Dokumen tersebut merupakan resume yang membahas tentang Ekonomi Internasional. Ringkasannya adalah resume tersebut membahas konsep, teori, dan kebijakan Ekonomi Internasional serta perdagangan internasional antar negara."
1. RESUME
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional
Dosen Pengampu, Ade Fauji, S.E MM
Di susun Oleh
ANISA EMAS QOMARIAH
11150859
6L - MKP
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR iii
BAB 1 EKONOMI INTERNASIONAL 1
1.1 Pengertian Ekonomi Internasional 1
1.2 Pengertian, Tujuan & Ruang Lingkup Ekonomi Internasional 2
1.3 Perdagangan antar Negara 4
BAB 2 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL 11
2.1 Perdagangan Internasional 11
2.2 Teori Merkantilisme 13
2.3 Teori Hecker Ohlin ( H-O ) 14
2.4 Teori perluasan pasar 15
2.5 Teori Keunggungan Komparatif 16
BAB 3 TEORI PRA KLASIK 17
3.1 Merkantilisme 18
3.2 David Hume 20
BAB 4 TEORI KEUNGGULAN MUTLAK 21
4.1 Teori keunggulan oleh Adam Smith 21
4.2 Teori keunggulan komparatif oleh David Ricardo 23
i
3. BAB 5 TEORI MODERN DALAM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL 26
5.1 Teori Modern 26
BAB 6 KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL, INSTRUMEN ,
TUJUAN DAN BENTUK KEBIJAKAN 30
6.1 Instrumen kebijakan ekonomi internasional 30
6.2 Tujuan kebijakan ekonomi internasional 30
6.3 Macam – macam bentuk kebijakan ekonomi internasional 32
BAB 7 PENUTUP 33
Kesimpulan 33
Daftar Pustaka 34
ii
4. KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah Ekonomi
Internasional ini dengan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
ii
5. BAB 1
EKONOMI INTERNASIONAL
1.1 Pengertian Ekonomi Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari dan menganalisis tentang transaanksi dan permasalahan
Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan
keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun
Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Pentingnya studi Ekonomi Internasional karena pada saat ini pengaruh
globalisasi ekonomi dunia yang ditandai ciri-ciri atau karakter yaitu :
1. Keterbukaan pasar atau liberalisasi pasar dan arus uang dan transfer
teknologi.
2. Ketergantungan ekonomi suatu negara terhadap dunia luar dimana
adanya perusahaan Multi Nasional.
3. Persaingan semakin ketat antar negara atau antar perusahaan untuk
meningkatkan: produktifitas, efisiensi, dan efektif yang optimal.
Sebagai konsekuensi dari globalisasi maka studi Ekonomi Internasional
sangat penting guna mengukur kemampuan suatu negara dalam kancah
globalisasi.
1
6. 1.2 Pengertian, Tujuan, dan Ruang Lingkup Ekonomi International
1. Pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Dalam Segi Ilmiah
Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang
diterapkan pada kegiatan – kegiatan ekonomi antar Negara atau antar
bangsa
b. Dalam Segi Praktisnya
Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang
dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang – orang perorangan
dari Negara yang satu dengan Negara yang lain
1. Tujuan Ekonomi International
Adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat
manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan
dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan,
perasuransian, diplosiasi dll.
Perbedaan – perbedaan dalam sifat dan cara – cara antara pedagangan
international dengan perdagangan – perdagangan dalam negeri disebabkan
oleh hal – hal dibawah ini :
a. Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum
peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dsb
b. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam
kebiasaan, adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar
c. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi
dan cultural
2
7. 2. Ruang Lingkup
a. Teori dan kebijakanPerdagangan International
b. Teori dan kebijakan Keuangan / Moneter International
c. Organisasi dan Kerjasama Ekonomi International
d. Perusahaan International dan Bisnis International
1.3 PERDAGANGAN ANTAR NEGERA
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,
perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi
selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan
politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional
pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan
kehadiran perusahaan multinasional.
1. Manfaat perdagangan antar negara
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah
sebagai berikut:
a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap
negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional,
setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
3
8. b. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara
dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang
diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara
tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
c. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi
kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan
mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut
keluar negeri.
d. Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih
modern.
2. Faktor pendorong (Peranan Perdagangan Luar Negeri bagi
Pembangunan Ekonomi Indonesia)
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan
negara
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
4
9. 4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru
untuk menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan
hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan
dari negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia
dapat hidup sendiri.
9. Adanya perbedaan iklim
10. Adanya perbedaan biaya produksi dan spesialisasi produksi.
Perdagangan internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja.
Manfaatnya di bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa.
Bidang itu antara lain politik, sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang
ekonomi, perdagangan internasional dilakukan semua negara untuk
memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara dapat diibaratkan manusia, tidak
ada manusia yang bisa hidup sendiri, tanpa bantuan orang lain. Begitu juga
dengan negara, tidak ada negara yang bisa bertahan tanpa kerja sama
dengan negara lain. Negara yang dahulu menutup diri dari perdagangan
internasional, sekarang sudah membuka pasarnya. Misalnya, Rusia, China,
dan Vietnam. Perdagangan internasional juga memiliki fungsi sosial.
Misalnya, ketika harga bahan pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara
penghasil beras berupaya untuk dapat mengekspornya. Di samping
memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga berfungsi secara sosial. Jika
krisis pangan dunia terjadi, maka bisa berakibat pada krisis ekonomi. Akibat
berantainya akan melanda ke semua negara. Pada era globalisasi ini banyak
muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan sepertiini sahamnya dimiliki
oleh beberapa orang dari beberapa negara. Misalnya, saham telkomsel
dimiliki oleh beberapa orang dari Indonesia dan Singapura.
5
10. Perusahaan multi nasional seperti ini dapat mempererat hubungan sosial
antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara saling bekerja
sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka. Perdagangan
internasional juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara
bisa mempererat hubungan politik antar negara. Sebaliknya, hubungan
politik juga bisa mempererat hubungan dagang.
Perdagangan internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan.
Misalnya, suatunegara nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir.
Negara ini dapat ditekan dengan dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara
lain tidak diperbolehkan menjalin hubungan dagangdengan negara tersebut.
Biasanya upaya seperti ini harus dengan persetujuan PBB. Hal ini dilakukan
demi terciptanya keamanan dunia. Perdagangan internasional juga terkait
dengan pertahanan suatu negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata
untuk mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak semua negara mampu
memproduksi senjata. Maka diperlukan impor senjata. Untuk mencegah
perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan kerjasama
internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya senjata gelap,
obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit
menular, dsb. Untuk kepentingan inilah pemerintah semua negara memiliki
bea cukai. Instansi ini dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa
barang-barang dan bagasi ketika memasuki suatu negara.Pemeriksaan ini
diperlukan untuk melihat apakah pajaknya telah dibayar. Pemeriksaan juga
untuk mengecek barang-barang tersebut barang selundupan ataupun barang
terlarang atautidak. Cara yang digunakan dalam pemeriksaan antara lain
dengan melihat dokumen barang, menggunakan detektor barang berbahaya,
atau menggunakan anjing pelacak.
6
11. 3. Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri dari Pelita ke Pelita
berikutnya adalah :
a. Pelita I
Menurut peraturan pemerintah no.16 tahun 1970 kebijakan pemerintah
tentang perekonomian membicarakan tentang penyempurnaan tata niaga
ekspor dan impor. Peraturan pemerintah pada bulan agustus 1971
membahas tentang devaluasi rupiah terhadap dollar amerika dengan
memfokuskan pada beberapa sasaran, yakni kestabilan harga pokok,
peningkatan nilai ekspor, kelancaran impor, penyebaran barang di dalam
negeri.
b. Pelita II
Adapun kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam pelita II ini
adalah dengan melakukan penghapusan pajak ekspor untuk
mempertahankan daya saing di pasar dunia. Penggalakan PMA dan PMDN
untuk mendorong investasi dalam negeri, yang menghasilakn cadangan
devisa naik dari $ 1,8 milyar menjadi $ 2,58 milyar dan naiknya tabungan
pemerintah dari Rp 255 milyar menjadi Rp 1.522 milyar pada periode pelita
II tersebut. Sedangkan kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah
meningkatkan hasil produksi nasional dan daya saing komoditi ekspor
karena tingkat rata-rat inflasi 34%, resesi dan krisis dunia tahun 1979, serta
penurunan bea masuk impor komoditi bahan dan peningkatan bea masuk
komoditi impor lainnya.
7
12. c. Pelita III
Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada
pangan, serta menignkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi
Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman
tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana
politik dan ekonomi yang stabil.
d. Pelita IV
1. Kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985, yakni meningkatkan ekspor non
migas dan pengurangan biaya tinggi dengan :
a) Pemberantasan pungli
b) Mempermudah prosedur kepabeanan
c) Menghapus dan memberantas biaya siluman
2. Paket Kebijakan 25 Oktober 1986 : deregulasi bidang perdagangan,
moneter, dan penanaman modal dengan cara :
a) Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan
baku
b) Proteksi produksi yang lebih efisien
c) Kebijakan penanaman modal
8
13. 3. Paket Kebijakan 15 Januari 1987, yakni peningkatan efisiensi,
inovasi, dan produktivitas beberapa sektor industri (menengah ke atas) guna
meningkatkan ekspor non migas, adapun langkah-langkahnya:
a) Penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan impor
b) Pembebasan dan keringanan bea masuk
c) Penyempurnaan klasifikasi barang
1. Paket Kebijakan 24 Desember 1987 (PAKDES) adalah
restrukturisasi bidang ekonomi dalam rangka memperlancar perijinan
(deregulasi).
2. Paket 27 Oktober 1988 : kebijakan deregulasi untuk menggairahkan
pasar modal dan menghimpun dana masyarakat untuk biaya pembangunan.
3. Paket Kebijakan 21 November 1988 (PAKNOV) yakni deregulasi
dan debirokratisasi bidang perdagangan dan hubungan laut.
4. Paket Kebijakan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijakan
dibidang keuangan dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan
perangkatnya untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif, juga berisi
mengenai deregulasi dalam hal pendirian perusahaan asuransi.
e. Pelita V
Menitikberatkan sektor pertanian dan industri untuk menetapkan
swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya;
dan sektor industri khususnya industri yang menghasilkan barang ekspor,
industri yang banyak menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil
pertanian, serta industri yang dapat mengahsilkan mesin mesin industri.
9
14. Diantaranya dengan cara :
a) Mengenakan tarif dan atau kuota
b) Mengawasi pemakaian valuta asing
c) Ekspor : mengurangi pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur
ekspor, memberantas pungli dan biaya siluman
f. Pelita VI
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang
berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi
dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi
krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang
mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
Disamping itu Suharto sejak tahun 1970-an juga menggenjot penambangan
minyak dan pertambangan, sehingga pemasukan negara dari migas
meningkat dari $0,6 miliar pada tahun 1973 menjadi $10,6 miliar pada
tahun 1980. Puncaknya adalah penghasilan dari migas yang memiliki nilai
sama dengan 80% ekspor Indonesia. Dengan kebijakan itu, Indonesia di
bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus sukses pembangunan
ekonomi.
g. Pelita VII
Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang
ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan
pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sebagai pendukungnya.
10
15. BAB 2
Konsep Perdagangan Internasional
2.1 Perdagangan internasional
Perdagangan Internasional merupakan kegiatan yang dilaksanakan
antar negara yang berbeda serta mengakibatkan timbulnya pertukaran akan
valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang
bersangkutan (Simorangkir, 1985). Menurut Dachliani (2006) menyatakan
bahwa perdagangan internasional merupakan suatu cerminan dari negara
yang menganut sistem perekonomian terbuka. Pada zaman globalisasi ini
hampir tidak ada negara yang menganut sistem ekonomi tertutup. Hal ini
terjadi karena tentu saja setiap negara tidak bisa memenuhi keseluruhan
kebutuhan masyarakatnya hanya dengan hasil produksi negeri sendiri.
Masyarakat di suatu negara perlu mengonsumsi barang-barang lainnya yang
tidak bisa di produksi negeri sendiri sehingga perlu adanya pertukaran atau
perdagangan antar negara. Menurut Salvatore (1997) Perdagangan antar
negara dimana masing-masing negara mempunyai alat tukarnya sendiri
mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata uang dengan
mata uang lainnya, yang disebut kurs valuta asing atau kurs. Dalam sistem
kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan
mengakibatkan perubahan ke atas ekspor maupun impor. Jika kurs
mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan
berarti nilai mata uang asing bertambah tinggi kursnya (harganya) akan
menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun.
Jadi kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume
ekspor. Apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan
meningkat (Sukirno, 2011).
11
16. Ekspor merupakan variabel injeksi yang menambah besaran aliran
pendapatan seperti halnya investasi, hal ini dikarenakan ekspor berasal dari
produksi dalam negeri yang diperdagangkan di luar negeri. Berbeda dengan
ekspor, variabel impor merupakan variabel bocoran yang mengurangi aliran
pendapatan. Tambunan (2001) mendefinisikan perdagangan sebagai proses
tukar-menukar atas barang atau jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela
dari masing-masing pihak. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua
jenis yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa (non fisik).
Manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain :
Membantu menjelaskan arah komposisi perdagangan antar negara
serta bagaimana efek terhadap struktur perekonomian suatu negara.
Dapat mewujudkan adanya keuntungan yang timbul dari
perdagangan international tersebut atau gain from trade. Perdagangan disini
diartikan sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan kehendak sukarela
dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai
kebebasan untuk menentukan untung rugi pertukaran tersebut dari sudut
kepentingan masing-masing dan kemudian menentukan apakah bersedia
melakukan pertukaran atau tidak. Pada dasarnya pertukaran atau
perdagangan timbul karena salah satu kedua belah pihak melihat adanya
manfaat atau keuntungan tambahan yang bisa diperoleh dari pertukaran
tersebut (Boediono, 2000).
12
17. Jadi perdagangan internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai
suatu kegiatan yang mencakup ekspor dan impor, baik berupa barang dan
jasa yang dilakukan antar negara atas pertimbangan tertentu (keuntungan)
dan dilakukan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun juga. Berikut
adalah beberapa teori yang berkaitan dengan adanya perdagangan
internasional :
2.2 Teori Merkantilisme
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi
suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan
sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang
dihasilkannya selanjutnya akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau
logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan
perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah
negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh
kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi
impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap
negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga
karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka
sebuah negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan
negara lain. Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia
ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum
merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan
kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan
dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik
sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan
angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara
untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas
berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas
bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor,
pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional.
13
18. 2.3 Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan
dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang
yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan
dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor
produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di
dalam suatu negara.
Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses
produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya
produksi yang sama. Kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total
kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost
akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi
dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan
biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis
H-O dikatakan berikut:
1. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah
atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
2. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki
masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor
produksi yang dimilikinya.
14
19. 3. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki
faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang
tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit
dan mahal untuk memproduksinya.
5. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga
barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional
tidak akan terjadi.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia
yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan
penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu
dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori ini dianggap lebih
modern karena menyatakan adanya perbedaan relatif faktor-faktor
pemberian dan intensitas penggunaan faktor produksi sebagai penyebab
terjadinya perdagangan internasional (Lindert, 2003).
2.4 Teori Perluasan Pasar (Vent For Surplus)
Menurut analisa Adam Smith yang dikenal dengan doktrin vent for surplus,
perdagangan luar negeri suatu negara dapat menaikkan produki barang dan
jasa yang sudah tidak dapat dijual di dalam negeri akan tetapi masih dapat
dijual di luar negeri. Dengan penjualan barang di luar negeri tersebut negara
itu dapat mengimpor barang-barang luar negeri sehingga mampu
memperbesar tingkat produksinya, dan juga menambah jumlah barang yang
dikonsumsi oleh penduduk di negerinya. Perluasan pasar ini akan
mendorong sektor produktif untuk menggunakan teknik produksi yang
produktivitasnya lebih tinggi dikarenakan dengan adanya teknologi baru
yang lebih baik daripada yang ada di dalam negeri.
15
20. 2.5 Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul
“Principles of Political Economy and Taxation“ tahun 1817. Teori
keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu negara
(dari menjalankan spesialisasi) karena dapat menghasilkan produk dengan
biaya relative yang lebih rendah dari pada negara lain. Menurut teori ini
setiap negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor
barang-barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif. Menurut
teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu negara
tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun terhadap negara lain dan tetap
memperoleh keuntungan.
Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu (1) perdagangan
internasional hanya terjadi antara dua negara, (2) barang-barang yang
diperdagangkan hanya dua jenis, (3) perdagangan dilakukan secara bebas,
(4) tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri, (5) biaya produksi dianggap
tetap, (6) biaya transportasi tidak ada, (7) tidak ada perubahan teknologi.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Mankiw (2003) yang mengatakan bahwa
keunggulan komparatif adalah perbandingan yang dilakukan antar produsen
untuk suatu barang, yang didasarkan pada biaya oportunitas yang dikenakan
kepada masing-masing produsen.
16
21. Menurut Afin dan Nur (2008), Manfaat utama perdagangan internasional
adalah meningkatkan kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan
kepada setiap negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan
jasa yang relatif efisien. Efisiensi relatif suatu negara dalam memproduksi
produk tertentu dapat dijelaskan dari jumlah produk alternatif lain yang
dapat diproduksi dengan input yang sama. Bila ditinjau dari pengertian ini,
efisiensi relatif digambarkan sebagai keuntungan komparatif. Semua negara
secara bersama-sama dapat memperoleh hasil dari eksploitasi keuntungan
komparatifnya, juga dari skala produksi yang lebih besar dan pilihan produk
yang lebih beragam yang semuanya dimungkinkan oleh adanya
perdagangan internasional. Karena itu, keuntungan dari mengeksploitasi
keuntungan komparatif hanyalah sebagian dari seluruh keuntungan
perdagangan bebas.
17
22. BAB 3
Teori Praklasik
3.1 Merkantilisme
Merkantilisme adalah Paham yang ditandai dengan adanya campur tangan
pemerintah secara ketat dan menyeluruh dalam kehidupan perekonomian
guna memupuk kekayaan logam mulia sebanyak-banyakanya sebagai
standard dan ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan dan kekuasaan
Negara tersebut.
Merkantilisme merupakan sebuah istilah yang berasal dari
kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme ini,
tiap Negara jika ingin maju harus melakukan kegiatan ekonomi berupa
perdagangan, perdagangan tersebut harus dilakukan dengan Negara lain.
Sumber kekayaan Negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar
negeri yang diterima dalam bentuk emas atau perak, sehingga kebijaksanaan
pada waktu itu adalah merangsang ekspor dan membatasi aktifitas impor.
Negara-negara yang menganut paham merkantilisme pada waktu itu antara
lain, Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda.
a. Latar belakang munculnya Merkantilisme:
1. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa
(Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda)
2. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan,
dan kesejahteraan rakyatnya
3. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat.
4. Ditetapkan logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu
Negara.
5.Dibuka jaringan perdagangan, diadakan pelayaran serta eksplorasi
ke wilayah-wilayah baru.
18
23. b. Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme:
1) Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2) Meningkatkan perdagangan luar negeri
3) Mengembangkan industri berorientasi ekspor
4) Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industri
5) Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
6) Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea
masuk yang sangat tinggi.
7) Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara
mengekspor lebih dari Negara lain.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai
berikut :
1) Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor
2) Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto)
yang positif akan dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan
demikian semakin besar ekspor netto maka akan semakin banyak logam
mulia yang diperoleh dari luar negeri.
3) Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-
yaran,sehingga negara yang memiliki logam mulia yang banyak akan
menjadi makmur dan kuat
4) Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk
membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan
penyebaran agama
5) Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan
luar negeri diikuti dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia.
19
24. 3.2 David Hume (1711-1776)
Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan
beranggapan bahwa ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap
warga Negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan kesempatan
yang diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya
akan di distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat
terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut.
Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal :
“Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented areasonably
complete description of the interrelationship between a country’s balance of
trade, the quantity of money, and the general level of prices. In international
trade theory this has becaome known as the price specie-flow mechanism.
Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca
perdagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum
pada suatu Negara (Teguh Sihono, 2008).
20
25. BAB 4
Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith
4.1 Teori Keunggulan oleh Adam Smith
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide
sebagai berikut.
a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
dalam Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu
negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah
dibanding negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara
tersebut memperoleh keunggulanmutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi
barang yang memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-
barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang
menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara
mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan
banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang
produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat
menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah
daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki
keuntungan mutlak dalam produksi barang.
21
26. Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah
jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul
untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk
produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi
untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi untuk
produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut
mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan
memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-
rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg
rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika
Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan
memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4
elektronik – 1 elektronik).
22
27. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya ( DTD ) 1 unit
elektronik akan mendapatkan 0.25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia
1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan
demikian, jika negara jepang mengadakan perdagangan atau menukarkan
elektroniknya dengan indonesia, Indonesia akan memperoleh keuntungan
sebesar 0.75 kg rempah-rempah, yang di peroleh dari ( 1 kg rempah-rempah
– 0.25 elektronik. ).
4.2 Teori Keunggulan Komoperative ( Comprative Advantage )
Oleh David Ricardo
David Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang di
kemukakan oleh Adam Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai
berikut :
Bagaimana bila suartu negara lebih produktif dalam memproduksi
dua jenis barang di banding negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak negara lain memiliki faktor produksi
tenaga kerja dan alam yang lebih menguntungkan dio banding negara lain,
sehingga negara tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam
menghasilkan barang dari pada negara lain.
Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang.
Dari uraian di atas da[pat di simpulkan, bahwa jika mkondisi suatu negara
lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat
mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
23
28. Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan
internasional ?
Pada konsep keunggulan komperatif ( perbedaan biaya yang dapat di
bandingkan ) yang di gunakan sebagai dasar dalam perdagangan
internasional adalah banyajnya tenaga kerja yang di gunbakan untuk
memproduksi suatu barang.
Jadi motif melakukan perdagangan bukan sekedar mutlak lebih produktif 9
lebih menguntungkan ) dalam menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut
David Ricardo sekalipun suiatu negara itu tertinggal dalam segala rupanya,
ia tetap dapat ikut serta dalam perdangan internasional, asalkan negara
tersebut menghasilkan barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja)
di banding dengan lainnya.
Jadi, keuntungan komperatif terjadi bila suatru negara lebih unggul terhadap
kedua macam produk yang di hasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang
lebih murah jika di bandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa negara jepang unggul
terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan
tetapi keunggulannya tertinggi pada jenis elektronik. Sebaliknya, negara
Indonesia lemah terhadap kedua jenis, baik rempah-rempah maupun
elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produk rempah-rempah.
24
29. Jadi, sebaiknya negara je[pang berspesialisasi p;ada produk elektronik dan
negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya
kedua negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan
mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat di hitung sebagai berikut :
a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0.625 kg rempah-rempah, sedangkan
di Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempah-rempah. Jika negara jepang
menukarkan elektronik dengan rempah-0rempah di indonesia, maka akan
mendapatkan keuntungan sebesar 0.375, yang di peroleh dari ( 1 rempah-
rempah – 0.625 rempah-rempah)
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di
jep[ang 1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik . Jika negara Indonesia
menukarkan rempah-rempah dengan elektronik, maka jepang akan
mendapatkan lkeuntungan sebesar 0.6 yang di peroleh dari (1.6 elektronik-
1elektonik)
Teori yang di kemukakan oleh kaum klasik dalam teori perdagangan
internasional berdasarkan atas asumsi berikut ini :
a. Memperdagangkan dua barang dan yang berdagang dua negara
b. Tidak ada perubahan teknologi
c. Teori nilai atas dasar tenaga kerja
d. Ongkos produksi dianggap konstan
e. Ongkos transportasi di anggap nol
f. Kebebasan bergerak faktor produksi di dalam negeri , tetapi tidak
berpindah
g. Persaingan sempurna di pasar barang,maupun pasar faktor produksi
h. Distribusi pendapatan tidak berubah
i. Perdagangan di lakukan atas dasar barter
25
30. BAB 5
TEORI MODERN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
5.1 Teori modern
Teori Modern dalam perdagangan internasional muncul sebagai
reaksi terhadap teori klasik yang mendapat kritik tajam dan pukulan hebat
terutama dengan munculnya depresiasi yang cukup besar pada tahun 1930
an.
A. Faktor Proporsi (Hecksher & Ohlin)
Hecksher & Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam oportunity cost
suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam jumlah
faktor produksi yang dimilikinya. Suatu negara, misalnya A, memiliki
tenaga kerja yang besar dan relative sedikit capital, maka untuk sejumlah
pengeluaran uang tertentu akan memperoleh jumlah tenaga kerja lebih
banyak daripada capital. Misalnya uang Rp 100,00 dapat dibeli 20 unit
tenaga atau 5 unit mesin, jadi 20 unit tenaga sama dengan 5 unit mesin.
Suatu Negara bisa memiliki lebih banyak atau lebih sedikit masing-masing
faktor ini dibanding dengan Negara lain. Bila ini terjadi maka timbul
keunggulan komperatif Negara tersebut dibidang produksi tertentu,
khususnya dibidang yang cendrung mempergunakan lebih banyak faktor
produksi yang tersedia dalam jumlah yang relative lebih banyak. Perbedaan
dalam kekayaan alam merupakan contoh yang paling jelas. Saudi arabiah
mempunyai keunggulan komparatif dalam produksi minyak bumi kjarena
sumber minyak bumi tersedia secara berlimpah disana, sedangkan di jepang
tidak.
26
31. Jumlah dan macam (kualitas) tenaga kerja yang bisa menimbulkan
perdagangan, india, Indonesia, RRC mempunyai keunggulan komperatif
dalam produksi barang-barang yang padat karya, misalnya barang-barang
kerajinan, pakaian dan sebagainya. Sedangkan swiss memiliki tenaga kerja
yang sangat terampil dalam pembuatan jam. Untuk memantapkan
pengertian kita bahwa perbedaan dalam faktor endowment bisa
menimbulkan perbedaan dalam keunggulan komparatif, dan selanjutnya
menimbulkan perdagangan, kita akan menguraikan suatu kasus, yang sering
disebut dengan nama model Hecksher & Ohlin. Dalam model Hecksher &
Ohlin yang sederhana dianggap ada :
1. Dua faktor produksi yaitu tenaga kerja dan capital.
2. Dua barang yang mempunyai “ kepadatan” faktor produksi yang tidak
sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih padat capital.
3. Dua negara yang memiliki jumlah kedua faktor produksi yang berbeda
negara A memiliki lebih banyak capital daripada tenaga kerja, negara B
memiliki lebih banyak tenaga kerja daripada negara capital.
Kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan
dikemukakan beberapa asumsi yang kurang valid :
1. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam
memproduksi adalah tidak valid.
2. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor
produksi lebih menjadi masalah.
3. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional.
4. Tempat asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam produksi suatu
komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepernuhnya berlaku banyak
negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari
impor.
27
32. B. Kesamaan Harga Faktor Produksi
Inti dari teori ini adalah bahwa perdagangan bebas cenderung
mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama dibeberapa negara.
C. Teori Permintaan dan Penawaran
Pada prinsipnya perdagangan antara 2 negara itu timbul karena adanya
perbedaan di dalam permintaan dan penawaran. Permintaan ini berbeda
misalnya, karena perbedaan pendapatan dan selera, sedangkan penawaran
misalnya, dikarenakan perbedaan di dalam jumlah produksi dan kualitas
faktor produksi
28
33. BAB 6
KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL – INSTRUMEN ,
TUJUAN DAN BENTUK KEBIJAKAN
6.1 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Instrumen kebijkan ekonomi internasional ini dibedakan berdasarkan
kegiatan atau tindakan yang dilakukan. Setidaknya ada tiga instrumen
penting yang ada dalam kebijakan ekonomi internasional yaitu :
1. Kebijakan perdagangan internasional
Ruang lingkup kebijakan perdagangan internasional meliputi segala
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah rekening yang
masih atau sedang berjalan transaksinya dari neraca pembayaran
internasional, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekspor
dan impor suatu produk baik barang ataupun jasa. Jenis dari kebijakan ini
seperti kebijakan tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dan masih
banyak lainnya.
2. Kebijakan pembayaran internasional
Untuk kebijakan pembayaran ini mecangkup beberapa hal mengenai
kebijakan pemerintah terhadap rekening modal dalam neraca pembayaran
internasional tepatnya pada pengawasan terhadap pembayaran internasional.
Contoh dari kebijakan ini seperti pengawasan yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap lalu lintas devisa atau pengawasan terhadap lalu lintas
modal jangka panjang.
29
34. 3. Kebijakan bantuan luar negeri
Kebijakan bantuan luar negeri merupakan sebuah tindakan atau kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah yang berhubungan dengan bantuan,
pinjaman dan lainnya. Bantuan itu berupa bantuan dengan tujuan untuk
membantu rehabilitasi serta pembangunan dan bantuan meiliter kepada
negara lain.
6.2 Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Autarki
Yang dimaksud dengan autarki adalah sebuah jalan untuk menghindari dari
pengaruh negara lain dalam beberapa hal bukan hanya ekonomi, namun juga
pada bidang politik dan militer.
2. Kesejahteraan
Salah satu tujuan dari penerapan kebijakan ekonomi internasional adalah
menciptakan kesejahteraan dengan mengadakan perdagangan internasional
yang akan memperoleh keuntungan maksimal dari terjadinya spesialisasi
produksi dan meninghkatnya tingkat konsumsi yang dilakukan oleh
masyarakat di suatu negara. Selain itu dengan adanya kebijakan ekonomi
internasional bisa menghapuskan segala bentuk hambatan perdagangan
internasional seperti tarif/bes, larangan perdagangan, quota dan lain
sebagainya.
30
35. 3. Proteksi
Sesuai dengan namanya proteksi yakni perlindungan. Dimana penerapan
kebijakan ekonomi internasional bertujuan untuk melindungi semua industri
yang sedang mengalami perkembangan atau sedang tumbuh dan juga
melindungi perusahaan baru yang dari perusahaan-perusahaan besar yang
melakukan hal semaunya sendiri dengan kelebihan dan keunggulannya,
serta memberikan perlindungan produk dalam negeri dari persaingan
barang-barang impor. Pada dasarnya bentuk perlindungan dalam
perdagangan ini antara lain kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi
dan dumping.
4. Kesimbangan neraca pembayaran
Keseimbangan neraca pembayaran merupakan tujuan dari diterapkannya
kebijakan ekonomi internasional. Karena pada dasarnya penerapan
kebijakan ekonomi internasional ini akan mempengaruhi keadaan neraca
pembayaran pula. Contoh ketika pemerintah menerapkan kebijakan
stabilitas ekonomi internasional pada negara dengan kelebihan valuta asing
atau devisa maka yang tidak akan terjadi apa-apa pada neraca pembayaran.
Sedangkan jika pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi internasional di
negara yang valuta asingnya kurang, maka hal berbeda akan terjadi akan ada
sebuah perubahan baik dari proses maupun lalu lintas uang. Contoh
kebijakan yang dilakukan yakni pengawasan tidak hanya pada devisa namun
juga pada lalu lintas barang dan jasa serta modal.
31
36. 5. Pembangunan ekonomi
Terjadinya pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari
diterapkannya kebijakan ekonomi internasional. Perlu kita ketahui
bahwasannya ketika suatu negara mengalami pembangunan ekonomi yang
baik dan merata maka menunjukkan kesejahteraan masyarakatnya terjamin.
Untuk mencapai tujuan ini maka perlu ditatapkan atau diterapkannya sebuah
kebijakan, antara lain :
Melakukanperlindunganterhadapindustri dalamnegeri,khususnya pada
industri yang masih dalam masa awal perjalanannya.
Menekan jumlah barang impor yang tidak terlalu dibutuhkan atau tidak
essential dan hanya melakukan impor jika mendesak dan benar-benar
dibutuhkan.
Memperbanyak jumlah ekspor.
6.3 Macam-macam Bentuk Kebijakan Ekonomi Internasional
1. Tarif
Yang dimaksud dengan tarif adalah suatu pajak yang dikenakan kepada
semua barang yang telah melewati batas suatu negara. Tarif juga sering
disebut dengan bea masuk, dimana bertujuan untuk melindungi atau
memberi proteksi terhadap industri-industri yang ada dalam negeri.
Sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk memberikan proteksi, pengenaan
tarif biasanya juga merupakan kebutuhan yang sudah diatur dalam APBN
yang bertujuan untuk menambah jumlah pemasukan fungsi devisa negara.
32
37. BAB 7
PENUTUP
KESIMPULAN
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas adalah
tindakan/kebijaksanaan ekonomi pemerintah, yang secara langsung dari
pada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijakan ini tidak hanya
berupa tarif,kuota dan sebagainya, tetapi juha meliputi kenijaksamaam
pemerintah dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh
terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal Sedangkan definisi yang lebih
sempit kebijaksanaan nya adalah tindakan/ekonomi pemerintah yang secara
langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional.
Dari pengertian di atas Kebijakan Ekonomi Internasional sangat
berpengaruh kepada hubungan dagang internasional. Tujuan di adakannya
kebijakan ekonomi internasional di antaranya Autarki, Kesejahteraan,
Proteksi, Keseimbangan neraca pembayaran dan pembangunan ekonomi
agar hubungan perdagangan internasional semakin baik. Dari peraturan-
peraturan yang ada alangkah baiknya dapat di ikuti dan di terapkan agar
perekonomian kita semakin maju dan berkembang.
33
38. Daftar pustaka
Afin, Rifai & Nur Alfillail Oktarani. 2008. Perdagangan Internasional, Investasi Asing,
dan Efisiensi Perekonomian Negara-negara ASEAN. Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan
Boediono. 2000. Synopsis pengantar ilmu ekonomi No.3 Ekonomi Internasional Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE-UGM
Dachliani, Diesy. 2006. Permintaan Impor Gula Indonesia Tahun 1980-2003. Tesis
pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Hady,Hamdy. 2001. Teori Kebijakan Perdagangan Ekonomi Internasional. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Lindert, Peter H. 2003. Voice And Growth. Journal Of Economic History, 6(2), pp: 315
Mankiw, Gregory N. 2003. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Simorangkir, O. P. 1985. Kamus Perbankan. Jakarta: Bina Aksara.
Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional.Munandar dan Sumiharti [penerjemah].
Jakarta: Erlangga.
Sukirno. 2011. Makroekokonomi: TeoriPengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca pembayaran Cetakan
1. Jakarta Pustaka: LP-FEUI.
34