SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
1
EKONOMI INTERNASIONAL
Nama : Rosawati
Kelas : 6L - Mkp
Hari : Selasa
Ruangan : C.1.4
Dosen : Ade Fauji, SE, MM
2
BAB 1
RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL
A. Pengertian Ekonomi internasional
Adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan antara negara-
negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional.
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan
menganalisis tentang transaksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import)
yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta
maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Sebagai bagian dari ilmu ekonomi maka permasalahan pokok yang dihadapi dalam
Ekonomi Internasional sama dengan ilmu ekonomi, yaitu masalah kelangkaan Produk, dan
masalah pilihan produk, yang diartikan produk adalah barang dan jasa serta ide yang
dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia.
Masalah kelangkaan dan pilihan produk barang (barang dan jasa serta ide) muncul
karena adanya permintaan dan penawaran akan kebutuhan dan keinginan yang sifatnya tidak
terbatas dan keinginan yang sifatnya tidak terbatas dan permintaan serta penawaran sumber
daya (resources). Permasalahan ekonomi tersebut dapat bersifat internasional karena adanya
permintaan dan penawaran yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi
ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:
 Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknlogi.
 Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan
Multi Nasional.
 Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan:
produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting
guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi.
B. Tujuan Ekonomi International
3
Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia.
Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan,
investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll
C. Kerjasama Ekonomi Internasional
Perdagangan internasional dapat terjadi karena setiap negara tidak bisa hidup sendiri,
sehingga setiap negara akan menjalin kerja sama dengan cara tukar-menukar barang
produksi. Perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk kerja sama ekonomi
antarnegara. Setiap negara di dunia semakin sadar akan perlunya kerja sama antarbangsa,
tidak hanya terbatas pada perdagangan saja, akan tetapi meluas pada usaha-usaha untuk ikut
aktif dalam pembangunan ekonomi. Atas kesadaran tersebut, maka banyak muncul
bermacam-macam lembaga kerja sama ekonomi baik dalam bentuk bilateral regional,
maupun internasional.
D. Pengertian perdagangan internasional
Untuk mengetahui pengertian perdagangan internasional tidaklah terlalu sulit bagi
kita, karena kata perdagangan mempunyai arti kegiatan tukar menukar atau transaksi antara
dua pihak atau lebih. Jadi perdagangan internasional adalah suatu kegiatan ekonomi yang
melakukan penukaran barang dan jasa antar satu negara dengan negara lainnya.
Pelaku ekonomi yang menjual barang ke luar negeri adalah EXPORTIR sedangkan untuk
yang memasukkan barang ke dalam negeri di sebut IMPORTIR, pelaku-pelaku kegiatan
perdagangan internasional sering di kerjakan perorangan, dan badan-badan milik swasta
maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
E. Faktor-faktor yang mendorong perdagangan internasional
Kegiatan impor maupun ekspor semakin hari semakin digalakan oleh masing-masing
negara di dunia, hal ini menunjukan bahwa perdagangan internasional semakin penting bagi
setiap negara. Ada beberapa faktor yang mendorong perdagangan internasional antara lain :
4
 Keinginan suatu bangsa untuk mengadakan perdagangan dengan bangsa lain, hal ini
dapat kelihatan melalui kegiatan ekonomi setiap negara dalam mempersiapkan diri
untuk menerima wisatawan manca negara.
 Keinginan memperoleh keuntungan (devisa) untuk meningkatkan penerimaan negara,
yang nampak melalui kegiatan promosi, di indonesia sendiri kegiatan ini di lakukan
oleh BPEN bersama pihak swasta.
 Adanya kelebihan produksi suatu barang di dalam negeri mendorong bangsa untuk
menjual kelebihan produk ke luar negeri.
 Pemenuhan kebutuhan nasional, karena tidak semua barang kebutuhan suatu negara
dapat di penuhi dengan produk didalam negeri.Untuk memnuhi kebutuhan dapat
diatasi dengan mengimpor dari negeri lain.
 Keanekaragaman Kondisi Produksi Keanekaragaman kondisi produksi merujuk
kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu negara. Contohnya
Indonesia, memiliki potensi besar dalam memproduksi barang-barang hasil pertanian.
Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang
tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri.
 Perbedaan Selera Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun
setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.
Contohnya, Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua
negara akan memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang
berbahagia meningkat.
 Perbedaan ongkos produksi, untuk memproduksi barang tertentu antar satu negara
dengan negara-negara lain.
F. Manfaat perdagangan internasional
Setiap negara yang melakukan perdagangan internasional selalu ingin memperoleh
manfaat bagi ekonomi nasionalnya, manfaat itu meliputi :
a. Sektor Rill
1) Sektor konsumsi
5
Dengan adanya perdagangan internasional masyarakat bisa berkonsumsi dalam
jumlah yang lebih besar dari pada sebelum adanya perdagangan, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perdagangan dapat meningkatkan pendapatan rill masyarakat.
2) Sektor produksi
Perdagangan luar negeri mempunyai empat pengaruh yang kompleks terhadap sektor
produksi, yang sifat positifnya dapat meningkatkan pendapatan rill masyarkat, secara umum
keempat sektor tersebut adalah:
a) Spesialisasi produksi
b) Kenaikan investasi surplus
c) Vent for surplus (daerah pasar yang baru)
d) Kenaikan produktivitas
e) Sektor distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan yang merata dapat meningkatkan pendapatan rill masyarakat,
demikian pandangan Neo klasik. menurut mereka hubungan luar negeri mempengaruhi
distribusi pendapatan melalui dua saluran utama, yaitu saluran pandangan dan saluran aliran
modal.
b. Sektor Moneter
Sektor moneter adalah kegiatan yang dapat mempengaruhi posisi keuangan suatu
negara, meliputi :
1) Perolehan devisa, baik dari hasil perdagangan maupun non perdagangan
2) Menghindarkan krisis ekonomi, karena kelebihan dan kekeringan produksi dapat di
atasi dengan perdagangan internasional.
3) Kerjasama di antar negara.
G. Kebaikan dan keburukan perdagangan internasional
6
Perdagangan internasional dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Adapun
kebaikan-kebaikan perdagangan internasional, yaitu dapat menguntungkan berbagai pihak
antara lain:
 Negara yang berproduksi melebihi kebutuhan dalam negeri dapat menjualnya
(ekspor) dan dari hasil ekspor tersebut dapat digunakan untuk mengimpor kebutuhan-
kebutuhan lainnya.
 Negara yang berproduksi kurang atau tidak memproduksi sama sekali produk tertentu
dapat memperolehnya dari negara lain dengan jalan mengimpor.
 Perdagangan luar negeri dapat mempererat persahabatan bangsa.
 Perdagangan luar negeri dapat memacu pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
 Melalui perdagangan luar negeri dapat terjadi alih teknologi dari negara maju ke
negara berkembang.
Disamping beberapa kebaikan di atas terdapat pula beberapa dampak negatif dari
perdagangan internasional. Dampak negatif tersebut antara lain :
 Perdagangan internasional dapat menyebabkan suatu negara menjadi ketergantungan
kepada negara lain.
 Negara maju dapat mendominasi perekonomian negara berkembang.
 Perdagangan internasional dapat menjadi jalur kegiatan mata-mata (spionase).
 Perdagangan internasional dapat menjadi saluran penetrasi kebudayaan, yang
selanjutnya akan mempengaruhi kebudayaan nasional suatu negara.
 Perdagangan internasional dapat menimbulkan infiltrasi politik, sehingga dapat
mempengaruhi politik dan ideologi suatu bangsa.
Untuk menghindari akibat buruk dari kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan
negara lain, maka setiap bangsa harus selau waspada dan hati-hati, bagi bangsa indonesia
sifat kehati-hatian itu telah dilakukan dengan membekali bangsa ini dengan pandangan hidup
yaitu, pacasila, UUD 1945, P 4, wawasan nusantara dan upaya-upaya pembinaan kebudayaan
nasional.
H. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perdagangan internasional
7
Setiap negara menetapkan kebijaksanaan tertentu untuk melindungi dan mewujudkan
perdagangan dalam dan luar negerinya. Kebijaksanaan yang banyak diberlakukan dibeberapa
negara, antara lain :
a. Politik Proteksi
Politik Proteksi merupakan kebijaksanaan yang diambil suatu negara dalam bidang
perdagangan guna memajukan dan melindungi perdagangan industri dalam negeri.
politik proteksi dilakukan dalam beberapa bentuk kebijaksanaan, seperti :
 larangan impor komoditi tertentu,
 larangan ekspor komoditi tertentu,
 melakukan pungutan pajak impor/pajak ekspor,
 menetapkan kuota impor/ekspor,yaitu pembatasan jumlah barang yang boleh di
impor/di ekspor dari dan ke negara tertentu.
 Pengawasan devisa, yaitu dilakukan oleh bank sentral terhadap pembayaran impor
atau penggunaan devisa.
b. Politik Perdagangan Bebas
Dalam kebijaksanaan politik perdagangan bebas, pemerintah tidak mengenakan tarif
bea masuk bagi barang yang diimpor. Secara umum perdagangan bebas dapat diartikan,
bahwa pemerintah tidak ikut mencampur tangan mempengaruhi pembentukan harga pasar,
sebab harga pasar tergantung pada permintaan dan penawaran.
c. Politik Dumping
Guna memajukan produksi dalam negeri, maka ada negara tertentu melaksanakan
kebijaksanaan dumping. Kebijaksanaan dumping adalah suatu bentuk kebijaksanaan
perdagangan luar negeri dengan cara menjual keluar negeri (ekspor) dengan harga yang lebih
murah dari harga di dalam negeri. Tujuan yang akan dicapai dengan kebijaksanaan
perdagangan luar negeri dengan cara menjual keluar negeri (ekspor) dengan harga yang lebih
murah dari pada harga didalam negeri. Tujuan yang akan dicapai dengan kebijaksanaan
dumping adalah merebut pasar diluar negeri.
8
Kebijaksanaan dumping dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, antara lain:
a. Melalui penetapan tarif
Dengan harga dumping, maka harga ekspor barang diluar negeri menjadi lebih murah
dari harga yang ditawarkan oleh negara lain untuk produk yang sejenis. Dengan demikian
pesanan dari luar negeri akan meningkat, tujuan akhir dari kebijaksanaan dumping adalah
memajukan ekspor, meningkatkan cadangan devisa, dan memajukan produksi dalam negeri.
b. Memberikan premi
Kebijaksanaan premi dilakukan dalam bentuk memberikan hadiah/potongan harga
(premi) kepada pembeli luar negeri yang bersedia mengikat kontrak pembelian. Contoh :
Tarif umum untuk komoditi tertentu adalah $ 18,- perunit, guna menarik pembeli sebanyak
mungkin, maka kepada setiap pembeli di berikan potongan harga premi 5 % per unit. Jadi,
harga jual sama dengan negara lai, tetapi kepada pembeli diberikan premi.
c. Memberikan subsidi
Cara dumping adalah memberikan subsidi kepada eksportir. Contoh : Untuk modal
kredit umum, bank pemerintah menetapkan suku bunga pinjaman 18 % per tahun, berarti
bank pemerintah memberikan subsidi kepada eksportir berupa keringanan bunga pinjaman
sebesar 10 % per tahun.
I. Landasan teori
Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh David Ricardo yang mulai
dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya berlaku antara dua negara
yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua negara tersebut hanya beredar
uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas
uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara
9
memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan
menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan.
Ekspor dan impor
Salah satu kegiatan ekonomi yang ada di Indonesia adalah ekspor dan impor.
Kegiatan ekspor dan impor yang terjadi di Indonesia memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap perekonomian negara. Sebelum membahas tentang ekspor dan impor di Indonesia,
ada baiknya bila terlebih dahulu membahas tentang pengertian dari ekspor dan impor itu
sendiri.
A. Pengertian ekspor
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara
lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah
tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya
ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea
cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan
internasional.
Kegiatan ekspor terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Ekspor langsung
Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara/eksportir yang
bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor
dan perwakilan penjualan perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di negara asal dan
kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi untuk
produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta Proteksionisme.
b. Ekspor tidak langsung
Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui perantara/eksportir
negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut. Melalui, perusahaan manajemen ekspor
(export management companies) dan perusahaan pengekspor (export trading companies).
Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara
langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan terhadap
10
operasi di negara lain kurang. Umumnya, industri jasa menggunakan ekspor langsung
sedangkan industri manufaktur menggunakan keduanya.
B. Pengertian impor
Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara
lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah
tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang
secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim
maupun penerima. Impor merupakan bagian penting dari perdagangan internasional.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Kegiatan menjual barang atau jasa ke
negara lain disebut Ekspor, sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain
disebut impor, kegiatan demikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa
merupakan masuknya uang asing kenegara kita dapat digunakan untuk membayar pembelian
atas impor dan jasa dari luar negeri.Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang
sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat.
C. Produk ekspor dan impor dari negara Indonesia
Secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang
migas dan barang non migas. Barang migas atau minyak bumi dan gas adalah barang
tambang yang berupa minyak bumi dan gas. Barang non migas adalah barang-barang
yangukan berupa minyak bumi dan gas,seperti hasil perkebunan, pertanian, peternakan,
perikanan dan hasil pertambangan yang bukan berupa minyak bumi dan gas.
1. Produk ekspor Indonesia
Produk ekspor Indonesia meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil perikanan,
hasil pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa.
 Hasil Pertanian
11
 Contoh karet, kopi kelapa sawit, cengkeh,teh,lada,kina,tembakau dan cokelat.
 Hasil Hutan
 Contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu
gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun
barang jadi, seperti mebel.
 Hasil Perikanan
 Hasil perikanan yang banyak di ekspor merupakan hasil dari laut. produk ekspor hasil
perikanan, antara lain ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng.
 Hasil Pertambangan
 Contoh barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan
emas.
 Hasil Industri
 Contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.
 Jasa
Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke malaysia
dan negara-negara timur tengah.
2. Produk impor Indonesia
Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan penolong serta
bahan modal. Barang-barang konsumsi merupakan barang-barang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan
daging. bahan baku dan bahan penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk
kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan-
bahan kimia, obat-obatan dan kendaraan bermotor.
Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti mesin, suku
cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat. Produk impor indonesia yang berupa
hasil pertanian, antara lain, beras, terigu, kacang kedelai dan buah-buahan. produk impor
indonesia yang berupa hasil peternakan antara lain daging dan susu.
Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lan adalah minyak
bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa barng industri antara lain adalah barang-
barang elektronik, bahan kimia, kendaraan. dalam bidang jasa indonesia mendatangkan
tenaga ahli dari luar negeri.
12
D. Kegiatan pertukaran barang dan jasa antara Indonesia dan luar negeri
Secara umum pertukaran barang dan jasa antara satu negara dengan negara lain
dilakukan dalam bentuk kerjasama antar lain:
a. Kerjasama Bilateral
Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara dalam
pertukaran barang dan jasa.
Contoh : Kerjasama bilateral Indonesia - Australia di bidang Pertanian khususnya
sector peternakan telah berlangsung dalam waktu yang lama. Australia telah membantu
Indonesia lebih dari 20 tahun untuk memberantas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dan kini
Indonesia termasuk negara yang bebas PMK dan diakui secara internasional. Australia juga
telah membantu Indonesia membangun Balai Penelitian Peternakan di Ciawi - Bogor.
Kerjasama di bidang pertanian antara Indonesia dan Australia diwadahi dalam suatu
Working Group yaitu WGAFC. Pada pelaksanaan Sidang WGAFC XI di Melbourne, Ketua
WGAFC Australia dipimpin Dr. Paul Morris, Executive Manager of Market Access and
Biosecurity-AFFA, sedangkan Ketua WGAFC XI Indonesia adalah Dr. Delima Hasri
Azahari. Struktur organisasi WGAFC terdiri dari 4 Task Force yaitu (1) Task Force on Crops
and Plant Products, (2) Task Force on Agribusiness and Support System, (3) Task Force on
Livestock and Animal Products, (4) Quarantine Consultation.
b. Kerjasama regional
Kerjasama regional adalah kerjasama yang dilakukan dua negara atau lebih yang
berada dalam satu kawasan atau wilayah tertentu.
Contoh : Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerja sama
ekonomi Lingkar Pasifik yang didirikan di Canberra, Australia pada tahun 1989. APEC saat
ini beranggotakan 21 Ekonomi, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Cili, China,
Hong Kong-China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru,
Peru, Filipina, Papua New Guinea, Rusia, Singapura, Thailand, China Taipei, Amerika
Serikat, dan Vietnam.
Sebagai salah satu forum kerja sama ekonomi utama di kawasan, APEC bertujuan
untuk mencapai Bogor Goals, yaitu terciptanya liberalisasi perdagangan dan investasi di
13
kawasan Asia Pasifik sebelum tahun 2010 untuk anggota Ekonomi Maju dan sebelum tahun
2020 untuk anggota Ekonomi Berkembang. Dalam mencapai Bogor Goals, APEC
melandaskan kerjasama yang dibangun pada tiga pilar, yaitu liberalisasi perdagangan dan
investasi, fasilitasi bisnis, dan kerjasama ekonomi dan teknik (ECOTECH).
Kerja sama di forum APEC dibangun atas dasar konsensus seluruh anggotanya dan
bersifat tidak mengikat (non-legally binding). Komitmen bersama yang disepakati dalam
APEC tersebut diwujudkan secara concerted unilateralism atau berdasarkan prinsip
kesukarelaan dan kesiapan kapasitas masing-masing anggota.
c. Kerjasama multilateral
Kerjasama multilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh lebih dua negara yang
dilakukan dari seluruh dunia.
Contoh : Mengintensifkan diplomasi untuk pembentukan norma-norma internasional
bagi produk-produk budaya, yang telah diawali dengan perjuangan untuk memasukan Batik
sebagai World Intangible Heritage di UNESCO. Perjuangan diplomasi ke depan akan
meliputi bidang akses dan pembagian keuntungan (access and benefit sharing) di berbagai
fora, termasuk WIPO melalui Genetic Resources, Traditional Knowledge, and Folklore
(GRTKF), WHO (untuk virus sharing), FAO, Convention on Biodiversity, dan WTO.
E. Manfaat kegiatan ekspor dan impor
Berikut ini manfaat dari kegiatan ekspor dan impor antara lain :
a. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa
c. Meningkatkan perekonomian rakyat
d. Mendorong berkembangnya kegiatan industri
F. Landasan teori
Banyak teori yang mendasari perdagangan ekspor impor ini. Ada Teori klasik,
Merkantilis. Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu
14
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan
sedikit mungkin impor. Ada juga teori Adam Smith yang berpendapat bahwa sumber tunggal
pendapatan adalah produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini
Adam Smith sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu
negara dicapai dari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta
efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang
melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu
karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih
murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi
barang tersebut. Ada Teori Modern seperti John Stuart Mill dan David Ricardo. Teori
J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor
suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang
dimiliki comparative disadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah
dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar).
Pembayaran internasional
Hubungan kerja sama perdagangan dengan negara lain menimbulkan utang piutang
atau hak dan kewajiban antara negara. Utang merupakan kewajiban yang harus dibayar
kepada negara lain, sedangkan piutang merupakan hak yang akan diterima negara lain. Bila
kita mengimpor barang dari negara lain, kita mempunyai kewajiban membayar barang itu.
Sebaliknya bila kita melakukan pinjaman modal ke negara lain, berarti kita mempunyai
kewajiban untuk membayar cicilan serta bunganya. Demikian juga apabila kita mengekspor
dan memberi pinjaman modal berarti kita mempunyai tagihan ke negara lain itu yang disebut
devisa. Devisa dapat dipergunakan untuk membayar kewajiban ke luar negeri.
A. Cara pembayaran keluar negeri
Untuk melakukan pembayaran keluar negeri dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
dengan :
a. Mengirim emas murni (emas batang)
b. Mengirim barang (barter)
c. Cara transfer, yaitu pembayaran melalui Bank
15
d. Mengirim wesel
e. Membuka L/C (letter of crediet) melalui Bank
Setelah dokumen persetujuan jual beli disepakati, maka prosedur selanjutnya sebagai berikut
:
 Eksportir mengirimkan barang via maskapai pelayaran
 Kopi dokumen pengiriman barang dikirimkan ke importir
 Setelah dokumen barang dilengkapi termasuk dokumen dari maskapai pelayaran,
maka eksportir menyerahkan dokumen tersebut kepada Bank B, dan pada saat itu juga
eksportir menulis surat wesel (menarik wesel). Eksportir dapat menerima pembayaran
tunai dari Bank B atas penyerahan wesel itu dalam valuta asing
 Bank B mengirim wesel tersebut kepada Bank A. Atas pengiriman wesel tersebut
Bank B mendebit rekening Bank A senilai harga wesel. Setelah menerima wesel
tersebut Bank A mengkredit rekening Bank B senilai harga wesel itu dalam valuta
asing
 Selanjutnya Bank A menagih nilai wesel tersebut dalam valuta rupiah kepada
importir. Apabila importir mempunyai rekening di Bank A, maka secara otomatis
Bank A mendebit rekening importir senilai wesel tersebut setelah dikurs dengan
rupiah.
Prosedur pembayaran dengan L/C
Pembayaran dengan sistem L/C adalah pembayaran keluar negeri dengan menggunakan
fasilitas kredit bank. Jadi bank langganan yang bertanggung jawab atas pembayaran keluar
negeri. Dengan kata lain importir mendapat kredit dari bank sejumlah kewajiban untuk
pembayaran harga barang yang diimpor tersebut
 Keterangan :
 Setelah dokumen persetujuan jual-beli disahkan/lengkap, maka importir menghubungi
Bank A ( importir adalah nasabah Bank A ) untuk membuka L/C
 Atas pembukaan L/C tersebut Bank A memberitahukan kepada Bank B agar
membayar harga barang yang dipesan importir kepada eksportir, apabila barang yang
dipesan sudah dikirimkan ( dikapalkan ). ( Bank A mempunyai saldo rekening di
Bank B )
16
 Setelah menerima pemberitahuan dari Bank A, kemudian Bank B menghubungi
eksportir agar segera mengirim barang yang dipesan oleh importir
 Setelah barang dikirimkan (dikapalkan), eksportir memberitahukan kepada importir
(mengirimkan kopi dokumen pengiriman barang) dan selanjutnya menghubungi Bank
B menyerahkan dokumen asli serta minta pembayaran. Atas penyerahan dokumen
tersebut, Bank B membayar dalam valuta asing kepada eksportir
 e. Atas pembayaran itu, selanjutnya Bank B memberitahukan Bank A, serta
langsung mendebit rekening Bank A sebesar harga barang tersebut dalm valuta asing
 f. Setelah menerima pemberitahuan dari Bank B, maka Bank A langsung
mengkredit rekening Bank B dalam valuta asing. Selanjutnya Bank A mendapat
pembayaran dari importir dalam valuta rupiah sesuai dengan nilai kurs yang berlaku
saat itu.
B. Alat pembayaran luar negeri
Alat pembayaran luar negeri disebut devisa. Pada dasarnya devisa diperoleh apabila
suatu negara :
 Melakukan ekspor
 Mendapat pinjaman dari luar negeri, seperti pinjaman dari CGI
 Mendapat bantuan dari luar negeri berupa bantuan program, seperti bantuan dari
UNICEF, FAO, UNDP, IMF dan lembaga-lembaga PBB lainnya
 Mendapat hibah, seperti GRAND, atau hibah dari lembaga-lembaga sosial seperti
Palang Merah Internasional, dan sebagainya.
Alat pembayaran luar negeri berupa valuta asing ( mata uang asing ) yang bersifat
convertible ( convertible money = uang yang laku di berbagai negara ), seperti : Dollar
Amerika Serikat, Foundsterling Inggris, Mark Jerman dan Yen Jepang. Alat pembayaran luar
negeri yaitu terdiri atas :
a. Wesel luar negeri
b. Telegrafic transfer
c. Letter Of Credit ( L/C )
17
d. Emas murni ( emas batangan )
C. Sistem kurs valuta asing
Kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan
dalam mata uang lainnya ( Paul R Krugman dan Maurice : 1994 ). Kurs adalah pertukaran
antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara
kedua mata uang tersebut ( Nopirin : 1996 ). Kurs atau nilai tukar adalah harga suatu mata
uang terhadap mata uang lainnya ( Salvator : 1997 ).
Kurs valuta asing adalah pebandingan mata uang dalam negeri terhadap mata uang
asing atau dapat juga disebut sebagai harga yang dibayarkan untuk satu unit mata uang asing,
contohnya untuk mendapat uang US $ 1 harus membayar sejumlah Rp. 2.270, artinya kurs
rupiah terhadap Dollar USA adalah Rp. 2.270 berbanding US $ 1, dari contoh tadi dapat
disimpulkan bahwa kurs dipakai untuk memudahkan (mentransfer) nilai mata uang dalam
negeri ke dalam nilai mata uang asing.
Uang asing diperdagangkan di pasar valuta asing yang disebut bursa valuta asing.
Bursa valuta berperan penting dalam perdagangan internasional, sebab bursa valuta asing
berfungsi sebagai berikut :
a. Mentransfer daya beli mata uang, misalnya daya beli rupah menjadi daya beli Yen
(mata uang Jepang)
b. Menyediakan kredit bagi perdagangan internasional serta memperlancar perdagangan
internasional
c. Memberikan fasilitas-fasilitas pembatasan risiko valuta asing (hedging)
Karena valuta asing sebagai barang dagangan, maka tidak heran jika nilainya sangat
dipegaruhi oleh permintaan dan penawaran. Semakin tinggi kurs valuta asing berarti
kedudukan mata uang itu semakin kuat di dunia internasional. Sebaliknya jika kurs mata uang
turun, bearti keudukan mata uang itu semakin lemah dan mata uang dalam negeri semaki
menguat.
Kurs valuta asing ada beberapa macam, yaitu :
18
 Kurs tetap
 Yaitu nilai tetap valuta asing yang ditetapkan oleh Bank Sentral.
 Kurs bebas
 Disebut juga kurs ngambang, artinya nilai tukar valuta asing tidak ditetapkan Bank
Sentral, tetapi ditetapkan oleh nilai pasar, yaitu nilai yang terjadi karena permintaan
dan penawaran valuta asing
 Kurs yang distabilkan
 Yaitu perubahan nilai tukar baru valuta asing yang ditetapkan oleh Bank Sentral. Kurs
distabilkan karena pemerintah melakukan devaluasi atau revaluasi. Devaluasi artinya
penurunan nilai uang dalam negeri terhadap emas dan valuta asing yang dilakukan
secara drastis oleh pemerintah. Sedangkan revaluasi adalah kebalikan dari devaluasi.
D. Jenis-jenis L/C
a. Clean L/C
Yaitu penarikan wesel atau penerimaan uang dari L/C tidak mensyaratkan penyerahan
dokumen apapun, bahkan pengambilan uang dari L/C itu dapat dilakukan dengan penyerahan
kuitansi biasa
b. Documentary L/C
Yaitu penarikan wesel atau penerimaan uang dari L/C harus dilengkapi dengan
dokumen yang diisyaratkan dalam L/C tersebut. Dokumen yang dimaksud biasanya adalah
dokumen pengapalan atau shiping documents (Bill of Lading)
c. Red Clause L/C
Yaitu memberi hak kepada eksportir untuk menarik sebagian dari jumlah L/C yang
tersedia dengan penyerahan kuitansi biasa, atau dengan penarikan wesel tanpa memerlukan
dokumen-dokumen lainnya, sedangkan sisanya dilaksanakan seperti di dalam dokumen L/C
d. Revolving L/C
19
Yaitu kredit yang tersedia dapat dipakai ulang tanpa mengadakan perubahan syarat
khusus pada L/C tersebut. Pemakaian ulang kumulatif, artinya apabila dalam jangka waktu
tertentu belum digunakan, maka jangka waktu berikutnya dapat ditambahkan
e. Back to back L/C
Adalah suatu L/C yang dibuka oleh eksportir I (penerima L/C) kepada eksportir II,
dengan jaminan L/C yang diterima oleh eksportir I. Dalam hal ini biasanya eksportir I bukan
pemilik barang
f. Standby L/C
Adalah suatu L/C yang dibuka untuk menjamin pelaksanaan suatu kontrak dan dapat
dicairkan dengan mengajukan kepada Bank. Korespondennya suatu surat pernyataan bahwa
pembuka kredit tidak memenuhi kontrak yang dibuatnya. Standby L/C biasa digunakan oleh
Bank dimana peraturan pemerintahnya tidak memperbolehkan Banknya mengeluarkan Bank
Garansi
g. Usance L/C
Adalah suatu L/C yang mewajibkan penerima L/C menarik wesel berjangka bukannya
wesel unjuk. Dalam hal ini berarti eksportir memberi kredit jangka pendek kepada importir.
Bila importir ingin mendapat uang tunai, maka dapat dilakukan dengan menjual wesel
berjangka itu kepada Bank langganannya (Bank yang menyediakan Kredit Ekspor).
E. Neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah catatan sistematis mengenai semua transaksi ekonomi
antar penduduk suatu negara dengan negsra-negara lain selama periode tertentu. Pengertian
penduduk dalam hal ini meliputi perorangan (individu), perusahaan, badan hukum, badan
pemerintah, atau siapa saja yang tempat tinggal utamanya di negara tersebut. Transaksi
ekonomi berarti pertukaran niliai barang atau jasa ekonomi atau pengalihan kekayaan
penduduk suatu negara ke negara lain.
20
Neraca pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debet. kredit adalah transaksi
yang menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Sementara sisi
debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar kepada penduduk negara
lain. Semua transaksi kredit masuk dalam neraca pembayaran dengan tanda positif (+).
Sedangkan transaksi debet masuk dengan tanda negatif (-).
Neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis mengenai transaksi ekonomi
antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lainnya dalam suatu periode tertentu.
Transaksi tersebut diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan lalu
lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa,
sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun swasta, baik
yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan demikian,
neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran devisa serta
perubahan neto cadangan devisa.alam Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II)
kebijak-sanaan neraca pembayaran senantiasa diarahkan pada tercapainya sasaran
pembangunan bidang ekonomi.
Yaitu seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
1993,yakni terciptanya perekonomian yang mandiri dan andal sebagai usaha bersama atas
asas kekeluargaan, berdasarkan demokrasi ekonomi yang berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dengan peningkatan kemakmuran rakyat yang makin
merata, pertumbuhan yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang mantap, bercirikan
industri yang kuat dan maju, pertanian yang tangguh, koperasi yang sehat dan kuat, serta
perdagangan yang maju dengan sistem distribusi yang mantap, didorong oleh kemitraan
usaha yang kukuh antara badan usaha koperasi, negara, dan swasta serta pendayagunaan
sumber daya alam yang optimal. Semua itu didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas, maju, produktif, dan profesional, iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek), dan terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
21
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek
ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang
ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari
warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan
negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri,
2000).
Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang
didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus
mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut
kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran
atau tidak (Boediono, 2000). Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang
timbulnya perdagangan internasional.
a. Teori Klasik
1. Merkantilis
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara
untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit
mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran
emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas
dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut.
Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong
ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah).
Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor,
juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah Negara
hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain.
22
Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup
rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh
sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan
kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih
baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan
bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih
banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi
dan semakin besar aktivitas bisnis.
Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan
dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional.
2. Adam Smith
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi
hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat
dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari
surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga
kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan
tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara
tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada
negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut.
Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara
untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang
lebih sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain.
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil
seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan
untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi
nilai barang tersebut (Labor Theory of value).
Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori
23
nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan
anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor
produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya
satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:
Misalnya hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja
yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1
unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja.
Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja
sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu
macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari
teori absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling
memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini
meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang
memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak
ada keuntungan.
b. Teori Modern
1. John Stuart Mill dan David Ricardo
Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan
kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar
dan mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat
dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri
memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan
oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh:
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul
karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua.
Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi
comparative Advantagenya. Besarnya comparative advantage untuk Amerika, dalam
produksi gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris atau = 3 : 1. Dalam produksi pakaian
24
10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Di sini Amerika memiliki comparative
advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1. Untuk Inggris, dalam
produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1. Dalam produksi
pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada produksi
pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara
Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan
sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of trade)
ditentukan dengan batas-batas nilai tukar masing-masing barang di dalam negeri. Kelebihan
untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkanberapa nilai tukar dan
berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori
absolute advantage. David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan
bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian
sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan
membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang.
Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan
atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya
terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil
buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini
untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai
dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat
ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas
pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang
timbul dari ajaran nilai kerja:
Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidakterdidik,
kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak
memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi jumlah jam
kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang. Dari situ maka
Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan .teori biaya reproduksi
Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi
jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Selanjutnya
David Ricardo menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal yang dipergunakan
dalam produksi boleh dikatakan tetap besarnya dan hanya sedikit sekali perubahan.
25
Atas dasar nilai kerja, dibedakan di samping .harga alami. (natural price) ada pula
.harga pasaran. (market price). Menurut aliran klasik (Adam Smith) .harga alami. akan terjadi
bilamana masing-masing warga masyarakat memperoleh kebebasan pilihannya untuk
membuat sesuatu produk tertentu yang menurutnya lebih menguntungkan dan
menukarkannya bilamana dinilai baik olehnya. Hal ini sejalan dengan pandangan kaum
physiokrat. Istilah .harga alami. (natural price) yang dikemukakan Smith adalah sama dengan
istilah Cantillon .valeur intrinsique. (nilai intrinsik), Turgot .valeur fondamental. (harga
pokok), Say .prix reel. (harga real), Ricardo primery/natural/necessary price. (harga pokok)
dan Cairnes .normal price. (harga normal). .Harga pasaran. dapat berbeda dengan .harga
alami. di mana akan menyesuaikan dengan keadaan penawaran dan permintaan atas barang
yang bersangkutan. Demikian pula atas dasar pertimbangan tertentu, adanya peraturan
pemerintah yang dapat menghalangi penyesuaian harga alami dengan harga pasaran. Tetapi
bagaimanapun, harga alami akan menjadi acuan (pedoman) atas penetapan harga
pasaran.Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh David Ricardo yang mulai
dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya berlaku antara dua negara
yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua Negara tersebut hanya beredar
uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas
uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara
memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan
menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Teori perdagangan telah
mengubah dunia menuju globalisasi dengan lebih cepat. Kalau dahulu negara yang memiliki
keunggulan absolut enggan untuk melakukan perdagangan, berkat .law of comparative costs.
dari Ricardo, Inggris mulai kembali membuka perdagangannya dengan negara lain.
Pemikiran kaum klasik telah mendorong diadakannya perjanjian perdagangan bebas antara
beberapa negara. Teori comparative advantage telah berkembang menjadi dynamic
comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan.
Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu
negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya
perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam
akan kalah dalam persaingan internasional.
a. Cost Comparative Advantage (Labor efficiency)
26
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta
mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien.
Berdasarkan contoh hipotesis di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative
advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative Indonesia memiliki keunggulan absolut dibanding
Cina untuk kedua produk diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang
menguntungkan kedua negara melalui spesialisasi jika negara-negara tersebut memiliki cost
comparative advantage atau labor efficiency. Berdasarkan perbandingan Cost Comparative
Advantage Efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan
tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula (atau hari kerja) daripada produksi 1 meter kain
(hari bekerja) hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor
gula. Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia
dalam produksi 1 m kain (hari kerja) daripada produksi 1 Kg gula (hari kerja) hal ini
mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
Production Comperative Advantage (Labor productifity) Suatu negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi
dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif
serta mengimpor barang di mana Negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak produktif.
Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan Cina untuk kedua produk,
sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya
melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor productivity. Kelemahan
teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan
fungsi produksi antara dua negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan
internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki
keunggulan absolut asalkan masing-masing dari Negara tersebut memiliki perbedaan dalam
Cost Comparative Advantage atau Production Comparative Advantage. Teori ini mencoba
melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada
asumsi: Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, di mana nilai barang yang
ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
27
2. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik,
negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan
melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari
keunggulan komparatif adalah:
 Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
 Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah
labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama
adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Dan
kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas
produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan
dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh
produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:
 Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
 proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
 Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
 Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
 Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
 Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan
sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
28
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan
internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum
masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan
teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage
menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam
productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antarnegara
(Salvatore, 2006). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab
perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan
mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan
penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya
menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori
modern H-O ini dikenal sebagai .The Proportional Factor Theory.. Selanjutnya negara-negara
yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan
melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya,
masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor
produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.
Hipotesis Teori H-O Sebelum melakukan kritik terhadap teori H-O, di bawah ini akan
dikemukakan hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain:
 Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor di tiap
negara turun.
 Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
 Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua Negara
cenderung sama demikian pula harga barang B di kedua negara cenderumg sama.
 Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan Negara yang kaya
Labor.
 Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi. Sehingga Negara yang kaya
29
kapital maka ekspornya padat kapital dan impornya padat karya, sedangkan negara
kaya labor ekspornya padat karya dan impornya padat kapital.
Kelemahan Asumsi Teori H-O Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam
menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang valid:
 Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam
 memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering
menggunakan teknologi yang berbeda.
 Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih
menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara
industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa
dijelaskan dengan model faktor endowment H-O.
 Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas factor secara
internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan
kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini
merupakan modifikasi H-O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O.
 Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika
melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak Negara yang masih
memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor.
Produk Domestik Bruto (PDB)
PDB diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan
ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional ini mempunyai ukuran makro utama
tentang kondisi suatu negara. Pada umumnya perbandingan kondisi antar negara dapat dilihat
dari pendapatan nasionalnya sebagai gambaran, Bank Dunia menentukan apakah suatu
negara berada dalam kelompok negara maju atau berkembang melalui pengelompokan
besarnya PDB, dan PDB suatu negara sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa
dalam perekonomian (Herlambang, 2001).
Menurut Samuelson (2002), PDB adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam
batas wilayah suatu negara dalam satu tahun. PDB mengukur nilai barang dan jasa yang di
produksi di wilayah suatu negara tanpa membedakan kewarganegaraan pada suatu periode
30
waktu tertentu. Dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya
tidak dimasukkan ke dalam PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia baik oleh warga negara
Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA) yang ada di Indonesia tetapi tidak
diikuti sertakan produk WNI di luar negeri (Herlambang, 2001). Sukirno (2002)
mendefinisikan PDB sebagai nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh
faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing. Sedangkan
Wijaya (1997) menyatakan bahwa PDB adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode
waktu tertentu biasanya satu tahun. Secara umum PDB dapat diartikan sebagai nilai akhir
barang-barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama periode tertentu
(biasanya satu tahun).
PDB Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan
Pendapatan nasional dapat dihitung berdasarkan dua harga yang telah ditetapkan pasar.
 PDB Harga Berlaku. Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu
menurut/berdasarkan harga yang berlaku pada periode tersebut.
 PDB Harga Konstan. Pendapatan nasional pada harga konstan adalah nilai barang-
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu, berdasarkan
harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang dipakai dasar untuk dipergunakan
seterusnya dalam menilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan pada periode/tahun
berikutnya. Pendapatan nasional pada harga konstan = Pendapatan Nasional riil.
Menurut Mulyono dalam Hanton (2002),
Teori Konsumsi
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh
rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan
pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang
kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang
diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan
barang konsumsi (Dumairy, 2004).Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik,
dan juga membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi
kasual. Pertama dan terpenting, Keynes menduga bahwa kecenderungan
31
mengkonsumsimarginal (marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam
setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi
marginal merupakan rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang
kian meluas. Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti
ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan
konsumsi. Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang
disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turun
ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap
orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si
miskin. Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi
yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa
pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa
pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari
pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting. Berdasarkan tiga dugaan ini,
persamaan konsumsi Keynes sering ditulis sebagai berikut (Mankiw, 2003):
C = a + bY, a > 0, 0 < b < 1 ................................................................ (2.1)
Keterangan:
C = konsumsi
Y = pendapatan disposebel
a = konstanta
b = kecenderungan mengkonsumsi marginal
Teori Pajak
Teori klasik tentang sistem perpajakan yang baik dimulai sejak Adam Smith dalam
bukunya .The Wealth of Nations. (Waluyo, 2006) yang menyatakan bahwa penungutan pajak
hendaknya didasarkan pada:
a. Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang
pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan
sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak
32
menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingan dan
manfaat yang diminta.
b. Certainty
Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu,
wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang
terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.
c. Convenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat
yang tidak menyulitkan wajib pajak sebagai contoh pada saat wajib pajak
memperoleh penghasilan. Sistem pemungutan ini disebut pay as you earn.
d. Economy
Secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban bagi wajib pajak
diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak. Azas
keadilan dalam sistem perpajakan telah banyak didiskusikan secara luas, dan hal ini
merupakan bagian terpenting dalam mengevaluasi setiap pengajuan dalam pembuatan
kebijakan perpajakan. Musgrave Laksana (2001) memberikan pandangan yang adil tentang
distribusi beban pajak, beban administrasi dan pengaruh insentif pajak terhadap penerimaan
pajak. Diantara keempat azas di atas, Musgrave juga menekankan pada tiga azas lainnya
yaitu: azas netralitas (neutrality), azas perbaikan (reformation), dan azas kestabilan dan
pertumbuhan (growth and stability).
Di negara-negara yang sedang berkembang sebagian besar penerimaan pajaknya
berasal dari pajak langsung dan pajak tak langsung. Menurut Nafziger (1990) dalam Yuzrat
and Makhfatih (Nasution, 2003) menyebutkan bahwa proporsi
PDB terhadap pajak langsung pada negara sedang berkembang lebih rendah daripada
pajak langsung dari negara-negara maju. Hal ini dikarenakan pada negara-negara yang
sedang berkembang lebih rendah golongan berpenghasilan tingginya. Dalam
33
perkembangannya akan terjadi proses pergeseran dari dominasi pajak tidak langsung menjadi
pajak langsung sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi diiringi dengan
peningkatan pendapatan perkapita penduduknya. Dalam jangka panjang peranan pajak
langsung akan semakin penting seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat
dan ditunjang pula dengan teknologi canggih menuju era globalisasi. Selain berfungsi
sebagai pemerataan karena struktur tarifnya bersifat progresif, perkembangan hubungan
internasional yang semakin maju kearah liberal dan global mengharuskan pemerintah untuk
menurunkan tarif impornya dalam rangka peningkatan daya saing ekonomi domestic di
ekonomi dunia. Konsekuensinya penerimaan pajak tidak langsung akan menjadi turun.
Alternatifnya adalah memobilisasi penerimaan pajak yang bertumpu pada pajak langsung
seperti pajak penghasilan.
34
BAB 3
TEORI KLASIK
Pengertian Teori Klasik
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permulaan abad ke 19 yaitu dimasa
revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan
ekonomi. Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan menurut alairan klasik
ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan
perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih cepat dari
pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan perekonomian akan
mengalami kemacetan.
Menurut aliran ini bahwa meningkatnya tingkat keuntungan akan mendorong
perkembangan investasi dan investasi akan menambah volume persediaan capital (capital
stock). Keadaan ini akan memajukan tingkat teknologi dan memperbesar jumlah barang yang
beredar sehingga tingkat upah naik, yang berarti meningkatnya tingkat kemakmuran
penduduk. Tingkat kemakmuran akan mendorong bertambahnya jumlah penduduk sehingga
mengakibatkan berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (law of
diminishing return).
Pandangan teori klasik menurut Adam Smith
Pandangan teori klasik berkembang pada abad ke-18. Menurut Adam Smith bahwa
logam mulia idak mungkin ditumpuk dengan surplus ekspor karena logam mulia akan
mengalir dengan sendirinya melalui perdagangan internasional.Adam smith menginginkan
tidak adanya campur tangan pemerintah dalam perdagangan bebas, karena perdagangan
bebas aka membuat orang bekerja keras untuk kepentingan negaranya sendiri dan sekaligus
mendorong terciptanya spesialisasi, maka suatu negara akan menghasilkan suatu produk yang
memiliki keunggulan mutlak (absolut advantage).
Dari teori tersebut dikemukakan bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat
perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang
jika negara ini memiliki keunggulan mutlak tersebut dan akan mengimpor barang bila tidak
memiliki ketidakunggulan mutlak. Walaupun negara yang satu dengan yang lainnya
(misalnya AS dan Kanada) sama-sama dapat menghasilkan dua jenis barang yang berbeda,
tetapi salah satu dari dari kedua jenis barang tersebut harus dipilih oleh AS atau Kanada,
35
barang mana yag lebih yang lebih menguntungkan baginya untuk menghasilkan sendiri yang
didasarkan atas keuntungan mutlak (absolut advantage).
Contohnya, kalau Amerika Serikat dapat menghasilkan produk A 1000 unit dalam
sehari, sedangkan Kanada hanya 800 unit, maka dikatakan Amerika Seikat mempunya
keuntungan mutlak dalam menghasilkan produk A. Dilihat dari jam kerja kalau untuk barang
B, Kanada dapat menghasilkan 20 unit dalam 1 jam sedangkan Amerika Serikat hanya 15
unit, maka kanada mempunya keuntungan mutlak dalam memproduksi produk B.
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut :
a) Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) dalam Menghasilkan Sejenis
Barang
Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya
yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain, sehingga dalam mengadakan
perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
b) Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang
memiliki keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi
sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan
mutlak diperoleh bila suatu negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya
jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan
mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang
secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki
keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan
biaya produksi di negara lain.
Pandangan Adam Smith (1723-1790) atas konsep nilai dibedakan menjadi 2 yaitu
nilai pemakaian dan nilai penukaran. Hal ini menimbulkan paradok nilai, yaitu barang yang
mempunyai nilai pemakaian (nilai guna_ yang sangat tinggi, misalnya air dan udara, tetapi
mempunyai nilai penukaran yang sangat rendah. Malahan boleh dikatakan tidak mempunyai
nilai penukaran. Sedangkan di sisi lain barang yang nilai gunanya sedikit tetapi dapat
memiliki nilai penukaran yang tinggi, seperti berlian. Hal ini baru diselesaikan oleh ajaran
nilai subyektif.
36
Kelemahan teori Adam Smith
Teori dam Smith ini juga memiliki kelemahannya juga, dikarenakan dalam
perdagangan internasional akan terjadi keunggulan ansolute yang berbeda, dimana hanya ada
satu negara yang memiliki keunggulan absolute untuk kedua jenis produk, maka tidak akan
terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan.
Masngudi (2006) menjelaskan bahwa teori keunggulan absolut dari Adam Smith
mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
1. Teori keunggulan absolut tidak menjelaskan dengan mekanisme apa dunia memperoleh
keuntungan dan output dan bagaimana dibagikan di antara para penduduk masing-masig
negara.
2. Dalam model teori keunggulan absolut tidak menjelaskan bagaimana jikalau negara yang
satu sudah mengadakan spesialisasi sedangkan yang lain masih memproduksikan kedua
produk.
3. Bahwa labor productivity berbeda-beda.
4. Bahwa Adam Smith tak terpikirkan adanya negara negara yang sama sekali tidak memiliki
keunggulan absolut.
Pandangan teori klasik menurut David Ricardo
Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja atau (theory of labor value)
yang menyatakan bahwa nilai atau haraga suatu cost comparative produk ditentukan oleh
jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Menurutnya, suatu
negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih
efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang efisien.
Konsep perdagangan yang semakin disukai masyarakat internasional, pertama kali
dikemukakan oleh David Ricardo (1997-1823) ini dikenal juga dengan teori comparative
cost/comparative advantage. Dalam teori ini, setiap negara mengkhususkan produksinya
dalam bidang-bidang yang diunggulinya secara komparatif dan semua negara melakukan
perdagangan secara bebas tana hambatan, maka tercapainya efisiensi dalam penggunaan
faktor-faktor produksi dan pada gilirannya produksi dunia secara keseluruhan akan mencapai
maksimum, sehingga makin tinggi kemakmurannya.
Teori didasarkan pada nilai kerja yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu
produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya.
Menurut teori cost comperative advantage (labor efficiency), suatu negara akan memperoleh
37
manfaat dari peragangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengeksor
barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien.
Di bawah ini contoh hipotesis teori comparative advantage dari David Ricardo, adalah cost
comparative advantage.
Data Hipotesis cost comperative
Negara
Produksi
1 Kg Gula 1 M Kain
Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja
Cina 6 hari kerja 5 hari kerja
Berdasarkan contoh hipotesis di atas, jika ditinjau dari keunggulan mutlak atau absolute
advantage Adam Smith maka Indonesia unggul mutlak karena labor cost nya lebih efisien
dibandingkan dengan Cina. Dengan demikian tentu tidak akan terjadi perdagangan antara
kedua negara jika didasarkan pada teori Adam Smith.
Akan tetapi, berdasarkan teori David Ricardo walaupun Indonesia memiliki
keunggulan absolute dibandingkan Cina, untuk kedua produk diatas maka akan tetap dapat
terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua negara melalui spesialisasi jika
negara negara tersebut memiliki cost comperative advantage atau labor effeciency.
Tabel Data Perhitungan Cost Comperative (Labor Efficiency)
Perbandingan Cost 1 Kg Gula 1 M Kain
Indonesia Cina 3/4 HK 4/5 HK
Cina Indonesia 6/3 HK 5/4 HK
Berdasarkan perbandingan cost comperative diatas, dapat dilihat bahwa tenaga kerja
Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam memproduksi 1kg gula. Hal ini
akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula. Sebaliknya,
tenaga kerja Cina lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam memproduksi 1
meter kain. Hal ini mendorong Cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
Tabel Keuntungan Komperatif (output per jam kerja)
38
Negara Gandum Jagung DTD
Indonesia 10 20
1 unit gandum = 2 ton
jagung
Singapura 8 12
1 ton gandum = 1,5 ton
jagung
Jika berdasarkan teori absolut advantage, maka perdagangan tak akan mungkin terjadi
antara Indonesia dan Singapura karena Indoesia mutlak unggul dalm menghasilkan jagung
dan gandum dibandingkan dengan Singapura.
Tetapi jika secara comperative advantage perdagangan antara Indonesia dengan
Singapura dapat terjadi. Dengan dasar tukar internasional yang berada pada ruang gerak
masing-masing negara tersebut. 1,5 ton <DTI<2 ton. Disini jelas Indonesia mempunyai
keuntungan komperatif dalam menghasilkan jagung dan Singapura mempunyai comperative
advantage dalam menghasilkan gandum.
Apakah suatu negara mempunyai keuntungan komperatif dibandingkan dengan
negara lain dilihat dari segi ongkos tenaga kerja (wage of labor). Apabila ongkos tenaga kerja
rendah, maka harga output akan rendah pula. Suatu negara akan memproduksi suatu produk
yang harag relatif lebih rendah dari negara lain yaitu dengan keunggulan komparatif.
Tabel Ongkos Komperatif
Negara Input of labor
Output
Mesin Pakaian
Amerika 1 hari 5 20
India 1 hari 1 10
Secara absolute advantage, Amerika mempunyai keuntungan mutlak dalam
menghasilkan kedua jenis produk mesin dan pakaian. Dalam 1 hari, tenaga kerja dapat
menghasilkan 5 unit mesin di Amerika sedangkan di India hanya 1 unit mesin. Untuk pakaian
dalam 1 hari, tenaga kerja di Amerika dapat menghasilkan 20 unit pakaian sedangkan di
Indoa hanya 10 unit. Jika seperti ini maka perdagangan internasional tidak akan terjadi antara
kedua negara tersebut. Tapi kalau dilihat secara comparative advantage maka akan terjadi
karena Amerika secara komparatif akan lebih menguntungkan kalau spesialisasi dalam
produksi mesin, sedangkan India dalam memproduksi pakaian (dasar tukar internasional)
berada diantara dasar tukar dalam negeri kedua negara tersebut.
Untuk menentukan harga output yang paling murah kita anggap upah tenaga kerja per
hari untuk menghasilkan mesin dan pakaian di Amerika $20, sedangkan di India $5.
39
Tabel Comperatif cost
Negara
Input of
labor
wage rate
Mesin Kain
Output Price Output Price
Amerika 1 hari $20 5 $4,00 20 $1,00
India 1 hari $5 1 $5,00 10 $0,50
Dengan tingkat upah per hari $20 di Amerika, maka harga mesin $4,00 dan kain
$1,00. Tapi di India dengan tingkat upah $5,00 per hari maka harga kain dalam negeri $0,50
sedangkan mesin $5,00. Berarti harga mesin relatif lebih rendah di Amerika dibandingkan di
India, begitu juga sebaliknya kain lebih murah di India daripada di Amerika. Untuk itu akan
menguntugkan apabila Amerika mengekspor mesin ke India dan mengimpor kain dari India.
Kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa
terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara. Sedangkan kelebihannya adalah
perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara
yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki
perbedaan dalam cost Comparative Advantage atau production Comparative Advantage.
40
BAB 4
TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Teori Hecksher-Ohlin
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan
internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum
masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan
teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage
menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam
productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara
(Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab
perbedaaan produktivitas tersebut. Sedangkan menurut dalil ( teorema) ini bahwa suatu
negara mempunyai keuntungan komperatif atas barang, dengan demikian seharusnya
mengekspor barang tersebut, yang diproduksi dengan menggunakan secara intensif faktor
produksi yang dimiliki secara relatif lebih kaya ( the abundant factor ).
Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya
perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas
karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh
masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga
barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The
Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi
relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi
untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor
barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal
dalam memproduksinya.
Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah kurva isocost
yaitu kurva yang melukiskan total biaya produksi sama serta kurva isoquant yang melukiskan
total kuantitas produk yang sama. Teori ekonomi mikro menyatakan bahwa jika terjadi
persinggungan antara kurva isoquant dan kurva isocost maka akan ditemukan titik optimal.
Sehingga dengan menetapkan biaya tertentu suatu negara akan memperoleh produk maksimal
atau sebaliknya dengan biaya yang minimal suatu negara dapat memproduksi sejumlah
produk tertentu.
41
Uraian teori faktor proporsi belum lengkap apabila belum mengetahui bagaimana suatu
barang dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan kurva isoquant. Peta
Isoquant masing-masing negara dapat dijelaskan sebagai berikut:
Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan bahwa barang
yang dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor intensive) sedangkan bagi Jepang
lebih mendekati sumbu horizontal menunjukkan barang yang dihasilkan bersifat padat modal
(capital intensive).
Sesuai dengan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant ini, masing-masing
negara tentu cenderung memproduksi barang tertentu dengan kombinasi faktor produksi
yang paling optimal sesuai struktur atau proporsi faktor produksi yang dimiliki.
Selanjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2sebagai barikut:
1) Perdagangan internasional terjadi antara dua negara (misal-nya Indonesia dan Jepang).
2) Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pakaian dan radio).
3) Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan
kapital.
Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade)
berdasarkan teori H-O disusun Tabel berikut:
Teori Proporsi Faktor dengan data hipotetis
2 Negara Indonesia Jepang
2 barang Pakaian Radio Pakaian Radio
2 F.
produksi
TK K TK K
Proses
Produksi
Labor
intensive
Capital
intensive
Labor
intensive
Capital
intensive
Proporsi F.
produksi
60 unit
(banyak)
15 unit
(sedikit)
30 unit
(sedikit)
60 unit
(banyak)
Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit
Isocost $ 400 $ 600 $ 600 $ 400
42
Unit cost $ 4
(murah)
$ 30
(mahal)
$ 6
(mahal)
$ 20
(murah)
Berdasarkan tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant sebagai
suatu titik optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat digambarkan dengan grafik
dibawah ini.
Dari gambar diatas dapat dekemukakan hal-hal sbb:
1. Isoquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat TK
a) Di Indonesia
Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A dengan
kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang
padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi
yang dimiliki oleh Indonesia relatif banyak dan murah, sehingga unit costnya hanya $4.
b) Di Jepang
100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan kombinasi 20 unit
TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya
di jepang relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit dan mahal, sehingga unit
cost adalah $6.
2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modal
a) Di Indonesia
Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C dengan kombinasi
20 TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat modal di
Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi relatif sedikit
dan mahal sehingga unit costnya adalah $30.
b) Di Jepang
20 unit radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi 10 unit TK dan
18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat karya di jepang
relatif murah, sehingga unit cost adalah $20.
Kesimpulan dari teori H-O adalah sebagai berikut:
1) Harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang
dimiliki oleh masing-masing negara.
43
2) Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang
dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor
produksi yang dimiliki.
3) Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi produksi dan mengekspor
barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah
untuk memproduksinya.
4) Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut
memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya.
B. Teori Opportunity Cost
Analisis perdagangan internasional dengan menggunakan teori opurtinity cost adalah
dengan menggunakan pendekatan kurva kemungkinan produksi (production possibility curve,
PPC) dan kurva indiferen (indifference curve, IC). Pendekatan ini dikemukakan oleh G.
Harberlel. Kurva kemungkinan produksi (PPC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai
kombinasi barang yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang
digunakan sepenuhnya (full employment). Bentuk kurva kemungkinan produksi tergantung
pada anggapan (asumption) yang digunakan, apakah dengan biaya konstan (PPC constant
cost) atau biaya meningkat (increasing cost). Sedangkan kurva indiferen (IC) adalah kurva
yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan sama.
1) Kurva indiferen dan PPC constant cost
Analisis manfaat perdagangan dapat ditunjukkan dengan menggunakan gambar
dibawah ini.
Dari gambar diatas, suatu negara dianggap memiliki PPC constant cost yaitu NT,
menghasilkan dua jenis barang yaitu X dan Y. Dari gambar diatas keuntungan perdagangan
(gain from trade) dapat dijelaskan sebagai berikut :
o Sebelum perdagangan
Kurva PPC NT bersinggungan dengan kurva indiferen IC. Ke-seimbangan terjadi
dititik A dimana jumlah produksi yang dihasilkan adalah sama dengan konsumsi masyarakat
secara keseluruhan. Kurva PPC bersinggungan dengan kurva IC.
o Setelah perdagangan
Apabila dianggap Dasar tukar perdagangan luar negeri ada-lah garis putus-putus yang
ditunjukkan oleh NT’, maka ini berarti melakukan perdagangan dengan negara lain akan
44
menguntungkan, hal ini tercermin dari pergeseran kurva indiferen kekanan atas yaitu
IC’. Keseimbangan akan terjadi dititik B
Jadi dengan melakukaan perdagangan internasional maka kesejahteraan masyarakatnya
akan meningkat, hal ini dapat dicerminkan dari pergeseran kurva indiferen ke kanan. Seperti
kita ketahui, semakin jauh kurva indiferen dari titik O (origin) mengindikasikan bahwa
kesejahteraan meningkat.
2) Kurva indiferen dengan PPC increasing cost (biaya menaik)
Analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) dengan IC dan PPC
increasing cost dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan, yaitu; (a) PPC increasing
cost yang sama dan IC berbeda; (b) PPC increasing cost dengan IC yang sama; dan (3) PPC
Increasing cost dan IC yang berbeda.
Prinsip ketiga kemungkinan ini adalah sama, sehingga dalam kesempatan yang ini
akan dijelaskan adalah salah satu diantaranya, sedangkan dua kemungkinan lain merupakan
tugas Anda menganalisisnya. Yang akan dibahas adalah PPC increasing cost yang sama dan
IC yang berbeda. Persamaan PPC menunjukkan kesamaan faktor-faktor produksi serta teknik
produksi yang sama antar negara. Perbedaan pada kurva Indiferen disebabkan oleh perbedaan
dalam pendapatan, rasa atau preferensi konsumen di masing-masing negara. Analisis ini
dapat diilustrasikan dengan memperhatikan gambar berikut ini :
Keterangan:
X : barang X
Y : barang Y
PP : kurva kemungkinan Produksi
ICa : kurva indiferen negara A
ICb : kurva indiferen negara B
DTI : Dasar Tukar Internasional
Analisis perdagangan adalah sebagai berikut :
3. Sebelum perdagangan
Negara A
Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara A akan menghasilkan barang X
sebesar X1 dan menghasilkan barang Y sebesar Y1. Keseimbangan produksi dan konsumsi
negara A sebelum perdagangan akan terjadi di titik C, yaitu pada persinggungan PP dan ICa.
Negara B
45
Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara B akan menghasilkan barang X
sebesar sebesar X3 dan Y sebesar Y3. Keseimbangan produksi dan konsumsi tercapai di titik
E, yaitu persinggungan antara PP dan ICb.
4. Setelah perdagangan
Setelah kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan perdagangan, dan dasar
tukar Internasional yang terjadi adalah DTI maka : kedua negara akan berpoduksi pada titik
yang sama, yaitu dititik A, yaitu menghasilkan barang X sebesar X5 dan barang Y
sebesar dan barang Y sebesar Y5. Manfaat perdagangan (gain from trade) internasional
dapat dilihat dari peningkatan kesehteraan yang dicerminkan oleh pergeseran kurva indiferen
masing-masing negara (kurva IC negara A bergeser dari ICa menjadi ICa’ dan kurva IC
negara B bergeser dari ICb menjadi ICb’ ).
Negara A akan mengkonsumsi dititik B, yaitu mengkonsumsi X sebesar X2 dan Y
sebesar Y2 pada kurva Ica’ , kekurangan barang Y akan dipenuhi dengan melakukan impor
(sebesar Y2Y4), sedangkan kelebihan produksi X akan diekspor (sebesar X2X5) Sedangkan
negara B akan mengkonsumsi di titik D, yaitu mengkonsumsi X sebesar X4 dan Y sebesar
Y4. Kelebihan produksi barang Y akan diekspor (sebesar Y5Y4), dan Kekurangan barang X
akan dipenuhi dengan mengimpor (sebesar X5X4).
Dengan demikian perdagangan internasional akan dapat meningkatkan kesejahteraan
dimasing-masing negara. Dari gambar diatas kita hanya ada menganggap dua negara yang
berdagang, yaitu negara A dan negara B. Ekspor bagi negara A merupakan impor bagi
negara B, demikian sebaliknya. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada banyak negara.
Penggunaan grafik hanya terbatas pada dua negara saja, sedangkan untuk banyak barang dan
banyak negara dapat dillakukan analisis secara matematis, seperti penggunaan persamaan
simultan dan sebagainya.
C. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan
Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara
untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai
kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat
dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor
produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada
akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola
46
perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi
adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar
internasional.Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori
Offer Curve.
47
BAB 5
KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL
KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi
pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional.
Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi
kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh
terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan
moneter dan fiskal.
Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah tindakan
atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan
dan pembayaran internasional.
 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening
yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional,
khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap
impor, bilateral trade agreement dll.
Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah terhadap
rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang berupa
pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas
devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang
berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk
membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
 Tujuan Kebijakan Internasional
1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain baik
pengaruh ekonomi, politik dan militer.
48
2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu akan
memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi produksi dan
meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan
perdagangan internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll
dihilangkan atau dikurangi. .
3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk
melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan
melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena
dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan barang-barang
impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota,
larangan impor, subsidi, dan dumping.
4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP); negara
yang memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah mengambil
kebijkan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem
dalam Neraca Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta
asing/devisa sedikit memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi
internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange control) tidak hanya lalu
lintas barang dan jasa tetapi juga modal.
5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini
pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:
 Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan (Infant
Industries).
 Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong impor
barang barang yang esensial.
 Mendorong ekspor dll.
 MACAM-MACAM RESTRIKSI DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
o Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati
batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi
terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan
tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh
49
pendapatan Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah
jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.
Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri dalam
negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor yang terkena
tarif.
1. Tarif digolongkan menjadi:
 Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang
diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari
custom areasuatu Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana
barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini
biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah
merupakan keharusan. Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara.
Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area lebih sempit daripada batas
wilayah suatu Negara.
 Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai
tujuan akhirnya adalah Negara lain.
 Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara
tersebut sebagai tujuan terakhir.
1. Pembedaan tariff menurut jenisnya
 Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase
dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
 Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik
daripada barang.
 Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi
antara specific dan ad valorem.
50
1. System tarif:
 Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya
ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau
tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional
tariff.
 Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif.
Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka
namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan sebagian
conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and conventional form”.
 Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs,
yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-negara bekas
jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama “preferential
system”.
1. Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian
suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut
adalah:
 efek terhadap harga (price effect)
 efek terhadap konsumsi (consumption effect)
 efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
 efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
1. Effective rate of protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap
bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke
atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat
51
dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh produsen yang
memproses barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu
dikenakan tariff, maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin
tinggi.
1. Alasan pembebanan tariff
 Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
 Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui
pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa
untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian
daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu
mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan
Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap
barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih
effective.
 Infant-industri
Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta
belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tariff
terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri
yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam
negeri sudah kuat, tariff dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja
kurang efisien dibawah perlindungan tariff.
 Diversifikasi
Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan
mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia
goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang, sehingga
dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang
52
yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis
produk mungkin dapat diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.
 Employment
Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam
negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini
pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja.
 Anti dumping
Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam negeri.
 Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan
 To Keep Money at Home
Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara tersebut
memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli barang
produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan pembebanan
tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar
negeri.
 The Low-wage
Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang tingkat
upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah
berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk melindungi para pekerja yang
upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat
upahnya tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang
tingkat upahnya rendah.
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam negeri.
Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula
kenaikan kegiatan ekonomi.
 Home market
53
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam
negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula
kenaikan kegiatan ekonomi.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian
suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif tersebut. Pengenaan tarif
terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis
yang dihasilkan di dalam negeri.
Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut :
Keterangan :
OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff
OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam
OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri
Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri
PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor
OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor
Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga
barang-barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri meningkat Q1Q2.
Karena harga barang impor yang mahal, konsumen mengurangi konsumsinya sebesar QO4.
Luas segi empat GHIJ merupakan penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor.
 Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang
yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan
dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang
dibatasi.
1. Kuota Impor
54
Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :
 Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri
oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.
 Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan
berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.
 Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu
jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang
tinggi.
 Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan
proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi
bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri.
Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut
berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. Jika
digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor
Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor
OP : harga barang sebelum ada kuota impor
Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota
OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor
Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya kuota.
1. Kuota Ekspor
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL
EKONOMI INTERNASIONAL

More Related Content

What's hot

Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalAnisa Emas
 
Tugas resume uts
Tugas resume utsTugas resume uts
Tugas resume utsPutriUniba
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalNiaKusnia
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalnova santi
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalNurmalaSari52
 
Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1Wahyu Putri
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi InternasionalWarsih acih
 
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Ikmall Aziiezz
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilamielasieuzzumaki
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSAnggi Ferdianza
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiirmayanti39
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1Rahmi Putrhii II
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasionalNenta1005
 
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)SuryadiSurya3
 
Modul perdagangan internasional
Modul perdagangan internasionalModul perdagangan internasional
Modul perdagangan internasionalKasmadi Rais
 

What's hot (19)

Resume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasionalResume uts ekonomi internasional
Resume uts ekonomi internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas resume uts
Tugas resume utsTugas resume uts
Tugas resume uts
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1Perdangangan internas 1
Perdangangan internas 1
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
 
Resume I
Resume IResume I
Resume I
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamila
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTS
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayanti
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1resume ekonomi internasional 1
resume ekonomi internasional 1
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
Resume 1 ekonomi internasional (UTS)
 
Modul perdagangan internasional
Modul perdagangan internasionalModul perdagangan internasional
Modul perdagangan internasional
 

Similar to EKONOMI INTERNASIONAL

Ekonomi internasional resume
Ekonomi internasional resumeEkonomi internasional resume
Ekonomi internasional resumeDamayYanti
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Universitas Bina Bangsa
 
Perdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptxPerdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptxFardanFaliq
 
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...fya classic
 
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tamara Aisa
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...febrysaragih
 
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)endah dwis
 
HUBUNGAN EKONOMI ANTAR NEGARA, PENANAMAN MODAL DAN HUTANG PIUTANG LUAR NEGERI...
HUBUNGAN EKONOMI ANTAR NEGARA, PENANAMAN MODAL DAN HUTANG PIUTANG LUAR NEGERI...HUBUNGAN EKONOMI ANTAR NEGARA, PENANAMAN MODAL DAN HUTANG PIUTANG LUAR NEGERI...
HUBUNGAN EKONOMI ANTAR NEGARA, PENANAMAN MODAL DAN HUTANG PIUTANG LUAR NEGERI...HaikalSamudra
 
Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalYulinar Gitaningrum
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasionalyeniok11
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Vera Handayani
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalprayudawibowo
 
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,MahendraConan
 

Similar to EKONOMI INTERNASIONAL (17)

Ekonomi internasional resume
Ekonomi internasional resumeEkonomi internasional resume
Ekonomi internasional resume
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
 
Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1
 
Perdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptxPerdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptx
 
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
 
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
 
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
makalah kebijakan perdagangan internasional (Manajemen Pemasaran)
 
HUBUNGAN EKONOMI ANTAR NEGARA, PENANAMAN MODAL DAN HUTANG PIUTANG LUAR NEGERI...
HUBUNGAN EKONOMI ANTAR NEGARA, PENANAMAN MODAL DAN HUTANG PIUTANG LUAR NEGERI...HUBUNGAN EKONOMI ANTAR NEGARA, PENANAMAN MODAL DAN HUTANG PIUTANG LUAR NEGERI...
HUBUNGAN EKONOMI ANTAR NEGARA, PENANAMAN MODAL DAN HUTANG PIUTANG LUAR NEGERI...
 
Resume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi InternasionalResume UTS Ekonomi Internasional
Resume UTS Ekonomi Internasional
 
Makalah tugas 1
Makalah tugas 1Makalah tugas 1
Makalah tugas 1
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
 
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
Tugas 1 Ekonomi Internasional - Vera Handayani - 11150546
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP  1.3,
Ekonomi international uniba linda handayani /6K-MKP 1.3,
 
PERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptx
PERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptxPERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptx
PERTEMUAN I . PENGERTIAN EKO INT.pptx
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

EKONOMI INTERNASIONAL

  • 1. 1 EKONOMI INTERNASIONAL Nama : Rosawati Kelas : 6L - Mkp Hari : Selasa Ruangan : C.1.4 Dosen : Ade Fauji, SE, MM
  • 2. 2 BAB 1 RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL A. Pengertian Ekonomi internasional Adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan antara negara- negara di dunia, baik dari segi perdagangan internasional maupun pasar kredit internasional. Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Sebagai bagian dari ilmu ekonomi maka permasalahan pokok yang dihadapi dalam Ekonomi Internasional sama dengan ilmu ekonomi, yaitu masalah kelangkaan Produk, dan masalah pilihan produk, yang diartikan produk adalah barang dan jasa serta ide yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia. Masalah kelangkaan dan pilihan produk barang (barang dan jasa serta ide) muncul karena adanya permintaan dan penawaran akan kebutuhan dan keinginan yang sifatnya tidak terbatas dan keinginan yang sifatnya tidak terbatas dan permintaan serta penawaran sumber daya (resources). Permasalahan ekonomi tersebut dapat bersifat internasional karena adanya permintaan dan penawaran yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu:  Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer teknlogi.  Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana adanya perusahaan Multi Nasional.  Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal. Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional sangat pnting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah globalisasi. B. Tujuan Ekonomi International
  • 3. 3 Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll C. Kerjasama Ekonomi Internasional Perdagangan internasional dapat terjadi karena setiap negara tidak bisa hidup sendiri, sehingga setiap negara akan menjalin kerja sama dengan cara tukar-menukar barang produksi. Perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk kerja sama ekonomi antarnegara. Setiap negara di dunia semakin sadar akan perlunya kerja sama antarbangsa, tidak hanya terbatas pada perdagangan saja, akan tetapi meluas pada usaha-usaha untuk ikut aktif dalam pembangunan ekonomi. Atas kesadaran tersebut, maka banyak muncul bermacam-macam lembaga kerja sama ekonomi baik dalam bentuk bilateral regional, maupun internasional. D. Pengertian perdagangan internasional Untuk mengetahui pengertian perdagangan internasional tidaklah terlalu sulit bagi kita, karena kata perdagangan mempunyai arti kegiatan tukar menukar atau transaksi antara dua pihak atau lebih. Jadi perdagangan internasional adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan penukaran barang dan jasa antar satu negara dengan negara lainnya. Pelaku ekonomi yang menjual barang ke luar negeri adalah EXPORTIR sedangkan untuk yang memasukkan barang ke dalam negeri di sebut IMPORTIR, pelaku-pelaku kegiatan perdagangan internasional sering di kerjakan perorangan, dan badan-badan milik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). E. Faktor-faktor yang mendorong perdagangan internasional Kegiatan impor maupun ekspor semakin hari semakin digalakan oleh masing-masing negara di dunia, hal ini menunjukan bahwa perdagangan internasional semakin penting bagi setiap negara. Ada beberapa faktor yang mendorong perdagangan internasional antara lain :
  • 4. 4  Keinginan suatu bangsa untuk mengadakan perdagangan dengan bangsa lain, hal ini dapat kelihatan melalui kegiatan ekonomi setiap negara dalam mempersiapkan diri untuk menerima wisatawan manca negara.  Keinginan memperoleh keuntungan (devisa) untuk meningkatkan penerimaan negara, yang nampak melalui kegiatan promosi, di indonesia sendiri kegiatan ini di lakukan oleh BPEN bersama pihak swasta.  Adanya kelebihan produksi suatu barang di dalam negeri mendorong bangsa untuk menjual kelebihan produk ke luar negeri.  Pemenuhan kebutuhan nasional, karena tidak semua barang kebutuhan suatu negara dapat di penuhi dengan produk didalam negeri.Untuk memnuhi kebutuhan dapat diatasi dengan mengimpor dari negeri lain.  Keanekaragaman Kondisi Produksi Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar dalam memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri.  Perbedaan Selera Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia meningkat.  Perbedaan ongkos produksi, untuk memproduksi barang tertentu antar satu negara dengan negara-negara lain. F. Manfaat perdagangan internasional Setiap negara yang melakukan perdagangan internasional selalu ingin memperoleh manfaat bagi ekonomi nasionalnya, manfaat itu meliputi : a. Sektor Rill 1) Sektor konsumsi
  • 5. 5 Dengan adanya perdagangan internasional masyarakat bisa berkonsumsi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum adanya perdagangan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa perdagangan dapat meningkatkan pendapatan rill masyarakat. 2) Sektor produksi Perdagangan luar negeri mempunyai empat pengaruh yang kompleks terhadap sektor produksi, yang sifat positifnya dapat meningkatkan pendapatan rill masyarkat, secara umum keempat sektor tersebut adalah: a) Spesialisasi produksi b) Kenaikan investasi surplus c) Vent for surplus (daerah pasar yang baru) d) Kenaikan produktivitas e) Sektor distribusi pendapatan Distribusi pendapatan yang merata dapat meningkatkan pendapatan rill masyarakat, demikian pandangan Neo klasik. menurut mereka hubungan luar negeri mempengaruhi distribusi pendapatan melalui dua saluran utama, yaitu saluran pandangan dan saluran aliran modal. b. Sektor Moneter Sektor moneter adalah kegiatan yang dapat mempengaruhi posisi keuangan suatu negara, meliputi : 1) Perolehan devisa, baik dari hasil perdagangan maupun non perdagangan 2) Menghindarkan krisis ekonomi, karena kelebihan dan kekeringan produksi dapat di atasi dengan perdagangan internasional. 3) Kerjasama di antar negara. G. Kebaikan dan keburukan perdagangan internasional
  • 6. 6 Perdagangan internasional dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Adapun kebaikan-kebaikan perdagangan internasional, yaitu dapat menguntungkan berbagai pihak antara lain:  Negara yang berproduksi melebihi kebutuhan dalam negeri dapat menjualnya (ekspor) dan dari hasil ekspor tersebut dapat digunakan untuk mengimpor kebutuhan- kebutuhan lainnya.  Negara yang berproduksi kurang atau tidak memproduksi sama sekali produk tertentu dapat memperolehnya dari negara lain dengan jalan mengimpor.  Perdagangan luar negeri dapat mempererat persahabatan bangsa.  Perdagangan luar negeri dapat memacu pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.  Melalui perdagangan luar negeri dapat terjadi alih teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Disamping beberapa kebaikan di atas terdapat pula beberapa dampak negatif dari perdagangan internasional. Dampak negatif tersebut antara lain :  Perdagangan internasional dapat menyebabkan suatu negara menjadi ketergantungan kepada negara lain.  Negara maju dapat mendominasi perekonomian negara berkembang.  Perdagangan internasional dapat menjadi jalur kegiatan mata-mata (spionase).  Perdagangan internasional dapat menjadi saluran penetrasi kebudayaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi kebudayaan nasional suatu negara.  Perdagangan internasional dapat menimbulkan infiltrasi politik, sehingga dapat mempengaruhi politik dan ideologi suatu bangsa. Untuk menghindari akibat buruk dari kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan negara lain, maka setiap bangsa harus selau waspada dan hati-hati, bagi bangsa indonesia sifat kehati-hatian itu telah dilakukan dengan membekali bangsa ini dengan pandangan hidup yaitu, pacasila, UUD 1945, P 4, wawasan nusantara dan upaya-upaya pembinaan kebudayaan nasional. H. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perdagangan internasional
  • 7. 7 Setiap negara menetapkan kebijaksanaan tertentu untuk melindungi dan mewujudkan perdagangan dalam dan luar negerinya. Kebijaksanaan yang banyak diberlakukan dibeberapa negara, antara lain : a. Politik Proteksi Politik Proteksi merupakan kebijaksanaan yang diambil suatu negara dalam bidang perdagangan guna memajukan dan melindungi perdagangan industri dalam negeri. politik proteksi dilakukan dalam beberapa bentuk kebijaksanaan, seperti :  larangan impor komoditi tertentu,  larangan ekspor komoditi tertentu,  melakukan pungutan pajak impor/pajak ekspor,  menetapkan kuota impor/ekspor,yaitu pembatasan jumlah barang yang boleh di impor/di ekspor dari dan ke negara tertentu.  Pengawasan devisa, yaitu dilakukan oleh bank sentral terhadap pembayaran impor atau penggunaan devisa. b. Politik Perdagangan Bebas Dalam kebijaksanaan politik perdagangan bebas, pemerintah tidak mengenakan tarif bea masuk bagi barang yang diimpor. Secara umum perdagangan bebas dapat diartikan, bahwa pemerintah tidak ikut mencampur tangan mempengaruhi pembentukan harga pasar, sebab harga pasar tergantung pada permintaan dan penawaran. c. Politik Dumping Guna memajukan produksi dalam negeri, maka ada negara tertentu melaksanakan kebijaksanaan dumping. Kebijaksanaan dumping adalah suatu bentuk kebijaksanaan perdagangan luar negeri dengan cara menjual keluar negeri (ekspor) dengan harga yang lebih murah dari harga di dalam negeri. Tujuan yang akan dicapai dengan kebijaksanaan perdagangan luar negeri dengan cara menjual keluar negeri (ekspor) dengan harga yang lebih murah dari pada harga didalam negeri. Tujuan yang akan dicapai dengan kebijaksanaan dumping adalah merebut pasar diluar negeri.
  • 8. 8 Kebijaksanaan dumping dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, antara lain: a. Melalui penetapan tarif Dengan harga dumping, maka harga ekspor barang diluar negeri menjadi lebih murah dari harga yang ditawarkan oleh negara lain untuk produk yang sejenis. Dengan demikian pesanan dari luar negeri akan meningkat, tujuan akhir dari kebijaksanaan dumping adalah memajukan ekspor, meningkatkan cadangan devisa, dan memajukan produksi dalam negeri. b. Memberikan premi Kebijaksanaan premi dilakukan dalam bentuk memberikan hadiah/potongan harga (premi) kepada pembeli luar negeri yang bersedia mengikat kontrak pembelian. Contoh : Tarif umum untuk komoditi tertentu adalah $ 18,- perunit, guna menarik pembeli sebanyak mungkin, maka kepada setiap pembeli di berikan potongan harga premi 5 % per unit. Jadi, harga jual sama dengan negara lai, tetapi kepada pembeli diberikan premi. c. Memberikan subsidi Cara dumping adalah memberikan subsidi kepada eksportir. Contoh : Untuk modal kredit umum, bank pemerintah menetapkan suku bunga pinjaman 18 % per tahun, berarti bank pemerintah memberikan subsidi kepada eksportir berupa keringanan bunga pinjaman sebesar 10 % per tahun. I. Landasan teori Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh David Ricardo yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya berlaku antara dua negara yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua negara tersebut hanya beredar uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara
  • 9. 9 memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Ekspor dan impor Salah satu kegiatan ekonomi yang ada di Indonesia adalah ekspor dan impor. Kegiatan ekspor dan impor yang terjadi di Indonesia memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perekonomian negara. Sebelum membahas tentang ekspor dan impor di Indonesia, ada baiknya bila terlebih dahulu membahas tentang pengertian dari ekspor dan impor itu sendiri. A. Pengertian ekspor Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional. Kegiatan ekspor terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : a. Ekspor langsung Ekspor langsung adalah cara menjual barang atau jasa melalui perantara/eksportir yang bertempat di negara lain atau negara tujuan ekspor. Penjualan dilakukan melalui distributor dan perwakilan penjualan perusahaan. Keuntungannya, produksi terpusat di negara asal dan kontrol terhadap distribusi lebih baik. Kelemahannya, biaya transportasi lebih tinggi untuk produk dalam skala besar dan adanya hambatan perdagangan serta Proteksionisme. b. Ekspor tidak langsung Ekspor tidak langsung adalah teknik dimana barang dijual melalui perantara/eksportir negara asal kemudian dijual oleh perantara tersebut. Melalui, perusahaan manajemen ekspor (export management companies) dan perusahaan pengekspor (export trading companies). Kelebihannya, sumber daya produksi terkonsentrasi dan tidak perlu menangani ekspor secara langsung. Kelemahannya, kontrol terhadap distribusi kurang dan pengetahuan terhadap
  • 10. 10 operasi di negara lain kurang. Umumnya, industri jasa menggunakan ekspor langsung sedangkan industri manufaktur menggunakan keduanya. B. Pengertian impor Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor merupakan bagian penting dari perdagangan internasional. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut Ekspor, sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor, kegiatan demikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan masuknya uang asing kenegara kita dapat digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar negeri.Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat. C. Produk ekspor dan impor dari negara Indonesia Secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang migas dan barang non migas. Barang migas atau minyak bumi dan gas adalah barang tambang yang berupa minyak bumi dan gas. Barang non migas adalah barang-barang yangukan berupa minyak bumi dan gas,seperti hasil perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan dan hasil pertambangan yang bukan berupa minyak bumi dan gas. 1. Produk ekspor Indonesia Produk ekspor Indonesia meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil perikanan, hasil pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa.  Hasil Pertanian
  • 11. 11  Contoh karet, kopi kelapa sawit, cengkeh,teh,lada,kina,tembakau dan cokelat.  Hasil Hutan  Contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel.  Hasil Perikanan  Hasil perikanan yang banyak di ekspor merupakan hasil dari laut. produk ekspor hasil perikanan, antara lain ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng.  Hasil Pertambangan  Contoh barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan emas.  Hasil Industri  Contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.  Jasa Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke malaysia dan negara-negara timur tengah. 2. Produk impor Indonesia Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan penolong serta bahan modal. Barang-barang konsumsi merupakan barang-barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,seperti makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging. bahan baku dan bahan penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan- bahan kimia, obat-obatan dan kendaraan bermotor. Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat. Produk impor indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain, beras, terigu, kacang kedelai dan buah-buahan. produk impor indonesia yang berupa hasil peternakan antara lain daging dan susu. Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lan adalah minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa barng industri antara lain adalah barang- barang elektronik, bahan kimia, kendaraan. dalam bidang jasa indonesia mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri.
  • 12. 12 D. Kegiatan pertukaran barang dan jasa antara Indonesia dan luar negeri Secara umum pertukaran barang dan jasa antara satu negara dengan negara lain dilakukan dalam bentuk kerjasama antar lain: a. Kerjasama Bilateral Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara dalam pertukaran barang dan jasa. Contoh : Kerjasama bilateral Indonesia - Australia di bidang Pertanian khususnya sector peternakan telah berlangsung dalam waktu yang lama. Australia telah membantu Indonesia lebih dari 20 tahun untuk memberantas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dan kini Indonesia termasuk negara yang bebas PMK dan diakui secara internasional. Australia juga telah membantu Indonesia membangun Balai Penelitian Peternakan di Ciawi - Bogor. Kerjasama di bidang pertanian antara Indonesia dan Australia diwadahi dalam suatu Working Group yaitu WGAFC. Pada pelaksanaan Sidang WGAFC XI di Melbourne, Ketua WGAFC Australia dipimpin Dr. Paul Morris, Executive Manager of Market Access and Biosecurity-AFFA, sedangkan Ketua WGAFC XI Indonesia adalah Dr. Delima Hasri Azahari. Struktur organisasi WGAFC terdiri dari 4 Task Force yaitu (1) Task Force on Crops and Plant Products, (2) Task Force on Agribusiness and Support System, (3) Task Force on Livestock and Animal Products, (4) Quarantine Consultation. b. Kerjasama regional Kerjasama regional adalah kerjasama yang dilakukan dua negara atau lebih yang berada dalam satu kawasan atau wilayah tertentu. Contoh : Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerja sama ekonomi Lingkar Pasifik yang didirikan di Canberra, Australia pada tahun 1989. APEC saat ini beranggotakan 21 Ekonomi, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Cili, China, Hong Kong-China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Filipina, Papua New Guinea, Rusia, Singapura, Thailand, China Taipei, Amerika Serikat, dan Vietnam. Sebagai salah satu forum kerja sama ekonomi utama di kawasan, APEC bertujuan untuk mencapai Bogor Goals, yaitu terciptanya liberalisasi perdagangan dan investasi di
  • 13. 13 kawasan Asia Pasifik sebelum tahun 2010 untuk anggota Ekonomi Maju dan sebelum tahun 2020 untuk anggota Ekonomi Berkembang. Dalam mencapai Bogor Goals, APEC melandaskan kerjasama yang dibangun pada tiga pilar, yaitu liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi bisnis, dan kerjasama ekonomi dan teknik (ECOTECH). Kerja sama di forum APEC dibangun atas dasar konsensus seluruh anggotanya dan bersifat tidak mengikat (non-legally binding). Komitmen bersama yang disepakati dalam APEC tersebut diwujudkan secara concerted unilateralism atau berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kesiapan kapasitas masing-masing anggota. c. Kerjasama multilateral Kerjasama multilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh lebih dua negara yang dilakukan dari seluruh dunia. Contoh : Mengintensifkan diplomasi untuk pembentukan norma-norma internasional bagi produk-produk budaya, yang telah diawali dengan perjuangan untuk memasukan Batik sebagai World Intangible Heritage di UNESCO. Perjuangan diplomasi ke depan akan meliputi bidang akses dan pembagian keuntungan (access and benefit sharing) di berbagai fora, termasuk WIPO melalui Genetic Resources, Traditional Knowledge, and Folklore (GRTKF), WHO (untuk virus sharing), FAO, Convention on Biodiversity, dan WTO. E. Manfaat kegiatan ekspor dan impor Berikut ini manfaat dari kegiatan ekspor dan impor antara lain : a. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat b. Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa c. Meningkatkan perekonomian rakyat d. Mendorong berkembangnya kegiatan industri F. Landasan teori Banyak teori yang mendasari perdagangan ekspor impor ini. Ada Teori klasik, Merkantilis. Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu
  • 14. 14 negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Ada juga teori Adam Smith yang berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut. Ada Teori Modern seperti John Stuart Mill dan David Ricardo. Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar). Pembayaran internasional Hubungan kerja sama perdagangan dengan negara lain menimbulkan utang piutang atau hak dan kewajiban antara negara. Utang merupakan kewajiban yang harus dibayar kepada negara lain, sedangkan piutang merupakan hak yang akan diterima negara lain. Bila kita mengimpor barang dari negara lain, kita mempunyai kewajiban membayar barang itu. Sebaliknya bila kita melakukan pinjaman modal ke negara lain, berarti kita mempunyai kewajiban untuk membayar cicilan serta bunganya. Demikian juga apabila kita mengekspor dan memberi pinjaman modal berarti kita mempunyai tagihan ke negara lain itu yang disebut devisa. Devisa dapat dipergunakan untuk membayar kewajiban ke luar negeri. A. Cara pembayaran keluar negeri Untuk melakukan pembayaran keluar negeri dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan : a. Mengirim emas murni (emas batang) b. Mengirim barang (barter) c. Cara transfer, yaitu pembayaran melalui Bank
  • 15. 15 d. Mengirim wesel e. Membuka L/C (letter of crediet) melalui Bank Setelah dokumen persetujuan jual beli disepakati, maka prosedur selanjutnya sebagai berikut :  Eksportir mengirimkan barang via maskapai pelayaran  Kopi dokumen pengiriman barang dikirimkan ke importir  Setelah dokumen barang dilengkapi termasuk dokumen dari maskapai pelayaran, maka eksportir menyerahkan dokumen tersebut kepada Bank B, dan pada saat itu juga eksportir menulis surat wesel (menarik wesel). Eksportir dapat menerima pembayaran tunai dari Bank B atas penyerahan wesel itu dalam valuta asing  Bank B mengirim wesel tersebut kepada Bank A. Atas pengiriman wesel tersebut Bank B mendebit rekening Bank A senilai harga wesel. Setelah menerima wesel tersebut Bank A mengkredit rekening Bank B senilai harga wesel itu dalam valuta asing  Selanjutnya Bank A menagih nilai wesel tersebut dalam valuta rupiah kepada importir. Apabila importir mempunyai rekening di Bank A, maka secara otomatis Bank A mendebit rekening importir senilai wesel tersebut setelah dikurs dengan rupiah. Prosedur pembayaran dengan L/C Pembayaran dengan sistem L/C adalah pembayaran keluar negeri dengan menggunakan fasilitas kredit bank. Jadi bank langganan yang bertanggung jawab atas pembayaran keluar negeri. Dengan kata lain importir mendapat kredit dari bank sejumlah kewajiban untuk pembayaran harga barang yang diimpor tersebut  Keterangan :  Setelah dokumen persetujuan jual-beli disahkan/lengkap, maka importir menghubungi Bank A ( importir adalah nasabah Bank A ) untuk membuka L/C  Atas pembukaan L/C tersebut Bank A memberitahukan kepada Bank B agar membayar harga barang yang dipesan importir kepada eksportir, apabila barang yang dipesan sudah dikirimkan ( dikapalkan ). ( Bank A mempunyai saldo rekening di Bank B )
  • 16. 16  Setelah menerima pemberitahuan dari Bank A, kemudian Bank B menghubungi eksportir agar segera mengirim barang yang dipesan oleh importir  Setelah barang dikirimkan (dikapalkan), eksportir memberitahukan kepada importir (mengirimkan kopi dokumen pengiriman barang) dan selanjutnya menghubungi Bank B menyerahkan dokumen asli serta minta pembayaran. Atas penyerahan dokumen tersebut, Bank B membayar dalam valuta asing kepada eksportir  e. Atas pembayaran itu, selanjutnya Bank B memberitahukan Bank A, serta langsung mendebit rekening Bank A sebesar harga barang tersebut dalm valuta asing  f. Setelah menerima pemberitahuan dari Bank B, maka Bank A langsung mengkredit rekening Bank B dalam valuta asing. Selanjutnya Bank A mendapat pembayaran dari importir dalam valuta rupiah sesuai dengan nilai kurs yang berlaku saat itu. B. Alat pembayaran luar negeri Alat pembayaran luar negeri disebut devisa. Pada dasarnya devisa diperoleh apabila suatu negara :  Melakukan ekspor  Mendapat pinjaman dari luar negeri, seperti pinjaman dari CGI  Mendapat bantuan dari luar negeri berupa bantuan program, seperti bantuan dari UNICEF, FAO, UNDP, IMF dan lembaga-lembaga PBB lainnya  Mendapat hibah, seperti GRAND, atau hibah dari lembaga-lembaga sosial seperti Palang Merah Internasional, dan sebagainya. Alat pembayaran luar negeri berupa valuta asing ( mata uang asing ) yang bersifat convertible ( convertible money = uang yang laku di berbagai negara ), seperti : Dollar Amerika Serikat, Foundsterling Inggris, Mark Jerman dan Yen Jepang. Alat pembayaran luar negeri yaitu terdiri atas : a. Wesel luar negeri b. Telegrafic transfer c. Letter Of Credit ( L/C )
  • 17. 17 d. Emas murni ( emas batangan ) C. Sistem kurs valuta asing Kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya ( Paul R Krugman dan Maurice : 1994 ). Kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut ( Nopirin : 1996 ). Kurs atau nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya ( Salvator : 1997 ). Kurs valuta asing adalah pebandingan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing atau dapat juga disebut sebagai harga yang dibayarkan untuk satu unit mata uang asing, contohnya untuk mendapat uang US $ 1 harus membayar sejumlah Rp. 2.270, artinya kurs rupiah terhadap Dollar USA adalah Rp. 2.270 berbanding US $ 1, dari contoh tadi dapat disimpulkan bahwa kurs dipakai untuk memudahkan (mentransfer) nilai mata uang dalam negeri ke dalam nilai mata uang asing. Uang asing diperdagangkan di pasar valuta asing yang disebut bursa valuta asing. Bursa valuta berperan penting dalam perdagangan internasional, sebab bursa valuta asing berfungsi sebagai berikut : a. Mentransfer daya beli mata uang, misalnya daya beli rupah menjadi daya beli Yen (mata uang Jepang) b. Menyediakan kredit bagi perdagangan internasional serta memperlancar perdagangan internasional c. Memberikan fasilitas-fasilitas pembatasan risiko valuta asing (hedging) Karena valuta asing sebagai barang dagangan, maka tidak heran jika nilainya sangat dipegaruhi oleh permintaan dan penawaran. Semakin tinggi kurs valuta asing berarti kedudukan mata uang itu semakin kuat di dunia internasional. Sebaliknya jika kurs mata uang turun, bearti keudukan mata uang itu semakin lemah dan mata uang dalam negeri semaki menguat. Kurs valuta asing ada beberapa macam, yaitu :
  • 18. 18  Kurs tetap  Yaitu nilai tetap valuta asing yang ditetapkan oleh Bank Sentral.  Kurs bebas  Disebut juga kurs ngambang, artinya nilai tukar valuta asing tidak ditetapkan Bank Sentral, tetapi ditetapkan oleh nilai pasar, yaitu nilai yang terjadi karena permintaan dan penawaran valuta asing  Kurs yang distabilkan  Yaitu perubahan nilai tukar baru valuta asing yang ditetapkan oleh Bank Sentral. Kurs distabilkan karena pemerintah melakukan devaluasi atau revaluasi. Devaluasi artinya penurunan nilai uang dalam negeri terhadap emas dan valuta asing yang dilakukan secara drastis oleh pemerintah. Sedangkan revaluasi adalah kebalikan dari devaluasi. D. Jenis-jenis L/C a. Clean L/C Yaitu penarikan wesel atau penerimaan uang dari L/C tidak mensyaratkan penyerahan dokumen apapun, bahkan pengambilan uang dari L/C itu dapat dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa b. Documentary L/C Yaitu penarikan wesel atau penerimaan uang dari L/C harus dilengkapi dengan dokumen yang diisyaratkan dalam L/C tersebut. Dokumen yang dimaksud biasanya adalah dokumen pengapalan atau shiping documents (Bill of Lading) c. Red Clause L/C Yaitu memberi hak kepada eksportir untuk menarik sebagian dari jumlah L/C yang tersedia dengan penyerahan kuitansi biasa, atau dengan penarikan wesel tanpa memerlukan dokumen-dokumen lainnya, sedangkan sisanya dilaksanakan seperti di dalam dokumen L/C d. Revolving L/C
  • 19. 19 Yaitu kredit yang tersedia dapat dipakai ulang tanpa mengadakan perubahan syarat khusus pada L/C tersebut. Pemakaian ulang kumulatif, artinya apabila dalam jangka waktu tertentu belum digunakan, maka jangka waktu berikutnya dapat ditambahkan e. Back to back L/C Adalah suatu L/C yang dibuka oleh eksportir I (penerima L/C) kepada eksportir II, dengan jaminan L/C yang diterima oleh eksportir I. Dalam hal ini biasanya eksportir I bukan pemilik barang f. Standby L/C Adalah suatu L/C yang dibuka untuk menjamin pelaksanaan suatu kontrak dan dapat dicairkan dengan mengajukan kepada Bank. Korespondennya suatu surat pernyataan bahwa pembuka kredit tidak memenuhi kontrak yang dibuatnya. Standby L/C biasa digunakan oleh Bank dimana peraturan pemerintahnya tidak memperbolehkan Banknya mengeluarkan Bank Garansi g. Usance L/C Adalah suatu L/C yang mewajibkan penerima L/C menarik wesel berjangka bukannya wesel unjuk. Dalam hal ini berarti eksportir memberi kredit jangka pendek kepada importir. Bila importir ingin mendapat uang tunai, maka dapat dilakukan dengan menjual wesel berjangka itu kepada Bank langganannya (Bank yang menyediakan Kredit Ekspor). E. Neraca pembayaran Neraca pembayaran adalah catatan sistematis mengenai semua transaksi ekonomi antar penduduk suatu negara dengan negsra-negara lain selama periode tertentu. Pengertian penduduk dalam hal ini meliputi perorangan (individu), perusahaan, badan hukum, badan pemerintah, atau siapa saja yang tempat tinggal utamanya di negara tersebut. Transaksi ekonomi berarti pertukaran niliai barang atau jasa ekonomi atau pengalihan kekayaan penduduk suatu negara ke negara lain.
  • 20. 20 Neraca pembayaran memiliki dua sisi, yaitu kredit dan debet. kredit adalah transaksi yang menimbulkan hak menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Sementara sisi debet adalah transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar kepada penduduk negara lain. Semua transaksi kredit masuk dalam neraca pembayaran dengan tanda positif (+). Sedangkan transaksi debet masuk dengan tanda negatif (-). Neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis mengenai transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lainnya dalam suatu periode tertentu. Transaksi tersebut diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran devisa serta perubahan neto cadangan devisa.alam Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) kebijak-sanaan neraca pembayaran senantiasa diarahkan pada tercapainya sasaran pembangunan bidang ekonomi. Yaitu seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993,yakni terciptanya perekonomian yang mandiri dan andal sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan, berdasarkan demokrasi ekonomi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dengan peningkatan kemakmuran rakyat yang makin merata, pertumbuhan yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang mantap, bercirikan industri yang kuat dan maju, pertanian yang tangguh, koperasi yang sehat dan kuat, serta perdagangan yang maju dengan sistem distribusi yang mantap, didorong oleh kemitraan usaha yang kukuh antara badan usaha koperasi, negara, dan swasta serta pendayagunaan sumber daya alam yang optimal. Semua itu didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, maju, produktif, dan profesional, iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dan terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
  • 21. 21 BAB 2 LANDASAN TEORI A. Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2000). Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak (Boediono, 2000). Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional. a. Teori Klasik 1. Merkantilis Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah Negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain.
  • 22. 22 Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. 2. Adam Smith Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut. Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain. Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori
  • 23. 23 nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari teori absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan. b. Teori Modern 1. John Stuart Mill dan David Ricardo Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh: Produksi 10 orang dalam 1 minggu Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya. Besarnya comparative advantage untuk Amerika, dalam produksi gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris atau = 3 : 1. Dalam produksi pakaian
  • 24. 24 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Di sini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1. Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of trade) ditentukan dengan batas-batas nilai tukar masing-masing barang di dalam negeri. Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkanberapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage. David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja: Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidakterdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang. Dari situ maka Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan .teori biaya reproduksi Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Selanjutnya David Ricardo menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal yang dipergunakan dalam produksi boleh dikatakan tetap besarnya dan hanya sedikit sekali perubahan.
  • 25. 25 Atas dasar nilai kerja, dibedakan di samping .harga alami. (natural price) ada pula .harga pasaran. (market price). Menurut aliran klasik (Adam Smith) .harga alami. akan terjadi bilamana masing-masing warga masyarakat memperoleh kebebasan pilihannya untuk membuat sesuatu produk tertentu yang menurutnya lebih menguntungkan dan menukarkannya bilamana dinilai baik olehnya. Hal ini sejalan dengan pandangan kaum physiokrat. Istilah .harga alami. (natural price) yang dikemukakan Smith adalah sama dengan istilah Cantillon .valeur intrinsique. (nilai intrinsik), Turgot .valeur fondamental. (harga pokok), Say .prix reel. (harga real), Ricardo primery/natural/necessary price. (harga pokok) dan Cairnes .normal price. (harga normal). .Harga pasaran. dapat berbeda dengan .harga alami. di mana akan menyesuaikan dengan keadaan penawaran dan permintaan atas barang yang bersangkutan. Demikian pula atas dasar pertimbangan tertentu, adanya peraturan pemerintah yang dapat menghalangi penyesuaian harga alami dengan harga pasaran. Tetapi bagaimanapun, harga alami akan menjadi acuan (pedoman) atas penetapan harga pasaran.Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh David Ricardo yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya berlaku antara dua negara yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua Negara tersebut hanya beredar uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Teori perdagangan telah mengubah dunia menuju globalisasi dengan lebih cepat. Kalau dahulu negara yang memiliki keunggulan absolut enggan untuk melakukan perdagangan, berkat .law of comparative costs. dari Ricardo, Inggris mulai kembali membuka perdagangannya dengan negara lain. Pemikiran kaum klasik telah mendorong diadakannya perjanjian perdagangan bebas antara beberapa negara. Teori comparative advantage telah berkembang menjadi dynamic comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam akan kalah dalam persaingan internasional. a. Cost Comparative Advantage (Labor efficiency)
  • 26. 26 Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage. Data Hipotesis Cost Comparative Indonesia memiliki keunggulan absolut dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua negara melalui spesialisasi jika negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor efficiency. Berdasarkan perbandingan Cost Comparative Advantage Efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula (atau hari kerja) daripada produksi 1 meter kain (hari bekerja) hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula. Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain (hari kerja) daripada produksi 1 Kg gula (hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain. Production Comperative Advantage (Labor productifity) Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang di mana Negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak produktif. Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan Cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor productivity. Kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari Negara tersebut memiliki perbedaan dalam Cost Comparative Advantage atau Production Comparative Advantage. Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi: Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, di mana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
  • 27. 27 2. Teori Heckscher-Ohlin (H-O) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:  Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.  Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:  Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau  proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.  Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.  Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.  Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.  Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
  • 28. 28 Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antarnegara (Salvatore, 2006). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai .The Proportional Factor Theory.. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya. Hipotesis Teori H-O Sebelum melakukan kritik terhadap teori H-O, di bawah ini akan dikemukakan hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain:  Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor di tiap negara turun.  Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.  Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua Negara cenderung sama demikian pula harga barang B di kedua negara cenderumg sama.  Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan Negara yang kaya Labor.  Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi. Sehingga Negara yang kaya
  • 29. 29 kapital maka ekspornya padat kapital dan impornya padat karya, sedangkan negara kaya labor ekspornya padat karya dan impornya padat kapital. Kelemahan Asumsi Teori H-O Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang valid:  Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam  memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering menggunakan teknologi yang berbeda.  Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model faktor endowment H-O.  Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas factor secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H-O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O.  Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak Negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor. Produk Domestik Bruto (PDB) PDB diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional ini mempunyai ukuran makro utama tentang kondisi suatu negara. Pada umumnya perbandingan kondisi antar negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya sebagai gambaran, Bank Dunia menentukan apakah suatu negara berada dalam kelompok negara maju atau berkembang melalui pengelompokan besarnya PDB, dan PDB suatu negara sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian (Herlambang, 2001). Menurut Samuelson (2002), PDB adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara dalam satu tahun. PDB mengukur nilai barang dan jasa yang di produksi di wilayah suatu negara tanpa membedakan kewarganegaraan pada suatu periode
  • 30. 30 waktu tertentu. Dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya tidak dimasukkan ke dalam PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia baik oleh warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA) yang ada di Indonesia tetapi tidak diikuti sertakan produk WNI di luar negeri (Herlambang, 2001). Sukirno (2002) mendefinisikan PDB sebagai nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing. Sedangkan Wijaya (1997) menyatakan bahwa PDB adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Secara umum PDB dapat diartikan sebagai nilai akhir barang-barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun). PDB Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan Pendapatan nasional dapat dihitung berdasarkan dua harga yang telah ditetapkan pasar.  PDB Harga Berlaku. Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang- barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu menurut/berdasarkan harga yang berlaku pada periode tersebut.  PDB Harga Konstan. Pendapatan nasional pada harga konstan adalah nilai barang- barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu, berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang dipakai dasar untuk dipergunakan seterusnya dalam menilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan pada periode/tahun berikutnya. Pendapatan nasional pada harga konstan = Pendapatan Nasional riil. Menurut Mulyono dalam Hanton (2002), Teori Konsumsi Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi (Dumairy, 2004).Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi kasual. Pertama dan terpenting, Keynes menduga bahwa kecenderungan
  • 31. 31 mengkonsumsimarginal (marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal merupakan rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi. Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin. Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting. Berdasarkan tiga dugaan ini, persamaan konsumsi Keynes sering ditulis sebagai berikut (Mankiw, 2003): C = a + bY, a > 0, 0 < b < 1 ................................................................ (2.1) Keterangan: C = konsumsi Y = pendapatan disposebel a = konstanta b = kecenderungan mengkonsumsi marginal Teori Pajak Teori klasik tentang sistem perpajakan yang baik dimulai sejak Adam Smith dalam bukunya .The Wealth of Nations. (Waluyo, 2006) yang menyatakan bahwa penungutan pajak hendaknya didasarkan pada: a. Equality Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak
  • 32. 32 menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingan dan manfaat yang diminta. b. Certainty Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran. c. Convenience Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak sebagai contoh pada saat wajib pajak memperoleh penghasilan. Sistem pemungutan ini disebut pay as you earn. d. Economy Secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak. Azas keadilan dalam sistem perpajakan telah banyak didiskusikan secara luas, dan hal ini merupakan bagian terpenting dalam mengevaluasi setiap pengajuan dalam pembuatan kebijakan perpajakan. Musgrave Laksana (2001) memberikan pandangan yang adil tentang distribusi beban pajak, beban administrasi dan pengaruh insentif pajak terhadap penerimaan pajak. Diantara keempat azas di atas, Musgrave juga menekankan pada tiga azas lainnya yaitu: azas netralitas (neutrality), azas perbaikan (reformation), dan azas kestabilan dan pertumbuhan (growth and stability). Di negara-negara yang sedang berkembang sebagian besar penerimaan pajaknya berasal dari pajak langsung dan pajak tak langsung. Menurut Nafziger (1990) dalam Yuzrat and Makhfatih (Nasution, 2003) menyebutkan bahwa proporsi PDB terhadap pajak langsung pada negara sedang berkembang lebih rendah daripada pajak langsung dari negara-negara maju. Hal ini dikarenakan pada negara-negara yang sedang berkembang lebih rendah golongan berpenghasilan tingginya. Dalam
  • 33. 33 perkembangannya akan terjadi proses pergeseran dari dominasi pajak tidak langsung menjadi pajak langsung sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi diiringi dengan peningkatan pendapatan perkapita penduduknya. Dalam jangka panjang peranan pajak langsung akan semakin penting seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan ditunjang pula dengan teknologi canggih menuju era globalisasi. Selain berfungsi sebagai pemerataan karena struktur tarifnya bersifat progresif, perkembangan hubungan internasional yang semakin maju kearah liberal dan global mengharuskan pemerintah untuk menurunkan tarif impornya dalam rangka peningkatan daya saing ekonomi domestic di ekonomi dunia. Konsekuensinya penerimaan pajak tidak langsung akan menjadi turun. Alternatifnya adalah memobilisasi penerimaan pajak yang bertumpu pada pajak langsung seperti pajak penghasilan.
  • 34. 34 BAB 3 TEORI KLASIK Pengertian Teori Klasik Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permulaan abad ke 19 yaitu dimasa revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan ekonomi. Pada waktu itu sistem liberal sedang merajalela dan menurut alairan klasik ekonomi liberal itu disebabkan oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Mula-mula kemajuan teknologi lebih cepat dari pertambahan jumlah penduduk, tetapi akhirnya terjadi sebaliknya dan perekonomian akan mengalami kemacetan. Menurut aliran ini bahwa meningkatnya tingkat keuntungan akan mendorong perkembangan investasi dan investasi akan menambah volume persediaan capital (capital stock). Keadaan ini akan memajukan tingkat teknologi dan memperbesar jumlah barang yang beredar sehingga tingkat upah naik, yang berarti meningkatnya tingkat kemakmuran penduduk. Tingkat kemakmuran akan mendorong bertambahnya jumlah penduduk sehingga mengakibatkan berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (law of diminishing return). Pandangan teori klasik menurut Adam Smith Pandangan teori klasik berkembang pada abad ke-18. Menurut Adam Smith bahwa logam mulia idak mungkin ditumpuk dengan surplus ekspor karena logam mulia akan mengalir dengan sendirinya melalui perdagangan internasional.Adam smith menginginkan tidak adanya campur tangan pemerintah dalam perdagangan bebas, karena perdagangan bebas aka membuat orang bekerja keras untuk kepentingan negaranya sendiri dan sekaligus mendorong terciptanya spesialisasi, maka suatu negara akan menghasilkan suatu produk yang memiliki keunggulan mutlak (absolut advantage). Dari teori tersebut dikemukakan bahwa suatu negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara ini memiliki keunggulan mutlak tersebut dan akan mengimpor barang bila tidak memiliki ketidakunggulan mutlak. Walaupun negara yang satu dengan yang lainnya (misalnya AS dan Kanada) sama-sama dapat menghasilkan dua jenis barang yang berbeda, tetapi salah satu dari dari kedua jenis barang tersebut harus dipilih oleh AS atau Kanada,
  • 35. 35 barang mana yag lebih yang lebih menguntungkan baginya untuk menghasilkan sendiri yang didasarkan atas keuntungan mutlak (absolut advantage). Contohnya, kalau Amerika Serikat dapat menghasilkan produk A 1000 unit dalam sehari, sedangkan Kanada hanya 800 unit, maka dikatakan Amerika Seikat mempunya keuntungan mutlak dalam menghasilkan produk A. Dilihat dari jam kerja kalau untuk barang B, Kanada dapat menghasilkan 20 unit dalam 1 jam sedangkan Amerika Serikat hanya 15 unit, maka kanada mempunya keuntungan mutlak dalam memproduksi produk B. Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut : a) Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak. b) Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang. Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain. Pandangan Adam Smith (1723-1790) atas konsep nilai dibedakan menjadi 2 yaitu nilai pemakaian dan nilai penukaran. Hal ini menimbulkan paradok nilai, yaitu barang yang mempunyai nilai pemakaian (nilai guna_ yang sangat tinggi, misalnya air dan udara, tetapi mempunyai nilai penukaran yang sangat rendah. Malahan boleh dikatakan tidak mempunyai nilai penukaran. Sedangkan di sisi lain barang yang nilai gunanya sedikit tetapi dapat memiliki nilai penukaran yang tinggi, seperti berlian. Hal ini baru diselesaikan oleh ajaran nilai subyektif.
  • 36. 36 Kelemahan teori Adam Smith Teori dam Smith ini juga memiliki kelemahannya juga, dikarenakan dalam perdagangan internasional akan terjadi keunggulan ansolute yang berbeda, dimana hanya ada satu negara yang memiliki keunggulan absolute untuk kedua jenis produk, maka tidak akan terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan. Masngudi (2006) menjelaskan bahwa teori keunggulan absolut dari Adam Smith mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut: 1. Teori keunggulan absolut tidak menjelaskan dengan mekanisme apa dunia memperoleh keuntungan dan output dan bagaimana dibagikan di antara para penduduk masing-masig negara. 2. Dalam model teori keunggulan absolut tidak menjelaskan bagaimana jikalau negara yang satu sudah mengadakan spesialisasi sedangkan yang lain masih memproduksikan kedua produk. 3. Bahwa labor productivity berbeda-beda. 4. Bahwa Adam Smith tak terpikirkan adanya negara negara yang sama sekali tidak memiliki keunggulan absolut. Pandangan teori klasik menurut David Ricardo Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja atau (theory of labor value) yang menyatakan bahwa nilai atau haraga suatu cost comparative produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Menurutnya, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang efisien. Konsep perdagangan yang semakin disukai masyarakat internasional, pertama kali dikemukakan oleh David Ricardo (1997-1823) ini dikenal juga dengan teori comparative cost/comparative advantage. Dalam teori ini, setiap negara mengkhususkan produksinya dalam bidang-bidang yang diunggulinya secara komparatif dan semua negara melakukan perdagangan secara bebas tana hambatan, maka tercapainya efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi dan pada gilirannya produksi dunia secara keseluruhan akan mencapai maksimum, sehingga makin tinggi kemakmurannya. Teori didasarkan pada nilai kerja yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Menurut teori cost comperative advantage (labor efficiency), suatu negara akan memperoleh
  • 37. 37 manfaat dari peragangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengeksor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien. Di bawah ini contoh hipotesis teori comparative advantage dari David Ricardo, adalah cost comparative advantage. Data Hipotesis cost comperative Negara Produksi 1 Kg Gula 1 M Kain Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja Cina 6 hari kerja 5 hari kerja Berdasarkan contoh hipotesis di atas, jika ditinjau dari keunggulan mutlak atau absolute advantage Adam Smith maka Indonesia unggul mutlak karena labor cost nya lebih efisien dibandingkan dengan Cina. Dengan demikian tentu tidak akan terjadi perdagangan antara kedua negara jika didasarkan pada teori Adam Smith. Akan tetapi, berdasarkan teori David Ricardo walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolute dibandingkan Cina, untuk kedua produk diatas maka akan tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua negara melalui spesialisasi jika negara negara tersebut memiliki cost comperative advantage atau labor effeciency. Tabel Data Perhitungan Cost Comperative (Labor Efficiency) Perbandingan Cost 1 Kg Gula 1 M Kain Indonesia Cina 3/4 HK 4/5 HK Cina Indonesia 6/3 HK 5/4 HK Berdasarkan perbandingan cost comperative diatas, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam memproduksi 1kg gula. Hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula. Sebaliknya, tenaga kerja Cina lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam memproduksi 1 meter kain. Hal ini mendorong Cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain. Tabel Keuntungan Komperatif (output per jam kerja)
  • 38. 38 Negara Gandum Jagung DTD Indonesia 10 20 1 unit gandum = 2 ton jagung Singapura 8 12 1 ton gandum = 1,5 ton jagung Jika berdasarkan teori absolut advantage, maka perdagangan tak akan mungkin terjadi antara Indonesia dan Singapura karena Indoesia mutlak unggul dalm menghasilkan jagung dan gandum dibandingkan dengan Singapura. Tetapi jika secara comperative advantage perdagangan antara Indonesia dengan Singapura dapat terjadi. Dengan dasar tukar internasional yang berada pada ruang gerak masing-masing negara tersebut. 1,5 ton <DTI<2 ton. Disini jelas Indonesia mempunyai keuntungan komperatif dalam menghasilkan jagung dan Singapura mempunyai comperative advantage dalam menghasilkan gandum. Apakah suatu negara mempunyai keuntungan komperatif dibandingkan dengan negara lain dilihat dari segi ongkos tenaga kerja (wage of labor). Apabila ongkos tenaga kerja rendah, maka harga output akan rendah pula. Suatu negara akan memproduksi suatu produk yang harag relatif lebih rendah dari negara lain yaitu dengan keunggulan komparatif. Tabel Ongkos Komperatif Negara Input of labor Output Mesin Pakaian Amerika 1 hari 5 20 India 1 hari 1 10 Secara absolute advantage, Amerika mempunyai keuntungan mutlak dalam menghasilkan kedua jenis produk mesin dan pakaian. Dalam 1 hari, tenaga kerja dapat menghasilkan 5 unit mesin di Amerika sedangkan di India hanya 1 unit mesin. Untuk pakaian dalam 1 hari, tenaga kerja di Amerika dapat menghasilkan 20 unit pakaian sedangkan di Indoa hanya 10 unit. Jika seperti ini maka perdagangan internasional tidak akan terjadi antara kedua negara tersebut. Tapi kalau dilihat secara comparative advantage maka akan terjadi karena Amerika secara komparatif akan lebih menguntungkan kalau spesialisasi dalam produksi mesin, sedangkan India dalam memproduksi pakaian (dasar tukar internasional) berada diantara dasar tukar dalam negeri kedua negara tersebut. Untuk menentukan harga output yang paling murah kita anggap upah tenaga kerja per hari untuk menghasilkan mesin dan pakaian di Amerika $20, sedangkan di India $5.
  • 39. 39 Tabel Comperatif cost Negara Input of labor wage rate Mesin Kain Output Price Output Price Amerika 1 hari $20 5 $4,00 20 $1,00 India 1 hari $5 1 $5,00 10 $0,50 Dengan tingkat upah per hari $20 di Amerika, maka harga mesin $4,00 dan kain $1,00. Tapi di India dengan tingkat upah $5,00 per hari maka harga kain dalam negeri $0,50 sedangkan mesin $5,00. Berarti harga mesin relatif lebih rendah di Amerika dibandingkan di India, begitu juga sebaliknya kain lebih murah di India daripada di Amerika. Untuk itu akan menguntugkan apabila Amerika mengekspor mesin ke India dan mengimpor kain dari India. Kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost Comparative Advantage atau production Comparative Advantage.
  • 40. 40 BAB 4 TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. Teori Hecksher-Ohlin Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut. Sedangkan menurut dalil ( teorema) ini bahwa suatu negara mempunyai keuntungan komperatif atas barang, dengan demikian seharusnya mengekspor barang tersebut, yang diproduksi dengan menggunakan secara intensif faktor produksi yang dimiliki secara relatif lebih kaya ( the abundant factor ). Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya. Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang melukiskan total biaya produksi sama serta kurva isoquant yang melukiskan total kuantitas produk yang sama. Teori ekonomi mikro menyatakan bahwa jika terjadi persinggungan antara kurva isoquant dan kurva isocost maka akan ditemukan titik optimal. Sehingga dengan menetapkan biaya tertentu suatu negara akan memperoleh produk maksimal atau sebaliknya dengan biaya yang minimal suatu negara dapat memproduksi sejumlah produk tertentu.
  • 41. 41 Uraian teori faktor proporsi belum lengkap apabila belum mengetahui bagaimana suatu barang dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan kurva isoquant. Peta Isoquant masing-masing negara dapat dijelaskan sebagai berikut: Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan bahwa barang yang dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor intensive) sedangkan bagi Jepang lebih mendekati sumbu horizontal menunjukkan barang yang dihasilkan bersifat padat modal (capital intensive). Sesuai dengan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant ini, masing-masing negara tentu cenderung memproduksi barang tertentu dengan kombinasi faktor produksi yang paling optimal sesuai struktur atau proporsi faktor produksi yang dimiliki. Selanjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2sebagai barikut: 1) Perdagangan internasional terjadi antara dua negara (misal-nya Indonesia dan Jepang). 2) Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pakaian dan radio). 3) Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan kapital. Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) berdasarkan teori H-O disusun Tabel berikut: Teori Proporsi Faktor dengan data hipotetis 2 Negara Indonesia Jepang 2 barang Pakaian Radio Pakaian Radio 2 F. produksi TK K TK K Proses Produksi Labor intensive Capital intensive Labor intensive Capital intensive Proporsi F. produksi 60 unit (banyak) 15 unit (sedikit) 30 unit (sedikit) 60 unit (banyak) Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit Isocost $ 400 $ 600 $ 600 $ 400
  • 42. 42 Unit cost $ 4 (murah) $ 30 (mahal) $ 6 (mahal) $ 20 (murah) Berdasarkan tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant sebagai suatu titik optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat digambarkan dengan grafik dibawah ini. Dari gambar diatas dapat dekemukakan hal-hal sbb: 1. Isoquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat TK a) Di Indonesia Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A dengan kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif banyak dan murah, sehingga unit costnya hanya $4. b) Di Jepang 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan kombinasi 20 unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di jepang relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit dan mahal, sehingga unit cost adalah $6. 2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modal a) Di Indonesia Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C dengan kombinasi 20 TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat modal di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi relatif sedikit dan mahal sehingga unit costnya adalah $30. b) Di Jepang 20 unit radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi 10 unit TK dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat karya di jepang relatif murah, sehingga unit cost adalah $20. Kesimpulan dari teori H-O adalah sebagai berikut: 1) Harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara.
  • 43. 43 2) Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimiliki. 3) Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. 4) Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya. B. Teori Opportunity Cost Analisis perdagangan internasional dengan menggunakan teori opurtinity cost adalah dengan menggunakan pendekatan kurva kemungkinan produksi (production possibility curve, PPC) dan kurva indiferen (indifference curve, IC). Pendekatan ini dikemukakan oleh G. Harberlel. Kurva kemungkinan produksi (PPC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang digunakan sepenuhnya (full employment). Bentuk kurva kemungkinan produksi tergantung pada anggapan (asumption) yang digunakan, apakah dengan biaya konstan (PPC constant cost) atau biaya meningkat (increasing cost). Sedangkan kurva indiferen (IC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan sama. 1) Kurva indiferen dan PPC constant cost Analisis manfaat perdagangan dapat ditunjukkan dengan menggunakan gambar dibawah ini. Dari gambar diatas, suatu negara dianggap memiliki PPC constant cost yaitu NT, menghasilkan dua jenis barang yaitu X dan Y. Dari gambar diatas keuntungan perdagangan (gain from trade) dapat dijelaskan sebagai berikut : o Sebelum perdagangan Kurva PPC NT bersinggungan dengan kurva indiferen IC. Ke-seimbangan terjadi dititik A dimana jumlah produksi yang dihasilkan adalah sama dengan konsumsi masyarakat secara keseluruhan. Kurva PPC bersinggungan dengan kurva IC. o Setelah perdagangan Apabila dianggap Dasar tukar perdagangan luar negeri ada-lah garis putus-putus yang ditunjukkan oleh NT’, maka ini berarti melakukan perdagangan dengan negara lain akan
  • 44. 44 menguntungkan, hal ini tercermin dari pergeseran kurva indiferen kekanan atas yaitu IC’. Keseimbangan akan terjadi dititik B Jadi dengan melakukaan perdagangan internasional maka kesejahteraan masyarakatnya akan meningkat, hal ini dapat dicerminkan dari pergeseran kurva indiferen ke kanan. Seperti kita ketahui, semakin jauh kurva indiferen dari titik O (origin) mengindikasikan bahwa kesejahteraan meningkat. 2) Kurva indiferen dengan PPC increasing cost (biaya menaik) Analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) dengan IC dan PPC increasing cost dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan, yaitu; (a) PPC increasing cost yang sama dan IC berbeda; (b) PPC increasing cost dengan IC yang sama; dan (3) PPC Increasing cost dan IC yang berbeda. Prinsip ketiga kemungkinan ini adalah sama, sehingga dalam kesempatan yang ini akan dijelaskan adalah salah satu diantaranya, sedangkan dua kemungkinan lain merupakan tugas Anda menganalisisnya. Yang akan dibahas adalah PPC increasing cost yang sama dan IC yang berbeda. Persamaan PPC menunjukkan kesamaan faktor-faktor produksi serta teknik produksi yang sama antar negara. Perbedaan pada kurva Indiferen disebabkan oleh perbedaan dalam pendapatan, rasa atau preferensi konsumen di masing-masing negara. Analisis ini dapat diilustrasikan dengan memperhatikan gambar berikut ini : Keterangan: X : barang X Y : barang Y PP : kurva kemungkinan Produksi ICa : kurva indiferen negara A ICb : kurva indiferen negara B DTI : Dasar Tukar Internasional Analisis perdagangan adalah sebagai berikut : 3. Sebelum perdagangan Negara A Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara A akan menghasilkan barang X sebesar X1 dan menghasilkan barang Y sebesar Y1. Keseimbangan produksi dan konsumsi negara A sebelum perdagangan akan terjadi di titik C, yaitu pada persinggungan PP dan ICa. Negara B
  • 45. 45 Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara B akan menghasilkan barang X sebesar sebesar X3 dan Y sebesar Y3. Keseimbangan produksi dan konsumsi tercapai di titik E, yaitu persinggungan antara PP dan ICb. 4. Setelah perdagangan Setelah kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan perdagangan, dan dasar tukar Internasional yang terjadi adalah DTI maka : kedua negara akan berpoduksi pada titik yang sama, yaitu dititik A, yaitu menghasilkan barang X sebesar X5 dan barang Y sebesar dan barang Y sebesar Y5. Manfaat perdagangan (gain from trade) internasional dapat dilihat dari peningkatan kesehteraan yang dicerminkan oleh pergeseran kurva indiferen masing-masing negara (kurva IC negara A bergeser dari ICa menjadi ICa’ dan kurva IC negara B bergeser dari ICb menjadi ICb’ ). Negara A akan mengkonsumsi dititik B, yaitu mengkonsumsi X sebesar X2 dan Y sebesar Y2 pada kurva Ica’ , kekurangan barang Y akan dipenuhi dengan melakukan impor (sebesar Y2Y4), sedangkan kelebihan produksi X akan diekspor (sebesar X2X5) Sedangkan negara B akan mengkonsumsi di titik D, yaitu mengkonsumsi X sebesar X4 dan Y sebesar Y4. Kelebihan produksi barang Y akan diekspor (sebesar Y5Y4), dan Kekurangan barang X akan dipenuhi dengan mengimpor (sebesar X5X4). Dengan demikian perdagangan internasional akan dapat meningkatkan kesejahteraan dimasing-masing negara. Dari gambar diatas kita hanya ada menganggap dua negara yang berdagang, yaitu negara A dan negara B. Ekspor bagi negara A merupakan impor bagi negara B, demikian sebaliknya. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada banyak negara. Penggunaan grafik hanya terbatas pada dua negara saja, sedangkan untuk banyak barang dan banyak negara dapat dillakukan analisis secara matematis, seperti penggunaan persamaan simultan dan sebagainya. C. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD) Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola
  • 46. 46 perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional.Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
  • 47. 47 BAB 5 KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal. Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.  Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll. Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang. Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.  Tujuan Kebijakan Internasional 1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik dan militer.
  • 48. 48 2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau dikurangi. . 3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping. 4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP); negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal. 5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:  Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan (Infant Industries).  Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong impor barang barang yang esensial.  Mendorong ekspor dll.  MACAM-MACAM RESTRIKSI DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL o Tarif Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh
  • 49. 49 pendapatan Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri. Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor yang terkena tarif. 1. Tarif digolongkan menjadi:  Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom areasuatu Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan. Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu Negara.  Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.  Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir. 1. Pembedaan tariff menurut jenisnya  Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.  Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada barang.  Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem.
  • 50. 50 1. System tarif:  Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariff.  Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and conventional form”.  Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama “preferential system”. 1. Efek tariff Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut adalah:  efek terhadap harga (price effect)  efek terhadap konsumsi (consumption effect)  efek terhadap produk (protective/import substitution effect)  efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect) 1. Effective rate of protection Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat
  • 51. 51 dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi. 1. Alasan pembebanan tariff  Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan  Memperbaiki dasar tukar (terms of trade) Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff. Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective.  Infant-industri Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tariff terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah perlindungan tariff.  Diversifikasi Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang, sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang
  • 52. 52 yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.  Employment Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja.  Anti dumping Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam negeri.  Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan  To Keep Money at Home Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan pembebanan tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri.  The Low-wage Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang tingkat upahnya rendah. Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.  Home market
  • 53. 53 Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi. Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri. Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut : Keterangan : OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga barang-barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri meningkat Q1Q2. Karena harga barang impor yang mahal, konsumen mengurangi konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat GHIJ merupakan penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor.  Kuota Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi. 1. Kuota Impor
  • 54. 54 Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :  Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.  Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.  Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.  Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri. Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. Jika digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut : Keterangan : QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor OP : harga barang sebelum ada kuota impor Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya kuota. 1. Kuota Ekspor