1. RESUME EKONOMI INTERNASIONAL
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas makalah mata kuliah
Ekonomi Internasional
Dosen pengampu : Ade Fauji, SE.,MM
Dibuat oleh :
Nama : Ajeng puspitasari
Kelas : 6L – MKP
NIM : 11150296
PROGRAM STUDI MANAJEMEN S-1
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2018
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah berisi tentang “ Resume Ekonomi
Internasional”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Ekonomi Internasional Universitas Bina Bangsa Banten.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Serang, 02 April 2018
Penyusun
Ajeng Pupitasar
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang Masalah
I.2.Rumusan masalah
I.3.Identifikasi masalah
1.4 Maksud dan Tujuan
BAB II TEORI RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL
2.1 Pengertian Ekonomi Internasional
2.2 Permasalahan Ekonomi Internasional
2.3 Faktor-Faktor Yang Mendorong Sebuah Negara Melakukan Ekonomi
Internasioanal
2.4 Problem Ekonomi Internasional
2.5 Ruang Lingkup Lain
2.6 Faktor Penyebab Terjadinya Ekonomi Internasional
BAB III KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
3.1 Pengertian Perdagangan Internasional
3.2 Teori Perdagangan Internasional
3.3 Teori Klasik
BAB IV TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL TEORI PRA –
KLASIK: MERKANTILISME
4.1 Pengertian Perdagangan Internasional
4.2 Pengertian Merkantilisme
4.3 Faktor – Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
4.4 Manfaat Perdagangan Internasional
4.5 Faktor Penyebab terjadinya Perdagangan Internasional
4.6 Pengertian/Definisi Ekspor dan Inpor
4. 4.7 Keuntungan Ekspor
4.8 Kendala Ekspor
BAB V TEORI KEUNGGULAN MUTLAK ( ABSOLUT ADVANTAGE)
5.1 Teori Keunggulan Mutlak ( Absolut Advantage) Adam Smith
5.2 Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
5.3 Implikasi Teori Keunggulan Komperatif
BAB VI TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
6.1 Teori Modern
6.2 Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan Trif
6.3 Kesamaan Harga Faktor Produksi
6.4 Teori Permintaan dan Penawaran
BAB VII KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL, KEBIJAKAN
TARIF
7.1 Kebijakan Ekonomi Internasional
7.2 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
7.3 Tujuan Kebijakan Internasional
7.4 Macam – Macam Restriksi Dalam Perdagangan Internasional
BAB VIII PENUTUP
8.1 Kesimpulan
8.2 Saran
5. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling
ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan
internasional maupun pasar kredit internasional. Sumber energi Amerika Serikat,
misalnya, sangat bergantung pada produsen luar negeri,
sedangkan Jepang mengimpor hampir setengah dari makanan yang di konsumsi
oleh penduduknya. Sebaliknya, negara-negara berkembang sangat membutukan
teknologi yang dikembangkan dan dihasilkan oleh negara-negara industri. Dalam
jangka panjang, pola perdagangan internasional ditentukan oleh prinsip-prinsip
keunggulan komparatif, dari segi itulah saya mengambil tema tentang pengaruh
perdagangaan internasional terhadap perekonomian dalam negri. Kita selaku
Negara sedang berkembang sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan
Negara di bandingkan lingkungan hidup maka dari pada itu perdagangan
internasional di bidang misalkan ekspor impor sangat mempengaruhi
perekonomian dalam negri kita ini. Mengapa demikian karena kita ketahui pajak
atau bea cukai dalam melakukan kegiatan transaksi ekspor impor sangat besar
dibandingkan pendapatan Negara lainya hal tersebut sangat menunjang
kesejahteran dalam negeri.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa definisi, ruang lingkup, dan tujuan dari ekonomi internasional?
2) Apa pengaruh ekonomi internasional terhadap keseimbangan ekonomi?
3) Apa definisi, manfaat, faktor-faktor, dan hambatan dalam dari Perdagangan
Internasional?
6. 1.3 Identifikasi Masalah
sesuai dengan judul makalah Ekonomi Internasional terkait dengan perumusan
masalah perdagangan internasional terdapat beberapa poin identifikasi masalah
seperti adanya faktor-faktor yang mendorong suatu negara melakukan
perdagangan internasional dan beberapa hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
perdagangan internasional.
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud:
· Untuk memberikan informasi pengetahuan mengenai perdagangan
internasional dari mulai definisi, teori-teori perdagangan internasional sampai
kepada hambatan-hambatan yang timbul dalam perdagangan intenasional yang
berguna untuk pemahaman dalam proses pembelajaran Mata Kuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi.
Tujuan:
· Mampu mengetahui tentang Perdagangan Internasional
· Mampu memberikan wawasan yang lebih luas tentang teori-teori dalam
perdagangan internasional
7. BAB II
TEORI RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL.
2.1. Pengertian Ekonomi Internasional.
Pengertian Ekonomi Internasional Yang dinamakan ekonomi internasional
ialah suatu cabangan dari disiplin ekonomi, yang mempelajari dan menganalisa
transaksi serta permasalahan ekonomi secara internasional meliputi perdagangan
(ekspor dan impor), keuangan atau moneter dan organisasi ekonomi baik swasta
ataupun pemerintah sertakerja sama antar negara-negara. Pengertian ekonomi
internasional lainnya ialah suatu disiplin ilmu yang membahas tentang akibat
saling ketergantungan diantara negara-negara yang adal diseluruh dunia ini, baik
itu dari segi perdagangan maupun segi pasar kredit internasional.
Bentuk hubungan tersebut merupakan permasalahan ekonomi internasional, yang
secara garis besar menyangkut aspek: pola atau bentuk perdagangan, harga ekspor
dan impor barang dagangan/barang modal, manfaat perdagangan, pengaruh
pendapatan nasional, mekanisme neraca pembayaran, politik perdagangan luar
negeri, persekutuan perdagangan, modal luar negeri (investasi) dan transfer
teknologi.
Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan atau pertukaran berarti proses tukar-menukar yang dilakukan atas
kehendak sukarela dari masing-masing pihak yang terlibat. Pada kenyataannya,
dalam memenuhi kebutuhannya suatu negara belum mampu memproduksi barang
sendiri tanpa menerima bantuan dari negara lain. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, memungkinkan suatu negara mengadakan hubungan dagang dengan
negara lain atau mengadakan kegiatan ekspor dan impor. Oleh karena proses
tukar-menukar tersebut dilakukan antarnegara, maka disebut dengan perdagangan
internasional.
Dari uraian di atas, perdagangan internasional (international trade) dapat
didefinisikan sebagai kegiatan transaksi dagang antara satu negara dengan negara
lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa, dan dilakukan melewati batas
8. daerah suatu negara. Misalnya Indonesia mengadakan hubungan dagang dengan
Prancis, Jepang, Cina, Amerika Serkat, Singapura, Malaysia, dan lain-lain.
Dengan demikian perdagangan antarnegara memungkinkan terjadinya:
a) tukar-menukar barang-barang dan jasa-jasa,
b) pergerakan sumberdaya melalui batas negara, baik sumber daya alam,
sumber daya manusia, maupun sumber daya modal,
c) pertukaran dan perluasan penggunaan teknologi, sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan ekonomi negara-negara yang terlibat di
dalamnya,
d) memengaruhi perkembangan ekspor dan impor serta Neraca Pembayaran
Internasional (NPI) atau Balance of Payment,
e) kerja sama ekonomi antarnegara di dunia.
2.2 Permasalahan Ekonomi Internasional.
Permasalaha utama yang biasanya dihadapi dalam ekonomi internasional
adalah sama dengan ekonomi lainnya, yakni masalah kelangkaan barang ataupun
pilihan barang, yang diartikan produk adalah barang atau jasa yang dibutuhkan
dan dihasilkan oleh manusia.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mendorong Sebuah Negara Melakukan Ekonomi
Internasioanal
1. Mempunyai kelebihan produk atau barang dalam negeri sehingga perlu
pasar baru untuk menjualnya.
2. Adanya perbedaan sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat
maupun jumlah penduduk yang bisa mengakibatkan adanya suatu
perbedaan antara hasil produksi dan terdapatnya keterbatasan dari
produksi.
3. Terjadinya arus globalisasi, sebab tidak ada negara di muka bumi ini yang
dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari negara lain.
4. Memiliki kesamaan selera terhadap suatu barang atau jasa.
5. Agar bisa memenuhi kebutuhan produk dan jasa dalam negeri.
9. a. Tujuan Ekonomi Internasional
Tujuan dari ekonomi internasional yaitu untuk bisa meningkatkan
kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapi
apabila dapat mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya: kegiatan
di bidang perdagangan (ekspor – impor), perkreditan, perasuransian,
investasi, dan di bidang yang lainnya.
Perbedaan tata cara ataupun sifat antara perdagangan internasional dengan
perdagangan yang ada didalam negeri dapat disebabkan oleh berbagai
macam hal, antara lain:
1. Perbedaan hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dan lain-
lain.
2. Perbedaan adat istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan
kondisi pasar.
3. Perbedaan keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural.
4. Ruang Lingkup Ekonomi Internasional
5. Teori dan kebijakan moneter internasional
6. Teori dan kebijakan perdagangan internasional
7. Organisasi dan kerjasama ekonomi internasional
8. Perusahan dan bisnis internasional
9. Mempunyai kemampuan yang berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) untuk mengelola sumber daya.
2.4 Problem Ekonomi Internasional
Kebutuhan tak terbatas (unlimitted) dan penawaran sumber daya
terbatas(scarcity), sehingga permasalahan tersebut menjadi bersifat internasional
2.5 Ruang Lingkup Lain
Mobilitas faktor produksi
Sistem keuangan
Perbankan
Bahasa
Kebudayaan
10. Politik
2.6 Faktor Penyebab Terjadinya Ekonomi Internasional
Adanya perbedaan harga barang di berbagai negara
Perbedaan dalam pendapat serta selera.
Faktor permintaan dan penawaran.
Memperoleh keuntungan.
Perbedaan sumber daya yang di miliki.
Perbedaan kualitas penduduk di tinjau dari segi pendidikan, ekonomi,
sosial, dan budaya.
Berkembangnya sistem komunikasi dan sarana transportasi.
Adanya spesialis produksi.
11. BAB III
KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
3.1 Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,
perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan
GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat
Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan
politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun
turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran
perusahaan multinasional.
3.2 Teori Perdagangan Internasional
Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan
internasional.
3.3 Teori Klasik
A. Merkantilisme
Merkantilisme merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita
dan ideologi kapitalisme komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran
suatu negara yang ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara
melebihi kemakmuran perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum
Merkantilisme berkembang pesat sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran
mengembangkan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi, dengan
mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah impor.
12. Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua
ide pokok, yaitu:
1) pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional
yang kuat dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan
dan mengembangkan kekuatan negara tersebut;
2) setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di
atas impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca
perdagangan yang aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus
dibatasi. Hal ini dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri adalah
memperoleh tambahan logam mulia.
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin
ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya
akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya
emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara
maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah
harusmenggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan
mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah).
Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan
surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat
tertentu, maka sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan
mengorbankan negara lain.
Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya
cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah
untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan
memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan
angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan
konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan
laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni.
13. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan
semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan
mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan
kerja nasional.
B. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) Adam Smith
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah
produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam
Smith sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan
suatu negara dicapai dari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai
dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai
dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith
suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa
menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada
negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang
tersebut. Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan
kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit
dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibanding kemampuan
negara-negara lain.
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil
bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory)
perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan
perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan
banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin
banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut
(Labor Theory of value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana
menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat
sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu
sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam
kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu
dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai
14. berikut: Misalnya hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor
produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan
pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan
8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan
pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
15. Tabel 1. Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Sumber: Salvatore (2006).
Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi
gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit
tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). 1 unit pakaian di
Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan
demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada
produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi
pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat
menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah
dari negara lain. Kelebihan dari teori absolute advantage yaitu terjadinya
perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut
yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan
kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang
memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi
karena tidak ada keuntungan.
16. BAB IV
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
TEORI PRA – KLASIK : MERKANTILISME
4.1 Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,
perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan
GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat
Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan
politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun
turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran
perusahaan multinasional.
4.2 Pengertian Merkantilisme
Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan
pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna
memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan
ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut.
17. Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang
berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika ingin maju
harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut
harus dilakukan dengan Negara lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh
melalui surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk emas atau
perak, sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan
membatasi aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme
pada waktu itu antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.
A. Latar belakang munculnya Merkantilisme:
Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman,
Italia, dan Belanda)
Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan
kesejahteraan rakyatnya.
Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
B. Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme:
Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
Meningkatkan perdagangan luar negeri
Mengembangkan industri berorientasi ekspor
Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian Ide pokok kelompok
merkantilis ini adalah sebagai berikut:
Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang
positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan
demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam
mulia yang diperoleh dari luar negeri.
Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-
yaran,sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan
menjadi makmur dan kuat
4.3 Faktor-Faktor Pendorong Perdagangan Internasional.
18. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional dapat
diuraikan sebagai berikut :
a) Perbedaan Sumber Alam
Suatu negara mempunyai kekayaan alam yang berbeda, sehingga hasil
pengolahan alam yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena sumber
kekayaan alam yang dimiliki suatu negara sangat terbatas, sehingga
diperlukan tukar-menukar atau perdagangan.
b) Perbedaan Faktor Produksi
Selain faktor produksi alam, suatu negara mempunyai perbedaan
kemampuan tenaga kerja, besarnya modal yang dimiliki, dan keterampilan
seorang pengusaha. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh suatu
negara juga mengalami perbedaan, sehingga dibutuhkan adanya
perdagangan.
c) Kondisi Ekonomis yang Berbeda
Karena adanya perbedaan faktor produksi yang mengakibatkan perbedaan
biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka bisa jadi
dalam suatu Negara memerlukan biaya tinggi untuk memproduksi barang
tertentu. Sehingga negara tersebut bermaksud mengimpor barang dari luar
negeri karena biayanya dianggap lebih murah.
d) Tidak Semua Negara Dapat Memproduksi Sendiri Suatu Barang
Karena keterbatasan kemampuan suatu negara, baik kekayaan alam
maupun yang lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh
suatu negara mampu untuk diproduksi sendiri, untuk itulah diperlukan
tukar-menukar antarbangsa.
e) Adanya Motif Keuntungan dalam Perdagangan
Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selalu terdapat
perbedaan. Adakalanya suatu negara lebih untung melakukan impor
daripada memproduksi sendiri. Namun, adakalanya lebih menguntungkan
kalau dapat memproduksi sendiri barang tersebut, karena biaya
produksinya lebih mudah. Oleh karena itu, negara-negara tersebut akan
mencari keuntungan dalam memperdagangkan barang hasil produksinya.
19. f) Adanya Persaingan Antarpengusaha dan Antarbangsa
Persaingan ini akan berakibat suatu negara meningkatkan kualitas barang
hasil produksi dengan biaya yang ringan, sehingga dapat bersaing dalam
dunia perdagangan.
4.4 Manfaat Perdagangan Internasional
Perdagangan atau pertukaran hanya akan terjadi apabila paling tidak ada satu
pihak yang memperoleh keuntungan/manfaat dan tidak ada pihak lain yang
merasa dirugikan. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk
menentukan untung rugi pergadangan tersebut dari sudut kepentingan
masingmasing, kemudian menentukan apakah ia mau melakukan
perdagangan atau tidak. Perdagangan timbul karena salah satu atau kedua belah
pihak melihat adanya manfaat/keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari
perdagangan tersebut. Jadi, dorongan atau motif melakukan perdagangan adalah
adanya kemungkinan diperolehnya manfaat tambahan tersebut (gains from trade).
Secara garis besar manfaat dari perdagangan internasional bagi suatu negara
adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh sejumlah barang yang dibutuhkan.
2. Mendapatkan harga yang lebih murah daripada barang tersebut diproduksi
sendiri.
3. Melaksanakan kegiatan ekspor dan impor.
4.5 Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional:
Perbedaan dalam memproduksi barang Satu negara tidak dapat
memproduksi barang tertentu.
Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan
masyarakat
Kadang kala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh
negaranya sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak puas
memakai barang produksi dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih
menyukai memakai barang impor dari negara lainnya, misalnya sepatu,
tas, dan baju yang lebih bermerk.
20. 4.6 Pengertian/ Definisi Ekspor dan Impor
Kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain disebut ekspor,
sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain disebut impor,
kegiatan demikian itu akan menghasilkan devisa bagi negara. Devisa merupakan
masuknya uang asing kenegara kita dapat digunakan untuk membayar pembelian
atas impor dan jasa dari luar negeri.Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan rakyat. Produk impor merupakan barang-barang yang tidak dapat
dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi
kebutuhan rakyat.
4.7 Keuntungan Ekspor
Keuntungan ekspor antara lain adalah :
Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia , Kegiatan ekspor merupakan
salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri.
Contohnya batik Indonesia yang mulai dikenal di dunia, jika permintaan
batik di luar negeri meningkat maka produsen batik di indonesia akan
semakin luas pemasaranya. Dengan demikian, kegiatan produksi batik di
Indonesia akan semakin berkembang.
Memperluas Lapangan Kerja , Kegiatan ekspor akan membuka lapangan
kerja bagi masyarakat. hal ini berhubungan dengan semakin luasnya pasar
produk indonesia.kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat.
Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan
kerja semakin luas.
4.8 Kendala ekspor:
Masalah pengumpulan dana
Masalah angkutan darat dan laut
21. BAB V
TEORI KEUNGGULAN MUTLAK (ABSOLUT ADVANTAGE)
5.1 Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) Adam Smith.
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah
produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam
Smith sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan
suatu negara dicapai dari surplus ekspor.
Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja
yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan
pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu
karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara
mutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan
mutlak dalam produksi barang tersebut.
Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan kemampuan
suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan
menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibanding kemampuan negara-
negara lain.
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil
bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory)
perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan
perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan
banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin
banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut
(Labor Theory of value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana
menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat
sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya
homogeny serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya
tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas
22. tenaga kerja tidak bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:
Misalnya hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi
tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian.
Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit
tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian
masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Tabel 1. Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
PRODUKSI AMERIKA INGGRIS
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Sumber: Salvatore (2006).
Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi
gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit
tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). 1 unit pakaian di
Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan
demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada
produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian.
Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan
satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara
lain. Kelebihan dari teori absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas
antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana
terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara.
Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut
maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan
5.2 Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori Keunggulan Komparatif (theory of comparative advantage)
merupakan teori yang dikembangkan oleh David Ricardo pada tahun 1817. Teori
23. keunggulan komparatif melihat keuntungan atau kerugian dari perdagangan
internasional dalam perbandingan relatif.
Hingga saat ini, teori keunggulan relatif merupakan dasar utama yang menjadi
alasan negara-negara melakukan perdagangan internasional.
David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami
kerugian mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam
memproduksi kedua jenis barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun
perdagangan internasional yang saling menguntungkan kedua belah pihak masih
dapat dilakukan, asalkan negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap
barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain. Dengan kata lain,
setiap negara akan memperoleh keuntungan jika masing-masing melakukan
spesialisasi pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada
biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diprosukdinya
pada biaya yang relatif lebih mahal. Ini menjelaskan bahwa mengapa suatu negara
yang memiliki sumber daya sangat lengkap, negara tersebut memilih mengimpor
atau mengekspor daripada memproduksi untuk digunakan sendiri.
Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa asumsi,
yaitu :
1. Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional.
2. Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan.
3. Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga kerja)
4. Skala produksi bersifat “constant return to scale”, artinya harga relative
barang-barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi.
5. Berlaku labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan
bahwa nilai atau harga dari suatu barang (komoditi) dapat dihitung dari
jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi
barang tersebut.
6. Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam
pemasaran.
Untuk lebih memahaminya, dapat dilihat contoh berikut ini.
24. Tabel 1 : Produksi Sepatu dan Pakaian oleh Negara Indonesia dan Amerika
Negara
Jam kerja yang dibutuhkan untuk
produksi
Jumlah Jam
Tenaga Kerja
Sepatu Pakaian
Amerika Serikat 1 2
120
Indonesia 4 6
Agar terlihat sederhana, diasumsikan ada dua negara (Amerika dan Indonesia) dan
dua output (sepatu dan pakaian). Keduanya memiliki sumber daya masing-masing
120 jam tenaga kerja (TK) untuk memproduksi sepatu dan pakaian. Namun
Amerika mampu memproduksi 1 unit sepatu dengan 2 jam TK dan 1 unit pakaian
dengan 4 jam TK. Sedangkan Indonesia membutuhkan 3 jam TK untuk
memproduksi 1 unit sepatu dan 6 jam TK untuk pakaian.
Sekedar keterangan, Amerika mampu memproduksi keduanya dengan jam TK
(input) yang lebih sedikit daripada Indonesia. Menurut teori keuntungan absolut
(absolute advantage), Amerika seharusnya memproduksi keduanya sendiri.
Namun tidak demikian menurut teori keuntungan komparatif. Kita lihat
perbandingannya dibawah dengan menggunakan teori keuntungan komparatif.
Sebelum Melakukan Perdagangan
Sebelum melakukan perdagangan, produksi di kedua negara menghasilkan
upah riil yang berbeda bagi TK. Upah riil bagi TK di Amerika adalah 1 sepatu
atau 1/2 pakaian. Sementara di Indonesia, upah riil TK hanya 1/4 sepatu atau 1/6
pakaian. Artinya upah di Indonesia lebih rendah dibandingkan di Amerika dan TK
di Indonesia memiliki daya beli yang relatif lebih kecil. Ini tentunya juga
menimbulkan perbedaan biaya produksi, dan jika pasar adalah persaingan
sempurna, harga sepatu dan pakaian akan berbeda di kedua negara.
25. Sementara itu, mari kita lihat berapa total output yang mampu diproduksi kedua
negara tanpa melakukan perdagangan. Jika diasumsikan dari total 120 jam TK
(input) yang tersedia di tiap negara dibagi dua merata pengalokasiannya dalam
memproduksi sepatu dan pakaian, maka total produksi kedua negara adalah
sebagai berikut :
Total Output (unit) masing-masing negara sebelum perdagangan
Negara
Jumlah Output yang Diproduksi
Sepatu Pakaian
Amerika Serikat 60 30
Indonesia 15 10
TOTAL 75 40
Dengan input 120 jam TK yang dimiliki masing-masing negara, jika dialokasikan
separuh-separuh, Amerika mampu memproduksi 60 sepatu (60 jam TK / 1) dan
30 pakaian (60 jam TK / 2). Sedangkan Indonesia mampu memproduksi 15 sepatu
(60 jam TK / 4) dan 10 pakaian (60 jam TK / 6). Dengan demikian, total produksi
yang dihasilkan kedua negara adalah 115 unit (75 + 40), yang terdiri dari sepatu
dan pakaian.
Menurut teori keuntungan komparatif, Amerika seharusnya hanya memproduksi
sepatu dan Indonesia memproduksi pakaian. Ini karena produksi pakaian relatif
lebih mahal bagi Amerika, dengan rasio harga produksi 2 dibandingkan dengan
6/4 atau 3/2 yang mampu diproduksi Indonesia (tabel 1). Sedangkan sepatu relatif
lebih mahal bagi Indonesia karena rasio harga produksinya adalah 4/6
dibandingkan dengan 1/2 yang mampu diproduksi Amerika.
Jadi, perbandingan dalam teori ini adalah berdasarkan harga relatif di
kedua negara, bukan hanya di satu negara.
Sebenarnya, jika tidak ada regulasi larangan ekspor-impor, perdagangan antar
keduanya akan tercipta secara alamiah. Jika keduanya terus memproduksi sepatu
dan pakaian sendiri (tidak melakukan perdagangan), maka akan terjadi perbedaan
harga yang akan mendorong arbitrasi. Dengan asumsi biaya transpotasi tidak ada
26. atau relatif sangat kecil, Amerika kemudian akan mengekspor sepatu ke Indonesia
dan Indonesia akan mengekspor pakaian ke Amerika. Karena biaya produksi yang
lebih murah, harga sepatu Amerika yang diekspor juga akan lebih murah dan ini
mendorong harga sepatu di Indonesia turun. Jika harga sepatu di Indonesia terlalu
rendah bagi produsen Indonesia, mereka akan menutup produksinya karena tidak
menguntungkan lagi. Akhirnya mereka akan beralih ke produksi yang lebih
menguntungkan, yaitu pakaian. Sedangkan kebutuhan sepatu di Indonesia akan
dipenuhi dengan impor. Hal yang sama juga terjadi terhadap pakaian di Amerika.
Pada akhirnya, perbedaan harga akan membuat Amerika hanya memproduksi
sepatu dan Indonesia hanya memproduksi pakaian.
Setelah Melakukan Perdagangan
Setelah melakukan perdagangan, total output kedua negara adalah sebagai
berikut:
Spesialisasi Produksi
Negara
Jumlah Output yang Diproduksi
Sepatu Pakaian
Amerika Serikat 120 0
Indonesia 0 20
Pada tabel diatas, Amerika menggunakan semua inputnya (120 jam TK) untuk
memproduksi pizza saja, sehingga menghasilkan 120 pizza (120 jam TK / 1).
Sedangkan Eropa menggunakan semua inputnya untuk memproduksi pakaian
saja, sehingga menghasilkan 20 pakaian (120 jam TK / 6). Ternyata total output
kedua negara meningkat dengan melakukan spesialisasi produksi ini, yaitu
menjadi 140 unit.
5.3 Implikasi Teori Keunggulan Komparatif
Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan
antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith
27. (Teori Keunggulan Mutlak), namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan
suatu negara, yakni dilihat komparatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya.
Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan komparatif adalah timbulnya
ketergantungan dari Dunia Ketiga terhadap negara-negara maju karena
keterbelakangan teknologi. Fakta lain, saat ini negara-negara maju pun bisa
membuat sendiri apa yang menjadi spesialisasi negara berkembang (misalnya
pertanian) dan melakukan proteksionisme.
Alih teknologi-produksi yang terjadi, misal barang-barang spesialisasi dari
Indonesia yang dijual ke Jepang akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga dan
bentuk yang lebih bagus, seperti karet menjadi ban ; dan juga membuat negara-
negara berkembang sulit bersaing keuntungan. Perusahaan seperti Honda
membuat bahan motor di negara-negara spesialisasi. Dengan adanya kelemahan-
kelemahan tersebut, teori ini sebenarnya hanya cocok untuk perdagangan
internasional antar negara maju. Sebenarnya melalui konteks sejarah kita bisa
mengetahui hal tersebut karena Ricardo hanya melihat Inggris dan negara-negara
maju plus Amerika Latin dalam penyusunan teorinya tersebut. Pada masa
Ricardo, belum ada pengamatan serius dan mendalam yangmengarah pada
negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar jika ketika negara-negara di Dunia Ketiga
mulai masuk dalam struktur ekonomi-politik internasional, ada beberapa hal dari
teori perbandingan komparatif Ricardo yang menimbulkan berbagai kerugian di
pihak negara-negara Dunia Ketiga.
28. BAB VI
TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
6.1 Teori Modern
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan
dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang
menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan
faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu
negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi,
apakah labor intensity atau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi
yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas
produk
yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan
dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan
diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh
sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi
yang dimilkinya.
29. c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi
yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu
karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan
mahal untuk memproduksinya Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah
atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relative.
sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan
internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output
matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan
fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor).
Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut
sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan
ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b. Tariff and Non tariff barrier
c. Pebedaan dalam skill dan human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga
kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara
kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve
( PPC ) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu
Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini
bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang
digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost
30. D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu
Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan
kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan
barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang
lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan
harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan
harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan
comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara.
Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa
diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang
baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
Lingkup perekonomian tidak hanya dalam negeri namun bisa menjadi
lebih besar hingga luar negeri yang sering kita sebut dengan ekonomi
internasional. Dalam ekonomi internasional terdapat banyak kerjasama yang
dilakukan oleh beberapa negera untuk mencapai sebuah tujuan yang sama. Tentu
hal ini membutuhkan sebuah kebijakan yang bisa mengatur segala aktivitas
di dalamnya yakni kebijakan ekonomi internasional. (Baca Juga: Fungsi Pasar
Valuta Asing , Instrumen Kebijakan Moneter) ads
6.2 Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan Tarif.
Kebijakan ekonomi internasional dalam artian luas adalah sebuah tindakan
atau kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pmerintah yang secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi segala beNtuk perdagangan dan
pembayaran internasional baik itu dari sisi komposisi, arah dan lainnya. Perlu
digaris bawahi bahwasannya kebijakan ini tidak berfokus pada tarif, quota, namun
juga mencangkup kebijakan pemerintah dalam negeri yang secara tidak langsung
akan memberikan pengaruh terhadap roda perdagangan serta pembayaran
internasional, misalnya peran kebijakan fiskal dan peran kebijakan moneter.
31. Sedangkan arti kebijakan ekonomi internasional secara sempit yakni sebuah
tindakan atau kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan memberikan
dampak dan pengaruh secara langsung pada perdagangan dan pembayaran
internasional. selanjutnya kita akan membahas poin-poin penting yang ada dalam
kebijakan ekonomi internasional, antara lain :
1. Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan
kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen
penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional yaitu :
2. Kebijakan perdagangan internasional
Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang
masih atau sedang berjalan transaksinya dari neraca pembayaran
internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
ekspor dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari
kebijakan ini seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade
agreement dan masih banyak lainnya. (baca juga : faktor penawaran
uang , Cara Investasi Emas Untuk Pemula)
3. Kebijakan pembayaran internasional
Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai
kebijakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran
internasional tepatnya pada pengawasan terhadap pembayaran
internasional. Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan
terhadap lalu lintas modal jangka panjang. (Baca juga : alat pembayaran
internasional)
4. Kebijakan bantuan luar negeri
Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan,
pinjaman dan lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk
membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan meiliter kepada
32. negara lain. (baca juga : alat pembayaran internasional , Peran Bank
Indonesia) ads
Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
a. Autarki
Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari
pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga
pada bidang politik dan militer. (Baca juga : tindakan ekonomi rasional )
b. Kesejahteraan
Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah
menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional yang
akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi produksi dan
meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat di suatu
negara. Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi internasional bisa
menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan internasional seperti
tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain sebagainya. (Baca juga : manfaat
kerjasama ekonomi antar negara – kebutuhan dasar manusia)
c. Proteksi
Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan
kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua industri yang
sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan juga melindungi
perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar yang melakukan hal
semaunya sendiri dengan kelebihan dan keunggulannya, serta memberikan
perlindungan produk dalam negeri dari persaingan barang-barang impor. Pada
dasarnya bentuk perlindungan dalam perdagangan ini antara lain kebijakan tarif,
kuota, larangan impor, subsidi dan dumping. (Baca juga : prinsip-prinsip ekonomi
dalam kehidupan sehari-hari)
d. Kesimbangan neraca pembayaran
Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya
kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan kebijakan
ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca pembayaran pula.
Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan stabilitas ekonomi internasional
33. pada negara dengan kelebihan valuta asing atau devisa maka yang tidak akan
terjadi apa-apa pada neraca pembayaran. Sedangkan jika pemerintah menerapkan
kebijakan ekonomi internasional di negara yang valuta asingnya kurang, maka hal
berbeda akan terjadi akan ada sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu
lintas uang. Contoh kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada
devisa namun juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal. (baca juga :
manfaat ekonomi kreatif)
e. Pembangunan ekonomi
Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari
diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui bahwasannya
ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang baik dan merata
maka menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya terjamin. Untuk mencapai
tujuan ini maka perlu ditatapkan atau diterapkannya sebuah kebijakan, antara lain:
1. Melakukan perlindungan terhadap industri dalam negeri, khususnya pada
industri yang masih dalam masa awal perjalanannya. (baca juga : manfaat
ekonomi manajerial)
2. Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak
essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar
dibutuhkan.
3. Memperbanyak jumlah ekspor. (Baca juga : manfaat ekspor impor)
6.3 Kesamaan Harga Faktor Produksi
Inti dari teori ini adalah bahwa perdagangan bebas cenderung
mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama dibeberapa negara.
6.4 Teori Permintaan dan Penawaran
Pada prinsipnya perdagangan antara 2 negara itu timbul karena adanya
perbedaan di dalam permintaan dan penawaran. Permintaan ini berbeda misalnya,
karena perbedaan pendapatan dan selera, sedangkan penawaran misalnya,
dikarenakan perbedaan di dalam jumlah produksi dan kualitas faktor produksi.
34. BAB VII
KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL, KEBIJAKAN TARIF
7.1 Kebijakan Ekonomi Internasional
KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau
kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada
perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa
tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di
dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap
perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan
moneter dan fiskal.
Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah
tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
7.2. Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah
terhadap rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca
pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis
kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll.
Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan
pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran
internasional yang berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya
pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau
pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah
yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg
35. bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer
terhadap negara lain.
7.3 Tujuan Kebijakan Internasional
1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara
lain baik pengaruh ekonomi, politik dan militer.
2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional
suatu akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya
spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu
negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan internasional seperti
Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau
dikurangi. .
3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah
untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant
industry), dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan
besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu
persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan
internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi,
dan dumping.
4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of
Payment=BOP); negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta
asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi
dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca
Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta
asing/devisa sedikit memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi
internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange control) tidak
hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal.
5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai
tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:
Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai
berjalan (Infant Industries).
36. Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan
mendorong impor barang barang yang esensial.
Mendorong ekspor dll.
7.4 Macam-Macam Restriksi Dalam Perdagangan Internasional
Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang
yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu
cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu
merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena
kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi
tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas
memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.
Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi
industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan
barang impor yang terkena tarif.
Tarif digolongkan menjadi:
1. Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-
barang yang keluar dari custom area suatu Negara yang memungut
pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak
dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama
dengan batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah
merupakan keharusan.Custom area disini lebih luas daripada wilayah
suatu Negara. Tetapi dengan adanya free trade area maka custom
area lebih sempit daripada batas wilayah suatu Negara.
2. Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa
barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
37. 3. Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan
ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
Pembedaan tariff menurut jenisnya
Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap
ukuran fisik daripada barang.
Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem.
System tarif:
Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya
ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain).
Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain
disebut conventional tariff.
Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi
sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini
dinamakan “general and conventional form”.
Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column
tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-
negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan
nama “preferential system”.
38. Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
macam efek tariff tersebut adalah:
efek terhadap harga (price effect)
efek terhadap konsumsi (consumption effect)
efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
Effective rate of protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan
tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga
kurva penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan
tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of
protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut.
Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka
effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.
Alasan pembebanan tariff
Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya
melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor,
ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang
lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai
pembayaran tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara
itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau
permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis
39. permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga
pembebanan tariff dapat lebih effective.
40. BAB VIII
PENUTUP
8.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya perdagangan internasional suatu Negara dapat memenuhi
kebutuhan akan produk-produk yang tidak diproduksi dalam negeri dan dapat
mengefesiensi biaya produksi dalam negeri.
Selain itu dengan adanya perdagangan internasional suatu Negara dapat
memperluas pasar atau menambah pasar dan memungkin untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang modern.
Dengan adanya perdagangan internasional maka pendapatan negara dari kegiatan
ekspor dapat menghasilkan keuntungan bagi negara yang lebih tinggi.
8.2 SARAN
Di tinjau dari seluruh pembahasan mengenai makalah berjudul
perdagangan internasional, maka kami dapat menyimpulkan berapa saran
mengenai hal tersebut. Perdagangan internasional hendaknya dapat menamabah
penghasilan yang lebih bagi negara dan negara tersebut harus mampu pula dalam
mengelola hasil pajak dari kegiatan ekspor tersebut.