SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
1
`
TEORI BELAJAR MENGAJAR |BAB 1
KEGIATAN | BELAJAR | 1 |
Teori Belajar Behavioristik
PENDAHULUAN
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang
menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar akan memberikan
kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Teori Behavioristik memandang bahwa belajar adalah
mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti
menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan
belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan. Menurut pandangan
psikologi behavioristik merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika yang bersangkutan
dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting
dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa
respon.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon (Slavin,2000). Seseorang dianggap
telah belajar apabila dapat menunjukan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang
penting adah input yang berupa stimulus dan output
yang berupa respon. Stimulus adalah sesuatu yang
diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa
reaksi atau tanggapan bahwa terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara
stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan
karena tiidak dapat diamati dan tidak daapat diukur.
Yang dapat diamati dan stimulus dan respon, oleh
karena itu, apa yang diberikan oleh guru dan apa yang
diterima oleh siswa harus dapat diamati dan diterima
oleh siswa (respons) harus dapat diamati dan diukur.
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah
laku manusia. Teori behaviorisme merupakan teori belajar memahami
tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik,
dan materialistic, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang
dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian. Dengan kata lain,
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari konsep dasar belajar pembelajaran mahasiswa semester
6 dapat memilih konsep teori pembelajaran untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran
Sub Capaian Pembelajaran
1. Menjelaskan Konsep Kognitivsme,
Behaviorisme , Humanistik, Dan
Konstruktivisme
2. Menjelaskan Prinsip Kognitivsme,
Behaviorisme , Humanistik, Dan
Konstruktivisme Dalam Belajar Dan
Pembelajaran
3. Menentukan Penerapan Teori Kognitivsme,
Behaviorisme , Humanistik, Dan
Konstruktivisme.
Pokok Materi
1. Konsep Dasar Kognitivsme,
Behaviorisme , Humanistik,
dan Konstruktivisme
2. Prinsip Kognitivsme,
Behaviorisme , Humanistik,
dan Konstruktivisme dalam
belajar dan pembelajaran
3. Contoh penerapan teori
Kognitivsme, Behaviorisme
, Humanistik, dan
Konstruktivisme
3
mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya dilakukan melalui pengujian
dan pengamatan atas tingkah laku yang terlihat, bukan dengan mengamati
kegiatan bagian-bagian dalam tubuh. Teori ini mengutamakan pengamatan,
sebab pengamatan merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau
tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah aliran dalam teori belajar yang
sangat menekanlan pada perlunya tingkah laku yang dapat diamati. Menurut
aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi
antara kesan yang ditangkap pasca indera dengan kecenderungan untuk
bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon. Oleh karena itu, teori
ini juga dinamakan teori stimulus-respon. Belajar adalah upaya untuk
membentuk hubungan stimulus dan respon sebanyak- banyaknya.
Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memandang individu lebih
kepada sisi fenomena jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental
seperti kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam kegiatan
belajar. Peristiwa belajar semata-mata dilakukan dengan melatih refleks-
refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus (S) dengan respons (R). Menurut teori ini,
dalam belajar yang penting adalah adanya input berupa stimulusdan output
yang berupa respon.
Menurut teori behavioristik tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran
atau penguatan dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku
belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi- reaksi behavioristik dengan
stimulusnya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respons. Proses terjadi antara
stimulus dan respons tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru
dan apa yang diterima harus dapat diamati dan diukur. Teori belajar
behaviorisme objek ilmu jiwa harus terlihat, dapat di indera, dan dapat
diobservasi. Metode yang dipakai yaitu mengamati serta menyimpulkan.
Teori belajar behavioristik mempunyai ciri-ciri, yaitu.
1. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya,
melainkan mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan
kenyataan. Pengalaman- pengalaman batin di kesampingkan serta
gerak-gerak pada badan yang dipelajari. Oleh sebab itu,
behaviorisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.
2. Segala perbuatan dikembalikan kepada refleks. Behaviorisme
mencari unsur-unsur yang paling sederhana yakni perbuatan-
4
perbuatan bukan kesadaran yang dinamakan refleks. Refleks adalah
reaksi yang tidak disadari terhadap suatu pengarang. Manusia
dianggap sesuatu yang kompleks refleks atau suatu mesin.
3. Behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua
orang adalah sama. Menurut behaviorisme pendidikan adalah maha
kuasa, manusia hanya makhluk yang berkembang karena
kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat mempengaruhi reflek
keinginan hati.
PRINSIP DASAR
TEORI BEHAVIORISTIK
Teori belajar behaviorisme didasarkan pada tiga prinsip dasar:
1. Obyek psikologi adalah tingkah laku
2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan
Teori belajar behavioristik melihat semua tingkah laku manusia dapat
ditelusuri dari bentuk refleks. Dalam psikologi teori belajar behavioristik
disebut juga dengan teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku
yang diperoleh dari pengkondisian lingkungan. Pengkondisian terjadi melalui
interaksi dengan lingkungan. Hal ini dilihat secara sistematis dapat diamati
dengan tidak mempertimbangkan keseluruhan keadaan mental.
5
TOKOH DALAM TEORI PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK
John B. Watson: Behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman
tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh John B. Watson (1878-
1958), seorang ahli psikologi Amerika pada tahun 1930, sebagai reaksi
atas teori psikodinamika. Perspektif behavioristik berfokus pada peran dari
belajar dan menjelaskan tingkah laku manusia. Asumsi dasar mengenai
tingkah laku menurut teori ini bahwa tingkah laku sepenuhnya
ditentukan oleh aturan-aturan yang diramalkan dan dikendalikan. Menurut
Watson dan para ahli lainnya meyakini bahwa tingkah laku manusia
merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh lingkungan atau
situasional. Tingkah laku dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan yang tidak
rasional. Hal ini didasari dari hasil pengaruh lingkungan yang membentuk
dan memanipulasi tingkah laku.
.Menurut teori ini, orang terlibat di dalam tingkah laku karena telah
mempelajarinya melalui pengalaman- pengalaman terdahulu,
menghubungkan tingkah laku tersebut dengan hadiah-hadiah. Orang
menghentikan tingkah laku, karena belum diberi hadiah atau telah
mendapatkan hukuman. Semua tingkah laku, baik bermanfaat atau
merusak merupakan tingkah laku yang dipelajari oleh manusia. Menurut
Watson belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respons,
stimulus dan respons yang dimaksud harus dapat diamati dan dapat
diukur. Oleh sebab itu seseorang mengakui adanya perubahan-perubahan
mental dalam diri selama proses belajar. Seseorang menganggap faktor
tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat
diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, kajiannya tentang
belajar disejajarkan dengan ilmu- ilmu lain seperi fisika atau biologi yang
sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh dapat
diamati dan diukur. Watson berasumsi bahwa hanya dengan cara
demikianlah akan dapat diramalkan perubahan-perubahan yang terjadi
setelah seseorang melakukan tindak belajar.
Ivan P. Pavlov: Paradigma kondisioning klasik merupakan karya besar
Ivan P. Pavlov (1849-1936), ilmuan Rusia yang mengembangkan teori
perilaku melalui percobaan tentang anjing dan air liurnya. Proses yang
ditemukan oleh Pavlov, karena perangsang yang asli dan netral atau
rangsangan biasanya secara berulang-ulang dipasangkan dengan unsur
penguat yang menyebabkan suatu reaksi. Perangsang netral disebut
6
perangsang bersyarat atau terkondisionir, yang disingkat dengan CS
(conditioned stimulus).
Penguatnya adalah perangsang tidak bersyarat atau US (unconditioned
stimulus).
Reaksi alami atau reaksi yang tidak dipelajari disebut reaksi bersyarat atau
CR (conditioned response). Pavlov mengaplikasikan istilah-istilah tersebut
sebagai suatu penguat. Maksudnya setiap agen seperti makanan, yang
mengurangi sebagaian dari suatu kebutuhan. Dengan demikian dari mulut
anjing akan keluar air liur (UR) sebagai reaksi terhadap makanan (US).
Apabila suatu rangsangan netral, seperti sebuah bel atau genta (CS)
dibunyikan bersamaan dengan waktu penyajian maka peristiwa ini akan
memunculkan air liur (CR). Melalui paradigma kondisioning klasiknya,
Pavlov memperlihatkan anjing dapat dilatih mengeluarkan air liur bukan
terhadap rangsang semula (makanan), melainkan terhadap rangsang
bunyi.
Hal ini terjadi pada waktu memperlihatkan makanan kepada anjing
sebagai rangsang yang menimbulkan air liur, dilanjutkan dengan
membunyikan lonceng atau bel berkali-kali, akhirnya anjing akan
mengeluarkan air liur apabila mendengar bunyi lonceng atau bel,
walaupun makanan tidak diperlihatkan atau diberikan. Disini terlihat
bahwa rangsang makanan telah berpindah ke rangsang bunyi untuk
memperlihatkan jawaban yang sama yakni pengeluaran air liur. Paradigma
kondioning klasik ini menjadi paradigma bermacam-macam pembentukan
tingkah laku yang merupakan rangkaian dari satu kepada yang lain.
Kondisoning klasik ini berhubungan pula dengan susunan syaraf tak sadar
serta otot-ototnya.
B.F. Skinner: Skinner adalah seorang psikolog dari Harvard yang telah
berjasa mengembangkan teori perilaku Watson. Pandangannya tentang
kepribadian disebut dengan behaviorisme radikal. Behaviorisme
menekankan studi ilmiah tentang respon perilaku yang dapat diamati dan
determinan lingkungan. Dalam behaviorisme Skinner, pikiran, sadar atau
tidak sadar, tidak diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan
perkembangan. Menurut Skinner, perkembangan adalah perilaku. Oleh
karena itu para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan
sering berubah sesuai dengan pengalaman- penglaman lingkungan.
Untuk mendemontrasikan pengkondisian operan di laboratorium, Skinner
meletakkan seekor tikus yang lapar dalam sebuah kotak, yang disebut
kotak Skinner. Di dalam kotak tersebut, tikus dibiarkan melakukan
aktivitas, berjalan dan menjelajahi keadaan sekitar. Dalam aktivitas itu,
tikus tanpa sengaja menyentuh suatu tuas dan menyebabkan keluarnya
7
makanan. Tikus akan melakukan lagi aktivitas yang sama untuk
memperoleh makanan, yakni dengan menekan tuas. Semakin lama
semakin sedikit aktivitas yang dilakukan untuk menyentuh tuas dan
memperoleh makanan. Disini tikus mempelajari hubungan antara tuas dan
makanan. Hubungan ini akan terbentuk apabila makanan tetap
merupakan hadiah bagi kegiatan yang dilakukan tikus.
Condisioning operan juga melibatkan proses-proses belajar dengan
menggunakan otot-otot secara sadar yang memunculkan respons yang
diikuti oleh pengulangan untuk penguatan. Tetapi hal ini masih
dipengaruhi oleh rangsang- rangsang yang ada dalam lingkungan, yakni
kondisi dan kualitas serta penguatan terhadap rangsangnya
mempengaruhi jawaban-jawaban yang akan diperlihatkan. Oleh sebab itu,
penguatan pengulangan rangsang-rangsang diperlihatkan sesuatu
jawaban tingkah laku yang diharapkan merupakan hal penting pada
kondisioning operan. Agar suatu jawaban atau tingkah laku yang baru
dapat terus diperlihatkan, diperlukan penguatan rangsangan sekunder
atau melalui penguatan rangsangan yang terencana.
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi
melalui interaksi dengan lingkungannya, kemudian menimbulkan
perubahan tingkah laku yang tidak sesederhana yang dikemukakan oleh
tokoh-tokoh sebelumnya. Menurutnya respons yang diterima seseorang
tidak sesederhana demikian, karena stimulus- stimulus yang diberikan
akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus tersebut yang
mempengaruhi respons yang dihasilkan. Respons yang diberikan ini
memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi tersebut
nantinya mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000).
8
PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN
BEHAVIORISTIK
Ada sejumlah cara untuk menggunakan model belajar behavioristik dalam
kelas.
Penerapan teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung
dari beberapa komponen seperti: tujuan pembelajaran, materi pelajaran,
karakteristik siswa, media, fasilitas pembelajaran, lingkungan, dan
penguatan. Teori belajar behavioristik cenderung mengarahkan siswa
untuk berfikir. Pandangan teori belajar behavioristik merupakan proses
pembentukan, yaitu membawa siswa untuk mencapai target tertentu,
sehingga menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Pembelajaran yang dirancang pada teori belajar behavioristik memandang
pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan
pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan
kepada siswa.
Oleh sebab itu siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama
terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang diterangkan oleh
guru itulah yang harus dipahami oleh siswa. Hal yang paling penting
dalam teori belajar behavioristik adalah masukan dan keluaran yang
berupa respons. Menurut teori ini, antara stimulus dan respons dianggap
tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan diukur. Dengan
demikian yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh sebab
itu, apa saja yang diberikan oleh guru dan apa saja yang dihasilkan oleh
siswa semuanya harus dapat diamati dan diukur yang bertujuan untuk
melihat terjadinya perubahan tingkah laku. Faktor lain yang penting dalam
teori belajar behavioristic adalah factor penguatan.
Di lihat dari pengertiannya penguatan adalah segala sesuatu yang dapat
memperkuat timbulnya respons. Pandangan behavioristik kurang dapat
menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, walaupun siswa memiliki
pengalaman penguatan yang sama. Pandangan behavioristik tidak dapat
menjelaskan dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman
penguatan yang relative sama. Di lihat dari kemampuannya, kedua anak
tersebut mempunyai perilaku dan tanggapan berbeda dalam memahami
suatu pelajaran. Oleh sebab itu teori belajar behavioristik hanya mengakui
adanya stimulus dan respons yang dapat diamati. Teori belajar
behavioristik tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau
perasaan yang mempertemukan unsur- unsur yang diamati
9
RANGKUMAN: Teori belajar behavioristic adalah
sebuah aliran dalam teori belajar yang sangat
menekanlan pada perlunya tingkah laku yang dapat
diamati. Menurut aliran behavioristic, belajar pada
hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan
yang ditangkap pasca indera dengan kecenderungan
untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan
respon. Oleh karena itu, teori ini juga dinamakan teori
stimulus-respon. Belajar adalah upaya untuk
membentuk hubungan stimulus dan respon sebanyak-
banyaknya.Scan Disini
LATIHAN: Untuk memperdalam pemahaman anda
mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan berikut:
1. Jelaskan perbedaan teori belajar pembelajaran,
kognitiveisme, behaviorisme, humanisme dan
konstruktivisme.
2. Jelaskan prinsip teori belajar pembelajaran,
kognitiveisme, behaviorisme, humanisme dan
konstruktivisme.
3. Kemungkakan bentuk implementasi teori belajar
pembelajaran, kognitiveisme, behaviorisme,
humanisme dan konstruktivisme pada pelaksanaan
pembelajaran.
10
DAFTAR PUSTAKA:
Sugandi, Ahmad. 2007.Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
Mukinan.1997.Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: P3G IKIP
Zulhammi. 2015. Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik dalam Perspektif
Pendidikan Islam.(Jurnal Darul Ilmi) Vol. 3 No. 1 Hal.105-127.
http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar-
humanistik.html
Hall, Calvin S., & Lindzey, Gardner (2000), Teori-Teori Holistik (Organismik-
Fenomenologis), Dr. A. Supratiknya (ed.), Jogjakarta :Kanisius .

More Related Content

What's hot

Halaqoh 29 juni'11
Halaqoh 29 juni'11Halaqoh 29 juni'11
Halaqoh 29 juni'11Silfi Arini
 
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)Astri Firdasannah
 
Teori behavioristik mardiah
Teori behavioristik mardiahTeori behavioristik mardiah
Teori behavioristik mardiahDiah Japri
 
Psikologi Pembelajaran
Psikologi PembelajaranPsikologi Pembelajaran
Psikologi PembelajaranRinisutopo
 
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseAplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseArisPiligame
 
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy SumiharsonoMateri Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy SumiharsonoPipit Wijaya
 
Teori Behavioristik
Teori BehavioristikTeori Behavioristik
Teori BehavioristikNia Islamiah
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFkhairunnisa mulyana
 
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaranTeori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaranروحايز حمزه
 
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristikTeori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristikAtika Aziz
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikDiah Japri
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikeHilmawanAan
 

What's hot (20)

Halaqoh 29 juni'11
Halaqoh 29 juni'11Halaqoh 29 juni'11
Halaqoh 29 juni'11
 
06. teori behavioristik
06. teori behavioristik06. teori behavioristik
06. teori behavioristik
 
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
Psikologi (Pendekatan behaviouristik)
 
Teori behavioristik mardiah
Teori behavioristik mardiahTeori behavioristik mardiah
Teori behavioristik mardiah
 
Psikologi Pembelajaran
Psikologi PembelajaranPsikologi Pembelajaran
Psikologi Pembelajaran
 
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseAplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
 
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy SumiharsonoMateri Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
 
Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1
 
Teori belajar fix
Teori belajar fixTeori belajar fix
Teori belajar fix
 
Teori Behavioristik
Teori BehavioristikTeori Behavioristik
Teori Behavioristik
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaranTeori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
Teori belajar-behavioristik-penerapannya-dalam-pembelajaran
 
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristikTeori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristik
 
B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
 
Teori belajar operant
Teori belajar operantTeori belajar operant
Teori belajar operant
 
Teori
TeoriTeori
Teori
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndike
 
Makalah teori belajar behavioristik
Makalah teori belajar behavioristikMakalah teori belajar behavioristik
Makalah teori belajar behavioristik
 

Similar to Teori behavior

teori.docx
teori.docxteori.docx
teori.docxRedySun
 
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptxEN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx2022Recap
 
Materi 1: Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran.pdf
Materi 1: Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran.pdfMateri 1: Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran.pdf
Materi 1: Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran.pdfZuhriyyahHidayati2
 
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxPPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxElysabetKristanti1
 
Hakikat Teori Behavioristik.pptx
Hakikat Teori Behavioristik.pptxHakikat Teori Behavioristik.pptx
Hakikat Teori Behavioristik.pptxHusnun Nur Hanifah
 
PPT_Teori_Belajar_Behavior Kelompok 3.pptx
PPT_Teori_Belajar_Behavior Kelompok 3.pptxPPT_Teori_Belajar_Behavior Kelompok 3.pptx
PPT_Teori_Belajar_Behavior Kelompok 3.pptxIgra Magistra
 
Macam macam teori pembelajaran
Macam macam teori pembelajaranMacam macam teori pembelajaran
Macam macam teori pembelajaranDei Al-faroby
 
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.pptadminkampret1
 
PPT teori Behaviourisme dan tokoh-tokohnya
PPT teori Behaviourisme dan tokoh-tokohnyaPPT teori Behaviourisme dan tokoh-tokohnya
PPT teori Behaviourisme dan tokoh-tokohnyalennykurniati1
 
Makalah psikologi kep
Makalah psikologi kepMakalah psikologi kep
Makalah psikologi kepDaya Rahmat
 

Similar to Teori behavior (20)

teori.docx
teori.docxteori.docx
teori.docx
 
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptxEN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
 
Tugas Kelompok 1 Pedagogik.pptx
Tugas Kelompok 1 Pedagogik.pptxTugas Kelompok 1 Pedagogik.pptx
Tugas Kelompok 1 Pedagogik.pptx
 
Materi 1: Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran.pdf
Materi 1: Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran.pdfMateri 1: Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran.pdf
Materi 1: Teori Behaviorisme dalam Pembelajaran.pdf
 
KB1.pdf
KB1.pdfKB1.pdf
KB1.pdf
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxPPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
 
Hakikat Teori Behavioristik.pptx
Hakikat Teori Behavioristik.pptxHakikat Teori Behavioristik.pptx
Hakikat Teori Behavioristik.pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Konsep Belajar.ppt
Konsep Belajar.pptKonsep Belajar.ppt
Konsep Belajar.ppt
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
PPT_Teori_Belajar_Behavior Kelompok 3.pptx
PPT_Teori_Belajar_Behavior Kelompok 3.pptxPPT_Teori_Belajar_Behavior Kelompok 3.pptx
PPT_Teori_Belajar_Behavior Kelompok 3.pptx
 
Ttinjauan Filsafat Behaviorisme
Ttinjauan Filsafat BehaviorismeTtinjauan Filsafat Behaviorisme
Ttinjauan Filsafat Behaviorisme
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Macam macam teori pembelajaran
Macam macam teori pembelajaranMacam macam teori pembelajaran
Macam macam teori pembelajaran
 
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt
 
PPT teori Behaviourisme dan tokoh-tokohnya
PPT teori Behaviourisme dan tokoh-tokohnyaPPT teori Behaviourisme dan tokoh-tokohnya
PPT teori Behaviourisme dan tokoh-tokohnya
 
Makalah psikologi kep
Makalah psikologi kepMakalah psikologi kep
Makalah psikologi kep
 

More from PratiwiKartikaSari

Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan PembelajaranPenyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan PembelajaranPratiwiKartikaSari
 
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)PratiwiKartikaSari
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualPratiwiKartikaSari
 
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan Pembelajaran SaintifikPendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan Pembelajaran SaintifikPratiwiKartikaSari
 
Pembelajaran discovery Learning
Pembelajaran  discovery Learning Pembelajaran  discovery Learning
Pembelajaran discovery Learning PratiwiKartikaSari
 
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPenilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPratiwiKartikaSari
 
Karakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media PembelajaranKarakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media PembelajaranPratiwiKartikaSari
 
Konsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media PembelajaranKonsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media PembelajaranPratiwiKartikaSari
 
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran PratiwiKartikaSari
 
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismeTeori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismePratiwiKartikaSari
 
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPenilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPratiwiKartikaSari
 
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)PratiwiKartikaSari
 
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)PratiwiKartikaSari
 
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)PratiwiKartikaSari
 

More from PratiwiKartikaSari (20)

Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan PembelajaranPenyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
 
Inquiry Learning
Inquiry LearningInquiry Learning
Inquiry Learning
 
Penilaian Kompetensi Afektif
Penilaian Kompetensi Afektif Penilaian Kompetensi Afektif
Penilaian Kompetensi Afektif
 
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran Kontextual
 
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan Pembelajaran SaintifikPendekatan Pembelajaran Saintifik
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
 
Pembelajaran discovery Learning
Pembelajaran  discovery Learning Pembelajaran  discovery Learning
Pembelajaran discovery Learning
 
Pembelajaran kolaboratif
Pembelajaran kolaboratifPembelajaran kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif
 
pembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran Berbasis Proyekpembelajaran Berbasis Proyek
pembelajaran Berbasis Proyek
 
Penilaian Kompetensi Kognitif
Penilaian Kompetensi KognitifPenilaian Kompetensi Kognitif
Penilaian Kompetensi Kognitif
 
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPenilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
 
Karakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media PembelajaranKarakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik Media Pembelajaran
 
Konsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media PembelajaranKonsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media Pembelajaran
 
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
 
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismeTeori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
 
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi PsikomotorikPenilaian Kompetensi Psikomotorik
Penilaian Kompetensi Psikomotorik
 
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
Bab 1 modul kb 7 membimbing diskusi(1)
 
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
Bab 1 modul kb 6 mengelola kelas(1)
 
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
Bab 1 modul kb 5 mendakan variasi.(1)
 
Bab 1 modul kb 4 penguatan(1)
Bab 1 modul kb 4 penguatan(1)Bab 1 modul kb 4 penguatan(1)
Bab 1 modul kb 4 penguatan(1)
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

Teori behavior

  • 1. 1 ` TEORI BELAJAR MENGAJAR |BAB 1 KEGIATAN | BELAJAR | 1 | Teori Belajar Behavioristik PENDAHULUAN Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Teori Behavioristik memandang bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan tugas guru adalah mengontrol stimulus dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan. Menurut pandangan psikologi behavioristik merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini yang penting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
  • 2. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin,2000). Seseorang dianggap telah belajar apabila dapat menunjukan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah sesuatu yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan bahwa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tiidak dapat diamati dan tidak daapat diukur. Yang dapat diamati dan stimulus dan respon, oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru dan apa yang diterima oleh siswa harus dapat diamati dan diterima oleh siswa (respons) harus dapat diamati dan diukur. Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku manusia. Teori behaviorisme merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistic, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian. Dengan kata lain, CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari konsep dasar belajar pembelajaran mahasiswa semester 6 dapat memilih konsep teori pembelajaran untuk diterapkan dalam proses pembelajaran Sub Capaian Pembelajaran 1. Menjelaskan Konsep Kognitivsme, Behaviorisme , Humanistik, Dan Konstruktivisme 2. Menjelaskan Prinsip Kognitivsme, Behaviorisme , Humanistik, Dan Konstruktivisme Dalam Belajar Dan Pembelajaran 3. Menentukan Penerapan Teori Kognitivsme, Behaviorisme , Humanistik, Dan Konstruktivisme. Pokok Materi 1. Konsep Dasar Kognitivsme, Behaviorisme , Humanistik, dan Konstruktivisme 2. Prinsip Kognitivsme, Behaviorisme , Humanistik, dan Konstruktivisme dalam belajar dan pembelajaran 3. Contoh penerapan teori Kognitivsme, Behaviorisme , Humanistik, dan Konstruktivisme
  • 3. 3 mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang terlihat, bukan dengan mengamati kegiatan bagian-bagian dalam tubuh. Teori ini mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Teori belajar behavioristik adalah sebuah aliran dalam teori belajar yang sangat menekanlan pada perlunya tingkah laku yang dapat diamati. Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pasca indera dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon. Oleh karena itu, teori ini juga dinamakan teori stimulus-respon. Belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respon sebanyak- banyaknya. Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memandang individu lebih kepada sisi fenomena jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam kegiatan belajar. Peristiwa belajar semata-mata dilakukan dengan melatih refleks- refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) dengan respons (R). Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah adanya input berupa stimulusdan output yang berupa respon. Menurut teori behavioristik tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau penguatan dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi- reaksi behavioristik dengan stimulusnya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons. Proses terjadi antara stimulus dan respons tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru dan apa yang diterima harus dapat diamati dan diukur. Teori belajar behaviorisme objek ilmu jiwa harus terlihat, dapat di indera, dan dapat diobservasi. Metode yang dipakai yaitu mengamati serta menyimpulkan. Teori belajar behavioristik mempunyai ciri-ciri, yaitu. 1. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya, melainkan mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Pengalaman- pengalaman batin di kesampingkan serta gerak-gerak pada badan yang dipelajari. Oleh sebab itu, behaviorisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa. 2. Segala perbuatan dikembalikan kepada refleks. Behaviorisme mencari unsur-unsur yang paling sederhana yakni perbuatan-
  • 4. 4 perbuatan bukan kesadaran yang dinamakan refleks. Refleks adalah reaksi yang tidak disadari terhadap suatu pengarang. Manusia dianggap sesuatu yang kompleks refleks atau suatu mesin. 3. Behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang adalah sama. Menurut behaviorisme pendidikan adalah maha kuasa, manusia hanya makhluk yang berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat mempengaruhi reflek keinginan hati. PRINSIP DASAR TEORI BEHAVIORISTIK Teori belajar behaviorisme didasarkan pada tiga prinsip dasar: 1. Obyek psikologi adalah tingkah laku 2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek 3. Mementingkan pembentukan kebiasaan Teori belajar behavioristik melihat semua tingkah laku manusia dapat ditelusuri dari bentuk refleks. Dalam psikologi teori belajar behavioristik disebut juga dengan teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisian lingkungan. Pengkondisian terjadi melalui interaksi dengan lingkungan. Hal ini dilihat secara sistematis dapat diamati dengan tidak mempertimbangkan keseluruhan keadaan mental.
  • 5. 5 TOKOH DALAM TEORI PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK John B. Watson: Behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh John B. Watson (1878- 1958), seorang ahli psikologi Amerika pada tahun 1930, sebagai reaksi atas teori psikodinamika. Perspektif behavioristik berfokus pada peran dari belajar dan menjelaskan tingkah laku manusia. Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan-aturan yang diramalkan dan dikendalikan. Menurut Watson dan para ahli lainnya meyakini bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh lingkungan atau situasional. Tingkah laku dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan yang tidak rasional. Hal ini didasari dari hasil pengaruh lingkungan yang membentuk dan memanipulasi tingkah laku. .Menurut teori ini, orang terlibat di dalam tingkah laku karena telah mempelajarinya melalui pengalaman- pengalaman terdahulu, menghubungkan tingkah laku tersebut dengan hadiah-hadiah. Orang menghentikan tingkah laku, karena belum diberi hadiah atau telah mendapatkan hukuman. Semua tingkah laku, baik bermanfaat atau merusak merupakan tingkah laku yang dipelajari oleh manusia. Menurut Watson belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respons, stimulus dan respons yang dimaksud harus dapat diamati dan dapat diukur. Oleh sebab itu seseorang mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri selama proses belajar. Seseorang menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu- ilmu lain seperi fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh dapat diamati dan diukur. Watson berasumsi bahwa hanya dengan cara demikianlah akan dapat diramalkan perubahan-perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan tindak belajar. Ivan P. Pavlov: Paradigma kondisioning klasik merupakan karya besar Ivan P. Pavlov (1849-1936), ilmuan Rusia yang mengembangkan teori perilaku melalui percobaan tentang anjing dan air liurnya. Proses yang ditemukan oleh Pavlov, karena perangsang yang asli dan netral atau rangsangan biasanya secara berulang-ulang dipasangkan dengan unsur penguat yang menyebabkan suatu reaksi. Perangsang netral disebut
  • 6. 6 perangsang bersyarat atau terkondisionir, yang disingkat dengan CS (conditioned stimulus). Penguatnya adalah perangsang tidak bersyarat atau US (unconditioned stimulus). Reaksi alami atau reaksi yang tidak dipelajari disebut reaksi bersyarat atau CR (conditioned response). Pavlov mengaplikasikan istilah-istilah tersebut sebagai suatu penguat. Maksudnya setiap agen seperti makanan, yang mengurangi sebagaian dari suatu kebutuhan. Dengan demikian dari mulut anjing akan keluar air liur (UR) sebagai reaksi terhadap makanan (US). Apabila suatu rangsangan netral, seperti sebuah bel atau genta (CS) dibunyikan bersamaan dengan waktu penyajian maka peristiwa ini akan memunculkan air liur (CR). Melalui paradigma kondisioning klasiknya, Pavlov memperlihatkan anjing dapat dilatih mengeluarkan air liur bukan terhadap rangsang semula (makanan), melainkan terhadap rangsang bunyi. Hal ini terjadi pada waktu memperlihatkan makanan kepada anjing sebagai rangsang yang menimbulkan air liur, dilanjutkan dengan membunyikan lonceng atau bel berkali-kali, akhirnya anjing akan mengeluarkan air liur apabila mendengar bunyi lonceng atau bel, walaupun makanan tidak diperlihatkan atau diberikan. Disini terlihat bahwa rangsang makanan telah berpindah ke rangsang bunyi untuk memperlihatkan jawaban yang sama yakni pengeluaran air liur. Paradigma kondioning klasik ini menjadi paradigma bermacam-macam pembentukan tingkah laku yang merupakan rangkaian dari satu kepada yang lain. Kondisoning klasik ini berhubungan pula dengan susunan syaraf tak sadar serta otot-ototnya. B.F. Skinner: Skinner adalah seorang psikolog dari Harvard yang telah berjasa mengembangkan teori perilaku Watson. Pandangannya tentang kepribadian disebut dengan behaviorisme radikal. Behaviorisme menekankan studi ilmiah tentang respon perilaku yang dapat diamati dan determinan lingkungan. Dalam behaviorisme Skinner, pikiran, sadar atau tidak sadar, tidak diperlukan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan. Menurut Skinner, perkembangan adalah perilaku. Oleh karena itu para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalaman- penglaman lingkungan. Untuk mendemontrasikan pengkondisian operan di laboratorium, Skinner meletakkan seekor tikus yang lapar dalam sebuah kotak, yang disebut kotak Skinner. Di dalam kotak tersebut, tikus dibiarkan melakukan aktivitas, berjalan dan menjelajahi keadaan sekitar. Dalam aktivitas itu, tikus tanpa sengaja menyentuh suatu tuas dan menyebabkan keluarnya
  • 7. 7 makanan. Tikus akan melakukan lagi aktivitas yang sama untuk memperoleh makanan, yakni dengan menekan tuas. Semakin lama semakin sedikit aktivitas yang dilakukan untuk menyentuh tuas dan memperoleh makanan. Disini tikus mempelajari hubungan antara tuas dan makanan. Hubungan ini akan terbentuk apabila makanan tetap merupakan hadiah bagi kegiatan yang dilakukan tikus. Condisioning operan juga melibatkan proses-proses belajar dengan menggunakan otot-otot secara sadar yang memunculkan respons yang diikuti oleh pengulangan untuk penguatan. Tetapi hal ini masih dipengaruhi oleh rangsang- rangsang yang ada dalam lingkungan, yakni kondisi dan kualitas serta penguatan terhadap rangsangnya mempengaruhi jawaban-jawaban yang akan diperlihatkan. Oleh sebab itu, penguatan pengulangan rangsang-rangsang diperlihatkan sesuatu jawaban tingkah laku yang diharapkan merupakan hal penting pada kondisioning operan. Agar suatu jawaban atau tingkah laku yang baru dapat terus diperlihatkan, diperlukan penguatan rangsangan sekunder atau melalui penguatan rangsangan yang terencana. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku yang tidak sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh sebelumnya. Menurutnya respons yang diterima seseorang tidak sesederhana demikian, karena stimulus- stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus tersebut yang mempengaruhi respons yang dihasilkan. Respons yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi tersebut nantinya mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000).
  • 8. 8 PENERAPAN TEORI PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK Ada sejumlah cara untuk menggunakan model belajar behavioristik dalam kelas. Penerapan teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa komponen seperti: tujuan pembelajaran, materi pelajaran, karakteristik siswa, media, fasilitas pembelajaran, lingkungan, dan penguatan. Teori belajar behavioristik cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir. Pandangan teori belajar behavioristik merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa untuk mencapai target tertentu, sehingga menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran yang dirancang pada teori belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa. Oleh sebab itu siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang diterangkan oleh guru itulah yang harus dipahami oleh siswa. Hal yang paling penting dalam teori belajar behavioristik adalah masukan dan keluaran yang berupa respons. Menurut teori ini, antara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan diukur. Dengan demikian yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan oleh guru dan apa saja yang dihasilkan oleh siswa semuanya harus dapat diamati dan diukur yang bertujuan untuk melihat terjadinya perubahan tingkah laku. Faktor lain yang penting dalam teori belajar behavioristic adalah factor penguatan. Di lihat dari pengertiannya penguatan adalah segala sesuatu yang dapat memperkuat timbulnya respons. Pandangan behavioristik kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, walaupun siswa memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan behavioristik tidak dapat menjelaskan dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relative sama. Di lihat dari kemampuannya, kedua anak tersebut mempunyai perilaku dan tanggapan berbeda dalam memahami suatu pelajaran. Oleh sebab itu teori belajar behavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan respons yang dapat diamati. Teori belajar behavioristik tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur- unsur yang diamati
  • 9. 9 RANGKUMAN: Teori belajar behavioristic adalah sebuah aliran dalam teori belajar yang sangat menekanlan pada perlunya tingkah laku yang dapat diamati. Menurut aliran behavioristic, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pasca indera dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon. Oleh karena itu, teori ini juga dinamakan teori stimulus-respon. Belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus dan respon sebanyak- banyaknya.Scan Disini LATIHAN: Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan berikut: 1. Jelaskan perbedaan teori belajar pembelajaran, kognitiveisme, behaviorisme, humanisme dan konstruktivisme. 2. Jelaskan prinsip teori belajar pembelajaran, kognitiveisme, behaviorisme, humanisme dan konstruktivisme. 3. Kemungkakan bentuk implementasi teori belajar pembelajaran, kognitiveisme, behaviorisme, humanisme dan konstruktivisme pada pelaksanaan pembelajaran.
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA: Sugandi, Ahmad. 2007.Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Mukinan.1997.Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: P3G IKIP Zulhammi. 2015. Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik dalam Perspektif Pendidikan Islam.(Jurnal Darul Ilmi) Vol. 3 No. 1 Hal.105-127. http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar- humanistik.html Hall, Calvin S., & Lindzey, Gardner (2000), Teori-Teori Holistik (Organismik- Fenomenologis), Dr. A. Supratiknya (ed.), Jogjakarta :Kanisius .