yang berlaku,
yang ditujukan kepada pembeli di luar negri, mempergunakan L/C dengan ketentuan
devisa.
b. Ekspor Tanpa L/C
Barang dapat dikirim terlebih dahulu, sedangkan eksportir belum menerima L/C harus
ada ijin khusus dari departemen perdagangan
2. Barter
Pengiriman barang ke luar negri untuk ditukarkan langsung dengan barang yang
dibutuhkan dalam negri. Jenis-jenis barter antara lain :
a. Direct Barter
Sistem pertukaran barang dengan barang dengan menggunakan alat penetu nilai atau
lazim disebut dengan denominator of valuesuatu mata uang asing dan
penyelesaiannya dilakukan melalui clearing pada neraca perdagangan antar kedua
negara yang bersangkutan.
b. Switch Barter
Sistem ini dapat diterapkan bilamana salah satu pihak tidak mungkin memanfaatkan
sendiri barang yang akan diterimanya dari pertukaran tersebut, maka negara
pengimpor dapat mengambil alih barang tersebut ke negara ketiga yang
membutuhkannya.
c. Counter Purchase
Suatu sistem perdagangan timbal balik antar dua negara. Sebagai contoh suatu negara
yang menjual barang kepada negara lain, mka negara yang bersangkutan juga harus
membeli barang dari negara tersebut.
d. Buy Back Barter
Suatu sistem penerapan alih teknologi dari suatu negara maju kepada negara
berkembang dengan cara membantu menciptakan kapasitas produksi di negara
17. 15
berkembang , yang nantinya hasil produksinya ditampung atau dibeli kembali oleh
negara maju.
e. Konsinyasi (Consignment)
Pengiriman barang dimana belum ada pembeli yang tertentu di LN. Penjualan barang
di luar negri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas ( Free Market) atau Bursa
Dagang ( Commodites Exchange) dengan cara lelang. Cara pelaksanaan lelang pada
umumnya sebagai berikut :
a. Pemilik brang menunjuk salah satu broker yang ahli dalah salah satu komoditi.
b. Broker memeriksa keadaan barang yang akan di lelang terutama mengenai jenis
dan jumlah serta mutu dari barang tersebut.
c. Broker meawarkan harga transaksi atas barang yang akan dijualnya, harga
transaksi ini disampaikan kepada pemilik barang.
d. Oleh panitia lelang akan ditentukan harga lelang yang telah disesuaikan dengan
situasi pasar serta serta kondisi perkembangan dari barang yang akan dijual. Harga
ini akan menjadi pedoman bagi broker untuk melakukan transaksi.
e. Jika pelelangan telah dilakukan broker berhak menjual barang yang mendapat
tawaran dari pembeli yang sana atau yang melebihi harga lelang.
f. Barang-barang yang ditarik dari pelelangan masih dapat dijual di luar lelang
secara bawah tangan
g. Yang diperkenankan ikut serta dalam pelalangan hanya anggita yang tergabung
dalam salah satu commodities exchange untuk barang-barang tertentu.
h. Broker mendapat komisi dari hasil pelelangan yang diberikan oleh pihak yang
diwakilinya.
3. Package Deal
Untuk memperluas pasaran hasil kita terutama dengan negara-negara sosialis, pemerintah
adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan ( rade agreement) dengan salah saru
negara. Perjanjian itu menetapkan junlah tertentu dari barang yang akan di ekspor ke
negara tersebut dan sebaliknya dari negara itu akan mengimpor sejumlah barang tertentu
yang dihasilkan negara tersebut.
4. Penyelundupan (Smuggling)
Setiap usaha yang bertujuan memindahkan kekayaan dari satu negara ke negara lain tanpa
memenuhi ketentuan yang berlaku. Dibagi menjadi 2 bagian :
a. Seluruhnya dilakuan secara ilegal
b. Penyelundupan administratif/penyelundupan tak kentara/ manipulasi (Custom Fraud)
18. 16
5. Border Crossing
Bagi negara yang berbatasan yang dilakukan dengan persetujuan tertentu (Border
Agreement), tujuannya pendudukan perbatasan yang saling berhubungan diberi kemudahan
dan kebebasan dalam jumlah tertentu dan wajar. Border Crossing dapat terjadi melalui :
a. Sea Border (lintas batas laut)
b. Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa
lautan, perdagangan dilakukan dengan cara penyebrangan laut
c. Overland Border (lintas batas darat)
d. Sistem perdagangan yang melibatkan dua negara yang memiliki batas negara berupa
daratan, perdagangan dilakukan dengan cara setiap pendudik negara tersebut
melakukan interaksi dengan melewati batas daratan di masing-masing negara melalui
persetujuan yang berlaku
19. 17
BAB IV
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
TEORI PRA KLASIK : MERKANTILISME
A. Konsep Umum Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu aliran/filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang
dengan pesat pada abad XVI-XVII di Eropa barat.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang berarti
pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika ingin maju harus melakukan
kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara
lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melaluisurplus perdagangan luar negeri yang
diterima dalam bentuk emas atau perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah
merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham
merkantilisme pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.
Munculnya paham merkantilisme oleh para kaum aliran merkantilis pada dasarnya
menitikberatkan kepada bidang ekonomi seperti masalah-masalah keduniawian. Oleh karena
pemahaman merkantilisme yang terbatas pada masalah keduniawian, sehingga banyak
bermunculan pendapat-pendapat yang muncul hanya saja memikirkan aspek ekonomis, bukan
pada etika dan moral semata. Dengan kata lain merkantilis merupakan perintis kearah
pemikiran ekonomi yang hanya memandang berdasarkan masalah-masalah ekonomi yang
bersifat keduniawian.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam masa merkantilisme sangat mengabaikan sector
pertanian, sehingga menimbulkan berbagai macam kritik. Lahirnya berbagai kritik ini
merupakan pertanda awal lahirnya faham baru, yakni aliran fisiokrat. Tiga pokok pemikiran
aliran merkantilsme adalah neraca perdagangan dan mekanisme arus logam mulia, proteksi
dan teori kuantitas uang. Ketiga pokok pemikiran tersebut terpusat pada suatu doktrin
merkantilisme, yakni neraca perdagangan yang menguntungkan.
Dalam konsep merkantilisme, hasil devisa suatu Negara ditentukan oleh beberapa factor,
yakni ekspor barang, ekspor jasa, ekspor logam mulia, dan impor modal.
Factor pendorong munculnya aliran merkantilis adalah semakin meningkatnya
peranan kegiatan perekonomian perorangan yang telah berorientasi pada keperluan pasar.
Keadaan seperti ini adalah awal dari munculnya revolusi industry yang terjadi di Inggris
(Launderth, 1976). Merkantilisme disebut juga sebagai kaum perintis. Karena berdasarkan
20. 18
pemikiran merkantilis lah yang membawa suatu pemikiran kearah pemikir ekonomi yang
mendasarkan suatu ilmu hingga akhirnya muncul aliran klasik.
B. Pendapat Tokoh-Tokoh Merkantilisme
1. Jean Bodin (1530-1596)
Menurutnya, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat
menyebabkan naiknya harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga
dapat disebabkan oleh praktik monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan
raja. Dalam praktik tersebut, biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam
pada saat itu.
Naiknya harga-harga barang secara umum disebabkan oleh 5 faktor, yakni :
o Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.
o Praktek momopoli yang dilakukan oleh dunia swasta paupun peran Negara.
o Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh karena sebagian hasil
produksi di ekspor.
o Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja.
o Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung di
dalamnya dikurangi atau dipermainkan.
2. Thomas Mun (1571-1641)
Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan Negara, cara yang biasa
dilakukan adalah lewat perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor keluar
negeri harus lebih besar dibandingkan dengan yang di impor oleh Negara itu.
Menurutnya pula, perdagangan masih tetap akan menguntungkan sekalipun tidak
memiliki emas dan perak, dengan cara melakukan transaksi pembayaran lewat bank.
Yang digunakan sebagai jaminan kredit adalah komoditi yang sedang diperjual-
belikan itu.
Suatu Negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena
menaikkan harga-harga, dan meskipun kenaikan tersebut akan meningkatkan
pendapatan para pengusaha, namum kenaikan tersebut secara umum langsung
merugikan dan mengurangi volume perdagangan, karena harga yang tinggi akan
mengurangi konsumsi dan permintaan.
3. Jean Baptis Colbert (1619-1683)
J. B. Colbert menjamin hak monopoli yang diberikan kepada perusahaan-
perusahaan guna mendorong timbulnya perusahaan baru khususnya untuk
perdagangan antar Negara. Ia melakukan rangsangan terhadap penemuan-penemuan
21. 19
baru serta membangun industry-industri percontohan. Ia juga mendorong
pengembangan ilmu pengetahuan dengan mendirikan akademi-akademi,
perpustakaan, dan memberikan subsidi ke setiap sector ekonomi.
Dalam praktik ekonomi, banyak terjadi aliansi antara para saudagar dengan
penguasa. Kaum saudagar disini memperkuat dan mendukung kedudukan dari
penguasa. Penguasa pun member bantuan dan perlindungan berupa monopoli,
proteksi, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya. Pada abad tersebut, eropa dianggap
sebagai kapitalisme komersial, yang kadangkala disbut sbeagai kapitalisme saudagar
karena kaum saudagarlah yang memegang kendali perekonomian.
C. Ide Merkantilisme (Thomas Mun, Jean Bodin).
a) Suatu negara akan kaya/makmur dan kuat jika X>M.
b) Surplus/kelebihan X atas M dibayar dengan pemasukan logam mulia (emas dan
perak) dari LN.
c) Emas dan perak digunakan sebagai alat pembayaran.
d) LN digunakan sebagai pembiayaan armada perang, guna memperluas perdagangan
LN dan penyebaran agama.
e) Penggunaan armada perang untuk memperlas perdagangan LN diikuti dengan
kolonisaasi di Amerika Latin, Afrika dan Asia.
D. Kebijakan Merkantilisme
Untuk melaksanakan ide tersebut diatas, merkantilisme menjalankan strategi :
1. Mendorong X sebesar-besarnya, kecuali LN
2. Melarang/membatasi M, kecuali LN
Kebijakan markantilisme tersebut diatas saat ini masih dijalankan oleh banyak negara dalam
bentuk Kebijakan Proteksi yaitu untuk melindungi dan mendorong ekonomi industri
Nasional dengan menggunakan Kebijakan Tarif atau Tarif Barrier dan kebijakan non tarif
(seperti larangan) quota, ketentuan teknis, harga patokan, peraturan lainnya).
E. Kritik Pada Merkantilisme
1. David Hume (DH)
Yang dikenal dengan mekanisme aliran logam mulia-marga atau “Price Specie Flow
Mehanism” yaitu keluar masuknya LN ke suatu negara erat sekali hubungannya dengan
tingkat harga barang dan jasa di negara tersebut yang selanjutnya akan mempengaruhi
keadaan neraca perdagangannya.
Menurut DH:Usaha menumpuk LN melalui surplus X tidak akan berhasil, karena
Surplus X tersebut akan menimbulkan kenaikan jumlah uang yang beredar di DN yang akan
22. 20
mendorong kenaikan harga barang dan jasa di DN ke kanan yang akhirnya X turun dan M
naik dan terjadi Surplus M yang pada akhirnya LN turun.
2. Adam Smith (AS), mengatakan
a) Kemakmuran suatu negara di tentukan oleh GDP dan sumbangan perdagangan LN
terhadap pembentukan GDP tersebut.
b) Campur tangan pemerintahan harus di kurangi sehingga tercipta perdagangan-
perdagangan bebas (Free Trade).
c) Adanya Free Trade akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Hal ini akan
mendorong masing-masing negara untuk berspesialisasi dan pembagian kerja
internasional yang berdasarkan pada keunggulan absolut (Absolute Advantage) yang
dimiliki masing-masing negara.
d) Spesialisasi dan pembagian kerja internasional akan meningkatkan produktivitas dan
efisiensi sehingga GDP naik dengan perdagangan LN.
e) Peningkatan GDP dan perdagangan LN identik dengan peningkatan kemakmuran
suatu negara.
Jadi inti dari Adam Smith adalah :
Free Trade.
Spesialisasi berdasarkan keunggulan absolute yang di miliki.
Dengan berkurangnya LN yang dimiliki suatu negara berarti negara tersebut menjadi
berkurang kemakmurannya. (berarti menumpuk LN tidak akan mungkin di pertahankan
secara terus menerus).
F. Pokok-Pokok Ajaran Merkantilisme
Logam Mulia berupa Emas dan Perak adalah jenis kekayaan yang sangat diinginkan.
Beberapa kaum merkantilis mempercayai bahwa logam mulia adalah satu-satunya
kekayaan yang berharga untuk dicari.
Merkantilisme mengajarkan tentang nasionalisme. Tidak semua Negara menikmati
surplus dari ekspor besar dan mengumpulkan kekayaan dari pembayaran yang
dilakukan dengan negeri tetangga. Hanya kekuatan orang yang dapat
mempertahankan koloninya dan mendominasi lalulintas perdagangannya, akan
sanggup bersaing dengan Negara-negara lain dan sukses dalam persaingan
ekononomi.
Menganjurkan impor bahan mentah tanpa pajak bilamana barang itu dapat
diproduksikan didalam negeri dan pengeluaran barang-barang mentah.
23. 21
Pedagang-pedagang kapitalis percaya bahwa penguasaan atau dominasi serta
monopoli di daerah colonial adalah untuk keuntungan Negara penjajah. Mereka juga
berusaha agar Negara jajahan tergantung pada Negara jajahan.
Merkantilis memperbolehkan adanya monopoli dan perdagangan bebas disini dalam
hal perpajakan saja, yang tidak sama dengan prinsip perdagangan bebas, sehingga
tidak semua orang bebas menggunakan modalnya dengan hak-hak utama/ free trade.
Menghendaki pemerintah sentral yang kuat untuk dapat melaksanakan peraturan-
peraturan di dalam bidang perdagangan dan perusahaan. Pemerintah mengijinkan hal-
hal untuk mengadakan monopoli guna melakukan perdagangan luar negeri.
Meskipun mengutaakan kekayaan bangsa, akan tetapi merkantilis tidak mendorong untuk
kekayaan sebagian besar penduduk. Dalam kenyataanya kaum merkantilis senang akan
masyarakat atau penduduk yang bekerja giat, yang mampu menyediakan tenaga kerja murah
dan tentara serta kelasi yang siap untuk bertempur demi kejayaan bangsa serta memperkaya
pemimpin-pemimpin mereka.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
a) Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
b) Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan
dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin besar
ekspor netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
c) Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-yaran,sehingga negara
yang memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat
d) Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai armada
perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama
e) Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar negeri
diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia
24. 22
BAB V
TEORI KLASIK :
TEORI KEUNGGULAN MUTLAK, TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF
A. Teori Keunggulan Mutlak / Absolut (Absolute Advantage Theory)
Adam Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang
membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang Negara tersebut serta
akibatnya berupa spesialisasi internasional yang dapat memberikan hasil berupa manfaat
perdagangan yang timbul dari dalam atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-
barang dan jasa-jasa.
Menurut Adam Smith bahwa dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-
masing Negara akan berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang
sesuai dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan yang
diperkembangkan. Yang dimaksud dengan keuntungan alamiah adalah: Keuntungan yang
diperoleh karena suatu Negara memiliki sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh Negara
lain baik kualitas maupun kuantitas.
Sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan yang di perkembangkan adalah
Keuntungan yang diperoleh karena suatu Negara telah mampu mengembangkan kemampuan
dan ketrampilan dalam menghasilkan produk-produk yang diperdagangkan yang belum
dimiliki oleh negara lain
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
1. Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja, suatu Negara
dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah disbanding negara lain,
sehingga dalam mengadakan perdagangan Negara tersebut memperoleh keunggulan
mutlak.
2. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu Negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang
memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila
diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga
keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam
memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang
dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat
barang-barang produksi. Suatu Negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat
25. 23
menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada
negara lain. Dengan kata lain, Negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam
produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap satu macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan
dengan biaya produksi di negara lain.
Contoh keuntungan mutlak :
Negara Jam Kerja per Satuan Output Dasar Nilai Tukar
(Term of Trade)Tekstil Beras
Indonesia 40 m 20 ton 1 tekstil = ½ beras
Thailand 10 m 30 ton 1 tekstil = 3 beras
Dengan menggunakan jam kerja yang sama, ternyata Indonesia lebih banyak
menghasilkan tekstil, yaitu sebanyak 40 m dan Thailand lebih banyak menghasilkan beras,
yaitu 30 ton. Dengan demikian, dapat disimpulkan Indonesia memiliki keunggulan mutlak
dalam produksi tekstil, sedangkan Thailand memiliki keungulan mutlak dalam produksi
beras, yaitu sebesar 30 ton. Perdagangan antara Indonesia dan Thailand dapat dilakukan
dengan cara Indonesia mengekspor tekstil ke Thailand dan sebaliknya, Thailand mengekspor
beras ke Indonesia.
Inti dari teori adam smith, keunggulan absolute adalah kemampuan suatu Negara
untuk memproduksi lebih banyak barang dengan menggunakan sejumlah input dengan
menggunakan sejumlah input dibandingkan dengan produksi di Negara lain.
Suatu Negara akan mengkhususkan diri untuk berspesialisasi untuk menghasilkan
barang yang mempunyai keunggulan mutlak
Barang yang memiliki keunggulan mutlak apabila barang yang di hasilkan lebih
murah dibandingkan dengan Negara lain yang lebih efisien
Barang yang memiliki keunggulan mutlak akan di ekspor
B. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage Theory)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo untuk melengkapi teori Adam Smith yang tidak
mempersoalkan kemungkinan adanya negara-negara yang sama sekali tidak mempunyai
keuntungan mutlak dalam memproduksi suatu barang terhadap negara lain misalnya negara
yang sedang berkembang terhadap negara yang sudah maju.
Untuk melengkapi kelemahan-kelemahan dari teori Adam Smith, Ricardo membedakan
perdagangan menjadi dua keadaanyaitu:
26. 24
1. Perdagangan dalam negeri.
2. Perdagangan luar negeri.
Menurut Ricardo keuntungan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith dapat berlaku di
dalam perdagangan dalam negeri yang dijalankan atas dasar ongkos tenaga kerja, karena
adanya persaingan bebas dankebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan
modal. Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi
barang-barang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil.
Sedangkan untuk perdagangan luar negeri tidak dapat didasarkan pada keuntungan atau
ongkos mutlak. Karenafaktor-faktorproduksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat
bergerak bebas sehingga barang-barang yang dihasilkan oleh suatu Negara mungkin akan
ditukarkan dengan barang-barang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk membuat barang tersebut berlainan.
Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan sebagai berikut :
Bahwa suatu Negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang lebih efisien di
mana Negara tersebut memiliki keunggulan komparatif. ( Budiono, 1990:35)
Atau dengan kata lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
Kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi pada tingkat biaya
relatif yang lebih rendah dari pada barang lainnya. ( Charles P.Kidllebergerdan Peter H.
Lindert, Ekonomi Internasional (terjemahanBurhanuddin Abdullah,1991:30)
Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan,
dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut mampu menghasilkan
satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif dibandingkan Negara lainnya.
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan
oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut :
a) Bagaimana bila suatu Negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
disbanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu Negara memiliki factor produksi tenaga
kerja dan alam yang lebih menguntungkan disbanding dengan negara lain, sehingga
Negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang dari
pada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi
barang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa jika kondisi suatu Negara lebih
produktif atas dua jenis barang, maka Negara tersebut tidak dapat mengadakan
hubungan pertukaran atau perdagangan.
27. 25
b) Apakah Negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga
kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan
perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam
menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu Negara
itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan
internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih
murah (tenaga kerja) disbanding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi bila suatu Negara lebih unggul terhadap kedua macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika dibandingkan
dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Contoh keuntungan komparatif :
Negara Jam Kerja Per Satuan Output Dasar Tukar Dalam Negeri
Rempah Permadani
Indonesia 250 kg 200 unit 1 permadani = 1,25 rempah 1 rempah = 0,8 permadani
Mesir 400 kg 800 unit 1 permadani = 0,5 rempah 1 rempah = 2 permadani
Terlihat bahwa Mesir memiliki keunggulan untuk kedua produk tersebut sehingga
tidak memungkinkan terjadi perdagangan antara Indonesia dan Mesir. Namun, secara
komparatif masih memungkinkan dengan melihat dasar tukar Negara masing-masing.
Indonesia untuk memproduksi 1 unit permadani harus mengorbankan 1,25 rempah dan untuk
memproduksi 1 rempah harus mengorbankan 0,8 permadani. Indonesia memiliki keunggulan
komparatif pada rempah karena pengorbanannya lebihkecil. Mesir untuk memproduksi 1 unit
permadani harus mengorbankan 0,5 rempah dan untuk memproduksi 1 rempah harus
mengorbankan 2 permadani. Mesir memiliki keunggulan komparatif pada permadani karena
pengorbanannya lebih kecil. Dengan kondisi demikian, masih dimungkinkan terjadinya
perdagangan antara Indonesia dan Mesir.
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini :
Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
Tidak ada perubahan teknologi.
Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
Ongkos produksi dianggap konstan.
28. 26
Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
Kebebasan bergerak factor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah
melalui batas negara.
Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi
Distribusi pendapatan tidak berubah.
Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
C. Kelemahan teori klasik
Teori klasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional itu timbul
karena adanya comperativ advantage yang berbeda antara dua Negara, mengapa terjadi
perbedaan dalam comperativ advantage? Itu karena adanya perbedaan di dalam fungsi
produksi antar dua Negara atau lebih. Jika fungsi produksinya sama, maka kebutuhan tenaga
kerja juga akan sama nilai produksinya sama sehingga tidak akan terjadi perdagangan
internasional. Oleh karena itu syarat timbulnya perdagangan antar Negara adalah perbedaan
fungsi produk diantara dua Negara tersebut. Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan
mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua Negara.
29. 27
BAB VI
TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Teori Hecksher-Ohlin
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan
internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum
masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan
teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage
menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam
productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara
(Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab
perbedaaan produktivitas tersebut. Sedangkan menurut dalil ( teorema) ini bahwa suatu
negara mempunyai keuntungan komperatif atas barang, dengan demikian seharusnya
mengekspor barang tersebut, yang diproduksi dengan menggunakan secara intensif faktor
produksi yang dimiliki secara relatif lebih kaya ( the abundant factor ).
Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya
perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas
karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh
masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga
barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The
Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif
banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk
kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor
barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal
dalam memproduksinya.
Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah kurva isocost yaitu
kurva yang melukiskan total biaya produksi sama serta kurva isoquant yang melukiskan total
kuantitas produk yang sama. Teori ekonomi mikro menyatakan bahwa jika terjadi
persinggungan antara kurva isoquant dan kurva isocost maka akan ditemukan titik optimal.
Sehingga dengan menetapkan biaya tertentu suatu negara akan memperoleh produk maksimal
atau sebaliknya dengan biaya yang minimal suatu negara dapat memproduksi sejumlah
produk tertentu.
30. 28
Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan kurva isoquant. Peta Isoquant masing-
masing negara dapat dijelaskan sebagai berikut:
Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan bahwa barang
yang dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor intensive) sedangkan bagi Jepang
lebih mendekati sumbu horizontal menunjukkan barang yang dihasilkan bersifat padat modal
(capital intensive).
Selanjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2sebagai barikut:
Perdagangan internasional terjadi antara dua negara (misal-nya Indonesia dan
Jepang).
Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pakaian dan radio).
Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja
dan kapital.
Teori Proporsi Faktor dengan data hipotetis
2 Negara Indonesia Jepang
2 barang Pakaian Radio Pakaian Radio
2 F.
produksi
TK K TK K
Proses
Produksi
Labor
intensive
Capital
intensive
Labor
intensive
Capital
intensive
Proporsi F.
produksi
60 unit
(banyak)
15 unit
(sedikit)
30 unit
(sedikit)
60 unit
(banyak)
Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit
Isocost $ 400 $ 600 $ 600 $ 400
Unit cost $ 4
(murah)
$ 30
(mahal)
$ 6
(mahal)
$ 20
(murah)
Dari gambar diatas dapat dekemukakan hal-hal sbb:
1. soquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat TK
a. Di Indonesia
Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A
dengan kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit
pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini disebabkan
jumlah/propporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif banyak dan
murah, sehingga unit costnya hanya $4.
31. 29
b. Di Jepang
100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan kombinasi
20 unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian
yang padat karya di jepang relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit
dan mahal, sehingga unit cost adalah $6.
2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modal
a. Di Indonesia
Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C dengan
kombinasi 20 TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang
padat modal di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor
produksi relatif sedikit dan mahal sehingga unit costnya adalah $30.
b. Di Jepang
20 unit radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi 10 unit
TK dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat
karya di jepang relatif murah, sehingga unit cost adalah $20.
B. Teori Opportunity Cost
Analisis perdagangan internasional dengan menggunakan teori opurtinity cost adalah
dengan menggunakan pendekatan kurva kemungkinan produksi (production possibility curve,
PPC) dan kurva indiferen (indifference curve, IC). Pendekatan ini dikemukakan oleh G.
Harberlel. Kurva kemungkinan produksi (PPC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai
kombinasi barang yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang
digunakan sepenuhnya (full employment). Bentuk kurva kemungkinan produksi tergantung
pada anggapan (asumption) yang digunakan, apakah dengan biaya konstan (PPC constant
cost) atau biaya meningkat (increasing cost). Sedangkan kurva indiferen (IC) adalah kurva
yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan sama.
1. Kurva indiferen dan PPC constant cost
Analisis manfaat perdagangan dapat ditunjukkan dengan menggunakan gambar
dibawah ini.
Dari gambar diatas, suatu negara dianggap memiliki PPC constant cost yaitu NT,
menghasilkan dua jenis barang yaitu X dan Y. Dari gambar diatas keuntungan perdagangan
(gain from trade) dapat dijelaskan sebagai berikut :
32. 30
Sebelum perdagangan
Kurva PPC NT bersinggungan dengan kurva indiferen IC. Ke-seimbangan terjadi
dititik A dimana jumlah produksi yang dihasilkan adalah sama dengan konsumsi
masyarakat secara keseluruhan. Kurva PPC bersinggungan dengan kurva IC.
Setelah perdagangan
Apabila dianggap Dasar tukar perdagangan luar negeri ada-lah garis putus-putus
yang ditunjukkan oleh NT’, maka ini berarti melakukan perdagangan dengan negara
lain akan menguntungkan, hal ini tercermin dari pergeseran kurva indiferen kekanan
atas yaitu IC’. Keseimbangan akan terjadi dititik B
Jadi, dengan melakukaan perdagangan internasional maka kesejahteraan masyarakatnya akan
meningkat, hal ini dapat dicerminkan dari pergeseran kurva indiferen ke kanan. Seperti kita
ketahui, semakin jauh kurva indiferen dari titik O (origin) mengindikasikan bahwa
kesejahteraan meningkat.
2. Kurva indiferen dengan PPC increasing cost (biaya menaik)
Analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) dengan IC dan PPC
increasing cost dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan, yaitu :
(a) PPC increasing cost yang sama dan IC berbeda;
(b) PPC increasing cost dengan IC yang sama; dan
(c) PPC Increasing cost dan IC yang berbeda.
Prinsip ketiga kemungkinan ini adalah sama, sehingga dalam kesempatan yang ini akan
dijelaskan adalah salah satu diantaranya, sedangkan dua kemungkinan lain merupakan tugas
Anda menganalisisnya. Yang akan dibahas adalah PPC increasing cost yang sama dan IC
yang berbeda. Persamaan PPC menunjukkan kesamaan faktor-faktor produksi serta teknik
produksi yang sama antar negara. Perbedaan pada kurva Indiferen disebabkan oleh perbedaan
dalam pendapatan, rasa atau preferensi konsumen di masing-masing negara.
3. Sebelum perdagangan
Negara A
Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara A akan menghasilkan barang X
sebesar X1 dan menghasilkan barang Y sebesar Y1. Keseimbangan produksi dan
konsumsi negara A sebelum perdagangan akan terjadi di titik C, yaitu pada
persinggungan PP dan ICa.
33. 31
Negara B
Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara B akan menghasilkan barang X
sebesar sebesar X3 dan Y sebesar Y3. Keseimbangan produksi dan konsumsi tercapai
di titik E, yaitu persinggungan antara PP dan ICb.
4. Setelah perdagangan
Setelah kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan perdagangan, dan dasar
tukar Internasional yang terjadi adalah DTI maka : kedua negara akan berpoduksi pada titik
yang sama, yaitu dititik A, yaitu menghasilkan barang X sebesar X5 dan barang Y
sebesar dan barang Y sebesar Y5. Manfaat perdagangan (gain from trade) internasional
dapat dilihat dari peningkatan kesehteraan yang dicerminkan oleh pergeseran kurva indiferen
masing-masing negara (kurva IC negara A bergeser dari ICa menjadi ICa’ dan kurva IC
negara B bergeser dari ICb menjadi ICb’ ).
Negara A akan mengkonsumsi dititik B, yaitu mengkonsumsi X sebesar X2 dan Y
sebesar Y2 pada kurva Ica’ , kekurangan barang Y akan dipenuhi dengan melakukan impor
(sebesar Y2Y4), sedangkan kelebihan produksi X akan diekspor (sebesar X2X5) Sedangkan
negara B akan mengkonsumsi di titik D, yaitu mengkonsumsi X sebesar X4 dan Y sebesar
Y4. Kelebihan produksi barang Y akan diekspor (sebesar Y5Y4), dan Kekurangan barang X
akan dipenuhi dengan mengimpor (sebesar X5X4).
C. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan
Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara
untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai
kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat
dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi
tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya
semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan
(trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor
yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional.Teori perdagangan
yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
34. 32
BAB VII
KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL
KEBIJAKAN TARIF
A. Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang diambil pemerintah
dengan maksud mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai tujuan tertentu.
(Gilarso, 2004:225).
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua kegiatan ekonomi
pemerintah suatu negara yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
komposisi, arah dan kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh
pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebijakan ditujukan untuk mengatasi
pemasalahan dalam negeri, tapi bila secara langsung atau tidak langusng berpengaruh
terhadap ekspor dan impor maka dapat dimasukkan dalam kebijakan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi kebijakan yang
langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan internasional dalam arti sempit ini
berkaitan dengan ekspor barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya sangat luas mengingat
banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun diimpor, mulai dari barang konsumsi,
produksi sampai pada tenaga kerja.
Jadi, kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu
negara yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan
mengatur/mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara langsung maupun
tidak langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan dan
pembayaran internasional.
B. Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi:
Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan/kebijakan pemerintah
terhadap perdagangan luar negerinya, khususnya mengenai ekspor dan impor
barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap barang impor, bilateral, trade
agreement, pengenaan kuota impor dan ekspor, dll.
Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan pemerintah terhadap
pembayaran internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa,
pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.
35. 33
Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang berhubungan dengan
bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans), bantuan untuk rehabilitasi serta
pembangunan, dll.
C. Tujuan kebijakan ekonomi internasional antara lain :
Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan autarki di atas. Dengan
mengadakan perdagangan internasional suatu negara akan memperoleh keuntungan
dari adanya spesialisasi dan kesejahteraan meningkat. Maka untuk mendorong
perdagangan internasional, hambatan/restriksi dalam perdagangan internasional
seperti tarif, kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti
mengarah ke perdagangan bebas.
Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang
impor. Kebijakan dapat berupa tarif atau kuota impor.
Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang mengalami defisit
dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah. Maka
diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca
pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini ummnya berbentuk pengawasan devisa
(exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu lintas
tapi juga modal.
Pembangunan ekonomi, untuk menunjang pembangunan ekonomi suatu negara
pemerintah dapat mengarahkan perdagangan internasionalnya dengan kebijakan
seperti:
Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh infant-industries).
Mengurangi impor barang yang nonesensial dan mendorong impor barang-barang
yang lebih esensial.
Mendorong ekspor.
D. Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional diantaranya:
Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang berbeda
untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama, harga untuk negara
yang satu lebih mahal atau lebih murah daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas
dasar perjanjian atau dalam rangka perang aktif.
36. 34
Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor adalah
dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor. Pemberian premi
(subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi serta pembebasan pajak dan
fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan menetapkan barang
ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah daripada harga di dalam negeri. Cara ini
hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri dikendalikan atau dikontrol oleh
pemerintah.
Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing pemerintah
memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang ekspor barang-
barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi, politik, sosial
dan budaya.
E. Kebijakan Impor dalam perdagangan Internasional diantaranya:
Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan pembebanan pajak atas barang-
barang impor atau barang yang masuk ke Indonesia. Kebijakan ini ditetapkan untuk
meningkatkan sumber penerimaan negara dalam bentuk devisa.
Kuota impor kebijakan kuota impor dilakukan untuk membatasi masuknya barang
impor dalam negeri. Pemerintah dapat menentukan jumlah atau jenis barang impor
yang akan masuk kedalam negeri, hal ini akan membantu produsen dalam negeri
untuk memproduksi barang yang dirasa mampu bersaing dengan barang impor yang
dijual di pasar dalam negeri.
Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan
untuk membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak mau
juga membatasi jumlah barang impor yang akan dibeli.
Kebijakan subsitusi impor, kebijakan mengadakan subsitusi impor ditujukan untuk
mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong produsen luar
negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang yang di impor dalam negeri.
Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk
menurunkan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing dengan sengaja.
Dengan devaluasi menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal, sehingga
akan mengurangi pembelian barang impor.
37. 35
F. Kebijakan Tarif dan Non-Tarif
Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah sejenis pajak
yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (specific tariff’s) dikenakan
sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif ad valorem (ad valorem
tariff’s) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan presentase tertentu dari nilai barang-barang
yang diimpor.
Tarif merupakan bentuk kebijakan perdagangan yang paling tua dan secara tradisional
telah digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintah sejak lama. Namun, maksud utama
pengenaan tarif biasanya tidak semata-mata memperoleh pendapatan pengisi kas pemerintah,
malainkan juga sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-sektor tertentu didalam negeri dari
tekanan persaingan produk impor.
a. Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier )
Adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap barang–barang produksi dalam negeri dari
ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar negeri, dengan cara
menarik/mengenakan pungutan bea masuk kepada setiap barang impor yang masuk untuk
dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.
b. Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu :
Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenankan terhadap barang
yang diangkut menuju negara lain (diluar custom area).
Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan barang-barang yang
melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain.
Bea impor (import duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-
baran yang masuk dalam suatu negara (didalam custom area).
c. Jenis tarif:
Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari
nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik
daripada barang.
Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan kombinasi
antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10% tarif
ad valorem ditambah Rp 20.000 untuk setiap unit.
38. 36
d. Sistem tarif:
Single-column tariffs : sistem di mana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan dengan negara
lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan negara lain disebut
conventional tariffs.
Double-column tariffs : sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif.
Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka
namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.
Triple-column tariffs : biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni dengan
menambah satu macam tariff preference untuk negara-negara bekas jajahan atau
afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama “preferential system”.
e. Efek tarif : Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa sfek
tarif tersebut adalah:
Efek terhadap harga ( price effect ).
Efek terhadap konsumsi (consumption effect ).
Efek terhadap produk ( protective/import substitution effect )
Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect ).
G. Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier )
Adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan
distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional,
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff
barrier ) sebagai berikut:
1. Pembatasan spesifik (specific limitation):
Larangan impor secara mutlak.
Pembatasan impor (kuota sistem).
Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu.
Peraturan kesehatan atau karantina.
Peraturan pertahanan dan keamanan negara.
Peraturan kebudayaan.
39. 37
Perijinan impor.
Embargo
Hambatan pemasaran atau marketing
2. Peraturan bea cukai (customs administration rules):
Tata laksana impor tertentu ( procedure).
Penetapan harga pabean.
Penetapan kurs valas (forex rate ) dan pengawasan devisa (forex control).
Consulate formalities
Packaging/labeling regulations
Documentation needed.
Quality and testing standard
Pungutan administasi ( fees ).
Tariff classification.
3. Partisipasi pemerintah ( government participation ):
Kebijakan pengadaan pemerintah.
Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk
memberikan perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam bentuk
keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dan lain-lain.
Counter valuing duties.
Domestic assistance program
Trade-diverting
Import charges
Import deposits.
Supplementary duties.
Variable levies.
40. 38
KESIMPULAN
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher
(1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan
internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori H-O
menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya
menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern
H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor Theory”.
Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah kurva isocost yaitu
kurva yang melukiskan total biaya produksi sama serta kurva isoquant yang melukiskan total
kuantitas produk yang sama.
Selanjutnya, analisis perdagangan internasional dengan menggunakan teori opurtinity cost
adalah dengan menggunakan pendekatan kurva kemungkinan produksi (production possibility
curve, PPC) dan kurva indiferen (indifference curve, IC). Pendekatan ini dikemukakan oleh
G. Harberlel. Kurva kemungkinan produksi (PPC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai
kombinasi barang yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang
digunakan sepenuhnya (full employment).
Teori yang terakhir yakni teori Offer Curve. Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua
ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang
menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan
barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. Kelebihan dari offer curve yaitu masing-
masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai
tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik secara nasional maupun
Internasional. Kebijakan berarti mengatur. Dalam skala global, perdagangan Internasional
tidak lepas dari kebijakan yang meliputi ekspansi pasar, baik secara ekspor maupun bagaimana
kebijakan ekonomi ketika memutuskan untuk impor. Dalam resume ini telah dijelaskan
pengertian instrumen kebijakan dan tujuan kebijakan ekonomi Internasional. Diantara tujuan
kebijakan ekonomi Internasional itu adalah autarki, proteksi, kesejahteraan dan keseimbanga n
neraca pembayaran. Dalam resume ini juga telah dijelaskan bagaimana kebijakan ekspor-impor
dan mengapa kebijakan tersebut perlu diterapkan. Menjelaskan kebijakan tariff dan non-tariff
dan kebijakan ekonomi lainnya.