SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
1. Elysabet Kristanti
2. Ester
3. Susanti
 Teori belajar behavioristik adalah teori belajar
yang mengedepankan perubahan perilaku siswa
sebagai hasil proses pembelajaran. Terjadinya
perubahan tingkah laku siswa ini diakibatkan
oleh adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Dengan kata lain, teori belajar
behavioristik atau teori behaviorisme ini
berorientasi pada perilaku yang lebih baik. Jika
siswa tidak menunjukkan perubahan setelah
diberikan pelajaran, maka menurut teori ini
siswa tersebut tidak dapat dikatakan telah
belajar dengan baik.
 Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-
responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan
semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai
hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon .
 Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau
tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
1. Teori Belajar MenurutThorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus
dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya
kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang
dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi
yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan
tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu
yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat
diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori
koneksionisme. Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut
Thorndike yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum
kesiapan Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu
dapat memperkuat respon.
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi
antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon
yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan
dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya
perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang
selama proses belajar, namun dia menganggap faktor
tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan
karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang
behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar
disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau
Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman
empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan
diukur
 Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus
dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia
sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull,
seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat
terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup.
Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan
pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting
dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia,
sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir
selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon
yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam.
Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga
dikaitkan dengan kondisi biologis
 Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan
stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali
cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama. Guthrie juga menggunakan
variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses
belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi
stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar
hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan
mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon
bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu
sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat
lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment)
memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada
saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon
secara tepat. Pebelajar harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari.
Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin
diabaikan oleh anak
 Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang
terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian
menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang
dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon
yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-
stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi
antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan.
Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi.
Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi
munculnya perilaku Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi
adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pada teori ini guru
memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan
lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. .
Operans conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku
operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat
diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.
Analisis tentang teori behavior :
Pengertian.
Behaviorisme merupakan penelitian yang mengkaji perilaku individu
terhadap setiap aktivitasnya.
pendahuluan
JohnA. Laska dalam Knight (1982), pendidikan dikatakan sebagai sebuah
usaha yang terencana oleh pelajar atau oleh orang lain untuk mengontrol
(memberi panduan, mengarahkan, atau mempengaruhi atau mengatur)
suatu situasi belajar untuk mencapai tujuannya. Pendidikan dilihat dari
sudut pandang ini tidak terbatas di sekolah, kurikulum atau metode
sekolah yang tradisional. Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu
proses belajar seumur hidup yang dilaksanakan secara terarah dan
terencana. Sedangkan proses pembelajaran menurut Corey (1982) dalam
Sagala (2003) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi
tertentu.
Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi
stimulus untuk merangsang siswa dalam berperilaku. Pendidik yang
masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan
kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian
kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian,
bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana
sampai yang komplek (Suparno, 1997).
Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir
linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini
bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu
membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga
menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Padahal banyak faktor yang berpengaruh yang mempengaruhi proses
belajar.
Aplikasi teori Behavioristik dalam pembelajaran:
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung
dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,
karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik
memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak
berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar
adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang
belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak
struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat
dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses
berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan
tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama
terhadap pengetahuan yang diajarkan.Artinya, apa yang dipahami oleh
pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
PRINSIP BELAJAR TEORI
BEHAVIOR
STIMULUS
• apa saja yang diberikan guru kepada
siswa misalnya alat peraga, gambar atau
charta tertentu dalam rangka membantu
belajarnya.
RESPONS
• reaksi siswa terhadap stimulus yang telah
diberikan oleh guru tersebut, reaksi ini
haruslah dapat diamati dan diukur.
Konsekuensi yang menyenangkan akan
memperkuat perilaku disebut penguatan
(reinforcement) sedangkan konsekuensi yang tidak
menyenangkan akan memperlemah perilaku disebut
dengan hukuman (punishment).
Penguatan positif
dan negatif
Penguatan primer
dan sekunder
Kesegeraan
memberi
penguatan
(immediacy)
Pembentukan
perilaku
(Shapping)
Kepunahan
(Extinction)
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
TEORI BEHAVIORISTIK
Kelebihan
• Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti
dan peka saat kondisi belajar mengajar.
• Guru lebih sering membiasakan
muridnya untuk belajar mandiri, tetapi
ketika murid kesulitan baru bertanya
kepada guru.
• Dapat mengganti cara mengajar
(stimulus) yang satu dengan stimulus
lainnya hingga mendapatkan apa yang
diterima oleh murid (respon).
• Dengan teori belajar ini sangat cocok
untuk mendapatkan kemampuan yang
mengandung unsur-unsur kecepatan,
spontanitas, dan daya tahan.
• T eori ini bisa membentuk perilaku
yang diinginkan
kekurangan
• Tidak semua pelajaran dapat memakai
teori belajar behavioristik.
• Guru diharuskan untuk menyusun
bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap.
• Murid cenderung diarahkan untuk
berpikir linier, konvergen, tidak kreatif,
dan memposisikan murid sebagai
murid pasif.
• Dalam proses belajar mengajar, murid
hanya bisa mendengar dan menghafal
yang didengarkan.
• Murid membutuhkan motivasi dari luar
dan sangat bergantung pada guru.
Penerapan pendekatan behavior memiliki paradigma yang berbeda
dengan perspektif Kristen dalam memandang siswa. Menurut Tung
memandang pendekatan behavior dari akar filsafatnya dan
beragam penelitiannya jelas bertentangan dengan pandangan
Kristen karena menggunakan hewan sebagai subjek penelitian. Hal
ini tentu tidak dapat disamakan dengan menggunakan subjek siswa
yang sejatinya adalah manusia. Tung juga menambahkan bahwa
membandingkan siswa dengan hewan sebagai subjek penelitian
adalah suatu kesalahan, mengingat Alkitab menuliskan bahwa
manusia adalah gambaran dan rupa Allah (Kej. 1: 26-27).
Dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan behavior masih
kurang tepat jika melihat dan memperlakukan siswa selayaknya hewan.
Perspektif Kristen kembali menilai bahwa manusia sejatinya adalah
gambar dan rupa Allah, pada Kej. 1: 26-27 Allah dengan jelas
menyatakan bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa
dengan-Nya. Sejalan dengan hal tersebut, Grudem menyatakan
bahwa gambar dan rupa Allah bukan berarti memiliki bentuk
yang sama dengan Allah tetapi merepresentasikan Allah dalam diri
manusia, artinya siswa juga adalah gambar dan rupa Allah. Hal ini
merujuk pada representasi Allah di kelas. Melalui penerapan
pendekatan behavior dengan memandang siswa sebagai gambar
dan rupa Allah, guru membuktikan bahwa pendekatan ini memiliki
dampak positif dan sejalan dengan perspektif Kristen. Pendekatan
behavior ini pada dasarnya serupa dengan ajaran Amsal 13: 24,
jika kita mengasihi siswa maka kita akan ada waktu untuk
“menghajarnya”. Artinya, saat guru memiliki kasih untuk siswanya
ia tidak akan membiarkan siswa terjebak dalam kesalahannya. Maka
dari itu, guru memilih menerapkan pendekatan ini karena memiliki
tujuan utama yang sesuai dengan pandangan Kristen dalam hal
mendidik.
Ketidaksesuaian antara pandangan para behaviorist dan Alkitab
mengenai penerapan pendekatan ini nyatanya tetap memiliki dampak
yang luar biasa. Sejak awal, diketahui jika penerapan pendekatan ini
menekankan pada pemberian stimulus berupa hadiah, motivasi,
pujian, dan konsekuensi. Pemberian konsekuensi juga memiliki
dampak yang baik untuk mengajarkan siswa mempergunakan
kebebasan memilihnya. Pada penerapan pendekatan ini, guru
terlebih dahulu mengingatkan atau memperingatkan siswa akan
tugasnya, tidak langsung memberi konsekuensi. Menurut Alizamar
dalam Anjariesta dengan adanya konsekuensi dapat mengurangi
perilaku tidak disiplin dan memperkuat perilaku disiplin siswa.
Sisi perspektif Kristen, Bavinck menyebutkan bahwa Allah dalam
memberikan konsekuensi telah memperingatkan terlebih dahulu.
Saat manusia jatuh dalam dosa, sebelumnya Allah telah
memperingatkan untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan
(Kej. 2: 16 -17) karena akan ada konsekuensi kematian.
Guru juga dengan hikmat dan penuh tanggung jawan
memberikan konsekuensi saat siswa masih belum
mengerjakan tugas. Pemberian hadiah, motivasi, pujian, dan
konsekuensi sejalan dengan hal yang disampaikan Paulus
dalam 1 Kor. 3: 6-7. Guru menanamkan kebiasaan dan terus
membantu pertumbuhan siswa melalui penerapan pendekatan
behavior (pemberian hadiah, motivasi, pujian, dan
konsekuensi) serta pengenalan akan Allah dalam tiap
pembelajarannya. Allah melalui Roh Kudus akan mengetuk
hati siswa dan memberikan pertumbuhan setiap harinya.

More Related Content

What's hot

Kelebihan dan kekurangan wawasan nusantara dalam aspek sosial
Kelebihan dan kekurangan wawasan nusantara dalam aspek sosialKelebihan dan kekurangan wawasan nusantara dalam aspek sosial
Kelebihan dan kekurangan wawasan nusantara dalam aspek sosialFarmaSea
 
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013Jajang Nur'alim
 
Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar BehavioristikTeori Belajar Behavioristik
Teori Belajar BehavioristikCharis Muhammad
 
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptKONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptMENDOTV
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)universitas negeri padang
 
Penilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematikaPenilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematikaHendra Ariyudha
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Winda010293
 
membaca permulaan dan lanjutan
membaca permulaan dan lanjutanmembaca permulaan dan lanjutan
membaca permulaan dan lanjutanAjengIlla
 
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKATANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKATFikahati Rachmawati
 
Naskah soal uas belajar pembelajaran 2014
Naskah soal uas belajar pembelajaran 2014Naskah soal uas belajar pembelajaran 2014
Naskah soal uas belajar pembelajaran 2014MTs Nurul Huda Sukaraja
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikNoenu Nurjanna
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikangeriya
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiZelda Gates
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockKaRen GiNting
 

What's hot (20)

Model pembelajaran assure
Model pembelajaran assureModel pembelajaran assure
Model pembelajaran assure
 
Kelebihan dan kekurangan wawasan nusantara dalam aspek sosial
Kelebihan dan kekurangan wawasan nusantara dalam aspek sosialKelebihan dan kekurangan wawasan nusantara dalam aspek sosial
Kelebihan dan kekurangan wawasan nusantara dalam aspek sosial
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
 
Teori Belajar Behavioristik
Teori Belajar BehavioristikTeori Belajar Behavioristik
Teori Belajar Behavioristik
 
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.pptKONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM.ppt
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
Instrumen tes
Instrumen tesInstrumen tes
Instrumen tes
 
Penilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematikaPenilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematika
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
 
membaca permulaan dan lanjutan
membaca permulaan dan lanjutanmembaca permulaan dan lanjutan
membaca permulaan dan lanjutan
 
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKATANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
 
Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 
Naskah soal uas belajar pembelajaran 2014
Naskah soal uas belajar pembelajaran 2014Naskah soal uas belajar pembelajaran 2014
Naskah soal uas belajar pembelajaran 2014
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 

Similar to TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikPsikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikAnita Rahman
 
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristikTeori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristikAtika Aziz
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTaufik Maulana
 
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam PembelajaranKB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam PembelajaranIstna Zakia Iriana
 
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrie
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray GuthrieAliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrie
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrieddanur
 
1-Teori Belajar Behavioristik.pptx
1-Teori Belajar Behavioristik.pptx1-Teori Belajar Behavioristik.pptx
1-Teori Belajar Behavioristik.pptxMuhib Fadhli
 
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.pptadminkampret1
 
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptxEN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx2022Recap
 
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptx
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptxTEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptx
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptxelva675670
 
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptx
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptxTEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptx
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptxAstiKasari4
 
teori.docx
teori.docxteori.docx
teori.docxRedySun
 
Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1arie anang
 
PRESENTASI TEORI BELAJAR.pptx
PRESENTASI TEORI BELAJAR.pptxPRESENTASI TEORI BELAJAR.pptx
PRESENTASI TEORI BELAJAR.pptxIrawati181
 
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseAplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseArisPiligame
 
Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikkhairil kabe
 

Similar to TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN (20)

Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikPsikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
 
Ttinjauan Filsafat Behaviorisme
Ttinjauan Filsafat BehaviorismeTtinjauan Filsafat Behaviorisme
Ttinjauan Filsafat Behaviorisme
 
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristikTeori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
Teori perspektif, deskriptif, dan behavioristik
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristik
 
Teori belajar fix
Teori belajar fixTeori belajar fix
Teori belajar fix
 
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam PembelajaranKB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
KB 1 Teori Belajar Behavioristik Penerapannya Dalam Pembelajaran
 
Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1Modul 6 kb 1
Modul 6 kb 1
 
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrie
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray GuthrieAliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrie
Aliran tingkah laku menurut Edwin Ray Guthrie
 
Teori behavioristik
Teori behavioristikTeori behavioristik
Teori behavioristik
 
1-Teori Belajar Behavioristik.pptx
1-Teori Belajar Behavioristik.pptx1-Teori Belajar Behavioristik.pptx
1-Teori Belajar Behavioristik.pptx
 
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt
332749330-Teori-Belajar-dan-Pembelajaran-ppt.ppt
 
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptxEN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
EN Activity Booklet_ Adjectives, Nouns and Verbs by Slidesgo.pptx
 
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptx
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptxTEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptx
TEORI TEORI BELAJAR KLASIK.pptx
 
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptx
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptxTEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptx
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptx
 
teori.docx
teori.docxteori.docx
teori.docx
 
Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1Teori teori belajar 1
Teori teori belajar 1
 
Pembelajaran
PembelajaranPembelajaran
Pembelajaran
 
PRESENTASI TEORI BELAJAR.pptx
PRESENTASI TEORI BELAJAR.pptxPRESENTASI TEORI BELAJAR.pptx
PRESENTASI TEORI BELAJAR.pptx
 
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseAplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
 
Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristik
 

More from ElysabetKristanti1

kondisi wilayah indonesia materi IPS.pptx
kondisi wilayah indonesia materi IPS.pptxkondisi wilayah indonesia materi IPS.pptx
kondisi wilayah indonesia materi IPS.pptxElysabetKristanti1
 
pemahaman lokasi melalui peta mapel IPS kelas 7
pemahaman lokasi melalui peta mapel IPS kelas 7pemahaman lokasi melalui peta mapel IPS kelas 7
pemahaman lokasi melalui peta mapel IPS kelas 7ElysabetKristanti1
 
Materi 11 bahasa inggris narative text.pptx
Materi 11 bahasa inggris narative text.pptxMateri 11 bahasa inggris narative text.pptx
Materi 11 bahasa inggris narative text.pptxElysabetKristanti1
 
Materi 11 Sosiologi status dan peran sosial.pptx
Materi 11 Sosiologi status dan peran sosial.pptxMateri 11 Sosiologi status dan peran sosial.pptx
Materi 11 Sosiologi status dan peran sosial.pptxElysabetKristanti1
 
Materi 10 IPS FASE D EKonomi Pasar dan Harga PAsar.pptx
Materi 10 IPS FASE D EKonomi Pasar dan Harga PAsar.pptxMateri 10 IPS FASE D EKonomi Pasar dan Harga PAsar.pptx
Materi 10 IPS FASE D EKonomi Pasar dan Harga PAsar.pptxElysabetKristanti1
 
SISTEM BELAJAR RUMAH BELAJAR PANCASILA.pptx
SISTEM BELAJAR RUMAH BELAJAR PANCASILA.pptxSISTEM BELAJAR RUMAH BELAJAR PANCASILA.pptx
SISTEM BELAJAR RUMAH BELAJAR PANCASILA.pptxElysabetKristanti1
 
Power Point ringkasan KeWiraUsahaan.pptx
Power Point ringkasan KeWiraUsahaan.pptxPower Point ringkasan KeWiraUsahaan.pptx
Power Point ringkasan KeWiraUsahaan.pptxElysabetKristanti1
 

More from ElysabetKristanti1 (7)

kondisi wilayah indonesia materi IPS.pptx
kondisi wilayah indonesia materi IPS.pptxkondisi wilayah indonesia materi IPS.pptx
kondisi wilayah indonesia materi IPS.pptx
 
pemahaman lokasi melalui peta mapel IPS kelas 7
pemahaman lokasi melalui peta mapel IPS kelas 7pemahaman lokasi melalui peta mapel IPS kelas 7
pemahaman lokasi melalui peta mapel IPS kelas 7
 
Materi 11 bahasa inggris narative text.pptx
Materi 11 bahasa inggris narative text.pptxMateri 11 bahasa inggris narative text.pptx
Materi 11 bahasa inggris narative text.pptx
 
Materi 11 Sosiologi status dan peran sosial.pptx
Materi 11 Sosiologi status dan peran sosial.pptxMateri 11 Sosiologi status dan peran sosial.pptx
Materi 11 Sosiologi status dan peran sosial.pptx
 
Materi 10 IPS FASE D EKonomi Pasar dan Harga PAsar.pptx
Materi 10 IPS FASE D EKonomi Pasar dan Harga PAsar.pptxMateri 10 IPS FASE D EKonomi Pasar dan Harga PAsar.pptx
Materi 10 IPS FASE D EKonomi Pasar dan Harga PAsar.pptx
 
SISTEM BELAJAR RUMAH BELAJAR PANCASILA.pptx
SISTEM BELAJAR RUMAH BELAJAR PANCASILA.pptxSISTEM BELAJAR RUMAH BELAJAR PANCASILA.pptx
SISTEM BELAJAR RUMAH BELAJAR PANCASILA.pptx
 
Power Point ringkasan KeWiraUsahaan.pptx
Power Point ringkasan KeWiraUsahaan.pptxPower Point ringkasan KeWiraUsahaan.pptx
Power Point ringkasan KeWiraUsahaan.pptx
 

Recently uploaded

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN

  • 1. 1. Elysabet Kristanti 2. Ester 3. Susanti
  • 2.  Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang mengedepankan perubahan perilaku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Terjadinya perubahan tingkah laku siswa ini diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, teori belajar behavioristik atau teori behaviorisme ini berorientasi pada perilaku yang lebih baik. Jika siswa tidak menunjukkan perubahan setelah diberikan pelajaran, maka menurut teori ini siswa tersebut tidak dapat dikatakan telah belajar dengan baik.
  • 3.  Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus- responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon .  Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
  • 4. 1. Teori Belajar MenurutThorndike Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme. Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum kesiapan Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.
  • 5. Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur
  • 6.  Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis
  • 7.  Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama. Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang. Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Pebelajar harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak
  • 8.
  • 9.
  • 10.  Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus- stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pada teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. . Operans conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.
  • 11. Analisis tentang teori behavior : Pengertian. Behaviorisme merupakan penelitian yang mengkaji perilaku individu terhadap setiap aktivitasnya. pendahuluan JohnA. Laska dalam Knight (1982), pendidikan dikatakan sebagai sebuah usaha yang terencana oleh pelajar atau oleh orang lain untuk mengontrol (memberi panduan, mengarahkan, atau mempengaruhi atau mengatur) suatu situasi belajar untuk mencapai tujuannya. Pendidikan dilihat dari sudut pandang ini tidak terbatas di sekolah, kurikulum atau metode sekolah yang tradisional. Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses belajar seumur hidup yang dilaksanakan secara terarah dan terencana. Sedangkan proses pembelajaran menurut Corey (1982) dalam Sagala (2003) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
  • 12. Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang siswa dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Suparno, 1997). Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang berpengaruh yang mempengaruhi proses belajar.
  • 13. Aplikasi teori Behavioristik dalam pembelajaran: Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan.Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
  • 15. STIMULUS • apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya alat peraga, gambar atau charta tertentu dalam rangka membantu belajarnya. RESPONS • reaksi siswa terhadap stimulus yang telah diberikan oleh guru tersebut, reaksi ini haruslah dapat diamati dan diukur.
  • 16. Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku disebut penguatan (reinforcement) sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku disebut dengan hukuman (punishment).
  • 17. Penguatan positif dan negatif Penguatan primer dan sekunder Kesegeraan memberi penguatan (immediacy) Pembentukan perilaku (Shapping) Kepunahan (Extinction)
  • 18. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI BEHAVIORISTIK Kelebihan • Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar. • Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri, tetapi ketika murid kesulitan baru bertanya kepada guru. • Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga mendapatkan apa yang diterima oleh murid (respon). • Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan. • T eori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan kekurangan • Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik. • Guru diharuskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap. • Murid cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan memposisikan murid sebagai murid pasif. • Dalam proses belajar mengajar, murid hanya bisa mendengar dan menghafal yang didengarkan. • Murid membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.
  • 19. Penerapan pendekatan behavior memiliki paradigma yang berbeda dengan perspektif Kristen dalam memandang siswa. Menurut Tung memandang pendekatan behavior dari akar filsafatnya dan beragam penelitiannya jelas bertentangan dengan pandangan Kristen karena menggunakan hewan sebagai subjek penelitian. Hal ini tentu tidak dapat disamakan dengan menggunakan subjek siswa yang sejatinya adalah manusia. Tung juga menambahkan bahwa membandingkan siswa dengan hewan sebagai subjek penelitian adalah suatu kesalahan, mengingat Alkitab menuliskan bahwa manusia adalah gambaran dan rupa Allah (Kej. 1: 26-27). Dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan behavior masih kurang tepat jika melihat dan memperlakukan siswa selayaknya hewan.
  • 20. Perspektif Kristen kembali menilai bahwa manusia sejatinya adalah gambar dan rupa Allah, pada Kej. 1: 26-27 Allah dengan jelas menyatakan bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa dengan-Nya. Sejalan dengan hal tersebut, Grudem menyatakan bahwa gambar dan rupa Allah bukan berarti memiliki bentuk yang sama dengan Allah tetapi merepresentasikan Allah dalam diri manusia, artinya siswa juga adalah gambar dan rupa Allah. Hal ini merujuk pada representasi Allah di kelas. Melalui penerapan pendekatan behavior dengan memandang siswa sebagai gambar dan rupa Allah, guru membuktikan bahwa pendekatan ini memiliki dampak positif dan sejalan dengan perspektif Kristen. Pendekatan behavior ini pada dasarnya serupa dengan ajaran Amsal 13: 24, jika kita mengasihi siswa maka kita akan ada waktu untuk “menghajarnya”. Artinya, saat guru memiliki kasih untuk siswanya ia tidak akan membiarkan siswa terjebak dalam kesalahannya. Maka dari itu, guru memilih menerapkan pendekatan ini karena memiliki tujuan utama yang sesuai dengan pandangan Kristen dalam hal mendidik.
  • 21. Ketidaksesuaian antara pandangan para behaviorist dan Alkitab mengenai penerapan pendekatan ini nyatanya tetap memiliki dampak yang luar biasa. Sejak awal, diketahui jika penerapan pendekatan ini menekankan pada pemberian stimulus berupa hadiah, motivasi, pujian, dan konsekuensi. Pemberian konsekuensi juga memiliki dampak yang baik untuk mengajarkan siswa mempergunakan kebebasan memilihnya. Pada penerapan pendekatan ini, guru terlebih dahulu mengingatkan atau memperingatkan siswa akan tugasnya, tidak langsung memberi konsekuensi. Menurut Alizamar dalam Anjariesta dengan adanya konsekuensi dapat mengurangi perilaku tidak disiplin dan memperkuat perilaku disiplin siswa. Sisi perspektif Kristen, Bavinck menyebutkan bahwa Allah dalam memberikan konsekuensi telah memperingatkan terlebih dahulu. Saat manusia jatuh dalam dosa, sebelumnya Allah telah memperingatkan untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan (Kej. 2: 16 -17) karena akan ada konsekuensi kematian.
  • 22. Guru juga dengan hikmat dan penuh tanggung jawan memberikan konsekuensi saat siswa masih belum mengerjakan tugas. Pemberian hadiah, motivasi, pujian, dan konsekuensi sejalan dengan hal yang disampaikan Paulus dalam 1 Kor. 3: 6-7. Guru menanamkan kebiasaan dan terus membantu pertumbuhan siswa melalui penerapan pendekatan behavior (pemberian hadiah, motivasi, pujian, dan konsekuensi) serta pengenalan akan Allah dalam tiap pembelajarannya. Allah melalui Roh Kudus akan mengetuk hati siswa dan memberikan pertumbuhan setiap harinya.