SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
MAKALAH
“EKONOMI INTERNATIONAL”
Dosen Pengampu : Ade Fauji,SE,MM
Disusun Oleh:
Nama : IRMA YANTI
Nim : 11130061
Kelas : 6L (MKP)
UNIVERSITAS BINA BANGSA
(UNIBA)
SERANG – BANTEN 2018
LATAR BELAKANG
A. Perekonomian Indonesia
Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap manusia bertambah oleh
karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan.
Perubahan yang secara umum terjadi pada perekonomian yang dialami suatu negara
seperti inflasi ,pengangguran , kesempatan kerja, hasil produksi,dan sebagainya. Jika
hal ini ditangani dengan tepat maka suatu negara mengalami keadaan ekonomi yang
stabil, mempengaruhi kesejahteraan kehidupan penduduk yang ada negara tersebut.
Sudah hampir 73 tahun Indonesia merdeka. Akan tetapi kondisi perekonomian
Indonesia tidak juga membaik. Masih terdapat ketimpangan ekonomi, tingkat
kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, serta pendapatan per kapita yang masih
rendah. Untuk dapat memperbaiki sistem perekonomian di Indonesia, kita perlu
mempelajari sejarah tentang perekonomian Indonesia dari masa penjajahan, orde
lama, orde baru hingga masa reformasi. Dengan mempelajari sejarahnya, kita dapat
mengetahui kebijakan-kebijakan ekonomi apa saja yang sudah diambil pemerintah
dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia serta dapat memberikan
kontribusi untuk mengatasi permasalah ekonomi yang ada.
BAB II
PENGERTIAN EKONOMI INTERNASIONAL
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari
dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-
Import) yang meliputi perdagangan dan keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi
(Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi
dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi.
2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan
Multi Nasional.
3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan:
produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting guna
mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Ekonomi International
A. Pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
 Dalam Segi Ilmiah
Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan pada
kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa
 Dalam Segi Praktisnya
Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar
Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara yang satu dengan
Negara yang lain.
B. Tujuan Ekonomi International
Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia.
Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan,
investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll
Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan international dengan
perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah ini :
1. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli,
uang, peraturan bea, dsb
2. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat,
kesukaaan, musim dan kondisi pasar
3. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural
 Ruang Lingkup
1. Teori dan kebijakanPerdagangan International
2. Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International
3. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International
4. Perusahaan International dan Bisnis International
 Ekonomi Internasional
Menurut Nopirin, ekonomi internasional didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala
sesuatu mengenai hubungan ekonomi antar negara.
Adapun hubungan ekonomi internasional tersebut berupa :
– Perdagangan (Ekspor- Impor)
– Investasi
– Pinjaman
– Bantuan
– Kerjasama Internasional
Boediono. Menurutnya ekonomi internasional mempelajari masalah-masalahan hubungan
ekonomi antara suatu negara dengan negara lain.
Perkataan hubungan disini mencakup paling tidak tiga hubungan yang berbeda, meskipun
antara satu dengan yang lain saling berkaitan, yaitu:
– Pertukaran hasil output negara satu dengan yang lain
– Pertukaran faktor produksi
– Hubungan kredit
1. Hamdy Hady ekonomi internasional diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang
mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional
(ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan keuangan / moneter serta organisasi
(swasta / pemerintah) dan kerja sama ekonomi antar negara (internation).
 Perbedaan Ekonomi Internasional dan ekonomi interregional
Ekonomi internasional berbeda dengan ekonomi interregional (antar daerah dalam suatu
negara. Ekonomi internasional menyangkut beberapa negara dimana:
1. Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal relatif sukar (immobilitas faktor
produksi)
2. Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan, politik yang berbeda antar negara, hal
yang tidak ditemui pada perdagangan antar daerah dalam suatu negara
3. Faktor-faktor produksi yang dimiliki (endowment) antar negara lebih variatif daripada yang
dimiliki antar daerah. Sehingga dapat menimbulkan perbedaan harga.
 Jelaskan arti penting ekonomi internasional
Pada saat ini studi tentang ekonomi internasional semakin penting karena pengaruh dari
globalisasi ekonomi dunia yang ditandai dengan ciri atau karakteristik sebagai berikut :
1. Keterbukaan ekonomi terutama dengan adanya liberalisasi pasar dan arus uang serta transfer
teknologi secara internasional.
2. Keterkaitan dan ketergantungan ekonomi, keuangan, perdagangan, dan industri antar negara
atau perusahaan multi nasional dan kecenderungan integrasi ekonomi regional.
3. Persaingan yang semakin ketat antar negara ataupun perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi dan efektifitas yang optimal.
 Ruang Lingkup dan Asumsi Dasar
Dari pengertian dan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa ruang lingkup studi ekonomi
internasional adalah :
1. Teori dan kebijakan perdagangan internasional (international trade theory and policy)
2. Teori dan kebijakan keuangan / moneter internasional (International finance / monetery
theory and policy).
3. Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional (international economic organization and
cooperation).
4. Perusahaan multinasional dan bisnis internasional (multi national corporation and
international business)
Asumsi dasar yang membantu dalam melakukan analisis teori perdagangan internasional
sebagai berikut :
1. Neutrality of money, dalam arti uang tidak berpengaruh atas harga relatif.
2. Jumlah faktor produksi dari setiap negara tetap.
3. Faktor produksi secara internasional tidak dapat berpindah (international immobility of
factors).
4. Teknologi yang tersedia sama.
5. Taste and income distribution dianggap sebagai sesuatu yang given dan tidak berubah.
6. Tidak terdapat hambatan perdagangan atau trade barrier dalam bentuk biaya transpor,
informasi, dan komunikasi.
7. Adanya full employment faktor produksi dan tidak terjadi excess supplies ataupun storage of
commofies.
 Sebab-Sebab Perdagangan Internasonal
Karena adanya manfaat yang diperoleh kedua negara dari perbedaan harga, yaitu dapat
membeli barang yang hargaya lebih rendah dan mungkin dapat menjual keluar negeri dengan
harga yang relatif lebih tinggi. Perdagangan internasional sering timbul karena adanya
perbedaan harga barang dan jasa di berbagai Negara, Serta selera dan pendapatan. atau dapat
disebut ada dua faktor utama yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional yakni,
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.
BAB III
PERDAGANGAN ANTAR NEGERA
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di
banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun,
dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad
belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan
transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
A. Manfaat perdagangan antar negara
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
 Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan
lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi
kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
 Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan
yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang
yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik
apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
 Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan
maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan
turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat
menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar
negeri.
 Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi
yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
B. Faktor pendorong (Peranan Perdagangan Luar Negeri bagi Pembangunan
Ekonomi Indonesia)
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di
antaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
mengolah sumber daya ekonomi
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya,
dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan
adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
9. Adanya perbedaan iklim
10. Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi produksi
Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja.
Manfaatnya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu antara
lain politik, sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan internasional
dilakukan semua negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan
manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga
dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain.
Negara yang dahulu menutup diri dari perdagangan internasional, sekarang sudah membuka
pasarnya. Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam. Perdagangan internasional juga memiliki
fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara
penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan,
ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa
berakibat pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara. Pada era
globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya
dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh
beberapa orang dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional seperti ini dapat
mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara
saling bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka. Perdagangan internasional
juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan
politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan dagang.
Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan. Misalnya,
suatunegara nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini dapat ditekan dengan
dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan
dagangdengan negara tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB.
Hal ini dilakukan demi terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional juga terkait
dengan pertahanan suatu negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk
mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak semua negara mampu memproduksi senjata.
Maka diperlukan impor senjata. Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang
membahayakan, diperlukan kerjasama internasional. Barang yang membahayakan tersebut
misalnya senjata gelap, obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit
menular, dsb. Untuk kepentingan inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai.
Instansi ini dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi
ketika memasuki suatu negara.Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah pajaknya
telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek barang-barang tersebut barang selundupan
ataupun barang terlarang atautidak. Cara yang digunakan dalam pemeriksaan antara lain
dengan melihat dokumen barang, menggunakan detektor barang berbahaya, atau
menggunakan anjing pelacak.
C. Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri dari Pelita ke Pelita berikutnya
1. Pelita I
Menurut peraturan pemerintah no.16 tahun 1970 kebijakan pemerintah tentang perekonomian
membicarakan tentang penyempurnaan tata niaga ekspor dan impor. Peraturan pemerintah
pada bulan agustus 1971 membahas tentang devaluasi rupiah terhadap dollar amerika dengan
memfokuskan pada beberapa sasaran, yakni kestabilan harga pokok, peningkatan nilai
ekspor, kelancaran impor, penyebaran barang di dalam negeri.
2. Pelita II
Adapun kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam pelita II ini adalah dengan
melakukan penghapusan pajak ekspor untuk mempertahankan daya saing di pasar dunia.
Penggalakan PMA dan PMDN untuk mendorong investasi dalam negeri, yang menghasilakn
cadangan devisa naik dari $ 1,8 milyar menjadi $ 2,58 milyar dan naiknya tabungan
pemerintah dari Rp 255 milyar menjadi Rp 1.522 milyar pada periode pelita II tersebut.
Sedangkan kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan hasil
produksi nasional dan daya saing komoditi ekspor karena tingkat rata-rat inflasi 34%, resesi
dan krisis dunia tahun 1979, serta penurunan bea masuk impor komoditi bahan dan
peningkatan bea masuk komoditi impor lainnya.
3. Pelita III
Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan, serta
menignkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pedoman
pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti
dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam
suasana politik dan ekonomi yang stabil.
4. Pelita IV
1. Kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985, yakni meningkatkan ekspor non migas dan
pengurangan biaya tinggi dengan :
a) Pemberantasan pungli
b) Mempermudah prosedur kepabeanan
c) Menghapus dan memberantas biaya siluman
 Paket Kebijakan 25 Oktober 1986 : deregulasi bidang perdagangan, moneter, dan
penanaman modal dengan cara :
a) Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku
b) Proteksi produksi yang lebih efisien
c) Kebijakan penanaman modal
 Paket Kebijakan 15 Januari 1987, yakni peningkatan efisiensi, inovasi, dan
produktivitas beberapa sektor industri (menengah ke atas) guna meningkatkan ekspor
non migas, adapun langkah-langkahnya:
a) Penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan impor
b) Pembebasan dan keringanan bea masuk
c) Penyempurnaan klasifikasi barang
1. Paket Kebijakan 24 Desember 1987 (PAKDES) adalah restrukturisasi bidang
ekonomi dalam rangka memperlancar perijinan (deregulasi).
2. Paket 27 Oktober 1988 : kebijakan deregulasi untuk menggairahkan pasar modal
dan menghimpun dana masyarakat untuk biaya pembangunan.
3. Paket Kebijakan 21 November 1988 (PAKNOV) yakni deregulasi dan debirokratisasi
bidang perdagangan dan hubungan laut.
4. Paket Kebijakan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijakan dibidang keuangan
dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk
melakukan aktivitas yang lebih produktif, juga berisi mengenai deregulasi dalam hal
pendirian perusahaan asuransi.
5. Pelita V
Menitikberatkan sektor pertanian dan industri untuk menetapkan swasembada pangan dan
meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya; dan sektor industri khususnya industri yang
menghasilkan barang ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri
pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat mengahsilkan mesin mesin industri.
Diantaranya dengan cara :
a) Mengenakan tarif dan atau kuota
b) Mengawasi pemakaian valuta asing
c) Ekspor : mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur ekspor,
memberantas pungli dan biaya siluman
d) Menstabilkan harga dan upah di dalam negeri
e) Melakukan devaluasi
6. Pelita VI
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan
industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan.
Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu
perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
Disamping itu Suharto sejak tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak
dan pertambangan, sehingga pemasukan negara dari migas meningkat dari $0,6 miliar pada
tahun 1973 menjadi $10,6 miliar pada tahun 1980. Puncaknya adalah penghasilan dari migas
yang memiliki nilai sama dengan 80% ekspor Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia di
bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus sukses pembangunan ekonomi.
7. Pelita VII
Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan
ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
D. Konsep Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar negara yang
berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing yang mempengaruhi
neraca perdagangan negara yang bersangkutan (Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani
(2006) menyatakan bahwa perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara
yang menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir tidak ada
negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena tentu saja setiap negara
tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi
negeri sendiri. Masyarakat di suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang
tidak bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan antar
negara.
Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-masing negara
mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata
uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs
mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke
atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam
negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan
menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing
mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar
meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2011).
Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan seperti
halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari produksi dalam negeri yang
diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan ekspor, variabel impor merupakan variabel
bocoran yang mengurangi aliran pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan
sebagai proses tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela
dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis yakni
perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik). Manfaat dari kegiatan
perdagangan internasional antara lain :
 Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta bagaimana efek
terhadap struktur perekonomian suatu negara.
 Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan international
tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan sebagai proses tukar-
menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing
pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut
dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia
melakukan pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau perdagangan timbul
karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan
yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut (Boediono, 2000).
Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang dilakukan antar negara
atas pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan tanpa adanya tekanan dari pihak
manapun juga. Berikut adalah beberapa teori yang berkaitan dengan adanya perdagangan
internasional :
 Teori Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara
untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit
mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran
emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas
dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut.
Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong
ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah).
Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor,
juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara
hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan para
merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat
bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin
kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan
dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat
melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan
laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu,
semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar
aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah
akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata
internasional dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara (Hady,
2001).
 Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik,
negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan
melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari
keunggulan komparatif adalah:
 Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
 Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi,
apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Kurva
isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquantpada suatu titik
optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:
1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula
sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher
(1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan
internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori ini
dianggap lebih modern karena menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian
dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan
internasional (Lindert, 2003).
 Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus)
Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus, perdagangan luar
negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa yang sudah tidak dapat dijual
di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar
negeri tersebut negara itu dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu
memperbesar tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh
penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif untuk
menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi dikarenakan dengan
adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada di dalam negeri.
 Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul “Principles of
Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan komparatif adalah
keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan spesialisasi) karena dapat
menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah dari pada negara lain. Menurut
teori ini setiap negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-
barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini perdagangan
masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak
sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh keuntungan.
Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan internasional
hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-barang yang diperdagangkan hanya dua jenis, (3)
perdagangan dilakukan secara bebas, (4) tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya
produksi dianggap tetap, (6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa keunggulan
komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk suatu barang, yang
didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada masing-masing produsen.
Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional adalah
meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap negara
untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa yang relatif efisien. Efisiensi relatif
suatu negara dalam memproduksi produk tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk
alternatif lain yang dapat diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian
ini, efisiensi relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara
bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan komparatifnya, juga dari
skala produksi yang lebih besar dan pilihan produk yang lebih beragam yang semuanya
dimungkinkan oleh adanya perdagangan internasional. Karena itu, keuntungan dari
mengeksploitasi keuntungan komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan
perdagangan bebas.
BAB VI
TEORI KLASIK, TEORI KEUNGGULAN MUTLAK, TEORI KOMPARATIF
1.Teori Klasik
 Absolute Advantage dari Adam Smith
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter
sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional.
Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya
nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai
barang tersebut (Labor Theory of value )
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja,
Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga
kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya factor produksi. Dalam
kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi tidak hanya satu dan mobilitas
tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada
2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen
menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum
dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris
setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit
dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang
Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris
sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit
tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa
Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute
advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing
negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih
rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua
negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi
ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila
hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak
akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
 Comparative Advantage : JS Mill
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor
suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang
dimiliki comparative diadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah
dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar )
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang
dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh :
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi Amerika Inggris
Gandum 6 bakul 2 bakul
Pakaian 10 yard 6 yard
Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena
absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi
yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul
disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard
dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi
gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1.
Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage
ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan
akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan
menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term
of Trade ) ditentukan dengan batas – batas nilai tujar masing – masing barang didalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai
tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan
oleh teori absolute advantage.
 Pandangan Kaum Merkantilisme (Pra-klasik)
Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi
kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang
ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran
perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat
sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan
ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor.
Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide pokok,
yaitu:
a. pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat dan
pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan
negara tersebut;
b. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor
(neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka
ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama
perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.
Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik berat
politik merkantilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta kelebihan
ekspor dapat dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya adalah kebijakan
dalam usaha untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam usahanya untuk
memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor Teori
Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan Jean
Baptiste Colbert.
2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat
memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam
mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki
keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri
(dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak
diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya
jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan
mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang
secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki
keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk
yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya
produksi di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi
rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara
Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang
berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut
mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh
keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4
unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan
elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh
dari (4 elektronik – 1 elektronik).
b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan
perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan
sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah – 0,25 elektronik).
3. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam
Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
dibanding dengan Negara lain.
Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja dan
alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut
lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di
atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang,
maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
b. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional
Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang,
tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap
dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan
barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.
Keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-dingkan
dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap kedua jenis
produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada
produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik
rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi
rempah-rempah.
Sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia
berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut mengadakan
perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit
elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan
rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375,
yang diperoleh dari (1 rempahrempah – 0,625 rempah-rempah).
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-
rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya
dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang
diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik).
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional,
berdasarkan atas asumsi berikut ini.
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara.
b. Tidak ada perubahan teknologi.
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja.
d. Ongkos produksi dianggap konstan.
e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol).
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah
melalui batas negara.
g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.
h. Distribusi pendapatan tidak berubah.
i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
BAB V
TEORI MODERN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Teori Modern Dalam Perdagangan Internasional
Perdagangan antar negara maju pesat sejak pertengahan abad 19 sampai dengan permulaanabad 20.
Keamanan serta kedamaian dunia ( sebelum perang dunia I ) memberikan saham yangbesar bagi
perkembangan perdagangan internasional yang pesat. Teori klasik nampaknyamampu memberikan dasar
serta penjelasan bagi kelangsungan jalannya perdagangan dunia.Hal itu terlihat dari usaha masing-masing
negara yang ikut didalamnya untuk melakukanspesialisasi dalam produksi, serta berusaha mengekspor
barang-barang yang paling sesuai /menguntungkan bagi mereka. Negara-negara / daerah- daerah tropik
berusaha untukmenspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang
yang berasal daripertanian, perkebunan, dan pertambangan, sedangkan Negara-negara / daerah-daerah
sedang,yang relatif kaya akan modal, berusaha untuk menspesialisasikan diri mereka
dalam produksiserta ekspor barang-barang industri. Heckscher-Ohlin mengemukakan konsepsinya yang
dapatdisimpulkan sebagai berikut :
a. Bahwa perdagangan internasional / antar negara tidaklahbanyak berbeda dan hanya merupakan
kelanjutan saja dari perdagangan antar daerah.Perbedaan pokoknya terletak pada masalah jarak. Atas
dasar inilah maka Ohlin melepaskananggapan ( yang berasal dari teori klasik ) bahwa dalam
perdagangan internasional ongkostransport dapat diabaikan.
b. Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan ataskeuntungan
alamiah atau keuntungan yang diperkembangkan ( natural and acquiredadvantages dari Adam
Smith ) akan tetapi atas dasar proporsi serta intensitas faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan barang-barang itu.
Masing-masing negara memiliki faktor-faktor produksi neo-klasik ( tanah, tenaga kerja,
modal )dalam perbandingan yang berbeda-beda, sedang untuk menghasilkan sesuatu barang
tertentudiperlukan kombinasi faktor-faktor produksi yang tertentu pula.
Namun demikian tidaklah berarti bahwa kombinasi faktor-faktor produksi itu adalah
tetap. Jadiuntuk menghasilkan sesuatu macam barang tertentu fungsi produksinya dimanapun juga
sama,namun proporsi masing-masing faktor produksi dapatlah berlainan ( karena adanyakemungkinan
penggantian / subtitusi faktor yang satu dengan faktor yang lainnya dalam batas-batas
tertentu). Jadi teori Heckscher-Ohlin dalam batas-batas definisinya menyatakan bahwa :
a. Sesuatu negara akan menghasilkan barang-barang yang menggunakan faktor produksi yangrelatif
banyak ( dalam arti bahwa harga relatif faktor produksi itu murah ), sehingga
hargabarang-barang itu relatif murah karena ongkos produksinya relatif murah.
Karena itu Indonesiayang memiliki relatif banyak tenaga kerja sedang modal relatif
sedikit sebaiknya menghasilkandan mengekspor barang-barang yang relatif padat
karya.
b. Dengan mengutamakan produksidan ekspornya pada barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif banyak, maka harga faktor produksi yang relatif banyak akan naik.
Dalam hal ini “relatif banyak”menunjukkepada jumlah phisiknya, bukan harga relatifnya.
Karena harga relatif kedua macam barang itusebelum perdagangan berjalan adalah berlainan, maka
negara yang memiliki faktor produksitenaga kerja relatif banyak akan cenderung untuk menaikan
produksi barang yang padat karyadan mengurangi produksi barangnya yang padat modal. Negara itu
akan mengekspor barangyayang padat karya dan mengimpor barang yang padat modal. Dengan
demikian perdaganganinternasional akan mendorong naik harga faktor produksi yang
relatif sedikit. Sebagai akibatnyauntuk negara yang memiliki faktor produksi
modal relatif banyak, upah akan turun sedang hargamodal – tingkat bunga – akannaik.
Jadi perdagangan internasional cenderung untuk mendorongharga faktor produksi yang sama,
antar negara menjadi sama pula (equalization of factorprice).Perdagangan internasional terjadi
karena masing-masing pihak yang terlibat didalamnya merasamemperoleh manfaat dari adanya perdagangan
tersebut. Dengan demikian perdagangan tidak lain adalah kelanjutan atau bentuk yang lebih maju
dari pertukaran yang didasarkan ataskesukarelaan masing- masing pihak yang terlibat. Tentu saja
pengertian “kesukarelaan” dalam perdagangan internasional harus diberi tanda petik,
karena realitasnya kesukarelaan inisebenarnya tidak selalu terjadi, namun paksaan yang mendorong
terjadinya perdaganganinternasional tersebut tidaklah selalu terlihat jelas. Salah satu
bentuk paksaan ini misalnya,terlihat pada perdagangan yang timbul sebagai akibat bantuan luar negeri
yang mengikat (Tiedaid). Apabila negara A menerima bantuan dari negara B tetapi dengan ketentuan bahwa
bantuan(kredit) itu harus dibelanjakan di negara B, maka perdagangan yang timbul antara A dan Bsebagai
akibat pemberian bantuan itu jelas tidak sepenuhnya didasarkan atas kesukarelaankedua belah
pihak. Paksaan yang lebih halus lagi terlihat pada bentuk-bentuk perdaganganinternasional yang merupakan
ikutan dari perkembangan industrialisasi dalam negara-negarayang sedang berkembang yang dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan raksasa yang mempunyaicabang di berbagai negara dan berinduk di negara maju
(perusahaan-perusahaanmultinasional).Harga barang yang sama dapat berlainan di negara yang berlainan
karena harga dicerminkanoleh ongkos produksi (apabila permintaan dianggap sama), sehingga perbedaan
harga timbulkarena perbedaan ongkos produksi. Menurut Ricardo & Mill, Ongkos produksi ditentukan
olehbanyaknya jam kerja yang dicurahkan untuk membuat barang itu. Jadi apabila untuk
membuatbarang yang sama diperlukan banyak jam yang berlainan bagi negar yang berlainan tersebut,maka
ongkos produksinya juga akan berlainan. Perbedaan dalam banyak jam kerja menurutteori Ricardian
(klasik) disebabkan karena perbedaan dalam teknik produksi (atau tingkatteknologi),
perbedaan dalam ketrampilan kerja (produktivitas tenaga kerja), perbedaan dalampenggunaan
faktor produksi atau kombinasi antar mereka. Dengan kata lain ongkos produksiuntuk
membuat barang yang sama berlainan karena fungsi produksinya lain.
Menurut Heckscher –Ohlin, ongkos produksi ditentukan oleh penggunaan faktor produksi
atau sumber daya. Jadiapabila faktor produksi itu digunakan dalam proporsi dan intensitas,
yang berlainan, walaupuntingkat teknologi dan produktivitas tenaga kerja sama, ongkos
produksi untuk membuat barangyang sama di negara yang berlainan juga akan lain. Perbedaan dalam
penggunaan proporsi danintensitas faktor produksi yang disebabkan karena perbedaan dalam
hadiah alam (factorendowment) yang diterima oleh masing- masing negara. Dengan kata lain ongkos
produksiuntuk membuat barang yang sama berlainan karena perbedaan hadiah alam, bukan karenafungsi
produksinya lain.Salah satu kesimpulan utama teori H-O adalah bahwa perdagangan internasional
cenderunguntuk menyamakan tidak hanya harga barang-barang yang diperdagangkan saja, tetapi jugaharga
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut.Kesimpulan ini
sebenarnya merupakan akibat dari konsepsi mereka mengenai hubungan antaraspesialisasi dengan
proporsi faktor-faktor poduksi yang digunakan. Dalam hal-hal khusus,bahkan tidak mungkin
untuk mengenali apakah barang-barang itu barang-barang padat karyaataukah barang-barang padat modal
dipandang dari dunia seabagai satu keseluruhan. Negarayang memiliki tenaga kerja relatif banyak
mungkin saja mempunyai keuntungan komparatifdalam barang-barang yang padat modal dan
sebaliknya. Karena akibat adanya perdaganganinternasional adalah naiknya harga relatif barang-barang yang
dihasilkan dengan menggunakanprinsip keuntungan komparatif itu dan dengan demikian juga faktor produksi
yang digunakanyasecara intensif, maka akibat pada harga relatif faktor-faktor produksinya
mungkin berupaperubahan yang menuju ke arah yang sama tetapi dapat juga berlawanan, lagi pula
dalamkeseimbangan, kedua negara dapat terus menghasilkan kedua macam barang itu walaupunharga
faktor-faktor produksinya berlainan di kedua negara tersebut.Pada tahun 1920-an para ahli
ekonomi mulai mempertimbangkan fakta bahwa kebanyakanindustri memperoleh keuntungan dari
skala ekonomi (economies of scale) yaitu dengan semakinbesarnya pabrik dan meningkatnya
keluaran, biaya produksi per unit menurun. Ini terjadi karenaperalatan yang lebih besar dan lebih
efisien dapat digunakan, sehingga perusahaan dapatmemperoleh potongan harga atas pembelian-pembelian
mereka dengan volume yang lebih besar dan biaya-biaya tetap seperti biaya penelitian dan pengembangan
sertaoverhead administratif dapat dialokasikan pada kuantitaskeluaran yang lebih besar. Biaya-biaya
produksi juga menurun karena kurva belajar (learningcurve). Begitu perusahaan memproduksi
produk lebih banyak, mereka mempelajari cara-carauntuk meningkatkan efisiensi produksi, yang
menyebabkan biaya poduksi berkurang dengansuatu jumlah yang dapat diperkirakan. Skala ekonomi dan
kurva pengalaman (experience curve)mempengaruhi perdagangan internasional karena memungkinkan
industri-industri suatu negaramenjadi produsen biaya rendah tanpa memiliki faktor-faktor produksi yang
berlimpah.Perdagangan internasional timbul utamanya karena perbedaan-perbedaan harga relatif
diantaranegara. Perbedaan- perbedaan ini berasal dari perbedaan dalam biaya produksi, yangdiakibatkan
oleh :
1. perbedaan-perbedaan dalam perolehan atas faktor produksi.
2. Perbedaan-perbedaan dalam tingkat teknologi yang menentukan intensitas faktor
yang digunakan.
3. Perbedaan-perbedaan dalam efisiensi pemanfaatan faktor-faktor.
4. Kurs valuta asing.
Meskipundemikian perbedaan selera dan variabel pemintaan dapat membalikkan arah
perdagangan. Teoriperdagangan internasional jelas menunjukan bahwa bangsa-bangsa akan memperoleh
suatutingkat kehidupan yang lebih tinggi dengan melakukan spesialisasi dalam barang-barang dimanamereka
memiliki keunggulan komparatif dan mengimpor barang-barang yang mempunyaikerugian secara
komparatif. Pada umumnya hambatan-hambatan perdagangan yang memberhentikan mengalirnya barang-
barang dengan bebasakanmembahayakankesejahteraan suatu bangsa.
B. TEORI MODERN
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik,
negara-negaracenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatifmelimpah secara intensifMenurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan
melakukan perdagangan dengan negara laindisebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dankeunggulan faktor produksi. Basis dari
keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah
labor intensityatau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva
isoquant yaitu kurva yangmenggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik
optimal. Jadi dengan biaya tertentu akandiperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produktertentu.
Analisis teori H-O
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi fak
torproduksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akanditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c. Masingmasing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengeksp
or barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak
danmurahuntukmemproduksinya
d. Sebaliknya masingmasing negara akan mengimpor barangbarang tertentu karena nega
ratersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinyaKelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang
sejenis akan sama pula sehingga perdaganganinternasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui
study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai
struktur perdagangan luarnegri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang
bertentangan dengan teori H-O sehinggadisebut sebagai paradoks leontiefBerdasarkan
penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradoxliontief
tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu:
a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b. TariffandNontariffbarrier
c. Pebedaan dalam skill dan human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik
makaekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga
kerja terdidikmaka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang
menunjukkankemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah
faktor produksisecara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada
asusmsi tentangOpportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC
increasing cost
D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan
Edgeworth yangmenggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu
Negara untukmenawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai
kemungkinan harga.Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan
memperoleh manfaat dari perdaganganinternasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang
lebih tinggi.Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor
produksi tersebutdan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada
akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola
perdagangan (trade pattern) suatunegara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah
dua faktor yang senantiasa diperlukanuntuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori
perdagangan yang baik untuk diterapkan adalahteori modern yaitu teori Offer Curve.
a. Pengaruh Positif Perdagangan Internasional
Negara pengekspor maupun pengimpor mendapatkan keuntungan dari adanya perdaganganinternasional.
Negara pengekspor memperoleh pasar dan negara pengimpor memperolehkemudahan untuk mendapatkan
barang yang dibutuhkan. Adanya perdagangan internasionaljuga membawa dampak yang cukup luas
bagi perekonomian suatu negara. Dampak tersebutantara lain sebagai berikut:
1) Mempererat persahabatan antarbangsaPerdagangan antarnegara membuat tiap negara mempunyai
rasa saling membutuhkan dan rasaperlunya persahabatan. Oleh karena itu, perdagangan internasional
dapat mempereratpersahabatan negara-negara yang bersangkutan.
2) Menambah kemakmuran negaraPerdagangan internasional dapat menaikkan pendapatan negara
masing-masing. Ini terjadikarena negara yang kelebihan suatu barang dapat menjualnya ke negara
lain, dan negara yangkekurangan barang dapat membelinya dari negara yang kelebihan. Dengan
meningkatnya. pendapatan negara dapat menambah kemakmuran negara.
3) Menambah kesempatan kerjaDengan adanya perdagangan antarnegara, negara pengekspor dapat
menambah jumlahproduksi untuk konsumsi luar negeri. Naiknya tingkat produksi
ini akan memperluas kesempatankerja. Negara pengimpor juga mendapat manfaat, yaitu tidak
perlu memproduksi barang yangdibutuhkan sehingga sumber daya yang dimiliki dapat digunakan
untuk hal-hal yang lebihmenguntungkan.
4) Mendorong kemajuan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiPerdagangan internasional mendorong para
produsen untuk meningkatkan mutu hasilproduksinya. Oleh karena itu, persaingan perdagangan
internasional mendorong negarapengekspor untuk meningkatkan ilmu dan teknologinya agar
produknya mempunyai keunggulandalam bersaing.
5) Sumber pemasukan kas negaraPerdagangan internasional dapat meningkatkan sumber devisa
negara. Bahkan, banyak negarayang mengandalkan sumber pendapatan dari pajakimpor danekspor.
6) Menciptakan efisiensi dan spesialisasiPerdagangan internasional menciptakan spesialisasi
produk. Negara-negara yang melakukanperdagangan internasional tidak perlu memproduksi semua
barang yang dibutuhkan. Akan tetapihanya memproduksi barang dan jasa yang diproduksi secara
efisien dibandingkan dengannegara lain.
7) Memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu Negara
Dengan perdagangan internasional, warga negaranya dapat menikmati barang-barang dengankualitas tinggi
yang tidak diproduksi di dalam negeri.
b. Pengaruh Negatif Perdagangan Internasional
Adanya perdagangan internasional mempunyai dampak negatif bagi negara
yangmelakukannya. Dampak negatifnya sebagai berikut.
1) Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain.
2) Adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan internasional.
3) Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing menjadi gulung tikar.
4) Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang lebih maju.
5) Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi. Ini terjadi karena
masyarakatmenjadi konsumtif.
6) Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju.
BAB VI
KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL INSTRUMEN, TUJUAN & BENTUK
KEBIJAKAN
Lingkup perekonomian tidak hanya dalam negeri namun bisa menjadi lebih besar
hingga luar negeri yang sering kita sebut dengan ekonomi internasional. Dalam ekonomi
internasional terdapat banyak kerjasama yang dilakukan oleh beberapa negera untuk
mencapai sebuah tujuan yang sama. Tentu hal ini membutuhkan sebuah kebijakan yang bisa
mengatur segala aktivitas di dalamnya yakni kebijakan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan atau
kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi segala beNtuk perdagangan dan pembayaran internasional baik
itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini
tidak berfokus pada tarif, quota, namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri
yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta
pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan moneter.
Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah tindakan
atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh
secara langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional. selanjutnya kita akan
membahas poin-poin penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional, antara lain :
 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening
yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional,
khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap
impor, bilateral trade agreement dll.
Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah terhadap
rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang berupa
pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas
devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang
berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk
membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
 Tujuan Kebijakan Internasional
1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain baik
pengaruh ekonomi, politik dan militer.
2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu akan
memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi produksi dan
meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan
internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau
dikurangi. .
3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi
industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan
baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki,
selain itu persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan
internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping.
4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP); negara yang
memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan
stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca
Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit
memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya
pengawasan devisa (exchange control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga
modal.
5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini pemerintah
dapat mengambil kebijakan misalnya:
 Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan (Infant
Industries).
 Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong impor
barang barang yang esensial.
 Mendorong ekspor dll.
BAB VII
KEBIJAKAN NON TARIF (KUOTA,SUBSIDI,DUMPING)
A.Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang
melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member
proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama dari
pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk
memperoleh pendapatan Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan
tariff adalah jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.
Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri dalam
negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor yang terkena
tarif.
1. Tarif digolongkan menjadi:
 Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut
menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom areasuatu
Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas
bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan
batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan
keharusan. Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan
adanya free trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu
Negara.
 Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai
tujuan akhirnya adalah Negara lain.
 Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai
tujuan terakhir.
2. Pembedaan tariff menurut jenisnya
 Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari
nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
 Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik
daripada barang.
 Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi
antara specific dan ad valorem.
3. System tarif:
 Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai
satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri
oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff
ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariff.
 Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif.
Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka
namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan
sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and conventional form”.
 Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-negara bekas jajahan
afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama “preferential system”.
4. Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian
suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut
adalah:
 efek terhadap harga (price effect)
 efek terhadap konsumsi (consumption effect)
 efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
 efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
5. Effective rate of protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap
bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke
atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat
dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh produsen yang
memproses barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu
dikenakan tariff, maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin
tinggi.
a. Alasan pembebanan tarif
 Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
 Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui
pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa
untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian
daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu
mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan
Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap
barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih
effective.
 Infant-industri
Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta
belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tariff
terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri
yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam
negeri sudah kuat, tariff dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja
kurang efisien dibawah perlindungan tariff.
 Diversifikasi
Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan
mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia
goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang, sehingga
dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang
yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis
produk mungkin dapat diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.
 Employment
Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam
negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini
pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja.
 Anti dumping
Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam negeri.
 Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan
 To Keep Money at Home
Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara tersebut
memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli barang
produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan pembebanan
tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar
negeri.
 The Low-wage
Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang tingkat
upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah
berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk melindungi para pekerja yang
upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat
upahnya tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang
tingkat upahnya rendah.
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam negeri.
Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula
kenaikan kegiatan ekonomi.
 Home market
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam
negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula
kenaikan kegiatan ekonomi.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian
suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif tersebut. Pengenaan tarif
terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis
yang dihasilkan di dalam negeri.
Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut :
Keterangan :
OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff
OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam
OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri
Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri
PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor
OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor
Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga
barang-barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri meningkat Q1Q2.
Karena harga barang impor yang mahal, konsumen mengurangi konsumsinya sebesar QO4.
Luas segi empat GHIJ merupakan penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor.
 Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang
yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan
dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang
dibatasi.
1. Kuota Impor
Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :
 Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh
suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.
 Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan
Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.
 Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu
jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.
 Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan
proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi
bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri.
Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut
berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. Jika
digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor
Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor
OP : harga barang sebelum ada kuota impor
Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota
OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor
Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya kuota.
1. Kuota Ekspor
Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara lain :
 mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap
berbahaya;
 menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;
 mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga stabilitas
ekonomi dalam negeri.
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas
perdagangan penting.
 Larangan Ekspor
Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional yang tidak
memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean suatu negara. Misalnya,
ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan
yang merugikan negara.
 Larangan Impor
Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu kebijakan dalam
perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri untuk melindungi dan
mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih,
dan gula pasir. Jika barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani padi,
bawang, dan tebu akan mendenita kerugian yang besar.
Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap harga barang
akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor
Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan
OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor
OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor
OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang impor di pasar
(impor = 0)
OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor
Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang lebih banyak
dan dengan harga yang Iebih tinggi.
 Subsidi
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi,
menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup
orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat.
Maksud diberikannya subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual barangnya
dengan harga yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi
ini dapat berupa :
1. uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah);
2. subsidi per unit produksi.
Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dapat
digambarkan dalam kurva berikut.
Keterangan :
QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi
Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri
OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri
OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi
BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran bergeser
dari So ke S
OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi
Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri
PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri
Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang juga tetap
sebesar OQ2.
 Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke
luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau bahkan di bawah biaya
produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan
negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor
kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat
mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan
tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan
untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.
 Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb :
1. Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr suatu perusahaan
di pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn menetapkan harga yg lebih tinggi
di dlm negeri drpd di luar negeri.
2. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di luar negeri dgn
harga yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga dpt menggusur atau
mengalahkan perusahaan lain dlm persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar
barulah harga kembali dinaikkan utk mendpt profit maksimum.
3. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di luar negeri dgn
harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya
surplus produksi di dalam negeri.
 Anti Dumping Code
Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade Organization suatu
pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn mengenakan Anti Dumping Duties
sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC
suatu negara dpt mengenakan Anti Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test.
Injury test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak
jujur (unfair trade),sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
 Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
 Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva
permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli
barang dari luar negeri.

More Related Content

What's hot

Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalherlina lina
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1Rahmi Putrhii II
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasionalyeniok11
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...erika herawati
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalherlina lina
 
Resume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsResume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsabdullucky
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosarosa wati
 
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]oppi novitasari
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Universitas Bina Bangsa
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalMontisa Rizki
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7adeimallia
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilamielasieuzzumaki
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalIkaYulianti4
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalNiaKusnia
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Deska13
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalWarsih acih
 

What's hot (20)

Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
 
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasionalBab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
Bab 1 ruang lingkup ekonomi internasional
 
Resume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional utsResume ekonomi internasional uts
Resume ekonomi internasional uts
 
Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosa
 
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]Makalah ekonomi internasional UAS[1]
Makalah ekonomi internasional UAS[1]
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
 
Makalah tugas 1
Makalah tugas 1Makalah tugas 1
Makalah tugas 1
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7
 
Makalah 2
Makalah 2Makalah 2
Makalah 2
 
Resume ekonomi internasional bab 2-7
Resume ekonomi internasional bab 2-7Resume ekonomi internasional bab 2-7
Resume ekonomi internasional bab 2-7
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamila
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)Makalah 1 (eka)
Makalah 1 (eka)
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 

Similar to Tugas 1 irmayanti

Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Rizki Safarina
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalAnisa Emas
 
Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSRidick Ridick
 
Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalYulinar Gitaningrum
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSAnggi Ferdianza
 
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsEkonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsIntan Kurniasari
 
PPT Ekonomi Internasional.pptx
PPT Ekonomi Internasional.pptxPPT Ekonomi Internasional.pptx
PPT Ekonomi Internasional.pptxMellya7
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalNenta1005
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Vera Handayani
 
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...fya classic
 
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tamara Aisa
 
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Ikmall Aziiezz
 

Similar to Tugas 1 irmayanti (16)

Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1Resume ekonomi internasional 1
Resume ekonomi internasional 1
 
PERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptx
PERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptxPERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptx
PERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptx
 
Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
 
Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTS
 
Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi Internasional
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTS
 
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsEkonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
 
PPT Ekonomi Internasional.pptx
PPT Ekonomi Internasional.pptxPPT Ekonomi Internasional.pptx
PPT Ekonomi Internasional.pptx
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
 
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
 
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
 
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
 
Resume 1
Resume 1Resume 1
Resume 1
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Tugas 1 irmayanti

  • 1. MAKALAH “EKONOMI INTERNATIONAL” Dosen Pengampu : Ade Fauji,SE,MM Disusun Oleh: Nama : IRMA YANTI Nim : 11130061 Kelas : 6L (MKP) UNIVERSITAS BINA BANGSA (UNIBA) SERANG – BANTEN 2018
  • 2. LATAR BELAKANG A. Perekonomian Indonesia Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap manusia bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Perubahan yang secara umum terjadi pada perekonomian yang dialami suatu negara seperti inflasi ,pengangguran , kesempatan kerja, hasil produksi,dan sebagainya. Jika hal ini ditangani dengan tepat maka suatu negara mengalami keadaan ekonomi yang stabil, mempengaruhi kesejahteraan kehidupan penduduk yang ada negara tersebut. Sudah hampir 73 tahun Indonesia merdeka. Akan tetapi kondisi perekonomian Indonesia tidak juga membaik. Masih terdapat ketimpangan ekonomi, tingkat kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, serta pendapatan per kapita yang masih rendah. Untuk dapat memperbaiki sistem perekonomian di Indonesia, kita perlu mempelajari sejarah tentang perekonomian Indonesia dari masa penjajahan, orde lama, orde baru hingga masa reformasi. Dengan mempelajari sejarahnya, kita dapat mengetahui kebijakan-kebijakan ekonomi apa saja yang sudah diambil pemerintah dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia serta dapat memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalah ekonomi yang ada.
  • 3. BAB II PENGERTIAN EKONOMI INTERNASIONAL Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport- Import) yang meliputi perdagangan dan keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu: 1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknologi. 2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan Multi Nasional. 3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal. Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi. Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Ekonomi International A. Pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :  Dalam Segi Ilmiah Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan pada kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa  Dalam Segi Praktisnya Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan dari Negara yang satu dengan Negara yang lain.
  • 4. B. Tujuan Ekonomi International Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan international dengan perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah ini : 1. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dsb 2. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar 3. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural  Ruang Lingkup 1. Teori dan kebijakanPerdagangan International 2. Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International 3. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International 4. Perusahaan International dan Bisnis International  Ekonomi Internasional Menurut Nopirin, ekonomi internasional didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu mengenai hubungan ekonomi antar negara. Adapun hubungan ekonomi internasional tersebut berupa : – Perdagangan (Ekspor- Impor) – Investasi – Pinjaman – Bantuan – Kerjasama Internasional
  • 5. Boediono. Menurutnya ekonomi internasional mempelajari masalah-masalahan hubungan ekonomi antara suatu negara dengan negara lain. Perkataan hubungan disini mencakup paling tidak tiga hubungan yang berbeda, meskipun antara satu dengan yang lain saling berkaitan, yaitu: – Pertukaran hasil output negara satu dengan yang lain – Pertukaran faktor produksi – Hubungan kredit 1. Hamdy Hady ekonomi internasional diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan keuangan / moneter serta organisasi (swasta / pemerintah) dan kerja sama ekonomi antar negara (internation).  Perbedaan Ekonomi Internasional dan ekonomi interregional Ekonomi internasional berbeda dengan ekonomi interregional (antar daerah dalam suatu negara. Ekonomi internasional menyangkut beberapa negara dimana: 1. Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal relatif sukar (immobilitas faktor produksi) 2. Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan, politik yang berbeda antar negara, hal yang tidak ditemui pada perdagangan antar daerah dalam suatu negara 3. Faktor-faktor produksi yang dimiliki (endowment) antar negara lebih variatif daripada yang dimiliki antar daerah. Sehingga dapat menimbulkan perbedaan harga.  Jelaskan arti penting ekonomi internasional Pada saat ini studi tentang ekonomi internasional semakin penting karena pengaruh dari globalisasi ekonomi dunia yang ditandai dengan ciri atau karakteristik sebagai berikut : 1. Keterbukaan ekonomi terutama dengan adanya liberalisasi pasar dan arus uang serta transfer teknologi secara internasional. 2. Keterkaitan dan ketergantungan ekonomi, keuangan, perdagangan, dan industri antar negara atau perusahaan multi nasional dan kecenderungan integrasi ekonomi regional.
  • 6. 3. Persaingan yang semakin ketat antar negara ataupun perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektifitas yang optimal.  Ruang Lingkup dan Asumsi Dasar Dari pengertian dan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa ruang lingkup studi ekonomi internasional adalah : 1. Teori dan kebijakan perdagangan internasional (international trade theory and policy) 2. Teori dan kebijakan keuangan / moneter internasional (International finance / monetery theory and policy). 3. Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional (international economic organization and cooperation). 4. Perusahaan multinasional dan bisnis internasional (multi national corporation and international business) Asumsi dasar yang membantu dalam melakukan analisis teori perdagangan internasional sebagai berikut : 1. Neutrality of money, dalam arti uang tidak berpengaruh atas harga relatif. 2. Jumlah faktor produksi dari setiap negara tetap. 3. Faktor produksi secara internasional tidak dapat berpindah (international immobility of factors). 4. Teknologi yang tersedia sama. 5. Taste and income distribution dianggap sebagai sesuatu yang given dan tidak berubah. 6. Tidak terdapat hambatan perdagangan atau trade barrier dalam bentuk biaya transpor, informasi, dan komunikasi. 7. Adanya full employment faktor produksi dan tidak terjadi excess supplies ataupun storage of commofies.
  • 7.  Sebab-Sebab Perdagangan Internasonal Karena adanya manfaat yang diperoleh kedua negara dari perbedaan harga, yaitu dapat membeli barang yang hargaya lebih rendah dan mungkin dapat menjual keluar negeri dengan harga yang relatif lebih tinggi. Perdagangan internasional sering timbul karena adanya perbedaan harga barang dan jasa di berbagai Negara, Serta selera dan pendapatan. atau dapat disebut ada dua faktor utama yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional yakni, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.
  • 8. BAB III PERDAGANGAN ANTAR NEGERA Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional. A. Manfaat perdagangan antar negara Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut:  Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.  Memperoleh keuntungan dari spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
  • 9.  Memperluas pasar dan menambah keuntungan Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.  Transfer teknologi modern Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. B. Faktor pendorong (Peranan Perdagangan Luar Negeri bagi Pembangunan Ekonomi Indonesia) Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri 2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara 3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi 4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut. 5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi. 6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang. 7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain. 8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri. 9. Adanya perbedaan iklim 10. Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi produksi
  • 10. Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja. Manfaatnya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu antara lain politik, sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan internasional dilakukan semua negara untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain. Negara yang dahulu menutup diri dari perdagangan internasional, sekarang sudah membuka pasarnya. Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam. Perdagangan internasional juga memiliki fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa berakibat pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara. Pada era globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh beberapa orang dari Indonesia dan Singapura. Perusahaan multi nasional seperti ini dapat mempererat hubungan sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara saling bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka. Perdagangan internasional juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara bisa mempererat hubungan politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik juga bisa mempererat hubungan dagang. Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan. Misalnya, suatunegara nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini dapat ditekan dengan dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan dagangdengan negara tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB. Hal ini dilakukan demi terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional juga terkait dengan pertahanan suatu negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak semua negara mampu memproduksi senjata. Maka diperlukan impor senjata. Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan kerjasama internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya senjata gelap, obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit menular, dsb. Untuk kepentingan inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai. Instansi ini dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi ketika memasuki suatu negara.Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah pajaknya telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek barang-barang tersebut barang selundupan
  • 11. ataupun barang terlarang atautidak. Cara yang digunakan dalam pemeriksaan antara lain dengan melihat dokumen barang, menggunakan detektor barang berbahaya, atau menggunakan anjing pelacak. C. Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri dari Pelita ke Pelita berikutnya 1. Pelita I Menurut peraturan pemerintah no.16 tahun 1970 kebijakan pemerintah tentang perekonomian membicarakan tentang penyempurnaan tata niaga ekspor dan impor. Peraturan pemerintah pada bulan agustus 1971 membahas tentang devaluasi rupiah terhadap dollar amerika dengan memfokuskan pada beberapa sasaran, yakni kestabilan harga pokok, peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor, penyebaran barang di dalam negeri. 2. Pelita II Adapun kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam pelita II ini adalah dengan melakukan penghapusan pajak ekspor untuk mempertahankan daya saing di pasar dunia. Penggalakan PMA dan PMDN untuk mendorong investasi dalam negeri, yang menghasilakn cadangan devisa naik dari $ 1,8 milyar menjadi $ 2,58 milyar dan naiknya tabungan pemerintah dari Rp 255 milyar menjadi Rp 1.522 milyar pada periode pelita II tersebut. Sedangkan kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan hasil produksi nasional dan daya saing komoditi ekspor karena tingkat rata-rat inflasi 34%, resesi dan krisis dunia tahun 1979, serta penurunan bea masuk impor komoditi bahan dan peningkatan bea masuk komoditi impor lainnya. 3. Pelita III Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan, serta menignkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil.
  • 12. 4. Pelita IV 1. Kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985, yakni meningkatkan ekspor non migas dan pengurangan biaya tinggi dengan : a) Pemberantasan pungli b) Mempermudah prosedur kepabeanan c) Menghapus dan memberantas biaya siluman  Paket Kebijakan 25 Oktober 1986 : deregulasi bidang perdagangan, moneter, dan penanaman modal dengan cara : a) Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku b) Proteksi produksi yang lebih efisien c) Kebijakan penanaman modal  Paket Kebijakan 15 Januari 1987, yakni peningkatan efisiensi, inovasi, dan produktivitas beberapa sektor industri (menengah ke atas) guna meningkatkan ekspor non migas, adapun langkah-langkahnya: a) Penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan impor b) Pembebasan dan keringanan bea masuk c) Penyempurnaan klasifikasi barang 1. Paket Kebijakan 24 Desember 1987 (PAKDES) adalah restrukturisasi bidang ekonomi dalam rangka memperlancar perijinan (deregulasi). 2. Paket 27 Oktober 1988 : kebijakan deregulasi untuk menggairahkan pasar modal dan menghimpun dana masyarakat untuk biaya pembangunan. 3. Paket Kebijakan 21 November 1988 (PAKNOV) yakni deregulasi dan debirokratisasi bidang perdagangan dan hubungan laut. 4. Paket Kebijakan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijakan dibidang keuangan dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk
  • 13. melakukan aktivitas yang lebih produktif, juga berisi mengenai deregulasi dalam hal pendirian perusahaan asuransi. 5. Pelita V Menitikberatkan sektor pertanian dan industri untuk menetapkan swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya; dan sektor industri khususnya industri yang menghasilkan barang ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat mengahsilkan mesin mesin industri. Diantaranya dengan cara : a) Mengenakan tarif dan atau kuota b) Mengawasi pemakaian valuta asing c) Ekspor : mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur ekspor, memberantas pungli dan biaya siluman d) Menstabilkan harga dan upah di dalam negeri e) Melakukan devaluasi 6. Pelita VI Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh. Disamping itu Suharto sejak tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak dan pertambangan, sehingga pemasukan negara dari migas meningkat dari $0,6 miliar pada tahun 1973 menjadi $10,6 miliar pada tahun 1980. Puncaknya adalah penghasilan dari migas yang memiliki nilai sama dengan 80% ekspor Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia di bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus sukses pembangunan ekonomi.
  • 14. 7. Pelita VII Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. D. Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan (Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini hampir tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini terjadi karena tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri. Masyarakat di suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan antar negara. Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2011). Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari produksi dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai proses tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua jenis yakni
  • 15. perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik). Manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain :  Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta bagaimana efek terhadap struktur perekonomian suatu negara.  Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan international tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan sebagai proses tukar- menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia melakukan pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau perdagangan timbul karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut (Boediono, 2000). Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang dilakukan antar negara atas pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun juga. Berikut adalah beberapa teori yang berkaitan dengan adanya perdagangan internasional :  Teori Merkantilisme Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan
  • 16. dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata internasional dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara (Hady, 2001).  Teori Heckscher-Ohlin (H-O) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:  Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.  Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquantpada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut: 1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. 2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya. 3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
  • 17. 4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya. 5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai penyebab terjadinya perdagangan internasional (Lindert, 2003).  Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus) Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus, perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu memperbesar tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan mendorong sektor produktif untuk menggunakan teknik produksi yang produktivitasnya lebih tinggi dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih baik daripada yang ada di dalam negeri.  Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul “Principles of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini setiap negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang- barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap memperoleh keuntungan.
  • 18. Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-barang yang diperdagangkan hanya dua jenis, (3) perdagangan dilakukan secara bebas, (4) tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya produksi dianggap tetap, (6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa keunggulan komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen untuk suatu barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan kepada masing-masing produsen. Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa yang relatif efisien. Efisiensi relatif suatu negara dalam memproduksi produk tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk alternatif lain yang dapat diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara secara bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan komparatifnya, juga dari skala produksi yang lebih besar dan pilihan produk yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya perdagangan internasional. Karena itu, keuntungan dari mengeksploitasi keuntungan komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan perdagangan bebas.
  • 19. BAB VI TEORI KLASIK, TEORI KEUNGGULAN MUTLAK, TEORI KOMPARATIF 1.Teori Klasik  Absolute Advantage dari Adam Smith Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value ) Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya factor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit. Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit Produksi Amerika Inggris Gandum 8 10 Pakaian 4 2 Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa
  • 20. Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.  Comparative Advantage : JS Mill Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative diadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar ) Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh : Produksi 10 orang dalam 1 minggu Produksi Amerika Inggris Gandum 6 bakul 2 bakul Pakaian 10 yard 6 yard Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya. Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
  • 21. Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of Trade ) ditentukan dengan batas – batas nilai tujar masing – masing barang didalam negeri. Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.  Pandangan Kaum Merkantilisme (Pra-klasik) Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor. Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide pokok, yaitu: a. pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan negara tersebut; b. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia. Dengan demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik berat politik merkantilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor, serta kelebihan
  • 22. ekspor dapat dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis lainnya adalah kebijakan dalam usaha untuk monopoli perdagangan dan yang terkait lainnya, dalam usahanya untuk memperoleh daerah-daerah jajahan guna memasarkan hasil industri. Pelopor Teori Merkantilisme antara lain Sir Josiah Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan Jean Baptiste Colbert. 2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut. a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak. b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang. Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
  • 23. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh keuntungan. Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut. a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik). b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah – 0,25 elektronik). 3. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) oleh David Ricardo David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
  • 24. a. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang dibanding dengan Negara lain. Sebagai gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan. b. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya. Keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika diban-dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi
  • 25. rempah-rempah. Sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan. Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut. a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 rempahrempah – 0,625 rempah-rempah). b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah- rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik). Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini. a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara. b. Tidak ada perubahan teknologi. c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja. d. Ongkos produksi dianggap konstan. e. Ongkos transportasi diabaikan (= nol). f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui batas negara. g. Persaingan sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi. h. Distribusi pendapatan tidak berubah. i. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter.
  • 26. BAB V TEORI MODERN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. Teori Modern Dalam Perdagangan Internasional Perdagangan antar negara maju pesat sejak pertengahan abad 19 sampai dengan permulaanabad 20. Keamanan serta kedamaian dunia ( sebelum perang dunia I ) memberikan saham yangbesar bagi perkembangan perdagangan internasional yang pesat. Teori klasik nampaknyamampu memberikan dasar serta penjelasan bagi kelangsungan jalannya perdagangan dunia.Hal itu terlihat dari usaha masing-masing negara yang ikut didalamnya untuk melakukanspesialisasi dalam produksi, serta berusaha mengekspor barang-barang yang paling sesuai /menguntungkan bagi mereka. Negara-negara / daerah- daerah tropik berusaha untukmenspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang yang berasal daripertanian, perkebunan, dan pertambangan, sedangkan Negara-negara / daerah-daerah sedang,yang relatif kaya akan modal, berusaha untuk menspesialisasikan diri mereka dalam produksiserta ekspor barang-barang industri. Heckscher-Ohlin mengemukakan konsepsinya yang dapatdisimpulkan sebagai berikut : a. Bahwa perdagangan internasional / antar negara tidaklahbanyak berbeda dan hanya merupakan kelanjutan saja dari perdagangan antar daerah.Perbedaan pokoknya terletak pada masalah jarak. Atas dasar inilah maka Ohlin melepaskananggapan ( yang berasal dari teori klasik ) bahwa dalam perdagangan internasional ongkostransport dapat diabaikan. b. Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah didasarkan ataskeuntungan alamiah atau keuntungan yang diperkembangkan ( natural and acquiredadvantages dari Adam Smith ) akan tetapi atas dasar proporsi serta intensitas faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang itu. Masing-masing negara memiliki faktor-faktor produksi neo-klasik ( tanah, tenaga kerja, modal )dalam perbandingan yang berbeda-beda, sedang untuk menghasilkan sesuatu barang tertentudiperlukan kombinasi faktor-faktor produksi yang tertentu pula. Namun demikian tidaklah berarti bahwa kombinasi faktor-faktor produksi itu adalah tetap. Jadiuntuk menghasilkan sesuatu macam barang tertentu fungsi produksinya dimanapun juga sama,namun proporsi masing-masing faktor produksi dapatlah berlainan ( karena adanyakemungkinan
  • 27. penggantian / subtitusi faktor yang satu dengan faktor yang lainnya dalam batas-batas tertentu). Jadi teori Heckscher-Ohlin dalam batas-batas definisinya menyatakan bahwa : a. Sesuatu negara akan menghasilkan barang-barang yang menggunakan faktor produksi yangrelatif banyak ( dalam arti bahwa harga relatif faktor produksi itu murah ), sehingga hargabarang-barang itu relatif murah karena ongkos produksinya relatif murah. Karena itu Indonesiayang memiliki relatif banyak tenaga kerja sedang modal relatif sedikit sebaiknya menghasilkandan mengekspor barang-barang yang relatif padat karya. b. Dengan mengutamakan produksidan ekspornya pada barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif banyak, maka harga faktor produksi yang relatif banyak akan naik. Dalam hal ini “relatif banyak”menunjukkepada jumlah phisiknya, bukan harga relatifnya. Karena harga relatif kedua macam barang itusebelum perdagangan berjalan adalah berlainan, maka negara yang memiliki faktor produksitenaga kerja relatif banyak akan cenderung untuk menaikan produksi barang yang padat karyadan mengurangi produksi barangnya yang padat modal. Negara itu akan mengekspor barangyayang padat karya dan mengimpor barang yang padat modal. Dengan demikian perdaganganinternasional akan mendorong naik harga faktor produksi yang relatif sedikit. Sebagai akibatnyauntuk negara yang memiliki faktor produksi modal relatif banyak, upah akan turun sedang hargamodal – tingkat bunga – akannaik. Jadi perdagangan internasional cenderung untuk mendorongharga faktor produksi yang sama, antar negara menjadi sama pula (equalization of factorprice).Perdagangan internasional terjadi karena masing-masing pihak yang terlibat didalamnya merasamemperoleh manfaat dari adanya perdagangan tersebut. Dengan demikian perdagangan tidak lain adalah kelanjutan atau bentuk yang lebih maju dari pertukaran yang didasarkan ataskesukarelaan masing- masing pihak yang terlibat. Tentu saja pengertian “kesukarelaan” dalam perdagangan internasional harus diberi tanda petik, karena realitasnya kesukarelaan inisebenarnya tidak selalu terjadi, namun paksaan yang mendorong terjadinya perdaganganinternasional tersebut tidaklah selalu terlihat jelas. Salah satu bentuk paksaan ini misalnya,terlihat pada perdagangan yang timbul sebagai akibat bantuan luar negeri yang mengikat (Tiedaid). Apabila negara A menerima bantuan dari negara B tetapi dengan ketentuan bahwa bantuan(kredit) itu harus dibelanjakan di negara B, maka perdagangan yang timbul antara A dan Bsebagai akibat pemberian bantuan itu jelas tidak sepenuhnya didasarkan atas kesukarelaankedua belah pihak. Paksaan yang lebih halus lagi terlihat pada bentuk-bentuk perdaganganinternasional yang merupakan ikutan dari perkembangan industrialisasi dalam negara-negarayang sedang berkembang yang dikuasai oleh
  • 28. perusahaan-perusahaan raksasa yang mempunyaicabang di berbagai negara dan berinduk di negara maju (perusahaan-perusahaanmultinasional).Harga barang yang sama dapat berlainan di negara yang berlainan karena harga dicerminkanoleh ongkos produksi (apabila permintaan dianggap sama), sehingga perbedaan harga timbulkarena perbedaan ongkos produksi. Menurut Ricardo & Mill, Ongkos produksi ditentukan olehbanyaknya jam kerja yang dicurahkan untuk membuat barang itu. Jadi apabila untuk membuatbarang yang sama diperlukan banyak jam yang berlainan bagi negar yang berlainan tersebut,maka ongkos produksinya juga akan berlainan. Perbedaan dalam banyak jam kerja menurutteori Ricardian (klasik) disebabkan karena perbedaan dalam teknik produksi (atau tingkatteknologi), perbedaan dalam ketrampilan kerja (produktivitas tenaga kerja), perbedaan dalampenggunaan faktor produksi atau kombinasi antar mereka. Dengan kata lain ongkos produksiuntuk membuat barang yang sama berlainan karena fungsi produksinya lain. Menurut Heckscher –Ohlin, ongkos produksi ditentukan oleh penggunaan faktor produksi atau sumber daya. Jadiapabila faktor produksi itu digunakan dalam proporsi dan intensitas, yang berlainan, walaupuntingkat teknologi dan produktivitas tenaga kerja sama, ongkos produksi untuk membuat barangyang sama di negara yang berlainan juga akan lain. Perbedaan dalam penggunaan proporsi danintensitas faktor produksi yang disebabkan karena perbedaan dalam hadiah alam (factorendowment) yang diterima oleh masing- masing negara. Dengan kata lain ongkos produksiuntuk membuat barang yang sama berlainan karena perbedaan hadiah alam, bukan karenafungsi produksinya lain.Salah satu kesimpulan utama teori H-O adalah bahwa perdagangan internasional cenderunguntuk menyamakan tidak hanya harga barang-barang yang diperdagangkan saja, tetapi jugaharga faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut.Kesimpulan ini sebenarnya merupakan akibat dari konsepsi mereka mengenai hubungan antaraspesialisasi dengan proporsi faktor-faktor poduksi yang digunakan. Dalam hal-hal khusus,bahkan tidak mungkin untuk mengenali apakah barang-barang itu barang-barang padat karyaataukah barang-barang padat modal dipandang dari dunia seabagai satu keseluruhan. Negarayang memiliki tenaga kerja relatif banyak mungkin saja mempunyai keuntungan komparatifdalam barang-barang yang padat modal dan sebaliknya. Karena akibat adanya perdaganganinternasional adalah naiknya harga relatif barang-barang yang dihasilkan dengan menggunakanprinsip keuntungan komparatif itu dan dengan demikian juga faktor produksi yang digunakanyasecara intensif, maka akibat pada harga relatif faktor-faktor produksinya mungkin berupaperubahan yang menuju ke arah yang sama tetapi dapat juga berlawanan, lagi pula dalamkeseimbangan, kedua negara dapat terus menghasilkan kedua macam barang itu walaupunharga faktor-faktor produksinya berlainan di kedua negara tersebut.Pada tahun 1920-an para ahli ekonomi mulai mempertimbangkan fakta bahwa kebanyakanindustri memperoleh keuntungan dari skala ekonomi (economies of scale) yaitu dengan semakinbesarnya pabrik dan meningkatnya
  • 29. keluaran, biaya produksi per unit menurun. Ini terjadi karenaperalatan yang lebih besar dan lebih efisien dapat digunakan, sehingga perusahaan dapatmemperoleh potongan harga atas pembelian-pembelian mereka dengan volume yang lebih besar dan biaya-biaya tetap seperti biaya penelitian dan pengembangan sertaoverhead administratif dapat dialokasikan pada kuantitaskeluaran yang lebih besar. Biaya-biaya produksi juga menurun karena kurva belajar (learningcurve). Begitu perusahaan memproduksi produk lebih banyak, mereka mempelajari cara-carauntuk meningkatkan efisiensi produksi, yang menyebabkan biaya poduksi berkurang dengansuatu jumlah yang dapat diperkirakan. Skala ekonomi dan kurva pengalaman (experience curve)mempengaruhi perdagangan internasional karena memungkinkan industri-industri suatu negaramenjadi produsen biaya rendah tanpa memiliki faktor-faktor produksi yang berlimpah.Perdagangan internasional timbul utamanya karena perbedaan-perbedaan harga relatif diantaranegara. Perbedaan- perbedaan ini berasal dari perbedaan dalam biaya produksi, yangdiakibatkan oleh : 1. perbedaan-perbedaan dalam perolehan atas faktor produksi. 2. Perbedaan-perbedaan dalam tingkat teknologi yang menentukan intensitas faktor yang digunakan. 3. Perbedaan-perbedaan dalam efisiensi pemanfaatan faktor-faktor. 4. Kurs valuta asing. Meskipundemikian perbedaan selera dan variabel pemintaan dapat membalikkan arah perdagangan. Teoriperdagangan internasional jelas menunjukan bahwa bangsa-bangsa akan memperoleh suatutingkat kehidupan yang lebih tinggi dengan melakukan spesialisasi dalam barang-barang dimanamereka memiliki keunggulan komparatif dan mengimpor barang-barang yang mempunyaikerugian secara komparatif. Pada umumnya hambatan-hambatan perdagangan yang memberhentikan mengalirnya barang- barang dengan bebasakanmembahayakankesejahteraan suatu bangsa. B. TEORI MODERN Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negaracenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatifmelimpah secara intensifMenurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara laindisebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dankeunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
  • 30. 1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara. 2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensityatau capital intensity. A. The Proportional Factors Theory Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yangmenggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akandiperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produktertentu. Analisis teori H-O a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi fak torproduksi yang dimiliki masing-masing Negara b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akanditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya. c. Masingmasing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengeksp or barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak danmurahuntukmemproduksinya d. Sebaliknya masingmasing negara akan mengimpor barangbarang tertentu karena nega ratersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinyaKelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdaganganinternasional tidak akan terjadi. B. Paradoks Leontief Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luarnegri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehinggadisebut sebagai paradoks leontiefBerdasarkan
  • 31. penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradoxliontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu: a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan b. TariffandNontariffbarrier c. Pebedaan dalam skill dan human capital d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik makaekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidikmaka ekspornya akan lebih sedikit. C. Teori Opportunity Cost Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang menunjukkankemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah faktor produksisecara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentangOpportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD) Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yangmenggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untukmenawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdaganganinternasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebutdan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatunegara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukanuntuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalahteori modern yaitu teori Offer Curve.
  • 32. a. Pengaruh Positif Perdagangan Internasional Negara pengekspor maupun pengimpor mendapatkan keuntungan dari adanya perdaganganinternasional. Negara pengekspor memperoleh pasar dan negara pengimpor memperolehkemudahan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan. Adanya perdagangan internasionaljuga membawa dampak yang cukup luas bagi perekonomian suatu negara. Dampak tersebutantara lain sebagai berikut: 1) Mempererat persahabatan antarbangsaPerdagangan antarnegara membuat tiap negara mempunyai rasa saling membutuhkan dan rasaperlunya persahabatan. Oleh karena itu, perdagangan internasional dapat mempereratpersahabatan negara-negara yang bersangkutan. 2) Menambah kemakmuran negaraPerdagangan internasional dapat menaikkan pendapatan negara masing-masing. Ini terjadikarena negara yang kelebihan suatu barang dapat menjualnya ke negara lain, dan negara yangkekurangan barang dapat membelinya dari negara yang kelebihan. Dengan meningkatnya. pendapatan negara dapat menambah kemakmuran negara. 3) Menambah kesempatan kerjaDengan adanya perdagangan antarnegara, negara pengekspor dapat menambah jumlahproduksi untuk konsumsi luar negeri. Naiknya tingkat produksi ini akan memperluas kesempatankerja. Negara pengimpor juga mendapat manfaat, yaitu tidak perlu memproduksi barang yangdibutuhkan sehingga sumber daya yang dimiliki dapat digunakan untuk hal-hal yang lebihmenguntungkan. 4) Mendorong kemajuan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiPerdagangan internasional mendorong para produsen untuk meningkatkan mutu hasilproduksinya. Oleh karena itu, persaingan perdagangan internasional mendorong negarapengekspor untuk meningkatkan ilmu dan teknologinya agar produknya mempunyai keunggulandalam bersaing. 5) Sumber pemasukan kas negaraPerdagangan internasional dapat meningkatkan sumber devisa negara. Bahkan, banyak negarayang mengandalkan sumber pendapatan dari pajakimpor danekspor. 6) Menciptakan efisiensi dan spesialisasiPerdagangan internasional menciptakan spesialisasi produk. Negara-negara yang melakukanperdagangan internasional tidak perlu memproduksi semua barang yang dibutuhkan. Akan tetapihanya memproduksi barang dan jasa yang diproduksi secara efisien dibandingkan dengannegara lain. 7) Memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu Negara Dengan perdagangan internasional, warga negaranya dapat menikmati barang-barang dengankualitas tinggi yang tidak diproduksi di dalam negeri.
  • 33. b. Pengaruh Negatif Perdagangan Internasional Adanya perdagangan internasional mempunyai dampak negatif bagi negara yangmelakukannya. Dampak negatifnya sebagai berikut. 1) Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain. 2) Adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan internasional. 3) Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing menjadi gulung tikar. 4) Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang lebih maju. 5) Terjadinya kekurangan tabungan masyarakat untuk investasi. Ini terjadi karena masyarakatmenjadi konsumtif. 6) Timbulnya penjajahan ekonomi oleh negara yang lebih maju.
  • 34. BAB VI KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL INSTRUMEN, TUJUAN & BENTUK KEBIJAKAN Lingkup perekonomian tidak hanya dalam negeri namun bisa menjadi lebih besar hingga luar negeri yang sering kita sebut dengan ekonomi internasional. Dalam ekonomi internasional terdapat banyak kerjasama yang dilakukan oleh beberapa negera untuk mencapai sebuah tujuan yang sama. Tentu hal ini membutuhkan sebuah kebijakan yang bisa mengatur segala aktivitas di dalamnya yakni kebijakan ekonomi internasional. Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi segala beNtuk perdagangan dan pembayaran internasional baik itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini tidak berfokus pada tarif, quota, namun juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri yang secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta pembayaran internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan moneter. Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan dampak dan pengaruh secara langsung pada perdagangan dan pembayaran internasional. selanjutnya kita akan membahas poin-poin penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional, antara lain :  Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll. Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
  • 35. Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.  Tujuan Kebijakan Internasional 1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik dan militer. 2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau dikurangi. . 3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping. 4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP); negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal. 5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:  Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan (Infant Industries).  Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong impor barang barang yang esensial.  Mendorong ekspor dll.
  • 36. BAB VII KEBIJAKAN NON TARIF (KUOTA,SUBSIDI,DUMPING) A.Tarif Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri. Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor yang terkena tarif. 1. Tarif digolongkan menjadi:  Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom areasuatu Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan. Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu Negara.  Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.  Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
  • 37. 2. Pembedaan tariff menurut jenisnya  Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.  Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada barang.  Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem. 3. System tarif:  Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariff.  Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka
  • 38. namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and conventional form”.  Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama “preferential system”. 4. Efek tariff Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut adalah:  efek terhadap harga (price effect)  efek terhadap konsumsi (consumption effect)  efek terhadap produk (protective/import substitution effect)  efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect) 5. Effective rate of protection Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi. a. Alasan pembebanan tarif  Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan  Memperbaiki dasar tukar (terms of trade) Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff.
  • 39. Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective.  Infant-industri Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tariff terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah perlindungan tariff.  Diversifikasi Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang, sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.  Employment Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja.  Anti dumping Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam negeri.  Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan  To Keep Money at Home Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan pembebanan
  • 40. tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri.  The Low-wage Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang tingkat upahnya rendah. Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.  Home market Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi. Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri. Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut : Keterangan : OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri
  • 41. PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga barang-barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri meningkat Q1Q2. Karena harga barang impor yang mahal, konsumen mengurangi konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat GHIJ merupakan penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor.  Kuota Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi. 1. Kuota Impor Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :  Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.  Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.  Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.  Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri. Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. Jika digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut : Keterangan : QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor OP : harga barang sebelum ada kuota impor
  • 42. Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya kuota. 1. Kuota Ekspor Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara lain :  mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap berbahaya;  menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;  mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas perdagangan penting.  Larangan Ekspor Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan yang merugikan negara.  Larangan Impor Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu kebijakan dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri untuk melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan tebu akan mendenita kerugian yang besar. Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap harga barang akan tampak seperti berikut :
  • 43. Keterangan : OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang impor di pasar (impor = 0) OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang lebih banyak dan dengan harga yang Iebih tinggi.  Subsidi Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa : 1. uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah); 2. subsidi per unit produksi. Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut. Keterangan : QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi
  • 44. BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran bergeser dari So ke S OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang juga tetap sebesar OQ2.  Dumping Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.  Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb : 1. Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr suatu perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di luar negeri.
  • 45. 2. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di luar negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga dpt menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali dinaikkan utk mendpt profit maksimum. 3. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di luar negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri.  Anti Dumping Code Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade Organization suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn mengenakan Anti Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt mengenakan Anti Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair trade),sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.  Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:  Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri. Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.