Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Resume ekonomi internasional
1. RESUME I
EKONOMI INTERNASIONAL
Disusun Oleh :
Nama : Reni Setyo N
NIM : 11121248
Kelas : 6K-MKP
Ruang : C.1.3
UNIVERSITAS BINA BANGSA
( UNIBA )
2018 – 2019
2. DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ........................................................................................ i
BAB I PENGERTIAN EKONOMI INTERNASIONAL
DAN RUANG LINGKUPNYA .......................................................... 1
1.1. Pengertian Ekonomi Internasional ................................................ 1
BAB II KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL ............. 4
2.1. Pengertian Ekonomi Internasional ................................................ 4
2.2. Teori Merkantilisme ...................................................................... 4
2.3. Teori Heckscher-Ohlin (H-O) ....................................................... 6
2.4. Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus)...................................... 8
2.5. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) ........... 8
2.6. Teori Praklasik .............................................................................. 9
2.7. Teori Klasik .................................................................................. 12
BAB III TEORI MODERN .............................................................. 16
3.1. Teori Heckscher-Ohlin (H-O) ...................................................... 16
3.2. Kebijakan Ekonomi Internasional ................................................ 19
3.3. Macam-Macam Restriksi Dalam Perdagangan Internasional ....... 21
3. BAB I
PENGERTIAN EKONOMI INTERNASIONAL
DAN RUANG LINGKUPNYA
1.2.Pengertian Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah suatu cabang yang berasal dari ilmu ekonomi,
yang mempelajari dan menganalisis mengenai transaksi serta permasalahan ekonomi
secara internasional (eksport dan inport) yang meliputi perdagangan, keuangan atau
moneter maupun organisasi ekonomi (organisasi swasta maupun pemerintah) dan
kerjasama antara negara.
Atau definisi ekonomi internasional yang lainnya adalah suatu ilmu yang
membahas mengenai akibat saling ketergantungan antara negara-negara yang ada di
dunia, baik itu dari segi perdagangan maupun dari segi pasar kredit Internasional.
Maka didalam ekonomi internasional permasalahan utama yang di hadapi
umumnya sama dengan ekonomi yang lain, yaitu masalah mengenai kelangkaan
barang maupun masalah pilihan barang, yang diartikan produk ialah barang maupun
jasa yang dihasilkan dan dibutuhkan oleh manusia.
A. Faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi Internasional
Adapun faktor yang mendorong suatu negara melakukan ekonomi internasional salah
satunya dalam perdagangan internasional, diantaranya seperti di bawah ini:
Untuk dapat memenuhi kebutuhan produk maupun jasa dalam negeri.
Mempunyai keinginan untuk dapat memperoleh keuntungan, dengan tujuan
meningkatkan pendapatan negara.
Memiliki kemampuan berbeda dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) untuk mengelola sumber daya.
4. Memiliki produk atau barang yang lebih dalam negri sehinnga perlu pasar
baru untuk menjualnya.
Perpedaan keadaan dari sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, adat istiadat
maupun jumlah penduduk yang dapat menyebabkan adanya perbedaan antara
hasil produksi dan adanya keterbatasan dari produksi.
Terjadinya globalisasi, karena tidak ada negara di dunia ini yang mampu
hidup sendiri tanpa bantuan dari negara lain.
Mempunyai kesamaan slera terhadap suatu barang atau jasa.
Adanya keinginan untuk membuka kerjasama hubungan diplomatik dengan
negara lain.
Apa itu ekonomi internasional?
B. Inilah tujuan dan ruang lingkup ekonomi Internasional
Tujuan dari ekonomi ini adalah untuk dapat mencapai atau meningkatkan
kemakmuran yang lebih baik untuk manusia. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
mengadakan berbagai macam kegiatan, misalnya kegiatan di bidang perdagangan
(eksport dan inport), perkreditan, perasuransian, invertasi dan di bidang yang lainnya.
Perbedaan dalam sifat maupun cara antara perdagangan internasional dengan
perdadangan didalam negri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, diantaranya
seperti di bawah ini:
5. Perbedaan dalam hukum peraturan menganai jual-beli, uang, peraturan bea,
dan lain-lain.
Perbedaan dalam adat-istiadat, kegemaran, kebiasaan, musim dan perbedaan
kondisi pasar.
Perbedaan karena keadaan politik, sosial-budaya, ekonomi dan kultural.
Dan inilah ruang lingkup ekonomi internasional:
Yang pertama, teori dan kebijakan keuangan atau moneter International.
Yang kedua, teori dan kebijakan perdagangan International.
Yang ketiga, organisasi dan kerjasama ekonomi International.
Dan yang keempat, perusahaan dan bisnis International.
Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud ekonomi internasional yaitu ekonomi yang
membahas mengnai permasalahan ekonomi secara Internasional atau secara global,
misalnya seperti eksport dan inport barang.
6. BAB II
KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL
2.1. Pengertian Ekonomi Internasional
Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan antar
negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan valuta asing
yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan (Simorangkir,
1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan bahwa perdagangan internasional
merupakan suatu cerminan dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka.
Pada zaman globalisasi ini hampir tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi
tertutup. Hal ini terjadi karena tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi
keseluruhan kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri.
Masyarakat di suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang tidak
bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau perdagangan
antar negara.
Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar negara dimana masing-masing
negara mempunyai alat tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan
nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau
kurs. Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan
mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami
depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang
asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan menyebabkan ekspor meningkat dan
impor cenderung menurun. Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah
dengan volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor
juga akan meningkat (Sukirno, 2011).
Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran pendapatan
seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari produksi dalam
negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan ekspor, variabel impor
merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran pendapatan. Tambunan (2001)
7. mendefinisikan perdagangan sebagai proses tukar-menukar atas barang atau jasa yang
didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Perdagangan
internasional dibagi menjadi dua jenis yakni perdagangan barang (fisik) dan
perdagangan jasa (non fisik). Manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara
lain :
Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara serta bagaimana
efek terhadap struktur perekonomian suatu negara.
Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari perdagangan international
tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini diartikan sebagai proses tukar-
menukar yang didasarkan kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-
masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran
tersebut dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah
bersedia melakukan pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau
perdagangan timbul karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya manfaat atau
keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran tersebut (Boediono, 2000).
Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan jasa yang
dilakukan antar negara atas pertimbangan tertentu (keuntungan) dan dilakukan tanpa
adanya tekanan dari pihak manapun juga. Berikut adalah beberapa teori yang
berkaitan dengan adanya perdagangan internasional :
2.2.Teori Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin
ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya
akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas
dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka
semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus
menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta
8. membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena
setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena
jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah negara
hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan
para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional,
jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh
sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas
dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih
besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya;
peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah
negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas
berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis.
Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan
dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. Status suatu negara di mata
internasional dicerminkan dengan banyaknya jumlah emas yang dimiliki suatu negara
(Hady, 2001).
2.3. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik,
negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu
negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut
memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan
faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah
labor intensity atau capital intensity.
9. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama
adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang
sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang
sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva
isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk
yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut:
1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara
akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan
sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai
perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan
komparatif. Teori ini dianggap lebih modern karena menyatakan adanya perbedaan
relatif faktor-faktor pemberian dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai
penyebab terjadinya perdagangan internasional (Lindert, 2003).
10. 2.4.Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus)
Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus,
perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan jasa yang
sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat dijual di luar negeri.
Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara itu dapat mengimpor barang-
barang luar negeri sehingga mampu memperbesar tingkat produksinya, dan juga
menambah jumlah barang yang dikonsumsi oleh penduduk di negerinya. Perluasan
pasar ini akan mendorong sektor produktif untuk menggunakan teknik produksi yang
produktivitasnya lebih tinggi dikarenakan dengan adanya teknologi baru yang lebih
baik daripada yang ada di dalam negeri.
2.5. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul “Principles
of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori keunggulan komparatif adalah
keunggulan yang diperoleh suatu negara (dari menjalankan spesialisasi) karena dapat
menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah dari pada negara lain.
Menurut teori ini setiap negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan
mengekspor barang-barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif.
Menurut teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara
tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap
memperoleh keuntungan.
Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu:
1. perdagangan internasional hanya terjadi antara dua negara,
2. barang-barang yang diperdagangkan hanya dua jenis,
3. perdagangan dilakukan secara bebas,
4. tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri,
5. biaya produksi dianggap tetap,
11. 6. biaya transportasi tidak ada,
7. tidak ada perubahan teknologi.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa
keunggulan komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen
untuk suatu barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan
kepada masing-masing produsen.
Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional adalah
meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap
negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa yang relatif efisien.
Efisiensi relatif suatu negara dalam memproduksi produk tertentu dapat dijelaskan
dari jumlah produk alternatif lain yang dapat diproduksi dengan input yang sama.
Bila ditinjau dari pengertian ini, efisiensi relatif digambarkan sebagai keuntungan
komparatif. Semua negara secara bersama-sama dapat memperoleh hasil dari
eksploitasi keuntungan komparatifnya, juga dari skala produksi yang lebih besar dan
pilihan produk yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya
perdagangan internasional. Karena itu, keuntungan dari mengeksploitasi keuntungan
komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan perdagangan bebas.
2.6. Teori Praklasik
A. Merkantilisme
Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan
pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian guna
memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai standard dan ukuran
kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan Negara tersebut.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata merchant yang
berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini, tiap Negara jika ingin maju
harus melakukan kegiatan ekonomi berupa perdagangan, perdagangan tersebut harus
dilakukan dengan Negara lain. Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui
surplus perdagangan luar negeri yang diterima dalam bentuk emas atau perak,
12. sehingga kebijaksanaan pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi
aktifitas impor. Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada waktu itu
antara lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.
Latar belakang munculnya Merkantilisme:
1) Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman,
Italia, dan Belanda)
2) Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan
kesejahteraan rakyatnya.
3) Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat agar tetap mampu bertahan.
4) Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.
5) Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi ke
wilayah-wilayah
baru.
Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme:
1) Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2) Meningkatkan perdagangan luar negeri
3) Mengembangkan industri berorientasi ekspor
4) Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
5) Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
6) Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk
yang sangat tinggi.
7) Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor lebih
dari Negara lain.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
1) Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
2) Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang
positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan
13. demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam
mulia yang diperoleh dari luar negeri.
3) Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-
yaran,sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan
menjadi makmur dan kuat
4) Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai
armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran
agama
5) Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar
negeri diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia.
David Hume (1711-1776)
Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan
bahwa ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus
menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di
distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan
keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut.
Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal :
“Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented areasonably complete
description of the interrelationship between a country’s balance of trade, the quantity
of money, and the general level of prices. In international trade theory this has
becaome known as the price specie-flow mechanism.
Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca
perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu
Negara (Teguh Sihono, 2008).
B. Neo-Merkantilisme
yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi industri
nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff Barrier dan kebijakan
14. Nontariff barrier. Biasanya tariff barrier dilaksanakan dengan menggunakan
countervailing duty, bea anti dumping dan surcharge. Dalam hal ini, kebijakan
proteksi yang lebih banyak digunakan biasanya dalam bentuk Nontariff Barrier
seperti larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga patokan, peraturan kesehatan,
dll.
2.7. Teori Klasik
A. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)
Adam Smith mengemukakan bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi
produksi terhadap suatu jenis barang tertentu yang memiliki keunggulan absolut
(absolute advantage) dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang lain
yang tidak mempunyai keunggulan absolut (absolute disadvantage) terhadap negara
lain yang memproduksi barang sejenis.
Keunggulan absolut dapat terjadi karena perbedaan keadaan, seperti letak
geografis, iklim, kekayaan sumber daya alam, kualitas tenaga kerja, tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), jumlah penduduk, modal, dan
lain-lain.
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada
variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja
yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang
digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value )
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai
tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan
anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya
factor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi
tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas.
15. Contoh sebagai berikut:
Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi
tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian.
Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit
tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian
masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum
sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga
kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika
memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini
dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum
dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute
advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang
dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara
dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda,
dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan
kemakmuran negara.
Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut
maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada
keuntungan.
16. B. Teori Keunggulan Komparatif (comparative advantage)
Pada teori keunggulan absolut terdapat permasalahan bila antara dua negara
hanya satu negara saja yang mempunyai keunggulan absolute atas semua barang.
Maka, perdagangan tidak akan terjadi karena bila dilakukan hanya akan
menguntungkan salah satu negara saja. Munculnya teori keunggulan komparatif dari
J.S. Mill dan David Ricardo menyempurnakan teori keunggulan absolut.
J.S. Mill beranggapan bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor
barang tertentu bila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif (keunggulan
relatif) terbesar, dan akan mengkhususkan melakukan impor barang, bila negara
tersebut memiliki kerugian komparatif (kerugian relatif). Atau dengan kata lain, suatu
negara akan melakukan ekspor barang, bila barang itu dapat diproduksi dengan biaya
lebih rendah, dan akan melakukan impor barang, bila barang itu diproduksi sendiri
akan memerlukan biaya produksi yang lebih besar.
David Ricardo mempunyai pemikiran yang senada, yaitu perdagangan internasional
antara dua negara akan terjadi bila masing-masing memiliki biaya relatif yang terkecil
untuk jenis barang yang berbeda. David Ricardo berpendapat bahwa perdagangan
internasional antara kedua negara tetap dapat dilakukan dengan memperhitungkan
tingkat efisiensi tenaga kerja relatif.
Contoh sebagai berikut:
Cina dan Jepang sama-sama memproduksi kopi dan teh. Cina mampu
memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi teh secara efisien dan murah. Sebaliknya, Jepang mampu dalam
memproduksi teh secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Cina memiliki
keunggulan dalam memproduksi kopi dan Jepang memiliki keunggulan dalam
memproduksi teh. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara
bersedia bertukar kopi dan teh. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu negara
dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut
melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan
efisiensi tinggi.
17. BAB III
TEORI MODERN
3.1. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung
untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif
melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan
perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1) Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu
negara.
2) Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi,
apakah labor intensity atau capital intensity.
Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara
tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya.
I. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi
yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas
produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan
dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan
diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah
produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimilkinya.
18. c) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu
karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal
untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan
sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
II. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks,
melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta
itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat
tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks
leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan
ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a) Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b) Tariff and Non tariff barrier
c) Pebedaan dalam skill dan human capital
d) Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja
terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang
memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
19. Pengertian Perdagangan International
Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai suatu hubungan
kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara lain yang
berkaitan dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran
bagi suatu negara.
Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antar
negara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang dan jasa atas dasar
suka rela dan saling menguntungkan. Perdagangan Internasional juga dikenal dengan
sebutan perdagangan dunia. Perdagangan Internasional terbagi menjadi dua bagian
yaitu impor dan ekspor, yang biasanya disebut sebagai perdagangan ekspor impor.
Ciri utama perdagangan Internasional:
Perdagangan internasional berada dalam lingkup komoditi dalam pertukaran
barang, dengan adanya perbedaan alam di tiap Negara. Namun, dengan adanya
perbedaan di tiap – tiap Negara atau daerah, oleh sebab itu ada beberapa karakteristik
utama dalam perdagangan Internasional, antara lain :
1. Perdagangan internasional dalam barang dan jumlah jumlah transaksi lebih
umumnya, transportasi jarak jauh, untuk memenuhi waktu yang lama, sehingga
kedua belah pihak menganggap risiko yang lebih besar dari perdagangan
domestik.
2. Rentan terhadap perdagangan internasional dalam barang perdagangan kedua
negara dalam politik dan ekonomi perubahan dalam situasi internasional,
hubungan bilateral memiliki dampak dalam perubahan kondisi.
3. Barang dalam perdagangan internasional, perdagangan di samping kedua belah
pihak, yang harus berhubungan dengan transportasi, asuransi, perbankan,
komoditi inspeksi, adat dan lainnya departemen bekerja sama dengan proses
perdagangan dalam negeri akan semakin kompleks.
20. Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional:
1. Perbedaan dalam memproduksi barang Satu negara tidak dapat memproduksi
barang tertentu.
2. Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat
Kadang kala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya
sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai barang
produksi dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih menyukai memakai barang
impor dari negara lainnya, misalnya sepatu, tas, dan baju yang lebih bermerk.
3. Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar.
Persediaan barang dan permintaan pasar disetiap negara yang tidak seimbang.
(Liang, 1999).
3.2. Kebijakan Ekonomi Internasional
Pengertian
Kebijakan Ekonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau
kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan
dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan
sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang
secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran
internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal.
Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah
tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung
mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
21. Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap
rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran
internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini
misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll.
Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah
terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang
berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap
lalu lintas devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal
jangka panjang.
Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang
berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk
membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
Tujuan Kebijakan Internasional
1. Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain
baik pengaruh ekonomi, politik dan militer.
2. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu
akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi
produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena
itu hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea, Larangan
Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau dikurangi. .
3. Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk
melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan
melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-
mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan
22. barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas
kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping.
4. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP);
negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah
mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak
menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran. Sebaliknya untuk negara
yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit memaksa pemerintah
mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa
(exchange control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal.
5. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan
ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya:
Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai
berjalan (Infant Industries).
Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan
mendorong impor barang barang yang esensial.
Mendorong ekspor dll.
3.3. Macam-Macam Restriksi Dalam Perdagangan Internasional
Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang
yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara
untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu
merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena
kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi
tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas
memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.
23. Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri
dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor
yang terkena tarif.
1. Tarif digolongkan menjadi:
Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-
barang yang keluar dari custom areasuatu Negara yang memungut pajak.
Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan
tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan
batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan
keharusan. Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara.
Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area lebih sempit
daripada batas wilayah suatu Negara.
Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan
bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan
ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir.
1. Pembedaan tariff menurut jenisnya
Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap
ukuran fisik daripada barang.
Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem.
24. 1. System tarif:
Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang
hanya mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff
yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan
dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian
dengan Negara lain disebut conventional tariff.
Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan
undang-undang, maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi
sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini
dinamakan “general and conventional form”.
Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-
column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference
untuk Negara-negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering
disebut dengan nama “preferential system”.
1. Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
macam efek tariff tersebut adalah:
efek terhadap harga (price effect)
efek terhadap konsumsi (consumption effect)
efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
25. 1. Effective rate of protection
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan
tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva
penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff
terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection”
yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. Apabila barang
jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka effective rate of
protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.
1. Alasan pembebanan tariff
Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya
melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini
berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih
besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran
tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu
mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau
permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis
permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga
pembebanan tariff dapat lebih effective.
Infant-industri
Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum
tinggi serta belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu
pembebanan tariff terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan
26. terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat
sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff dihapuskan. Hal ini
untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah
perlindungan tariff.
Diversifikasi
Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang
saja akan mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di
pasaran dunia goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat
berkembang, sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang
dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan
semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat diimbangi
dengan kenaikan harga barang lain.
Employment
Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan
produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan
kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas
kesempatan kerja.
Anti dumping
Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di
dalam negeri.
Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan
To Keep Money at Home
Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara
tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila
27. membeli barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri.
Jadi dengan pembebanan tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga akan
mencegah larinya uang ke luar negeri.
The Low-wage
Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan
Negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat
upah. Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu
untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang
upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya tinggi tersebut perlu
membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang tingkat upahnya
rendah.
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam
negeri. Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya
berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
Home market
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan
prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang
akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif
tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk
melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri.
Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva
berikut :
28. Keterangan :
OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff
OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam
OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri
Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri
PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor
OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor
Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor.
Harga barang-barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri
meningkat Q1Q2. Karena harga barang impor yang mahal, konsumen mengurangi
konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat GHIJ merupakan penerimaan pemerintah
dan tarif barang-barang impor.
Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan
jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh
pemerintah biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor
suatu barang dengan jumlah yang dibatasi.
1. Kuota Impor
Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :
Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan
sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.
29. Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan
berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam
perdagangan.
Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang
tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi
dikenakan tarif yang tinggi.
Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor
dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir.
Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri.
Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal
tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing.
Jika digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor
Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor
OP : harga barang sebelum ada kuota impor
Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota
OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor
30. Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya
kuota.
1. Kuota Ekspor
Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan ,
antara lain :
mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang
dianggap berbahaya;
menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;
mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga
stabilitas ekonomi dalam negeri.
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas
perdagangan penting.
Larangan Ekspor
Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan
internasional yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah
pabean suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang
karena menimbulkan kerusakan Iingkungan yang merugikan negara.
Larangan Impor
Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu
kebijakan dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri
untuk melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan
mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika barang-barang (komoditas)
tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan tebu akan mendenita kerugian
yang besar.
31. Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap harga
barang akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor
Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan
OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor
OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor
OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang impor
di pasar (impor = 0)
OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor
Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang lebih
banyak dan dengan harga yang Iebih tinggi.
Subsidi
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang
memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak. Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat
terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para produsen
dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih murah sehingga bisa
bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa :
1. uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah);
2. subsidi per unit produksi.
32. Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dapat
digambarkan dalam kurva berikut.
Keterangan :
QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi
Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri
OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri
OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi
BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran
bergeser dari So ke S
OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi
Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri
PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri
Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang juga
tetap sebesar OQ2.
Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara
menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau
bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume
perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan
konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang
sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara
pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih
tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk
menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.
33. Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb :
1. Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr
suatu perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn
menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di luar negeri.
2. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di
luar negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga
dapat menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm persaingan
bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali dinaikkan utk
mendpt profit maksimum.
3. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di
luar negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga
di dalam negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri.
Anti Dumping Code
Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade
Organization suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn
mengenakan Anti Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan Anti
Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt mengenakan Anti Dumping
Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury test adalah suatu penyelidikan
apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair trade),sehingga
menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
o Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri,
sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding
kurva permintaan di luar negeri.
o Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri
tidak dapat membeli barang dari luar negeri.